Pembbelajaran IPA Terpadu T Tipe W Webbed dengann Tema “Makaanan Sehat”
PENER RAPAN PEM MBELAJARA AN IPA TER RPADU TIPE E WEBBED DENGAN N TEMA “M MAKANAN S SEHAT” UN NTUK MENIINGKATKA AN HASIL BELAJAR SISW WA 1) Iva Lutviyah L daan Sri Mulya aningsih2) 1)
Mahasiswa Prrogram Studi Pendidikan P Sainns FMIPA UN NESA, e-mail:
[email protected] 2) Doseen Jurusan Fisiika FMIPA UN NESA. e-mail: mulyaningsih@ @gmail.com A Abstrak
Telah diilakukan peneliitian tentang peenerapan pembeelajaran IPA terrpadu tipe Webbbed dengan tem ma “Makanan Sehat” pada p siswa kelaas VIII di SMP P Negeri 1 Jaboon yang bertujuuan untuk menddeskripsikan keeterlaksanaan, aktivitass siswa, hasil belajar siswa, dan respon siswa s terhadap pembelajarann IPA terpadu tipe webbed. Penelitian ini meruppakan penelitiian eksperimeental. Metode yang digunaakan dalam penelitian p ini adalah“p “pre-test and post-test group design”. Samppel penelitian adalah a kelas V VIII-A. Hasil data penelitian penerappan pembelajarran IPA terpad du tipe webbedd dengan temaa ”Makanan S Sehat” untuk meningkatkan m hasil beelajar siswa kelas k VIII di SMPN 1 Jabbon, menunjukkkan bahwa: ((1) Guru telahh melakukan pembelaajaran IPA terrpadu tipe Webbbed dengan memiliki nilaii rata-rata totall pada pertemuuan I sebesar 3,54 daan pertemuan II I sebesar 3,733 yang masingg-masing dalam m kriteria baikk. (2) Aktivitaas siswa yang dilakukaan pada pembeelajaran IPA teerpadu tipe webbbed pada perttemuan I dan III memperoleh skor rata-rata masing--masing sebesaar 9,04 dan 100,01 yang beraarti pada perteemuan I dan III mengalami kenaikan. k (3) Hasil beelajar dengan ketuntasan k klassikal 86,84% dan d diperoleh harga h t tabel sebeesar 1,69 sedan ngkan thitung = 22,75. Karena K thitung > ttabel maka adda perbedaan yang y signifikan n antara nilai pre-test dan post-test. p Dan aspek afektif a siswa diiperoleh rata-rata skor 3,13 dan 3,16 padaa pertemuan I dan II yang beerarti “Baik”. Sedangkkan aspek psikkomotor tiap asspek penilaian dalam pertem muan I dan II m mendapat skor rata-rata r 3,14 dan 3,222 yaitu “Baikk”. (4) Responn siswa dalam pembelajarann IPA terpadu tipe Webbed adalah siswa memberrikan respon poositif terhadap pembelajaran tersebut. Kata ku unci: Pembelajaran IPA terp padu tipe Webbbed, makanan seehat, dan hasil belajar A Abstract a naturral science learrning cohesiveeness of webbbed type with Has beeen conduct ressearch about applying theme ‘hhealthy food’ at a class studentt VIII in state S SMP 1 Jabon that t purpose to describe execu ution, student activity, learn result of o student, and d student respoond to natural science learninng cohesiveness of webbed type. Th his research reppresents experrimental researrch. Used methhod in this reseearch is ‘pretesst and posttest group design’. d Samplee in this researrch is class VIIII-A. Data resuult of research of applying naatural science learning g cohesiveness of webbed typ pe with theme ‘healthy food’’ to improving result learn off student class VIII in state SMP 1 Jabon, indicate that: (1) tteacher has beeen conduct llearning of naatural science h average totaal at first meetting as 3,54 andd second meeting as 3,73 at cohesiveness of webbed type with has each crriteria is good.. (2) Student activity that cconduct at learrning of naturral science coh hesiveness of webbedd type at I meetting and II meeeting obtained average score is i 9, 04 and 100,01, respectiveely, mean that at I meeeting and II meeting m experieence improve. (3) Learn resu ult with classiccal completeneess is 86,84% and obtaain ttable value as 1,69 while tcount=22,75. Because tcount > ttable hence there are significaant difference betweenn pretest valuee and posttest. And affective aspect of studdent is obtain sscore average is i 3,13 and 3, 16, resppectively, meaan that meetingg of I and II iis ‘good’. Whiile psychomotoor aspect everry assessment aspect in meeting of I and II that obbtain average sccore is 3,14 annd 3,22 that is ‘good’. (4) Stuudent respond in learnning of natural science cohessiveness of weebbed type is student givingg positive respoonse to those learning g. Keyworrds: natural sciience learning of webbed typpe, healthy foodd, and learn ressult.
PENDAHULU P UAN Sistem Kurikulum Tingkat T Satuaan Pendidikann (KTSP) ( sekolaah memiliki weewenang dan taanggung jawabb penuh p dalam menetapkan kurikulum k dann pembelajarann sesuai dengan n visi, misi, daan tujuan satu uan pendidikann
(Puskur, 2009). Dengaan diterapkann nya KTSP, peeranan guru lebihh dominan teruutama dalam menjabarkan m Sttandar Kompeteensi (SK) ddan Kompeteensi Dasar (KD). Berdasarkkan rumusan Standar Kom mpetensi (SK)) dan Kompeteensi Dasar (KD D) yang terdap pat dalam kurikkulum
Jurnal Pendidikan P Sainns e-Pensa. Voolume 01 Nom mor 02 Tahun 2013, 2 213-219
KTSP, K pembellajaran IPA ataau Sains di SM MP/MTs masihh dalam d kemasaan masing-maasing untuk konsep k Kimiaa, Biologi B dan Fisika. Deng gan demikiann pemahamann konsepnya k maasih terpisah-p pisah, padahal permasalahann yang y terjadi seering kali mem merlukan ketiga disiplin ilmuu tersebut t untukk saling menunnjang. Untuk itu diperlukann pembelajaran p yang bisa memadukan m konsep-konsepp tersebut t dalam m kemasan pem mbelajaran IPA A terpadu. Olehh karenanya, k terrkait implemenntasi dari KTS SP tersebut haal penting p yang menjadi titiik perhatian adalah prosess implementasi i itu sendiri yang melibbatkan prosess pembelajaran. p Pembelajarran IPA teerpadu yangg merupakan m saalah satu mod del implementtasi kurikulum m yang y diharappkan dapat diaplikasikan d di SMP/MTss (Puskur, ( 2009)). Dalam Perm men Diknas No.22 tahun 20066 tentang t stand dar isi unttuk mata pelajaran p IPA A menyebutkan m bahwa mataa pelajaran IP PA sebaiknyaa diajarkan d secaara terpadu. Dan D dalam Permen P Diknass No.41 N tahun 2007 butir II C nomor 5 dinyatakann pengembangan p n RPP mempeerhatikan prinssip keterkaitann dan d keterpaduaan, serta menggakomodasikann pembelajarann tematik. t Men ngacu pada Permen terseebut di atass, penerapaan p pembelajaran IPA I terpadu di SMP/MTss memiliki m dasarr hukum yang kuat. k Pembellajaran IPA terpadu merrupakan suatuu bentuk b pembelajaran yang memadukan m beeberapa konsepp dan d kajian IP PA dalam pookok bahasan tertentu atauu dengan d kata lain mengkaji suatu konsep dari sisi mataa pelajaran. p D Dari sejumllah model keterpaduann pembelajaran p menurut Fogarty (dalam Puskur, P 2009), terdapat t tiga model yang potensial unttuk diterapkann dalam d pembeelajaran IPA terpadu, yaiitu connectedd, webbed, w dan integrated. Tiga T model teersebut dipilihh karena k konseep-konsep daalam KD IPA memilikki karakteristik k y yang berbeda-bbeda, sehingg ga memerlukann model m yang seesuai agar mem mberikan hasill yang optimall. Ada A sejumlahh KD yang mengandung m konsep salingg beririsan/tump b pang tindih, sehingga bilaa dibelajarkann secara terpisaah-pisah menjadi tidak efiisien. Konsep-konsep k semaccam ini mem merlukan pemb belajaran yangg integrated. i Jug ga terdapat sejumlah KD yanng contoh atauu terapan t konseepnya bertautaan dengan KD K lain, makaa konsep-konsep k p tersebut harrus dipertautkaan (connected)) dalam d pembelaajarannya. Sejjumlah KD lain mengandungg konsep k yang saaling berkaitann tetapi tidak beririsan. Untukk menghasilkan m kompetensi yang utuh, konsep-konsepp tersebut t haruss dikaitkan dengan d suatu tema tertentuu hingga h menyerrupai jaring laaba-laba (webbed). Kelebihann dari d model jaring laba--laba (webbeed), meliputi: Penyeleksian P t tema sesuai deengan minat akkan memotivasi anak a untuk seekolah; Lebih mudah dilakuukan oleh guruu yang y belum berpengalaman;; Memudahkan n perencanaann; Pendekatan P t tematik dapatt memotivasii siswa; dann
Memberiikan kemudahaan bagi anak didik d dalam melihat m kegiatan--kegiatan dan ide-ide berbedaa yang terkait. Daalam pengajaarannya, pem mbelajaran teerpadu dalam IPA A dapat dikem mas dengan tem ma atau topik teentang suatu waacana yang dibbahas dari berbbagai sudut panndang atau disiiplin ilmu yanng mudah dip pahami dan diikenal peserta diidik (Depdiknaas, 2009). Misaalnya tema maakanan dapat dibahas dari suudut biologi, fisika dan kimia. k Pembahaasan tema jugaa dimungkinkaan hanya dari aspek biologi dan fisika, atau kimia dan bioologi, atau fisikka dan y dipakai dalam kimia sajja. Oleh karennanya, tema yang pembelajaran IPA terppadu ini adalahh “Makanan sehat”. s Tema inii merupakan ssuatu wacana yang dapat diibahas dari berbagai sudut panndang atau disiplin keilmuann yang mudah diipahami dan suudah dikenal peserta p didik karena k setiap haari semua makhhluk hidup meemerlukan maakanan yang sehat untuk kkelangsungan hidupnya. Dengan menggunnakan tema “makanan sehat”, s kita dapat mengajarrkan dari suudut energi dan d perubahaannya, beberapa sistem dalam m kehidupan manusia, m dan bahanb bahan kiimia dalam keehidupan. Darri tema itu diidapat suatu pengetahuan baiik dari segi kimia, k biologii, dan fisika yang saling bberkaitan seh hingga pada akhir pembelajaran pesertaa didik dapat d mempeeroleh pemaham man secara utuuh dan menddalam dari berrbagai disiplin ilmu yang terkait dan n nantinya dapat dimanfaaatkan siswa kettika mereka berrada di masyarrakat. Makanan sehat aadalah makanan n yang menganndung z gizi. Zat--zat makanan yang seringg kita semua zat konsumsii sehari-hari mengandung berbagai macam m bahan kiimia baik berrupa bahan kimia k utama seperti s karbohidrrat, lemak, prrotein, vitaminn, mineral, daan air serta bahhan kimia aditif seperti bahaan pengawet, bahan pemanis, bahan pewarnna, dan bahan penyedap p baikk yang alami maaupun sintetik. Peenyelenggaraann pembelajaraan di kelas yang menerapkkan pembelajaaran IPA terpaddu, guru disarrankan selalu melaksanakan m pembelajaran dalam kelom mpokkelompok k belajar (Muulyaningsih, 20009). Hal ini sesuai dengan model m pembelaj ajaran kooperattif yang meruupakan salah satu u strategi menggajar yang dappat membantu siswa dalam menemukan m koonsep-konsep yang sulit melalui m kegiatan diskusi dengaan siswa lain secara s berkelom mpok. p kooperatif, siiswa belajar dalam Dalam pembelajaran kelompok k-kelompok kecil k sehinggaa diharapkan siswa bekerja sama untuk sampai pada pengalaman yang n kooperatif yang optimal. Dan model pembelajaran digunakaan dalam penelitian p in ni adalah model m pembelajaran kooperatiif tipe Studentt Team Achievvement Division (STAD). Menuurut Mulyaningsih (2010), deefinisi Student Team Achievement Divisioons (STAD) aadalah model pembelajaran kkooperatif unttuk pengelomppokan kemampuuan campuran yang melibattkan pengakuaan tim
Pembbelajaran IPA Terpadu T Tipe W Webbed dengann Tema “Makaanan Sehat”
dan d tanggungg jawab keloompok untuk pembelajarann individu i anggoota. Berdasaarkan hasil observasi terhadap p pembelajarann IPA I terpadu dii SMP Negeri 1 Jabon dipero oleh keterangann bahwa b pembeelajaran IPA belum dilaksanakan secaraa terpadu. t Sebab b di sekolah guuru-guru yang tersedia terdirri atas a guru disipplin ilmu seperrti fisika, kimiia, dan biologii. Sehingga guru u dengan latarr belakang tersebut tentunyaa sulit untuk berradaptasi ke dalam pengintegrasian bidangg kajian k IPA, kaarena mereka yang y memiliki latar belakangg fisika f tidak meemiliki kemam mpuan optimal pada p kimia dann biologi, b begituu pula sebalikn knya. Di sampiing itu, prosess belajar-mengaj b jar dibutuhhkan suatuu perangkaat pembelajaran p seperti silabuus, RPP, buk ku siswa yangg dikemas d secarra terpadu yaang dapat meembantu siswaa menerima m dan merespon matteri yang disam mpaikan. y pernah dillakukan terkait Beberappa penelitian yang dengan d pembeelajaran IPA terrpadu tipe webbbed adalah: 1. Septin, Yunita. 20011. Penera apan Model Pembelajaaran Kooperratif Tipe STAD Melalui Pendekataan Pembelajjaran Konteekstual Temaa Pencemarran Air di Kelas K VII-G SMP S Negeri 5 Sidoarjo. Skripsi S1 yang tidak dipublikasikan d n. N Surabayaa. Surabaya: Universitas Negeri 2. 2 Wulan, Retno. R 2010. Implementasi Pembelajarann IPA Terpaadu pada Tem ma Makanan dengan Model Pembelajaaran Langsuung untuk Meningkatkann Ketuntasaan Hasil Belaj ajar Siswa keelas VIII SMP P Negeri 2 Widang. Skripsi S1 yang tidakk dipublikassikan. Surabbaya: Univerrsitas Negerri Surabaya. p di atas menunnjukan bahwaa Hasil penelitian IPA Terpadu tema makanaan berpengaruhh pembelajaran p terhadap t hasil belajar siswaa Widang., terbbukti pada uji-t berpasangan b d diperoleh thitung > ttabel = 21,47,4 44 > 2, 04. Dann 100% siswa senang teerhadap peneerapan model pembelajaran p kooperatif tiipe STAD seehingga dapaat dikatakan d bahw wa siswa mem mberikan respoon yang positiff terhadap t pembbelajaran terseb but. Berdasaarkan uraian di atas, maka dapaat dirumuskan d masalah sebagai berikut: (1) ( Bagaimanaa keterlaksanaaan pembelajaraan IPA terpaduu tipe t webbed pada p tema ”M Makanan Sehatt” di SMPN 1 Jabon? J (2) Bagaimana hasil h belajar siswa dalam m pembelajaran p IPA terpadu u tipe webbeed pada temaa “makanan “ sehaat” ditinjau darri ranah kognittif, afektif, dann psikomotor? p (3) Bagaimaana aktivitas siswa padaa pembelajaran p IPA terpadu tipe webbed dengan temaa ”Makanan ” Sehhat” di SMPN N 1 Jabon? (3) ( Bagaimanaa respon r siswa terhadap pem mbelajaran IPA A terpadu tipee webbed w pada teema “makanann sehat”? . Adapunn tujuan dari penelitian p ini adalah sebagaai berikut: b menndeskripsikan keterlaksanaaan penerapann
perangkaat pembelajarann IPA terpadu u tipe webbedd pada tema ”Makanan ” Seehat” di SMPN S 1 Jabon, J mendeskrripsikan hasil belajar siswa dalam d pembelajaran IPA Terppadu tipe webbed pada tema “Makanan Sehat” S ditinjau dari ranah koognitif, afektif, dan psikom motor, mendeskrripsikan aktiviitas siswa padaa pembelajarann IPA terpadu tipe t webbed ddengan tema ”Makanan ” Sehat” di SMPN 1 Jabon, dann mendeskripssikan respon siswa terhadap pembelajaran IPA Terpaduu tipe webbedd pada tema “Maakanan Sehat”.. METOD DE Penelitian n ini merupakkan penelitiann eksperimen semu karena hanya h satu kelas yang dipakkai untuk peneelitian Sasaran penelititan p ini adalah siswa kelas VIII-A SMP Negeri 1 Jabon yang berjumlah 38 anak. Pengam mbilan data peneelitian ini dilakksanakan di SMP Negeri 1 Jabon pada sem mester ganjil tahhun ajaran 2011/2012. Raancangan peneelitian ini menggunakan m d desain “pre-testt and post-test ggroup design” yaitu O1
X
O2
(Sugiyono, 2008). 2 keterangaan : O1 : Pre-test dilakukan sebelum peneerapan pembelajaran IPA terpadu tipe webbed X : penerrapan pembelaj ajaran IPA Terppadu tipe webbbed O1 : Post--test dilakukann sesudah peneerapan pembelajaran IPA terpadu tipe webbed Teeknik pengumppulan data yanng digunakan ada 3 cara, yaittu: (1) metodee observasi unntuk mengumppulkan data penggamatan keterllaksanaan peraangkat pembelajaran dan data aktivitas siswaa selama kegiattan belajar-menngajar berlangsu ung serta dataa pengamatan hasil belajar aspek psikomottor dan afektiff siswa; (2) meetode tes diguunakan untuk meemperoleh datta tentang hasiil belajar sisw wa; (3) metode angket digunnakan untuk mendapatkan data mbelajaran yangg telah mengenai respon siswa terhadap pem diterapkaan. Sedangkan instrumen yanng digunakan aadalah lembar keterlaksanaan k n pembelajaran n, lembar akttivitas siswa, lem mbar psikomootor dan afektiif siswa, lembbar tes hasil belaajar berupa prre test dan poost test serta leembar angket siswa. Seebelum digunakkan sebagai innstrumen peneelitian, soal terleebih dahulu divvalidasi oleh para p ahli (dosenn atau guru). Seelanjutnya, buutir-butir soal tes diujicobakkan di kelas lainn yang telah mendapat pelaajaran dengan tema “makanann sehat”. L Langkah ini dilakukan untuk mengetah hui validitas, rreabilitas, tinggkat kesukarann, dan daya bedaa dari soal tersebut. Annalisis keterrlaksanaan digunakan untuk menganalisis kemampuuan guru dalam m mengelolah kelas
Jurnal Pendidikan Sains e-Pensa. Volume 01 Nomor 02 Tahun 2013, 213-219
dengan menggunakan rata-rata aspek dari jumlah pertemuan yang telah dilaksanakan, kemudian nilai ratarata tersebut dikonversikan dengan katagori: 0.00-1.49 = kurang 1.50-2.59 = cukup 2.60-3.49 = baik 3.50-4.00 = sangat baik
(Lince,2001) Pengelolahan pembelajaran dikatakan efektif apabila kemampuan guru dalam mengelolah pembelajaran telah mencapai kategori baik atau sangat baik. Analisis aktivitas siswa dilakukan selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Pengamatan terhadap aktivitas siswa ini dilakukan tiap lima menit, untuk mengetahui aktivitas apakah yang dominan pada proses pembelajaran. Adapun analisis yang digunakan adalah
(Ridwan,2009) Pada analisis hasil belajar dilakukan terlebih dahulu uji normalitas yang digunakan untuk mengetahui apakah data yang diperoleh terdistribusi normal atau tidak. Kemudian dilakukan uji t-test untuk mengetahui perbedaan anatara hasil pre-test dan post-test. Adapun rumus yang digunakan dalan uji t adalah: t= (Arikunto, 2006) Keterangan : Md = mean dari perbedaan pre-test dengan post-test Xd = deviasi masing-masing subjek (d-Md) Σx2d = jumlah kuadrat deviasi N = jumlah subjek pada sampel d.b. = ditentukan dengan N-1 Jika t > t tabel, ini berarti ada perbedaan yang signifikan antara nilai pre-test dan post-test. Hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran IPA terpadu tipe webbed pada tema “makanan sehat” berpengaruh terhadap hasil belajar siswa, begitu pula sebaliknya. Selanjutnya analisis ketuntasan belajar bertujuan untuk menentukan ketuntasan belajar siswa baik secara individual maupun klasikal. Pencapaian ketuntasan siswa dapat dihitung dengan rumus: T /Tt x 100% (Trianto, 2010)
Keterangan: KB = ketuntasan belajar T = jumlah skor yang diperoleh siswa Tt = jumlah skor total Siswa dinyatakan tuntas dalam pembelajaran jika mencapai nilai ketuntasan ≥75%, sedangkan ketuntasan klasikal dapat dihitung dengan cara:
Ketuntasan klasikal jumlah siswa tuntas x 100% jumlah siswa keseluruhan Suatu kelas dikatakan tuntas belajarnya jika dalam kelas tersebut terdapat ≥ 85% siswa yang telah tuntas belajarnya Analisis penilaian kinerja diperoleh dari penilaian aspek afektif dan psikomotor. Persamaan matematis untuk mengolah data tersebut adalah:
Keterangan: ΣX = jumlah skor yang diperoleh siswa ΣXt = jumlah skor maksimum Analisis respon siswa dideskripsikan dengan kritera sebagai berikut: 0% - 20% = sangat kurang 21% - 40% = kurang 41% - 60% = cukup 61% - 80% = baik 81% - 100% = sangat baik (Riduwan, 2010) kriteria respon dari siswa dinyatakan kuat apabila mendapat presentase sebesar ≥ 61% dengan kriteria baik dan sangat baik. HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil analisis validitas, taraf kesukaran, dan daya beda soal maka soal yang digunakan untuk soal pretest dan post-test adalah 30 soal yaitu nomor 1, 2, 3, 4, 5, 7, 9, 10, 12, 13, 14, 16, 20, 21, 22, 24, 26, 27, 28, 34, 35, 37, 38, 41, 43, 44, 46, 47, 50. Selain itu, dari hasil
perhitungan uji normalitas diperoleh X2hitung sebesar 5,81 dan X2tabel dengan taraf signifikan 0,05 dan dk sebesar 3 adalah 7,81. Hal ini menunjukan bahwa kelas yang digunakan sebagai sampel berdistribusi normal dengan taraf signifikansi 0,05. Kemampuan guru dalam mengolah pembelajaran pada masing-masing pertemuan disajikan dalam bentuk diagram yang dapat dilihat pada diagram 1.
Pembbelajaran IPA Terpadu T Tipe W Webbed dengann Tema “Makaanan Sehat”
Gamb bar 1. Diagram batang b keterlaksanaan Pem mbelajaran IPA terpadu t tipe web bbed
Kemam mpuan guru u dalam menerapkann pembelajaran p IPA terpadu tipe webbed dengan temaa “Makanan “ Seehat” sudah baik. b Hal terrsebut terbuktti dengan d memilliki nilai rata--rata total pad da pertemuan I adalah a 3,54 dan pertemuan II adalah 3,7 73 yang berartti bahwa b pembeelajaran telah berlangsung sesuai dengann Rencana R Pelaaksanaan Pem mbelajaran (R RPP). Menuruut Lince L (2001), pengelolaan pembelajaran p diikatakan efektif apabila a kemam mpuan guru daalam mengelolaa pembelajarann telah t mencapaai kategori baikk atau sangat baik. Dengann demikian, d seccara keseluruh han proses bellajar mengajarr berlangsung b secara s efektif, karena skor rata-rata tiapp aspek a pengeloolaan pembelajaran pada kelas tersebuut berada b pada rentang r 3,5-4,,00 yang term masuk kategorri sangat baik. Seelain itu, kegiaatan pada perteemuan pertamaa mengalami m penningkatan skorr pada pertemuuan kedua yangg menandakan m a adanya perbaikan yang dilaku ukan guru padaa beberapa b tahaap diantaranyaa dalam menggarahkan siswaa untuk u memunculkan pertanyyaan yang berrkaitan dengann demonstrasi, d m memberi keseempatan kepada perwakilann tiap-tiap t kelom mpok untuk meempresentasikaan hasil diskusi kelompoknya k di depan kelaas dan membaahasnya secaraa bersama-sama b serta mengerjaakan kuis. Data hasil h pengamaatan aktivitas siswa selamaa penerapan p pem mbelajaran IPA A terpadu tipe webbed w dengann tema t “Makanaan Sehat” padaa pertemuan 1 dan d 2 disajikann dalam d diagram m 2.
Haal ini menunjuukan bahwa model m pembelajaran kooperatiif dalam pembbelajaran IPA terpadu t tipe W Webbed ini berjallan dengan baaik sebab mennurut Mulyaniingsih (2009), penyelenggara p aan pembelajaaran di kelas yang menerapkkan pembelajaaran IPA terpaddu, guru disarrankan selalu melaksanakan m pembelajaran dalam kelom mpokkelompok k belajar. Sellain itu, menndengarkan ataupun memperh hatikan guru juuga menjadi akktivitas yang banyak dilakukann siswa. Sisw wa juga mem mpresentasikan hasil percobaannnya di depann kelas. Selainn hal-hal posiitif di atas, padaa saat pembelaajaran masih teerjadi perilaku siswa yang tidaak relevan, sepperti berbicaraa dengan temann saat guru meenerangkan, bbercanda padda waktu keggiatan praktikum m, yaitu sebeesar 1%. Nam mun aktivitas yang dilakukann siswa mengaalami peningkaatan dari pertem muan I dan perteemuan II. Hal ini terbukti daari rata-rata akttivitas siswa padda pertemuan I dan pertemuaan II masing-m masing sebesar 9,04 9 dan 10,01. Beerdasarkan hassil pengamatann aspek psikomotor yang tellah dilakukann diperoleh nilai keteram mpilan psikomottor siswa yanng tertera dalaam diagram batang b (gambar 3) yang bbertujuan unttuk memperm mudah membacaanya.
Gambarr 3. Diagram battang hasil pengam matan psikomot or
Sedangkaan hasil pengaamatan kinerjaa siswa pada aspek afektif teercantum padaa diagram bataang pada gam mbar 4 berikut inni:
Aktivita as Siswa 8 9 10 %2%1 7 8%11% 2 23% 5% 8% 6 5 3 5% 27% % 48% 3% Gambar 2. Diagram lingkaaran aktivitas sisswa dalam pem mbelajaran IPA terpadu t tipe webbed
Berdasaarkan diagram 2, rata-rata aktivitas a siswaa yang y paling dominan selama proses pembelajarann berlangsung b adalah a bekerjja dalam kellompok, yaituu sebesar 27 %.
Gambar G 4. Diagraam batang hasil pengamatan afektif siswa
Haasil belajar ssiswa diambil berdasarkan nilai sebelum dan sesudah siswa belajarr IPA terpaduu tipe webbed dengan d tema “ Makanan Sehaat”. Maka dilakkukan analisis uji-t u berpasangaan untuk mengganalisis signiffikansi hasil bellajar melalui ppre-test dan post-tes. p Dari hasil perhitunggan uji-t berpassangan dapat dilihat d pada tabel 1.
Jurnal Pendidikan P Sainns e-Pensa. Voolume 01 Nom mor 02 Tahun 2013, 2 213-219
Tabel 1 Hasil Uji-t berp H pasangan Mean M (Md) mlah Jum d 13375 x 2d 39923 N 3 38 Dk 3 37 Keterangan K : Md M = meean dari perbed daan pre-test deengan post-testt Σd Σ = jum mlah deviasi Σx Σ 2d = jum mlah kuadrat deeviasi N = jum mlah subjek paada sampel Dk D = diteentukan dengaan N-1 Dari D data Tabel 1., untuk menguji m hipotessis desain pre-test t dan post-teest, yaitu :
t= Harga H t untuk dk = 37 pada tabel t dengan taaraf nyata 0,055 diperoleh d harg ga t tabel sebeesar 1,69 sedaangkan thitung = 22,75. 2 Karenaa thitung > ttabeel, maka hipotesis diterimaa. Dengan D demikkian ada perbeedaan yang siggnifikan antaraa nilai n pre-test dan d post-test. Hal ini menunnjukkan bahwaa IPA Terpadu tipe webbed sesuai pembelajaran p s terhadapp hasil h belajar siswa. Data D hasil beelajar siswa juga j dapat diisajikan dalam m diagram d lingk karan (gambarr 5 dan gamb bar 6) sebagaai berikut: b
Gambar GGambar G 5.5.Diagr Diagrram am lingkaran lingkaran Hasil HasilPre Prre-test e-test
nilai>75 sehingga seebesar 86,84% % siswa menncapai ketuntasaan klasikal. Selain raanah kognitif, terdapat juga ranah afektif. Ratarata siswaa memiliki sikap yang baik selama s pembelajaran berlangsu ung. Ha itu terllihat dari hasill rata-rata dari aspek penilaian n yang berkisarr dari 2,60-3,449 yang berartii baik. Berdasarkkan tabel afekttif, rata-rata siswa mengumppulkan tugas den ngan baik dann tepat waktu u. Terbukti ratta-rata skor sisw wa yang tertinnggi adalah sikap s disiplin yaitu sebesar 3,39. 3 Selain ituu, lebih dari setengah s dari aspek penilaian n pertemuan kedua k mengallami kenaikann dari pertemuaan pertama. Hal H ini berartii adanya perbbaikan sikap sisswa selama ppembelajaran berlangsung, yang diharapkaan dapat diterrapkan dalam m kehidupan sseharihari. Beerdasarkan diaagram ranah psikomotor, p ratta-rata siswa juuga memiliki nilai n yang baikk pada setiap aspek penilaian nnya. Di sam mping rata-ratta aspek pennilaian berkatagoori baik, nam mun terdapat rata-rata r nilai siswa terendah pada aspek yang terakhir yaitu y presentasi. Hal tersebut bersinergi b denngan analisis aktivitas a siswaa yang telah dibbahas pada pooint sebelumny ya. Bahwa terrdapat perilaku yang tidak relevan r pada saat pembelajaran berlangsu ung walaupun itu nilainya saangat kecil. Peerilaku tersebut adalah berbicara dan bercaanda dengan teman t t pada saaat pembelajaraan termasuk pada saat teman
sedang presentasi. p Haasil respon siswa terhhadap peeneerapan pembelajaran yang suudah dilaksanaakan pada masingmasing pernyataan dapaat disajikan dallam bentuk diaagram, dapat diliihat pada diagrram 7:
Gambar Gambar6. 66.Diagram Diagram lingkaranHa lingkaran Hasil Post-test Hasil Post-test
Menuruut Nur (2008),, tingkah lakuu sebagai hasil belajar b ditinjaau secara luaas yang menncakup bidangg kognitif, k afek ktif dan psikoomotor. Hasil belajar siswaa ranah r kognitiff didapatkan daari nilai pre tesst dan post test yang y dikerjaakan siswa kemudian hasilnya h diuji menggunakan m t 1. dapaat uji t berpasaangan. Dari tabel diketahui d bahw wa terjadi perbbedaan yang cuukup signifikann antara a rata nilaai pre test dan rata r nilai post test. t Perbedaann yang y signifikan n antara rata-raata nilai pre tesst dan post test menunjukan m p pembelajaran IPA terpadu tipe webbedd dengan d tema “Makanan Sehat” S membeerikan dampakk yang y positif teerhadap nilai siswa. Pada ujii t seperti padaa tabel t 4.8 didappatkan hasil t hitung h sebesar 22,75 2 dan nilaai tabel t sebesar 1,69. Karena nilai n t hitung > t tabel yangg berarti b terdapaat perbedaan yaang signifikan antara a nilai pree test t dan posst test. Selaain itu, setellah dilakukann pembelajaran p IPA terpadu tipe Webbed dengan temaa “Makanan “ Seh hat”, didapatkaan 33 siswa yang y mendapaat
Diagram m 7. Hasil respon siswa pada pem mbelaja ran IPA
Raata–rata sisw wa memberikaan respon positif p terhadap pembelajaran IPA terpadu tipe t webbed dengan d tema “Maakanan Sehat””. Sebagian sisw wa mengaku senang dan menyyatakan bahwaa mereka lebihh mudah memaahami materi pembelajaran. p Dari hasil respon siswa dapat diketahuii bahwa rata--rata siswa memberikan m r respon positif terrhadap pembellajaran baik daari segi materi, guru, maupun proses p belajar-m mengajar. PENUTU UP Simpulan n Simpulann yang dappat dirumusskan adalah: (1) Keterlakssanaan RPP ttelah berjalan n dengan baikk dan
Pembbelajaran IPA Terpadu T Tipe W Webbed dengann Tema “Makaanan Sehat”
kemampuan k g guru dalam penngelolahan IPA A terpadu tipee webbed w mendapat skor totaal rata-rata sebbesar 3,61. Ini membuktikan m bahwa pembbelajaran IPA A terpadu tipee webbed w dapaat diolah dengan baik. (2) Aktivitas A siswaa yang y dilakukaan pada pembbelajaran IPA A terpadu tipee webbed w pada pertemuan I dan d II memperroleh skor rata-rata r masing-m masing sebesaar 9,04 dan 10,01. 1 Hal ini menujukkan m bahwa b aktivitas siswa dalam m pembelajarann IPA I terpadu tipe webbed pada pertem muan I dan III mengalami m keenaikan. (3) Melalui M perhitunngan diperolehh hasil h t hitung lebih besar dari nilai tabel yaitu 22,75 > 1,69. Hal ini menunjukkann hasil belajaar siswa ranahh kognitif k menin ngkat ditandaii dengan adannya perbedaann secara signifikkan antara niilai pre test dan post testt. Sedangkan raanah afektif tiap t aspek peenilaian dalam m pertemuan p I dan d II memperroleh rata-rata skor 3,13 dann 3,16 3 yang beerarti “Baik”. Begitu pula dengan ranahh psikomotor p tiaap aspek penilaaian dalam perttemuan I dan III mendapat m skorr rata-rata 3,14 4 dan 3,22 yaittu “Baik”. (4)) Siswa memberrikan respon positif p terhadapp pembelajarann IPA I terpadu tippe webbed denngan tema “Maakanan Sehat”.
Jakarrta: Pusat Perrbukuan, Depaartemen Pendiidikan Nasional Lince, Ranak. R 2001. Efektivitas Model M Pembelaajaran Koopperatif dengaan Pendekatann Struktural Pada Pokook Bahasan Peersamaan Garis Lurus di Keelas II SLTP P. Tesis tidaak dipublikassikan: Pascasarjana UNE ESA Mitarlis dan d Sri Mulyaaningsih. 2009. Pembelajaran IPA Terp padu. Surabayaa: Unipress UN NESA
Saran Beberapa B sarann yang perlu diiperhatikan anttara lain: 1. Guru dappat mengaplikkasikan pembbelajaran IPA A terpadu tippe webbed seb bagai alternatiff pembelajarann agar pem mahaman sisw wa terhadap materi m menjaddi lebih baikk. 2. 2 Guru dihaarapkan tidak monoton m dalam menyampaikann materi pelajaran. p Karrena adanya variasi saaat menyampaaikan materi pelajaran, p akan menarik siswaa untuk berppartisipasi aktif dalam d proses peembelajaran. 3. 3 Peneliti hendaknya h meengetahui apa saja kegiatann yang sedaang diadakan di d sekolah yang g bersangkutann sebelum mengadakan penelitian. Hal H ini dapaat meminimaalisir terjadiny ya kesamaan antara jadwaal penelitian dengan jadwaal kegiatan yanng diadakan ddi sekolah teersebut, sehing gga penelitian dapat berjalann lancar.
Septin, Yunita. Y 2011. Penerapan Model M Pembelaajaran Koopperatif Tipe STAD Meelalui Pendeekatan Pemb belajaran Konntekstual Temaa Pencemaran Air A di Kela as VII-G SMP N Negeri 5 Sidoaarjo. Skripsi S11 yang tidak k dipublikasikaan. Surabaya: Universitas N Negeri Surabbaya
Mulyanin ngsih, Sri dan Susanahh. 2010. Materi M Perkkuliahan Progrram Pengalam man Lapangan (PPL 1). Surabaya: Unipress UNESA Nur, M dan d Prisma Rettno W. 2008. Pengajaran P Berrpusat kepa ada Siswa dan Pendekatan Konstruktivis K d dalam penggajaran. Surabaaya: Unipress UNESA U Nur, M. M 2011. Moodel Pembelaajaran Kooperatif. Surabbaya: Pusat Saains dan Matem matika Sekolahh. Pusat Kurikulum, K B Balitbang, Pandduan Pengembangan Terp padu SMP/MTss.
D Depdiknas. (22009). Pembelajaran P IPA
Riduwan. 2010. Skalaa Pengukurann Variabel-Variabel Peneelitian. Bandunng: Alfa Beta
Sudjana. 2005. Metode Statistika. Banndung: PT. Tarrsito Metode Peneelitian Pendiidikan Sugiyonoo. 2010. M Kuanntitatif, Kualitatif dan R&D. Banndung: ALF FABETA Tim. 20 011. Panduan Penulisan Skkripsi & Pennilaian Skrippsi. Surabaya: U University Preess Tim IPA.. 2007.IPA Terp rpadu 1.Jakartaa: Yudhistira Tim IPA.. 2007.IPA Terp rpadu 2.Jakartaa: Yudhistira Trianto. 2007. Modell Pembelajaraan Terpadu dalam d Teorri dan Praktek. Surabaya: Preestasi Pustaka
DAFTAR D PUS STAKA
Trianto. 2010. Mengeembangkan Model M Pembelaajaran Temaatik. Jakarta: P PT. Prestasi Pusstakaraya
Arends, A Richaard. I. 2008. Learning to Teach Belajarr untuk Menngajar. Yogyakkarta: Pustaka Pelajar
Trianto. 2010. 2 Mendesaain Model Pem mbelajaran InoovatifProg gresif. Jakarta: Kharisma Putrra Utama
Arikunto, A Suhharsimi. 2006. Prosedur Peenelitian Suatuu Pendekataan Praktik. Jakkarta: PT. Rinek ke Cipta
Winarno.. 2004. Kim mia Pangan dan Gizi.Jakarta: Gram media Pustaka U Utama
Fogarty, F R. 1991. How to t integrate the curriculaa. I Puublishing, Inc. Palatine: IRI/Skylight Karim, K S., Kanniawati, I., Fauuziyah, Y., Soppandi, W. 2008. Belajar IPA IP Membuka a Cakrawala Alam Sekitarr. Jakarta: Pusat P Perbuku uan, Departemen Pendidikann Nasional. Krisno, K M. A.., Mucharam, T.T., T Mampuoono, Suhada, II. 2008. Ilm mu Pengetahuaan Alam Unttuk SMP/MTss.
Wulan, Retno. R 2010. Implementasi Pembelajarann IPA Terp padu pada Tema T Makanaan dengan Model M Pemb belajaran Laangsung unttuk Meningkkatkan Ketu untasan Hasil Belajar Sisw wa kelas VIII SMP Negeeri 2 Widaang. Skripsi S1 yang tidak dipub blikasikan. S Surabaya: Universitas U N Negeri Surabbaya