PERBEDAAN POLA PEMBERIAN AIR SUSU IBU (ASI) PADA IBU YANG MEMPUNYAI BAYI UMUR 0 – 6 BULAN SEBELUM DAN SESUDAH DIBERIKAN PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG AIR SUSU IBU (ASI) EKSKLUSIF DI KELURAHAN LANGENSARI KECAMATAN UNGARAN BARAT KABUPATEN SEMARANG Watik Ariyanti*)
Puji Lestari, S. Kep., M. Kes., (Epid)**) Dewi Puspita, S.Kp.,M.Sc**) *) Mahasiswa PSIK STIKES Ngudi Waluyo Ungaran **) Dosen PSIK STIKES Ngudi Waluyo Ungaran
ABSTRAK
Pola pemberian ASI ini merupakan model keteraturan ibu dalam memberikan ASI, salah satu faktor yang mempengaruhi pola pemberian ASI adalah pengetahuan. Salah satu factor peningkatan pengetahuan dengan pendidikan kesehatan.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan pola pemberian Air Susu Ibu (ASI) pada ibu yang mempunyai bayi umur 0 – 6 bulan sebelum dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan tentang ASI Eksklusif di Kel.Langensari Kec.Ungaran Barat Kab. Semarang. Penelitian ini menggunakan metode praeksperimen. Jenis penelitian ini one group pretest posttest design. Populasi penelitian adalah semua ibu yang mempunyai bayi umur 0 – 6 bulan di Kel.Langensari sebanyak 52, sampel yang diambil sebanyak 34 menggunakan purposive sampling, dengan memberikan kuesioner. Analisa data menggunakan Uji Wilcoxon. Hasil penelitian menunjukkan pola pemberian ASI pretest sebagian besar kategori cukup sebanyak 17 responden (50,0 %), sedangkan pola pemberian ASI posttest sebagian besar kategori baik sebanyak 18 responden(52,9 %). Ada perbedaan yang signifikan pola pemberian ASI pada ibu yang mempunyai bayi usia 0-6 bulan sebelum dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan tentang ASI Eksklusif di Kelurahan Langensari Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang(p-value 0,000 < ɑ (0,05)). Diharapkan kepada tenaga kesehatan agar selalu memberikan informasi tentang ASI Eksklusif terutama pada ibu yang mempunyai bayi umur 0 – 6 bulan. Kata kunci : Pola Pemberian ASI, Pendidikan Kesehatan. Kepustakaan : 22 (1997 - 2013)
ABSTRACT
Breastfeeding pattern is a regular schedule of giving breast milk. One of the factors that influence breastfeeding patterns is knowledge. One factor to increase knowledge is health education. The purpose of this study was to determine The difference of brestfeeding pattern of having 0 – 6 old bebies and after the health education about breast milk (ASI) in the Langensari Village Ungaran Semarang Regency. This study used a pre-experimental method. The type of research was one group pretest posttest design. The study population was all mothers having 0-6 months old babies in Langensari who were 52, of them were 34 taken as the samples by using purposive sampling, by giving questionnaires. Data analysis of used the Wilcoxon test. The results showed a that breastfeeding pattern of pretest was mostly in sufficient category of 17 respondents (50.0%), while the pattern of breastfeeding of posttest was mostly in good category of 18 respondents (52.9%). There was significant difference the difference of brestfeeding pattern of having 0 – 6 old bebies and after the health education about breast milk (ASI) in the Langensari Village Ungaran Semarang Regency (p-value 0.000 <ɑ (0.05)). It is expected that health workers always provide information about exclusive breastfeeding, especially in women who have 0-6 months old babies. Keywords: Breastfeeding Pattern, Health Education. Bibliographies: 22 (1997 - 2013) sebesar 45,18%. Rendahnya cakupan
PENDAHULUAN A.
Latar Belakang ASI Eksklusif adalah ASI yang
pemberian
ASI
disebabkan
karena
eksklusif masih
dapat
kurangnya
diberikan kepada Bayi sejak dilahirkan
pemahaman masyarakat tentang manfaat
selama
ASI,
6
(enam)
bulan,
tanpa
pentingnya
pemberian
ASI
menambahkan atau mengganti dengan
Eksklusif, dan kurangnya memperhatikan
makanan
lain
dalam pola pemberian ASI. Fenomena
(Depkes,2012). Setelah 6 bulan bayi
yang terjadi di masyarakat bahwa ibu -
mulai dikenalkan dengan makanan lain
ibu
dan tetap diberikan ASI sampai bayi
Eksklusif
berumur 2 tahun (Purwanti, 2004). Secara
memberikan susu formula atau makanan
nasional
ASI
tambahan pada bayi sebelum berumur 6
eksklusif di Indonesia pada bayi usia 0-6
bulan. Alasannya masih banyak ibu - ibu
bulan, pada
yang
atau
cakupan
minuman
pemberian
tahun 2009 yaitu (61,3%)
tidak
memberikan tetapi
belum
ASI
lebih
mengetahui
secara memilih
manfaat
kemudian mengalami peningkatan pada
pemberian ASI secara Eksklusif. Ibu – ibu
tahun 2010 menjadi (61,5%). Berdasarkan
juga
data Depkes Provinsi Jawa Tengah tahun
memberikan makanan tambahan akan
2012
sebesar
menganggap
bahwa
dengan
25,6%
telah
terjadi
memenuhi kebutuhan gizi bayi dan bayi
pemberian
ASI
secara
tidak akan merasa kelaparan. Selain itu
Eksklusif dibandingkan pada tahun 2011
juga ibu memberikan ASI kepada bayinya
penurunan
masih dijadwal dan dibatasi, karena
Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten
puting susu ibu sering lecet jadi bayi lebih
Semarang.
sering
diberikan
susu
formula
dan
makanan tambahan. Hal ini berbahaya
B. Tujuan 1. Tujuan Umum
dilihat dari sistem pencernaan bayi belum
Mengetahui perbedaan pola pemberian
sanggup mencerna atau menghancurkan
Air Susu Ibu (ASI) pada ibu yang
makanan secara sempurna (Sunar, 2009).
mempunyai bayi umur 0 – 6 bulan
Pola pemberian ASI ini merupakan
sebelum
dan
sesudah
diberikan
model kebiasaan ibu menyusui dalam
pendidikan kesehatan tentang Air Susu
memberikan ASI dengan menggunakan
Ibu (ASI) Eksklusif di Kelurahan
teknik / cara menyusui yang benar, waktu
Langensari Kecamatan Ungaran Barat
menyusui yang tidak dibatasi, lama
Kabupaten Semarang.
menyusui
yang
dan
2. Tujuan Khusus
frekuensi yang tidak perlu dijadwal. Pola
a. Mengetahui
pemberian
tidak
ASI
akan
dibatasi,
perbedaan
pola
mempengaruhi
pemberian Air Susu Ibu (ASI) pada
dalam pemberian ASI secara Eksklusif.
ibu yang mempunyai bayi umur 0 –
Serta
6
sebaiknya
jangan
memberikan
bulan
sebelum
diberikan
makanan / minuman tambahan selain ASI
pendidikan kesehatan tentang Air
sebelum bayi berumur 6 bulan, karena
Susu
dapat membahayakan kesehatan bayi dan
Kelurahan Langensari Kecamatan
menganggu
Ungaran
keberhasilan
dalam
pemberian ASI secara Eksklusif (Depkes, 2012).
Ibu
(ASI)
Eksklusif
Barat
di
Kabupaten
Semarang. b. Mengetahui
perbedaan
pola
Pengetahuan salah satu faktor yang
pemberian Air Susu Ibu (ASI) pada
mempengaruhi pemberian ASI Eksklusif.
ibu yang mempunyai bayi umur 0 –
Terbentuknya suatu pengetahuan baru
6
dilakukan
dengan
pendidikan kesehatan tentang Air
pendidikan
kesehatan
memberikan kemudian
Susu
bulan
sesudah
Ibu
(ASI)
diberikan
Eksklusif
di
pengetahuan baru akan membentuk sikap
Kelurahan Langensari Kecamatan
dan
Ungaran
akan
mempengaruhi
perilaku
seseorang ( Notoatmodjo, 2003). Berdasarkan peneliti
fenomena untuk
Kabupaten
Semarang. tersebut,
c. Mengetahui
perbedaan
pola
penelitian
pemberian Air Susu Ibu (ASI)
perbedaan pola pemberian ASI pada ibu
pada ibu yang mempunyai bayi
yang mempunyai bayi umur 0 – 6 bulan
umur 0 – 6 bulan sebelum dan
sebelum kesehatan
tertarik
Barat
dan
sesudah
pendidikan
sesudah
diberikan
pendidikan
di
Kelurahan
Langensari
kesehatan tentang Air Susu Ibu
(ASI)
Eksklusif di Kelurahan
Barat Kabupaten Semarang.
Langensari Kecamatan Ungaran
A. Rancangan Penelitian 1. Jenis penelitian Desain penelitian
Adapun sampel yang diambil harus
yang ini
digunakan
adalah
pra
pada
eksperimen
memiliki kriteria sebagai berikut: a.
Kriteria inklusi dalam penelitian ini
Design dengan rancangan penelitian one
adalah :
group
1)
pretest
posttest
design.
Jenis
Responden menetap di Kelurahan
rancangan ini peneliti memberikan pretest
Langensari Kecamatan Ungaran
dahulu
Barat Kabupaten Semarang
sebelum
kesehatan
diberikan
kemudian
setelah
pendidikan diberikan
2)
pendidikan kesehatan dilakukan posttest.
dijadikan penelitian
2. Populasi
3)
Populasi dalam penelitian ini adalah
Responden
mempunyai bayi
yang sehat
semua ibu – ibu yang mempunyai bayi
4)
umur 0 – 6 bulan yang ada di Kelurahan Langensari sebanyak 52.
Responden yang bersedia untuk
Responden dengan keadaan fisik yang sehat
b.
Kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah :
3. Sampel
Responden yang menolak untuk
Tehnik sampling yang digunakan pada
dijadikan responden
penelitian ini adalah non random sampling yaitu
purposive sampling yaitu suatu
teknik penetapan sampel dengan cara memilih sampel diantara populasi sesuai
B. Teknik Pengumpulan Data
a. Lembar Kuesioner Pola Pemberian ASI
dengan yang dikehendaki (tujuan/masalah
Pengumpulan data yang digunakan
dalam penelitian), sehingga sampel tersebut
adalah melalui kuesioner/angket. Menurut
dapat mewakili karakteristik populasi yang
Notoatmodjo (2010) angket adalah suatu
telah
cara
dikenal
sebelumnya
(Nursalam,
2003).
pengumpulan
data
atau
suatu
penelitian mengenai suatu masalah yang
Perhitungan besar sampel hasil dari
umumnya
banyak
menyangkut
rumus slovin sebanyak 34 sampel dari 52
kepentingan umum (orang banyak). Jenis
populasi ibu yang mempunyai bayi umur 0
kuesioner
– 6 bulan
Langensari
kuesioner tipe pilihan, dimana hanya
Kabupaten
meminta responden untuk memilih salah
Kecamatan Semarang.
di Kelurahan Ungaran
Barat
yang
digunakan
adalah
satu jawaban yang sudah disediakan.
Kuesioner dikembangkan
dalam oleh
penelitian peneliti
ini
Analisis univariat dalam penelitian ini
sendiri.
dilakukan
untuk
mengetahui
pola
Dalam penelitian ini kuesioner digunakan
pemberian ASI sebelum dan sesudah
untuk variabel dependen yaitu pemberian
diberikan pendidikan kesehatan.
ASI, dimana kuesioner ini terdiri dari 10
b. Analisa Bivariat
pernyataan dengan setiap pernyataan
Uji
terdiri dari jawaban “Ya” dan “Tidak”.
statistik
nonparametrik
yang
digunakan untuk mengetahui perbedaan
Alternatif jawaban untuk pernyataan
pola pemberian ASI pada ibu yang
jika jawaban „benar‟ mendapat nilai 1 dan
mempunyai bayi umur 0 – 6 bulan sebelum
jawaban
dan
„salah‟
mendapat
nilai
0.
sesudah
diberikan
pendidikan
Pertanyaan dalam bentuk postif pada soal
kesehatan tentang ASI Eksklusif maka uji
nomor 4, 6, 7, 8 dan pertanyaan dalam
yang
bentuk negatif pada soal nomor 1, 2, 3, 5,
nonparametrik
9, 10. Pertanyaan dalam bentuk ya atau
berdistribusi tidak normal.
digunakan
adalah
uji
statistik
uji wilcoxon, karena data
tidak dengan memberikan tanda (√) pada jawaban yang dianggap benar.
C. Analisa Data a. Analisis Univariat Analisa ini dilakukan terhadap tiap variabel umumnya
dari
hasil
dalam
penelitian.
analisis
ini
Pada hanya
menghasilkan distribusi dan presentasi dari tiap variabel (Notoatmodjo, 2010).
HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Analisa Univariat a.
Pola Pemberian ASI pada Ibu yang Memiliki Bayi Usia 0 - 6 Bulan Sebelum Diberikan Pendidikan Kesehatan
Tabel 5.2
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pola Pemberian ASI pada Ibu yang Memiliki Bayi Usia 0 - 6 Bulan Sebelum Diberikan Pendidikan Kesehatan di Kelurahan Langensari Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang, 2014
Pola Pemberian ASI
Frekuensi
Persentase (%)
Kurang
19
55,9
Cukup
11
32,4
Baik
4
11,8
Jumlah
34
100
b.
Pola Pemberian ASI pada Ibu yang Memiliki Bayi Usia 0-6 Bulan Sesudah Diberikan Pendidikan Kesehatan
Tabel 5.3
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pola Pemberian ASI pada Ibu yang Memiliki Bayi Usia 0-6 Bulan Sesudah Diberikan Pendidikan Kesehatan di Kelurahan Langensari Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang, 2014
Pola Pemberian ASI
2.
Frekuensi
Persentase (%)
Kurang
5
14,7
Cukup
14
41,2
Baik
15
44,1
Jumlah
34
100
Analisa Bivariat
Tabel 5.4 Perbedaan Pola Pemberian ASI pada Ibu yang Memiliki Bayi Usia 0-6 Bulan Sebelum dan Sesudah Diberikan Pendidikan Kesehatan tentang ASI Eksklusif di Kelurahan Langensari Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang, 2014 Variabel Perlakuan N Mean SD Z p-value Pola Pemberian
Sebelum
34
4,76
2,594
ASI
Setelah
34
7,68
2,409
-4,726
0,000
Berdasarkan uji Wilcoxon diperoleh nilai Z hitung sebesar -4,726 dengan p-value sebesar 0,000. Oleh karena p-value 0,000 <
(0,05), maka Ho ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa ada
perbedaan yang signifikan pola pemberian ASI pada ibu yang mempunyai bayi usia 0-6 bulan sebelum dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan tentang ASI Eksklusif di Kelurahan Langensari Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang. Perbedaan ini terlihat dari hasil rata-rata skor pola pemberian ASI dimana sebelum diberikan pendidikan kesehatan sebesar 4,76 meningkat
menjadi
7,68
sesudah
B. Pembahasan
diberikan
1. Analisa Univariat a.
diberikan
pendidikan pendidikan
kesehatan. kesehatan
tentang ASI Eksklusif di Kelurahan
Gambaran pola pemberian ASI
Langensari Kecamatan Ungaran
pada ibu yang mempunyai bayi
Barat Kabupaten Semarang
umur
0
–
6
bulan
sebelum
Berdasarkan
hasil
penelitian
Berdasarkan jawaban tersebut
yang dilakukan oleh peneliti pada
pola pemberian ASI dikategorikan
responden yang diberikan pretest
kurang, hal ini disebabkan karena ibu
sebelum
pendidikan
– ibu ada yang belum mengetahui
kesehatan tentang ASI Eksklusif,
benar manfaat tentang pemberian ASI
mendapatkan
secara Eksklusif . Ibu – ibu juga
diberikan
hasil
bahwa
pola
pemberian ASI kepada bayi masih
menganggap
kurang dan itu terbukti dari hasil
memberikan makanan tambahan akan
perhitungan pretest sebagian besar
memenuhi kebutuhan gizi bayi dan
dalam kategori kurang yaitu sejumlah
bayi tidak akan merasa kelaparan. Hal
19 (55,9 %) dari 34 responden,
ini berbahaya dilihat dari sistem
kemudian dalam kategori cukup yaitu
pencernaan bayi yang belum sanggup
sejumlah 11 ( 32,4 %) dari 34
mencerna
responden, dan dalam kategori baik
makanan secara sempurna ( Sunar,
yaitu sejumlah 4 (11,8 %) dari 34
2009).
responden.
bahwa
dan
Berdasarkan
hasil
penelitian
menghancurkan
–
Faktor
dengan
faktor
yang
menyebabkan kegagalan pemberian
sebagian besar pola pemberian ASI
ASI
dalam kategori kurang sejumlah 19
informasi, pendidikan, budaya, dan
(55,9) dari 34 responden. Hal tersebut
pekerjaan.Berdasarkan
dapat dilihat dari hasil kuesioner yang
pemberian ASI dalam kategori cukup
diberikan
banyak ibu yang belum mengetahui
sebelum
memberikan
yaitu
dari
pendidikan kesehatan dan diperkuat
tentang
dengan jawaban responden. Hasil dari
Eksklusif.dikarenakan
jawaban kuesioner yang mewakili,
mempunyai
responden
diberikan
yang
menjawab
salah
manfaat
pengetahuan,
hasil
ASI
persepsi makanan
pola
secara ibu
bahwa /
bayi
minuman
tentang memberikan ASI saja tanpa
tambahan bayi merasa tidak akan
makanan atau minuman tambahan
kelaparan dan akan menambah gizi
pada bayi sebelum berumur 6 bulan
bayi. Informasi yang keliru tentang
sebanyak 18 (94,73 %) dari 19
ASI menjadi penyebab rendahnya
responden dalam kategori kurang.
pemberian
Memberikan makanan / minuman
(Notoatmodjo, 2003).
tambahan pada bayi sebelum berumur 6
bulan,
kesehatan
dapat bayi
membahayakan dan
menganggu
b.
ASI
secara
Eksklusif
Gambaran pola pemberian ASI pada ibu yang mempunyai bayi umur
0
–
6
bulan
sesudah
keberhasilan pemberian ASI secara
diberikan
Eksklusif (Depkes, 2012).
tentang ASI Eksklusif di Kelurahan
pendidikan
kesehatan
Langensari Kecamatan Ungaran
sesudah
Barat Kabupaten Semarang
kesehatan adalah sebanyak 15 (44,1
Sesudah diberikan pendidikan kesehatan
kemudian
diberikan
pendidikan
%) dalam kategori baik dari 34
dilakukan
responden, pola pemberian ASI dalam
pengujian posttest didapatkan hasil
kategori cukup sebanyak 14 (41,7 %)
pola
sesudah
dari 34 responden dan pola pemberian
kesehatan
ASI dalam kategori kurang sebanyak
menunjukkan bahwa pola pemberian
5 (14,7 %) dari 34 responden. Hal ini
ASI sesudah diberikan pendidikan
juga dapat dilihat dari mean antara
kesehatan responden dalam kategori
mean pretest (4,76 %) dan mean
baik sebanyak 15 (44,1 %) dari 34
posttest (7,68 %).
responden, pola pemberian ASI dalam
Berdasarkan
pemberian
diberikan
ASI
pendidikan
hasil
penelitian
kategori cukup sebanyak 14 (41,2 %)
sesudah
diberikan
dari 34 responden dan pola pemberian
kesehatan,
pola
ASI dalam kategori yang masih
mengalami peningkatan dalam hal
kurang sebanyak 5 (14,7 %) dari 34
kategori saja, tetapi dalam pola
responden.
pemberiannya belum bisa dikatakan
Berdasarkan
pendidikan
pemberian
ASI
hasil
penelitian
meningkat, hal tersebut dikarenakan
sesudah
diberikan
peningkatan pola pemberian ASI
pendidikan kesehatan tentang ASI
belum mencapai standar 80 % (
Eksklusif,
pola
Dekpes, 2001), maka dari itu pola
mengalami
perubahan.
sebelum
dan
pemberian
ASI
Perubahan
tersebut yaitu pola pemberian ASI
pemberian
ASI
masih
dikatakan
rendah.
yang dalam kategori kurang berubah
Hal
tersebut
bisa
timbul
menjadi pola pemberian ASI dalam
dikarenakan ibu – ibu yang sudah
kategori baik, pola pemberian ASI
diberikan
yang cukup menjadi pola pemberian
tentang ASI Eksklusif ibu menyadari
ASI yang cukup dan ada pola
bahwa manfaat ASI itu sangat banyak
pemberian ASI dalam kategori kurang
dan
masih saja tetap dalam kategori
frekuensi yang dijadwal itu tidak baik
kurang. Pola pemberian ASI sebelum
karena lebih sering menyusui itu bisa
diberikan
kesehatan
membuat bayi bertambah gizinya
adalah sebanyak 19 (55,4 %) dalam
kemudian yang menyebabkan putting
kategori kurang dari 34 responden,
sering lecet ibu bukan dari lama
dan dalam kategori cukup sebanyak
menyusui tetapi dari cara menyusui
11 (32,4 %) dari 34 responden.
yang kurang benar. Ibu - ibu juga
Sedangkan
menyadari
pendidikan
pola
pemberian
ASI
waktu
pendidikan
yang
bahwa
kesehatan
dibatasi
serta
memberikan
makanan atau minuman tambahan itu
Langensari
bisa menyebabkan bayinya mudah
Barat Kabupaten Semarang.
terkena
2.
penyakit
salah
satunya
Rincian
gangguan sistem pencernaan. Hal ini
diberikan
berbahaya
tentang
dilihat
dari
sistem
Kecamatan
Ungaran
berdasarkan
sesudah
pendidikan ASI
kesehatan
Eksklusif
telah
pencernaan bayi yang belum sanggup
mengalami
mencerna
pemberian ASI yang mengalami
dan
menghancurkan
kenaikan.
makanan secara sempurna ( Sunar,
kenaikan
dari
2009).
menjadi
kategori
Pola
kategori
kurang
baik
adalah
Analisa Bivariat
sebanyak 15 (44,1 %) dari 34
a. Perbedaan pola pemberian ASI
responden dan pola pemberian ASI
pada ibu yang mempunyai bayi
yang masih dalam kategori cukup
umur 0 – 6 bulan sebelum dan
adalah sebanyak 14 (41,7 %) dari 34
sesudah
responden.
diberikan
pendidikan
kesehatan tentang ASI Eksklusif di
b. Pola pemberian ASI ini sebuah
Kelurahan Langensari Kecamatan
keteraturan ibu menyusui dalam
Ungaran
memberikan
Barat
Kabupaten
dengan
memperhatikkan cara menyusui yang
Semarang Berdasarkan hasil dari pretest sebelum
ASI
diberikan
benar, waktu menyusui yang tidak
pendidikan
dibatasi, lama menyusui yang tidak
kesehatan tentang ASI Eksklusif rata
dibatasi, dan frekuensi yang tidak
– rata pola pemberian ASI sebanyak
perlu
4,76 kemudian hasil dari posttest rata
jangan
– rata pola pemberian ASI sebanyak
minuman
7,68
sebelum bayi berumur 6 bulan,
menunjukkan
peningkatan
setelah
terjadinya diberikannya
dijadwal.
Serta
memberikan
makanan
tambahan
karena
dapat
sebaiknya
selain
/
ASI
membahayakan
pendidikan kesehatan tentang ASI
kesehatan bayi (Depkes, 2012). Pola
Eksklusif.
pemberian ASI akan mempengaruhi
Berdasarkan
hasi
uji
wilcoxon didapatkan bahwa p-value
dalam
pemberian
0,000 < ɑ (0,05) yang artinya bahwa
Eksklusif.
ASI
secara
Ho ditolak, artinya ada perbedaan
Perubahan pola pemberian ASI
yang signifikan pola pemberian ASI
tersebut dapat dilakukan melalui
pada ibu yang mempunyai bayi umur
pemberian
0 – 6 bulan sebelum dan sesudah
Dimana tujuan pendidikan kesehatan
diberikan
itu
pendidikan
kesehatan
tentang ASI Eksklusif di Kelurahan
pendidikan
sendiri
kesehatan.
menanamkan
pengetahuan, dengan harapan agar pola pemberian ASI tersebut dapat
membentuk gilirannya
sikap akan
yang
pada
mempengaruhi
perilaku (Notoatmodjo, 2003). Hasil
kategori baik yaitu 15 (44,1 %) dari 34 responden.
3. Ada perbedaan pola pemberian ASI pada
Susilaningsih
ibu yang mempunyai bayi umur 0 – 6
(2013) mengatakan ada pengaruh
bulan sebelum dan sesudah diberikan
pendidikan
pendidikan
penelitian
Zulaicha
kesehatan
terhadap
perilaku mencuci tangan.
Eksklusif
kesehatan di
tentang
Kelurahan
ASI
Langensari
Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten 3.
Keterbatasan Penelitian Dalam
menggunakan
uji
wilcoxon nilai signifikan didapatkan nilai
menyadari adanya beberapa keterbatasan
t hitung sebesar -4,726 dengan p-value
dan kelemahan yaitu pada saat penelitian
sebesar 0,000 <
mengukur
pemberian
ini,
dengan
peneliti
untuk
penelitian
Semarang,
perubahan
ASIdengan
pola
menggunakan
kuesioner, peneliti tidak meneliti faktor – faktor pola pemberian ASI pada ibu yang mempunyai bayi umur 0 – 6 bulan seperti pendidikan ibu, pekerjaan ibu, ekonomi ibu, dan sosial ibu. C. Kesimpulan 1. Pola pemberian ASI pada ibu yang mempunyai bayi umur 0 – 6 bulan sebelum diberikan pendidikan kesehatan tentang ASI Eksklusif di Kelurahan Langensari Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang pada pengukuran pretest paling banyak dalam kategori kurang sebanyak 19 (55,9 %) dari 34 responden. 2. Pola pemberian ASI pada ibu yang mempunyai bayi umur 0 – 6 bulan sesudah diberikan pendidikan kesehatan tentang ASI Eksklusif di Kelurahan Langensari Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang pada pengukuran posttest paling banyak dalam dalam
(0,05).
D. Saran 1. Bagi Perawat atau Tenaga Kesehatan lainnya Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan masukan untuk tenaga keperawatan maupun tenaga kesehatan yang lainnya dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan untuk kemajuan derajat kesehatan. Agar lebih meningkatkan penyuluhan tentang pentinya ASI Eksklusif 2. Bagi Bidan Dapat meningkatkan penyuluhan atau konseling tentang pentingnya ASI eksklusif 3. Bagi Masyarakat Dapat memberikan informasi pada masyarakat terutama pada ibu-ibu mengenai ASI eksklusif dan pentingnya ASI bagi bayi 4. Bagi Peneliti Menambah wawasan dan pengalaman penulis khususnya dalam hal penelitian mengenai perbedaan pola pemberian Air
Susu Ibu (ASI ) pada ibu yang mempunyai bayi umur 0 – 6 bulan sebelum dan sesudah di berikan pendidikan kesehatan tentang Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif 5. Bagi Peneliti Selanjutnya Hasil penelitian ini diharapkan adanya tindak lanjut penelitian tentang faktor – faktor pendidikan ibu, pekerjaan ibu, ekonomi ibu, dan sosial ibu.
DAFTAR PUSTAKA
Ghoni, A. 2012. Pengaruh Faktor Budaya, Sosial, Pribadi Dan Psikologi Terhadap Perilaku Konsumen (Studi Pada Pembelian Rumah di PerumahanGriya Utama Banjardowo Semarang) Khasanah, N.(2011). ASI atau Susu Formula Ya. Jakarta: Flas Books. Kisworowati. 2005. Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Penyalahgunaan Minuman Keras Dikalangan Remaja Di Kabupaten Grobogan. Skripsi. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Arikunto, S. (2010). Prosedur penelitian: suatu pendekatan praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta
Kristiyanasari, W. (2009). ASI, Menyusui & Sadari. Yogjakarta: Nuha Medika.
Budiharto. (2008). Metodelogi Penelitian Kesehatan dengan Contoh Bidang Ilmu Kesehatan. Jakarta : EGC.
Notoatmodjo, S.(2003). Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarata: Rineka Cipta.
Cadwell, Karin & Turner, Cindy. (2011). Manajemen Laktasi: Buku Saku. Jakarta: EGC. Depkes Jateng.(2012). Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah Tahun 2012. Depkes,
R.I.(2001). Strategi Nasional Peningkatan Pemberian Air Susu Ibu (PP - ASI).Jakarta: Depkes RI.
Depkes,R.I.(2012). Peraturan Pemerintah Tentang Pemberian ASI Eksklusif. Jakarta:Depkes RI. Dinkes Semarang.(2012). Laporan Tahunan Dinas Kesehatan Kabupaten Semarang Tahun 2012. Dinas Kesehatan Kabupaten Semarang.
Notoatmodjo, S.(2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Purwanti,S.H.(2004). Konsep Penerapan ASI Eksklusif: Buku Saku untuk Bidan. Jakarta: Trubus. Roesli,U.(2000). ASI Eksklusif. Trubus Agrunda.
Jakarta:
Santoso,S. (2010). Statistik Nonparametrik. Jakarta : Flex Media Komputindo. Soetjiningsih.(1997). ASI: Petunjuk untuk Tenaga Kesehatan. Jakarta: EGC. Sugiyono.(2013). Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sunar,D.P.(2009). Buku Pintar ASI Eksklusif. Jogjakarta: Divapress. Suryoprajogo, N.(2009). Menyusui. Candacoret.
Keajaiban Jogjakarta:
Yulierti, N.(2010). Keajaiban ASI: Makanan Terbaik untuk Kesehatan, Kecerdasan,dan Kelincahan Si Kecil. Yogjakarta: Andi Offset. Zulaicha, E. S. 2013. Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap Perilaku Mencuci Tangan Siswa Sekolah Dasar. Surakarta: Muhammadiyah Surakarta
Universitas