WANJTA DALAM PELAKSANAAN KREDIT KARYA USAHA MANDIR'I Studi Evaluasi di Desa Parakan Muncang, Nanggung dan Curug Bitung, Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor
Oleh : DYAH CHRISTINA A 23.0728
J U R U S A N ILMU-ILMU S O S I A L EKONOMI PERTANIAN FAUULTAS P E R T A N I A N INSTITUT P E R T A N I A N BOGOR
1992
RINGKASAN DYAH CHRISTINA, WANITA
DALAM
PELAKSANAAAN KREDIT KARYA
USAHA MANDIRI (Studi Evaluasi di Desa Parakan Muncang, Nanggung dan Curug Bitung, Kecamatan Nanggung, Kab Bogor). Dibawah bimbingan LALA M. KOLOPAKING. Kredit merupakan salah satu kebijaksanaan yang ditempuh oleh pemerintah guna menanggulangi masalah kemiskinan. Namun demikian masalah yang selalu dihadapi kredit-kredit pedesaan
adalah tunggakan yang
terjadi semakin besar.
Salah satu sebab kernacetan kredit tersebut, karena kredit tidak sampai pada orang yang membutuhkan. Karya Usaha Mandiri
merupakan
skim
kredit
yaw
disalurkan melalui mekanisme tertentu dan penyalurannya selain pada
kelompok pria
juga pada
kelompok wanita.
Tujuan dari penyaluran kredit ini adalah untuk meningkatkan
pendapatan masyarakat
kredit
ekonomi
iemah.
Penyaluran
melalui kelompok wanita diharapkan, jika wanita
mendapat kesempatan untuk memperoleh kredit, maka disamping bertindak sebagai ibu rumah tangga, wanita mampu mengelola dan mengembalikan kredit tersebut dengan baik. Metode
yang digunakan dalam penelitian adalah sur-
vei. Lokasi terpilih dari penelitian yang bersifat evaluatif ini adalah desa Parakan Muncang, Nanggung dan Curug Bitung , Kecamatan Nanggung , Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Responden berjumlah 34 orang dengan ketentuan telah melunasi pinjaman pertama pada bulan Juli 1991.
Data primer
terutama
diperoleh
dari
wawancara
kuesioner terhadap responden. men atau Ekonomi
berstruktur
dengan
Data sekunder berupa doku-
laporan kegiatan diperoleh dari Pusat Sosial
.
Hasil
penelitian menunjukkan bahwa
mekanisme yang
diterapkan merupakan suatu unsur proses penyaluran
kredit
untuk mendidik debitor berpendapatan rendah agar mampu bekerja sama, bersikap jujur, berdisiplin dan bertanggung jawab
.
Mekanisme
menjangkau
masyarakat
berpendapatan
rendah dilakukan dengan menetapkan kriteria tertentu untuk menjadi debitor.
Pada umumnya debitor yang dipilih adalah
mereka dengan kondisi rumah semi permanen, lahan yang sempit dan pendapatan rumahtangga yang rendah. taan
responden debitor, khususnya
Keikutser-
debitor wanita dalam
KUM cenderung karena adanya kebutuhan terhadap kredit. Kredit KUM satuan
rumah
disalurkan dengan menggunakan pendekatan
tangga,
sehingga
responden
wanita
lebih
banyak bertindak sebagai pengambil kredit daripada pemakai kredit.
Hal ini memperlihatkan adanya suatu "tindakan
politis" yang memanfaatkan wanita sebagai penerima kredit. Kredit yang disalurkan dengan tujuan produktif, ternyata juga
digunakan
wanita.
untuk
tujuan
konsumtif
oleh
responden
Kredit yang digunakan untuk tujuan produktif
maupun konsumtif ini dinilai sangat memberi manfaat oleh responden wanita.
Pengembalian kredit yang wanita terkategori tinggi. pemanfaatannya,
dilakukan oleh
responden
Hal ini tidak berkaitan dengan
Sumber pengembalian kredit tidak berasal
dari usaha yang dibiayai dengan dana kredit saja. Keadaan ini menunjukkan, bahwa responden wanita tidak mempermasalahkan sumber pengembalian kreditnya, yang terutama bagi mereka bahwa kredit harus dapat dikembalikan tepat waktunya.
Keberhasilan pengembalian
mekanisme
penerimaan
kredit yang
ini disebabkan karena diterapkan oleh KUM,
meliputi : 1.
Pembentukan kelompok.
2.
Pemberian kredit secara bertahap.
WANITA DALAM PELAKSANAAN KREDIT KARYA USAHA HANDIRI Studi Evaluasi di Desa Parakan Muncang, Nanggung dan Curug Bitung, Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor
Oleh : DYAH CHRISTINA
Laporan Karya Ilmiah Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian Pada Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor
JURUSAN ILMU-ILMU SOSIAL EKONOMI PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 1992
PERNYATAAN DENGAN IN1 SAYA MENYATAKAN BAHWA LAPORAN KARYA ILMIAH IN1 BENAR-BENAR
HASIL
KARYA
SAYA
SENDIRI DAN
BELUM
PERNAH
DIAJUKAN SEBAGAI KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI DAN ATAU LEMBAGA MANAPUN.
B o g o r , Maret 1992
DYAH CHRISTINA
A 23.0728
Judul
Karya
Ilmiah :
WANITA
DALAM
PELAKSANAAN
KREDIT
KARYA USAHA MANDIRI, S t u d i E v a l u a s i d i Desa Parakan Muncang, Nanggung dan Curug B i t u n g , Kecamatan Nanggung, Kabupateh BOgor Jawa B a r a t .
,
Nama Mahasiswa
:
DYAH CHRISTINA
Nomor Pokok
:
A 23.0728 Menyetujui
Dosen Pembimbing
.
I r . Lala M . Kolopaking.MS
NIP. 131 3 84' 865
enyetujui
unasor Sanim. MSc
1 Tanggal Lulus :
23 Maret 1992
RIWAYAT HIDUP DYAH
CHRISTINA lahir di
Agustus 1968.
Jakarta pada
tanggal
29
Merupakan putri pertama dari tiga bersauda-
ra dari orang tua Sudarso dan Theresia Martini. Pendidikan Sekolah Dasar diselesaikan di SD Kencong 111, Jember pada tahun 1980 (sebelumnya penulis menempuh pelajaran di SDN Kadipolo I, Solo, SD Dwi Sakti Bhakti, Surabaya dan SDN Sulung 11, Surabaya).
Kemudian penulis
melanjutkan ke SMP Franciscus, Semarang dan lulus pada tahun 1983.
Setelah lulus dari SMAN 415 Manokwari, Irian
Jaya pada tahun 1986, penulis diterima pada Program Penyuluhan dan
Komunikasi
Sosial Ekonomi Pertanian.
Pertanian
Jurusan
Studi
Ilmu-Ilmu
EATA PENGANTAR
Kredit merupakan salah satu pemecahan untuk menanggulangi masalah kemiskinan.
Pada umumnya wanita yang mera-
sakan adanya kemiskinan, oleh karena itu perlu adanya penyaluran kredit melalui wanita. Hasil
penelitian
menunjukkan
adanya
keberhasilan
pengelolaan dan pengembalian kredit yang disalurkan melalui
kelompok
dituangkan
wanita, lebih
lanjut
hasil
penelitian
dalam tulisan ini.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan
puji
dan
syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan rahmat yang
dilimpahkan penulisan
diselesaikan.
Tidak
skripsi
ini akhirnya dapat
lupa penulis
menyampaikan terima
kasih kepada : 1.
Kedua
orang
yang
selama
tua, mase
dan
mama
serta
ini telah memberikan
adik-adik
dorongan, baik
secara materiil maupun spirituil. 2.
Bapak
Ir. Lala M. Kolopaking, MS
pembimbing atas
saran dan bimbingan
sebagai yang
kan sehingga penulisan laporan ini dapat kan 3.
dosen
diberi-
diselesai-
.
Bapak
Drs. Endriatmo, MS
Sri Wahyuni, MS
yang
dan
Ibu
Ir.
Ekawati
telah bersedia sebagai komisi
pendidikan dan sebagai dosen penguji.
4.
Bapak Dr. C.A. Rasahan dan Bapak Ir. Mat Syukur, MS telah membantu sehingga terlaksananya peneli-
yang
tian sampai penulisan skripsi ini. 5.
Bapak dan
Yusuf
Bapak
Colter, MS, Bapak Drs.
Makmun, SE yang
telah
Pandu
Suharto
membantu
selama
penelitian berlangsung. 6.
Kepala Bitung
7.
Desa Parakan
Muncang, Nanggung
dan Curug
.
Bapak Gozali, SH, Bapak
Umar, Bapak
Ganda dan Mbak
Yani yang telah banyak membantu selama penelitian. 8.
Keluarga beri
Andi
dukungan
Pustaka 9.
Dr.
Djajanegara
moril
dari
gang
sejak
telah
mem-
penulisan
Studi
hingga selesainya skripsi ini.
Teman-teman yang
telah
membantu
sampai
selesai-
nya tulisan ini, yakni Abi, Yani, Santi, Nunu, Pung, Med, Ana, Mas Harto dan lain-lain. 10.
Semua
pihak
yang
telah membantu sejak
awal pene-
litian hipgga akhir penulisan laporan ini yang tidak bisa saya sebutkan satu per satu. Akhirnya penulis menyadari bahwa tulisan ini masih jauh dari sempurna, walaupun demikian penulis mengharap semoga hasil penelitian ini bermanfaat bagi pihak-pihak yang memerlukan.
Bogor, Maret 1992 Penulis
DAFTAR IS1 Halaman KATA PENGANTAR
..................
.................... DAFTARTABEL . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ................. DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR GAMBAR . . . . . . . . . . . . . . . . ................... PENDAHULUAN L a t a r Belakang ............... Perurnusan Makalah . . . . . . . . . . . . . . Tujuan P e n e l i t i a n . . . . . . . . . . . . . . DAFTAR I S 1
Kegunaan P e n e l i t i a n TINJAUAN PUSTAKA
.............
................. ............... Usaha M a n d i r i .........
Kebutuhan K r e d i t K r e d i t Karya
W a n i t a d a n KUM
................
....... METODOLOGI . . . . . . . . . . . Tipe dan Lokasi P e n e l t i a n . P e n g a m b i l a n Sampel . . . . .
KERANGKA PEMIKIRAN
Pengumpulan D a t a P e n g o l a h a n Data
. . . .
. . . .
. . . .
. . . .
. . . .
. . . .
. . . .
. . . .
. . . .
.............. ................
.............. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN . . . . . . . . . . K o n d i s i S o s i a l Ekonomi Kecamatan Nanggung . . Keadaan F i s i k . . . . . . . . . . . . . . . . Waktu P e n e l i t i a n
'
i
iii iv vi vii
1 1 3
.......... Keadaan Ekonomi . . . . . . . . . . . . . . . Keadaan Penduduk . . . . . . . . . . . . . . . . Keadaan Sosial Budaya . . . . . . . . . . . . PELAKSANAAN PENYALURAN KREDIT . . . . . . . . . . . Prosedur Penyaluran Kredit Pad Responden . . Kriteria Pemilihan Debitor . . . . . . . . . Fasilitas Sosial Ekonomi
... KEGUNAAN KREDIT BAG1 DEBITOR WANITA . . . . . . . Pengguna Pinjaman . . . . . . . . . . . . . . Pemanfaatan Pinjaman . . . . . . . . . Manfaat Dari Kredit . . . . . . . . . . . . . PELAKSANAAN PENGEMBALIAN KREDIT . . . . . . . . . .
Tanggapan Terhadap Mekanisme Penyaluran
. . . . . . . . Sumber-sumber Pengembalian Kredit . . . . . . .
Tingkat Pengembalian Kredit
Faktor-faktor Penyebab Keberhasilan Pengembali Kredit Oleh Debitor Wanita
....... KESIMPULAN DAN SARAN . . . . . . . . . . . . . . . DAFTAR PUSTAKA . . . . . . . . . . . . . . . . . . LAMPIRAN
.....................
23
25
DAFTAR TABEL Nomor
1.
2.
Halaman
Teks S a r a n a Yang T e r d a p a t d i M a s i n g - m a s i n g d e s a d i Kecamatan Nanggung, Tahun 1 9 9 0
20
P a n j a n g J a l a n Yang T e l a h D i a s p a l d i Masingm a s i n g Desa d i Kecamatan Nanggung, Tahun 1 9 9 0
21
Luas Lahan d a n Penggunaannya d i D e s a Parakan Muncang, Nanggung d a n Curug B i t u n g , Tahun 1 9 9 0
22
F a s i l i t a s S o s i a l Ekonomi Muncang, Nanggung d a n Tahun 1 9 9 0
25
......
.............................
............................. d i D e s a Parakan Curug B i t u n g ,
.............................
K o m p o s i s i Penduduk M e n u r u t J e n i s P e k e r j a a n d i D e s a P a r a k a n Muncang, Nanggung d a n Curug B i t u n g , Tahun 1 9 9 0
26
J u m l a h Penduduk Menurut T i n g k a t P e n d i d i k a n P a d a D e s a P a r a k a n Muncang, Nanggung d a n Curug B i t u n g , Tahun 1 9 9 0
27
K o m p o s i s i Penduduk Menurut Agama d i Desa P a r a k a n Muncang, Nanggung d a n C u r u g B i t u n g , Tahun 1 9 9 0
29
..............
...............
............................. P e r s e b a r a n Responden M e n u r u t T i n g k a t P e n g u a s a a n Lahan ................................. P e r s e b a r a n Responden M e n u r u t K o n d i s i Rumah ...
34
35
P e r s e b a r a n Responden M e n u r u t T i n g k a t K e h a d i r a n d a l a m Rembug P u s a t
39
.....
46
.......................
P r o p o r s i Penggunaan K r e d i t O l e h P e n g g u n a
P r o p o r s i Rata-rata P e n g g u n a a n K r e d i t P a d a P i n jaman P e r t a m a
............................
48
P r o p o r s i Rata-rata P e n g g u n a a n K r e d i t P a d a P i n jaman Kedua
49
P e r s e b a r a n Responden B e r d a s a r k a n Waktu Pengemb a l i a n K r e d i t pada Pinjaman Pertama
61
.............................. ......
15.
Persebaran Responden Menurut Pemanfaatan Kredit dan Pengembaliannya pada Pinjaman Pertama. 63
16.
Persebaran Responden Menurut Pemanfaatan Kredit dan Pengembaliannya pada Pinjaman Ke II.... 64
17.
Persebaran Responden Berdasarkan Faktorfaktor Penyebab Keberhasilan Pengembalian Pinjaman...
................................
68
DAFTAR LAMPIRAN Nomor Jumlah dan Persentase Penduduk Desa Parakan Muncang, Nanggung dan Curug Bitung Menurut Umur dan Jenis Kelamin
74
Jumlah Uang Yang Disalurkan dan Dikembalikan oleh Debitor pada 4 Rembug Pusat sampai bulan Juli 1 9 9 1
.........................
75
Kredit Usaha Mandiri sampai bulan Juli 1 9 9 1 . . .
76
..............
........... Peta Desa Parakan Muncang ..................... Peta Desa Nanggung ........................... Peta Desa Curug Bitung ....................... Peta Kecamatan Nanggung............
77 78 79 80
DAFTAR GAMBAR
Nomor 1.
Teks P e n g e l o l a a n Uang KUM
Halaman
.........................
(vii)
16
PENDAHULUAN Latar Belakang Tujuan dari pembangunan Nasional adalah mewujudkan masyarakat adil dan makmur yang merata material dan spiritual.
Oleh sebab itu pelaksanaan pembangunan disamping
meningkatkan pendapatan juga menjamin pembagian pendapatan yang merata sampai ke setiap pelosok wilayah Indonesia. Seperti diketahui bahwa
masyarakat
Indonesia hampir
70 persen tinggal di daerah pedesaan (BPS, 1990).
Dari
182 juta jiwa penduduk Indonesia, masih terdapat 30 juta jiwa yang hidup dibawah garis kemiskinan.
Oleh karena itu
pembangunan hendaknya mampu mengentas adanya kemiskinan tersebut. Berbagai oleh
program
pemerintah
menanggulangi
masalah
ditempuh
kemiskinan
Salah satunya dengan cara pemberian dana dan
tersebut. kredit.
guna
dan kebijaksanaan telah
Dalam pembangunan desa aspek dana dan kredit
merupakan salah satu komponen dari strategi pertanian yang tangguh
(Kasryno & d, 1985).
Bahkan Soetrisno dan
Mubyarto (1986) mengatakan, bahwa secara teoritik kredit pedesaan merupakan salah satu usaha untuk membendung laju urbanisasi. Masalah program kredit di pedesaan adalah tunggakan kredit yang terjadi semakin besar.
Dari pengalaman selama
ini terlihat bahwa penyebab terjadinya masalah programprogram kredit seperti itu, karena program yang diadakan tidak sampai pada orang-orang yang membutuhkan.
Lembaga
Pengembangan
Perbankan
Indonesia
bersama
dengan Asian Pasific Development Centre (APDC) dan Pusat Sosial Ekonomi mengadakan suatu pilot proyek tentang skim kredit
untuk
masyarakat
yang
berpendapatan
rendah
di
daerah Nanggung, Bogor. Pemberian bantuan kredit dari KUM untuk masyarakat miskin pedesaan tidak hanya diberikan kepada pria sebagai kepala keluarga, namun juga kepada wanita.
Pelibatan
wanita dalam masalah ini, karena wanita memiliki peran penting, baik dalam keluarga maupun dalam masyarakat luas. Khususnya
bagi
masyarakat
pedesaan,
dimana
kedudukan
wanita desa sangat kuat dalam masyarakat, bahkan mereka merupakan poros
(spil) dan penggerak seluruh kehidupan
ekonomi serta masyarakat desa (Ann Stoller, 1977).
Se-
dangkan Pudjiwati Sajogyo (1983) menyatakan bahwa dengan melibatkan dan mengerti wanita, maka akan membantu untuk mengisi arti dari pembangunan, yakni apabila pembangunan dirumuskan sebagai suatu proses dimana insan-insan prie dan wanita yang menjadi
sasaran pembangunan seyogyanya
berpartisipasi "sama nilai" dalam proses tersebut. Pelibatan wanita dalam pengambilan kredit KUM ini dimaksudkan untuk menunjukkan bahwa disamping bertindak se bagai ibu rumah tangga, mereka juga mampu bertindak kegiatan perekonomian di luar urusan rumah la mereka diberi kesempatan maka mereka
lebih
mempunyai
dalam
tangga
memperoleh
dalam apabi-
kredit,
kemampuan dalam mengelola
dan mengembalikan kredit tersebut dengan tertib. karena itu ha1 ini penting untuk diteliti.
Oleh
Perurnusan Masalah Karya Usaha Mandiri adalah suatu skim kredit yang pelayanannya ditujukan pada masyarakat yang berpenghasilan rendah di pedesaan. bah
Skim kredit ini diadakan untuk meru-
kondisi masyarakat
desa dari
keadaan tidak
mampu
menjadi mampu melalui suatu sistem pendidikan atau prosedur yang ketat sebagai mana yang telah diterapkan oleh Grameen Bank di Bangladesh. Dalam melaksanakan kegiatannya, Karya Usaha Mandiri mengikutsertakan wanita selain anggota pria. hal* tersebut
dengan
Berkaitan
Pandu Suharto dan Hafid
(1991)
menyatakan bahwa untuk memajukan keadaan sosial ekonomi dari keluarga miskin di pedesaan, prosesnya akan lebih cepat apabila dilakukan melalui ibu rumah tangga. Lebih jauh berdasarkan pengamatan Syukur et al, ( 1 9 9 0 ) menunjukkan bahwa
disiplin kehadiran dan
kontinuitas membayar
anggota wanita jauh lebih baik dibandingkan dengan anggota pria.
Walaupun tingkat pengembalian keduanya mencapai 1 0 0
persen, tetapi tingkat kehadiran anggota pria pada pertemuan rembug pusat kurang dari 9 0 persen. Masalahnya adalah : 1.
Bagaimana tanggapan wanita terhadap mekanisme pemberian kredit yang dilaksanakan oleh KUM ?
2.
Sampai
seberapa
jauh
kredit
KUM
bermanfaat
bagi
masyarakat, khususnya anggota wanita ? 3.
Bagaimana
tingkat pengembalian kredit yang
oleh wanita dan adakah sebab-sebab yang nya ?
dilakukan
mempengaruhi-
Tujuan Penelitian Berdasarkan
latar
belakang dan
masalah
yang
telah
diutarakan, maka tujuan dari penelitian ini adalah : 1.
Mengetahui tanggapan wanita terhadap mekanisme
pembe-
rian kredit kepada anggota.
2.
Mengetahui tentang pemanfaatan kredit KUM bagi anggota wanita selaku debitor.
3.
Mengetahui tingkat pengembalian kredit yang
dilakukan
oleh wanita dan mengetahui sebab-sebab yang mempengaruhinya. Kegunaan Penelitian Hasil gang diperoleh dari penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk : 1.
Digunakan
sebagai
titik tolak bagi
penelitian
yang
lebih luas dan mendalam. 2.
Digunakan sebagai masukan untuk pengambilan
keputusan
khususnya bagi pengelola KUM juga bagi instansi-instan si yang berkaitan.
TINJAUAN PUSTAKA
Kebutuhan Kredit Terbatasnya
pemilikan
dana,
baik
untuk
pembelian
pemenuhan kebutuhan hidup sehari-hari, maupun untuk kegiatan berusaha, merupakan salah satu ciri umum yang melekat pada
masyarakat
miskin
di
pedesaan.
Ciri-ciri pokok
masyarakat miskin adalah : (1) pendapatan rendah.
Faktor
ini berkaitan dengan masalah rendahnya kesempatan kerja dan pendidikan ; (2) produktifitas rendah.
Faktor ini
berkaitan dengan tidak adanya aset produksi dan rendahnya B
kualitas gizi. Kemiskinan yang dialami oleh masyarakat desa menyebabkan mereka tidak dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhannya. Wolf
(1985) menyatakan, ada tiga kebutuhan yang harus
dipenuhi oleh petani di negara-negara berkembang untuk dapat hidup dengan layak, yaitu : 1.
Replacemant fund, merupakan dana yang dibutuhkan oleh petani untuk mengganti peralatan produksi dan
konsum-
si. 2.
Ceremonial fund, merupakan
dana yang dibutuhkan oleh
petani untuk membiayai kegiatan-kegiatan sosial. 3.
Fund of rent, untuk
merupakan
dana yang
membayar sewa tanah
dibutuhkan petani
apabila petani tidak
mem-
punyai tanah sendiri. Sedangkan Boeke (1983) menggolongkan kebutuhan-kebutuhan tersebut dalam dua golongan, yakni kebutuhan yangbersifat
sosial dan kebutuhan yang bersifat ekonomi.
Kebutuhan
sosial mencakup kebutuhan dalam berhubungan dengan orang lain (masyarakat), sedangkan kebutuhan ekonomi merupakan kebutuhan fisik. Tidak semua masyarakat pedesaan mampu menyelaraskan kebutuhan-kebutuhan tersebut dengan pendapatannya, terlebih pada golongan petani gurem dan buruh tani.
Hart
(1979) menyatakan bahwa pendapatan yang rendah sebagai akibat dari pekerjaan memburuh pada masyarakat desa jauh lebih tinggi dari usaha sendiri.
Berdasarkan penelitian-
nya, masyarakat miskin di pedesaan mempunyai pendapatan dari
berburuh
mencapai
90 persen,
jika
dibandingkan
dengan masyarakat desa yang kaya, dimana pendapatan berburuh hanya 6 persen. Pada
akhirnya
akan
menyebabkan
timbulnya
"krisis
ekonomi keluarga", yang kenudian diatasi dengan "survival strategi"
.
Pada
tahap
selanjutnya, masyarakat akan
mengambil hutang dari banyak pihak (Mubyarto dan Sutrisno, 1986).
Kebiasaan berhutang sebenarnya telah lama dilaku-
kan oleh masyarakat desa, bahkan bagi
masyarakat desa
golongan buruh tani dan petani gurem, hutang atau kredit merupakan suatu kebutuhan.
Hal ini diperjelas oleh
Djo-
johadikusumo (1989) yang mengatakan, bahwa kredit sudah merupakan keharusan bagi kehidupan sebagian besar penduduk Hindia Belanda.
Peran kredit dalam rumah tangga pedesaan
terlihat dari persentase pinjaman uang terhadap keseluru-
han pendapatan dalam bentuk uang.
Berdasarkan penelitian-
nya di Kutowinangon pada tahun
1933
proporsi
pinjaman
uang
terhadap
ditunjukkan bahwa
seluruh
pendapatannya
rata-rata mencapai 2 9 . 4 persen. Dari
keterangan
diatas
terlihat
bahwa
pendapatan
sebagian besar masyarakat miskin di pedesaan ditutup dari hutang. suatu
Hal ini menunjukkan bahwa hutang telah menjadi kebutuhan
bagi
masyarakat
desa,
terutama
untuk
menutup kebutuhan hidup sehari-hari dan untuk memenuhi kebutuhan yang bersifat mendadak, disamping untuk tujuan produktif. Kredit Karya Usaha Mandiri Tujuan dari penyaluran kredit KUM adalah untuk menambah modal usaha debitor sehingga pada suatu saat mampu untuk berdikari.
Prinsip dari KUM
meliputi
a)
tidak
memerlukan jaminan dan penjamin, b) setiap pinjaman dikenakan biaya administrasi, c) apabila peminjam meninggal dunia, maka
dibebaskan dari
(Rasahan, 1 9 9 0 ) .
kewajiban membayas hutang
Lebih lanjut oleh Rasahan et a1 ( 1 9 9 0 )
ditetapkan bahwa rumah tangga yang layak mendapat kredit adalah : a.
Tidak memiliki atau tidak menggarap lahan kurang 0 . 4 ha
dan
pendapatan
per
bulan
tidak
dari
lebih dari
Rp 75 0 0 0 . b.
Memiliki
asset
Rp 1 5 0 0 0 0 .
bergerak
yang
nilainya
kurang dari
c.
Peminjam memiliki
ketrampilan
dalam
usaha yang akan
dijalankan dan berumur tidak lebih dari 60 tahun. d.
Peminjam
memiliki
usaha yang jelas dan
dapat diper-
tanggungjawabkan kelayakan usahanya. e.
Diutamakan untuk peminjam yang memiliki kegiatan usaha yang bersifat jangka pendek.
f.
Setiap rumah tangga hanya diperkenankan 1 orang yang menjadi anggota KUM.
Selain lulus dari syarat kelayakan, peminjam diharuskan memenuhi syarat kewajiban, sebagai berikut : a. Membentuk
kelompok
yang
beranggotakan
lima orang.
Kemudian dari kelompok akan dibentuk rembug Pusat. b.
Peminjam wajib mengikuti Latihan Wajib Kumpulan selama lima
hari berturut-turut dan lulus
kumpulan c.
Anggota
ujian
pengesahan
. wajib
hadir
pada
setiap
pertemuan Rembug
pusat yang diadakan setiap minggu sekali. d.
Dari pinjaman
yang
diperoleh
administrasi sebesa~5
%
selalu dikenakan biaya
yang akan dimasukkan ke dalam
tabungan kumpulan. e.
Biaya administrasi yang dikenakan adalah sebesar
3.33
persen per bulan. f.
Setiap minggu menabung sebesar Rp 100 per anggota yang kemudian akan dimasukkan sebagai tabungan kumpulan.
Lebih lanjut tata cara keanggotaan KUM
adalah sebagai
berik~it : Calon debitor yang ingin menjadi anggota KUM harus mendaftarkan diri pada pamong desa atau petugas.
Kemudian
petugas akan mendatangi rumah calon debitor untuk dinilai kelayakannya. kredit
Calon anggota akan dinilai layak menerima
apabila memenuhi
kriteria kelayakan yang
telah
ditetapkan. Anggota yang layak menerima kredit diharuskan membentuk kelompok dengan ketentuan tingkat pendidikan, umur dan kondisi ekonomi sama serta mempunyai tempat tinggal yang berdekatan.
Setelah
membentuk
kumpulan,
diwajibkan
mengikuti Latihan Wajib Kumpulan (LWK) selama lima hari berturut-turut.
Dimana dalam LWK akan dijelaskan mengenai
cara pengajuan dan cara pengembalian pinjaman, memilih ketua dan sekretaris, menentukan nama kumpulan dan memilih dua anggota yang berhak mendapatkan kredit terlebih dahulu (dipilih berdasarkan kondisi ekonomi yang paling lemah dan kedua orang tersebut tidak memegang jabatan apapun dalam kelompok)
.
Rembug Pusat akan dibentuk apabila telah terbentuk minimal 2 kumpulan dan maksimal Rembug Pusat segala kegiatan KUM pinjaman, penerimaan, nakan.
6 kumpulan.
mulai
Melalui
dari pengajuan
pengembalian dan menabung dilaksa-
Anggota kumpulan dalam suatu rembug pusat kemudian
akan memilih ketua dan wakil ketua untuk masa jabatan satu
.
tahun.
Yang berhak menjadi ketua dan wakil ketua rembug
adalah ketua dan wakil ketua kelompok, Pinjaman dari KUM dikenai biaya administrasi sebesar 3.3
%
per bulan.
Pinjaman pertama yang diberikan sebesar
Rp 3 0 0 0 0 kemudian
pada
tahun 1 9 9 1
meningkat
menjadi
Rp 5 0 0 0 0 , sedang besar pinjaman kedua Rp 7 5 0 0 0 .
Pengem-
balian pinjaman harus dilakukan dalam
jangka waktu
50
minggu dan angsuran mulai dilakukan dua minggu setelah pinjaman diterima oleh debitor. Sumber tabungan kumpulan selain berasal dari biaya administrasi, juga berasal dari tabungan wajib sebesar Rp 1 0 0 per minggu dan Rp 5 0 yang dikumpulkan pada saat debitor mengikuti LWK selama lima hari.
Anggota dalam
suatu kumpulan dapat meminjam uang
tabungan atas
persetujuan anggota lainnya.
dari
Pengembalian pinjaman dari
tabungan diangsur dalam waktu 2 . 5 bulan atau 1 0 minggu. Pengajuan pinjaman yang dilakukan oleh anggota guna mendapatkan kredit juga melalui prosedur tertentu.
Calon
peminjam harus mengajukan besar uang yang akan dipinjam dan alokasi penggunaannya.
Jumlah uang
yang dipinjam
harus disesuaikan dengan kemampuannya dalam mengembalikan pinjaman
tersebut.
Penggunaan
kredit
diharuskan
untuk
tujuan produktif dan pengajuannya harus dengan sepengetahuan teman dalam satu kumpulan dan harus disetujui oleh mereka dengan cara seluruh anggota kelompok harus menanda tangani surat
pengajuan
pinjaman tersebut.
Penyerahan
pinjaman dilakukan satu minggu
setelah kredit tersebut
diajukan, yakni pada pertemuan rembug.
Pada Pertemuan
rembug selalu diawali dan diakhiri dengan pembacaan ikrar, yang berbunyi sebagai berikut : ."adalah menjadi tanggung jawab kami untuk - berusaha menambah rizki - membantu anggota kumpulan dan rembug pusat, apabila mereka dalam kesulitan - menggunakan pinjaman dari KUM untuk meningkatkan pendapatan keluarga - mendorong anak-anak untuk bersekolah - membayar kembali pinjaman setiap minggu Wanita dan KUM Berdasarkan penelitian Pudjiwati Sajogyo (1978) di Jawa
Barat
pekerjaan penting
menunjukkan,
rumah
bagi
bahwa disamping pekerjaan-
tangga yang
wanita
atau
tetap merupakan pekerjaan
istri, ternyata wanita
juga
berperanan dalam pekerjaan pencaharian nafkah untuk keluarganya.
Dan menurut Yulfita Rahardjo ( 1 9 7 5 ) , khususnya
pada golongan masyarakat miskin, sebenarnya terlibatnya wanita
dalam
perekonomian bukan merupakan ha1 yang baru.
Kegiatan wanita yang bersifat ekonomi yang tertua adalah di bidang pertanian, yang sebagian besar masih terdapat dalam masyarakat Indonesia.
Di bidang pertanian wanita
ikut bekerja bersama suaminya dalam mengelola dan
menger-
jakan tanah garapannya, setelah itu wanita juga terlibat dalam memelihara ternak dan aktivitas pertanian lainnya. Meningkatnya'jumlah penduduk dengan cepat dan tetapnya
persediaan
lahan
pertanian,
menyebabkan
makin
bertambahnya yang
rumah
rnenguasai
mempunyai
lahan
tangga
lahan
di
sempit,
garapan.
Jawa,
pedesaan
sama
bahkan
Perubahan
khususnya
sekali
tersebut
tidak
memberikan
m o t i v a s i p a d a w a n i t a g o l o n g a n rumah t a n g g a m i s k i n p e d e s a a n u n t u k b e k e r j a k e s e k t o r non p e r t a n i a n ( P u d j i w a t i S a j o g y o , 1991). Pergeseran
pola
kerja
pencaharian
nafkah
sebagai
b u r u h a t a u t e n a g a k e r j a k a s a r k e p o l a k e r j a non p e r t a n i a n i n i d i s e b a b k a n k a r e n a adanya p e n g a r u h k e g i a t a n yang d i a d a kan o l e h p e m e r i n t a h d a l a m h a 1 p e m e r a t a a n p e m b e r i a n b a n t u a n k r e d i t , khususnya kepada masyarakat golongan miskin.
KUM m e n y a l u r k a n juga
kepada
kelompok
kepada w a n i t a
ini
kredit
selain
wanita.
kepada
Pemberian
kelompok bantuan
pria
kredit
a g a r w a n i t a mampu mengem-
dimaksudkan
B e r k a i t a n d e n g a n KUM, maka
bangkan u s a h a rumah t a n g g a n y a .
Syukur e t a1 ( 1 9 9 0 ) menduga, bahwa k e d i s i p l i n a n d a n kekont i n u i t a s a n pengembalian k r e d i t babkan
karena
tangga
sebenarnya
mencari
wanita
dalam
bukan
penghasilan,
dari
anggota wanita d i s e -
struktur
merupakan
meminjam
dan
keanggotaan
rumah
tumpuan
utama
bekerja
bagi
a d a l a h membantu s u a m i d a l a m menambah p e n d a p a t a n
untuk wanita
keluarga
s e h i n g g a uang yang d i p i n j a m a k a n d i k e l o l a dengan b a i k a g a r dapat
rnembayar
angsuran
secara
rutin,
wanita
umumnya
mempunyai t i n g k a t k o n t r o l yang k u a t d i b a n d i n g k a n p r i a d a n p a d a umumnya w a n i t a b e k e r j a d i d a l a m d e s a b e r b e d a d e n g a n p r i a y a n g umumnya b e k e r j a d i l u a r d e s a ,
sehingga d i s i p l i n
kehadiran p r i a lebih rendah dibanding wanita.
KERANGKA PEMIKIRAN
Kebutuhan-kebutuhan hidup yang harus dipenuhi oleh masyarakat
desa
produksi.
Pada tingkat sosial masyarakat yang rendah,
sangat
beragam,
dari
konsumsi
hingga
kebutuhan-kebutuhan tersebut sulit untuk dapat dipenuhi. Pada tahap selanjutnya akan melibatkan anggota keluarga lain dalam mencari tambahan pendapatan, seperti wanita. Pencaharian tambahan pendapatan keluarga salah satunya dilakukan dengan berhutang atau meminjam.
Pinjaman
tersebut pada akhirnya akan digunakan sebagai modal untuk berusaha, konsumsi maupun investasi. Karya Usaha Mandiri telah memberikan kesempatan pada rumah tangga golongan miskin pedesaan untuk meningkatkan pendapatan keluarga melalui bantuan kredit, baik melalui anggota wanita maupun pria. maka
KUM
telah
melakukan
Dalam mewujudkan tujuannya, kegiatan-kegiatan produktif,
yakni penyaluran modal usaha dan kegiatan simpan pinjam. Pemberian kredit kepada wanita, dimaksudkan untuk memberi kesempatan pada wanita untuk mengelola usaha dan untuk menunjukkan bahwa wanita apabila diberi kesempatan dalam
pengambilan kredit, maka
tersebut dengan baik.
dapat
mengelola
kredit
Hal ini ditunjukkan oleh kemampuan
mereka dalam memanfaatkan kredit untuk meningkatkan pendapatan dan pengembalian kredit tersebut dengan tertib. Pengelolaan kredit umumnya dikaitkan dengan sektor non pertanian, terutama perdagangan yang berskala gurem
(kecil).
Pergeseran pada pola kerja wanita dari sektor
pertanian ke sektor non pertanian, telah menunjukkan suatu pola
pergeseran
yaitu dari
status/status
sosial dalam
masyarakat,
status pekerja sebagai tenaga keluarga dan
sebagai buruh tani menjadi pekerja wanita status pengusaha dan buruh, disamping status pekerja keluarga (Pudjiwati Sajogyo, 1991). Selain memberi kesempatan pada wanita dari golongan miskin, KUM juga menetapkan suatu prosedur atau mekanisme tertentu pada anggota guna mendapatkan kredit.
Mekanisme
tersebut merupakan suatu bentuk pendidikan untuk merubah perilaku dan pemberian kepercayaan.
Hal ini yang membeda-
kan skim kredit KUM dengan kredit-kredit yang telah ada. Sumitro kepada
(1989) mengatakan
rakyat
kecil
harus
bahwa
dibedakan
pemberian dengan
kredit kepada golongan menengah ke atas.
kredit
pemberian
Hal ini disebab-
kan karena persyaratan formal yang dimiliki oleh rakyat kecil
tidak
memadai, perilakunya
kondisinya yang
yang
berbeda
lemah, tingkat pendidikan
karena
formal yang
rendah dan' pengetahuan tentang perbankan yang minimum. Namun demikian perhitungan ekonomi harus tetap diterapkan kepada
semua pihak
menengah ke atas.
baik
rakyat
kecil
maupun
golongan
Perlakuan yang bersifat sosial sama
saja dengan filantropi, yang akan membawa akibat celaka dan bukannya menghasilkan perbaikan moral para peminjam.
Selanjutnya oleh Sumitro ( 1 9 8 9 ) juga dikatakan bahwa yang terjadi di Indonesia, orang desa pada dasarnya adalah peminjam yang baik dan dapat dipercaya. ekonominya minimum
Walaupun kondisi
dengan diberikan kepercayaan
penuh,
akan mengembalikan kredit tersebut dengan tertib.
Pinja-
man akan dikembalikan jika penghasilan yang diperoleh dari pinjaman tersebut dapat menciptakan kegiatan ekonomi yang dapat memberikan penghasilan yang memadai.
Adanya tungga-
kan yang terjadi adalah karena penghasilan yang didapat tidak memadai dan mereka sama sekali tidak mampu membayar. Berdasarkan uraian tersebut, dapat dibuat skema yang menggambarkan bahwa KUM merupakan
kredit
yang
kepada masyarakat yang berpendapatan rendah di pedesaan.
diberikan
yang
tinggal
Gambar I menunjukkan kegiatan tahapan awal
kegiatan kredit disalurkan kepada kelompok wanita melalui seleksi.
Dari seleksi ini akan ditentukan siapa yang
layak dan tidak layak menerima kredit.
Apabila layak,
maka debitor diwajibkan mengikuti Latihan Wajib Kumpulan (LWK).
Pada LWK akan dipilih 2 orang yang berhak menda-
patkan kredit terlebih dahulu.
Penyaluran kredit
ini
diukur dari adanya tanggapan wanita terhadap mekanisme penyaluran
kredit.
Selanjutnya diduga
mekanisme
akan
mempengaruhi tingkat pemanfaatan dan pengembalian kredit yang dilakukan.
Pemanfaatan kredit diukur dari pemanfaat
kredit, alokasi penggunaan kredit dan manfaat dari adanya kredit, sedangkan pengembalian kredit diukur dari tingkat pengembalian dan sumber-sumber pengembalian kredit.
I1 Pengembalian
1
Penyaluran
I+Petugas
I 1-1
Tidak layak
Seleksi Individu
I
*I
Kelompok Wanita
I
Latihan Wajib Kumpulan
-L
J
Memperoleh kredit terlebih dahulu (2 orang)
1
I
Memperoleh kredit kemudian (3 orang)
-
.
Pemanf aatan
Rembug Pusat
Keterangan:
> = disalurkan ---------- 3 = dikembalikan
am bar
1.
Pengelolaan Uang KUM
METODOLOGI Tipe dan Lokasi Penelitian Tipe penelitian adalah evaluatif dan penelitian ini dilakukan di desa Parakan Muncang, . Nanggung
dan Curug
Bitung, Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor.
Daerah ini
menjadi pilihan karena menjadi pilot proyek kredit KUM yang diadakan oleh Pusat Sosial Ekonomi Pertanian. Pengambilan Sampel Pengambilan sampel dilakukan dengan metode survei dan responden meliputi 34 orang dengan pertimbangan : 1.
Sifat populasi homogen, yaitu sama-sama dikenakan oleh ketentuan-ketentuan dalam memperoleh dar i KUM
2.
.
Responden 1991
adalah
debitor yang pada
telah melunasi pinjaman
debitor
kredit
bulan
pertama.
Juli
Jumlah
wanita KUM seluruhnya sampai bulan
Juli
1991 ada 230 orang. 3.
Populasi
berada
di wilayah kerja
Karya
Usaha
Mandiri. Pengumpulan Data 1.
Data
primer dikumpulkan
langsung
melalui
wawancara
berdasarkan pedoman yang ada. 2.
Data sekunder yang dikumpulkan sebagai berikut :
Nomor
Jenis Data
1.
Sumber Data
Jumlah uang yang diserap oleh wanita PSE per rembug pusat Jumlah uang yang dikembalikan oleh wanita per rembug pusat PSE Keadaan umum lokasi penelitian Kantor Desa
2. 3.
Pengolahan Data Pengolahan data dilakukan secara manual dan telaah didasarkan pada analisa data primer dan data sekunder, baik kuantitatif maupun kualitatif.
Data kuantitatif yang
diperoleh diolah dalam bentuk tabulasi silang dan persentase, kemudian diinterpretasikan untuk memperoleh gambaran yang nyata dari peubah yang dilihat.
Data kualitatif yang
diperoleh dari wawancara, pengamatan, catatan harian dan studi
pustaka
dianalisa
dan
diinterpretasikan
secara
deskriptif, sehingga menjelaskan fenomena yang ada. Waktu Penelitian Penelitian dilakukan dari pertengahan bulan Agustus sampai pertengahan Oktober 1991, setelah terlebih dahulu menyelesaikan usulan penelitian.
KEADAAN UMUM LOICASI PENELITIAN Kondisi Sosial Ekonomi Kecamatan Nanggung Desa Parakan Muncang
(PM), Nanggung (N) dan Curug
Bitung(CB) merupakan desa-desa yang berada dalam wilayah Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat. Letak desa PM ini lebih kurang 3 2 kilometer dari Kotamadya Bogor serta 2 . 5 kilometer dari Kecamatan Nanggung, sedangkan desa N berada 3 5 kilometer dari Kotamadya Bogor dan 1 kilometer dari Kecamatan Nanggung, serta desa CB letaknya 41 kilometer dari Kodya Bogor dan 6 kilometer dari Kecamatan Nanggung.
Desa PM dan CB termasuk klasifikasi desa
swadaya, sedang desa N termasuk klasifikasi desa swasembada. Wilayah
desa CB
dibagi
menjadi
empat
dusun
atau
kampung dengan 2 9 RT dan 9 RW, sedangkan desa PM dibagi dalam 2 dusun dengan 27 RT dan 7 RW dan desa N dibagi dalam 3 dusun dengan 27 RT den 10 RW. Fasilitas pasar hanya terdapat di desa N dan CB, demikian
pula
untuk
fasilitas
Puskesmas berada di desa PM. umumnya
semua
jalan
utama
terminal.
Sedangkan
Untuk fasilitas jalan, pada di
desa-desa
di
Kecamatan
Nanggung telah beraspal, kecuali desa Bantarkaret.
Namun
demikian panjang jalan utama yang diaspal berbeda.
Jalan
utama yang diaspal terpanjang adalah desa CB.
Untuk
fasilitas mobil,
hanya
ada
di
desa
N
dan CB, namun
demikian beberapa desa-desa di Kecamatan Nanggung dilalui oleh angkutan mobil, desa-desa yang tidak dilalui mobil,
maka alat angkutannya adalah sepeda motor, seperti desa Malasari dan Pangkal Jaya.
Untuk fasilitas pendidikan,
fasilitas untuk SMP hanya ada di desa N, sedangkan untuk tingkat SD atau sederajat, hampir di setiap desa telah ada
. Dari uraian yang ada menunjukkan bahwa desa PM, N dan
CB merupakan desa-desa yang memiliki fasilitas fisik yang
lengkap
(beragam jumlah dan jenisnya),
sehingga ketiga
desa penelitian tersebut merupakan desa-desa yang lebih maju
dibandingkan dengan desa-desa yang lain dalam satu Hal tersebut lebih lanjut dapat dilihat pada
Kecamatan.
tabel 1 dan 2. Tabel 1. Sarana
Hanbaro
Pendidikan
Sarana Yang Terdapat di Masing-masing Desa di Kecamatan Nanggung Tahun 1 9 9 0 Pangkal Jaya
Kalong Liud
TK
-
-
-
SD
2
4
2
-
SMP SK4 Madrasah 2 3 Pesantren Kesehatan Puskesmas Pos kesehatan BidanIMantri Dokter Transpartas Mobil Truk sepeda motor Koaunikasi 25 Radio TV 39 Kantor POS Ekonomi Kios dan toko 22 Pas-
-
-
Sumber data :
-
Cisarua
Sukaluyu
PM
N
CB
Bantar Karet
Malasari
1 1
-
3 2
1 2
1 1
2 2
-
6
-
-
6
4
-
4
-
2 2
-
-
-
-
-
4
11
-
26 7
80 73
30 12
122 60
6
35
14
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Potensi Desa, 1 9 9 0
8
-
-
1
-
-
-
1 15
7 25
1 61
-
-
3 3
82 155 450 96 203 256 1 -
45 19
133 58
10 107 1
16
23
79 1
-
-
-
-
Dari
tabel
2
ditunjukkan
mengenai
sarana
jalan
m e n u r u t p a n j a n g j a l a n yang t e l a h d i a s p a l d i s e t i a p d e s a d i Kecamatan
.
Nanggung
Dari
tabel
terlihat
sarana
jalan
gang
diaspal
telah
ada
setiap
desa,
hanya
panjang
jalan
yang
Untuk
desa
PM,
N
CB
dan
merupakan
bahwa
untuk
pemerataan
untuk
diaspal
berbeda.
desa-desa
dengan
f a s i l i t a s j a l a n yang d i a s p a l t e r p a n j a n g . Tabel 2.
P a n j a n g J a l a n Yang T e l a h D i a s p a l d i Masingm a s i n g D e s a d i Kecamatan ~ & n ~ ~Tahun u n ~ 1990 P a n j a n g j a l a n yang d i a s p a l (km)
Desa Hambaro Pangkal J a y a Kalong L i u d Cisarua Sukaluyu
Bantar K a r e t Malasari Sumber d a t a :
P o t e n s i Desa, 1990 Keadaan F i s i k
Wilayah
desa
PM,
N
dan
CB
masing-masing
mempunyai
b e n t u k permukaan t a n a h , d a t a r b e r b u k i t dengan l u a s masingmasing
605
hektar,
curah
hujan
3000
mm/th u n t u k CB.
697
mm/th
hektar untuk
dan desa
1400 PM
hektar,
dan
N
dengan
s e r t a 2900
Persentase penggunaan lahan
di desa PM relatif
lebih besar untuk sawah, sedangkan untuk desa N dan CB, persentase penggunaan
lahan relatif
tegalan dan perkebunan negara.
lebih
besar
untuk
Di desa PM sebagian besar
sawah berpola sederhana (20.66%) dan 8.93 persen beririgasi setengah teknis. Di desa N pada umumnya juga berpola sederhana (14.35%),sedangkan 5.74 persen beririgasi setengah teknis dan 6.89 persen beririgasi teknis. Demikian pula untuk desa CB, 17.14 persen sawah umumnya berpola sederhana.
Lebih lanjut penggunaan lahan per desa pene-
litian dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 3.
Luas Lahan dan Penggunaannya di Desa Para kan Muncang, Nanggung dan Curug Bitung Tahun 1990
Jenis Penggunaan Desa Pbl ha % Sawah Tegalan Perkebunan Negara Perkebunan Rakyat Lain-lain
179 310
29.59 51.24
116
19.17
Jumlah
605 100.00
Sumber Data :
-
Luas Lahan Desa N ha % 188 37 200 107 165
Desa CB ha %
26.97 124 5.31 316 28.69 140 15.35 23.67 8 2 8
8.86 12.86 28.57
697 100.00 1400
100.00
-
58.57
Potensi Desa, 1990
Pada desa-desa penelitian sawah umumnya ditanami padi dua kali dalam satu tahun, sedangkan tegalan ditanami palawija, seperti kacang-kacangan, buncis dan ketimun.
Fasilitas Sosial Ekonomi Fasilitas ekonomi diwujudkan dengan adanya KUD Bhakti Mekar yang hanya ada di wilayah desa CB. yang berhubungan
Segala kegiatan
dengan koperasi berpusat di desa CB.
Sedangkan pasar ada di desa N dengan hari pasar Minggu dan Kamis dan di desa CB dengan hari pasar Selasa dan Sabtu. Untuk fasilitas warung dan toko di desa PM terdapat 10 toko sedangkan di desa N terdapat 97 kios dan 30 toko, di CB ada 79 toko dan warung. Fasilitas
transportasi yang
tersedia
Nanggung adalah mobil dan sepeda motor.
di
Kecamatan
Di desa PM tidak
terdapat mobil namun ada 15 buah sepeda motor dan sebuah truk.
Sedangkan untuk desa N jumlah mobil ada 7 buah dan
sepeda motor ada 25 buah.
Desa CB mobil tidak ada tetapi
ada sebuah truk dan 61 sepeda motor.
Walaupun desa PM dan
CB fasilitas mobil tidak ada, namun kedua desa tersebut dilalui mobil tersebut
angkutan.
Dengan adanya mobil
angkutan
maka transportasi di ketiga desa menjadi lancar.
Lancarnya transportasi juga di dukung oleh adanya sarana jalan yang telah diaspal, walaupun jalan tersebut hanya merupakan jalan utama.
Di desa PM panjang jalan yang
diaspal adalah 5 kilometer sedangkan desa N 3 kilometer dan desa CB 6 kilometer.
Fasilitas terminal hanya ada di
desa N dan CB, untuk desa PM tidak ada.
Fasilitas fisik lain yang dimiliki oleh desa PM, N dan CB adalah sarana komunikasi berupa radio dan televisi. Di PM terdapat 82 radio dan 9 6 televisi, sedangkan di Desa N terdapat 1 5 5 radio dan 2 0 3 televisi serta di CB terdapat 4 5 0 radio dan 2 5 6 televisi.
Sarana komunikasi lain yang
tersedia yakni adanya Kantor Pos.
Namun demikian kebera-
daan Kantor Pos hanya di desa N, di desa lain belum ada. Fasilitas kesehatan yang dimiliki adalah adanya Puskesmas.
Pada satu kecamatan, Puskesmas hanya ada satu
yang letaknya di desa PM, namun demikian pos kesehatan sudah terdapat di setiap desa penelitian, masing-masing 1 0 pos kesehatan di Desa PM, 9 di desa N dan 9 di desa CB. Fasilitas pendidikan yang dimiliki oleh desa PM, N dan CB masing-masing 6 SD di desa PM, 6 Madrasah dan 2 pesantren
sedangkan di
pesantren serta 2 SMP.
desa N
ada
2
Madrasah
dan 4
Di desa C B mempunyai 4 SD, 2
Madrasah dan satu pesantren.
Untuk desa-desa tersebut
fasilitas
Sekolah
pendidikan
untuk
Lanjutan
Atas
belum ada Lebih lanjut uraian diatas dapat dilihat pada tabel 4. Dari uraian di atas dapat dikatakan bahwa desa N merupakan fisik.
desa yang
paling
banyak mempunyai
fasilitas
Hal ini beralasan karena desa N merupakan ibukota
kecamatan
Tabel 4.
Fasilitas Sosial Ekonomi di desa Parakan Muncang, Nanggung dan Curug Bitung, 1 9 9 0 Desa PM
Fasilitas Transportasi Mobil Truk Sepeda motor Perekonomian Pasar , Warung dan toko KUD Kesehatan Puskesmas Komunikasi Radio Televisi Kantor Pos Pendidikan SD Madrasah SMP Pesantren Sumber Data :
Desa N
-
7
1
25
61
1 107
79
1
15
-
10
Desa CB
1 1
-
1
-
-
1
82 96
-
155 203 1
450 256
6 6
2
4 2
-
2
-
2
4
1
-
Potensi Desa, 1 9 9 0 Keadaan Ekonomi
Lancarnya transportasi dan keberadaan lokasi desa PM ynng
dekat
dengan
raya
jalan
kabupaten
memungkinkan
tingkat pekerjaan penduduk desa PM relatif tinggi sebagai pedagang
.
Sedangkan untuk
desa
N , tingkat pekerjaan
penduduk relatif tinggi pada buruh tani dan petani. ini diakibatkan adanya kondisi
alam yang
Hal
memungkinkan
untuk bertani dan adanya perkebunan, baik milik negara maupun perkebunan,rakyat.
Di desa CB tingkat pekerjaan
penduduk terbesar sebagai buruh tani, ha1 tersebut terjadi karena letak desa CB yang jauh dari kabupaten, sehingga mernungkinkan
mahalnya
ongkos
transportasi.
Biaya
t r a n s p o r t a s i y a n g m a h a l menyebabkan p e n d u d u k e n g g a n u n t u k mencari
pekerjaan
di
luar
desa,
sehingga
mereka
banyak
b e k e r j a s e b a g a i b u r u h t a n i , b a i k d i s a w a h , t e g a l a n maupun di
perkebunan
rakyat.
penduduk d i d e s a - d e s a T a b e l 5.
Lebih
jenis
lanjut
pekerjaan
s t u d i diterangkan pada t a b e l 5.
K o m p o s i s i Penduduk M e n u r u t J e n i s P e k e r j a a n d i Desa P a r a k a n Muncang, Nanggung d a n Curug B i t u n g Tahun 1 9 9 0
Jenis Pekerjaan Desa PM Jiwa % 400 620 728 52 380 20 132
Petani Pemilik Buruh T a n i Pedagang Pegawai N e g e r i Buruh n o n T a n i Pensiun Lain-lain
Jumlah penduduk Desa N Jiwa %
6.77 10.49 12.32 0.88 6.43 0.34 2.23
907 745 358 55 340 14 138
D e s a CB Jiwa %
16.51 13.56 6.52 1.00 6.19 0.25 2.51
1080 1330 144 48 1146 16 311
18.33 22.57 2.44 0.81 19.45 0.27 .5.28
Sumber: P o t e n s i D e s a , 1 9 9 0
Di
desa
PM
termasuk t i n g g i Dihubungkan
penduduk
yang
mengalami
dibandingkan dengan
dengan
kondisi
buta
desa N
desa
yang
aksara
d a n d e s a CB. dekat
dengan
k a b u p a t e n , memungkinkan penduduk y a n g b e r p e n d i d i k a n r e n d a h b e k e r j a s e b a g a i pedagang ( k e l u a r d e s a ) d a n buruh t a n i ( d i dalam d e s a ) . termasuk
tinggi.
memungkinkan sebagai
buruh
penduduk dengan
D i d e s a N penduduk
yang
Adanya
tani tamat
perkebunan
tersebut
penduduk
dan
termasuk
jauh
dari
tamat rakyat
bekerja
petani,
SD
l e t a k d e s a yang
yang
di
sedangkan tinggi.
SD d a n SMP dan dalam di
negara desa
desa
CB
Dihubungkan
k a b u p a t e n d a n mahalnya
biaya
transportasi,
memungkinkan
penduduk
yaw!
berpendidikan rendah bekerja di dalam desa sebagai buruh tani dan petani.
Lebih lanjut mengenai tingkat pendidikan
penduduk di ketiga desa penelitian dapat dilihat pada tabel 6 . Tabel 6 .
Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan Pada Desa Parakan Muncang, Nanggung dan Curug Bitung Tahun 1 9 9 0 -
Tingkat Pendidikan Desa PM Jiwa % Tamat SD Tamat SMP Tamat SMA Tamat PT/Akademi Buta Aksara Sumber
Data :
91 20 10 0 632
1.54 0.34 0.17 0.00 10.69
Desa N Jiwa 188 171 16 3 24
%
3.42 3.11 0.29 0.05 0.44
Desa CB Jiwa X 680 51 46 7 61
11.54 0.87 0.78 0.12 1.04
Potensi Desa 1 9 9 0
Berdasarkan
tabel
dan
keterangan
diatas
dapat
disimpulkan Sahwa rendahnya tingkat pendidikan penduduk di desa PM, N dan CB telah mempengaruhi tingkat pekerjaannya, yakni di sektor informal Keadaan Penduduk Kepadatan penduduk relatif tinggi di desa PM.
Dengan
luas desa 605 ha dihuni oleh 5 9 1 1 jiwa penduduk, sehingga kepadatannya mencapai 9 7 7 per km2
.
Di desa N, luas desa
695 ha dengan jumlah penduduk 5495 jiwa, sehingga tingkat
kepadatan penduduknya 7 9 1 jiwa per km2 , sedangkan desa CB, luas desa mencapai 1 4 0 0 ha dengan jumlah penduduk mencapai 5892 jiwa, berarti tingkat kepadatan penduduknya 4 2 1 jiwa
421
jiwa/km2.
Kepadatan relatif penduduk
di desa PM
diakibatkan penduduk cenderung memilih lokasi pemukiman yang mendekati wilayah kabupaten. Rasio jenis kelamin pada desa PM 104, berarti untuk setiap 100 wanita ada 104 laki-laki.
Sedangkan rasio
jenis kelamin untuk desa N sebesar 103 dan desa CB sebesar 86.
Dari ketiga desa penelitian terlihat bahwa desa PM
mempunyai angka rasio tertinggi.
Sedangkan untuk rasio
beban tanggungan, di desa PM sebesar 113, berarti untuk setiap
100
usia
produktif
mempunyai
sebesar 113 usia non produktif.
beban
tanggungan
Sedangkan rasio beban
tanggungan pada desa N sebesar 134 dan desa CB sebesar 99. Dengan demikian
rasio beban
tanggungan
untuk desa N.
Lebih lanjut mengenai
relatif tinggi jumlah penduduk
menurut jenis kelamin dan umur dapat dilihat pada tabel lampiran 1. Keadaan Sosial Budaya Masyarakat merupakan orang-orang yang hidup bersama dan mempunyai hubungan antar pribadi baik hubungan antara kelompok
dengan
kelompok.
pribadi
maupun
antara
pribadi
Hubungan ini'disebut dengan interaksi sosial.
Interaksi sosial pada akhirnya dapat menimbulkan kebudayaan. kebudayaan
dengan
suatu
Dengan demikian tidak ada masyarakat tanpa dan
tidak
ada
kebudayaan
tanpa
masyarakat
sebagai wadah dan pendukungnya (Soekanto, 1987).
Adapun
faktor-faktor sosial budaya antara lain agama, adat istiadat , kelembagaan, pendidikan dan gotong royong
.
Berkaitan dengan ha1 keagamaan, maka di desa PM, N dan CB lebih dari 9 0 persen penduduknya beragama Islam. Pengajian-pengajian selalu dilakukan secara rutin baik oleh bapak-bapak, ibu-ibu maupun remaja.
Secara rinci
komposisi penduduk menurut agama yang dianut di ketiga desa penelitian.dapat dilihat pada tabel 7. Tabel 7.
Komposisi Penduduk Menurut Agama di Desa Parakan Muncang, Nanggung dan Curug Bitung Tahun 1 9 9 0
Agama
Jumlah penduduk Desa N Jiwa %
Desa PM % Jiwa Islam 5911 K. Protestan K. Katolik Budha Hindu -
100.00
Jumlah
100.00
5911
-
5486
99.84
5891
99.98
1
0.02
100.00
5892
9
5495
%
0.16 -
-
-
Desa CB Jiwa
-
-
-
100.00
Sumber: Potensi Desa. 1 9 9 0 Upacara
Keagamaan di
ketiga
desa penelitian sangat
penting artinya misalnya perayaan Maulid Nabi.
Adanya
upacara-upacara keagamaan dan pengajian-pengajian yang di adakan mengakibatkan orang dapat berhubungan satu dengan yang lain. sebagai
Selain itu pengajian-pengajian dapat dijadikan
media
untuk
menyampaikan
penyuluhan, misalnya
tentang kesehatan, KB dan sebagainya.
PELAKSANAAN PENYALURAN KREDIT Prosedur Penyaluran Kredit Pads Responden Sumber dana KUM adalah berasal dari Asian Pacific Development Center (APDC) dan Bank Indonesia (BI), yang disalurkan
melalui
Lembaga
Pengembangan
Perbankan
Indonesia. Sedangkan pelaksana proyek KUM adalah Pusat Sosial Ekonomi (PSE).
Pilot proyek ini dimulai pada tahun
1989.
Prosedur
penyaluran
kredit
pada
kelompok-kelompok
responden debitor yang diteliti pada umumnya tidak berbeda. Pertama kali calon debitor diharuskan melapor pada petugas atau pamong desa, kemudian petugas akan menilai kelayakan calon debitor tersebut berdasarkan kriteria yang sudah di tetapkan, dengan cara mendatangi rumah responden dan melakukan wawancara langsung. Setelah dianggap iayak untuk menjadi anggota KUM, maka
calon
debitor diharuskan membentuk
berangg~takanlima orang.
kelompok
yang
Dari kelompok tersebut kemudian
dibentuk Rembug Pusat (RP).
Minimal dalam Rembug Pusat
terdiri dari dua kelompok dan maksimal enam kelompok. Dari
17 rembug pusat, terdapat 14 rembug pusat wanita dan 3 rembug pusat pria.
Studi pada 4 Rembug Pusat diketahui
bahwa pada Rembug Pusat Sukamaju terdiri dari $ kelompok, Adil 5 kelompok, Berkembang 6 kelompok dan Harapan Mulia 6 kelompok.
Pada s a a t p e m b e n t u k a n kelompok maka d i a n t a r a a n g g o t a a k a n t e r j a d i s a l i n g m e n g a j a k teman yang m e r e k a k e n a l a t a u a t a u t e t a n g g a a t a u a t a s k e i n g i n a n s e n d i r i m e r e k a m e n j a d i anggo-
t a kelompok. ikut
D a r i 3 4 responden d e b i t o r 7 9 . 4 1 % menyatakan
serta
dalam
s e n d i r i , 2.94%
ikut
kelompok
KUM
karena
keinginan
s e r t a k a r e n a d i a j a k o l e h p e t u g a s KUM,
2 . 9 4 % d i a j a k o l e h pamong d e s a d a n 1 4 . 7 1 % d i a j a k o l e h teman
atau tetangga.
Adanya p r o s e s s a l i n g m e n g a j a k menyebabkan
a d a n y a i k a t a n yang t e r j a d i p a d a s a t u kelompok maupun s a t u rembug p u s a t t e r b e n t u k b e r d a s a r k a n k e d e k a t a n t e m p a t t i n g gal.
Walaupun
ada
beberapa
t i n g g a l yang b e r j a u h a n .
responden
mempunyai
tempat
I k a t a n i n i menyebabkan 3 4 r e s p o n -
d e n d e b i t o r m e n g e t a h u i a d a n y a KUM d a r i t e m a n a t a u t e t a n g g a 44.12
p e r s e n s e d a n g k a n 1 7 . 6 5 p e r s e n m e n g e t a h u i a d a n y a KUM
d a r i p e t u g a s KUM d a n 3 5 . 3 0
2.94
persen
dari
p e r s e n d a r i pamong d e s a s e r t a
keluarga
sendiri
yang
telah
menjadi
a n g g o t a KUM. P a d a t a h a p s e l a n j u t n y a maka r e s p o n d e n w a j i b m e n g i k u t i L a t i h a n W a j i b Kumpul
(LWK) s e l a m a 5 h a r i
D a l a m LWK d i j e l a s k a n menge-
setiap hari sekitar satu jam. nai
tata
cara
yang
berturut-turut,
berlaku
dalam
KUM
seperti
memilih
k e t u a , m e m i l i h d u a a n g g o t a yang b e r h a k m e n d a p a t k a n k r e d i t t e r l e b i h d a h u l u s e r t a memberi terakhir
dari
LWK
diadakan
nama ujian
kumpulan.
Pada h a r i
pengesahan
kumpulan.
Pada u j i a n i n i r e s p o n d e n d e b i t o r d i b e r i p e r t a n y a a n - p e r t a nyaan s e s u a i dengan m a t e r i
yang
telah
disampaikan.
Dan
selama 5 hari debitor diwajibkan untuk membawa uang sebesar Rp 5 0 yang akan dimasukkan sebagai tabungan kumpulan
.
Setelah ujian maka responden resmi menjadi anggota KUM. Setelah diterima sebagai anggota, maka debitor wajib hadir pada setiap pertemuan rembug. ran, baik
sebelum maupun
Pada setiap kehadi-
setelah pertemuan,
diwajibkan membaca ikrar bersama-sama. ikrar
tersebut
maka
pada
dasarnya
untuk selalu bersikap jujur. aktivitas
perekonomian
responden
Melihat dari isi
responden diajarkan
Pada pertemuan rembug segala
dilakukan
kredit, penerimaan kredit, menabung
mulai dan
dari
pengajuan
pengembaliannya.
Pertemuan rembug dilakukan pada pos pelayanan yang telah ditetapkan, dimana pos pelayanan tersebut merupakan rumah salah satu debitor.
Pada pertemuan petugas akan hadir dan
segala aktivitas ekonomi dilakukan secara langsung pada petugas. Pinjaman
pertama
yang
diberikan
oleh
KUM sebesar
Rp 3 0 0 0 0 dan pinjaman kedua sebesar Rp 75 0 0 0 ,
namun
demikian yang diterima oleh debitor hanya sebesar Rp28 5 0 0 untuk pinjaman pertama dan Rp 7 1 2 5 0 untuk pinjaman kedua. Selisih dari pinjaman akan dimasukkan ke dalam tabungan kelompok.
Dari
jumlah
yang
balikan sebesar Rp 42 0 0 0
dipinjam, maka
untuk
Rp 1 0 5 0 0 0 untuk pinjaman kedua.
pinjaman
akan dikempertama
dan
Pada pinjaman kedua ,
besar pinjaman disesuaikan dengan kemampuan mengangsur, sehingga untuk pinjaman kedua dari 34 responden ada 5.88
persen yang mengambil pinjaman kedua sebesar
Rp 50 000
dan 5 . 8 8 persen responden yang mengambil pinjaman kedua sebesar Rp 60 000.
Untuk mengambil pinjaman dari KUM,
responden jugs tidak dikenakan jaminan berupa kebendaan. Selain pinjaman dari KUM, debitor juga mengambil dari tabungan kelompok.
Besar
sampai Rp 20 000.
Seperti pada pinjaman KUM, pinjaman
pinjaman
rata-rata Rp 10 000
dari tabungan juga dikenakan biaya administrasi sebesar 5 persen.
Untuk mengambil pinjaman dari KUM tidak diperlu-
kan jaminan kebendaan.
Biaya administrasi ini akan dima-
sukkan dalam tabungan kelompok, sehingga semakin besar jumlah pinjaman yang berasal dari tabungan kelompok, maka jumlah uang
tambahan pada tabungan kelompokpun semakin
besar. Adanya tabungan ini memungkinkan debitor pada suatu saat dapat mandiri, yakni membiayai pinjamannya dari hasil tabungan sendiri. Dari
uraian
yang
ada
memperlihatkan
bahwa
untuk
mengambil kredit dari KUM tidak diperlukan jaminan berupa barang atau materi, namun ketentuan yang harus dijalankan oleh calon debitor tidak mudah. melewati
tahap-tahap
tertentu
Calon debitor harus
yang
telah
ditetapkan.
Mekanisme seperti yang diterapkan pada KUM bertujuan untuk memudahkan debitor dalam mengambil kredit sekaligus untuk mendidik agar debitor mampu untuk mengelola
kredit.
Kriteria Pemilihan Debitor Pemilihan debitor pada KUM didasarkan pada persyaratan-persyaratan yang telah ditetapkan.
Persyaratan yang
telah ada, dalam pelaksanaannya belum sepenuhnya dilaksanakan, ha1 ini mengingat sulitnya memberi kredit hanya kepada kelompok masyarakat yang miskin.
Kesulitan terse-
but disebabkan pada umumnya masyarakat desa yang memiliki kondisi miskin cenderung takut menerima program-program baru dari orang-orang yang belum pernah dikenal, dengan demikian diperlukan motivator yang berasal dari kalangan menengah
pedesaan.
Sehingga pada
beberapa
responden
debitor ditemukan memiliki tanah maupun menggarap tanah yang lebih dari ketentuan yang telah ditetapkan (0.4 ha). Namun
demikian pemilikan
lahan yang
luas, belum
bisa
menjamin besar kecilnya pendapatan responden debitor sebab produktivitas rendah. lahan
tanah
di
ketiga
desa
penelitian
sangat
Pada tabel 8 berikut dapat dilihat pemilikan
.
Tabel 8. Persebaran Responden Menurut Tingkat Penguasaan Lahan Luas Tanah (Ha)
Jumlah Responden
Persentase
14 5 9 6
41.18 14.71 26.47 17.65
34
100.00
0 0.1
< 0.1 - 0.4
> 0.4
Jumlah Sumber: Data Primer, 1991
Dari 3 4 responden debitor, 4 1 . 1 8
persen tidak memi-
liki atau tidak menggarap lahan pertanian. persen
17.65
debitor memiliki/menggarap
ketentuan yang
berlaku.
Sedangkan
tanah melebihi
Dari sejumlah responden yang
memiliki atau menggarap lahan pertanian ( 5 8 . 8 3
persen),
persen responden mengolah lahan dalam bentuk sawah
29.42
selebihnya lahan diolah sebagai lahan kebun/tegalan. Selain faktor penguasan lahan, kondisi rumah responden debitor juga tidak dipilih sesuai dengan ketentuan yang
telah
ditetapkan.
Hal
tersebut
disebabkan oleh
adanya sejarah pemilikan rumah responden, dimana besar
responden
debitor
memiliki
rumah
sebagian
karena
adanya
warisan dari orang tua atau rumah tersebut milik anggota keluarga yang ditempati oleh responden. Tabel 3.
Persebaran Responden Menurut Kondisi Rumah
Kondisi Rumah
Jumlah Responden
Persentase
Permanen Semi Permanen
28
17.65 82.35
Jumlah
34
100.00
6
Sumber: Data Primer, 1 9 9 1 Berdasarkan
tabel
6
terlihat
bahwa
82.35
persen
responden memiliki kondisi rumah yang semi permanen dan 1 7 . 6 5 persen mempunyai kondisi rumah permanen.
Dilihat dari jumlah pendapatannya, maka pada umumnya responden debitor mempunyai tingkat pendapatan kurang dari
Rp 75 000 per bulan.
Dari 34 responden 29 responden atau
67.65 persen mempunyai tingkat pendapatan per bulan sebesar Rp 36 000 sampai Rp 45 000, dan 32.35 persen mempunyai tingkat pendapatan per bulan Rp 20 000 sampai Rp 35 000. Dilihat
dari
sumber
pendapatannya,
pada
umumnya
responden debitor mempunyai 2-3 sumber pendapatan. Keragaman sumber pendapatan ini dimaksudkan untuk dapat menjamin tersedianya angsuran pembayaran kredit setiap minggu. Dari uraian diatas dapat dilihat bahwa kriteria yang ditetapkan oleh KUM telah membatasi dengan jelas mengenai siapa yang dimaksud dengan golongan ekonomi berhak mendapatkan kredit. yang
sangat
kredit
berguna
pedesaan.
lemah yang
Hal tersebut merupakan patokan
dalam
melaksanakan
Batasan
operasional
setiap program seperti
diatas
selama ini belum diterapkan oleh lembaga-lembaga kredit pedesaan di Indonesia. Peneliti P3PK UGM
Namun berdasarkan penelitian Tim
(1987) bentuk kredit pedesaan seperti
RUM pernah dicobakan di Solo, dengan nama Yayasan Indonesia Sejahtera (YIS).
Perbedaan antara YIS dengan KUM,
bahwa pada YIS tidak ada pembacaan ikrar dan YIS tidak mengadakan LWK, sedangkan kesamaannya, kedua bentuk kredit pedesaan rendah
ini mampu
di
menjangkau masyarakat
pedesaan, karena kedua
berpendapatan
kredit pedesaan
ini
memberi batasan dengan jelas, golongan masyarakat yang berhak menerima kredit.
Dari studi pada tiga desa terli-
hat bahwa debitor KUM pada umumnya 'adalah masyarakat yang
berpendapatan rendah di pedesaan.
Hal ini
menunjukkan
bahwa KUM di ketiga desa studi telah.mencapai sasaran. Tanggapan Terhadap Mekanisme Penyaluran Dari 34 responden debitor, sebagian besar (82.35%) menyatakan
keberatan dengan
dikemukakan
karena
adanya
adanya LWK. kesulitan
Alasan
dalam
yang
menangkap
keterangan-keterangan yang diberikan oleh petugas, sebab responden umumnya berpendidikan rendah dan ada beberapa yang sudah berumur.
Sedangkan 17.65 persen menyatakan
setuju dengan adanya LWK.
Bagi
mereka
LWK mempunyai
manfaat khusus, yakni dapat mengetahui tentang apa yang dimaksud
dengan
KUM,
bagaimana
cara-caranya
meminjam,
membayar dan membuat tanda tangan, serta suatu kebanggaan tersendiri bagi debitor apabila bisa menerangkan kepada orang lain tentang KUM. Dari
keterangan
diatas
terlihat
bahwa
rendahnya
tingkat pendidikan dan tingkat umur pada responden wanita mempengaruhi tingkat penerimaan mereka terhadap LWK, namun demikian adanya LWK bagi beberapa responden mampu meningkatkan prestise. Tujuan
LWK
semula
adalah
untuk
kebersamaan sesama anggota, disiplin
memupuk
rasa
dan tanggung jawab.
Kebersamaan anggota kelompok terlihat dari adanya rasa saling
menolong
kesulitan rumah beras
untuk
terhadap
anggota
tangga, misalnya
kebutuhan
lain
yang
mengalami
dengan cara meminjam
sehari-hari.
Namun
demikian
.
kebersamaan sesama anggota dalam
satu
kumpulan bahkan
dalam satu rembug pusat masih terasa kurang. terlihat
64.7 persen
responden akan mengatasi
Hal ini sendiri
apabila ada kesulitan-kesulitan terutama yang menyangkut angsuran pinjaman.
Bahkan
5.9
persen mengatakan akan
membiarkan angsuran tersebut kosong.
Alasan yang dikemu-
kakan oleh responden adalah adanya rasa malu untuk meminjam pada teman satu kelompok. Dari keterangan ini terlihat bahwa adanya pembentukan kelompok pada KUM adalah untuk mendidik debitor agar mampu bekerja
secara kooperatif dan merupakan
kembalinya kredit.
jaminan untuk
Tim Peneliti P3PK UGM ( 1 9 8 7 ) mengata-
kan, bahwa pendekatan penyaluran kredit secara kelompok sangat cocok untuk kelompok miskin di pedesaan, karena memudahkan pembinaan terhadap nasabah, mendidik golongan miskin untuk bekerja secara kooperatif dan pengembaliannya menjadi lancar.
Oleh karena pengelolaan kredit melalui
kelompok dapat mendorong rasa "tanggung jawab kelompok" atau social Obligation dari masing-masing anggota kelompok terhadap kelestarian kelompoknya. (1989)
mengatakan,
untuk membentuk
bahwa
Selanjutnya Sajogyo
pembentukan
ikatan moral.
kelompok
penting
Apabila ada salah satu
anggota kelompok yang menerima kredit tidak mampu melunasi cicilan, maka kewajiban bagi anggota lain untuk mengingatkan.
Pola seperti ini lebih dikenal dengan sebutan "tang-
gung renteng".
Namun demikian pembentukan kelompok pada
KUM belum dapat menciptakan suatu kerjasama terutama dalam ha1
tanggung
renteng pembayaran angsuran.
Hal tersebut
salah satunya disebabkan oleh sikap wanita yang cenderung malu untuk meminjam pada teman satu kelompoknya, apabila mereka mengalami kesulitan dalam mengangsur pinjaman. Tingkat kehadiran responden dalam rembug pusat pada umumnya dibagi dalam 4 bagian
yakni hadir mengangsur,
hadir tidak mengangsur , tidak hadir mengangsur dan tidak hadir dan tidak mengangsur.
Untuk kategori responden
debitor yang selalu hadir dan mengangsur (5.88%),
sedang-
kan responden yang tidak hadir namun selalu mengangsur (61.75%) (tabel 10). Tabel 10.
Persebaran Responden Menurut Tingkat Kehadiran dalam Rembug Pusat
Tingkat Kehadiran Hadir Hadir Tidak Tidak
Jumlah Responden
Mengangsur tidak Mengangsur Hadir Mengangsur Hadir Tidak Mengangsur
Jumlah
Persentase
2 7 21 4 34
100 ;OO
Sumber: Data Primer, 1991 Dari kategori tersebut alasan yang dikemukakan oleh responden yang tidak hadir tetapi selalu mengangsur adalah karena sakit atau ada pekerjaan di luar desa.
Dan pada
umumya tingkat ketidak hadirannya berkisar antara 1-5 kali dalam 50 kali pertemuan, sedangkan untuk kategori responden debitor yang selalu hadir dalam pertemuan tetapi tidak
mengangsur, alasan yang dikemukakan karena tidak mempunyai uang untuk membayar angsuran. Pada umumnya mereka tidak mengangsur antara 2
-
5 kali dalam 50 kali pertemuan.
Responden debitor yang tidak hadir dan tidak mengangsur, pada
umumnya mereka
sebanyak 3
-
tidak
hadir
dan
tidak mengangsur
5 kali dalam 50 kali pertemuan dengan alasan
karena sakit dan tidak dapat menitipkan uang angsuran pada teman satu kumpulan atau satu Rembug Pusat karena rumah saling berjauhan. Dari keterangan dan tabel di atas terlihat bahwa responden debitor akan selalu hadir dalam pertemuan Rembug Pusat apabila tidak dalam keadaan sakit atau ada alasan pekerjaan di
luar desa.
Beberapa responden bahkan telah
menunjukkan tingkat disiplin kehadiran yang tinggi dalam kehadiran pertemuan Rembug walaupun angsuran kredit.
tidak
untuk membayar
Pembentukan kelompok-kelompok penerima
kredit memaksa debitor untuk selalu hadir pada pertemuan RP.
Apabila mereka tidak hadir dapat menjadi
bahan gunjingan anggota-anggota lain. dalam
RP
dapat
setiap
memaksa debitor
angsuran tepat' pada waktunya.
untuk
Setiap kehadiran selalu membayar
Disamping itu kehadiran
anggota pada setiap pertemuan RP juga dapat menyebabkan anggota-anggota dalam satu kelompok saling mengontrol baik dalam ha1 penggunaan kredit maupun dalam ha1 yang berkaitan dengan pengembalian pinjaman.
Penelitian Tim Peneliti
P3PK UGM pada.YIS di Solo menunjukkan bahwa adanya perte-
muan
kelompok
setiap
yang
diselenggarakan
debitor untuk
hadir.
oleh
Hal
YIS,
memaksa
tersebut disebabkan
supaya tidak menjadi bahan gunjingan anggota kelompok yang lain.
Apabila satu kali tidak hadir dengan alasan tidak
mampu mengangsur, tidak menjadikan masalah. harus
beberapa
kali
tidak hadir,
Namun kalau
sehingga
tidak
bisa
mengangsur, akan menimbulkan suatu perasaan yang tidak mengenakkan.
Bukan tidak mengenakkan karena tidak bisa
mengangsur, namun lebih berat pada ketidakhadiran pada pertemuan kelompok. Alasan utama responden menjadi anggota karena ingin mendapat pinjaman dan bisa menabung persen ikut KUM
35.30
(41.20%) sedangkan
karena ads pertemuan Rembug
dan
58.80 persen menyatakan karena bisa berkomunikasi dengan
orang
lain. Dari keterangan diatas dapat dijelaskan bahwa pada
dasarnpa masyarakat ikut dalam KUM,
karena mereka membu-
tuhkan kredit. Suatu alasan yang menjadikan KUM sebagai tempat untuk meminjam uang yang terutama karena responden debitor
bisa
mengangsur
setiap minggu.
Hal
tersebut
beralasan karena selama ini kredit yang didapat merupakan kredit yang
berasal
dari bank
harian,
sehingga bunga
pinjaman yang harus dibayar tinggi dan pembayaran pinjaman dilakukan setiap hari, sehingga ha1 ini suatu
beban
bagi
responden.
dirasakan sebagai
Sedangkan
kredit-kredit
formal lain belum ada yang tefjangkau oleh mereka karena
syarat pinjaman yang diberikan relatif tinggi.
Responden
debitor yang menyatakan ikut dengan alasan dapat menabung, disebabkan
dalam
KUM
menabung
adalah
merupakan
suatu
kewajiban, sehingga ha1 ini dapat memaksa mereka untuk menyisihkan
sebagian
kecil
uangnya
untuk
ditabungkan.
Terlebih adanya tabungan wajib tersebut dilakukan hanya seminggu sekali dan jumlah yang ditabungkan tidak besar (Rp
loo),
debitor.
sehingga ha1 ini tidak memberatkan responden Adanya
tabungan ini
juga membuktikan, bahwa
masyarakat ekonomi lemah sebenarnya mempunyai kemampuan dan kemauan untuk menabung, walaupun mereka menghadapi hidup yang
pas-pasan.
Responden yang
ikut dalam
KUM
karena adanya pertemuan rembug, dapat dijelaskan bahwa dalam
pertemuan rembug responden dapat bertukar pendapat
tentang masalah usaha dan masalah lain yang berhubungan dengan perekonomian. Selanjutnya dalam pengambilan keputusan jukan permohonan mendapatkan
untuk menga-
kredit, seluruh
melakukan dengan sepengetahuan suami.
responden
Bahkan suami menja-
di pendorong bagi responden wanita untuk mengambil kredit dari KUM.
Alasan suami memberikan dorongan kepada istri-
nya untuk ikut dalam KUM karena selain mendapatkan manfaat ekonomi (mendapat kredit) juga merupakan wadah bagi para wanita untuk berkomunikasi, mengingat sebagian besar suami responden debitor bekerja di luar desa.
Pendapat responden mengenai biaya administrasi pada KUM, yakni sebesar 3.33 persen per bulan adalah sedang atau tidak memberatkan, terutama jika dibandingkan dengan bank harian tempat mereka meminjam
sebelumnya.
Namun
demikian 2.94 persen responden menyatakan keberatan dengan adanya biaya administrasi yang diterapkan oleh KUM.
Ia
mengemukakan angsuran pada pinjaman pertama belum terasa berat walaupun telah ditambah dengan biaya administraqi, namun setelah pinjaman kedua angsuran pengembalian mulai terasa berat. Dari keterangan diatas terlihat bahwa pada dasarnya responden wanita biaya
tidak merasa
administrasi
walaupun
biaya
yang
telah
administrasi
terkatagori tinggi
keberatan dengan ditetapkan
yang
oleh
ditetapkan
KUM,
tersebut
apabila dibandingkan dengan
kredit pedesaan lain.
adanya
lembaga
Tingginya biaya administrasi ini
disebabkan karena pinjaman yang diberikan jumlahnya kecil. Tingginya biaya administrasi juga dimaksudkan untuk mendidik debitor agar mampu mengelola kredit tersebut dengan baik.
Soemitro
(1989) mengatakan,
bahwa
perhitungan
ekonomi harus tetap diterapkan kepada semua pihak, baik rakyat kecil maupun golongan menengah ke atas.
Perlakuan
yang bersifat sosial dikatakan sama saja dengan filantropi, dimana
ha1
tersebut tidak mengakibatkan perbaikan
moral, melainkan akan membawa akibat yang mencelakakan bagi peminjamnya.
Namun demikian adanya mekanisme pembaya-
ran pada KUM yang dilakukan setiap seminggu sekali mengakibatkan biaya administrasi yang tinggi
6idak dirasakan
sebagai suatu beban bagi responden debitor wanita.
Hal
tersebut disebabkan, responden debitor pada umumnya mempunyai mata pencaharian sebagai pedagang, dimana pendapatannya relatif tetap, sehingga pengembalian kredit yang ditentukan waktunya secara tetap (mingguan) diterima oleh responden. ~espondenjuga menyatakan bahwa dengan menjadi anggota KUM dapat diperoleh beberapa keuntungan, diantaranya anggota KUM dilatih jujur dan disiplin.
Ia menyatakan
lebih lanjut bahwa pembacaan ikrar pada setiap awal dan akhir pertemuan Rembug mampu memberi dorongan pada dirinya untuk selalu bersikap jujur dan disiplin baik dalam pemanfaatan pinjaman maupun dalam pengembaliannya.
Respon-
den debitor yang lain mengemukakan ha1 yang sama.
~ a l ini '
menunjukkan bahwa ikrar yang diucapkan pada setiap pertemuan Rembug seolah-olah merupakan janji mereka yang disaksikan oleh
Tuhan, sehingga apa yang mereka ucapkan dalam
.setiap pertemuan harus benar-benar mereka lakukan. Cara pengambilan dan pengembalian kredit pada pos pelayanan yang telah ditetapkan, yaitu di rumah salah satu debitor yang terdekat dengan rumah-rumah debitor yang lain juga
merupakan
keuntungan
tersendiri
bagi
responden.
Mereka tidak perlu mendatangi kantor untuk membayar angsuran dan untuk
mengambil
pinjaman, namun petugas
akan
datang
ke pos
pelayanan tersebut.
Mengingat
debitor
adalah mayarakat miskin, maka kedatangan petugas ke rumah salah satu debitor mampu menciptakan suasana akrab antara petugas dengan debitor.
Suasana akrab ini mampu mengikat
responden debitor untuk selalu hadir dalam setiap pertemuan
Rembug
dan selalu
membayar
angsuran.
Untuk tahap
selanjutnya kedatangan petugas pada setiap pertemuan RP perlu menjadi bahan pertimbangan, sebab ha1 tersebut dapat menimbulkan ketidakefisienan pada KUM. litian Tim Peneliti P3PK UGM (1987) bahwa
bentuk
pelayanan
Berdasarkan penepada YIS dikatakan
seperti diatas
dapat
dikatakan
sebagai suatu bentuk pelayanan yang aktif, walaupun dapat dikatagorikan resmi, karena debitor harus
datang
pada
setiap pertemuan kelompok. Dari gambaran tentang tanggapan responden terhadap pelaksanaan penyaluran kredit, terlihat besar
responden
telah
dapat
menerima
bahwa
sebagian
keberadaan
KUM.
Adanya KUM memungkinkan responden debitor wanita mengenal suatu kegiatan baru di luar rutinitas rumah tangganya, namun demikian motif ekonomi tetap menjadi tujuan keikutsertaan wanita dalam KUM.
KEGUNAAN KREDIT BAG1 DEBITOR WANITA Pengguna P i n j a m a n P e n g g u n a p i n j a m a n b a i k p a d a p i n j a m a n p e r t a m a maupun p i n j a m a n k e d u a b u k a n u n t u k i n d i v i d u , m e l a i n k a n u n t u k keluarga.
Mengingat
pendekatan
yang
dilakukan
oleh
KUM
a d a l a h pendekatan keluarga.
Dari pinjaman persen Pada
34
responden
44.12
pertama
untuk
menambah
digunakan
untuk
modal
pinjaman
kedua
wanita,
untuk
modal
usaha
kedua
58.82
persen
menambah
modal
usaha
menggunakan p i n j a m a n T a b e l 11.
untuk
persen
menggunakan
usaha
suami,
5.88
bersama
(tabel
11).
menggunakan suami
dan
pinjaman
5.88
persen
modal bersama ( t a b e l 11).
P r o p o r s i P e n g g u n a a n K r e d i t O l e h Pengguna
Pengguna
Jumlah Peminjam Pinjaman Pertama
Pin,iaman Kedua
Jiwa
%
Jiwa
%
Istri
15
44.12
12
35.29
Suami
17
50.00
20
58.82
2
5.88
2
5.88
bahwa w a n i t a
sebagai
Bersama Sumber : Dari
Data P r i m e r , 1991 tabel
tersebut
terlihat,
peminjam mempunyai d u a p e r a n , y a k n i p e r a n s e b a g a i peminjam pengguna
dan
peran
sebagai
peminjam
perantara.
Wanita
b e r t i n d a k s e b a g a i peminjam p e n g g u n a , a p a b i l a i a mempunyai
usaha
sendiri, seperti warung, dan
kredit
yang
dipin
jam akan digunakan untuk mengembangkan usaha atau digunakan untuk memulai usaha.
Wanita bertindak sebagai pemin-
jam perantara, apabila hanya bertindak pengambil kredit dan kredit digunakan oleh anggota keluarga, atau digunakan untuk tujuan konsumtif (membayar sekolah anak, berobat, pemenuhan kebutuhan hidup sehari-hari dan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan lain yang
sifatnya
mendadak),
pada
saat suami responden debitor bekerja diluar desa dan hanya kembali ke desa pada waktu-waktu tertentu. Dari keterangan diatas terlihat adanya suatu tindakan politis yang memanfaatkan wanita sebagai penerima kredit. Hal tersebut dihubungkan dengan peran wanita dalam rumah tangga sebagai pengelola keuangan keluarga. Pemberian kredit dengan pendekatan keluarga seperti yang diterapkan oleh KUb: mempunyai segi positif dan segi negatif. Segi positif yang diperoleh bahwa semua anggota keluarga dapat menggunakan pinjaman, tanpa harus hadir dalam pertemuan rembug, namun
segi negatifnya
apabila
terjadi perceraian antara suami dan istri atau kepindahan dari salah satu anggota keluarga yang menggunakan kredit, maka
pada
suatu
saat
dapat
terjadi
adanya
kesulitan
pengembalian. Pemanfaatan Pinjaman Kredit
KUM
umumnya
digunakan oleh
debitor wanita
untuk menambah modal usaha yang sedang dijalankan, baik
modal suami maupun modal sendiri. oleh
suami diantaranya untuk
sayur
di
Bogor, berjualan
Pinjaman yang digunakan
menambah
buah
di
modal
berjualan
Jakarta, berjualan
sereh, membuat dan menjual bilik, berjualan bakso, berjualan tahu, dan berjualan es.
Sedangkan pinjaman
yang
digunakan sendiri oleh responden debitor wanita adalah untuk memulai usaha berjualan makanan (bakso dan makanan ringan) dan beternak ayam, serta untuk mengembangkan usaha warung
.
Dari keterangan diatas terlihat, bahwa sebagian besar responden wanita yang bertindak sebagai pengguna kredit mempunyai mata
pencaharian sebagai pedagang.
Hal
ini
disebabkan dalam sektor perdagangan tidak banyak memerlukan modal, kepandaian dan ketrampilan. Dari jumlah kredit yang diterima oleh responden pada pinjaman pertama, rata-rata yang dagang
adalah
73.2
persen,
digunakan untuk usaha
sedangkan
untuk
keperluan
membayar hutang proporsi penggunaannya rata-rata sebesar 2.6 persen.
Lebih terperinci dapat dilihat pada tabel 12.
Tabel 12.
Proporsi Rata-rata Penggunaan Kredit Pads Pinjaman Pertama
Jenis Penggunaan
Rata-rata
Modal Dagang Usaha Tani Konsumsi Perbaikan Rumah Membayar Hutang
20 1 3 1
Jumlah
28 500.0
Sumber : Data Primer.1991
Persentase
867.5 235.3 764.3 897.0 735.3 100.0
Dari
tabel
terlihat,
bahwa
rata-rata
penggunaan
kredit untuk keperluan yang tidak sesuai dengan tujuan diberikannya kredit skim, (konsumsi, perbaikan rumah dan membayar hutang) adalah kecil. 5.88
persen
untuk
yang
menggunakan
keperluan konsumsi, dan
Dari 3 4 responden, ada seluruh pinjaman pertama 14.7
.persen menggunakan
pinjaman pertama untuk keperluan konsumsi kurang dari 5 0 persen, serta 2 . 9 4
persen menggunakan pinjaman pertama
lebih dari untuk keperluan konsumtif lebih dari 5 0 persen. Pinjaman kedua selain digunakan untuk menambah modal, juga digunakan untuk tujuan investasi, tanah.
seperti membeli
Proporsi penggunaan kredit untuk usaha tani sangat
kecil (tabel 1 2 dan 1 3 ) .
Hal ini disebabkan karena perta-
nian memerlukan waktu yang lama, sedangkan sistem pengembalian kredit yang ditentukan adalah mingguan, sehingga penggunaan kredit untuk usaha pertanian akan menyulitkan responden debitor dalam membayar angsuran kredit. Tabel 1 3 . ---
Proporsi Rata-rata Penggunaan Kredit Pada Pinjaman ke I1
- - --
Jenis Penggunaan
Rata-rata
Modal Dagang Usaha Tani Konsumsi Perbaikan Rumah Investasi Membayar Hutang
35 2 5 8 . 4 708.3 25 8 8 3 . 3 4 916.6 2 375.0 2 108.4
Jumlah
7 1 250.0
Sumber : Data Primer, 1 9 9 1
Persentase
100.0
Pada pinjaman ke dua terlihat bahwa rata-rata penggunaan kredit untuk tujuan konsumtif semakin meningkat. Ada 5.88 persen responden yang menggunakan seluruh pinjaman
untuk keperluan
konsumtif dan 14.7 persen yang mengguna-
kan pinjaman kurang dari 50 persen untuk konsumtif serta 20.8 persen
menggunakan pinjaman
lebih dari
50 persen
untuk keperluan konsumtif. Dari keterangan diatas terlihat bahwa dibandingkan pada pinjaman pertama, maka pada pinjaman kedua penggunaan untuk
tujuan konsumtif meningkat.
Faktor penyebabnya
antara lain karena banyaknya hasil dagangan terutama yang diusahakan oleh wanita, seperti makanan atau warung, yang dihutang.
Banyaknya hasil dagangan yang dihutang menye-
babkan responden mengalihkan penggunaan kredit untuk halha1 yang bersifat konsumtif.
Faktor lain, untuk berdagang
makanan tidak diperlukan jumlah modal yang besar, sehingge pinjaman yang besar cenderung penggunaannya ke arah konsumtif.
Selain itu kebutuhan-kebutuhan yang datangnya
tiba-tiba, sering memaksa responden debitor menggunakan pinjamannya untuk tujuan yang bertentangan dengan disalurkannya kredit skim. Faktor-faktor tersebut faktor penyebab
yang
bersifat
merupakan
internal, sedang
faktor
penyebab yang bersifat eksternal adalah kurangnya kontrol dari petugas
atau teman dalam
penggunaan kredit.
satu kumpulan
terhadap
Kontrol antara sesama debitor,
terle-
b i h o l e h k e t u a d a n s e k r e t a r i s a t a u p u n o l e h p e t u g a s belum b e r j a l a n sebagaimana mestinya.
D a r i k e t e r a n g a n d i a t a s d a p a t d i s i m p u l k a n bahwa t u j u a n pemberian
kredit
skim
dengan penggunaannya
oleh
debitor
t e l a h s e s u a i , y a k n i u n t u k k e p e r l u a n yang b e r s i f a t produk-
t i f , w a l a u p u n k r e d i t j u g a d i g u n a k a n u n t u k k e p e r l u a n kons u m s i d a l a m rumah t a n g g a . Manfaat D a r i K r e d i t Modal k e r j a d a r i KUM memungkinkan t e r b u k a n y a p e l u a n g berusaha
dan peluang
kerja
secara
langsung
pada
debitor
KUM d a n s e c a r a t i d a k l a n g s u n g p a d a m a s y a r a k a t d e s a d i s e k i tarnya.
Dimana t u j u a n yang i n g i n d i c a p a i d a r i t e r b u k a n y a
peluang
i n i a d a l a h p e n i n g k a t a n p e n d a p a t a n dan k e s e j a h t e -
raan keluarga. P a d a b e b e r a p a suami r e s p o n d e n d e b i t o r , modal d a r i KUM t e l a h mampu merubah k e a d a a n n y a , s e p e r t i d a r i b u r u h s e r a b u tan
menjadi
pedagang
buah
keliling.
Selain
itu
tambahan
modal d a r i KUM memungkinkan d e b i t o r membeli l e b i h b a n y a k jumlah dag.ang). sendiri,
dan
jenis
komoditi
yang
dijual
(untuk
usaha
H a l demikian juga t e r j a d i pada responden d e b i t o r semula responden hanya
sebagai
ibu rumah.tangga
s a j a , namun s e t e l a h m e n d a p a t p i n j a m a n i a m u l a i i k u t b e r u saha
dengan
membuka
warung
yang
berjualan
bakso
atau
makanan k e c i l , a t a u b e t e r n a k ayam b u r a s . Adanya perkembangan u s a h a d a n u s a h a b a r u memungkinkan a d a n y a p e r b a i k a n dalam h a 1 p e n d a p a t a n ,
yang pada a k h i r n y a
debitor akan merasakan adanya peningkatan kekayaan materi yang dimilikinya dan peningkatan kesejahteraan keluarga. Disamping itu debitor dapat mencukupi kebutuhan konsumsi keluarga,membiayai pendidikan anak, mampu membayar angsuran dan bisa melakukan pendapatan dari sisa pendapatan yang diperoleh, serta mampu memperbaiki rumah. Dari 3 4 responden, 3 5 . 2 9 persen menyatakan mengalami perubahan dalam ha1 pangan setelah menerima kredit dari KUM,
sedangkan
Dalam
ha1
selebihnya
pakaian,
32.35
menyatakan
(64.71%)
persen
responden
tetap.
menyatakan
mengalami perubahan, sedangkan selebihnya ( 6 7 . 6 5 % ) menyatakan tetap.
Dalam ha1 pendidikan anak, 4 7 . 0 6
menyatakan ada perubahan, sedangkan selebihnya menyatakan tetap.
(52.94%)
Dalam ha1 pemilikan barang investasi,
persen menyatakan mengalami
58.82
persen
4 1 . 1 8 persen menyatakan tetap.
perubahan,
sedangkan
Dalam ha1 utilities, 3 8 . 2 4
persen menyatakan mengalami perubahan, selebihnya ( 6 1 . 7 6 % ) menyatakan tetap.
Dalam ha1 rumah, 2 6 . 4 7 persen menyata-
kan mengalami perbaikan sedangkan selebihnya menyatakan tetap. Dari
studi
yang
dilakukan,
terdapat
kasus-kasus
sebagai berikut : Ny. Nt
:
Seorang debitor Yang Kredit KUM
Berhasil Memanfaatkan
Nt ( 2 2 tahun)' adalah seorang ibu rumah tangga yang berhasil
dalam
berwiraswasta
dengan
berjualan
makanan
kecil dan bakso serta soto dirumahnya. berperan
sebagai
ibu
rumah tangga,
Semula Nt hanya
sedangkan
suaminya
sejak lama telah berjualan bakso dengan cara berdagang keliling. Penghasilan dari berjualan bakso kadang-kadang dirasakan oleh Nt belum dapat mencukupi kebutuhan seharihari keluarganya.
Hal tersebut dikemukakan oleh Nt seba-
gai berikut : "Suami saya menanggung hidup 5 orang, termasuk kedua mertua saya, sehingga uang belanja sehari-hari kadang-kadang masih kurang, apalagi kalau dagangan sepi. Kalau saya tidak membantu mertua tidak enak, karena waktu itu saya masih tinggal satu atap". Setelah
mendapatkan
kredit
dari
KUM, maka
kredit
pertama digunakan oleh Nt untuk menambah modal usaha suami dalam berdagang (Rp 2 1 000,00), dan Rp 7500,OO digunakan untuk membeli bilik guna membuat rumah.
Sejak mendapat
kredit pertama itu Nt dan keluarganya tinggal pisah dari orang tua, walaupun masih dilingkungan tanah milik orang tua. Guna
lebih meningkatkan pendapatan
sejak menerima
kredit kedua, Nt
juga
keluarga, maka membuka warung.
Lebih lanjut Nt mengemukakan : "Kredit kedua saya gunakan untuk menambah modal suami. Sejak menerima kredit kedua, suami saya tidak berjualan bakso saja, tetapi juga' soto dan Dari saya ikut berdagang bakso dan soto di rumah. hasil dagangan saya di rumah, saya sudah bisa membeli perabot dan kalau membayar angsuran saya tidak pernah menunggu uang dari suami saya lagi". Penggunaan kredit kedua oleh Nt adalah Rp 28 750, untuk menambah modal usaha suami, sedangkan sisanya digunakan untuk
tujuan konsumtif (Rp 2 1 500).
Akibat adanya kredit dari KUM, Nt dan keluarganya merasa mengalami banyak perubahan, seperti pemilikan asset rumah tangga (tempat tidur, kasur dan barang pecah belah), disamping itu adanya kredit memungkinkan Nt tinggal pisah dari orang tua.
Lebih lanjut Nt mengemukakan :
"Saya merasakan besar sekali manfaat dari adanya KUM. Walaupun pinjaman yang diberikan menurut saya terlalu kecil jumlahnya, saya bisa membeli barang-barang rumah tangga, disamping itu juga merasa usaha dagang saya bisa bertambah sedikit-sedikit". Ny. R1 :
Seorang ibu Rumah Tangga Yang Suaminya Sakitsakitan
R1 (43 tahun) adalah seorang guru mengaji yang tinggal di Cibeber, Curug Bitung.
Suami R1 tidak bekerja
karena sering menderita sakit, namun sebelumnya mempunyai pekerjaan sebagai penjahit. putri, dimana 4
R1 mempunyai 6 orang putra-
orang putranya masih bersekolah di SMA
dan Madrasah. Sudah beberapa lama ini suami R1 tidak bisa bekerja
-
apa-apa, sehingga untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari R1 hanya bisa mengandalkan hasil kebun, sawah dan ternak ayam burasnya. Ayam-ayam tersebut milik PKK yang diternakkan oleh R1 dengan cara maparo (bagi hasil).
Karena mengalami
kesulitan dalam membeli pakan ternak, R1 kemudian mengambil kredit dari KUM.
Kredit pertama digunakan oleh R1
untuk mengganti kandang ayam dan untuk membeli pakan ayam (Rp 20 OOO),
sedangkan sisanya digunakan untuk
sekolah putra-putrinya.
ongkos
Dengan mewabahnya penyakit tete-
lo, maka ayam-ayam yang diternakkan .oleh R l mati sebelum sempat dijual.
Untuk menutup pembayaran angsuran, maka R1
menjual hasil kebun yang ada. pinjaman
dari
tabungan
R1 juga pernah mengambil
sebanyak
2 kali, masing-masing
sebesar Rp 10 000 yang digunakan untuk keperluan berobat suaminya. Pada pinjaman kedua, R1 berusaha membatasi pin jamannya sebesar Rp
50 000, ha1
tersebut
dilakukan dengan
maksud agar ia dapat melunasi pinjamannya sesuai dengan kemampuannya, karena ia menyadari bahwa
suaminya tidak
mempunyai penghasilan. Adanya kredit dari KUM belum mampu memberi manfaat dalam pemilikan materi terhadap R1 dan keluarganya, namun demikian memberi manfaat dalam ha1 pendidikan anak, dimana secara rutin dapat membayar angsuran SPP dan untuk menutup kebutuhan hidup sehari-hari.
Ny. As :
Seorang Istri Yang Menghidupi Keluarga dengan Kemampuan Sendiri
As (30 tahun) adalah seorang ibu rumah tangga yang kedudukan nya dalam Rumah Tangga adalah pertama.
Walaupun
statusnya masih
sebagai istri
istri, namun dalam
kehidupan sehari-hari As mencari nafkah sendiri dengan cara berdagang
makanan
di
depan
rumahnya.
Berkaitan
dengan keikutsertaannya dalam KUM, As mengemukakan : "Sebelum mendapat utang dari KUM, saya sudah berda-
. gang makanan, tetapi kemudian saya sakit lebih kurang 1 bulan, sehingga'modal dagang Kemudian saya ikut KUM, karena saya lagi"
.
saya habis. perlu modal
Pinjaman lagi, ke
pertama
digunakan
As
oleh
untuk
memulai
usaha
s e b e s a r Rp 8500 d a n Rp 1 0 000 u n t u k membayar h u t a n g
warung,
sedangkan
sisanya
digunakan
untuk
memenuhi
untuk
membayar
kebutuhan hidup s e h a r i - h a r i . Pinjaman
kedua
h u t a n g d i warung usaha
digunakan
s e b e s a r Rp 1 5 0 0 0 ,
suami dalam berdagang
digunakan
untuk
As
oleh
memenuhi
u n t u k menambah modal
c a d a s s e b e s a r Rp 1 0 000 d a n keperluan
hidup
sehari-hari
s e b e s a r Rp 4 6 2 5 0 , d e n g a n p e r i n c i a n Rp 1 0 000 u n t u k k e p e r luan
sekolah
keluarga.
anak,
sedangkan
selebihnya
untuk
konsumsi
Sehubungan d e n g a n p e n g g u n a a n k r e d i t p a d a p i n j a -
man k e d u a , A s mengemukakan
:
"Saya mengajukan pinjaman i n i u n t u k menambah modal dagang s a y a , t e t a p i k a r e n a s a y a d a n anak-anak p e r l u makan, maka uang d a r i KUM s a y a g u n a k a n u n t u k k e p e r l u a n makan s e h a r i - h a r i , membayar s e k o l a h a n a k s a y a d a n membayar h u t a n g . Suami s a y a j a r a n g memberi s a y a uang, t e t a p i j i k a s a y a a d a uang d i a s e r i n g m i n t a . kataKemarin u a n g d a r i KUM j u g a d i m i n t a Rp 1 0 0 0 0 , nya u n t u k tambah modal". S e t e l a h mendapatkan k r e d i t , A s merasakan adanya s u a t u p e r u b a h a n t e r u t a m a d a l a m h a 1 p e n d i d i k a n p u t r a yang m a s i h b e r a d a d i S e k o l a h Dasar, namun d a l a m h a 1 p a n g a n d a n p a k a i a n A s mengemukakan belum a d a p e r u b a h a n .
D a l a m ha1 pemili-
kan asset, A s merasa a d a perubahan, walaupun i a hanya b i s a membeli p i r i n g d a n g e l a s .
Ny.
Sw : Sw
Seorang Janda (51 tahun)
adalah
seorang
usaha b e r j u a l a n k a i n dan baju-baju
janda
yang
mempunyai
d e n g a n cara b e r k e l i l i n g
Ia mempunyai seorang anak dan lima orang cucu.
kampung.
Salah seorang cucunya tinggal bersama dan disekolahkan olehnya.
Guna memperbesar usahanya, maka Sw mengambil
kredit dari KUM.
Pinjaman yang diperoleh kemudian diguna-
kan untuk menambah modal usaha.
Agar dagangannya terjual
habis,
pembeli
maka
Sw
memperbolehkan
dagangannya dengan sistem utang.
membeli
barang
Banyaknya dagangan yang
dihutang menyebabkan ia kesulitan dalam menyetorkan uang pada majikan, sehingga pinjaman kedua yang diperoleh dari
KUM, digunakan untuk membayar utang sebesar Rp 46 250, sedangkan Rp 25 000 digunakan untuk keperluan berobat.
Sw
juga pernah mengambil pinjaman dari tabungan sebanyak dua kali, masing-masing sebesar Rp Penggunaan pinjaman
tersebut
10 000 dan Rp
adalah
untuk
15
berobat
000. dan
untuk membayar hutang. Kredit yang diterima oleh Sw belum memberi perubahan yang nyata, namun adanya kredit memungkinkan
ia dapat
menyetorkan uang dagangan yang masih di tangan pembeli. Ny. Eh :
Debitor RUM Yang Suaminya Bekerja di luar Desa
Eh (35 tahun) mempunyai 4 orang anak dan mempunyai mata pencaharian
sebagai buruh
cuci pakaian.
Sebelum
men jadi buruh cuci pernah ber jualan makanan , karena hasil dagangan selalu dihutang, maka Eh kemudian beralih pekerjaan sebagai buruh cuci. bangunan
dan
Suami Eh adalah seorang buruh
buruh industri rumah tangga
di
Tangerang.
Karena bekerja di luar desa, maka hanya pulang ke desa setiap sebulan sekali. Suami Eh yang pulang ke desa hanya pada waktu-waktu tertentu menyebabkan Eh terkadang kesulitan dalam menyediakan konsumsi
keluarga. Guna menutup
adanya kebutuhan
mendadak selama suami tidak ada di tempat, maka Eh mengambil pinjaman dari KUM.
Pinjaman pertama digunakan untuk
membuat lemari pakaian sebesar Rp 28 5 0 0 , sedangkan pinjaman kedua
digunakan
untuk
tujuan
berobat
sebesar
Rp 50 0 0 0 dan selebihnya digunakan untuk memenuhi kebutu-
han sehari-hari. tabungan
Eh juga pernah mengambil pinjaman dari
sebanyak
dua
Rp 1 0 0 0 0 dan Rp 5 0 0 0 . untuk membayar sehari-hari.
kali,
masing-masing
besarnya
Pinjaman dari tabungan digunakan
sekolah anak dan untuk
tujuan konsumsi
Sehubungan dengan penggunaan kreditnya ini
Eh mengemukakan : "Kredit KUM memang tidak ada yang saya gunakan untuk menambah modal, semua saya gunakan untuk makan,berobat dan membuat lemari. Waktu saya mendapat pinjaman kedua, saya sedang sakit dan perlu biaya .besar, belum lagi untuk keperluan di rumah, sedangkan suami saya tidak pulang. Walaupun begitu saya merasa bersyukur, karena dengan adanya KUM saya bisa berobat ke rumah sakit". Ny. Ei : Debitor KUM Yang Menggunakan Kredit untuk Tujuan Investasi Ei (25 tahun) adalah seorang ibu rumah tangga yang berputera 3 orang, yang masih duduk di SD.
Suami Ei
bekerja sebagai pembuat bilik dan buruh bangunan di Jakarta.
Pekerjaan sebagai buruh bangunan bagi suami Ei mem-
berikan pendapatan yang tidak tetap, sehingga di sela-sela pekerjaannya
sebagai
sebagai pembuat bilik.
buruh
bangunan,
ia
juga
bekerja
Untuk lebih menambah modal dagang
suaminya, maka Ei mengambil kredit dari KUM.
Dalam kenya-
taannya jumlah keseluruhan kredit pertama tidak digunakan untuk tujuan produktif, melainkan juga untuk tujuan konsumsi.
Sehubungan dengan ha1 tersebut, Ei mengemukakan :
"Saya benar-benar tidak memegang uang belanja waktu menerima kredit dari KUM, sehingga sebagian uang dari KUM kemudian saya gunakan untuk membeli beras dan lauknya"
.
Pinjaman kedua digunakan oleh Ei untuk membeli tanah. Hal itu dilakukan oleh Ei, karena rumah ditempatnya yang lama sering terkena longsor, sehingga membahayakan keluarganya.
Berkaitan dengan ha1 ini, Ei mengemukakan :
"Berkat KUM saya sekarang sudah punya tanah sendiri. Dulu tanah masih numpang dan rumah saya sering terkena longsor, apalagi kalau sudah musim hujan. Walaupun tanah ini baru saya beli, tetapi rumahnya Setelah tetap rumah yang dulu, cuma dipindah saja. saya mendapat pinjaman kedua, saya juga mengambil pinjaman dari tabungan, yang saya gunakan untuk pasang listrik dan melunasi pembayaran sekolah anakanak saya yang sudah menunggak selama 3 bulan" Dari
keterangan diatas
terlihat
bahwa
kredit KUM
selain digunakan oleh responden wanita untuk tujuan produktif juga untuk tujuan konsumtif.
Hal tersebut disebab-
kan karena responden wanita lebih banyak mengalami kemiskinan dan kelaparan. Di dalam kasus ini, ha1 tersebut ditunjukkan bahwa responden lebih banyak tinggal di rumah dan mengurus rumah tangga tanpa ads persediaan uang yang
cukup.
Walaupun demikian kred'it digunakan untuk tujuan
konsumtif, mampu memberikan perubahan pada rumah tangga responden wanita.
Berkaitan
dengan adanya penggunaan
kredit tersebut, Mubyarto (1985) mengatakan, bahwa
kredit
terutama digunakan untuk menutup kebutuhan, sehingga tidak mudah
untuk
produktif
memisahkan
dengan
antara
kebutuhan
kebutuhan yang
yang
bersifat
bersifat
konsumtif.
Misalnya kebutuhan pangan untuk masa paceklik, tidak dapat dianggap
sebagai
suatu
pemborosan
dan
non
produktif,
karena sumber pendapatan pada waktu itu memang tidak ada. Ada dua pilihan yang dihadapi oleh mereka, yakni menderita kelaparan atau berhutang.
Biasanya jalan yang ditempuh
adalah dengan berhutang, dengan harapan hutang tersebut akan dibayar dengan apa saja atau dengan cara apapun, asalkan dapat terhindar dari ancaman bahaya kelaparan.
PELAKSANAAN PENGEMBALIAN KREDIT DEBITOR WANITA Tingkat Pengembalian Kredit Dari waktu pengembalian kredit yang ditetapkan, yaitu 50 minggu, maka tingkat pengembalian kredit oleh debitor wanita pada KUM adalah sedang.
Dari 34 responden, 85.39
persen
pinjaman
berhasil
mengembalikan
pertama
dalam
jangka waktu 38-50 minggu, sedangkan 2.94 persen lebih dari 50 minggu. Tabel 14.
Lebih lanjut dapat dilihat pada tabel 14. Persebaran Responden Berdasarkan Waktu Pengembalian Kredit Pada Pinjaman Pertama
Waktu Pengembalian (Jumlah Minggu)
Jumlah Responden
Persentase
Tinggi (25 - 37) Sedang (38 - 50) Rendah ( > 50) Jumlah Sumber
34 :
Data Primer, 1991
Karena adalah
100.00
sebagian besar
pedagang,
dimana
tingkat pekerjaan responden
tingkat
pendapatannya
relatif
tetap, maka model angsuran yang ditentukan waktunya secara " tetap
(mingguan) dapat diterima oleh responden debitor,
sehingga berdasarkan waktu pengembalian kredit pada KUM hanya ditemukan 2.94 persen responden yang melunasi angsuran dengan kategori rendah.
'
Dilihat dari jumlah uang yang nyata dikembalikan oleh responden, tinggi.
maka
pengembalian
per
rembug
pusat
adalah
Hal ini disebabkan adanya anggota-anggota dalam
rembug pusat
yang membayar ganda
angsuran per
minggu.
Pembayaran angsuran yang demikian menyebabkan kemungkinan terjadinya saling menutupi, terutama apabila ada anggota lain dalam satu rembug pusat yang tidak bisa membayar angsuran
(tabel
lampiran 2).
Keadaan
ini
menunjukkan,
bahwa masyarakat ekonomi lemah merupakan peminjam baik dan dapat dipercaya.
yang
Djojohadikusumo (1989) mengata-
kan, bahwa di Indonesia orang desa pada dasarnya adalah peminjam yang baik dan dapat dipercaya. kondisi
minimum,apabila
diberi
Walaupun dengan
kepercayaan, maka
mengembalikan kredit tersebut dengan tertib.
akan
Pinjaman
akan dilunasi, apabila penghasilan yang didapat dari usaha mereka memberikan hasil yang memadai.
Adanya tunggakan
disebabkan penghasilan mereka tidak memadai dan mereka tidak mampu sama sekali untuk membayar pinjaman. Pengembalian pinjaman yang
dilakukan
oleh
debitor
wanita pada umumnya tidak berkaitan dengan penggunaannya. Kredit yang digunakan untuk tujuan produktif belum dapat menjamin kontinuitas pengembaliannya, demikian pula apabila kredit digunakan untuk tujuan konsumtif. Dari tabel 15 terlihat bahwa 11.8 persen respoden memanfaatkan kredit untuk tujuan konsumtif dengan tingkat pengembalian kredit kontinu, namun 11.8 persen responden
menggunakan kredit untuk modal dengan tingkat pengembalian tidak kontinu. Tabel 1 5 . Persebaran Responden Menurut Pemanfaatan Kredit dan Pengembaliannya Pada Pinjaman Pertama Penqernbalian
Pemanfaatan Kansumsi Jiwa X Jiwa X
nodal X
Jiwa Kontinu
Jumlah &!!& Jiwa X
Hutanq
Jiwa
X
Jiwa
X
22
64.7
1
2.9
4
11.8
2
5.9
1
2.9
30
88.2
4
11.8
-
-
-
-
-
-
-
-
4
11.8
<1 ) Tidak Kantinu ( >2 ) (
Sumber :
Data Primer, 1 9 9 1
Keterangan : :
Kont inu
Tidak Rontinu : Pada
pinjaman
kedua,
Tidak pernah menunggak atau menunggak maksimal 1 kali. Menunggak dua kali atau lebih.
tingkat
pengembalian
kredit
cukup baik, walaupun tingkat ketidakkontinuitasan pengembalian pada berbagai jenis pemanfaatan kredit mulai terlihat.
Hal tersebut disebabkan banyaknya jumlah dagangan
yang dihutang, sehingga menyulitkan responden dalam membayar angsuran. Dari tabel 1 6
terlihat
16.7
persen
responden
memanfaatkan kredit untuk tujuan menambah modal dan kontinu dalam membayar angsuran, sedangkan yang kan
kredit
untuk keperluan konsumtif dan
mengguna-
tidak
dalam pengembaliannya ada 1 0 . 0 persen responden.
tidak
kontinu
Empat
responden .lain yang mengambil kredit
sebesar
Rp 60 000 (2 responden) dan Rp 510 000 ( 2 resp0nden)tingkat pengembaliannya ditnya.
tergantung
Oleh karena
itu
pada tingkat pemanfaatan kre-
responden
berusaha
membatasi
pinjaman keduanya. Tabel 16. Persebaran Responden Menurut Pemanfaatan Kredit dan Pengembaliannya Pada Pinjaman ke I1 Peneembalian
rrodal Jiwa
Sumber :
X
Pemanfaatan Konsumsi Jiwa X Jiwa
Jumlah
X
Investasi Jiwa X
Hutan4 Jiva
X
Jiwa
X
Data Primer, 1991
Keterangan : Kontinu Tidak Kontinu
Tidak pernah menunggak atau menunggak maksimal 1 kali : Menunggak dua kali atau lebih
:
Dari keterangan diatas, terlihat bahwa semakin
besar
pinjaman yang diterima oleh responden wanita, pengembaliannya semakin tidak
kontinu.
Namun
demikian
responden
sebenarnya telah mampu bertindak membatasi jumlah pinjaman sesuai dengan kemampuannya dalam membayar angsuran pinjaman.
Hal ini dikaitkan dengan mekanisme pemberian kredit,
dimana
sebelum menerima kredit, debitor diharuskan
untuk
mengajukan naannya.
jumlah uang yang dipinjam dan
tujuan
penggu-
Menurut Tim Peneliti P3PK UGM ( 1 9 8 7 ) berdasarkan
penelitiannya di Solo dikatakan bahwa cara tersebut
dapat
menimbulkan rasa memiliki atas program kredit tersebut dan dapat
mendidik
kegiatan
debitor
untuk
belajar
mengelola
ekonomi baru dalam lingkup masyarakat
yang disebut dengan money economy.
kredit
pedesaan,
Lebih lanjut oleh
Peneliti P3PK UGM ( 1 9 8 7 ) dikatakan bahwa adanya pada program-program
suatu
pedesaan
Tim
kemacetan
disebabkan
karena
debitor tidak mampu untuk mengelola adanya perubahan, yang disebut sebagai exchange economy, dimana lreadaan
tersebut
selama ini menjadi dasar bagi kehidupan ekonomi masyarakat desa ke suatu bentuk
ekonomi
baru
yang
disebut
dengan
money economy yang menuntut cara pengelolaan baru. Sumber-sumber Pengembalian Kredit Pengembalian
kredit
pada
responden
debitor
bukan
bersumber dari usaha yang dibiayai oleh dana kredit saja, melainkan juga dari usaha yang tidak dibiayai oleh KUM. Hal tersebut terlihat pada responden debitor yang menggunakan
seluruh
pinjaman
pertama
untuk
tujuan
konsumsi,
sehingga kredit tidak menciptakan suatu kegiatan yang pro duktif. Dari wawancara yang dilakukan pada 34 responden, 5 . 8 8 persen responden
menggunakan seluruh pinjaman pertama
untuk kegiatan konsumtif, dengan demikian sumber pengembalian kredit selama melunasi pinjaman pertama bukan berasal
dari usaha yang dibiayai dengan dana KUM, sedangkan selebihnya melunasi angsuran pinjaman pertama dari usaha yang dibiayai oleh KUM.
Sumber pengembalian kredit berasal
dari usaha suami, apabila kredit digunakan oleh suami. Apabila pinjaman digunakan oleh suami dan bekerja di luar desa, maka tidak jarang responden mengalami kesulitan dalam membayar
angsuran pinjaman,demikian pula
kredit digunakan
untuk
bekerja di luar desa.
apabila
tujuan konsumtif, selama
suami
Kesulitan tersebut biasanya diatasi
dengan cara menjual hasil kebun, menjadi buruh serabutan, menjual hasil panen, dan meminjam dahulu pada tetangga. Namun
demikian
tidak
semua
responden
kesulitan dalam membayar angsuran.
pernah
mengalami
Dari wawancara ada 9
responden yang terkadang mengalami kesulitan dalam membayar angsuran, dan responden mengatasi dengan cara menjual hasil panen 1 1 1 1 % menjual hasil kebun (3.33%), 44.44 persen membiarkan angsuran tersebut kosong setelah terlebih dahulu melaporkan diri pada petugas dan 11.11 persen mengatasi dengan meminjam pada tetangga atau teman satu kumpulan
.
Dari,keterangan ini
terlihat bahwa
untuk
membayar
angsuran pinjaman sebagian besar responden wanita tidak mempermasalahkan darimana asal uang yang akan digunakan untuk melunasi
angsuran, yang
utama bagi
mereka bahwa
pinjaman harus dapat dikembalikan tepat pada waktunya. Kondisi seperti ini bagi pengelola kredit mampu memberi
keuntungan, dimana
kredit dapat
kembali
sesuai dengan
waktu yang telah ditetapkan, namun demikian untuk selanjutnya kondisi seperti ini dapat dirasakan sebagai suatu beban
bagi
debitor, karena pembayaran
angsuran kredit
bukan bersumber dari usaha yang dibiayai dengan dana KUM. Faktor-faktor Penyebab Keberhasilan Pengembalian Kredit Oleh Debitor Wanita Salah satu faktor yang mempengaruhi debitor wanita selalu mengembalikan pinjamannya sesuai dengan waktu yang telah
ditentukan
anggota
adalah
lain dalam
adanya
tekanan
dari
satu kumpulan bahkan
anggota dalam satu rembug pusat.
anggota-
tekanan dari
Pada kehidupan sehari-
hari, wanita lebih banyak berhubungan dengan lingkungan desa atau orang-orang
lain dalam
satu
desa
atau
satu
kampung, dimana anggota-anggota dalam satu kumpulan bahkan satu rembug pusat tersebut tinggal.
Pertemuan-pertemuan
ini sering menyebabkan mereka malu apabila mereka dalam pertem~~anrembug
pusat
tidak
dapat
membayar
angsuran.
Selain itu faktor ingin mengambil pinjaman tahap berikutnya dengan jumlah yang lebih besar, juga menjadi salah satu faktor penyebab keberhasilan pengembalian kredit oleh wanita. memberi
Adanya pinjaman yang motivasi
pada
bertahap besarnya mampu
responden
membayar angsuran setiap minggunya.
debitor
selalu
Karena adanya pinja-
man yang
bertahap dan pembayaran yang
seminggu
sekali, maka
responden
untuk
hanya dilakukan
debitor
selalu
telah
a
m e n y e d i a k a n a n g s u r a n u n t u k minggu b e r i k u t n y a , m e n y i s a k a n uang hari sekali. membayar
belanja
setiap harinya
atau
angsuran
telah
oleh debitor
debitor
setiap
dua
Dengan a d a n y a k e b i a s a a n i n i , maka u a n g u n t u k tersedia
tepat
pada
F a k t o r k e t i g a yang mempengaruhi k e b e r h a s i l a n kredit
dengan c a r a
untuk
waktunya.
pengembalian
wanita a d a l a h adanya kesadaran
membayar
kembali
kredit
yang
dari
dipinjam,
m e n g i n g a t r e s p o n d e n a d a l a h m a s y a r a k a t yang m e m i l i k i b u d a y a agama y a n g t i n g g i , t e r u t a m a agama Islam. p a d a s e t i a p p e r t e m u a n rembug p u s a t
Pembacaan
ikrar
mampu memberi p e n g a r u h
b a g i r e s p o n d e n d e b i t o r , dimana r e s p o n d e n d e b i t o r b e r j a n j i
a t a s nama Tuhan h a r u s s e l a l u membayar a n g s u r a n t e p a t p a d a waktunya.
I k r a r yang d i u c a p k a n memberi k e k u a t a n t e r s e n -
d i r i b a g i mereka.
Lebih l a n j u t pada t a b e l b e r i k u t
dapat
d i l i h a t p e r s e n t a s e responden dalam h a 1 pengembalian dengan faktor-faktor
penyebabnya.
Tabel 18.
P e r s e b a r a n Responden B e r d a s a r k a n F a k t o r f a k t o r Penyebab K e b e r h a s i l a n Pengembalian Pinjaman
F a k t o r Penyebab
Jumlah ~ e s ~ o n d e n
-
Pembentukan kelompok Adanya p i n j a m a n b e r t a h a p Adanya k e s a d a r a n -
Sumber : D a t a P r i m e r , 1 9 9 1
7
19
8
Persentase
Dari keterangan diatas terlihat bahwa pada dasarnya pengembalian yang dilakukan oleh responden wanita berhasil karena adanpa mekanisme yang diterapkan oleh KUM.
Dikait-
kan dengan salah satu tujuan diadakannya pilot proyek ini, yakni untuk mengetahui
apakah
masyarakat
berpendapatan
rendah bankable terhadap kredit formal, maka dapat dikatakan bahwa
mereka
diterapkan. Kasus responden wanita
bankable karena adanya pada
KUM menunjukkan
mekanisme bahwa
yang
kesadaran
dalam mengembalikan kredit relatif
ren-
dah, mereka melunasi pinjaman karena mempunyai motif ingin mendapatkan kredit yang lebih besar jumlahnya.
KESIMPULAN DAN SARAN Dari
uraian
yang
telah
dikemukakan dapat
diambil
beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1.
Mekanisme
yang
diterapkan
mempunyai
manfaat
yang
positif bagi responden debitor wanita, namun demikian keikutsertaan debitor wanita dalam KUM bukan karena adanya mekanisme yang diterapkan, namun karena adanya kebutuhan terhadap kredit. Dengan demikian keikutsertaan debitor pada dasarnya cenderung karena adanya motif ekonomi.
2.
Sebagian
besar
responden
wanita
dalam pelaksanaan
kredit KUM bertindak sebagai perantara atau pengambil kredit,
alokasi
tujuan
juga untuk tujuan konsumtif. Manfaat
produktif kredit
penggunaannya selain untuk
dari
yang digunakan untuk tujuan produktif
adalah
adanya perkembangan usaha dan timbulnya suatu
peker-
jaan
baru.
Sedangkan manfaat kredit yang
digunakan
untuk tujuan konsumtif adalah adanya perubahan
dalam
ha1 pangan, pakaian, perumahan,pendidikan, kesehatan dan pemilikan asset. 3.
Tingkat
Pengembalian kredit
responden yang
wanita terkatagori
mempengaruhi
yang
dilakukan
tinggi,
keberhasilan
oleh
faktor-faktor
pengembalian
oleh
wanita dibagi dalam dua faktor, yakni faktor internal faktor
eksternal.
Faktor eksternal
adalah
faktor
yang berasal dari luar individu, yakni mekanisme
yang diterapkan, meliputi :
a.
Pembentukan kelompok.
b.
Pemberian pinjaman secara bertahap.
Sedangkan faktor internal adalah faktor yang
berasal
dari individu, yakni kesadaran dalam membayar kembali kredit
.
Berdasarkan kesimpulan yang ada, maka dikemukakan saran sebagai berikut :
1.
Apabila
KUM
akan diterapkan di lain
dipertimbangkan
bahwa
penyaluran
tempat,
kredit
perlu
melalui
wanita lebih efektif.
2.
Supaya
penyaluran
kredit
melalui
wanita lebih
baik, maka : a. Perlu
diadakan
dengan tujuan debitor
dapat
tabungan
sukarela,
ha1
tersebut
kriteria "Mandiri" dapat dicapai yakni membiayai pinjaman dari usaha sendiri
(investasi) segera dapat terlaksana. b. Kontrol maupun
terhadap pengurus
penggunaan
kredit
oleh
petugas
kelompok dan anggota kelompok perlu
ditingkatkan, agar penggunaan kredit tidak menyimpang jauh dari tujuan disalurkannya kredit KUM. c. Sumber
pengembalian
perlu diperhatikan.
kredit
dari
pengambil
kredit
Kredit pedesaan dikatakan berha-
sil, apabila sumber pengembalian kredit berasal usaha yang dibiayai dengan dana kredit.
dari
DAFTAR PUSTAKA Anonymous, 1979. P o o r R u r a l H o u s e h o l d , T e c h n i c a l Change a n d Income D i s t r i b u t i o n i n Developing Countries. D e p a r t m e n t o f Economics C o r n e l l U n i v e r s i t y . Boeke, J . H . 1983. paxi. Jakarta.
Prakapitalisme d i Asia.
Djojohadikusumo, S. 1989. LP3ES. Jakarta.
Sinar Hara-
K r e d i t R a k y a t d i Masa D e p r e s i .
H o s s e i n , Mahabub. 1984. The I m p a c t o f Grameen Bank o n Womens I n v o l v e m e n t i n P r o d u c t i v e A c t i v i t i e s , Grameen Bank, Dhaka. Mubyarto, UGM.
1984. S t r a t e g i Pembangunan P e d e s a a n . Jogyakarta.
P3PK
Mubyarto, 1985. P e l u a n g Kerja d a n B e r u s a h a d i P e d e s a a n . P3PK UGM. Jogjakarta. Rahardjo, Y u l f i t a . 1975. Beberapa Dilema Wanita B e k e r j a . P r i s m a No. 5 O k t o b e r . LP3ES. Jakarta. S t o l l e r , Ann. 1 9 7 7 . S t r u k t u r K e l a s d a n Otonomi W a n i t a d i P e d e s a a n Jawa. Dalam M a s y a r a k a t I n d o n e s i a Tahun I V No 1 - 2 . Jakarta. S o e t r i s n o , L . , d a n Mubyarto. 1986. K r e d i t Pedesaan. Makalah S e m i n a r .
Lembaga Dana d a n LPPI. Jakarta
1987. Laporan Akhir P e n e l i t i a n Tim P e n e l i t i P3PK UGM, Lembaga Dana d a n K r e d i t P e d e s a a n . LPPI d a n P3PK UGM. Jogj a k a r t a L a p i s a n M a s y a r a k a t y a n g P a l i n g Lemah Sajogyo. 1978. LP3ES. Jakarta. Pedesaan Jawa. Prisma A p r i l . P u d j i w a t i Sajogyo. 1983. n a n M a s y a r a k a t Desa.
Peranan Wanita D a l a m Rajawali. Jakarta.
di
Pembangu-
P u d j i w a t i Sajogyo. 1983. P e n e l i t i a n I n t e g r a s i W a n i t a P e d e s a a n Dalam P r o s e s Pembangunan d i Jawa B a r a t . LPSP-IPB. Bogor. P u d j i w a t i Sajogyo. 1983. Mengembangkan P e n d e k a t a n y a n g T e p a t d a n I d e n t i f i k a s i I n s t r u m e n yang T e p a t B a g i P e n e l i t i a n Wanita. LPSP-IPB. Bogor.
Pudjiwati Sajogyo. 1991. Peranan dan Sumbangan Wanita Terhadap Penanggulangan Kemiskinan Dalam Diferensiasi Lapangan Kerja dan Perubahan Nilai Budaya. Makalah Seminar dan Lokakarya Nasional. Bogor. Suharto, Pandu dan A. Hafid. 1991. Pelaksanaan Pola Grameen Bank di Bangladesh dan Malaysia. Makalah Seminar. LPPI. Jakarta. Syukur, M.,
Sumaryanto., C. Muslim, dan C.A. Rasahan. Pola Pelayanan Kredit untuk Masyarakat Berpenghasilan Rendah di Pedesaan Jawa Barat. PSE. Bogor. 1990.
Wolf, E. 1985. Petani Suatu Tinjauan Antropologis. Rajawali. Jakarta.
LAMPIRAN
Tabel
Lampiran 1.
Jumlah dan Persentase Penduduk Desa Parakan Muncang, Nanggung dan Curug Bitung Menurut Umur dan Jenis Kelamin *
Uaur
Parakan luncang Pria
N
(XI N
Nanggung Total
Wanita
(XI
Sunber : Patensi Desa 1990
N
(XI
Pria N
(XI
Curug Bitung
Xanita 4!
(XI
Total W
(XI
Pria N
Xanita
(XI H
(XI
Tatal N
(XI
Tabel Lampiran 2.
Nama Rembug Pusat HARAPAN MULIA BERKEMBANG SUKAMA JU ADIL Sumber : Diolah Keterangan 1 = Jumlah 2 = Jumlah 3 = Jumlah
Jumlah Uang yang Disalurkan dan Dikembalikan oleh Debitor pada 4 Rembug Pusat sampai Bulan Juli 1 9 9 1 1
2
3
525 0 0 0
657 000
594 450
1 875 0 0 0
1 017 550
939 300
930 000
8 7 3 500
8 0 1 900
1 760 0 0 0
1 1 4 8 850
1 017 150
dari data sekunder :
uang yang diserap ( R p ) uang van$ nyata dikembalikan (Rp) uang yang seharusnya dikembalikan (Rp)
Tabel Lampiran 3.
Kredit Karya Usaha Mandiri Sampai Bulan Juli 1 9 9 1
Jenis
Pria
Wanita
- Jumlah yang disalurkan
3 380 000
- Jumlah yang seharusnya dibayar
1 989 8 5 0
- Jumlah yang nyata dibayar
1 415 600
-
Kredit ( 3 - 2 ) Tunggakan
0 7 4 250
- Jumlah yang lunas pinjaman pertama - Jumlah yang lunas pinjaman kedua
-
Sisa pinjaman ( 1 - 3 )
1 464 400
- Biaya administrasi
745 600
- Total tabungan
654 800
- Total pinjaman dari dana tabungan
435 000
- Jumlah anggota
-
Jumlah kumpulan
- Jumlah rembug pusat Sumber : Diolah dari data sekunder
40 8
3
1. 2.
3. 4. 5. 6.
7.
i0 . 13
: :
4
:
---S=
a
: :
Parakan Muncang Nanggung Curugbitung Malasari Cisarua Kebonkare t Pangkal J a y a
Kalongliud R a n t o r RUM B a l a i Eesa P a s a r Desa Sungai J a l a n Kabupaten
: Jalan Propinsi : Kantor Xecvnatan
Skala L:L4 000 Lampiran 4.
P e t a Kecamatan Nanggung
Lampiran 5.
.
Peta Deaa Barakan Muncang
SATAS DESA UTARA : DESA PARAKAN MUNCANG SELATAN : DESA CUIlUG BITUNG
ESA CURUG BITUNG NLNGELA T.
Keterangan : K a n t o r Desa & J a l a n Aspal De sa @ K a n t o r KIP1 S k a l a 1 : 2000
~arn~irm 6. -
P e t a Desa Nanggung
Lampiran 7.
Peta Desa &rug B5tung