Walaupun banyak orang dewasa ini percaya bahwa makhluk manusia berasal dari bentuk hewan yang paling rendah dan merupakan hasil proses alamiah yang berlangsung selama biliun tahun, pemikiran yang demikian tidak selaras dengan catatan yang terdapat dalam Alkitab. Proses perkembangan manusia seperti itu bertentangan dengan pandangan Alkitab.
Asal-usul umat manusia sebenarnya ditemukan dalam majelis Ilahi. Allah berkata, "Baiklah Kita menjadikan manusia" (Kej. 1: 26). Kata jamak "Kita" menunjuk kepada Keallahan yang tri tunggal—Allah Bapa, Allah Anak dan Roh Kudus Allah
Allah menjadikan manusia dari "debu tanah" (Kej. 2:7), menggunakan yang telah ada sebelumnya tetapi bukan dari jenis makhluk hidup lainnya,
Penciptaan manusia adalah puncak semua Ciptaan atau mahkota. Allah menaruh manusia, menciptakannya dalam gambar Allah yang penuh kuasa, untuk mengatur Planet Bumi dan semua makhluk yang terdapat di dalamnya.
Persamaan yang dibuat kitab suci cukup gamblang: debu dari tanah (unsur-unsur tanah) + nafas hidup=makhluk hidup atau jiwa yang hidup. Persatuan unsur-unsur tanah dengan nafas hidup menghasilkan makhluk hidup atau jiwa.
"Nafas hidup" ini tidak terbatas pada manusia saja. Semua makhluk hidup memilikinya. Alkitab, sekadar contoh, menyifatkan nafas hidup itu baik kepada binatang yang ikut masuk ke dalam bahtera Nuh maupun yang tidak ikut masuk (Kej. 7:15, 22).
Manusia – sebuah jiwa yang hidup. Perlu diingat Alkitab mengatakan bahwa manusia itu menjadi sebuah jiwa yang hidup. Tidak ada catatan yang menunjukkan bahwa manusia itu menerima sebuah jiwa dalam kisah Penciptaan yang terpisah secara lahiriah dan kemudian digabungkan dengan tubuh manusia itu.
nephesh dan psuche = Mahkluk yang hidup • Bukti Alkitabiah menunjukkan bahwa kadang-kadang nephesh dan psuche menunjuk kepada pribadi secara keseluruhan dan pada waktu lain kepada aspek khusus manusia, misalnya kasih sayang, emosi, selera dan perasaan. • Pemakaian ini, bagaimanapun, tidaklah menunjukkan bahwa manusia terdiri dari dua bagian yang berbeda. Badan dan jiwa ada bersama-sama, keduanya terbentuk merupakan kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.
Alkitab memberikan pengertian tentang Roh. Tidak pernah digunakan dalam Perjanjian Lama, kepada manusia, ruach itu sebuah eksistensi yang mampu berpikir secara terpisah dari tubuh jasmani.
Alkitab memandang sifat atau keadaan manusia itu sebagai satu kesatuan,
(1 Tes. 5:23) "Semoga Allah damai sejahtera menguduskan kamu seluruhnya dan semoga roh, jiwa dan tubuhmu terpelihara sempurna dengan tak bercacat pada kedatangan Yesus Kristus, Tuhan kita" Nas ini menyampaikan keinginan Paulus bahwa tidak ada dari antara ketiga aspek pribadi ini dapat dikeluarkan dari proses penyucian.
MANUSIA DALAM GAMBAR ALLAH • Diciptakan dalam Gambar dan Serupa Allah. • Diciptakan supaya Berhubungan dengan orang Lain. – Allah berkata, "Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja” (Kej 2:18)
• Diciptakan untuk Menjadi Penatalayan Lingkungan. • Diciptakan untuk Meniru Allah. • Diciptakan dengan Bersyarat.
Kebebasan Memilih • Allah dapat mencegah dosa dengan menciptakan semuanya robot yang diprogram untuk melakukan apa yang telah ditentukan supaya mereka lakukan. Tetapi Allah yang menaruh kasih itu menciptakan makhluk yang dapat menyambut kasih-Nya dengan bebas—sebuah sambutan yang mungkin dari makhluk yang mempunyai kuasa untuk memilih. • Dengan memberikan jenis kebebasan seperti ini kepada ciptaanNya, bagaimanapun, itu berarti Allah harus menanggung risiko bahwa sebagian makhluk ciptaan-Nya itu dapat berpaling dari pada-Nya.
LANGKAH-LANGKAH MENUJU DOSA 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Berjalan sendirian Mendekati pencobaan Meladeni si penggoda Ragu terhadap perintah Allah - DOSA Melanggar perintah Allah – Tindakan Dosa Menjadi penggoda kepada orang lain
AKIBAT DOSA • Akibat dosa yang Adam dan Hawa lakukan, menimbulkan penderitaan yang sangat berat bagi Manusia, bagi seluruh Mahkluk Ciptaan TUHAN dan bagi Dunia ini.
AKIBAT DOSA
1. Manusia kehilangan Kemuliaan TUHAN (Kejadian 3:7)
AKIBAT DOSA 2. MANUSIA HIDUP DALAM KETAKUTAN Kejadian 3:8
AKIBAT DOSA 3. MANUSIA SALING MENYALAHKAN ( Kejadian 3:11-13)
AKIBAT DOSA 5. CIPTAAN TUHAN MENJADI TIDAK BERSAHABAT DENGAN MANUSIA
Hewan menjadi Buas. Onak Duri tumbuh dimana-mana. Dunia menjadi Terkutuk, Tandus. Bencana Alam dan Malapetaka terjadi.
AKIBAT DOSA 6. Kepada HAWA dan Semua Perempuan: Kejadian 3:16 WANITA HARUS MENDERITA PADA SAAT MELAHIRKAN
AKIBAT DOSA 7. Kepada ADAM & Semua Laki-Laki Kejadian 3:17 BERSUSAH PAYAH UNTUK MENDAPATKAN SESUAP NASI
AKIBAT DOSA 8. Putusnya hubungan antara ALLAH dan Manusia
Disinilah awal mula Penderitaan, Kesusahan dan Kesedihan itu dimulai.
MENGAPA MANUSIA MENDERITA? SEMUA TERJADI KARENA MANUSIA MEMILIH UNTUK BERDOSA
Dosalah yang membuat hidup manusia menjadi sesengsara, susah dan mederita. Setan merasa bersukacita atas kemenangannya, tatkala Adam dan Hawa memilih untuk mengikutinya.
Inilah awal mula Penderitaan, Kesusahan dan Kesedihan itu dimulai.
Pusat Pengendalian Dosa. Menurut Alkitab takhta dosa itu ada dalam hati—yang kita kenal dengan kata pikiran. Karena dari hatilah "terpancar kehidupan" (Ams. 4:23).
Dosa umat manusia. Sejarah menunjukkan bahwa keturunan Adam turut dicemarkan sifat dosanya. Daud dalam doanya berseru, "Sebab di antara yang hidup tidak seorang pun yang benar di hadapan-Mu“ (Mzm. 143:2; 14:3).
Hati manusia yang penipu itu mempengaruhi seluruh pribadi. Daud berkata, "Sesungguhnya, dalam kesalahan aku diperanakkan, dalam dosa aku dikandung ibuku“ (Mzm. 51:7). Dan rasul Paulus mengatakan bahwa "keinginan daging adalah perseteruan terhadap Allah, karena ia tidak takluk kepada hukum Allah; hal ini memang tidak mungkin baginya. Mereka yang hidup dalam daging, tidak mungkin berkenan kepada Allah" (Rm. 8:7, 8). Sebelum pertobatan ia menyatakan orang-orang percaya adalah "orang-orang yang harus dimurkai," seperti manusia yang lain (Ef. 2:3).
Selain kejatuhan, masih ada lagi yang berkaitan dengan martabat manusia. Walaupun sudah bernoda, wujud Keilahian itu belumlah hapus sama sekali. Walaupun telah jatuh ke dalam dosa, tercemar, penuh dengan dosa, manusia masih tetap wakil Allah di dunia ini. Keadaannya lebih rendah dari yang Ilahi namun masih tetap memegang sebuah kedudukan yang terhormat sebagai wakil Allah atas ciptaan yang ada di bumi
Perjanjian Diberikan pada Waktu Kejatuhan. Sebelum Allah mengumumkan hukuman kepada pasangan yang jatuh ke dalam dosa itu, Ia memberikan kepada mereka pengharapan dengan memperkenalkan perjanjian anugerah. Ia berkata, "Aku akan mengadakan permusuhan antara engkau dan perempuan ini, antara keturunanmu dan keturunannya; keturunannya akan meremukkan kepalamu, dan engkau akan meremukkan tumitnya“ (Kej. 3:15).
Perjanjian yang Diadakan Sebelum Penciptaan. Perjanjian pemberian anugerah itu tidaklah dikembangkan sesudah kejatuhan. Kitab Suci membentangkan bahwa sebelum Penciptaan, Keallahan telah mengadakan perjanjian antara sesama mereka untuk menyelamatkan umat manusia bila mereka jatuh ke dalam dosa.
Setiap individu di dunia ini dapat memperoleh pengalaman atas janjijanji perjanjian keselamatan itu melalui pemenuhan syarat: "Dan jikalau kamu adalah milik Kristus, maka kamu juga adalah keturunan Abraham dan berhak menerima janji Allah" (Gal. 3: 29).