Volume ll Nomor 7, Mei2075
ISSN: 2355-5947
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU BALITA USIA 3-4 TAHUN TENTANG PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR AJS. Hari Sapoetra, Joeliatin, Ristiana Juliani Akademi Kebidanan Wiyata Mitra HusadaNganjuk lppmwimisada@ grnail. com
Knowledge of mother Toddle*rf;'#::." the d-everopment of a motor skip is very Iarge' The biggest obstacle is mother's1act o7 t norieag, about growing especially motor skill development in ahildren- Thereforr, ,rrrorrhers want"to examine an overview lcnowledge of mothers toddlers ages 3-4 years on the development of motor skills in the early chitdhood sabilillah in Tanjung viltage district Kertosono Nganjuk iots. This research is a survey disbiptif rrrrorih. ihe samples were taken with total sampling a number of 30 respondents' Data colleition using the questionnaire
and observation sheets. The results showed that 30 respondents thai tcnowtedge is good thalt is 27 respondents (90%o), enough knowledge that is 3 respondents (10%o). Based on explanation can be concluded that'the description of the mother,s lcnowledge of toddler aged 3-4 yeors on the development of motor skills in the" earl cirtanooa Sabitilah Taniung Village district Kertosono Nganiuk zots rn the category either. So advised on mother toddler age 3-4 years, though mother'i bien good knowledge should still add to her Imowledge of motor development of the rough in order to Imow the motir development oj children to harsh on the stages of the age to come.
Keywords: knowledge, development of a rough motor
PENDAHULUAN Latar Belakang
Berbicara mengenai anak bayi dan balita) tidak
(yang dapat dilepaskan dari tumbuh kembang anak. proses F-buh kembang anak merupakan proses yang berkesinambungan mulai dari lahiruurnpui dewasa. lni berarti bahwa tumbuh kembang anak merupakan suatu tahapan proses yang harus dilalui oleh setiap anak. Anak yang sehat akan menunjukan tumbuh kembang yang optimal, sesuai dengan anak lain seusianya dan juga sesuai dengan parameter buku perkembangan anak (Maryrnani, 2010 :3 5). Masa balita merupakan periode perkembangan fisik dan mental yang pesat.
tgrmasuk
Pada masa
ini otak balita telah siap
menghadapi berbagai stimuli seperti belajar berjalan dan berbicara lebih lancar. Anak di bawah lima tahun (balita) merupakan kelompok yang menunjukan pertumbuhan badan yang pesat (Marmi, 2013 :20).
JurnalWimisada
Perfumbuhan
dan
perkembangan
merupakan suatu proses yang berlangsung terus menerus dan saling be*aitan. Perfumbuhan adalah perubahan fisik dan pertambahan jumlah dan ukuran sel secara
-
kuantitatif, dimana sel sel tersebut mensintesis protein baru yang nantinya akan menunjukan pertambahan seperti urnur, tinggi badan, berat badan, dan pertumbuhan gG. Perkembangan peningkatan kompleksitas fungsi dan keahlian (kualitas) dan merupakan aspek tingkah laku perlumbuhan. Perkembangan motorik kasar merupakan aspek perkembangan yang menarik perhatian, karena mudah diamati (Maryunani, 2010:3). Falctor faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang anak adalah faktor genetik dan fbktor lingkungan disamping faktor internal dari anak itu sendiri. Kelangsungan hidup. perkembangan dan peningkatan kualitas anak berperan penting sejak masa dini kehidupan, yaitu masa dalam kandungan, bayi
adalah
"
-
84
Volume ll Nomor L, Mei2075
dan balita. Kebutuhan Asih pada
ISSN:2355-5947
anak
merupakan kebutuhan emosi atau kebutuhan terhadap kasih sayang. Kasih sayang dari ibu
akan menciptakan ikatan yang erat dan kepercayaan dasar pada bayi dan anak. Tumbuh kembang fisik, mental maupun
psikososial pada anak dapat terjamin airabila
terdapat hubungan yang erat, mesra dan selaras antara ibu pada tahun - tahun'pertama kehidupan bayi i anak. Kontak fisik (kulit/mata) dan psikis sedini mungkin segera setelah lahir dari ibu dapat memberikan rasa aman dan nyaman bagibayr/arrak. Kekurangan
kasih sayang ibu pada tahun - tahun pertama kehidupan bayi dapat memberikan dampak negatif terhadap proses tumbuh kembang anak selanjutnya, baik segi fisik, mental, sosial, maupnn emosional (Maryunani, 2010 43).
Tumbuh kembang pada anak
akan
berlangsung optimal diperlukan, peran serta ibu sangat besar. Kendala yang terbesar yang masih terjadi adalah banyak ibu yang masih kurang pengetahuannya tentang tumbuh k€mbmg terutama perkembangan motorik kM pada anak- Sebagai orang tua harus
mem&mi
perkembangan motorik pada anaknya terutma ibu- Karena seorang ibu yang bmlak menghabiskan waktunya bersama
anaknya Peningkatan pengetatruan, pemahaman dan kesadaran orang tua tentang pentingnya pemantauan anak, khususnya pada anak balita. Ikatan Dokter Anak Indonesia (2014) melakukan pemeriksaan terhadap 2.634 anak usia 1-5 tahun. Dari hasil pemeriksaan untuk perkembangan ditemukan normal sesuai usia 53o/o, mer agukan (membutuhkan pemeriksaan lebih dalam) sebanyak l3o/o, penyimpangan perkembangan sebanyak 34%. Dari penyimpangan perkembangan, 25Yo terkena rnotorik kasar (seperti berjalan, duduk), 15 % motorik halus (seperti menulis, memegang), 44 % bicara bahasa dan 16 % sosialisasi kemandirian. Jumlah balita di Provinsi Jawa Timur tahun 2014 sebesar 3,7 juta jiwa. Unhrk wilayah Kabupaten Nganjuk, pada tahun 2014 jumlah balita sebesar 65 ribu jiwa (Anonim, 2014). Sedangkan jurrrlah balita pada tahun 2014 di wilayah kerja Puskesmas Kertosono adalah sebesar 1345 jiwa. JurnalWimisada
Fakta ini menunjukkan
masih perlunya peningkatan pengetahuan ibu dalam mendeteksi anaknya secara dini untuk mengetahui perkembangan motorik kasar pada anak.
Masih banyak hal yang
belum diketahui oleh ibu yang memiliki anak berusia
3-4 tahun tentang perkembangan motorik kasar pada anak. Dikarenakan sangat penting orang tua terutama ibu untuk mengetahui tentang perkembangan motorik kasar pada anak. Hal ini didasarkan dari hasil wawancara pada ibu yang memiliki anak usia 3-4 tahun yaitu, pengetahuan ibu tentang perkembangan motorik kasar. Pada tanggal I Juli 2015 terhadap 10 ibu siswa yang memiliki kondisi normal (tidak ada cacat bawaan, gejala autisme, gejala hyperaktif dan penyakit berat) yang bersekolah di PAUD Sabilillah Desa Tanjung Kecamatan Kertosono Kabupaten Nganjuk diperoleh keterangan ibu yang mengetahui apa itu perkembangan motorik kasar sebanyak 2 orang (20%), dan ibu yang tidak tahu apa itu perkembangan motorik kasar sebanyak 8 orang (80%). Peneliti menduga bahwa adanya fakta masalah pengetahuan ibu Balita usia 3-4 tahun tentang perkembangan motorik kasar di PAUD Sabilillah Desa Tanjung Kecamatan Kertosono Kabupaten Nganjuk. Masa kritis perkembangan anak perlu mendapatkan perhatian. Perkembangan sangat dipengaruhi oleh lingkungan dan interaksi antara anak dengan orang tua/pengasuh.
Perkembangan anak akan optimal bila interaksi sosial diusahakan sesuai dengan
kebutuhan anak pada berbagai
tahap
perkembangan, bahkan sejak bayi masih di dalam kandungan, sedangkan lingkungan yang tidak mendukung akan menghambat perkembangan anak (Soetjiningsih,2015 : l0). Bahaya penyebab terlambatnya
motorik, sebagian dapat dikendalikan dan sebagian lagi tidak. Keterlambatan sering disebabkan oleh
perkembangan
kurangnya kesempatan anak unfuk mempelajari perkembangan motorik, perlindungan anak yang terlalu berlebihan, dan kurangnya motivasi anak untuk mempelaj arinya. Perkembangan motorik kasar
85
Volume ll Nomar 7, Mei2075
ISSN:
yang terlambat berarti perkembangan motorik kasar yang berada di bawah normal umur anak. Akibatnya, pada umur tertentu anak belum bisa melakukan perkembangan yang sesuai dengan kelompok umumya. Agar perkembangan anak tidak terlambat sebaiknya ibu memberikan stimulasi yang terarah dengan bermain, latihan_latihan, atau olahraga yang teratur. Anak perlu diperkenalkan dengan olahraga sedini
mungkin, karena olahraga tidak
hanya membentuk fisik anak, tetapi juga membentuk mental.
Olahraga yang baik bagi anak harus juga mempunyai nilai bermain. Olahraga untuk
anak Balita antara lain
adalah
m-elempar/menangkap bol4 melompat/main tali, naik sepeda roda tiga. Anak harus diamati saat bermain dan drjaga kemungkinan
terjadinya cedera pada
saat
bermairlmelakukan aktivitas.
Tujuan Penelitian Mengetahui gambaran pengetahuan ibu
Balita usia 3-4 tahun tentang perkembangan motorik kasar di PAUD Sabilillatr Desa Tanjung Kecamatan Kertosono Kabupaten Nganjuk Tahun 2015.
METODE PENELITIAN Penelitian ini peneliti menggunakan jenis penelitian deskriptif, yang bertujuan untuk melihat gambaran yang terjadi di dalam masyarakat dengan menggunakan desain
penelitian rancangan survei deskriptif.
Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu Balita usia 3-4 tahun di PAUD Sabilillah Desa
Tanjung Kecamatan Kertosono Kabupaten Nganjuk Tahun 2015 yang berjumlah 30 orang, dengan sampel sejumlah 30 orang dengan menggunakan metode sampling jenuh.
IIASIL
PEIYELITIAN DAI\ PEMBAHASAI{ Hasil Penelitian Tabel I : Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pengetahuan Ibu Balita usia 3-4 Tahun tentang Pengertian Perkembangan Motorik Kasar di PAUD Sabilillah Desa
JurnalWimisada
2355-5947
Tanjung Kecamatan Kertosono Kabupaten uk Tahun 2015 No
Pengetahuan Jumlah Persentase Baik 27 90% 2 Cqkup 3 t0% 3 Kurang 0 0% Total 30 100% Sumber: Data Primer, Agustus ZOtS I
Berdasarkan hasil penelitian di PAUD Sabilillah Desa Tanjung Kecamatan Kertosono fabupaten Nganjuk Tahun 2015 pengetahuan ibu Balita usia 3-4 tahun tentang pengertian perkembangan motorik kasar - Oiaapattan bahwa responden dengan pengetahuan baik yaitu sebanyak 27 responden (g0%), dan
pengetahuan
cukup yaitu sebanyak 3
responden (10%).
Tabel
2:
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pengetahuan Ibu Balita usia 3_4
tentang Tahapan perkembangan J4* Motorik Kasar di PAUD Sabilillah Desa
Tanjung Kecamatan Kertosono Kabupaten Nganiuk Tahun 2015 No 1
Penqetahuan Baik
Jumlah
Persentase
25
83J%
Cukup
t0%
3
Kurang 2 Total 30 Sumber : Data Primer, Agustui 2015 J
6.7%
lWo
Berdasarkan hasil penelitian di PAUD Sabilillah Desa Tanjung Kecamatan Kertosono Kabupaten Nganjuk Tahun 2015 pengetahuan ibu Balita usia 3-4 tahun tentang tahapan perkembangan motorik kasar didapatkan responden dengan pengetahuan baik yaitu sebanyak 25 responden (83,3%), pengetahuan cukup yaitu sebanyak 3 responden (10%), dan
pengetahuan kurang
yaitu
sebanyak
2
responden (6,7%).
Tabel
3:
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pengetahuan Ibu Balita usia 3-4 Tahun tentang Ciri-ciri perkembangan
Motqrik Kasar di PAUD Sabilillah Desa Tanjung Kecamatan Kertosono Kabupaten Nganjuk Tahun 2015
85
Volurne ll Nomor 7, Mei2A75
ISSN:2355-5947
No
Pengetahuan Jumlah Persentase Baik 28 93,3yo 2 Cukup 2 6,7yo 3 Kurang 0 a% Total 30 100% Sumber : Data Primer, Agustus 2015
Berdasarkan hasil penelitian di ?aUl Sabilillah Desa Tanjung Kecamatan Kertosono Kabupaten Nganjuk Tahun 2015 pengetahuan ibu Balita usia 3-4 tahun tentang ciri-ciri perkembangan motorik kasar didapatkan responden dengan pengetahuan baik yaitu sebanyak 28 responden (93,3Yo), pengetahuan cukup yaitu sebanyak2 responden (6,7%).
Tabel
4:
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pengetahuan Ibu Balita usia 3-4
Tahun tentang Faktor-Faktor
yang Mempengaruhi Perkembangan Motorik Kasar di PAUD Sabilillah Desa Tanjung Kecamatan Kertosono Kabupaten Neaniuk Tahun 2015 No Pensetahuan Jumlah Persentase I
Baik
2
Cukup
28
93,3yo
2
6,7y,
Kurang 0 Total 30 Sumber: DataPrimer, Agustus 2015 3
0% 100%
Berdasarkan hasil penelitian di PAUD Sabilillah Desa Tanjung Kecamatan Kertosono Kabupaten Nganjuk Tahun 2015 tentang faktor-faktor perkembangan motorik kasar didapatkan responden dengan pengetahuan baik yaitu sebanyak 28 responden (93,3Yo), dan pengetahuan cukup yaitu sebanyak 2 responden (6,7%).
Tabel
5:
Distribusi Frekuensi Gambaran Pengetahuan Ibu Balita usia 3-4 Tahun tentang Perkembangan Motorik Kasar di PAUD Sabilillah Desa Tanjung Kecamatan Kertosono NEaniuk T ahun 2015 No Pengetahuan Jumlah Persentase I
Baik
2
Cukup
27
90%
J
t0%
Kuranq 0 Total 30 Sumber : Data Primer, Agustus 2015 3
0%
t00%
Berdasarkan hasil penelitian di PAUD Sabilillah Desa Tanjung Kecamatan Kertosono Kabupaten Nganjuk Tahun 2015 menunjukkan bahwa gambaran pengetahuan ibu Balita usia
Jur.nalWimisada
3-4 tahun tentang perkembangan motorik kasar didapatkan responden dengan
pengetahuan baik yaitu sebanyak 27 responden (90%), pengetahuan cukup yaitu sebanyak 3 responden (10%).
Pembahasan Berdasarkan hasil penelitian diperoleh hampir seluruhnya pengetahuan ibu Balita usia 3-4 tahun tentang perkembangan motorik kasar adalah baik yaitu 27 responden (90yo),
pengetahuan
cukup yaitu sebanyak 3
responden (10%).
Menurut (Wawan, 2012 : 1l) pengetahuan (lmowledge) adalah hasil tahu dan terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba yang sebagian besar di pengaruhi
oleh mata dan telinga, dan terdiri dad 6 tingkatan yaitu tahu (lcnow), memahami (comprehension), aplikasi (application), analisis (analysis), sintesis (synthesis), dan evaluasi (ev aluation). Perkembangan motorik kasar merupakan aspek perkembangan yang menarik perhatian, karena mudah diamati. Perkembangan motorik kasar merupakan keterampilan menggunakan otot-otot besar (Maryunari, 2010 : 77) Pengetahuan seseorang secara umum dipengaruhi oleh pendidikan, llrnnr, pekedaan. Pendidikan dapat mempengaruhi pengetahuan seseorang, semakin tinggi pendidikan seseorang semakin mudah orang tersebut untuk menerima informasi. Dengan pendidikan dasar maka seseorang akan cenderung kesulitan untuk mendapatkan informasi, baik dari orang lain maupun dari media massa. Begitu juga umur mempengaruhi tingkat penerimaan informasi yakni semakin bertambahnya usia semakin berkembang daya tangkap dan pola pikimya, sehingga pengetahuan yang diperoleh semakin membaik. Dengan usia reproduksi sehat akan mempengaruhi responden cukup matang dalam memilih dan menyaring informasi yang diterima sehubungan dengan pengetahuan tentang perkembangan motoiF kasar. Semakin banyak informasi yang masuk semakin banyak pula pengetahuan yang didapat
87
Volume ll Nomor 1, Mei2ai.5
ISSN:2355-5947
tentang kesehatan. Informasi memberikan pengaruh besar terhadap pengetahuan ibu Balita usia 3-4 tahun. Apabila seorang ibu Balita usia 3-4 tahun diberikan informasi tentang pentingnya perkembangan motorik kasar maka akan menambah pengetahuan ibu Balita usia 3-4 tahun tentang perkembangan motorik kasar. Pekerjaan seseorang juga dapat mempengaruhi pengetahuan seseorang karena pekerjaan akan menempatkan seseorang dalam lingkungan sosial tertentu, lingkungan ini akan memberikan pengaruh sosial kepadanya, sehingga dapat mempelajari hal yang baik maupun yang buruk tergantung pada sifat lingkungan sosialnya. Dalam lingkungan seseorang akan memperoleh pengalaman yang berpengaruh pada cara berfikirnya. Disamping itu peran serta ibu sangat besar dalam kaitannya dengan perkembangan motorik kasar pada anak. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang menunjukkan bahwa seluruh anak usia 3-4 tahun
perkembangan motorik kasarnya sesuai dengan tahapan. Ibu dapat memberikan
stimulasi yang tepat dan benar
agar perkembangan motorik kasar pada anak dapat optimal untuk perkembangan selanjutnya.
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan
Berdasarkan
hasil analisis
dan
pembahasan dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa: Gambaran Pengetahuan
Ibu Balita Usia 3-4 Tahun tentang Perkembangan Motorik Kasar di PAUD Sabilillah Desa Tanjung Kecamatan Kertosono Kabupaten Nganjuk sebagian besar adalah
pengetahuan baik yaitu sebanyak 27 responden (90%), dan pengetahuan cukup yaitu sebanyak 3 responden (10%).
Saran bagi penelitian selanjutnya diharapkan dapat mengembangkan variabel penelitian dan menambah jumlah sampel sehingga didapatkan hasil penelitian yang lebih baik.
JurnalWimisada
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2014. Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta : Kementerian Kesehatan RI prosedur
Arikunto, Suharsimi. 2010.
Penelitian Suatu Pendekotan praktik. Jakarta: Rineka Cipta
Dewi, Vivian Nanny Lia. 2010. Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita. Jakarta: Salemba Medika Hidayat, Aziz Alimul. 2010. Metode Penelitian Kebidanan dan Telmik Analisis Data. Jakarta: Salemba Medika Marmi. 2013. Gizi dalam Kesehatan Repro duksi. Yogyakarta: Pustaka pelajar Marpnani, Anik. 2010. Ilmu Kesehatan Anak dalam Kebidanan Jakarta: CV. Trans Info Media
Muslihatun,
Wafi Nur. 2010. Asuhot
Neonatus Bayi dan BalitaFitramaya
Yognkrta
Notoatmodjo, Soekidjo. 2010- Metodologi Penelitian Kesehatan Jakarta: Rineka Cipta Nugroho, Arifin. 2010. Buku Ajar Pengertian Ibu dan Peran Ibu. Jakarta: Balai Pustaka Nursalam. 2011. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keper aw atan. J akarta: Salemba Medika Proverawati, Atikah. 2009. Buku Ajar Gizi untuk Kebidanan Yogyakarta: Nuha Medika Setiawan, Ary dan Saryono. 2010. Metodologi Penelitian Kebidanan Yogyakarta: Nuha Medika Soetjiningsih, Maharani. 2015. Tumbuh Kemb ang Anak. I akarta: Rineka Cipta Sugiyono. 2013. Metodologi Penelitian P endidikan Bandung: Alfabeta Utami, Nur. 2014. Upaya Meningkatknn Kemampuan Motorik Kasar Berbasis Soft Skill melalui Pembelajaron Senam Fantasi pada Siswa Kelompok A RA Muslimat NU Sulasari Bandongan r Magelang (slcripsi). Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta Wawan, A Dewi. 2011. Penguhtron Pengetahuan Sikap dan Perilalat Yogyakarta:Nuha Medika
88