Volume 1 (1 ) Desember 2015
PUBLIKA BUDAYA
halaman 1-18
PUBLIKA BUDAYA
RITUAL DAN TRADISI MASYARAKAT BALI DALAM KUMPULAN CERITA PENDEK PEREMPUAN YANG MENGAWINI KERIS KARYA WAYAN SUNARTA: SUATU PENDEKATAN STRUKTURALISME GENETIK RITUAL AND TRADISION OF BALINESE SOCIETY IN COMPILATION OF SHORT STORIES PEREMPUAN YANG MENGAWINI KERIS BY WAYAN SUNARTA: AN APPROACH OF GENETIC STRUCTURALISM Ellya Destiara Permata, Novi Anoegrajekti, Sunarti Mustamar Jurusan Sastra Indonesia, Fakultas Sastra, Universitas Jember Jln. Kalimantan 37, Jember 68121 E-mail :
[email protected] ABSTRAK Bali merupakan salah satu pulau di Indonesia yang mempunyai beberapa keunikan dibandingkan dengan pulau lain. Beberapa keunikan tersebut diceritakan oleh Wayan Sunarta melalui kumpulan cerita pendek yang berjudul Perempuan yang Mengawini Keris. Dalam skripsi ini akan membahas beberapa cerita dalam kumpulan cerita pendek Perempuan yang Mengawini Keris dengan metode Strukturalisme Genetik Goldman karena suatu karya tidak akan terlepas dari latar sosial dan ideologi pengarang. Dalam kumpulan cerita pendek tersebut terdapat 17 cerita pendek, namun yang akan dibahas dalam skripsi ini hanya 7 cerita pendek karena menceritakan kehidupan masyarakat Bali yang kental akan ritual dan tradisi. Dalam kumpulan cerita pendek tersebut menceritakan tentang dua ritual Bali yaitu nyentana dan ngaben. Tradisi Bali yang dibahas dalam kumpulan cerita pendek tersebut mengenai sapaan bli dan pak klian, penamaan Nyoman dan Putu, laki-laki sebagai pelukis dan pemahat, serta perempuan sebagai penari. Kata kunci: ritual, tradisi, dan strukturalisme genetik ABSTRACT Bali is one of Indonesian island which has some uniqueness compared to other islands. Some uniqueness are told by Wayan Sunarta through the compilation of short stories entitled Perempuan yang Mengawini Keris. This thesis will discuss some stories in compilation of short stories Perempuan yang Mengawini Keris in genetic structuralism method of Goldman because the literary work cannot be separated from the social and ideological background of the author. The compilation of the short stories has seventeen short stories but only seven stories will be discussed because they are telling the life of Balinese society that is strongly influenced by ritual and tradition. The short stories tell about two Balinese rituals namely nyentana and ngaben. Balinese tradition discussed in the short stories compilation is about addressing someone bli and pak klian, the naming of Nyoman and Putu, man as painter and sculptor and woman as dancer. Keywords: ritual, tradition, and genetic structuralism.
Artikel Ilmiah Mahasiswa 2016 1
Volume 1 (1 ) Desember 2015
PUBLIKA BUDAYA
PENDAHULUAN
halaman 1-18
satunya dalam cerita pendek yang berjudul Perempuan Yang Mengawini Keris menceritakan tentang nyentana. Nyentana merupakan salah satu cara pernikahan di Bali. Ketika laki-laki bersedia melakukan nyentana maka ia akan tinggal dan menjadi milik keluarga perempuan. Nyentana merupakan sebuah kebudayaan unik yang jarang diketahui oleh orang dari luar pulau Bali. Oleh karena itu, dalam kajian ini menggunakan teori strukturalisme genetik karena penulis ingin mengaitkan antara karya sastra, latar belakang sosial, budaya, ideologi, maupun historis kehidupan pengarang. Cerita pendek merupakan salah satu karya sastra yang termasuk genre prosa. Cerita Pendek merupakan gambaran imajinasi pengarang dan gambaran dari hal-hal yang ada di sekitar pengarang. Cerita pendek merupakan salah satu sarana bagi pengarang menyampaikan gagasannya dengan ringkas, padat, dan menceritakan hingga akhir cerita. Cerita pendek adalah cerita yang panjangnya kira-kira 17 halaman kuarto spasi rangkap, padat, lengkap, ada kesatuan, mengandung satu efek dan selesai (Santosa dan Wahyuningtyas, 2010:3). Cerita pendek dapat menjelaskan sebagai sebuah karya bebas yang merupakan gambaran imajinasi pengarang, cerita pendek merupakan salah satu media yang dapat menyampaikan gambaran imajinsi pengarang kepada pembaca. Gambaran imajinasi akan terlihat indah apabila pembaca dapat menangkap gagasan yang dimaksudkan oleh pengarang. Gagasan pengarang dapat ditangkap dengan baik oleh pembaca apabila cara penyampaiannya mudah dipahami. Agar pembaca dapat memahami karya sastra dengan mudah maka diperlukan bahasa yang mudah dimengerti dan diceritakan dengan tidak berbelit-belit. Wayan Sunarta merupakan salah satu pengarang cerita pendek di Indonesia yang dapat menyampaikan gagasannya dengan baik melalui media karya sastra. Oleh karena itu, untuk memahami karya sastra dan hubungannya dengan pengarang diperlukan suatu kajian dengan mendasarkan pada teori-teori sastra, salah satunya adalah teori strukturalisme genetik. Sebelum meneliti dengan pendekatan analisis struktual genetik, penelitian ini harus meneliti aspek struktural yang ada dalam satu cerita pendek terlebih dahulu karena aspek
Indonesia merupakan negara yang mempuyai banyak ciri budaya dalam setiap daerahnya. Berbeda daerah maka akan berbeda pula bahasa daerahnya, tarian daerahnya, kepercayaan setempat mengenai suatu hal atau mitos, makanan khas, pakaian adat, dan lain sebagainya. Budaya ada karena hal tersebut sudah dilakukan secara turun-temurun dan terus dikembangkan sampai saat ini. Kebudayaan adalah segala sesuatu yang dipelajari dan dialami bersama secara sosial oleh para anggota masyarakat. Menurut ilmu antropologi, kebudayaan adalah seluruh sistem gagasan dan rasa, tindakan, serta karya yang dihasilkan manusia dalam kehidupan bermasyarakat, yang dijadikan miliknya dengan belajar (Sudarma, 2009:27). Bali merupakan salah satu pulau di Indonesia yang sering didatangi oleh wisatawan mancanegara. Kebudayaan Bali merupakan daya tarik luar biasa bagi wisatawan, seperti candicandi yang membuat Bali dijuluki pulau 1000 candi, ukiran-ukiran yang menjadi ciri khas dan bangunan Bali, pertunjukan-pertunjukan tari, dan lain sebagainya. Salah satu karya dari Bali yaitu karya sastra. Salah seorang sastrawan Bali yaitu Wayan Sunarta yang telah menuliskan beberapa cerita pendek dengan tema dan latar budaya serta kehidupan sosial masyarakat Bali dalam kumpulan cerita pendek Perempuan Yang Mengawini Keris. Wayan Sunarta merupakan salah satu penulis cerita pendek yang lahir dan besar di Bali. Wajar apabila Wayan Sunarta dapat menggambarkan kebudayaan dan kehidupan masyarakat Bali. Kumpulan cerita pendek Perempuan Yang Mengawini Keris berisi tentang 17 cerita pendek, namun dalam skripsi ini akan membahas tujuh cerita pendek, antara lain Perempuan yang Mengawini Keris, Perjalanan Patung Perempuan, Putu Kaler dan Luh Sari, Buronan, Kuburan Ayah, Puing Cinta Sang Penari, dan Nyoman dan Laura. Penulis memilih tujuh cerita pendek tersebut karena ritual dan tradisi Bali sangat ditonjolkan dalam cerita-cerita pendek tersebut. Kumpulan cerita pendek Perempuan Yang Mengawini Keris merupakan salah satu cara Wayan Sunarta memperkenalkan kebudayaan Bali kepada semua orang. Salah Artikel Ilmiah Mahasiswa 2016 2
Volume 1 (1 ) Desember 2015 PUBLIKA BUDAYA halaman 1-18 struktural dapat menjelaskan bagaimana kisahantarbangsa (Irawan, 2006:5). Dalam tradisi kisah itu digambarkan, dijalin dalam kesatuan kualitatif, peneliti harus menggunakan diri mereka unsur oleh Wayan Sunarta, agar memudahkan sebagai instrument, mengikuti asumsi-asumsi pemahaman pembacanya atau gambarankultural sekaligus mengikuti data. gambaran yang digambarkan oleh Wayan Sunarta dengan melihat keutuhan paparan dalam ceritaDalam karya ilmiah ini juga menggunakan metode cerita pendek tersebut. Tujuannya agar mengerti dialegtik menurut Goldmann, yaitu apa yang terkandung dalam karya cerita-cerita 1. Penelitian terhadap karya sastra dilihat pendek. Strukturalisme dapat dipandang sebagai sebagai suatu kesatuan; salah satu pendekatan kesastraan yang 2. Karya sastra yang dianalisis hanyalah menemukan pada kajian hubungan antarunsur karya yang mempunyai nilai sastra yang pembangun karya sastra yang bersangkutan mengandung tegangan antara keragaman (Nurgiyantoro, 2005:36-37). Dengan demikian, dan kesatuan dalam suatu keseluruhan pada dasarnya analisis struktural bertujuan yang padat (a coherent whole); memaparkan secermat mungkin fungsi dan 3. Jika kesatuan telah ditemukan kemudian keterkaitan antarunsur karya satra yang secara dianalisis hubungannya dengan latar bersama menghasilkan sebuah kemenyeluruhan belakang sosial. Sifat hubungan tersebut (Nurgiyantoro, 2005:37). Dalam hal ini, penulis (a) yang berhubungan dengan latar akan meneliti tema, penokohan, latar, dan konflik. belakang sosial adalah unsur kesatuan dan Apabila dalam suatu cerita pendek tidak (b) latar belakang yang dimaksud adalah ditemukan keterkaitan antarunsur maka cerita pandangan dunia suatu kelompok sosial, tersebut akan membingungkan pembaca. Hal yang yang dilahirkan oleh pengarang sehingga ingin disampaikan pengarang melalui karya satra hal tersebut dapat dikonkretkan. tidak akan sampai kepada pemikiran pembaca. Langkah-langkah yang dilakukan penulis dalam Setelah meneliti secara struktural semua unsurpenelitian karya ilmiah ini adalah: unsur dalam karya sastra dapat diketahui 1. Dalam meneliti aspek struktural penulis keterkaitan antarunsur, sehingga mempermudah menggunakan langkah-langkah sebagai dalam melakukan penelitian melalui pendekatan berikut: analisis strukturalisme genetik. a) membaca semua cerita pendek yang Dalam penulisan skripsi ini penulis akan ada di dalam kumpulan cerita pendek menggunakan teori strukturalisme genetik karena Perempuan yang Mengawini Keris; melihat dari latar belakang pengarang yang asli b) mencari teori struktural; orang Bali, yang hidup dengan sosial, budaya, dan c) memilah-milah data yang sesuai ideologi Bali dapat menggambarkan kehidupan dengan teori tersebut, misal: data untuk masyarakat Bali dengan jelas dengan objek karya penokohan, latar, dan lain sebagainya. sastra kumpulan cerita pendek Perempuan Yang Mengawini Keris. Oleh karena itu, judul dalam 2. Dalam meneliti aspek Strukturalismeskripsi ini Strukturalisme Genetik Dalam genetik penulis menggunakan langkahKumpulan Cerita Pendek Perempuan Yang langkah sebagai berikut: Mengawini Keris karya Wayan Sunarta. a) membaca semua cerita pendek yang ada dalam kumpulan cerita pendek Perempuan Yang Mengawini Keris; b) mencari teori yang tepat, dalam hal ini teori strukturalisme genetik; METODE PENELITIAN c) memilah cerita pendek yang sesuai dengan teori; Penelitian ini menggunakan metode d) mencari informasi terkait dunia penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif disebut pengarang baik latar belakang juga studi kasus karena objek penelitian sering sosialnya, pandangan hidup, dan kali bersifat unik, kasuistis, tidak ada duanya. ideologinya dengan melakukan Penelitian kualitatif disebut juga etnografi, wawancara yang dapat dilakukan etnometodologi, fenomenologi karena mengkaji dengan cara bertatap muka secara perilaku manusia, kebudayaan, interaksi Artikel Ilmiah Mahasiswa 2016 3
Volume 1 (1 ) Desember 2015 PUBLIKA BUDAYA halaman 1-18 langsung, dapat juga melalui telefon, Pandangan dunia pengarang dalam cerita atau e-mail; pendek tersebut adalah pandangan dunia e) mengklasifikasikan hasil wawancara kepasrahan bahwa seorang perempuan harus rela untuk mendapatkan tahapan dinikahkan dengan keris ketika mempelai lelaki identifikasi data yang ada dalam karya tidak datang di hari pernikahannya. Seorang lelaki sastra dengan tahapan analisisnya. harus rela menjadi milik keluarga perempuan ketika melakukan nyentana. Seorang laki-laki HASIL DAN PEMBAHASAN seharusnya setia pada perkataan, sehingga tidak Pandangan Dunia Pengarang melukai pasangan atau orang lain. Dalam konteks a. Perempuan yang Mengawini Keris cerita pendek tersebu, calon mempelai lelaki Dalam cerita pendek Perempuan yang adalah lelaki pengecut karena melarikan diri dari Mengawini Keris yang kental akan tradisi anak ritual pernikahan sehingga calon mempelai perempuan tunggal dan pernikahan, maka perempuan harus tegar atau tabah menghadapi persoalan sosial yang dikontekstualisasikan adalah segala kemungkinan yang tidak terduga dalam persoalan tradisi dan pernikahan. Dalam hal menjalani kehidupan. tersebut, tokoh aku dan persoalan dirinya yang merupakan anak tunggal dari sebuah keluarga b. Perjalanan Patung Perempuan kaya yang merindukan anak laki-laki. Certita pendek yang berjudul Perjalanan Cerita pendek Perempuan yang Patung Perempuan ditulis oleh pengarang berawal Mengawini Keris menceritakan tentang nyentana, dari kebiasaan para seniman patung di Bali saat sebuah keluarga yang tidak dikarunia anak lelaki, mengerjakan patungnya, yaitu ketika mengamati terpaksa meminta anak perempuannya untuk bentuk, alur, dan serat kayu untuk mendatangkan mencari “sentana”, seorang lelaki setelah menikah ide mengerjakan patung. Terkadang seorang akan tinggal di rumah seorang perempuan. Posisi pematung sampai tidur dengan batang kayu untuk lelaki sebagai perempuan, lelaki yang dipinang. mencari inspirasi demi mendapatkan wujud Nyentana di Bali merupakan suatu hal yang sebisa patungnya. mungkin dihindari oleh lelaki, karena dianggap Persoalan yang terjadi dalam cerita pendek tidak punya harga diri, memalukan keluarga, dan Perjalanan Patung Perempuan adalah seorang sebagainya. seniman di masa muda sering berfoya-foya dan Ada tiga alasan kuat lelaki bersedia berjudi. Dalam hal tersebut, seorang lelaki tua nyentana, yakni karena cinta dengan perempuan, yang dulunya merupakan seniman yang sukses karena lelaki tersebut dari keluarga miskin dan karena karyanya sangat bagus dan seperti mau nyentana ke keluarga yang kaya (cara praktis bernyawa sehingga sering mendapat pesanan untuk cepat kaya), karena kedua pihak keluarga membuat patung dari orang-orang kaya di kota. sudah saling kenal dan akrab. Tradisi nyentana Hal tersebut membuat iri dan cemburu sejumlah masih terjadi di Bali hingga sekarang. Bagi warga, apalagi ia dapat membangun rumah dan keluarga Bali, anak lelaki dianggap sebagai menikahi bunga desa. penerus keturunan. Namun ketika seorang lelaki Seiring dengan berjalannya waktu banyak tidak hadir dalam ritual pernikahan, maka lelaki seniman muda bermunculan yang membuatnya disimbolkan dengan keris karena sesajen sudah gundah. Saat tua ia sudah bangkrut, bahkan untuk disiapkan dan undangan sudah disebar. Untuk sekedar membuat patung saja ia harus mencari menghindari malu, keluarga perempuan tetap batang kayu di sungai. Ia terus berusaha menikahkan anaknya, yakni dengan keris sebagai menyelesaikan patungnya tanpa memikirkan laku simbol laki-laki. atau tidaknya patung tersebut. Dalam cerita pendek Perempuan yang Pandangan dunia pengarang mewakili Mengawini Keris terdapat karakter sosial budaya. kelas sosialnya yang dalam kenyataannya dialami Hal tersebut terlihat pada tokoh perempuan yang oleh sebagian seniman. Seorang seniman bangkrut tidak dapat menikah karena sangat sulit karena tidak bisa mengelola keuangan. Mereka menemukan seorang lelaki yang bersedia dilupakan karena terkadang karya seni lebih nyentana. Dalam masyarakat Bali pernikahan diapresiasi dari pada senimannya. Banyak karyatersebut dianggap memalukan, penuh dengan karya seni yang terkenal, tetapi senimannya cemooh dan sindiran. Artikel Ilmiah Mahasiswa 2016 4
Volume 1 (1 ) Desember 2015 PUBLIKA BUDAYA halaman 1-18 sendiri hidup dalam kesengsaraan atau bahkan tumpuan kebahagiaannya. Luh Sari tetap setia dengan mengantarkan makanan di kala Putu Kaler dilupakan. menunggu burung buruannya. Hal tersebut terbukti ketika seniman Dalam cerita pendek tersebut, persoalan menyelesaikan patung terakhirnya dan ia yang muncul adalah masalah hobi yang terlalu menceburkan diri ke dalam sungai bersama berlebihan. Putu Kaler yang merindukan anak patung tersebut. Seniman tersebut meninggal tetapi belum dimilikinya dan membuatnya lebih karena tenggelam dan mayatnya ditemukan dua memperhatikan hobinya dari pada Luh Sari. Hal hari kemudian oleh warga desa. Patung tersebut tersebut telah didekripsikan melalui penampilan hanyut mengikuti aliran sungai dan ditemukan tokoh Putu Kaler yang berusaha menyembunyikan oleh seorang pemancing. Pemancing tersebut kesedihannya dengan hobinya. Hal tersebut terpesona oleh keindahan patung dan menjualnya menunjukkan bahwa pengarang mengharapkan ke toko barang antik di kota. Sejak kejadian adanya kesadaran anggota masyarakatnya tersebut beberapa kali patung tersebut berpindahsehingga kebiasaan tersebut dapat memberikan pindah tangan sampai akhirnya dibeli oleh manfaat kepada para pelakunya dan tidak kolektor barang seni. Kini, patung tersebut berada menjadikan permasalahan dengan orang lain di museum seni yang dibangun di pusat kota dan terutama sang istri yaitu Luh Sari. seniman tersebut dilupakan. Pengarang mempunyai pandangan bahwa d. Buronan seharusnya sebagai seorang seniman haruslah Cerita pendek Buronan ditulis di tengahmenghindari foya-foya dan berjudi karena hal tengah masyarakat sebagai hasil imajinasi tersebut dapat merugikan pelakunya dan pelaku pengarang serta refleksinya terhadap gejala-gejala tetap akan dikenal karena kekayaannya bukan sosial di sekitarnya. Oleh karena itu, kehadiran karyanya. Dari cerita pendek tersebut pengarang karya sastra merupakan bagian dari kehidupan mencoba menggerakkan para seniman agar tidak masyarakat. Dalam cerita pendek Buronan berfoya-foya dan agar pemerintah lebih pengarang mengangkat sebuah permasalahan menghargai seorang seniman bukan karyanya ketidakadilan, kriminalitas, kapitalisme dan saja. politik. Permasalahan yang diangkat dalam cerita c. Putu Kaler dan Luh Sari pendek kapitalisme dan kriminalitas. Dalam cerita Inti dalam cerita pendek Putu Kaler dan pendek tersebut pengarang menceritakan bahwa Luh Sari yaitu pasangan suami istri dalam kaum konglomerat yang menguasai sebagian pernikahan yang hampir sepuluh tahun tetapi besar tanah. Pada cerita pendek Buronan belum dikaruniai seorang anak. Hal tersebut pengarang mengangkat masalah kriminalitas memunculkan sebuah permasalahan sehingga karena dalam cerita pendek Buronan diceritakan membuat seorang suami yaitu Putu Kaler yang bahwa terjadi saling bunuh sesama kaum lebih menghabiskan waktu dengan hobinya konglomerat karena memperebutkan pembatas merawat burung. Ia jarang pulang dan sering tanah, dalam cerita pendek tersebut kaum menginap di rumah orang untuk mendapatkan konglomerat disebut dadia. burung yang diincarnya. Warga desa Dalam cerita pendek Buronan kental mempersilahkannya untuk menginap karena sudah dengan unsur politik. PKI pada waktu itu mengetahui kebiasaan para pemburu burung merupakan partai yang mempunyai banyak perkutut yang kadang kala tidak pulang sampai anggota dan dianggap berbahaya oleh seminggu demi mendapatkan burung yang pemerintahan karena sebagai partai yang diincarnya. berseberangan dengan pemerintah. Kisah Putu Kaler dan Luh Sari merupakan pembantaian PKI terjadi pada tahun 1965 di Bali sepasang suami istri tetapi Putu Kaler lebih atau biasa dikenal sebagai G30SPKI. Fenomena memperhatikan hobinya dari pada Luh Sari. Hal tersebut dicertiakan oleh pengarang pada bagian tersebut membuat Luh Sari merasa cemburu cerita yang mengisahkan kehidupan keluarga dengan apa yang dilakukan Putu Kaler. Bukan tokoh aku yang dituduh sebagai anggota PKI tanpa alasan, karena Putu Kaler meridukan sehingga semua anggota keluarganya dibantai seorang anak dan selama menikah ia belum diberi termasuk kakaknya yang sebenarnya bukan anak dan burung perkutut tersebut yang menjadi Artikel Ilmiah Mahasiswa 2016 5
Volume 1 (1 ) Desember 2015 PUBLIKA BUDAYA halaman 1-18 anggota PKI. Bahkan tokoh aku menjadi seorang layak. Tokoh yang disebut sebagai pak Klian, buronan karena dianggap sebagai anggota PKI. dalam masyarakat Bali pak Klian adalah ketua Berdasarkan uraian tersebut, dapat adat. Sebagai ketua adat ia berkewajiban untuk dikatakan bahwa pandangan dunia pengarang dapat menyelesaikan setiap permasalahan yang terdiri atas hubungan antara konteks sosial dalam dihadapi oleh warganya. Dalam cerita pendek cerita pendek dengan konteks sosial kehidupan Kuburan Ayah pak Klian berusaha memberikan nyata dan hubungan latar sosial budaya pengarang solusi yang bijak agar tidak mengancam dengan karya sastra. Ideologi atau pandangan keamanan dan ketertiban desa. Pak Klian pengarang akan memunculkan pandangan dunia memikirkan kepentingannya sendiri karena takut pengarang, karena pandangan dunia pengarang jabatannya hilang. terbentuk dari pandangan pengarang setelah ia Pengarang memunculkan tokoh pak Klian berinteraksi dengan pandangan kelompok sosial karena pengarang mempunyai pandangan bahwa masyarakat pengarang. Masalah yang berkaitan seharusnya ia mengambil keputusan dengan bijak yaitu ketidakadilan, kriminalitas, latar belakang tanpa harus memikirkan kepentingan pribadi sosial, status pengarang dan ideologi pengarang karena sebagai umat beragama sudah seharusnya yang terlihat dari berbagai kegiatan di dalam manusia yang sudah meninggal dimakamkan karya sastra. sesuai dengan aturan agama. Dalam cerita pendek Dari cerita pendek tersebut diharapkan Kuburan Ayah pengarang memunculkan tokoh mampu menggerakkan pemerintah untuk seorang guru yang senantiasa memberikan mengatasi masalah kriminalitas, kapitalisme, dan pencerahan terhadap tokoh lain. Tokoh yang ketidakadilan. Dalam hal tersebut pengarang terakhir yaitu Basur. Orang yang dikenal sebagai sebagai subjek kolektif yang mewakili kelas berandal desa dengan emosi yang kurang sosialnya mempunyai pandangan bahwa terkendali. Basur merupakan penyebab kematian pemerintah harus meminta maaf kepada keluarga Dauh, hal tersebut merupakan konflik sosial korban PKI karena sampai sekarang pemerintah karena terjadi konflik antar tokoh. belum melakukannya Pandangan dunia pengarang adalah setiap orang yang beragama harus dimakamkan dengan e. Kuburan Ayah cara yang beragama pula. Pengarang sebagai Cerita pendek Kuburan Ayah merupakan subjek kolektif mewakili kelas sosialnya bahwa lanjutan dari cerita pendek Buronan yang masih seharusnya mencari bukti dulu sebelum bertema 1965 mengenai G30SPKI. Hal tersebut mengambil keputusan dan diharapkan pemerintah dapat dilihat ketika tokoh utama yaitu seorang segera meminta maaf kepada keluarga PKI. anak yang bernama Dauh mencari makam ayahnya yang menjadi korban pembunuhan PKI. Ia ingin melaksanakan upacara pemakaman ayahnya dengan layak sepatutnya orang beragama, dalam hal tersebut adalah agama f. Puing Cinta Sang Penari Hindu. Dalam cerita pendek Puing Cinta Sang Persoalan yang diangkat dalam cerita Penari pengarang mengangkat persoalan pendek Kuburan Ayah adalah agama, tradisi dan percintaan. Berawal dari kehidupan seorang kriminalitas. Pandangan dunia pegarang dalam penari cantik yang membuat banyak lelaki yang cerita pendek Kuburan Ayah adalah masyarakat melihatnya berusaha ingin mendapatkan hati Bali yang secara umum beragama Hindu dan seorang penari tersebut. Inti dalam cerita pendek orang Hindu Bali yang sudah meninggal harus Puing Cinta Sang Penari adalah kisah percintaan. dingabenkan. Pandangan tersebut yang membuat Seorang lelaki bernama Landuh yang sering Dauh bersi keras untuk mencari dan memakamkan melihat tokoh aku menari akhirnya jatuh cinta ayahnya secara benar. kepada tokoh aku. Percintaan antara tokoh aku Dalam cerita pendek Kuburan Ayah dan Landuh tidak direstui oleh kakeknya tanpa pengarang memunculkan berbagai watak tokoh alasan yang jelas. yang berbeda. Tokoh utama Dauh berusaha Dalam cerita pendek tersebut pengarang mendapatkan keadilan dengan mencoba mencari memunculkan persoalan yang berupa konflik karena ingin memakamkan jasad ayahnya dengan sosial. Persoalan seorang kakek dari tokoh aku Artikel Ilmiah Mahasiswa 2016 6
Volume 1 (1 ) Desember 2015 PUBLIKA BUDAYA halaman 1-18 dengan lingkungan. Tokoh aku dulunya dibuang senantiasa memberikan perhatian kepada oleh ibunya karena jijik melihat bayi yang terlalu Nyoman. kecil. Syukurlah kakeknya melihat perbuatan Melihat bakat Nyoman sebagai seorang ibunya dan merawatnya sampai akhirnya ia jadi pelukis dengan penjelasan konsep lukisannya seorang penari. Kebiasaan seorang penari digoda dengan cara yang sangat filosofis, Laura banyak lelaki membuat sang kakek menjaga memberikan saran agar melanjutkan sokolah cucunya. Apalagi terdengar kabar bahwa sahabat jurusan seni rupa. Lama-kelamaan Nyoman tokoh aku yang bernama Sandat sering gontamenyimpan perasaan yang lebih kepada Laura. Ia ganti pacar dan dikabarkan sudah tidak perawan menderita lagi karena Laura ikut orang tuanya ke lagi. Amerika dengan alasn pekerjaan orang tua dan Karakter yang muncul dalam cerita pendek rencana Laura melanjutkan sekolah ke Amerika. Puing Cinta Sang Penari adalah sosial budaya. Secara umum, pandangan dunia pengarang Dalam masyarakat Bali seorang perempuan sejak dalam kumpulan cerita pendek yang berjudul kecil sudah diajari menari. Dulunya tarian hanya Perempuan Yang Mengawini Keris bersifat untuk upacara keagamaan namun lama-kelamaan kedaerahan. Hal tersebut terlihat dari latar sosial menari dilakukan sebagai hiburan. Tokoh aku budaya yang berhubungan Bali. Latar belakang pada usia yang masih mulai remaja sudah diajari sosial budaya pengarang dapat mempengaruhi menari. Bahkan, pada usia enam belas tahun tokoh penciptaan karya-karyanya, karena pada dasarnya aku sudah tampil menari. sastra mencerminkan keadaan sosial baik secara Pandangan dunia pengarang yang lain individual (pengarang) maupun secara kolektif. dalam cerita pendek Puing Cinta Sang Penari Latar belakang sejarah, zaman dan sosial adalah masalah perjuangan. Perjuangan tersebut masyarakat berpengaruh terhadap proses mengenai keinginan tokoh aku yang ingin penciptaan karya sastra, baik dari segi isi maupun diperjuangkan oleh Landuh. Tokoh aku dan bentuknya atau strukturnya. Landuh tidak direstui oleh kakeknya. Mereka Berdasarkan uraian tersebut dapat berdua saling mencintai tetapi karena takut kepada dikatakan bahwa pandangan dunia pengarang sang kakek Landuh memilih untuk mundur. Hal terdiri atas hubungan antara konteks sosial dalam tersebut terlihat dalam cerita “Landuh berusaha kumpulan cerita pendek dengan konteks sosial memahami kekerasan hati kakekku. Aku kehidupan nyata dan hubungan latar sosial budaya mengetahui Landuh kecewa dan kemudian pamit pengarang dengan karya sastra. Ideologi atau padaku.” pandangan pengarang akan memunculkan pandangan dunia pengarang, karena pandangan g. Nyoman dan Laura dunia pengarang terbentuk dari pandangan Inti dari cerita pendek Nyoman dan Laura pengarang setelah ia berinteraksi dengan adalah penderitaan. Penderitaan yang dialami oleh pandangan kelompok sosial masyarakat seorang lelaki cacat yang bernama Nyoman. pengarang. Masalah yang berkaitan adalah sosial Awalnya ia terlahir normal, tidak ada gejala budaya, latar belakang sosial, status pengarang mengenai penyakit yang diderita. Namun, ketika dan ideologi pengarang yang terlihat dari berbagai berumur satu tahun ia sakit panas dan lumpuh. kegiatan di dalam karya sastra. Pandangan dunia pengarang mengenai penderitaan sangat kental karena dari awal sampai akhir cerita tiada habisnya penderitaan Nyoman. Latar Belakang Wayan Sunarta Mulai dari tidak diterima di sekolah, dijauhi Wayan Sunarta atau yang akrab di panggil teman-temannya, dan lain sebagainya. Jengki merupakan salah satu penulis yang lahir di Pada sisi lain, pengarang memunculkan Denpasar, 22 Juni 1975. Wayan Sunarta mulai dua tokoh pahlawan. Pertama adalah seorang menulis sejak tahun 1990-an. Ia menamatkan wanita kaya, yang sedikit meringankan pendidikan antropologi budaya di fakultas sastra, penderitaan keluarga Nyoman dengan mau Universitas Udayana Bali. Tulisan-tulisannya membiayai dan mencarikan sekolah yang mau dimuat di berbagai media massa lokal dan menerima Nyoman dan sekaligus mempekerjakan nasional. Buku kumpulan cerpennya yang telah sopir yang khusus mengantar-jemput Nyoman ke terbit adalah Cakra Punarbhawa (gramedia, 2005), sekolah. Tokoh yang kedua adalah Laura yang Artikel Ilmiah Mahasiswa 2016 7
Volume 1 (1 ) Desember 2015 PUBLIKA BUDAYA halaman 1-18 Purnama di Atas Pura (grasindo, 2005), Pada kumpulan cerita pendek Perempuan Perempuan yang Mengawini Keris (jalasutra, yang Mengawini Keris Wayan Sunarta 2011). Buku kumpulan puisinya: Pada Lingkar menjelaskan kehidupan sosial, budaya, dan politik Putingmu (bukupop, 2005), Impian Usai (kubu masyarakat Bali. Pada cerita pendek Perempuan sastra, 2007), Malam Cinta (bukupop, 2007), yang Mengawini Keris menceritakan tentang Pekarangan Tubuhku (Bejana Bandung, Juni seorang perempuan yang dicemooh oleh 2010). masyarkat karena pada usianya yang cukup untuk Beberapa karya puisi dan cerpennya menikah tidak kunjung menikah. Pada sisi pernah meraih penghargaan dalam dunia perempuan tersebut, ia harus menjunjung adat kesusastraan, di antaranya Krakatau Award 2002 yang berlaku pada lingkungannya yaitu mengenai dari dewan kesenian lampung, Cerita pendek perkawinan nyentana. Tidak mudah mencari lakipilihan Kompas 2004, Cerpen Terbaik Kompas laki yang bersedia nyentana karena menurut adat, 2004 versi sastrawan Yogyakarta, nominator laki-laki yang telah menikah dengan cara lomba menulis naskah monolog anti budaya nyentana maka menjadi milik keluarga perempuan korupsi se-Indonesia 2004, nominator anugerah dan hal tersebut menjadi aib bagi keluarga lakisastra majalah Horison 2004, penghargaan Widya laki. Pataka 2007 dari gubernur Bali, Singa Ambara Laki-laki Bali banyak yang bekerja Raja Award 2008 dari Dermaga Seni Buleleng. sebagai pemahat dan pelukis. Wayan Sunarta Selain itu dia diundang ke berbagai festival sastra menceritakan salah satu kehiduapan seorang nasional dan internasional, antara lain: Panggung pemahat melalaui cerita yang berjudul Puisi Indonesia Mutakhir 2003 di teater utan kayu Perejalanan Patung Perempuan. Cerita pendek Jakarta, Ubud writer dan reader international tersebut menjelaskan mengenai kehidupan festival 2004, dan lain-lain. Kini aktif mengelola seorang pemahat pada masa mudanya merupakan jatijagat kampung puisi (JKP), sebuah komunitas pemahat yang sukses namnun pada saat tuanya ia kesenian di Denpasar. bangkrut dan jatuh miskin karena uangnya Wayan Sunarta sudah menerbitkan sebuah digunakan untuk berfoya-foya. Setiap pagi ia novel yang berjudul Magening. Rencananya awal duduk dipinggir sungai dengn harapan akan April 2015 novel Magening sudah beredar di menemukan kayu yang indah. Ketika sudah toko-toko buku. Magening adalah buku ke menemukan kayu yang indah, ia bingung akan delapan Jengki setelah Cakra memahat apa dengan kayu tersebut. Setiap malam Punarbhawa (Gramedia, 2005), Purnama di Atas dipeluk kayu tersebut sampai akhirnya ia Pura (Grasindo, 2005), Perempuan bermimpi bertemu dengan istrinya yang telah yang Mengawini Keris (Jalasutra, 2011), Pada meninggal. Dalam mimpi tersebut istrinya terlihat Lingkar Putingmu (bukupop, 2005), Impian Usai cantik. Setelah mimpi tersebut ia memutuskan (Kubu Sastra, 2007), Malam Cinta untuk memahat kayu terssebut menjadi wujud (bukupop, 2007), Pekarangan Tubuhku (Bejana perempuan seperti istrinya. Ketika patung tersebut Bandung, Juni 2010). Novel Magening akan jadi, pemahat dan patung tersebut menceburkan diluncurkan dan dibedah oleh Saut Situmorang di diri di sungai. Pemahat tersebut mati dan Jogjakarta pada 23 April nanti berkaitan dengan patungnya ditemukan oleh seseorang. acara sastra yang digerakkan Komunitas Apresiasi Cerita pendek berjudul Putu Kaler dan Sastra (Apsas). Luh Sari menceritakan tentang kehidupan masyarakat Bali yang suka memikat burung. Pada Lingkungan Sosial, Budaya, dan Politik Dalam cerita tersebut terdapat dua hal yang merupakan Kumpulan Cerita Pendek Perempuan kebudayaan masyarakat Bali. Penamaan salah satu yang Mengawini Keris tokoh yaitu putu yang berarti anak pertama dan Lingkungan sosial merupakan salah satu bli merupakan sapaan untuk seorang kakak lakipembentuk sikap dalam individu. Wayan Sunarta laki atau suami, pada cerita pendek tersebut bli merupakan orang yang lahir dan besar di Bali. merupakan sapaan untuk suami. Putu Kaler dan Latar sosial yang telah membentuk kepribdian Luh Sari merupakan sepasang suami istri yang Wayan Sunarta adalah kehidupan masyarakat Bali belum dikarunai anak. Putu Kaler lebih senang dengan berbagai budaya dan konfliknya. memikat burung perkutut dan terkadang harus menginap di rumah orang lain demi mendapatkan Artikel Ilmiah Mahasiswa 2016 8
Volume 1 (1 ) Desember 2015 PUBLIKA BUDAYA halaman 1-18 burung incarannya. Luh Sari meminta suaminya dan mengabenkan jenazah ayahnya selayaknya untuk menjual burung-burung tersebut tetapi Putu orang Bali yang telah meninggal. Pak Klian dan Kaler tidak bersedia. Luh Sari memilih mengalah warga tidak percaya kuburan ayahnya ada di dan membiarkan suaminya melanjutkan hobinya dalam hutan bambu tersebut. Akhirnya ia tersebut karena menyadari bahwa hingga kini memutuskan untuk menggali sendiri kuburan belum memberikan seorang anak. Suatu saat Putu ayahnya. Ketika menggali tiba-tiba ada yang Kaler bermimpi bertemu dengan seorang anak menembaknya dan iapun mati tertembak. Pak laki-laki. Anak laki-laki tersebut mengaku bahwa Klian merupakan salah satu sebutan adat di Bali sebagai anak Putu Kaler, Putu Kalerpun yaitu ketua adat. kebingungan akan maksud dari mimpinya Dalam cerita pendek berjudul Puing Cinta tersebut. Setelah putu Kaler tiba di rumah ternyata Sang Penari menceritakan tentang salah satu adat Luh Sari mengatakan bahwa ia sedang di Bali yaitu perempuan Bali sebagai penari. Latar mengandung. sosial pada cerita pendek tersebut adalah Dalam cerita pendek berjudul Buronan mengenai kehidupan seorang penari. Penari menceritakan tentang kehidupan di sebuah desa. merupakan perempuan yang sering digoda oleh Pada awalnya desa tersebut merupakan desa yang laki-laki karena kecantikan dan kemolekan asri dan indah. Suasana di desa tersebut begitu tubuhnya. Tokoh utama dalam cerita pendek tenang. Namun, pada suatu ketika terjadi tersebut adalah seorang penari yang dijaga dan pembantaian. Pembantaian tersebut berawal dari disayangi oleh kakeknya. Suatu ketika tokoh aku adanya persaingan politik. Salah satu kakak tokoh mencintai seorang laki-laki bernama Landuh utama merupakan seorang yang suka dengan tetapi tidak direstui oleh kakek tokoh aku. Landuh dunia partai politik. Ia berusaha membujuk merupakan laki-laki yang sering melihat ketika saudara-saudaranya dan warga sekitar untuk tokoh aku menari. Beberapa bulan setelah bergabung dengan partainya tersebut. Tokoh hubungan mereka berakhir, tokoh aku mendengar utama merupakan salah satu orang yang menolak kabar bahwa Landuh menikah dengan sahabatnya. bergabung dengan partai politik tersebut. KonflikTokoh aku memutuskan untuk melatih anak-anak konflik antar partai pun mulai terjadi hingga di desanya untuk menari. Tokoh aku mendengar akhirnya terjadi pembantaian. Ketika pembantaian kabar bahwa Landuh meninggal dan tokoh aku tersebut terjadi tokoh utama sedang berada di datang pada upacara ngaben tersebut. Pada cerita Lombok. Cerita pendek tersebut menceritakan pendek tersebut terdapat dua kebudayaan Bali tentang suatu sejarah buruk bagi warga Indonesia yaitu mengenai perempuan Bali sebagai seorang yaitu pembantaian PKI. Wayan Sunarta bertemu penari dan upacara ngaben yang merupakan dengan seorang bapak tua yang menceritakan hal upacara yang wajib dilakukan pada saat orang tersebut di ujung timur pulau Bali. Saat Hindu Bali meninggal. pembantaian PKI keadaaan Indonesia mencekam Dalam cerita pendek berjudul Nyoman dan karena semua orang takut menjadi korban Laura menceritakan tentang seorang anak lakipembunuhan. Wayan Sunarta menginginkan laki yang cacat. Pada awalnya ia terlahir seperti pemerintah Indonesia meminta maaf kepada para anak normal pada umumnya. Namun ketika keluarga korban pembantaian. berumur satu tahun, ia sakit panas dan lumpuh. Dalam cerita pendek berjudul Kuburan Hal tersebut tidak mematahkan niatnya untuk Ayah menceritakan tentang seorang anak yang tetap bersekolah tetapi ia tidak dapat bersekolah mencari kuburan ayahnya. Ia selalu bertanya karena orang tuanya tidak mempunyai biaya. Pada kepada setiap orang yang ditemuinya tetapi tidak suatu saat ayahnya bertemu dengan seorang mendapatkan jawaban yang pasti. Ketidak pastian wanita yang baik hati. Wanita tersebut berniat berita tersebut membuat ia bingung. Hingga suatu untuk membantu Nyoman untuk sekolah. Nyoman ketika, ia bertemu dengan seorang laki-laki tua bersekolah di suatu SMP di Ubud. SMP tersebut yang memeberitahukan bahwa makam ayahnya meruapakn tempat pertemuan pertama kali terdapat di dalam hutan bambu yang dianggap Nyoman dan Laura. Nyoman dan Laura menjadi angker. Ketika rapat desa, ia mengatakan bahwa sahabat. Kebaikan Laura membuat Nyoman jatuh telah menemukan kuburan ayahnya di hutan cinta, tetapi ia tidak berani untuk mengatakan bambu dan meminta ijin kepada pak klian beserta kepada Laura. Setelah lulus Laura berpamitan warga yang lain untuk menggali kuburan tersebut untuk meneruskan sekolah di Amerika karena ia Artikel Ilmiah Mahasiswa 2016 9
Volume 1 (1 ) Desember 2015 PUBLIKA BUDAYA halaman 1-18 harus ikut ayahnya yang pindah dinas. pernikahan di Bali. Upacara tersebut harus Nyomanpun berusaha untuk meneruskan dilakukan oleh seorang perempuan yang tidak pendidikannya dengan menjual lukisan-lukisannya mempunyai saudara laki-laki. untuk biaya. Dalam cerita tersebut terdapat dua Dalam cerita tersebut tokoh aku hal yang merupakan adat masyarakat Bali yaitu merupakan anak perempuan tunggal di seorang laki-laki Bali sebagai pelukis dan keluarganya sehingga harus mencari laki-laki penamaan Nyoman, nyoman yang merupakan yang bersedia menjadi sentana. Pada hari nama bagi anak ketiga. pernikahannya laki-laki tersebut tidak hadir padahal sebelumnya ia mengatakan bahwa Makna Ritual dan Tradisi Dalam Kumpulan bersedia menjadi sentana. Hal tersebut membuat Cerita Pendek Perempuan yang Mengawani keluarga tokoh aku merasa malu kepada para tamu Keris undangan yang sudah hadir sehingga tokoh aku Ritual berarti hal ihwal yang berkenaan dinikahkan dengan sebilah keris sebagai simbol dengan ritus. Ritus menurut mereka adalah laki-laki. Hingga saat ini pernikahan nyentana tatacara dalam upacara keagamaan (Purwantari, masih menjadi perdebatan,namun di beberapa 2007:31). Ritual dapat dihubungkan dengan religi daerah perkawinan nyentana tetap diberlakukan. karena muncul dari sebuah emosi religi, yaitu Perkawinan tersebut menjadi perdebatan karena getaran spiritual atau batin manusia. Emosi bagi keluarga laki-laki menjadi aib. Hal tersebut tersebut akan terkait dengan sistem keyakinan menjadi aib karena laki-laki akan menjadi milik seperti kepercayaan kepada roh halus, roh leluhur, dan tanggung jawab pihak keluarga istri. Sebelum dewa, dan sebagainya (Edraswara, 2006:164). menikah dengan cara tersebut perempuan harus menjalani upacara putrika untuk mengubah a. Upacara Pernikahan Nyentana Pada Cerita posisinya menjadi sebagai laki-laki, dalam hal ini Pendek yang Berjudul Perempuan yang menjadi kepala keluarga. Pengantin laki-laki harus Mengawini Keris; berpamitan dengan leluhur dan setelah berpamitan Data cerita pendek dengan leluhur laki-laki tersebut menjadi hak Kebanyakan laki-laki Bali keluarga perempuan. sangat menghindari jenis Sistem kekerabaan matrilineal, tetap perkawinan yang disebut dipertahankan masyarakat Minangkabau sampai nyentana tersebut. Sedangkan sekarang, dan terus disempurnakan sejalan dengan bagi perempuan Bali yang tidak usaha menyempurnakan sistem adatnya memiliki saudara laki-laki, (Sjarifoedin, 2014:129). Nyentana dan justru nyentana merupakan Matrilineal di Minagkabau mempunyai perbedaan perkawinan yang sangat dan persamaan. Perbedaannya adalah mengenai diharapkan (Sunarta, 3:2011). pendapat masyarakat, pendapat masyarakat Bali tentang nyentana masih menjadi sebuah Pertanyaan wawancara perdebatan, sedangkan sistem matrilineal di Miangkabau merupakan adat dan tetap akan apakah kebudayaan di dipertahankan. Persamaan antara keduanya adalah kumpulan cerpen tersebut sama-sama dipimpin oleh seorang perempuan dan masih dilakukan dalam harta warisan diperoleh dari keluarga perempuan. kehidupan nyata sampai b. Ngaben yang Terdapat Dalam Cerita sekarang? Pendek Yang Berjudul Puing Cinta Sang Penari Dan Kuburan Ayah. Jawaban Data cerita pendek Bade, menara jenazah itu, nyentana masih berlaku di Bali. perlahan-lahan menjadi arang. Setiap daerah mempunyai cara pernikahan Aku sengaja ikut menghadiri yang berbeda-beda. Salah satu pernikahan di Bali upacara ngaben ini. Ingin yang tidak diketahui oleh banyak orang yang menghantar kepergian Landuh tinggal di luar Bali adalah pernikahan nyentana. (Sunarta, 117:2011). Nyentana merupakan salah satu upacara Artikel Ilmiah Mahasiswa 2016 10
Volume 1 (1 ) Desember 2015 Ia segera menggelar rapat rapat keluarga untuk membicarakan upacara upacara pengabenan ayahnya. Bagaimanapun juga ayahnya harus segera diaben sebagaimana layaknya manusia Bali yang beragama Hindu (Sunarta, 86:2011). Data pada buku Ngaben bukan hanya demi sang roh. Ritual ini pun menjadi kewajiban ahli waris, kewajiban membayar hutang. Agama Hindu mengajarkan, setiap orang berutang kepada orangtua yang melahirkannya, yaitu hutang kama bang dan kama putih, ini hormon laki dan perempuan yang menyebabkan terjadinya kelahiran. Dengan ngaben, hutang dua jenis kama tersebut dianggap lunas (Setia, 2014:6667)
PUBLIKA BUDAYA halaman 1-18 lain dalam rantai makna yang meliputi kenangan kolektif, representasi kolektif, dan kebiasaankebiasaan untuk melakukan sesuatu (Scott(ed), 2011:294). a. Laki-laki Bali Sebagai Pelukis Terdapat Pada Cerita Pendek Berjudul Perempuan yang Mengawini Keris dan Nyoman dan Laura; Data cerita pendek Ia memperkenalkan dirinya sebagai pelukis (Sunarta, 5:2011). Ia berusaha membiayai sekolahnya dari hasil menjual lukisan (Sunarta, 135:2011). Data dari buku Lukisan, ukir-ukiran dan atraksi gamelan adalah tradisi yang dilestarikan para lelaki (Vickers, 2012:294). Pada saat berkunjung ke Bali akan banyak ditemukan lukisa-lukisan yang dijual terjajar di pinggir jalan. Tidak hanya dijual, namun pada beberapa bangunan lukisan digunakan sebagai hiasan dinding. Lukisan-lukisan tersebut adalah karya laki-laki Bali yang senang melukis dan hal tersebut memang dilestarikan secara turun temurun agar tradisi tersebut tetap terjaga. Hal tersebut merupakan salah satu keunikan yang hanya terdapat di Bali. Lukisan-lukisan tersebut menambah keindahan pemandangan di pulau Bali. Lukisan Bali bermacam-macam, kadang menggambarkan tentang pantai, tradisi Bali, lukisan abstrak, dan berbagai lukisan lainnya. Selain karena turun temurun masyarkat Bali melukis karena merasa senang. Lukisan yang menarik dan bagus dapat membuat pembeli tertarik untuk membeli lukisan-lukisan tersebut. Bagi masyarakat Bali melukis merupakan hobi yang dapat menghasilkan uang. Menjual lukisan merupakan salah satu sumber penghidupan. Seperti yang terdapat dalam cerita pendek yang berjudul Nyoman dan Laura. Nyoman merupakan seorang yang suka melukis, ketika lulus SMP Nyoman mulai menjual lukisannya untuk membiayai sekolahnya.
Ngaben merupakan salah satu ajaran Hindu mengenai pembakaran jenazah. Upacara tersebut dilakukan untuk menghilangkan kekurangan-kekurangan jasmani jenazah agar jalan menuju leluhur menjadi lebih mudah. Tujuan lain dari upacara tersebut adalah sebagai cara anak membayar hutang kepada orang tuanya, anak berhutang dua hal kepada orang tuanya, yaitu karma bang dan karma putih. Kedua hal tersebut adalah hormon laki-laki dan perempuan yang menjadi asal mula mereka dapat terlahir di dunia. Bagi masyarakat Bali yang mayoritas beragama Hindu, ngaben hal yang wajib dilakukan kepada keluarga yang sudah meninggal. Karena hal tersebut merupakan kewajiban, maka tidak ada keluarga yang merasa terbebani. Seperti pada cerita pendek yang berjudul Kuburan Ayah. Tokoh utama merasa berkewajiban mengabenkan ayahnya. Tokoh utama berusaha untuk mencari kuburan ayahnya dan berencana akan menggali kuburan tersebut, lalu jenazah ayahnya akan di ngaben. Tradisi adalah objek kultural-sistem makna atau ide yang diteruskan dari masa lalu ke generasi berikutnya. Tradisi sebagai makna, dipertahankan oleh setiap anggota masyarakat dan dikomunikasikan dari satu generasi kepada yang Artikel Ilmiah Mahasiswa 2016
b. Laki-laki Bali Sebagai Pemahat Terdapat Pada Cerita Pendek yang
11
Volume 1 (1 ) Desember 2015 PUBLIKA BUDAYA halaman 1-18 Berjudul Perjalanan Patung sejak remaja dan ketika dewasa ia menjadi Perempuan; seorang pelatih tari di desanya. Data cerita pendek d. Putu Berarti Anak Pertama Pada Cerita Ratusan patung berbagai wujud Pendek Berjudul Putu Kaler dan Luh dari berbagai jenis kayu telah Sari; lahir dari kelincahan pahat dan Data cerita pendek tangannya (Sunarta, 12:2011). Telah berhari-hari Putu Kaler Data dari buku memburu burung perkutut itu (Sunarta, Lukisan, ukir-ukiran dan atraksi 27:2011). gamelan adalah tradisi yang Data pada buku dilestarikan para lelaki Anak pertama :Wayan atau putu (ed), (Vickers, 2012:294). 2008:829). Masyarakat Bali memiliki sistem Selain melukis, laki-laki Balipun suka penamaan anak sesuai dengan urutan kelahiran. memahat dan mengukir. Pahatan-pahatan Hal tersebut sama halnya dengan masyarakat tersebut terlihat pada patung-patung yang pulau lain yang mempunya penamaan tertentu menghiasi jalan-jalan Bali. Hasil pahatan untuk anak sesuai urutan kelahiran, missal di Jawa terlihat pada dinding-dinding bangunan Bali. eka/eko merupakan nama untuk anak pertama. Hal tersebut merupakan salah satu keunikan Bali. Sama halnya dengan lukisan, memahat e. Nyoman berarti Anak Ketiga Pada merupakan hal yang disenangi dan dapat Cerita Pendek Berjudul Nyoman dan menghasilkan uang. Seperti pada cerita pendek Laura; yang berjudul Perjalanan Patung Perempuan Data cerita pendek yang menceritakan seorang laki-laki tua. Pada Nyoman tercenung mengamati masa mudanya laki-laki tersebut merupakan lukisan yang baru selesai di pemahat yang sukses dan kaya. Namun, semua buatnya ( Sunarta, 126:2011). uangnya habis untuk berfoya-foya. Pada saat Data pada buku ia sudah tua, hasil pahatannya tidak selaku Anak ketiga : Nyoman atau Komang dulu. Akhirnya ia menjadi miskin. (ed), 2008:829). c. Perempuan Bali Sebagai Penari Sistem penamaan masyarakat Bali menurut Terdapat Pada Cerita Pendek yang urutan kelahiran adalah salah satu hal yang khas Berjudul Puing Cinta Sang Penari; karena hampir pada setiap nama orang Bali Data cerita pendek menunjukkan urutan kelahirannnya yang Aku mekar menjadi gadis penari yang ditunjukkan dengan nama-nama tertentu. Salah lumayan cantik (Sunarta, 117:2011). satunya adalah nyoman yang merupakan nama Data pada buku dari anak ketiga. Semua wanita tanpa batasan usia dapat f. Sapaan Be.li atau bli Biasa Digunakan selalu ambil bagian dalam tarian sakral Untuk Memanggil Kakak Laki-Laki menghaturkan persembahan (Vickers, atau Suami Pada Cerita Pendek 2012:295). Berjudul Putu Kaler dan Luh Sari dan Banyak jenis tarian Bali yang menjadi ciri Buronan; khas Bali. Semua perempuan Bali dilatih menari Data cerita pendek tanpa pandang usia. Hal tersebut dilakukan karena Tapi mengapa bli tidak mau menjualnya? pada beberapa upacara perempuan harus menari. (Sunarta, 29:2011). Lama kelamaan tarian tidak hanya digunakan Yang bodoh itu siapa? Saya atau bli ? sebagai persembahan tetapi dipertontonkan (Sunarta, 79:2011). selayaknya pertunjukan untuk wisatawan. Sama Data pada buku halnya dengan lukisan, ukir-ukiran, tarian Be.li : abang, kakak laki-laki, suami merupakan suatu hal yang bisa menghasilkan (Sukayana, dkk (ed), 2008:91) uang untuk sumber penghidupan. Seperti dalam cerita pendek berjudul Puing Cinta Sang Penari Sapaan bli atau be.li merupakan sapaan yang menceritakan tokoh utama menjadi penari yang sering di dengar di Bali. Pada data pertama Artikel Ilmiah Mahasiswa 2016 12
Volume 1 (1 ) Desember 2015 PUBLIKA BUDAYA halaman 1-18 bli digunakan untuk menyebut suami. Pada data 1990-an. Karya-karya Wayan Sunarta berupa keduan bli digunakan untuk sapaan kakak lakikumpulan puisi, beberapa kumpulan cerita laki. pendek, dan novel pertamanya yang berjudul g. Sapaan Pak Klian Merupakan Sapaan Magening pada bulan April 2015. Untuk Ketua Adat Pada Cerita Pendek Pada kumpulan cerita pendek Perempuan Berjudul Kuburan Ayah. yang Mengawini Keris Wayan Sunarta Data cerita pendek menggunakan latar tentang kehiduapan Pak Klian memijit-mijit dagunya masyarakat Bali. Wayan Sunarta dapat dengan kening berkerut (Sunarta, menceritakan mengenai latar sosial, budaya, dan 88:2011). politik yang terjadi di Bali karena ia lahir dan besar di Bali. Ia benar-benar memahami mengenai Data wawancara kehidupan masyarakat Bali. Sebagai sastrawan Pertanyaan: Mengapa menggunakan Bali Wayan Sunarta merasa berkewajiban untuk kata " pak klian" yang mengungkapkan hal-hal yang belum diketahui identik dengan Bali? oleh masyarakat luar Bali melalui karya sasatra. Masyarakat Bali sering berinteraksi Jawaban: di Bali, Klian artinya ketua dengan para wisatawan dari luar negeri dan dalam adat. Itu dipakai karena negeri. Interaksi-interaksi tersebut tidak membuat setting cerita di Bali. masyarakat Bali melupakan ritual dan tradisinya. Ritual dan tradisi yang dibahas pada kumpulan Tidak hanya mempunyai penamaan sesuai cerita pendek Perempuan yang Mengawini Keris urutan kelahiran dan sapaan untuk keluarga. yaitu nyentana, ngaben, dan beberapa sapaan yang Masyarakt Balipun mempunyai sebutan untuk khas pada masyarakat Bali. ketua adat. Sebutan untuk ketua adat tersebut adalah pak Klian. Sebutan tersebut identik dengan KESIMPULAN masyarakat Bali karena hanya digunakan di Bali Wayan Sunarta merupakan sastrawan yang dan alasan penulis memberi nama salah satu lahir dan besar di Bali. Sebagai sastrawan asli Bali tokohnya dengan nama pak Klian karena latar Wayan Sunarta merasa berkewajiban untuk cerita tersebut adalah Bali dan kehidupan memperkenalkan budaya lokal Bali melalui karya masyarakat Bali. sastra. Salah satu karya wayan Sunarta yang terbit Ideologi Wayan Sunarta dalam kumpulan yaitu kumpulan cerita pendek Perempuan yang cerita pendek Perempuan Yang Mengawini Keris Mengawini Keris. adalah ideologi budaya dan politik. Hal tersebut Cerita dalam kumpulan cerita pendek terlihat pada karya-karyanya yang beberapa Perempuan yang Mengawini Keris berlatarkan menceritakan tentang kehidupan masyarakat Bali. kehidupan masyarakat Bali. Pada kumpulan cerita Kehidupan masyarakat sekitar tempat ia pendek tersebut menceritakan mengenai konflikbertumbuh dan berkembang juga mempengaruhi konflik sosial yang pernah terjadi di Bali, ideologinya. Wayan Sunarta merupakan sastrawan mengunakan nama tokoh yang khas dengan yang mencintai kebudayaan Bali. Sebagai masyarakat Bali, kehidupan masyarakat Bali, dan sastrawan yang mencintai kebudayaan Bali maka hal-hal yang terjadi di Bali. Wayan Sunarta merasa wajib memperkenalkan Dalam cerita pendek berjudul Perempuan kebudayaan tersebut kepada masyarkat luar Bali. yang Mengawini Keris menceritakan tentang Wayan Sunarta memilih media tulis sebagai kehidupan anak perempuan tunggal yang harus penghubung antara ideologinya dengan pembaca menikah dengan cara nyentana. Ia merasa sulit supaya pembaca mudah memahami dan semakin untuk menemukan laki-laki yang bersedia untuk banyak masyarkat Indonesia khususnya Bali yang dijadikan sentana. Ia sering mendapat cemooh bangga terhadap kebudayaan Bali. Wayan Sunarta dari tetangga-tetangganya karena di usia yang juga mengungkapkan cerita-cerita dan kebudayaan sudah cukup belum menikah. Hal tersebut menjadi Bali yang tidak diketahui oleh kebanyakan konflik pada cerita pendek Perempuan yang masyarakat. Mengawini Keris. Konflik lain yang terjadi yaitu Wayan Sunarta lahir di Denpasar pada ketika tokoh aku akan menikah dan mempelai tahun 1975. Ia sudah mulai menulis sejak tahun laki-laki yang bekerja sebagai pelukis melarikan Artikel Ilmiah Mahasiswa 2016 13
Volume 1 (1 ) Desember 2015 PUBLIKA BUDAYA halaman 1-18 diri. Jalan keluar dari kejadian tersebut ialah tokoh Dalam cerita pendek berjudul Buronan aku dinikahkan dengan keris oleh ayahnya. Keris menceritakan tentang kisah kriminalitas yang tersebut sebagai simbol laki-laki. Pada cerita terjadi pada salah satu daerah di Bali. Cerita pendek tersebut terdapat satu ritual dan satu tersebut berhubungan dengan pembantaian PKI tradisi. Ritual tersebut ialah mengenai nyentana yang merupakan sejarah buruk bagi negara dan tradisi tersebut ialah mengenai orang laki-laki Indonesia. Pada awalnya desa tersebut merupakan Bali yang bekerja sebagai pelukis. Wayan Sunarta desa yang indah dan tentram tetapi semua berubah mendapat inspirasi untuk menulis cerita tersebut ketika pembantaian tersebut terjadi. Pada sat ketika membaca surat kabar yang menceritakan pembantaian tersebut tokoh aku sedang berada di mengenai nyentana. Pesan yang ingin Lombok. Tokoh aku mendengar kabar disampaikan pengarang melalui cerita pendek pembantaian tersebut dari warga. Tokoh aku juga tersebut adalah seorang laki-laki harus menepati menjadi incaran sehingga saat akan pulang ke Bali janjinya. Pesan lainnya yaitu seorang perempuan harus menunggu suasana tenang. Dalam cerita harus tegar dalam menghadapi segala pendek tersebut terdapat sebuah sapaan yang kemungkinan dalam kehidupan. merupakan tradisi Bali yaitu bli, sapaan yang Dalam cerita pendek berjudul Perjalanan digunakan tokoh aku kepada kakaknya. Pesan Patung Perempuan menceritakan tentang seorang yang ingin Wayan Sunarta sampaikan dalam laki-laki tua yang pada masa mudanya ialah cerita pendek tersebut adalah pemerintah harus seorang pemahat yang sukses sehingga banyak meminta maaf kepada keluarga korban. orang yang iri padanya. Pada masa tuanya, ia Dalam cerita pendek yang berjudul jatuh miskin karena uangnya telah habis untuk Kuburan Ayah masih berkaitan dengan berfoya-foya dan pahatannya tidak selaku dulu. pembantaian PKI. Dalam cerita tersebut Setiap pagi ia pergi ke tepi sungai untuk mencari diceritakan Dauh mencari kuburan ayahnya kayu yang hanyut terbawa arus. Pada cerita karena informasi yang didapatnya simpag siur. pendek tersebut tradisi Bali yaitu masyarakat Bali Dauh ingin mencari kuburan ayahnya karena ingin bekerja sebagai pemahat. Pandangan dunia mengabenkan jenazah ayahnya seperti layaknya pengarang mewakili kelas sosialnya yang dalam orang Hindu Bali yang telah meninggal. Setelah kenyataannya dialami oleh sebagian seniman. Dauh menemukan kuburan ayahnya terjadi Seorang seniman bangkrut karena tidak bisa konflik berikutnya. Konflik yang terjadi mengenai mengelola keuangan dan mereka dilupakan begitu warga desa yang tidak mengijinkan Dauh untuk saja karena terkadang karya seni lebih diapresiasi membongkar makam ayahnya. Pada cerita pendek dari pada senimannya. tersebut terdapat dua hal yang merupakan Dalam cerita pendek berjudul Putu Kaler identitas masyarakat Bali, yaitu mengenai ngaben dan Luh Sari menceritakan tentang kehidupan dan sebutan pak klian. Ngaben merupakan ritual masyarakat Bali. Putu Kaler dan Luh Sari bagi orang Bali yang telah meninggal dan pak merupakan sepasang suami istri yang belum klian adalah tradisi orang Bali untuk sapaan mempunyai anak. Putu Kaler sering meninggalkan kepada ketua adat. istrinya demi memburu burung perkutut Dalam cerita pendek berjudul Puing incarannya. Luh Sari membiarkan suaminya sibuk Cinta Sang Penari menceritakan tentang dengan hobinya hingga terkadang menginap di kehidupan seorang penari yang pada saat bayi rumah orang lain.Pada cerita pendek tersebut dibuang oleh ibunya. Tokoh aku dibesarkan oleh terdapat dua hal yang menjelaskan bahwa tokohkakeknya. Pada cerita pendek tersebut juga tokoh merupakan orang Bali, yaitu sapaan bli dan membahas mengenai dua hal yang identik dengan nama Putu. Bli dalam cerita pendek tersebut Bali, yaitu ngaben sebagai ritual dan perempuan meruapakan nama sapaan yang digunakan Luh Bali sebagai penari yang merupakan tradisi. Sari kepada suaminya dan Putu meruapakan nama Tokoh aku menghadiri upacara ngaben Landuh, untuk anak pertama. Bli dan Putu merupakan seorang laki-laki yang pernah dicintainya tetapi sapaan tradisi Bali. Hal yang ingin disampaikan tidak mendapatkan restu dari kakeknya. Tokoh pengarang yaitu jangan terlalu sibuk dengan hobi aku adalah seorang penari yang sering tampil dan sehingga merugikan orang lain. Dalam hal semenjak perpisahannya dengan Landuh tersebut Luh Sari yang dirugikan karena tidak memutuskan untuk melatih tari anak-anak di mendapat perhatian dari suaminya. desanya. Artikel Ilmiah Mahasiswa 2016 14
Volume 1 (1 ) Desember 2015 PUBLIKA BUDAYA halaman 1-18 Dalam cerita pendek berjudul Nyoman dan Endraswara, S. 2006. Metodologi Penelitian Luh Sari menceritakan tentang kehidupan Budaya. Yogyakarta: Gadjah Mada Nyoman yang pada awalnya terlahir normal tetapi University Press. setelah sakit panas ia menjadi lumpuh. Ketika SMP Nyoman berkenalan dengan Laura. Nyoman Faruk. 1988. Strukturalisme Genetik dan dan Laura menjadi sahabat. Akhirnya konflik Istemologi Sastra. Yogyakarta: PD terjadi ketika Laura mengatakan bahwa ia harus Lukman Offset. mengikuti ayahnya pindah dinas di Amerika dan akan melanjutkan sekolahnya di sana. Setelah Irawan, P. 2006. Penelitian Kualitatif dan lulus SMP Nyoman membiayai sekolahnya Kuantitatif Untuk Ilmu-ilmu Sosial. dengan hasil menjual lukisannya. Pada cerita Departemen Ilmu Administrasi Fakultas pendek tersebut terdapat dua hal yang identik Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas dengan Bali yaitu pemaan tokoh nyoman dan lakiIndonesia. laki Bali sebagai pelukis. Kedua merupakan Nurgiyantoro, B. 2005. Teori Pengkajian Fiksi. tradisi masyarakat Bali. Yogyakarta: Gajah Mada University Press. Melalui cerita yang terdapat dalam Riyanto, A. 2011. Berfilsafat Politik. Yogyakarta: kumpulan cerita pendek Perempuan yang Kanisius. Mengawini Keris Wayan Sunarta dapat Rusmini, O. 2002. Tarian Bumi. Magelang: menjelaskan mengenai kehidupan masyarakat Bali INDONESIATERA. serta ritual dan tradisi yang terjadi di Bali. CeritaSantosa, dan Wahyuningtyas, S. 2010. Pengantar cerita tersebut dapat menambah wawasan Apresiasi Sastra. Sukarta: Yuma Pustaka. masyarakat luar Bali mengenai kehidupan Saqina, M. http://saqina-mustikawatimasyarakat Bali, mengenai ritual dan tradisi Bali, fib13.web.unair.ac.id/artikel_detaildan peristiwa sejarah yang pernah terjadi di Bali. 10656Tugas-Kuliah-Sastra-DkumpulanCerita pendek memang merupakan hasil imajinasi cerpen-Perempuan-yang-Mengawinitetapi dalam cerita pendek terdapat unsur-unsur Keris.html. 06-09-2014. hal yang nyata. Hal-hal yang nyata tersebut menjadi inspirasi bagi Wayan Sunarta untuk Scott, J (ed). 2011. Sosiologi The Key Conc mengembangkannya dalam sebuah cerita pendek. epts. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.. Sebagai sastrawan Bali wayan Sunarta berkeinginan menyampaikan kebudayaan Bali Setia, P. Bali Menggugat . Jakarta: Kepustakaan yang tidak dapat diwakilkan oleh puisi. Wayan Populer Gramedia. Sunarta memilih cerita pendek sebagai media Sita, N, S. http:// www.kompasiana untuk menyampaikan kebudayaan Bali memalui .com/sitanindyaswari/mengenal-macambidang sastra. macam-tarian bali 5510d9a5a33311283bba8c5e. 02-12-2015. Sjarifoedin, A. 2014. Minangkabau. Jakarta: PT GRIA MEDIA PRIMA. DAFTAR PUSTAKA Sudarma, M. 2009. Sosiologi Untuk Kesehatan.Jakarta: Salemba Medika. Sukayana, I. 2008. Kamus Bali-Indonesia edisi Atmadja, N. 2010. Ajeg Bali Gerakan, Identitas ke-2. Denpasar: Yayasan Pustaka Kultural, dan Globalisasi. Yogayakarta: Nusantara. PT Lkis Printing Cemerlang. Sunarta,W. Sebuah Kumpulan Cerpen Perempuan yang Mengawini Keris. Yogjakarta: Barker, C. 2004. Cultural Studies. Yogyakarta: Jalasutra. Kreasi Wacana Yogyakarta. Sutrisno, S. 2006. Filsafat dan Ideologi Pancasila.Yogyakarta: C.V. ANDI Daeng, H. Antropologi Budaya. 1986. Ntropologi OFFSET. Budaya. Flores: Nusa Indah. Teeuw, A.1988. Sastra dan Ilmu Sastra Pengantar Teori Sastra. Jakarta:PT Girimukti Perkasa.. Artikel Ilmiah Mahasiswa 2016 15
Volume 1 (1 ) Desember 2015 PUBLIKA BUDAYA Vickers, A. 2012. Bali Tempoe Doloe. Jakarta: Komunitas Bambu. Wardhono, ed all. 2012. Pedeoman Penulisan Karya Tulis Ilmiah. Jember: Jember University Press. Yasa, I. 2012. Teori Sastra dan Penerapannya. Bandung: Karya Putra Darwati Bandung.
Artikel Ilmiah Mahasiswa 2016 16
halaman 1-18