Volume 1 (1 ) Desember 2015 halaman 1-17
PUBLIKA BUDAYA PUBLIKA BUDAYA
ANALISIS SKENARIO FILM CINTA DALAM KARDUS KARYA RADITYA DIKA: KAJIAN PSIKOLOGI REMAJA ANALYSIS OF MOVIE SCRIPT “CINTA DALAM KARDUS” BY RADITYA DIKA: A STUDY OF TEEN PSYCHOLOGY Sindy Dwi Riski Amelia, Novi Anoegrajekti, Asri Sundari Jurusan Sastra Indonesia, Fakultas Sastra, Universitas Jember Jln. Kalimantan 37, Jember 68121 E-mail :
[email protected] ABSTRAK Cinta dalam Kardus merupakan sebuah film yang skenarionya ditulis oleh Raditya Dika. Cinta dalam Kardus berusaha menghadirkan sebuah sajian komedi eksperimental yakni sang karakter utamanya secara konstan berbicara kepada penonton melalui kamera sambil terus menggulirkan kisah-kisahnya. Jelas bukan sebuah penuturan komedi yang biasa untuk penonton Indonesia, namun harus diakui, mampu digarap dengan baik oleh Salman Aristo dan Raditya Dika. Dapat dikaji dari berbagai aspek kehidupan karena cakupannya termasuk dikaji dari segi psikologi. Psikologi sastra adalah kajian sastra yang memandang karya sastra sebagai aktifitas kejiwaan. Psikologi sastra menganggap bahwa sastra adalah sebuah pantulan kejiwaan. Pengarang menangkap gejala jiwa kemudian diolah kedalam teks yang dilengkapi dengan kejiwaannya sendiri. Masa remaja adalah masa yang paling indah, paling menyedihkan, masa yang paling dikenang, dan juga masa yang ingin dilupakan. Masa remaja merupakan masa transisi antara masa kanakkanak ke masa dewasa, atau masa belasan tahun atau masa seseorang menunjukkan tingkah laku tertentu seperti susah diatur, mudah terangsang perasaannya (Sarwono, 2007: 2). Hasil analisis menunjukkan bahwa Cinta dalam Kardus merupakan hasil perkembangan peran gender remaja wanita yang menuntut pria untuk memenuhi segala keinginannya yang terkesan berlebihan atau lebay dalam bahasa gaul, dan menyebabkan pria menyerah untuk melakukannya, sehingga lebih memilih putus daripada harus menjadi orang lain. Kata Kunci : Film Cinta dalam Kardus, Psikologi Sastra, Masa Remaja ABSTRACT Cinta Dalam Kardus is a movie whose script was written by Raditya Dika. Cinta dalam Kardus tries to present an experimental comedy entertainment in which the main character speaks to the audience constantly through camera by flowing all the stories. It is obviously not a common way to present comedy to Indonesian audience, but it has to be appreciated that it is well made by Aristo and Raditya Dika. It can be studied from many different aspects of life as the scope includes psychological aspect. Psychology of literature is a literature study that views a literature work as a psychological activity. Psychology of literature considers that literature is the reflection of the psychology. The author catches the psychological symptoms and processes them into the text equipped with his or her own psychology. Teen age is a the saddest, most beautiful, memorable, and wanted to forget period. Teen age is a transitional period from childhood to maturity, or period of teen years, or period of someone showing certain behaviours such as difficult to manage, the emotion is easily excited (Sarwono, 2007:2). The result of the analysis shows that Cinta dalam Kardus is the result of character development of female teenager who demans the male character to fulfill all of her wishes that appreated to be overwhelming or chessy in slank word, and causes him to give up of doing her requests, so he prefer breaking up to being someone else. Artikel Ilmiah Mahasiswa 2016 1
Volume 1 (1 ) Desember 2015 halaman 1-17
PUBLIKA BUDAYA
Keywords: Cinta dalam Kardus movie, Psychology of Literature, Teenage
PENDAHULUAN
karya sastra atau aspek struktural. Unsur-unsur pembentuk karya sastra disebut dengan unsurunsur instrinsik. Unsur instrinsik dari kedua aspek tersebut terdiri atas tema, amanat/pesan, plot/alur, perwatakan/karakterisasi, konflik, dialog, tata artistik (make up, lighting, busana, properti, tata panggung, aktor, sutradara, busana, tata suara, penonton), casting (penentuan peran), dan acting (peragaan gerak para pemain). (http://SkenarioWikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas.htm) Skenario adalah naskah cerita yang sudah lengkap dengan deskripsi dan dialog, telah matang, dan siap digarap. Skenario yang disebut juga screenplay, sering diibaratkan banyak oleh beberapa penulis skenario (Lutters, 2004:90). Skenario dapat dihasilkan dalam bentuk olahan asli atau adaptasi dari penulisan yang sudah ada seperti hasil sastra. Naskah film merupakan salah satu karya sastra yang memiliki kesamaan struktur dengan drama. Sebuah naskah film juga memiliki latar, plot, penokohan dan tema. Dalam sebuah naskah film, tidak terlalu banyak monolog seperti dalam drama, dan penokohan lebih banyak digambarkan dengan dialog-dialog antartokoh dalam naskah tersebut, karena hasilnya nanti adalah visualisasi dari naskah film itu sendiri. (http://Skenario-Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas.htm) Skenario film Cinta dalam Kardus merupakan karya yang pertama kali telah difilmkan setelah pengarang menerbitkan novel pertamanya yaitu Kambing Jantan. Pada tahun 2005 novel tersebut telah difilmkan juga karena meraih best seller dalam penjualannya. Kemudian Cinta Brontosaurus pada tahun 2006, Radikus Makankakus: Bukan Binatang Biasa pada tahun 2007, Babi Ngesot: Datang Tak Diundang Pulang Tak Berkutang pada tahun 2008, Marmut Merah Jambu pada tahun 2010, dan Manusia Setengah Salmon pada tahun 2011. (http://radityadika.com/tentang-cinta-dalamkardus) Film Cinta dalam Kardus bukanlah film yang diadaptasi dari buku karya Raditya Dika, meskipun masih tetap memperbincangkan deretan
Masa remaja adalah masa-masa untuk dapat mengenali kehidupan. Pengalaman, pengetahuan, pertemanan, persahabatan maupun percintaan adalah hal yang menyenangkan dalam kehidupan masa remaja. Kehidupan percintaan adalah pokok utama permasalahan yang dapat memberi pengaruh besar pada psikologi remaja, termasuk pola pikir manusia dalam kehidupan sehari-hari. Tahap yang paling menentukan dalam cara berpikir pada manusia yaitu tumbuh menjadi dewasa. Pada dasarnya, kehidupan manusia sangatlah kompleks dengan berbagai masalahmasalah kehidupan. Dalam kehidupan yang kompleks tersebut, terdapat beberapa permasalahan kehidupan yang mencakup hubungan antarmasyarakat, antarmanusia, manusia dengan Tuhan, dan antarperistiwa yang terjadi dalam batin seseorang. Bagi seorang pengarang yang peka terhadap permasalahan tersebut, hasil perenungan, pengahayatan, dan hasil imajinasinya, akan dituangkan dalam bentuk karya sastra. Jika persoalan remaja dihubungkan dengan sebuah karya sastra maka penelitian ini mengambil sebuah karya sastra yang mengupas habis tentang kehidupan sehari-hari remaja sesuai dengan perkembangan zaman, yang dialami kebanyakan remaja sekarang maupun pengarang. Pengarang merupakan anggota masyarakat yang hidup dan berhubungan dengan orang-orang yang berada di sekitarnya. Oleh karena itu, dalam proses penciptaan karya sastra seorang pengarang tidak terlepas dari pengaruh lingkungannya. Seperti yang ditunjukkan oleh Raditya Dika yang menulis kenyataan-kenyataan yang dialami dalam sebuah naskah skenario film berjudul Cinta dalam Kardus. Drama atau film merupakan karya yang terdiri atas aspek sastra dan aspek pementasan. Aspek sastra dalam drama berupa naskah drama, sedangkan aspek sastra dalam film berupa skenario. Sebagai sebuah karya sastra maka tidak bisa dilepaskan dari adanya unsur pembentuk Artikel Ilmiah Mahasiswa 2016 2
Volume 1 (1 ) Desember 2015 PUBLIKA BUDAYA halaman 1-17 problematika cinta yang dihadapi oleh sang manusia sebagai ciptaan imajinasi pengarang, karakter utamanya. Dengan naskah cerita yang sedangkan psikologi mempelajari tentang manusia ditulis oleh Raditya Dika bersama dengan Salman sebagai ciptaan illahi secara riil. Namun demikian, Aristo yang sebelumnya juga pernah bekerjasama sifat-sifat manusia dalam psikologi maupun sastra dalam menuliskan naskah cerita Kambing Jantan, sering menunjukkan kemiripan (Endraswara, Cinta dalam Kardus berusaha menghadirkan 2003:99). Sehingga psikologi sastra memang tepat sebuah sajian komedi eksperimental dimana sang dilakukan dalam penelitian ini. karakter utamanya secara konstan berbicara Berdasarkan uraian di atas, terdapat alasan kepada penonton melalui kamera sembari terus peneliti memilih skenario film Cinta dalam menggulirkan kisah-kisahnya. Jelas bukan sebuah Kardus sebagai objek kajian peneliti dan remaja penuturan komedi yang biasa untuk penonton sebagai sasarannya. Film adalah karya sastra yang Indonesia. Namun, mampu digarap dengan baik di sudah divisualisasikan, sehingga sebuah film 1 tangan Salman Aristo dan Raditya Dika dapat juga dijadikan objek penelitian sastra, baik Skenario Cinta dalam Kardus adalah novelnya maupun filmnya langsung. Bahkan, skenario film bergenre komedi romantis. Remaja sinergitas pemisualisasian dari novel ke film pun, masa kini beberapa diantaranya sudah tidak terlalu baik melalui kajian script maupun langsung tertarik dengan novel-novel yang berat karena mengkomparasikan antara novel dengan filmnya, perkembangan zaman sudah semakin canggih, dapat dijadikan objek penelitian. Berkaitan cerdas, dan instan pula pola pikir remaja masa dengan psikologi remaja yang dialami oleh kini. Judul tersebut telah menarik perhatian beberapa tokoh didalamnya, peneliti tertarik penulis yang lebih menyukai novel atau bacaan membahas skenario Cinta dalam Kardus karya yang menghibur dan berpengaruh pada kehidupan Raditya Dika: kajian psikologi remaja. penulis, khususnya pada para remaja masa kini. Masa remaja adalah masa yang paling Raditya Dika merupakan salah satu penulis yang indah, paling menyedihkan, masa yang paling ceritanya selalu mengkaitkan dengan percintaan dikenang, dan juga masa yang ingin dilupakan. remaja masa kini. Masa remaja merupakan masa transisi antara masa Dengan demikian, sebuah karya sastra kanak-kanak ke masa dewasa, atau masa belasan terutama film dapat dikaji dari berbagai aspek tahun atau masa seseorang menunjukkan tingkah kehidupan, termasuk kehidupan remaja itu sendiri. laku tertentu seperti susah diatur, mudah Pendekatan kajian psikologi mengungkapkan terangsang perasaannya (Sarwono, 2007:2). persoalan-persoalan yang berkaitan dengan Mappiare (1982:12) beranggapan bahwa remaja perkembangan dalam kehidupan remaja, adalah manusia yang paling berpotensi karena meskipun objeknya adalah karya sastra. Psikologi remaja penuh dengan vitalitas, semangat patriotis, sastra adalah kajian sastra yang memandang karya harapan penerus bangsa. sastra sebagai aktifitas kejiwaan. Psikologi sastra Menurut Mappiare (1982:36), ciri-ciri menganggap bahwa sastra adalah sebuah pantulan pokok penting dalam masa remaja akhir dan kejiwaan. Pengarang menangkap gejala jiwa dengan jelas membedakannya dengan remaja kemudian diolah ke dalam teks yang dilengkapi awal, mengenai pola-pola sikap, pola perasaaan, dengan kejiwaannya sendiri. Sesuai dengan yang pola pikir dan pola perilaku menampak. Di antara diungkapkan Jatmen (dalam Endraswara, ciri-ciri khas tersebut adalah: 2003:97) bahwa karya sastra dan psikologi 1. Stabilitas mulai timbul dan memang memiliki pertautan yang erat secara tidak meningkat langsung karena baik sastra maupun psikologi dan 2. Citra-diri dan sikap pandangan sastra memiliki hubungan fungsional karena yang lebih realistis semata-mata untuk mempelajari keadaan kejiwaan 3. Menghadapi masalahnya secara orang lain. lebih matang Sastra dan psikologi memang memiliki 4. Perasaan menjadi lebih tenang landasan yang sama-sama mempelajari hidup Untuk menuju masa remaja, pasti melalui manusia. Perbedaannya adalah sastra mempelajari tahap-tahap usia dimana tahap tersebut memiliki tugas-tugas perkembangan yang harus dilalui, 1 apabila seseorang gagal melalui tugas Artikel Ilmiah Mahasiswa 2016 3
Volume 1 (1 ) Desember 2015 PUBLIKA BUDAYA halaman 1-17 perkembangan pada usia yang sebenarnya, maka negara yang bertanggung jawab ditandai dengan pada tahap perkembangan berikutnya akan terjadi kepemilikan taraf keahlian dan profesi yang dapat masalah pada diri seseorang tersebut. Untuk disumbangkan oleh seorang individu untuk mengenal kepribadian remaja perlu diketahui mengembangkan dan memajukan seluruh warga perkembangan-perkembangannya. Menurut Agoes masyarakat. Karena itu, adalah hal yang wajar, (2004:78) tugas-tugas perkembangan remaja ada agar remaja dipersiapkan dan mempersiapkan diri beberapa, yaitu: secara matang dengan sebaik-baiknya. 1. Menyesuaikan diri dengan perubahan 5. Memperoleh kemandirian dan kepastian fisiologis-psikologis secara ekonomis Diketahui bahwa perubahan fisiologis Tujuan utama individu melakukan yang dialami oleh individu, mempengaruhi pola persiapan diri dengan menguasai ilmu dan perilakunya. Di satu sisi, ia harus dapat memenuhi keahlian tersebut, ialah untuk dapat bekerja sesuai kebutuhan dorongan biologis (seksual), namun dengan bidang keahlian dan memperoleh bila dipenuhi hal itu pasti akan melanggar normapenghasilan yang layak sehingga dapat norma sosial, padahal dari sisi penampilan fisik, menghidupi diri sendiri maupun keluarganya remaja sudah seperti orang dewasa. Oleh karena nanti. Sebab keinginan terbesar seorang individu itu, remaja menghadapi dilema. Dengan demikian, (remaja) adalah menjadi orang yang mandiri dan dirinya dituntut untuk dapat menyesuaikan diri tak bergantung dari orang tua secara psikis (adjustment) dengan baik. maupun secara ekonomis (keuangan). 2. Belajar bersosialisasi sebagai seorang lakiBaik disadari atau tidak, setiap individu laki maupun wanita menghadapi tugas-tugas perkembangan tersebut. Dalam hal ini, seorang remaja diharapkan Tumbuhnya kesadaran sehingga remaja dapat dapat bergaul dan menjalin dengan individu lain memahami tugas ini amat penting, karena akan yang berbeda jenis kelamin, yang didasarkan atas dapat membantu remaja untuk mencapai saling menghargai dan menghormati antara satu keberhasilan, kebahagiaan dalam hidupnya. dengan yang lainnya, tanpa menimbulkan efek samping yang negatif. Pergaulan dengan lawan jenis ini sebagai sesuatu hal yang amat penting, METODE PENELITIAN karena dianggap sebagai upaya untuk mempersiapkan diri guna memasuki kehidupan Penelitian terhadap karya sastra pernikahan nanti. membutuhkan sebuah metode agar penelitian 3. Memperoleh kebebasan secara emosional menjadi teratur dan terarah. Untuk menganalisis dari orang tua dan dewasa lain karya sastra secara lebih mendalam, peneliti Ketika sudah menginjak remaja, individu menggunakan metode kualitatif, yaitu sebuah memiliki hubungan pergaulan yang lebih luas, metode yang digunakan untuk mengolah data dibandingkan dengan masa anak-anak sebelumnya dengan tidak mengutamakan angka-angka, tetapi yaitu selain dari teman-teman tetangga, teman menggunakan kedalaman penghayatan terhadap sekolah, tetapi juga dari dewasa lainnya. Hal ini interaksi yang sedang dikaji secara empiris (Semi, menunjukkan bahwa individu remaja tidak lagi 1990:23). Arikunto (2010:25) menyatakan bahwa bergantung pada orang tua. Bahkan mereka penelitian kualitatif menggunakan prosedur menghabiskan sebagian besar waktunya untuk pengumpulan data dalam rangka menegaskan bergaul bersama dengan teman-temannya, wawasan yang sedang dikembangkan dan dibandingkan kehidupan remaja dengan menjamin kepercayaan data yang dikumpulkan. keluarganya. Data yang akan dikaji dalam penelitian ini yaitu 4. Remaja bertugas untuk menjadi warga berupa teks skenario film yang berupa dialog negara yang bertanggung jawab antartokoh. Untuk dapat mewujudkan tugas ini, Pendekatan psikologi merupakan kajian umunya remaja berusaha mempersiapkan diri sastra yang memandang karya sastra sebagai dengan menempuh pendidikan formal maupun aktivitas kejiwaan. Pengarang akan menggunakan non-formal agar memiliki taraf ilmu pengetahuan, cipta, rasa, dan karya dalam berkarya. Begitu pula keterampilan/keahlian yang profesional. Warga Artikel Ilmiah Mahasiswa 2016 4
Volume 1 (1 ) Desember 2015 PUBLIKA BUDAYA halaman 1-17 pembaca, dalam menanggapi karya juga tak akan permasalahan yang ada disesuaikan dengan lepas dari kejiwaan masing-masing (Suwardi, perkembangan jaman di tahun ini dan juga 2003:96). Pendekatan pragmatik dikemas dalam unsur humor. diimplementasikan dalam kajian psikologi remaja, Agoes (2004:14) menyatakan bahwa Mappiare (1982:12) beraggapan bahwa remaja remaja adalah suatu masa dimana individu adalah manusia yang paling berpotensi karena berkembang dari saat pertama kali ia remaja penuh dengan vitalitas, semangat menunjukkan tanda-tanda seksual sekundernya pratriotis, harapan penerus bangsa. Sejarah telah sampai saat ia mencapai kematangan seksual, mencatat betapa negara ini telah disusun di atas individu mengalami perkembangan psikologi dan jerih payah bahkan pengorbanan jiwa remaja pola identifikasi dari anak-anak menjadi dewasa Indonesia ”tempo doeloe”. dan terjadi peralihan dari ketergantungan sosial Peneliti menggunakan psikologi remaja ekonomi yang penuh kepada keadaan yang lebih sebagai objek formal kajian yang diteliti, mandiri. sedangkan objek materialnya adalah skenario film Jika ditinjau dari pendapat peneliti sebagai Cinta dalam Kardus cetakan kedua pada tahun pembaca, sebagian besar remaja mungkin 2013 dan film Cinta dalam Kardus yang mengalami hal yang telah diceritakan dalam diproduksi Kompas Gramedia Studio, 2013 dan skenario karya Raditya Dika, secara otomatis hal tayang pada Juni 2013. Penelitian tersebut tersebut telah mempengaruhi psikologi remaja itu dilakukan untuk mengungkapkan makna struktur sendiri setelah membacanya. Menurut Agoes cerita dalam skenario film maupun dari sudut (2004:78) psikologi remaja yaitu kondisi kejiwaan psikologi remaja. Pendekatan psikologi tersebut pada remaja dalam menghadapi perkembangan digunakan untuk mendeskripsikan psikologi pada lingkungan atau zaman sesuai perubahan usianya. remaja terhadap skenario Cinta dalam Kardus Perkembangan psikologi remaja ada lima macam dengan menggunakan langkah-langkah sebagai yaitu: berikut: 1. Menyesuaikan diri dengan perubahan 1) Membaca dan memahami isi atau skenario fisiologis-psikologis film Cinta dalam Kardus; 2. Belajar bersosialisasi sebagai seorang laki2) Mengidentifikasi dan mengolah data laki maupun wanita dengan mengklasifikasikan data-data yang 3. Memperoleh kebebasan secara emosional berhubungan dengan unsur-unsur dari orang tua dan dewasa lain struktural; 4. Remaja bertugas untuk menjadi warga 3) Mengidentifikasi dan mengolah data Negara yang bertanggung jawab dengan mengklasifikasi data-data yang 5. Memperoleh kemandirian dan kepastian berhubungan dengan unsur-unsur secara ekonomis psikologi remaja; Baik disadari atau tidak, setiap individu 4) Melakukan analisis struktural; menghadapi tugas-tugas perkembangan tersebut. 5) Melakukan analisis psikologi remaja dan Tumbuhnya kesadaran sehingga remaja dapat representasi; memahami tugas ini amat penting, karena akan 6) Menarik kesimpulan dari analisis tersebut. dapat membantu remaja untuk mencapai keberhasilan, kebahagiaan dalam hidupnya. HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian terhadap sebuah karya sastra dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu pendekatan Psikologi sastra adalah kajian sastra yang terhadap pengarang (ekspresif), tokoh (tekstual), memandang karya sebagai aktivitas kejiwaan. dan pembaca (pragmatik). Dalam penelitian ini Pengarang akan menggunakan cipta, rasa, dan penulis menggunakan pendekatan terhadap tokoh karya dalam berkarya. Begitu pula pembaca, (tekstual) pada kajian psikologi remaja. Hal ini dalam menanggapi karya juga tak akan lepas dari dapat terlihat dalam data-data sebagai berikut: kejiwaan masing-masing. Dalam skenario Cinta dalam Kardus karya Raditya Dika secara 1. Menyesuaikan Diri dengan Perubahan keseluruhan berisi tentang kehidupan percintaan Fisiologis-Psikologis seorang remaja masa kini dengan segala Artikel Ilmiah Mahasiswa 2016 5
Volume 1 (1 ) Desember 2015 PUBLIKA BUDAYA halaman 1-17 Diketahui bahwa perubahan fisiologis umur tertentu tetapi berupa keadaan yang sudah yang dialami oleh individu, mempengaruhi pola terdapat ciri-ciri psikologi tertentu pada individu. perilakunya. Di satu sisi, secara psikologis Perubahan fisiologis-psikologis ditunjukkan pada kedewasaan bukan hanya sekedar tercapainya data sebagai berikut: AYAH MIKO (CONT’D) Habis Papa antar kamu les, Papa ke rumah sakit dulu ya. Miko menatap aspal. MIKO Udah mau tiga bulan ya, Pa? Ayah Miko mengangguk. MIKO (CONT’D) Papa mau nungguin Mama tidur terus? AYAH MIKO Iyalah. MIKO Terus kalo Mama nggak bangun lagi gimana? Ayah Miko menghentikan langkahnya. Dia tersenyum. Lalu mengajak Miko duduk di trotoar. Di dekat mereka ada tukang kembang api. AYAH MIKO Mama juga bisa aja bangun terus nggak inget Papa. Kamu. Nggak inget kita. Tapi, Papa bakal tetep nunggu. Kita bakal tetep nunggu. Tali sepatu Miko copot. AYAH MIKO (CONT’D) Tuh, tali kamu. Miko berlutut dan membenarkan tali sepatunya. Sepatu Miko terlihat using dan lusuh. AYAH MIKO (CONT’D) Sepatu kamu ini udah jelek lho. Kamu masih tumbuh, Miko. Kalau udah nggak muat ya harus diganti. MIKO Aku nggak mau ganti. Aku suka ini. Miko selesai menali sepatu sebelah, dia menali yang sebelahnya lagi. MIKO (CONT’D) Kenapa kita harus nunggu? Kan Mama nggak nunggu kita. Sama kayak Alindi. AYAH MIKO Alindi? Miko diam. Menunduk. Ayah Miko pun memandang ke sekelilingnya. Dia melihat ada dua batu koral besar. Dia mengambilnya. AYAH MIKO (CONT’D) Tau kalo batu ini diadu, digesek, bakal gimana? Miko menggeleng. Ayahnya mengadu dan menggesek batu itu keras. Ada percikan api cukup besar muncul. Miko melongo kagum. AYAH MIKO (CONT’D) Kaget kan? Papa juga barusan kaget. Gede juga ternyata percikannya. Miko selesai menali sepatunya. Terlihat tidak rapih. AYAH MIKO (CONT’D) Ehm, Maksud Papa… Hubungan Papa dan Mama itu harus kayak begitu terus. Hasilnya kamu. Jadi Papa sama Mama, biar Mama sekarang diam, tetap harus bergerak. Ayah Miko kembali mengadu batu itu. Percikan kembali muncul. AYAH MIKO (CONT’D) Papa harus tetap ke rumah sakit. Belajar Mama yang tidur terus, adalah Mamamu yang tetap hidup. Biar tidur begitu, Papa baru tahu kalo Mama nggak suka bubur yang terlalu lembek. Dia nggak mau nelen. Miko menatap Ayahnya.
Artikel Ilmiah Mahasiswa 2016 6
Volume 1 (1 ) Desember 2015 halaman 1-17
PUBLIKA BUDAYA
AYAH MIKO (CONT’D) Dalam hubungan itu harus tetap saling bergesekan, Miko. Biar bisa munculin api. Biar tetap hidup. Sakit, kecewa, berubah, itu modal. Buat terus tumbuh bareng. Nggak berhenti cuma di satu tingkap aja. Buat jadi lebih baik. Ayah Miko melihat Miko yang memandangnya dalam. Ayah Miko lalu tersadar, Miko memasang pandangan kosong. AYAH MIKO ( CONT’D) Kamu ngerti nggak ya? Miko menggeleng. Ayah Miko tertawa. Ayah miko berlutut, merapikan tali sepatu Miko. Diam-diam tukang kembang api mengambil dua buah koral juga. MIKO Aku mau ke Mama sekarang. Nggak mau les. Ayah Miko memeluk anaknya. Erat. Matanya berkaca. Dia melangkah. Miko sempat berhenti. Berbalik lalu mengambil batu koral tadi, satu. Lamtas kembali mengejar Ayahnya. MIKO (V.O) Dua bulan setelah itu, Mama ninggalin kami. Buat bangun di surga. Tukang api berhasil menyalakan kembang api dengan gesekan batu. Pijaran terlihat indah. (CDK: 270-275)
indah. Itulah yang harus Miko mengerti, bagaimanapun keadaan mamanya, ia harus tetap menunggu dan tetap setia di samping mamanya. Miko yang masih SD tetap tidak mengerti dengan perumpaan tersebut dan penjelasan ayahnya, tetapi ia tiba-tiba memutuskan untuk tidak pergi les dan lebih memilih menemani mamanya di rumah sakit. Miko yang masih SD tiba-tiba dapat memilih satu diantara dua hal yang sama-sama penting bagi dirinya dan ia dapat memutuskan satu yang tepat yang harus ia lakukan sebagai anak. Hal tersebut menunjukkan bahwa dalam diri Miko mulai mempunyai pribadi kedewasaan dalam berpikir yang peduli terhadap keadaan mamanya dan lebih memilih meninggalkan lesnya. Didukung dengan data:
Data tersebut menunjukkan bahwa Miko yang masih SD masih tetap lugu, namun perasaannya peka terhadap orang yang ia sayang bahwa ia telah ditinggalkan oleh pacarnya bernama Alindi dan dalam pikirannya hal itu juga terjadi terhadap ayahnya yang masih menunggu mamanya yang terbaring di rumah sakit selama hampir tiga bulan. Namun Ayah Miko menjelaskan dengan cara mengibaratkan dengan gesekan batu koral yang muncul percikan kembang api. Bahwa dalam suatu hubungan, harus saling melengkapi. Jika salah satu darinya ada yang merasakan sakit, senang, kecewa, gembira, kita harus selalu ada disisinya. Semua itu dilakukan agar memperoleh kehidupan yang lebih
EXT. DEPAN SD MIKO (PANGGUNG) – DAY Miko berdiri kembali menunggu pulang. Langit cerah. Lama kelamaan turun hujan rintik-rintik. Miko menatap langit. MIKO Tapi, kebetulan bisa mendengar kita di saat yang kita nggak pernah duga. Gadis dengan payung berkuping melintas di depan Miko SD. Miko menutup kepalanya. Mengejar. Dia pun berjalan bersisian dengan cewek itu. Namanya, Alindi. MIKO SD Maap, aku boleh payungan sama kamu? Alindi masih sibuk bermain tamagochi. Alindi mengangguk. Miko SD berjalan di sebelahnya. MIKO SD (CONT’D) Kamu kelas berapa kok aku nggak pernah lihat di sekolah? ALINDI Aku? Kelas 5 B. Maap ya aku sambil main. MIKO SD Oh, adik kelas aku ya. Pantes aku nggak pernah ngeliat kamu. Alindi hanya menatap Miko, dia tersenyum ramah, dan melanjutkan bermain tamagochi. MIKO
Artikel Ilmiah Mahasiswa 2016 7
Volume 1 (1 ) Desember 2015 halaman 1-17
PUBLIKA BUDAYA
Nama kamu siapa? ALINDI Alindi. MIKO Aku Miko. Alindi langsung menengok ke arah Miko. ALINDI Lho? Kok sama kayak nama peliharaan aku?! Alindi memperlihatkan tamagochinya ke arah Miko. Melihat ada koneksi ini, Miko sumringah. MIKO SD Kamu mau nggak jadian sama aku? Alindi menengok kembali ke arah Miko dan dia bilang.. ALINDI Mau. Alindi kembali bermain tamagochi. Miko SD kembali sumringah. Miko dewasa datang di sebelah mereka. MIKO Anak SD kalau pacaran cepet banget. Nembak. Ya udah selesai. Nggak usah repot-repot harus nge-date dulu, nonton bioskop bareng dulu, terus permainan tarik-ulur yang bikin puyeng. Semuanya, sederhana. (CDK: 252-254)
dari hal tersebut Alindi mulai merespon perkenalan Miko dan memperlihatkan tamagochinya kepada Miko. Tidak lama kemudian Miko mengajak Alindi berpacaran dan Alindi seketika menerima permintaan Miko untuk menjadi kekasihnya. Dari hal tersebut menunjukkan bahwa Miko semasa kecil mempunyai pemikiran dewasa seperti remaja yang mulai menyukai lawan jenis padahal Miko masih duduk di bangku sekolah dasar. anak SD tidak rumit seperti remaja pada umumnya, sebab yang mereka ketahui hanya bermain sehingga hubungan Miko dan Alindi berakhir dalam waktu yang singkat. Ditunjukkan pada data sebagai berikut:
Data tersebut menunjukkan bahwa awal mula perkenalan Miko semasa SD dengan Alindi. Waktu itu Miko menunggu Alindi dalam keadaan hujan rintik-rintik, kemudian datang Alindi dengan membawa payung berkuping yang menjadi khasnya. Miko mengajak berkenalan Alindi, sedangkan Alindi sedang asyik bermain tamagochinya. Kebetulan, nama hewan peliharaan Alindi di dalam tamagochi bernama Miko, jadi Diketahui bahwa siswa sekolah dasar seharusnya tidak wajar mengenal istilah berpacaran, namun Miko justru mulai tertarik pada lawan jenis semasa SD dan kemudian mengajaknya untuk berpacaran. Gaya berpacaran
INT. SEBUAH KELAS (PANGGUNG) – DAY Miko SD sedang berdiri sambil main Tamagochi. MIKO (V.O.) Semuanya baik-baik saja, sampai pada sebuah hujan yang bikin kaca jendela lebih tebel dari biasanya. Petir terlihat di luar. Hujan turun membasahi jendela kelas. Lalu kita melihat Alindi berdiri di depan pintu kelas. ALINDI Miko. MIKO SD Eh, iya Alindi? ALINDI Aku mau putus. Petir terdengar di luar. MIKO SD Maksudnya? ALINDI Aku ngerasa kamu udah beda. Aku udah nambah tinggi. Aku udah bisa naik level di ujian piano.
Artikel Ilmiah Mahasiswa 2016 8
Volume 1 (1 ) Desember 2015 halaman 1-17
PUBLIKA BUDAYA
MIKO SD Lho. Berarti kamu dong yang beda? ALINDI Enggak dong! Kamu yang berubah. Kamu tambah pendek, kamu tambah bego main piano. MIKO SD Tapi, tapi aku kan, udah makin jago main tamagochi. ALINDI Tuh kan, kamu gitu-gitu aja. Alindi merogoh tasnya, dan mengeluarkan tamagochinya. ALINDI (CONT’D) Ini, buat kamu aja. Dadah Miko. Petir kembali terdengar. (CDK: 255-256)
Data tersebut menunjukkan bahwa Alindi memutuskan Miko dikarenakan Alindi merasa bahwa Miko tidak berkembang, sedangkan Alindi merasa telah naik level melebihi Miko di ujian piano. Miko merasa tidak terima dengan keputusan Alindi sebab Miko merasa bahwa ia semakin pintar dalam bermain tamagochi namun Alindi tetap pada keputusannya untuk putus dengan Miko karena Miko tidak pintar dalam bermain piano. Dari hal tersebut terlihat bahwa Alindi memiliki pemikiran yang cerdas di usianya sebab ia tidak hanya bermain namun ia juga menunjukkan kemampuannya di bidang musik yaitu piano.
Akibat adanya kematangan seksual yang dicapai sejak awal masa remaja, para remaja mengadakan hubungan sosial yang terutama ditekankan pada hubungan (relasi) antara dua jenis kelamin; merupakan suatu kewajaran remaja saling mencari pasangan. Memang diharapkan remaja dapat mencari dan memperoleh temanteman baru dan menjadi matang berhubungan dengan teman sebaya lawan jenis dalam kelompok-kelompok mereka. Sangat penting dalam hal ini, bahwa seorang remaja haruslah mendapat penerimaan dari kelompok teman sebaya lawan jenis ataupun sama jenis agar ia memperoleh rasa dibutuhkan dan rasa berharga. Sosialisasi sebagai seorang laki-laki maupun wanita ditunjukkan pada data sebagai berikut:
2. Belajar Bersosialisasi sebagai Seorang Lakilaki maupun Wanita Klara melempar kelinci dengan KACANG.
MIKO Kayaknya kelinci nggak makan kacang deh. KLARA Masa sih? Makan, kok. Klara terus melempar kacang. Miko mengeluarkan kado, berisi pop up gambar-gambar dia dan Klara. MIKO Ini buat ngerayain kita 40 harian saling kenal. KLARA Awww, makasih ya. Klara melihat-lihat kado dari Miko dengan senang. Isinya foto-foto Miko (versi anak band) dan Klara. MIKO Oh iya, aku udah beliin ini. Miko memperlihatkan dua buah tiket. MIKO (CONT’D) Kamu inget kan kita pertama kali ngedate itu pas nonton Ice Age yang kedua. KLARA Inget. Kamu kan, gila banget Ice Age. Binatangnya mirip tementemen kamu, kan? MIKO
Artikel Ilmiah Mahasiswa 2016 9
Volume 1 (1 ) Desember 2015 halaman 1-17
PUBLIKA BUDAYA
Nah, mulai sekarang aku mutusin buat nggak suka lagi. Ini aku beliin tiket konser DJ David Guetta. Kening Klara berkerut. (CDK: 218-219)
Setelah itu, Miko tiba-tiba memberikan dua buah tiket konser DJ David Guetta sebagai hadiah lain yang sebelumnya Miko menyukai kegemaran lain. Hal tersebut menunjukkan bahwa sosialisasi tersebut berjalan dengan baik antara Miko dan Klara. Mereka menunjukkan adanya sosialisasi positif yang menuju ke arah lebih baik lagi. Didukung dengan data:
Data tersebut menunjukkan bahwa adanya sosialisasi atau hubungan antara laki-laki maupun wanita yang diperankan oleh Miko dan Klara. Percakapan tersebut menjelaskan bahwa Miko memberi kejutan kepada Klara ketika Klara sedang memberi makan kelinci. Kejutan tersebut berisi pop up dan gambar-gambar Miko dan Klara. Miko memberikan kado tersebut dalam rangka merayakan 40 hari saling mengenal.
INT. MOBIL MIKO – DAY – FLASHBACK Miko menyetir mobil. Di sebelahnya, Putri menjulurkan tangan dengan teknik ”thumb and pencil”, untuk mengukur proporsi gambarnya ke arah Miko. Dia lalu menggambar di buku sketsanya. Miko menirukan gesture jempol Putri. MIKO Itu maksudnya mukaku bagus, gitu? PUTRI Ini kan, buat ngukur supaya proporsi gambarnya sama. Masa kamu nggak tau, Ntet... Kening Miko berkerut. MIKO Ntet? Putri menjawab tanpa menoleh. Terus menggambar. PUTRI Panggilan sayang aku ke kamu. Si Angel panggilan sayang ke cowoknya kan ”Ndut”. Soalnya pacarnya gendut. Kalo aku ke kamu, Ntet. Soalnya kamu kontet. Putri menunjukkan sktesa Miko yang mungil. Miko terdiam. PUTRI (CONT’D) Kenapa? Nggak suka? MIKO Ah, nggak kok... Ntik. Ganti kening Putri yang berkerut. PUTRI Ntik? MIKO Cantik. Hehehe. Putri tersipu lalu mencoretkan pensilnya ke pipi Miko. PUTRI Norak. Miko tersenyum. (CDK: 154-156)
memiliki wajah cantik. Panggilan sayang tersebut wajar dalam hal berpacaran, remaja dalam berpacaran tentunya memiliki panggilan sayang masing-masing agar menambah keakraban dalam bersosialisasi. Dalam data telah disebutkan bahwa Putri sedang menggambar Miko dengan pensilnya, diketahui bahwa Putri gemar menggambar dapat menambah suasana keakraban dengan adanya panggilan sayang terhadap lawan
Data tersebut menunjukkan bahwa Putri sedang menggambar Miko dengan pensilnya. Sambil menggambar sktesa Miko, mereka berdua sedang membahas panggilan sayang satu sama lain dalam berpacaran. Putri memanggil Miko dengan sebutan ’Ntet’ dikarenakan Miko berbadan kontet, sedangkan Miko memanggil Putri dengan sebutan ’Ntik’ dikarenakan Putri menurut Miko Artikel Ilmiah Mahasiswa 2016 10
Volume 1 (1 ) Desember 2015 PUBLIKA BUDAYA halaman 1-17 jenisnya. Selain itu, pangggilan sayang tersebut satu sama lain sehingga tercipta suasana yang dapat menambah rasa nyaman pada tiap pasangan harmonis. Dan didukung dengan data: INT. MOBIL MIKO – NIGHT Miko masuk ke dalam mobil. Diikuti oleh Putri yang duduk di sebelahnya. MIKO Romantis ya film tadi? PUTRI Itu film animasi favoritku lho, emang romantis banget. Kamu sampe nangis tujuh kali gitu. MIKO Aku nangis bukan gara-gara nonton itu kali. Aku nangis soalnya di dalem bioskop ada yang motong bawang putih. Putri tertawa sambil memukul mesra pundak Miko. Miko menyalakan mobil. Dia mendengar sebuah lagu di radio, lalu membesarkan volume radio. Kita mendengarkan lagu romantis. Putri bersenandung. Miko juga. Putri melirik ke arah Miko. Dia lalu memeluk Miko dari samping. MIKO (CONT’D) Kamu mau nggak jadian sama aku? Putri tersenyum. Putri mencium pipi Miko. PUTRI Gedein lagunya. Miko membesarkan volume, lalu terlihat sangat bahagia. Tapi dia mengecilkan radio lagi. MIKO Eh. Sebentar... Ini kita.. Udah jadian, kan? PUTRI Iyaaaa! Miko kembali terlihat bahagia. Volume radio dibesarkan Putri. (CDK: 259-260)
Data tersebut menunjukkan bahwa Miko dan Putri sedang berada di dalam mobil dan sedang membicarakan film animasi yang telah mereka lihat berdua di bioskop. Film tersebut merupakan film animasi favorit Putri yang memiliki tema romantis. Putri dan Miko menonton bersama dan ketika Putri meminta pendapat Miko tentang film tersebut, Miko malah menanggapinya dengan penuh canda tawa sehingga Putri merasa terhibur dengan tingkah Miko. Kemudian di dalam mobil terdapat lagu romantis yang mereka putar sehingga membuat 3. Memperoleh Kebebasan secara Emosional dari Orang tua dan Dewasa lain Tugas perkembangan penting yang dihadapkan bagi remaja adalah bebas dari ketergantungan emosional seperti dalam masa kanak-kanak mereka. Pada masa kanak-kanak, anak sangat bergantung emosinya pada orang tua atau orang dewasa lain. Dalam masa remaja, seseorang dituntut untuk tidak lagi mengalami perasaan bergantung semacam itu. Pentingnya kebebasan emosi bagi remaja ini, sebab terbukti
suasana semakin romantis dalam obrolan mereka. Dalam suasana semakin romantis, Miko memanfaatkan moment tersebut untuk menyatakan perasaannya kepada Putri dan akhirnya Putri menerima pernyataan cinta dari Miko. Hal tersebut menunjukkan bahwa terjadi sosialisasi seorang laki-laki maupun wanita yang terjadi pada Miko dan Putri dalam hubungan mereka, mereka satu sama lain merasa dihargai hingga akhirnya berlanjut dalam sebuah hubungan berpacaran. bahwa remaja yang selalu bergantung secara emosional, atau remaja yang lambat memiliki kebebasan emosional, akan menemui berbagai kesukaran dalam masa dewasa. Hal ini menunjukkan bahwa individu remaja tidak lagi bergantung pada orang tua. Bahkan mereka menghabiskan sebagian besar waktunya untuk bergaul bersama dengan teman-temannya, dibandingkan kehidupan remaja dengan keluarganya. Kebebasan secara emosional dari
Artikel Ilmiah Mahasiswa 2016 11
Volume 1 (1 ) Desember 2015 PUBLIKA BUDAYA halaman 1-17 orang tua dan dewasa lain ditunjukkan pada data sebagai berikut: Miko kembali mencari-cari sesuatu di kamarnya. RIAN (25/L), teman satu kontrakan Miko, masuk ke kamar Miko. RIAN Lo serius, mau nyobain standup comedy malem ini? MIKO Serius. Miko tidak menoleh ke Rian. Dia sibuk. RIAN Kenapa nggak kayak malem-malem minggu sebelumnya aja sih? MIKO Iya kan gue butuh buat- RIAN Atau ngapain kek... (menunjuk ke arah luar) bantuin kucingnya Bu Yuli kawin sama kucing yang baik. Daripada dia kabur lagi sama kucing alay dengan kompleks. MIKO Kucing alay yang belang tiga, yang poninya miring itu? RIAN Iya. Ntar kucingnya Bu Yuli hamil di luar nikah gimana? MIKO Tapi Yan, gue butuh nyobain standup comedy ini. Lagi mumet gue. Miko mengangkat handuk, agak basah. Lalu dilipatnya dengan rapi. Rian mengejar. RIAN Lo nggak takut pingsan di atas panggung? Miko masih mencari-cari sesuatu. MIKO Gue kan punya senjata rahasia, biar nggak tegang. Mana ya? Rian mengangkat bahunya. RIAN Terserah. Tapi kalo standup comedy lo jadi standup tragedy, terus gue disuruh gotong lo pulang, gue nolak. Soalnya gue tau, berat lo baru naik lima kilo. Rian pun keluar kamar. Miko membuka lemari bajunya, terus mencari, tapi tidak ketemu. Matanya tertahan sebuah KARDUS COKELAT. Miko terlihat terkejut. Dia menggaruk keningnya. Telepon berbunyi. Miko melihat yang menelpon: ”PUTRI”. Dia menutup kembali teleponnya. (CDK: 126128)
Data tersebut menunjukkan bahwa Miko sedang membicarakan standup comedy yang akan ia coba untuk pekerjaan barunya. Dalam data tersebut Rian tidak begitu yakin dengan ide Miko yang ingin mengikuti standup comedy. Rian justru memberi ide yang buruk dengan cara mengawinkan kucing tetangga dengan kucing yang baik agar Miko tidak mengikuti standup comedy tersebut. Rian terkesan meremehkan Miko, sebab Rian tidak yakin apabila Miko tetap
mengikuti standup comedy tersebut dan Rian tidak ingin standup comedy Miko berubah menjadi standup tragedy akibat Miko tidak lucu dalam berstandup. Dalam data tersebut terjadi hubungan pergaulan Miko dengan Rian, teman satu kontrakan Miko. Itu artinya Miko terlepas dari hubungan dengan orang tuanya dan hidupnya tidak bergantung sepenuhnya kepada orang tuanya. Miko justru tinggal bersama dengan Rian di sebuah kontrakan. Sebagai seorang teman
Artikel Ilmiah Mahasiswa 2016 12
Volume 1 (1 ) Desember 2015 PUBLIKA BUDAYA halaman 1-17 seharusnya Rian mendukung apa yang diinginkan dengan bertambahnya pengalaman. Sebagai teman Miko selama itu positif sebab hal tersebut bisa harus saling support satu sama lain. Didukung merubah kehidupannya ke arah lebih baik lagi dengan data: INT. KAFE STANDUP – PANGGUNG Caca menatap Miko. CACA Mas Miko ini parah banget ya. Udah nggak mau jujur, nggak positif, diskriminatif juga... PEREMPUAN BERKELUARGA Makanya, jangan asal. Jangan nyalahin orang. Nyalahin cinta. Padahal sendirinya yang salah. MIKO Aduh. Kalo cinta dipaksa berubah, cepat atau lambat, kalo nggak tahun kapan harus pergi, bakal patah hati. Malam ini aja ada yang patah hati. Miko menunjuk ke arah meja tempat PRIA RAPIH menunggu tadi. MIKO (CONT’D) Inget kan? Cowok yang duduk di meja itu?! Masa kalian nggakLampu kafe tiba-tiba mati. Penonton gaduh. (CDK: 192-193)
lama-kelamaan pasti berakhir. Dalam data tersebut menunjukkan bahwa Miko memiliki kekebebasan emosional dari Caca dan perempuan berkeluarga. Miko memiliki pendapat atau pandangannya sendiri tentang cinta. Miko tidak bergantung pada pendapat orang sehingga ia tetap pada pemikirannya bahwa apabila kita dipaksa untuk menjadi orang lain, hubungan tersebut pasti akan berakhir sebab apabila dalam menjalani sebuah hubungan dibutuhkan kekebebasan yang positif. Didukung dengan data:
Data tersebut menunjukkan bahwa Miko dipojokkan oleh penonton Caca dan perempuan berkeluarga yang merupakan penonton dari standup comedy. Caca dan perempuan berkeluarga berpendapat bahwa Miko merupakan orang yang tidak mau jujur dengan perasaannya sendiri, selalu berpikiran negatif, diskriminatif dan selalu menyalahkan ’cinta’. Miko memiliki pemikiran sendiri yang berpendapat bahwa cinta apabila dipaksa untuk berubah menjadi orang lain,
INT. KAFE STANDUP – PANGGUNG Miko berdiri di tengah panggung. Seluruh kain yang tadinya pink sekarang balik ke awal. Suasana penonton jadi suram. Suasana yang tadinya pink berganti kusam. Miko mengambil mikrofon. MIKO Betul. Nggak usah juga ditandain macem-macem. Kayak Caca dan kalung berisi tanggal jadiannya, padahal baru dua minggu. CACA Enak aja. Tiga minggu, tau. Caca menyodorkan kalungnya, Kipli perlahan menggesernya. Caca mulai terlihat sebal. Kipli terlihat berpikir. MIKO Gue udah coba jujur. Gagal. Gue udah coba positif. minus. Gue bahkan udah mencoba beradaptasi. Super nihil. Apa lagi coba? KIPLI Berubah total jadi orang lain? Miko membuka-buka kardusnya. Dia mengeluarkan satu buah KACAMATA HITAM. MIKO Biar Cuma 2,9% kemungkinannya? Pernah juga. Ini buktinya. Panggung perlahan berubah menjadi sebuah kampus. (CDK: 206:208)
Data tersebut menunjukkan bahwa Miko tidak menyukai kalung yang berisi tanggal Artikel Ilmiah Mahasiswa 2016
berpacaran seperti yang digunakan oleh Caca. Miko tidak menyukai hal tersebut dikarenakan 13
Volume 1 (1 ) Desember 2015 PUBLIKA BUDAYA halaman 1-17 bahwa ia telah menggunakan segala macam cara untuk kekasihnya tapi hasilnya nihil. Miko sudah Untuk dapat mewujudkan tugas ini, berusaha jujur, berusaha berpikir positif, dan umumnya remaja berusaha mempersiapkan diri mencoba beradaptasi dengan pasangannya tetap dengan menempuh pendidikan formal maupun berakhir. Itu sebabnya Miko tidak menyukain cara non-formal agar memiliki taraf ilmu pengetahuan, Caca yang memberi tanggal berpacaran pada keterampilan/keahlian yang profesional. kalungnya. Bahkan Miko berubah total menjadi Kesanggupan berdiri sendiri dalam hal-hal yang orang lain pernah ia coba. Miko dalam data berhubungan dengan ekonomi/keuangan, tersebut memperoleh kebebasan secara emosional merupakan satu diantara tugas perkembangan dari Caca sebab Miko pernah mengalami semua remaja yang penting, mengingat mereka akan yang telah Miko coba dan tidak ada hasil. Oleh kelak hidup sebagai orang dewasa. Warga negara karena itu, Miko tidak menyetujui keinginan Caca yang bertanggung jawab ditandai dengan yang mengingatkan Miko pada usahanya yang kepemilikan taraf keahlian dan profesi yang dapat telah gagal. Hal tersebut dapat menjadi contoh disumbangkan oleh seorang individu untuk bagi remaja lainnya bahwa tidak perlu mengembangkan dan memajukan seluruh warga menggunakan cara yang sebenarnya sepele negara masryarakat. Karena itu, adalah hal yang sehingga pada akhirnya hubungan tersebut akan wajar, agar remaja dipersiapkan dan berakhir. Dapat disimplkan bahwa sebuah mempersiapkan diri secara matang dengan sebaikhubungan tidak perlu diungkapkan secara baiknya. Remaja bertugas untuk menjadi warga berlebihan, cukup berjalan apa adanya tanpa negara yang bertanggung jawab ditunjukkan beberapa tuntutan dari pasangan kita. dengan data sebagai berikut: 4. Remaja Bertugas Untuk Menjadi Warga Negara yang Bertanggung Jawab INT. SEBUAH RESTORAN KELUARGA – CUTAWAY Kita melihat Miko, Putri, dan kedua orang tua Putri duduk satu meja. Miko terlihat canggung. Dia memakai setelan jas yang tadi kita lihat. IBU PUTRI Jadi kamu tadi kuliah di mana? MIKO Jurusan peternakan, tante. IBU PUTRI Kamu mau jadi peternak? MIKO Peternak kucing. Saya suka kucing. BAPAK PUTRI Oh, bisa sukses? MIKO Bisa Oom. Asumsi saya untuk peternakan dengan indukan impor. Saya bisa membuat indukan melahirkan rata-rata empat ekor hidup. Setahun dua kali melahirkan, satu induk total delapan ekor per tahun untuk dua induk total enam belas ekor. Harga jual untuk anak kucing yang dihasilkan dari perkawinan dari induk import rata-rata empat juta rupiah. Jadi, total pemasukan enam puluh empat juta rupiah setahun, Oom! Bapak Putri manggut-manggut. BAPAK PUTRI Saya hilang fokus di tengah-tengah kamu bicara, tapi sepertinya itu prospek bisnis yang bagus. MIKO Mudah-mudahan, Om.
Artikel Ilmiah Mahasiswa 2016 14
Volume 1 (1 ) Desember 2015 halaman 1-17
PUBLIKA BUDAYA
Miko dan Putri saling lirik. Saling senyum. (CDK: 263-264)
berkualitas. Yaitu suatu generasi yang memiliki ilmu pengetahuan, keterampilan atau keahlian tinggi, memiliki kepribadian yang berbudi luhur, menjunjung tinggi nilai-nilai moral, etika, dan agama, serta dapat berbakti dan menjunjung tinggi nama bangsa-negara. Dalam Skenario Film Cinta dalam Kardus tidak disebutkan perkembangan remaja tentang memperoleh kemandirian dan kepastian secara ekonomis. Cinta dalam Kardus lebih menekankan ke kisah percintaan remaja tanpa melibatkan banyak kehidupan ekonomi remaja tersebut.
Data tersebut menunjukkan percakapan antara Miko, Putri dan kedua orang tua Putri dalam satu meja. Disitu Miko menjelaskan pada kedua orang tua Putri bahwa ia kuliah di jurusan peternakan. Miko menyukai kucing maka ia ingin menjadi peternak kucing untuk pekerjaannya. Bapak Putri sempat meragukan rencana Miko untuk prospek ke depannya. Miko dengan tegas meyakinkan Bapak Putri dengan indukan impor, ia bisa membuat indukan melahirkan rata-rata empat ekor hidup dan dalam setahun kucing tersebut melahirkan selama dua kali sehingga per tahun bisa menghasilkan enam belas ekor kucing dan apabila satu kucing seharga empat juta rupiah maka enam belas ekor kucing bernilai enam puluh empat juta rupiah dalam satu tahun. Bapak Putri setelah itu berpendapat bahwa prospek bisnis peternak kucing Miko kedepannya baik dan akan sukses. Miko yakin dengan pekerjaannya nanti ia dapat menghidupi kehidupan sehari-harinya bersama Putri. Dalam hal ini, Miko dapat dikatakan bertanggung jawab akan masa depannya bersama Putri. Miko dapat menerapkan ilmunya selama kuliah sesuai keahliannya ke dalam bisnis atau pekerjaannya untuk masa depan bersama Putri, kekasihnya. Maka Miko dapat dikatakan sebagai warga negara yang bertanggung jawab.
Representasi Remaja Representasi adalah sebuah ekspresi langsung dari sebuah realitas sosial. Barker (2000:9) representasi, yaitu bagaimana dunia ini dikonstruksi dan direpresentasikan secara sosial kepada dan oleh kita. Representasi dan makna budaya memiliki materialitas tertentu, mereka melekat pada bunyi, prasasti, objek, citra, buku, masalah dan program televisi. Melani Budianta (dalam Anoegrajekti, 2010:144) representasi sebagai konstruksi imaji atau penyajian kembali kenyataan dalam bentuk visual dan verbal yang menyiratkan makna dan ideologi tertentu. Remaja merupakan masa-masa perubahan dari anak-anak menuju dewasa dengan berbagai macam permasalahan yang timbul ketika mengalami perubahan tersebut. Kehidupan para remaja masa kini telah dipengaruhi oleh perkembangan zaman. Dilihat dari cara berpakaian, berbahasa, tingkah laku bahkan teknologi yang dapat mempengaruhi kehidupan remaja masa kini. Kehidupan remaja masa kini terutama dalam hal berpacaran menjadi gambaran pada skenario film Cinta dalam Kardus karya Raditya Dika ini. Dalam skenario Cinta dalam Kardus, tokoh utama Miko adalah representasi dari kisah nyata Raditya Dika itu sendiri. Raditya Dika seringkali menuangkan kegelisahan dan pengalaman pribadinya tentang masalah percintaan dalam sebuah karya. Representasi tersebut diantaranya remaja laki-laki dan media sosial. Raditya Dika merupakan penulis yang gemar menggunakan media sosial untuk menuangkan sedikit kisah atau pengetahuannya dalam media sosial serta promosi karya-karyanya
5. Memperoleh Kemandirian dan Kepastian
Secara Ekonomis Tujuan utama individu melakukan persiapan diri dengan menguasai ilmu dan keahlian tersebut, ialah untuk dapat bekerja sesuai dengan bidang keahlian dan memperoleh penghasilan yang layak sehingga dapat menghidupi diri sendiri maupun keluarganya nanti. Sebab keinginan terbesar seorang individu (remaja) adalah menjadi orang yang mandiri dan tak bergantung dari orang tua secara psikis maupun secara ekonomis (keuangan). Baik disadari atau tidak, setiap individu menghadapi tugas-tugas perkembangan tersebut. Tumbuhnya kesadaran sehingga remaja dapat memahami tugas ini amat penting, karena akan dapat membantu remaja untuk mencapai keberhasilan, kebahagiaan dalam hidupnya. Orang tua, guru, ulama (kiai, pendeta, pastur) maupun lembaga sosial lainnya, dapat mengambil peran untuk menciptakan generasi muda yang Artikel Ilmiah Mahasiswa 2016 15
Volume 1 (1 ) Desember 2015 PUBLIKA BUDAYA halaman 1-17 dipromosikan melalui media sosial. Oleh karena globalisasi yang tidak baik. Jadilah remaja yang itu, ia tidak lepas dari media sosial. Begitu pula pintar, berpikir secara masuk akal dan bermanfaat. dengan remaja masa kini yang menggunakan media sosial sebagai alat penyampai kegelisahan KESIMPULAN mereka dalam kehidupan sehari-hari, baik itu negatif maupun positif agar diserap sebagai Di era modern saat ini, banyak sekali halpengetahuan baru. hal yang mempengaruhi pola pikir remaja masa Penggunaan media sosial dalam sebuah kini misalkan seperti media televisi, media cetak, hubungan berpacaran, remaja sebagai pemilik maupun media sosial. Selain itu, remaja masa kini media sosial tidak seharusnya memanfaatkan telah banyak berubah dari segi budaya yang media sosial sebagai alat komunikasi yang utama mengikuti budaya luar sehingga dari cara karena lebih instant dan cepat sehingga apabila berpakaian maupun bertingkah laku ditiru oleh remaja mengalami kegundahan mereka dapat mereka. Bahkan dalam berkomunikasi atau memutuskan hubungan silahturahmi melalui berbahasa, remaja masa kini telah diubah dengan media sosial. Kita sebagai remaja harus pintargaya bahasa mereka sendiri tanpa menggunakan pintar menggunakan media sosial sebagai alat Bahasa Indonesia dengan baik dan benar. Raditya komunikasi yang positif dan memberikan Dika seorang penulis novel dan skenario film di pengetahuan yang baik, bukan hanya ajang pamer zaman modern ini, telah membuat karya-karya kesedihan dan kesenangan semata. yang ditulis atau dibuat berdasarkan cerita Tipe laki-laki yang skeptical dialami keseharian para remaja yang dikemas dalam unsur sendiri oleh Raditya Dika. Kita dapat lihat sendiri komedi. Salah satunya skenario film Cinta dalam dari postingan akun twitternya yang seringkali Kardus ini yang menjadi objek penelitian penulis sensi dan protes terhadap kaum perempuan. dalam mengkaji psikologi remaja. Padahal apabila kita berpikir dengan logika tidak Skenario film Cinta dalam Kardus semua perempuan seperti yang Raditya Dika mengandung makna kardus yang ia bawa bicarakan, laki-laki harusnya lebih sabar dan berisikan barang-barang atau pemberian ke 21 mengayomi pada kodratnya bukan malah mantannya yang ia simpan dalam kardus sehingga menyalahkan pihak perempuan secara sudut mengingatkan Miko dengan mantan-mantannya pandang mereka saja. dan terbentuk sebuah judul Cinta dalam Kardus. Raditya Dika juga mempresentasikan lakiCinta dalam Kardus sendiri diambil dari sebagian laki yang menilai cinta dengan pesimis, pada pengalaman dari perjalanan cinta Raditya Dika, kehidupan pribadinya yang dituangkan dalam namun Raditya Dika mengaku mantan kekasihnya tokoh Miko. Miko sering mengalami kegagalan tidak sampai dengan 21 orang. dalam berpacaran akibat dari tuntutan setiap Representasi perilaku remaja masa kini pasangannya, seakan-akan ia tidak menemukan dalam berpacaran menjadi kegelisahan Raditya cinta yang lebih baik daripada sebelumnya. Dika untuk menuangkan karyanya melalui buku Padahal itu semua tergantung dari pribadi yang dan skenario ini. Raditya Dika ingin menjalankan hubungan tersebut. menyampaikan pesan melalui karyanya bahwa Sebagai remaja yang menuju dewasa, sebuah hubungan haruslah tumbuh bersama-sama seharusnya berpikir lebih matang lagi untuk dalam artian saling melengkapi, semua harus bisa menjalani kehidupan yang lebih baik terutama dihadapi, tidak pamrih, tidak berubah dan berjalan berhubungan dengan orang lain termasuk dalam apa adanya dengan semestinya. Selain itu, Raditya hal berpacaran, bertingkah laku, berbahasa Dika juga menyampaikan pesan lewat karyanya maupun berpakaian. Kita harus pintar-pintar agar remaja Indonesia tumbuh berkembang mengambil contoh yang baik dari berbagai dengan positif bukan dengan hal-hal baru yang panutan dan tidak merubah budaya serta bahasa mempengaruhi pola pikir remaja masa kini akibat asli kita sebagai warga negara Indonesia, begitu seringkali menonton televisi, menirukan gaya para pula dengan media televisi, majalah dan media artis sehingga mengubah sesuatu menjadi tidak sosial seharusnya tidak menyalahgunakan hal benar kemudian mempengaruhi psikologi mereka. tersebut sebagai hasil pengaruh dari era Seiring berkembangnya teknologi modern, tidak sedikit remaja memanfaatkan media sosial Artikel Ilmiah Mahasiswa 2016 16
Volume 1 (1 ) Desember 2015 PUBLIKA BUDAYA halaman 1-17 termasuk Raditya Dika dalam memenuhi kebutuhan informasi dan menyampaikan infomasi. Namun, penggunaan media sosial itu sendiri harus dimanfaatkan dengan baik dan benar supaya dapat memberikan wawasan bagi masyarakat. Sebagai remaja harus pintar-pintar menyerap informasi dan menerapkan budaya yang baik untuk kehidupannya sendiri dan untuk bangsa Indonesia agar menjadi generasi penerus yang berguna dan bermanfaat. DAFTAR PUSTAKA Anoegrajekti, N. 2010. Identitas Gender: Kontestasi Perempuan Seni Tradisi. Jember: Kompyawisda Jatim. Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Yogyakarta: PT. Rineka Cipta. Barker, C. 2000. Cultural Studies, Theory and Practice. London: Sage Publication. Dariyo, A. 2004. Psikologi Perkembangan Remaja. Bogor Selatan: Ghalia Indonesia. Dika, R. 2013. Cinta dalam Kardus. Jakarta: Plotpoint Publishing. Endraswara, S. 2003. Metode Penelitian Sastra. Yogyakarta: Penerbit Pustaka Widyatama. Mappiare, A. 1982. Psikologi Remaja. Surabaya: Usaha Nasional. Sarwono. 2007. Psikologi Remaja. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Semi, M. A. 1990. Metode Penelitian Sastra. Bandung: Angkasa. . Wikipedia. 2012. http://Skenario-Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas.htm [12 Oktober 2014]
Artikel Ilmiah Mahasiswa 2016 17