Fokus Utama School of Marketing
What’s Happening MSIG Indonesia Menjaring Mahasiswa BINUS BITMAP 2011 BINUS BOOK FAIR BBS dan Fonterra Menjalin Kerja Sama Workshop Design Thinking untuk Pelaku Media HUT CFA 10 Power Lecturer Series IV The Expert Series Knowledge Sharing Waspada Pemerkosaan!
Entertainment Section INAFFF Cerpen: Dari jendela hati ibuku
Kritik & Saran Untuk meningkatkan kualitas Warta JWC kita, silahkan layangkan kritik & saran Anda ke:
[email protected] Terima kasih untuk partisipasi Anda
Vol.11 | X | December | 2011
Profil Rini Setiowati
Salam Redaksi: Hi BINUSIAN, WARTA JWC hadir kembali. Edisi Desember 2011, tim redaksi WARTA JWC
menghadirkan beragam informasi menarik. Salah satunya, event BITMAP 2011, kompetisi komputer yang diadakan oleh mahasiswa BINUS INTERNATIONAL dan diikuti peserta dari SMP hingga SMA. Ada pula BINUS Book Fair, pasar buku dengan harga yang terjangkau dan diadakan di lobi Kampus JWC. Tak hanya itu, Kami juga menyajikan liputan Workshiop Design Thinking yang diadakan BINUS BUSINESS SCHOOL di Tartine Resto dan Kafe Daily Bread, Pondok Indah. Ada pula penandatanganan MoU yang dilakukan BBS dan Fonterra di sela-sela acara CEO Speaks on Growth. Untuk Fokus Utama, Kami mengulas tentang banyaknya prestasi yang diraih oleh School of Marketing pada 2011 ini. Sedangkan untuk profil, kami mengangkat kehidupan Rini Setiowati, SE, MBA, Head of Program Graduate School of Marketing dan ketertarikannya di dunia marketing serta pendidikan. Tidak ketinggalan, untuk rubrik Entertainment Section, Kami mengulas tentang INAFFF. Festival film yang mewadahi film bergenre horor, misteri, nonfiksi, dan fantasi ini berlangsung 11-27 November 2011 di Blitzmegaplex Grand Indonesia Jakarta dan Bandung. Jadi, BINUSIAN, jangan sampaikan melewatkan kehadiran WARTA JWC DESEMBER 2011. Semoga dapat menjadi sumber inspirasi untuk terus berkarya dan menggapai impian. Jika ada saran/kritik, silahkan email ke
[email protected]. Begitu pun di halaman “Ask Ms.M”. Jika ingin bertanya lebih lanjut, silahkan email ke
[email protected].
Pelindung: Firdaus Alamsjah, Ph.D
Ask Ms.M Love is Blind – Anonymous. Is it true guys? Percaya ga sih kalau cinta itu buta? Atau mungkin kita dibutakan oleh cinta? Ok, semua punya pendapat masing-masing. Untuk Miss M, cinta adalah energy. Energi yang bisa kita lakukan untuk menaklukkan dunia. Wuidih, lebay banget ya. Hehe Dengan cinta, kita bisa melakukan apa saja, kenapa begitu? Karena cinta memiliki dampak positif yang dapat membuat kita selalu bersemangat melakukan apapun. Sebeneranya, tau ga sih arti cinta yang sebenarnya? Menurut Robert Sternberg (psikolog), cinta adalah sebuah kisah, kisah yang ditulis oleh setiap orang. Kisah tersebut
merefleksikan kepribadian, minat dan perasaan seseorang terhadap suatu hubungan.
Miss M tips and Trick about LOVING YOUR SELF.
minder dan mulai menghina diri sendiri,misalanya, “aku gendut banget ya”. Eits! Don’t ever say that to your self. Dengan kit abegitu, otomatis akan menurunan rasa percaya diri kita dan akhirnya akan menumpuk energy negative di dalam diri kita 2. Selalu memuji diri sendiri Nah ini dia, kebalikan dari point pertama. Kita harus selalu bersyukur dengan apa yang diberikan oleh Yang Diatas. Jadikan kekurangan yang kita miliki menjadi kelebihan kita. Setiap achievement yang kita buat, selalu diingat itu merupakan sebuah keberhasilan dalam diri dan tidak ada salahnya memuji diri sendiri demi meningkatkan
Sebelum kamu mulai mencintai orang lain, sebaiknya kita belajar mencintai diri kita sendiri dulu. Jangan minder dengan apa yang kita punya, karnena hal itu akan membawa dampak negative ke diri kita. Padahal cinta itu kan energy positif 1. Dilarang menghina diri sendiri Seringkali kita tidak pd dengan apa yang kita miliki, baik fisik maupun tidak. Ada kalanya kita
Dewan Penasehat: George Wijaya, Stephen Wahyudi Santoso
Sternberg juga terkenal dengan teorinya tentang “Segitiga Cinta” (bukan cinta segitiga lho…!). Segitiga cinta itu mengandung komponen Keintiman (Intimacy), Gairah (Passion) dan Komitmen. Keintiman itu adalah sebuah emosi, yang di dalamnya terdapat kehagatan, kepercayaan (trust). Misalnya itu, kalau kamu merasa dekat dengan seseorang, kemudian merasa kangen kalau tidak bertemu, Gairah sendiri adalah elemen motivasional yang berasal dari dorongan dari dalam diri
yang bersifat seksual. Sedangkan komitmen sendiri adalah elemen kognitif, berupa keputusan bersama untuk komit. Wah, ternyata cinta itu dalam juga ya maknanya. Nah, kalian sendiri bagaimana dengan hubungan percintaan kalian? Eitss jangan negative dulu ni, hubungan dengan seorang sahabat juga bisa dikatakan cinta lho. Cinta jika dijalankan dengan benar dan penuh kesadaran, pastinya akan berdampak positif dan bisa menjadi motivasi dalam diri untukk berbuat lebih baik, tentunya kearah positif. Misalnya jadi semangat belajar. Hehe So, pastikan cinta kalian adalah cinta yang positif yah.
kepercayaan diri kita 3. Manjakan diri sendiri Ingat kita adalah manusia lho. Yang perludiperhatikan dan perlu di rawat. So, kita juga perlu memanjakan diri sendiri dengan menyayangi tubuh kita, misalnya dengan merelaksasi tubuh kita, ga ada salahnya kit ake salon untuk memanjakan diri, agar tubuh kita jadi lebih relaks dan bugar. So, awali dengan mencintai diri sendiri, baru mencintai orang lain. Untuk teman-teman lainnya, when problem comes to you, jangan bingung jangan bimbang, segera tanyakan ke Ms. M melalui
[email protected].
Love, peace and Gaul,
Ms. M
Pemimpin Umum: Judi Arto
Editor in Chief: Adilah
Desain Grafis: Irene Desianty
Pemimpin Redaksi: Haris Suhendra
Reporter & Fotografer: Yeni Mardyana R Rendy Adrikni S
Iklan & Distribusi: Fanny
What’s happening:
HUT ke-10 CFA E
ksistensi BINUS Financial Analyst Academy-CFA Preparation Program telah menginjak usia 10 tahun. Untuk memperingatinya, BINUS Financial Academy mengadakan seminar di BINUS BUSINESS SCHOOL, Kampus Joseph Wibowo Center, Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (4/10). Seminar bertajuk “Leadership in Crisis” ini mengundang Chairman dan Founder Fortius Group, Dr. Syafruddin A. Temenggung, sebagai pembicara. Dalam seminar yang dihadiri puluhan partisipan ini, Syafruddin membagi kisahnya ketika mengepalai Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN). Dari beragam cerita yang dijabarkan, Syafruddin membuktikan diri sebagai sosok pemimpin yang banyak makan asam garam. Syafruddin pun tak segan berbagi rahasia dan kiat-kiat kepemimpinan ala dirinya. “Leadership adalah suatu proses. Dan, seorang leader harus memiliki habit. Ada tujuh habit dalam leadership, yakni be proactive, begin with the end in mind, put first thing first, think win-win,
first understand then be understood, synergize, dan sharpen the saw,” tutur bapak dua anak ini. Ketika memulai karier di BPPN, Syafruddin pun mengaku sempat diremehkan. Namun, dia cuek. Syafruddin percaya diri dan optimistis bisa mengubah sistem yang terpuruk di BPPN. “I can solve this problem within two years. I’m different than others,” kata Syafruddin mengenang saat kali pertama didapuk memimpin BPPN. Tapi, orang-orang meremehkan Syafruddin dan meragukan kinerjanya. Hingga akhirnya, Syafruddin pun bisa membuktikan strategi dan semua apa yang dikatakannya. Jalan menuju sukses sebagai pemimpin pun tidak mudah, kata Syafruddin. Beragam kesalahan acapkali terjadi. Kendati begitu, tambahnya, hal itu jangan membuat seseorang menjadi takut melangkah. “Saya membuat 95 persen kesalahan, dan hanya lima persen yang benar. Lalu kenapa? toh, ini kan sebuah proses,
The Expert Series:
BBS Memberikan Workshop Design Thinking
B
INUS BUSINESS SCHOOL, Rabu (12/10), kembali mengadakan Seminar The Expert Series. Bertempat di Daily Bread, Pondok Indah, Jakarta Selatan, acara kali ini bertema “Design Thinking” dengan pembicara Program Director MM Executive BBS, Tubagus Hanafi Soeriaatmadja, MM, MBA.
“Design thinking adalah suatu metode atau tools agar individu bisa lebih kreatif dibanding sebelumnya,” ujar pria yang karib disapa Pak Hanafi ini kepada belasan partisipan. Metode ini menggaris bawahi bahwa inovasi adalah suatu proses sehingga ada ruang bagi kreativitas. Hanafi mengatakan metode design thinking ini terinspirasi dari disiplin berpikir dari para desainer. Nah, jika metode ini diimplementasikan kepada pebisnis, tambah Hanafi, mereka bisa lebih berpikir kreatif dan berbeda dari yang dibayangkan oleh orang lain. “Ada sejumlah tahapan dalam menerapkan tools design thinking. Urutannya adalah empati, mendefinisikan masalah yang dihadapi,
brainstorming, pemilihan ide, membuat prototipe, dan menjalankannya dengan melakukan roleplay,” ujar Hanafi. Acara ini dihadiri oleh belasan pegawai kantoran yang berada di Wisma Pondok Indah, tempat diadakannya seminar. Mereka tampak antusias mengikuti workshop dan sharing session yang dibawakan dengan santai oleh Hanafi. (RA)
dan proses itu yang bikin kita terus menerus belajar,” ungkap pria yang gemar berkelakar ini. Sebagai penutupan, para partisipan pun diajak menyanyikan lagu “Selamat Ulang Tahun” bersama. Selain itu, ada pula pemotongan kue yang menjadi puncak acara HUT BINUS Financial Analyst Academy ini.(RA)
Foto Bersama
Tubagus Hanafi
Pemotongan kue ulang tahun
Dr. Syafruddin A. Temenggung
Knowledge Sharing: BBS Berbagi Ilmu dengan Mitsubishi
B
INUS BUSINESS SCHOOL mengadakan Knowledge Sharing di Kantor Mitsubishi Corporation Jakarta Representative Office di Gedung Sentra Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (25/10). Dalam acara ini, BBS berbagi pengetahuan dengan Mitsubishi Corporation. Acara ini diikuti oleh sedikitnya 29 orang dari jajaran manajemen Mitsubishi Corporation dan setingkat di atasnya. Turut datang pula, sejumlah presiden direktur kantor representasi Mitsubshi di Negara lain, sebut saja Filipina, Singapura, Vietnam dan lain-lain. Dalam acara tersebut, BBS menghadirkan sejumlah pembicara handal. Sebut saja, Executive Dean BBS, Firdaus Alamsjah, Ph.D; Program Director MM Executive BBS, Tubagus Hanafi Soeriaatmadja, MM, MBA; dan Head of Program – Graduate BBS, Gerald Ariff, BE, M.Sc.
Pada satu sesi, Firdaus Alamsjah yang karib disapa Feri, menjelaskan tentang memformulasikan dan menerapkan strategi dalam suatu perusahaan. Dengan strategi tersebut, perusahaan diharapkan bisa lebih berkembang dan sukses dalam mencapai tujuan. ebelum memulai sesi, Feri memutarkan video tentang sebuah restoran cepat saji yang sangat terkenal dunia. “Ada beberapa kriteria sukses menurut restoran ini, yakni service, quality, food preparation, people, dan profitability,” ujar Feri kepada para peserta.
S
Suasana Workshop
Peserta Workshop
Menghadirkan Direktur Fortius Group
Namun seiring dengan perubahan zaman, perilaku budaya manusia pun bergeser. Alhasil, strategi bisnis disesuaikan dengan kondisi tersebut. Hal inilah yang dilakukan restoran cepat saji itu. “Mereka berganti strategi seiring dengan perubahan
perilaku manusia yang kian mobile,” ungkap Feri. Feri pun melemparkan pertanyaan ke peserta. ”Is implementing strategy more difficult than formulating its strategy?” Tanya Feri. Sejumlah peserta terdiam. Ada pula yang menjawab lebih mudah memformulasikan strategy. Sejatinya, kata Feri, kedua-dua opsi tersebut mudah. “If you know the output, it’s easy to design the process and the input,” ungkap Feri. “Bilamanapun ada kesulitan, itupun terletak pada proses memformulasikan suatu strategi. Meski demikian, implementasinya tetap saja mudah, serta simpel. Itu tergantung bagaimana Anda mengkomunikasikannya,” terang Feri. Acara yang berbentuk sharing session ini cukup menuai antusiasme peserta. Banyak dari mereka yang menanggapi pertanyaan dari narasumber. Tidak sedikit pula, hanya mendengarkan secara seksama penjelasan dari sang narasumber.
Event yang digelar secara rutin ini, merupakan salah satu bagian dari corporate social responsibility (CSR) BBS di sejumlah perusahaan. Hal ini sekaligus menjadi sarana untuk menjalin persahabatan dan kerja sama pada perusahaan tersebut.(RA)
Firdaus Alamsjah
Sharing knowledge bersama peserta seminar
Jajaran ma na representat jemen kantor if mitsubis hi corporat ion
Fokus Utama:
2011, tahun
prestasi School of
Marketing 4|
Warta JWC December 2011
K
emenangan inipun kontan disambut riuh tepuk tangan seisi auditorium Ngee Ann Polytechnic, Singapura, tempat kompetisi berlangsung. Keenam mahasiswa itu mengandaskan peserta lainnya dengan business plan mereka, yakni rumah kontainer untuk kaum marjinal di pesisir pantai. Pencapaian ini merupakan satu dari beberapa prestasi yang disabet School of Marketing BINUS INTERNATIONAL & BINUS BUSINESS SCHOOL sepanjang 2011. Bisa dikatakan, 2011 menjadi tahun yang membanggakan bagi segenap jajaran School of Marketing. “Prestasi ini merupakan suatu kebanggaan bagi kami. Selain andil mahasiswa, ini juga tak lepas dari peranan dosen yang selalu mendampingi mereka dalam setiap kompetisi,” terang Rini Setiowati, SE, MBA, Head of Program – Graduate, School of Marketing BINUS BUSINESS SCHOOL saat ditemui di Kampus Joseph Wibowo Center, Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (8/11).
bisa menyokong kehidupannya sendiri. Mereka menciptakan bisnis di dalamnya, sehingga lebih independen,” terang Rini, bangga. Sebagai hadiahnya, tak hanya mendapatkan uang dan trofi, kedua mahasiswa itu diminta untuk menjadi juri di kompetisi MAA Worldwide Global Academic Challenge tahun depan. “Tapi, ini untuk kejuaraan di tingkat Asia, bukan dunia,” tandas Rini. Bukan cuma merajai kompetisi internasional, School of Marketing BINUS BUSINESS SCHOOL pun merambah ajang domestik. Sebut saja, kompetisi PPM Regional Business Competition 2011. Meski tidak juara, tiga mahasiswa School of Marketing mendapatkan juara untuk kategori makalah terbaik. Antusiasme Mahasiswa Mengikuti Kompetisi Rini mengatakan setiap tahun School of Marketing memang selalu mengirimkan mahasiswanya untuk berlaga di kompetisi, baik nasional maupun internasional. Hal ini semata
informasi kepada mahasiswa, serta kerja sama dengan pihak lain,” kata Rini. Dalam setiap kompetisi, mahasiswa School of Marketing selalu diberikan beragam tantangan. Itulah, menurut Rini, yang memotivasi mahasiswa untuk terus berpikir inovatif dan kreatif. Biasanya, kata Rini, mahasiswa diminta untuk membuat business plan, marketing plan ataupun case study. Berbicara soal kompetisi, ada satu hal yang membuat Rini geleng-geleng kepala. Ya, mahasiswa begitu antusias dan berhasrat ingin mengukir nama di kancah kompetisi. Saking antusiasnya, kata Rini, bahkan ada mahasiswa yang sampai ikut dua kali di dua kompetisi berbeda. “Padahal, tadinya banyak student yang emoh untuk ikut ajang-ajang seperti ini, terutama mahasiswa S2 yang notabene sudah bekerja. Belakangan, setelah kita susun strategi, mereka kini menjadi lebih aktif untuk ikut turut ambil bagian dalam kompetisi,” tutur Rini. Rini mengakui banyak ide brilian yang
Sesampainya di Tanah Air, keenam mahasiswa itu berbagi pengalaman di depan sejumlah dosen dan memberikan secara simbolis lambang supremasi kemenangan CIMS 2011 kepada BINUS. “Bukan cuma itu, kita juga membuat satu acara. Dalam acara itu, Pak Feri (Firdaus Alamsjah, Ph.D, Executive Dean of BINUS BUSINESS SCHOOL) akan memberikan apresiasi terhadap mahasiswa berprestasi, tidak hanya dari School of Marketing,” ujar Rini. Atas prestasi yang diraih, Rini berharap pencapaian ini lebih ditingkatkan, tidak hanya di kompetisi, tapi juga di kelas. Menurut Rini, kompetisi hanyalah sebagian kecil dari prestasi. Yang paling berharga adalah pengalaman mengikutinya dan proses menuju kemenangan itu. “Kita ingin mereka lebih merasakan pengalaman, terutama bagi S2 yang kebanyakan hanya ingin lulus dan mendapatkan ijazah saja. Kami mau mereka bisa menciptakan pengalaman sesuai bakat dan ketertarikan. Jadi tidak
Enam mahasiswa School of Marketing BINUS INTERNATIONAL berdiri di atas panggung. Mereka menerima penghargaan sebagai pemenang ajang kompetisi marketing 8th Chartered Institute of Marketing Singapore (CIMS) International Marketing Competition 2011 untuk kategori internasional. Sebelumnya, dua mahasiswa sarjana strata 2 School of Marketing BINUS BUSINESS SCHOOL juga mengukir prestasi di kancah internasional. Keduanya, yang tergabung dalam tim Otak Atik menyabet juara pertama di MAA Worldwide Global Academic Challenge 2011 di Rio de Janeiro, Brasil. Dalam ajang itu, mereka menyusun marketing plan yang diperuntukkan bagi para pensiunan. Lalu, apa yang mereka buat? Tim Otak-Atik membesut satu situs interaktif. Di sana, para pensiunan bisa berinteraksi satu sama lain, investasi dan berjualan. “Tim Otak-Atik menang karena marketing plan mereka lebih fokus kepada solusi untuk membantu para pensiunan. Alhasil, para pensiunan
agar mahasiswa memiliki pengalaman berharga di luar kampus. “Ini bukan soal menang atau kalah, tapi ada yang lebih berharga, yakni pengalaman berkompetisi dan membina hubungan dengan peserta dari kampus, bahkan negara lain. Meski begitu, kita selalu belajar dari pengalaman tahun-tahun sebelumnya,” ujar Rini. Karena itu, ungkap Rini, untuk mencapai atau mempertahankan prestasi, pihaknya selalu menyusun strategi dari awal. “Setiap tahun, kita selalu menerima list kompetisi. Namun, tidak semuanya kita ikuti. Dari situlah, kita menyusun strategi, pemilihan kompetisi, penjadwalan, memberikan
dilontarkan oleh para mahasiswa. Namun, saking banyaknya, mereka menjadi tidak tahu cara mengeksekusi ide tersebut. Nah di sinilah peran dosen dan pelatih bermain. “Peran kita agar mahasiswa bisa menuangkan ide, penulisan dan struktur,” ungkap Rini. Teruskan Tradisi Juara! Tak hanya pihak keluarga mahasiswa, School of Marketing pun berbangga hati dan bersuka cita menyambut kemenangan para punggawanya. Karena, prestasi itu secara tak langsung juga mengharumkan nama BINUS sebagai almamater mereka. BINUS juga memberikan penghargaan berupa apresiasi setinggi-tingginya. Peserta CIMS 2011, misalnya.
hanya belajar di dalam kelas,” ujar Rini. Kedepannya, tambah Rini, akan diundang pula sejumlah mahasiswa senior. Mereka akan berbagi kepada mahasiswa baru seputar pengalaman mengikuti beragam kompetisi. Dengan begitu, mahasiswa baru tergerak dan termotivasi untuk mengikuti para pendahulunya dan bisa meraih prestasi. “At the end, kami hanya ingin para mahasiswa menjadi orang yang lebih baik, dipandang dari segala aspek. Itu saja,” ujar Rini, seraya tersenyum.(RA)
Profil:
Rini Setiowati:
Marketing bukan Hanya Sales! 6|
Warta JWC December 2011
“The only way to do great work is to love what you do”. Tampaknya, kutipan dari almarhum bos Apple, Steve Jobs, itu laik disematkan kepada Rini Setiowati, SE, MBA, Head of Program – Graduate School of Marketing BINUS BUSINESS SCHOOL. Ya, dia sangat mencintai dunianya saat ini.
M
arketing! Dunia yang satu ini memang tidak bisa dilepaskan dari sosok seorang Rini Setiowati. Sejak dulu, wanita murah senyum ini sangat mencintai dunia marketing. Bahkan, bidang ini pula yang mengantarkan dirinya menyabet beragam prestasi dan pengalaman membanggakan.
Marketing = Sales? Ada beragam pandangan masyarakat terhadap dunia marketing. Namun, kebanyakan dari mereka masih menganggap bahwa marketing tak lebih dari sekadar menjual produk. Atau bisa dikatakan, marketing tak ubahnya sales yang hanya memasarkan produk ke konsumen.
Pendidikan di Mata Rini Setiowati Sebagaimana laiknya marketing, dunia pendidikan pun sangat erat di mata Rini. Keinginannya untuk terjun ke dunia pendidikan, membawanya menjadi lecturer di United Arab Emirates University hingga akhirnya mengepalai program S2 di School of Marketing BINUS INTERNATIONAL.
“Saya sudah tertarik dengan dunia marketing sejak dulu. Karena, dunia marketing berhubungan dengan kehidupan sehari-hari yang saya jalani,” kata lulusan S2 Manajemen Bisnis dari Winthrop University itu saat ditemui di Kampus Joseph Wibowo Center, Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (8/11).
Tak pelak, Rini Setiowati menepis keras anggapan tersebut. Menurut Rini, marketing bukanlah sales, meski berjualan merupakan bagian kecil dari marketing. Pengertian marketing itu, tambah Rini, lebih luas dan dalam daripada yang diinilai oleh sejumlah masyarakat.
Kini, Rini menjalankan profesi yang dicintainya, yakni sebagai seorang pengajar, sekaligus menyalurkan passion-nya di dunia marketing. Lalu, apa yang membuat Rini tertarik menjadi dosen dan mengajarkan ilmu tentang marketing?
Menurut Rini, belajar marketing sama dengan membedah ilmu tentang konsumen. Rini mengakui ilmu marketing mudah dimengerti olehnya, karena dekat dengan kehidupan sekitar. “Kesimpulannya, kita mempelajari ilmu tentang konsumen, meski kita dari dulu adalah konsumen,” terang Rini.
“Bahkan sebelum ada produk, orang marketing sudah bekerja. Mulai dari membuat produk baru, memperkenalkannya, merangkai packaging produk itu, strategi pemasaran, pemasangan harga, promosi, hingga akhirnya sampai ke tangan konsumen,” ungkap Rini.
Tak hanya itu, dunia marketing juga selalu berubah. Betapa tidak, seiring dengan perkembangan zaman, perilaku dan kebutuhan konsumen pun dinamis serta bergerak. Nah, hal inilah yang dipandang oleh Rini sebagai suatu tantangan dalam menggeluti dunianya.
Ketika satu produk masih dalam bentuk ide, hingga akhirnya dibeli oleh konsumen, itulah ruang lingkup marketing. Alhasil, kata Rini, pelaku dunia marketing tidak asal berjualan. Mereka pun paham seluk beluk serta keunggulan produk yang dipasarkan.
“Tantangan seperti ini yang membuat pelaku dunia marketing termotivasi. Dengan adanya hal ini, mereka akan terus berkreasi, dalam menciptakan dan memasarkan produk seiring dengan consumer behaviour yang berubah,” ungkap penyuka novel fiksi dan nonfiksi ini.
Dunia marketing memang tidak bisa dipandang sebelah mata. Belum lama ini, School of Marketing BINUS INTERNATIONAL, misalnya, telah membuka kelas baru, yakni Creative Marketing. Kelas ini berupaya mengawinkan industri kreatif dengan strategi promosi ala marketing.
Kita harus bekerja sebaikbaiknya dan sesuai hati kita. Tentunya, selesaikan pula pekerjaan semaksimal mungkin,”
Wanita yang pernah menetap di Dubai, Abu Dhabi, ini mengatakan dunia marketing terbilang menantang. Para pelaku di bidang marketing selalu ditantang untuk berpikir kreatif dan inovatif agar bisa mengikuti perubahan perilaku masyarakat.
“Dengan adanya kelas ini, kami memberikan kesempatan kepada orang yang memiliki latar belakang teknis kuat dan ingin terjun ke industri kreatif, agar bisa memasarkan produk mereka. Percuma bila orang membuat produk sebagus-bagusnya, namun tidak mengerti cara menjualnya,” ungkap Rini.
ungkap Rini. “Pendidikan dan marketing membuat saya tertarik. Saya senang berbagi ilmu dan bergaul dengan orang-orang yang lebih muda. Saya pun bahagia melihat kegigihan mahasiswa menuntut ilmu hingga mencapai nilai yang maksimal,” terang Rini. Selain itu, Rini pun sangat bangga dan senang melihat transformasi
para mahasiswa, dari mereka masuk menjejakkan kaki di Kampus JWC, hingga akhirnya lulus. Rini juga menikmati hari-harinya mengajar, terlebih saat para mahasiswa diberikan satu problem dan bisa memecahkannya. “Di School of Marketing BINUS INTERNATIONAL, misalnya. Karakter mahasiswanya berbeda. S1 tentunya berbeda dengan S2. Kalau S2 lebih mature. Namun, satu hal yang menyamakan mereka, yakni mahasiswa tersebut kreatif dan selalu tertantang dengan suatu permasalahan,” tandas Rini. Dua bidang yang bergandengan erat ini pun mengantarkan Rini meraih beragam prestasi. Antara lain, diminta menyusun kategori untuk MAA Worldwide Global Academic Challenge 2011, Head of Project BINUS Appreciation Night 2010 serta Board Advisor of Indonesia Tourism Award 2011. Harapan Mendatang Rini terus menaruh asa kepada kehidupan. Lulusan S1 Manajemen Universitas Parahyangan ini akan selalu mencari tantangan lain. Menurut Rini, pencapaiannya hanya sekadar ujung, yang penting bekerja sebaik-baiknya. Nanti, hasilnya akan mengikuti. Selain itu, seorang dosen harus selalu dituntut untuk melakukan riset. Hal ini sangat berguna dalam setiap sistem pengajaran yang dilakukannya.”Nah, passion saya adalah terus melakukan riset, menjadi dosen sekaligus researcher. Ini yang sedang saya tingkatkan,” ungkap Rini. “Secara garis besar, kita harus bekerja sebaik-baiknya dan sesuai hati kita. Tentunya, selesaikan pula pekerjaan semaksimal mungkin,”ungkap Rini. Dan, kini hati Rini pun telah tertambat pada pengajaran dan marketing, dua dunia yang mengizinkan dirinya untuk meniti karier dan berkreasi.(RA)
|7
Warta JWC December 2011
What’s happening:
MSIG Indonesia Menjaring
BITMAP 2011:
Kompetisi Komputer untuk Pelajar
Mahasiswa BINUS
P
T Asuransi MSIG Indonesia membuka kesempatan kepada mahasiswa BINUS INTERNATIONAL dan BINUS BUSINESS SCHOOL untuk bekerja di perusahaannya. Karena itulah, mereka membuka campus hiring di BINUS.
Bertempat di BINUS BUSINESS SCHOOL, Kampus Joseph Wibowo Center, Jalan Hang Lekir I, Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (4/9), kegiatan ini menjadi bagian dari Risk Management Seminar dengan PT Asuransi MSIG Indonesia. Tampil sebagai pembicara, Finance Director PT Asuransi MSIG Indonesia, Akihiko Kawakami. Acara yang digelar oleh divisi Students and Alumni Relations ini, mengakomodasi mahasiswa dan alumni yang ingin terjun di PT Asuransi MSIG Indonesia. Panitia menyediakan meja bagi mahasiswa serta alumni agar bisa menaruh curriculum vitae. Nantinya, mereka akan diseleksi oleh PT Asuransi MSIG Indonesia.
Lomba animasi diikuti murid SMP dan SMA Peserta lomba programming
B
INUS INTERNATIONAL School of Computer Science Club menggelar event BITMAP 2011. Kompetisi komputer yang diadakan di Kampus Joseph Wibowo Center, Jalan Hang Lekir I, Senayan, Jakarta Pusat, ini berlangsung selama dua hari, yakni 22 dan 23 Oktober 2011.
Dalam BITMAP 2011, ada tujuh kompetisi yang dikreasikan oleh mahasiswa BINUS INTERNATIONAL School of Computer Science dengan menciptakan suasana persaingan kompetitif dan fun bagi siswa sekolah menengah atas. Jenis kompetisi yang diadakan adalah Programming and Web Design, Animation Design, Poster Design and exciting IT Quiz. Programming Competition, misalnya, dengan ACM based programming, merupakan kompetisi memecahkan permasalahan IT dalam waktu tertentu.
Sedangkan, Poster Design merupakan kompetisi mendesain poster menggunakan teknik digital.
Web Design, merupakan kompetisi yang tidak hanya menekankan pada keterampilan peserta dalam menciptakan website yang kreatif. Namun, bagaimana cara mereka memanfaatkan situs tersebut sebagai media yang bisa menjadi sarana komunikasi bagi masyarakat. Untuk IT General Knowledge, kompetisi ini ada beberapa ronde. Ronde A, The Paperwork. Ronde B, Bingo! Ronde C , Solve The Mystery dan ronde D, Grand Finale. Untuk kompetisi Animation Design, adalah kompetisi membuat animasi bertemakan Indonesian Culture. Selain kompetisi, diadakan pula IT seminar yang mengundang sejumlah pakar di bidang komputer. Total hadiah
yang diperebutkan oleh para siswa dan siswi SMA ini adalah Rp33 juta. “Event ini diikuti oleh 88 tim yang terdiri dari anak SMA. Memang, acara ini ditujukan untuk anak SMA, namun diperbolehkan juga jika ada anak SMP yang ingin ikut serta. Sasarannya kita anak SMP dan SMA karena tingkatan tersebut masih mendasar dalam hal ilmu komputer, bila dibandingkan dengan mahasiswa,” ujar Hans Primandala Chandra, salah satu panitia BITMAP 2011. Hans menuturkan acara BITMAP dihelat agar pelajar, terutama SMP dan SMA, lebih paham mengenai seluk beluk komputer. “Tak hanya itu, kami menggelar acara ini untuk meningkatkan kemampuan pelajar tersebut dalam mengutak-atik ilmu komputer,” kata Hans.(RA)
Dalam seminar ini pula, Akihiko memperkenalkan profil serta produk dari lengkap dari PT Asuransi MSIG Indonesia dan sejumlah achievement yang diraih perusahaan itu. “PT Asuransi MSIG Indonesia is the largest life insurance company in Asia,” kata Akihiko. Selain Akihiko, diundang pula Claim Manager PT Asuransi MSIG Indonesia, Henry Kurniawan. Henry mengajak puluhan partisipan mengenal asuransi secara lebih dekat. Ya, kepada partisipan, Henry menjelaskan definisi tentang asuransi. “An insurance will give you a piece of mind,” terang Henry. Bukan cuma itu, Henry juga mengenalkan jenis-jenis dari asuransi. “Ada dua jenis, yakni life dan nonlife,” ujar Henry. Penjelasan ini untuk meningkatkan pemahaman para partisipan terhadap pentingnya asuransi.(RA)
Finance Director PT Asuransi MSIG Indonesia, Akihiko Foto pembicara dan peserta seminar Kawakami
BINUS Book Fair
8|
Warta JWC December 2011
Imam
Pesta Buku Murah di Kampus B
uku adalah jendela dunia. Karenanya, untuk meningkatkan kesadaran dan minat membaca bagi mahasiswa, BINUS kembali mengadakan book fair. Untuk kali pertama, BINUS Book Fair diadakan di Kampus Joseph Wibowo Center, Senayan, Jakarta Pusat. “BINUS Book Fair XIX merupakan rangkaian dari acara serupa di Kampus Anggrek. Acara ini berlangsung dari 3 sampai 6 Oktober. Kami juga mengadakan workshop dan peluncuran Friends of Library and Knowledge Center,” ujar Ketua Pelaksana Imam Budi Prasetiawan, Selasa (4/9). Sebelas distributor dan toko buku ikut
Para pembicara dalam seminar
Penutupan BINUS Book Fair
berpartisipasi. Sebut saja, Toko Buku Gunung Agung, TM Bookstore, Rhed Publishing, dan lain-lain. “Mereka memberikan diskon mulai 20 sampai 30 persen, bahkan ada yang setengah harga,” terang Imam. “Sejauh ini, book fair mendapat respon baik dari pengunjung. Ada yang membeli atau sekadar melihat. Mereka berasal dari dosen, karyawan, mahasiswa BINUS, bahkan ada pula mahasiswa di luar BINUS,” terang Pustakawan di Kampus JWC itu. Masih dalam rangkaian acara book fair, diadakan pula sejumlah workshop. Yakni, workshop digital photography dengan pengajar Bambang Heryanto,
SE dan workshop mindmapping dengan trainer DR. Suryadi Liawatimena. Partisipannya pun cukup membludak. Acara yang dibuka dengan pertunjukkan bela di ri dari Club Capoeira BINUS itu juga berbarengan dengan peluncuran The Friends of Library and Knowledge Center. “Program ini mengumpulkan sukarelawan yang bisa membantu perpustakaan menjalankan tugasnya,” terang Imam. “Selain itu, kita juga mengadakan book donation. Dalam book donation ini, kita mengumpulkan buku-buku dari para donatur untuk dikirimkan kepada Teach For Indonesia (TFI). Nantinya,
What’s happening:
BBS dan Fonterra
menjalin kerja sama
BINUS BUSINESS SCHOOL kembali menghelat CEO SPEAKS on Growth di Kampus Joseph Wibowo Center, Senayan, Jakarta Pusat, Senin (10/10). BBS mengundang Chief Executive Officer Fonterra Brands Indonesia, Yon Handoyo.
K
epada para partisipan, Yon memperkenalkan dirinya dan perusahaan yang dipimpinnya. Yon juga menjabarkan sejumlah produk andalan yang dihasilkan perusahaannya. Antara lain New Zealand Milk, Anlene, Anmum, Anchor, dan Boneero. Sebagai salah satu produsen susu terbesar di dunia, kata Yon, Fonterra
serta employee engagement. Jadi, karyawan semangat memberikan kontribusi terbaik bagi perusahaan.
memberikan standar tertinggi dalam berinovasi ihwal pemenuhan gizi sesuai kebutuhan. Terbukti, produk andalannya memberikan kontribusi pertumbuhan yang signifikan di industri susu Indonesia. “Selama beroperasi di Indonesia, Fonterra berkembang pesat dan tumbuh di atas rata-rata industri. Key driver dari pertumbuhan bisnis mencakup inovasi produk berkesinambungan sesuai kebutuhan konsumen, investasi pada brand, people serta excellent execution,” ujar Yon. Yon menjabarkan, keberhasilan Fonterra tidak terlepas dari tipe kepemimpinan yang mengutamakan arah yang jelas, penyelarasan dan sinergi fungsi organisasi, tim kuat dan solid,
Dalam acara itu, Fonterra mengajak BBS bekerja sama membuat kesepakatan yang ditandatangani Yon dan Executive Dean BBS, Firdaus Alamsjah, PhD. Dengan ini, diharapkan bisa meningkatkan kualitas sumber daya manusia lewat kegiatan yang digelar kedua belah pihak. “Lewat kegiatan ini, saya harap mahasiswa, alumni dan masyarakat, bisa menambah pengetahuan dan wawasan membangun karakter mereka menghadapi persaingan global agar menjadi calon pemimpin yang berkarakter dan berkualitas di masa depan,” terang Yon.(RA)
Peserta CEO Speaks on Growth
Yon Handoyo dan Firdaus Alamsjah
Foto bersama
BBS Media Gathering:
Workshop Design Thinking untuk Pelaku Media
m Budi Prasetiawan
JWC TFI akan menyumbangkannya ke sekolah-sekolah yang memerlukan,” tutur Imam. Ada pula e-Journal Consultation. Menurut Imam, e-Journal Consultation membantu para mahasiswa yang hendak mencari jurnal sebagai bahan untuk tesis mereka. “Jika mereka memerlukan, nanti kita bisa bantu mencarikannya,” tandas Imam. Dengan adanya acara BINUS Book Fair XIX ini, Imam berharap bisa memberi kesadaran kepada mahasiswa bahwa buku itu sangat penting’ “Kita tahu buku itu mahal. Karenanya, kita menggelar book fair agar mahasiswa bisa beli buku dengan harga murah,” tutup Imam.(RA)
Firdaus Alamsjah
B
INUS BUSINESS SCHOOL (BBS) mengadakan media gathering di Tartine Cafe, fX Lifestyle X’nter, Sudirman, Jakarta Pusat, Senin (3/10). Selain acara ramah tamah bersama media, BBS juga menggelar workshop design thinking untuk para wartawan.
Berbicara soal design thinking bagi media, tentunya tak lepas dari kreativitas dam inovasi. Menurut Executive Dean BBS, Firdaus Alamsjah, PH.D, inovasi adalah salah satu faktor penting dalam melakukan suatu hal. Dan inovasi ini bisa diimplementasikan dalam kinerja di media. “Inovasi dihasilkan melalui research dan penelitian terus menerus. Pemberitaan bakal menjadi lebih unik bila ada divisi research. Alhasil, pemberitaan menjadi lebih kuat,” tandas pria yang karib disapa Feri ini. Lalu apa itu design thinking? “Design thinking adalah suatu metode atau
tools agar individu bisa lebih kreatif dibanding sebelumnya,” ujar Program Director Magister Management Executive BBS, Tubagus Hanafi Soeriaatmadja, MM, MBA. Kata Hanafi, metode inilah yang diterapkan di BBS.
Tubagus Hanafi
“Ada sejumlah tahapan dalam menerapkan tools design thinking. Urutannya adalah empati, mendefinisikan masalah yang dihadapi, brainstorming, pemilihan ide, membuat prototipe, dan menjalankannya dengan melakukan roleplay,” ujar Hanafi. Sejumlah media turut hadir. Semisalnya, Media Indonesia, Kompas, Tempo, National Geographic, dan lain-lain. Mereka cukup antusias dalam mengikuti workshop yang dikemas dalam bentuk permainan itu. Acara yang dihelat hingga pukul 13.00 WIB itu lalu ditutup dengan makan siang dan foto bersama.(RA)
Peserta Design Thinking
Workshop
Foto Peser
ta
|9
Warta JWC December 2011
What’s happening: Power Lecturer Series IV: Andreas Raharso ”Conducting Global, High Impact Research in Strategy and Leadership”
P
rogram DOCTOR RESEARACH IN MANAGEMENT (DRM) menyelenggarakan Power Lecturer Series IV, Selasa (25/10). Digelar di Gedung The Joseph Wibowo, Senayan, Jakarta, Power Lecturer Series kali ini menghadirkan Ketua Ikatan Ilmuwan Indonesia Internasional Andreas Raharso. Ia membahas mengenai Conducting Global, High Impact Research in Strategy and Leadership. Dr. Raharso merupakan orang Asia pertama yang memegang jabatan sebagai Kepala Riset Global di Hay Group sejak didirikan pada 1946. Ini adalah hal yang langka karena The Hay Group Global didominasi orang Barat bahkan untuk jabatan lokal seperti general manager di Indonesia. Pencapaiannya di puncak perusahaan konsultan manajemen global yang didirikan pada 1943 ini terhitung singkat. Mantan Dekan BINUS BUSINESS SCHOOL ini bergabung dengan Hay Group pada Oktober 2008 sebagai konsultan senior. Pada Maret 2009 posisi prestisius ini berhasil direngkuh penyandang gelar MBA di bidang corporate finance & management science dari University of Texas at
P
emerkosaan adalah suatu tindak kejahatan yang meresahkan, terutama bagi kaum hawa. Karena itu, diperlukan peran media untuk meningkatkan kewaspadaan masyarakat terhadap tindak kejahatan ini dan menghentikan eksploitasi terhadap korban pemerkosaan.
Topik inilah yang dibahas dalam Workshop Journalist Breaking the Silence “Awareness Raising Through Media” dan “Workshop Breaking the Silence for Rape and Sexual Abuse” di Kampus Joseph Wibowo Center, Senayan, Jakarta Pusat, Minggu (23/10). Workshop ini merupakan hasil kerja sama BINUS INTERNATIONAL menggandeng Lembaga Swadaya Masyarakat Lentera Indonesia. Acara yang berbentuk sharing ini dan dihadiri oleh belasan partisipan dibagi menjadi dua sesi. Sesi pertama menghadirkan pembicara dari Tempo, Mardia Hamim dan aktivis sekaligus jurnalis senior serta kolumni di Jakarta Post, Margaret Rose Agusta. Dalam sesi pertama, Margaret memaparkan sejumlah fakta tentang tingginya pemerkosaan di dunia,
San Antonio, AS, (1993) dan Ph.D pemasaran dari Universitas Indonesia (2007) ini. Menurut Dr. Raharso, jabatan ini diberikan kepada dia karena keberhasilannya membangun pusat riset skala global berdasarkan konsep open research yang terdiri dari tiga pilar, yaitu radical collaboration, integrative thinking, serta multi-context and multi-cultural environment. Konsep ini muncul dari penelitian banyak pusat riset di dunia yang gagal walaupun didukung dana yang besar. Menurut dia, mestinya pusat riset dunia dibangun berdasarkan prinsip open mind dan open heart. Prestasi Andreas adalah membangun dan mengendalikan state-of-the-art riset di berbagai belahan dunia lewat markasnya di Singapura. Sebagai gambaran, pusat risetnya melakukan penelitian pada lima bidang yaitu bisnis keluarga (berpusat di Madrid, Spanyol), merger dan akuisisi (Paris, Prancis), manajemen performa strategis (Frankfurt, Jerman), peran sentra korporat (London, Inggris) dan trasformasi budaya (Boston, AS). Di samping itu, ia memiliki collaborative researchers yang tersebar dari Mumbai
terutama di Indonesia. “Pemerkosaan menjadi suatu permasalahan cukup serius karena membuat korbannya trauma dan mengalami guncangan psikologis yang cukup besar,” ujar Margaret. Selain itu, Margaret juga mengoreksi kata “korban” dan menggantinya dengan kata “penyintas” dalam setiap pemberitaan media tentang pemerkosaan. Hal ini cukuplah beralasan. “Jangan menggunakan kata “korban”, karena kita bisa bertahan hidup hingga kini. Maka, gunakanlah kata “penyintas”, karena kata dasar “sintas” dalam kamus besar Bahasa Indonesia berarti orang yang bisa bertahan hidup dari suatu peristiwa atau trauma,” terang Margaret. Margaret juga memberikan imbauan kepada pers tentang kasus pemerkosaan. ”Berhati-
(India) hingga Sao Paolo (Brasil). Ini bukan hal yang mudah, bukan saja tantangan budaya yang sangat berbeda, tapi juga disiplin ilmu yang beraneka. Andreas Raharso baru-baru ini juga terpilih menjadi Ketua Ikatan Ilmuwan Indonesia Internasional dalam Musyawarah Internasional (MUIN) II I-4. Dalam sambutan pelantikannya, Dr. Raharso mengutarakan Indonesia merupakan negara kepulauan kaya akan sumber daya alam dan juga sumber daya manusia berkualitas yang tersebar di seluruh dunia. Namun potensi-potensi tersebut belum mampu dimanfaatkan secara optimal sebagai nilai tambah. Dr. Raharso berpendapat para ilmuwan Indonesia di seluruh dunia memainkan peranan penting untuk dapat mengoptimalkan potensi-potensi tersebut dengan sinergi dan kerjasama. Power Lecturer Series merupakan acara rutin yang diselenggarakan DRM dengan menghadirkan pembicara dari berbagai
hatilah wartawan, dampak psikologis penyintas sangat dalam. Bukan hanya mewawancarai, menulisnya pun harus berhati-hati agar tidak mengingatkan mereka terhadap trauma itu,” ujarnya. Sementara di sesi kedua, acara ini menghadirkan anggota DPRD DKI Jakarta, Wanda Hamidah, Veronica Salter, dan Kristi Poerwandari. Serupa dengan sesi pertama, pembahasan di sesi kedua masih tentang pemerkosaan, namun dikupas secara lebih mendalam oleh para panelis. Dalam sesi kedua ini, Veronica Salter menjelaskan secara rinci mengenai kasus pemerkosaan, baik motivasi hingga pencegahannya. Kepada public, Veronica juga menyerukan waspada terhadap tindak kriminal ini, karena bisa menimbulkan trauma yang mendalam. (RA)
latar belakang dengan kesamaan kompetensi dan rekam jejak yang kredibel dalam bidang manajemen. Dengan acara PLS ini diharapkan segenap mahasiswa DRM, pimpinan BINUS UNIVERSITY, dan rekan staf pengajar dapat menyerap pengalaman, pengetahuan, insights, dan wisdom dari pembicara yang diundang untuk membuka wawasan, meningkatkan keahlian, dan meluaskan jejaring.(YD)
INAFFF 2011 Tebarkan Ketegangan Indonesia International Fantastic Film Festival (INAFFF) kembali digelar. Festival film yang mewadahi film bergenre horor, misteri, nonfiksi, dan fantasi ini berlangsung 11-27 November 2011. Acara dilaksanakan di Blitzmegaplex Grand Indonesia Jakarta dan Paris van Java, Bandung, Jawa Barat. The Raid menjadi film penutup INAFFF 2011 pada 20 November 2011. Film arahan Gareth Evans dan dibintangi Iko Uwais ini mendapat kesempatan menjadi film pembuka di segmen Midnight Madness, Toronto Film Festival, September 2011 dan mendapat penghargaan People’s Choice Award serta sudah dibeli hak distribusinya di Amerika Serikat oleh Sony Pictures. Sedangkan film blockbuster IMMORTALS ditayangkan sebagai film pembuka. Peresmian acara dilakukan di Blitz Megaplex Grand Indonesia yang dilanjutkan dengan Workshop INAFFF yang digelar pada 19 November di lokasi yang sama. Acara kemudian berlanjut di Blitz Pariz Van Java pada 25 - 27 November. INAFFF merupakan kompetisi film tahunan yang difokuskan untuk film bergenre horor, fantasi, misteri, dan non-fiksi. Sekitar 40 film genre terbaik di seluruh dunia ditayangkan di ajang ini. Film yang diputar juga termasuk enam film terbaik FISFIC (Fantastic Short Film Competition) Vol. 1 yaitu The Reckoning, Rengasdengklok, Effect, Rumah Babi, Meal Time, dan Taksi. Di antara keenam film yang telah diseleksi, akan dipilih satu pemenang yang dianggap paling berkualitas. Pemenang akan mendaur ulang filmnya dan masuk dalam proyek omnibus bersama Joko Anwar, Mo Brothers, dan Gareth Evans yang diproduksi Liflike Pictures pada 2012.(YD)
Cerpen:
ari Jendela Hati Ibuku Oleh : Eka Fitriyani
“
Ibu, pernahkah kau berpikir kalau Tuhan tidak sayang pada kita?” “Kenapa kamu bilang bagitu nak?” “Kalau Tuhan sayang pada kita, tidakkah Ia akan memberi kita tempat yang nyaman untuk berteduh dari panas ataupun hujan seperti saat ini? Tidakkah Ia akan memberi ayah umur panjang untuk menemani ibu, kak Rino, dan aku? Tidakkah Ia akan memudahkan kita dalam mencari uang? Tidakkah Ia akan memberi Reza tas yang bagus untuk sekolah? Tidakkah…. “Sudah cukup sayang, tidakkah kamu sudah meminta terlalu banyak? Sekarang dengarkan ibu, tidakkah kamu sadar bahwa Tuhan begitu sayang kepada kita? Ia yang memberi kita napas, rezeki untuk makan dan bertahan hidup, dan walaupun kecil tempat ini masih bisa melindungi kita dari derasnya hujan dimalam ini, tidakkah kamu berpikir bahwa masih banyak orang diluar sana yang kurang beruntung dibandingkan kita? Nak, kamu harus belajar mensyukuri apa yang Tuhan berikan kepada kita karena dengan itulah hidup ini akan selalu terasa indah. Sekarang kamu pergi tidur, besok kan harus sekolah. “Iya bu, Reza mengerti. Tapi bagaimana dengan tas sekolahku yang rusak?” “Besok kan kamu masuk siang, untuk sementara kamu pakai tas kak Rino dulu ya, ibu belum ada uang untuk membeli yang baru.” “Baiklah Reza tidur dulu ya bu, selamat malam.” Ibu Salmah adalah seorang janda yang memiliki dua orang anak lakilaki, pekerjaannya sehari-hari adalah berjualan nasi uduk dan kue-kue. Dia bekerja keras untuk menghidupi kedua anaknya. Rino duduk dikelas 3SMP dan Reza baru duduk dikelas 5SD, mereka berdua adalah anak yang cerdas dan selalu mendapatkan beasiswa untuk sekolah mereka. “Bu, Rino berangkat dulu ya.” “Iya hati-hati ya nak.” “Jangan sampai pulang telat ya kak, hari ini aku pakai tas kakak.” “Iya dik, kakak tahu, yasudah Assalamualaikum..” “Waalaikumsalam.. Reza sekarang kamu bantu ibu berjualan ya,” kata Bu Salmah kepada Reza seraya Rino berangkat menuju sekolah. Tas sekolah Reza rusak, sehingga dia
harus bergantian dengan tas sekolah kakaknya. Saat tiba waktunya Rino pulang sekolah. “Waduh aku harus cepat-cepat nih, lima belas menit lagi Reza sudah harus berangkat sekolah.” Rino langsung lari menuju rumah, diperjalanan tiba-tiba saja rino tersandung dan jatuh ke parit. Tasnya pun kotor, tersangkut paku dan robek. “Ya Tuhan, bagaimana ini? Tasku robek, bagaimana dengan Reza?” Rino langsung bergegas pulang dengan tidak bersemangat dan merasa bersalah. “Kakak mana ya bu? Reza bisa telat masuk sekolah nih bu.” “Tunggu sebentar ya nak, kakakmu pasti sedang menuju ke rumah.” “Assalamualaikum, Rino pulang.” “Waalaikumsalam, adikmu sudah menunggu didalam cepatlah masuk.” “Kak Rino sudah datang? Cepat kak mana tasnya?” “Dik, maafkan kakak ya,” kata Rino lesu. “Tadi kakak tersandung saat sedang lari ke rumah, kakak jatuh ke parit dan tasnya basah juga kotor, bukan hanya itu tas nya juga robek tersangkut paku.” “Lalu bagaimana Reza bisa sekolah dengan tas seperti ini kak?” “Maaf dik, kakak benar-benar tidak sengaja.” “Reza, tasnya sudah ibu bersihkan, walaupun masih kotor tapi untuk hari ini pakailah dulu.” Reza langsung bergegas pergi dan kecewa karena terpaksa memakai tas yang kotor. “Bu Reza pasti marah sama Rino, aku ceroboh sekali.” “Tenanglah sayang, nanti ibu akan beri dia penjelasan.” Malamnya badan Reza sangat panas, tiba-tiba saja dia demam, dan kali ini lebih parah dari biasanya. Reza memang sudah lama menderita penyakit liver, dan mereka tidak pernah membawanya ke rumah sakit karena kendala biaya. “Bu badan Reza panas sekali, Rino takut bu, bagaimana kalau penyakitnya semakin parah?” “Tenang nak, ayo kita bawa adikmu ke rumah sakit.” Akhirnya Reza dibawa ke rumah sakit malam itu, sesampainya disana dokter berkata bahwa Reza harus
segera mendapatkan donor hati yang pas karena kondisinya sudah sangat memburuk. Ibu Salmah menangis karena tidak tahu apa yang harus dilakukan. Dengan pikiran yang kalut ia pergi malam itu meninggalkan Rino dan Reza dirumah sakit. Entah apa yang ia pikirkan, ia menginjakkan kaki dirumah Tuan Surya. Tuan Surya adalah duda kaya yang terkenal sombong, serakah, dan suka mempermainkan wanita dikampungnya. “Tuan, kedatangan saya kesini untuk..” belum selesai Bu salmah berbicara Tuan Surya langsung memotongnya. “Mau pinjam uang kan?” katanya dengan nada ketus. “Semua orang dikampung ini selalu saja begitu, aku sudah tak heran. Tapi tak semudah itu Salmah,” tambahnya dengan nada semakin ketus dan pandangannya pun semakin liar. “Maksud anda?” jawab Bu Salmah dengan gemetar. “Kau harus menuruti semua keinginanku, maka akan ku pinjamkan uang sebanyak yang kau minta tanpa harus dikembalikan.” “Benarkah? Apa yang harus saya lakukan?”. Setelah itu Tuan Surya pun menggunakan sikap serakahnya. Dengan penuh keterpaksaan Bu Salmah menuruti perintah Tuan Surya untuk melayaninya malam itu dengan imbalan uang untuk biaya operasi Reza. Ia sudah tidak punya pilihan apapun. Keesokan harinya Bu Salmah pulang kerumah dan terus menerus menangis menyesali apa yang telah ia lakukan. Tapi semua ini ia lakukan demi Reza anaknya. Setelah menulis surat untuk kedua anaknya Bu Salmah nekat mengakhiri hidupnya dengan meminum racun serangga. Karena ia pikir ia akan mengecewakan kedua anaknya kalau tahu apa yang telah ia perbuat. Beberapa saat kemudian Rino yang dari semalam berada di rumah sakit memutuskan untuk pulang mencari ibunya. Setelah sampai dirumah, Rino sangat terkejut dengan apa yang ia lihat. Ia menemukan ibunya tergeletak tak bernyawa. “Ibu...Ibu…kenapa ibu melakukan ini? Kenapa ibu tega meninggalkan kami? Ibu…” Sambil terisak-isak Rino membaca surat yang ditulis ibunya.
“Rino… Ibu tahu kamu yang pertama kali akan membuka surat ini. Dan ibu juga tahu seberapa marahnya kamu melihat apa yang ibu lakukan ini. Tapi percayalah nak ini yang terbaik. Ibu yakin kelak kalian berdua akan menjadi anak yang sukses dan membanggakan Ayah dan Ibu disini. Segeralah bawa ibu ke rumah sakit, dan katakan pada dokter, ibu mau mendonorkan hati ibu untuk Reza. Agar sejauh apapun ibu pergi, hati ibu tetap ada untuk menjaga kamu dan Reza. Maafkan Ibu nak, ibu sangat menyayangi kalian.” Salam hangat IBU Beberapa hari kemudian Reza telah sadar dari operasinya. Dan Ibu Salmah pun telah dimakamkan. “Kak Rino..” ucapnya lirih. “Reza, kamu sudah sadar? Syukurlah..” “Ibu mana kak?” Sambil menahan tangis Rino memberi surat dari ibu mereka. Dan seketika tangis mereka berdua pecah. “Ibu juga meninggalkan ini untuk kita dik.” Kata Rino seraya menyodorkan dua tas sekolah baru yang selama ini ia dan Reza inginkan. Mereka kembali menangis dan saling berpelukan. Setelah Reza sembuh, mereka berdua tetap tinggal dirumah mereka semula untuk mengenang orang tua mereka, walaupun paman dan bibi mereka ingin merawat mereka. Mereka bekerja apa saja untuk membiayai sekolah bersama. Rino mengajar les matematika untuk anak-anak kecil disekitar rumah, dan Reza berjualan koran dan terkadang dia juga melakoni pekerjaan sebagai tukang semir sepatu. “Kak Rino, pernahkah kakak berpikir betapa sayangnya Tuhan kepada kita?” “Ya tentu saja, memangnya kenapa dik?” “Tuhan begitu sayang kepada kita kak, karena walaupun ibu sudah meninggal Tuhan tetap menghidupkannya disini, dihatiku dan dihati kakak. Dan tentu saja ayah pun ada dihati ibu.” Kedua kakak adik itu pun tak lagi menangis, tetapi terus melangkah bersama. Nama Sekolah Hp
: Eka Fitriyani : SMK Negeri 13 Jakarta : 08988 237 630
|11
Warta JWC December 2011