Fokus Utama Global Workplace
What’s Happening Innovation Week CFO Adira Berbagi Kiat di Kampus JWC Seminar How To Make A Great Bond with Your Teenagers Appreciation Night INTERNATIONAL Menyabet Juara CIMS 2011
Entertainment Section Jakofest
Kritik & Saran Untuk meningkatkan kualitas Warta JWC kita, silahkan layangkan kritik & saran Anda ke:
[email protected] Terima kasih untuk partisipasi Anda
Vol.11 | X | Januari | 2012
Profil Ruben Kurniawan
Salam Redaksi: Hi BINUSIAN, WARTA JWC hadir kembali. Selamat Tahun Baru 2012 Edisi Januari 2012 telah terbit. Dalam edisi awal tahun, WARTA JWC kembali menghadirkan beragam informasi menarik. Salah satunya adalah perhelatan BINUS INTERNATIONAL
INNOVATION WEEK 2011. Acara yang dibuka oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Mari Elka Pangestu menghadirkan seminar dan workshop inovatif selama sepekan penuh di Kampus JWC.
Kami juga menampilkan liputan kedatangan CFO Adira Finance, I Dewa Made Susila, ke Kampus JWC. Di sana, I Dewa Made Susila berbagi pengalaman dan kesuksesannya selama menukangi Adira Finance.
Selain itu, WARTA JWC juga menyajikan liputan APPRECIATION NIGHT 2011 di Financial Hall, Graha CIMB Niaga, Jalan Sudirman, sebagai event penutup tahun 2011. Acara ini menjadi bentuk apresiasi BINUS BUSINESS SCHOOL dan BINUS INTERNATIONAL kepada para BINUSIAN yang berprestasi selama 2011. Ada pula sajian liputan Parents Seminar yang dihelat d Kampus JWC.
Dalam rubric fokus, kami akan menyajikan artikel tentang meniti karier di industry multinasional. Narasumbernya adalah Student and Alumnae Relation, Ariono Margiono. Sedangkan untuk profil, kami akan mengangkat tentang Ruben Kurniawan, lulusan CFA BBS yang mendapatkan rekor MuRI untuk kategori lulusan CFA, FRM dan CAIA tercepat di Indonesia.
Sedangkan untuk entertainment section, kami akan menyajikan Jakarta Korean Festival di JCC Senayan. Acara ini menyajikan segala sesuatu yang berbau Negeri Ginseng tersebut, mulai dari budaya hingga penampilan boyband yang tengah digandrungi remaja saat ini. Jika ada saran atau kritik, silahkan kirimkan email ke redaksi@binus. edu. Pun demikian dalam rubrik Ms. M. Apabila ingin berkonsultasi, silahkan kirimkan email ke
[email protected].
Ask Ms.M Hola BINUSIANS! How’s 2012 going?
baru di tahun berikutnya. Terkadang banyak hal yang kita inginkan tetapi tidak tewujud, apapun alasannya itu, kita sulit untuk mengelaknya.
pakah sudah ada resolusi yang terwujud di tahun ini? Biasanya menjelang tahun baru, kita akan merenungkan perjalanan kita di tahun sebelumnya dan membuat resolusi
Temptation is higher than punishment. Godaan itu sangat besar untuk tidak mewujudkan apa yang kita inginkan, mengapa? Karena kita tidak ada
A
K! SIKUTAN YU
un 2012? kamu di tah Apa resolusi si@binus. mu ke redak Kirim opini ka yang resolusinya irim atkan edu. 5 peng akan mendap ik ar n e m g palin . i Warta JWC bingkisan dar umkan di an akan dium m u m u g n e P . CE berikutnya edisi EXELEN
Pelindung: Firdaus Alamsjah, Ph.D
Dewan Penasehat: George Wijaya, Stephen Wahyudi Santoso
punishment yang jelas. Kalau kita tidak mewujudkannya, terus apa? Dalam membuat resolusi, kita harus jelas tolak ukurnya apa dan kalau tidak kita jalankan kita juga harus menentukan dampaknya/hukumannya. Dengan begitu kita akan termotivasi untuk mewujudkan resolusi tersebut. Hidup itu memang sebuah pilihan, antara mengikuti kata hati atau menjalani secara logis. Semua tidak ada yang benar dan salah, tergantu persepsi yang ada dikpikiran kita. So, are you ready to achieve this year resolutions? Tips dan trick untuk menyusun sebuah resolusi, coba kalian evaluasi dan introspeksi diri, apa yang achieve dan apa yang tidak. Terkadang kita juga perlu memberikan penghargaan kepada diri sendiri, jika kita berhasil mewujudkan yang kita mau. Misalnya jika resolusi kita
tercapai, saya akan memanjakan diri saya ke salon. Kita juga harus membuat hukuman jika kita tidak mewujudkan resolusi kita. Misalnya, jika saya tidak lulus ujian kelas A, saya tidak boleh belanja sepatu baru. Dengan adanya penghargaan dan hukuman ini, maka kita akan termotivasi lebih untuk mewujudkannya. Ingat, temptation is higher than punishment. So, semakin berat punishment yang kita buat, semakin semangat kita untuk mewujudkan resolusi kita. Good Luck Guys!
Love, peace and Gaul,
Ms. M
Pemimpin Umum: Judi Arto
Editor in Chief: Adilah
Desain Grafis: Irene Desianty
Pemimpin Redaksi: Haris Suhendra
Reporter & Fotografer: Yeni Mardyana R Rendy Adrikni S
Iklan & Distribusi: Fanny
Profil:
Ruben Kurniawan
Lagi, lulusan BINUS BUSINESS SCHOOL mengukir prestasi membanggakan. Dia adalah Ruben Kurniawan, peraih penghargaan dari Museum Rekor Indonesia sebagai insan Indonesia pertama yang lulus semua ujian sertifikasi keuangan internasional (CFA, FRM dan CAIA) tercepat di Indonesia, yakni dalam waktu kurang dari dua tahun.
B
angga. Rasa inilah yang menyelimuti lulusan Purdue University, Indiana, Amerika Serikat, itu. “Rekor ini masuk ke dalam kategori pendidikan. Kurang dari dua tahun merupakan waktu tercepat saat ini untuk seorang lulusan CFA, FRM dan CAIA,” ujar Ruben saat diwawancarai di kantornya di PT NISP Sekuritas, OCBC NISP Tower, Jalan Dr Satrio, Jakarta Pusat, Rabu (14/12).
Uniknya, rekor ini diraih oleh Ruben, yang notabene bukan berasal dari latar belakang pendidikan keuangan. Maklum, saat mengenyam pendidikan strata satu di Purdue University, dia menempuh jurusan Computer Science. Sedangkan kini, pria kelahiran 24
September 1979 ini bekerja sebagai analyst asset management di NISP Sekuritas. Memang, sertifikasi CFA, FRM dan CAIA, menjadi bekal bagi Ruben untuk merintis karier di bidang keuangan. “Saya mengikuti sertifikasi CFA karena ingin berpindah karier di bidang keuangan. Sertfikasi ini menjadi pengetahuan untuk memperlengkapi diri di dunia yang baru saya geluti ini,” kata pria berkacamata ini. Tentunya, ada hambatan-hambatan selama Ruben menempuh pendidikan sertifikasi ini. Terlebih, keuangan merupakan dunia baru bagi Ruben. “Banyak hambatannya. Apalagi,
background saya bukan dari keuangan. Apalagi, saya belum punya pengalaman kerja. Namun, saya langsung menempuh pendidikan itu. Jadilah, CFA merupakan pengalaman pertama saya belajar saham dan obligasi,” tuturnya. Mengapa memilih CFA, FRM dan CAIA? Untuk ini, Ruben memiliki alasan tersendiri. Menurut dia, ketiga sertifikasi tersebut paling relevan. “Saya mendapatkan pengetahuan. Semua yang dipakai di industri jasa keuangan diajarkan di CFA. Saya juga diajarkan kedisplinan dalam belajar dan tips saat menghadapi ujian,” ungkap Ruben. BINUS BUSINESS SCHOOL pun menjadi tempat Ruben mengambil sertifikasi
CFA, FRM dan CAIA. Alasannya, “BINUS menyediakan network yang cukup bagus dari tim pengajarnya. Ya, mereka berasal dari beragam perusahaan keuangan bergengsi di Indonesia. Mereka pun membantu saya ketika mencari pekerjaan dan menyediakan referensi perusahaan yang bagus,” terang Ruben. Untuk kedepannya, Ruben bertekad untuk terus belajar dan belajar. “Hidup ini adalah belajar. Saya memiliki citacita menjadi menjadi seorang fund manager, seperti George Soros dan tokoh-tokoh terkenal lainnya di bidang ini. Dan, CFA menjadi batu loncatan yang sangat bagus bagi saya untuk ke arah sana,” ungkap Ruben.(RA)
Warta JWC Januari 2012
|3
Fokus Utama:
"Kebanyakan dari perusahaan mencari lulusan yang bisa bekerja di dalam tim. Nah, kini kita memiliki kurikulum baru yakni design thinking dan inovasi yang lebih menekankan pada kerja sama serta kolaborasi. Saya yakin strategi ini bisa menjembatani permasalahan itu.Dalam beberapa tahun kedepan, kita bisa menciptakan lulusan sempurna," pungkas Ari
4|
Warta JWC Januari 2012
Sayap
MELEBARKAN DI PERUSAHAAN
MULTINASIONAL G
lobal workplace atau perusahaan global alias multinasional. Siapa yang tidak ingin bekerja di sana? Hampir seluruh mahasiswa yang telah lulus mencoba untuk meniti karier di perusahaan lintas batas itu. Beragam alasannya. Namun, kebanyakan dari mereka menginginkan career opportunity.
Ya, perusahaan global memberikan peluang karier yang cukup besar bagi para karyawannya. Tak sekadar nama besar atau bonafiditas saja, karyawan juga digelontorkan beragam fasilitas menggiurkan, seperti training berkala dan networking yang cukup luas di dunia industri maupun nonindustri. Namun, peluang bekerja di perusahaan multinasional tidak semudah membalikkan telapak tangan. Student and Alumnae Relation Manager BINUS INTERNATIONAL & BINUS BUSINESS SCHOOL, Ariono Margiono, S.Ip, MSC (Econ), MM, mengamini banyaknya tuntutan dari perusahaan multinasional bagi mereka yang ingin bekerja di sana. “Tuntutan perusahaan global pasti tinggi. Mereka menginginkan lulusan dengan kualitas mumpuni, yakni overall skill-nya tinggi, kemampuan bahasa inggrisnya baik dan attitude-nya pun harus bagus serta cocok dengan perusahaan yang bersangkutan,” ujar Ariono saat diwawancarai redaksi di Kampus Joseph Wibowo Center, Jakarta Pusat, Sabtu (10/12). Sebelum beranjak lebih jauh, apakah definisi perusahaan global atau multinasional itu sendiri? Menurut Ari, perusahaan global memiliki karakteristik lintas batas dan tidak hanya beroperasi di satu negara. Ari mengatakan kategori ini tidak cuma untuk perusahaan asing, tapi bisa juga perusahaan Indonesia yang memiliki outreach internasional, seperti Astra International. TANTANGAN BAGI DUNIA PENDIDIKAN Terlepas dari segala kriteria tersebut, hal ini tentunya menjadi tantangan tersendiri bagi dunia pendidikan. Bagaimana institusi pendidikan menciptakan sumber daya manusia dan lulusan berkualitas, tak hanya untuk bekerja di perusahaan global, tapi juga perusahaan lain dan enterpreneur.
Salah satu institusi yang ingin menjawab tantangan ini adalah BINUS INTERNATIONAL (BI) dan BINUS BUSINESS SCHOOL (BBS). Saat ini, BBS dan BI telah mengembangkan banyak program agar bisa mencetak lulusan yang berkualitas. “Tujuannya agar mahasiswa bisa mendapat skill, kemampuan bahasa dan attitude yang klop dengan perusahaan,” ujar Ari. Terbukti, tak sedikit lulusan BI dan BBS yang melebarkan sayap ke perusahaan multinasional. Berdasarkan data dari Student and Alumnae Relation, Lebih dari 30 persen lulusan di setiap angkatan, bekerja di perusahaan global. “Rata-rata dari perusahaan itu merasa puas dengan kualitas dan performanya mahasiswa BINUS,” kata Ari. Hal ini tentunya tak lepas dari peranan institusi dan dosen yang membina lulusan tersebut. Memang, jika ingin melangkah ke industri global, kesiapan tak hanya dari mahasiswa, tapi juga dosen. “Dosen kita umumnya memiliki background industri, sehingga punya network dan skill yang cocok dibutuhkan perusahaan multinasional. Diharapkan, mahasiswa bisa menyerap ilmu dan pengalaman mereka. Ya, karena kita adalah applied school, yang tidak bersifat teoritik, tapi menekankan pada inovasi dan internasionalisasi,” ungkap Ari. MINAT MAHASISWA Jika dilihat dari segi minat, sangat banyak mahasiswa BI dan BBS yang ingin membina karier di perusahaan multinasional. Salah satu alasannya adalah peluang karier yang lebih besar di perusahaan global. Mereka tertarik untuk berkembang bersama dan menjadi bagian dari perusahaan tersebut. Tingginya minat ini bisa dilihat dari membludaknya mahasiswa yang datang saat perusahaan multinasional melakukan campus hiring di kampus BI dan BBS. “Banyak yang datang dan tertarik. Pengenalan ini juga dibantu dengan pelajaran mereka di kelas. Alhasil, mereka bisa mengenal perusahaan itu dari case study yang dilakukan dan text book,” terang Ari.
pula hambatan bagi mahasiswa untuk berangkat ke arah sana. “Kebanyakan dari perusahaan mencari lulusan yang bisa bekerja di dalam tim. Nah, kini kita memiliki kurikulum baru yakni design thinking dan inovasi yang lebih menekankan pada kerja sama serta kolaborasi. Saya yakin strategi ini bisa menjembatani permasalahan itu. Dalam beberapa tahun kedepan, kita bisa menciptakan lulusan sempurna,” pungkas Ari. CAREER REPLACEMENT Secara implisit, tidak dapat dipungkiri peranan instusi pendidikan untuk menjembatani keinginan mahasiswa yang ingin bekerja di perusahaan multinasional. Sebut saja, career replacement. Di BI dan BBS, ada Student and Alumnae Relation yang menempatkan lulusan di sejumlah perusahaan sesuai dengan pekerjaan yang diinginkan. “Salah satu strateginya adalah menerbitkan katalog BINUS INTERNATIONAL WHO’S & WHO berisi profil calon lulusan kita. Katalog ini akan disebar ke perusahaan global. Tujuannya agar perusahaan bisa melihat kualitas lulusan kita dan langsung menggandengnya. Ini salah satu cara untuk menghubungkan potensi mahasiswa untuk bekerja di perusahaan global,” kata Ari. Bukan cuma itu, BI dan BBS juga aktif mengadakan campus hiring. Dalam hal ini, kata Ari, BINUS mengundang perusahaan untuk datang ke kampus. Di sana, perusahaan bisa mendapatkan curriculum vitae langsung dari mahasiswa yang bersangkutan. Dan, perusahaan bisa menjelaskan prioritas yang diinginkannya kepada mahasiswa. Selain itu, pihak Student and Alumnae Relation juga berupaya mengembangkan lingkungan untuk mahasiswa agar bisa meningkatkan kapasitasnya. “Kita akan memberikan training dan konsultasi. Jika ada mahasiswa yang ingin mengembangkan kariernya di bidang tertentu, kita memiliki career consultant,” tukas Ari.(RA)
Apabila tekad sudah tinggi, lalu apa kendalanya? Menurut Ari, terkadang ada
Warta JWC Januari 2012
|5
What’s Happening:
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Membuka
Innovation Week BINUS INTERNATIONAL Innovation Week 2011, Senin (21/11), resmi dibuka. Peresmian ini ditandai dengan pengguntingan pita yang dilakukan oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI Mari Elka Pangestu di Kampus Joseph Wibowo Center, Senayan, Jakarta Pusat.
A
cara peresmian sekaligus gala dinner ini juga disaksikan oleh anggota Komisi Inovasi Nasional dan mantan Menteri Transportasi RI Jusman Syafi’i Djamal. Turut hadir pula, jajaran Board of Management BINA NUSANTARA, faculty member, dan sejumlah pimpinan perusahaan. Dalam sambutannya, Mari mengatakan industri kreatif memerlukan tempat agar tetap mempertahankan eksistensinya. “Baik itu museum, maupun tempat usaha retail untuk menjual produk dari industri kreatif tersebut,” kata Mari. Mari pun mengatakan sumber daya manusia merupakan resource dari ekonomi kreatif. Menurut Mari, membina kualitas dan kuantitas sumber daya manusia ini merupakan suatu tantangan. Lebih jauh lagi, Mari pun mengimbau seluruh pihak untuk terus berinovasi dan berkreasi. “Karena, budaya
6|
Warta JWC Januari 2012
Indonesia kini lebih artistik, dan kita kompetitif di ruang lingkup tersebut,” ujar Mari. Selain Mari, Executive Dean of BINUS INTERNATIONAL & BINUS BUSINESS SCHOOL, Firdaus Alamsjah, Ph.D juga memberikan pidato singkat. Dalam sambutannya, Firdaus menegaskan Indonesia tak cuma memiliki sumber daya manusia dan sumber daya alam, tapi juga sumber daya budaya yang perlu dikembangkan. Seremoni ini ditutup dengan acara makan malam bersama dan nonton bareng pertandingan sepak bola. Sebab, acara itu berbarengan dengan pertandingan final Sea Games 2011 antara Indonesia dan Malaysia yang dimenangkan oleh Tim Negeri Jiran 4-3 melalui adu penalti. BINUS Kampanyekan Inovasi Menghadapi tingginya tuntutan industri, BINUS INTERNATIONAL dan BINUS BUSINESS SCHOOL menyadari pentingnya peran pemikiran inovasi dalam menciptakan “kepemimpinan yang inovatif”. Kuncinya, membentuk pikiran seseorang untuk meningkatkan kemampuan berpikir inovatif. Hal inilah yang melatarbelakangi digelarnya Innovation Week. “Dalam Innovation week, kita melakukan showcase, yang didalamnya ada kompetisi, eksebisi, workshop maupun seminar,” kata Minaldi Loeis, Dean of Programs BINUS INTERNATIONAL dan BBS. Innovation Week, menurut Minaldi, dihelat untuk menunjukkan bahwa BINUS telah berubah dan lebih mengedepankan inovasi. Selain itu,
acara ini juga untuk mengkampanyekan inovasi ke dunia industri. “Kami melihat inovasi itu penting diterapkan terutama di Indonesia,” ungkap Minaldi. Pada Innovation Week perdana tahun ini, BINUS INTERNATIONAL dan BBS menggelar sepekan penuh seminar serta pameran budaya inovasi, pendekatan dan pengalaman terbaik dari perusahaan-perusahaan. Acara ini berlangsung dari 21 hingga 25 November 2011. Serangkaian kegiatan ini mengeksplorasi peta dan arah dari inovasi di Indonesia serta dunia. Beragam pembicara handal datang dari bidang akademis, pemerintahan, dan dunia bisnis. Adapun kegiatan ini terbuka untuk pelajar dan publik. “Ada sejumlah pembicara, termasuk pelaku akademisi dari luar negeri dan dari industri di Indonesia. Salah satunya adalah Prof. Zuhal dari Komite Inovasi Nasional,” ujar Minaldi. Inovasi di Mata Industri Dalam kesempatan ini pula, Executive Dean BBS, Firdaus Alamsjah, PhD menggelontorkan hasil penelitian induktif mengenai inovasi yang dilakukan perusahaan. Penelitian melibatkan responden dari jajaran senior manajemendari sebagian besar industri di Indonesia. Sebagai gambaran kondisi terkini, tingkat kesadaran terhadap pentingnya inovasi meningkat di perusahaan Indonesia. Kebanyakan dari mereka menilai pertumbuhan pendapatan secara keseluruhan merupakan pengukuran utama guna implementasi strategi inovasi yang sukses.
Para Chief Executive Officer dianggap sebagai kekuatan pendorong utama inovasi di perusahaan. Dari sisi kesejahteraan karyawan, sebagian besar perusahaan menyatakan seluruh karyawan mereka diberikan penghargaan serta diakui atas kontribusi terhadap inovasi.“Sebagian besar perusahaan menyatakan bahwa mereka berencana untuk meningkatkan investasi mereka pada inovasi dalam waktu dekat,” ujar Firdaus Alamsjah, Ph.D. “Produk atau jasa baru yang memungkinkan ekspansi ke kelompok pelanggan baru dianggap sebagai jenis inovasi terpenting. Dari penelitian ini, juga diakui sebagian besar perusahaan sudah menerapkan matriks pengukuran dalam rangka memantau upaya inovasi mereka,” sambung Firdaus. Dalam tingkat pelaksanaannya, sebagian besar perusahaan menyatakan bahwa kemampuan inovasi terkuat mereka terletak pada kemampuan mereka untuk menyeimbangkan resiko dan laba dari seluruh portofolio inovasi. Sementaraitu, perusahaan ini menganggap upaya pelestarian budaya yang dapat mendukung perkembangan inovasi merupakan kemampuan terlemah mereka. Waktu pengembangan yang panjang dianggap sebagai kendala terbesar perusahaan dalam menghasilkan laba atas investasi mereka dalam inovasi. Selain itu, sebagian besar perusahaan menyatakan penghalang yang paling membatasi dalam menghasilkan nilai dari inovasi adalah ketersediaan waktu, sumber daya, dan keterbatasan kemampuan sumber daya.(RA)
What’s happening:
CFO Adira
Berbagi Kiat di Kampus JWC S
iapa yang tak kenal PT Adira Dinamika Multi Finance? Setelah melewati tahun tersulitnya, kini PT Adira telah melebarkan sayap menjadi salah satu perusahaan pembiayaan terbesar untuk berbagai merk otomotif di Indonesia berdasarkan pangsa pasar dan jumlah aktiva yang dikelola.
Kesuksesan ini tak lepas dari tangan dingin sang Chief Financial Officer Adira Finance, I Dewa Made Susila. BINUS BUSINESS SCHOOL mengundang Dewa untuk menjadi pembicara dalam acara CFO Forum di Kampus Joseph Wibowo Center, Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (8/11). Tak hanya I Dewa Made Susila, CFO Forum turut mengundang Ferdinand
Sadeli sebagai moderator. Seperti diketahui, Ferdinand merupakan Direktur Barclays Capital Indonesia, sebuah bank investasi global yang berkantor pusat di Inggris. Dalam acara ini, I Dewa Made Susila berbagi pengalaman dan kiatnya sebagai CFO. Menurut dia, ada empat tugas atau peran dari seorang CFO.
“CFO sebagai pelayan yang bertugas menjaga dan melindungi aset perusahaan, CFO sebagai penyelenggara yang membangun model operasi keuangan tepat, CFO sebagai ahli siasat dan CFO sebagai katalisator yang membantu perusahaan mengeksekusi strategi,” ujar Dewa. Memang, ketangguhan I Dewa Made
Susila sebagai CFO tidak terbantahkan. Terbukti, dia menyabet gelar The Best CFO 2011 versi Majalah SWA. Tak hanya berbagi kiat sebagai CFO, Dewa juga membeberkan profil perusahaan yang dibidanginya. Tahun 2006, menurut Dewa, merupakan tahun yang penuh tantangan sebagai akibat dari kondisi ekonomi makro yang kurang menguntungkan. Namun, Adira Finance tak gentar. Mereka mampu melewati tahun sulit dengan hasil yang memuaskan.
dan memperkokoh posisi sebagai perusahaan pembiayaan yang membiayai berbagai merk otomotif. Strategi ini terbukti efektif. Kini, Adiradidukung lebih dari 12.500 karyawan dan 245 jaringan usaha yang tersebar di banyak kota di Indonesia. (RA)
Usai melewati tahun tersulit, Adira melebarkan sayap. Salah satunya melayani konsumen yang hendak mengajukan pembiayaan atas kepemilikan sepeda motor atau mobil
How To Make A Great Bond with Your Teenagers
Seminar
Agar Lebih Peka Terhadap Bakat si Buah Hati Minat seorang anak bisa muncul lantaran pengaruh teman atau hal-hal yang menarik perhatian anak. Sementara bakat adalah faktorfaktor bawaan (potensi dari lahir) yang mempengaruhi cara pikir, cara merasa, dan cara berperilaku seseorang.
D
emikian diungkapkan Education Training & Co. Facilitator Drs. Fidelius Waruwu, M. Sc. Ed. dalam seminar bertajuk How To Make A Great Bond with Your Teenagers yang digelar di Gedung The Joseph Wibowo Center, Jakarta Selatan, Sabtu (14/5). Fidelius mengingatkan orangtua agar lebih peka terhadap talenta atau bakat yang dimiliki buah hatinya. Melalui penjabaran
8|
Warta JWC Januari 2012
tentang 16 tema bakat bawaan yang dimiliki manusia, peserta dapat mengetahui bakat serta potensi yang dimiliki anak sehingga dapat merencanakan masa depan sang buah hati. ”Memberikan pengalamanpengalaman kepada orangtua bagaimana cara berkomunikasi dengan anak. Selain itu juga dengan cara seperti ini orangtua bisa mengetahui bakat anaknya, bagaimana berkomunikasi dengan
mereka. Ini sangat bagus untuk merencanakan masa depan anak,” urainya. Selain Fidelius, hadir pula sebagai pembicara Psikolog Anak Dr. Lucia R.M. Royanto, M. Si, M. Sp. Ed. Ia membahas mengenai Family Communication, bagaimana komunikasi dapat menciptakan hubungan yang baik antara orangtua dan anak.(YD)
What’s happening:
Appreciation Night 2011,
Wujud Apresiasi BBS Setiap insan perlu mendapatkan penghargaan atas prestasi yang telah diraihnya. Nah, pengakuan atas prestasi merupakan salah satu kebutuhan dasar. Hal tersebut merupakan bagian dari teori hierarki kebutuhan yang dicetuskan oleh Abraham Harold Maslow.
A
tas dasar itu pula, BINUS BUSINESS SCHOOL dan BINUS INTERNATIONAL menggelar acara Appreciation Night 2011 di Financial Hall, Graha CIMB Niaga, Jalan Sudirman, Jakarta Pusat, Rabu (30/11). Acara bertajuk “Shaping, Innovative, and Leadership” menjadi malam apresiasi yang diperuntukan bagi mahasiswa dan alumni yang berprestasi serta industri rekanan BBS. Malam apresiasi ini dihadiri oleh Board of Management BINA NUSANTARA, Faculty Member BBS dan BI, mahasiswa, alumni dan sejumlah perwakilan
dari industri rekanan BINUS. Acara ini juga diwarnai dengan pemberian penghargaan dari Museum Rekor Indonesia (MuRI) kepada BBS untuk kategori local case study terbanyak. Plakat diberikan oleh Direktur MuRI, Sutikno Susilo, kepada perwakilan dari BoM BINUS, Michael Hadipoespito dan Stephen Wahyudi Santoso. Selain pemberian plakat secara simbolis, dilakukan penekanan bel oleh ketiga orang tersebut. Sirine berbunyi, rekor MuRI pun resmi menjadi milik BBS. Acara yang dibuka dengan sambutan dari Executive Dean, Firdaus Alamsjah,
Ph.D, dan Project Leader, Anita Michiko Tamala, memberikan penghargaan kepada peneliti, dosen, alumni dan mahasiswa. Kriterianya antara lain Key Performance Indicator tertinggi, kontribusi kepada BBS untuk dosen dan aktif mengikuti kompetisi internasional untuk mahasiswa. Selain penghargaan ini, Appreciation Night 2011, yang dimeriahkan oleh penampilan band dan paduan suara ini, juga memberikan BINUS INTERNATIONAL Innovation Award. Penghargaan yang disponsori oleh Systec ini diperuntukkan
bagi mahasiswa BI dan BBS yang memenangkan kompetisi internal untuk mengembangkan prototype atau purwarupa bisnis inovatif. Pemenangnya adalah enam mahasiswa School of Marketing yang mengusung business plan Urban Containers, konsep rumah tinggal menggunakan kontainer sebagai bahan dasarnya. Atas kemenangan itu, mereka memperoleh hadiah uang Rp30 juta, trofi sekaligus kesempatan untuk mendapatkan pendampingan dalam mengembangkan bisnisnya.(RA)
BINUS INTERNATIONAL
Menyabet Juara CIMS 2011 E
nam mahasiswa BINUS INTERNATIONAL School of Marketing menjuarai 8th Chartered Institute of Marketing Singapore (CIMS) International Marketing Competition 2011 di Ngee Ann Polytechnic, Singapura, Sabtu silam. Kemenangan diraih berkat kepiawaian mereka mengemukakan business plan tentang Urban Containers, sebuah komplek perumahan yang laik bagi warga pesisir pantai. Konsep yang ditawarkan keenam mahasiswa itu, yakni Divya Rajendar Naraindas, Caroline Herlina, Christian Leonardo Harlianto, Astrio Feligent Tjong, Jaran Wali, dan Giraldi Perdana Jusuf Natakoesoemah, mengandaskan laju sejumlah peserta dari negara lain. Antara lain, tuan rumah Singapura, Malaysia, Vietnam, Filipina, China dan lain-lain. Bukan cuma definisi dari Urban Containers itu sendiri, para mahasiswa itu juga dengan matang meramu
konsep dari pembuatan perumahan kontainer, strategi bisnis, strategi promosi, project time frame hingga partnership atau rekan bisnis yang akan mereka gandeng untuk mewujudkan konsep ini. Mereka pun berharap konsep ini kedepannya bisa diimplementasikan. Dalam kompetisi yang dihelat 21-22 Oktober 2011 ini, keenam mahasiswa itu menyabet juara pertama untuk kategori International Group dan Overall Champions. Kemenangan ini diraih bukan tanpa alasan. Mereka memenuhi kriteria yang ditetapkan sebagai syarat menjadi pemenang, yakni marketing strategy, environment analysis, financial viability dan oral presentation. Menurut Jaran, timnya menang lantaran konsep yang ditawarkan, menitikberatkan problem solving dan mengangkat problematika sosial. “Sementara, peserta lain mengangkat tema consumer goods dan service,
seperti rumah makan dan fashion. Menurut saya, hal itu yang membuat kita menang,” terang Jaran saat ditemui di Kampus Joseph Wibowo Center, Jakarta Pusat, Senin (31/10). Atas nama BINUS, Head of School Management, Dr. Pantri Heriyati, SE, M.Comm mengaku bangga dengan prestasi yang ditorehkan keenam mahasiswa itu. “Di saat peserta lain berbicara tentang consumer good dan service, kalian mengangkat tema sosial dan memberikan sebuah solusi untuk kemiskinan di Indonesia,” tutur Pantri kepada pemenang CIMS 2011. Seperti tagline di atas, Urban Containers merupakan sebuah konsep dengan membentuk suatru komplek perumahan yang laik bagi warga pesisir pantai. Bukan dari kayu maupun batu bata, rumah tersebut justru dibuat dari kontainer. Dalam hal ini, kontainer ditata sedemikian rupa seperti rumah tinggal, hingga menjadi hunian yang laik bagi warga pesisir pantai.(RA)
Warta JWC Januari 2012
|9
Entertainment Section:
Penggemar K-Pop Memadati JAKOFEST Remaja putra dan putri penggemar Korean Pop atau K-Pop memadati main lobby Jakarta Convention Center, Senayan, Jakarta Pusat, sejak 1 hingga 3 Desember 2011. Maklum, di arena itu, diadakan JAKARTA KOREAN FESTIVAL (JAKOFEST). Untuk event ini, main lobby JCC pun disulap menjadi arena yang sarat nuansa negeri Gingseng itu.
M
emang, acara ini digelar untuk memuaskan dahaga para penggemar musik K-Pop. Adapun festival yang memadukan budaya Indonesia dan Korea itu dibuka pukul 14.00 WIB. Pembukaan acara ditandai dengan seremoni pengguntingan pita dan sambutan oleh CEO Nagaswara, Rahayu Kertawiguna dan perwakilan dari Kedutaan Besar Korea, Mr. Kim Hyun Ki. JAKOFEST ini merupakan kali pertama digelar di Indonesia. Acara ini diramaikan booth yang berisi berbagai macam cinderamata khas
10|
Warta JWC Januari 2012
Negeri Gingseng, dan menawarkan pula berfoto dengan Hanbok, yakni pakaian tradisional Korea. Tak cuma itu, JAKOFEST juga diwarnai beragam kompetisi. Sebut saja, National Singing Contest dan KPop Style Contest. Yang ditunggu-tunggu, tak lain dan tak bukan adalah penampilan dari artisartis bergenre K-Pop yang bernaung di bawah label Nagaswara. Antara lain, HiTZ, S9B, Mr. Bee, Fame, 6 Starz, Dragon Boyz, dan Be5t. Performance artis yang berdandan ala boyband dan girlband Korea itu sukses menuai histeria para penggemar K-Pop. Mereka
bernyanyi dan menari bersama. Datang ke JAKOFEST, Anda hanya cukup merogoh kocek Rp30 ribu untuk satu hari dan Rp100.000 termasuk CD girlband and boyband untuk tiga hari. Selain melihat penampilan girlband dan boyband, penggemar K-Pop juga mendapat kesempatan untuk meet and greet dengan musisi dari Nagaswara tersebut. Ketua Panitia JAKOFEST Nia Dorothy mengatakan acara ini digelar mengingat demam Korea yang tengah mewabah di Asia, terutama
di Indonesia. “Musik-musik Korea yang enerjik dan dinamis tak pelak melahirkan konsep JAKOFEST,” ujar Nia Dorothy dalam konferensi pers di Kantor Nagaswara, Menteng, Jakarta Pusat, beberapa waktu silam. Sementara, Rahayu Kertawiguna melihat demam Korea yang mewabah ini, menjadi peluang bagi musisi Tanah Air untuk merambah popularitas di Negeri Gingseng. “Tujuan kita ingin go international ke Korea. Siapa tahu teman-teman musisi bisa terkenal di Korea,” tandas bos Nagaswara itu dalam konferensi pers yang sama.(RA)
Warta JWC Januari 2012
|11