EDISI 15 | JANUARI - MARET 2016
Fokus : Sirkuit Moto GP di Madura? | Lima Tahun Yang Tidak Diam
Penguatan Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan unsur vital dalam mengejar kemajuan. Sejak 2011, tak kurang dari 3900 SDM Madura diberikan pelatihan berbasis kompetensi. Pada 2015 silam, BPWS memberikan pelatihan kepada ratusan SDM Madura diberikan pelatihan berbasis kompetensi di berbagai bidang.
Bidang teknologi Asap cair
Foto : Faisal
Bidang Tanaman obat
Bidang Industri makanan Bidang ekonomi kreatif
EDISI 15
16
RET 20
ARI - MA
| JANU
Fokus Pada 2016 ini, ada perubahan mendasar dalam plat form kinerja BPWS, yakni dikembalikannya kewenangan pengelolaan Kawasan Kaki Jembatan Sisi Surabaya (KKJSS) ke Pemkot Surabaya. Ini merupakan kebijakan pemerintah pusat yang tetap harus didukung. Bukan sebuah kehilangan dalam kacamata kinerja. Ini tentu dipahami sebagai sebuah langkah positif. Kenapa? Tentu keterkaitannya dengan Madura. BPWS pada posisi ini akan lebih fokus untuk menggarap Madura sebagaimana amanah yang diemban. Ya, fokus. Diksi ini merujuk pada terpusatnya konsentrasi pada satu titik, yakni Madura. Sebuah langkah besar juga sudah diletakkan di penghujung 2015, yakni berhasilnya pembebasan lahan yang sebelumnya tersendat lama. Ya, 2016 ini adalah saatnya kita berlari lebih kencang, lebih fokus dan lebih bersinergi demi cita-cita adiluhung kemajuan Madura. Bersama-sama beriringan, berbuat untuk Madura. Mustahil kemajuan diraih jika semua bergerak pada ego sektoral. Mustahil kesejahteraan rakyat tercipta tatkala tidak bergerak pada arah yang sama. Titik tolak yang sama, menuju pada fokus yang sama, kelak semuanya bisa terwujud. Madura Maju.
Ir Pandit Indrawan M Si
Fokus : Madura? oto GP di Sirkuit M
dak Diam
n Yang Ti
Tahu | Lima
Edisi 15 JANUARI - MARET 2016 Desain by Arif Rahman Logo BPWS Arif Rahman
Arif Rahman
16
6
Setia di Gerakan Budaya
Fokus di Madura 10
Lima Tahun Yang Tidak Diam Sirkuit Moto GP di Madura? Tingkatkan Daya Saing, BPWS Terus Latih SDM Madura
Bukit Geger, Eksotisme Singgasana Potre Koneng
teras 10
22
Bangkitkan Ramuan Madura Lahan Dibebaskan, Masyarakat Jadi Miliarder jakarta corner Keterbukaan Informasi BPWS Peringkat Enam Nasional
Suramadu JANUARI - MARET 2016
24
Melirik Potensi Eco Wisata Mangrove Madura Kado Presiden Untuk Madura Motor Gratis, Mobil Turun 50 Persen
opini Wajah Perempuan Madura
Pemimpin Pemaaf Malu Mandela pada Syaikh Madura Kelor Si Mungil Ajaib oase Lambhorgini Madura kolom Spirit Keprajuritan dari Tari Gambhuh Pamungkas 42 Pameran Konstruksi Indonesia Memoles Potensi Madura 42
BPWS Harus Tetap Ada
ekstra 43
Hard Worker vs Super Mom Siasat Macet
geliat usaha 46 Mata Lensa Memacu Tradisi
Klampok Camplong Si Manis Dari Madura Kemoceng Kiai Hasani
Suramadu JANUARI - MARET 2016
Setia di Gerakan Budaya
Foto : dok pribadi Syaf Anton
Perawakannya gempal, suara berat berwibawa, rambut sebahu, separuh beruban dengan tatapan dingin. Namun, tatkala bicara tentang budaya Madura, iramanya meliuk liuk semangat, selaksa kehangatan. Seolah kita diajak menjelajah selasar tak berujung, enggan beranjak. Dialah Syaf Anton WR, budayawan Madura yang setia pada gerakan budaya. Seperti apa pemikirannya tentang gerakan budaya, berikut petikan wawancaranya dengan Majalah Suramadu. Oleh: Faisal Yasir Arifin
Bagaimana Anda memaknai budaya Madura? Entitas pesantren dan budaya, tak bisa dilepaskan tatkala kita bicara tentang Madura. Konstruksi kultural yang unik dan menarik. Dan budaya adalah esensi elementer manusia. Anda dikenal sebagai penggerak seni sastra pesantren. Apa yang ingin Anda capai? (Seteko kopi panas disuguhkan, aromanya melengkapi gerimis sore itu di rumahnya, di tengah Kabupaten Sumenep) Begini, seni budaya itu berdiri di garis tanpa batas. Ia menjadi identitas. Nah, karakteristik etnik Madura dalam konstelasi kebudayaan nasional, memiliki spesifikasi yang barangkali “jarang” dimiliki kebudayaan daerah lainnya. Fenomena ini dapat
Suramadu JANUARI - MARET 2016
dibuktikan dari penyebaran Etnis Madura di berbagai pelosok Indonesia masih tetap mempertah ankan nuansa kemaduraannya Meski sebenarnya berhadapan dengan berbagai budaya dimana mereka hidup. Warna keetnisan inilah yang memungkinkan Madura menjadi simbol dan memiliki berbagai konotasi dengan berbagai penilaiannya. Di tengah globalisasi dan era informasi, seberapa hebat tantangan eksistensi kultural ini? (Rokok yang terselip disela jarinya, ia hisap dalamdalam, lalu…) Begini, budaya Madura merupakan unsur kebudayaan masyarakat Madura yang hidup dan berkembang selaras dengan perubahan-perubahan masyarakatnya. Berbagai ragam kesenian yang tumbuh di masyarakat merupakan kesepakatan yang tidak dapat ditolak untuk menjadi perangkat budaya masyarakat setempat. Era globalisasi ditandai dengan perkembangan teknologi komunikasi yang
sangat pesat. Introdusir budaya lain pun tak bisa ditolak. Budaya ngepop,budaya korea dan lain sebagainya adalah konsekwensi. Menyalahkan televise? Itu bukan jawaban. Pada prosesnya, kita jadi tidak tahu lagi, apakah kita orang Madura, orang Jawa, orang Jepang atau dari suku benua lainnya; apabila berada di atas dataran budaya globalisasi. Dalam posisi seperti ini barangkali (etnis Madura) tidak dapat berbuat lain, kecuali melakukan “perlawanan” secara moral dengan tetap mempertahankan dan menjunjung nilai-nilai yang menjadi “kekuatan” bagi keutuhan masyarakat Madura. Bicara Madura, stigma negatif masih tertancap. Bagaiamana menurut Anda? Banyak pihak, khususnya masyarakat luar Madura kurang banyak mengenal dan kurang memahami tentang apa dan bagaimana Madura. Pemahaman Madura cuma dilihat dari satu sisi seperti carok (baca tulisan Syaf Anton di www.lontarmadura.com) kekerasan, orang pasar, dan hal-hal yang buruk lainnya, sehingga popularitas Madura terkesan minor. Sementara sisi lain, yang justru lebih dominan memberi nilai agung terhadap
realitas kehidupan masyarakat Madura atau luar Madura, kaya akan kearifan lokalnya, keagungan sejarahnya, kehidupan sastranya (sastra lama – bentuk sastra lisanmaupun yang berkembang), serta perangkat budaya lainnya, kurang banyak diperhatikan. Ini yang bikin saya menjadi kecewa bila Madura hanya dilihat sebelah mata. Dari disitulah saya berfikir bahwa budaya Madura harus dikedepankan di mata publik. Harus ada gerakan budaya dari semua lini. Sekolah, pesantren, buruh, media massa, penerbitan dan lain sebagainya. Anda dikenal getol mengenalkan seni di pesantren-pesantren di Madura, bagaimana
responnya? Sangat bagus. Bahkan saya sampai disebut sebagai penjaja sastra di pesantren. Itu saya mulai sejak lama di tahun 1992 dengan Forum Bias, forum kajian setiap Juma't di rumah saya. Jadi semacam sentra pemikiran waktu itu. Banyak pementasan dan isu isu seksi di dalamnya. Bahkan, kami juga datangkan tokoh-tokoh sastra dan seni macam WS Rendra, Taufik Ismail, Acep Zamza Noer, Agus R Sarjono, Tan Leoe Ie, Suminto A Suyuti dan lainnya. Terakhir, bagaimana Anda memaknai tentang gerakan budaya dan proses evokasi? Kerja kesenian bukan hanya tanggung jawab seniman, seluruh elemen
Nama Lahir Istri Karya Lilik Anak
masyarakat mempunyai tanggung jawab yang sama dalam membina, mengembangkan dan melestarikan kesenian. Kesenian harus diperjuangkan dan dimasyarakatkan. Dalam kesenian tidak ada dikotomi, apalagi dikooptasi. Seniman harus berada digarda depan pembangunan. Melalui saluran aspirasi, seniman harus lekat dengan legislatif, birokrasi, apalagi masyarakat. Karena dengan karya saja tidak cukup menghasilkan kerja maksimal. Untuk itu kesenian harus memberi makna terhadap kebutuhan masyarakat. Seniman harus bergerak menuntut keadilan, keselarasan dan menentang kekerasan. Kesenian dan seniman tidak boleh termarginalkan. (*)
: Syaf Anton Wr : Sumenep, 13 Juni 1956 : Lilik Rosida Irmawati Kepala SDN & penulis lepas. : - “Berkenalanan dengan Kesenian Tradisional Madura” (1994) - “Gai' Bintang, serial kidung anak; kumpulan kearifan lokal Madura bentuk sastra lisan (permainan ana) : Rizka Ana Bhirawa, Ilham Yogya Pramunsyi, dan Dzulfie Zamzami
Proses Kreatif - Mendirikan Bengkel Seni Primadona 1981 - Mendirikan Sanggar Seni Kembara 1984 - Mendirikan Sanggar Sastra Mayang 1985 - Mendirikan dan Ketua Forum Bias (Forum kajian sastra dan budaya) 1997 - koordinator Jaringan Seniman Sumenep (JSS) (1999), - Ketua Umum Dewan Kesenian Sumenep, 2001. - Mengelola media online : www.lontarmadura.com, www.okaramadura.com Penerbitan Buku - Kumpulan puisi tunggal Cermin (1990) - Bingkai (1993) - Langit Suasa Langit Pujangga (2015)
Antologi bersama : Puisi Penyair Madura (Sanggar Tirta, 1992), Festival Puisi Jatim (Genta, 1992), Pameran Seni Rupa Keterbukaan (KSRB, 1994), Tanah Kelahiran (Forum Bias, 1994), Nuansa Diam (Nuansa, 1995), Sajak-sajak Setengah Abad Indonesia (TBS, 1995), Kebangkitan Nasional II (Batu Kreatif, 1995), Tabur Bunga Penyair Indonesia I (BSB, 1995), Bangkit III, (Batu Kreatif, 1996), Tabur Bunga Penyair Indonesia II, (BSB, 1996), Api Pekarangan (Forum Bias, 1996), Negeri Impian (Forum Bias, 1996), Negeri Bayang-Bayang (FSS, 1996), Langit Qosidah (FKBI Annas, 1996), Antologi Puisi Indonesia (KSI, 1997), Luka Waktu (TB Jatim, 1998), Memo Putih, (DKJT, 2000), dan sejumlah antologi lainnya yang tidak terdokumentasi.
Suramadu JANUARI - MARET 2016
Bayangkan ketika Anda melewati gerbang masuk Madura melalui Suramadu, mata kita dimanjakan pemandangan indah. Komplek rest area yang rapi dan bersih, water boom, Islamic Centre nan megah, lanskap taman dan lain sebagainya. Itu semua bukan mimpi jika kita mau bersinergi dan bergerak bersama mengejar ketertinggalan. Oleh : Faisal Yasir Arifin
H
asil pertemuan Gubernur Jawa Timur Soekarwo, Walikota Surabaya Tri Rismaharini dan Sekretaris Kabinet Kerja Republik Indonesia, Pramono Anung menghasilkan keputusan bahwa Kawasan Kaki Jembatan Sisi Surabaya (KKJSS) yang sebelumnya dikelola BPWS, akan dikembalikan ke Pemkot Surabaya. Keputusan sudah dibuat, amanat sudah diembankan. Bahwa pada 2016, BPWS fokus untuk Madura. Sebuah kesempatan besar bagi Madura untuk berlari lebih kencang. Praktis, keputusan ini mengubah domain tugas BPWS yang diamanatkan dalam Perpres 27 tahun 2008 yang diubah dengan Perpres nomor 23 tahun 2009 tentang BPWS mengamanatkan BPWS
8
Suramadu JANUARI - MARET 2016
bertanggungjawab pada fasilitasi, stimulasi dan pengembangan di KKJSS, Kawasan Kaki Jembatan Sisi Madura (KKJSM) dan Kawasan Khusus Madura (KKM). Sehingga, mulai 2016, BPWs lebih berfokus untuk menggarap Madura. “Saat ini pembahasan perubahan konten Prepres masih dibahas,” ujar Plt Kepala BP BPWS, Drs Herman Hidayat SH MM. Kita tinggalkan pembahasan soal Perpres, kita fokus pada rencana pada 2016 ke depan. Yang pasti, program pembangunan yang diemban BPWS bekerjasama dengan Pemkab di Madura bisa dikatakan tidak ada lagi hambatan serius. Ini setelah sinergi positif,
khususnya dengan Bangkalan, bisa terbangun dengan harmonis. Apalagi ditandai dengan keberhasilan BPWS membebaskan lahan untuk pembangunan rest area di KKJSM yang sebelumnya terhambat bertahun-tahun. “Sinergi positif ini diharapkan memberi dampak positif bagi Madura, khususnya di bottle neck Bangkalan yang sudah ditunggu-tunggu sejak lama. Keseriusan BPWS dan pemkab jelas dibutuhkan secara penuh,” ujar Rektor Universitas Trunojoyo Madura yang memfasilitasi MoU BPWSPemkab Bangkalan, Dr. H. Muh. Syarif, M. Si. Gayung bersambut. BPWS memastikan pada 2016 ini, perencanaan pembangunan yang akan dijalankan di Bangkalan , akan dikebut.
Dimulai dengan pembebasan lahan untuk rest area, peningkatan mutu jalan kolektor primer antara akses Suramadu dengan arteri Kamal sepanjang 9 km, pembuatan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Bangkalan, dan fasilitasi serta stimulasi dari pemerintah pusat untuk Bangkalan. “Itu semua membutuhkan kerjasama dan sinergi dengan seluruh stakeholder di Bangkalan. Baik dari Pemkab maupun unsur ulama dan masyarakat. Kami harap, sinergi positif ini berjalan dengan baik, sehingga kita semua bisa berlari cepat untuk semakin maju,” ujar herman Hidayat. Setelah pada penghujung 2015 berhasil membebaskan 20,5 hektar dari total
kebutuhan 40 hektar lahan rest area, rencananya pada 2016 ini akan dibebaskan sisanya sekitar 19,5 hektar. Di lahan ini nanti akan dibangun tempat parkir, galeri UMKM, rest area, dan lain sebagainya. “Sehingga, ketika orang masuk Madura, mereka akan mendapat pemandangan yang estetis. Inilah wajah Madura,” ujar Plt Deputi Pengendalian Ir Hadi Roseno M Sc. Rest area itu sendiri nantinya menjadi bagian dari pembangunan Islamic Centre dan komplek Central Bussines Distric (CBD) Bangkalan. Diharapkan, dengan terurainya pembangunan di bottle neck KKJSM di Bangkalan ini, perekonomian warga bisa terangkat. Sebab, selain pembangunan infrastruktur, BPWS juga melakukan
pemberdayaan SDM agar masyarakat bisa tetap menjadi tuan di negerinya sendiri tatkala roda kemajuan bergulir. Dan kelak, kemajuan tersebut harus tetap menjaga kaidah kultur relijiusitas Madura dan tidak melemahkan eksistensi masyarakat Madura. “Selain itu, saat ini sejumlah investor sudah mulai melirik Bangkalan. Bahkan, investor dari China tertarik untuk berinvestasi di Madura Utara. Ini nanti tentu akan disinergikan dengan keinginan Pemkab. BPWS hanya memfasilitasi. BPWS tidak dalam posisi mereduksi kewenangan daerah. Kami hanya membantu,” tegas Plt Kepala BPWS, Herman Hidayat. (*)
Suramadu JANUARI - MARET 2016
9
Lima Tahun Yang Tidak Diam Meski dibentuk sejak tahun 2008, namun sebenarnya BPWS ada secara organisatoris baru pada 2011. Pada tahun itulah titik tolak kinerja ditancapkan. Banyak yang nyinyir dan menganggap BPWS hanya diam. Padahal, lima tahun ini BPWS terus bekerja tanpa sorotan Media Oleh : Faisal Yasir Arifin
J
ejak kinerja BPWS terlihat jelas di empat kabupaten di Madura. Baik Bangkalan, Sampang, Pamekasan maupun Sumenep. Sejumlah proyek fasilitasi dan stimulasi infrastruktur, penguatan SDM terlihat jelas di Madura. “Kami selama ini terus kerja, kerja, kerja. Meskipun terus dikritik bertubi-tubi, ya tidak masalah. Lillahitaála saja. Kami jadikan cambuk,” ujar Plt Kepala BP BPWS, Herman Hidayat SH MM.
Apa yang dikatakan Herman Hidayat bukan isapan jempol belaka. Faktanya bisa dilihat di lapangan. Di Bangkalan, BPWS membangun Penerangan Jalan Umum (PJU) dari Suramadu hingga Tangkel, peningkatan jalan umum. Pelatihan SDM dari berbagai pesantren, fasilitasi pembangunan asrama santri di tiga pesantren besar. Konservasi mangrove untuk penguatan ekonomi masyarakat, pelatihan ekonomi kreatif berbasis
kompetensi, akses jalan, peningkatan mutu jalan dan lain sebagainya. Pada 2016, akan membangun rest area, Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM), peningkatan kualitas jalan penghubung kolektor primer antara akses Suramadu – Kamal melalui Unijoyo, pelatihan SDM dan lain sebagainya. Di Sampang, stimulasi jalan Torjun – Pangarengan bersama Balai Besar Jalan Nasional V sepanjang 20 km, peningkatan SDM, konservasi mangrove, pembangunan
PJU Suramadu - Tangkel
Instalasi tendon air untuk pipa bawah laut
Instalasi air minum Giliya n
g
Foto : Faisal
SPAM Sumenep
10
Suramadu JANUARI - MARET 2016
SPAM, PJU dan lain sebagainya. Di Pamekasan, pembangunan SPAM, pembangunan jalan lingkar barat dan lingkar timur sepanjang 10 km dan 11,7 km, pelatihan SDM, konservasi mangrove, pelatihan wisata dan lain sebagainya. Di Sumenep, BPWS menstimulasi pembangunan PJU dan jalan lingkar barat dan lingkar timur, pelatihan SDM, pembangunan pavingisasi di Giliyang sepanjang 10 km. Kemudian pembangunan SPAM,
pembangunan solar cell di Giliyang, fasilitasi guess house rumah khas Madura Tanean Lanjeng di Giliyang, pembangunan jalur pipa laut dari Dungkek ke Giliyang sebesar Rp 35 miliar, pembangunan reservoir dan banyak lagi. Sementara untuk seluruh Madura, BPWS memfasilitasi turunnya dana direktif presiden di era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sebesar hampir Rp 1 triliun. Pembangunan MCK di 59 titik di pesantren yang tersebar di
Madura dengan total jumlah kamar MCK mencapai 300 buah, promosi wisata dan lain sebagainya. Selain itu juga pembangunan SPAM untuk mengatasi kekeringan bagi sekitar 25000 KK (Kepala keluarga). “Alhamdulillah, kami tetap terus bekerja meski dianggap diam. Semuanya kami awali dengan bismillah. Tudingan macam-macam itu, kami anggap sebagai pelecut,” tegas purnawirawan jenderal bintang dua asli Sumenep ini. (*)
Tanean Lanjeng Giliyang
Peresmian SPAM Pamekasan
Jalan lintas tengah
Madura
Suramadu
Energi Solar cell
adura
Penguatan SDM M
JANUARI - MARET 2016
11
Sirkuit Moto GP di Madura?
H
eboh perhelatan balap motor paling bergengsi di dunia, Moto GP sedang hangat – hangatnya di Indonesia. Ini terkait rencana Indonesia mau menjadi tuan rumah Moto GP 2017 yang rencananya akan digelar di Sentul. Sayangnya, berbagai kendala terkait sharing antara swasta dan negara menjadi ganjalan. Lalu muncul opsi jika Moto GP ini akan digelar di Sumatera, namun juga masih belum pasti. Diantara rencana itu, seorang sumber terpercaya di Kementerian Pemuda Dan
12
Suramadu JANUARI - MARET 2016
Olahraga (Kemenpora) mencuatkan isu bahwa Madura layak untuk dijadikan opsi. “Lanskap Madura Utara yang langsung ke laut, dengan dataran landai dan indah hampir mirip dengan sirkuit Philips Island Australia. Madura bisa jadi opsi yang layak dipertimbangkan,”ujarnya. Saat informasi ini dikonfirmasikan kepada Menpora Imam Nahrawi, manteri Asal Madura ini tidak membantah tentang isu tersebut. Secara diplomatis, ia menjawab bahwa opsi-opsi tersebut sangat mungkin.
“Perhelatan ini akan mengharumkan Indonesia dan sudah barang tentu memberikan dampak sangat positif bagi perekonomian, baik di sektor wisata maupun multiplier effect lainnya,” tegasnya. Ditanya tentang karakter kultur Madura yang bisa jadi tergerus karena penonton Moto GP dari berbagai negara dengan kultur beragam dan dikenal dengan seremonial yang menghadirkan cewek seksi, Imam mengatakan, seandainya memang di Madura, tentu harus tunduk dengan kultur Madura.
Foto : ist
“Seperti di Qatar, tidak diperbolehkan seremonial dengan sampanye (minuman keras) dan umbrella girl yang seksi. Harus Sopan. Saya sendiri asli Madura dan santri, tentu tidak ingin seperti itu. Namun wacana-wacana dari berbagai daerah yang layak ini masih dibahas,”ujarnya. Sementara itu, Ketua Fraksi PKB DPRD Jatim yang juga Sekretaris Bassra (Badan Silaturahmi Ulama Pesantren Madura) Badrut Tamam mengaku merespon positif wacana itu jika direalisasikan.
positifnya secara ekonomi luar biasa. Namun ya itu, dengan catatan tetap harus terjaga kultur Madurawinya,”tandasnya. Memang, jika wacana sirkuit Moto GP di Madura terealisasi, tentu suatu keuntungan besar bagi Madura dan Indonesia. Bisa dibayangkan, seorang Valentino Rossi sang kampium 9 gelar grand prix Moto GP ke Madura, usai menggeber YZRM1 langsung menggeber karapan sapi. Hehehe(*)
“Memang butuh anggaran besar, namun dampak
Suramadu JANUARI - MARET 2016
13
Tingkatkan Daya Saing,
BPWS Terus Latih SDM Madura Ratusan pemuda-pemudi potensial itu penuh semangat ketika mengepalkan tangan ke atas ketika seremonial pelaksanaan pelatihan skill SDM di Balai Latihan Kerja (BLK) Ponorogo akhir 2015 silam. Di pundaknya, berasa tanggung jawab untuk menjadi yang terbaik demi Madura lebih baik. Oleh : Faisal Yasir Arifin
S
ejak tahun 2011, BPWS terus melakukan pelatihan-pelatihan penguatan SDM Madura berbasis kompetensi. Tak kurang dari 3900 SDM telah dilatih dalam berbagai bidang. Sebagian besar terserap di lapangan kerja, dan sebagian lainnya membuka lapangan kerja dengan usaha mandiri. Pelatihan yang digelar BPWS ini bekerjasama dengan pemerintah kabupaten di empat kabupaten di Madura. Mereka dilatih di lembaga yang memiliki sertifikasi skill bertaraf internasional. Sehingga, diharapkan para pemuda pelopor ini diharapkan memiliki keterampilan lebih dan bisa menularkan kepada SDM-SDM lain di Madura. “Ini menjadi bagian dari upaya BPWS untuk terus menggenjot dan memoles potensi besar masyarakat Madura yang sebenarnya luar biasa. Sehingga, ketika nanti investasi mulai gencar masuk Madura, masyarakat siap dengan kemampuan terbaik sehingga tidak sekadar menjadi penononton, tetapi juga pemain,” ujar Plt Kepala BPWS, Drs Herman Hidayat SH
14
Suramadu JANUARI - MARET 2016
MM dalam sambutannya di pembukaan di BLK Batu. Terpisah, Kepala Divisi Pengendalian Pembangunan BPWS yang menggelar pelatihan tersebut, Ir M Anwar MM menjelaskan, para pemuda ini dilatih kurang lebih selama dua minggu hingga sebulan di berbagai tempat. Di antaranya, BLK Ponorogo, BLK Tulungagung, UPT Material Medika Batu. Peserta yang diambil adalah lulusan SMK, SMK dan pesantren di Madura. “Tujuannya untuk mempersiapkan SDM menghadapi rencana besar pembangunan di Madura agar masyarakat Madura tidak menjadi penonton di rumah sendiri. Program ini akan terus dilakukan setiap tahun dengan skala yang terus ditingkatkan. Baik jumlah peserta maupun bidang yang akan dilatih,” katanya. Salah satu peserta, Luthfia merespon positif apa yang dilakukan BPWS ini. Menurutnya, peningkatan kualitas dan mutu SDM ini menjadi mutlak ketika Madura nantinya semakin maju. “Kami berterimakasih kepada BPWS terhadap upaya fasilitasi peningkatan kualitas SDM para pemuda Madura ini. Kami berharap ini terus dilanjutkan,” pungkasnya. Meningkatkan Daya Saing Keberadaan jembatan Suramadu diakui ataupun tidak memberi manfaat besar bagi perekonomian Madura. Namun demikian, jika tidak disertai dengan upaya meningkatkan daya saing Sumber daya
Manusianya, mustahil eksistensi jembatan tersebut memberi manfaat kepada masyarakat Madura secara luas dan merata. Ini dikatakan Wakil Gubernur Jatim, Siaufullah Yusuf atau disapa Gus ipul ketika dikonfirmasi terkait pelatihan pemberdayaan masyarakat di Madura. Dikatakannya, perlu ada penyiapan kualitas sumber daya manusia yang dilakukan secara kontinyu, sistematis dan terarah. “Sehingga, kelak Madura bisa benar-benar berubah ke arah yang jauh lebih baik namun tetap menjaga nilainilai kultur,' ujarnya. Ditambahkannya, pihaknya yakin, dalam sepuluh tahun ke depan jika pola pemberdayaan yang dilakukan bisa menyentuh pada simpulsimpul pokok dan esensial dari masyarakat yang membutuhkan, maka perekonomian Madura akan bangkit dan muncul menjadi kekuatan ekonomi besar di Indonesia. “Siapa yang menyangsikan daya juang orang-orang m Madura? Mereka mampu hidup dalam kondisi minim. Nah, jika ini dibarengi dengan kualitas sumber daya manusia yang mumpuni, maka bukan mustahil kekuatan besar akan muncul dari Madura,” ujarnya. Untuk itu, lanjutnya, apa yang dilakukan BPWS tersebut patut didukung dan didorong untuk terus berlajut. (*)
Tabel Peningkatan SDM Madura Oleh BPWS 1.Pelatihan IT peserta 50 orang dari Kabupaten Sumenep berbasis pesantren. 2.Pelatihan berbasis Digital Printing peserta 160 orang dari empat kabupaten di Madura. 3.Pelatihan kerajinan berbasis sumber daya alam Madura. Peserta 180 orang dari empat kabupaten di Madura. 4.Pelatihan olah pangan nata de coco, nata de siwalan dan asap cair. Peserta 25 orang dari Sumenep. 5.Pelatihan olah pangan rumput laut. Peserta 25 orang dari Pamekasan. 6.Pelatihan olah pangan berbahan ikan. Peserta 25 orang dari Sampang. 7.Pelatihan operator dan teknisi computer. Peserta 16 orang dari Sumenep. 8.Pelatihan Otomotif R2. Peserta 16 orang dari Kabupaten Sumenep. 9.Pelatihan operator dan teknisi computer. Peserta 16 orang dari Sampang. 10.Pelatihan las listrik. Peserta dari Sumenep berjumlah 16. 11.Pelatihan budidaya tanaman. Peserta dari Sumenep dan Sampang dengan jumlah 16 orang. 12.Pelatihan teknisi instalasi listrik. Peserta dari Sumenep berjumlah 16. 13.Pelatihan las listrik. Peserta dari Kab. Pamekasan berjumlah 16. 14.Pelatihan operator dan teknisi komputer. Peserta 22 orang dari Kab. Pamekasan. 15.Pelatihan operator dan teknisi computer. Peserta 22 orang dari Kab Sampang. 16.Pelatihan otomatif R2. Peserta 16 orang dari Pamekasan. 17.Pelatihan otomatif R2 Berbasis Pesantren. Peserta 16 orang dari empat pesantren di bangkalan. 18.Pelatihan bersertifikasi nasional dan berbasis kompetensi untuk 116 peserta di Madura. 19.Pelatihan bersertifiaksi nasional dan berbasis kompetensi untuk 344 peserta dari Madura.
Suramadu JANUARI - MARET 2016
15
Bukit Geger, Eksotisme Singgasana Potre Koneng
Banyak yang masih beranggapan Madura itu gersang nan kering kerontang. Padahal, banyak kesejukan terjadi dari nlukisan alam Madura. Salah satunya Gunung Geger. Tempat bertarungnya Dampo Awang vs Jokotole Oleh : Tulus Setia Budi
D
ari Kota Bangkalan, menuju Bukit (biasa disebut gunung) Geger kurang lebih 30 Km arah tenggara, tepatnya di desa Geger, Kecamatan Geger. Bukit ini mudah dijangkau karena letaknya tepat di pinggir jalan raya. Memasuki wana wisata ini, hawa sejuk menyergap. Berada di ketinggian sekitar 150-200 meter diatas permukaan laut, seolah menjadi oase segar. Bukan hanya alamnya yang sejuk, bukit ini juga memiliki lima goa legendaris yang berselimut cerita mistis.
Suramadu JANUARI - MARET 2016
Yakni Goa Petapan (gua tempat semedi), Goa Potre (gua putri), Goa Planangan (gua laki-laki), Goa Pancong Pote (gua pancung putih), dan Goa Olar (gua Ular). Mitos yang berkembang, konon, Bukit Geger menjadi tempat manusia pertama yang menginjakkan kaki di bumi Madura. Meski validitasnya tidak teruji. Ceritanya, pada abad ke 7-8 Masehi, Patih Pranggulan dari Kerajaan Medang di Kaki Gunung Semeru disebut-sebut sebagai orang pertama yang mendarat di Planggirân (tumpukan batu karang) di
bukit Geger. Saat itu dia membawa Dewi Ratna Rorogung, anak Raja Medang yang sedang hamil. Keduanya terdampar di Planggiran setelah mengarungi lautan dengan rakit. Di bukit Geger itu, Dewi Ratna Rorogung mendapat julukan Potre Koneng. Putri yang satu ini punya kebiasaan bersemedi di tepi tebing. Rutinitas itu dilakukan setiap hari menjelang matahari terbenam. Kini, batu mirip kursi itu disebut Palènggiyân (Madura, Red). Hingga akhirnya lahirlah Raden Segoro dari rahim Dewi Ratna Rorogung.
Tak hanya batu Palènggiyân, di Bukit Geger terdapat banyak situs bersejarah. Diantaranya Goa Petapan, Goa Potre, Goa Planangan, Goa Pancong Pote, dan Goa Olar. Hingga kini di lokasi tersebut banyak dijadikan tempat tirakat oleh masyarakat. Baik masyarakat yang berasal dari Madura maupun dari luar. Untuk masyarakat luar Jatim, kebanyakan berasal dari Cirebon, Banten, dan Tasikmalaya. Bahkan ada yang datang dari Malaysia dan Brunei. Kebanyakan, masyarakat memilih Goa Petapan dan Goa Potre untuk
tempat tirakat. Menurut kisahnya, Goa Petapan menjadi tempat bertapa Adipodai dan Goa Potre tempat bertapa Potre Koneng. Pada Abad 13, Aryo Kuda Panoleh (Jokotole) yang bergelar Seco Diningrat III hendak berperang dengan Sampotoalang -Dampo Awang (Laksamana dari Cina). Sebelum bertempur, Jokotole menghadap Adipodai di Geger. Sampai akhirnya dia mendapat senjata pamungkas berupa pecut. Saat bertempur, Jokotole menunggangi kuda terbang. Sedangkan Dampoawang naik
perahu terbang. Dalam perang tanding satu lawan satu, Dampoawang beserta perahunya berhasil dihancurkan tepat di atas Bancaran (artinya, bâncarlaan), Bangkalan. Piring Dampoawang jatuh di Ujung Piring-sekarang nama desa di Kecamatan Kota Bangkalan. Sedangkan jangkarnya jatuh di Desa/Kecamatan Socah. Nah, berawal dari cerita itu saat ini Goa Petapan dan Goa Potre dijadikan tempat tirakat oleh masyarakat. Apapun itu, Bukit Geger bak oase yang sejuk untuk dinikmati. (*)
Suramadu JANUARI - MARET 2016
teras
Foto : Faisal
Bangkitkan Ramuan Madura
Siswa pelatihan meracik komposisi herbal
Potensi agroindustri Jamu Madura masih sangat besar. Siapa yang tidak mengenal jamu Madura? Ramuannya begitu melegenda. Ratusan siswa – siswi Madura dilatih dalam bidang produksi industri tanaman obat. Seperti apa? Oleh : Moch Baidhowi
J
amu Madura memiliki potensi luar biasa sebagai produk agri non pangan, selain garam, rumput laut, dan tembakau. Jamu Madura tidak hanya dikenal di dalam negeri, namun sudah merambah pasar di luar negeri. Ironis, meski terkenal di mana-mana, namun sosoknya tidak ada di mana-mana. Ini tentu menjadi tantangan serius. Apalagi pasar bebas ASEAN 2015 atau yang sering disebut juga dengan MEA ternyata cukup membuat keder UMKM jamu tradisional di Madura. Badan Pengembangan Wilayah Suramadu, (BPWS) bekerjasama dengan Pemerintah di empat kabupaten di Madura, melatih ratusan siswa – siswi Madura untuk dilatih entrepreneurship
18
Suramadu JANUARI - MARET 2016
dalam bidang industri obat herbal. “ Ini bagian dari penguatan Sumber Daya Manusia (SDM) dalam bidang obat herbal agar semakin memiliki daya saing. Apalagi, potensinya sangat besar,” ujar Plt Kepala BP BPWS, Drs Herman Hidayat MM. Para siswa ini dilatih bagaimana meracik, memproduksi hingga teknik branding pemasaran dari produk yang dibuat. Menariknya, pelatihan in dibiayai penuh oleh BPWS dan para peserta mendapat sertifikat keahlian dari badan sertifikasi nasional. “ Kami berharap kelak ada kebangkitan jamu-jamu Madura dari para pserta ini.
Siswa pelatihan meracik komposisi herbal
Sebab, basis keilmuan yang diberikan di pelatihan ini meliputis segala bidang yang didasarkan pada standar terbaik,” ujar Kepala Divisi Pengendalian Pembangunan, Ir M Anwar MM. Dalam pelatihan yang bertempat di UPT Materia Medika Batu ini, peserta mendapat materi praktik dan teori serta ujian selama kurang lebih satu bulan. BPWS bekerjasama dengan UPT tersebut sebagai bentuk komitmen untuk membangun SDM Madura yang berkualitas dan berdaya saing. Untuk diketahui, saat ini jamu Madura memang sudah dikenal di senatero negeri. Sayangnya pamor yang besar ini tidak didukung dengan ketersediaan di pasar. Belum lagi kondisinya yang semakin terhimpit dengan perusahaan – perusahaan besar. Selain itu, banyaknya pemberitaan tentang jamu tradisional yang mengandung zat adiktif dan bahan berbahaya, semakin menggilas industri jamu kelas UMKM.
Siswa pelatihan mendapat sertifikasi standar nasional
Siswa pelatihan meracik komposisi herbal
“Untuk itulah, pelatihan ini kita landaskan pada upaya industri UMKM yang aman, berkualitas dan mampu mendorong peningkatan perekonomian masyarkat dari sektor ekonomi kreatif,” Herman Hidayat. Sekadar informasi, persaingan pasar jamu tradisional di era MEA nanti pasti akan keras dan dikhawatirkan akan menggeser perajin jamu lokal. Haji Muhammad Sholeh, pemilik brand Jamu Sumber Madu di Bangkalan Madura, mengatakan, jangankan
bertarung di pasar bebas ASEAN, bertarung untuk bertahan di tingkat lokal saja sudah cukup sulit. Boleh jadi, saat itu, pasar lokal pun akan kebanjiran jamu-jamu tradisional yang pamornya lebih menonjol dari yang dipunyai Madura. Jamu dari China misalnya. Atau jamu dari Thailand. “Belum pasar bebas saja jamu-jamu itu sudah beredar luas di pasaran, apalagi kalau pasar bebas benar-benar sudah berjalan. Pasti pasar jamu tradisional akan booming dengan jamu produk asing.(*)
Suramadu JANUARI - MARET 2016
19
teras
Foto : Aprissa
Penyerahan ganti untung pembebasan lahan rest area
Lahan Dibebaskan, Masyarakat Jadi Miliader
S
etelah sempat terhambat bertahun tahun sejak 2011,Badan Pengembangan Wilayah Suramadu (BPWS) berhasil membebaskan lahan rest area 20,5 ha di Desa Pangpong Bangkalan. Ini menjadi tanda kemesraan dan hubungan harmonis BPWS dengan Pemkab Bangkalan. Pembayaran ganti untung itu dilakukan di kantor wilayah VIII Bank Mandiri di Jl Basuki Rahmat Surabaya, Selasa (29/12). Hadir dalam pembayaran tersebut Asisten I Pemkab Bangkalan dan BPWS M Gufron yang mewakili Bupati Bangkalan, Plt Kepala BPWS, Herman Hidayat, Kepala BPN Bangkalan, Winarto dan muspika Bangkalan. Tanah seluas 21,5 ha tersebut milik 32 pemilik. Lahan yg dibebaskan tersebut merupakan bagian dari total 40 ha lahan yg dibutuhkan untuk pembangunan rest area di kawasan kaki suramadu sisi Madura. "Sisanya insya Allah akan kita bebaskan tahun depan. Kami optimis karena hubungan antara Bangkalan dan BPWS semakin harmonis. Kami ucapkan terimakasih yang luar biasa kepada Pemkab
20
Suramadu JANUARI - MARET 2016
Bangkalan dan seluruh pihak yang terlibat," ujar Plt Kepala BPWS, herman Hidayat. Sementa Asisten III Pemkab Bangkalan menyampaikan pesan Bupati Bangkalan, R Makmun Ibn Fuad menegaskan, apa yg dilakukan saat ini adalah bentuk kepedulian pemkab dan bpws terhadap kemajuan Madura. "Insyaallah, ke depan Bangkalan dan Madura bisa maju dan bersinar. Kami berpesan kepada masyarakat yg saat ini jadi miliader, untuk menggunakan dana ini dengan bijak. Jangan untuk hura hura, tapi digunakan pada cara yg baik dan diridhoi. Misalnya untuk membuka lapangan kerja," ujarnya. Pembebasan lahan ini tak ayal membuat sebagian pemilih lahan menjadi miliarder. Salah satunya Haji Hadiri. Warga Madura ini mendapatkan ganti rugi Rp 60,8 miliar. Penerima ganti rugi paling rendah adalah Siti Nurholifah yang hanya mendapat Rp 310 juta. Untuk diketahui, rest area di wilayah Pangpong di Kawasan Kaki Jembatan Sisi Madura (KKJSM) ini kelak akan dibangun pasar umum sebagai etalase madura, parkir umum, islamic centre. Sehingga, KKJSM akan didisain menjadi
sentra kemajuan Madura. Untuk diketahui, pembebasan pada 2015 itu meliputi tanah milik 32 warga Desa Pangpong dan pembayarannya menghabiskan anggaran Rp 167,8 miliar. Rencananya, apda 2016, sisa dari total 40 hektar yang dibutuhkan, yakni 19,5 hektar, akan dilaksanakan pembebasannya pada pertengahan 2016. "Kami berharap bisa berjalan dengan baik dan harus sesuai dengan aturan hukum agar tidak menjadi persoalan di belakang hari," ujarnya. Menurut Herman, keberhasilan pembebasan lahan ini didorong oleh penandatanganan kerja sama antara BPWS dan Pemerintah Kabupaten Bangkalan di Universitas Trunojoyo, Madura, beberapa waktu lalu. "Dengan MoU itu, Pemkab Bangkalan terus memberi bantuan hingga pembebasan tanah bisa dicapai," ungkapnya. Pembebasan lahan ini tak ayal membuat sebagian pemilih lahan menjadi miliarder. Salah satunya Hadiri. Warga Madura ini mendapatkan ganti rugi Rp 60,8 miliar. Penerima ganti rugi paling rendah adalah Siti Nurholifah yang hanya mendapat Rp 310 juta. (coy)
Segenap pimpinan dan staf BP-BPWS mengucapkan selamat dan sukses atas dilantiknya
Dr. KH. A. Busyro Karim M Si - Achmad Fauzi Sebagai Bupati dan Wakil Bupati kabupaten Sumenep periode 2016 - 2021
Suramadu JANUARI - MARET 2016
21
Foto : ist
jakarta corner
KETERBUKAAN INFORMASI, BPWS PERINGKAT ENAM NASIONAL
M
eskipun terhitung institusi baru, namun BPWS mampu mengukir prestasi di level nasional. Ini terbukti dengan keberhasilan BPWS meraih penghargaan tingkat nasional dalam bidang keterbukaan informasi publik pada penghujung 2015 silam. Dalam perhelatan tahunan ini, BPWS mampu menyabet peringkat enam nasional dari 86 Lembaga Non Struktural yang dinilai. Prestasi ini menunjukkan BPWS menjalankan prinsip transparansi dan filosofi good and clean governance. “Kami menyadari bahwa publik merupakan stakeholder yang harus dilibatkan peran sertanya dalam pembangunan.
22
Suramadu JANUARI - MARET 2016
Keterbukaan informasi merupakan salah satu instrumennya,” ujar Plt Kepala BP BPWS, Drs Herman Hidayat SH MM. Untuk diketahui, keterbukaan informasi publik sendiri merupakan amanat Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 Tentang Keterbukaan Informasi Publik. Acara penyerahan penganugerahan pemeringkatan keterbukaan informasi badan publik tahun 2015 itu sendiri digelar di Istana Negara, Jakarta pada 15 Desember 2015 yang digawangi oleh Komisi Informasi Pusat . Ketua Komisi Informasi Pusat Abdul Hamid Dipopramono menyampaikan
perihal latar belakang dilaksanakannya pemeringkatan keterbukaan informasi badan publik dan pentingnya keterbukaan akses informasi untuk penyelenggaraan tata kelola pemerintahan yang baik. “Tentu ini menjadi pelecut agar ke depan, tata kelola pemerintahan yang baik dan bersih bisa diterapkan dengan salah satunya melalui keterbukaan akses informasi oleh publik,”tegasnya. Sementara, Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara menjelaskan, keterbukaan informasi publik ini adalah salah satu program pemerintah yang tertuang dalam program Nawa Cita
jakarta corner Sementara yang masih dibelakang, segera berbenah. Sebab, keterbukaan ini merupakan instrumen vital dalam penerapan good governance,”tandasnya. Dalam pemeringkatan tahun 2015 ini BPWS masuk dalam kategori Lembaga Non Struktural mendapatkan peringkat ke 6 dari sebanyak 86 Lembaga Non Struktural. Pada kesempatan tersebut , Presiden Joko Widodo yang hadir dan menyematkan penghargaan menyampaikan, dengan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik masyarakat Indonesia dapat memantau semua badan publik melalui keterbukaan informasi publik.
Presiden Joko Widodo memberikan pencerahaan dalam anugerah keterbukaan informasi publik di Jakarta
nomor dua dalam pengelolaan pemerintahan dengan menerapkan good governance. Disampaikan juga bahwa pada tahun 2015 ini terdapat 146 diantara Kementerian, Lembaga Negara, Lembaga
Non Struktural , Pemerintah Provinsi, Perguruan Tinggi dan Partai Politik yang telah memberikan Informasi Publik dengan baik.
“Sehingga, ada keterlibatan publik dalam proses pembangunan. Ada kontrol yang bagus dari masyarakat atas pelaksanaan pembangunan. Kontrol ini menjadi dinamika positif dalam pelaksanaan Nawa Cita. Saya berharap, institusiinstitusi pemerintah jangan alergi dengan keterbukaan,”pungkasnya. (nin)
“Yang sudah meraih prestasi bagus, pertahankan.
Suramadu JANUARI - MARET 2016
23
jendela madura
Melirik Potensi
Eco Wisata Mangrove Madura
S
urabaya yang memiliki garis pantai lebih kecil dari Madura, sudah memiliki eco wisata mangrove Wonorejo yang cukup bagus. Sementara, Madura yang memiliki garis pantai mangrove yang jauh lebih panjang, malah belum memiliki. Bahkan, jumlahnya semakin berkurang karena reklamasi dan penebangan liar. Padahal, mangrove sangat bermanfaat bagi ekologi ketersediaan ikan, sekaligus bisa dimanfaatkan untuk produk produk ekonomi slainnya. Berangkat dari pemikiran ini, sejumlah pihak mulai memikirkan potensi eco wisata mangrove di Madura. Salah satunya Pemkab Pamekasan yang berencana menjadikan hutan mangrove di wilayah pesisir Pantai Tlanakan, Pedemawu dan Talang Siring sebagai obyek wisata, selain itu untuk tujuan konservasi. Untuk keperluan ini, Komisi III DPRD Pamekasan segera menggarap rancangan peraturan daerah terkait dengan zonasi, penataan dan pengelolaan hutan mangrove, di wilayah Kabupaten Pamekasan. Menurut Ketua Komisi III DPRD Pamekasan, Iskandar, perairan pantai selatan Pamekasan sangat cocok untuk dijadikan eco wisata dan konservasi mangrove, mengingat pesisir pantai yang memanjang dari Kecamatan Tlanakan, Pademawu hingga Kecamatan Larangan memiliki dasar yang tidak berpasir tapi
24
Suramadu JANUARI - MARET 2016
berlumpur yang bagus untuk ditanami pohon mangrove. “Pesisir daerah selatan, mulai dari Tlanakan, lurus sampai ke Pagagan, Majungan, pantai Jumiang, Galis sampai pantai Talang Siring itu, tekstur tanahnya tidak berpasir, rata-rata tidak berlumpur, nah tekstur ini sangat cocok untuk tanaman mangrove,” jelasnya, Selasa (2/2/2016). Selanjutnya, Pemkab Pamekasan dipandang perlu mengadakan evaluasi terhadap keberadaan dan upaya pelestarian serta pengelolaan hutan mangrove di kabupaten itu yang kondisinya makin memprihatinkan, bahkan nyaris hilang akibat maraknya reklamasi pantai dan penebangan pohon mangrove di beberapa tempat. Direktur Konservasi lahan basah (Ecoton), Prigi Arisandi mengatakan, keberadaan hutan mangrove selain dapat menjaga kestabilan garis pantai juga bermanfaat untuk menjaga ekosistem laut, dapat menjadi sumber oksigen, sebagai filter air asin ke air tawar dan dapat dimanfaatkan atau dikembangkan sebagai ekowisata, untuk
meningkatkan perekonomian masyarakat Hutan mangrove yang dikelola dengan baik di sejumlah kota besar seperti Surabaya dan Probolinggo dan kota lainnya mendapatkan respon positif dari masyarakat. Bahkan dari hasil pengelolaannya menambah pertumbuhan pendapatan bagi pemerintah. Di dua kota itu hutan mangrove saat ini sudah menjadi objek wisata besar. Kondisi itu diharapkan Pemkab Pamekasan juga mampu mengelola tiga titik hutan mangrove yang ada
Foto : ist
pesisir pantai, karena objek wisata sudah menjadi kebutuhan bagi masyarakat. Bahkan jika Pemkab benarbenar mengelola hutan tersebut akan banyak wisatawan luar negeri singgah dan menikmati hutan tersebut. Iskandar mengatakan akhir Bulan Januari 2015 kamarin, jajaran Komisi III melakukan kunjungan ke kawasan mangrove Pamurbaya pantai timur Surabaya untuk melihat objek wisata hutan mangrove yang dikelola selama ini. Hasil kunjungannya itu, legislatif mengaku tertarik dan mempunyai inesiatif untuk membicarakan hutan mangrove di Pamekasan dengan Pemkab setempat. Bahkan DPRD ini akan
mengajukan tiga titik hutan mangrove dijadikan objek wisata Pamekasan. “Bayangkan saja, jika di Pamekasan mengelola wisata mangrove berparadigma ekosistem. Maka akan benyak pelancong yang akan singgah dengan menikmati sejuknya hutan dan kuliner laut yang disediakan,” kata Iskandar, Selasa (2/1). Dia menambahkan, hutan mangrove yang dikelola di Surabaya dibiayai langsung oleh pemerintah hingga mencapai miliaran rupiah. Menurutnya, jika di Pamekasan juga dibiayai, maka akan bersaing dengan wisata mangrove lainnya.
inesiatif DPRD untuk menjadikan hutan mangrove objek wisata. Apalagi, wisata hutan seperti ini hanya ada di kota terntetu. Misalnya di Surabaya dan Probolinggo. Menurutnya, hutan mangrove yang potensial di Pamekasan terletak di Pantai Pademawu dan Talang Siring. Sementara di bibir antai Tlanakan, lahannya sudah dikavling oleh oknum yang tidak bertanggung jawab. “Kami setuju dengan ide DPRD, semoga saja gagasan ini tidak hanya wacana saja,” tandasnya.(coy)
Sementara itu, Kepala Disporabud Pamekasan, Muhammad merespon baik
Suramadu JANUARI - MARET 2016
25
ritme
Kado Presiden Untuk Madura
Motor Gratis, Mobil Turun 50 Persen
P
erhatian Presiden Joko Widodo untuk Madura benar-benar luar biasa. Setelah sebelumnya memutuskan menggratiskan untuk jalur sepeda motor, kini presiden memastikan tarif tol Suramadu untuk jalur mobil, diturunkan sebesar 50 persen per 1 Maret 2016. Hal ini dilakukan untuk mendongkrak perekonomian di wilayah Madura. Praktis, ini merupakan kado kedua presiden bagi Madura yang memberikan daya dukung untuk mendorong pertumbuhan ekonomi di wilayah tersebut. Sebelumnya, pemotongan tarif tol 50 persen ini berawal dari usulan Gubernur Jawa Timur untuk menggratiskan tol Suramadu demi peningkatan perekonomian Madura.
26
Suramadu JANUARI - MARET 2016
Gubernur yang dikenal merakyat ini memiliki pertimbangan bahwa dengan turunnya tariff tol Suramadu, maka arus barang jasa semakin lancar. Selain itu, bebean produksi semakin emnurun. “Sehingga sektor perekonomian sangat terbantu. Apalagi di cluster UMKM,” tandasnya. Meskipun akhirnya hanya dipangkas 50 persen, menurut Pakde Karwo, demikian dia akrab disapa, kebijakan itu layak diapresiasi. “Tentu ada pertimbangan pertimbangan rasional yang mendasari keputusan Presiden untuk tidak menggratiskan, melainkan hanya menurunkan. Prinsipnya, ini adalah kebijakan strategis yang harus kita dukung,”: tandasnya.
Seperti diketahui, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki Hadimuljono, dalam keterangan tertulisnya, Selasa (1/3) memastikan tariff Tol Jembatan Suramadu diturunkan menjadi 50 persen dari nominal sebelumnya.. Berikut adalah salah satu isi dari Keputusan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Nomor 60 / KPTS / M / 2016 tentang Penetapan Golongan Jenis Kendaraan Bermotor dan Pengurangan Besaran Tarif Tol Pada jalan Tol Jembatan Surabaya – Madura. Kepmen yang ditetapkan dan ditandatangani oleh Menteri PUPR Basuki Hadimuljono pada tanggal 24 Februari 2016 tersebut menetapkan, tujuh hari sejak
Foto : Ipung
ritme
Jembatan Suramadu
Berikut besaran tarif tol sebelum dan setelah pengurangan ditetapkan yaitu 1 Maret 2016, besaran tarif tol pada jalan tol Jembatan Suramadu mengalami pengurangan untuk golongan I sampai dengan V, sedangkan golongan VI atau kendaraan bermotor roda 2 tidak diwajibkan untuk membayar atau gratis. Dikatakan, hal tersebut menindaklanjuti arahan Presiden Joko Widodo untuk percepatan pengembangan dan pembangunan wilayah terutama di Pulau Madura, berkaitan dengan tujuan dibangunnya Jembatan Suramadu. “Dengan adanya Jembatan itu, maka mobilitas orang dan mobilitas barang akan lebih efisien, akan lebih cepat dibandingkan sebelumnya dengan menggunakan transportasi laut atau kapal,” kata Basuki.
GOL
TARIF LAMA
TARIF BARU
GOL I
Rp 30.000,-
Rp 15.000,-
GOL II
Rp 45.000,-
Rp 22.500,-
GOL III
Rp 60.000,-
Rp 30.000,-
GOL IV
Rp 75.000,-
Rp 37.500,-
GOL V
Rp 90.000,-
Rp 45.000,-
Presiden menegaskan, tujuan utama pembangunan Jembatan Suramadu adalah menggerakkan perekonomian di Jawa Timur, serta mempercepat pengembangan dan pembangunan wilayah terutama di Pulau Madura. Sehingga akan mengurangi ketimpangan antar wilayah dan pemerataan pembangunan dapat tercapai.
Dalam ratas tersebut diputuskan agar tarif tol Suramadu dipotong hanya menjadi 50 persen saja. Alasannya, tingginya harga tol selama ini membuat harga barang yang berasal dari Surabaya dan Madura menjadi mahal. Maka presiden meminta diturunkan dengan harapan dapat membantu masyarakat. (coy)
Suramadu JANUARI - MARET 2016
27
opini
Wajah Perempuan Madura Oleh : Khefti Al Mawalia
P
erempuan adalah kekuatan utama dalam sebuah perubahan. Negara-negara yang telah menginvestasikan diri dalam pendidikan anak-anak perempuan dan menghilangkan hambatan hukum bagi perempuan untuk memaksimalkan potensinya, sekarang telah melihat hasil kemajuan itu. Dilihat dari realitasnya, tidak semua perempuan masyarakat kita mempunyai ruang gerak yang luas. Banyak sekali perempuan yang masih dikungkung oleh budaya dan adatnya sendiri. Hingga yang paling parah ditemukan, mereka nyaman dengan ketimpangan gender yang ada di sekitarnya. Hal ini menjadi kondisi yang sangat miris sekali jika dilihat. Perempuan adalah kelompok manusia yang senantiasa tertindas disepanjang sejarahnya. Mereka menjadi korban keegoisan laki-laki, dan selamanya menjadi golongan kedua, terpinggirkan, termarjinalkan bahkan tersingkir dari pola hidup yang sejahtera. Akibat dari rendahnya tingkat pendidikan tersebut itulah, perempuan sering kali tidak menyadari hak dan kewajiban dirinya dalam kehidupan berumah tangga; walau sebenarnya pada sisi lain, harus diakui bahwa perempuan memang selalu ”dituntut” pasrah dan menerima segala aturan yang dibebankan bagi dirinya. Hal ini terbukti dengan hadirnya wajah perempuan Madura.
Suramadu JANUARI - MARET 2016
Kehidupan perempuan Madura sering kali diasumsikan sebagai kaum lemah, berpikiran sempit, dan tidak kreatif. Padahal perempuan mempunyai sisi kecerdasan yang luar biasa, kita bisa memberdayakan perempuan dalam segi wirausa ha perekon omian keluarga yang sangat menjanji kan. Perempuan Madura diyakini hanya pantas berada di wilayah tiga tempat yaitu kasur, sumur, dapur. Ia tidak dipercaya untuk mempunyai akses keluar dan mempunyai hak yang sama dengan laki-laki. Bahkan terkadang jika peran perempuan berada di wilayah publik (politik, ekonomi, dan pendidian) hal ini menjadi hal yang mungkin harus dihindari. Dan justru dianggap suatu hal yang melanggar etika kehidupan perempuan. Sederhananya, keberadaan makhluk berjenis perempuan, sama sekali tidak pantas dibanggakan. Sehingga kekerasan perempuan dalam rumah tangga sering kali terjadi. Ini adalah dampak kurangnya kesadaran
pendidikan dan pematangan mental dalam menikah di usia dini. Ironisnya, klaim tentang ”kekerdilan” sosok perempuan itu bukan sekadar asumsi maupun warisan tradisi patriarkhi semata. Namun justru, fatwa kiai-lah; sebagai pemegang dan penentu otoritas hukum agama
Islam di Madura yang menyebabkan kehidupan perempuan tersudut dan termarjinalkan. Adanya beberapa fatwa kiai yang merujuk pada dalil-dalil agama telah membuat tradisi patriarkhi di Madura tumbuh subur. Ketika perempuan hendak melepaskan keterkungkungan mereka, ribuan fatwa haram serentak membelenggu dan memenjarakan jiwa mereka kembali ke dalam rumah. Hal ini membuat pikiran perempuan Madura tidak berkembang. Perempuan Madura dididik untuk tidak menyalahi aturan dan adat
opini
istiadat yang ada. Akibatnya, jarang sekali menemukan perempuan Madura berkarir seperti laki-laki. Terbukti dengan kepemimpinan perempuan di Madura yang sangat jarang sekali. Kecuali, organisasiorganisasi yang di khususkan untuk peremp uan itu sendiri .
Meskipun pada zamannya, kini ada sebagian perempuan Madura yang sudah berpendidikan tinggi dan sekolah di luar. Akan tetapi jika ia dibenturkan lagi dengan rumah, keluarga dan masyarakat sekitar Madura, ia akan kembali terkungkung dan termarjinalkan. Kondisi ini menjadi hal yang tabu di Madura. Pendidikan-pendidikan tinggi hanya bisa ditempuh oleh meraka yang tingkat perekonomiannya diatas ratarata dan hidup di kota. Sedangkan bagi mereka yang hanya di pedesaan, mereka kadangkala memutuskan untuk
tidak sekolah dan menikah di usia dini. Kurangnya kesadaran pendidikan inilah yang mengakibatkan posisi perempuan Madura termarjinalkan dan kurang dihargai posisinya. Tidak banyak masyarakat yang menyadari keunggulan perempuan Madura. Atau bukan hanya tidak disada ri tapi kelebi han tersebut dikubur dan dianggap hal yang biasa oleh golongan tertentu. Pada dasarnya, perempuan Madura bukan perempuan yang lemah baik dari intelektualitasnya maupun fisiknya. Hal ini bisa dilihat, bagaimana ia mengatur jadwalnya bekerja 24 jam penuh dalam mengurus tugas rumah tangga yang dibebankan kepadanya. Bila ia, mempunyai anak kecil dan mereka juga harus bangun tengah malam untuk menghibur anaknya yang terbangun karena popoknya basah. Mereka bekerja nyaris tanpa istirahat. Bandingkan dengan tugas laki-laki yang hanya bekerja disiang hari. Mereka adalah tenaga didik yang luar biasa. Berbekal pengalaman hidup, menyelesaikan persoalan
dengan mandiri, kreatif, dan mengajarkan kearifan kepada anak-anaknya. Kondisi berbeda, kaum perempuan di daerah pesisir, mereka begitu tangguh dalam mengelola pemasaran ikan. Keahlian tawar-menawar dalam melakukan transaksi jual-beli tidak bisa ditiru dan di kalahkan oleh laki-laki. Disamping itu, hampir diseluruh pasar tradisional yang ada di Madura, perempuan adalah pelaku dan pengelolanya. Ini adalah contoh kecil keunggulan kaum perempuan Madura. Namun semua itu terlupakan, tertutupi dengan beberapa kekurangan yang seringkali di paparkan secara berlebihan. Bahkan, dianggap sesuatu yang tidak pantas ditiru. Para perempuan tidak mampu melawan, sebab sejak kecil mereka telah di didik untuk menerima, sabar, pendiam dan pemalu. Penulis berharap, kondisi budaya patriarkhi yang ada di Madura disadari betul, hingga para perempuan dapat bergerak luas, dan mengembangkan potensi mereka. Terutama meningkatkan mutu pendidikan bagi kaum perempuan. Sehingga stigma yang telah mengakar kuat di Madura dapat dikikis sesuai dengan berjalannya waktu. ini akan menjadi tugas pokok generasi emas Kacong Cebbing (putra-putri) Madura. Khefti Al Mawalia, Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Suramadu JANUARI - MARET 2016
Pemimpin Pemaaf Oleh : KH Ahmad Mustofa Bisri
K
a'b Ibn Zuhair penyair Arab kenamaan adalah penyair dari keluarga penyair. Ayahnya, Zuhair; kakeknya, Abu Sulma; kedua bibinya Khansa dan Sulma; saudaranya, Bujair; kedua sepupunya Tamadhir dan Shakhr; keponakannya, 'Uqbah Ibn Bujair; dan cucunya, 'Awwam Ibn 'Uqbah; kesemuanya adalah penyair terkenal di zaman Jahiliyah. Ketika Nabi Muhammad SAW mendakwahkan keesaan Tuhan dan dimusuhi oleh kaumnya yang bertuhan banyak, Ka'b adalah salah seorang di antara sekian banyak penyair yang gigih melawan Nabi dengan syairsyairnya. Rasulullah SAW dan kaum muslimin menjadi bulanbulanan puisi-puisi hijaa-nya. Pada saat kaum muslimin menaklukkan Mekkah pada tahun 8 Hijriyah, Ka'b termasuk salah satu musuh kaum muslimin yang melarikan diri. Sampai saudaranya, Bujair, menyarankan
kepadanya agar ia menemui Rasulullah SAW. Bujair meyakinkannya bahwa siapa yang datang kepada Rasulullah dan mengaku salah, pasti akan diampuni. Begitu Ka'b datang menghadap Rasulullah SAW beberapa orang Ansor langsung berdiri ingin menghajarnya. Tapi seperti biasa, Rasulullah SAW dengan sareh mencegah mereka dan mendengarkan penyair itu menyatakan penyesalannya. Melihat ketulusan Ka'b dalam penyesalan dan tobatnya, Rasulullah SAW pun mengampuninya. Bahkan ketika Ka'b membacakan puisinya Banaat Su'aad, Rasullah SAW menghadiahinya burdah, semacam mantel bulu. Sebagai pemimpin, Nabi Muhammad SAW memang dikurniai sifat penyayang dan pemaaf. Tuhannya memang merahmatinya untuk menjadi demikian. Dalam kitab suci AlQur'an, Allah berfirman kepada utusannya itu: “Fabimaa
rahmatin minaLlaahi linta lahum…” (Q. 3: 159) “Maka disebabkan rahmat dari Allahlah, kamu lemah lembut terhadap mereka. Seandainya engkau kasar dan berhati kaku, tentulah mereka akan lari menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka, mohonkan ampun bagi mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka tentang urusan (kalian). Kemudian bila kamu sudah membulatkan tekad, bertawakkallah kepada Allah. Sungguh Allah menyukai orangorang yang bertawakkal.” Berapa banyak tokohtokoh kafir Mekkah yang sebelumnya begitu sengit memusuhi Rasulullah SAW, ketika beliau dan kaum muslimin menaklukkan Mekkah, diampuni oleh Rasulullah SAW. Dulu waktu kejamkejamnya orang Arab menyakiti Rasulullah SAW dan malaikat meminta beliau berdoa bagi kehancuran
mereka, Rasulullah SAW malah berdoa penuh kasih sayang, “Ya Allah berilah kaumku petunjuk; mereka tidak mengerti.” Secara lahiriah, seandainya sikap Rasulullah SAW tidak penyayang dan pemaaf, pastilah Abu Sufyan Ibn Harb pemimpin orangorang kafir Mekkah; istrinya Hindun yang pernah mengunyah-ngunyah jantung sayyidina Hamzah; Khalid Ibn Walid; 'Amr Ibn 'Ash; 'Ikrimah Ibn Abi Jahal; dan banyak lagi tokoh-tokoh kafir lainnya yang semula memusuhi Raasulullah, tidak akan menjadi muslimmuslim yang baik dan pahlawan-pahlawan Islam. Dalam hadis-hadis sahih, banyak kita dapati kisah-kisah yang menunjukkan betapa Nabi Muhammad SAW dalam
keseharia nnya; baik dalam keluarga maupun dalam pergaulan kemasyarakatannya, sangat menonjol sifat-sifat kemanusiaannya. Beliau lemah-lembut kepada siapa saja, penyayang, pemaaf, dan murah hati kepada sesama. Beliau tidak menyukai kekasaran dan kekerasan. Sebagi gambaran, pernah datang orang-orang Yahudi dan mengatakan “Assaam 'alaikum” (Semoga kematian bagimu). Rasulullah SAW pun menjawab: “Wa'alaikum;” sementara sayyidatina 'Aisyah r.a. isteri
beliau yang mendengar ucapan Yahudi itu menjawab, “'Alaikumus saam wal la'nah!” (Semoga kematian dan laknat bagi kamu!”) Rasulullah SAW pun menegur isterinya, “Tenanglah, 'Aisyah; jangan kasar begitu!” Istrinya masih menjawab, “Apa Rasulullah tidak mendengar ucapan mereka?” Dengan lembut Rasulullah SAW bersabda, “Aku mendengar, dan aku sudah membalasnya dengan mengatakan 'Wa'alikum' (Dan juga kamu).” Subhanallah. (*)
Suramadu JANUARI - MARET 2016
Malu Mandela pada Syaikh Madura “Apalah artinya saya dipenjara di pulau ini selama 29 tahun, dibanding orang ini,”…. (Mendiang Nelson Mandela-Tokoh Internasional pendobrak Apartheid Afrika Selatan) Oleh : Faisal Yasir Arifin
Suramadu JANUARI - MARET 2016
S
iapa tak kenal Nelson Mandela? Tokoh yang mendunia dan menjadi inspirasi perlawanan atas penindasan di seluruh dunia ini, ternyata merasa malu denagns eorang syaikh asal Madura. Ya, syaikh yang kini bersemayam abadi Di Tanjung Harapan Afrika Selatan itu tak lain adalah, Syaikh Mathura atau yang dikenal sebagai Cakraningrat IV. Sosok pahlawan, bangsawan sekaligus ulama yang dibuang di ujung dunia karena kegigihannya melawan Belanda. Diceritakan Profesor Yusril Ihza Mahendra bahwa Mendiang Nelson Mandela pernah dipenjara oleh regim apartheid Afrika Selatan selama 29 tahun. Selama dipenjara pejuang anti rasial tersebut menghadapi berbagai cobaan. Ketika dia bebas dari penjara di pulau Robin, mantan presiden Afrika selatan tersebut mengunjungi sebuah makam keramat di pulau yang sama. Sambil menunjuk ke arah makam, Mandela berkata, "“Apalah artinya saya dipenjara di pulau ini selama 29 tahun, dibanding orang ini,”ujarnya sambil menunjuk ke kubur keramat itu “Orang ini!” kata Mandela, “Saya tidak tahu dari mana asalnya. Nampaknya dia seorang pejuang di negerinya sehingga dia begitu dihormati.” “Orang ini,” kata Mandela, “Dipenjarakan penjajah sampai dia mati di pulau ini. Dia tak pernah pulang ke negerinya.” Siapa orang yang dimaksud Mandela sehingga
membuat pengorbanan yang telah dia lakukan dianggap masih kurang besar? Makam itu tersebut adalah ulama besar asal Indonesia. Dia dikenal masyarakat setempat sebagai Sayed Abdurrahman Moturo (Mathura), salah satu Pangeran dari Pulau Madura. Di dinding makam tertulis, “The grave of Shaikh Mathura, the first man who reading the Holy Qur'an in South Africa,” Makam syaikh Mathura, orang yang pertama membahanakan Al Quránul Karim di Afrika SelatanDemikianlah, Sayed Maturo adalah Cakraningrat IV, seorang raja Madura yang diasingkan oleh pemerintah koloni Belanda. Perjalanan Cakraningrat IV memang penuh liku. Dia adalah raja Madura bagian Barat. Masa kekuasaannya (1718-1746) berbarengan dengan hegemoni Mataram di tanah Jawa. Sultan Mataram saat itu adalah Amangkurat IV (1719-1726). Cakraningrat tidak memiliki hubungan baik dengan Amangkurat. Oleh karena itu dia tidak pernah berkenan mengunjungi Kertasura, pusat kekuasaan Mataram. Imbas dari ketidak harmonisan hubungan antara Raja Madura dan Sultan Mataram adalah masuknya Belanda sebagai pihak ketiga. Ketika Sultan Amangkurat IV wafat dan digantikan oleh putranya Pakubuwana II yang baru berusia 16 Tahun, hubungan antara Madura dan Mataram mencair. Cakraningrat menikahi adik Pakubuwana. Cakraningrat pun sempat menyelamatkan
keraton Kertasura dari makar para pemberontak yang beseberangan paham dengan Pakubuwana. Pasukan Cakraningrat berhasil menumpas pemberontakan di tahun 1742. Peristiwa tersebut ternyata memicu konflik baru. Cakraningrat yang merasa berjasa menumpas pemberontakan diminta segera meninggalkan Kertasura oleh VOC. Merasa tidak dihormati, Raja Madura memboikot upeti beras dan bea pelabuhan Jawa Timur kepada VOC. Sebab, adat Madura adalah lebih baik poteh tolang daripada poteh mata (lebih baik mati daripada harga diri dinjak-injak). Sempat akan diadakan perundingan antara VOC dan Cakraningrat di tahun 1744, namun ditolak oleh Cakraningrat. Hal ini memanaskan hubungan keduanya. Cakraningrat langsung angkat senjata, Madura Timur yang dikuasai Belanda diserang. Sempat di atas angina, Cakraningrat akhirnya terdesak. Ia sempat melarikan diri ke Kesultanan Banjarmasin. Belanda teruis mengejar. Sayang, karena pengkhinatan Sultan Banjarmasin. Akhirnya Raja Madura tersebut dibuang ke Tanjung Harapan Afrika Selatan. Apapun itu, jejak – jejak darah juang dan santri Madura ini tetap menggelegar. Bahkan, tetap harum hingga kini. Seiring damai bersemayam di Tanjung Harapan, Afrika Selatan. (*)
Suramadu JANUARI - MARET 2016
Kelor
Si Mungil Ajaib Kelor (Maronggi : Bahasa Madura) di Madura ataupun di Jawa lebih sering dikaitkan dunia klenik, yakni untuk melunturkan santet atau ilmu kebal. Paling banter, disayur rumahan. Namun siapa sangka, si kecil mungil ini memiliki khasiat ajaib. Oleh : Faisal Yasir Arifin
T
ahukah Anda, di Indonesia, khususnya di kawasan Indonesia Timur, daun kelor diekspor kering ke sejumlah negara sebagai bahan obat-obatan. Ya, kelor yang semula hanya dikenal sebagai tanaman penahan longsor dan bahan sayur untuk daun dan buahnya, belakangan kelor naik pangkat. Para ahli meneliti khasiat kandungannya sebagai pelindung hati (hepatoprotektor) dan obat kanker. Pohon kelor tersebar luas di padang-padang Afrika, Amerika Latin, dan Asia. National Institute of Health (NIH) pada 21 Maret 2008, seperti dapat disumberkan dari Wikipedia, menyebutkan pohon kelor telah digunakan sebagai obat oleh berbagai kelompok etnis asli untuk
Suramadu JANUARI - MARET 2016
mencegah atau mengobati lebih dari 300 jenis penyakit. Bahkan tradisi pengobatan ayurveda India kuno menunjukkan 300 jenis penyakit dapat diobati dengan daun kelor. Tumbuhan ini dikenal dengan banyak nama. Di Jawa, kelor juga dikenal dengan nama limaran. Dalam bahasa Inggris, tanaman ini disebut moringa, ben-oil tree, clarifier tree, atau drumstick tree. Begitu banyak nama, secara ilmiah tumbuhan ini dikenal dengan nama Moringa oleifera L, dengan nama sinonim Moringa pterygosperma, Gaertn. Tumbuhan kelor berupa semak, namun dapat pula berupa pohon dengan tinggi 12 m. Kayunya jenis kayu lunak, berkualitas rendah.
Daun kelor memiliki karakteristik bersirip tak sempurna, kecil, sebesar ujung jari. Kulit akarnya berbau tajam dan pedas.
kelor mengandung kombinasi senyawa yang unik, yaitu isotiosianat dan glukosinolat. Isotiosianat (ITC), zat yang juga terdapat dalam berbagai Bunganya berwarna putih tanaman, memiliki potensi kekuning-kuningan dan tudung sebagai agen kemopreventif. Secara in vivo, isotiosianat pelepah bunganya berwarna telah menunjukkan aktivitas hijau. Bunga ini keluar sebagai agen antikanker. sepanjang tahun dengan aroma bau semerbak. Buah Efektivitas tanaman ini kelor berbentuk segitiga sebagai agen antikanker juga memanjang yang disebut terbukti dari beberapa kelentang, yang dimanfaatkan publikasi penelitian yang sebagai bahan sayur asem. menyatakan bahwa Penelitian benzyl terhadap isothiosianat manfaat (BITC) secara daun, kulit in vitro mampu batang, buah menginduksi sampai biji apoptosis tanaman terhadap ini sudah sel dilakukan sejak awal tahun 1980an. Kelor dipilih karena penduduk di wilayah-wilayah itu sudah sejak lama menanam pohon kelor, mengingat pohon tersebut sudah menjadi bagian di dalam kehidupan sehari-hari sebagai bahan sayuran, bahan baku obat-obatan, juga untuk diperdagangkan. Khasiat daun kelor sebagai hepatoprotektor (pelindung hati) dibuktikan oleh C Senthil Kumar, peneliti dari Anna Technology University, Tamil Nadu, India. Sementara itu, Cancer Chemoprevention Research Center (CCRC) Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada menyebutkan
kanker ovarium. Penelitian yang dilakukan Chinmoy K Bose itu, dipublikasikan pada 2007 dengan judul “Possible role of Moringa Oleifera L. Root in Epithelial Ovarian Cancer”. Peneliti lain, R Bharali dan tim, seperti ditulis Kholid Alfan Nur dan Sarmoko dari CCRC, melaporkan bahwa ekstrak etanolik dari kelor berpotensi sebagai agen
kemoprefentif terhadap karsinogenesis yang disebabkan oleh bahan kimia. Dr A Seno Sastroamidjojo dalam bukunya, Obat Asli Indonesia, menyebutkan daun kelor berkhasiat sebagai obat kurap dan bahkan obat herpes dengan cara mencampurnya dengan kapur. Air rebusan akar kelor punya khasiat obat sebagai obat rheumatik. (*) WHO Sebut Pohon Istimewa Demikian besar khasiatnya, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menganjurkan bayi dan anakanak pada masa pertumbuhan dianjurkan mengkonsumsi daun kelor. Perbandingan gram, daun kelor mengandung 7 x vitamin C pada jeruk, 4 x calcium pada susu, 4 x vitamin A pada wortel, 2 x protein pada susu, dan 3 x potasium pada pisang. WHO, juga menobatkan kelor sebagai pohon ajaib setelah melakuka n studi dan menemukan bahwa tumbuhan ini berjasa sebagai penambah kesehatan berharga murah selama 40 tahun ini di negaranegara termiskin di dunia. Sehingga, negara-negara Afrika yang terkena dampak kelaparan, terbantu dengan banyaknya pohon kelor yang digunakan sebagai penambah nutrisi bagi anak-anak dan orang dewasa yang mengalami malnutrisi. (*)
Suramadu JANUARI - MARET 2016
oase
LAMBHORGINI
Mobil Gahar yang Terinspirasi Karapan Sapi Nama Madura tersemat dalam produk super car seharga Rp 48 miliar besutan pabrikan Italia, Lhamborgini. Disain gahar dan berorot ini jelas-jelas diakui terinspirasi dari Karapan Sapi Madura, Indonesia. Oleh : Faisal Yasir Arifin
L
amborghini merupakan sebuah supercar buatan negeri Italia yang terkenal mewah dan bermesin brutal. Sudah banyak produk yang ditetaskan dan telah dimiliki para saudagar tajir yang mengidamkan mobil mewah bertenaga mumpuni ini. Namun, tahukah Anda jika ternyata Lamborghini punya satu mobil konsep yang dibangun dari inspirasi karapan sapi di Madura, Indonesia. Ya, setidaknya mobil itu pernah diperkenalkan pada 2010. Mobil bernama Lamborghini Madura itu memang belum melakoni debutnya. Menurut situs Lambocars.com, Lamborghini Madura baru akan meluncur pada 2016.
Foto : ist
Diceritakan, cikal bakal mobil ini adalah sebuah proyek bernama
36
Suramadu JANUARI - MARET 2016
Lamborghini Raw Materials Project yang digawangi oleh Prof. Dr. Othmar Wickenheiser dan Slavche Tanevsky yang merupakan mahasiswanya. Sang profesor memiliki ide untuk melibatkan mahasiswa bergabung dalam perencanaan produk Lamborghini. Nama Madura dipilih Lamborghini karena tradisi karapan sapinya. Sepanjang sejarah, Lamborghini memang kerap menamakan mobilnya dengan sesuatu yang berhubungan dengan binatang banteng yang merupakan hewan favorit Ferruccio Lamborghini, pendiri perusahaan pembuat mobil super ini. Sebelum Madura, hanya dua nama Lamborghini yang tidak berhubungan dengan banteng yaitu Countach dan Silhouette. Bicara desain, Lamborghini bermesin hybrid ini memang terlihat sangar dan sepintas mirip sekali dengan
Batmobile --mobil yang kerap dipakai Batman. Kesan yang ingin dihadirkan pada mobil ini sepertinya memang tampan dan cepat, namun tak melupakan keramahan terhadap alam. Secara proporsional, mobil ini memiliki wheelbase lebih pendek, dan overhang sama panjang. Wheelbase pendek sengaja dilakukan agar memberikan kelincahan yang lebih baik dan kinerja mengemudi sang pembesut agar mudah dalam melakukan manuver di jalanan. Yang unik, terdapat permukaan visual layering tipis yang merupakan bagian dari elemen tubuh yang terpisah. Alhasil,
MADURA tubuh Lamborghini Madura pun terlihat berpenampilan eksentrik. Desain Lamborghini Madura sekilas memang mirip dengan Lamborghini Reventon. Namun, Madura terlihat lebih kekar dan futuristik. Benarbenar mewakili spirit karapan sapi. Beda dengan Lamborghini lainnya, mesin Madura diletakkan di bagian depan. Namun demikian, hingga kini belum ada keterangan resmi dari pihak Lamborghini soal dapur pacu yang ditanamkan untuk Madura. Tanevsky memberi bocoran jika Madura tetap akan masuk di kelas supercar karena kecepatan dan power mesinnya. Slavche Tanevsky, mengatakan, nama Madura ini adalah pulau di Indonesia yang memiliki budaya Karapan Sapi. Disainnya, lebih ramping, lebih terfokus, dan lebih agresif. Pada bagian depan, terdapat lampu yang sangat ramping dan intake udara besar. Di bagian belakang terdapat desain garis-garis yang menambah kegarangan mobil ini.
oase
“Madura adalah sebuah proposal untuk Lamborghini hibrida pertama dijadwalkan untuk 2016. Mobil ini lebih efisien dan ramah lingkungan, tidak berarti tidak boleh menarik, tampan dan cepat. (Tapi) menurut pendapat saya sistem propulsi baru ini harus terwakili pada mobil ini” kata Tanevsky. Lamborghini Madura ini kabarnya akan dipatok dengan angka 5 JT USD atau sekitar 48M rupiah. Jika masuk Indonesia, jelas akan mencapai lebih dari Rp 100 Miliar per unit!!!!! Mobil Hybrid Lamborghini pertama (untuk Hybrid adalah yang pertama) ini memiliki konsep yang terkesan elegan dan seksi. Rakyat indonesia, khususnya Madura boleh bangga dengan hal ini karena Lamborghini Madura merupakan mobil eropa pertama yang memakai nama berbau Indonesia, terlebih lagi mobil mewah dan peluncuran mobil Hybrid Lamborghini. Jelas, ini juga akan menjadi promosi gratis bagi wisata kultural Madura. (*)
Suramadu JANUARI - MARET 2016
37
kolom
Spirit Keprajuritan dari Tari Gambhuh Pamungkas
T
Foto : www.lontarmadura.com
ari Gambhuh berkembang di Kabupaten Sumenep Madura, yaitu reportoar tari yang menggambarkan peristiwa pertempuran keprajuritan. Para penari menggunakan property dalam bentuk tameng kecil yang dikenakan pada punggung tangan, pada tameng tersebut dihias ornamen yang terbuat dari bahan cermin, cermin yang memantulkan sinar ini sebagai salah satu senjata untuk melindungi diri dari serangan musuh serta untuk membantu mengelabuhi pandangan musuh. Dalam penyajian tari Gambhuh diperagakan oleh empat penari laki-laki dalam posisi di empat titik sudut.
Sedang komposisi penari yang dimainkan oleh empat penari tersebut berdasarkan empat kiblat yaitu gambaran empat arah mata angin, barattimur-utara-selatan, sedangkan di bagian tengah merupakan titik bayangan yang disebut sebagai titik kelima
38
Suramadu JANUARI - MARET 2016
yang tidak ada penarinya tetapi perlu diketahui oleh para penari bahwa di titik bayangan tersebut sebagai mata hati, komposisi ini disebut sebagai keblat papat lima pancer, yang disebut pancer adalah titik bayangan yang ada di tengah Teknik pernafasan yang digunakan oleh para penari menggunakan pernafasan 1-1 yang dilakukan dengan cara menghirup udara melalui salah satu sisi lubang hidung, ditampung di perut kemudian dihembuskan melalui sisi lubang hidung lainnya. Pengaturan nafas ini diuapayakan bisa mengalir dengan sendirinya secara alami mengikuti gerak tubuh dengan tanpa paksaan. Lintasan penari yang selalu dilakukan kearah kanan merupakan simbol perputaran bumi serta simbol dari
perjalanan darah pada tubuh manusia, sedangkan gerakan kaki lebih dominan pada perpindahan telapak kaki bergerak merapat lantai, hal ini dilakukan sebagai transformasi energi bumi kedalam tubuh manusia. Dalam pertunjukan Topeng Dalang tari Gambhuh ini disajikan pada bagian awal, yaitu sebagai TARI GAMBUH pembuka sebelum cerita yang digelar pada Topeng Dalang. Tata busana terdiri dari celana-sembong-stagen-sabuk timang- kace-polsdeker-klat bahu-ikat kepala-gungsengkeris-tameng kecil berdiameter kurang lebih 15 centimeter. Dalam tata busana tersebut ada semacam hiasan kain yang diselipkan pada stagen berwarna putih-merahhijau-kuning. Putih sebagai simbol kesucian, merah
sebagai simbol keberanian, hijau sebagai simbol kesuburan, kuning sebagai simbol ketulusan. Dalam perkembangannya yaitu sekitra tahun 1990-an Seniman tari Sumenep pernah menggarap tari Gambhuh dengan menggunakan senjata keris serta diinterpretasikan sebagai tarian penyambutan tamu di keraton Sumenep. Namun pada priode selanjutnya yaitu sekitar dekade tahun 2000-an penggarapan tari Gambhuh mulai berkembang dalam bentuk yang lain yaitu dengan nama Gambhuh Pamungkas yang lebih mengacu pada upaya mencari model penyajian yang lain dari sebelumnya. Data tentang Tari Gambhuh Pamungkas masih berupa arsip pribadi seniman dan pemerintah daerah setempat, belum tersebar di lingkungan luar seniman maupun di lembaga Pendidikan, dan belum tersedia dalam bentuk buku ajar menunjang pembelajaran tersebut sangat dibutuhkan adanya” Catatan Sejarah Tari Gambhuh Pamungkas Pada awalnya tari Gambhuhlebih dikenal dengan Tari keris, dalam catatan Serat Pararaton tari Gambhuhdisebut dengan Tari Silat Sudukan Dhuwung, yang diciptakan oleh Arya Wiraraja dan diajarkan
pada para pengikut Raden Wijaya kala mengungsi di keraton Sumenep. Tarian tersebut pernah ditampilkan di keraton Daha oleh para pengikut Raden Wijaya pada perayaan Wuku Galungan yang dilaksanakan oleh Raja Jayakatong dalam suatu acara pasasraman di Manguntur Keraton Daha yang selalu dilaksanakan setiap akhir tahun pada Wuku Galungan. Para pengikut Raden Wijaya antara lain Lembusora, Ranggalawe dan Nambi diadu dengan para Senopati Daha yakni Kebo Mundarang, Mahesa Rubuh dan Pangelet, dan kemenangan berada pada pengikut Rade Wijaya.
Jawa berarti “terulang kembali” dan sampai detik ini terus diberi nama Kambuh dan lama kelamaan berubah istilah menjadi tari Gambhuh. (*)
Penulis adalah budayawan Madura sekaligus pengelola web www.lontarmadura.com
Tari Keris ciptaan Arya Wiraraja ini lama sekali tidak diatraksikan. Pada masa kerajaan Mataram Islam di Jawa yakni pada pemerintahan Raden Mas Rangsang Panembahan AGUNG Prabu Pandita Cakrakusuma Senapati ing Alaga Khalifatullah (Sultan Mataram 1613-1645), seorang Raja yang sangat peduli dengan seni dan budaya. Maka kala itu Sumenep diperintah oleh seorang Adipati kerabat Sultan Agung yang bernama Pangeran Anggadipa tarian tersebut dihidupkan kembali sekitar tahun 1630, diberi nama “Kambuh” dalam bahasa
Suramadu JANUARI - MARET 2016
39
Foto : Tulus Setia Budi
Pameran Konstruksi Indonesia
Plt Kepala Bapel BPWS terjun langsung memberikan penjelasan tentang rencana pengembangan Madura oleh BPWS.
Salah satu fungsi utama BPWS adalah melakukan fasilitasi untuk menjadi instrumen pengungkit bagi perekonomian Madura. Selain bidang infastruktur, BPWS turut ambil bagian dalam pameran konstruksi itnernasional 2015 di Jakarta. Banyak manfaat diretas dari kegiatan ini; Oleh : Mochammad Rachmad Saleh Aditama ST
ritme
Memoles Potensi Madura besar perekonomian di kawasan Indonesia Timur jika dikelola dengan baik.
Suasana stand BPWS di pameran
“Potensi besar ini harus dikelola dan di-manage dengan baik agar benar-benar bisa mensejahterakan rakyat,” katanya.
P
erlahan tapi pasti, BPWS terus melakukan langkah nyata dalam rencana besar pengembangan Madura. Setelah sinergi positif terbangun dengan semua lini, BPWS terus melakukan perencanaan keseluruhan pengembangan Madura. Dalam perencanaan keseluruhan meliputi tiga kawasan untuk menggerakkan roda perekonomian di Madura, yakni pusat pelabuhan, industri dan perdagangan jasa dan industri, BPWS terus melakukan pendalaman. Ini bagian dari rencana induk yang disusun BPWS.
di Jakarta mengatakan, rencana pengembangan paska Suramadu tetap akan menggandeng pemerintah daerah sebagai mitra kerja. “Kami akan bersinergi dengan daerah untuk rencana pengembangan Madura. Pemeran ini konstruksi ini merupakan salah satu bentuk sinergi dari upaya fasiltasi untuk Madura,” ujarnya. Pada kesempatan itu, Wakil Presiden Jusuf Kalla turut meninjau pameran konstruksi tersebut. Ia mengungkapkan, Madura bisa menjelma menjadi kekuatan
Terpisah, Gubernur JawaTimur, Soekarwo saat ditemui di gedung Negara Grahadi menyatakan, pihaknya meminta kepada BPWS untuk segera melakukan akselerasi pembangunan di Madura. Menurutnya, Madura yang memiliki potensi besar harus terus dipoles agar bisa mensejahterakan rakyat. “Perlu ada terobosanterobosan besar agar pembangunan di Madura bisa diakselerasi. Saya yakin, kelak Madura bisa menjadi kekuatan ekonomi baru di Jawa Timur,”ujarnya. Ditambahkannya, jika roda perekonomian di Madura bergerak maju dan dinamis, maka akan memberi sumbangan besar pada pertumbuhan ekonomi jawa Timur dan nasional. (*)
Kepala Divisi Perwakilan BPWS Jakarta, Amiruddin saat pameran nasional konstruksi Indonesia di Jakarta Convention Centre (JCC) 2016
Foto-foto : Tulus Setia Budi
Suasana stand BPWS di pameran
Wapres Jusuf Kalla mengunjungi pameran
Suramadu JANUARI - MARET 2016
41
BPWS Harus Tetap Ada ”BPWS harus tetap ada, karena masih dibutuhkan. Saya optimistis BPWS akan bisa bekerja maksimal,” kata Pakde Karwo,di kantor Gubernuran, Senin(11/1).
S
ekalipun akhirnya kewenangan Badan Pengembangan Wilayah Suramadu ( BPWS) di sisi Surabaya dikembalikan ke Pemkot Surabaya, namun eksistensi BPWS tetap diperlukan. Bahkan Gubenur Jawa Timur Soekarwo bertekad mempertahankan eksistensi badan bentukan pemerintah Pusat itu. Dia menambahkan, meskipun tidak lagi menangani Kawasan Kaki Jembatan Sisi Surabaya (KKJSS), namun BPWS saat ini masih diperlukan untuk mendongkrak dan menjadi stimulus penguatan perekonomian wilayah Madura. Ini tentu menjadi vital megingat eksistensi BPWS tersebut diharapkan memberikan stimulant positif bagi bergerak dinamisnya perekonomian Madura. Ketika ditanya rencana Risma yang sebelumnya mengusulkan pembubaran BPWS , Pakde Karwo menegaskan, bahwa BPWS harus tetap ada. Karena salah satu daya tampung Anggaran Belanja Negara (APBN) adalah di BPWS untuk anggaran antara kabupaten dan kota. Jika BPWS dihilangkan, akan terjadi ketidak seimbangan dalam APB. Selain itu jika BPWS dihapuskan maka tidak ada pembangunan antar daerah. Oleh karena itu, pria yang akrab disapa Pakde Karwo ini akan tetap berusaha agar BPWS tetap ada dan memberikan pengembangan yang berdampak positif bagi Madura dan Jawa Timur. Sebelumnya BPWS telah membebaskan sejumlah lahan disekitar area kaki Jembatan Suramadu. Lahan ini merupakan rest area disisi Madura seluas 21 hektare. Total nilai pembebasan lahan tersebut sebesar 167,8 miliar dan dibayarkan untuk 32 pemilik lahan.
Suramadu JANUARI - MARET 2016
Lahan seluas 21 hektare tersebut adalah bagian dari total 40 hektare yang dibutuhkan untuk pengembangan rest area wilayah Suramadu sisi Madura. Sekadar mengingatkan, dalam berbagai kesempatan Gubernur Jatim mengingatkan agar semua pihak berfikir jernih dan menghilangkan ego sectoral dalam menyikapi pembangunan di Madura. Berkali-kali, Pakde Karwo menegaskan menolak wacana pembubaran BPWS. Gubernur beralasan, keberadaan BPWS masih sangat dibutuhkan untuk mengembangkan kawasan Jembatan Surabaya-Madura (Suramadu). Keberadaan BPWS juga dinilai strategis untuk bisa memacu pertumbuhan dan kemajuan di kawasan tersebut, khususnya di sisi Madura. Gubernur malah meminta pada masyarakat supaya mendorong kinerja BPWS agar lebih baik. "Kalau memang dinilai tidak efektif dan kinerjanya kurang, seharusnya ditingkatkan lagi. Karenanya kami memberikan kesempatan pada BPWS untuk meningkatkan kinerjanya," kata Soekarwo. Soekarwo membantah kalau fungsi BPWS tumpang tindih dengan pemerintah di Madura, yaitu Pemkab Bangkalan, Sampang,Pamekasan dan Sumenep. Sebab tugas BPWS sudah pasti hanya untuk pengembangan di kawasan Suramadu saja. Karenanya Gubernur menegaskan,jika anggapan tumpang tindih itu dijadikan alasan untuk membubarkan BPWS, itu jelas sangat tidak tepat. Sebab dalam pelaksanaan programnya juga selalu dikoordinasikan dengan pemerintah setempat. (bai)
Hard Worker Vs Super Mom….
T
ahan banting tampaknya sudah mengurat dan mengakar dalam diri Anggita Permatasi SIP ini. Bagaimana tidak, ibu dua anak yang masih terlihat cantik ini dikenal sebagai pekerja keras alias hard worker di lingkungan kerjanya, BPWS Perwakilan Jakarta. Posisinya sebagai Kepala Sub Divisi Kerjasama Antar Lembaga BPWS, menuntutnya untuk terus mobile. Membangun relasi dengan instansi dalam dan luar negeri. Memaksanya wira wiri Surabaya – Jakarta. Di saat yang lain, ia bisa melakoni sebagai sosok yang hangat bagi ibu satu putri, sekaligus istri yang baik bagi suaminya. Melakoni dua dunia sebagai hard worker sekaligus super mom, tentu tidak mudah. Namun baginya, itu hal yang biasa dan sanggup ia jalankan. Apa rumusnya? “Sederhana saja, selalu bersyukur, nikmati saja keadaannya sekaligus sadar akan tanggung jawab masing masing,”ujarnya. Dengan kiat itu, ia mengaku melakoninya dengan santai namun tetap proporsional. “Saya sih melakoninya biasa saja, tidak ada yang istimewa sebenarnya,”ujarnya sembari tertawa renyah. (coy)
Siasat Macet K
emacetan memang menjadi sesuatu yang menjengkelkan bagi semua orang. Tak terkecuali bagi Endang Purwanti SE, staf di BPWS Kantor Perwakilan Jakarta. Hijrah dari Surabaya ke Jakarta, ternyata ada dua kesamaan yang tak bisa dilepas, yakni sama sama macet.
Hanya saja, kemacetan di Surabaya tak separah di Jakarta. “Di jam sibuk, macet di Jakarta benar – benar stuck,” ujar ibu satu putra ini. Menurutnya, menggerutu bukanlah solusi. Ia mengaku, ketika terjebak
kemacetan, ia memilih mengalihkannya dengan bermain – main hand phone, membaca, main game atau yang lainnya.
“Mencoba menikmati, meski sebenarnya ya jengkel hahaha,” tandasnya. Untuk menyiasiti kemacetan parah di Jakarta, ia sering memilih menggunakan ojek on line atau berangkat lebih awal. “Daripada menggerutu gak ada solusi, ya cari solusi yang lebih cerdas saja,”pungkasnya. (coy)
Suramadu JANUARI - MARET 2016
mata lensa
Memacu Tradisi “Selain karapan sapi, Madura kaya akan ragam kultur yang eksotis. Salah satunya pacuan kuda tradisional. Butuh ketangkasan dan skill tinggi untuk menderu di atas lintasan. Tempik sorak membahana, ditingkahi musik tradisional meliuk beralun, menderu memacu dalam balutan tradisi...Madura
Foto-foto : Faisal
44
Suramadu JANUARI - MARET 2016
Suramadu JANUARI - MARET 2016
45
Klampok Camplong ; Si Manis Dari Madura
46
Suramadu JANUARI - MARET 2016
geliat usaha Tampilannya menggoda, apalagi rasanya. Manis, renyah, dan mengandung banyak air. Itulah jambu air alias jambu klampok asal Sampang Madura. Siapa sangka, si mungil ini konon melanglang hingga Singapura. Oleh : Faisal Yasir Arifin
J
ambu Klampok, begitulah buah ini biasa disebut di Camplong, Sampang, Madura. Jambu air khas Sampang, Madura ini dikenal bercita rasa manis dengan tampilan hijau keputihan yang kinclong. Menarik untuk dinikmati. Biasanya, saat lagi musim, di sepanjang jalan Sampang – Pamekasan, ratusan lapak berjajar menjual klampok ini. Murah meriah, paling banter Rp 30 ribu sudah dapat satu kresek besar. Padahal, ketika masuk supermarket, 12 biji saja harganya Rp 20 ribu. Tak pelak, banyak orang yang melihat ini sebagai peluang usaha. Tak jarang, ketika musim klampok dating, ribuan ton jambu ini keluar dari sarangnya di Madura. Tersebar di seantero Jawa Timur. “Bahkan, sering kita kirim ke Jakarta. Dari Jakarta, nanti juga ada yang dilarikan ke Singapura. Yang diekspor ini
hanya jambu-jambu yang kualitas super besar, bening, mulus dan dipastikan manis,”ujar Adrori Ibnu Wardi, salah satu petani jambu klampok di Camplong mengisahkan kepada wartawan Suramadu. Buah ini sendiri adalah buah unggulan Kabupaten Sampang. Uniknya, buah ini hanya tumbuh dengan kualitas terbaik jika ditanam di Sampang saja, khususnya di Kecamatan Camplong. “Banyak yang minta cangkokan atau stek jambu ini lalu dibawa ke luar daerah. Tetapi buahnya nggak selebat di Madura dan rasanya kurang manis,”lanjut Wardi. Klampok ini juga menjadikan daerah Camplong banyak dikenal. Bahkan mantan Presiden Indonesia, Susilo Bambang Yudoyono waktu itu memberikan perhatian khusus dan dijamu dengan buah ini waktu kunjungan ke Madura. Bahkan, ia berniat memetik langsung
Detail lengkap tentang Klampok Camplong, Sampang : Asal : Desa Camplong (Sampang Madura) Umur tanaman : 10 tahun Tinggi tanaman : 10-12 m Bentuk buah : Buah sejati tunggal Warna kulit buah : Kerucut dengan 4 buah cangap di bagian ujung Warna daging buah : Putih mengkilap Rasa buah : Manis segar Aroma buah : Lemah Panjang buah : 4,3-6,2 cm Diameter buah : 4,9-6,1 cm Jumlah buah per tandan : 1-5 buah Tangkai buah : 1,3-2,6 cm Tekstur daging buah : Renyah Kandungan air : 89,07% Berat buah/buah : 65,5-100,7 g Persentase daging buah : 95% yang dapat dimakan Jumlah biji : Tidak berbiji Produksi per pohon/tahun : 300-800 kg
buah Klampok ini dari pohonnya saat berkunjung ke Sampang. Namun, rupanya beliau tidak beruntung saat itu, karena si pemilik pohon Klampok telah memetik buahnya lebih dulu. Dengan sudah banyak dikenalnya Klampok ini, jelas ini akan menjadi potensi bagi Sampang, untuk Camplong khususnya. Harusnya potensi seperti ini didukung oleh pemerintah kabupaten Sampang, karena sampai saat ini para pemilik pohon atau perkebunan Klampok menjual hasil panennya di pinggir jalan, menunggu pembeli mungkin sampai buah ini tidak segar lagi seperti ketika baru dipetik. “Jelas jambu Klampok yang menjadi unggulan Sampang ini akan menjadi perhatian serius. Apalagi, ini mampu menggerakkan sektor ekonomi kerakyatan. Pemkab tentu akan memberikan atensi lebih,”ujar Wakil Bupati Sampang, Fadhilah Boediono. (*)
Suramadu JANUARI - MARET 2016
47
Kemoceng Kiai Hasani Suara serigala melolong dari hutan perawan di timur laut desa itu. Rembulan menampakkan setengah badan. Di surau kecil itu, aku bersila takdzim di hadapan Kiai Hasani…. Oleh : Panjalu Epic juga membayangkan sebuah laku, atau tirakat, atau apa saja yang bisa menebus kesalahan dan menghapuskan dosa-dosaku. Beberapa jenak kemudian Kiai Hasani mengucapkan sesuatu yang benar-benar di luar perkiraanku.
“
Kiai, ajarkan saya sesuatu yang bisa menghapuskan kesalahan saya ini.” Aku berusaha menjaga nada bicaraku, tak ingin sedikitpun sekali lagi menyinggung perasaannya. Kiai Hasani terkekeh. “Apa kau serius?” Katanya. Aku menganggukkan kepalaku dengan penuh keyakinan. “Saya serius, Kiai. Saya benar-benar ingin menebus kesalahan saya.” Kiai Hasani terdiam beberapa saat. Ia tampak berfikir. Aku sudah membayangkan sebuah doa yang akan diajarkan Kiai Hasani kepadaku, yang jika aku membacanya beberapa kali maka Allah akan mengampuni dosa-dosaku. Aku
Suramadu JANUARI - MARET 2016
“Apakah kau punya sebuah kemoceng di rumahmu?” Aku benar-benar heran Kiai Husain justru menanyakan sesuatu yang tidak relevan untuk permintaanku tadi. “Maaf, Kiai?” Aku berusaha memperjelas maksud Kiai Hasani. Kiai Hasani tertawa, seperti Kiai Hasani yang biasanya. Diujung tawanya, ia sedikit terbatuk. Sambil mengangguk-anggukkan kepalanya, ia menghampiriku, “Ya, temukanlah sebuah kemoceng di rumahmu,” katanya. Apa yang harus saya lakukan dengan kemoceng itu?” Kiai Hasani tersenyum. “Besok pagi, berjalanlah dari rumahmu ke pondokku,” katanya, “Berjalanlah sambil mencabuti bulu-bulu dari kemoceng itu. Setiap kali kau mencabut sehelai bulu, ingat-
ingat perkataan burukmu tentang aku, lalu jatuhkan di jalanan yang kau lalui.” Aku hanya bisa mengangguk. Aku tak akan membantahnya. “Kau akan belajar sesuatu darinya,” kata Kiai Husain. *** Keesokan harinya, aku menemui Kiai Hasani dengan sebuah kemoceng yang sudah tak memiliki sehelai bulupun pada gagangnya. Aku segera menyerahkan gagang kemoceng itu pada beliau. “Ini, Kiai, bulu-bulu kemoceng ini sudah saya jatuhkan satu per satu sepanjang perjalanan. Saya berjalan lebih dari 5 km dari rumah saya ke pondok ini. Saya mengingat semua perkataan buruk saya tentang Kiai. Saya menghitung betapa luasnya fitnah-fitnah saya tentang Kiai yang sudah saya sebarkan kepada begitu banyak orang. Maafkan saya, Kiai. Maafkan saya…” Kiai Hasani menganggukangguk sambil tersenyum. Ada kehangatan yang aku rasakan dari raut mukanya. “Seperti aku katakana kemarin, aku sudah memaafkanmu. Barangkali kau hanya khilaf dan hanya mengetahui sedikit tentangku. Tetapi kau harus belajar seusatu…,” katanya. Aku hanya terdiam mendengar perkataan Kiai Hasani yang lembut, menyejukkan hatiku. “Kini pulanglah…” kata Kiai Hasani.
Aku baru saja akan segera beranjak untuk pamit dan mencium tangannya, tetapi Kiai Hasani melanjutkan kalimatnya, “Pulanglah dengan kembali berjalan kaki dan menempuh jalan yang sama dengan saat kau menuju pondokku tadi…”
“Kini kau telah belajar sesuatu,”katanya.
Aku terkejut mendengarkan permintaan Kiai Hasani kali ini, apalagi mendengarkan “syarat” berikutnya: “Di sepanjang jalan kepulanganmu, pungutlah kembali bulu-bulu kemoceng yang tadi kaucabuti satu per satu. Esok hari, laporkan kepadaku berapa banyak bulu yang bisa kau kumpulkan.”
Tiba-tiba aku tersentak. Dadaku berdebar. Kepalaku mulai berkeringat.
“Kau akan mempelajari sesuatu dari semua ini,” tutup Kiai Hasani. *** Sepanjang perjalanan pulang, aku berusaha menemukan bulu-bulu kemoceng yang tadi kulepaskan di sepanjang jalan. Betapa sulit menemukan bulubulu itu. Mereka tentu saja telah tertiup angin entah kemana. Setelah berjam-jam, aku berdiri di depan rumahku dengan pakaian yang dibasahi keringat. Nafasku berat. Tenggorokanku kering. Di tanganku, kugenggam lima helai bulu kemoceng yang berhasil kutemukan di sepanjang perjalanan. *** Hari berikutnya aku menemui Kiai Hasani dengan wajah yang murung. Aku menyerahkan lima helai bulu kemoceng itu pada Kiai Husain. “Ini, Kiai, hanya ini yang berhasil saya temukan.” Aku membuka genggaman tanganku dan menyodorkannya pada Kiai Hasani. Kiai Hasani terkekeh.
Aku mengernyitkan dahiku. “Apa yang telah aku pelajari, Kiai?” Aku benarbenar tak mengerti. “Tentang fitnah-fitnah itu,” jawab Kiai Hasani.
“Bulu-bulu yang kaucabuti dan kaujatuhkan sepanjang perjalanan adalah fitnah-fitnah yang kausebarkan. Meskipun kau benar-benar menyesali perbuatanmu dan berusaha memperbaikinya, fitnah-fitnah itu telah menjadi bulu-bulu yang beterbangan entah kemana. Bulu-bulu itu adalah kata-katamu. Mereka dibawa angin waktu ke mana saja, ke berbagai tempat yang tak mungkin bisa kau duga-duga, ke berbagai wilayah yang tak mungkin bisa kauhitung!” Tiba-tiba aku menggigil mendengarkan kata-kata Kiai Hasani. Seolah-olah ada tabrakan pesawat yang paling dahsyat di dalam kepalaku. Seolah-olah ada hujan mata pisau yang menghujam jantungku. Aku ingin menangis sekeras-kerasnya. Aku ingin mencabut lidahku sendiri. “Bayangkan salah satu dari fitnah-fitnah itu suatu saat kembali pada dirimu sendiri… Barangkali kau akan berusaha meluruskannya, karena kau benar-benar merasa bersalah telah menyakiti orang lain dengan kata-katamu itu. Barangkali kau tak tak ingin mendengarnya lagi. Tetapi kau tak bisa menghentikan semua itu. Angin waktu telah mengabadikannya.” “Fitnah-fitnah itu telah menjadi dosa yang terus beranak-pinak tak ada
ujungnya. Agama menyebutnya sebagai dosa jariyah. Dosa yang terus berjalan diluar kendali pelaku pertamanya. Maka tentang fitnah-fitnah itu, meskipun aku atau siapapun saja yang kau fitnah telah memaafkanmu sepenuh hati, fitnah-fitnah itu terus mengalir hingga kau tak bisa membayangkan ujung dari semuanya. Bahkan meskipun kau telah meninggal dunia, fitnah-fitnah itu terus hidup karena angin waktu telah membuatnya abadi. Maka kau tak bisa menghitung lagi berapa banyak fitnah-fitnah itu telah memberatkan timbangan keburukanmu kelak.” Tangisku benar-benar pecah. Aku tersungkur di lantai. “Astagfirullah aladzhim… Astagfirullahaladzhim… Astagfirullah aladzhim…” Aku hanya bisa terus mengulangi istighfar. Dadaku gemuruh. Air mata menderas dari kedua ujung mataku. “Ajari saya apa saja untuk membunuh fitnah-fitnah itu, Kiai. Ajari saya! Ajari saya! Astagfirullahal-adzhim…” Aku terus menangis menyesali apa yang telah aku perbuat. Kiai Hasani tertunduk. Beliau tampak meneteskan air matanya.“ Aku telah memaafkanmu setulus hatiku, Nak,” katanya, “Kini, aku hanya bisa mendoakanmu agar Allah mengampunimu, mengampuni kita semua. Kita harus percaya bahwa Allah, dengan kasih sayangnya, adalah zat yang maha terus menerus menerima taubat manusia… InnaLlaha tawwabur-rahiim...” “Kini kau telah belajar sesuatu,” kata Kiai Hasani, setengah berbisik. Pipinya masih basah oleh air mata. (*)
Suramadu JANUARI - MARET 2016
Ngojek Bang
S
uatu siang tengah bolong seorang pemuda nyamperin tukang ojek.. Pemuda : bang nanya, abang ojek disini kan? Ojek
: iya.. mau kemana mas? sini saya anter nih helm nya *ngasih helm*
Pemuda : kalau ke pasar depan komplek berapa ya bang? Ojek
: udah dua belas ribu aja, ga di mahalin kok!
Pemuda : umpama nih ke perempatan depan sana berapa ya? Ojek
: udah tujuh ribu deh panglaris dari pagi sepi belom narik nih mas
Pemuda : kalau ke gang depan situ loh brapa bang.? Ojek
: ah deket itu mah empat, ribu aja sini saya anter
Pemuda : bang kalau sampai ke mall berapa ya? Ojek
: Duh jauh itu mah dua puluh ribu deh. Mas sebenernya mau kemana sih? *mulai curiga*
Pemuda : gak bang. ane cuma nanya doang sih, soalnya ane mau ikutan ngojeg disini juga bang Ojek
: !@#$%^&*~!@## *tancap gas nyelonong masuk got*
P
ak Murkisid adalah seorang pengusaha susu sederhana yang tengah sekarat. Ditemani istrinya disertai tiga orang anaknya, dengan terbata-bata ia membagi warisan. Murkisid : Juned,,,! Untukmu aku wariskan empat blok apartemen..!! Juned
Murkisid : "Klepon,,,! Kepadamu enam puluh deret rumah mewah di Cibubur,,,!” Klepon : (Langsung Menangis Sesenggukan): "Iya, Pak,,,! Terimakasih, Bapaaak,,,!” Murkisid : "Jenjem,,,! Kamu perkantoran di Slipi Jaya dari lantai 1 sampai lantai 15,,,!” Jenjem : (Nggak Kuat Menahan Tangis) "Terimakasih, Pak,,,! Hiks, hiks, hiks,,,!” Murkisid : "Dan terakhir, buat Ibu,,,! Ibu mendapatkan 6 komplek vila mewah di Puncak, Bogor,!" Ruginah (Istri Pak Murkisid): "Iya, iya, iya, Pak,,,! Nggak usah kepikiran, Bapak tenang saja,,,!" Suster yang mendengar percakapan itu, berbisik Ruginah: “Nggak nyangka ya, Bapak walaupun hanya seorang pengusaha susu sederhana, tapi warisannya, gilaa,,,? Ruginah : Kalo kamu mau, saya bisa berikan warisan yang diberikan suami saya ke saya tadi kok,,,! Saya ikhlas, sungguh, Suster,,,!” Suster
S
lamet mendapat hadiah undian untuk berlibur ke Las Vegas. Setelah sampai di sana Memet pun masuk ke sebuah bar, dia melihat seorang pria berkata kepada bartender, "JACK DANIELS, SINGLE". Lalu bartender memberikan segelas minuman yang dimaksud. Tak lama kemudian datang lagi pria lain dan berkata kepada bartender, "JOHNNY WALKER, SINGLE". Lalu bartender memberikan segelas minuman yang dimaksud. Dipikir nama-nama tadi nama orang, padahal merk minuman keras. Slamet dengan sangat percaya diri, bersuara lantang dan keras kepada bartender "SLAMET BIN SUKIRNO TELO, MARRIED". Seisi bar melongo terus kebakaran @#$%^&*(^%$#@$%^&
Suramadu JANUARI - MARET 2016
: "Ah yang bener,,,? Ibu serius apa cuma bercanda neeeh,,,?”
Ruginah : "Saya serius, Suster,,,! Saya kan sudah tua, nggak ada gunanya lagi warisan-warisan itu,,,! Karena saya udah nggak kuat,,,!” Suster
Olaaah Meeeet…Slameeet
: (Sambil Berkaca-kaca Menahan Tangis): "Baik, Pak,,,! Terimakasih,,,!”
: "Kok nggak kuat sih, Bu,,,? Nggak kuat lagi buat pemeliharanaan vila-vila di Puncak, Bu,,,?”
Ruginah : "Bukan, Suster,,,! Yang Bapak wariskan ke saya dan ketiga anak saya itu kan RUTE-RUTE ANTARAN SUSUnya,,,! Saya udah nggak kuat lagi ngejalaninnya, Suster,,," Suster (benturin Jidat ke kulkas lalu ngesot Surabaya Monas): "$%^&*(&%^*(%$#@&%$#@,,,???"
P
Gambar Anu
aijo yg polos lugu, ngisi formulir buat bikin KTP di kantor kelurahan.
Paijo : "Nama lengkap saya ditulis Pak?" Lurah : "Iya" Paijo : "Alamat saya ditulis Pak?" Lurah : "Iya" Paijo : "Agama saya ditulis jg Pak?" Lurah : "Ya, iya..!" (mulai jengkel) Paijo : "Status perkawinan ditulis jg Pak?" Lurah : "Iyaaaa..!!!!" Paijo : "Jenis kelamin saya ditulis jg Pak" Lurah : "ga usah, di DIGAMBAR aja klo bisa..!!" (lempar granat!@#$&^)
R
Foto-foto : Faisal
ibuan warga yang ingin menikmati malam pergantian tahun baru 2016 di kawasan Suramadu, benar-benar membeludak. Kemacetan parah pun terjadi di sepanjang akses Suramadu baik dari sisi Surabaya maupun Madura. Di lokasi kawasan KKJSS maupun KKJSM tampak masyarakat tampak menikmati pergantian tahun baru, meskipun sempat ditingkahi gerimis. Mereka sudah berdatangan sejak sejak petang. Sedangkan pihak kepolisian sudah bersiaga terlihat sibuk mengatur dan mengamankan sejumlah pengendara yang melanggar aturan. (*)
Membangun dengan Hati