veterinary Nedi'cine Journal Volume 21 Nomor 1,Januari 2005
Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Airlangga Faculty of Veterinary Medicine, Airlangga University
MKH (Vet.Med.J.)
Vol. 21
No. 1
Hal 1-47
Surabaya, Januari 2005
Akreditasi Dirjen Dikti No. 23a/Dikti/Kep/2004
ISSN 2015-8930
Me&a Kedokteran X e w a n
I1
Vol. 21,
No. 1, Januari 2005
Media Kedokteran Hewan.me
Terbi pertoma kali tahun 198 . .
Susunan Dewan Redaksi Pelindung
I
:
Dekan Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga.
Prof. Dr. Hj. Sri Subekti Bendryman S., DEA., Drh. Q Prof. Dr. Mohd Zamri Saaci, Ph.D., M s . , DVM. (UPM Malaysia) r. L,;,z!s~~~-n- ''.,:,,.I '.,.:,: ;y:,,l:d T :,J:B~'~.,?:,.La Q Prof. Dr. Mohd Hair Bejo, Ph.D., DVM. (UPM Malaysia) Q Prof. Dr. Dondin Sajuthi, Drh. (FKH IPB) 6 Prof. Roostita L. Balia, Ph.D., MSC., Drh. (Fapet Unpad) Q Dr. Wisnu Nurcahyo, Drh. (FKH UGM) Q Ir. Mulyoto Pangestu, M.Reprod.Sc., Ph.D. (Monash University) Q Ir. Roni Rachman Nur, M.Rur.Sc., Ph.D. (Fapet IPB) 6 Dr. Lies Parede Hernomoadi, M.Sc., Drh. palitvet) Q Dr. Aulanni'am, M.S., Drh. (MIPA Unibraw) Q Widya Asmara, Ph.D., M.S., Drh. (FKH UGM) Q Dr. I Ketut Made Mahardika, Drh. (FKH Unud) Q Dr. Sri Muharsini, Drh. (Balitvet) Q Dr. Dasrul, M.Si., Drh. (FKH Unsyiah) Penyunting Pelaksana : @ Mas'ud Hariadi, PhD., MPhil., Drh. (FKH Unair) Q Dr. Fedik Abdul Rantam, Drh. (FISH Unair) Q Dr. Diah Kusumawati G., SU., Drh. (FKH Unair) Q Thomas Valentinus Widiyatno, MSi., Drh. (FKH Unair) @ Iwan Willyanto, PhD., Drh. (FKH Unair) Q Suwarno, MSi., Drh. (FKH Unair) @ Imam Mustofa, MKes., Drh. Penyunting Penyelia : O Kusnoto, MSi., Drh. (FKH Unair) O Epy Muhammad Luqman, MSi., Drh. (FKH Unair) : 0 Berty Ferijanti, S.Sos. Tata Usaha Ketua Penyunting Penyunting Ahli
:
:
A
:-3,
I
I 1
Alama t:
Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga Kampus "C" Unair, Mulyorejo Surabaya 60115 Telp. (031) 5992785; 5993016; Fax. (031) 5993015
d
I
1
e-~naii:
[email protected];
[email protected];
[email protected];
[email protected]
Rekening:
Tahapan BCA - No. 01-4018-9375 (Dr. Diah Kusumawati G.)
Meda Kedokteran Hewan diterl~itkanoleh Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Airlangga, Surabaya. Dekan: Prof. Dr. Ismudiono, h S . , drh. Akteditasi D y e n Dikti No. 23a/Dikti/Kep/2004.
Vol. 21, No. 1, Januari 2005
Vitrifikasi Ovarium Mencit Menggunakan Etilen Glikol dan DMSO sebagai Krioprotektan dan Viabilitasnya Pasca Autotransplantasi di Subkapsula Ginjal Vitrification of Mouse Ovary Using Ethylene Glycol and DMSO as Cryoprotectant and Viability after Autografted under Kidney Capsule
1 I
II I
I
1
'kusdlant0r0 Mohamadl', i t a Djuwita', Arief Boediono', Iman Supriatna2 Lnepartemen Anatomi, 2Departemen Reproduksi dan Kebidanan, Fakultas Kedokteran t lewan, lnstitut Pertanian Bogor; Jl. Agatis Kampus Darmaga, Bogor 16680 Indonesia 7'el./Fax.: +62-251421823 *Korespondensi: kusrn2063ya hoo.corn Abstract The aim of this study was to examine viability of vitrified mouse ovary using ethylene glycol (EG) a n d dimethyl sulfoxide (DMSO) a s cryoprotectant. Thirty t w o female I1I)Y mouse (8 weeks of age) were divided into four groups: control (fresh ovaries), 30% IXG, 30% IIMSO, a n d 1 5 % EG + 1 5 % I > M v kA,.difipA ..L.---L-&L,-fi--.-J --I.--=.,+=:-: ...... . - ~ I B.-WC.---. -L-I I--- se%--, l-m.?.nA .,.,,I,.* . . 5 ~~ I cryoprorectant were used as v~trificationsolution. Ovarics werc exposed with solution contained 10% a n d 30% cryoprotectant 5 minutes of each a t room temperature, loaded in 0.5 ml straws a n d vitrified in liquid nitrogen (-1960C). After warming in water a t 370 C, ovaries were autografted u n d e r the kidney capsule. Mouse were eximaned oestrous cycles daily a n d o n day-30, mouse were sacrificed a n d ovaries werc fixed for histology. Viability of ovaries were 70046, 13%, 0%, a n d 1 9 % i n control, 30%EG, 30% DMSO, and 15% EG + 15% DMSO groups, respectively. Oestrous cycles w e r e detected in loo%, 13%, 0%, and 13% mice in control, 30% EG, 30% DMSO, a n d 15% EG + 1 5 % DMSO groups, respectively. Histology examination of viable ovaries showed follicles development. This result showed that ovaries vitrified in solution contained 30% EG a n d 15% EG + 1 5 % DMSO a s cryoprotectant could be survived after autografted u n d e r the kidney capsule.
II
Key words: ovary, cryopreservation, vitrification, graft, oestrous cycle, histology
Pendahuluan Pembekuan ovarium telah dimulai pada tahun 1950-an rnenggunakan gliseroI sebagai krioprotektan (Parkes dan Smith, 1953; Deanesly, 1957). Karena hasil yang masih rendah, maka penelitian mengenai pembekuan ovarium baru muncul kembali di awal tahun 1 W a n dengan dilaporkannya keberhasilan pembekuan ovarium pada rnencit rnenggunakan dirnetil sulfoksida (DMSO) (Harp et al. 1994). Sejak saat itu berbagai ovarium hewan telah berhasil dibekukan dengan metode konvensional, mulai dari ovarium mencit (Candy et al. 1993, tikus (Callejo et ul. 1999), kucing (Gosdcn el ul. 1994), domba (Salle el al. 1999), gajah (Gunasena et al. 1998), primata (Candy el al. 1995), dan manusia (Gook et al. 2001). v i t - i t ~ ; ; ,t.bgai sebuah meiode prnbekuan melalui proses prnadatan larutan tanpa prnbentukan kristal es sebagai akibat pningkatan viskositas dan penurunan suhu yang sangat cepat (Rall dan Fahy, 1985) telah luas digunakan pada ernbrio atau sel telur, akan tetapi pada ovarium belum banyak
dilakukan (Shaw el ul. 2000). Vitrifikasi ovarium telah dilaporkan oleh Sugimoto el al. (2000) dan Kagabu dan Umezu (2000) yang menunjukkan siklus estrus pada hewan rcsipien dan perkembangan folikel pada pngamatan histologi. Kedua peneliti tersebut merujuk metodc vibifikasi yang digunakan untuk pembekuan embrio (Rall dan Fahy 1985). Hasil yang diperoleh menunjukkan metode prnbekuan konvensional lebih baik dibanding vitrifikasi. Pada penelitian ini, ingin dicobakan penggunaan metode vitrifikasi yang biasa digunakan untuk pernbekuan sel telur dengan krioprotektan dasar etilen glikol (EG) (Djuwita et al. 2000, btohamad et 01. 2000). Selain itu dicobakan juga krioprotektan DMSO sebagai pembanding karena DblSO rnerupakan krioprotrktan yang serind d i ~ a k a i UR!-k pci:twkuan scl -21: ,:;ir.gcr. S;LA:J umum serta pembckuan ovarium konvensional. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mcngctahui viabilitas ovarium yang divibifikasi dengan menggunakan krioprotektan EG dan DMSO setelah autotransplantasi di subkapsula ginjal.
U
Kusdiantoro Mohamad dkk.; Vitrifikasi Ovarium Mencit Menggunakan Etilen Glikol dan DMSO sebagai
...
Siklus Estrus I'cnentuan fasc siklus dari hasil ulas vagina Hewan Percobaan dllakukan mcnggunakan pcwamaan Gicmsa 10% Sebanyak 32 ekor mencit (hlus nzus~ulzcsulbinrcs) seperti yang dilaporkan oleh Mohamad et al. (2003). betina strain DDY urnur dclapan minggu yang Fase procstrus ditunjukkan oleh keberadaan sel-sel rnemiliki siklus estrus normal digunakan pada epitel superfisial berinti, fase estrus ditunjukkan oleh pnelitian ini. Mencit dipelihara dengan periode kcbcradaan sel-scl epitel superfisial yang mengalami 7 9 : - m . 1 3 ; a m Jan A i h o r i n n k n n Ian . .-._.-. <,.-. . --:tandukan (comlfied cells), lase metestrus dih-njl~k- k i n u m ad lihtum. kan oleh keheradaan sel-sel pertandukan dan *I-sel darah putih, dan lase diestrus ditunjukkan oleh Koleksi Ovarium keberadaan sel-sel darah putih. Ovariurn dikoleksi dengan cara ovariektorni rnelaIui bedah pungung seperti yang dilaporkan Histologi Moharnad et al. (2003). Ovarium yang telah dikoleksi Untuk memastikan apakah ovarium yang dibersihkan dari sisa bursa ovari, dicuci dalam NaCl ditransplantasikan merniliki folikel yang berkernbang fisiologis, dibelah dua dan disimpan di atas balok es atau tidak, maka dihuat preparat histologi. Jaringan sampai saat dilakukan vitrifikasi. Pada kelornpok ovariurn yang dikoleksi difiksasi dalam larutan Bouin kontrol ovarium hasil ovariektorni langsung ditransselarna 24 jsrn. Setelah itu jaringan didehidrasi dalam rllpnt--~;Lpnl i sr~hkan<~lla vinial. alkohol, dijemihkan dalam silo!, dan ditanam dalam - . t r o ~ a ~ r t n . ju....gart LAayat becard .di., .+=n**rx Vitrifikasi Ovarium ketebalan 5 pm. lJreparat dideparafinisasi, direhidraVitrifikasi ovarium dilakukan seperti metode si, dan diwamai dengan hematoksilin-eosin (HE). vitrifikasi sel telur O u w i t a et al. 2000, Mohamad et u1. 2000) dengan sedikit modifikasi. Larutan untuk Perlakuan dan Pengamatan vitrifikasi adalah mod$ed phosphufe brcflered sulirle Penelitian ini terdiri atas empat kelompok, (rnPBS) yang mengandung serum fetus sapi (fetal yaitu: 1) kontrol (ovarium segar, tanpa pemaparan havine serum [FBS]) 20% dan krioprotektan. dan vitrifikasi), vitrifikasi ovarium dengan Krioprotektan yang digunakan terdiri atas tiga macam krioprotektan 2) EG 30%, 3) DMSO 30%, dan 4) yaitu etilen glikol (EG) 30%, dimetil sulfoksida campuran EG 15% + DMSO 15%. Sernua ovarium (DhlSO) 30%, dan campuran EG 15% + DMSO 15%. dari keempat kelornpok tersebut ditransplantasikan Ovarium dipaparkan secara berurutan dalam di subkapsula ginjal. Setelah transplantasi, mencit larutan mPBS + sukrosa 0,25 M; mPBS + sukrosa 0,5 diperiksa siklus estrus setiap hari. Pada hari ke-30 M; mPBS + sukrosa 0,5 M + krioprotektan 10%; dan pasca transplantasi, mencit dimatikan, ovarium mPBS + sukrosa 0,5 M + krioprotektan 30% masingdiamati keberadaamya secara rnakroskopis, kemudimasing selama lima menit. Lalu ovarium dikemas a n difiksasi d a n dibuat preparat histologi. Konfirmasi dalam-straw 0.5 ml, dipaparkan pada uap nitrogen viabilitas dildkukan dengan mengamati perkembangan cair selama 10 detik dan langsung dimasukkan ke folikel yang krdapat pada jaringan ovarium transplan. dalam nitrogen cair. Ovarium dibiarkan di dalam Analisis Data nitrogen cair minimal selama 30 menit lalu dilakukan Data disajikan secara statistika deskriptif berupa pnghangatan (manning). Straw diambil dari nitrogen nilai rataan dan simpangan deviasi. cair, dibiarkan di udara selama 10 detik lalu dimasukkan ke dalam air dengan suhu 37°C sarnpai mencair. Segera straw dipotong, ovarium dikeluarkan Hasil dan Pembahasan dan dirnasukkan berturut-turut ke dalam larutan Viabilitas ovarium secara rnakroskopis diarnati mPBS + sukrosa 0,5 M; rnPBS + sukrosa 0,25 M; dan herdasarkan wama d a n besamya ovarium yang rnPBS (3 kali) masing-masing selama lima rnenit. dapat dibedakan dari wama permukaan ginjal. Selanjutnya ovarium ditransplantasikan ke subkapsuOvarium yang turnbuh tcrlihat berwama putih susu lar ginjal pada rnencit yang sama (autotransplantasi). dengan permukaan menonjol. Ovarium yang tidak tumbuh terlihat sebagai jaringan parut atau tanpa Autotransplantasi Ovarium di Subkapsula Ginjal hckas di pcrrnukaan ginjal. Pada kelompo)c kontrol, 'i'iiii-l-jP:arlfZISi ovariurn a1 czbkpsuia ginjai GI, i d , , i < "vdriu111 y a t l G 2:: ..:~z;!.--t=:i!,.zz ~c.:-.~xz;r.. lakukan seprti yang telah dilaprkan oleh Mohamad (100%) tumbuh pada' pengamatan hari k&30 pasca ef al. (2004). Secara ringkas, ginjal dikeluarkan, transplantasi. Sebaliknya, pada perlakuan vitrifikasi, p t o n g a n ovariurn disisipkan di bawah kapsula, lalu ovarium yang turnbuh pada kelornpok EG 30% dan ginjal kembali dirnasukkan, dinding abdomen dan carnpuran EG 15% + DhlSO 15% masing-masing kulit dijahit, lalu diberi antihiotik untuk persembuhan. adalah 13% dan 19%. Sedangkan pada kelompok
Metode Penelitian
1
.
J
Clr..
.,
Vol. 21, No. 1, Januari 2005
Media Kedokteran Hewan
DMSO 30% tidak terdapat ovarium yang tumbuh (Tabel 1). Hasil ini menunjukkan bahwa perlakuan vitrifikasi pada penelltian ini menurunkan tinglwt viabilitas ovarium pasca warming dan transplantasi. Penurunan viabilitas dapat disebabkan olt?h beberap faktor. Pertama, konsentrasi krioprotektan yang digunakan tidak momadai untuk mencegah . , . . pembentukan kr' h l ~ L ~ z at ~ . c ~-, selama vitrifikasi tidak terdapat indikasi terbentuknya kristal es ekstra seluler) dan melindungi ovarium dari kerusakan selarna proses pembekuan. Kristal es intra seluler secara mekanis dapat merusak organel sel, sehngga menyebabkan kematian sel (Gao Jan Critser 2000). Kedua, waktu pemaparan yang kurane lama sehingga krioprotektan yang masuk (penetrasi) ke dalam jaringan ovarium tidak mencukupi. Ketiga, penggunaan kemasan straw 0.5 rnl rneningkatkan volume larutan dan barier antara larutan dengan nitrc."'n - - . -- a:.,?A,:-".* . .--. ' ' . . -.. . penurunan suhu saar VllrlrlKasl clan kecepatan pencairan kembali saat ujmrning. Kecepatan penurunan suhu dan pencairan kembali saat warming sangat mempengaruhi keberhasilan vitrifikasi. Pengurangan volume seperti pada teknik open pull straw ( O P S ) (Vajta ef nl. 1998) dan penghlimgan barier dari kemasan seperti pada solid surfnce vitrifcation (SSV) (Dinnyes et nl. 2000) telah berhasil meningkatkan keberhasilan vitrifikasi sel telur atau ernbrio. Penggunaan metode SSV pada ovarium telah dilaporkan pada domba, dan sel telur yang dikoleksi dari ovarium beku tersebut rnampu rnencapai metafase I1 setelah kultur in vitro (Al-aghbari dan Menino 2002). Penggunean konsentrasi EG 30% dan waktu pemaparan 5 menit cukup memadai untuk vitrifikasi sel telur domba (Djuwita et nl. 2000), sel telur dan embrio mencit (Moharnad et nl. 2000). Meskipun demikian, pada pnelitian ini konsentrasi dan lama pernapaten yang sama tidakcukup untuk melindungi ovarium mencit pada saat proses vitrifikasi. Pengpnaan konsentrasi yang lebih tinggi yaitu 40 % telah dilaporkan sebelumnya pada vitrifikasi embrio mencit (Zhu et nl. 1993). Selain itu, p m a p a r a n yang lebih lama untuk jaringan ovarium telah dilaporkan oleh Sugimoto et a!. (2000) selarna 5 menit pada suhu kamar dan dilanjutkan 15 menit pada suhu air es. Masuknya krioprotektan EG atau DMSO ke dalam jaringan ovarium sebanyak 7040% dari konsentrasi larutan yang digunakan dicapai setelah p m a p a n selama 20-30 menit pada suhu 4°C atau 10-20 menit pada suhu 37°C (Newton et nl 1 ye) !'an%-;-, 3MSCl sebagai krioprotektan untuk vitrifikasi ovarium tidak menunjukkan hasil yang menggembirakan. Jika DMSO d i p n a k a n sendiri (konsentrasi 30%), maka tidak ada ovarium yang berhasil tumbuh, tvtapi jika digunakan hersmasama dengan EG (konsentrasi masing-masing 15%)
.
in
.
6,
~
maka scbagian ovarium herhasil bertahan hidup. Konwntrasi DMSO schesar 30% yang jauh lebih tinp,p,i j~kadiband~ngkandengan 10% yang digunakan pada pmhckuan metode lambat, menunjukkan kemungkinan toksis~tas pada penggunaan DMSO sehagai krioprotektan pada proses vitrifikasi. Hal ini diperkuat dengan p n u r u n a n DM50 15% yang ..,-.~ ., A~...- uei3ar~~dar1 dengan EG 15% mampu ~ ~ menurunkan toks~sitas DMSO dan menghasilkan ovarium tumbuh. EG [rumus kimia (CH2)2(OH)2] memiliki bobot molekul yang lebih kecil yaitu 62,07 dibandingkan dengan DMSO [rurnus kinua (CH3)2S04] yaitu 78,13 (Takeda, 1990). Dengan berat molekul yang lebih ktvil, EG dcngan mudah nwsuk dan keluar sel atau jaringan selarna proses equilibrasi dan pencairan kembali. Selain itu EG memiliki kemampuan mengikat air yang kuat, mencegah peningkatan . ...... ... . . . - ,,. ... .- it. iadinya kristal es int;aseihler, sehingga mengurangi kerusakan yang terjadi akibat proses vitrifikasi. Pengamatan siklus estrus, semua mencit kontrol yang rnendapat autotransplantasi ovarium segar menunjukkan siklus estrus normal dengan waktu pehama kali siklus muncul rata-rata pada hari ke6.0rt1.3 pa- transplantasi dan siWus ratarata 5 . 2 0.7 hari. Pada kelompok vitrifikasi, hanya I dari 8 (13%) ekor baik pada kelompok EG 30% maupun pada kelompok carnpuran EG 15% + DMSO 15% yang menunjukkan siklus estrus normal, yaitu masing-masing setelah hari ke-19 dart 16 &sca transplantasi dengan panjang siklus rata-rata 4.7 f 2.1 dan 7.3f 0.6 hari (Tabel 1).Sedangkan pada kelompok DMSO 30% tidak terdapat mencit yang menunjukkan siklus estrus normal. Pengamatan histologi pada ovarium menunjukkan perkembangan folikel mencapai folikel antral (de GrnaJ) pada kelompok kontrol, EG 30%, dan EG15% + DMSO 15% (Gambar lA, lB, dan ID). Sedangkan pada kelompok DMSO 30% tidak terdapat jaringan ovarium yang tumbuh maupun perkernbangan folikel (Gambar 1C). Ovarium yang berhasil tumbuh pada penelitian ini rnampu menghasilkan hormon estrogen yang dimanifestasikan pada aktivitas siklus estrus. Aktivitas siklus estrus lebih lambat muncul pada mencit yang mendapat transplantasi ovarium vitrifikasi (hari kc16 dan 19 pasca transplantasi) dibanding mencit yang mendapat transplantasi ovarium segar . ke6 n-c,.o ~ ~ ~ " c , - . l - , - b Q ~ : \ u--:1 ; ;
y.-...-
-.,.
.
A-d..
--~rr%;..A.,rl-.-
I.,r
I~~;.,uIIJu-\
.. P
umtwii
ovarlum beku memerlukan waktu yang lebih lama untuk pulih dibandinskan dengan ovarium segar. Selain itu, ovanum beku yang berhasil tumbuh pada penclitian ini mernperlihatkan morfologi dan perkemhangan folikel normal yang sama dengan ovarium segar. Hasil serupa pada ovarium beku telah
Kusdiantoro Mohamad dkk.; V~trifikasiOvariurn Mencit Menggunakan Etilen Glikol dan OMSO sebagai ...
vitrifikasi n~cn);gunakan krioprotektan EC d m campuran EC-DMSO marnpu tumbuh setelah autotranspidnlasi di subkapsular ginjal. Meskipun viabilitas sctelah 30 h a i transplantasi menunjukkan hasil yang rcndah, akan tetapi folikel yang herhasil herkenhang n~cnunjukkanmorfologi normal.
dilaporkan oleh prnelili st!l>i\lumnya (Sztcin t.t a / . 1998), yang mcnunjukkan pcrkembangan lolikcl antral (tersier) pada hari kc-30 pasc.a Lransplanlasi. Hasil ini menunjukkan bahwa n~eskipunmetluliki tingkat viahilitas yang rendah akan tetapi ovarium yang berhasil hidup setelah vitrifikasi pada penelitian ini menunjukkan morfologi normal. Hasil i ~ u . .* . - . : . I L . l ' ' ... mcnlbuka p '.'-*.:: pasca vitrifikasi di masa mendatang. '
.LtLu,.
L)k.
Dari hasil penelitian ini dapat disimpulLm bal~wa ovarium mcncit yang dihckukan dengan metode
-.
'
--
T:asih
Peneliti mengucapkan terima kasih kepada Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Departcmen Pendidikan Nasional yang telah mendanai penelitian ini melalui Hihah Bersaing X dengan kontrak kerja no. 013/LIT/BPPK-SDM/IV/2002.
Kesimpulan
P.
"
T T .
I
cL.,F.L.
Tabel 1. Viabilitas Ovarium Hasil Vilrifikasi Menggunakan Krioprotektan Etilen Glikol (EG) dan Din~etil Sulfoksida (DMSO) Setelah Autotransplantasi Ovari Subkapsular Ginjal Krioprotektan Kontrol (tanpa . r , .. .,. D-- ...--. ~. .., , .. . . . - , <,---- - . ,.,,- --.., - . .. - .:, LU u1.w," *-, ," . SMSC) 1;io '
?
I
-
JU
4-
-.
--
Jumlah mencit Jumlah ovarium yang ditransplantasikan
8
8
8
8
I6
16
16
16
Jumlah mencit dengan ovarium tumbuh
8
2
0
2
16 (100)
203)
o(0)
3 (19)
8 (100) 6,00 f. 1,31
103) 19
o(0)
1(13) 16
Jundah ovarium turqbuh (96) Jumlah mencit bersiklus normal* (%) Waktu estrus pertama muncul (hari ke-)" Panjang siklus estrus (hari)'
5,20 f 0 , n minimal 3 kali periode siklus estrus, ** pasca transplantasi
4,67 f 2,08
7,33 f 0,58
Gambar 1. Morfologi ovarium mencit pada hari ke-30 pasca transplantasi di subkapsular ginjal. A. Kontrol (ovarium =gar). BD. Setelah vitrifikasi dalam berbagai jcnis dan konsentrasi krioprotektan. B. EG 30%, C. DMSO 30%, D. EC 15% + DMSO 15%.F= fulikcl, G= jaringan ginjal. Pewarnaan HE, Garis skala A,B,C & D = 80pn1
Vol. 21, No.1, Januari 2005
I
Daftar Pustaka Alaghbari, A M , and A.R Menino. 2CKX Survival of occytes recovered from vitrified sheep ovarian tissues. Arum. Reprod. Sa.,7l: 701-110. Callejo, J., MT. Jaurepi, C. Valls, M E Femandcz, S. Cabre, and J.M Lailla 1%. Heterotopic ovarian 2.. '"I" .'- ' . .. .,.., transplantation without a'.~. neic Lavis rats: six-month controi of estradiol a h follicle-stimulating hormone concentrations after - ' -
I
i
intraprritoneal and subcutaneous implants. Fertil. Steril., R: 51S517. Candy, CJ.,MJ. Wood, and D.G. Whitlingham 1995. Follicular development in cryopreserved marme set ovarian tissue after transplantation H u m Reprod., 1 0 23341338. Candy, C.J., MJ. Wood, and D.G. Whittinrhm 1997. Effect of cryoprotectants on the survival of follicles I * - -- L. f - ? m T:,llw o w . . .id. !. : *.r. --., - ... 19. Deanesly, R 1957. Egg survival in immature rat ovaries grafted after f e t i n g and thawing. Proc R Soc. Lond., 147B 4 1 2 4 Dinnyes, A., Y. l h , S. Jiang, X. Yang. 2000. High developmental rates of vitrified bovine q t e s following pthenogmetic activation in vitro, fertdimtion, and somatic cell nuclear transfer. Biol. Reprod., 63: 51S518. Quwita, L, A. M o n o , and Y. S u k r ~ 2000. Morphology and fertihation rate of vitrified ovine oocytes matured in vitro. 7 4 International Congress on A n i d R e p o d e StocWlolm, July 2-6. AbstVoL 2202 Gao, D., J.K Cntser. 2000. Mechanisms of cryoinjury in living c e k ILAR J., 41: 187-1%. Gook,D.k,B.A. McCdy, D.H. Edgar,md J.C. M c h n 2001. Development of anbal follicles in human cryopxemved ovarian tissue following x e n o g d ting. Hum. Reprod., 16: 417422 Gosden, RG., MI. Boulton, K Grant, and R Webb. 1%. Follicular development from ovarian x e n o p t s in SCID mice. J. Reprod. F e d . , 101: 61%23. Gunasena, KT., J.RT. Lakey, P.M Vibes, M. Bush, C. Raath, ES. Critser, L E McCann, and J.K Critser. 1998. Anbal follicles develop in xenogaftd c r y o p m e d african elephant (bxodonta a m m ) ovarian tissue. Anim Rep&. Sci., 53: 26275. Harp, R, J. hbach, J. Black, C Keldahl, and A. Karow.
I
I
-
d-
-
.. .,.;,: .~ ~ o b i o i o g31: y,~ ~ ~ 3 4 3 . *,=.
4-.
m
L, ,&,,"
..
L--<:
.,i
- . '.:-.Is!: ~:S"L,#. 1;*1
I
I~S?'.*?.
Kagabu, S., and M Umezu. 2000. Transplantation of cryopmerved mouse, chinese hamster, rabbit, Japanmonkeyn and rat ovaries into rat mipients. Exp. Arum, 49: 17-21.
Mohamad, K, E. Rumiyati, F. Sari, N. Lyanah, d m I. quwita. 2000. Kriopmmasi oosit pronukleus dan m h r i o rncncit dcnp,an metodc vitrifikasi. Abstrnk Seminm Nasional Rinlogi XVI. Bandung. Moharnad, K, K. Budiarta, I K M Adnyane, I. Quwita, dan A. &>crliono.2003. Sikhs estrus dan bobot uterus setelah autotransplanhi ovari secara sd~>nuriulpada mencit yang diberi atau tanpa superovulasi. Hayati, 10: 100-105. Mohamad, K, I.F. Ramadhian, I. Quwita, dan A. W i o n o . 2001. Pabandingan siklus estrus, bobot uterus, dan p r i d e bunting semu pada mencit yang mengalami autotransplantasi ovariurn di subkutan dan subkapsular p;mjal. Hayati 11:76-82 Newton, H., J. Fisher, J.RP. h o l d , D.E Pep& M J . Faddy, and RG. Gosden 1998. Permation of human ovarian tissue with cryoprotedive age,& ;
-
-. . -
C--
-,nr
. .
.--L-
U..-
. .
---
w o a . , 13: 376380.
Parkes, A.S., and A. U. Smith. 1953. Regeneration of rat ovarian tissue grafted after exposure to low temperatures Proc R Soc. Lond., 140B: 4 5 5 4 7 MI, W.F., and G.M Fahy. 1985. Ice-free cryopreservation of mouse embryos at -1%T by vitrification Nature, 313: 573-575. Salle, B., J. Lornage, B. Dernim, F. Vaudoyer, MT. Poirel, M Franck, RC Rudigoz, and J.F. Guerin 1999. Restoration of ovarian steroid seavtion and histologic assessment after freezing, thawing, and auto&of hemi-0v-q in sheep. F e d Stail, 723637J. Shaw, J.M, A. Oranratnachai, and A.O. Trounson 2000. Fundamental cryobiology of mammahn oocytes and ovarian tissue. Theriogenology, 53: 5 9 7 2 SuHmoto, M., S. Maeda, N. Manabe, and H. Myatnoto. 2000. Development of infantile rat ovaries a u t ~ transplanted after cryopreservation by vitrification Theriogenology, 9.10931103. Sztein, J., H. Sweet, J. Farley, and L Mobraaten 1%. Cryopreservation and orthotopic transplantation of mouw ovaries: New approuch in gamete b&g. Biol. Reprod., 58: 1071-1074. Takeda, T. 1990. Preparing cryoproterhnts. 111 Seidel, G.E (ed): Techruques for Freezing Mammalian Embryos. Colorado State University. Vajta, G., P. Holm, M. Kuwayama, P.J. Booth, H. Jacobsen, T. Greve, and H. C a l l e n 1998. Open pulled straw (OPS) vitrihcation: a n& way to reduce cryoinjuries of bo\iiiz ova a d eirhlyos. Mol. Reprod. Dev., 51: 53%. Zhu, S.E, M Kasai, H. Ologe, T. Sakurai, T. Machida 1993. Cryopmwation of expandd mouse blastccysts by vitrification in ethylene g l y c o l - b d soluhons. J. Reprod. Fertil., 98: 139-145.