Verification and Special Project Committee JSC HQ, Banda Aceh
No From To Cc
: VSPC /
Date
Mar 03
: Col Nopadon Mungkalaton / VSPC : MG Thanongsuk Tuvinun, Senior Envoy Committee : Brig Nagamora Lomodag / Deputy Commander JSC, Deputy Committee, Security Advisor, OPS Committee, STA, HDC Rep
Attachements : Annex A VT reports, Annex B Initial reports from RI’s POLRES and TNI, Annex C Initial report from GAM, Annex D Report of Maj Direk / Central Aceh TMT Leader, Annex E Security Advisor report Subject : Initial Report on the Takengon incident of 3rd Mar 03 Hal: Laporan Awal atas Insiden Takengon tanggal 3 Maret 03
Dear General, VSCP submits to the Senior Envoy Committee here a report of investigation of the Takengon incident on 3rd Mar 03 where TMT personnel and JSC’s properties were attacked by a riot. The report primarily summarizes the investigation by VT obtained by interviewing members of the Central Aceh TMT and the district civilian staffs altogether with other souces of information from the reports provided by POLRES, TNI, GAM, TMT Leader, and Security Adviser. This report should be treated as an initial report as a specific and on site investigation has not yet been conducted due to security concerns over the presense of a tripartite VT in Central Aceh. Moreover, the incident should be of great concern to JSC as the target of attack was the local TMT for the reasons that deemed further invetigation and yet to be verified. VSPC menyerahkan kepada Komite Senior Envoy laporan investigasi dari Insiden Takengon tanggal 3 Maret 03 dimana personil TMT dan properti JSC diserang oleh suatu kerusuhan. Laporan investigasi terutama yang diringkaskan oleh VT diperoleh dari wawancara dengan anggota TMT Aceh Tengah dan staf sipil kabupaten juga sumber-sumber informasi lain yang berasal dari laporan yang diberikan oleh POLRES, TNI, GAM, Pimpinan TMT dan Penasehat Keamanan. Laporan ini merupakan laporan awal yang spesifik dan investigasi di tempat kejadian belum dilaksanakan karena masalah keamanan atas kehadiran VT tiga pihak di Aceh Tengah. Selain itu, insiden ini harusnya menjadi perhatian yang besar bagi JSC karena sasaran penyerangan adalah TMT local, untuk alasan itu investigasi lebih lanjut perlu dipertimbangkan dan juga diverifikasi.
1
Investigation and Information Summaries Ringkasan Investigasi dan Informasi 1. Five (5) reports were received by VSPC for its preliminary reviewing of the incident including VT report, RI’s initial reports, GAM’s initial report, TMT Leader’s report, and the Security Advisor Report. Summaries of each individual report are provided as followed. Lima Laporan diterima oleh VSPC untuk pemeriksaan awal terhadap insiden termasuk laporan VT, Laporan awal RI dan GAM, laporan Pimpinan TMT dan Penasehat keamanan. Ringkasan dari masingmasing laporan adalah sebagai berikut: 2. VT reports : VT reports includes six (6) papers from interviewing seven (7) members of TMT and two (2) drivers. In addition, each of RI and GAM VT members did provide their comments on the statement of those who were interviewed. The eight (8) papers are in Annex A. Individual interviews and the two RI and GAM VT leaders’ comments, a total of eleven (11) interviews are summarized below. Details of these reports are in Annex A. Laporan VT: Laporan VT memasukkan enam (6) dokumen hasil wawancara terhadap tujuh (7) anggota TMT dan dua (2) supir. Sebagai tambahan, setiap anggota VT RI dan GAM memberikan komentarkomentar mereka terhadap pernyataan-pernyataan dari mereka yang diwawancarai. Delapan (8) dokumen ada di Lampiran A. Wawancara individu dan komentar-komentar dari dua pimpinan VT RI dan GAM. Total dari sebelas (11) wawancara diringkaskan dibawah ini. Detil dari laporan ada di Lampiran A.
2.1) Tgk Husni Jalil (GAM TMT) : Tgk Husni reported having a telephone conversation with Bayung on 2nd Mar, informing him that if the extortion of Misriadi was not resolved by JSC there would be a demonstration against JSC. At the demonstration that started at 0900 hrs on 3rd Mar, he recognized three (3) persons namely, Mangger, Ponidi, and Misriadi. He reported being abused by kicking, taking JSC ID and tearing his JSC shirt. He named the man who attacked his as Diman Bale. He confirmed the persons he met at Musara Alun field were Marsito, Mukhlis Gayo, Tagore, and Misriadi. He stated that the demonstration got out of control after people learned that JSC in Banda Aceh did not respond to their requests. Tgk Husni was beaten by the furious crowd during the course of evacuation out of the tower where TMT was held hostage. At this point, he recognised being beaten by Misriadi, Mangger, Timan, Sutrisno, and some others. Because of the beating, he was seriously injured and unconcious. He was rescued to POLRES station and finally evacuated to Banda Aceh.
Tgk. Husni Jalil (TMT GAM): Tgk Husni melaporkan bahwa dia berbicara melalui telepon dengan Buyung tanggal 2 Maret 03, yang menginformasikan bahwa jika kasus pemerasan tidak diselesaikan oleh JSC maka akan ada demonstrasi terhadap JSC. Pada saat demonstrasi yang dimulai pada pukul 0900 tanggal 3 Maret 03, dia mengenali tiga (3) orang yang bernama, Mangger, Ponidi dan Misriadi. Dia melaporkan telah diperlakukan secara kejam dengan tendangan, pengambilan identitas JSC dan merobek baju JSCnya. Dia menyebutkan nama orang yang menyepaknya adalah Diman Balee. Dia mengkonfirmasikan bahwa orang yang dijumpainya di lapangan Musara Alun adalah Marsito, Mukhlis Gayo, Tagore dan Misriadi. Dia menyatakan bahwa demonstrasi menjadi diluar kendali setelah orang-orang mendengar bahwa JSC di Banda Aceh tidak menanggapi permintaan mereka. Tgk Husni dipukul oleh amuk massa saat masa pengevakuasian dari menara dimana TMT disandera. Pada saat itu, dia mengenali orang yang memukulnya yaitu Misriadi, Mangger, timan, 2
Sutrisno dan beberapa yang lainnya. Karena pukulan tersebut, dia terluka serius dan pingsan. Dia diselamatkan ke kantor POLRES dan akhirnya dievakuasi ke Banda Aceh. 2.2) Sdr Munardi (driver) : Munardi reported that prior to the demonstration he knew nothing about what was about to happen. During the demonstration he helped collect and secured office equipment. He recalled seeing the poster read ‘Stop the Extortion.’ He reported hearing a shot and seeing the vehicles set on fire. He finally regrouped with the TMT in KODIM. Sdr Munardi (supir) : Munardi melaporkan bahwa sebelum demonstrasi terjadi dia tidak mengetahui apapun tentang apa yang akan terjadi. Selama demonstrasi, dia membantu mengumpulkan dan mengamankan peralatan kantor. Dia mengingat bahwa melihat poster yang bertuliskan ‘Hentikan Pemerasan’. Dia melaporkan mendengar tembakan dan melihat kendaraan JSC terbakar. Dia akhirnya digabungkan dengan TMT di KODIM. 2.3) Mr Saiful (driver) : Saiful was interviewed together with Munardi and recorded in the same VT’s report. From the beginning of the demonstration, Saiful had locked himself in his room in TMT office before he left for his home in Balee village for safety. He reported seeing about 10 security forces tried to secure the area. He joined the rest at KODIM at 1600 hrs. Mr Saiful (supir): Saiful diwawancarai bersama dengan Munardi dan dicatat dalam Laporan VT yang sama. Sejak awal demonstrasi, Saiful telah mengunci dirinya dalam ruangannya di kantor TMT sebelum dia berangkat menuju rumahnya di desa Balee untuk alasan keamanan. Dia melaporkan bahwa melihat sekitar 10 aparat keamanan mencoba untuk mengamankan lokasi tersebut. Dia bergabung dengan yanng lainnya di KODIM pada pukul 1600. 2.4) Maj Eko Yatma (RI TMT) : Maj Eko Yatma reported that on 1 Mar 03, he received a call from the police that a coffee businessman was abducted by GAM and ransum requested. He also recalled that TMT had received report from POLRES on the abduction of three (3) villagers by GAM few days ago. He and the others had received the warning about the demonstration from Military Intelligence HQS at 0730 hrs in the morning of 3rd Mar. About 0800 hrs, the leading group of the demonstrators arrived at TMT HQS displaying banners and awaiting their leaders. When the leaders had come, TMT took them into the office for discussion. The banners expressed the refusal of JSC in the area. He gave a full account of the incident from 0900 hrs to about 1600 hrs when all were evacuated from the field. He stated that the leader of the crowd was Misriadi who gave the five (5) demands to JSC. Other persons were seen trying to negotiate with the crowd were Ir Tigor and Commander of 431 Battalion. Maj Eko Yatma (TMT RI): Maj Eko Yatma melaporkan bahwa tanggal 1 maret 03, dia menerima telepon dari polisi bahwa seorang pengusaha kopi telah diculik oleh GAM dan meminta tebusan. Dia juga mengingat bahwa TMT menerima laporan dari POLRES tentang penculikan dari tiga(3) penduduk desa oleh GAM tiga hari yang lalu. Dia dan yang lainnya menerima peringatan tentang demonstrasi dari markas Intelijen Militer pada pukul 0730 pagi hari tanggal 3 Maret 03. sekitar pukul 0800, kelompok demonstran yang terkoordinir tiba di kantor JSC memperlihatkan spanduk dan menunggu para pimpinan mereka. Ketika para pemimpin telah datang, TMT mengantar mereka masuk ke dalam kantor untuk diskusi. Spanduk-spanduk tersebut mengekspresikan penolakan terhadap JSC di wilayah tersebut. Dia memberikan laporan penuh mengenai insiden dari pukul 9 hingga sekitar pukul 1600 ketika mereka semua dievakuasi dari lapangan. Dia menyatakan bahwa pemimpin dari massa tersebut adalah Misriadi yang memberikan lima (5) tuntutan kepada JSC. Sedangkan yang lain yang terlihat mencoba untuk bernegoisiasi dengan massa adalah Ir Tigor dan komandan Batalliyon 431.
3
2.5) Akp Budi Indra (RI TMT) : He reported receiving a call on 1st Mar, from Buyung reporting an extortion by GAM and requiring JSC to take actions about this matter, otherwise people would launch a demonstration against JSC. He stated that Buyung had also called Tgk Amiruddin on 2nd Mar. Indra had passed on the message to POLRES subsequently. He gave a full account of the incident from 0900 hrs to 1630 hrs when TMT had returned to the hotel. During the demonstration, he recalled Capt Dodi (OPS Mil District HQS) called security forces to the scene for protection and security of TMT. He stated that the crowd demanded the return of the ransum money taken from Misriadi because this money belonged to the people.
Akp budi Indra (TMT RI) : Dia melaporkan menerima telepon tanggal 1 Maret 03, dari Buyung yang melaporkan tentang pemerasan oleh GAM dan meminta JSC untuk mengambil tindakan mengenai hal ini, jika tidak orang-orang akan melancarkan demonstrasi terhadap JSC. Dia menyatakan bahwa buyung juga telah menelepon Tgk Amiruddin tanggal 2 Maret 03. Indra juga telah menyampaikan pesan ini kepada POLRES. Dia memberikan laporan yang penuh tentang insiden dari pukul 0900 hingga pukul 1630 ketika TMT telah kembali ke hotel. Selama demonstrasi, dia menghubungi kembali Capt Dodi (OPS Mil markas kabupaten) dan menghubungi aparat keamanan ke lokasi kejadian untuk perlindungan dan keamanan TMT. Dia menyatakan bahwa massa meminta pengembalian tembusan yang telah diambil dari Misriadi karena uang tersebut adalah milik rakyat. 2.6) Mr Amiruddin (GAM TMT) : Tgk Amiruddin was interviewed together with Mr Jushila by VT and the information was recorded into one report. Amiruddin stated that he and Jushila had received a warning of the demoastration from Tgk Husni on 2nd Mar. At about 0930 hours on 3rd Mar 03, a larger group of people were coming led by Misriadi, Mangger (known as Militia leaders there) with a radio “kenwood”, Mulyadi and Sugeng. He stated that he knew exactly that the Militias were the people who were recruited and trained by TNI. The Militias were given handmade weapons and radios and their task among others was to find out GAM stronghold. Amiruddin gave the full account of the incident from 0900 hrs to 1700 hrs of 3rd Mar when the incident occurred. Mr Amiruddin (TMT GAM) : Tgk Amiruddin diwawancarai bersama dengan Bapak Jushila oleh VT dan informasi dicatat dalam satu laporan. Amiruddin menyatakan bahwa dia dan Jushila telah menerima peringatan tentang demonstrasi dari Tgk Husni tanggal 2 Maret 03. Sekitar pukul 0930 tanggal 3 Maret 03, datang rombongan yang lebih besar yang dipimpin oleh Misriadi, Mangger (dikenal sebagai pimpinan Milisi disana) membawa radio “kenwood” , Mulyadi dan Sugeng. Dia menyatakan bahwa dia tahu pasti bahwa Milisi adalah orang-orang yang direkrut dan dilatih oleh TNI. Para Milisi diberikan senjata rakitan dan radio panggil dan tugas mereka diantaranya adalah mencari markas GAM. Amiruddin memberikan laporan penuh tentang insiden dari pukul 0900 hingga pukul 1700 tanggal 3 Maret 03 ketika insiden terjadi. 2.7) Mr Jushila (GAM TMT): Tgk Jushila reported being attacked by the crowd during the movement to the tower. He and Amiruddin heard the demands voiced by the crowd to dissolve JSC, to have GAM laid down weapons, and to return the money extorted (500 million Rp) back to the people. He recalled two men were trying to pull him down from the tower. He and Maj Eko were taken to the hospital. Finally, he joined the group at KODIM HQS. Mr Jushila (TMT GAM): Tgk Jushila melaporkan bahwa dia diserang oleh massa selama pergerakan ke menara. Dia dan Amiruddin mendengar tuntutan-tuntutan yang disuarakan oleh massa untuk membubarkan JSC, GAM meletakkan senjata dan mengembalikan uang yang diperas (500 juta rupiah)
4
kepada masyarakat. Dia mengingat ada dua orang yang mencoba untuk menariknya turun dari menara. Dia dan Maj Eko dibawa ke rumah sakit. Akhirnya dia bergabung dengan kelompok di markas KODIM. 2.8) Maj Vinai Pimai (TMT International): Maj Vinai Pimai and Capt Songtham Buainthara were interviewed together by VT and their interviews were recorded in one report. Maj Vinai and Capt Songtham cited two previous incidents before the breakout of the demonstration, (1) abduction on 26th Feb, and (2) abduction and extortion on 27-28 Feb, both were allegedly conducted by GAM. Vinai was informed of the demonstration by TMT leader at 0730 hrs on 3rd Mar. At the beginning, he saw POLRES trying to block the roads to TMT office as well as some security forces (5-6) around the office. Vinai reported being with Songtham at the Local Representative’s house nearby. He gave a general account of the incident starting from 0845 hrs to 1530 hrs. Maj Vinai Pimai (TMT Internasional): Maj Vinai Pimai dan Capt Songtham Buainthara diwawancara bersama dengan VT dan hasil interview mereka dicatat dalam satu laporan. Maj Vinai Pimai dan Capt Songtham Buainthara menyebutkan dua insiden awal sebelum terjadi demonstrasi, (1) penculikan tanggal 26 februari, dan (2) penculikan dan pemerasan tanggal 27-28 Feb, yang keduanya diduga dilakukan oleh GAM. Vinai telah diberitahukan mengenai demonstrasi oleh pemimpin TMT pukul 0730 tanggal 3 Maret. Pada awalnya, dia melihat POLRES mencoba untuk memblokir jalan untuk kantor TMT begitu juga aparat keamanan (5-6) disekeliling kantor. Vinai melaporkan ia bersama dengan Songtham dikantor DPRD setempat. Dia memberikan laporan umum mengenai insiden yang dimulai dari pukul 0845 hingga 1530. 2.9) Capt Songtham Buainthara (TMT International) : Capt Songtham Buainthara’s interview was recorded in one report with Maj Vinai. In separation, himself, Mai Indra, and Commander of 431 Bn had tried to make phone calls to JSC in Banda Aceh. Capt Songtham Buainthara (TMT internasional): Wawancara Capt Songtham Buainthara dicatat dalam satu laporan dengan Maj Vinai. Secara terpisah, dia sendiri, Maj Indra, dan Komandan dari Batallyon 431 telah mencoba untuk menelpon JSC Banda Aceh. 2.10) RI VT leader comment : RI senior member of VT (Maj Ujang Martenis) had submitted the following points of observation to the reports given by Tgk Amiruddin and Tgk Jushila, (1) whether or not Amiruddin and Jushila were fully informed by Tgk Husni of the incident a day prior to the incident was not clear, (2) the purpose of why Amiruddin was not wearing JSC’s uniform during the riot was unclear, (3) whether or not the demonstration was organised by certain party was unable to determined as Amiruddin stated in the beginning that the crowd had come spontaneously, (4) there was a misunderstanding of the term militia by Amiruddin, (5) the security forces had done their job properly to protect the two GAM members of TMT, and (6) Amirruddin and Jushila had described the incident as being composed of mainly Gayonese and Javanese migrations in order to mislead that the unrest was not a problem of the local society. Komentar pemimpin VT RI: Anggota senior VT RI (Maj Ujang Martenis) memberikan poin-poin observasi terhadap laporan yang diberikan oleh Tgk Amiruddin dan Tgk Jushila sebagai berikut, (1) benar atau tidaknya Amiruddin dan Jushila telah diinformasikan sepenuhnya oleh Tgk Husni mengenai insiden tersebut sehari sebelumnya tidak jelas. (2) alasan mengapa Amiruddin tidak memakai seragam JSC selama insiden tidak jelas, (3) benar tidaknya demonstrasi diorganisir oleh pihak tertentu tidak dapat dipastikan sebagaimana yang dinyatakan oleh Amiruddin sebelumnya bahwa massa telah datang secara spontan, (4) ada kesalahpahaman dari istilah milisi oleh Amiruddin, (5) aparat keamanan telah melakukan pekerjaan mereka dengan tepat untuk melindungi dua anggotaTMT GAM, dan (6) Amiruddin dan Jushila telah menggambarkan insiden tersebut terdiri dari terutama orang Gayo dan Jawa migrasi
5
dengan maksud untuk menyesatkan bahwa kerusuhan tersebut bukanlah masalah dari masyarakat setempat. 2.11) GAM VT leader comment : GAM team leader of VT had made comments of the incident on the following points, (1) the incident occurred two days after the report of extortion of Misriadi was sent to JSC Banda Aceh, (2) Tgk Husni had received the called from Bayung on Sunday threatening the demonstration against JSC’s non response to the problem, (3) the attack on TMT personnel and properties was exclusively conducted by the Central Acehnese militias with active leaders included Mangger, Podini, Misriadi, Timan, Sutrisno, and Marsito, (4) GAM members of Central Aceh TMT had a view that the demonstrators were recruited, trained, and armed by TNI/POLRES, (5) most of the leaders of the crowd were Militia commanders during the weapons collection last year, (6) Tgk Husni had confirmed that the security force had fired into the air and pointed a weapon at him before the crowd ran to attack him, (7) the security force did not provide equally the security to TMT members, (8) there was a connection between the mass violence and the knowledge of TNI / POLRES on the extortion, and (9) TMT had responded to the situation in unity and in a spirit of team work. Komentar pimpinan VT GAM: Pimpinan VT GAM telah memberikan komentar terhadap insiden seperti pada poin berikut, (1) insiden terjadi dua hari setelah laporan pemerasan terhadap Misriadi dilaporkan ke JSC Banda Aceh, (2) Tgk Husni telah menerima telepon dari Bayung pada hari Minggu yang mengancam akan adanya demonstrasi terhadap JSC yang tidak merespon terhadap masalah tersebut, (3) penyerangan terhadap personil TMT dan propertinya adalah secara exklusive dilaksanakan oleh milisi Aceh Tengah dengan pimpinan yang aktif termasuk Mangger, Podini, Misriadi, Timan, Sutrisno, dan Marsito, (4) Anggota GAM dari TMT Aceh Tengah memiliki pandangan bahwa para demonstran direkrut, dilatih, dan dipersenjatai oleh TNI/POLRES, (5) kebanyakan pemimpin dari massa tersebut adalah komandan milisi masa pengumpulan senjata tahun lalu, (6) Tgk Husni mengkonfirmasikan bahwa aparat keamanan telah menembakkan senjata ke udara dan mengarahkan senjata kepadanya sebelum massa berlari menyerangnya, (7) aparat keamanan tidak memberikan keamanan yang sama terhadap anggota TMT, (8) ada suatu hubungan antara kekerasan massa dan pengetahuan TNI/POLRES terhadap pemerasan, dan (9) TMT telah merespon situasi dalam satu kesatuan dan semangat tim kerja.
3. RI’s initial reports : Two initial reports from RI were received by the Committee - the Central Aceh Police (POLRES) report (dated 3 Mar 03) and the Military Command 011 (TNI) report (dated 3 Mar 03) (see Annex B). POLRES report cited a series of extortion incidents by GAM from Jan 03 to late Feb 03 had caused dissatisfaction amongst the locals towards JSC/TMT’s inability to effectively curb with the problem. The report claimed that the abduction of three (3) persons from Pasar Simpang Tiga on 25 Feb 03 and the abduction and extortion of 500 million Rp of Mr Misriadi on 28 Feb 03 had triggered the 3rd Mar demonstration that led to violence and the attack of the TMT. It explained the sequence of the event from 0900 to 1700 of 3rd Mar 03 in connection to the action of TMT members as well as gave details of the banners displayed and the demand of the demonstrators that required JSC’s response. It cocluded that the people had a strong determination to oppose GAM and the presence of GAM in TMT. Laporan awal RI: Dua laporan awal dari RI, laporan dari Komite-Polisi Aceh Tengah (POLRES) dan KODIM 011 (TNI) tertanggal 3 Maret 03 (lihat Lampiran B). Laporan POLRES menyebutkan serangkaian insiden pemerasan oleh GAM dari Januari 03 hingga akhir Pebruary yang telah menimbulkan ketidakpuasan dikalangan masyarakat setempat terhadap ketidakmampuan JSC/TMT untuk menyelesaikan masalah secara efektif. Laporan menyatakan bahwa penculikan terhadap tiga (3) orang dari Pasar Simpang Tiga tanggal 25 Feb 03 dan penculikan dan pemerasan 500 juta rupiah 6
terhadap Misriadi tanggal 28 feb 03 yang telah memicu terjadinya demonstrasi tanggal 3 maret 03 yang mengakibatkan kekerasan dan penyerangan terhadap TMT. Hal ini menjelaskan serangkaian peristiwa dari pukul 0900 hingga 1700 tanggal 3 Maret 03 sehubungan dengan tindakan anggota TMT dan juga memberikan detil dari spanduk yang diperlihatkan dan tuntutan dari para demontran yang meminta tanggapan JSC. Ini menyimpulkan bahwa orang-orang memiliki tekad yang bulat untuk menentang GAM dan kehadiran GAM di TMT. The report of the Military Command 011 (TNI) gave account for the incident from 0900 to 1730 of 3rd Mar 03. It stated that about 15 000 people rallied in front of the TMT office to convey their demands to GAM members of TMT. Some angry demonstrators began to ransack the office before the TMT was forced to the field. Not receiving a response from JSC within the 2 hour time given, the crowd delivered violence and destruction against TMT members and properties. It stated that two (2) members of TMT (Tgk Husni Jalil and Maj CPM Eko Yatma) were physically attacked by the crowd. Commanders of Kostrad units and Brimob assisted in the protection of TMT and evacuation. Laporan KODIM 011 (TNI) memberikan laporan yang penuh terhadap insiden yang terjadi dari pukul 0900 hingga 1730 tanggal 3Maret 03. disini dinyatakan bahwa ada sekitar 15000 orang dikerahkan didepan kantor TMT untuk menyampaikan tuntutan mereka kepada anggota TMT GAM. Beberapa demonstrator yang marah mulai menggedor kantor sebelum TMT dipaksa untuk ke lapangan. Karena tidak menerima tanggapan dari JSC dalam waktu 2 jam yang diberikan, massa melakukan kekerasan dan penghancuran terhadap anggota TMT dan propertinya. Dinyatakan bahwa dua (2) anggota dari TMT (Tgk Husni Jalil dan Maj CPM Eko Yatma) diserang secara fisik oleh massa. Komandan Unit Kostrad dan Brimob membantu dalam perlindungan TMT dan evakuasi. 4. GAM’s Initial report :GAM’s initial report of the Takengon incident of 3rd Mar 03 gave a chronology of the incident in the time period from 0900 to 1800 hrs. The report stated that the demonstration started with about 100 people, many were Javanese, gathering in front of the Central Aceh TMT Office. The demonstration was led by Mr Misriadi (Adijin) and Mangger, the militia leaders. The protest was about the alleged extortion committed by GAM and ‘strongly’ demanded that GAM members of TMT be removed. Leaders of the crowd and TMT tried to solve the problem by negotiation but not succeeded. Violence broke out in due course while numbers of demonstrators increased to finally about 5000. Ir Tagore, another leader of the crowd, tried to address the problem to TMT on the stage in front of the crowd which was amounted to about 5000 at that time. Few TNI and POLRI took control of the situation. During the course of TMT evacuation, it stated that the militias were able to physically attack Tgk Husni, one GAM members of TMT. Two (2) GAM members were then secured at POLRI station while the rest being at KODIM HQ. After TMT was rescued from the field, the crowd set fire on three (3) TMT’s vehicles at the office. At 1800, Tgk Husni and Maj Eko who were injured were evacuated to Banda Aceh by helicopter. The report also stated the demands of the demonstrators and the condition of destruction and damages on TMT members and properties. The report claimed that seveteen (17) leaders of the crowd were recognized at the demonstration (see Annex C). Laporan awal GAM: Laporan awal GAM tentang insiden Takengon tanggal 3 Maret 03 berisikan kronologis insiden dalam periode waktu pukul 0900 hingga 1800. laporan menyatakan bahwa demonstrasi dimulai oleh sekitar 100 orang, kebanyakan dari mereka adalah suku Jawa yang berkumpul didepan kantor TMT Aceh Tengah. Demonstrasi dipimpin oleh Misriadi (Adijin) dan Mangger, para pemimpin milisi. Protes tersebut adalah mengenai pemerasan yang diduga dilakukan oleh GAM dan tuntutan yang ‘kuat’ bahwa anggota TMT GAM dipindahkan. Para pemimpin massa dan TMT mencoba memecahkan masalah dengan bernegoisiasi tapi tidak berhasil. Kekerasan terjadi pada waktunya sementara jumlah demonstran terus bertambah hingga akhirnya mencapai 5000 orang. Ir Tagor, pimpinan lainnya, mencoba untuk menyampaikan permasalahan kepada TMT diatas panggung didepan 7
massa yang jumlahnya sekitar 5000 pada waktu itu. Beberapa TNI dan POLRI mengendalikan situasi selama masa evakuasi TMT, dinyatakan bahwa milisi mampu menyerang secara fisik terhadap Tgk Husni. Salah satu dari anggota TMT GAM. Dua dari anggota GAM kemudian diamankan di kantor POLRI sementara yang lainnya berada di kantror KODIM. Setelah TMT diselamatkan dari lapangan, massa membakar tiga (3) kendaraan TMT di kantor. Pada pukul 1800, Tgk Husni dan Maj Eko yang telah terluka dievakuasi ke Banda Aceh dengan helikopter. Laporan juga menyebutkan tuntutan para demonstran dan kondisi pengrusakan dan kerugian yang diderita oleh anggota TMT dan propertinya. Laporan menyatakan bahwa tujuh belas (17) pemimpin massa dapat dikenali pada saat demonstrasi (lihat Lampiran C) 5. TMT Leader’s report : Maj Direk, the leader of TMT, had given an oral presentation to the JSC panel on 5th Mar 03. He had outlined the detailed development of the incident from 0800 hrs when he first received military intelligence warning of the demonstration to 1700 hrs when all TMT members (except the two monitors that were evacuated to Banda Aceh) were returning back to the hotel. In response to the incident, the team under his leadership had united together and tried their bests to resolve the situation though unsuccessful. He stated that the demonstration was called to raise the problems to JSC and the leaders of the demonstration were those who were affected by the abduction and extortion. POLRES and TNI and plain clothes security men had provided protection to the TMT during the riot as well as evacuation (see Annex D for details). Laporan Pemimpin TMT: Maj Direk, pimpinan dari TMT, telah memberikan peresentasi secara oral kepada panel JSC tanggal 5 Maret 03. Dia telah menguraikan detil dari perkembangan insiden dari pukul 0800 ketika dia pertama sekali menerima peringatan dari dari intelijen militer mengenai demonstrasi hingga pukul 1700 ketika semua anggota TMT (kecuali dua monitor yang telah dievakuasi ke Banda Aceh) kembali ke hotel. Menanggapi insiden, tim dibawah pimpinannya telah bersatu bersama dan berusaha sebaik mungkin untuk mengatasi masalah walaupun tidak berhasil. Dia menyatakan bahwa demonstrasi diadakan untuk memunculkan masalah kepada JSC dan pimpinan demonstrasi adalah mereka yang terkena pengaruh dari penculikan dan pemerasan. POLRES dan TNI dan aparat keamanan yang berpakaian preman telah memberikan perlindungan kepada TMT selama kerusuhan begitu juga saat evakuasi (lihat Lampiran D untuk detilnya). 6. Security Adviser report : Attached, see Annex E Laporan Penasehat keamanan: Dilampirkan, lihat lampiran E Conclusion Kesimpulan 7. Based on the investigation and information summaries above, VSPC, then, make a conclusion as followed, Derdasarkan atasringkasan investigasi dan informasi diatas, VSPC, kemudian membuat satu kesimpulan sebagai berikut, 7.1) The incident / demonstration had happened with prior warning intelligence from both RI’s sources and the local source. Insiden/demonstrasi telah terjadi dengan peringatan awal intelijen dari kedua sumber yaitu RI dan lokal.
8
7.2) Individual interviews of TMT members are highly consistent in the description of the incident’s chronology. However, the initial reports of RI and GAM are not fully agreed on the cause of the incident. Overall, the Security Adviser’s report has given a chronological development of the incident in consistency with the interviews of TMT members. Wawancara individu terhadap anggota TMT sangat konsisten dengan gambaran kronologi insiden. Bagaimanapun, laporan awal dari RI dan GAM tidak sepenuhnya disetujui sebagai penyebab dari insiden. Secara keseluruhan, laporan Penasehat keamanan telah memberikan perkembangan kronologi insiden yang konsisten dengan wawancara anggota TMT. 7.3) It is apparently clear that the TMT was the target of the attack. Jelas kelihatan bahwa TMT adalah sasaran dari penyerangan. 7.4) The incident is linked with the abduction of the three villagers on 26 Feb 03 and the abduction and extortion of Misriadi on 28 Feb 03. The two cases had been reported to JSC before the incident occurred. Insiden dihubungkan dengan penculikan dari tiga penduduk desa tanggal 26 Feb 03 dan penculikan dan pemerasan terhadap Misriadi tanggal 28 Feb 03. dua kasus telah dilaporkan ke JSC sebelum insiden terjadi. 7.5) The demonstration did has its leaders. It was quite paeceful in the beginning. The demands of the demonstration were (1) return all the money that had been extorted by GAM, (2) immediately stop the extortion by GAM, (3) remove all the weapons from GAM, (4) remove JSC from Central Aceh, and (5) declare that GAM is the enemy of the people of Central Aceh. The demonstration went wild after the 2 hours time given to JSC ceased with no response. Demonstrasi benar ada pemimpinnya. Awalnya sangat tenang. Tuntutan demonstrasi adalah (1) kembalikan uang yang diperas oleh GAM, (2) hentikan segera pemerasan oleh GAM, (3) pindahkan semua senjata dari GAM, dan (5) GAM adalah musuh masyarakat Aceh Tengah. Demonstrasi menjadi liar setelah 2 jam waktu yang diberikan kepada JSC berlalu tanpa respon. 7.6) TMT leader and its members reacted to the situation properly using initiatives based on procedure and JSC’s policy to minimize the injuries and damages of personnel and properties and resolved the situation peacefully. They worked in great unity with members responsible for each other and a spirit of teamwork. Pemimpin TMT dan anggotanya bereaksi terhadap situasi dengan tepat dengan insiatif berdasarkan prosedur dan kebijakan JSC untuk meminimalkan derita luka dan kerugian dari personil dan properti dan menangani situasi dengan tenang. Mereka bekerja dalam kesatuan yang baik dan saling bertanggung jawab sesama anggota dan semangat tim kerja. 7.7) Security protection and evacuation procedure had been in a difficult situation as the security forces were outnumbered by the crowd and freedom of movement was denied. Though all personnel were evacuated but protection of personnel and properties were not successful, security protection and evacuation was rather reactive. Perlindungan keamanan dan prosedur evakuasi telah berada dalam situasi yang sulit dimana jumlah aparat keamanan lebih banyak dari massa dan kebebasan bergerak terhalangi. Walaupun semua
9
personil dievakuasi tapi perlindungan terhadap personil dan properti tidak berhasil, perlindungan dan evakuasi agak reaktif. 7.8) Comments on the interviews from RI and GAM VT leaders reflect the views of those who are not part of the incident. It might be useful in some stages of the investigation. Komentar-komentar hasil interview dari pimpinan VT RI dan GAM merefleksikan pandanganpandangan yang bukan bagian dari insiden. Mungkin akan berguna dalam beberapa taraf investigasi. 7.9) Conditions of TMT members and properties after evacuation were as followed, Kondisi anggota TMT dan propertinya setelah evakuasi adalah sebagai berikut, 7.9.1) two (2) members were seriously injured Dua (2) anggota mendapat luka yang serius 7.9.2) two (2) JSC’s vehicles were completely burnt and one (1) partially burnt Dua (2) kendaraan JSC terbakar seluruhnya dan satu (1) terbakar sebagian. 7.9.3) office building was partially damaged Gedung kantor rusak sebagian 8. The following points cannot be verified and further investigations required, Poin-poin berikut tidak bisa diverifikasi dan investigasi lebih lanjut dibutuhkan, 8.1) Seventeen (17) names of the persons involved in the incident were given by GAM in GAM’s initial report Tujuh belas (!7) nama dari orang-orang yang terlibat dalam insiden diberikan oleh GAM dalam laporan awal GAM 2.2)
JSC’s status in Central Aceh Status JSC di Aceh Tengah
Reccommendations Rekomendasi 9. Further investigation : Investigasi Lebih Lanjut: 9.1) conduct an on site investigations into the abduction of the three villagers on 26 Feb 03 and the abduction and extortion of Misriadi and establish the link between these two incidents and the Takengon incident of 3rd Mar 03 to verify the cause of the incident melaksanakan investigasi lokasi terhadap penculikan tiga penduduk desa tanggal 26 Feb 03 dan penculikan dan pemerasan terhadap Misriadi dan membangun hubungan antara dua insiden ini dengan insiden Takengon tanggal 3 Maret 03 untuk memverifikasi penyebab insiden. 9.2) extend from this initial investigation to cover all involved and named personnel Perluasan dari investigasi awal ini untuk mencakupi semua yang terlibat dan personil yang disebutkan. 10
10. Action Reccommendation : It is reccommended that RI’s law enforcement agencies take immediate actions on criminal offenses against JSC’s personnel and properties. The following actions are reccommended to JSC in relation to the incident. Rekomendasi Aksi: Direkomendasikan bahwa agensi pelaksana hukum RI mengambil tindakan segera terhadap tindakan kriminal ofensif terhadap personil dan properti JSC. Tindakan-tindakan berikut ini direkomendasikan kepada JSC sehubungan dengan insiden. 10.1) Summary of lesson learned from the incident Ringkasan pelajaran yang diperoleh dari insiden 10.2) Assessment of security situation in Central Aceh Penilaian situasi keamanan di Aceh Tengah 10.3) Redeployment plan in Central Aceh Rencana penempatan kembali di Aceh Tengah 10.4) Evacuation and security coordination with RI’s respective agencies for all TMTs Koordinasi keamanan dan evakuasi dengan masing-masing agensi RI untuk semua TMT 10.5) JSC / HDC’s Policy Guidelines for TMTs in general to deal with riots and demonstrations Panduan kebijaksanaan JSC/HDC secara umum untuk semua TMT dalam menangani kerusuhan dan demonstrasi 6.6)
Plan for VT’s on site investigations in Central Aceh Rencana bagi VT untuk menginvestigasi lokasi di Aceh Tengah
Signed, • VSPC International Member • VSPC RI • VSPC GAM
11