PENGARUH INVENTORY TURNOVER, RECEIVABLE TURNOVER, WORKING CAPITAL TURNOVER, CASH TURNOVER DAN SALES GROWTH TERHADAP NET PROFIT MARGIN RATIO PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR ANEKA INDUSTRI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2011-2013 VEDA ALMIRA Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Maritim Raja Ali Haji Email:
[email protected]
ABSTRAK Perusahaan didirikan dengan tujuan meningkatkan nilai perusahaan sehingga dapat memberikan kemakmuran bagi pemilik atau para pemegang saham. Salah satu upaya untuk mencapai tujuannya, perusahaan selalu berusaha memaksimalkan labanya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui yang mempengaruhi net profit margin terdiri dari inventory turnover, receivable turnover, working capital turnover, cash turnover dan sales growth. Penelitian ini dilakukan pada perusaahaan manufaktur bidang aneka industri yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2011-2013 dengan populasi penelitian sebanyak 40 perusahaan dan sampel yang diteliti 13 perusahaan dengan teknik pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling. Metode analisa yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analisa regresi linear berganda. Berdasarkan hasil uji parsial hanya variabel cash turnover yang memiliki pengaruh signifikan terhadap net profit margin, sedangkan variabel inventory turnover, receivable turnover, working capital turnover dan sales growth tidak berpengaruh secara signifikan terhadap net profit margin pada perusaahaan manufaktur bidang aneka industri yang terdaftar di BEI. Namun secara simultan inventory turnover, receivable turnover, working capital turnover, cash turnover dan sales growth berpengaruh signifikan terhadap net profit margin margin pada. Nilai adjusted R square sebesar 19,4% yang berarti bahwa variabel inventory turnover, receivable turnover, working capital turnover, cash turnover dan sales growth mampu menjelaskan sebesar 19,4% penyebab terjadinya variasi atau perubahan yang terjadi pada net profit margin sedangkan sisanya sebesar 80,6% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini. Kata Kunci: Net Profit Margin, Inventory Turnover, Receivable Turnover, Working Capital Turnover, Cash Turnover, Sales Growth.
PENDAHULUAN Persaingan industri manufaktur di Indonesia semakin ketat, hal ini dapat dilihat dari jumlah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Walaupun sama-sama bergerak dibidang perusahaan manufaktur, namun karakteristik jenis usaha perusahaan-perusahaan tersebut berbeda. Begitu pula halnya dengan kemampuan perusahaan-perusahaan tersebut dalam menghasilkan profit (laba). Sebuah perusahaan harus berusaha menampilkan yang terbaik, juga harus ditunjang dengan strategi yang matang dalam segala segi termasuk dalam kinerja keuangan perusahaan. Bertambahnya pesaing setiap saat, baik pesaing yang berorientasi lokal maupun pesaing yang berorientasi internasional, maka setiap perusahaan berlomba-lomba agar dapat keuntungan yang lebih besar dari perusahaan-perusahaan lainnya. Laba merupakan salah satu komponen terpenting dalam menjalankan roda perusahaan, karena laba adalah tambahan pendapatan berupa harta, benda dan uang yang dapat digunakan untuk melakukan aktivitas atau kegiatan operasional dalam menjalankan sebuah perusahaan. Kemampuan perusahaan untuk mencapai laba ini sering disebut dengan istilah profitabilitas atau rentabilitas. Menurut Fahmi (2012:135), profitabilitas mengukur efektivitas perusahaan secara keseluruhan yang ditunjukkan oleh besar kecilnya tingkat keuntungan yang diperoleh dalam hubungannya dengan penjualan maupun investasi. Profitabilitas digunakan sebagai dasar untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan, hal
ini
dilakukan mengingat
daya
tarik bisnis (businees
attractiveness) merupakan salah satu indikator penting dalam persaingan usaha, sedangkan indikator daya tarik bisnis dapat diukur dari profitabilitas usaha, seperti ROA, REO, NPM. Dalam penelitian ini rasio profitabilitas diukur dengan net profit margin merupakan rasio yang menghitung sejauh mana kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih pada tingkat penjualan tertentu. Rasio ini di interpretasikan juga sebagai kemampuan perusahaan menekan biaya-biaya perusahaan pada periode tertentu. Rasio ini membandingkan antara keuntungan bersih setelah pajak terhadap penjualan bersih. Jika rasio ini semakin tinggi berarti menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba yang tinggi pada tingkat
penjualan tertentu. Apabila rasio ini rendah menunjukkan penjualan yang terlalu rendah untuk tingkat biaya tertentu, atau biaya yang terlalu tinggi untuk penjualan tertentu, atau kombinasi dari kedua hal tersebut. Ada beberapa isu permasalahan lain yang penulis temukan dalam riset penulisan ini, adapun beberapa isu permasalahan tersebut adalah sebagai berikut: 1.
Laba bersih perusahaan mengalami kondisi yang berfluktuasi dari tahun ke tahun, sehingga perlu ditingkatkan lagi untuk pengolaannya agar dapat meningkatkan profitabilitas (NPM) keuangan perusahaan.
2.
Tingkat
penjualan yang berfluktuasi
dianggap menjadi
salah satu
permasalahan yang mempengaruhi tinggi rendahnya profitabilitas (NPM) perusahaan. 3.
Pengelolaan kinerja keuangan perusahaan dianggap perlu untuk ditingkatkan lagi agar tingkat profitabilitas (NPM) perusahaan dapat diketahui dengan jelas. Dari uraian latar belakang dan beberapa isu di atas yang mempengaruhi net
profit margin (NPM), maka penelitian iniberjudul tentang “Pengaruh Inventory Turnover, Receivable Turnover, Working Capital Turnover, Cash Turnover dan Sales Growth Terhadap Net Profit Margin Ratio Pada Perusahaan Manufaktur Aneka Industri yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2013”. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis mengidentifikasikan permasalahaan yaitu sebagai berikut: 1.
Apakah inventory turnover berpengaruh terhadap net profit margin ratio?
2.
Apakah receivable turnover berpengaruh terhadap net profit margin ratio?
3.
Apakah working capital turnover berpengaruh terhadap net profit margin ratio?
4.
Apakah cash turnover berpengaruh terhadap net profit margin ratio?
5.
Apakah sales growth berpengaruh terhadap net profit margin ratio?
6.
Apakah inventory turnover, receivable turnover, working capital, cash turnover dan sales growth berpengaruh secara simultan terhadap net profit margin ratio?
KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS Net Profit Margin (Margin Laba Bersih) Menurut Rudianto (2009:16), “laba usaha adalah selisih antara pendapatan yang diperoleh perusahaan pada suatu periode dengan beban usaha yang dikeluarkannya pada periode tersebut. Laba diartikan pengembalian atau kelebihan setelah modal berhasil dijaga untuk tidak menurun, maka dibutuhkan rasio profitabilitas (NPM). Menurut Syamsuddin (2011:62), net profit margin adalah merupakan rasio antara laba bersih yaitu penjualan sesudah dikurangi dengan seluruh beban termasuk pajak dibandingkan dengan penjualan. Sedangkan menurut Harahap (2010:304), angka ini menunjukkan berapa besar persentase pendapatan bersih yang diperoleh dari setiap penjualan. Rasio ini sangat penting bagi manajer operasi kerena mencerminkan strategi penetapan harga penjualan yang ditetapkan perusahaan dan kemampuannya untuk mengendalikan beban. Semakin besar rasio ini semakin baik karena dianggap kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba cukup tinggi. Net profit margin diartikan sebagai keuntungan netto per rupiah penjualan, dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut (Syamsuddin, 2011:62): Net profit after taxes Net sales Inventory Turnover (Perputaran Persediaan) Persediaan adalah sejumlah barang jadi, bahan baku, bahan dalam proses yang dimiliki perusahaan dengan tujuan untuk dijual atau diproses lebih lanjut (Rudianto, 2009:236). Rasio perputaran ini melihat sejauh mana tingkat perputaran persediaan yang dimiliki oleh suatu perusahaan. Menurut Munawir (2011:77), “perputaran persediaan adalah merupakan ratio atau jumlah harga pokok barang yang dijual dengan nilai rata-rata persediaan yang dimiliki oleh perusahaan”. Sedangkan menurut Harahap (2010:308), perputaran persediaan ini
menunjukkan berapa cepat perputaran persediaan dalam siklus produksi normal, semakin besar rasio ini semakin baik karena dianggap bahwa kegiatan penjualan berjalan cepat. Rasio perputaran persediaan digunakan untuk mengukur berapa kali dana yang ditanam dalam persediaan ini berputar dalam suatu periode. Apabila rasio yang diperoleh tinggi, ini menunjukkan perusahaan bekerja secara efisien dan likuid persediaan semakin baik. Demikian pula apabila perputaran persediaan rendah berarti perusahaan bekerja secara tidak efisien atau tidak produktif dan banyak barang persediaan yang menumpuk, hal ini akan mengakibatkan investasi dalam tingkat pengembalian yang rendah. Adapun rumus perputaran persediaan adalah (Harahap, 2010:308): Cost of good sold Inventory average Receivable Turnover (Perputaran Piutang) Piutang merupakan harta perusahaan atau koperasi yang timbul karena terjadinya transaksi penjualan secara kredit atas barang dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan. Menurut Rudianto (2009:224), menyatakan bahwa pengertian piutang adalah klaim perusahaan atas uang, barang atau jasa kepada pihak lain akibat transaksi di masa lalu. Piutang terjadi karena penjualan barang dagangan secara kredit dan berkurang atau lenyapnya piutang karena: retur penjualan, diterima pembayaran per kas, diterima pembayaran berupa wesel, dihapuskan karena tidak tertagih. Perputaran piutang merupakan periode terkaitnya modal dalam piutang yang tergantung kepada syarat pembayarannya. Makin lunak atau makin lama syarat pembayarannya, berarti makin lama modal terikat pada piutang, yang berarti bahwa tingkat perputarannya selama periode tertentu adalah makin rendah (Riyanto, 2011:90) atau menurut Kasmir (2013:176), semakin tinggi rasio menunjukkan bahwa modal kerja yang ditanamkan dalam piutang semakin rendah (dibandingkan dengan rasio tahun sebelumnya) dan tentunya kondisi ini bagi perusahaan semakin baik, sebaliknya jika rasio semakin rendah ada over
invesment dalam piutang. Perputaran piutang ini juga bagian dari rasio aktivitas. Adapun rumus menurut Subramanyam dan Wild (2010:45), adalah sebagi berikut: Net sales Receivable average Working Capital Turnover (Perputaran Modal Kerja) Modal kerja diartikan sebagai investasi yang ditanamkan dalam aktiva lancar atau aktiva jangka pendek, seperti kas, Bank, surat-surat berharga, piutang, persediaan dan aktiva lancar lainnya (Kasmir, 2013:250). Modal kerja mengandung dua pengertian, yaitu gross working capital yang merupakan keseluruhan dari aktiva lancar dan net working capital yang merupakan selisih antara aktiva lancar dikurangi hutang lancar. Periode perputaran modal kerja (working capital turnover period) dimulai pada saat kas diinvestasikan dalam komponen-komponen modal kerja sampai pada saat kembali lagi menjadi kas. Semakin pendek periode tersebut berarti semakin cepat perputaran modal kerja dan efisiensi penggunaan modal kerja perusahaan tinggi. Sebaliknya semakin pajang periode perputaran modal kerja berarti semakin lambat perputaran modal kerja dan efisiensi penggunaan modal kerja perusahaan rendah. Lama periode perputaran modal kerja tergantung kepada berapa lama periode perputaran dari masing-masing komponen dari modal kerja tersebut (Riyanto, 2011). Menurut Kasmir (2013:182), perputaran modal kerja merupakan salah satu rasio untuk mengukur atau menilai keefektifan modal kerja perusahaan selama periode tertentu, artinya seberapa banyak modal kerja berputar selama suatu periode atau dalam suatu periode. Apabila perputaran modal kerja rendah dapat diartikan perusahaan sedang kelebihan modal kerja, hal ini disebabkan karena rendahnya perputaran persediaan atau piutang atau saldo kas yang terlalu besar. Demikian pula sebaliknya jika perputaran modal kerja tinggi mungkin disebabkan tingginya perputaran persediaan atau piutang atau saldo kas yang terlalu kecil, berikut rumus dari rasio perutaran modal kerja (Kasmir, 2013:182): Net sales Working capital average
Cash Turnover (Perputaran Kas) Kas adalah uang tunai yang dapat digunakan untuk membiayai operasi perusahaan. Termasuk dalam pengertian kas adalah cek yang diterima dari para langganan dan simpanan perusahaan di Bank dalam bentuk giro atau permintaan deposit, yaitu simpanan di Bank yang dapat diambil kembali setiap saat oleh perusahaan (Munawir, 2010:14). Makin besar kas yang ada dalam perusahaan berarti makin tinggi likuiditasnya, ini berarti bahwa perusahaan mempunyai resiko yang lebih kecil untuk tidak dapat memenuhi kewajiban finansialnya. Tetapi perusahaan yang mempunyai tingkat likuiditas yang tinggi karena adanya kas yang berlebih, berarti tingkat perputaran kas tersebut rendah dan mencerminkan kelebihan investasi dalam kas, karena makin besar kas berarti makin banyak uang yang mengangur sehingga akan memperkecil profitabilitasnya. Menurut James (dalam Kasmir, 2013:140-141), rasio perputaran kas berfungsi mengukur tingkat kecukupan modal kerja perusahaan yang dibutuhkan untuk membayar tagihan dan membiayai penjualan. Modal kerja dalam pengertian ini dikatakan sebagai modal bersih yang dimiliki perusahaan. Artinya rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat ketersediaan kas untuk membayar tagihan (utang) dan biaya-biaya yang berkaitan dengan penjualan. Perputaran kas dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut (Subramanyan dan Wild, 2010:45): Net sales Cash average Sales Growth (Pertumbuhan Penjualan) Penjualan memiliki pengaruh yang strategis bagi sebuah perusahaan, karena penjualan yang dilakukan harus didukung dengan harta atau aktiva dan bila penjualan ditingkatkan maka aktiva juga harus ditambah, Weston dan Brigham (dalam Nugroho, 2011). Penjualan merupakan salah satu fungsi pemasaran yang sangat penting dan menentukan bagi perusahaan dalam mencapai tujuan perusahaan dalam memperoleh laba untuk kelangsungan hidup perusahaan. Dengan mengetahui penjualan dari tahun sebelumnya, perusahaan dapat mengoptimalkan sumber daya yang ada. Menurut Brigham dan Houston
(2010:39), mengemukakan bahwa pertumbuhan penjualan merupakan perusahaan dengan penjualan relatif stabil dapat lebih aman memperoleh lebih banyak pinjaman dan menanggung beban tetap tinggi dibandingkan dengan perusahaan yang penjualannya tidak stabil. Rasio pertumbuhan penjualan menggambarkan prestasi pertumbuhan penjualan dari tahun ke tahun, mengetahui penjualan dari tahun sebelumnya, perusahaan dapat mengoptimalkan sumber daya yang ada. Untuk mengukur pertumbuhan penjualan adalah sebagai berikut, untuk mengukur pertumbuhan penjualan maka digunakkan rumus (Harahap 2010:309): Sales this year - Sales last year Sales last year Kerangka Konseptual Variabel Independen
Inventory Turnover (x1) Recievable Turnover (x2) Variabel Dependen Working Capital Turnover (x3)
Net Profit Margin (y)
Cash Turnover (x4) Sales Growth (x5)
Hipotesis H1 : Inventory turnover berpengaruh terhadap net profit margin H2 : Receivable turnover berpengaruh terhadap net profit margin H3 : Cash turnover berpengaruh terhadap net profit margin H4 : Working capital turnover berpengaruh terhadap net profit margin H5 : Sales growth berpengaruh terhadap net profit margin
METODE PENELITIAN Metode Pengumpulan Data dan Penelitian Menurut Jenis Data Metode yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah metode dokumentasi yang berupa laporan keuangan perusahaan manufaktur yang dipublikasikan oleh Bursa Efek Indonesia melalui Indonesia Capital Market Directory. Sedangkan penelitian menurut jenis data yaitu metode kuantitatif adalah penelitian dengan memperoleh data yang berbentuk angka atau data kualitatif yang diangkakan, maka penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif, yaitu data yang diperoleh dari sampel populasi penelitian dianalisis
sesuai
dengan
metode
statistik
yang
digunakan
kemudiaan
diinterprestasikan (Sugiyono, 2004:143). Variabel Penelitian Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2012:60). Dalam penelitian ini terdapat dua variabel, yaitu variabel independen merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel dependen (Sugiyono, 2012:59) yang terdiri dari inventory turnover, receivable turnover, working capital turnover, cash turnover, sales growth. Variabel dependen merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2012:59) dalam penelitian ini yaitu net profit margin. Metode Penentuan Populasi dan Sampel Populasi Penelitian Populasi adalah wilayah yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2012:80). Populasi yang peneliti peroleh melalui situs sesuai publikasi Indonesia Capital Market Directory (ICMD) disitus resmi www.idx.co.id adalah sebanyak 40 perusahaan manufaktur dibidang aneka industri yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dari tahun 2011-2013.
Sampel Penelitian Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Adapun teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode purposive sampling. Purposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2012). Beberapa pertimbangan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu: 1.
Perusahaan tersebut telah menerbitkan laporan keuangan secara lengkap selama periode 2011-2013.
2.
Perusahaan tersebut tidak mengalami kerugian selama periode 2011-2013.
3.
Perusahaan tersebut tidak menyajikan mata uang asing selama periode 20112013. Berdasarkan kriteria di atas diketahui bahwa ada 40 perusahaan manufaktur
bidang aneka industri yang terdaftar di BEI pada tahun 2011–2013. Namun sesuai dengan kriteria sampel adalah sebanyak 13 perusahaan. Metode Analisis Data Statistik deskriptif ini memberikan gambaran mengenai nilai maximum, minimum, rata-rata dan standar deviation (simpang baku) data yang digunakan dalam penelitian. Untuk dapat melakukan analisis regresi berganda perlu pengujian asumsi klasik sebagai persyaratan dalam analisis agar datanya dapat bermakna dan bermanfaat. Adapun uji asumsi klasik yang digunakan adalah uji Normalitas, uji Multikolinieritas, uji Heteroskedastisitas. Analisis regresi linier berganda digunakan untuk mengetahui hubungan secara linear antara variabel independen dengan variabel dependen. Untuk pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan pengujian secara parsial (Uji t), pengujian secara simultan (Uji F) dan Uji R menunjukkan korelasi berganda, yaitu korelasi antara dua atau lebih variabel independen terhadap variabel dependen dan Uji Adjusted R Square untuk mengetahui prosentase sumbangan pengaruh variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel dependen (Y).
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Teknik pengambilan sampel untuk penelitian ini dengan menggunakan metode purposive sampling, maka yang memenuhi kriteria untuk dijadikan sampel adalah sebanyak 13 perusahaan. Berikut tabel proses pengambilan sampel sesuai kriteria-kriteria yang ditentukan dalam penelitian adalah sebagai berikut: Proses Pengambilan Sampel Kriteria Perusahaan manufaktur aneka industri yang tercatat di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2011-2013. 1) Perusahaan yang tidak menerbitkan laporan keuangan secara lengkap selama tahun 2011-2013. 2) Perusahaan yang mengalami kerugian selama tahun 20112013. 3) Perusahaan yang menyajikan laporan keuangannya dalam mata uang asing selama tahun 2011-2013. Jumlah Sampel
Jumlah 40 (12) (4) (11) 13
Sumber: Pengolahan data dengan teknik purposive sampling (2016).
Berikut nama-nama perusahaan yang menjadi objek dalam penelitian ini, dapat dilihat di bawah ini: No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13.
Kode Emiten ASII AUTO BATA IMAS INDS JECC KBLM LPIN NIPS SCCO SMSM UNIT VOKS
Sampel Penelitian Nama Perusahaan Astra International Tbk. Astra Auto Part Tbk. Sepatu Bata Tbk. Indomobil Sukses International Tbk. Indospring Tbk. Jembo Cable Company Tbk. Kabelindo Murni Tbk. Multi Prima Sejahtera Tbk. Nippres Tbk. Supreme Cable Manufacturing and Commerce Tbk. Selamat Sempurna Tbk. Nusantara Inti Corpora Tbk. Voksel Electric Tbk.
Sumber: www.idx.co.id (2016).
Statistik Deskriptif Statistik deskriptif ini digunakan untuk memberikan gambaran nilai minimum, maksimum, rata-rata (mean) dan simpangan baku (standard deviation). Hasil deskriptif dapat dilihat berikut ini: Descriptive Statistic N Inventory turnover Receivable turnover Working capital turnover Cash turnover Sales growth Net profit margin Valid N (listwise)
39 39 39 39 39 39 39
Minimum Maximum 1.346 2.635 .004 .071 .011 .004
15.393 6.832 14.947 49.684 .538 .241
Mean
Std. Deviation
5.67321 4.94177 3.63513 22.33656 .19538 .07149
3.629823 1.061725 3.399302 14.809391 .155367 .055034
Sumber: Data diolah menggunakan SPSS versi 23 (2016).
Berdasarkan data di atas dapat dilihat bahwa: a.
Jumlah data (N) penelitian ini adalah 39 data. Hal ini berdasarkan jumlah sampel sebanyak 13 perusahaan dengan periode waktu 3 tahun.
b.
Inventory turnover memiliki nilai minimum 1,346, nilai maksimum 15,393 serta nilai mean sebesar 5,67321 dan nilai standar deviasi sebesar 3,629823.
c.
Receivable turnover memiliki nilai minimum sebesar 2,635, nilai maksimum 6,832 serta nilai mean sebesar 4,94177 dan nilai standar deviasi sebesar 1,061725.
d.
Working capital turnover memiliki nilai minimum sebesar 0,004, nilai maksimum 14,947 serta nilai mean sebesar 3,63513 dan nilai standar deviasi sebesar 3,399302.
e.
Cash turnover memiliki nilai minimum sebesar 0,071, nilai maksimum 49,684 serta nilai mean sebesar 22,33656 dan nilai standar deviasi sebesar 14,809391.
f.
Sales growth memiliki nilai minimum sebesar 0,011, nilai maksimum 0,538 serta nilai mean sebesar 0,19538 dan nilai standar deviasi sebesar 0,155367
g.
Net profit margin memiliki nilai minimum 0,004, nilai maksimum 0,241 serta nilai mean sebesar 0,07149 dan nilai standar deviasi sebesar 0,055034.
Uji Normalitas Pengujian ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel penggangu atau residual memiliki distribusi normal. One–Sample Kolmogorov-Smirnov Test Working Inventory Receivable Cash capital turnover turnover turnover turnover N
39 5.67321
39 4.94177
Sales growth
Net profit margin
39 39 39 39 3.63513 22.33656 .19538 .07149
Mean Normal Paramete Std. Deviatio 3.629823 1.061725 3.399302 14.809391 .155367 .055034 rsa,,b n Most Absolute .149 .098 .143 .159 .147 .146 Extreme Positive .149 .077 .129 .159 .147 .146 Differenc Negative -.117 -.098 -.143 -.086 -.118 -.110 es Kolmogorov.933 .615 .891 .990 .919 .910 Smirnov Z Asymp. Sig. (2.349 .844 .405 .281 .367 .379 tailed) a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. Sumber: Data diolah menggunakan SPSS versi 22 (2016).
Berdasarkan hasil kolmogorov-smirnov di atas dapat diketahui bahwa nilai kolmogorov-smirnov dari masing-masing variabel dengan tingkat probabilitas signifikan berada di atas 0,05 maka hal ini menyatakan data berdistribusi normal.
Histogram Dependen Variabel NPM
Hasil Uji Normalitas P-Plot NPM
Dilihat dari gambar diagram histogram tidak condong ke kiri dan kanan sehingga data berdistribusi normal. Sedangkan pada kurva penyebaran P-Plot titik-titik menyebar di sekitar garis diagonal dan penyebarannya mengikuti garis diagonal, maka disimpulkan bahwa model regresi berdistribusi normal. Uji Multikolinieritas Pengujian ini bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya
korelasi
antara
variabel
independen. Berikut
hasil
output
uji
multikolinieritas dapat dilihat di bawah ini: Hasil Uji Multikolinearitas Collinearity Statistics Model
Tolerance
VIF
Inventory turnover
.735
1.360
Receivable turnover
.872
1.147
Working capital turnover
.721
1.387
Cash turnover
.947
1.056
.854
1.170
(Constant)
Sales growth a. Dependent variable: net profit margin. Sumber : Data diolah menggunakan SPSS versi 23 (2016).
Berdasarkan hasil uji multikolinearitas VIF dari masing-masing variabel memiliki angka VIF < 10 Dengan demikian dapat disimpulkan tidak terjadi multikolinearitas antar variabel independen dalam model regresi. Uji Autokorelasi Pengujian ini bertujuan mendeteksi ada tidaknya autokorelasi digunakan Durbin-Watson. Hasil output pengujian autokorelasi dapat dilihat sebagai berikut: Hasil Uji Autokorelasi Model
R
R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
Durbin-Watson
1
.548a
.300
.194
.049394
2.053
a. Predictors: (Constant), inventory turnover, receivable turnover, working capital turnover, cash turnover, sales growth. b. Dependent variabel: net profit margin. Sumber : Data diolah menggunakan SPSS versi 23 (2016).
Berdasarkan hasil uji autokorelasi nilai statistik Durbin-Watson sebesar 2,053 dari jumlah sampel sebanyak 39 dengan jumlah variabel berjumlah 5 (n=39, k=5), maka batas bawah (dl) = 1,2176 du = 1,7886. Maka disimpulkan DurbinWatson sebesar 2,053 lebih besar dari batas atas (du) 1,7886 sehingga hasil penelitian ini tidak terjadi autokorelasi. Uji Heteroskedastisitas Pengujian ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas. Berikut hasil output uji heteroskedastisitas dapat dilihat sebagai berikut:
Grafik Scatterplot Sumber: Data diolah menggunakan SPSS versi 23 (2016).
Dari grafik scatterplot tampak bahwa titik-titik menyebar secara acak serta tidak membentuk pola tertentu atau tidak teratur, serta titik-titik menyebar di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas.
Untuk memperoleh hasil yang lebih akurat penelitian ini menggunakan uji statistik glejser. Berikut hasil output pengujian statistik glejser dapat dilihat sebagai berikut: Hasil Uji Statistik Glejser Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients Std. Model B Error Beta T 1 (Constant) ,069 ,024 2,904 Inventory turnover ,000 ,001 -,018 -,101 Receivable turnover -,002 ,004 -,078 -,473 Working capital -,001 ,002 -,132 -,729 turnover Cash turnover ,000 ,000 -,161 -1,022 Sales growth -,060 ,031 -,326 -1,961 a. Dependent variabel: AbsUt
Sig. ,007 ,920 ,640 ,471 ,314 ,058
Sumber: Data diolah menggunakan SPSS versi 23 (2016).
Berdasarkan hasil statistik glejser dilihat bahwa nilai signifikansi dari masing-masing variabel memiliki nilai probabilitas lebih besar dari 0,05. Sehingga dapat disimpulkan model regresi tidak terdapat heteroskedastisitas. Analisis Regresi Linear Berganda Analisis regresi linear berganda dipakai untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Berikut hasil uji regresi:
Model (Constant)
Hasil Uji Analisis Regresi Linear Berganda Unstandardized Coefficients B Std. Error .129
.044
Inventory turnover -.001 Receivable turnover 3.060 Working capital turnover -.001 Cash turnover -.002 Sales growth -.032 a. Dependent variable: net profit margin.
.003 .008 .003 .001 .056
Sumber : Data diolah menggunakan SPSS versi 23 (2016).
Standardized Coefficients Beta -.068 .001 -.071 -.495 -.090
Dari uji regresi linear berganda maka diperoleh persamaan matematis: Y = 0,129 - 0,001X1+ 3,060 X2 - 0,001X3 - 0,002X4 -0,032X5 + e a.
Nilai konstanta sebesar 0,129 menyatakan jika inventory turnover (X1), receivable turnover (X2), working capital turnover (X3), cash turnover (X4), sales growth (X5) bernilai 0, maka NPM nilainya adalah 0,129.
b.
Nilai inventory turnover (X1) sebesar -0,001 menyatakan setiap penambahan 1% inventory turnover, maka NPM akan meningkat sebesar -0,001.
c.
Nilai receivable turnover (X2) sebesar 3,060 menyatakan setiap penambahan 1% receivable turnover, maka NPM akan meningkat sebesar 3,060.
d.
Nilai working capital turnover (X3) sebesar -0,001 menyatakan setiap penambahan 1% working capital turnover, maka NPM akan meningkat sebesar -0,001.
e.
Nilai cash turnover (X4) sebesar -0,002 menyatakan setiap penambahan 1% cash turnover, maka NPM akan meningkat sebesar -0,002.
f.
Nilai sales growth (X5) sebesar -0,032 menyatakan setiap penambahan 1% sales growth, maka NPM akan meningkat sebesar -0,032.
Pengujian Hipotesis Uji Parsial (Uji t) Pengujian ini bertujuan untuk menguji pengaruh variabel independen secara individu terhadap variabel dependen. Untuk menentukan apakah hipotesis diterima atau ditolak dilakukan dengan cara membandingkan t hitung dengan ttabel dan nilai tingkat signifikansi 0,05 maka diperoleh output sebagai berikut:
Model (Constant) Inventory turnover Receivable turnover Working capital turnover Cash turnover Sales growth
Hasil Uji Parsial (Uji t) Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients B Std. Error Beta .129 -.001 3.060 -.001 -.002 -.032
.044 .003 .008 .003 .001 .056
Sumber : Data diolah menggunakan SPSS versi 23 (2016).
-.068 .001 -.071 -.495 -.090
T
Sig.
2.942 -.401 .004 -.412 -3.311 -.569
.006 .691 .997 .683 .002 .573
Berdasarkan hasil uji parsial di atas maka dapat diketahui hasil pengujian hipotesis adalah sebagai berikut: a.
Inventory turnover memiliki nilai thitung sebesar -0,401 < ttabel sebesar 1,639 (dk=n-k-1=39-5-1=33) dan hasil signifikansi sebesar 0,691 > 0,05 maka disimpulkan bahwa H1 ditolak.
b.
Receivable turnover memiliki nilai thitung sebesar 0,004 < ttabel sebesar 1,639 (dk=n-k-1=39-5-1=33) dan hasil signifikansi sebesar 0,997 > 0,05 maka disimpulkan bahwa H2 ditolak.
c.
Working capital turnover memiliki nilai thitung yaitu sebesar -0,412 < ttabel sebesar 1,639 (dk=n-k-1=39-5-1=33)
dan hasil
signifikansi
sebesar
0,683>0,05 maka disimpulkan bahwa H3 ditolak. d.
Cash turnover memiliki nilai thitung sebesar -3,311 > ttabel sebesar 1,639 (dk=nk-1=39-5-1=33) dan hasil signifikansi sebesar 0,002 < 0,05 maka disimpulkan bahwa H4 diterima.
e.
Sales growth memiliki nilai thitung sebesar -0,569 < ttabel sebesar 1,639 (dk=n-k1=39-5-1=33) dan hasil signifikansi sebesar 0,573 > 0,05 maka disimpulkan bahwa H5 ditolak.
Uji Simultan (Uji f) pengujian ini bertujuan melihat apakah semua variabel independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh bersama-sama terhadap variabel dependen. Dengan tingkat keyakinan sebesar 95% dan tingkat kesalahan dalam analisa (ɑ) sebesar 5%. Berikut hasil data pengujian secara simultan: Hasil Uji Simultan (Uji f) Sum of Mean Model Squares Df Square F Sig. 1 Regression ,035 5 ,007 2,835 ,031b Residual ,081 33 ,002 Total ,115 38 a. Dependent variable: net profit margin. b. Predictors: (Constant), inventory turnover, receivable turnover, working capital turnover, cash turnover, sales growth. Sumber: Data diolah menggunakan SPSS versi 23 (2016).
Berdasarkan data di atas, diketahui nilai Fhitung sebesar 2,835 > Ftabel sebesar 2,50 (dk=(n-k):(k-1)=33:5) dengan tingkat signifikansi 0,031 < 0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa keseluruhan variabel independen berpengaruh signifikan secara simultan terhadap NPM. Koefisien Determinasi (Uji R2) Pengujian ini bertujuan melihat berapa besar kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai R2 adalah antara nol sampai satu. Jika nilainya mendekati 1 maka hubungannya semakin erat, tetapi jika mendekati 0 maka hubungannya semakin lemah. Hasil output pengeolahan data adalah berikut ini: Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) Model 1
R
R Square a
.548
Adjusted R Square
.300
.194
Std. Error of the Estimate .049394
a. Predictors: (Constant), inventory turnover, receivable turnover, working capital turnover, cash turnover, sales growth. b. Dependent variabel: net profit margin Sumber : Data diolah menggunakan SPSS versi 23 (2016).
Berdasarkan nilai koefisien determinasi diperoleh nilai R sebesar 0,548 dan Adjusted R Square sebesar 0,194 atau 19,4% yang berarti semua variabel independen mampu menjelaskan sebesar 19,4% penyebab terjadinya variasi yang terjadi pada NPM sedangkan sisanya sebesar 80,6% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak termasuk dalam penelitian ini. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan maka dapat disimpulkan: 1.
Inventory turnover secara parsial tidak berpengaruh terhadap net profit margin pada perusahaan manufaktur bidang aneka industri di BEI periode 2011-2103.
2.
Receivable turnover secara parsial tidak berpengaruh terhadap net profit margin pada perusahaan manufaktur bidang aneka industri di BEI periode 2011-2103.
3.
Working capital turnover secara parsial tidak berpengaruh terhadap net profit margin ditolak pada perusahaan manufaktur bidang aneka industri di BEI periode 2011-2103.
4.
Cash turnover secara parsial berpengaruh terhadap net profit margin pada perusahaan manufaktur bidang aneka industri di BEI periode 2011-2103.
5.
Sales growth secara parsial tidak berpengaruh terhadap net profit margin pada perusahaan manufaktur bidang aneka industri di BEI periode 20112103.
6.
Inventory turnover, receivable turnover, working capital turnover, cash turnover dan sales growth secara bersama-sama berpengaruh terhadap net profit margin pada perusahaan manufaktur bidang aneka industri di BEI periode 2011-2103.
Saran 1.
Bagi investor atau calon investor disarankan untuk melakukan analisis pada Inventory turnover, receivable turnover, working capital turnover, cash turnover dan sales growth terhadap net profit margin sebelum menanamkan modal disektor aneka industri di Bursa Efek Indonesia sehingga hasil analisis dapat dijadikan dasar pertimbangan dalam mengambil keputusan investasi yang lebih tepat.
2.
Bagi penelitian selanjutnya disarankan menambahkan objek penelitian dengan memperluas berbagai sektor perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sehingga diperoleh hasil penelitian yang berbeda.
DAFTAR PUSTAKA Ambarwati, Sri., dan Dwi, Ari. (2010). Manajemen Keuangan Lanjutan. Cetakan Pertama. Yogyakarta: Graha Ilmu. Brigham F. Eugene., dan Houston. Joel. (2010). Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. Edisi Kesebelas. Jakarta: Salemba Empat. Fahmi, Irham. (2012). Analisis Laporan Keuangan. Cetakan Pertama. Bandung: Alfabeta.
Ghizali, Imam. (2013). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 21. Edisi Ketujuh. Semarang: UNDIP. Harahap, Sofyan Syafri. (2010). Analisis Kritis atas Laporan Keuangan. Edisi. Pertama, Cetakan Sembilan. Jakarta: Rajawali Pers. Husnan, Saud., dan Pudjiastuti, Enny. (2004). Dasar-dasar Manajemen Keuangan. Edisi Ke-empat. Yogyakarta: Upp Amp Ykpn. Kadir, Abdul. (2012). Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Net Profit Margin Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar Pada Bursa Efek Indonesia. Jurnal Akuntansi. Vol. 13, No. 1, April. Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia Banjarmasin. Kasmir. (2013). Analisis Laporan Keuangan. Edisi. Ke-empat, Cetakan Ke-enam. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Munawir, S. (2010). Analisis Laporan Keuangan. Edisi Ke-empat. Cetakan Ketiga Belas. Yogyakarta: Liberty. Murni, Sri.,dkk. (2013). Modal Kerja Pengaruhnya Terhadap Net Profit Margin pada Perusahaan Tambang yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Jurnal EMBA. Vol. 2 No. 2 Juni 2014. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Jurusan Manajemen. Universitas Sam Ratulangi Manado. Mulyadi. (2010). Sistem Akuntasi. Edisi Ketiga. Jakarta: Salemba Empat. Noratika, Dewi. (2014). Pengaruh Perputaran Modal Kerja, Perputaran Piutang, Perputaraan Kas dan Perputaran Persediaan Terhadap Net Profit Margin Pada Perusahaan Industri Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2013. Jurnal Ekonomi Akuntansi UMRAH. Posted by Adi Pranadipa On August 28, 2014. Nugroho, Elfianto. (2011).
Analisis Pengaruh Likuiditas, Pertumbuhan
Penjualan, Perputaran Modal Kerja, Ukuran Perusahaan dan Leverage Terhadap Profitabilitas Perusahaan (Studi pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI pada Tahun 2005-2009). Skripsi. Fakultas Ekonomi. Semarang: Universitas Diponegoro. Rahma, Aulia. (2011). Analisis Pengaruh Manajemen Modal Kerja Terhadap Profitabilitas Perusahaan (Studi pada Perusahaan Manufaktur PMA dan
PMDN yang Terdaftar di BEI Periode 2004-2008). Skripsi. Fakultas Ekonomi. Semarang: Universitas Diponegoro. Riyanto, Bambang. (2011). Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan. Edisi Keempat. Yogyakarta: BPFE. Rudianto. (2009). Pengantar Akuntansi: Konsep dan Teknik Penyusunan Laporan Keuangan. Edisi Kesatu. Jakarta: Erlangga. Sari, Febi Nurindah. Ritonga, Kirmizi., dan Azlina, Nur (2014). Pengaruh Perputaran Barang Jadi, Debt to Equity Ratio dan Pertumbuhan Penjualan Terhadap Profitabilitas Perusahaan Food and Beverage yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2012. JOM FEKON. Vol. 1 No. 2 Oktober 2014. Universitas Riau Pekanbaru. Subowo. (2015). Pengaruh Pertumbuhan Penjualan, Perputaran Kas, Perputaran Piutang, Perputaran Persediaan dan Perputaran Modal Kerja Terhadap Laba Usaha (Studi Kasus pada Perusahaan Food and Beverage yang Listing di Bursa Efek Indonesia Tahun 2009-2013). Jurnal Akuntansi. Fakultas Ekonomi Universitas Pandanaran Semarang. Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D . Bandung: Alfabeta. Suhayati, Ely., dan Anggadini, Sri Dewi. (2009). Akuntansi Keuangan. Edisi Pertama. Cetakan Pertama. Yogyakarta: Graha Ilmu. Sunyoto, Danang. (2011). Metodologi Penelitian untuk Ekonomi (Alat Statistik & Analisis Ouput Komputer). Cetakan Pertama. Yogyakarta: CAPS. Syamsuddin, Lukman. (2011). Manajemen Keuangan Perusahaan: Konsep Aplikasi Dalam: Perencanaan, Pengawasan dan Pengambilan Keputusan. Edisi Baru. Jakarta: PT. Rajawali Pers. Subramanyam, K. R., dan Wild, Jhon Julian. (2010). Analisis Laporan Keuangan. Buku Kedua. Alih Bahasa: Dewi Yanti. Jakarta: Saleba Empat. Van Horne, James C., dan Wachowicz, Jhon M. (2009) Prinsip-prinsip Manajemen Keuangan. Jakarta: Salemba Eapat.