VARIASI PRODUK KULIT
Jadi Potensi Negeri
Inovasi Tekhnik Tatah Paduan Cantik Kulit dan Kain Etnik Sepatu Indonesia Menembus Galeri Internasional
Edisi 34
Mei - Agustus 2015
www.dekranas.id
GERABAH, DESA SADE, NTB
SONGKET PALEMBANG
TAS MANIK MANIK, KALIMANTAN
SO U
VE
NI
RB AL
I
Pesona Indonesia, Kreasi Bangsa Memikat Dunia...
M at e r i a l k u l i t [ l e at he r ] Kulit semakin menunjukkan pesonanya. Para pelaku usaha kerajinan kulit pun semakin giat menggali kreativitasnya untuk menghasilkan produk-produk kulit yang masing-masing memiliki keunikan tersendiri. Saatnya bagi kita semua untuk memilih produk dalam negeri, demi meningkatkan industri kerajinan kulit di negeri ini khususnya bagi para perajin kulit kecil berpotensi besar…
Produk : Gammara, Kannai, Le Stary
SUSUNAN KEPENGURUSAN MAJALAH KRIYA INDONESIAN CRAFTS
PEMBINA Ibu Hj. Iriana Joko Widodo
PEMIMPIN REDAKSI Ibu Triana Rudiantara (Ketua Bidang Promosi,Humas dan Publikasi)
PENASEHAT Ibu Hj. Mufidah Jusuf Kalla PENGARAH Ibu Erni Tjahjo Kumolo Ibu Triana Rudiantara KONTRIBUTOR TIDAK TETAP Ibu Ratna Sofyan Djalil (Ketua Bidang Pendanaan) Ibu Andresca Saleh Husin (Ketua Bidang Daya Saing Produk) Ibu Retno Damayanti Gobel (Ketua Bidang Pameran dan Kerjasama Luar Negeri) Ibu Bintang Puspayoga (Ketua Bidang Manajemen Usaha) Ibu Velly Yuddy Chrisnandi (Ketua Bidang Kreatif) KEUANGAN Ibu Nora Ryamizard Ryacudu (Bendahara DEKRANAS)
HUMAS DEKRANAS Rossi Anton Apriyantono Wati Ardiansyah Dewi Raden Pardede Siti Garsiah Lilies Mursitawati Sereida Tambunan SEKRETARIAT DEKRANAS Nuryati Lagoda Tri Reni Budiharti Rethy Thamrin SEKRETARIS REDAKSI Nur Rachmat Ervi Indriani TIM MARKETING/IKLAN Siti Garsiah Lilies Mursitawati KEUANGAN & ADMINISTRASI Lilies Mursitawati
SEKRETARIS Ikhwan Asrin (Sekjen DEKRANAS)
KONTRIBUTOR ARTIKEL Dekranasda Seluruh Indonesia
TIM REDAKSI BUMI PURNATI INDONESIA Redaktur Pelaksana Menik Retnadi
Fotografer Basith Wahid
Reporter Basith Wahid Pandu Nuhuswantoro Priessia Megarukmi Niswantari
Sekretaris Redaksi Henny Dasriyani
Pengarah Produk Juliana Putri
4
Kriya Indonesian Crafts
Sirkulasi dan Produksi Aryo Pujianto
Penerbit DEKRANAS PT Bumi Purnati Indonesia Percetakan PT Gramedia
Cover : Karya EnvyMe
Prakata Ketua Pembina Dekranas Assalamu’laikum Warahmatullahi Wabarakatuh, Salam sejahtera untuk kita semua. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang mempunyai keterampilan tangan atau craftmenship yang luar biasa. Ini merupakan warisan leluhur nenek moyang dan menjadi kekayaan bangsa Indonesia. Berbagai produk kerajinan tangan dari yang berbahan keras seperti ; kayu, batu alam, logam sampai kepada kerajinan tangan yang berbahan halus seperti tenun, batik dan lainnya. Beragam teknik dikuasai seperti ; mengukir, memahat, menganyam, melukis, menenun membatik dan sebagainya. Produk kerajinan masa kini, berkembang mengikuti perkembangan desain dan teknologi modern. Perajin yang dibina oleh banyak pihak menghasilkan produk yang beragam, baik dari segi ; motif dan warna, bahan dan material, tehnik atau metode produksinya. Peranan desainer dan tenaga ahli lainnya sangat besar dalam menghasilkan motivasi dan kreativitas perajin. Kini setelah Indonesia merdeka hampir 70 tahun dan peringatan dari lahir RA. Kartini 12 April yang lalu, semangat kesetaraan yang digagas dan diperjuangkan sepanjang hidup hingga akhir hayatnya, kini telah membuahkan hasil. Perempuan Indonesia telah mampu membuktikan bekerja di bidang Pemerintahan maupun Swasta. Saatnya perempuan Indonesia berperan lebih besar bagi kemajuan bangsa dan negara tanpa meninggalkan kodratnya sebagai WANITA. Setidaknya momentum ini bisa membuat rasa Nasionalisme kita semakin bertumbuh untuk menyegarkan semangat kita membangun bangsa dan utamanya membangun masyarakat perajin dan DEKRANAS yang kredible dan mendunia. Peran DEKRANAS dan DEKRANASDA menjadi penting dan relevan dalam membekali para perajin untuk memasuki pasar bebas ASEAN 2015 ini, dimana hanya dengan kreativitas dan inovasi, kita bisa memenangkan persaingan. Pada akhirnya melalui kerja keras, kerja cerdas, kerja sama dan saling bersinergi, maka kesejahteraan para perajin kita akan semakin meningkat. Wujudkan kerajinan Indonesia yang mendunia dan tunjukkan kecintaaan kita kepada produk kerajinan Indonesia, dengan menggunakannya di berbagai kesempatan. Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. DEWAN KERAJINAN NASIONAL Pembina
Hj. Iriana Joko Widodo
5
Kriya Indonesian Crafts
STRUKTUR ORGANISASI DAN PENGURUS DEKRANAS MASA BAKTI TAHUN 2014 – 2019 PEMBINA Isteri Presiden R.I Hj. Iriana Joko Widodo KETUA UMUM Isteri Wakil Presiden R.I Hj. Mufidah Jusuf Kalla PENASEHAT − Menteri Perindustrian − Menteri Perdagangan − Menteri Dalam Negeri − Menteri Pariwisata − Menteri Koperasi dan UKM − Menteri BUMN KETUA HARIAN Isteri Menteri Dalam Negeri Erni Tjahjo Kumolo SEKRETARIS JENDRAL : Ikhwan Asrin WAKIL SEKRETARIS JENDERAL: Andi Marcelya Hamid Awaludin SEKRETARIAT Koord. Bid. Administrasi Koord. Bid. Organisasi Koord. Bid. Umum dan RT
: Tri Reni Budiharti : RethyThamrin : Nur Rachmat
BENDAHARA WAKIL BENDAHARA
: Nora Ryamizard Ryacudu : Andi Marcelya Hamid Awaludin
KETUA BIDANG DAYA SAING PRODUK Isteri Menteri Perindustrian Andresca Saleh Husin
KETUA BIDANG PAMERAN DAN KERJASAMA LUAR NEGERI Isteri Menteri Perdagangan Retno Damayanti Gobel
KOORDINATOR BIDANG DAYA SAING PRODUK Ex Officio Derektur Jenderal Industri Kecil dan Menengah Kementerian Perindustrian
KOORDINATOR KETUA BIDANG PAMERAN DAN KERJASAMA LUAR NEGERI Ex Officio Derektur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan
ANGGOTA − Nelly Topobroto − Wignyo Rahadi − Aliyah Mustika Ilham − Reny Feby
ANGGOTA − Edith Ratna − Hesti Indah Kresnarini − Chama Sjahrir − Sumarti Sarwono
KETUA BIDANG MANAJEMEN USAHA Isteri Menteri Koperasi dan UKM Bintang Puspayoga KOORDINATOR BIDANG MANAJEMEN USAHA Ex Officio Deputi Pemasaran dan Jaringan Usaha Kementerian Koperasi dan UKM ANGGOTA − Siti Maryani − Liza Mustafa Abubakar − Lina B. Nasution − Hermien Iswati − Ranti Kartakusuma − Nina Tursinah
KETUA BIDANG PROMOSI, HUMAS DAN PUBLIKASI Isteri Menteri Kominfo Triana Rudiantara
KETUA BIDANG PENDANAAN Isteri Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Ratna Sofyan Djalil
KOORDINATOR KETUA BIDANG PROMOSI, HUMAS DAN PUBLIKASI Ex Officio Direktur Jendral Otonomi Daerah Kementerian Dalam Negeri
KOORDINATOR BIDANG PENDANAAN Ex Officio Staff Ahli Menteri BUMN Bidang Kebijakan Publik dan Hubungan Antar Lembaga Kementerian Badan Usaha Milik Negara
ANGGOTA − Rossi Anton Apriyantono − Wati Ardiansyah − Dewi Raden Pardede − Siti Garsiah − Lilies Mursitawati − Sereida Tambunan
ANGGOTA − Yuna Anwar Nasution − Devy Luhut Panjaitan − Sianny Tubagus Farich − Yukako Akashi − Natali Djody
DEKRANASDA Provinsi, Kab/Kota
VISI DAN MISI DEWAN KERAJINAN NASIONAL VISI : Dekranas menjadi lembaga yang handal dalam mendukung kemandirian ekonomi kreatif nasional MISI : 1.Menyiapkan regenerasi sumber daya manusia perajin yang unggul dengan menggali, melestrarikan dan mengembangkan warisan tradisi dan budaya bangsa. 2.Meningkatkan daya saing produk kerajinan berbasis kearifan lokal dengan selera global melalui pengembangan inovasi, kreatifitas dan efisiensi. 3.Meningkatkan hubungan kemitraan dan kerjasama dengan lembaga nasional dan international di bidang industri kreatif / industri kerajinan.
6
Kriya Indonesian Crafts
KETUA BIDANG KREATIF Isteri Menteri PAN dan Reformasi Birokrasi Velly Yuddy Chrisnandi KOORDINATOR BIDANG KREATIF Ex Officio Direktur Jenderal Pemasaran Kementerian Pariwisata ANGGOTA − Ratu Munawaroh Zulkifli − Riniaty Soejono − Dina Ikhsan − Henny Adli − Amelia Day
Prakata Ketua Umum Dekranas Berbekal semangat RA Kartini-perempuan dapat berperan dan berpartisipasi aktif pada kerajinan kriya berdaya saing tinggi. Bismillahhirrahmanirrahim Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Puji dan syukur kita panjatkan kepada Allah Subhanahu Wata’ala, karena hanya dengan ridoNya lah kita bisa merayakan HUT ke-35 DEKRANAS tepatnya pada tanggal 3 Maret 2015 yang lalu, sekaligus memasuki bulan April, bulan istimewa bagi bangsa Indonesia khususnya kaum perempuan yang memperingati hari kelahiran RA Kartini pada tanggal 21 April. Indonesia yang memiliki beraneka ragam suku bangsa masing-masing memiliki adat istiadat seni budaya dan bahasa yang khas, merupakan sumber daya produktif untuk tumbuh dan berkembangnya kreativitas. Salah satu cabang seni budaya yang tumbuh dan berkembang secara kreatif dan dinamis adalah Seni Kriya atau Seni Kerajinan. Produk seni kerajinan ini dalam perjalanan sejarah bangsa Indonesia selain menampilkan corak budaya yang khas, juga telah berperan nyata dalam meningkatkan kesejahteraan dan pertumbuhan perekonomian masyarakat secara luas. Dalam rangkaian kegiatan HUT DEKRANAS, sebagai puncak acaranya adalah kegiatan Musyawarah Nasional (MUNAS) dan Pameran pada tanggal 27 – 30 Mei 2015 di Gedung SMESCO Jakarta, dengan mengusung tema “Mewujudkan DEKRANAS Kuat-Perajin Sejahtera Melalui Regenerasi Perajin”. Dengan senantiasa berbekal semangat RA Kartini yang mulia, kiranya kita dapat menghargai, mendorong, sekaligus mendukung para perajin-Perempuan khususnya dalam menghasilkan produk kerajinan yang inovatif, berkualitas, dan punya daya saing tinggi di pasar mancanegara. Selamat dan sukses, semoga Allah Subhanahu Wata’ala memberkahi upaya kita bersama. Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. DEWAN KERAJINAN NASIONAL Ketua Umum
Hj. Mufidah Jusuf Kalla
7
Kriya Indonesian Crafts
Editorial Bismillahhirrahmanirrahim Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh . Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat perkenan dan ridho-Nya kami dapat menerbitkan majalah Kriya Indonesian Craft edisi bulan Mei-Agustus 2015, dengan tema kerajinan Kulit. Saat ini semakin banyak usaha penernakan sapi, dengan demikian usaha turunannyapun turut tumbuh dan berkembang, salah satunya adalah usaha kerajinan kulit yang dapat menghasilkan produk-produk berkualitas di bidang fashion. Produk tersebut dapat berupa tas, jaket, sepatu, aksesoris dan furniture. Kreativitas para pengrajin dalam berkarya tidak diragukan lagi, ini terlihat dari banyaknya disain yang unik, modern, dan menarik. Kerajinan kulit bisa menjadi bisnis yang luar biasa apabila di dalam negeri bisa tersedia industri penyamakan kulit yang kompeten, diikuti dengan pelatihan dan peningkatan keterampilan pengrajin dalam teknik pembuatan, memberikan informasi terkini tentang perkembangan model atau desain dari industri fashion di manca negara dan diikuti dengan pemasaran dan permodalan yang baik pula. Sudah menjadi pengetahuan umum, tangan-tangan terampil dan kesabaran pekerja Indonesia dapat menghasilkan produk dengan mutu yang berkualitas. Maka dengan mengkombinasikan semua hal di atas ditambah dengan memanfaatkan banyak informasi dan pengetahuan yang bisa diperoleh melalui internet, diharapkan produk-produk yang dihasilkan para pengrajin kita bisa bersaing di pasar global, terutamanya produk kulit. Banyak pengusaha produk kulit Indonesia, yang brand produknya telah memasuki pasar internasional. Memang bukan usaha yang mudah, karena untuk mencapainya dibutuhkan usaha/kerja keras dan proses yang panjang. Selain harus bersaing dengan brand internasional yang telah menguasai pasar terlebih dahulu, faktor utama adalah kualitas produk yang harus memenuhi standar tertentu agar dapat lolos quality control supaya bisa diekspor. Untuk melatih dan meningkatkan menjadi kualitas yang lebih prima, sebaiknya dilakukan test market dengan menjualnya ke pasar domestik terlebih dahulu. Dalam edisi ini, kami suguhkan profil-profil pengusaha kerajinan kulit yang dapat membuat dan memiliki kualitas barang yang tidak kalah dengan produk import. Bahkan beberapa diantaranya telah berhasil memasuki pasar global. Maka sebagai bangsa Indonesia, sudah selayaknya kita bangga akan produk negeri sendiri. Kita tekadkan kalau kita akan selalu membeli, memakai dan menghargai hasil karya para pengrajin Indonesia, sehingga perekonomian, kualitas barang dan inovasi pengrajin dapat terus meningkat. Diharapkan para pengrajin akan bertumbuh menjadi para pelaku industri menengah yang sudah tentu akan membawa bangsa kita ke tingkat kesejahteraan dan kemakmuran yang lebih tinggi lagi. Selamat membaca Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Triana Rudiantara Pemimpin Redaksi
8
Kriya Indonesian Crafts
DAFT AR
ISI edisi 34
Mei - Agustus 2015
5/7Prakata
Pembina DEKRANAS Ibu. Hj. Iriana Joko Widodo Ketua Umum DEKRANAS Ibu. Hj. Mufidah Jusuf Kalla
8
Editorial
halaman
Pemimpin Redaksi Kriya Indonesian Crafts Ibu Triana Rudiantara
11 Info Produk
Produk Kerajinan Kulit
28 Khas
Rangkaian Kegiatan DEKRANAS Dalam Rangka Peringatan Syukuran HUT ke-35 Tahun
37 Topik
Kulit Itu Indah Pembudidayaan kulit jadi (leather) memiliki nilai manfaat dan estetis
43 Profil
BNV Sepatu Yang Membuat Iri
9
Kriya Indonesian Crafts
halaman
46
11
47 Profil
51. 55.
Tience Megawati Pangaribuan Paduan Kulit dan Kain Etnik Indonesia lewat Le Stary Linda Nurlaila Ciptakan Inovasi Melukis Diatas Kulit untuk Kannai Era Irhamni Mengangkat Kulit Domba untuk Produk Tas Deer Fashion
Aksen Kulit Berpadu Harmonis dengan Kain etnik
Pernik Cantik dari Kulit
Liburan ke Garut Temukan Banyak Kesenangan
84.
Indeks
Merawat Produk dari Bahan Kulit
59 Karya 75 Pernak-Pernik 79 Jalan-Jalan 83 K-Mail 86 Tips
10
Kriya Indonesian Crafts
Info Produk Kerajinan Kulit Cantik, unik, elegant, trendi, inovatif, hingga klasik… Berbagai gaya bisa dimunculkan dari produk kerajinan kulit, tergantung kreativitas dan ciri khas yang ingin diangkat dari para pelaku usaha produk kulit. Materi atau bahan kulit (leather) baik itu kulit sapi dan domba dapat diolah menjadi produk pendukung fashion, juga fashion itu sendiri. Dengan kreativitas berbagai tekhnik pun digunakan untuk menghasilkan produk yang unik, inovatif dan modern. Yang antara lain adalah teknik anyaman dan tatah atau melukis diatas kulit. Berikut ini adalah produkproduk dari kulit dengan beragam model dan bentuk hasil karya putra bangsa yang membanggakan. Menik Retnadi Pengarah : Juliana Putri Foto : dok. BNV, Gamma, Deer Fashion, JK Collection, Kias, Kannai, Envy Me.
11
Kriya Indonesian Crafts
Info Produk
12
Kriya Indonesian Crafts
ENVYMe
Aneka Tas Kulit Wanita dengan tekhnik Tatah
13
Kriya Indonesian Crafts
Info Produk
Info Produk
Sepatu Kulit Kombinasi Suede
14
Kriya Indonesian Crafts
BNV Sepatu Kasual
15
Kriya Indonesian Crafts
Info Produk
Info Produk
BNV Sepatu Kasual
Sandal Santai
16
Kriya Indonesian Crafts
DEER FASHION
Info Produk
Tas Anyaman Kulit Domba
17
Kriya Indonesian Crafts
Info Produk
DEER FASHION
Tas Anyaman Kulit Domba
18
Kriya Indonesian Crafts
Info Produk
Tas Kulit Domba Variasi Anyaman Sandal Santai
19
Kriya Indonesian Crafts
Info Produk
20
Kriya Indonesian Crafts
GAMMARA
Info Produk
Tas Kasual
21
Kriya Indonesian Crafts
Info Produk
JK COLLECTION
Beragam Model Jaket Kulit
22
Kriya Indonesian Crafts
Info Produk
Sepatu Kulit Gaya Formil
23
Kriya Indonesian Crafts
Info Produk Tas Kulit tehnik Lukis & Tatah
24
Kriya Indonesian Crafts
KANNAI
25
Kriya Indonesian Crafts
Info Produk
Info Produk Koper Traveling
26
Kriya Indonesian Crafts
KIAS LEATHER
LE STARY Tas Kulit Kombinasi
27
Kriya Indonesian Crafts
Info Produk
Khas
RANGKAIAN KEGIATAN DEKRANAS Dalam Rangka Peringatan Syukuran HUT ke-35 Tahun
Dewan Kerajinan Nasional (DEKRANAS) telah memasuki usianya yang ke-35 tahun pada 3 Maret 2015 lalu. Beragam kegiatan pun telah dijalankan untuk memperingatinya. Mulai dari Acara Syukuran, yang kemudian dilanjutkan dengan kegiatan lapangan seperti Bakti Sosial, kunjungan ke perajin di daerah, pelatihan, dan penyelenggaraan pameran. Seluruh kegiatan tersebut dilaksanakan di bawah kepengurusan baru DEKRANAS periode 2014-2019 yang telah resmi dilantik oleh ibu negara Iriana Jokowi yang bertindak sebagai Pelindung Dekranas dan ibu Mufidah Jusuf Kalla sebagai Ketua Umum DEKRANAS pada 15 Januari 2015 lalu di Istana Wakil Presiden RI. Sebelumnya, pada 21 Oktober 2014 telah dilaksanakan serah terima jabatan kepengurusan atau tugas dan tanggung jawab dari Ketua Umum periode 2009-2014, ibu Herawati Boediono kepada ibu Mufidah Jusuf Kalla sebagai Ketua Umum periode 2014-2019.
Serah terima jabatan kepengurusan atau tugas dan tanggung jawab dari Ketua Umum periode 2009-2014
28
Kriya Indonesian Crafts
Khas
Pengurus DEKRANAS masa bakti 2014-2019. Dengan Pembina Ibu Iriana Joko Widodo dan Ketua Umum Ibu Mufidah Jusuf Kalla. Pelantikan Pengurus Baru DEKRANAS.
29
Kriya Indonesian Crafts
Khas
Bakti Sosial DEKRANAS Pada rangkaian Peringatan Syukuran HUT ke-35 Tahun, telah diselenggarakan acara Bakti Sosial Dekranas dengan mengangkat tema “DEKRANAS Peduli dan Berbagi” pada tanggal 9 Maret 2015 lalu. Baksos ini terselanggara atas kerjasama DEKRANAS dengan Kementerian KUKM, DEKRANASDA Prov DKI Jakarta, Pemerintah Walikota Jakarta Utara, BKKBN dan Yayasan Hijau Putih. Pada Baksos yang diselenggarakan di Rumah Susun Cinta Kasih 2 Budha Tzu Chi, Jl. Dermaga Muara Angke Jakarta Utara ini dilakukan beberapa kegiatan. Yaitu : Penjualan sembako murah (beras, minyak goreng, Super mie, gula) dijual seharga Rp. 12.000,telah terjual 1000 paket, pelayanan pengobatan gratis oleh Yayasan Hijau Putih yang melibatkan 10 orang dokter serta 6 orang perawat, operasi minor telah melayani sebanyak 25 orang pasien dan layanan Keluarga Berencana oleh kantor BKKBN yang melayani alat kontrasepsi sebanyak 75 orang akseptor KB.
Kegiatan Baksos. Memberikan sumbangan, menjual sembako murah dan pelayanan pengobatan gratis.
30
Kriya Indonesian Crafts
Khas
“DEKRANAS Peduli dan Berbagi”
Dalam acara tersebut turut dihadiri oleh Ketua Harian Dekranas ibu dr. Erni Guntarti Tjahjo Kumolo, Ketua Panitia Munas dan Ketua HUT Dekranas ke -35 ibu Bintang Puspayoga, Pengurus DEKRANAS yaitu Ketua Bidang Promosi, Humas dan Publikasi DEKRANAS ibu Triana Rudiantara, Pengurus DEKRANASDA Prov. DKI Jakarta, Deputi Pemasaran KUKM ibu Emilia.S , Dirjen IKM Kemenperin ibu Euis Saedah, Wakil Walikota Jakarta Utara bapak Wahyu Haryadi, Wakil Ketua TP PKK Jakarta Utara ibu Ani wahyu Haryadi, Sekretaris Daerah Jakarta Utara, Camat Penjaringan, Lurah Pluit dan penduduk Kelurahan Pluit yang akan dilayani pada Bakti Sosial. Staf dari kantor BKKBN memberikan pelayanan kepada para Akseptor KB
31
Kriya Indonesian Crafts
Khas
Kunjungan Ketua Umum DEKRANAS ke Perajin di Bantul Yogyakarta
Pada tanggal 25 Maret 2015, Ketua Umum DEKRANAS ibu Mufidah Jusuf Kalla beserta rombongan yang terdiri dari Ketua Harian, Ketua Panitia HUT, dan Pengurus DEKRANAS melakukan kunjungan ke Bantul Yogyakarta untuk melihat langsung para perajin di sana. Pada acara yang didukung Pemkab Bantul ini, ibu Mufidah meninjau para perajin gerabah di Dusun Kasongan, perajin batik Bantul, dan toko kerajinan. Turut mendampingi rombongan ibu Mufidah Jusuf Kalla, sejumlah pejabat daerah setempat seperti Bupati Bantul ibu Sri Suryawidati, Sekretaris Daerah (Sekda) Pemkab Bantul bapak Riyantono serta Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi Bantul bapak Sulistyanto. Selain berdialog dengan perajin gerabah, rombongan Ketua Umum DEKRANAS juga melihat koleksi berbagai kerajinan gerabah dan keramik yang terdapat dalam ruangan Koperasi Setya Bawana, koperasi yang dikelola UPT Desa Wisata Kasongan. Beliau sangat terkesan dengan hasil produksi UMKM Bantul dan memberikan apresiasi yang setinggi-tingginya. Dalam kunjungan tersebut ibu Mufidah juga tertarik untuk mencoba belajar membuat gerabah.
Ibu Mufidah Jusuf Kalla tertarik untuk mencoba belajar membuat gerabah.
32
Kriya Indonesian Crafts
Pelatihan Pemanfaatan Kain Perca di Jakarta Masih dalam rangka kegiatan menjelang acara puncak HUT ke-35 DEKRANAS, pada 13 April 2015 lalu diselenggarakan Pelatihan Pemanfaatan Kain Perca Bagi Industri Kecil Menengah Binaan DEKRANAS di Balai Diklat Industri Jakarta. Acara yang terselenggara atas kerjasama DEKRANAS, Kementerian Perindustrian, dan DEKRANASDA Prov DKI Jakarta ini dihadiri oleh Ketua Harian, Ketua Panitia HUT, Ketua Bidang Daya Saing DEKRANAS ibu Andresca Saleh Husin, Dirjen IKM Kementerian Perindustrian ibu Euis Saedah, Pengurus DEKRANAS, Pengurus DEKRANASDA Prov. DKI Jakarta dan beberapa perusahaan. Sebanyak 50 orang perajin binaan DEKRANASDA Prov. DKI Jakarta mengikuti berbagai kegiatan yang meliputi pembuatan aksesoris perca, lukisan perca, dan boneka perca.
Dirjen IKM Kemenperind Ibu Euis Saedah memberikan sambutan.
33
Kriya Indonesian Crafts
Khas
Pelatihan Tehnik Pencelupan Penggunaan Warna Alam Pada tanggal 5 – 7 Mei 2015 diadakan Pelatihan Tehnik Pencelupan Penggunaan Warna Alam yang diadakan oleh DEKRANAS bekerjasama dengan Kementerian Perindustrian, DEKRANASDA Kabupaten Gianyar yang bertempat di Perusahaan CV. Tarum Bali Sejahtera, Gianyar-Bali. Pada pelatihan yang dihadiri oleh Ketua Harian DEKRANAS, Ketua Panitia HUT DEKRANAS, Dirjen IKM Kemenperin , Ketua Bidang Daya Saing Produk Dekranas ibu Andresca Saleh Husin, Ketua Bidang Pameran dan Kerjasama Luar Negeri ibu Retno Damayanti Gobel, dan Pengurus DEKRANASDA Kab. Gianyar ini diikuti oleh sebanyak 35 orang, yang terdiri dari perwakilan Provinsi 8 orang dan selebihnya perajin binaan DEKRANASDA Kab. Gianyar.
Para peserta mendapatkan pelatihan tekhnik pencelupan penggunaan warna alam dimana hal tersebut sangatlah penting, mengingat komitmen pasar internasional lebih mengedepannya produkproduk yang tidak merusak alam dan lingkungan sekitarnya. Oleh karena itu perajin harus mampu dan jeli membaca peluang pasar ini. Begitulah yang ditekankan oleh ibu dr. Erni Guntarti Tjahjo Kumolo saat membuka acara pelatihan yang juga menjadi bagian dari rangkaian kegiatan memperingati HUT Ke-35 DEKRANAS. Menurut ibu dr. Erni Guntarti Tjahjo Kumolo, dipilihnya CV. Tarum Bali Sejahtera yang ada di Kabupaten Gianyar karena perajin di tempat tersebut sudah mampu berprestasi di tingkat nasional dengan teknik warna alamnya. Pengurus DEKRANAS mengunjungi beberapa perajin di Kabupaten Gianyar.
34
Kriya Indonesian Crafts
Khas
Melihat langsung para pelukis Kamasan berkarya
35
Kriya Indonesian Crafts
Usai acara Pelatihan, para pengurus DEKRANAS yaitu ibu dr. Erni Guntarti Tjahjo Kumolo, ibu Bintang Puspayoga, ibu Retno Damayanti Rahmat Gobel, ibu Andresca Saleh Husin, dan ibu Nora Tristyana Ryamizard Ryacudu berkesempatan berkunjung ke Kabupaten Badung tepatnya di Pusat Pemerintahan Kabupaten Badung, Mangupraja Mandala untuk melihat pameran kerajinan para perajin Badung di lantai II gedung sekretariat daerah. Pameran kerajinan ini merupakan hasil karya dari perajin Badung yang tergabung dalam Asosiasi Perajin Industri Perdagangan UMKM Daerah (Asperinda) Kab. Badung dan dibawah binaan DEKRANASDA Badung. Pameran Kerajinan tersebut melibatkan 12 pengerajin seperti kerajinan uang kepeng, patung kayu JAS (Jagapati, Angantaka, Sedang), patung tiga dimensi, lukisan pelepah pisang, permata giok, dan garmen. Sehari sebelumnya, pada tanggal 4 Mei 2015, para pengurus DEKRANAS mengunjungi beberapa perajin di Kabupaten Gianyar. Seperti perajin gading, tulang, perak, serta kain batik. Juga melihat langsung para pelukis lukisan Kamasan berkarya.
Khas
DEKRANAS Berpartisipasi pada Pameran Hong Kong Gift and Premium Fair (HKG&PF) 2015 Bekerjasama dengan Kementerian Perdagangan dan Konsulat Jenderal RI di Hong Kong, tahun 2015 ini DEKRANAS kembali turut berpartisipasi pada Pameran Hong Kong Gift and Premium Fair (HKG&PF) 2015 yang telah berlangsung pada tanggal 27-30 April 2015 lalu. Pada pameran ini, Rumah Indonesia yang menjadi stand pameran produk-produk kerajinan Indonesia menempati area seluas 72 m2 di Hall International . Dengan menampilkan produk kerajinan dari 15 perusahaan yaitu antara lain home decoration, wooden handicraft, furniture, fashion accessories, batik, hand woven textile, bag & clutch, jewellery, stationery and paper product, dan ceramic tableware. Peserta lainnya dari Indonesia antara lain : Kementerian KUKM serta perusahaan lainnya seperti PT. Profitmax Holding Limited, PT. Cermai Makmur Abadi International, PT. Djitoe ITC, PT. Lulu Indonusa, PT Solo Murni, Banyan International dan PT. Sumiati Ekspor International yang berpartisipasi secara mandiri setiap tahunnya. Pameran HKG&PF itu sendiri terselenggara untuk yang ke30 kalinya oleh Hong Kong Trade Development Council (HKTDC), dimana tercatat diikuti oleh 4262 exhibitor dari 38 negara dan dihadiri oleh 52.000 buyer international dari lebih 100 negara. Acara pembukaan Rumah Indonesia yang dilaksanakan pada tanggal 27 April 2015 di Hall 3 South Concourse dan dihadiri oleh 100 tamu undangan terdiri dari federasi / asosiasi, buyer potensial dan yang sebelumnya diawali dengan penampilan tari Yapong dari Betawi yang dibawa-
36
Kriya Indonesian Crafts
kan oleh pemuda pemudi Hong Kong dari sanggar lokal di Hong Kong. Turut memberi sambutan dalam acara tersebut, Konsul Jenderal RI di Hong Kong, bapak Chalief Akbar yang berharap pameran tersebut dapat meningkatkan perdagangan diantara kedua negara, kemudian Ketua Harian Dekranas ibu dr. Erni Guntarti Tjahjo Kumolo yang sekaligus membuka Rumah Indonesia dengan ditandai pengguntingan pita, didampingi oleh Deputy Executive Director HKTDC, Mr. Benjamin Chau dan Konjen RI Hongkong bapak Chalief Akbar. Dalam rangka mempromosikan Indonesia, pada acara pembukaan juga dipresentasikan mengenai Remarkable Indonesia oleh Ketua Bidang Pameran dan KLN DEKRANAS ibu Retno Damayanti Gobel. Yang menarik, konstruksi paviliun Indonesia mendapat pujian dari Caroline Kennedy seorang pengamat produk dari New York dan pernah menjadi editor dari Majalah Gift Decorative Accessories. Ia menyampaikan bahwa Rumah Indonesia merupakan the best presentation pada pameran ini dengan produk-produk pilihan yang sangat kreatif dan menarik. Caroline juga menyarankan agar produk-produk yang dipamerkan di Rumah Indonesia ikut berpameran Gift di New York. Ia menganggap produk-produk yang ditampilkan pada Rumah Indonesia sangat sesuai dengan selera konsumen di USA. *Fotonya yang berjudul: Pameran di Hongkong Menik Retnadi Foto : dok. DEKRANAS
Topik
Kulit Itu
Indah
Agung Puspito Foto : Radityo Andy
Kecantikan
Pembudidayaan Kulit jadi [leather] Memiliki Nilai Manfaat dan Estetis 37
Kriya Indonesian Crafts
hanyalah sebatas kulit, karena jika kulit itu diangkat yang tinggal adalah daging, urat-saraf, dan tulang-belulang yang umumnya tak menarik untuk dipandang. Tapi, di balik fakta ini tersirat makna, kulit adalah kecantikan itu sendiri. Itulah agaknya filosofi yang mendasari pembudidayaan kulit jadi (leather) untuk keperluan-keperluan ekonomi yang bernilai manfaat maupun estetik. Kulit itu sendiri cantik. Pemanfaatan kulit hewan merupakan salah satu upaya pemberdayaan ekonomi yang dimaksud. Orang menggunakan kulit untuk berbagai keperluan, seperti aksesoris, mebel, media seni tradisional maupun modern, sepatu, tas, jaket, sarung tangan, dan lain-lain. Kulit tak hanya cantik, ia juga macho. Dengan kata lain, kulit itu indah. Kepekaan estetik dan ketrampilan teknik telah menjadikan produk kulit itu bernilai tinggi. Dengan demkian, pemanfaatan kulit hewan termasuk hewan ternak dapat membantu mengangkat perekonomian masyarakat, menciptakan lapangan kerja, dan meningkatkan devisa negara. Tapi,
Topik
Pemanfaatan kulit hewan termasuk hewan ternak dapat membantu mengangkat perekonomian masyarakat, menciptakan lapangan kerja, dan meningkatkan devisa negara. mendayagunakan kulit membutuhkan pengetahuan dan keahlian tersendiri. Antara lain, perlu lebih dulu mengenali jenis-jenis hewan yang bisa dimanfaatkan kulitnya. Kulit merupakan hasil sampingan dari hewan yang dagingnya dikonsumsi. Kulit yang dimaksud harganya terjangkau dan lebih mudah didapatkan. Sebaliknya, kulit binatang yang dagingnya tak dikonsumsi harganya lebih mahal seperti kulit buaya, biawak dan sebagainya. Malah, ada jenis binatang langka yang dilindungi dan dilarang untuk diburu misalnya gajah, buaya, harimau dan sebagainya. Kulit dari jenis binatang ini menjadi terlarang untuk diperjualbelikan tanpa izin dan dengan demikian termasuk langka. Dari jenis hewan ternak kita jumpai sapi, kerbau, kuda, kambing, domba. Dari kelompok reptilia ada buaya, biawak, komodo, ular, kodok. Dari jenis hewan air ada ikan pari, ikan kakap, ikan tuna. Lalu, dari jenis unggas ada burung unta dan ayam. Kulit sapi mudah didapat, karena dagingnya dikonsumsi masyarakat dan kulitnya banyak dibutuhkan dalam industri kerajinan. Ada lagi kulit kerbau, tak banyak berbeda dengan kulit sapi, baik dalam ukuran, kekuatan, dan keuletan; hanya sedikit lebih tebal dari kulit sapi. Ada pun kulit kambing juga banyak terdapat di Indonesia dan digunakan sebagai bahan baku pembuatan barang kerajinan. Kulit ini disukai para pengrajin kulit sebab dianggap mudah
38
Kriya Indonesian Crafts
menggarapnya. Ada pula kulit domba, ukurannya yang agak kecil dan bentuknya memanjang, kulit domba tidak banyak berbeda dengan kulit kambing. Kulit ini pun mudah didapat di toko-toko kulit dalam aneka warna. Khusus kulit ikan pari, di Yogyakarta dijumpai sentra kerajinan kulit Pari Radja yang bermutu. Pari Radja memproduksi berbagai barang dan aksesoris berbahan kulit pari, seperti tas, dompet, sepatu, gelang, ikat pinggang, dan sebagainya dengan desain yang menarik serta model-model yang up to date. Produk-produk Pari Radja telah tersebar ke sejumlah kota besar, seperti Jakarta, Denpasar, dan Medan. Pari Radja juga menerima reparasi barang dan produk berbahan kulit pari dan kulit lainnya.
Membuat produk kulit Bagaimana proses pembuatan kulit menjadi produk kulit? Pertama-tama tentu saja kita tak boleh mengambil kulit hewan tanpa didahului dengan prosesi penyembelihan hewan. Yang namanya pengulitan terhadap kambing dan domba dilakukan dengan posisi tubuh hewan yang telah disembelih itu digantung dengan kaki belakang di atas dan kepala lebih rendah di bawah. Pengulitan itu akan lebih mudah jika udara masuk ke bagian kaki, sehingga dapat melepaskan kulit dari fell (membran tisu konektif yang tebal yang menyeliputi karkas). Fell yang
Materi kulit siap olah
39
Kriya Indonesian Crafts
Topik
tetap menempel pada karkas dapat melindungi daging dan menghambat proses pengeringan. Nuhriawangsa (2003) menerangkan, pengulitan dimulai dari bagian lingkar kepala bawah disayat dan dilakukan pengulitan dengan menyayat pada garis pengulitan pada dada atas sampai ke empat kaki.
Penyamakan. Kulit segar (kulit yang baru ditanggalkan dari hewannya) yang disimpan tanpa proses pengawetan akan segera mengalami kerusakan. Kulit segar mudah busuk karena merupakan media yang baik untuk tumbuh dan berkembang biaknya mikroorganisme. Kerusakan karena mikroorganisme ini akan berpengaruh terhadap kualitas kulit jadi, sehingga kulit perlu disamak agar tidak memengaruhi kualitas produk yang dihasilkan. Proses pengawetan ini lazim disebut penyamakan. Pada proses penyamakan, semua bagian kulit mentah yang bukan colagen saja yang dapat mengadakan reaksi dengan zat penyamak. Dalam Industri penyamakan ini, ada tiga pokok tahapan penyamakan kulit, yaitu proses pengerjaan basah (beam house), proses Penyamakan (tanning), dan penyelesaian akhir (finishing). Masing-mas-
40
Kriya Indonesian Crafts
Yang dinamakan industri penyamakan adalah industri yang mengolah kulit mentah menjadi kulit jadi atau kulit tersamak (leather) dengan menggunakan bahan penyamak.
misalnya, kulit berbulu tersamak, kulit chamois (kulit untuk lap kaca), dll. Pada praktiknya untuk mendapatkan sifat fisik tertentu yang lebih baik, misalnya tahan gosok, tahan terhadap keringat dan basah, tahan bengkok, dll, biasanya dilakukan dengan cara kombinasi. Ada kalanya suatu pabrik penyamakan kulit hanya melaksanakan proses basah saja, proses penyamakan saja, proses penyelesaian akhir atau melakukan dua tahapan atau ketiga- tiganya sekaligus. Dalam tahapan proses pengerjaan basah (beam house), misalnya, urut-urutannya mencakup perendaman (soaking), pengapuran (liming), pembelahan (splitting), pembuangan kapur (deliming), pengikisan protein (bating), dan pengasaman (pickling). Semua itu sebelum memasuki tahapan proses penyamakan (tanning). Penyamakan sendiri meliputi penyamakan (menggunakan bahan penyamakan nabati ataupun mineral), pengetaman (shaving), pemucatan (bleaching), penetralan (khusus untuk kulit samak krom), pengecatan dasar (dyeing), peminyakan (fat liquoring), pelumasan (oiling), pengeringan, pelembaban (biasanya ditanam di serbuk kayu selama satu malam), peregangan dan pementangan, dan terakhir penyelesaian (finishing).
Jenis-jenis produk kulit Sebagaimana diuraikan oleh Budiyanto, Wahyu Gatot dkk (2008), ada beberapa jenis hasil pengolahan kulit dalam industri perkulitan. Pertama, kulit full grain. Kulit ini disamak menggunakan zat penyamak full krom dengan nerf atau rajah yang asli, tidak dibelah atau digosok. Inilah kulit bermutu tinggi yang dapat menaikkan harga kulit. Kedua, kulit corrected grain. Ini kulit disamak dengan zat penyamak krom, minyak, dll karena kualitas kulit tidak baik yang disebabkan oleh cacat alami seperti dicambuk, penyakit cacar, ditusuk, dsb sehingga menimbulkan cacat pada permukaannya.Untuk mengatasinya, kulit dihaluskan dengan mesin amplas sampai halus, kemudian dicat dengan menggunakan cat sintetis. Kualitas kulit ini kurang baik dan agak kaku. Ketiga, kulit light buffing. Kulit ini proses pengerjaannya hampir sama dengan kulit corrected grain hanya bedanya yang satu ini diamplas ringan pada permukaannya. Kulit ini kualitasnya cukup baik. Dan keempat, kulit artificial. Keindahan material jenis ini terletak pada proses penyelesaian akhirnya, yaitu dengan memberi motif tertentu, seperti sisik buaya, biawak, ular, kulit jeruk dsb. Tujuan pemberian motif adalah untuk menutupi cacat yang diakibatkan oleh cacat alami atau mekanik. Kulit artifisial ini sering menyerupai aslinya atau disebut kulit buatan.
ing tahapan terdiri dari beberapa macam proses, setiap proses memerlukan tambahan bahan kimia dan pada umumnya memerlukan banyak air, tergantung jenis kulit mentah yang digunakan serta jenis kulit jadi yang dikehendaki. Adapun ditinjau dari bahan penyamak yang digunakan, ada beberapa macam penyamakan yaitu, kesatu, penyamakan nabati (menggunakan kulit akasia, sagawe, tengguli, mahoni, kayu quebracho, eiken, gambir, teh, buah pinang, manggis, dll). Kulit jadi yang dihasilkan misalnya kulit tas koper, kulit sol, kulit pelana kuda, kulit ban mesin, kulit sabuk dll. Kedua, penyamakan mineral. Contohnya, bahan penyamak krom. Kulit yang dihasilkan misalnya kulit boks, kulit jaket, kulit glase, kulit suede, dll. Disamping itu ada pula bahan penyamak aluminium yang biasanya untuk menghasilkan kulit berwarna putih (misalnya kulit shuttle cock). Ketiga, penyamakan minyak. Yaitu, menggunakan minyak ikan hiu atau ikan lain; biasanya disebut minyak kasar. Kulit yang dihasilkan
41
Kriya Indonesian Crafts
Produk kulit memiliki tekstur yang unik dan diketahui tahan lebih lama ketimbang kain. Salah satu produk unggulan dari produk kulit adalah sepatu kulit yang berbahan dasar kulit sapi. Kulit dapat dibedakan menjadi beberapa jenis, yang pertama, full-grain. Sebagaimana disebutkan di atas, jenis kulit ini kualitasnya amat baik sehingga ia yang terbanyak beredar di pasaran. Keunggulan jenis ini adalah sulit untuk bertransformasi alias awet. Bagian luar dari kulit ini secara utuh masih alami sehingga tekstur dari kulit binatang terlihat cukup jelas. Kedua, corrected grain leather, yang memiliki permukaan tambahan hasil buatan yang diemboss ke dalamnya setelah dihaluskan terutama pada bagian luar kulit yang kurang bagus. Ketiga, nappa leather, yang berasal dari anak domba atau anak kerbau. Karena kelembutannya, kulit ini mudah retak dan pecah. Ia lebih mengkilap dibandingkan kulit full-grain, dan biasanya dijadikan bahan pelapis, seperti pelapis dashboard mobil, jok mobil, dll. Keempat, jenis brush-off atau patent leather. Kulit ini memiliki permukaan yang licin dan mengkilap. Keunggulannya adalah, jenis ini mudah dibersihkan, sedangkan kelemahannya adalah tampilan yang eksotik khas kulit jadi kurang terlihat. Lalu, jenis kelima adalah pull-up, yang merupakan pengolahan lanjutan dari jenis full-grain. Kulit full-grain ditarik (pulled-up) sehingga mendapatkan kulit yang lebih tipis dan mudah dibentuk untuk dijadikan sebuah produk. Warna dari kulit ini akan memudar seiring semakin ditarik. Keenam, jenis suede, yang merupakan bagian dalam dari kulit binatang. Kulit ini lembut dan halus, tapi kelemahannya adalah ia mudah berubah warna ketika terkena air. Terakhir, jenis nubuck. Secara kasat mata kulit nubuck hampir sama dengan kulit suede. Hanya, kulit nubuck tidak terbuat dari bagian dalam dari kulit, tapi dari bagian terluar kulit binatang yang dihaluskan menggunakan permukaan yang kasar, sehingga permukaan kulit menjadi halus.
Daerah wisata Kriya Kulit Produk-produk kerajinan kulit yang dihasilkan di Manding antara lain, jaket, sepatu, sandal, tas, ikat pinggang, dompet, serta berbagai aksesoris yang seperti pigura dan gantungan kunci. Kebanyakan produk Manding berasal dari kulit sapi dan masih diproduksi secara rumahan. Untuk membeli barang, Anda bisa melakukan proses tawar-menawar karena barang yang dijual di Manding ini kebanyakan dapat ditawar lebih murah lagi. Harganya yang murah jika dibandingkan dengan harga-harga produk serupa di mal atau pusat perbelanjaan. Kerajinan kulit Manding pernah mengalami masa kejayaan pada tahun 1970-an hingga 1980-an. Walaupun tidak sejaya dulu, tetapi saat ini kerajinan kulit Manding masih menjadi sentra desa wisata kerajinan kulit di Kabupaten Bantul, Yogyakarta. Asal mula kerajinan kulit di Manding dipelopori oleh tiga pemuda Manding pada tahun 1947, yakni Prapto Sudarmo, Ratno Suharjo, dan Wardi Utomo. Semula ketiga pemuda tersebut bekerja di sebuah perusahaan kulit di Kota Yogyakarta yang memproduksi pakaian dan pelana kuda. Kemudian ketiga pemuda tersebut mendirikan usaha sendiri dengan berbahan dasar kulit juga. Sejak berdiri tahun 1976 hingga tahun 1990-an, pengrajin mampu mengeksport hasil kerajinan mereka hingga ke Spanyol. Hingga saat ini, di Desa Manding terdapat sekitar 40 showrooms dan 100-an pengrajin kulit.Kerajinan kulit yang dibuat masyarakat sekitar Manding antara lain berupa tas, sepatu, ikat pinggang, travel bag, sandal, dompet dan masih banyak lagi. Kerajinan kulit Manding di produksi dengan cara yang masih rumahan, yaitu dalam hal proses membuat pola, mengguntingnya, sampai menjahitnya. Mereka mempekerjakan beberapa karyawan untuk menghasilkan karya. Oleh karena itu, pembeli tidak hanya bisa membeli dari hasil kerajinan yang sudah jadi, tetapi mereka pun bisa memesannya, dengan model yang mereka inginkan, namun dengan harga yang berbeda tentunya dari harga barang
42
Kriya Indonesian Crafts
Ada beberapa daerah wisata kriya berupa sentra-sentra kerajinan di Tanah Air, tak terkecuali, daerah kerajinan kulit. Sebutlah salah satu di antaranya, Desa Wisata Kerajinan Kulit Manding di Bantul, Yogyakarta. Kawasan Manding ditandai dengan keberadaan sekitar 40 showrooms yang menjual aneka produk kerajinan kulit dengan memberdayakan warga setempat sebagai pekerjanya. yang sudah jadi. Desa Wisata Kerajinan Kulit Manding berada di persimpangan Jl Parangtritis km 11, atau tepatnya di Jl DR Wahidin Sudiro Husodo, Manding, Sabdodadi, Bantul, sekitar 15 km dari pusat kota Yogya ke arah selatan menuju Pantai Parangtritis. Akses menuju Manding mudah karena Jl Parangtritis ini selain mudah dilalui kendaraan pribadi juga banyak dilewati kendaraan umum seperti bus. Keberadaan Manding mengingatkan orang akan kawasan serupa yang berada di Cibaduyut Bandung. Sentra kerajinan kulit lainnya di Daerah Istimewa Yogyakarta sebagaimana telah disebutkan adalah Pari Radja. Ini lokasi tempat memproduksi dan menjual berbagai barang dan aksesoris berbahan kulit pari, seperti tas, dompet, sepatu, gelang, ikat pinggang, dsb dengan desain yang menarik serta modelmodel yang up to date. Pari Radja beralamat di Timbulharjo Sewon Bantul, DIY. Lokasi wisata kriya berikutnya berada di Jawa Tengah, tak jauh dari Yogyakarta. Namanya Pasar Sawo, terletak di Jl Sawo sekitar dua km dari arah barat alunalun di jalur Sarangan-Magetan. Di sini kita bisa menjumpai beragam outlet atau kios yang menjual hasil kerajinan kulit dan oleholeh khas. Di sepanjang jalan, wisatawan bisa memborong sepatu, tas, ikat pinggang dan beragam kerajinan kulit lain. Harganya sangat terjangkau. Itu seperti jaket kulit yang harganya mulai dari Rp 25 ribu hingga Rp 750 ribu.
Potensi kerajinan kulit di Magetan tersebut didukung oleh industri kecil penyamakan kulit dengan proses nabati maupun kimiawi. Lokasi yang dinamai Lingkungan Industri Kulit (LIK) ini berada di Kelurahan Ringin Agung, Kecamatan Magetan Kota dan di Mojopurno Kecamatan Ngariboyo serta beberapa desa di sekitarnya. Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sukowinardi mengatakan, “Pengerjaan kerajinan kulit di Magetan dimulai dari bahan mentah hingga jadi barang kerajinan.’’ Kembali ke Jalan Sawo. Kita memang tak akan menemukan model yang sedang tren di gerai-gerai di sepanjang jalan Sawo. Salah satu kelemahan yang diakui sekitar 30-an pengrajin di sini adalah menciptakan model-model baru. Tenaga ahli untuk itu sangat terbatas. Namun, meski demikian, hasil kerajinan kulit Jl Sawo memiliki kualitas yang handal. “Produk kami dikenal kuat dan murah,” kata Yudi Hardianto, pemilik salah satu gerai. Magetan sendiri telah memanfaatkan teknologi informasi yang mendukung aktivitas belanja wisata kerajinan. Jadi, jika pengunjung tidak sempat membeli oleholeh mereka bisa berbelanja secara on-line.
Profil
BNV Sepatu Yang Membuat Iri Muda, kreatif, kaya. Ketiga kata ini dinilai pas untuk menggambarkan sosok-sosok pengusaha sepatu bermerek “BNV” yang dirintis dan dikembangkan oleh Awie Wang, David Hallim, dan Hendra Kwok. Ketiga sahabat ini telah memasarkan karya kulit mereka di Jakarta, Surabaya, Singapura, dan Amerika, juga menembus galeri-galeri internasional seperti Lafayette, Linea.
Profil
Budi Sanjaya Armawi atau Awie Wang kelahiran
1985 adalah sang direktur sekaligus pendiri BNV. David Hallim, teman kuliahnya, sebelum mendirikan BNV bersama-sama Awie telah bekerja di pabrik sepatu di Tangerang sejak 2005 dan kini menjabat Pimpinan Kreatif di BNV. Ia telah mengembangkan metode tradisional dalam karya sepatu. Sedangkan Hendra Kwok memegang Manajemen Bisnis perusahaan sepatu berlambang siluet bergelombang seperti puncak gunung ini.
BNV
merupakan pelesetan akronim dari Be eNVy (be envy). Idenya, orang yang memakai sepatu ini merasa bangga sehingga membuat envy (iri) orang-orang lain yang melihatnya. BNV juga merupakan singkatan dari Budi Sanjaya Armawi, Hendra Kwok, dan David Halim. Ketiganya bertemu di Singapura pada 2009. Mengetahui kecintaan masing-masing akan sepatu, mereka pun sepakat mengembangkan visi tentang industri sepatu bermutu tinggi untuk kaum muda. Masing-masing mengeluarkan modal awal Rp 100-200 juta. Pepatah mengatakan, kita tak akan tahu sampai kita mencobanya sendiri. Maka, pada 2010 mereka mendirikan usaha sepatu dan mendaftarkan label “BNV”. Tapi, bahkan usaha yang besar pun dimulai dari yang kecil dan tak jarang berupa kegagalan. “David back ground-nya adalah membuat untuk merek internasional, di mana merek internasional itu tidak dijual di Indonesia. Contohnya, sepatu yang kita bikin warna merah, warna marun itu tidak laku di Indonesia,” tutur Awie menceritakan kegagalannya justru pada saat memulai usaha. “Tapi produksi kedua kita belajar dari kesalahan tersebut, kita buat sepatu dengan warna coklat, hitam, warna-warna gelap. Dari situ responnya mulai bagus, masyarakat bisa menerima. Inilah merek BNV, merek Indonesia, buatan lokal tapi quality bagus, desain dan warna bagus, mereka mau support kita untuk membeli produk kita.” Menurut pengusaha muda ini, pada awalnya BNV juga menemukan masalah besar dalam hal material yang tidak konsisten. Tapi, ia mengaku sangat berterima kasih kepada tim pengembangan BNV yang menemukan masalahnya dan bersama-sama bekerja keras untuk menemukan dan mengembangkan bahan-bahan yang sesuai dengan standard dan estetika BNV. “Sekarang semua material BNV di-develop di Indonesia.” Adapun mengenai penyamakan kulit itu bekerja sama den-
44
Kriya Indonesian Crafts
gan rekanan. Di sini ada beberapa bahan kimia yang tidak boleh dipakai. Jadi, pihak BNV perlu melakukan test laboratorium. “Awalnya kita tidak tahu, tapi kedua kali ada pembelajaran. Jadi, kulit sebelum jadi produk di test-lab, apakah layak diakai, apakah berbahaya untuk kulit mausia atau tidak. Kini kita sudah lolos semua untuk test labnya,” kata Awie, menambahkan bahwa bahwa yang dipakai adalah kulit sapi dan kulit domba.
Jual merek Indonesia, bukan sekadar produk Ide BNV adalah, ingin menghadirkan merek Indonesia ke luar negeri, tidak cuma menjual produk-produk negeri ini. Seperti diketahui, produk kerajinan Indonesia banyak dijual di mancanegara, tapi dengan merek negara lain. BNV tak ingin menjadi salah satu dari mereka. “Kita produk Indonesia, merek Indonesia, tapi jual produk di luar negeri,” tegas Awie. Itu berarti, produk kulit BNV harus memiliki kelebihan dalam kualitas. Ketiga pendiri BNV plus Chris H Armawi selaku Brand Manager sejak awal senantiasa menyesuaikan diri dengan standard internasional. Lalu, langkah berikutnya adalah memasarkan karya-karya BNV ke jagat raya. Mereka pun berhasil di bidang ini. Setidaknya pada 2013 omzet mereka mencapai Rp 2 miliar setahun. Toh, Awie mengaku pihaknya masih jauh dari sukses. “Keberhasilan masih jauh, tapi kita sekarang bersyukur sudah bisa jual di Lavayette, Linea, Gusdeb.Di Jakarta ini kita ada di 15 toko, dalam bentuk consignment dan beli putus. Itu posisinya ada di delapan mal di Jakarta, dan dua toko di Surabaya. Di Singapura ada di 26 toko, di Inggris tiga, di Amerika sedang dalam proses pengembangan, sekarang di sana kitatotal ada 12 toko,” ungkap Awie, menceritakan bahwa produk-produk BNV dijual melalui saluran independen toko-toko multibrand atau toserba yang dikenal dengan
45
Kriya Indonesian Crafts
istilah wholesale. Yang jelas, tim pemasaran BNV selalu menargetkan tujuantujuan yang semakin tinggi untuk banyak hal. Setelah menembus pasar Amerika dan Eropa, mereka berkomitmen untuk merambah ke pasar di Asia, dimulai dari Thailand dan Filipina. Pihak BNV mengaku masih memerlukan dukungan pemerintah, dalam hal ini Kementerian Perdagangan, untuk dapat memamerkan produk mereka di perhelatan-perhelatan internasional lebih banyak lagi. Mereka umumnya selalu merencanakan sedikitnya lima target setiap tahunnya. Bagaimana awal pemasarannya? Mula-mula BNV mengikuti pameran-pameran dagang. Mereka ikut serta dalam capsule show, pameran yang menurut Awie di dunia ini hanya terdiri dari 250 brands, dan pihaknya adalah salah satu yang bisa masuk ke sana. Kok bisa? Menurut Awie pihaknya memberikan konsep BNV, meliputi cara membuat sepatu yang hand-made, target pasar BNV, kelebihankelebihan desain Indonesia. “Kita tidak menjual murah, tapi Indonesia itu bisa membuat sesuatu yang negara lain tidak bisa. Di Asia Tenggara hanya kita satu-satunya yang masuk capsule show.” Oke, kita jadi ingin tahu berapa harga jualnya. Awie menyebutkan, menurut ukuran internasional, produknya memang bukan yang paling murah --tapi terjangkau. “Pricing sekitar 100 USD hingga 200 USD. Di Indonesia pakai Rupiah. Angkanya sekitar satu sampai dengan dua jutaan.” Di Jakarta produk BNV dapat dijumpai di toko-toko swalayan seperti Orbis Store, The Denim Vault, dan Limbro Central Park. Di Bandung, Yogyakarta, dan Surabaya tengah dikembangkan secara meluas. Saat ini di Surabaya sudah ada Ore Store, dan di Yogya Gate Store. Di luar negeri ditaruh di lebih dari sembilan retails.
Desain Mahal di balik produk massal Kreativitas adalah salah satu faktor terpenting dalam produk kerajinan. Tak terkecuali, dalam produk sepatu BNV yang dibeli orang antara lain karena desainnya. Adalah David Hallim yang telah teruji dalam pengalaman dan kreativitasnya dalam mengembangkan produk sepatu di Indonesia dengan kualitas tinggi. Hal inilah yang melatari minatnya untuk mengembangkan metode tradisional pembuatan sepatu.
46
Kriya Indonesian Crafts
Desain David juga turut mewakili citra BNV sebagai suatu ide mutakhir mengenai gaya hidup, yaitu kontemporer dan canggih. Koleksi BNV --layak disebut karya, bukan sekadar produk-- mencerminkan kehendak untuk mencipta sepatu yang unik yang bisa menjembatani celah antara busana jalanan dan fashion mewah. Para pengelola BNV menyebutkan faktor penentu untuk setiap koleksi mereka dengan tiga kata: nyaman, bermutu, dan canggih. Produk-produk BNV terdiri dari serial Boot, Sneaker, dan flip-flop yang kesemuanya merupakan karya kerajinan tangan yang inovatif dan kontemporer. Karya sepatu BNV mendapat inspirasi dari beragam desain. Setiap kebudayaan dan zaman punya perkembangan fashion masingmasing. Contohnya, sepatu yang dipakai di Inggris pada 1970-an dan mokasin Indian Amerika, juga sepatu yang dipakai dijumpai di pusat kota di Jepang. BNV menggabungkan ketiga gaya itu untuk mencipta sebuah desain baru yang dapat membuat boots dan sneakers menjadi suatu desain baru sepatu. Lalu, bagaimana respon pasar terhadap produk-produk BNV? Yang jelas, yang namanya produk Indonesia seperti BNV dan lain-lain produk lokal tak lagi dipandang sebelah mata. Setidaknya, hal itu telah tampak sejak 2013 ketika pengunjung menyerbu Brightspot Market di Grand Indonesia Shopping Town, Jakarta yang menampilkan brand-brand premium buatan lokal maupun mancanegara. Venue tak pernah sepi. Hampir tak ada pengunjung yang pulang tanpa menenteng belanjaan. Semua produk diserbu bak kacang goreng. Padahal, 80 persen stan di Brightspot Market adalah brand lokal. Di sini, produk-produk sepatu boot BNV dan karya lainnya yang bagi kebanyakan orang tidaklah murah ternyata terjual laris. Seperti dilaporkan Jawa Pos, saat itu brand internasional seperti Galleries Lafayette pun telah meminang BNV untuk membuat sepatu boot edisi special. “Mereka tertarik dengan konsep sepatu boot kami yang kuat tapi nyaman dipakai sehari-hari dengan bahan ringan,” kata David Hallim, saat itu berusia 28. Agung Puspito Foto : dok. BNV
Profil
Tience
Megawati Pangaribuan
Padukan Kulit dan Kain Etnik Indonesia Lewat Le Stary
Menik Retnadi Foto : Bashit
47
Kriya Indonesian Crafts
Profil
Sejak kecil, bakat seni Tience Megawati Pangaribuan yang menghabiskan masa kecilnya di Medan ini sudah terlihat. Perempuan yang juga kerap dipanggil Tience Johnson ini memiliki suara emas yang membuatnya kerap mengikuti berbagai ajang lomba menyanyi. Jiwa seninya ia dapat dari sang ayah yang meskipun berprofesi sebagai jaksa, memiliki kebisaan bermain piano. Tetapi rupanya, talenta Tience di bidang seni tak hanya di urusan tarik suara. Ia juga hobi melukis dengan gaya kontemporer dan menjadi pelukis ampas kopi saat masih menetap di Bandar Lampung. Belakangan ia mulai mendisain untuk fashion. Kini, anak ke sepuluh dari sepuluh bersaudara ini mulai dikenal sebagai pelaku usaha tas kulit bernuansa etnik dengan mengambil brand Le Stary.
Geluti Bidang Fashion
S
aat Tience berusia 13 tahun, ia dan keluarganya hijrah dari Medan ke Jakarta. Di masa SMA, ia sempat mengikuti Festival Bintang TV dan Radio dan berhasil meraih Juara I untuk tingkat DKI dan Juara III tingkat Nasional di tahun 1981. Karena prestasinya tersebut, Tience juga sempat menelurkan album rekaman. Sayangnya, meski ia masih sering bernyanyi di berbagai event, Tience tak lagi meneruskan karir bermusiknya dikarenakan begitu ia menikah, di tahun 1998 Tience hijrah ke Bandar Lampung untuk mengikuti sang suami bertugas. Meski tak lagi menggeluti bidang tarik suara secara profesional, dan kesibukannya lebih banyak mengurus keluarga, jiwa seni istri dari Johnson Napitupulu ini terus memanggilnya yang membuat dirinya tak berhenti berkreasi. Di sela waktunya Tience mulai melukis dengan gaya kontemporer. Seakan tak puas berkarya, ia pun merambah menjadi pelukis dengan tekhnis ampas kopi. Bisa dibilang, Tience menjadi salah satu seniman yang memopulerkan lukisan gaya tersebut di Bandar Lampung. Hingga akhirnya penyandang gelar Sarjana Muda Hukum dari Universitas Krisna Dwipayana ini benar-benar menemukan passionnya di bidang fashion. Tahun 2006 Tience memutuskan membuka butik yang ia beri nama Mega Butik. Busana yang ia rancang untuk butiknya ini memiliki ciri khas tersendiri. Dari awal Tience sudah
48
Kriya Indonesian Crafts
membuat konsep untuk menggunakan kain tradisional Indonesia sebagai materi koleksi rancangan butiknya. Tak dinyana, rancangan busananya mendapat respon yang positif. “Saya menggunakan kain tradisional seperti batik tulis, baik yang baru dan batik kuno dan kain tenun dari NTT dan Jepara,” jelas Tience. Mengapa ia memilih kain tradisional, itu dikarenan ibu dari Dr. Irma Dewi Anggreini Napitupulu,Gustaviano Napitupulu A.Md.Im, dan Samuel Parulian Napitupulu ini mengaku sangat mencintai kain tradisional Indonesia dan telah mengoleksi hingga sebanyak kurang lebih 500 kain. Dari koleksi yang ia dapatkan langsung dari para perajin di daerah-daerah itulah ia membuat busana untuk butiknya. Merasa bahwa usahanya di bidang fashion akan lebih berkembang jika di Jakarta, Tience pun memutuskan untuk kembali ke ibukota pada tahun 2011 dan terpaksa menutup Mega Butiknya di Lampung. Untuk lebih memahami dan mendalami mengenai desain fashion, Tience pun sempat mengambil kursus di Sekolah Mode Susan Budihardjo untuk belajar sketsa mode. Pada akhirnya Tience pun mengganti nama Mega Butik menjadi Le Stary. “Le itu indah, Stary itu bersinar seperti bintang.Jadi saya ingin usaha ini bisa bersinar indah seperti bintang bagi yang melihatnya,” ungkapnya. Tak puas hanya merancang busana, Tience pun menambahkan produk sepatu di tahun 2013 sebagai pelengkap busana. Seperti halnya busana, Tience juga mendesain, memilih materi, dan mengawasi sendiri
“Saya memadukan Italian cow leather dan kulit sapi lokal Indonesia yang kualitas premium,”
pembuatannya. Untuk produk sepatu ini, Tience mulai “berkenalan” dengan material kulit (leather). Ia banyak belajar seperti apa material kulit itu, bagaimana penerapannya untuk produk sepatu, dan jenis kulit apa saja yang akan digunakan. Beberapa rancangan sepatu Le Stary memiliki konsep yang sama dengan busananya. Yaitu menggunakan kain tradisional tetapi dipadukan dengan kulit sapi, domba dan kambing.
Menjadi Pelaku Usaha Tas Kulit Tience semakin melengkapi usaha butiknya dengan menambah produk tas kulit yang juga dipadu dengan kain etnik Indonesia di tahun 2014 koleksinya. “Tahun 2014 saya mulai menambah produksi tas sebagai pelengkap busana. Bagi saya, harus selalu ada elemen kain tradisional yang dipadu dengan kulit karena itu menjadi ciri khas Le Stary. Mengapa? Karena saya ingin memajukan kain-kain tradisional terutama yang sudah lawas agar tetap terjaga kelestariannya,” tutur Tience. Itu sebabnya produk tas Le Stary beberapa diantaranya berbahan materi batik tulis yang usianya sudah sangat tua, bahkan ada yang telah mencapai 70 tahun. Kain batik tersebut kemudian dibuat menjadi clutch yang dipadu manis dengan kulit bernuansa sama dengan batiknya. Menanggapi pertanyaan apakah tidak sayang memotong batik klasik menjadi tas, Tience menjawab, “Batik tulis yang sudah sangat tua kebanyakan sudah rusak dan bo-
49
Kriya Indonesian Crafts
long-bolong. Daripada semakin rusak, sisa kain yang masih bagus saya buat menjadi tas. Dengan demikian, kain batik tersebut masih tetap bisa terjaga meski dalam bentuk tas.” Seiring dengan semakin berkembangnya usaha tas kulit Le Stary, Tience justru memilih untuk menghentikan produksi sepatunya. Dengan alasan, saat ini ia tak sanggup memproduksi sepatu karena dibutuhkan tenaga ekstra dan pengawasan yang lebih detail mengingat selain disain yang bagus, kenyamanan dan kekuatan juga menjadi hal terpenting dari sepatu. Sementara Tience sendiri selalu mengawasi langsung setiap detail pembuatan usaha produknya. Karena baginya, dari situlah ia banyak belajar dan mengerti secara tekhnis bagaimana cara membuat tas dan sepatu.
Kualitas Premium Tak dipungkiri, Tience bukanlah satu-satu pelaku usaha tas kulit yang memadukan produknya dengan kain etnik. Namun Le Stary memiliki kelebihan tersendiri dalam soal kualitas. Bagi Tience, produk tas hasil karyanya harus diciptakan sesempurna mungkin. Karenanya ia tak pernah menyerahkan begitu saja hasil rancangan tasnya kepada perajin. Tience yang mengaku per-
feksionis ini selalu terjun langsung mengawasi pembuatannya. Mulai dari pemilihan material kulit, ia selalu menggunakan kulit sapi kelas premium untuk tasnya baik yang diimpor dari Italia maupun kulit sapi lokal. “Saya memadukan Italian cow leather dan kulit sapi lokal Indonesia yang kualitas premium,” jelas Tience. Bahkan untuk urusan material pendukung seperti resleting misalnya, Tience tak mau sembarangan memilih asal bagus saja. Ia akan memastikan resleting tersebut baik kondisinya sehingga memudahkan konsumen. Bicara soal konsumen, menurut Tience klien adalah sahabat. Karenanya ia selalu menganggap para klien itu istimewa dan bisa bebas untuk request apapun yang mereka inginkan. Namun kebanyakan klien Tience memang menyukai rancangannya dan tidak terlalu banyak permintaan. Kalaupun ada, hanya permintaan untuk menggunakan kain koleksi mereka sendiri untuk diterapkan ke desain Le Stary. Melihat desain Le Stary, Tience banyak mengharmonisasikan antara warna kulit dengan kain etnik dalam produk tasnya. Biasanya dari kain-kain koleksinya, muncullah ide akan dibuat desain tas yang seperti apa. Ia juga memadukan kulit Italia dengan kulit lokal yang didesain menjadi bentuk patch-
Profil
work yang tentu saja tetap dipadu dengan kain tradisional. Terkadang inspirasi datang begitu saja saat ia memegang selembar kain di tangannya. Seperti salah satu tas dari bahan lace yang diproduksinya. Diawali dari kain lace yang ia miliki, lalu muncullah ide dan Tience mulai mencoret-coret desain, selanjutnya jadilah tas pesta. Kreativitas Tience tak hanya sebatas bagaimana ia akan mendesain produk tasnya, tetapi juga secara detail ia memikirkan bentuk label brand seperti apa yang akan tergantung di tas Le Stary. “Saya membuat label dari cangkang kerang dengan mutiara untuk brand Le Stary di tas. Saya memang ingin tas saya jadi eksklusif hingga ke labelnya,” ungkap Tience yang secara khusus memesan gantungan cangkang kerang bermutiara tersebut di perajin Surabaya. Detail, paham akan tekhnis pembuatan, dan memiliki pengetahuan terhadap materi yang digunakan untuk produk tasnya memang menjadi sebuah keharusan bagi Tience. Ia berprinsip bahwa dalam menjalani usahanya harus mengenal betul tentang segala hal yang berkaitan dengan usahanya tersebut. Bagaimana akan menjelaskan ke klien perihal produk tasnya, jika tak paham seluk beluknya, begitu prinsip Tience yang menjadi anggota IWAPI (Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia) Jakarta Pusat di tahun 2014 dan ASEPHI (Asosiasi Eksportir dan Produsen Handicraft Indonesia) DKI Jakarta di tahun 2015 ini.
Peduli Para Perajin Sebagai pecinta kain tradisional Indonesia, Tience kerap berhubungan dengan para perajin di daerah-daerah dimana ia membeli kain-kain koleksinya bahkan sejak ia masih menetap di Bandar Lampung. Saat itu Tience yang masih aktif sebagai pengurus Dekranasda Bandar Lampung selalu menyupport para perajin agar bisa lebih termotiva-
50
Kriya Indonesian Crafts
“Saya ingin memajukan para perajin, dengan menambahkan ilmu dan wawasan supaya bisa membantu mereka meningkatkan kehidupan ekonominya. Jadi tidak hanya sebagai pembeli produk atau pengguna produk mereka saja”
si dan mengembangkan kreasi mereka. Salah satunya dengan mengajak para perajin ke luar negeri untuk melakukan studi banding. Kini meski ia tak lagi aktif di Dekranasda, impian untuk memajukan para perajin Indonesia tak pernah padam. Tience yang juga menjadi pelaku usaha kerajinan memahami betul kebutuhan para perajin. Menurutnya yang terpenting adalah para perajin haruslah memiliki ilmu dan wawasan yang luas sehingga dapat berkreasi lebih baik lagi. “Saya ingin memajukan para perajin, dengan menambahkan ilmu dan wawasan supaya bisa membantu mereka meningkatkan kehidupan ekonominya. Jadi tidak hanya sebagai pembeli produk atau pengguna produk mereka saja,” ujar Tience yang juga menambahkan bahwa yang juga dibutuhkan para perajin adalah support baik itu berupa pelatihan dan modal. “Agar para perajin itu lebih baik ke depannya secara kehidupan ekonomi dan dalam hasil karyanya,” imbuh Tience. Tience sendiri yang tengah berjuang
merintis usahanya agar dapat lebih maju dan berkembang, memiliki impian dapat go internasional memperkenalkan produknya ke luar negeri. Le Stary yang telah berpartisipasi dalam pameran nasional seperti salah satunya adalah Inacraft, ia harapkan bisa berpartisipasi juga dalam pameran internasional dengan bantuan beberapa pihak khususnya pemerintah sebagai pembuka jalan baginya.
Profil
Era
IRHAMNI Mengangkat Kulit Domba untuk Produk Tas Deer Fashion
Bashit Wahid/Menik Retnadi Foto : Bashit.W
51
Kriya Indonesian Crafts
Profil
Jika melihat produk tas kulit dari brand Deer Fashion, orang tak akan mengira bahwa tas kulit domba ini buatan lokal. Kulitnya terasa begitu lembut, karena terbuat dari kulit domba berkualitas premium, dan memiliki ciri khas tersendiri. Tas
produksi Deer Fashion ini didesain dengan tekhnik kulit yang dianyam satu persatu secara handmade. Adalah Era Irhamni sang pelaku usaha kerajinan tas kulit yang mendirikan Deer Fashion sejak tahun 2000. Bagi wanita kelahiran Jakarta, 7 Oktober 1964 ini, kulit menjadi bagian dari hidupnya.
Jatuh Cinta dengan Produk Kulit Sejak SMA Terjun ke dunia usaha produk kulit tak dijalani Era bukan karena ikut-ikutan atau sedang trend. Ia telah jatuh hati pada tas kulit sejak SMA, saat sang ayah yang kerap bertugas kel luar negeri membelikan dirinya oleh-oleh berupa tas kulit. Sang ayah berpesan untuk menyimpannya karena bisa awet hingga puluhan tahun jika Era bisa merawatnya. “Bapak saya punya prinsip, tas yang dibeli harganya memang mahal tapi hanya sekali saja beliau membelikan. Selebihnya uang bisa saya tabung untuk traveling dan melihat dunia. Hal itulah yang ditanamkan bapak ke saya sejak SMA,” kenang Era. Ia pun kemudian menyadari betul bahwa ternyata produk dari bahan kulit memang sangat kuat, lux, dan memiliki pride atau gengsi saat memakainya. “Jadi sejak SMA itulah saya bercita-cita ingin punya usaha produk dari kulit. Karena saya sudah jatuh cinta dengan produk kulit. Saya tidak barang suka barang imitasi,” ungkap Era yang kemudian memaparkan alasannya, bahwa ia pernah punya pengalaman membeli tas kulit imitasi. Hasilnya baru tiga bulan dipakai tali tasnya sudah putus, kulitnya pun mengelupas. Hatinya sudah begitu terpaut dengan produk kulit, itu sebabnya ia ingin sekali mengetahui lebih jauh mengenai industri kulit. Menyadari bahwa saat itu Indonesia tidak mempunyai industri kulit, begitu lulus SMA, Era memutuskan untuk kuliah di Fakultas Peternakan IPB.
Pelajari Secara Serius Tentang Kulit “Saya cinta banget sama kulit, jadi saya masuk peternakan IPB. Pada akhir kuliah saya mengambil hasil ternak sebagai bahan skripsi. Dari semua hasil ternak, saya beranikan diri mengambil kulit dan memperdalam ilmu saya tentang kulit,” tutur Era. Karena tidak mendapatkan referensi yang cukup, Era mencarinya di ATK (Akademi Teknik Kulit) Indonesia di Yogyakarta. Sayangnya ia tidak mendapatkan yang diinginkan karena cara pengolahan yang dilakukan masih sangat tradisional. Era menginginkan lebih dari itu. Akhirnya ia melakukan penelitian di salah satu pabrik kulit terbesar di Indonesia, di kota Bandung Jawa Barat. Yang kebetulan pemiliknya adalah teman dari kakak Era. Awalnya Era yang dianggap bukan siapa-siapa diragukan kemampuannya dan dihujani banyak pertanyaan seperti, siapa Era, belum ada referensi tapi sudah berani meneliti kulit. Dengan percaya diri Era pun meyakinkan sang pemilik pabrik, bahwa jika Era diterima meneliti disitu maka pabriknya akan maju. Pada akhirnya Era pun diterima untuk melakukan penelitian kulit di sana. Karena ia tidak tertarik untuk meneliti kulit sapi, Era mulai mencari tahu jenis kulit hewani lainnya yang bisa ia pelajari dan diolah. Beruntung, ia diperkenalkan dengan seorang konsultan dari Jerman yang paham betul se-
52
Kriya Indonesian Crafts
luk beluk mengenai kulit. Era yang saat itu masih berusia 19 tahun mulai belajar banyak mengenai kulit. Baik secara teknis pengolahan khususnya tannery maupun jenis-jenisnya. Penelitiannya usai, Era pun kembali ke kampus untuk menyelesaikan kuliahnya. Dari sekian jenis kulit yang dipelajari dan ditelitinya, seperti antara lain kulit sapi, kulit kambing, kulit kelinci, bahkan kulit buaya dan kulit ular, hati Era hanya terpaut pada kulit domba.
Memulai Bisnis Kulit “Bekerja di bank saya jadi punya banyak kenalan orang kaya. Lalu saya lihat gaya hidup mereka, dimana mereka selalu menggunakan produk dengan bahan berkualitas. Saya pernah ngobrol dengan salah satu orang yang mengerti kualitas barang. Ia mengatakan sesuatu yang persis pernah diucapkan bapak saya. Bahwa beli barang yang bagus sekali, selebihnya disimpan buat yang lain,” ujar Era yang pernah berpameran di Tokyo International Gift Show, Jepang dari tahun 2005-2009 ini. Belajar ilmu perbankan secara langsung bagi Era terasa manfaatnya. Karena ia tahu betul bahwa bisnis di bidang kulit bukanlah bisnis yang murah. Setelah 3 tahun bekerja di bank, Era pun mengundurkan diri dan kembali ke perusahaan kulit di Bandung tempat ia pernah melakukan penelitian yang kali ini memintanya untuk bekerja di sana. Berkat pengetahuannya yang dalam akan kulit dan kecerdasannya, di usia 23 tahun istri dari Dedi R. Rajadi ini menjadi Senior Manajer Marketing dan harus menghandle 400 orang karyawan. Di tempat ini Era semakin memperdalam ilmu kulitnya sampai ke bagian produksi. Hingga akhirnya ibu dari Aslama Rahmania, M.Zidni Ilman, dan Amirah Rizki Afiati ini mengandung putri pertamanya, ia pun memutuskan untuk berhenti. Ia sadar bahwa dirinya yang setiap hari harus berurusan dengan chemical karena produksi kulit, akan membahayakan kandungannya. Tak lama Era keluar, seorang karyawan di bagian sampling, pak Tata mengikuti jejaknya. Tanpa pernah terpikir sebelumnya oleh Era, pak Tata menyarankan Era untuk membuka usaha kulit sendiri. Setuju dengan saran pak Tata, mulailah Era membuka usaha kulit yang diawali dengan memproduksi jaket kulit. “Saya tidak mau mainstream, jadi saya putuskan menggeluti hasil kulit domba, dengan apa supaya cantik, jadi waktu itu saya belum main di tas, karena saya berpikir peminatnya belum banyak di Indonesia,” cerita Era yang kemu-
53
Kriya Indonesian Crafts
Gelar Sarjana sudah di tangan, tak membuat Era langsung terjun menjadi pengusaha produk kulit impiannya. Ia sempat bekerja di BNI 46 Syariah sebagai Liabilities Officer. Di bank inilah Era banyak belajar soal management, bisnis, dan bertemu banyak nasabah.
dian mulai mendesain sendiri jaket kulitnya dan diproduksi. Ternyata jaket buatannya laris manis. Bisnisnya mulai berkembang, karena saat itu belum ada kompetitor yang memproduksi jaket kulit domba. “Saya sudah menggunakan kulit domba waktu itu. Kulit domba ini orang tidak berani pegang, karena sangat lembut, sangat fleksibel dan kalau orang tidak tahu tekhnik pengerutan, pada waktu pementangan, kulit akan melebar, lalu dipotong. Nanti setelah dipotong akan mengkerut lagi. Setelah dipentang kita jemur di bawah matahari. Tapi kalau cara modernnya ada yang namanya mesin toggling, khusus untuk mementang. Seperti itulah,” papar Era. Karena melahirkan putri pertamanya, Era pun berhenti dahulu dan kembali ke Jakarta. Pak Tata yang kini telah bersamanya selama 27 tahun ini ikut dengannya dan meneruskan usaha jaket kulit Era yang semakin banyak pesanan.
Memproduksi Tas Anyam Kulit Deer Fashion “Karena melahirkan, saya harus balik ke Jakarta dulu. Pak Tata juga ikut, karena pesanan sudah banyak, jadi sebulan bisa 50 jaket. Dulu tahun 80-an jaket harga 400 ribu itu sudah mewah, saya punya pendapatan 4 juta dari itu sendiri. Akhirnya lama-lama terus berkembang. Disitulah setelah saya mengerti bahwa kulit domba punya karakteristik, saya mulai main tas. Saya berpikir, supaya tas ini tidak monoton diapakan ya. Karena karakternya yang fleksibel, kulit domba bisa dianyam. Jadilah saya membuat tekhnik penganyaman,” ungkap peraih penghargaan Dekranas Award,Karya Kriya Unggulan kategori Material Alami (2013) dan World Craft Council (WCC), Award of Excellence for Handicraft (2014) ini. Tetapi rupanya menerapkan tekhnik ini menjadi produk tas bukan perkara mudah. Era pun memperdalam pengetahuannya mengenai
Profil
tekhnik tersebut baik dengan cara berkonsultasi juga mencari referensi dari majalah yang dikirim khusus dari Swiss.
“Saya update terus dengan membeli majalah, saya pergi keluar negeri untuk melihat perkembangan di luar,” jelas Era”.
Tak hanya produk tas, Era yang kemudian memberikan nama brandnya Deer Fashion di tahun 2000 ini juga membuat produk leather goods. Seperti dompet, tempat hp, gantungan kunci dan lain-lain.
Era yang kini telah memiliki 11 orang karyawan tetap dan 20 orang di bagian produksi kulit di Soreang Jawa Barat ini telah menanamkan kepada para karyawan atau perajinnya, untuk membuat sesuatu yang ada fungsinya. Setiap sisa kulit yang bisa dibuat menjadi leather goods harus dipikirkan betul bisa terpakai secara proposional atau tidak. “Misalnya ada sisa kulit mau dibuat tempat koin tapi terlau besar, dibuat tempat make up tapi tidak muat, atau mau bikin dompet, karena sisa kulitnya hanya sedikit, uang yang dimasukkan jadi tertekuk. Nah jangan sampai seperti itu. Harus dipikirkan benar. Baik secara desain juga fungsi. Kalau tidak, nanti tidak ada nilai jualnya. Jadi tidak sekadar bikin,” tegas Era yang sudah tidak lagi menerima pesanan jaket kulit dan memproduksi kulit untuk produk interior ini. Era yang telah mengikuti pameran di Thailand, Jepang, Hongkong, Belanda, dan Jerman ini mengaku saat ini ekspor produk kulit tak lagi terlalu menguntungkan. “Produk kulit ini luxury, karena itu pajak yang masuk di negara tersebut tinggi. Contohnya di Jepang. Dulu government tax-nya mungkin 17% sekarang 27% lebih dari ¼ HPP mereka, siapa yang mau beli banyak ? Dulu saya sekali ekspor itu bisa sampai 500 tas per bulan, sekarang paling banyak 125. Tapi Alhamdulillah walaupun hanya 125, harganya kan sudah harga sekarang,” ungkap Era yang menggunakan kulit domba dari Cianjur dan Sukabumi berkualitas premium ini. Deer Fashion yang dulu berorientasi untuk eskpor sehingga tidak terlalu fokus di pasar lokal dan tidak menggarap toko ini, kini sebaliknya. “Sekarang terbalik. Pasar lokalnya sudah banyak. Karena orang Indonesia sekarang sudah mulai mencintai produk lokal. Mungkin itu salah satu keberhasilan pemerintah ya. Mereka sudah aware terhadap produk lokal yang bagus-bagus. Dulu pasar saya ini di toko, itu 90% lokal, 6% eropa, 4% Indonesia, sekarang sudah mulai, 50% Korea, 30% Jepang, 20% Indonesia,” ujar Era yang memiliki pabrik penyamakan sendiri di daerah Soreang Jawa Barat ini.
54
Kriya Indonesian Crafts
Profil
Linda Nurlaila
Ciptakan Inovasi Melukis Diatas Kulit untuk Kannai
Bashit Wahid/Menik Retnadi Foto : Radityo Andy 55
Kriya Indonesian Crafts
Profil
Seni lukis tak selalu harus diterapkan diatas kanvas. Produk kerajinan pun seperti tas kulit, bisa tampil eksklusif dengan menerapkan tekhnik lukis sebagai penambah nilai estetis.
H
al itu yang dilakukan Linda Nurlaila, saat ia mulai memutuskan untuk menekuni usaha tas kulit sapi. Dengan mengusung brand Kannai bersama rekannya Dian Sary Yamin yang juga menjadi pelaku usaha batik, Linda menyuguhkan keunikan pada tas-tas produksinya dengan konsep lukisan diatas kulit. Nama Kannai sendiri diambil dari gabungan nama putri kedua sahabat ini. Yaitu Khansa, putri dari Dian Sary dan Naila, putri dari Linda.
Kreasi Tas Kulit Lukis Tatah
Ketertarikan Linda pada kerajinan kulit terpicu karena sang suami yang memiliki usaha furniture, banyak menggunakan material kulit untuk bahan jok kursi. Melihat bahan kulit-kulit tersebut, Linda mulai berpikir mengapa tidak membuat usaha dengan menggunakan material yang sama. “Tapi karena saya perempuan, saya memilih untuk membuat tas dari bahan kulit,” jelas Linda. Ia pun mulai membuat sendiri desain tas yang diinginkan, dengan referensi dari internet. Menyadari bahwa usahanya butuh modal, istri dari Salis Sirojuddin ini pun mendapat pinjaman dari ibu tercinta dan memulai usahanya dengan modal 10 juta rupiah. Secara tekhnis pewarnaan kulit untuk produksi tasnya, Linda masih menumpang pada usaha suaminya. Karena ada tenaga khusus untuk itu. Tetapi untuk pemilihan warna ia sendiri yang menentukan. Tas-tas Kannai yang diproduksi di Yogya ini sebenarnya tak hanya mengkhususkan untuk kulit. Kannai juga memproduksi tas anyaman dari bahan eceng gondok dan pandan yang secara keseluruhan harga jual berkisar antara Rp.600.000; sampai 2 juta rupiah . Merasa bahwa produk tas kulit sudah banyak diproduksi banyak pelaku usaha, ia dan rekannya Dian mulai berpikir untuk
56
Kriya Indonesian Crafts
membuat sesuatu yang berbeda dan belum ada. Tahun 2011 keduanya mencoba untuk menerapkan lukisan diatas kulit yang kemudian ditatah untuk produk tasnya. Dan ternyata ide tersebut mendapat respon yang baik dari konsumen. “Kita baru membangun brand 3 tahun, jadi menurut saya kami belum mencapai puncaknya karena yang saya ambil bukan bidang biasa, yaitu kulit yang dilukis. Saat itu saya berpikir, bidang ini belum ada jadi saya coba untuk merintisnya. Ternyata alhamdulillah penggemarnya cukup banyak,” ungkap kelahiran Sumbawa, 20 Maret 1973 ini. Karena dibutuhkan keahlian khusus dalam melukis, Kannai menggunakan jasa seorang pelukis yaitu teman SD dari Dian, untuk merealisasikan ide dari para pendiri Kannai yang telah didiskusikan bersama. Mereka mengambil ide dari kehidupan sehari-hari dan dari alam seperti bunga, kupu-kupu, burung, dan banyak lagi. Dengan dibuat secara handmade, maka desain tas Kannai tersebut terbilang unik dan eksklusif. Setiap tas memiliki lukisan yang berbeda-beda dan tak pernah sama. Satu desain gambar hanya untuk satu tas saja. Kalau pun ada konsumen yang ingin memesan tas dengan gambar yang sudah ada, bisa saja hanya hasilnya tidak akan sama persis. Untuk menjaga ke-eksklusifannya, hingga kini Kannai belum berani menerima order dalam jumlah banyak. “ Kalau saat ini saya belum berani, karena satu lukisannya benar-benar handmade, dilukis tangan, lalu ditatah. Jadi hasilnya tidak bisa sama. Produk kita memang limited ya,” ujar Linda. Lebih jauh Linda menjelaskan, secara tekhnis untuk war-
57
Kriya Indonesian Crafts
Profil
Secara tekhnis untuk warna-warna lukisan yang digunakan Kannai memakai cat khusus kulit yang dicampur dengan cat acrylic dengan formula yang tepat.
na-warna lukisan yang digunakan Kannai memakai cat khusus kulit yang dicampur dengan cat acrylic dengan formula yang tepat. Ia juga menjamin warnanya tidak akan luntur meski terkena hujan sekalipun.
Memasarkan Secara Online dan Siap Bersaing
Meski hasil akhir dari tekhnik lukis tatah ini memuaskan dan menuai peminat, bukan berarti Linda tak pernah mengalami kesulitan dalam proses pembuatannya. Ia menyatakan bahwa biasanya kesulitan melukis akan muncul jika mendapat bahan baku kulit yang tipis dan tidak rata. Karena hal itu akan berpengaruh pada hasil tatahnya. Belum lagi persoalan perajin yang mengerjakan produk tas Kannai, terbilang sulit untuk mendapatkan yang diinginkan. “Cari perajinnya susah. Kalau ada tenaga ahli yang bisa mengerjakan, begitu kita kasih pekerjaan ini jarang ada yang mau. Selain itu ritme kerjanya tidak teratur jadi tidak bisa dipaksa. Persoalan paling dominan memang di waktu. Misalnya target kita 2 minggu harus jadi, hasilnya bisa molor,” ujar Linda. Untuk mengatasi persoalan tersebut, Linda dan Dian pun memutuskan untuk membuat workshop. Dan hasilnya sangat efektif. “Dengan mengadakan workshop hasilnya sangat efektif. Karena kita bisa mendapatkan tenaga terampil yang kita training sendiri. Jadi mereka punya ikatan dengan kita,” ungkap Linda yang juga menambahkan bahwa kini Kannai memiliki 5 tenaga perajin. Ke depannya Linda menuturkan ingin mempunyai toko sendiri di bawah bendera Kannai. Seiring dengan waktu, ia membiarkan semuanya berjalan saja dengan sendirinya. Ia juga berharap hasil karyanya bisa semakin diterima masyarakat, brand Kannai makin dikenal. Linda dan Dian pun mencoba berbagai cara untuk memasarkan produknya. Baik lewat berbagai pameran yang salah satunya adalah pameran Inacraft 2015 beberapa waktu yang lalu, dan membuka website kannaijogja.com untuk online shopping.
58
Kriya Indonesian Crafts
“Rencana kita serius akan menggarap pasar online, dan mencari mitra kerjasama untuk marketingnya. Harapan kami semoga tas Kannai bisa semakin dikenal masyarakat, dan dapat menjadi brand yang mendunia,” harapnya. Menciptakan produk yang unik, eksklusif dan mulai dikenal banyak orang, selain berimbas keuntungan, juga memunculkan pelaku usaha yang mencoba meniru gaya desain dan tekhnik dari tas Kannai. Menyikapi hal itu Linda menegaskan, “Bagi saya itu adalah suatu tantangan agar kita dapat selalu kreatif menemukan ide-ide baru, karena bagi saya peniru adalah pengekor, maka kita harus menjadi kepala, agar kita selalu menjadi yang terdepan.” B a n y a k pengekor tak berarti membuat Kannai gentar karena ia merasa yakin produknya memiliki ciri khas sendiri, “Untuk lukisan kulit yang ditatah, saya pikir begini. Saya harus punya ciri khas. Karena kalau saya tidak punya ciri khas ibaratnya seperti bertarung tanpa senjata. Persaingan ini ketat. Jadi orang bisa membanding-bandingkan. Tipikal orang Indonesia kebanyakan itu kalau bersaing bukannya saling mengangkat tapi saling menjatuhkan,” ungkap Linda. Menjaga kualitas produk juga menjadi salah satu cara Kannia agar mampu bersaing yaitu dengan lebih ketat dalam quality control dan selalu update akan trend fashion. Berharap brand Kannai dapat dikenal hingga mancanegara, tak terelakkan jika ekspor adalah cara terjitu. Namun saat ini cara Kannai adalah dengan menawarkan karya-karya Kannai kepada pembeli luar negeri melalui internet terlebih dahulu. Dan yang terpenting, selalu mendapat dukungan dari keluarga tercinta.
Karya
Aksen Kulit Berpadu Harmonis dengan Kain Etnik
Kulit dan kain etnik Indonesia dapat berpadu harmonis karena sebuah kreativitas… 59
Kriya Indonesian Crafts
Tas dan Dompet anyaman kombinasi kulit dan batik.
60
Kriya Indonesian Crafts
Karya
Sebagai aksen, materi kulit dapat membuat sebuah produk tampil lebih memikat. Terlebih jika dipadukan dengan kain etnik Indonesia yang kaya akan corak. Seperti batik dan kain tenun. Paduan yang harmonis antara kulit dan kain etnik akan membuat produk kerajinan kulit terlihat lebih modern dan berkelas. Berikut ini produk-produk kombinasi kulit dan kain etnik Indonesia Karya pelaku usaha kulit dan batik.
61
Kriya Indonesian Crafts
Karya
Anyaman Kombinasi Kulit dan Batik
DEER FASHION Aneka Tote Bag
62
Kriya Indonesian Crafts
63
Kriya Indonesian Crafts
Karya
DEER FASHION Tote Bag Anyaman Kombinasi Kulit dan Batik
64
Kriya Indonesian Crafts
DEER FASHION TMake-up Kit Anyaman Kombinasi Kulit dan Batik
65
Kriya Indonesian Crafts
Karya
DEER FASHION Sarung Bantal Kombinasi Kulit dan Batik.
DEER FASHION Tempat Ballpoint dan Gantungan Kunci Kombinasi Kulit dan Batik.
66
Kriya Indonesian Crafts
Karya
DEER FASHION Aneka model Dompet Kombinasi Kulit dan Batik.
67
Kriya Indonesian Crafts
Karya
Paduan Cantik Kulit dan Batik
HUZA BAG Warna-warni Tote Bag Batik
68
Kriya Indonesian Crafts
69
Kriya Indonesian Crafts
Karya
LE STARY Aksen Batik pada Kelly Bag
70
Kriya Indonesian Crafts
Karya
LE STARY Clutch Bag Batik Klasik
LE STARY Tas Patchwork Batik dan Kulit
71
Kriya Indonesian Crafts
Karya
Tenun Ikat yang Memikat
72
Kriya Indonesian Crafts
Karya
WONG BANDUNG Agenda dan Tempat Pensil Tenun Ikat dan Kulit
73
Kriya Indonesian Crafts
Karya
LE STARY
Tas Kombinasi Tenun Ikat dan Kulit.
74
Kriya Indonesian Crafts
Pernak Pernik
PERNIK CANTIK DARI KULIT
Beragam desain produk kulit tak pernah bosan untuk dilirik. Tak hanya tampil sebagai pelengkap fashion, produk kulit juga banyak dibuat sebagai pernak pernik.
75
Kriya Indonesian Crafts
Pernak Pernik
Tak dipungkiri, material kulit untuk produk kerajinan memiliki kekuatan kualitas yang melebihi material lainnya. Selain itu, dengan didukung kreativitas desain, produk kulit selalu terlihat stylist. Karena itu, banyak yang memilih produk dari kulit sebagai pernak pernik yang memiliki daya pakai. Seperti dompet, dompet koin, aksesoris, kantong HP, dan banyak lagi.
76
Kriya Indonesian Crafts
Aneka Dompet
Produk : Koleksi Deer Fashion 77
Kriya Indonesian Crafts
Pernak Pernik
Variasi Gelang Kulit
Produk : Straps Indonesia 78
Kriya Indonesian Crafts
Jalan-Jalan
LIBURAN ke GARUT
Temukan Banyak Kesenangan
Pandu Nuhuswantoro Foto : Arryadianta. Dok. bandung.panduanwisata.com
79
Kriya Indonesian Crafts
Salah satu andalan Kota Kabupaten Garut adalah aneka kerajinan kulit, yang sudah dikenal sampai mancanegara
Wisata Alam dan Air Panas Selama di Garut, wisata alam yang pantang dilewatkan adalah Gunung Papandayan yang terletak di Desa Sirna Jaya dan Desa Keramat Wangi, Kecamatan Cisurupan, Garut. Letaknya hanya sekitar 24 km dari pusat kota Garut. Gunung ini adalah gunung api dengan ketinggian mencapai 2.622 meter dan masih memiliki kawah yang aktif. Ada beberapa keunggulan dari tempat wisata ini yaitu tempat ini memiliki panorama yang sangat indah dan sangat menarik untuk dijadikan tempat berkemah bersama keluarga atau teman. Tidak 80
Kriya Indonesian Crafts
hanya berkemah saja yang bisa dilakukan di kawasan Taman Wisata Alam tersebut. Pecinta hiking dan trekking akan sangat menyukai kegiatan favorit mereka di gunung tersebut. Mereka bisa berekreasi melihat hutan dan juga menjadikan pemandangan di sana sebagai obyek sasaran bidik kamera. Bagi penyuka pemandian air panas, ada satu tempat yang patut Anda datangi selama anda berwisata di Garut, yaitu Pemandian Air Panas Cipanas Garut. Selain untuk kesehatan, tempat ini termasuk wisata alam. Tempat wisata ini termasuk kawasan yang memiliki gunung aktif sehingga banyak terdapat
Setiap orang mendengar kata “Garut” pasti yang mereka ingat adalah dodol. Padahal tidak hanya dodol saja yang bisa menjadi oleh-oleh dariGarut. Kerajinan kulit pun bisa Anda dapatkan dari kota dengan julukan Swiss van Java tersebut.
Secara geografis, Garut terletak di provinsi Jawa Barat bagian selatan dan dikelilingi oleh pegunungan, menjadikannya tempat yang nyaman dan juga segar karena udaranya yang sangat bersih. Selain itu, masih banyak hal lain yang terkenal di Garut, seperti pemandian air panas, arung jeram, candi dan juga wisata belanjanya.
membuat adrenalin Anda bekerja cepat. Panorama alam di kawasan sungai Cimanuk sangat mendukung keindahan dari sungai tersebut. Seperti tebing-tebing yang menjulang dan kawasan hutan bambu yang lebat. Wisata alam yang tak kalah indah untuk ditengok adalah obyek wisata Situ Bagendit. Wisata alam berupa danau ini terletak di desa Bagendit, Kecamatan Banyuresmi sekitar 4 km dari pusat kota Garut. Wisatawan yang datang ke Situ Bagendit akan disuguhi pemandangan alam di sekeliling danau yang cantik, sembari menikmati fasilitas yang tersedia. Fasilitas yang tersedia di kawasan ini yaitu penyewaan 60 buah rakit dengan tarif Rp.25.000/15 menit dan11 buah sepeda air dengan tarif Rp.10.000/15 menit. Terdapat pula beberapa bangku taman dan 6 buah shelter yang disewakan untuk pengunjung dengan harga Rp.3.000/jam juga kereta api mini dengan tarif Rp.2.000 dan kolam renang.
Candi Cangkuang sumber air panas yang menjadi obyek wisata. Banyak sekali para wisatawan baik dari Garut maupun dari luar Garut yang datang ke pemandian tersebut. Luas pemandian ini sekitar 9.335 meter persegi dengan kolam yang berukuran 20 x 10 meter persegi yang cukup untuk memanjakan para wisatawan untuk berenang dan berendam. Selain itu, pemandian tersebut juga menyediakan fasilitas lain seperti tempat pembilasan dan juga warung-warung yang menjual makanan tradisional yang bisa disantap kapan pun dengan citarasa yang lezat. Kalau Anda sudah puas berendam, selanjutnya Anda juga bisa menikmati keindahan alam yang ditawarkan di daerah tersebut. Tertarik untuk menguji adrenalin dengan berarung jeram? Silahkan berkunjung ke Sungai Cimanuk yang menjadi salah satu tempat wisata Garut yang sangat direkomendasikan bagi pecinta arung jeram. Sungai ini sangat ideal untuk rafting karena jeram-jeram yang cukup cadas dengan aliran air yang deras dan
81
Kriya Indonesian Crafts
Jika Anda termasuk penyuka wisata sejarah, maka Candi Cangkuang menjadi tempat yang paling tepat untuk dikunjungi. Candi ini terletak di Desa Cangkuang, Kecamatan Leles, Kabupaten Garut sekitar 10 km sebelah Utara Tarogong menuju Bandung. Candi Cangkuang berada di pusat Pulau Panjang yang berada di tengah danau atau Situ Cangkuang. Untuk mencapainya, wisatawan harus mengendarai rakit bambu tradisional. Jika menilik sejarahnya, candi ini adalah salah satu candi Hindu yang telah berdiri sejak zaman kerajaan Sunda pertama, yakni Kerajaan Galuh. Nama Cangkuang itu sendiri berasal dari nama sebuah pohon yang bernama Pohon Cangkuang (Pandanus Furcatus) yang tumbuh di sekitar candi bersamaan dengan beringin. berdasarkan catatan sejarah arkeolog Belanda (laporan Vorderman tahun 1893), Candi Cangkuang ditemukan pada tanggal 9 Desember ’66 dengan proses penggalian yang memakan waktu hampir 2 tahun setelahnya. Pada 8 Desember ’76, candi selesai dipugar dan diresmikan oleh
Bahan baku kulit yang terdapat di Garut sangat mendukung karena ketersediaan kulit domba dari pusat peternakan domba yang tersebar dipelosok kota Garut. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan pada masa itu. Hanya 40% bagian candi yang asli, sisanya adalah hasil rekonstruksi dengan tambahan andesit dan granit untuk memperkuat strukturnya. Kini, hanya terdapat satu arca Siwa yang berada didalam candi. Di dekat candi terdapat makam peninggalan penganuat agama Islam, yaitu Arief Muhammad. Di dekat Candi Cangkuang yang berdiri di atas daratan kecil di tengah danau atau Situ Cangkuang, juga terdapat makam Embah Dalem Arif Muhammad. Menurut cerita masyarakat setempat, Embah Dalem Arif Rachmad dan teman-temannyalah yang membendung daerah ini sehingga terbentuklah sebuah danau yang dinamakan Situ Cangkuang. Embah Dalem Arif Muhammad sendiri berasal dari Kerajaan Mataram, Jawa Timur. Beliau datang bersama rombongannya untuk menyerang VOC di Batavia dan menyebarkan agama Islam, salah satunya adalah Desa Cangkuang yang saat itu penduduknya telah menganut agama Hindu. Tepatnya di Kampung Pulo dimana keturunanya menetap sampai saat ini. Meskipun penduduk di desa tersebut telah menganut agama Islam, mereka masih menjalankan sebagian ajaran agama Hindu.
Belanja Produk Kerajinan Kulit Usai berwisata sejarah, saatnya membeli oleh-oleh. Sudah pasti dodol Garut yang terkenal hingga ke negeri tetangga tak boleh dilupakan. Karena ke Garut tanpa membeli dodol, belum lengkap rasanya. Oleh-oleh lain yang juga harus dilirik adalah produk kerajinan yang sangat terkenal. Yaitu produk kerajinan kulit. Anda tinggal datang ke Sentra Kulit Sukaregang yang letaknya tidak jauh dari pusat kota Garut dan sangat mudah untuk dijangkau. Di sana berjejer toko-toko di sepanjang jalan hingga masuk ke dalam pasar yang menjual berbagai macam 82
Kriya Indonesian Crafts
aneka kerajinan kulit untuk para wisatawan lokal maupun mancanegara. Ada berbagai macam jenis kerajinan kulit yang terdapat di sana. Mulai dari jaket kulitnya yang sangat populer, tas, souvenir, dan banyak lagi. Jenis kulit yang digunakan untuk setiap kerajinan tersebut berasal dari kulit domba dengan kualitas yang tinggi. Yang menarik, di Sukaregang, pembeli bisa memesan model dan ukuran jaket sesuai keinginan pembeli. Dengan cara seperti itu, maka model dari produk kulit tersebut tidaklah monoton. Selainitu, para produsen pun menjadi semakin kreatif dengan bertambahnya ide-ide untuk merancang produk kulit yang mereka jual saat ini. Produk kulitdari Sukaregang sebenarnya tidak hanya
dijual di lokal saja melainkan juga di mancanegara seperti Singapura, Malaysia, Australia dan lainnya. Walaupun produk lokal kualitasnya bisa disetarakan dengan produk kulit impor dan harganya pun masih terjangkau. Hanya dengan mengeluarkan uang sebesar Rp.600.000; pembeli sudah bisa mendapatkan jaket kulit atau tas kulit. Untuk produk lain semacam dompet, alas kaki atau pernak-pernik bisa didapatkan dengan harga Rp. 100.000; sampai Rp 250.000; tergantung modelnya. Beberapa pertokoan di Sukaregang juga menjadi tempat pengolahan produk kulit dari bahan mentahnya. Lalu bagai mana cara mereka mengolah kulit domba tersebut untuk menjadi produk yang bagus? Bahan baku harus melalui beberapa proses yang mengutamakan keahilan, kesabaran dan juga ketelitian. Untuk produk dengan kualitas bagus, tentunya dibutuhkan waktu yang cukup lama. . Kulit-kulit domba yang dijadikan bahan utama produk tersebut harus melalui poses Leather Tanning dimana kulit tersebut akan dibersihkan terlebih dahulu danjuga diawetkan. Kemudian proses selanjutnya adalah Coloring atau bias jadi sebut pewarnaan untuk menjadi bahan dasar produk, yakni hitam dan coklat. Barulah proses akhir yaitu men-design kulit yang sudah siap untuk dijahit.Produk tidak hanya dijahit oleh mesin jahit namun ada juga beberapa produk yang dijahit secara manual dan juga tidak dijahit dengan benang, melainkan dengan kulit juga.
Halo Redaksi Kriya, Begitu banyak kerajinan Indonesia yang menarik , bagus-bagus dan modern tapi masih belum dikenal masyarakat luas. Bagaimana kalau majalah Kriya mengangkat kerajinan-kerajinan dengan desain terkini, jadi kami masyarakat bisa mendapat rekomendasi produkproduk lokal yang keren dan tak kalah dengan brand luar.
Kepada Redaksi majalah Kriya, Sejak mengenal majalah Kriya, saya hampir selalu membaca majalah ini. Saya merasa bangga ternyata produk-produk buatan perajin Indonesia sangat bagus dan tak kalah dengan produk impor ya. Rasanya saya tidak akan gengsi memakainya. Usulan saya, agar para perajin bisa diberi pelatihan tentang disain produk yang sedang trend di dunia agar bisa berkibar di mancanegara. Sukses! Anita Jakarta
Dhea H Bandung Yang terhormat majalah Kriya, Saya seorang perajin tas anyaman yang ingin sekali bisa memperkenalkan produk-produk saya lewat pameran di Jakarta. Bisakah majalah Kriya memberikan informasi kepada kami para perajin di daerah jika ada pameran kerajinan yang akan diselenggarakan DEKRANAS sehingga kami bisa ikut berpartisipasi ? Terima kasih. Bardiono Probolinggo
Halo, Saya senang sekali membaca majalah Kriya. Membuat saya jadi termotivasi untuk terus berkarya, karena saya memang senang membuat kerajinan khususnya dari kain perca. Kalau boleh usul, bisakah majalah Kriya membuat tulisan tips bagi kami yang baru mau membuka usaha kerajinan sendiri,seperti langkah-langkah apa yang harus dilakukan untuk memasarkannya, desain seperti apa yang bagus, dan lain-lain. Terima kasih untuk perhatiannya. Monica Surabaya Hai, saya Roni dari Solo. Selama ini saya tahu bahwa memang Indonesia kaya sekali akan kerajinannya. Yang tidak saya sangka, ternyata banyak juga produksi kita yang luar biasa bagus sehingga bisa go internasional. Akan sangat menginspirasi kita semua, jika majalah Kriya bisa memuat sosoksosok pengusaha kerajinan negeri yang sudah sukses mengekspor produknya ke luar negeri. Saya tunggu! Roni Solo
83
Kriya Indonesian Crafts
Indeks
BNV David Hallim & Awie Wang Tel. +62 83875708892 E-mail:
[email protected] www.bnv.co.id
84
Kriya Indonesian Crafts
DEER FASHION Era Irhamni Bags & Leather Goods since 1993 Jl. Hidup Baru No. 6 Blok A, Gandaria Utara Kebayoran Baru Jakarta 12140, Indonesia Telp : +6221 7397450 & +62851 02570492 E-mail : deer_leather@ yahoo.com www.deerfashion.co
ENVYMe Ari Z facebook : www.facebook. com/envymebag instagram : envymeworld Whatsapp : +62 81280777540 BBM : 512B8FBF E-mail :
[email protected]
GAMMARA Gina Adityalugina Handcrafted Genuine Leather Jl. Cigadung Raya Barat No. 28 Kav 4 Bandung, Indonesia Telp : +62 856 244 744 08 www.gammara.co.id
HUZA FASHION BAG Main Gallery Jl. Kaliurang Km. 9.3 No. 4 Yogyakarta Telp : +62274 881591 E-mail :
[email protected] www.huzabag.com
KANNAI Linda Nurlaila Jl. Solo KM. 9.5 Sorogenen Yogyakarta, Indonesia Telp: +62817259971 www.kannaijogja.com
KIAS LEATHER Monica Ring Road Maguwoharjo KM 1.5 No. 12 Sleman 55282 Yogyakarta, Indonesia Telp : +62274 486819 Fax : +62274 4332846 E-mail : leatherkias@gmail. com www.kiasleather.com
LE STARY BUTIK Tience Megawati Pangaribuan Perumahan BSD Giri Loka 3 Jl. Gunung Sundoro W/46 Serpong, Indonesia Telp : +6281289848777 +62811795833 E-mail : Megawati@yahoo. co.id
JK COLLECTION Jl. Cibaduyut Raya No. 27 Bandung 40236, Indonesia Telp/Fax : +6222 5407304/5413146 Email : jk.collectionshoes@ yahoo.com
WONG BANDUNG Leathercraft Budi Rizky d/a Jl. Infohofftank Komp. Ruko Kurdi Regensi No. 48 Bandung, Indonesia/Telp : +2122 5224609
STRAPS INDONESIA Pacific Place LV 4-A MKG 2 LV 2 Telp : 021-27322525 E-mail : straps@fuyummy. com http://straps-id.blogspot. com
Jk.shoescollection@gmail. com Sms Center : +6282117342929 www.jkshoescollection.com
85
Kriya Indonesian Crafts
Tips
Merawat Produk dari Bahan Kulit Seiring trend dunia mode yang selalu dinamis, produk kulit tetap menjadi primadona. Baik itu berupa produk tas, sepatu, juga jaket kulit. Mengingat harga produk dari bahan kulit terbilang tidak murah dan bahan kulit termasuk sensitif, sangat disayangkan jika menjadi rusak dan tak bisa digunakan lagi hanya karena tidak tahu cara merawatnya.
Jaga investasi produk kulit Anda yang berharga.
86
Kriya Indonesian Crafts
Beberapa hal yang bisa merusak produk kulit adalah noda,debu, dan keringat yang juga berdampak bisa menghilangkan warna asli kulit. Karenanya, dibutuhkan perawatan khusus, agar produk kulit tahan lama dan tetap awet. Berikut ini adalah tips cara merawatnya.
di dalam lemari. Sertakan pula silica gel untuk menjaga kelembapan lemari dan tas.Jika perlu simpan tas kulit di dalam lemari etalase yang terbuat dari kaca, sehingga suhunya terjaga.
Karena produk dengan bahan kulit asli membutuhkan perlindungan terhadap kelembaban, jamur dan lumut, maka simpanlah di tempat yang kering dan sejuk. Letakkan produk anti lembab seperti kamper pada tas kulit ketika disimpan
Priessia Megarukmi
Agar bentuk produk kulit tidak berubah atau mengkerut, masukkan kertas koran Hindari kontak langsung dengan sinar atau kertas lainnya yang dilipat-lipat ke matahari dalam waktu yang lama, karena dalam tas atau sepatu untuk membentuk sinar matahari dapat menyebabkan per- volume. mukaan kulit pecah-pecah atau retak. Bersihkan produk kulit dengan mengguJika terkena hujan dan basah, usap per- nakan sampo bayi yang dilarutkan dalam mukaan produk dengan kain kering segelas air, lalu gunakan kain bersih yang sesegera mungkin untuk mencegah noda. sudah dicelup air shampoo ke permukaan kulit. Setiap sisi harus menggunakan kain Kulit merupakan bahan alami sehingga yang berbeda. tidak disarankan menyimpan produk kulit didalam kantong plastik. Karena Untuk menyimpan jaket kulit, cukup ditas plastik dapat menyerap bahan pence- gantung dengan hanger. Jangan dilipat lup warna pada kulit. Hal itu dapat me- karena akan menimbulkan lipatan. nyebabkan tas kulit bernoda yang terlihat seperti terkena jamur. Produk : kol. Deer Fashion, JK Collection.
Kreativitas tak terbatas yang dibarengi wawasan, motivasi dan kerja keras, akan menghasilkan karya cipta berkualitas