VAN GOGH, DARI IMPRESIONISME MENUJU POST- IMPRESIONISME
Penulis
: Ganes Woro Retnani
NPM
: 0906529161
Pembimbing : Ingrid C Bernard NIP
: 195609211985112001
Fakultas
: Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia
Prodi
: Belanda
Van Gogh, ..., Ganes Woro Retnani, FIB UI, 2013
Van Gogh, ..., Ganes Woro Retnani, FIB UI, 2013
Van Gogh, ..., Ganes Woro Retnani, FIB UI, 2013
Van Gogh, ..., Ganes Woro Retnani, FIB UI, 2013
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan atas karunia Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmatNya, hingga penulis mampu menyelesaikan makalah-non seminar yang berjudul “ Van Gogh, dari Impresionisme menuju Post-Impresionisme” sesuai harapan. Penulisan makalah non-seminar ini dilakukan dalam rangka memenuhi syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Humaniora pada Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya. Makalah ini membahas mengenai Van Gogh dan kedua lukisannya yang berjudul The Potato Eaters dan Starry Night berkaitan dengan Impresionisme dan Post-Impresionisme. Penyusunan makalah non-seminar ini tentunya tidak dapat terselesaikan tanpa bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, maka sudah selayaknya penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada : (1) Ibu Ingrid C Bernard, selaku dosen pembimbing yang telah memberikan porsi bantuan terbesar dalam mengarahkan dan membimbing penulis menyelesaikan makalah ini. (2) Orang tua dan keluarga, yang telah memberikan dukungannya secara moral dan material dalam menyusun makalah ini. (3) Teman-Teman penulis, khusunya dari Program Studi Belanda angkatan 2009 dan beberapa teman di luar Program Studi Belanda, Abel Floris Wansink dan Anky Nauta yang telah memberikan bantuan moral dan referensi data dalam penyusunan makalah ini. Penulis berharap makalah ini mampu memberikan gambaran dan pengetahuan lebih mengenai Van Gogh dan kedua lukisannya yang berjudul The Potato Eaters dan Starry Night dalam kaitannya dengan Impresionisme dan Post- Impresionisme. Makalah ini penulis sadari masih jauh dari sempurna dan masih memiliki banyak kekurangan dari segi isi maupun teknis penyusunan, sehingga bila ada hal dalam makalah yang kurang tepat atau kurang berkenan, penulis mohon maaf sebesar-besarnya. Kritik dan saran, penulis terima dengan senang hati untuk penyempurnaan makalah ini.
Depok, 26 Agustus 2013
Penulis
Van Gogh, ..., Ganes Woro Retnani, FIB UI, 2013
ABSTRAK Nama
: Ganes Woro Retnani
Program Studi : Belanda Judul
: Van Gogh, dari Impresionisme Menuju Post- Impresionisme.
Makalah ini merupakan analisis mengenai Van Gogh dan kedua lukisannya yang berjudul The Potato Eaters dan Starry Night. Tujuan makalah ini untuk untuk mengetahui karakteristik kedua
lukisan Van Gogh yang berjudul The Potato Eaters dan Starry Night dalam hubungan dengan aliran Impresionisme dan Post- Impresionisme, sekaligus gaya Van Gogh sebagai pelukis beraliran Post- Impresionisme. Makalah ini menggunakan pendekatan studi kepustakaan mengenai karakteristik Impresionisme dan Post- Impresionisme. Kata kunci: Impresionisme Van Gogh, Post- Impresionisme Van Gogh, The Potato Eaters, Starry Night.
ABSTRACT This paper is an analysis about Van Gogh and his two paintings with the title The Potato Eaters and Starry Night. This paper purpose is to know the characteristics of two of Van Gogh‟s paintings with the title The Potato Eaters and Starry Night in relation with Impressionism and Post- Impressionism and with Van Gogh‟s style as Post- Impressionism artist. This paper uses literature study approach of Impressionism and Post- Impressionism characteristics. Keywords: Van Gogh Impressionism, Van Gogh Post-Impressionism,The Potato Eaters, Starry Night.
Van Gogh, ..., Ganes Woro Retnani, FIB UI, 2013
PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Pada tanggal 30 Maret 1853 di Zundert Belanda, lahir seorang pelukis bernama Vincent van Gogh.1 Van Gogh tumbuh bersama keluarganya yang religius, dengan ayah yang berprofesi sebagai pendeta. Setelah sekolahnya usai, ia mengikuti profesi pamannya dan belajar tentang perdagangan barang-barang seni di Belanda. Van Gogh sempat juga belajar teologi, setelah berdagang barang-barang seni membuatnya bosan.
Pada tahun 1880,
menginjak usianya 27 tahun, Van Gogh memasuki The Academic Royale des Beaux-Arts di Brussel, Belgia2 Van Gogh dikenal sebagai pelukis beraliran Post-Impresionisme bersama pelukis lain seperti Paul Gaugin.3Post-impressionist is an artist of the Post-Impressionist school who revolted against Impressionism.4 Pergerakan aliran Post-Impresionisme sendiri diawali dengan munculnya karya Monet yang berjudul Luncheon on The Grass pada tahun 1860.5 Menurut H.W. Janson dalam bukunya yang berjudul History of Art, sementara Cezanne dan Seurat mengkonversi gaya Impresionisme menjadi gaya klasik yang lebih kuat, Van Gogh justru menempuh jalur arah yang berlawanan. Ia merasa bahwa Impresionisme tidak mampu memberikan ruang yang cukup bagi dirinya sebagai pelukis untuk mengekspresikan emosinya, sehingga dalam reaksi terhadap Impresionisme pada waktu itu,
Van Gogh
memiliki perbedaan dari para Post-Impresionis yang lain. Jika para Post-Impresionis mengejar gaya yang lebih klasik, Van Gogh cenderung memilih untuk bebas dalam berekspresi. Oleh karena itu, terkadang ia disebut sebagai Ekspresionis meskipun terminologi tersebut lebih pantas disimpan untuk pelukis-pelukis lain yang belum muncul atau masih jauh dari masa itu.6 1
Uitert, Evert van and Louis van Tilborgh.1990. Vincent van gogh.Rijksmuseum Vincent van Gogh Amsterdam.hlm 15.
2
Uitert, Evert van, Louis van Tilborgh.1990. Vincent van Gogh. Chronology of Life and Work.Amsterdam. Rijksmuseum Vincent van Gogh Amsterdam.hlm 19. 3
Post-Impressionism (1800s-1900s), http://www.academics.smcvt.edu/awerbel, diakses tanggal 15 Juli 2013 pukul 14.00
4
Impressionism, http://wordnetweb.princeton.edu/perl/webwn?s=post-impressionist, diakses tanggal 24 Juli 2013 pukul
10.13 5
Janson, H.W. 1997.The History of Art. London. Tames and Hudson.hlm 728.
6 Janson, H.W. 1997The History of Art. Post-Impressionsm, Symbolism,and Art Nouveau. London. Thames and Hudson.hlm 729.
Van Gogh, ..., Ganes Woro Retnani, FIB UI, 2013
Setelah kematian Monet, muncul gerakan Post- Impresionisme yang merupakan gerakan dengan beberapa pelukis yang telah melewati fase Impresionisme. Mereka mengejar gaya yang lain dan berbeda dari aturan Impresionisme. 7 Berkaitan dengan Impresionisme, Impresionisme muncul di Prancis pada abad 19 sebagai gerakan yang kuat dalam dunia lukis. Para pelukis yang mengadopsi gaya ini merupakan pelukis pertama yang keluar studio dan berkarya di luar, untuk melukis apa yang mereka lihat dengan mata sendiri dan bukan berdasarkan imajinasi.8 Terminologi Impresionisme diinspirasikan oleh lukisan Claude Monet, Impression: Sunrise (1872),sebuah pemandangan pelabuhan le havre yang berselimut kabut. Terminologi ini
pertama kali diberikan oleh kritikus Louis Leroy. Beberapa pelukis Impresionisme
diantaranya adalah Monet, Renoir, dan Sisley. Mereka melukis di luar, merekam kondisi perubahan cahaya dan suasana yang terlihat di alam. Mereka menggunakan warna terang dan macam-macam teknik kuas untuk merepresentasikan karakter lukisan dari hasil penangkapan cahaya pada objek alam.9
- Claude Monet.Jeanne-Marguerite, The Image In the Garden (1886) - The Hermitage, St Petersbug. Courtesy of Topham
1.2 Rumusan Masalah Van Gogh dikenal sebagai pelukis beraliran Post- Impresionisme yang berangkat dari reaksi terhadap aliran Impresionisme. Dengan begitu, perjalanannya menjadi pelukis untuk mencari gaya yang sesuai dengan kriterianya sendiri adalah sebuah proses pembelajaran, hingga pada akhirnya ia dilabelkan sebagai pelukis beraliran Post-Impresionisme. Proses 7
Post-Impressionism is in essence just a later stage , though a very important one, of the develompment that had begun in the 1860s with such pictures as Manets‟s Luncheon on the Grass. Janson, H.W. The History of Art. 1997.hlm 728. 8
The main concern of the impressionists was withevery aspect of light. Artists such as Monet and Cezanne returned in cessantly to the same spots to capture the ever-changing effects of sunlight on their surroundings. Cunningham, Antonia.2001. Impressionists.Paragon Queen Street House.Singapore.hlm 18. 9
Ibid.hlm 21.
Van Gogh, ..., Ganes Woro Retnani, FIB UI, 2013
tersebut tentunya dapat ditelaah melalui beberapa karyanya dengan meneliti karakteristik karya tersebut. Bagaimana Van Gogh menciptakan karya lukis sebagai reaksi terhadap Impresionisme dan menetapkan kriterianya sendiri sehingga pada akhirnya karya lukisnya dilabelkan sebagai karya lukis beraliran Post- Impresionisme? Hal inilah yang dianalisis dalam penulisan ini.
1.3 Tujuan Penulisan Tujuan penulisan jurnal ini adalah untuk mengetahui karakteristik kedua lukisan Van Gogh yang berjudul The Potato Eaters dan Starry Night dalam hubunganya dengan aliran Impresionisme dan Post- Impresionisme. Selain itu, akan dibahas pula gaya Van Gogh sebagai pelukis beraliran Post- Impresionisme.
1.4 Metode Penulisan Dalam analisis ini, penulis membatasi pilihan pada lukisan The Potato Eaters dan Starry Night yang dilukis pada waktu yang berbeda. Kedua lukisannya ini, muncul pada waktu yang berbeda. The Potato Eaters merupakan karya pertamanya pada tahun 1885 setelah munculnya reaksi terhadap aliran Impresionisme, sehingga terdapat kemungkinan karya ini masih terpengaruh aliran Impresssionisme.10 Selain itu, ada karakteristik yang menonjol dalam lukisan tersebut yaitu penggunaan unsur cahaya yang merupakan karakteristik Impresionisme. Starry Night muncul pada tahun 1889, setelah Van Gogh mendapat pengaruh dari pelukis-pelukis Prancis dalam segi warna dan teknik lukisan. Kemungkian lukisan ini sudah mendapat pengaruh berkarakteristik Post- Impresionisme yang memang jauh berbeda dari Impresionisme
1.5 Landasan Teori Masa Post- Impresionisme adalah masa ketika lukisan tidak lagi berfungsi sebagai jendela dunia, melainkan jendela diri dan jiwa pelukis.11 Pada masa ini, lukisan cenderung dilihat dekat dengan pelukisnya sebagai refleksi diri pelukis. Lukisan Post-Impresionisme adalah reaksi terhadap aliran Impresionisme. Ini menandakan bahwa ada karakteristik berbeda dibandingkan dengan lukisan Impresionisme. Pelukis Post- Impresionisme tetap menggunakan warna terang, namun mereka menolak 10
Crispino,Enric.2008.Van Gogh. Italy.Oliver Press, Incoorporated.
11
Janson, H.W. 1997.The History of Art.hl 729.
Van Gogh, ..., Ganes Woro Retnani, FIB UI, 2013
pentingnya rekaman spontan cahaya dan warna. Gaya baru yang diciptakan menjadi gaya abstrak yang berpengaruh terhadap perkembangan lukisan modern pada awal abad 20. Komposisi Post- Impresionisme lebih fokus pada pengalaman pribadi pelukis dibanding pada kenyataan objek lukisan seperti pada Impresionisme,
sehingga setiap pelukis Post-
Impresionisme memiliki gaya tersendiri yang berbeda dari pelukis Post- Impresionisme yang lain. Hal itulah yang dianalisis dalam kedua lukisan Van Gogh The Potato Eaters dan Starry Night. Teknik dan gaya lebih penting daripada objek yang digambarkan dalam lukisan.12 Melalui dasar pengertian dan karakteristik Post- Impresionisme inilah lukisan The Potato Eaters akan dianalisis sehubungan dengan Impresionisme karena sebagai karya pertamanya, ada kemungkinan The Potato Eaters masih terpengaruh Impresionisme. Untuk lukisan Starry Night, analisis akan dilakukan mengenai seberapa jauh karya ini berkarakteristik PostImpresionisme. Analisis Lukisan The Potato Eaters Keputusan Van Gogh untuk menjadi pelukis dengan tema kehidupan petani dimulainya pada tahun 1884. Ia melakukan beberapa studi tentang objek tenun dengan cat air pada bulan Januari dan Februari. Pada bulan Agustus-September ia menerima pesanan lukisan besar dengan tema petani dari Anton Hermans, seorang pensiunan tukang mas di Eindhoven. 13 Selama musim dingin tahun 1885 ia melukis 50 seri kepala petani dan ide untuk melukis The Potato Eaters berawal dari sini.14 Antara tahun 1884 sampai akhir April 1885 Van Gogh menghasilkan lukisan setengah badan, sekitar 40 model petani laki-laki dan perempuan. Warna gelap “ earthy palette” yang digunakan di sini diadopsi dari ide pelukis Prancis bernama Jean Francois Millet, dengan tema kehidupan petani. Dalam lukisan tersebut petani dengan sengaja digambarkan dengan warna-warna tanah.15 The Potato Eaters diselesaikannya pada tahun 1885 dan sebagai karya pertamanya, Van 12
Post-Impressionism (1800s-1900s), http://www.academics.smcvt.edu/awerbel, diakses tanggal 15 Juli 2013 pukul 14.00 13
Uitert, Evert van and Louis van Tilborgh.1990. Vincent van Gogh. Chronology of Life and Work. Rijkmuseum Vincent van Gogh Amsterdam.hlm 21. 14
Uitert, Evert van, Louis van Tilborgh.1990. Vincent van Gogh.Rijskmuseum Vincent van Gogh Amsterdam.hlm 40. 15
Jean-Francois Millet (October 4, 1814 - January 20, 1875) was a French painter and one of the founders of the Barbizon school in rural France. He is noted for his scenes of peasant farmers. He can be categorized as part of the movement termed "naturalism", but also as part of the movement of "realism".Ibid.hlm 35
Van Gogh, ..., Ganes Woro Retnani, FIB UI, 2013
Gogh berharap bahwa lukisan ini mampu memberikan reputasi bagi perjalanan karirnya. Tujuan Van Gogh membuat lukisan ini adalah untuk melukiskan figur manusia yang tidak terlihat janggal atau kaku, namun natural dan realistis.16Ketika lukisan ini dibuat, Van Gogh belum memfokuskan dirinya pada unsur warna sebagai unsur yang penting dalam suatu lukisan. Ketertarikannya terhadap permainan unsur warna baru dimulainya ketika ia bertemu Seurat dan Degas.17 Semenjak saat itulah ia mulai bereksperimen dengan banyak unsur warna dan teknikteknik melukis yang menjadikan warna sebagai bagian dari lukisan yang mampu menciptakan ekspresinya
sendiri.
Dalam
sebagai‟lukisan‟, kadang-kadang
beberapa
kesempatan
Van
Gogh
menyebutkannya
menyebutnya „si lukisan‟. Tanpa ada genre yang jelas
dalam karya-karya yang dibuat di Nuenen, maka karya-karya tersebut hanya disebut karyakarya Nuenen. Dalam hal ini, meskipun Van Gogh berniat untuk menjadi figur pelukis bertemakan kehidupan petani, namun pada akhirnya ia hanya merasa berhasil menciptakan tema tersebut dalam lukisan The Potato Eaters.18
VINCENT VAN GOGH .The Potato Eaters.1885. Oil on Canvas, 82 X 114 cm Van Gogh Museum, Amsterdam
Dalam suratnya yang dituliskan kepada Theo, Van Gogh mengatakan bahwa ia mencoba untuk melukiskan idenya tentang orang-orang yang makan kentang disinari cahaya lampu. Mereka menggali tanah dengan tangan yang sama yang digunakan untuk makan kentang sebagai tanda bahwa mereka bekerja manual sebagai buruh untuk mendapatkan
16
The Potato Eaters, http//vangoghgallery.com, diakses diakses tanggal 17 Juli 2013 pukul 21.00
17
Janson, H.W. The History of Art.Post-Impressionsm, symbolism,and Art Nouveau. 1997. Seurat dan Degas adalah aliranImpressionism. Contoh lukisan mereka adalah Bathing at Asnieres (1883) dan The Bellelli Family (1858).hlm 730. 18
Uitert, Evert van and Louis van Tilborgh.1990. Vincent van Gogh. Amsterdam.Rijkmuseum Vincent van Gogh Amsterdam.hlm 25.
Van Gogh, ..., Ganes Woro Retnani, FIB UI, 2013
makanan secara jujur dan adil. Makanan tersebut merupakan hasil keringat mereka sendiri.19 Setting dalam lukisan tersebut sesuai dengan karakteristik aliran Realisme yang natural dan realistis, akan tetapi karya ini merepresentasikan perjuangan Van Gogh dalam mencari gaya baru yang lebih ekspresif. Jika dihubungkan dengan Teori H.W Janson bahwa masa Post- Impresionisme adalah masa ketika lukisan tidak lagi berfungsi sebagai jendela dunia, melainkan jendela diri dan jiwa pelukis, maka lukisan ini bisa dikatakan sebagai lukisan PostImpresionisme.20 Orang yang bekerja keras dalam lukisan tersebut ditampilkan dengan jujur dan apa adanya oleh Van Gogh. Selain tampilan objek petani yang kasar dan jelek, Van Gogh juga menampilkan suasana emosional.Van Gogh percaya bahwa sebuah lukisan seharusnya menampilkan perasaan dan ekspresi emosi objek. Hal itu lebih penting dibandingkan dengan detil-detil yang terlihat sudah pasti oleh mata. Dengan kepercayaan tersebut, Van Gogh jauh berbeda dengan tradisi pelukis Belanda yang sejauh itu lebih fokus pada detil yang realistis. 21 Dalam The Potato Eaters, cahaya lampu gantung menciptakan suasana yang hangat dan intim antara orang-orang yang ada di meja makan. Model yang dipakai di Nuenen adalah orang lokal dan diantaranya ada yang menjadi teman Van Gogh. 22 Analisis Lukisan Starry Night Sebagai Karya Post- Impresionisme
Vincent van Gogh.Painting, Oil on Canvas .92.10 cm x 73.70 cm Saint-Rémy, France: June, 1889.Van Gogh gallery
Starry Night muncul pada tahun 1889. Sebagai lukisan yang menggambarkan pemandangan langit malam, Starry Night bukanlah lukisan pertama yang menggambarkan pemandangan malam, karena sebelumnya ia juga pernah membuat lukisan dengan 19
Crispino, Enric.2008.Van Gogh. Italy.Oliver Press.hlm 27.
20
Janson, H.W.1997. The History of Art. Post-Impressionsm, symbolism,and Art Nouveau .hlm 729
21
Crispino,Enric.2008.Van Gogh. Oliver Press, Incoorporated. Hlm 30.
22
Ibid.
Van Gogh, ..., Ganes Woro Retnani, FIB UI, 2013
pemandangan bintang-bintang malam dan refleksi cahaya perkotaan di atas River Rhone tahun 1888. Ia ingin melukis Starry Night sebagai contoh berkarya dari imajinasi,
yang
mampu menciptakan nilai lebih terhadap lukisan itu sendiri.23Prinsip untuk melukis dari imajinasi, bukan dari alam, kemungkinan besar pengaruhnya datang dari pelukis Gauguin yang mengatakan bahwa seni adalah sebuah abstraksi, sehingga lukisan ini lahir dari imajinasi Van Gogh sendiri, bukan merupakan objek nyata di luar ruangan seperti pada Impresionisme.24 Menurut Jessica Caldarone dalam jurnalnya yang berjudul "The Cypress Trees in The Starry Night" tahun 2010, Starry Night tidak lain merupakan penggambaran suasana hati dan pikiran Van Gogh mengenai kehidupannya. Dalam lukisan Starry Night, Van Gogh menggunakan teknik lukis Divisionisme dan Pointilisme yang diadopsi dari George Seurat. Divisionisme merupakan teknik pemisahan warna dengan gerakan pigmentasi kuas menjadi warna tersendiri sedangkan Pointilisme merupakan teknik titik-titik warna dari kuas dengan cara pigmentasi.25 Tabel Analisis Lukisan The Potato Eaters dan Starry Night Karakteristik Impresionisme 1. Identik dengan objek alam
Karakteristik Post- Impresionisme 1.Tidak identik dengan objek alam
2. Fokus pada cahaya.
2. Fokus pada sudut pandang atau pengalaman pribadi pelukis dan tidak pada cahaya
3. Menggambarkan satu momen yang sedang terjadi pada objek alam
3. Dalam satu lukisan, pelukis mampu memunculkan lebih dari satu momen.
4. Bersifat realis
4. Bersifat ekspresif
5. Identik dengan warna terang dan fokus pada cahaya
5. Identik dengan warna terang namun tidak fokus pada ekspresi yang ingin ditampilkan pelukis
23
Uitert, Evert van, Louis van Tilborgh.1990. Vincent van Gogh.Amsterdam.Rijksmuseum Vincent van Gogh Amsterdam.hlm 75. 24
Post-Impressionism (1800s-1900s), http://www.academics.smcvt.edu/awerbel, diakses tanggal 27 Juli 2013 pukul 21.00 25
http://www.metmuseum.org/toah/hd/seni/hd_seni.htm, diakes tanggal 02 Agustus 2013 pukul 19.00
Van Gogh, ..., Ganes Woro Retnani, FIB UI, 2013
6. Seni ditujukan bagi penikmatnya untuk keindahan26
Analisis lukisan The Potato Eaters berdasarkan karakteristik Impresionisme dan PostImpresionisme
Analisis Lukisan Starry Night berdasarkan karakteristik Impresionisme dan PostImpresionisme
Setting dianggap sesuai dengan karakteristik aliran Realisme yang realistis dan natural, sehingga setting dalam lukisan tersebut sesuai dengan karakteristik Impresionisme yang bersifat realistis. Cahaya dalam lukisan tersebut menjadi fokus yang penting dalam penggambaran momen makan bersama dalam suasana hangat dan intim. Karakteristik ini masuk ke dalam karakteristik Impresionisme. Momen yang ditangkap dalam lukisan ini hanya ada satu, yaitu para petani kentang yang sedang berkumpul di meja makan. Ini sesuai dengan karakteristik Impresionisme yang hanya menggambarkan satu momen.
6. Seni ditujukan untuk pelukisnya27
Objek yang dilukiskan merupakan karakteristik Post- Impresionisme karena bukan merupakan objek pemandangan alam terbuka, namun merupakan objek figur manusia. Lukisan The Potato Eaters bersifat ekspresif. Ekspresi kehidupan petani miskin tergambar dari raut wajah kelima petani kentang. Dalam lukisan ini, Van Gogh menggunakan unsur emosi dalam bentuk keprihatinannya terhadap kehidupan petani. Warna yang digunakan dalam lukisan ini memang gelap, tidak sesuai dengan Post- Impresionisme, karena Post- Impresionisme ratarata menggunakan warna terang, namun hal ini juga bisa dikatakan sebagai reaksi terhadap Impresionisme yang memang identik dengan warna terang. Jika dalam Impresionisme tujuan pelukis adalah untuk memberikan impresi melalui karya lukisnya, dalam Post- Impresionisme tujuan pelukis adalah untuk menyalurkan ekspresi dalam dirinya sesuai dengan apa yang pelukis inginkan sehingga dalam lukisan tersebut keinginan Van Gogh yang ingin menggambarkan kehidupan petani miskin yang berat dan emosi yang ia tampilkan dalam kelima figur tersebut merupakan bentuk karakteristik Post- Impresionisme bahwa seni ditujukan untuk pelukisnya.
Meskipun Objek lukisan berupa lanskap pemandangan alam, Starry Night bukanlah lukisan Impresionisme karena fokus pelukis bukanlah terhadap cahaya melainkan tujuan ekspresi pelukis. Berbeda dengan momen yang
26
Post-Impressionism (1800s-1900s), http://www.academics.smcvt.edu/awerbel, diakses tanggal 28 Juli 2013 pukul 20.00 27
Ibid
Van Gogh, ..., Ganes Woro Retnani, FIB UI, 2013
muncul dalam lukisan The Potato Eaters, lukisan Starry Night memiliki momen lebih dari satu, yaitu momen langit malam yang hidup dan momen pemukiman penduduk yang terlihat tenang dan sepi, sehingga Satrry Night memenuhi karakteristik PostImpresionisme. Warna yang digunakan cenderung warna-warna terang. Karakteristik ini bisa masuk ke Impresionisme dan PostImpresionisme karena keduanya menggunakan warna terang. Lukisan bersifat ekspresif dan sarat dengan emosi dengan bentuk objek bintang yang tidak realistis dan pergerakan langit malam yang mampu ditangkap mata serta teknik kuas Van Gogh yang menimbulkan kesan bintang-bintang bergerak dengan turbulensinya. Lukisan ini sesuai dengan karakteristik PostImpresionisme. Tujuan Van Gogh adalah menciptkan karya masterpiece yang setingkat dengan karya-karya pelukis lainnya pada waktu itu selain untuk menghasilkan karya lukisan yang lahir dari imajinasi. Sesuai dengan prinsip Post- Impresionisme bahwa seni ditujukan bagi kepuasan pelukisnya, maka lukisan Starry Night tidak lain ditujukan untuk kepuasan Vincent van Gogh sendiri.
Interpretasi Lukisan The Potato Eaters
Dalam analisis karakteristik The Potato Eaters, Van Gogh masih menggunakan 3 unsur yang merupakan karakteristik aliran Impresionisme, yaitu setting, cahaya dan momen. Ini membuktikan bahwa meskipun ia memiliki reaksi terhadap Impresionisme yang tidak mampu memberikan ruang gerak bagi pelukis untuk lebih bebas berekspresi melalui karya masterpiece pertamanya, Van Gogh masih terpengaruh aturan Impresionisme. Terlebih jika lukisan ini dibandingkan dengan lukisan Van Gogh yang berjudul
Unsur objek, emosi, ekspresi, tujuan seni dalam lukisan The Potato Eaters memenuhi karakteristik lukisan beraliran PostImpresionisme. Unsur warna tidak masuk ke dalam karakteristik Impresionisme maupun PostImpresionisme karena warna yang digunakan cenderung gelap. Pertama, ini bisa dianggap sebagai reaksinya terhadap aturan Impresionisme yang menggunakan warna-warna terang. Kedua, warna dalam lukisan ini merupakan bagian dari ekspresi Vincent Van Gogh dalam menggambarkan objek petani bahwa ia ingin
Van Gogh, ..., Ganes Woro Retnani, FIB UI, 2013
Starry Night(1889), yang penuh ekspresi, dan multiple moment maka lukisan The Potato Eaters sangat berbeda dengan lukisanlukisan setelahnya karena lukisanlukisan setelahnya, memang sudah jauh berbeda dengan lukisan Impresionisme. Dilihat dari objek lukisan tersebut, penggambaran fisik kelima petani kentang, efek pencahayaan, dan objek kentang serta warna yang di gambarkan dalam lukisan The Potato Eaters maka lukisan ini tidak lain berfungsi untuk menggambarkan kehidupan petani miskin yang hidup serba apa adanya, makan apa adanya, tidak terlepas dari pekerjaan keras dan ketangguhan menghadapi hidup. Van Gogh ingin menyampaikan bahwa ada nilai yang mampu dipetik dari kehidupan petani miskin bahwa mereka adalah orang-orang yang jujur, orang-orang yang bekerja dengan tangan mereka sendiri.
Intepretasi Lukisan Starry Night
Dalam Starry Night kekontrasan terlihat pada objek langit dan objek pemukiman yang terdiri dari rumah-rumah masyarakat dengan gereja di tengahnya. Langit terlihat hidup sedangkan pemukiman terlihat sepi. Pohon Cypress nampak
menggambarkan warna dalam lukisan tersebut sesuai dengan warna tanah. Jadi, jika didasarkan pada tujuan Van Gogh yang lebih menekankan tujuan ekspresi dan sesuai dengan kriterianya sendiri, maka warna dalam lukisan ini masuk ke dalam karakteristik PostImpresionisme. Keinginannya dan ketertarikannya untuk melukiskan kehidupan figur bukanalah keinginanya yang datang secara instan, karena sebelumnya ia memang telah mempersiapkan sktesa lukisan ini pada tahun 1884. Ketertarikannya pada objek figur petani datang dari Jean Francois Millet seorang pelukis dengan tema kehidupan petani.
Beranjak dari pohon Cypress, langit dalam lukisan Starry Night sepertinya ingin mendapatkan porsi perhatian terbesar dibanding objek yang lain. Sepertinya Van Gogh ingin menarik perhatian kita kepada langit. Selain terhadap objek pemukiman, langit juga terlihat kontras dengan objek pohon Cypress. Warna pohon tersebut gelap, sedangkan warna langit terang benderang dan terlihat penuh kehidupan. Selain itu, langit terlihat bergerak dinamis, sedangkan dalam lukisan itu pohon Cypress terlihat tidak bergerak. Tidak seperti pohon Cypress dalam Wheat Field and Cypress Trees yang seperti bergerak tertiup angin. Post-Impresionisme adalah masa ketika lukisan tidak lagi berfungsi sebagai jendela dunia, melainkan jendela diri dan jiwa pelukis. Berkaitan dengan teori yang diungkapkan H.W Janson dan Anthony F. Janson dalam bukunya tersebut, lukisan Starry Night telah memberikan bukti atas pernyataan tersebut bahwa lukisan yang dibuat oleh Van Gogh ini tidak hanya menjadi jendela untuk melihat dunia, namun melalui lukisan ini juga kita mampu melihat diri Van Gogh, karakter, pemikirannya, suasana hatinya, dan bahkan menerka kisah kehidupannya.
Van Gogh, ..., Ganes Woro Retnani, FIB UI, 2013
sebagai objek yang berada di bagian paling depan objek-objek lain seperti pemukiman, gereja, bukit dan langit. Jika dianalisis dari sudut pandang pelukis, maka posisi pelukis tepat persis di depan pohon Cypress karena pohon Cypress memiliki porsi ukuran yang lebih besar di banding objek lain dan letaknya berada paling depan. Sesuai dengan prinsip perspektif dalam melukis, jika letak objek semakin jauh dari posisi pelukis, maka ukurannya juga akan semakin kecil. Sebaliknya semakin dekat objek tersebut dengan posisi pelukis, maka semakin besar pula ukuran objek tersebut. Ada kemungkinan pohon Cypress adalah refleksi diri Van Gogh. Berdasarkan teks-teks tua, Cypress merupakan simbol reproduksi di Eropa, namun kemudian dianggap sebagai simbol kematian dan keabadaian jiwa serta simbol berkabung (Shariyat Samsam, 2004).28 Jika dikaitkan dengan posisi Van Gogh berdasarkan perspektif melukis terhadap pohon Cypress dan juga berdasarkan makna simbol pohon Cypressnya, kemungkinan besar pohon Cypress dalam lukisan Starry Night merupakan refleksi diri Van Gogh. Jika dikaitkan dengan makna simbol Cypress pohon sebagai simbol kematian dan berkabung, melalui lukisannya ini Van Gogh ingin mengatakan bahwa dirinya hampir merasa mati dan dekat dengan kematian. Ia hidup tapi ia merasa tidak benar-benar hidup, seperti pohon Cypress yang dilukiskannya itu sebagai sebuah pohon yang hidup tapi tidak diketahui letak akarnya, hanya seperti pohon yang mengambang tanpa akar. Hubungannya dengan Van Gogh adalah Van Gogh merasa kehilangan esensi hidupnya dengan perjalanannya sebagai seorang pelukis yang karyanya tidak pernah menuai penghargaan 28
Adelzadeh, Parvaneh, Khalil Hadidid, Ashraf Jabali. 2012. Survey on The Status of Cypress in World Myths. http://www.textroad.com, diakses tanggal 17 Juli 2013 pukul 20.00
Van Gogh, ..., Ganes Woro Retnani, FIB UI, 2013
dari masyarakat serta perjalanan asmaranya yang gagal.
Van Gogh, ..., Ganes Woro Retnani, FIB UI, 2013
BAB III KESIMPULAN Berdasarkan karakteristik yang muncul dari unsur setting, cahaya, dan momen, maka lukisan The Potato Eaters bisa dianggap sebagai lukisan Impresionisme namun jika dilihat pada karakteristik objek, emosi, ekspresi, dan tujuan seni serta warna dalam lukisan The Potato Eaters, maka lukisan The Potato Eaters masuk sebagai lukisan beraliran PostImpresionisme. Dengan hasil analisis ini, lukisan The Potato Eaters bisa dianggap sebagai lukisan dan masa transisi Van Gogh mencari gaya yang sesuai dengan kriterianya sendiri, hingga akhirnya mampu menciptakan lukisan yang benar-benar jauh dari Impresionisme dan berkarakteristik Post-Impresionisme. Berdasarkan analisis pada lukisan Starry Night, maka dapat disimpulkan bahwa lukisan ini merupakan lukisan Post- Impresionisme yang memang sudah sangat jauh berbeda dari lukisan Impresionisme. Perbedaan The Potato Eaters dan Starry Night sebagai karya yang muncul saat adanya reaksi terhadap Impresssionism adalah bahwa The Potato Eaters masih terpengaruh aliran Impresionisme, sedangkan Lukisan Starry Night sudah sepenuhnya menjadi lukisan beraliran Post- Impresionisme sesuai dengan karakteristik yang ditampilkan masing-masing lukisan. Hal tersebut juga membuktikan bahwa pelabelan Post Impresionis bagi Van Gogh diraih dengan proses pembelajaran karya seni lukis secara bertahap. Dari analisis tersebut juga dapat diketahui bahwa sebagai pelukis beraliran PostImpresionisme, Van Gogh memiliki ciri khas atau gaya lukis tersendiri yang berbeda dari pelukis
beraliran Post-Impresionisme
yang lain.
Sebagai
pelukis
beraliran Post-
Impresionisme, Van Gogh memiliki gaya lukis yang identik dengan pengalaman pribadi, ekspresi, emosi, dan objek yang tidak realistis yang menimbulkan intepretasi bermacammacam bagi setiap karya lukisnya.
Van Gogh, ..., Ganes Woro Retnani, FIB UI, 2013
Daftar Pustaka Data Primer : VINCENT VAN GOGH .The Potato Eaters.1885. Oil on Canvas, 82 X 114 cm Van Gogh Museum, Amsterdam
Data Sekunder : Uitert, Evert van , Louis van Tilborg.1990. Vincent van gogh.Rijkmuseum Vincent van Gogh Amsterdam. Janson, H.W. 1997.The History of Art. Post-Impressionism, symbolism,and Art Nouveau. London.Thames and Hudson Cunningham, A.2001. Impressionists.Parragon. Queen Street House. Potts, Vanessa.2001. Monet. Parragon. Queeen Streeet House. Uitert, Evert van, Louis van Tilborgh.1990. Vincent van Gogh. Chronology of Life and Work. Rijkmuseum Vincent van Gogh Amsterdam. The potato Eaters, http//vangoghgallery.com, diakses tanggal 17 Juli 2013 pukul 21.00 Crispino, Enric.2008.Van Gogh. Oliver Press, Incoorporated. Impresssionism.http://wordnetweb.princeton.edu/perl/webwn?s=post-impressionist, diakses tanggal 24 Juli 2013 pukul 10.13 Post- Impressionism,http://www.thefreedictionary.com/Post-Impressionism, diakses tanggal 26 Juli 2013 pukul 10.19http://www.princeton.edu/~achaney/tmve/wiki100k/docs/Impressionism.html, diakses tanggal 15 Juli 2013 pukul 17.00 http://www.princeton.edu/~achaney/tmve/wiki100k/docs/Impressionism.html, diakses tanggal 15 Juli 2013 pukul 17.00 Post-Impressionism (1800s-1900s), http://www.academics.smcvt.edu/awerbel. diakses tanggal 15 Juli pukul 14.00 Van Gogh Biography, http//vangoghgallery.com, diakses tanggal 10 Juli 2013 pukul 18.00 Impressionism. http://www.academic.muohio.edu/mus189/impressionism/, diakses tanggal 23 Juli 2013 pukul 20.00 http://www.metmuseum.org/toah/hd/seni/hd_seni.htm, diakses 02 Agustus 2013 pukul 19.00 Adlzadeh, Ashraf Jabali, Khalil Hadidid, Parvaneh. 2012. Survey on The Status of Cypress in World Myths. http://www.textroad.com, diakses tanggal 17 Juli 2013 pukul 20.00
Van Gogh, ..., Ganes Woro Retnani, FIB UI, 2013