USULAN PROYEK ENERGI JANGKA PENDEK & MENENGAH PT REKAYASA INDUSTRI INDONESIA
Oleh – WAHYO WIDIANTO Rekayasa Industri Malaysia Sdn Bhd
Kuala Lumpur 5 July 2005 1
Usulan Proyek ini kami susun berdasarkan data-data yang didapatkan dari : 1. Blueprint Pengelolaan Energi Nasional (PEN) 2005 – 2025 2. Data – data statistik dari Direktorat Jenderal Listrik & Pemanfaatan Energi 3. Olahan BP - Statistic of energy Workbook 2005 Kami mengusulkan beberapa project, baik yang jangka pendek maupun jangka menengah tentang Proyek Energi di Indonesia. 1. Prioritas pertama adalah proyek BioDiesel ( Not only EPCC – tapi ‘from end to end’ ) 2. Prioritas kedua adalah proyek penggunaan bahan bakar gas untuk transportasi 3. Prioritas selanjutnya adalah proyek-proyek kerjasama yang sifatnya adalah Konsultasi, survei dan sosialisasi. Secara ringkas usulan-usulan proyek tersebut terlampir pada Ringkasan Proyek (4 halaman terakhir). Sedangkan Pdf. selanjutnya adalah lampiran lampiran dan hasil olahan data-data, sehingga kami dapat membuat analisa dan usulan proyek tsb. Detail masing – masing proyek dapat didiskusikan lebih lanjut sambil kami menunggu response dari Direksi REKIND. Demikian agar Direksi PT REKAYASA INDUSTRI dapat memberikan masukan ataupun comments sehingga secara Nasional, REKIND akan dapat memberi kontribusi yang sangat besar untuk mengatasi krisis Bahan Bakar Minyak. Atas perhatiannya kami sampaikan terimakasih.
Catatan : Nomor lampiran tidak kami rubah dari asli-nya. Silakan disesuaikan No. Lampiran = No. Halaman
KL – 5 Juli 2005
2
BACKGROUND
Lampiran 1. BAKOREN kita letakkan sebagai ‘umbrella’ dalam pelaksanaan proyek – proyek energi. Contact Person
Responded by
1. Men In-Dag 2. BAPPENAS 3. Dirjen LPE
Dirut REK ( Perijinan ) Dirut REK ( Permodalan baik DN / LN ) ww ( data-data & informasi ):
Lampiran 2. Cadangan minyak bumi di Indonesia ( R/P ratio) hanya tinggal 18 tahun lagi Bahkan di BP – World statistical world book 2005, tinggal 11 tahun.
Usulan program :
Kurangkan ketergantungan pada minyak bumi ( fossil based oil ). Mulai sekarang harus dibicarakan BioDiesel sebagai alternatif pengganti minyak bumi.
Lampiran 3 / 4 / 5. Rakyat Indonesia masih sangat tergantung secara fisik dengan minyak bumi Æ penggunaanya sampai 63% dari konsumsi energi. Secara financial keadaan ini sangat membebani APBN. Tahun 2005 subsidi BBM mencapai Rp 76,5 trilyun (Rp 76,500,000,000,000) ¬ USD 7.65 Milyar.
Usulan Program : Kembangkan segera energi alternatip Non-Fossil oil Penggunaan minyak (untuk transport) dialihkan ke BBG
Lampiran 6 / 7 / 8. Konsumsi energi per kapita rakyat Indonesia <<< dibandingkan dengan negara maju lainnya. +/- 1/8 dibandingkan dengan Jepang. Namun Intensitas energi nya jauh lebih >>>. Artinya setiap kenaikan GDP sebesar 1 USD, Indonesia memerlukan kenaikan konsumsi energi kira-kira : 4 kali energi yang diperlukan di Jepang 3 kali energi yang diperlukan oleh Jerman.
Usulan Program : Perlu program konservasi energi yang ‘comprehensive’. Lampiran 9 / 10 / 11. Produksi minyak dalam negeri menurun dari tahun ke tahun. Bahkan tahun 2005 ini, konsumsi minyak > produksi yang dapat dihasilkan. Dkl Indonesia telah menjadi negara NET IMPORTIR minyak. Kapasitas Refinery dari tahun ketahun masih sama 1,057,000 BPD.
3
Usulan Program : 1. Perlu SEGERA melakukan pengurangan ketergantungan terhadap minyak bumi. Dengan adanya program BioDiesel, kelebihan pasokan minyak bumi dapat diartikan sebagai penambahan revenue untuk negara. 2. Membangun kilang (refinery) yang mampu : a. Menerima segala macam crude (cocktail crude) terutama yang berharga murah. b. Mampu menghasilkan BBM yang ber-variable out put tinggi ( dipilih BBM yang termahal) 3. Menurunnya produksi oil ini dibarengi dengan meningkatnya produksi NG dan Coal. Hanya saja harga NG dan Coal untuk ekspor masih sangat menguntungkan dibanding harga penjualan didalam negeri (misalnya harga NG untuk pabrik pupuk adalah subsidi). Sehingga secara logis pemerintah cenderung untuk melakukan ekspor. Konsekuensi logis dari hal ini penggunaan BBM sedikit demi sedikit dirubah polanya dengan memperkenalkan BBG. Proyek untuk sosialisasi, bantuan pengubahan tekbis dan prasarana untuk BBG harus segera disiapkan, terutama di kota-kota besar Jakarta, Surabaya, Medan, Ujung Pandang dan Balikpapan.
Lampiran 12 / 13. Lagi dalam lapmpiran ini ditunjukkan bahwa pemakaian BBM (produk final) untuk transportasi meningkat (56% dari total produk BBM). Ini berarti juga bahwa subsidi BBM tidak tertuju kepada hal yang produktif (Industri) tetapi kepada hal yang konsumtif (Transportasi).
Usulan Program : Segera membuat pabrik BioDiesel untuk BBM bagi keperluan Industri dan transportasi. Target 1% pun untuk penggantian BBM dari minyak bumi ke BioDiesel, belum tentu dapat terpenuhi apalagi kalau produksi BioDiesel terlambat digunakan.
Lampiran 14 / 15. Bisa dilihat dalam lampiran ini bahwa kebutuhan NG di sektor Industri juga meningkat ( note; karena NG di industri dapat berlaku sebagai bahan bakar namun juga sebagai raw material). Sedangkan konsumsi NG di sektor transportasi masih sangat kecil ( <1% dari total konsumsi) nasional.
Usulan Program : 1. Diperlukan pembangunan INFRASTRUKTUR untuk distribusi NG, misalnya ; pipanisasi ditribusi, compressor station, tangki-tangki maupun stasiun pengisi bahan bakar. REKAYASA pasti mampu menjawab tantangan ini. 2. Training untuk kendaraan dual-fuel perlu disiapkan, workshop / repair shop perlu disiapkan di tahun tahun mendatang. Gunakan proyek percontohan Bus / Taxi / truk dan private car.
4
Kepunyaan pemerintah dahulu baru setelah itu private. Sekali lagi; Infrastruktur harus ada dahulu.
Lampiran 16/…………/22. Tentang kelistrikan. Penggunaan energi listrik meningkat dengan pesat, dengan UU no 15/1985 litrik bisa penjualan energi listrik bisa berlaku bolak-balik (PLN bisa sebagai penjual tenaga, bisa juga membeli tenaga listrik). REKAYASA kami sarankan untuk melihat di sektor Industri saja.
Usulan Program : 1. Dengan informasi yang ada (Road map Panas bumi) REKAYASA harus sudah mulai mempersiapkan diri untuk pelimpahan proyek tenaga listrik panas bumi (EPCC). Kapasitas dan keperluan yang lain dapat dilihat dari roadmap danlampiran-lampiran yang lain. 2. REKAYASA dapat juga mulai menjual jasa (sebagai Konsultan) dalam bidang jual-beli ekses listrik ini.
Lampiran 23 / ………./30. Subsidi BBM. Dapat dilihat bahwa subsidi BBM sudah sangat membebani APBN, bahkan dengan harga minyak yang mencapai USD 60 /barrel ditambah lagi nilai Rupiah yang terpuruk ke Rp 9,800 per USD menjadikan subsidi BBM menjadi sulit untuk dikontrol. Sebagai contoh; a. Berapa subsidi BBM per liter ? Harga crude = 60 USD per barrel 1 barrel = 159 liter 1 USD = ‘masih’ Rp 9,600 Æ Harga crude per liter = USD 0.375 / liter = Rp 3,620 per liter Harga jual BBM termahal = Rp 2,400 /liter Jadi subsidi BBM = Rp (3,620 – 2400) = Rp 1,220,Bila Indonesia impor crude sebesar 400,000 barrel per hari, maka subsidi untuk pembelian crude saja = 400,000 BPDx 159 l/b x 364 day/year x Rp 1,220 per liter (subsidi) Æ Rp 23,15 trilyun (untuk impor crude saja) Info terakhir (June 2005) ongkos pengolahan dalam negeri dari crude menjadi BBM = Rp 29 trilyun per tahun I maka NET subsidi total = Rp 52 trilyun. Belum termasuk biaya distribusi dan penyangga BBM s/d 20 hari. Total anggaran dari APBN akan terkuras = Rp 76.5 trilyun ………. Alangkah besar-nya.
5
2. Yang menarik dari lampiran lampiran ini adalah program pemerintah untuk mengarahkan harga BBM menuju kepada ke-ekonomiannya. Secara detail tidak kami ulas disini. Yang kami harapkan adalah REKAYASA – MAMPU dan SIAP untuk menyerap dana subsidi BBM ini sebesar 0.015% saja per tahun (USD 20, 000,000) guna menciptakan BioDiesel sehingga semua tujuan dan program pemerintah dalam menanggulangi krisis BBM dapat segera teratasi.
6
PROGRAM UTAMA UNTUK REKAYASA Program – program yang kami buat disini sudah kami sesuaikan dengan BLUEPRINT PEN 2005 - 2025 dan juga sejalan dengan STRATEGI PEMERINTAH. A. PROGRAM UTAMA 1: Menyongsong RASIONALISASI HARGA BBM 1. Pembenian Insentif Penyediaan Energi Alternatif, tenmasuk skema pencepatan depnesiasi 2. Penenapan Sistem Insentif untuk Mendorong Peningkatan Efisiensi Enengi B. PROGRAM UTAMA 2. Menyiapkan Project PENYEDIAAN ENERGI ALTERNATIF PENGGANTI MINYAK TANAH UNTUK RUMAH TANGGA 1. Meningkatkan Pemanfaatan LPG di Rumah Tangga 2. Meningkatkan Pemanfaatan Bniket Batubana 3. Meningkatkan Rasio Elektnifikasi C. PROGRAM UTAMA 3: Menyiapkan Project sesuai PENERAPAN TAX ALLOWANCE 1. Peningkatan pasokan energi bagi kebutuhan domestik 2. Pengembangan energi atternatif D. PROGRAM UTAMA 5 : PENERAPAN DEMAND SIDE MANAGEMENT 1. Industri, baik primer maupun sekunder: penerapan teknologi hemat energi dan manajemen energi 2. Rumah Tangga dan Komersial: penerapan peralatan hemat energi 3. Transportasi: penerapan standar efisiensi bahan bakar 4. PembangkitListrik: penerapan teknologi hemat energi dan manajemen energi F. PROGRAM UTAMA 8 : INTENSIFIKASI PENCARIAN SUMBER-SUMBER ENERGI BARU TERBARUKAN 1. Survei potensi energi baru terbarukan 2. Pengembangan data base potensi energi baru terbarukan I. PROGRAM UTAMA 9 : PENGEMBANGAN CADANGAN ENERGI STRATEGIS UNTUK KEAMANAN PASOKAN DALAM NEGERI 1. Peningkatan stok minyak dan batu bara dalam negeri 2. Perbaikan dan pengembangan infrastruktur pasokan minyak bumi
7
K. PROGRAM UTAMA 10: PENINGKATAN PEMANFAATAN GAS DI DALAM NEGERI 1. Perbaikan dan pengembangan infrastruktur pasokan gas 2. Pengembangan pemanfaatan LPG untuk transportasi L. PROGRAM UTAMA 11: PENGEMBANGAN DAN KOMERSIALISASI IPTEK ENERGI 1. Pengembangan IPTEK energi Æ Pemanfaatan LNG untuk transportasi 2. Pengembangan mekanisrne pendanaan Pemerintah/Pemerintah Daerah bagi penelitian dan pengembangan IPTEK energi 3. Komersialisasi IPTEK energi a. Pengembangan model skema bisnis b. Penerapan sistem insentlf finansial c. Pengembangan energi baru terbarukan dan eknologi energi efisien dalam kegiatan pengadaan yang menggunakan dana Pemerintah 4. Peningkatan kemitraan antar stakeholders energi baik di dalam maupun di luar negeri M. PROGRAM UTAMA 12 : RESTRUKTURISASI INDUSTRI ENERGI 1. Penetapan aturan mengenai depletion premium 2. Penetapan aturan mekanisme open access infrastruktur energi N. PROGRAM UTAMA 13 : PERCEPATAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR ENERGI 1. Infrastruktur gas 2. Infrastruktur batubara 3. Infrastruktur listrik 4. Infrastruktur BBM 5. Infrasturktur energi alternative BBM lainnya, termasuk BBG untuk sektor transportasi N. PROGRAM UTAMA 14 : SOSIALISASI 1. 2. 3. 4. 5.
Pengembangan forum dialog Pengembangan community development pada lingkup nasional Pemanfaatan media massa (cetak dan elektronik) Penggunaan BBG dan BXX pada kendaraan operasional dilingkungan DESDM Penyediaan fasilitas bimbingan teknis bagi masyarakat, pengusaha dan industri dalam hal pemanfaatan energi baru terbarukan dan teknologi energi yang efisien
O. PROGRAM UTAMA 15 : PENGEMBANGAN INDUSTRI DAN JASA ENERGI DALAM NEGERI 1. Pabrikasi teknologi energi dalam negeri 2. Jasa rekayasa energi dalam negeri
8
A. PROGRAM PENDUKUNG 1 : PENINGKATAN KEMAMPUAN MASYARAKAT DALAM PENGUSAHAAN ENERGI B. PROGRAM PENDUKUNG 2 : PENATAAN KEMBALI KELEMBAGAAN ENERGI 1. Pengembangan teknologi dan sumber daya manusia energi 2. Penetapan spesifikasi dan standar komoditi EBT C. PROGRAM PENDUKUNG MANUSIA NASIONAL
3
:
PENGEMBANGAN
KEMAMPUAN
SUMBERDAYA
1. Sertifikasi personil 2. Standar kompetensi 3. Kode etik profesi
STRATEGI PEMERINTAH Strategi 1 : Mengembangkan Mekanisme Harga Keekonomian Energi, dengan upaya: a) Rasionalisasi harga energi b) Penerapan mekanisme insentif ekonomi dan pajak energi Strategi 2: Meningkatkan Keamanan Pasokan Energi dengan memperhatikan aspek lingkungan, dengan upaya: b) Peningkatan efisiensi energi, khususnya BBM c) Peningkatan status cadangan terbukti energi dan cadangan energi strategis (SPR — Strategic Petroleum Reserves) d) Penggunaan cadangan gas bumi baik cadangan besar ataupun kecil untuk kebutuhan domestic dan cadangan gas mencukupi untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri maupun ekspon (dalam UU Migas ada konsep mengenai DM0 gas yang mencakup juga insentif) e) Penerapan DM0 terhadap batubara, dengan memberikan insentif ekonomi untuk mendorong pasokan dan penggunaan dalam negeri termasuk coal liquefaction, upgrading brown coal (UBC) dan gasifikasi batubara serta teknologi batubara bersih lainnya f) Pengembangan advanced energy technologies berdasarkan Landmark Teknologi Energi g) Pengembangan potensi panas bumi untuk penggunaan Iangsung maupun tidak langsung
Strategi 3: Meningkatkan Keamanan Pasokan Energi dengan upaya: a) Mengembangkan energi alternatif BBM non fossil lainnya b) Pengembangan pemanfaatan kendaraan berbahan baker energi alternatif
9
c) Penerapan depletion premium untuk menjaga keberlanjutan pasokan d) Peningkatan pemanfaatan energi yang ramah lingkungan Strategi 4 : Menerapkan Prinsip-Prinsip Good Governance dan Transparansi, dengan upaya: a) Penerapan mekanisme open access pada infrastruktur energi b) Deregulasi ditingkat makro dan mikro (corporate) – Harmonisasi pengaturan panas bumi dengan ketenagalistrikan – Harmonisasi pengaturan pemanfaatan kawasan hutan untuk pertambangan dan energi c) Penetapan kelembagaan yang bertanggung jawab dalam pengaturan standarisasi dan spesifikasi produk-produk EBT dan pelaksanaan program kegiatan nuklir Strategi 5 : Mendorong Investasi Swasta bagi Pengembangan Energi, dengan upaya: a) Penerapan insentif ekonomi, baik dalam bentuk fiscal maupun non fiskal, khususnya untuk pasokan energi bagi kebutuhan domestik, pengembangan energi baru terbarukan dan peningkatan efisiensi energi b) Pemberian insentif ekonomi bagi investasi baru untuk pengembangan infrastruktur energi c) Pengembangan infrastruktur energi d) Pengembangan pasar domestic untuk energi alternatif, khususnya bio fuel Strategi 6 : Meningkatkan Pemberdayaan Masyarakat dalam Pengelolaan Pembangunan Energi yang Berkelanjutan, dengan upaya: a) Peningkatan kemampuan Nasional dalam pengembangan energi b) Penyelenggaraan sosialisasi energi alternative secara kontinyu c) Peningkatan peluang bisnis dan industri pabrikasi dengan focus sumber energi baru terbarukan d) Peningkatan kesadaran masyarakat dalam efisiensi energi
10
USULAN PROYEK-2 ENERGI JANGKA PENDEK & JANGKA MENENGAH PT REKAYASA INDUSTRI INDONESIA No. No.1
GOVERNMENT PROGRAM
PROJECT
(
Mendorong Peningkatan Efisiensi Enengi
No.3
No.4
COST (USD)
MAIN CONT- POTENTIAL RACTOR PARTNER
Due Date
GOI
KONEBA
REKAYASA
ASAP
GOI
KONEBA
REKAYASA
ASAP
FUNDING
RASIONALISASI HARGA BBM Pemberian Insentif Penyediaan Energi Alternatif, mis pencepatan depresiasi )
No.2
PROJECT ACTIVITY
PAPER WORK PAPER WORK
Studi untuk standardisasi Studi untuk standardisasi
PENERAPAN TAX ALLOWANCE Peningkatan pasokan energi bagi kebutuhan domestik
PAPER WORK
Studi untuk standardisasi
GOI
KONEBA / REKIND
REK / Foreign Co.
Pengembangan energi atternatif
PAPER WORK
Studi / Research
Private / Univ
Private / Univ, Industry etc
Private / Univ
ASAP
Industri, baik primer maupun sekunder: penerapan teknologi hemat energi dan manajemen energi
PAPER WORK
Konsultasi
GOI / Commercial
KONEBA
REKAYASA
ASAP
Rumah Tangga dan Komersial: penerapan peralatan hemat energi
PAPER WORK
Konsultasi / Campaign
GOI / Commercial
KONEBA
REKAYASA
ASAP
Transportasi: penerapan standar efisiensi bahan bakar
PAPER WORK
Studi / Research
GOI / Commercial
REKAYASA
GOI
ASAP
Pembangkit Listrik: penerapan teknologi hemat energi dan manajemen energi
PAPER WORK
Konsultasi / Studi / Research
GOI / Commercial
Private
REKAYASA
ASAP
PAPER WORK
Studi / Research
GOI / Commercial
Private
KONEBA
ASAP
PENERAPAN DEMAND SIDE MANAGEMENT
INTENSIFIKASI PENCARIAN SUMBER-SUMBER ENERGI BARU TERBARUKAN Survei potensi energi baru terbarukan
1
Pengembangan data base terbarukan
No.5
potensi energi baru
No.7
Private
KONEBA
ASAP
300 Mil
GOI / Commercial
REKAYASA
Private
ASAP
300 Mil
GOI / Commercial
REKAYASA
KONEBA
ASAP
20 Mil
GOI / Commercial
REK / Commercial
KONEBA (for Studi)
ASAP
Studi & Pelaksanaan
GOI / Commercial
REK / Commercial
KONEBA (for Studi)
ASAP
PAPER WORK
Studi & Pelaksanaan
GOI / Commercial
REK / Commercial
Private
ASAP
PAPER WORK
Studi & Pelaksanaan
GOI / Commercial
REK / Commercial
Private
ASAP
PAPER WORK
Studi & Pelaksanaan
GOI / Commercial
REK / Commercial
Private
ASAP
Studi / Research
PIPANISASI
Studi / Konsultasi Pipanisasi
Perbaikan dan pengembangan infrastruktur pasokan gas
PIPANISASI INFRA - TANK COMPRESSOR
Studi / Konsultasi Pipanisasi
Pengembangan pemanfaatan LPG untuk transportasi
Procurement BBG Equipment, Infrastruct - Gas Station,
Studi & Pelaksanaan
Pengembangan mekanisrne pendanaan Pemerintah / Pemerintah Daerah bagi penelitian dan pengembangan IPTEK energi
PAPER WORK
Komersialisasi IPTEK energi
PAPER WORK
a.
Pengembangan model skema bisnis
b.
Penerapan sistem insentlf finansial
PENGEMBANGAN STRATEGIS UNTUK DALAM NEGERI
CADANGAN KEAMANAN
ENERGI PASOKAN
Perbaikan dan pengembangan infrastruktur pasokan minyak bumi
No.6
GOI / Commercial
PAPER WORK
PENINGKATAN PEMANFAATAN GAS DI DALAM NEGERI
PENGEMBANGAN DAN KOMERSIALISASI IPTEK ENERGI
c. Pengembangan energi baru terbarukan dan teknologi energi efisien dalam kegiatan pengadaan yang menggunakan dana Pemerintah
2
No.8
RESTRUKTURISASI INDUSTRI ENERGI Penetapan aturan infrastruktur energi
No.9
mekanisme
open
access
Penyiapan 'Share' di Energy Industry
REK / Commercial
REK / Commercial
Private
ASAP
PERCEPATAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR ENERGI
PIPANISASI INFRA - TANK COMPRESSOR
EPCC
300 Mil
REK / Commercial
REKAYASA
Private
Studi ASAP
Infrastruktur batubara
Infrastructure pelabuhan
EPCC
50 Mil
REK / Commercial
REKAYASA
Private
Studi ASAP
3.
Infrastruktur listrik
PLTG, PLTGU, Construction Project
EPCC / Foreign Proc
300 Mil
REK / Commercial
REKAYASA
Private
Studi ASAP
4.
Infrastruktur BBM
Produksi BIODIESEL,Tanki Distr -BBM,
EPCC
5 Mil
REK / Banks / Commercial
REKAYASA
Private
Studi ASAP
BioDiesel / Gas Station
EPCC
5 Mil
REK / Banks / Commercial
REKAYASA
Private
Studi ASAP
1.
Infrastruktur gas
2.
5. Infrasturktur energi alternative BBM lainnya, termasuk BBG untuk sektor transportasi
No.10
PENANAMAN MODAL
SOSIALISASI Pengembangan forum dialog
PAPER WORK
Pelaksanaan
GOI / Commercial
KONEBA
COMMERCIAL
ASAP
Pengembangan community development pada lingkup nasional
PAPER WORK
Pelaksanaan
GOI / Commercial
KONEBA
COMMERCIAL
ASAP
Pemanfaatan media massa (cetak dan elektronik)
PAPER WORK
Pelaksanaan
GOI / Commercial
KONEBA
COMMERCIAL
ASAP
Percontohan
Pelaksanaan
GOI / Commercial
REK / Commercial
PRIVATE
ASAP
Penggunaan BBG dan BXX operasional dilingkungan DESDM
pada
kendaraan
3
Penyediaan fasilitas bimbingan teknis bagi masyarakat, pengusaha dan industri dalam hal pemanfaatan energi baru terbarukan dan teknologi energi yang efisien
No.11
No.12
1.
Pabrikasi teknologi energi dalam negeri
BIODISEL- Fr End to End
EPCC
2.
Jasa rekayasa energi dalam negeri
BIODISEL- Fr End to End
EPCC / Konsultasi
PENINGKATAN KEMAMPUAN DALAM PENGUSAHAAN ENERGI
REK / Commercial
PRIVATE
ASAP
10 Mil
GOI / Banks / Commercial
REKAYASA
PRIVATE
Studi ASAP
5 Mil
GOI / Banks / Commercial
REKAYASA
KONEBA
Studi ASAP
MASYARAKAT
Pelatihan
Studi & Pelaksanaan
GOI / Commercial
REK / Univ / Commercial
PRIVATE
ASAP
PAPER WORK
Studi & Pelaksanaan
GOI / Commercial
KONEBA / GOI
University / Private R & D
ASAP
Sertifikasi personil
PAPER WORK
Studi & Pelaksanaan
GOI / Commercial
KONEBA
University / Private
ASAP
Standar kompetensi
PAPER WORK
Studi & Pelaksanaan
GOI / Commercial
KONEBA
University / Private
ASAP
Kode etik profesi
PAPER WORK
Studi & Pelaksanaan
GOI / Commercial
KONEBA
University / Private
ASAP
Penetapan spesifikasi dan standar komoditi EBT
Note :
GOI / Commercial
Studi & Pelaksanaan
PENGEMBANGAN INDUSTRI DAN JASA ENERGI DALAM NEGERI
Pengembangan teknologi dan sumber daya manusia energi
No.13
PAPER WORK
PENGEMBANGAN KEMAMPUAN SUMBERDAYA MANUSIA NASIONAL
Dapat dimulai SEGERA
GOI ; Government of Indonesia Foreign; Dana LN, Banks, Private Entity
Mulai dilakukan Studi dan Persiapan
Rek ; Rekayasa Industri Private ; Free entity
4
OIL CONSUMPTION BY SECTOR AND BIODIESEL PRODUCTION CAPACITY PLANNING Year
Industrial
%
Household
%
1975
14,919.8
22.55
27,683.6
41.83
1976
17,012.5
22.79
31,495.0
1977
20,101.0
24.52
1978
24,421.2
1979
Transportation
Ind + Transp
BIODIESEL
BIODIESEL
( 1 % x 000-Lt)
(2 % x 000-Lt)
70.92
184,410
368,820
128,638.0
72.10
204,534
409,069
189,256.8
137,771.9
72.80
219,057
438,115
48.10
205,580.8
151,685.0
73.78
241,179
482,358
103,830.1
48.07
215,977.4
160,980.8
74.54
255,959
511,919
24.18
116,280.8
49.90
232,745.5
176,386.8
75.79
280,455
560,910
59,089.9
23.64
126,773.3
50.71
250,004.0
190,914.1
76.36
303,553
607,107
62,693.0
22.08
152,944.5
53.86
283,986.2
221,293.2
77.92
351,856
703,712
%
%
TOTAL
23,573.6
35.62
66,177.0
38,493.4
58.17
42.19
21,348.0
35.01
69,855.5
38,360.5
54.91
33,881.9
40.38
28,589.2
34.50
82,572.1
48,690.2
58.97
25.77
37,709.4
39.79
32,645.0
34.44
94,775.6
57,066.2
60.21
28,530.9
26.40
43,258.3
40.02
36,291.6
33.58
108,080.8
64,822.5
59.98
1980
29,481.8
25.22
16,135.4
39.16
41,297.8
35.32
86,915.0
70,779.6
81.44
1981
33,725.1
26.15
49,532.8
38.42
45,670.0
35.42
128,927.9
79,395.1
61.58
1982
36,082.8
25.62
52,963.2
37.61
51,771.1
36.76
140,817.1
87,853.9
62.39
1983
35,341.1
25.49
50,405.1
36.36
52,898.0
38.15
138,644.2
88,239.1
63.64
1984
38,535.3
27.99
47,661.8
34.62
51,491.4
37.40
137,688.5
90,026.7
65.38
1985
36,111.2
25.75
45,289.2
33.55
53,575.4
39.69
134,975.8
89,686.6
66.45
1986
32,995.2
25.29
43,419.8
33.28
54,043.9
41.43
130,458.9
87,039.1
66.72
1987
32,429.8
24.15
43,478.3
32.38
58,380.2
43.47
134,288.3
90,810.0
67.62
1988
32,294.7
23.04
43,655.5
31.15
64,195.5
45.81
140,145.7
96,490.2
68.85
1989
34,545.2
23.18
45,059.5
30.23
69,451.0
46.59
149,055.7
103,996.2
69.77
1990
39,315.0
24.04
47,555.6
29.08
76,666.0
46.88
163,536.6
115,981.0
1991
42,943.2
24.07
49,786.4
27.90
85,694.8
48.03
178,424.4
1992
45,421.4
24.00
51,484.9
27.20
92,350.5
48.80
1993
52,796.4
25.68
53,895.8
26.22
98,888.6
1994
57,150.7
26.46
54,996.6
25.46
1995
60,106.0
25.92
56,358.7
1996
64,140.8
25.66
1997
68,348.7
24.07
5
1998
65,600.8
23.53
63,807.0
22.89
149,393.0
53.58
278,800.8
214,993.8
77.11
341,840
683,680
1999
74,014.7
24.73
73,714.8
24.63
151,543.2
50.54
299,272.7
225,557.9
75.37
358,637
717,274
2000
76,756.5
23.89
83,792.9
26.08
160,696.6
50.02
321,246.0
237,453.1
73.92
377,550
755,101
2001
77,894.0
24.34
76,998.1
24.06
155,094.3
51.59
309,986.4
232,988.3
75.16
370,451
740,903
2002
81,158.7
25.54
72,851.7
22.93
163,746.3
51.53
317,756.7
244,905.0
77.07
389,399
778,798
2003
70,421.9
21.35
73,612.6
22.32
185,788.7
56.33
329,823.2
256,210.6
77.68
407,375
814,750
Note :
1. BisoDiesel production predicted on 3% to 5% of Final Oil Production in Industrial & Transportation only 2. 1Barrel of Oil = 159 Liter of oil
Penentuan kapasitas pabrik BioDiesel. 1. Pasar ; Dalam Negeri atau bila harga International bagus dapat di ekspor. 2. Kapasitas pabrik yang menguntungkan dan sudah cooercial adalah produksi 10,000 liter per hari B100 3. Pasar ditujukan untuk kontrak jangka panjang dengan Industri / Transportasi 4. Keperluan konstruksi pabrik dapat dihitung sbb : a. 400,000,000 liter BioDiesel per tahun : 360 hari/tahun : 10,000 liter / hari produksi
= 110 BioDiesel plant dengan kapasitas 10 kL per hari, b. Yang kami harapkan dari Pemerintah adalah pengalihan subsidi minyak kepada Institusi dalam negeri yang mampu membangun kilang BioDiesel ( from end to end ) dengan kapasitas 2 x 10kl per hari. Budget yang diperlukan secara detail dapat kami berikan pada kesempatan lain. Secara garis besar Budget yang diperlukan kira-kira USD 20 juta per tahun ( dana ini didapatkan dari pengalihan dana subsidi BBM ) hanya
0.15% penggunaan subsidi BBM per tahun. 6