PIbM
USULAN PROGRAM IPTEKS BAGI MASYARAKAT (PIbM)
JUDUL PENGABDIAN PIbM Guru IPA SMP MuhammadiyahKota Malang
Oleh: Dr. Yuni Pantiwati, M.M., M.Pd., NIDN 0001066403, Ketua Husamah, S.Pd., NIDN 0718108501, Anggota Drs. Atok Miftachul Hudha, M.Pd., NIDN 0715096401, Anggota
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG MEI 2014 i
HALAMANPENGESAHAN JudulProgram : PIbM Guru IPA SMP Muhammadiyah Kota Malang Nama Mitra Program : SMPMuhammadiyah Kota Malang Ketua Tim Pengusul NamaLengkap : Dr. Yuni Pantiwati, MM., M.Pd. NIDN : 0001066403 JabatanFungsional : Lektor Kepala ProgramStudi : Pendidikan Biologi Perguruan Tinggi : Universitas Muhammadiyah Malang Bidang keahlian : Pendidikan, Evaluasi Alamatsurel(e-mail) :
[email protected] AnggotaTim Pengusul Jumlah Anggota : 2 orang Nama Anggota I/ Bidang Keahlian: Husamah, S.Pd/ Pendidikan, Pembelajaran Nama Anggota II/ Bidang Keahlian: Drs. Atok Miftachul Hudha, M.Pd./ Pendidikan, Pembelajaran Lokasi Kegiatan/Mitra Wilayah Mitra : Jl. Brigjen Slamet Riadi Klojen Kota : Malang Provinsi : Jawa Timur Jarak PT ke lokasi mitra : 10 km Luaran yang dihasilkan : Berkas Soal/Modul Jangka WaktuPelaksanaan : 8 bulan BiayaTotal : Rp 12.000.000. Sumber Dana :Blockgrant FKIP UMM
Mengetahui,Malang, 7 Mei 2014 Ketua Prodi Pendidikan Biologi Ketua,
(Dr. Yuni Pantiwati, MM., M.Pd.) (Dr. Yuni Pantiwati, MM., M.Pd.) NIP. 196406011990112001 NIP. 196406011990112001
Menyetujui, Dekan FKIP,
(Dr. Poncojari Wahyono, M.Kes) NIP. 19620112119002
ii
DAFTAR ISI Halaman Sampul ..................................................................................................... i Halaman Pengesahan .............................................................................................. ii Daftar Isi.................................................................................................................. iii Ringkasan ................................................................................................................ iv Bab I Pendahuluan .................................................................................................. 1 Bab II Target dan Luaran ........................................................................................ 4 Bab III Metode Pelaksanaan ................................................................................... 5 Bab IV Kelayakan Perguruan Tinggi ...................................................................... 8 Bab V Biaya dan Jadwal Kegiatan.......................................................................... 12 1. Anggaran Biaya........................................................................................... 12 2. Jadwal Kegiatan .......................................................................................... 13 Daftar Pustaka ......................................................................................................... 13 Lampiran-lampiran.................................................................................................. 15 Lampiran 1. Biodata Ketua dan Anggota Tim Pengusul ........................................ 15 Lampiran 2. Peta Lokasi Wilayah Mitra ................................................................. 27 Lampiran 3. Gambaran IPTEKS yang akan Ditransfer .......................................... 28
iii
RINGKASAN Guru IPA SMP Muhammadiyah Kota Malang telah memahami dan menyadari bahwa pendidikan sains memiliki peran yang penting dalam menyiapkan anak memasuki dunia kehidupannya.Pendidikan sains memiliki potensi yang besar dan peranan strategis dalam menyiapkan sumber daya manusia yang berkualitas untuk menghadapi era industrialisasi dan globalisasi. Potensi ini akan dapat terwujud jika pendidikan sains mampu melahirkan siswa yang cakap dalam bidangnya dan berhasil menumbuhkan kemampuan berpikir logis, berpikir kreatif, kemampuan memecahkan masalah, bersifat kritis, menguasai teknologi serta adaptif terhadap perubahan dan perkembangan zaman. Proses pendidikan sains diharapkan mampu membentuk manusia yang melek sains (literasi sains) dan teknologi seutuhnya. Namun demikian, karena belum adanya pembinaan guru-guru IPA terkait dengan literasi sain oleh sekolah, Diknas Kota Malang, atau pun Majlis Dikdasmen PDM Kota Malang maka sampai saat ini guru belum memiliki kompetensi terkait hal tersebut. Pihak sekolah, guru IPA SMP Muhammadiyah Kota Malang dan tim PIbM telah sepakat bahwa permasalahan yang perlu mendapat prioritas untuk diselesaikan adalah terkait dengan literasi sains. Secara lebih lengkap, sekolah dan guru IPA mengharapkan adanya transfer informasi dan pemahaman dari tim PIbM terkait dengan hal-hal berikut. (1) Konsep dasar literasi sains. (2) Hakikat asesmen serta penyusunan/pengembangannya. (3) Dasar-dasar penyusunan/pengemba ngan asesmen berbasis literasi sains. (4) Kumpulan asesmen berbasis literasi sains. Target luaran PIbM Guru IPA SMP Muhammadiyah Kota Malang adalah produk dan jasa dengan perincian sebagai berikut. (1) Konsep Dasar Literasi Sains (Produk Modul/Handout dan jasa/peningkatan kompetensi guru). (2) Hakikat asesmen serta penyusunan/pengembangannya (Produk Modul/Handout dan jasa/peningkatan kompetensi guru). (3) Dasar-dasar penyusunan/pengemba ngan asesmen berbasis literasi sains (Produk Modul/Handout dan jasa/peningkatan kompetensi guru). (4) Kumpulan asesmen berbasis literasi sains (Produk paket soal). (5) Produk laporan dan publikasi. Metode pelaksanaan yang mengacu kepada analisis situasi program-program yang disepakati bersama dengan guru IPA SMP Muhammadiyah Kota Malang adalah diskusi, sosialisasi, pelatihan, workshop dan praktek langsung.
iv
BAB I PENDAHULUAN 1. Permasalahan-permasalahan di SMP Muhammadiyah Malang Tim PIbM telah melakukan diskusi dan observasi
di Sekolah Menengah
Pertama (SMP) Muhammadiyah Kota Malang yang beralamat di Jl. Brigjen Slamet Riadi nomor 154 Kota Malang. Alasan pemilihan sekolah ini karena berbagai alasan yang menguatkan, sebagai berikut. (1) SMP Muhammadiyah 1 Malang memiliki reputasi yang baik yaitu menjadi Pilot Project KPK untuk mencoba penerapan Pendidikan Anti
Korupsi melalui kantin kejujuran. (2) SMP Muhammadiyah 1
Malang merupakan SMPM pertama dan tertua di Kota Malang bahkan Malang Raya. SMP Muhammadiyah 1 Malang didirikan pada tanggal 17 Agustus 1946 oleh KH. M. Bedjo Dermoleksono, Djoko Rahardjo, Surawiyana dan Abdul Rahman. (3) Saat ini, di bawah kepemimpinan ibu Dra. Rukiyani Lulik Hartatik, MK. Pd, sekolah SMPM 1 Malang berstatus sebagai sekolah yang “terakreditasi A” sekaligus sebagai salah satu sekolah SMP Muhammadiyah unggulan se jawa timur. (4) SMP Muhammadiyah 1 Malang didukung dengan 25 tenaga pendidik dan 4 karyawan. SMP Muhammadiyah 1 Malang bertekad untuk meletakkan dasar bagi siswa untuk berpengetahuan, berkeimanan, berkepribadian dan berketerampilan. Untuk menciptakan suasana pembelajaran yang menarik, sekolah SMP Muhammadiyah 1 Malang telah menerapkan model pembelajaran moving class dan membiasakan siswa untuk sholat dhuha serta mengaji al-Quran 15 menit pada jam pertama setiap pagi. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007 menegaskan bahwa standar kompetensi guru dikembangkan secara utuh dari empat kompetensi, yaitu kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional. Keempat kompetensi tersebut terintegrasi dalam kinerja guru, baik kinerja terkait dengan pembelajaran atau tidak. Kompetensi Pedagogik merupakan kompetensi khas, karena kompetensi ini membedakan guru dengan profesi lainnya.Keberhasilan proses dan hasil pembelajaran sangat ditentukan penguasaan guru dalam Kompetensi Pedagogik dan kompetensi profesional.Penigkatan kualitas pembelajaran dapat dilakukan melalui beberapa cara diantarnya studi lanjut, pelatihan, seminar, diskusi kelompok kecil atau melalui kegiatan MGMP dan lain-lain. Refleksi dalam pembelajaran diperlukan untuk meningkatkan kualitas proses dan hasil agar prestasi siswa mencapai target yang ditentukan.
1
Terkait dengan persiapan dan proses pembelajaram, meskipun telah jelas betapa pentingnya melakukan persiapan melalui pengembangan perangkat pembelajaran, masih banyak kendala yang dihadapi sekolah atau guru. Salah satu sekolah tersebut adalah SMP Muhammadiyah 1 Malang.Sekolah tersebut telah memiliki laboratorium IPA yang selama ini digunakan untuk praktikum biologi dan fisika siswa kelas VII sampai IX.Dari hasil observasi dan wawancara dengan guru biologi diperoleh informasi bahwa fasilitas laboratorium belum memadai, digunakan antara 2-4 X dalam 1 semester. Guru tidak sempat membuat rencana pembelajaran karena jam mengajar sangat padat. Hal ini terjadi karena guru biologi di SMP Muhammadiyah 1 Malang hanya 1 orang dan guru fisika hanya 1 orang dan berarti harus mengajar semua kelas (9 kelas). Sekolah tidak memiliki tenaga khusus untuk mengurus laboratorium, guru yang biasanya membimbing praktik di Laboratorium dan sekaligus menjadi laboran. Petunjuk praktikum dibuat oleh guru minimal 1 hari sebelum praktikum.dan metode yang dilakukan adalah eksperimen.Kegiatan praktikum dilakukan per kelompok untuk memfasilitasi siswa disiapkan alat peraga lama tersedia. Belum ada penambahan alat, bahan dan media baru karena terkendala dana. Kendala tersebut telah diatasi dan mendapat dari tim, dengan melakukan pengabdian beberapa tahun sebelumnya. Terpecahkannya masalah akan mendorong peningkatan kualitas pembelajaran yang dilakukan guru dan tentunya akan meningkatkan kualitas siswa, kualitas SMP Muhammadiyah 1 Malang dan kualitas pendidikan Persyarikatan Muhammadiyah umumnya. Oleh karena itu maka program pengabdian tentang pengembangan perangkat pembelajaran laboratorium untuk menunjang pelaksanaan kurikulum tingkat satuan pendidikan bagi guru-guru IPA Biologi SMP Muhammadiyah 1 Malang sangat penting dilaksanakan dan relevan pada saat itu. Hasil diskusi dan observasi di SMP Muhammadiyah 1 Kota Malang, saat ini proses belajar mengajar untuk mata pelajaran sains (IPA) masih cenderung terfokus pada guru, dan kurang berfokus pada peserta didik. Sebenarnya guru sudah berupaya untuk memperbaiki hal ini, namun karena beban kerja yang tinggi dan berbagai tuntutan manajemen sekolah maka hasilnya dirasa belum dirasa cukup.Akibatnya kegiatan
belajar
pembelajaran.Kata
mengajar
lebih
pembelajaran
menekankan dapat
2
diartikan
pada
pengajaran
sebagai
dari
perubahan
pada dalam
kemampuan, sikap atau prilaku peserta didik yang relatif permanen sebagai akibat dari pengalaman atau pelatihan.Perubahan kemampuan yang hanya berlangsung sekejap dan kemudian kembali ke prilaku semula menunjukan belum terjadi pembelajaran, walaupun mungkin terjadi pengajaran.Selain fokus kepada peserta didik pola pikir pembelajaran perlu diubah dari sekedar memahami konsep juga harus memiliki kemampuan untuk berbuat sesuatu dengan menggunakan konsep dan prinsip yang telah dikuasai.Terdapat sinyalemen, bahwa harapan tumbuhnya sifat kreatif dan antisipatif para guru sains dalam praktek pembelajaran untuk memaksimalkan peranan peserta didik dewasa ini masih belum optimal. Hal ini diduga sebagai salah satu faktor penyebab rendahnya kualitas dan kuantitas proses dan produk pembelajaran sains. Kualitas proses pembelajaran sains dewasa ini dapat dilihat dari kegiatan pembelajaran yang sifatnya reguler, karena pembelajaran sains didominasi oleh transmisi atau perpindahan pengetahuan dari guru kepada peserta didik. Terkait dengan proses pembelajaran IPAguru seringkali menemukan siswa kurang memahami konsep-konsep IPA secara mendalam padahal pemahaman konsepkonsep biologi sangat diperlukan dalam pengintegrasian alam dan teknologi hal ini mengkin saja disebabkan di dalam pembelajaran kurangnya keterlibatan siswa dan kurangnya penekanan guru terhadap keterkaitan antara konsep-konsep bilogi dan lingkungan riil. Selain itu proses pembelajaran siswa lebih menekankan hanya pada aspek pengetahuan dibandingkan dengan aspek pemahaman. Dalam proses pembelajaran siswa beranggapan biologi hanya terdiri atas kumpulan konsep teori dan hukum yang dipelajari hanya untuk menjawab soal ujian atau ulangan tanpa pernah memberikan makna untuk apa belajar. Demikian juga life skill yang dimilikinya kurang tertanam dalam diri siswa Sehingga dari proses belajar kurang dapat memberikan makna kepada siswa dalam kehidupannya. Terkait dengan tuntutan perkembangan zaman dan tuntutan dunia pendidikan saat ini, guru IPA SMP Muhammadiyah
Kota Malang juga sebenarnya telah
mendengar istilah literasi sains, akan tetapi hanya sebatas mendengar saja. Guru IPA belum memahami sebenarnya literasi sains. Terbatasnya pengetahuan dan pemahaman itu menyebabkan para guru sama sekali belum mengaitkan kegiatan pembelajaran yang dilakukan dengan tuntutan literasi sains.
3
Guru IPA SMP Muhammadiyah Kota Malang telah memahami dan menyadari bahwa pendidikan sains memiliki peran yang penting dalam menyiapkan anak memasuki dunia kehidupannya. Pendidikan sains memiliki potensi yang besar dan peranan strategis dalam menyiapkan sumber daya manusia yang berkualitas untuk menghadapi era industrialisasi dan globalisasi. Potensi ini akan dapat terwujud jika pendidikan sains mampu melahirkan siswa yang cakap dalam bidangnya dan berhasil menumbuhkan kemampuan berpikir logis, berpikir kreatif, kemampuan memecahkan masalah, bersifat kritis, menguasai teknologi serta adaptif terhadap perubahan dan perkembangan zaman. Dengan demikian proses pendidikan sains diharapkan mampu membentuk manusia yang melek sains (literasi sains) dan teknologi seutuhnya. Namun demikian, karena belum adanya pembinaan guru-guru IPA terkait dengan literasi sain oleh sekolah, Diknas Kota Malang, atau pun Majlis Dikdasmen PDM Kota Malang maka sampai saat ini guru belum memiliki kompetensi terkait hal tersebut.
2. Permasalahan prioritas yang disepakati untuk diselesaikan Pihak sekolah, guru IPA SMP Muhammadiyah 1 Kota Malang dan tim PIbM telah sepakat bahwa permasalahan yang perlu mendapat prioritas untuk diselesaikan adalah terkait dengan literasi sains. Secara lebih lengkap, sekolah dan guru IPA mengharapkan adanya transfer informasi dan pemahaman dari tim PIbM terkait dengan hal-hal berikut. (1) Konsep dasar literasi sains. (2) Hakikat asesmen serta penyusunan/pengembangannya. (3) Dasar-dasar penyusunan/pengemba ngan asesmen berbasis literasi sains. (4) Kumpulan asesmen berbasis literasi sains.
BAB II TARGET DAN LUARAN Target luaran PIbM Guru IPA SMP Muhammadiyah 1 Kota Malangadalah produk dan jasa dengan perincian sebagai berikut. 1. Handout dan peningkatan kompetensi guru terntang Konsep Dasar Literasi Sains 2. Handout dan peningkatan kemampuan hakikat asesmen serta penyusunan/pengembangannya 3. Handout dan peningkatn kemmpuan dasar-dasar penyusunan/pengembanganasesmen berbasis literasi sains 4. Kisi-kisi instrument penilaianberbasis literasi sains
4
5. Kumpulan soal literasi sains 6. Produk laporan
BAB III METODE PELAKSANAAN Metode pelaksanaan yang mengacu kepada analisis situasi program-program yang disepakati bersama dengan guru IPA SMP Muhammadiyah
Kota Malang
sebagaimana diuraikan pada Tabel 1.
Tabel 1 Metode Pelaksanaan PIbM 2014 No
Kegiatan
Metode
PIbM Guru IPA SMP 1 Muhammadiyah Kota Malang
1
6
Penyampain materi pengantar dan penyamaan persepsi Diskusi dan sharing pengalaman terkait dengan, a) Konsep Dasar Literasi Sains b) Hakikat asesmen serta penyusunannya. c) Dasar-dasar penyusunan asesmen berbasis literasi sains. Pendampingan penyusunan asesmen berbasis literasi sains Tahap 1 Pendampingan penyusunan asesmen berbasis literasi sains Tahap 2 Pendampingan penyusunan asesmen berbasis literasi sains Tahap 3 Diseminasi best practices
7 8
Rakor redesain dalam upaya peningkatan kinerja Monitoring dan evaluasi
2
3 4 5
Diskusi dan sosialisasi Diskusi, pelatihan, workshop
Praktek langsung dan diskusi Praktek langsung dan diskusi Praktek langsung dan diskusi Diskusi, pelatihan, workshop, praktek langsung Diskusi Diskusi
Gambaran secara lebih lengkap dan jelas terkait dengan literasi sains dilampirkan pada bagian akhir proposal ini. Namun demikian, pada bagian akan diuraikan sedikit informasi terait dengan literasi sains dan dasar pemikiran pentingnya literasi sains. Literasi sains adalah aspek pendidikan yang penting untuk memahami lingkungan, kesehatan, ekonomi dan masalah-masalah lainnya yang dihadapi oleh masyarakat modern yang hidup di alam ilmu pengetahuan dan teknologi. Hampir dapat dipastikan, kemampuan sains oleh para siswa mungkin akan memberikan implikasi bagi negara dan bangsa dalam pengembangan teknologi dan untuk 5
meningkatkan daya saing internasional pada umumnya. Sebaliknya, kekurangan siswa-siswa di sekolah dalam literasi sains akan berakibat buruk bagi masa depan mereka menghadapi persaingan hidup di masyarakat. Liliasari (2011) menjelaskan bahwa pendidikan sains bertanggungjawab atas pencapaian
literasi
sains
anak
bangsa,
karena
itu
perlu
ditingkatkan
kualitasnya.Peningkatan kualitas pendidikan sains dapat dilakukan melalui berpikir sains.Dimana berpikir sains dapat dikembangkan melalui kemampuan berpikir tingkat tinggi (expert thinking).Kemampuan berpikir tingkat tinggi ini dapat dijadikan pondasi untuk membentuk karakter bangsa. Dimana karakter seseorang anak bangsa yang mampu berpikir tingkat tinggi tidak akan mudah tertipu oleh isu- isu yang memancing konflik dimasyarakat. Misalnya seseorang yang berpikir tingkat tinggi akan mengerti tentang ciri- ciri makanan yang mengandung bahan berbahaya, mengerti tentang cara penyebaran wabah penyakit, serta mengerti cara penyebab bencana dan cara mengatasinya. Literasi sains didefinisikan dalam Program for International Student Assessment (PISA, 2009) sebagai pengetahuan sains seseorang, dan penggunaan pengetahuan itu, untuk mengidentifikasi pertanyaan, memperoleh pengetahuan baru, menjelaskan fenomena sains dan menarik kesimpulan tentang sains yang berhubungan dengan isu- isu; pemahaman tentang cirri karakteristik dari ilmu sebagai bentuk pengetahuan manusia dan penyelidikan; kesadaran bagaimana sains dan teknologi membentuk intelektual, lingkungan budaya; dan kesediaannya untuk terlibat dalam masalah yang terkait sains, serta dengan ide-ide pengetahuan tersebut bias menjadi warga negara yang tanggap. Literasi sains dianggap suatu hasil belajar kunci dalam pendidikan pada usia 15 tahun bagi semua siswa, karena anak usia 15 tahun sudah seyogyanya menentukan pilihan karier dan ikut serta mengambil peran dalam kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (Rahmawati, 2012). Pengukuran literasi sains penting untuk mengetahui sejauh mana pemahaman siswa terhadap pengetahuan sains, tetapi juga pemahaman terhadap berbagai aspek proses sains, serta kemampuan mengaplikasikan pengetahuan dan proses sains dalam situasi nyata. Pengukuran literasi sains pertama kali dilakukan pada tahun 2000 oleh PISA.PISA yang diteruskan secara berkala setiap 3 tahun. Hasil pengukuran literasi sains terakhir PISA pada tahun 2009 yang publikasikan oleh OECD (Organization For
6
Economic Cooperation and development) menunjukkan bahwa tingkat literasi sains siswa Indonesia masih rendah. Dimana Indonesia menduduki peringkat ke-66 dari 74 negara anggota OECD dengan scor rata-rata 383 (Amri dkk, 2013). Rendahnya
literasi
sains
bangsa
Indonesia
terindikasi
dalam
banyak
hal.Misalnya, Orang tetap menggunakan telepon genggam ketika terperangkap di lokasi yang diduga terdapat bom buku. Orang merasa aman berteduh di bawah pohon rindang ketika hujan berpetir atau bermain layang-layang di atas atap rumah ketika akan hujan. Seseorang pelajar mengambil layangan yang terpaut pada kabel listrik yang bertegangan tinggi sehingga tersetrum arus listrik.Seorang siswa membawa skala thermometer di dekat kipas angin.Masih banyak bukti-bukti lain yang dapat menjadi indikator rendahnya literasi sains di negara kita.Walau beberapa siswa Indonesia menjadi juara dalam olimpiade sains tetapi prestasi tersebut belum menjamin dikatakan sebagai negara yang melek sains. Hasil literasi sains yang dipublikasikan PISA mengungkapkan gambaran literasi siswa secara menyeluruh untuk rata-rata siswa Indonesia.Artinya hasil literasi sains dapat berbeda apabila dilakukan tes pada ruang lingkup yang lebih kecil.Apalagi mengingat kurikulum yang dipakai di Indonesia saat ini dikembangkan dengan kondisi satuan pendidikan, potensi dan karakteristik daerah, serta sosial budaya masyarakat setempat dan peserta didik. Tentu juga akan memberikan pengaruh kepada aspekaspek belajar yang temasuk juga kemampuan literasi sains. Pengembangan alat ukur literasi sains juga dapat disesuaikan dengan mata pelajaran yang akan dilihat literasi sainsnya, sehingga hadirlah fisika literasi, kimia literasi, ataupun biologi literasi. Pengembangan alat ukur literasi dalam PISA 2009 menyangkut tiga aspek yaitu Aspek konten, aspeks konten, dan aspek konteks.Aspek konten sains merujuk pada konsep-konsep kunci dari sains yang diperlukan untuk memahami fenomena alam dan perubahan yang dilakukan terhadap alam melalui aktivitas manusia. Proses sains merujuk pada proses mental yang terlibat ketika menjawab suatu pertanyaan atau memecahkan masalah. Sedangkan aspek konteks sains merujuk pada situasi dalam kehidupan sehari- hari yang menjadi lahanbagi aplikasi proses dan pemahaman konsep sains (Amri dkk, 2013). Pengukuran literasi sains penting untuk mengetahui sejauh mana kemelekan siswa terhadap konsep- konsep sains yang telah dipelajarinya.Oleh karena itu
7
diperlukan suatu instrumen literasi sains.Walaupun Instrumen literasi sains sudah ada dan dapat diadopsi dari penelitian internasional seperti PISA.Namun, hasil literasi sains Indonesia dalam studi internasional berlaku secara umum. Mengingat keberagaman latar belakang siswa dan kurikulum dalam tingkat satuan pendidikan yang disesuaikan dengan daerah setempat serta spesifikasi pelajaran sains, maka perlu penyusunan/pengembangan instrument literasi sains untuk digunakan dalam ruang lingkup kecil pada pelajaran IPA di SMP Muhammadiyah 1 dan 2Kota Malang.
8
Pelatihan Penyusunan Instrumen Penilaian LIterasi Sains Tujuan: Merencanakan Instrumen Peniaian Literasi sains Kegiatan: 1. Melakukan kajian tentang konsep dasar penilaian Autentik dengan Literasi sains. 2. Melakukan kajian teknik penyusunan instrumen Penilaian Literasi sains 3. Latihan drafting instrumen penilaian literasi sains Hasil: Drafting instrumen Literasi sains Lokasi: SMM M 1
Pendampingan Penyusunan InstrumenLiterasi sains Tujuan: Menyusunan Instrumen Penilaian literasi sains Kegiatan: 1. Konsultasi draft instrumen Penilaian Literasi sains 2. Revisi draft instrumen Penilaian Literasi sains 3. Presentasi instrumen Penilaian Literasi sains Hasil: Instrumen Penilaian Literasi sains Lokasi: SMPM 1 dan 2
Pendampingan Pelaksanaan Uji Coba Instrumen Tujuan: Membimbing pelaknaan Kegiatan: 1. Mendampingi peserta dalam melaksanakan uji coba instrumen literasi sains (termasuk mengumpulkan data) dalam sistem kelompok. Seorang peserta bertugas melaksanakan uji coba dan peserta lain dalam kelompok sedang peserta lain berfungsi sebagai observer. Tim Ahli mendampingi sebanyak 2 kali. 2. Peserta dan Tim ahli bertemu mendiskusikan temuan sementara dan menyempurnakan instrumen literasi sains berdasarkan temuan yang ada. 3. Peserta melanjutkan uji coba instrumen dan mengambil data berdasarkan rencana yang sudah disempurnakan 4. Proses dilanjutkan sampai selesai. Hasil: Data-data uji coba instrumen literasi sains Lokasi: SMPM 1 dan 2
Pendampingan Penyusunan Laporan Tujuan: Membimbing penyusunan laporan uji coba instrumen literasi sains Kegiatan: 1. Membimbing peserta dalam merefleksikan apa yang bisa dipelajari dari draft instrumen yang sudah didapatkan, melihat pola, pengertian dan makna baru pembelajaran. 2. Membimbing peserta dalam memperbaiki instrumen hasil uji coba 3. Membimbing peserta dalam mempelajari bagaimana cara menyusun laporan hasil uji coba 4. Membimbing peserta dalam menyusun laporan uji coba nstrumen Hasil: Laporan penyusunan instrumen literasi sains Lokasi: SMPM 1 dan 2
Desiminasi Pengelolaan Penyusunan Instrumen Peilaian Literasi sains Tujuan: Mensosialisasikan pengalaman dan praktik baik pengelolaan Penyusunan enilaian Literasi sains Kegiatan: 1. Presentasi pengelolaan penyusunan instrumen penilaian literasi sains 2. Pengalaman dan praktik baik penyususnan instrumen 3. Sharing sebagai aktivitas refleksi pembelajaran Hasil: Peningkatan pemahaman penyusunan instrumen literasi sains Lokasi: SMPM 1
Gambar 1 Kerangka kerja IbM Pengelolaan Penyusunan Instrumen Literasi Sains diSMP Muhammadiyah Kota Malang
9
BAB IV KELAYAKAN PERGURUAN TINGGI 1. Kinerja FKIP dalam Pengabdian Kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang dilakukan oleh Program Stusi Pendidikan Biologi cukup produktif dan relevan dengan sasaran pengabdian. Kegiatan pengabdian pada tahun 2006-2007 mendapat dukungan pendanaan dari Perum Jasatirta I Malang. Pengabdian yang dilakukan bertema pendampingan masyarakat desa Sumberbrantas dalam melaksanakan konservasi sumberdaya air, Pada tahun 2008 program studi mendapat kepercayaan lagi untuk melakukan kegiatan pengabdian dengan tema pendampingan masyarakt Sumberbrantas dalam penyusunan rencana konservasi tanah dan air tingkat desa. Kepercayaan untuk mendampingi masyarakat semakin meluas dengan diperluasnya kerjasama dengan Balai Besar Wilayah Sungai Brantas (BBWS) di Surabaya. Bersama dengan BBWS, program studi diminta untuk mendampingi masyarakat desa Tawangsari Pujon Malang untuk menyusun Rencana Konservasi Tanah tingkat Desa (RKTD). Kualitas pengabdian masyarakat ini tercermin dari kinerja dan pengetahuan, sikap, dan ketrampilan hasil binaan yang semakin meningkat dalam konservasi. Sebagai contoh adalah semakin baiknya pelaksanaan pemeliharaan sumber air di kecamatan Bumiaji di Kota Batu. Kegiatan ini dilaksanakan sebagai bagian dari kerjasama Fakultas pertanian universitas Muhammadiyah Malang dengan Perusahaan Umum Jasatirta I yang berlangsung antara tahun 2006, 2007, 2008, dan 2009. Kegiatan tersebut difokuskan untuk membantu masyarakat memelihara sumberdaya air di lingkungannya dan pembuatan biogas dari kotoran sapi. Kegiatan pengabdian masyarakat didanai oleh Universitas dibawah koordinasi Direktorat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Muhammadiyah Malang (DPPM UMM). Pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat oleh dosen dilakukan dalam waktu insidental bersamaan dengan pelaksanaan kuliah kerja nyata (KKN/PPM). Kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang paling banyak dilakukan dosen adalah penyuluhan, baik dengan biaya mandiri, fakultas maupun LPM. Dana pengabdian dari DIKTI untuk pengabdian masih sangat sedikit yang memanfaatkan. Hasil dari pengabdian masyarakat belum banyak yang dipublikasikan baik pada jurnal nasional maupun internasional.
10
Direktorat
Penelitian
dan Pengabdian Kepada Masyarakat
Universitas
Muhammadiyah Malang (DPPM UMM) didirikan berdasarkan Peraturan Universitas Muhammadiyah Malang No. 1a Tanggal 23 Februari 2009. DPPM UMM merupakan penggabungan dari Lembaga Penelitian (SK Rektor UMM No. E.1/97/UM/1977) dan Lembaga Pengabdian Masyarakat (SK Rektor No. E.1/087/UM/1977). DPPM UMM adalah unsur pelaksana tugas dan fungsi di bidang penelitian dan pengabdian masyarakat yang berada di bawah rektor dengan fungsi koordinasi melalui Pembantu Rektor I, Pembantu Rektor II, dan Pembantu Rektor III. DPPM UMM dibentuk dengan tujuan “Mewujudkan perencanaan, pelaksanaan dan koordinasi kegiatan penelitian, penerapan dan pengembangan Ipteks di lingkungan Universi-tas Muhammadiyah Malang (UMM), baik dalam bentuk penelitian maupun pengabdian kepada masyarakat untuk kemakmuran bangsa”. Visi DPPM UMM adalah “Menjadi pusat penelitian, penerapan dan pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi serta seni yang terkemuka dalam rangka menegakkan nilai-nilai keislaman dan keilmuan bagi kepentingan masyarakat”. Kegiatan kemasyarakatan di DPPM UMM dilaksanakan melalui sumber pendanaan internal dan eksternal. Dana eksternal kegiatan kemasyarakatan, misalnya berasal dari CSR perusahaan swasta (PT. IPMOMI – Probolinggo, Yayasan Damandiri Jakarta), instansi pemerintah (Bappeda Kab. Nganjuk, Bappeda Kab. Malang, Diknas Propinsi Jatim, Dinas Pertanian Bondowoso), KKMB dengan BI (BI Jember, BI Kediri), dan kegiatan kemasyarakatan yang berasal dari dana Dit. Litabmas, Ditjen Dikti. Khusus kinerja kegiatan kemasyarakatandi DPPM UMM menunjukkan kecenderungan ke arah peningkatan sebagai-mana ditunjukkan pada Tabel 2.
Tabel 2. Kinerja kegiatan kemasyarakatan DPPM UMM dana Dit. Litabmas Skim Kegiatan Kemasyarakatan IbM IbIKK IbK IbW
Tahun 2010 5 3 2 1
2011 3 5 1 1
2012 6 6 1 –
11
2013 20 4 1 2
FKIP UMM memiliki reputasi yang sangat baik dalam pengabdian. Dosendosen FKIP UMM sangat aktif melakukan kegiatan pengabdian dengan dana yang bersumber dari DIKTI, DP2M UMM dan blockgrant fakultas. FKIP memiliki program blocgrant untuk penelitian dan pengabdian.Program ini secara merata diikuti oleh dosen-dosen di lingkungan FKIP UMM.Secara operasional, program pengabdian blockgrant pada masyarakat di lingkungan FKIP UMM dimaksudkan sebagai wahana untuk mendorong, menampung, dan mengelola kegiatan dosen FKIP dalam mewujudkan Tri Dharma Perguruan Tinggi. 2. Jenis Kepakaran yang Diperlukan Kualifikasi tim pelaksana dan relevansi skill tim sangat mendukung dalam pelaksanaan PIbM Guru IPA SMP 1Muhammadiyah Kota Malang. Ketua Tim (Dr.Yuni Pantiwati,MM, M.Pd) adalah seorang dosen yang telah lama bergelut dalam Pendidikan, khususnya dalam bidang evaluasi pendidikan dan pembelajaran, media, sumber belajar, literasi, penelitian tindakan kelas, dan pengembangan kurikulum. Ketua pelaksana telah beberapa kali melakukan penelitian dan pengabdian terkait dengan berbagai strata sasaran khususnya di sekolah-sekolah dasar dan menengah. Ketua Tim telah memiliki pengalaman pengabdian yang baik. Pengabdian kepada masyarakat, yang telah dlakukan diantaranya adalah 1) tahun 2009 melakukan pendampingan penguatan peran lembaga intra sekolah dalam pengelolaan lingkungan hidup di SMAN 9 Malang, 2) tahun tahun 2010 melakukan pendampingan di SDN Dinoyo 2 dengan tema pengembangan perangkat pembelajaran berbasis lingkungan hidup, dan 3) tahun 2011 melakukan pendampingan pengelolaan lingkungan sekolah sehat di Perguruan SD Muhammadiyah Dau Malang. Anggota pertama(Husamah, S.Pd.) adalah dosen muda yang sedang menyelesaikan pendidikan S2 bidang Pendidikan Biologiyang sekarang juga menekuni pendidikan. Ia telah beberapa kali melaksanakan pengabdian dalam bidang pendidikan seperti pengabdian pembinaan pengembangan laboratorium IPA, pengabdian pengembangan perangkat pembelajaran IPA guru SMP dan SMK, pengabdian pengembangan pembelajaran matematika realistik, pengabdian pengembangan perangkat pembelajaran karakter IPA, dan pengabdian pengembangan buku bilingual MIPA sekolah dasar Muhammadiyah Malang Raya. Pengabdian yang telah dilakukan bersumber dana dari DIKTI (IbM), UMM (PPMI), dan fakultas/FKIP (blockgrant).
12
Anggota kedua (Drs. Atok Miftachul Hudha, M.Pd) adalah dosen dan calon doktor bidang pendidikan biologi. Bersama dengan anggota pertama ia telah banyak melaksanakan pengabdian dalam bidang pendidikan seperti pengabdian pembinaan pengembangan laboratorium IPA, pengabdian pengembangan perangkat pembelajaran IPA guru SMP dan SMK, dan pengabdian pengembangan perangkat pembelajaran karakter IPA. Pengabdian yang telah dilakukan bersumber dana dari DIKTI (IbM), UMM (PPMI), dan fakultas/FKIP (blockgrant). Secara lebih ringkas,jenis kepakaran yang diperlukan dalam PIbM ditunjukkan pada Tabel 3. Tabel 3.Jenis Kepakaran yang Diperlukan dalam PIbM2014 Jenis Kepakaran
No
Nama
1
Dr. Yuni Pantiwati, MM, M.Pd.
Pembelajaran, evaluasi, bahan ajar dan media, pendidikan Biologi, dan kurikulum
2
Dra. Atok Miftachul Hudha, M.Pd.
Pendidikan Biologi, pembelajaran, pengembangan bahan ajar, pengembangan perangkat pembelajaran
Jabatan dalam Tim
Deskripsi Tugas
Ketua Tim Berkoordinasi bersama anggota tim, sekolah, guru, dan panitia blockgrant FKIP d dalam melaksanakan tahapan persiapan, perencanaan, implemantasi, monitoring, evaluasi dan pelaporan Melakukan komunikasi kemajuan pekerjaan dengan tim dan panitia blockgrant. Melakukan presentasi yang diselenggarakan oleh panitia blockgrant. untuk laporan monitoring dan laporan akhir dan menyusun jurnal untuk publikasi Anggota Melakukan koordinasi dengan tim pada tahapan persiapan, perencanaan, implemantasi, monitoring, evaluasi dan pelaporan Melaksanakan tahapan persiapan pelatihan, pendampingan dan pemberdayaan guru IPA SMP M 1 Kota Malang terkait dengan literasi sains dan pengembangan soal berbasis literasi sains. Melakukan pekerjaan tahapan survey, diskusi kelompok, penyusunan materi pelatihan dan produksi, monitoring, evaluasi dan pelaporan terkait dengan literasi sains dan pengembangan soal berbasis literasi sains. Menyiapkan bahan presentasi yang
13
3
Husamah, S.Pd.
Pendidikan Biologi, pembelajaran, pengembangan bahan ajar
diselenggarakan oleh panitiablockgrant dan untuk laporan monitoring dan laporan akhir dan menyusun jurnal untuk publikasi Melakukan koordinasi dengan tim pada tahapan persiapan, perencanaan, implemantasi, monitoring, evaluasi dan pelaporan Melaksanakan tahapan persiapan pelatihan, pendampingan dan pemberdayaan guru IPA SMP M 1 Kota Malang terkait dengan literasi sains dan pengembangan soal berbasis literasi sains. Melakukan pekerjaan tahapan survey, diskusi kelompok, penyusunan materi pelatihan dan produksi, monitoring, evaluasi dan pelaporan terkait dengan literasi sains dan pengembangan soal berbasis literasi sains. Menyiapkan bahan presentasi yang diselenggarakan oleh panitiablockgrant dan untuk laporan monitoring dan laporan akhir dan menyusun jurnal untuk publikasi
Anggota
BAB V BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN 1. Anggaran Biaya Tabel 4. Ringkasan Anggaran Biaya PIbM yang diajukan No 1 2 3 4
Jenis Pengeluaran Gaji dan upah Bahan habis pakai dan peralatan Perjalanan Lain-lain TOTAL
Biaya yang Diusulkan (Rp) 3.600.000 4.800.000 1.800.000 1.800.000 12.000.000
2. Jadwal Kegiatan Jadwal pelaksanaan kegiatan PIbM Guru IPA SMP 1 Muhammadiyah Kota Malang adalah sperti pada Tabel 5 berikut.
Tabel 5 Jadwal pelaksanaan kegiatan PIbM Guru IPA SMP 1 Muhammadiyah Kota Malang No
Kegiatan
Bulan Ke 14
1 2
3 4 5 6 7 8 9
PIbM Guru IPA SMP 1 Muhammadiyah Kota Malang Penyiapan alat, bahan, dan sarana pendukung Penyampain materi pengantar dan penyamaan persepsi Diskusi dan sharing pengalaman terkait dengan, d) Konsep Dasar Literasi Sains e) Hakikat asesmen dan evaluasi serta penyusunannya. f) Dasar-dasar penyusunan asesmen berbasis literasi sains. Pendampingan penyusunan asesmen l berbasis literasi sains Tahap 1 Pendampingan penyusunan asesmen berbasis literasi sains Tahap 2 Pendampingan penyusunan asesmen berbasis literasi sains Tahap 3 Deseminasi best practices(10 guru dari SMP M se-kota Malang) Rakor redesain dalam upaya peningkatan kinerja Monitoring dan evaluasi Penyusunan laporan
1
2
3
4
5
6
7
8
X X X X X X X X X X
X X X X X X X X X X X X X X
X
X
X X
DAFTAR PUSTAKA Amri, U., Yennita, Ma’ruf, Z. 2013. Pengembangan Instrumen Penilaian Literasi Sains Fisika Siswa Pada Aspek Konten, Proses, dan Konteks. Pekanbaru: Laboratorium Pendidikan Fisika, Jurusan PMIPA FKIP Universitas Riau, ARG. 2002. Assessment for Learning: 10 Principles. University of Cambridge: Assessment Reform Group. Carin,AA & R.B. Sund. 1989. Teaching Science Through Discovery (5`h ed) Columbus: Charles E. Merril, A. Bell & Howell. Dick, W. And Cary Lou. 1990. The Systematic Design of Instruction. 3rdEd. USA: Harper Collins Publisher Firman, H. 2007. Analisis Literasi Sains Berdasarkan Hasil PISA Nasional Tahun 2006. Jakarta: Pusat Penilaian Pendidikan Balitbang Depdiknas. Holbrook, J. (1998). “A Resource Book for Teacher of Science Subjects”.UNESCO.
15
Liliasari. 2011. Membangun Masyarakat Melek Sains Berkarakter Bangsa Melalui Pembelajaran. Makalah disampaikan pada seminar nasional UNNES 2011. O'Malley, J M & Pierce, L. V. 1996. Authentic assessment for English Language Learners: Practical approaches for teachers. freshNewYork: Addison-Wesley, pp. 268. Pantiwati, Yuni. 2006 Pengembangan Model Pembelajaran Sains Terpadu dengan Pendekatan Integratif dalam Meningkatkan PBM Sains. Laporan Penelitian Hibah Bersaing Pantiwati, Yuni. 2011. Pengaruh Jenis Asesmen Biologi dalam Pembelajaran TPS terhadap Kemampuan Kognitif, Kritis, dan Kreatif. Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Asesmen Otentik dalm Implementasi Pembelajaran Aktif dan Kreatif. Bandar Lampung, Januari, 29-30 2011. Pantiwati, Yuni. 2013. Profil Sistem Penilaian dalm Pembeljaran Biologi. Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Sains. Iperan Sains dalam Abad 21. Surabaya, Januari, 2013. Rahmawati, Dewi. 2012, Analisis Literasi Sains Siswa SMP Dalam Pembelajaran IPA Terpadu Pada Tema Penerapan Bioteknologi Konvensional. Skripsi tidak diterbitkan. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia. Rustaman, Nuryani; Harry Firman, dan Kardiawarman. Literasi Sains Anak Indonesia dalam PISA 2000. Laporan Studi PISA Puspendik Balitbang Depdiknas. Rustaman, et al,. 2004. Ringkasan Eksekutif : Analisa PISA Bidang Literasi Sains. Puspendik. Shwartz, Y. et al,. 2006. “The Use Of Scientific Literacy Taxonomy For Assessing The Development Of Chemical Literacy Among High-School Students”. Chemical Educational Research and Practice. 7. (4). 203-225 Wulan, A.R. 2009. Asesmen Literasi Sains. Makalah team Hibah Pasca sarjana. UPI; bandung. : http://www.unjabisnis.com/2010/06/kualitas-mengajar
LAMPIRAN 1
16
I. BIODATA KETUA PELAKSANA (Yuni Pantiwati) A. IDENTITAS PRIBADI a. Nama b. N I P c. NIDN d. NIRA e. f. g. h. i.
Tempat, tanggal lahir Pangkat / Golongan Jabatan Fungsional Jabatan Struktural Unit Keja
j. Bidang Keahlian k. Alamat Rumah . l. Telp rumah/HP m. Alamat Kantor n. Telp Kantor/Fax o. E-mail
: Dr. Yuni Pantiwati, MM,M.Pd : 19640601 199011 2 001/131926400 : 0001066403 :990827430615601270 (Asesor BKD Ilmu Pendidikan Biologi), : Jember, 1 Juni 1964 : Penata TK I / Iva (2008) : Lektor Kepala (2005) : : Pendidikan. Biologi / FKIP – UMM (Universitas Muhammadiyah Malang) : Doktor Pendidikan : Jl. Gajayana IA No. 729B Malang, : 0341-563602, HP 081 233 66947 : Jl Raya Tlogomas No. 246. Kampus III Universitas Muhammadiyah Malang, : 0341-464319, fax: 0341-460435 :
[email protected]
B. RIWAYAT PENDIDIKAN Perguruan Tinggi Universitas Negeri Jember Universitas Muhammadiyah Malang Universitas Negeri Malang Universitas Negeri Malang
Gelar Dra MM M.Pd Dr
Tahun Selesai 1989 1998 2003 2010
C. KEGIATAN PENELITIAN No Judul Karya Ilmiah Pengembangan Model Pembelajaran Sains Terpadu 1 “Triple Approach” dengan Pendekatan Integratif Pengembangan Model Pembelajaran Sains Terpadu “Triple Approach” dengan Pendekatan Integratif Model Nurturing Entrepreneurship Berbasis Gender 2 untuk pemberdyaan Perempuan Pelaku Industri Kreatif. Model Nurturing Entrepreneurship Berbasis Gender 3 untuk pemberdyaan Perempuan Pelaku Industri Kreatif. Pengembangan Model Pembelajaran Team Teaching 4 dan Guru tunggal pada Pembelajaran IPA Terpadu dalam Upaya Meningkatkan Profesional Guru IPA Penggunaan self assessment dalam pembelajaran aktif 5 untuk meningkatkan metakognitif dan pemahaman Pengembangan asesmen ipa terpadu berbasis literasi 6 sains Pengembangan Modul Evaluasi Pembelajaran SD 7
17
Bidang Studi Pendidikan Biologi Magister Managemen Magister Pendidikan Pendidikan Biologi
Keterangan 2007 (Hibah Tahap I) 2007 (Hibah Tahap II) 2010 (Hibah Tahap I)
2011(Hibah Tahap II)
2011-2012 (DPP-UMM)
2012-2013 (DIABERMUTU) 2012-2013 (blockgrand) 2013-2014 (DIA-
dengan Model Pembelajaran 7E Berbasis Kreativitas D. KEGIATAN DIKLAT No Kegiatan Pelatihan Penjaminan Mutu PT 1 Pelatihan Penulisan Artikel Ilmiah 2 Internasional Diklat Nasional Penulisan Jurnal Ilmiah 3 Diklat Nasional Pengelolaan Artikel 4 Ilmiah Pelatihan Penyusunan PTK 5 6 7 8 9 10 11 12 13
14 15 16 17 18
3
Keterangan Peserta (2008) Sertifikat omor: 035/LPPMUKP/X/2008 Sertifikat Nomor: 4201/H32/DT/2008 Sertifikat Nomor: 4202/H32/DT/2008
Sertifikat No. 462/Pel-PTK/FKIPUMM/V/2009 Peserta Sosialisasi Penilaian Beban Kerja Sertifikat:No. E.4.a/60/ BKMA-UMM/ Dosen VII/2010 Magang Implementasi Program DIA Surat Tugas o. E.2.e/851/FKIPBERMUTU UMM/VIII/2010 Pelatihan Applied Approach Surat Tugas. No. E.2.a/175/UMM/II/2011 Pelatihan dan PendampinganPeningkatan Surat Tugas. No. E.2.e/499/FKIPProfesi Guru UMM/IV/2011 Pelatihan Pendidikan dasar Luar Negeri Surat Tugas. No. E.2.b/507/BAABatch III UMM/VI/2011 Pelatihan Bahan Ajar Cetak (BAC) Surat Tugass Nomor: E.2e/767/FKIPUMM/VII/2012 Pelatihan Penyusunan LOM dan Surat Tugas Nomor: E.2e./956/FKIPPengembangan WEB UMM/IX/2012 Short Term Overseas Elementary Sertifikat. Columbus, Ohio, U.S.A. Education Training Progrm for December 10, 2011 BERMUTU di OSU (Ohio State University) Pelathan Penulisan Jurnal Ilmiah Sertifikat Nomor: 3014/E5.4/HP/2012 Nasional Sosialisasi Penyamaan Persepsi Penilian Sertifikat, SK Nomor: 037/K7 Kinerja Dosen di Kopertis Wilayah VII /KP/SK/2013 tanggal 4 April 2013 Pelatihan Penyususnan Kurikulum 2013 Sertifikat Nomor: E.5a/261a/Pendidikan untuk Pendidikan Menengah Biologi-FKIP/UMM/ X/ 2013 Pelatihan Penyususnan Kurikulum Sertifikat Nomor: 01/Pelatihan/DIA Berbasis Kompetensi KKNI-PGSD BERMUTU/PGSD-BIO/FKIP/X/2013 Pelatihan Penyususnan Kurikulum Sertifikat Nomor: 02/Pelatihan/DIA Berbasis Kompetensi KKNI-Pedidikan BERMUTU/PGSD-BIO/FKIP/X/2013 Biologi
E. KEGIATAN MENULIS ILMIAH No Kegiatan Menulis di Jurnal dengan judul “Integrasi 1 Asesmen Autentik dalam Pembelajaran”
2
BERMUTU)
Pendampingan Pengelolaan LH Berbasis Muatan Lokal di SDN Dinoyo 2 Kota Malang (PPMI-UMM) Menulis di Jurnal dengan judul “
18
Keterangan Jurnal Diges Pendidik Jilid 11, Bil. 2/2011. Kerjasama Universiti Sains Malaya (USM) dengan Univ. Pendidikan Bandung (UPI) Jurnal DEDIKASI, Vol 8 Mei 2011, ISSN:1693-3214 Jurnal Penelitian dan Pemikiran
4
5
6
7
Alternatif Pengembangan Profesi Guru IPA” Menulis di Jurnal Terakreditasi dengan judul “ Pengaruh Asesmen Biologi dalam PembeljaranThink Pair Share terhadap Kemampuan Kognitif Siswa Menulis di Jurnal Internasional dengan judul “ Passive Immunization of Anti bZP3 (Zona Pellucida 3) in Wistar Rat (Rattus novergicus) and`Mouse (Mus musculus) Hakekat Asesmen Autentik dan Penerapannya dalam Pembelajaran Biologi
Cooperative Learning STAD-PjBL: Motivation, Thinking Skills, and Learning Outcomes in Biology Students
Pendidikan (JP3) Nomor 2 Volume 1 Maret-September 2012 Jurnal Ilmu Pendidikan (JIP) Jilid 18, Nomor 2, Desember 2012, ISSN 012159643 Media Peternakan (Journal of Animal Science and Technology), EISSN 20874634. Med.Pet. Vol. 35 No. 3: 145-213. ISSN 0126-047 JEMS (Jurnal Edukasi Matematika dan Sains) Jurnal Fakultas MIPA Vol 1 No 1 th 2013 http://ikippgrimadiun.ac.id Internationa Journal of Education Learning & Development (IJELD). Volume 2 Nomor 1 Maret 2014
F. KEGIATAN ILMIAH LAINNYA Kegiatan Pengayaan Program Intensif Ristek Konvensyen pendidikan Nasional/ KONPEN (Malaysia) Temu Ilmiah dan Workshop Strategi Pembelajaran Lokakarya Pengayaan Proposal Penelitian Fundamental Lokakarya Nasional PG-PAUD Seminar Nasional PG_PAUD Pelatihan Penjaminan Mutu PT Pelatihan Penulisan Artikel Ilmiah Internasional Talk Show Perjuangan Perempuan Konvensi Nasional Pendidikan Indonesia (KONASPI) VI Pendampingan dan Pembimbingan Sekolah Kategori Mandiri (SKM) di SMA Pengembangan LKS Inovatif Pembelajaran berbasis lingkungan (Pengabdian) Workshop penyusunan RIP Seminar Regional Lokakarya Regional Jatim Bedah SKL – SD Lokakarya Pengayaan Proposal Penelitian Hibah Pelatihan Pembuatan Blog Staff UMM Bedah SKL Seminar Nasional Peningkatan Kompetensi Pedagogik Seminar Internasional, Bioteknologi Workshop Penelitian kebijakan Gender Kuliah Perdana FKIP-Biologi Kuliah Perdana FKIP-PGSD Workshop penulisan artikel internasional (Malaysia) Seminar Nasional Asesmen Pembelajaran Colloqeum dan seminar internasional Pembelajaran lingkungan dan pendidikan karakter
19
Keterangan Peserta- 2008 Pemateri-2008 Peserta-2008 Pemateri-2008 Peserta-2008 Peserta-2008 Peserta-2008 Peserta- 2008 Pemateri- 2008 Pemateri- 2008 Pendamping- 2008 Pendamping (2008) Pendamping (2009) Peserta 2009 Peserta 2009 Pemateri 2010 Pemateri-2010 Peserta 2010 Pemateri 2010 Pemateri 2010 Pemateri 2010 Peserta 2010 Pemateri 2010 Pemateri 2010 Peserta (2011) Pemateri (2011) Pemateri (2011) Pendamping (2011)
Shorterm di OSU Amerika Seminar di fakultas materi Pendidikan di Amerika Workshop Penyusunan proposal Pengabdian Masyarakat Pengabdian masyarakat di perguruan Muhammadiyah Pelatihan Penulisan Artikel Nasional Seminar Nasional Program Bermutu Seminar TEQIP (2012) –UM Ekspose Pengembangan Rencana penelitian Penyamaan Persepsi Calon Asesor Sertifikasi Dosen dan Beban Kerja Dosen Sosialisai Beban Kerja Dosen Seminar nasional Pendidikan Sains – UNESA Workshop Penelitian Eksternal- TA 2014
Peserta (Sept 2011Desember 2011) Pemakalah (2012) Peserta (2012) Anggota (2012) Peserta (2012) Pemakalah (2012) Pemakalah (2012) Peserta (2012) Peserta (2012) Peserta (2012) Pemakalah (2013) Peserta (2013)
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum.Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima risikonya.Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam pengajuan PIbM. Malang, 7 April 2014 Ketua Pengusul
Dr. Yuni Pantiwati, MM, M.Pd
II. BIODATA ANGGOTA 2 (Husamah) A. Identitas Diri 1 Nama Lengkap (dengan gelar) 2 Jabatan Fungsional 3 Jabatan Struktural 4 NIP/NIK/Identitas lainnya 5 NIDN 6 Tempat dan Tanggal Lahir 7 Alamat Rumah 8 9 10 11 12
Nomor Telepon/Faks/ HP Alamat Kantor Nomor Telepon/Faks Alamat e-mail Lulusan yang Telah Dihasilkan
13 Mata Kuliah yg Diampu
Husamah, S.Pd. L/P Tenaga Pengajar Dosen 10409070467 0718108501 Sumenep. 18 Oktober 1985 Perum IKIP Tegalgondo Asri Blok 2C No. 4 Karangploso Malang 0341.464318 ext 120/ 081216183817 Jl. Raya Tlogomas no.246 Malang (0341) 464318/(0341) 460782
[email protected] S-1= 0 orang 1. Belajar dan Pembelajaran 2. Pengantar Pendidikan 3. Biologi Umum
20
4. 5. 6. 7.
Ekologi Tumbuhan Ekologi Hewan Perkembangan Peserta Didik Bioteknologi
B. Riwayat Pendidikan Nama Perguruan Tinggi Bidang Ilmu Tahun Masuk-Lulus JudulSkripsi/Thesis/ Disertasi
Nama Pembimbing
S1 Univ. Muhammadiyah Malang Pendidikan Biologi 2004/2008 Inventarisasi Keanekaragaman, Struktur Komunitas, dan Pola Penyebaran Teripang (Holothuroidea) di Rataan Terumbu Pulau pageungan Kecil, Kecamatan Sapeken Kabupaten Sumenep Drs. Abdulkadir Rahardjanto, M.Si & Drs. Samsun Hadi, M.Si.
S2 Universitas Negeri Malang Pendidikan Biologi 2012/2014 Struktur Komunitas Collembola Tanah pada Tipe Habitat Hutan, Pertanian, dan Pemukiman Sepanjan Daerah Aliran Sungai Brantas Hulu Kota Batu sebagai Bahan Pengembangan Buku Pengayaan Ekologi Hewan Tanah di Perguruan Tinggi Dr. Fatchur Rohman, M.Si. Dr. Hedi Sutomo, SU.
C. Pengalaman Penelitian Dalam 5 Tahun Terakhir (Bukan Skripsi, Tesis, maupun Disertasi) Pendanaan No. Tahun Judul Penelitian Jml (Juta Sumber* Rp) 1 2010 Analisis Pemahaman Guru IPA SMP Muhammadiyah Se-Kota Malang Tentang Peranannya dalam PPI-UMM 4 Pembelajaran Pendidikan Karakter (KETUA) 2 Pengembangan Model Pembelajaran PBP-UMM 8 Tematik Sebagai Upaya Peningkatan 2011Mutu Pembelajaran di Kelas Rendah 2012 SD Muhammadiyah Kota dan Kabupaten Malang (ANGGOTA) 3 2011- Pengembangan E-Learning Ekologi TEACHING 2012 Tumbuhan untuk Meningkatkan Hasil GRANT DIABelajar dan Kompetensi Peserta Didik BERMUTU 20 (KETUA) BIOLOGI FKIP UMM 4 2012- Pengembangan Panduan Praktikum BLOCKGRAN 2013 Pencemaran Air Berbasis Anatomi 8 T FKIP UMM Ikan (ANGGOTA) 5 2013 Pengembangan model pendidikan karakter pada pembelajaran mipa melalui konsep integratif sebagai PHB DIKTI 50 upaya penguatan jatidiri siswa di SMP Muhammadiyah se-Malang (TAHUN 1, ANGGOTA) 6 2014 Pengembangan model pendidikan PHB DIKTI 50
21
karakter pada pembelajaran mipa melalui konsep integratif sebagai upaya penguatan jatidiri siswa di SMP Muhammadiyah se-Kota Malang (TAHUN 2, ANGGOTA) D. Pengalaman Pengabdian Kepada Masyarakat Dalam 5 Tahun Terakhir Pendanaan No. Tahun Judul Pengabdian Kepada Masyarakat Jml (Juta Rp) Sumber 1 2010 Pendampingan Pengembangan Perangkat Pembelajaran Laboratorium Untuk Menunjang Pelaksanaan Kurikulum PPMI UMM 9 Tingkat Satuan Pendidikan bagi Guru IPA Biologi SMP Muhammadiyah 1 Malang (ANGGOTA) 2 2011 Pendampingan Pengembangan Perangkat Pembelajaran Laboratorium Berkarakter Blockgrant 12 Bagi Guru IPA SMK Muhammadiyah FKIP UMM Kabupaten Malang (ANGGOTA) 3 2011- Pendampingan Pengembangan 2012 Pembelajaran Matematika Realistik PPMI-UMM 9 Indonesia (PMRI) bagi Guru SD Kelas Bawah Se-Malang Raya (ANGGOTA) 4 2012- Ibm Guru MIPA Billingual SD IbM DIKTI 30 2013 Muhammadiyah (ANGGOTA) E. Pengalaman Penulisan Artikel Ilmiah Dalam Jurnal Dalam 5 Tahun Terakhir No Judul Artikel Ilmiah Volume/ Nomor/Tahun Nama Jurnal Eksplorasi Teripang (Holothuroidea) (Volume IX nomor 1 SINAPS (Jurnal Komersil di Rataan Terumbu Pulau Januari-Juni 2010) Penelitian dan 1 pageungan Kecil, Kecamatan Pemikiran Sapeken Kabupaten Sumenep Biologi) Orang Miskin di Negeri Kaya (Kado 41/ThXXII/MeiBestari 2 Untuk Presiden Terpilih) Agustus 2009 Mengusung Kembali Khazanah 42/ThXXII/SeptemberBestari 3 Identitas Budaya Bangsa Desember 2009 Optimalisasi Penerapan Pendidikan Volume I Nomor 1 / Jurnal Penelitian Karakter Di Sekolah Menengah September 2011 dan Pemikiran 4 Berbasis Keterampilan Proses: Pendidikan (JP3) Sebuah Perspektif Guru IPA-Biologi Pendampingan Pengembangan Volume 8, Mei 2012 Jurnal Dedikasi Perangkat Pembelajaran (Jurnal Hasil 5 Laboratorium untuk menunjang Pengabdian) pelaksanaan Bagi Guru IPA Biologi SMP Muhammadiyah 1 Malang Model Pembelajaran Pendidikan Volume I Nomor 1 / Jurnal Pemikiran Karakter pada Pembelajaran Tematik April 2013 dan 6 di SD Muhammadiyah 9 Kota Pengembangan Malang SD (JP2SD) Cooperative Learning STAD-PjBL: Volume 2 Nomor 1 Internationa 7 Motivation, Thinking Skills, and Maret 2014 Journal of Learning Outcomesin Biology Education
22
Students
Learning & Development (IJELD)
F. Pengalaman Penyampaian Makalah Secara Oral Pada Pertemuan / Seminar Ilmiah Dalam 5 Tahun Terakhir Nama Pertemuan No Judul Artikel Ilmiah Waktu dan Tempat Ilmiah / Seminar 1 Seminar Nasional Me-refresh Pemahaman Bijak 15 Juni 2010 LP3A – LP3A UMM Pemeluk Agama dan Dunia Dome Universitas tentang HIV/AIDS Pendidikan tentang HIV/AIDS: Muhammadiyah Malang Perempuan dan Tinjauan Islam dan Pendidikan Anak menuju Anti Stigma dan Diskriminasi. 2 International Development of Integrated 18-19 Mei 2011-FKIP Seminar & 3rd Character Education in Junior Dome Theatre Universitas Colloqium High School: Efforts to Develop Muhammadiyah Malang Next Generation Indonesia Dignity 3 Seminar Nasional Efek Paparan Bahan Kimia 15 Mei 2011-UNAIR Kimia Berbahaya Pada Gangguan Surabaya Sistem Endokrin (Terutama Hormon Estrogen): Mekanisme Dan Perannya Pada Gangguan Metabolik 4 Seminar Hasil Peningkatan Motivasi Belajar, 25 Desember 2013, Lesson Study Kemampuan Berpikir, JMIPA FKIP UMM Tahun III Kesadaran Metakognitif dan Hasil Belajar Mahasiswa Melalui Penerapan Cooperative Learning STAD Terintegrasi pada PjBL dengan Tugas Menulis Jurnal Belajar (LS pada Matakuliah SBMP, Pendidikan Biologi UMM) 5 Round Table Blended Learning; Upaya 12 Desember 2013, FKIP Discussion Refleksi Menyiapkan Calon Sarjana UMM di Aula BAU Pendidikan Akhir Pendidikan Biologi Berkarakter UMM, Tahun 2013 dan Melek Teknologi di Era Globalisasi
G. Pengalaman Penulisan Buku dalam 5 Tahun Terakhir Jumlah No Judul Buku Tahun Halaman 1 Panduan Penulisan Skripsi 2009 83 2
Jurus Sakti Menjadi Juara Karya Ilmiah
2010
23
200
Penerbit Pusat Penerbitan Prodi Biologi UMM Interpre-Book Yogyakarta
3
Teacherpreneur
2011
200
4
2011
173
5
Jago Karya Ilmiah Remaja: KIR itu Selezat Ice Cream Kamus Penyakit Pada Manusia
2012
163
6
Kamus Pintar Biologi
2012
220
7
Modul PJJ Ekologi Tumbuhan
20122013
400
8
Outdoor Learning: Pembelajaran Luar Kelas Desain Pembelajaran Berbasis Pencapaian Kompetensi Pembelajaran Bauran (Blended Learning)
2013
200
Interpre-Book Yogyakarta Interpre-Book Yogyakarta Andi Publisher Yogyakarta Prodi Bio FKIP UMM & Penerbit Rizki Media Hibah PJJ Dikti & Prodi Pendidikan Biologi UMM Prestasi Pustaka Raya
2013
200
Prestasi Pustaka Raya
2014
250
Prestasi Pustaka Raya
9 10
G. Penghargaan yang Pernah Diraih dalam 10 tahun Terakhir (dari pemerintah, asosiasi atau institusi lainnya) No Jenis Penghargaan Institusi Pemberi Penghargaan Tahun 1 Juara III Lomba Karya Tulis Dinas Koperasi dan UKM Provinsi 2009 Perkoperasian Jawa Timur 2 Termasuk Dosen dengan BKMA UMM 2010/2 Pembelajaran Terbaik 011 Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum.Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima risikonya.Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam pengajuan PIbM. Malang, 7 Mei 2014 Anggota 1
Husamah, S.Pd
BIODATA ANGGOTA 2 (Atok Miftachul Hudha) A. Identitas Diri 1 Nama Lengkap (dengan gelar) Drs. Atok Miftachul Hudha, M.Pd. L/P 2 Jabatan Fungsional Lektor Kepala 3 Jabatan Struktural Kepala Biro Kemahasiswaan UMM
24
4 5 6 7
NIP/NIK/Identitas lainnya NIDN Tempat dan Tanggal Lahir Alamat Rumah
8 9 10 11 12
Nomor Telepon/Faks/ HP Alamat Kantor Nomor Telepon/Faks Alamat e-mail Lulusan yang Telah Dihasilkan
13 Mata Kuliah yg Diampu
104.88040080 0715096401 Malang, 15 September 1964 Jl. Sarimun RT. 03 RW.03 Desa Beji Kecamatan JunrejoKota Batu -/ 081334526279 Jl. Raya Tlogomas no.246 Malang (0341) 464318/(0341) 460782
[email protected] S-1= 1000 orang; S-2= 5 Orang; S-3= Orang 1. Invertebrata 2. Vertebrata
B. Riwayat Pendidikan Nama Perguruan Tinggi Bidang Ilmu Tahun Masuk-Lulus JudulSkripsi/Thesis/Dis ertasi
Nama Pembimbing/Promotor
S1 Univ. Muhammadiyah Malang Pendidikan Biologi 1983/1989 Pengaruh Penggunaan Media Praktikum Limbah Rumah Tangga Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Difusi Osmosis Siswa SMP Islam Karangploso Malang
Drs. Noviar Darkuni
S2 IKIP Malang Pendidikan Biologi /1994 Pengaruh Toksisitas Dharmabas 500 EC dan Dharmafur 3G Terhadap Kematian Berudu Katak Lembu (Rana catesbiana, Shaw) Sebagai Materi Dalam Pengajaran Ekologi 1. Prof. Drs. H. Widodo 2. Prof. Ir. Radyastuti Winarno
S3 -
-
C. Pengalaman Penelitian Dalam 5 Tahun Terakhir (Bukan Skripsi, Tesis, maupun Disertasi) Pendanaan No. Tahun Judul Penelitian Sumber* Jml (Juta Rp) 1 2006 Pengembangan Model Dana Hibah Rp. 39.000.000 Pembelajaran Sains Terpadu DIKTI Dengan Pendekatan Integratif Dalam Upaya Meningkatkan PBM Sains 2 2007 Pengembangan Model Dana Hibah Rp. 39.000.000 Pembelajaran Vokasional di DIKTI SMA se Kota Batu 3 2008 Analisis Kemampuan Soft Skill Block Grand Rp. 7.000.000 Kader Kesehatan Desa Siaga di FIKES UMM Kota Batu 4 2009 Implementasi Pengelolaan Dana Block Rp. 7.000.000 Praktikum di Laboratorium Grand FKIP Biologi UMM UMM
25
D. Pengalaman Pengabdian Kepada Masyarakat Dalam 5 Tahun Terakhir Pendanaan Judul Pengabdian Kepada No. Tahun Masyarakat Sumber* Jml (Juta Rp) 1 2004Pembuatan Perencanaan 2005 evaluasi Portofolio dalam LPM-UMM 3 Kurikulum Berbasis Kompetensi 2 2009 Membangun Budaya Hidup Sehat Dan PPPK Pada Siswa Dana Blok Grand 4 SDN Se Desa Beji Kecamatan FIKES-UMM Junrejo Kota Batu 3 2010 Pendampingan Pengembangan 9 Perangkat Pembelajaran PPMI UMM Laboratorium Berbasis Karakter di SMP M 1 Malang. 4 2011 Pendampingan Pengembangan Perangkat Pembelajaran Blockgrant FKIP Laboratorium Berkarakter Bagi 12 UMM Guru IPA SMK Muhammadiyah Kabupaten Malang E. Pengalaman Penulisan Artikel Ilmiah Dalam Jurnal Dalam 5 Tahun Terakhir No. Judul Artikel Ilmiah Volume/ Nomor/Tahun Nama Jurnal 1 Mewujudkan Target MDGs Nomor 41/Th.XXII/Mei- Jurnal Bestari Pendidikan Untuk Kemajuan Agustus. 2009 Penerbit UMM Pendidikan Masa Datang 2 Regulasi Collaborative Nomor 40/Th. Jurnal Bestari Governance Menuju XXII/Januari-April 2009 Penerbit UMM Pendidikan Berkualitas
F. Pengalaman Penyampaian Makalah Secara Oral Pada Pertemuan / Seminar Ilmiah Dalam 5 Tahun Terakhir No Nama Pertemuan Judul Artikel Ilmiah Waktu dan Tempat Ilmiah / Seminar 1 Lokakarya Nasional Pengelolaan dan Pengembangan Tahun 2007 di PSIKInstitusi Pendidikan Ilmu FIKES Universitas Keperawatan Jenjang Strata 1 di Muhammadiyah Malang Lingkungan MuhammadiyahAisyiyah se Indonesia 2 Konferensi Kapita Selekta Desain 19 Desember 2008 di Nasional Instruksional Pembelajaran FIKES Universitas Diknakes Dalam Rangka Meraih Muhammadiyah Malang Program Hibah 3 Seminar The Correlation Between Tahun 2008 di International Consume High Salt Food With Universitas Blood High Pressure to Muhammadiyah Malang Hypertension Patient at Public Health Centre Bumiaji Batu 4. Lokakarya Nasional Pengelolaan Pembimbingan KTI Tahun 2008 di Dinas Program Pendidikan S-1 Kesehatan Prop. Jawa Keperawatan dan Kebidanan Timur
26
5.
Lokakarya Nasional
6.
Konferensi Nasional
7.
Workshop
8,
Konferensi Nasional
9.
Seminar Nasional
10.
Seminar Nasional
11
Seminar International
12
Workshop
13
Lokakarya Nasional
Peningkatan Kualitas Dosen di Lingkungan Institusi Pendidikan Keperawatan Re-edukasi Peran Lembaga Legislatif Mahasiswa Keguruan Dalam Menegakkan dan Melindungi Profesi HUkum Persiapan Memasuki Dunia Kerja Bagi Alumni PTS Mengantisipasi Masuknya Gerakan Radikal Raadikalisme di Lingkungan UMM Model pengelolaan dan pemanfaatan Rusunawa Di UMM Mengupas Tuntas Seputar AIDS/HIV dan Free seks serta keterlibatan Remaja di Dalamnya Human Resources Management Education (Teacher) Prime Based Service Membentuk Organisatoris Yang Memiliki Jiwa Militansi dan Istiqomah Peran IPTEKS Dalam Penguatan Kemandirian Ekonomi Masyarakat
Tahun 2009 di Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Timur Senat Mahasiswa FKIP Universitas Muhammadiyah Tahun 2009-Universitas Muhammadiyah Malang Tahun 2011 Wilayah III Malang Tahun Tahun 2009 Univ. Muhammadiyah Semarang 2011 FIKES Universitas Muhammadiyah Malang Tahun 2011 FKIP Universitas Muhammadiyah Malang Tahun 2011- Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Malang Tahun 2012 Dirjen Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat
G. Pengalaman Penulisan Buku dalam 5 Tahun Terakhir No 1 2 3 4 5
2008 2008 2008
Jumlah Halaman 70 75 70
Lab Biologi UMM Lab Biologi UMM Lemlit UMM
2010 2010
75 76
Lab Biologi UMM Lab Biologi UMM
Judul Buku Petunjuk Praktikum Invertebrata Petunjuk Praktikum Vertebrata Proceeding International Research Seminar and Exhibition Petunjuk Praktikum Invertebrata Petunjuk Praktikum Vertebrata
Tahun
Penerbit
H. Pengalaman Merumuskan Kebijakan Publik/Rekayasa Sosial Lainnya Dalam 5 Tahun Terakhir No.
1
2
3
Judul/Tema/Jenis Rekayasa Sosial Lainnya yang Telah Diterapkan Pola Sidang/Rapat Kelembagaan Desa Pola Pengangkatan dan Pemilihan Perangkat Desa Beji *(Kasun) Penyusunan Perangkat
Tahun 2006
2010
2011
27
Tempat Penerapan Desa Beji Kecamatan Junrejo Kota Batu Desa Beji Kecamatan Junrejo Kota Bagus SMK
Respons Masyarakat Baik Sekali
Sangat Bagus dan diterima Sangat Bagus
Pembelajaran berbasis Karakter
4
Muhammadiyah se Malang raya
Pola Pengangkatan dan Pemilihan Perangkat Desa Beji *(Kepala Urusan)
2012
Desa beji Kecamatan Junrejo Kota Batu
dan diaplikasikan untuk seharihari Sangat Bagus dan diterima
J. Penghargaan yang Pernah Diraih dalam 10 tahun Terakhir (dari pemerintah, asosiasi atau institusi lainnya) No Jenis Penghargaan Institusi Pemberi Penghargaan Tahun 1 Piagam KPU Pusat JKT 2004 2 Piagam Penghargaan Penguji Nasionl Direktur D-3 Keperawatan 2005 Hafsawaty 3 Piagam Penghargaan Penguji Nasional Direktur D-3 Keperawatan Univ. 2008 Muhammadiyah Jember 4 Piagam Penghargaan Penguji Nasional Direktur D-3 Keperawatan Panti 2008 Waluyo 5. Piagam Penghargaan Penguji Nasional Direktur Poltek dr. Soepraoen 2008 Malang 6. Piagam Penghargaan peserta collocium Dpanotiamekan FKIP UMM 2009 LPT Jarnag 7. Piagam Penghargaan Peningkatan Dekan FKIP UMM 2010 LPTK 8. Piagam Dosen Berprestasi dengan Badan Kendali Mutu Akademik 2011 Predikat BAIK SEKALI pada UMM pembelajaran semester ganjil 2011/2012
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum.Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai ketidak-sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima risikonya.Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam pengajuan PIbM. Malang, 7 Mei 2014 Anggota 2
(Drs. Atok Miftachul Hudha, M.Pd.) LAMPIRAN 2 PETA LOKASI PIbM
28
29
LAMPIRAN 3 GAMBARAN IPTEKS YANG AKAN DITRANSFER KEPADA GURU IPA SMP MUHAMMADIYAH 1 KOTA MALANG
ASESMEN LITERASI SAINS Konsep Asesmen Literasi Sains Asesmen literasi sains menilai pemahaman peserta didik terhadap hakekat sains sebagai produk (prinsip, teori, hukum-hukum sains) dan proses(penyelidikan ilmiah) serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari (Wulan, 2009:1). Sesuai dengan pandangan tersebut, penilaian literasi sains tidak semata-mataberupa pengukuran tingkat pemahaman terhadap pengetahuan sains, tetapijuga pemahaman terhadap berbagai aspek proses sains serta kemampuanmengaplikasikan pengetahuan dan proses sains dalam situasi nyata yang dihadapipeserta didik, baik sebagai individu, anggota masyarakat serta warga dunia (Firman, 2007:2; Wulan, 2009:1). Asesmen literasi sains tidak hanya berorientasipada penguasaan materi sains, akan tetapi juga pada penguasaan kecakapan hidup,kemampuan berpikir, dan kemampuan dalam melakukan proses-proses sains pada kehidupan nyata (Wulan, 2009:1). Asesmen literasi sains dapat difokuskan pada dua dimensi yaitu dimensikonten dan dimensi kognitif (Wulan, 2009:2).Dimensi konten dalam literasi sainsmeliputi materi yang terdapat dalam kurikulum dan materi yang bersifat lintaskurikulum dengan penekanan pada pemahaman konsep dan kemampuan untukmenggunakannya dalam kehidupan (Wulan, 2009:2). Dimensi kognitif meliputibeberapa kemampuan dalam: 1) menggunakan pengetahuan atau konsep-konsepsecara bermakna, 2) mengidentifikasi masalah, 3) menganalisis dan mengevaluasidata atau peristiwa, 4) merancang penyelidikan, 5) menggunakan danmemanipulasi alat, bahan atau prosedur; serta 6) memecahkan masalah dalam11rangka memahami fakta-fakta tentang alam dan perubahan yang terjadi dalamkehidupan (Wulan, 2009:2). Ditemukan beberapa cara dalam pembelajaran IPA, seperti diuraikan di bawah ini. Metode pembelajaran IPA dengan tetap memisahkan mata pelajaran Biologi dan Fisika.Pembagian materi: fisika 2 jam, biologi 2 jam. pemetaan materi fisika biologi, kimia, sesuai silabus, mengikuti kurikulum, penyampaian materi berdasarkan tema utama dalam satu semester dan dibuat berkesinambungan contoh pada semester sekarang “Pengamatan gejala alam-ciri-ciri MH- klasifikasi MH – gerak lurus – organisasi kehidupan – ekosistem – keanekaragaman MH – pengaruh kepadatan populasi terhadap lingk – pengelolaan lingk. Sesuai prota contoh semester 1 dominan materi fisika dan kimia, semester 2 materi biologi. Cara membagi sesuai kurikulum tetapi kadang melihat kondisi lain. Cara membagi materi dibuat separuh2 misal dalam satu semester ada fisika, biologi, kimia atau fisika , biologi saja. Cara membagi materi: 1) diajarkan sesuai urutan materi dan keterkaitan antara materi yang satu dengan materi berikutnya, sesuai SK dan KD. Klas IX smt 1 bio smt 2 fisika, kls VIII smt 1 bio smt 2 fisika. Tim Bio mengajar sesuai kewajiban di SK, demikian juga tim fisika. 2) sesuai bidang guru masing2 yaitu fisika dn biologi. 3) fisika 3 jam biologi 3 jam jadi total 6 jam, 4) fisika 4 jam biologi 4, 5) kelas 7 disampaikan satu guru “IPA TERPADU”, kelas 8 dan 9 dibagi menjadi fisika dan biologi diajar 2 guru, 6) fisika dan biologi yang diajarkan setiap semster, 7) bioloi 2 jam kimia 1 jam fisika 2 jam, 8) belum terpadu karena IPA terpadu memerlukan kurikulum khusus , 9) fisika da kimia 2 jam, biologi 2 jam, 10) materi kimi diajarkan guru fisika dan biologi guru fisika 30
konsep atom, ion, molekul dihub produk kimia sehari2, guru biologii bahan kimia dalam kehidupan sehari2 serta pengaruhnya pada tubuh manusia dan lingkungan, 11) materi kmia masuk dalam materi biologi dan diajarkan di smt 1, 12) materi kimia yang berhubungan dengan fisika diajarkan guru fisika , yg berhubungan dengan biologi diajarkan guru biologi. Model pembelajaran terpadu pada hakikatnya merupakan suatu model pembelajaran yang memungkinkan peserta didik baik secara individual maupun kelompok aktif mencari, menggali, dan menemukan konsep serta prinsip-prinsip secara holistik dan autentik (Depdikbud, 1996:3).Salah satu diantaranya adalahmemadukan Kompetensi Dasar.Melalui pembelajaran terpadu peserta didik dapat memperoleh pengalaman langsung, sehingga dapat menambah kekuatan untuk menerima, menyimpan, dan memproduksi kesan-kesan tentang hal-hal yang dipelajarinya.Dengan demikian, peserta didik terlatih untuk dapat menemukan sendiri berbagai konsep yang dipelajari. Makna terpadu dalam pembelajaran IPA adalah adanya keterkaitan antara berbagai aspek dan materi yang tertuang dalam Kompetensi Dasar IPA sehingga melahirkan sat atau beberapa tema pembelajaran. Pembelajaran terpadu juga dapat dikatakan pembelajaran yang memadukan materi beberapa mata pelajaran atau kajian ilmu dalam satu tema.Keterpaduan dalam pembelajaran IPA dimaksudkan agar pembelajaran IPA lebih bermakna, efektif, dan efisien. Pada pendekatan pembelajaran terpadu mata pelajaran IPA, perangkat pembelajaran disusun dari berbagai cabang ilmu dalam rumpun ilmu sosial. Pengembangan pembelajaran terpadu dapat mengambil suatu topik dari suatu cabang ilmu tertentu, kemudian dilengkapi, dibahas, diperluas, dan diperdalam dengan cabang-cabang ilmu yang lain. Tema dapat dikembangkan dari isu, peristiwa, dan permasalahan yang berkembang, contohnya banjir, pemukiman kumuh, potensi pariwisata, IPTEK, mobilitas sosial, modernisasi yang dibahas dari berbagai disiplin ilmu-ilmu sosial. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) di Sekolah Menengah Pertama ( SMP) pada kurikulum tahun 2013 terdapat beberapa perubahan diantara adalah konsep pembelajarannya dikembangkan sebagai mata pelajaran integrative science atau “IPATerpadu” bukan sebagai pendidikan disiplin ilmu. Konsep keterpaduan ini ditunjukkan dalam Kompetensi Inti ( KI) dan Kompetensi Dasar ( KD) pembelajaran IPA yakni di dalam satu KD sudah memadukan konsep-konsep IPA dari bidang ilmu biologi, fisika, dan ilmu pengetahuan bumi dan antariksa (IPBA). Pembelajaran IPA berorientasi pada kemampuan aplikatif, pengembangan kemampuan berpikir, kemampuan belajar, rasa ingin tahu, dan pengembangan sikap peduli dan bertanggung jawab terhadap lingkungan sosial dan alam.IPA juga ditujukan untuk pengenalan lingkungan biologi dan alam sekitarnya, serta pengenalan berbagai keunggulan wilayah Nusantara.Melalui pembelajaran IPA terpadu, peserta didik dapat memperoleh pengalaman langsung, sehingga dapat menambah kekuatan untuk menerima, menyimpan, dan menerapkan konsep yang telah dipelajarinya.Dengan demikian, peserta didik terlatih untuk dapat menemukan sendiri berbagai konsep yang dipelajari secara menyeluruh (holistik), bermakna, autentik dan aktif. Cara pengemasan pengalaman belajar yang dirancang guru sangat berpengaruh terhadap kebermaknaan pengalaman bagi para peserta didik. Pengalaman belajar yang lebih menunjukkan kaitan unsur-unsur konseptual akan menjadikan proses belajar lebih efektif. Kaitan konseptual yang dipelajari dengan sisi bidang kajian Ilmu
31
Pengetahuan Alam (IPA) yang relevan akan membentuk skema kognitif, sehingga anak memperoleh keutuhan dan kebulatan pengetahuan. Perolehan keutuhan belajar IPA, serta kebulatan pandangan tentang kehidupan, dunia nyata dan fenomena alam hanya dapat direfleksikan melalui pembelajaran terpadu. Pada Kurikulum 2013, KD mata pelajaran IPA sudah memadukan konsep dari aspek fisika, biologi kimia dan IPBA, tetapi tidak semua aspek dipadukan karena pada suatu topik IPA tidak semua aspek dapat dipadukan. Terdapat beberapa model yang potensial untuk diterapkan dalam pembelajaran IPA terpadu, diantaranya connected, webbed,shared, dan integrated. Empat model tersebut dipilih karena konsep-konsep dalam KD IPA memiliki karakteristik yang berbeda-beda, sehingga memerlukan model yang sesuai agar memberikan hasil keterpaduan yang optimal. Ada sejumlah konsep yang saling bertautan dalam suatu KD. Agar pembelajarannya menghasilkan kompetensi yang utuh, maka konsep-konsep tersebut harus dipertautkan (connected) dalam pembelajarannya. Pada model connected ini konsep pokok menjadi materi pembelajaran inti, sedangkan contoh atau terapan konsep yang dikaitkan berfungsi untuk memperkaya. Ada KD yang mengandung konsep saling berkaitan tetapi tidak beririsan.Untuk menghasilkan kompetensi yang utuh, konsep-konsep harus dikaitkan dengan suatu tema tertentu hingga menyerupai jaring laba-laba. Model semacam ini disebut webbed. Karena selalu memerlukan tema pengait, maka model webbed lazim disebut model tematik. Ada sejumlah KD yang mengandung konsep saling beririsan/tumpang tindih, sehingga bila dibelajarkan secara terpisah-pisah menjadi tidak efisien. Konsep-konsep semacam ini memerlukan pembelajaran modelintegrated atau shared. Pada model integrated, materi pembelajaran dikemas dari konsep-konsep dalam KD yang sepenuhnya beririsan; sedangkan pada model shared, konsep-konsep dalam KD yang dibelajarkan tidak sepenuhnya beririsan, tetapi dimulai dari bagian yang beririsan. Empat model keterpaduan di atas dipilih karena konsep-konsep dalam KD IPA memiliki karakteristik yang berbeda-beda, sehingga memerlukan model yang sesuai agar memberikan hasil yang optimal. (Sumber: Implementasi Kur. 2013 Kemendikbud RI). Cara meinilai: tes, non tes, uji petik, kognitif, afektif, psikomotorik, penugasan, unjuk kerja, diskusi, prkatikum, observasi, masing-masing pengajar membuat penialaian sendiiri-sendiri, untuk nilai rapot digabung dan dibagi sehingga menjadi nilai IPA. Landasan Penilaian UU No 20 Tahun 2003 PP No 32 Tahun 2013 Permendikbud No 54 Tahun 2013 Permendikbud No 64 Tahun 2013 Permendikbud No 65 Tahun 2013 Permendikbud No 66 Tahun 2013 Permendikbud No 81 A Tahun 2013 , Lampiran IV Sosialisasi Proses dan Hasil Belajar Penilaian KTSP. Penilaian adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar Peserta Didik Penilaian merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis, dan menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar peserta didik yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan, sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam pengambilan keputusan Penilaian dapat dilakukan selama pembelajaran berlangsung (penilaian proses) dan setelah pembelajaran usai dilaksanakan (penilaian hasil/produk) Sosialisasi Proses dan Hasil Belajar Penilaian KTSP.
32
Prinsip dan Pendekatan Penilaian Prinsip: Sahih Objektif Adil Terpadu Ekonomis Transparan Menyeluruh dan kesinambungan Sistematis Akuntabel. Edukatif.Pendekatan penilaian yang digunakan adalah penilaian acuan kriteria (PAK) PAK merupakan penilaian pencapaian kompetensi yang didasarkan pada kriteria ketuntasan minimal (KKM).Karakteristik Penilaian Belajar Tuntas Otentik Berkesinambungan Berdasarkan Acuan Kriteria Menggunakan Teknik Penilaian Variasi Sosialisasi Proses dan Hasil Belajar Penilaian KTSP.Sistem Penilaian Kurikulum 2013 No Jenis Penilaian Pelaku Waktu 1 Penilaian otentik Guru Berkelanjutan 2 Penilaian diri Siswa Tiap kali sebelum ulangan harian. 3 Penilaian projek Guru tiap akhir bab atau tema pelajaran 4 Ulangan harian (dapat berbentuk penugasan) Guru terintegrasi dengan proses pembelajaran 5 Ulangan Tengah dan Akhir Semester Guru (di bawah koord. satuan pendidikan) Semesteran 6 Ujian Tingkat Kompetensi Sekolah (kisi-kisi dari Pemerintah) Tiap tingkat kompetensi yang tidak bersamaan dengan UN 7 Ujian Mutu Tingkat Kompetensi Pemerintah Tiap akhir tingkat kompetensi (yang bukan akhir jenjang sekolah) 8 Ujian Sekolah Sekolah (sesuai dengan peraturan) Akhir jenjang sekolah 9 Ujian Nasional sebagai Ujian Tingkat Kompetensi pada akhir jenjang satuan pendidikan. Pemerintah (sesuai dengan peraturan) Akhir jenjang sekolah Sosialisasi Proses dan Hasil Belajar Penilaian KTSP. Sistem Penilaian Kurikulum 2013 1. Penilaian Otentik Waktu: terus menerus 2. Penilaian Projek Waktu: Akhir Bab/Tema 3. Ulangan Harian Waktu: Sesuai rencana 4. UTS/UAS Waktu: Semesteran 1. Ujian Tingkat Kompetensi (yang bukan UN) Waktu: Tiap tingkat kompetensi 2. Ujian Sekolah Waktu: Akhir jenjang sekolah Guru Pemerintah 1. Ujian Tingkat Kompetensi (UN) Waktu: Akhir jenjang sekolah 2. Ujian mutu Tingkat Kompetensi Waktu: Tiap akhir tingkat kompetensi Sosialisasi Proses dan Hasil Belajar Penilaian KTSP Sekolah Siswa Penilaian Diri Waktu: Sebelum ulangan harian. Ruang Lingkup Penilaian yaitu Tes Tulis, Tes Lisan, Penugasan, Observasi, Penilaian diri, Peni.antarpeserta didik, Jurnal Sikap Pengetahuan Keterampilan , Tes Praktek, Projek Portofolio Sosialisasi Proses dan Hasil Belajar Penilaian KTSP. Penilaian Proses dan Kompetensi secara utuh Sosialisasi Proses dan Hasil Belajar Penilaian..Penilaian Proses Hasil Selama Pembelajaran Setelah Pembelajaran Informal Komentar guru terhadap jawaban/pertanyaan/kom entar siswa Sosialisasi Proses dan Hasil Belajar Penilaian KTSP Formal Kegiatan yg disusun secara sistematis dengan tujuan untuk membuat simpulan tentang kemajuan peserta didik. Teknik dan Instrumen Penilaian Kompetensi Teknik Observasi (langsung atau tidak langsung) Proses Hasil Penilaian teman sejawat Sikap Penilaian Diri, Jurnal, Tes Tulis Pengetahuan, Tes Lisan, Penugasan, Tes Praktik, Projek, Portofolio Ketrampilan. Teknik dan Instrumen Penilaian Kompetensi Teknik Bentuk Instrumen Observasi (langsung atau Pedoman observasi tidak langsung) Daftar cek dan skala penilaian disertai rubrik Lembar Penilaian Diri Penilaian Antarpeserta didik Lembar Penilaian Antarpeserta didik Jurnal Sikap Penilaian Diri Lembar Jurnal Sosialisasi Proses dan Hasil Belajar Penilaian KTSP. Sikap yang dinilai Kompetensi Inti, Jujur Disiplin Tanggung Jawab Toleransi Gotong royong Santun Percaya Diri . Sumber belajar: belum memadai denan melalui pinjam ke sekolah terdekat, memenuhi solusi membuat program untuk sekolah, membuat alat peraga, browsing internet, satu buku 2 siswa. Buat simulasi. : buku perpustakaan, pegangan siswa, lingkungan, internet, menggunakan KIT IPA. Kesulitan: anak kurangg suka membaca, karena 1 mapel kesulitan, memahamkan penggunaan simbul dan rumus, sulit memahami siswa terutama pembelajaran klasikal
33
dan praktek, memilih metode karena kadang waktu yang telah diatur dalam promes masih kurang, materi reproduksi yaitu alat dan terjadinya pembuahan, mengajar bidang yang berbeda. Solusi kesulitan: pelatihan, menyederhanakan, mencoba metode yang sesuai, sering memberi latihan soal. Saran: diberikan jam tambahan 2 jm fisika 2 jm biologi 1 jmm kimia, perlu pembinaan terus menerus, kelengkapan sumber belajar, diadakan pelatihan. Mengajar sesuai keahlian yaitu fisika, biologi, kimia. Peran Kepsek/dinas/MGMP: sekolah: menggunakan media baru, melengkapi sapras, MGMP mencari narasumber,diskusi DINAS: workshop, lewat pengawas membimbing dan memotivasi, pengarahan. Pembelajaran IPA di sekolah sedang berusaha menggunakan pembelajaran bermakna dengan menerapkan metode dan strategi pembelajaran yang bervariasi. Ada dua guru IPA, yang satu alumni UMM Pendidikan Biologi (S1) dan S2 nya juga dari UMM yaitu dari MKPP, sedang guru yang satu alumni UM jurusan Fisika dan juga sudah S2 Pendidikan Fisika UM. Kedua guru tersebut sudah mumpuni untuk membelajarakan IPA di SMP. Namun perlu diingat, IPA di SMP seharusnya merupakan IPA Terpadu tetapi kedua guru bukan spesifikasi terpadu justru guru bdang studi.. Guru sebagai pengajar berperan dalam merencanakan dan melaksanakan pembelajaran. Oleh sebab itu guru dituntut untuk menguasai seperangkat pengetahuan dan keterampilan mengajar. Guru sebagai pembimbing diharapkan dapat memberikan bantuan kepada siswa dalam memecahkan masalah yang dihadapi. Peranan ini termasuk ke dalam aspek pendidik sebab tidak hanya menyampaikan ilmu pengetahuan, melainkan juga mendidik untuk mengalihkan nilai-nilai kehidupan.Hal tersebut menjelaskan bahwa tujuan pendidikan adalah sikap yang mengubah tingkah laku peserta menjadi lebih baik. Guru sebagai administrator kelas berperan dalam pengelolaan proses belajar mengajar di kelas. Guru memiliki peran yang sangat vital dan fundamental dalam membimbing, mengarahkan, dan mendidik siswa dalam proses pembelajaran (Davies dan Ellison, 1992). Karena peran mereka yang sangat penting itu, keberadaan guru bahkan tak tergantikan oleh siapapun atau apapun sekalipun dengan teknologi canggih.Alat dan media pendidikan, sarana prasarana, multimedia dan teknologi hanyalah media atau alat yang hanya digunakan sebagai teachers’ companion (sahabat – mitra guru). Guru memiliki peran yang amat penting, terutama sebagai agent of change melalui proses pembelajaran. Oleh karena itu, dengan adanya sertifikasi diharapkan guru agar dapat lebih berperan secara aktif, efektif dan profesional. Hal tersebut tentu saja tidak dapat dilakukan, ketika guru tidak memiliki beberapa persyaratan, antara lain keterampilan mengajar (teaching skills), berpengetahuan (knowledgeable), memiliki sikap profesional (good professional attitude), memilih, menciptakan dan menggunakan media (utilizing learning media), memilih metode mengajar yang sesuai, memanfaatkan teknologi (utilizing technology), mengembangakan dynamic curriculum, dan bisa memberikan contoh dan teladan yang baik (good practices) (Hartoyo dan Baedhowi, 2005). Kompetensi adalah kemampuan secara umum yang harus dikuasai lulusan (Mukminan, 2003 : 3). Menurut Hall dan Jones (Mukmina, 2003, 3) menyatakan kompetensi adalah pernyataan yang menggambarkan penampilan suatu kemampuan secara bulat yang merupakan perpaduan antara pengetahuan dari kemampuan yang dapat diamati dan diukur.Salah satu ciri sebagai profesi, guru harus memiliki kompetensi sebagaimana dituntut oleh disiplin ilmu pendidikan (pedagogi) yang harus dikuasainya.Dalam hal kompetensi ini, Direktorat Tenaga Kependidikan telah
34
memberi definisi kompetensi sebagai pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai yang direfleksikan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak. Hasil belajar siswa mata pelajaran IPA masih belum sesuai target walau guru sudah berupaya melakukan pembelajaran dengan metode yang bevariasi. Karakteristik siswa mempengaruhi hasil belajarnya, karakteristik yang mendukung akan berpengaruh positif terhadap hasil pembelajaran, sedangkan karakteristik yang tidak mendukung akan berpengaruh negatif terhadap hasil pembelajaran. Penyusunan/Pengembangan Instrumen Penilaian Berbasis Literasi Sains Hasil belajar (learning outcome) dalam sains (IPA) memiliki ciri-ciri melibatkan kemampuan (ability); bukan hasil sesaat (output); dijaring dengan berbagai cara (multi methods); lebih bertahan lama. Sedangkan hasil belajar dalam IPA meliputi pengetahuan tentang gejala alam; mengolah informasi berdasarkan fakta/bukti yang mendukung; kebiasaan berpikir; keterampilan dan sikap ilmiah (Stiggin, 1994: 12). Stiggins (1994: 23) menjelaskan ada 4 metode asesmen, yaituselected response, essay assessment, performance assessment dan personal communication, sedangkan lima target asesmen antara lain: pengetahuan (knowledge), penalaran (reasoning), keterampilan (skills), produk/karya (product), afektif (affective). PISA menetapkan tiga dimensi besar literasi sains dalam pengukurannya, yakni proses sains, konten sains, dan konteks aplikasi sains. Proses sains merujuk pada proses mental yang terlibat ketika menjawab suatu pertanyaan atau memecahkan masalah, seperti mengi-denifikasi dan menginterpretasi bukti serta menerangkan kesimpulan. Termasuk di dalamnya mengenal jenis pertanyaan yang dapat dan tidak dapat dijawab oleh sains, mengenal bukti apa yang diperlukan dalam suatu penyelidikan sains, serta mengenal kesimpulan yang sesuai dengan bukti yang ada. Konten sains merujuk pada konsep-konsep kunci yang diperlukan untuk memahami fenomena alam dan perubahan yang dilakukan terhadap alam melalui akitivitas manusia. Dalam kaitan ini PISA tidak secara khusus membatasi cakupan konten sains hanya pada pengetahuan yang menjadi materi kurikulum sains sekolah, namun termasuk pula pengetahuan yang dapat diperoleh melalui sumber-sumber lain. Konsep-konsep tersebut diambil dari bidang-bidang studi biologi, fisika, kimia, serta ilmu pengetahuan bumi dan antariksa, yang terkait pada tema-tema utama berikut: struktur dan sifat materi, perubahan atmosfer, perubahan fisis dan perubahan kimia, transformasi energi, gerak dan gaya, bentuk dan fungsi, biologi manusia, perubahan fisiologis, keragaman mahluk hidup, pengendalian genetik, ekosistem, bumi dan kedudukannya di alam semesta serta perubahan geologis. Proses sains merujuk pada proses mental yang terlibat ketika menjawab suatu pertanyaan atau memecahkan masalah, seperti mengidentifikasi dan menginterpretasi bukti serta menerangkan kesimpulan (Rustaman et al., 2004). PISA (2000) menetapkan lima komponen proses sains dalam penilaian literasi sains, yaitu: 1. Mengenal pertanyaan ilmiah, yaitu pertanyaan yang dapat diselidiki secara ilmiah, seperti mengidentifikasi pertanyaan yang dapat dijawab oleh sains. 2. Mengidentifikasi bukti yang diperlukan dalam penyelidikan ilmiah. Proses ini melibatkan identifikasi atau pengajuan bukti yang diperlukan untuk menjawab pertanyaan dalam suatu penyelidikan sains, atau prosedur yang diperlukan untuk memperoleh bukti itu.
35
3. Menarik dan mengevaluasi kesimpulan. Proses ini melibatkan kemampuan menghubungkan kesimpulan dengan bukti yang mendasari atau seharusnya mendasari kesimpulan itu. 4. Mengkomunikasikan kesimpulan yang valid, yakni mengungkapkan secara tepat kesimpulan yang dapat ditarik dari bukti yang tersedia. 5. Mendemonstrasikan pemahaman terhadap konsep-konsep sains, yakni kemampuan menggunakan konsep-konsep dalam situasi yang berbeda dari apa yang telah dipelajarinya. Dari hasil akhir proses sains ini, siswa diharapkan dapat menggunakan konsepkonsep sains dalam konteks yang berbeda dari yang telah dipelajarinya. PISA memandang pendidikan sains untuk mempersiapkan warganegara masa depan, yang mampu berpartisipasi dalam masyarakat yang akan semakin terpengaruh oleh kemajuan sains dan teknologi, perlu mengembangkan kemampuan anak untuk memahami hakekat sains, prosedur sains, serta kekuatan dan keterbatasan sains. Termasuk di dalamnya kemampuan untuk menggunakan pengetahuan sains, kemampuan untuk memperoleh pemahaman sains dan kemampuan untuk menginterpretasikan dan mematuhi fakta. Alasan ini yang menyebabkan PISA tahun 2003 menetapkan 3 komponen proses sains berikut ini dalam penilaian literasi sains. 1. Mendiskripsikan, menjelaskan, memprediksi gejala sains. 2. Memahami penyelidikan sains 3. Menginterpretasikan bukti dan kesimpulan sains. Holbrook (2009) dalam jurnalnya The meaning of science, menyatakan literasi sains berarti penghargaan pada ilmu pengetahuan dengan cara meningkatkan komponen-komponen belajar dalam diri agar dapat memberi kontribusi pada lingkungan social. Dari kalimat diatas literasi sains memiliki arti luas, setiap kalangan dapat memberikan kontribusi dalam mengartikan literasi sains.Setiap kalangan umur memberikan kontribusi terhadap teknolgi berdasarkan tingkat pemahaman yang dimilikinya. Secara umum literasi sains memiliki beberapa komponen, komponen tersebut adalah: mampu membedakan mana konteks sains dan mana yang bukan konteks sains mengerti bagian-bagian dari sains dan memiliki pemahaman secara umum aplikasi sains memiliki kemampuan untuk menerapkan pengetahuan sains dalam pemecahan masalah mengerti karakteristik dari sains dan mengerti kaitannya dengan budaya mengetahui manfaat dan resiko yang ditimbulkan oleh sains Komponen-komponen diatas merupakan dasar pengembangan dari indikator yang akan disusun untuk meneliti lebih lanjut literasi sains. Jika dikaitkan dengan taksonomi bloom literasi sains ini sejajar dengan aplikasi konsep dalam kehidupan sehari-hari. Jika dikembangkan lebih lanjut tahap aplikasi konsep dalam kehidupan sehari-hari, akan menciptakan kemampuan dalam menciptakan sesuatu. Komponen Literasi Sains Dalam rangka mentransformasikan definisi literasi sains ke dalam penilaian (assessment) literasi sains, PISA mengidentifikasi tiga dimensi besar literasi sains, yakni proses sains, konten sains, dan konteks aplikasi sains. Proses sains merujuk pada
36
proses mental yang terlibat ketika menjawab suatu pertanyaan atau memecahkan masalah, seperti mengidentifikasi dan menginterpretasi bukti serta menerangkan kesimpulan. Konten sains merujuk pada konsep-konsep kunci yang diperlukan untuk memahami fenomena alam dan perubahan yang dilakukan terhadap alam melalui akitivitas manusia. Konteks sains merujuk pada situasi dalam kehidupan sehari-hari yang menjadi lahan bagi aplikasi proses dan pemahaman konsep sains, seperti misalnya kesehatan dan gizi dalam konteks pribadi dan iklim dalam konteks global. PISA lebih lanjut mengelaborasi dimensi-dimensi literasi sains tersebut menjadi komponen-komponen utama yang akan dinilai. Komponen-komponen yang dipilih serta alasan bagi pemilihan komponen tersebut dipaparkan di bawah ini. Proses Sains PISA memandang pendidikan sains untuk mempersiapkan warganegara masa depan, yang mampu berpartisipasi dalam masyarakat yang akan semakin terpengaruh oleh kemajuan sains dan teknologi, perlu mengembangkan kemampuan anak untuk memahami hakekat sains, prosedur sains, serta kekuatan dan keterbatasan sains. Termasuk di dalamnya mengenal jenis pertanyaan yang dapat dan tidak dapat dijawab oleh sains, mengenal bukti apa yang diperlukan dalam suatu penyelidikan sains, serta mengenal kesimpulan yang sesuai dengan bukti yang ada. Alasan ini yang menyebabkan PISA menetapkan lima komponen proses sains berikut ini dalam penilaian literasi sains. 1. Mengenal pertanyaan ilmiah, yaitu pertanyaan yang dapat diselidiki secara ilmiah, seperti mengidentifikasi pertanyaan yang dapat dijawab oleh sains. Kemampuan ini dapat dinilai dengan cara menyajikan suatu situasi yang di dalamnya pertanyaan dapat dijawab secara ilmiah dan kemudian meminta pertanyaan itu diidentifikasi, atau menyajikan sejumlah pertanyaan dan menanyakan pertanyaan mana yang dapat dijawab dengan penyelidikan sains. 2. Mengidentifikasi bukti yang diperlukan dalam penyelidikan ilmiah. Proses ini melibatkan identifikasi atau pengajuan bukti yang diperlukan untuk menjawab pertanyaan dalam suatu penyelidikan sains, atau prosedur yang diperlukan untuk memperleh bukti itu. Kemampuan ini dapat dinilai dengan cara memaparkan suatu penyelidikan dan meminta anak mengidentifikasi bukti yang diperlukan atau tindakan yang perlu dilakukan untuk memperoleh bukti yang valid. 3. Menarik dan mengevaluasi kesimpulan. Proses ini melibatkan kemampuan menghubungkan kesimpulan dengan bukti yang mendasari atau seharusnya mendasari kesimpulan itu. Kemampan ini dapat dinilai dengan menyediakan paparan suatu penyelidikan dan kesimpulan yang dihasilkan dari penyelidikan itu, kemudian menanyakan kesimpulan atau alternatif kesimpulan mana yang sesuai dengan bukti yang diperoleh pada penyelidikan. 4. Mengkomunikasikan kesimpulan yang valid, yakni mengungkapkan secara tepat kesimpulan yang dapat ditarik dari bukti yang tersedia. Kemampuan ini dapat dinilai dengan cara menyajikan suatu situasi yang memerlukan informasi atau bukti dari pelbagai sumber untuk diintegrasikan oleh anak dalam menunjang kesimpulan yang diberikan. Dalam hal ini titik berat diberikan pada kejelasan komunikasi daripada kesimpulan yang dikomunikasikan. 5. Mendemonstrasikan pemahaman terhadap konsep-konsep sains, yakni kemampuan menggunakan konsep-konsep dalam situasi yang berbeda dari
37
apayang telah dipelajarinya. Proses ini tidak hanya menyebutkan kembali pengetahuan, tetapi juga memperlihatkan relevansi pengetahuan itu atau menggunakannya untuk memprediksi atau menmberikan penjelasan. Kemampuan ini dapat dinilai dengan meminta penjelasan atau prediksi tentang situasi, fenomena atau peristiwa yang diberikan. Konten Sains Literasi sains memerlukan pemilikan pengetahuan tentang fakta, peristilahan dan konsep sains, serta pemahaman terhadap prinsip-prinsip dan hukum sains.Oleh karenanya pengembangan pengetahuan dan pemahanan sains menjadi komponen penting dalam pendidikan sains.Namun demikian PISA tidak secara khusus membatasi cakupan pengetahuan dalam PISA hanya pada pengetahuan yang menjadi materi kurikulum sains di sekolah.PISA melibatkan pengetahuan yang penting untuk literasi sains, termasuk pengetahuan sains yang dapat diperoleh melalui sumber-sumber lain di sekitar anak di samping dari pembelajaran di sekolah.Konsep-konsep sains dalam PISA dipilih dari bidang-bidang biologi, fisika, kimia, serta bumi dan antariksa, yang dapat digunakan secara integratif dalam mengembangkan gagasan untuk menjelaskan fenomena alam yang terjadi di sekitar. Keterbatasan waktu pengetesan menyebabkan PISA tidak mungkin memuat semua konsep yang memenuhi kriteria di atas, melainkan sampel-sampel konsep sains yang terkait erat pada tema-tema utama berikut: 1. Struktur dan sifat materi 2. Perubahan atmosfer 3. Perubahan fisis dan perubahan kimia 4. Transformasi energi 5. Gaya dan gerak 6. Bentuk dan fungsi 7. Biologi manusia 8. Perubahan fisiologis 9. Keragaman mahluk hidup (biodiversitas) 10. Pengendalian genetik 11. Ekosistem 12. Bumi dan tempatnya di alam semesta 13. Perubahan geologis Konteks Aplikasi Sains Definisi modern tentang literasi sains menekankan pentingnya mengenal dan memahami konteks aplikasi sains, serta mampu mengaplikasikan sains dalam memecahkan masalah nyata yang dihadapinya, baik yang terkait pada diri pribadi anak (contohnya makanan), komunitas lokal tempat anak berada (contohnya pasokan air), maupun kehidupan di muka bumi secara lebih global (contohnya pemanasan global). PISA membagi bidang aplikasi sains ke dalam tiga kelompok berikut: 1. Kehidupan dan kesehatan 2. Bumi dan lingkungan 3. Teknologi Masalah dan isu sains dalam bidang-bidang di atas dapat terkait pada anak sebagai individu, bagian dari komunitas lokal, serta warga dunia, atau ketiganya sekaligus.
38
Situasi-situasi nyata yang menjadi konteks aplikasi sains dalam penilaian PISA tidak diangkat dari materi yang umumnya dipelajari di kelas dan laboratorium, melainkan diangkat dari kehidupan sehari-hari, sebagaimana diilustrasikan pada Tabel 1. Tabel 1Konteks Aplikasi Sains PISA Relevansi Bidang Aplikasi Kehidupan dan Bumi dan Kesehatan Lingkungan Pribadi, · Kesehatan, penyakit · Pencemaran Komunitas, dan gizi. · Pembetukan dan Global · Pemeliharaan dan perusakan tanah keberlanjutan spesies · Cuaca dan iklim · Kesalingbergantungan antara sistem fisik dan sistem biologis
Teknologi · Bioteknologi · Penggunaan material dan pembuangan sampah · Penggunaan energi · Transportasi.
DAFTAR PUSTAKA ARG. 2002. Assessment for Learning: 10 Principles. University of Cambridge: Assessment Reform Group. Carin,AA & R.B. Sund. 1989. Teaching Science Through Discovery (5`h ed) Columbus: Charles E. Merril, A. Bell & Howell. Dick, W. And Cary Lou. 1990. The Systematic Design of Instruction. 3rdEd. USA: Harper Collins Publisher Firman, H. 2007. Analisis Literasi Sains Berdasarkan Hasil PISA Nasional Tahun 2006. Jakarta: Pusat Penilaian Pendidikan Balitbang Depdiknas. Holbrook, J. (1998). “A Resource Book for Teacher of Science Subjects”. UNESCO O'Malley, J M & Pierce, L. V. 1996. Authentic assessment for English Language Learners: Practical approaches for teachers. freshNewYork: Addison-Wesley, pp. 268. Pantiwati, Yuni. 2006 Pengembangan Model Pembelajaran Sains Terpadu dengan Pendekatan Integratif dalam Meningkatkan PBM Sains. Laporan Penelitian Hibah Bersaing Pantiwati, Yuni. 2011. Pengaruh Jenis Asesmen Biologi dalam Pembelajaran TPS terhadap Kemampuan Kognitif, Kritis, dan Kreatif. Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Asesmen Otentik dalm Implementasi Pembelajaran Aktif dan Kreatif. Bandar Lampung, Januari, 29-30 2011.
39
Pantiwati, Yuni. 2013. Profil Sistem Penilaian dalm Pembeljaran Biologi. Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Sains. Iperan Sains dalam Abad 21. Surabaya, Januari, 2013. Rustaman, Nuryani; Harry Firman, dan Kardiawarman. Literasi Sains Anak Indonesia dalam PISA 2000. Laporan Studi PISA Puspendik Balitbang Depdiknas. Rustaman, et al,. 2004. Ringkasan Eksekutif : Analisa PISA Bidang Literasi Sains. Puspendik. Shwartz, Y. et al,. 2006. “The Use Of Scientific Literacy Taxonomy For Assessing The Development Of Chemical Literacy Among High-School Students”. Chemical Educational Research and Practice. 7. (4). 203-225 Wulan, A.R. 2009. Asesmen Literasi Sains. Makalah team Hibah Pasca sarjana. UPI; bandung. : http://www.unjabisnis.com/2010/06/kualitas-mengajar
40