Anthony T. Setiawan,et al. / Usulan Perbaikan Fasilitas Kerja Pemotongan Kabel Divisi Cable Casing di Pt.Insera Sena / Jurnal Titra, Vol. 1, No. 1, Januari 2013, pp. 63-68
USULAN PERBAIKAN FASILITAS KERJA PEMOTONGAN KABEL DIVISI CABLE CASING DI PT.INSERA SENA Anthony Teguh Setiawan1, Herry Christian Palit S.T., M.T. 2 , Dr.Julianna Anggono,S.T.,M.Sc.3 Abstract: The aim of this research is improving the work facility of cable cutting process at PT. InseraSena. The work facility for cable cutting process is not working effectively and it causes cleaning process that should not be needed. The second problem is the cable placement area is to big. Facility improvement which had been done is improvement of cutting tool of cable cutting process by using cutoff machine and design of cable placement shelf. As a result of facility improvement is cable cutting process which not requiring any cleaning are 96 from 100 cables. It is also decrease the average cutting time by 35%. Improvement of cable placement shelf resulting in a decrease of cable placement area which was 220 cm x 110 cm and now become 50 cm x 110 cm
Keywords: Work Facility, Cutoff machine, and Cable placement shelf
Pendahuluan Divisi cable casing merupakan divisi yang memproduksi kabel sepeda. Pekerjaan pada divisi ini adalah pemotongan kabel sepeda dari gelondongan kabel besar menjadi ukuran tertentu, pembersihan ujung kabel, pemasangan penutup kabel, dan pemasangan kabel besi.
3.
4.
Proses pemotongan kabel dari gelondongan kabel hingga menjadi satu set kabel (100 buah kabel) dilakukan dengan urutan sebagai berikut :
5.
1. Pemotongan kabel. Kabel dipotong dari gelondongan besar kabel dengan menggunakan pisau potong menjadi kabel sesuai dengan ukuran yang dipesan. 2. Pembersihan permukaan potong kabel. Proses pembersihan permukaan potong kabel dilakukan setelah pemotongan kabel dengan tujuan membersihkan sisa potongan kabel agar kabel tidak buntu saat akan dipasang kawat stainless steel. Proses ini seharusnya dapat ditiadakan jika pada proses
6.
pemotongan, kabel dapat dipotong tanpa ada sisa potongan. Pemasangan tutup. Dilakukan pemasangan tutup kabel pada kabel yang telah dibersihkan pada proses sebelumnya Pengencangan tutup. Proses pengencangan tutup dilakukan dengan bantuan mesin pengencang tutup.Pengencangan dilakukan agar tutup yang telah dipasang tidak terlepas. Pemasangan kabel stainless steel. Pemasangan kabel stainless steel dilakukan setelah tutup kabel terpasang, pemasangan kabel stainless steel dimulai dengan pemberian minyak pelumas dan dimasukkan kedalam kabel dengan tenaga manual (operator). Pemasangan bulatan. Bulatan dipasangkan pada bagian akhir proses.Cara pemasangannya hampir sama dengan kabel stainless steel yaitu kabel diberi minyak pelumas, lalu bulatan
dimasukkan ke sela-sela kabel dengan secara manual.
63
Anthony T. Setiawan,et al. / Usulan Perbaikan Fasilitas Kerja Pemotongan Kabel Divisi Cable Casing di Pt.Insera Sena / Jurnal Titra, Vol. 1, No. 1, Januari 2013, pp. 63-68
Pekerjaan dilakukan dengan operator secara manual dan dengan bantuan alat dan mesin. Berdasarkan pengamatan awal pada divisi cable casing, fasilitas kerja untuk proses pemotongan kabel pada divisi cable casing kurang efektif, sehingga perlu dilakukan proses pembersihan kabel yang seharusnya tidak perlu dilakukan menjadi perlu untuk dilakukan.
dan dapat dimasukkan kabel stainless steel. 2. Palet tempat meletakkan gelondongan kabel terlalu besar dan kurang efisien karena sebuah palet hanya dapat menampung 5 buah gelondongan kabel sehingga diperlukan 2 palet berukuran 110 cm x 110 cm untuk menampung 10 buah gelondongan. 3. Fasilitas kerja pembersihan kabel seharusnya dapat dihilangkan apabila kabel dapat dipotong dengan bersih pada fasilitas pemotongan kabel 4. Mesin pengencang tutup kabel tidak memiliki masalah dalam penggunaannya
Penelitian ini bertujuan untuk memberikan usulan perbaikan fasilitas kerja pemotongan kabel di divisi cable casing PT. Insera Sena Fakultas Teknologi Industri, Jurusan Teknik Industri, Universitas Kristen Petra. Jl. Siwalankerto 121-131, Surabaya 60236, Indonesia, Email:
[email protected],
[email protected] 3 Fakultas Teknologi Industri, Jurusan Teknik Mesin, Universitas Kristen Petra. Jl. Siwalankerto 121-131, Surabaya 60236, Indonesia, Email:
[email protected] 1,2
Analisa pada fasilitas kerja awal dilakukan sebelum dilakukannya perbaikan, setelah itu dilakukan percobaan dan diskusi dengan perusahaan untuk menentukan usulan perbaikan fasilitas kerja. Hasil dari usulan kerja adalah sebagai berikut : Tabel 1. Evaluasi kondisi awal stasiun kerja
Metode Penelitian Penelitian diawali dengan melakukan pengamatan fasilitas kerjal awal divisi cable casing.Pada tahap ini dilakukan pengamatan di divisi cable casing secara umum dengan tujuan mengidentifikasi masalah yang ada. Hasil yang didapatkan adalah sebagai berikut : 1. Pisau pemotong kabel yang baru diasah memiliki kekerasan rata-rata sebesar 567,16 HB untuk pisau atas dan 658,5 HB untuk pisau bawah. Setelah masa pemakaian 1 bulan kekerasan rata-rata pisau potong menjadi 481,17 HB untuk pisau atas dan 580,83 HB untuk pisau bawah. Kabel yang akan dipotong memiliki kekerasan sebesar 445 HB. Secara teori kabel dapat dipotong dengan baik oleh pisau pemotong karena kabel memiliki kekerasan yang lebih kecil daripada pisau pemotong, namun pada kondisi lapangan kabel tidak mampu dipotong dengan baik sehingga perlu dilakukan proses pembersihan agar ujung kabel tidak buntu, sehingga ujung kabel nantinya dapat dipasang tutup kabel
64
Anthony T. Setiawan,et al. / Usulan Perbaikan Fasilitas Kerja Pemotongan Kabel Divisi Cable Casing di Pt.Insera Sena / Jurnal Titra, Vol. 1, No. 1, Januari 2013, pp. 63-68
Dilakukan analisa untuk usulan perbaikan fasilitas kerja yang baru
Tabel 3. Tingkat kekasaran pisau Tingkat kekasaran pisau potong (Ra)
1. Perbaikan pisau potong
Pisau atas
Selama ini perbaikan pisau potong dengan cara pengasahan, dilakukan rata-rata setiap satu bulan sekali. Perbaikan dilakukan apabila pisau potong benar-benar tidak bisa dipakai untuk memotong kabel. Turunnya kemampuan potong pisau dibuktikan oleh terdistorsinya permukaan potongan kabel, sehingga memerlukan proses pembersihan permukaan potong agar kabel dapat dipasang tutup kabel dan kabel stainless steel dapat dimasukkan.
Barudiasah 33%
14% Barudiasah 1%
15% Pisau bawah Diasahlama 12%
Barudiasah
Diasah-lama
Barulama
40%
57%
74%
Tingkat kekasaran pisau potong mengalami kenaikan, untuk pisau atas kenaikan yang terjadi sebesar yang 33% dari baru ke setelah diasah, 29% dari setelah diasah ke lama, dan 53% dari baru ke lama. Kekasaran pisau bawah juga terjadi kenaikan sebesar 40% dari baru ke setelah diasah, 57% dari setelah diasah ke lama, dan 74% dari baru ke lama.
Tingkat kekerasan pisau potong (HB) Pisau atas Diasahlama
Barulama 53%
Pisau bawah
Tabel 2. Tingkat kekerasan pisau
Barudiasah
Diasah-lama 29%
Barulama
Untuk melakukan perbaikan dilakukan 2 hal yaitu :
27%
dapat
Mengubah struktur material di dalam bahan sehingga dapat mempertahankan kekerasan dan memperpanjang umur pisau. Cara ini dapat dilakukan dengan 2 cara, bisa menggunakan bahan pisau yang sama dengan perbaikan proses laku panas untuk memperbaiki nilai kekerasan atau dengan melakukan pergantian bahan lain yang dapat mencapai nilai kekerasan yang lebih tinggi. Mengubah mekanisme pemotongan dari manual ke cara pemotongan dengan mesin cutoff.
Barulama 13%
Dari penurunan rata-rata kekerasan pisau potong atas baru ke pisau potong atas setelah diasah sebesar 14%, pisau potong atas setelah diasah ke pisau potong atas lama sebesar 15 %, dan pisau potong atas baru ke pisau potong atas lama sebesar 27%. Hal yang sama terjadi pada pisau potong bawah, penurunan yang terjadi sebesar 1% dari baru ke setelah diasah, 12% dari setelah diasah ke lama, dan 13% dari baru ke lama menunjukkan kekuatan pisau baru diasah untuk memotong akan semakin berkurang dengan berjalannya waktu
2. Pengubahan Mekanisme Potong Mesin cutoff adalah alat yang digunakan untuk memotong bahan keras, seperti logam. Pemotongan dilakukan oleh cakram abrasif yang mirip dengan batu gerinda tipis. Umumnya memiliki penjepit klem builtin dan memiliki roda pemotongan dan motor terpasang pada lengan berputar
yang menempel pada pelat dasar tetap.
Hasil potongan mesin cutoff yang presisi 65
Anthony T. Setiawan,et al. / Usulan Perbaikan Fasilitas Kerja Pemotongan Kabel Divisi Cable Casing di Pt.Insera Sena / Jurnal Titra, Vol. 1, No. 1, Januari 2013, pp. 63-68
dan mekanisme potongnya yang menggunakan cutting disc yang berputar oleh motor, menjadikan dasar dilakukan percobaan pemotongan dengan mesin cutoff.
dengan cutting disc (jenis general purpose) baru. Hasil potongan dapat dilihat pada gambar 1.
Untuk melihat seberapa baik pemotongan kabel dengan mesin cutoff dibandingkan dengan pemotongan yang sekarang, maka dilakukan percobaan dengan membandingkan kekerasan material dari pisau potong yang digunakan dan kualitas hasil potongnya. Hasil percobaan yang telah dilakukan menunjukkan bahwa mekanisme potong dengan menggunakan mesin cutoff yang lebih merata menghasilkan hasil potongan yang lebih rapi, meskipun dengan menggunakan cutting disc yang kekerasannya di bawah pisau potong saat ini .
Gambar 1. Hasil potongan mesin cutofff Untuk mengetahui apakah penggunaan mesin cutoff lebih baik daripada pisau potong saat ini maka dilakukanlah pengujian. Pengujian yang dilakukan terhadap hasil potong dari pisau potong sekarang dan hasil potong dengan menggunakan mesin cutoff adalah pengujian kerapian potong secara visual, pengujian pemasangan kabel stainless steel dan dengan pengujian pemasangan tutup. Pengamatan dilakukan per 10 kabel sebanyak masing-masing 10 kali pengamatan. Hasil pengujian secara keseluruhan adalah 96 kabel tidak memerlukan proses pembersihan permukaan kabel lagi, karena dalam divisi cable casing yang terpenting adalah kabel dapat langsung dipasang tutup dan dipasang kabel stainless steel, maka jumlah kabel yang lolos uji kerapian sebanyak 94 kabel tidak mempengaruhi jumlah kabel yang tidak memerlukan proses pembersihan permukaan kabel.
Tabel 4. Perbandingan kekerasan pisau potong saat ini dengan cutting disc Tingkat kekerasan (HB) No. Pisau atas
Pisau bawah
Tingkat kekerasan cutting disc
1
648
668
470
2
628
658
474
3
636
662
481
4
519
668
479
5
472
640
470
6
500
655
472
Ratarata
567,17
658,5
474,3
Waktu yang dipergunakan untuk memotong kabel dengan menggunakan mesin cutoff lebih cepat dari pada menggunakan pisau potong manual, hal ini disebabkan karena dalam pemotongan menggunakan pisau potong operator hanya memotong 10 kabel 1 kali proses pemotongan sedangkan dengan menggunakan mesin cutoff operator dapat memotong 25 kabel 1 kali proses pemotongan.
Tabel 4 menunjukkan bahwa tingkat kekerasan rata-rata dari cutting disc dari mesin cutoff lebih rendah daripada pisau potong dalam kondisi setelah diasah saat ini, dimana kondisi pisau potong dan cutting disc masih baru Percobaan dilakukan dengan melakukan pemotongan menggunakan mesin cutoff yang dimiliki oleh workshop 66
Anthony T. Setiawan,et al. / Usulan Perbaikan Fasilitas Kerja Pemotongan Kabel Divisi Cable Casing di Pt.Insera Sena / Jurnal Titra, Vol. 1, No. 1, Januari 2013, pp. 63-68
Perbandingan waktu antara pemotongan dengan pisau potong manual dengan pemotongan dengan mesin cutoff. Pengukuran dilakukan per set kabel (100 kabel).Perbedaan rata-rata waktu potong antara pisau potong sekarang dengan menggunakan mesin cutoff adalah sebesar 25,31 s /set atau 35% lebih cepat dari penggunaan pisau potong saat ini.
hal ini untuk memudahkan mobilisasi didalam pabrik dan adjustment ketinggian. Hasil implemetasi dari rak dapat dilihat pada gambar 3. Pada implementasi hanya digunakan 2 segmen saja dan tidak dipasang roda, sebab pisau potong saat ini belum mampu memotong 20 kabel sekaligus.
3. Perbaikan tempat peletakkan kabel. Perbaikan tempat peletakkan kabel dilakukan karena tempat peletakkan kabel lama yang berupa palet tidak efisien dalam peletakkannya (membutuhkan 2 palet dengan masing-masing ukuran 110cm x 110 cm untuk meletakkan 10 rol kabel) Oleh karenanya didesain sebuah rak sebagai tempat peletakkan kabel yang baru, desain rak baru dapat dilihat pada gambar 2.
Gambar 3. Rak implemetasi 4. Analisis Usulan Perbaikan Pisau Potong Cutting disc yang digunakan dalam percobaan pemotongan dengan mesin cutoff adalah dalam kondisi baru dan mengingat keterbatasan waktu dan jumlah sample material yang dipotong (kabel), cutting disc hanya dipergunakan untuk memotong kabel kurang lebih 50 kali pemotongan. Hasil dari perbaikan pisau potong dengan menggunakan mesin cutoff adalah didapatkannya hasil potongan yang relatif lebih rapi ( 94 dari 100 kabel ), kabel stainless dapat dimasukkan secara langsung ke beberapa kabel (96 dari 100 kabel), dan pemasangan tutup dapat langsung dilakukan. Terjadi penurunan waktu rata-rata pemotongan dari 71,08 s dengan menggunakan pisau potong saat ini menjadi 45,77 s dengan menggunakan mesin cutoff.
Gambar 2. Desain rak peletakkan kabel baru Ketinggian total rak adalah 120 cm, ketinggian dibuat berdasarkan hasil wawancara dengan operator dan diskusi dengan manajer produksi. Rak peletakkan rol kabel memiliki 4 segmen dengan masingmasing ketinggian 30 cm, ketinggian segmen didasarkan oleh ketinggian kabel yang diletakkan dengan toleransi 5 cm untuk proses loading-unloading kabel. Dimensi rak adalah panjang 110 cm dengan lebar 50cm. Rak diberi roda dengan diameter 5cm untuk mempermudah mobilitas penggantian. Bahan dari rak adalah besi siku berongga dan penyambungan dilakukan dengan skrup,
Untuk mendapatkan ketahanan cutting disc terhadap jumlah yang dipotong seiring dengan berjalannya waktu dengan tetap menghasilkan hasil potongan yang baik perlu dilakukan pengujian lebih lanjut hal ini untuk membuktikan apakah setelah dalam jangka waktu tertentu kualitas 67
Anthony T. Setiawan,et al. / Usulan Perbaikan Fasilitas Kerja Pemotongan Kabel Divisi Cable Casing di Pt.Insera Sena / Jurnal Titra, Vol. 1, No. 1, Januari 2013, pp. 63-68
DAFTAR PUSTAKA
pemotongan dengan menggunakan mesin cutoff tetap lebih baik daripada pemotongan dengan menggunakan pisau potong saat ini.
1. Degarmo, Paul (1997). Materials and Process in Manufacturing. Prentince hall-International. 2. Polk, Edward J. (1984). Methods Analysis and Work Measurement. New York: McGraw-Hill. 3. Rochim, Taufiq (2006). Spesifikasi Metrologi dan Kontrol Kualitas Geometrik 2. Bandung : Institut Teknologi Bandung. 4. Sutalaksana, Istikar Z (1979). Teknik Tata Cara Kerja. Bandung: Jurusan Teknik Institut Teknologi Bandung.
5. Usulan perbaikan tempat peletakkan kabel Perbaikan tempat peletakkan kabel telah diimplementasikan, hasil dari implementasi rak penempatan kabel baru mampu memuat 20 rol kabel dan terjadi pengurangan luas tempat peletakkan kabel yang sebelumnya berukuran 220 cm x 110 cm (2 palet) menjadi 50 cm x 110 cm . Penggunaan kedepan rak dapat dipasang roda dan menggunakan material yang lebih kuat yaitu besi siku 5 fix, sebab dalam implemetasi rak dibuat menggunakan besi siku yang berongga dan pemasangannya hanya menggunakan skrup untuk memudahkan mobilisasi.
Kesimpulan Perbaikan pada pisau potong dilakukan dengan melakukan percobaan pemotongan menggunakan mesin cutoff untuk memperbaiki mekanisme potong dari proses pemotongan kabel, sementara perbaikan tempat peletakkan kabel dilakukan dengan mendesain sebuah rak yang dapat menampung 20 gelondong kabel. Usulan perbaikan pisau potong yang dilakukan terbukti dapat menghasilkan potongan kabel yang tanpa memerlukan pembersihan sebanyak 96 kabel dari 100 kabel, serta terjadi penurunan waktu rata-rata pemotongan waktu rata-rata pemotongan sebanyak 35% . Usulan perbaikan tempat peletakkan kabel yang berupa rak, menghasilkan pengurangan luas tempat peletakkan kabel yang sebelumnya berukuran 220 cm x 110 cm (2 palet) menjadi 50 cm x 110 cm .
68