Ustadz Taufik Harapkan Masjid Ulul ‘Azmi UNAIR sebagai Pusat Kajian Islam UNAIR NEWS – Salat Jumat pada tanggal 27 Mei 2016 merupakan salat Jumat pertama di masjid “Ulul ‘Azmi” di Kampus C Universitas Airlangga, setelah masjid sumbangan alumni UNAIR itu diresmikan penggunaannya pada Jumat (27/5) pagi harinya. Bertindak sebagai khatib dan imam dalam salat tersebut adalah Ustadz Drs. M Taufik AB. Masjid tiga lantai tersebut dipenuhi oleh jamaah. Yang dipergunakan untuk salat hanya lantai II dan lantai III (bervoid). Diantara jamaah salat Jumat perdana di Masjid “Ulul ‘Azmi” UNAIR ini adalah Ketua Mahkamah Agung (MA) RI yang juga Ketua IKA UNAIR Prof. Dr. M. Hatta Ali, Gubernur Jawa Timur Dr. Soekarwo, SH., M.Hum, Rektor UNAIR Prof. Dr. Moh Nasih, Pimpinan proyek Drs. Haryanto Basyuni, para pengurus IKA UNAIR, alumni, donatur, mahasiswa dan karyawan UNAIR. Dalam khutbahnya, Ustadz Taufik mengajak untuk menjadikan masjid yang dibangun dengan dana Rp 17 miliar ini selain sebagai tempat ibadah, juga menjadi pusat kajian dan kegiatan intelektual muslim. Hasil dari kajian-kajian oleh intelektual muslim yang memiliki kecerdasan dan ketaqwaan, kedepan diharapkan menjadi “penerang” bagi perkembangan peradaban manusia.
Jamaah salat Jumat pertama kali di Masjid “Ulul ‘Azmi” selesai diresmikan pada Jumat 27 Mei 2016. (Foto: Bambang Bes) Masjid sebagai pusat kegiatan kaum muslim, lanjut Ustadz Taufik mencontoh, bukan hal baru. Hal ini sudah diawali dan dicontohkan oleh Rasulullah Muhammad SAW ketika hijrah ke Madinah. Pertama kali yang dibangun oleh Rasulullah bukan rumah, melainkan masjid, yaitu Masjid Kuba dan Masjid Nabawi. Dari sinilah peradaban Islam mulai dibangun dan dikembangkan. “Dengan adanya masjid Ulul ’Azmi di tengah masyarakat kampus Universitas Airlangga ini semoga nantinya akan melahirkan sarjana-sarjana yang tidak sekedar cerdas, tetapi juga mempunyai ketaqwaan yang tinggi,” katanya. Bagi mahasiswa, yang diharapkan menjadi calon pemimpin masa depan, sangat penting kepadanya ditanamkan kekuatan iman dan taqwa. Satu hal yang kita harapkan dengan dinamika seperti itu adalah agar kecerdasannya tidak diarahkan kepada hal-hal yang kurang bermanfaat dan hal-hal yang buruk misalnya memunculkan faham Islam liberal dsb. Sehingga kelak kecerdasannya diharapkan pada terbangunnya pemikiran-pemikiran yang
bermanfaat bagi perkembangan umat. Ia memberi masukan agar menghimpun mahasiswa sebanyakbanyaknya, kelompokkan sesuai kemampuannya. Bagi yang belum bisa membaca Alquran, ajari mereka. Bagi yang sudah bisa membaca tetapi belum fasih, tingkatkan kemampuannya. Bagi yang menggemari kajian-kajian, ajarkan maknanya sesuai yang digariskan dalam Alquran, niscaya mereka akan lahir intelektual-intelektual muslim yang positif dan bermanfaat bagi kemajuan kehidupan di masyarakat, kata Ustadz M. Taufik AB. (*) Penulis : Bambang Bes
Masjid Ulul ‘Azmi Bantuan Alumni UNAIR Diresmikan UNAIR NEWS – Masjid “Ulul ‘Azmi” persembahan alumni Universitas Airlangga, Jumat (27/5) diresmikan oleh Ketua Ikatan Keluarga Alumni (IKA) UNAIR Prof. Dr. Muhammad Hatta Ali, SH., MH. Dengan didampingi Gubernur Jawa Timur Dr. Soekarwo, SH., M.Hum., Rektor UNAIR Prof. Dr. Moh Nasih, SE., MT., Ak., MCA., penggagas awal masjid Prof. Dr. H. Fasich, Apt., dan Pimpro Drs. Ec. Haryanto Basyuni, bersama-sama menekan tombol sirine tanda diresmikannya bangunan megah artistis di kampus C UNAIR Jl. Mulyorejo Surabaya ini. Peresmian ini tidak ada kaitannya dengan tujuan apapun, selain karena momentum yang tepat agar pada bulan Ramadhan 2016 nanti, masjid ini sudah bisa dimanfaatkan untuk beribadah. Hadir dalam acara ini antara lain pimpinan UNAIR, ratusan alumni, donatur, perwakilan karyawan dan mahasiswa UNAIR. Usai peresmian dilanjutkan dengan salat Jumat dengan khatib Ustadz
Drs. H. Taufik AB. Menurut Drs. Ec. Haryanto Basyuni, yang juga Wakil Ketua IKA UNAIR, ide awal pembangunan masjid ini dari Prof. Dr. H. Fasich, Apt., Rektor UNAIR periode 2006-2015 pada tahun 2014. Kemudian ia mendialogkan dengan Ketua Umum IKA-UA dan Gubernur Jatim, dimana keduanya sangat menyetujui bahwa pendanaannya akan digotong bersama para alumni UNAIR. ”Itu ide sangat bagus, untuk sangu kita nanti ke ‘roro maksar,” kata Haryanto mengutip komentar “Pakde” Karwo saat ditemuinya di suatu acara di Gresik. Prosesnya begitu cepat. Selanjutnya pada 31 Desember 2014 dilaksanakan pemancangan perdana tiang pembangunan masjid. Pada saat itu masjid tiga lantai ini dirancang akan menelan dana Rp 25 miliar dengan pelaksanaan dua tahun. “Tapi
alhamdulillah
berkat
kerja
keras
kita
semua,
pembangunannya tak sampai dua tahun. Hanya 17 bulan. Dananya pun tak sampai Rp 25 miliar, tetapi hanya Rp 17 miliar,” kata alumni FEB UNAIR yang berprofessi sebagai pengusaha itu.
Masjid “Ulul ‘Azmi” yang artistik dan megah sumbangan dari
Alumni UNAIR. (Foto: Bambang Bes) Pasca dimulainya pembangunan, langsung mengalir donasi dari para alumni, baik pribadi maupun alumni angkatan suatu fakultas, IKA Perwakilan, potong gaji secara sukarela karyawan yang setiap bulan disumbangkan ke masjid, serta dari mahasiswa dan donatur lainnya. ”Tanpa kerja keras dan sumbangsih dari teman-teman semua, mungkin masjid yang kita cintai ini tidak akan terwujud,” tutur Haryanto dengan perasaaan ”trenyuh-nya” hingga bicaranya terbata-bata dan tak kuasa untuk menahan air matanya jatuh mengaliri wajahnya. Ketua Umum IKA UNAIR Prof. Dr. M. Hatta Ali menyampaikan berterima kasih kepada alumni yang sangat perduli, dengan harapan semua ini menjadi bukti cinta kita para alumni terhadap almamater yang kelak masjid ini akan digunakan sebagai tempat beribadah. Jadi masjid “Ulum ‘Azmi” ini adalah bantuan alumni sebagai bentuk cinta almamater untuk digunakan sivitas dan masyarakat luas. ”Masjid itu ibaratnya bagai bintang di langit, karena itu dari sinilah akan menerangi bumi dan kita semua,” kata Prof. M Hatta Ali, yang juga Ketua Mahkamah Agung RI itu, seraya bersyukur dan berterima kasih bahwa pembangunan masjid ini lebih cepat dari yang direncanakan. Sementara Rektor UNAIR Prof. M Nasih dalam sambutannya berharap agar sarana ini merupakan bagian dari upaya UNAIR untuk berbakti kepada bangsa dan negara. Karena itu ia juga mengucapkan terima kasih kepada alumni yang telah berkontribusi secara luar biasa. “Apalagi Pak Haryanto, saya tahu persis beliau yang mengawal pembangunan ini full 24 jam,” kata Rektor. Hadirnya “Ulul ‘Azmi” juga diharapkan menginspirasi kita dalam mengatasi persaingan di segala persoalan, sebagai spirit,
berteguh hati dan sabar secara istiqomah yang luar biasa. ”Kita berharap dari masjid inilah menjadi bagaikan Nabi Nuh bisa mengatasai masalah bah, bagai Nabi Ibrahim bisa menghancurkan berhala-berhala orang kafir, serta bagaikan Nabi Musa yang dengan gagahnya mampu mengalahkan fir’aun-fir’aun. Semua itu akan mengarahkan kita semua menuju pada peradaban dengan akhlak yang mulia,” kata Prof. M Nasih mengakhiri sambutannya. (*) Penulis : Bambang Bes
UNAIR Rintis Kerjasama dengan SKK Migas UNAIR NEWS – Komitmen sivitas akademika Universitas Airlangga (UNAIR) untuk menembus peringkat 500 perguruan tinggi top dunia kian ditunjukkan. Upaya ini ditunjukkan melalui rintisan kerjasama antara UNAIR dengan Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas). Pihak SKK Migas mengajak ExxonMobil Cepu Limited (EMCL) untuk memberikan kuliah tamu bertajuk ‘Sinergi Energi ExxonMobil Cepu Limited’ kepada mahasiswa UNAIR, Rabu (25/5). Bertempat di Aula Garuda Mukti, Kantor Manajemen UNAIR, Ketua Perwakilan Jawa, Bali, Madura, Nusa Tenggara (Jabanusa) SKK Migas Ali Mashyar bersama dengan Manajer Aset EMCL Paul Kent hadir untuk memberikan materi kepada peserta. Ketua Jabanusa SKK Migas menjelaskan, sektor migas merupakan sektor penting yang menyokong banyak sektor lainnya di Jawa Timur. Untuk mendukung kebutuhan energi di masa-masa
selanjutnya, sektor migas perlu diperkuat oleh lulusan-lulusan handal perguruan tinggi, termasuk UNAIR. Menurut Ali, sektor migas juga perlu diperkuat dari sisi non-teknisi. “Disilpin ilmu yang ada di UNAIR juga sangat dibutuhkan dalam pengembangan migas saat ini. Kita butuh diperkuat dari sisi non-engineering seperti kemampuan komunikasi, manajemen, pengembangan sumber daya manusia, dan sebagainya. Kalau ada permasalahan dengan masyarakat sekitar, kan tidak mungkin kalau yang menyelesaikan adalah insinyur. Karena itulah, kami butuh Anda,” tutur Ali. Paul Kent, praktisi migas yang juga manajer di EMCL, turut memberikan pemahaman pada peserta tentang gambaran umum pekerjaan di perusahaan migas yang berlokasi di Cepu itu. Paul becerita tentang prinsip produksi migas EMCL, manajemen sumber daya manusia, hingga tanggung jawab sosial. Wakil Rektor I UNAIR, Prof. Djoko Santoso, dr., Ph.D., Sp.PD., K-GH., FINASIM, merasa senang dengan adanya kegiatan kuliah umum dengan SKK Migas. Ia optimis kerjasama yang akan dirintis UNAIR dan SKK Migas bisa memberikan manfaat bagi kedua belah pihak. “Ini adalah upaya kami untuk merintis jalur kerjasama dengan banyak korporasi, yaitu dengan jalan mengenalkan UNAIR ke SKK Migas ataupun sebaliknya. Sehingga ke depannya, akan ada penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) yang akan membantu pengembangan kualitas mahasiswa UNAIR bersama SKK Migas, terkait karir dan sebagainya. Tentu saja, untuk meningkatkan kualitas UNAIR di kancah internasional juga,” tutur Prof. Djoko. Sebelumnya, Didik Sasono Setyadi yang juga Senior Manager of Formalities SKK Migas juga memberikan pemaparan tentang kebutuhan energi masa depan. Pemaparan yang dilakukan Didik yang juga alumni Fakultas Hukum UNAIR ini memberikan pemaparan kepada mahasiswa UNAIR. (*)
Penulis: Okky Putri Rahayu Editor: Defrina Sukma S.
Mahasiswa FEB Raih Award di Malaysia UNAIR NEWS – Civitas akademika Universitas Airlangga (UNAIR) tidak pernah miskin prestasi. Misalnya, dalam event ICAEW (The Institute of Chartered Accountants in England and Wales) Regional Business Challenge di Kuala Lumpur, Malaysia, 24 Mei lalu. Sejumlah enam mahasiswa berlaga dalam kompetisi business case, didampingi salah satu dosen bernama Aria Auliandri MSc. Mereka adalah Tantyo Permadi Utomo, Mochammad Rasyid Poedjijanto, Adelia Yulma Budiarto, Avi Diesta Wardhani, Adelia Widiyanti, dan Qintara Sarah Delany. Delegasi dari program studi S1 Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) itu sukses membawa pulang award (penghargaan) melalui Adelia Yulma. Mahasiswi angkatan 2013 itu meraih predikat The Best Presenter. Capaian tersebut tidak lepas dari bimbingan dan arahan seluruh dosen akuntansi. Khususnya, Ade Palupi PhD, ketua program studi tersebut, yang selama ini memberi dukungan penuh bagi para mahasiswa untuk berprestasi. Lomba kali ini merupakan lingkup regional Asia. Selain dari Indonesia, terdapat peserta dari Malaysia, Singapura, dan Vietnam. Total, ada tiga puluh tim. Kompetisi ini diadakan untuk mengasah bakat dan bibit unggul terbaik di bidang akuntansi. Juri dalam kompetisi ini berasal dari kantor akuntan terbaik di dunia. Antara lain, EY, Deloitte, KPMG, dan PwC. Teknis lombanya, peserta ditantang untuk memberi solusi bisnis terhadap suatu kasus rumit yang disampaikan panitia.
Rangkaian acara delegasi UNAIR pada hari H adalah menyaksikan pameran yang diisi oleh beraneka kantor akuntan dunia. Setelahnya, barulah kompetisi dimulai (panitia membagikan soal berupa case study yang langsung dikerjakan oleh tim). Lantas, peserta mempresentasikan jawaban atau solusi hasil buah pikiran mereka. Beberapa saat kemudian, diumumkan pemenangnya. “Kegiatan seperti ini membuka wawasan global mahasiswa. Semoga raihan ini membuat mereka lebih bersemangat berkarya dan memberi inspirasi bagi yang lain,” kata Aria Auliandri, dosen yang mendampingi delegasi UNAIR dalam acara internasional tersebut. Yang tak kalah penting, mereka juga berkesempatan melakukan interaksi dengan pakar Akuntansi kelas dunia. (*) Penulis: Rio F. Rachman
AcSES Motivasi Entrepeneur Muda Melalui Seminar Bisnis UNAIR NEWS – Mental menjadi wirausahawan harus dibangun sejak dini, itulah yang menjadi landasan Organisasi Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Airlangga, AcSES (Association of Sharia Economics Studies) menggelar Seminar Bisnis yang bertajuk “Bright Your Future Become Moeslem Entrepreneur”, Sabtu (21/05). Bertempat di Aula Fadjar FEB UNAIR. Acara tersebut dihadiri oleh dosen sekaligus pengusaha, Dr. Muhamad Nafik Hadi Ryandono, SE., M.Si, Owner Jatinom, Indah Hidayatur Rahman, dan Owner Falle Corporation, Andy Suryansyah, S.ST. Dosen Ekonomi Islam UNAIR, Dr. Muhamad Nafik Hadi Ryandono, SE., M.Si, menjelaskan bawa kiblat bagi muslim yang ingin menjalankan bisnis tentunya adalah Nabi Muhammad, konsep
kejujuran dan profesionalitas selalu diterapkannya. Selain itu, berwirausaha adalah profesi yang digeluti oleh Nabi Muhammad SAW sejak masih muda, bahkan Rasulullah sudah dikenal di belahan dunia berkat keahlian dan kejujurannya dalam berdagang. “Berbisnis merupakan jalan yang ditempuh oleh Nabi Muhammad SAW bahkan sejak dari umur 6 tahun, Rasulullah sudah mengembala kambing milik pamannya dengan menggunakan sistem bagi hasil. Ketika umur 18 tahun, Nabi sudah menjadi konglomerat tingkat dunia,” tuturnya. Menambahkan pernyataan Nafik, Owner Jatinom Hidayatur Rahman menjelaskan bahwa dalam menjalankan sebuah bisnis, hal pertama yang harus dilakukan adalah mengawalinya dengan niatan ibadah. Baginya niat menjalankan bisnis untuk beribadah kepada Allah SWT akan menemui banyak kelebihan, ketika bisnis yang dijalankan mengalami kerugian maka tidak akan kecewa apalagi putus asa, jika untung tentu syukur akan menyertai. “Sebelum menjalankan bisnis, kita harus niatkan hanya untuk beribadah kepada Allah, karena dengan demikian bisnis yang kita jalankan akan selalu dalam penjagaan-Nya,” ujarnya. Owner
Jatinom
yang
akrab
disapa
Dayat
tersebut
juga
menambahkan, bahwa yang terpenting di dalam berbisnis adalah harus dimulai dari pasar. Ia menekankan, bahwa dengan mengetahui pasar akan memudahkan pebisnis untuk tahu produk yang dinginkan dan dibutuhkan oleh masyarakat, dengan demikian produk tersebut dapat terjual. “Jangan memulai bisnis dengan membuat produknya tanpa survei pasarnya, hal itulah yang membuat produk tidak laku terjual,” tandasnya. Melengkapi penjelasan kedua pemateri yang hadir, Pungkas Andy Suryansyah, S.ST selaku Owner Falle Corporation, menjelaskan bahwa kendala yang dialami oleh para mahasiswa untuk berbisnis biasanya terkait dengan modal. Namun, baginya hal tersebut
dapat diatasi dengan mengikuti berbagai perlombaan seperti Business Plan atau PKM yang diselenggarakan oleh Dikti. “Masalah klasik yang dialami oleh para mahasiswa yang ingin berbisnis pastinya adalah terkait modal. Hal itu mudah sekali, apalagi kita sebagai kaum mahasiswa yang terdidik. Ikut saja Bisnis Plan atau PKM yang dilaksanakan oleh Dikti. Jika menang hadiahnya dapat digunakan sebagai modal,” tegasnya. (*) Penulis : Pito Budi Prasetyo Editor : Nuri Hermawan
Mahasiswa Pengabdian Tambaksari
FKp Adakan Masyarakat di
UNAIR NEWS – Pengabdian masyarakat sekarang banyak diwujudkan oleh mahasiswa dalam berbagai bentuk kegiatan. Salah satunya adalah GBGC (Gelar Bakti GEN Corps) yang dilaksanakan oleh BSO GEN Corps dari Fakultas Keperawatan (FKp) UNAIR. Kegiatan GBGC ini merupakan salah satu progam kerja yang diadakan oleh GEN Corps setiap tahunnya. Tahun 2016 ini, GBGC berhasil dilaksanakan di Jalan Bogen kelurahan Ploso kecamatan Tambaksari RT.07 RW.04, Surabaya. Daerah Bogen menjadi salah satu sasaran pada kegiatan ini karena rerata masyarakat di daerah tersebut adalah golongan ekonomi menengah kebawah. Selain itu, angka kejadian Diabetes Mellitus, Asam Urat dan Hipertensi di daerah tersebut termasuk tinggi. “GBGC adalah kegiatan pengabdian masyarakat tahunan dan
merupakan pengaplikasian dari pembelajaran di organisasi kami. Selain itu, kegiatan ini bertujuan untuk selangkah lebih dekat dengan masyarakat, saling membantu dan berbagi,” ungkap Amalia Khasanah selaku ketua GEN Corps. Kegiatan ini berlangsung Selama dua hari pada tanggal 21- 22 Mei 2016. Hari pertama, kegiatan yang diadakan yakni penyuluhan mengenai “Hidup sehat bebas hipertensi, asam urat dan diabetes melitus”. Materi ini disampaikan oleh Ery Yannata S.Kep.,Ns. Pada penyuluhan tersebut, sekitar 93 warga Bogen turut hadir dan aktifnya bertanya pada pemateri maupun fasilitator tentang materi yang disampaikan. Kegiatan dilanjutkan dengan pemeriksaan gratis yang terdiri dari pemeriksaan gula darah, asam urat dan juga pendididkan kesehatan. Warga juga terlihat mengantri dengan sabar untuk mendapatkan pemeriksaan dan juga pendidikan kesehatan. “Antusias warga terlihat dari banyaknya yang bertanya mengenai hasil pemeriksaaan dan juga pendidikan kesehatan yang diberikan sewaktu acara berlangsung,” imbuhnya. Di hari kedua,
GEN Corps bersama warga Bogen melaksanakan
Jalan Sehat. Kegiatan ini diikuti hampir semua warga Bogen termasuk anak kecil pun ikut meramaikan kegiatan jalan sehat. Endri, salah satu warga Bogen menyampaikan bahwa kegiatan yang diadakan oleh Anak GEN Corps FKp UNAIR ini sangat bermanfaat bagi warga, baginya dengan adanya penyuluhan dan pemeriksaan gratis warga bisa tahu tanda gejala penyakit yang sering dialami warga. “Kalau kami sudah tahu gejala dari awal kan bisa segera periksa ke rumah sakit,” jelasnya. Mewakili RT.07 Endri juga menyampaikan bahwa semisal jika ada kegiatan lagi, ia berharap dilakukan disini lagi. Hal ini dikarenakan warga Bogen merasa senang dengan adanya kegiatan tersebut. “Saya selaku perwakilan RT 07 mengucapkan terimakasih kepada
GEN Corps atas dua hari acara di daerah kami,” ungkapnya. (*) Penulis : Winahyu, Mahasiswa Fakultas Keperawatan UNAIR Editor : Nuri Hermawan