Edutech, Tahun 15, Vol.15, No.2, Juni 2016
USER ANALYSIS OF MASSIVE OPEN ONLINE COURSES (MOOCS) BASED E-LEARNING SYSTEM TO ENSURE EQUAL ACCESS TO EDUCATION AT HIGHER EDUCATION ANALISIS PENGGUNA TERHADAP SISTEM E-LEARNING BERBASIS MASSIVE OPEN ONLINE COURSES (MOOCS) DALAM PEMERATAAN AKSES PENDIDIKAN PADA JENJANG PERGURUAN TINGGI Oleh : Hana Silvana Yuniar Fajar Departemen Kurikulum dan Teknologi Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia email :
[email protected] Abstract, E-learning has advantages in flexibility that allows learning to take place without the constraints of distance and time. Massive Open Online Courses (MOOCS) allows massive access to open education that tensd to be more efficient. This research aims to find out how the analysis massive open online course (MOOCS) based e-learning system as an effort to equitable access to college level in Indonesia and how is the user profile based on age (range from 18-30 years old). This research descriptive method and the sample consists of 30 MOOCs users. MOOCS users profile indicates that this system has the potential to improve equitable access to higher education by several indicators, namely gender equality, the majority of users have the latest educational and vocational high school equivalent, and most have been working as an employee. As for the geographical aspects, the results of the analysis indicate that the user is still concentrated in Java. Keywords: E-Learning, Massive Open Online Courses (MOOCS), educational equity Abstrak, E-learning memiliki kelebihan dalam fleksibilitas yang memungkinkan pembelajaran dapat berlangsung tanpa kendala jarak dan waktu. Massive open online courses (MOOCS) memungkinkan akses pendidikan terbuka yang masif dengan biaya yang cenderung lebih efisien. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana analisis penguna sistem e-learning berbasis massive open online course (MOOCS) sebagai upaya dalam pemerataan akses jenjang perguruan tinggi di Indonesia, bagaimana profil pengguna sistem e-learning berbasis massive open online course (MOOCs) berdasarkan usia peserta perguruan tinggi (rentang usia 18-30 tahun. Profil pengguna MOOCs ini menunjukkan bahwa sistem ini berpotensi untuk meningkatkan pemerataan akses pendidikan tinggi dengan beberapa indikator, yakni kesetaraan gender, mayoritas pengguna memiliki pendidikan terakhir SMK dan SMA/sederajat dan sebagian besar sudah bekerja sebagai karyawan. Adapun untuk aspek geografis, hasil analisis terhadap pengguna masih menunjukkan bahwa pengguna terkonsentrasi di Pulau Jawa. Kata Kunci : E-Learning, Massive Open Online Courses (MOOCs), pemerataan pendidikan
170 Analisis Pengguna Terhadap Sistem E-Learning Berbasis Massive Open Online Courses (Moocs) Dalam Pemerataan Akses Pendidikan Pada Jenjang Perguruan Tinggi
Edutech, Tahun 15, Vol.15, No.2, Juni 2016
memungkinkan
A. PENDAHULUAN Dalam dokumen Rancangan Awal Pembangunan Nasional
Jangka
Menengah
(RPJMN)
(BAPPENAS,
2014)
2015-2019 diungkapkan
bahwa akses ke pendidikan tinggi belum merata, alasan
kendala utama.
finansial Kesulitan
menjadi ekonomi
membuat masyarakat lebih memilih untuk bekerja dan memenuhi kebutuhan ekonominya
dibanding
melanjutkan
pendidikan ke tingkat yang lebih tinggi. Alasan
lainnya
adalah
kendala
geografis. Pembangunan sumber daya manusia cenderung terkonsentrasi di wilayah tertentu, khususnya di kotakota besar di Pulau Jawa, sementara di wilayah-wilayah
lainnya
kualitas
pendidikan tergolong rendah. Selain terkendala dalam kualitas, kuantitas pendidikan tinggi yang diindikasikan dengan jumlah peserta didik secara nasional
ini
belum
merata
jika
dibandingkan dengan jumlah penduduk yang berada pada usia peserta perguruan tinggi. Upaya yang dapat dilakukan untuk memecahkan masalah ini adalah dengan memanfaatkan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi dalam bidang pendidikan. Teknologi informasi
dan
komunikasi
pembelajaran
tidak
hanya terjadi di ruang-ruang kelas, dalam
hal
ini
perluasan
layanan
pendidikan menjadi prioritas utama. Teknologi informasi dan komunikasi mampu menjembatani jarak yang ada antara instruktur atau peserta didik dengan kelas di mana pembelajaran berlangsung. Selain itu, dengan adanya teknologi informasi dan komunikasi ini mampu menghadirkan pembelajaran yang lebih terbuka untuk siapapun, bebas, dan fleksibel secara waktu. Pengguna internet di Indonesia dari data yang dirilis oleh Internet World Stats (2015) pada bulan Juni 2014 mencapai 71.190.000 pengguna, yakni sebesar
28,1%
dari
keseluruhan
populasi Indonesia. Ini menempatkan Indonesia
sebagai
negara
dengan
jumlah pengguna internet terbanyak keempat di Asia, dibawah China, India, dan Jepang. Asosiasi Penyelenggara Jasa
Internet
Indonesia
(2013)
memproyeksikan bahwa pada 2013 jumlah
pengguna
internet
akan
mencapai 83 juta, dan pada tahun 2014 diperkirakan akan mencapai angka 107 juta pengguna. Dengan peningkatan jumlah pengguna internet yang sangat pesatini,
tentunya
menjadi
sebuah
171 Analisis Pengguna Terhadap Sistem E-Learning Berbasis Massive Open Online Courses (Moocs) Dalam Pemerataan Akses Pendidikan Pada Jenjang Perguruan Tinggi
Edutech, Tahun 15, Vol.15, No.2, Juni 2016
prospek yang perlu dimanfaatkan dalam bidang
pendidikan
khususnya
di
dalam
Indonesia,
penyelenggaraan
Rancangan Awal Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019
(BAPPENAS,
sistem pembelajaran terbuka dan jarak
mengungkapkan
jauh.
pendidikan tinggi belum merata antara
MOOCs
(Masiv
Open
Online
bahwa
2014)
akses
ke
kelompok kaya dan miskin. Kelompok
Course System) memungkinkan akses
masyarakat
miskin
tidak
dapat
pendidikan terbuka yang masif dengan
menjangkau layanan pendidikan tinggi
biaya yang cenderung lebih efisien.
karena kesulitan ekonomi.
Sebagaimana diungkapkan Beny, dkk
Dalam Panduan Penyelenggaraan
(2014), bahwa manfaat potensial yang
KDITT, Dirjen DIKTI (2013) merinci
dapat diadopsi oleh Indonesia dengan
permasalahan-permasalahan yang ada
sistem e-learning berbasis MOOCs ini
pada jenjang pendidikan tinggi, di
adalah
mengatasi
antaranya:
kondisi
geografis
kendala dan
berupa
demografis
Indonesia. Hal ini senada dengan hasil penelitian yang dilakukan Hollands &
1. Ketersediaan, kapasitas perguruan tinggi yang terbatas 2. Keterjangkauan, sebaran perguruan
Thirtali (dalam Belawati, 2014) pada 39
tinggi
yang
kurang
kampus dan universitas di Amerika
sehingga
Serikat, bahwa tujuan utama institusi
kuliah dan akomodasinya
meningkatkan
merata, biaya
dalam menerapkan MOOCs adalah
3. Kualitas, kebanyakan perguruan
untuk memperluas jangkauan dan akses,
tinggi belum memiliki sumber daya
selain untuk meningkatkan hasil belajar,
pendidikan yang memadai dan
inovasi, dan penelitian di bidang
berkualitas
pembelajaran. Berdasarkan hal tersebut
4. Kesetaraan,
belum
dapat
diatas maka peneliti bermaksud untuk
mewujudkan layanan pendidikan
melakukan penelitian berkaitan dengan
tinggi yang setara dan bermutu
Persepsi Pengguna Sistem E Learning
5. Keterjaminan,
belum
adanya
berbasis MOOCs dalam Pemerataan
jaminan pemenuhan kebutuhan dan
akses jenjang Perguruan Tinggi di
permintaan pendidikan tinggi yang
Indonesia.
bermutu.
172 Analisis Pengguna Terhadap Sistem E-Learning Berbasis Massive Open Online Courses (Moocs) Dalam Pemerataan Akses Pendidikan Pada Jenjang Perguruan Tinggi
Edutech, Tahun 15, Vol.15, No.2, Juni 2016
dan
berkembang;
gaya
mengajar
E-learning adalah singkatan dari
instruktur dan gaya belajar peserta
electronic learning, merupakan proses
didik; motivasi belajar peserta didik;
pembelajaran
oleh
kompetensi teknis peserta didik; dan
penggunaan alat atau konten digital.
dukungan organisasi untuk kegiatan e-
Munir (2009) mengungkapkan bahwa
learning (Selim dalam Caporarello dan
istilah e-learning dapat didefinisikan
Sarchioni, 2014).
yang
didukung
sebagai bentuk teknologi informasi
Pada implementasinya, terdapat
yang diterapkan di bidang pendidikan
dua
dalam bentuk dunia maya. Sementara
Asynchronous e-learning digunakan
itu Rosenberg (dalam Caporarello dan
sering kali sebagai sistem manajemen
Sarchioni, 2014) mendefinisikan e-
konten (content management system) di
sebagai
cara
penyajian
e-learning.
“penggunaan
mana pengguna mengakses informasi
teknologi internet untuk menyampaikan
tanpa kolaborasi real time (Nichols
sekumpulan solusi yang luas untuk
dalam
meningkatkan
Sementara
learning
pengetahuan
dan
Madar
dan
Wills,
synchronous
2014).
e-learning
performa”. E-learning memiliki banyak
dirancang untuk pengguna online yang
manfaat
berkolaborasi
untuk
diterapkan
dalam
dalam
waktu
yang
pembelajaran. Baldwin-Evans (dalam
bersamaan (Stafin dalam Madar dan
Caporarello
Wills,
dan
Sarchioni,
2014)
2014).
Adapun
efektifitas
merekomendasikan e-learning karena
implementasi
alasan fleksibilitas, interaktifitas, dan
membutuhkan
efisiensi. Secara lebih luas, faktor
faktor
sukses penting dari e-learning di
individual yang harus diperhatikan
antaranya adalah: fleksibilitas dalam
(Madar dan Wills, 2014).
pengelolaan
waktu
untuk
e-learning
ini
faktor-faktor
seperti
teknologis,
pedagogis,
dan
belajar;
Massive open online courses adalah
partisipasi aktif dari setiap anggota;
perkuliahan online yang bertujuan
adanya
yang
untuk meningkatkan partisipasi dan
meyakinkan terjadinya proses belajar;
keterbukaan akses melalui teknologi
kualitas
website MOOCS menyediakan akses
mekanisme
dan
struktur
kontrol
bahan
ajar;
penggunaan teknologi yang terstandar
yang
bebas
pada
bahan
belajar
173 Analisis Pengguna Terhadap Sistem E-Learning Berbasis Massive Open Online Courses (Moocs) Dalam Pemerataan Akses Pendidikan Pada Jenjang Perguruan Tinggi
Edutech, Tahun 15, Vol.15, No.2, Juni 2016
berkualitas tinggi di mana partisipan
Secara umum, pembelajaran pada
dari seluruh dunia dapat membuat,
MOOCs menggunakan bentuk-bentuk
meneliti, dan berbagi sumberdaya
berikut ini (Gringer dalam Baturay,
pendidikan terbuka (Abeer dan Miri,
2015):
2014). MOOCS memiliki beberapa
1. Video
karakteristik
penting,
pembelajaran,
biasanya
yakni
dibagi menjadi beberapa bagian
keterbukaan, partisipatif, dan distributif
dengan durasi antara 5-10 menit
(Baturay, 2015). Partisipasi dalam
per-videonya.
MOOCS bersifat bebas dan terbuka
2. Penilaian,
menggunakan
(a)
bagi siapapun yang terkoneksi pada
penilaian otomatis dari pertanyaan
internet. Seorang pengguna diberikan
pilihan ganda, dan (b) penilaian
kebebasan
peer-review di mana peserta saling
untuk
memilih
course
apapun yang diminatinya tanpa ada
menilai
batasan.
kriteria yang ditentukan.
MOOCS
memiliki
sifat
berdasarkan
kriteria-
partisipatif dalam pembuatan atau
3. Forum, di mana peserta dapat
kegiatan berbagi kontribusi personal
berinteraksi dengan peserta lainnya
dan interaksi dengan kontributor yang
maupun dengan instruktur,
memperkaya proses pembelajaran di dalamnya.
Adapun
partisipasi
ini
4. Bacaan, yang tersedia online atau disediakan oleh instruktur,
bersifat sukarela. Sifat distributif pada
5. Sesi video langsung (live), sebagai
MOOCS berakar pada pendekatan
tambahan di mana peserta dapat
connectivist di mana ilmu pengetahuan
berinteraksi
perlu didistribusikan. Pembelajaran
conference secara langsung dengan
pada MOOCs berada pada lingkungan
instruktur.
melalui
video
belajar sosial di mana setiap partisipan
6. Social media, dimana peserta dapat
dapat berinteraksi dengan bahan ajar
melanjutkan diskusi pada laman di
maupun antar-partisipan. Bahan ajar
platform
yang tersedia biasanya hanya menjadi
Facebook atau Google+.
media
sosial,
seperti
titik awal untuk diskusi (Baturay, 2015).
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini, yaitu:
174 Analisis Pengguna Terhadap Sistem E-Learning Berbasis Massive Open Online Courses (Moocs) Dalam Pemerataan Akses Pendidikan Pada Jenjang Perguruan Tinggi
Edutech, Tahun 15, Vol.15, No.2, Juni 2016
1. Mendeskripsikan sistem e-learning berbasis
massive
open
Teknik
Pengumpulan
data
online
dilakukan melalui penyebaran angket
course (MOOCS) sebagai upaya
serta studi pustaka atau mengumpulkan
dalam pemerataan akses jenjang
data dari berbagai literatur. Angket
perguruan tinggi di Indonesia;
dibuat dalam bentuk pernyataan dan
2. Mengetahui bagaimana Persepsi pengguna berbasis
sistem massive
e-learning
open
bersifat
tertutup
Pernyataan
atau
pada
terstruktur.
angket
ditujukan
online
kepada pengguna Sistem E Learning
course (MOOCS) dapat menjawab
berbasis MOOCs yang pada penelitian
masalah pemerataan akses jenjang
ini
perguruan tinggi berdasarkan usia
Google Form.
disebar
dengan
menggunakan
peserta perguruan tinggi (rentang B. HASIL DAN PEMBAHASAN
usia 18-30 tahun) Metode
penelitian
panduan yang digunakan selama proses penelitian
berlangsung.
Metode
penelitian memiliki pengaruh besar dalam ketercapaian penelitian yang dilakukan. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini ialah metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Metode deskriptif bertujuan menggambarkan keadaan dilapangan melalui uraian kata-kata terkait dengan Persepsi Pengguna terhadap sistem E Learning berbasis MOOCs, sedangkan pendekatan kuantitatif ialah cara untuk mendapatkan hasil penelitian melalui angka-angka yang didapat dari angket yang disebarkan.
Berdasarkan hasil analisis terhadap
merupakan
studi lapangan yang dilakukan, peneliti menemukan
bahwa
kendala
yang
seringkali dihadapi oleh peserta dalam mengikuti pembelajaran pada website massive open online courses yang telah tersedia di antaranya adalah kendala bahasa
Inggris
dari
penyedia
pembelajaran MOOCs yang masih sulit dimengerti, aksesibilitas saat diakses menggunakan konektivitas
mobile yang
device,
kurang
stabil
terkadang mempengaruhi kenyamanan saat
loading
beberapa
konten
website
mengharuskan membayar
agar
video,
serta
yang
masih
pengguna
untuk
dapat
mengakses
konten yang disediakan. Kendala lain
175 Analisis Pengguna Terhadap Sistem E-Learning Berbasis Massive Open Online Courses (Moocs) Dalam Pemerataan Akses Pendidikan Pada Jenjang Perguruan Tinggi
Edutech, Tahun 15, Vol.15, No.2, Juni 2016
yang sering ditemui adalah konsep self-
memiliki kriteria-kriteria utama, di
paced learning sering kali membuat
antaranya:
1)
motivasi belajar mahasiswa rendah
Indonesia
yang
dikarenakan
motivasi
pengguna dari berbagai latar budaya dan
eksternal. Hal inilah yang membuat
gender; 2) antar muka media yang
banyak peserta pembelajaran e-learning
responsive dan dapat diakses dari
berbasis massive open online courses
berbagai perangkat; 3) penggunaan
yang berhenti di tengah jalan dan tidak
konten video dengan durasi singkat
menyelesaikan
untuk memudahkan proses buffering; 4)
kurangnya
keseluruhan
proses
pembelajarannya.
konten
penggunaan
berbahasa
mudah
konten
dipahami
multimedia
interaktif; 5) penggunaan prinsip social Adapun
respon
responden
mengungkapkan bahwa website elearning massive open online courses memberikan fleksibilitas pembelajaran,
kemudahan waktu
dan
serta
pembelajaran
dalam tempat
materi/konten
berkualitas
yang
disediakan oleh berbagai perguruan tinggi ternama yang bermitra dengan
learning melalui fitur forum diskusi; 6) penggunaan
prinsip
gamification
melalui pemberian lencana (badges) bagi
peserta
dengan
pencapaian
tertentu; 7) penyediaan konten tanpa memungut
bayaran;
8) melakukan
kemitraan dengan perguruan tinggi ternama
untuk
menjamin
kualitas
konten/materi pembelajaran.
penyedia layanan massive open online courses. Penggunaan media berbasis
Berdasarkan aktor-aktornya, fungsi
web juga memungkinkan penggunaan
dan fitur dari sistem e-learning berbasis
konten yang lebih variatif, mulai dari
massive open online courses ini adalah
buku
sebagai berikut:
elektronik
pembelajaran,
(e-book), podcast,
video hingga
penggunaan multimedia interaktif. Dari hasil analisis studi lapangan tersebut,
1. Peserta didik a. Pengguna baru perlu mendaftar
peneliti memutuskan bahwa sistem e-
terlebih
dahulu
agar
learning berbasis massive open online
identitasnya terdaftar sebagai
courses yang dikembangkan harus
peserta didik,
176 Analisis Pengguna Terhadap Sistem E-Learning Berbasis Massive Open Online Courses (Moocs) Dalam Pemerataan Akses Pendidikan Pada Jenjang Perguruan Tinggi
Edutech, Tahun 15, Vol.15, No.2, Juni 2016
b. Peserta
didik
terdaftar
yang
dapat
telah
melakukan
2. Instruktur
proses log in dan memilih mata
a. Instruktur dapat mengedit dan
kuliah yang akan diikuti atau
membuat materi pembelajaran
melanjutkan
baru,
mengikuti
perkuliahan yang telah dipilih sebelumnya,
dapat
membuat
tes/kuis bagi peserta didik,
c. Peserta didik dapat membaca pesan
b. Instruktur
pengumuman
dari
c. Instruktur
melihat
peserta didik yang mendaftar
instruktur mata kuliah yang
pada
diikutinya,
diampunya,
d. Peserta didik dapat mengikuti
dapat
mata
d. Instruktur
kuliah
dapat
yang
mengirim
kuis/tes yang terdapat dalam
berita/pengumuman
proses pembelajaran,
perkuliahan kepada seluruh
e. Peserta
didik
dapat
mengirimkan tanggapan dari
peserta
mata
terkait
kuliah
yang
diampunya.
setiap materi pembelajaran jika ada
materi
yang
tidak
dimengerti,
3. Administrator a. Administrator dapat mengelola
f. Peserta didik dapat mengikuti
keseluruhan
sistem,
mata
forum diskusi yang tersedia
kuliah, instruktur, dan peserta
untuk setiap mata kuliah yang
didik
diikuti, g. Peserta
Dari peran setiap aktor tersebut didik
mendapatkan
lencana untuk mata kuliah
kemudian divisualisasikan ke dalam diagram use case sebagai berikut:
yang telah selesai diikutinya.
177 Analisis Pengguna Terhadap Sistem E-Learning Berbasis Massive Open Online Courses (Moocs) Dalam Pemerataan Akses Pendidikan Pada Jenjang Perguruan Tinggi
Edutech, Tahun 15, Vol.15, No.2, Juni 2016
Gambar 2.1 Diagram use case berdasarkan peran pengguna 1.
Implementasi Sistem E-learning
dengan lisensi open source di mana
berbasis Massive Open Online
kode sumber program bebas untuk
Courses
dilihat, dipelajari, dikembangkan, dan
Sistem e-learning berbasis massive
didistribusikan
ulang
berdasarkan
ini
syarat dan ketentuan tertentu. Hal ini
diimplementasikan dengan perangkat
memudahkan tim pengembang dalam
content management system wordpress.
mengembangkan fitur yang dibutuhkan.
Wordpress
merupakan
Adapun
management
system
open
online
courses
content
berbasis
web
tersebut
fitur
yang
adalah
dikembangkan
sistem
learning
178 Analisis Pengguna Terhadap Sistem E-Learning Berbasis Massive Open Online Courses (Moocs) Dalam Pemerataan Akses Pendidikan Pada Jenjang Perguruan Tinggi
Edutech, Tahun 15, Vol.15, No.2, Juni 2016
management
system
dalam
bentuk
plugins dan theme. Pengembangan
dianalisis.
Adapun
tahapan-tahapan
yang dilakukan saat analisis data yakni:
dalam bentuk plugin dan theme ini dimaksudkan agar sistem e-learning
a.
berbasis massive open online courses ini dapat
diinstal
secara
fleksibel
di
berbagai sistem lain jika dibutuhkan. Aplikasi berbasis web ini kemudian membutuhkan
server
hosting
dan
domain agar dapat diakses melalui
Menyiapkan Data Proses ini mencakup pengecekan
kelengkapan data yang akan dianalisis seperti identitas sampel, kelengkapan isi angket dan lembaran angket, dan pengecekan isian atau jawaban yang diberikan sampel.
jaringan internet. Spesifikasi domain dan web hosting untuk e-learning
b.
Editing
berbasis massive open online courses ini Editing
adalah sebagai berikut:
merupakan
kegiatan
berikutnya setelah data diperoleh dari Nama Domain: indoversity.com
lapangan. Kegiatan editing penting
Kapasitas penyimpanan: 10 GB
untuk dilakukan mengingat kesesuaian data dengan hasil yang diharapkan.
Bandwidth transfer: unmetered (untuk c.
akses dari Indonesia) Apache version: 2.4.17 (unix)
Pengkodean Pengkodean
artinya
mengklasifikasikan data yang telah
PHP version: 5.5.30
diedit dan pemberian identitas sehingga MySQL version: 5.5-community
lebih
d.
Analisis Data Data
penelitian
saat
proses
penganalisisan.
Operating system: Linux 2.
memudahkan
yang
telah
diperoleh dari angket yang telah diisi oleh sampel penelitian diolah kemudian
Tabulasi Tabulasi ialah proses pemasukan
jawaban
pada
tabel
dari
angket
menggunakan skor sesuai dengan skala jawaban yang digunakan. Tabulasi
179 Analisis Pengguna Terhadap Sistem E-Learning Berbasis Massive Open Online Courses (Moocs) Dalam Pemerataan Akses Pendidikan Pada Jenjang Perguruan Tinggi
Edutech, Tahun 15, Vol.15, No.2, Juni 2016
digunakan
untuk
mempermudah
3.
Analisis Profil Pengguna Sistem E-
penghitungan frekuensi jawaban pada
learning berbasis Massive Open
setiap pernyataan ataupun kesimpulan
Online Courses
secara menyeluruh.
Analisis profil pengguna digunakan untuk menguji kemampuan sistem
Proses analisis dilakukan setelah melalui tahapan-tahapan diatas, adapun teknik analisis data yang digunakan ialah dengan cara menghitung skor secara keseluruhan dan menentukan skor maksimum dan minimum yang
dalam
memecahkan
masalah
pemerataan akses pendidikan tinggi di Indonesia.
Adapun
indikator
yang
dianalisis adalah domisili pengguna, jenis kelamin, pendidikan terakhir, dan pekerjaan pengguna.
bisa didapat. Setelah diketahui skor maksimum dan minimum maka peneliti
a.
Pengguna
Sistem
E-learning
selanjutnya menghitung interval dan
Berbasis Massive Open Online
jarak antar kelas. Penghitungan tersebut
Courses
digunakan untuk mengetahui skor yang
Pengguna (Provinsi)
berdasarkan
Domisili
didapat dari lapangan berada pada
Berdasarkan analisis terhadap
kategori apa. Dengan asumsi awal
profil pengguna yang terdaftar di
bahwa angket yang dibuat berdistribusi
sistem e-learning berbasis massive
normal, dengan demikian statistik yang
open online courses ini didapatkan
digunakan ialah statistik parametrik.
data bahwa sebesar 81% pengguna berasal dari Jawa Barat. Pengguna
Potensi yang ada saat ini yaitu mayoritas
pengguna
internet
di
dari Jakarta, Banten, dan Sulawesi Selatan
masing-masing
3%
Indonesia menurut PUSKAKOM 2014
pengguna, pengguna dar Bengkulu,
adalah pengguna yang berusia 18-25
Sumatera
tahun dengan kategori hampir setengah
Timur, dan Kalimatan Selatan
dari total jumlah pengguna internet
masing-masing sebesar 2%, serta
(49%). Dengan potensi ini, seseorang
Bali
dapat dengan mudah mengakses e-
masing 1%. Dari data tersebut
learning berbasis MOOCS sebagai salah
terlihat
sumber pembelajaran.
dikembangkan telah menjangkau
dan
Selatan,
Kalimantan
Yogyakarta
bahwa
sistem
masing-
yang
180 Analisis Pengguna Terhadap Sistem E-Learning Berbasis Massive Open Online Courses (Moocs) Dalam Pemerataan Akses Pendidikan Pada Jenjang Perguruan Tinggi
Edutech, Tahun 15, Vol.15, No.2, Juni 2016
ke setidaknya 10 dari 34 provinsi di
Alternatif yang dilakukan peneliti
wilayah
adalah
Indonesia
Indonesia
Barat
Tengah,
dan
melakukan
sosialisasi
meski
melalui web site media sosial,
konsentrasi mayoritas pengguna
sehingga sebagian besar pengguna
(81%) berasal dari Jawa Barat.
hanyalah yang dapat dijangkau
Penyebab utama hal ini adalah
melalui media sosial tersebut.
minimnya alokasi waktu, dana, dan
Berikut ini adalah visualisasi
sumber daya manusia yang tersedia
data domisili pengguna sistem e-
untuk melakukan sosialisasi di
learning berbasis massive open
daerah lain, terutama ke daerah
online
yang angka partisipasi pendidikan tingginya
terhitung
courses
yang
telah
dikembangkan.
rendah.
Pengguna Berdasarkan Lokasi (Domisili) Series1; Kalimantan Selatan; 1; 2% Series1; Kalimantan Timur; 1; 2% Series1; Sulawesi Selatan; 2; 3%
Series1; Bali; 1; 2% Series1; Yogyakarta; 1; 2% Series1; Sumatera Selatan; 1; 1% Series1; Bengkulu; 1; 1% Series1; Banten; 2; 3% Series1; DKI Jakarta; 2; 3%
Series1; Jawa Barat; 50; 81%
Jawa Barat
DKI Jakarta
Banten
Bengkulu
Sumatera Selatan
Yogyakarta
Bali
Sulawesi Selatan
Kalimantan Timur
Kalimantan Selatan
Gambar 2.2 Domisili pengguna
4.
Pengguna
Sistem
E-learning
Berbasis Massive Open Online
Courses (MOOCS) berdasarkan Jenis Kelamin
181 Analisis Pengguna Terhadap Sistem E-Learning Berbasis Massive Open Online Courses (Moocs) Dalam Pemerataan Akses Pendidikan Pada Jenjang Perguruan Tinggi
Edutech, Tahun 15, Vol.15, No.2, Juni 2016
Berdasarkan
analisis
terhadap
berjenis kelamin perempuan. Berikut ini
profil pengguna yang terdaftar di sistem
adalah visualisasi data jenis kelamin
e-learning berbasis massive open online
pengguna sistem e-learning berbasis
courses ini didapatkan data bahwa
massive open online courses yang telah
sebesar 39% pengguna berjenis kelamin
dikembangkan.
laki-laki, sementara 61% pengguna
Data Pengguna Berdasarkan Jenis Kelamin (Gender)
39% 61%
Laki-laki
Perempuan
Gambar 2.3 Jumlah pengguna berdasarkan jenis kelamin Berdasarkan data di atas, terlihat
pelajar perempuan masih memiliki
bahwa mayoritas pengguna berjenis
pencapaian
kelamin
pendidikan, sehingga kesetaraan gender
perempuan.
Hal
ini
yang
rendah
menunjukkan bahwa sistem e-learning
dalam
berbasis massive open online courses
meningkatkan kesetaraan kesempatan
yang dikembangkan cukup menarik
kerja,
perhatian perempuan untuk mengakses
menghindari
pendidikan
mereduksi rata-rata kematian janin, dan
dan
menambah
pengetahuan. Menurut OECD (2011),
pendidikan
namun
meningkatkan
bukan
dalam
juga
pernikahan
hanya
membantu usia
kesehatan
dini,
dan
dalam banyak negara berkembang,
182 Analisis Pengguna Terhadap Sistem E-Learning Berbasis Massive Open Online Courses (Moocs) Dalam Pemerataan Akses Pendidikan Pada Jenjang Perguruan Tinggi
Edutech, Tahun 15, Vol.15, No.2, Juni 2016
pendidikan bagi generasi mendatang
sebesar 52% pengguna adalah lulusan
(OECD, 2011).
Sekolah Menengah Kejuruan/sederajat,
5.
Pengguna
Sistem
E-learning
Berbasis Massive Open Online Courses (MOOCS) berdasarkan Pendidikan Terakhir Berdasarkan
analisis
terhadap
profil pengguna yang terdaftar di sistem e-learning berbasis massive open online courses ini didapatkan data bahwa
38% pengguna adalah lulusan Sekolah Menengah Atas, 8% pengguna adalah lulusan Sarjana Strata 1, dan 2% pengguna adalah lulusan diploma 3. Berikut ini adalah visualisasi data pendidikan terakhir pengguna sistem elearning berbasis massive open online courses yang telah dikembangkan.
Pengguna Berdasarkan Pendidikan Terakhir Series1; S1; 5; 8% Series1; D3; 1; 2% Series1; SMA; 24; 38%
Series1; SMK; 33; 52%
SMA
SMK
D3
S1
Gambar 2.4 Pengguna berdasarkan Pendidikan Terakhir Tingginya angka pengguna lulusan
37,15%. Pengguna pada kategori ini
SMK dan SMA ini sesuai dengan data
adalah sasaran utama pengguna sistem
yang ditunjukkan oleh Badan Pusat
e-learning berbasis massive open online
Statistik
courses ini.
(2013),
bahwa
mayoritas
pengguna internet adalah pengguna dengan tingkat pendidikan terakhir SMA dan SMK/sederajat, yakni sebesar
6.
Pengguna
Sistem
E-learning
Berbasis Massive Open Online
183 Analisis Pengguna Terhadap Sistem E-Learning Berbasis Massive Open Online Courses (Moocs) Dalam Pemerataan Akses Pendidikan Pada Jenjang Perguruan Tinggi
Edutech, Tahun 15, Vol.15, No.2, Juni 2016
Courses (MOOCS) berdasarkan
adalah
Pekerjaan
pengguna berprofesi sebagai wirausaha,
Berdasarkan
analisis
terhadap
profil pengguna yang terdaftar di sistem e-learning berbasis massive open online courses ini didapatkan data bahwa sebesar
44%
pengguna
sebagaikaryawan,
berprofesi
30%
pengguna
ibu
rumah
tangga,
13%
4% adalah mahasiswa, sementara 5% pengguna
adalah
profesi
lainnya.
Berikut ini adalah visualisasi data pekerjaan pengguna sistem e-learning berbasis massive open online courses yang telah dikembangkan.
Pengguna Berdasarkan Pekerjaan Series1; Wirausaha; 9; 14%
Series1; Mahasiswa; 10; 16%
Series1; Tidak Bekerja; 17; 27% Series1; Karyawan; 27; 43%
Mahasiswa
Karyawan
Tidak Bekerja
Wirausaha
Gambar 2.5 Pengguna berdasarkan pekerjaan Sebagaimana yang diungkapkan
pendidikan ke tingkat yang lebih tinggi.
oleh BAPPENAS (2014), akses ke
Tingginya
pendidikan tinggi di Indonesia belum
berprofesi sebagai karyawan ini juga
merata,
menjadi
menunjukkan adanya kesempatan dan
ekonomi
ketertarikan pengguna
alasan
kendala utama.
finansial Kesulitan
angka
pengguna
yang
yang sudah
membuat masyarakat lebih memilih
bekerja untuk mencoba berbagai hal
untuk bekerja dan memenuhi kebutuhan
baru, salah satunya adalah dengan
ekonominya
mengikuti pembelajaran pada sistem e-
dibanding
melanjutkan
184 Analisis Pengguna Terhadap Sistem E-Learning Berbasis Massive Open Online Courses (Moocs) Dalam Pemerataan Akses Pendidikan Pada Jenjang Perguruan Tinggi
Edutech, Tahun 15, Vol.15, No.2, Juni 2016
learning berbasis massive open online
penggunaan
courses ini.
melalui pemberian lencana (badges) bagi
C. SIMPULAN
prinsip
peserta
gamification
dengan
pencapaian
tertentu; g) penyediaan konten tanpa
Berdasarkan hasil penelitian dan
memungut
bayaran;
h) melakukan
pembahasan yang telah diuraikan, maka
kemitraan dengan perguruan tinggi
dapat diambil kesimpulan bahwa sistem
ternama
e-learning berbasis massive open online
konten/materi
courses sebagai
menjamin
kualitas
pembelajaran.
Profil
upaya
pemerataan
pengguna tahap ujicoba dari sistem e-
tinggi
dilakukan
learning berbasis massive open online
akses perguruan dengan
untuk
beberapa
tahap:
a)
courses ini menunjukkan bahwa sistem
yang
e-learning berbasis massive open online
program
courses yang dikembangkan berpotensi
aplikasi; b) mengunggah aplikasi ke
untuk meningkatkan pemerataan akses
server hosting agar dapat diakses
pendidikan tinggi dengan beberapa
melalui koneksi internet. Desain sistem
indikator, yakni kesetaraan gender,
e-learning berbasis massive open online
mayoritas
pengguna
courses sebagai upaya pemerataan
pendidikan
terakhir
akses
yang
SMA/sederajat, serta sebagian besar
fitur-fitur
pengguna berprofesi sebagai karyawan.
sebagai berikut: a) konten berbahasa
Adapun untuk aspek geografis, hasil
Indonesia
analisis
mengimplementasikan desain telah
disusun
menjadi
perguruan
dikembangkan
tinggi
memiliki
yang
mudah
dipahami
terhadap
memiliki SMK
pengguna
pengguna dari berbagai latar budaya dan
menunjukkan
gender; b) antar muka media yang
terkonsentrasi di Pulau Jawa.
bahwa
dan
masih
pengguna
responsive dan dapat diakses dari berbagai perangkat; c) penggunaan konten video dengan durasi singkat untuk memudahkan proses buffering; d) penggunaan
konten
multimedia
interaktif; e) penggunaan prinsip social learning melalui fitur forum diskusi; f)
D. DAFTAR PUSTAKA Sumber Tercetak : Abeer, W. & Miri, B. (2014). Students' Preferences and Views about Learning in MOOC. Procedia -
185 Analisis Pengguna Terhadap Sistem E-Learning Berbasis Massive Open Online Courses (Moocs) Dalam Pemerataan Akses Pendidikan Pada Jenjang Perguruan Tinggi
Edutech, Tahun 15, Vol.15, No.2, Juni 2016
Social and Behavioral Sciences,
E-Learning. International Journal
vol. 152, 318-323
of
Baturay, M.H. (2015). An Overview of
Scientific
&
Technology
Research, vol. 3(5), 235-238
the World of MOOCs. Procedia -
Munir. (2009). Pembelajaran Jarak
Social and Behavioral Sciences,
Jauh Berbasis TIK. Bandung:
vol. 174. 427-433
Alfabeta
Belawati,
Tian.
Education,
(2014). Open
Open
Education
Silvana, Hana & Fajar, Yuniar (2015) “Pengembangan
Sistem
E-
Resources, and Massive Open
learning berbasis Massive Open
Online
International
Online Courses sebagai Upaya
Journal of Continuing Education
Pemerataan Akses pada Jenjang
and Lifelong Learning, vol. 7(1),
Perguruan Tinggi di Indonesia.”
1-15
Laporan Penelitian SEAMOLEC
Courses.
Beny., Wijaya, I.S., Assegaf, S. (2014). Why Should
Indonesia Take
Universities
Benefits
from
MOOC (Massive Open Online Course). Dalam: Khairurrijal dan Halim, L (eds.). International Conference
on
Advances
in
Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Pendidikan:
Pendekatan
Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta Sumber online Amalia,
E.R.
(2007).
Kondisi
Education Technology 2014 (p.
Pemerataan
Pendidikan
35-37). Bandung: Atlantis Press
Indonesia.
Diakses
Caporarello, L. & Sarchioni, G. (2014). E-learning:
the
Recipe
for
Success. Journal of e-Learning and Knowledge Society, vol. 10(1), 117-128 Madar, M.J. & Wills, O. (2014). Strategic Model of Implementing
di dari:
http://id.scribd.com/doc/1697795 75/kondisi-pemerataanpendidikan BAPPENAS. (2014). Rancangan Awal Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2015-2019. Diakses
dari:
186 Analisis Pengguna Terhadap Sistem E-Learning Berbasis Massive Open Online Courses (Moocs) Dalam Pemerataan Akses Pendidikan Pada Jenjang Perguruan Tinggi
Edutech, Tahun 15, Vol.15, No.2, Juni 2016
http://www.bpkp.go.id/public/
assets/uploads/files/Buku%20Pan
upload/unit/sesma/files/Buku%20
duan%20Pengembangan%20KDI
II%20RPJMN%202015-2019.pdf
TT%20(Draf%2017%20Januari
Dirjen
DIKTI.
(2013).
Panduan
Pengembangan Kuliah Daring
%202014).pdf Internet World Stats. (2015). Asia
Indonesia Terbuka dan Terpadu.
Internet
Diakses
http://www.internetworldstats.co
dari:
http://kuliahdaring.dikti.go.id/
Stats.
Diakses
dari:
m/asia.htm#id
187 Analisis Pengguna Terhadap Sistem E-Learning Berbasis Massive Open Online Courses (Moocs) Dalam Pemerataan Akses Pendidikan Pada Jenjang Perguruan Tinggi