Upaya-Upaya Mencegah.... (Mei Aryani Dharmawati) 466
UPAYA-UPAYA MENCEGAH SINDROM SARANG KOSONG PADA LANJUT USIA PEREMPUAN DI BANGUNTAPAN, BANTUL EFFORTS TO PREVENT THE EMPTY NEST SYNDROME IN ELDERLY WOMEN Oleh: Mei Aryani Dharmawati, Bimbingan Dan Konseling Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Yogyakarta,
[email protected].
Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui upaya-upaya mencegah sindrom sarang kosong pada lanjut usia perempuan. Perempuan memiliki kemungkinan yang lebih besar dibandingkan laki-laki akan terpengaruh sindrom sarang kosong. Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif. Pemilihan subjek penelitian menggunakan purposive sampling. Subjek penelitian ini adalah 5 lanjut usia perempuan. Metode pengumpulan data menggunakan wawancara dan observasi, sehingga instrumen pengumpulan data berupa pedoman wawancara dan pedoman observasi. Teknik analisis data menggunakan reduksi data, display data, lalu kesimpulan. Uji keabsahan data menggunakan teknik triangulasi data dengan sumber. Hasil penelitian menunjukkan 5 lanjut usia perempuan di Banguntapan mempunyai karakteristik yang berbeda, sehingga menghasilkan upaya yang berbeda-beda dalam setiap aspek kehidupan. Lanjut usia yang berupaya tetap aktif mengisi kegiatan dalam kesehariannya (misalnya: beribadah, arisan, senam lansia, melakukan hobi), mempersiapkan biaya kesehatan, mengatur jadwal kunjungan/rekreasi bersama anak dan cucu, serta mendapat dukungan dan kasih sayang dari keluarga, tetangga dan kerabat lebih mudah mencegah terjadinya sindrom sarang kosong. Kata kunci: lanjut usia perempuan, sindrom sarang kosong. Abstract This research attempts to know the efforts to prevent the empty nest syndrome in elderly women. Women are more likely than men to be affected the empty nest syndrome. Approach this research uses qualitative descriptive. An election subject of research using purposive sampling .The subject of this research is 5 elderly women. Data analysis techniques using reduction data, display data, then the conclusion. Test the validity of the data using the technique of triangulation of the data. The research results show 5 elderly women in Banguntapan have different characteristics, so as to produce an effort that is different in every aspect of life. Elderly in trying to remained active fill activities in her routine (for example: serve, social gathering, gymnastic elderly, do a hobby), prepare the health costs, set a schedule of visits/recreation with children and grandchildren, and gain support and affection of the family, neighbors and relatives of more easily prevent the occurrence of empty nest syndrome . Keywords: elderly women , the empty nest syndrome .
memberikan pengaruh terhadap tahap-tahap
PENDAHULUAN Manusia mengalami periode
dalam
perkembangan
yang
berurutan
akan
selanjutnya. Salah satu tahap yang akan dilalui
beberapa
oleh individu tersebut adalah masa lanjut usia
hidupnya dalam dan
tidak
dapat
atau lansia. Masa lanjut
dihindari, mulai dari periode pranatal hingga
usia adalah masa perkembangan terakhir dalam
lanjut usia. Setiap masa yang dilalui merupakan
hidup manusia. Menurut Hardywinoto (2005: 8)
tahap-tahap yang saling berkaitan dan tidak
kelompok
dapat diulang kembali. Hal-hal yang terjadi di
penduduk yang berusia 60 tahun ke atas.
masa
awal
perkembangan
individu
akan
lanjut
usia
adalah
kelompok
467 E-Journal Bimbingan dan Konseling Edisi 11 Tahun Ke-5 2016
Lanjut
usia
merupakan
proses
dilakukan adalah benuk pemecahan masalah
berkelanjutan dalam kehidupan yang ditandai
dalam mencegah datangnya permasalahan yang
dengan berbagai perubahan ke arah penurunan.
lebih lanjut.
Departemen Kesehatan RI 1998 (dalam Rita
Berdasarkan beberapa penjelasan yang telah
Ekka Izzaty, 2008:168) menyatakan bahwa
dipaparkan
menjadi tua ditandai oleh kemunduran biologis
tertarik untuk melakukan penelitian mengenai
yang terlihat dari gejala kemunduran fisik,
upaya-upaya mencegah sindrom sarang kosong
diantaranya adalah tumbuhnya uban, kulit yang
pada lanjut usia perempuan. Tujuannya untuk
mulai
mengetahui upaya-upaya mencegah sindrom
keriput,
penurunan
suatu
berat
badan,
tanggalnya gigi sehingga mengalami kesulitan
sebelumnya
membuat
peneliti
sarang kosong pada lanjut usia perempuan.
makan, penglihatan dan pendengaran berkurang, mulai lelah dan terjadi timbunan lemak terutama
METODE PENELITIAN
di bagian perut dan pinggul. Selain itu juga
Penelitian
muncul perubahan yang menyangkut kehidupan
metode
psikologi lansia, seperti perasaan tersisih, tidak
kualitatif memiliki dasar filosofii yang berbeda,
dibutuhkan lagi, ketidakikhlasan menerima
tidak menekankan pada upaya generalisasi
kenyataan baru, misalnya penyakit yang tidak
(jumlah)
kunjung sembuh atau kematian pada pasangan.
melainkan berupaya memahami sudut pandang
ini
dilaksanakan
pendekatan
melalui
menggunakan
kualitatif.
perolehan
Pendekatan
sampel
acak,
Sebagian besar lanjut usia kurang siap
dan konteks subjek penelitian secara mendalam.
menghadapi dan menyikapi masa tua, sehingga
Metode pengumpulan data pada penelitian ini
menyebabkan para lanjut usia kurang dapat
dengan menggunakan wawancara mendalam
menyesuaikan diri dalam memecahkan masalah
dan observasi non partisipan. Teknik analisis
yang dihadapi, padahal seorang lanjut usia tentu
data yang dilakukan dengan cara deskriptif,
mengalami perubahan besar pada seluruh aspek
yaitu mendeskripsikan hasil wawancara dan
kehidupannya, baik fisik, psikologis maupun
observasi yang telah dilakukan.
sosial. Salah satu permasalahan psikologis yang dihadapi
adalah
sindrom
Sindrom
sarang
kosong
sarang
kosong.
mengacu
Jenis Penelitian
pada
Jenis penelitian yang digunakan yaitu
kesedihan yang banyak terjadi pada orang tua
kualitatif
deskriptif.
ketika anak-anak mulai meninggalkan rumah.
bertujuan untuk mendeskripsikan, mencatat
Kondisi ini secara khas terjadi pada wanita.
hasil
analisis,
Penelitian
serta
deskriptif
menginterpretasikan
peristiwa
yang
yang banyak melanda kaum ibu. Dalam
deskriptif
kualitatif
mengatasi permasalahan tersebut perlu adanya
situasi atau peristiwa. Penelitian dengan metode
upaya yang harus dilakukan sebelum lanjut usia
ini tidak mencari atau menjelaskan hubungan,
dihadapkan pada keadaan tersebut. Upaya yang
tidak menguji hipotesis atau membuat prediksi.
Sindrom sarang kosong muncul sebagai gejala
sekarang
terjadi.
hanyalah
Metode
memaparkan
Upaya-Upaya Mencegah.... (Mei Aryani Dharmawati) 468
Penelitian deskriptif ditujukan untuk mengumpulkan informasi secara aktual dan terperinci,
mengidentifikasikan
hidup (life historical investigation), dan analisis konten (content analysis).
masalah,
membuat perbandingan atau evaluasi, dan menentukan apa yang dilakukan orang lain
Data, Instrumen, dan Teknik Pengumpulan Data Desain dalam penelitian ini adalah
dalam menghadapi masalah yang sama dan belajar
dari
pengalaman
mereka
untuk
menetapkan rencana dan keputusan pada waktu
dengan
deskriptif
kualitatif.
Untuk mengumpulkan data akan dilakukan dengan
yang akan datang.
menggunakan
tiga
metode
pengumpulan
data
kualitatif, yaitu: wawancara mendalam, dan pengamatan langsung atau observasi, dan studi
Waktu Dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di daerah Bantul, Yogyakarta
tepatnya
di
pustaka sebagai berikut :
Kelurahan
Banguntapan. Penelitian dilakukan selama bulan
1. Wawancara Mendalam Wawancara
Mei -Juni 2016.
merupakan
metode
pengumpulan data yang digunakan pada hampir semua penelitian kualitatif. Menurut Moleong,
Subjek Penelitian Pada penelitian ini yang menjadi subjek
wawancara adalah percakapan dengan maksud
adalah lanjut usia perempuan yang berusia 60 ke
tertentu. Percakapan dilakukan oleh dua pihak,
atas
yaitu
dan
tinggal
di
Bantul,
Kelurahan
pewawancara
mengajukan
Banguntapan.
(interviewer)
pertanyaan
dan
yang
terwawancara
(interviewee) yang memberikan jawaban atas Prosedur
pertanyaan
tersebut.
Pihak
yang
akan
Penelitian kualitatif adalah prosedur
diwawancarai adalah dari penelitian ini sendiri.
penelitian yang menghasilkan deskriptif berupa
Wawancara mendalam (in–depth interview)
kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan
dilakukan untuk memperoleh keterangan yang
perilaku
yang
dapat
diamati.
Penelitian
lebih mendalam. Informasi tersebut diharapkan
kualitatif
jauh
lebih
subyektif
daripada
mampu membantu peneliti dalam mengetahui
penelitian
atau
survei
kuantitatif
dan
menggunakan metode sangat berbeda dari mengumpulkan informasi, terutama individu, dalam
menggunakan
wawancara
upaya-upaya mencegah sindrom sarang kosong pada lanjut usia perempuan. 2. Pengamatan Langsung atau Observasi
secara
Alasan peneliti melakukan observasi
mendalam dan grup fokus. Teknik pengumpulan
adalah untuk menyajikan gambaran realistik
data kualitatif diantaranya adalah interview
perilaku atau kejadian yang ada pada subjek,
(wawancara), schedules (daftar pertanyaan), dan
untuk
observasi (pengamatan), penyelidikan sejarah
mendeskripsikan
menjawab
pertanyaan,
lingkungan
(site)
untuk yang
diamati, aktivitas-aktivitas yang berlangsung,
469 E-Journal Bimbingan dan Konseling Edisi 11 Tahun Ke-5 2016
individu-individu lingkungan
yang
tersebut
terlibat
beserta
dalam
aktivitas
dan
perilaku yang dimunculkan. 3.
3. Kesimpulan/ verifikasi Langkah kesimpulan
Studi Pustaka
terakhir
yaitu
berdasarkan
data
mengambil yang
telah
ditelaah.
Studi pustaka yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan mempelajari buku-
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
buku
Berdasarkan wawancara dan observasi, hasil penelitian menunjukkan bahwa upaya yang dilakukan kelima subjek berbeda-beda. Kelima subjek sudah mempersiapkan biaya kesehatan sesuai kemampuan, akan tetapi subjek ST menyatakan bahwa sulit untuk memiliki pola makan yang sehat. Di samping itu, dari kelima subjek, hanya subjek WK yang berupaya mengikuti senam lansia di lingkungan tempat tinggal.
referensi,
laporan-laporan,
majalah-
majalah, jurnal-jurnal dan media lainnya yang berkaitan dengan obyek penelitian.
Teknik Analisis Data Menurut Bogdan (Moleong, 2005: 244) analisis data dalam penelitian kualitatif adalah proses
pelacakan
dan
sistematis
transkrip
lapangan,
dan
pengaturan wawancara,
bahan-bahan
secara catatan
lain
a.
Aspek ekonomi
yang
Lanjut
usia
ditandai
dengan
dikumpulkan untuk meningkatkan pemahaman
menurunnya produktivitas kerja, memasuki
terhadap bahan-bahan tersebut agar dapat
masa pensiun atau berhentinya pekerjaan
diinterpretasikan temuannya kepada orang lain.
utama. Menurut Siti Bandiyah (2009: 30)
Dalam menganalisis data menggunakan model Miles dan Huberman. Data
hal
ini
berakibat
pada
menurunnya
yang
pendapatan yang kemudian terkait dengan
diperoleh kemudian dianalisis melalui langkah-
pemenuhan kebutuhan sehari-hari. Di sisi
langkah sebagai berikut:
lain,
1. Reduksi data Proses penggabungan dan penyeragaman
lanjut
berbagai meningkat,
usia
dihadapkan
kebutuhan seperti
yang kebutuhan
kepada semakin pangan,
segala bentuk data yang diperoleh menjadi satu
sandang, papan dan kebutuhan untuk
bentuk tulisan (script) yang akan dianalisis.
perawatan lanjut usia sendiri.
2. Display
Menurut Siti Partini (2011: 133),
Penyajian data dapat dilakukan dalam
keinginan lanjut usia untuk tetap bekerja
bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar
dilatarbelakangi oleh keinginan lanjut usia
kategori, flowchart dan sejenisnya. Penyajian
untuk tetap mandiri sehingga tidak menjadi
data akan memudahkan untuk memahami apa
beban orang lain meskipun orang lain
yang terjadi, penelitian ini akan menggunakan
tersebut anak atau cucu sendiri.
penyajian data uraian singkat atau bersifat
Berdasarkan
hasil
wawancara
dan
naratif tentang upaya-upaya mencegah sindrom
observasi dapat dilihat bahwa kelima subjek
sarang kosong pada lanjut usia perempuan.
memiliki keinginan untuk tetap mandiri
Upaya-Upaya Mencegah.... (Mei Aryani Dharmawati) 470
dalam
memenuhi
kebutuhan
ekonomi.
atau mengajak jalan-jalan anak-anak dan
Kelima subjek tetap berupaya bekerja
cucu subjek.
sesuai dengan kemampuan dan hobi dari
c. Aspek Kesehatan
masing-masing
Menghadapi
Menurut Hardywinoto (2005: 141),
kejadian tersebut perlu dibentuk kelompok
individu memerlukan informasi tentang
bagi lanjut usia yang dapat memfasilitasi
pemeriksaan
kegiatan lanjut usia.
perawatan gizi, kegiatan olahraga, dan
b. Aspek psikologis
persiapan biaya kesehatan.
Aspek
subjek.
psikologis
perubahan
yang terjadi
sensorik,
persepsi,
kemampuan kognitif
meliputi
dalam
kepribadian, (memori,
kesehatan
Berdasarkan
secara
berkala,
wawancara
dan
proses
observasi hasil penelitian menunjukkan
dan
bahwa upaya yang dilakukan kelima subjek
belajar,
berbeda-beda.
Kelima
subjek
sudah
kecerdasan) (Hooyman, 2011: 2). Aspek
mempersiapkan biaya kesehatan sesuai
psikologi merupakan faktor penting dalam
kemampuan,
kehidupan lanjut usia, bahkan sering lebih
menyatakan bahwa sulit untuk memiliki
menonjol daripada aspek lainnya dalam
pola makan yang sehat. Di samping itu, dari
kehidupan seorang lanjut usia. Masalah
kelima subjek, hanya subjek WK yang
psikologis yang dihadapi usia lanjut pada
berupaya
umumnya
meliputi:
lingkungan tempat tinggal.
lingkungan,
ketidakberdayaan,
terasing
dari
perasaan
Hasil
penelitian
tetapi
mengikuti
subjek
senam
ST
lansia
di
d. Aspek spiritual
tidak berguna, post power syndrome, dan emty nest syndrome (Siti Partini, 2011:15).
akan
Menurut Siti Partini (2011: 155), kegiatan keagamaan bukan hanya dilakukan
memperlihatkan
ketika individu memasuki usia lanjut tetapi
bahwa upaya kelima subjek tetap bertahan
sudah dilakukan sejak masa muda, namun
secara mandiri dan meminta bantuan anak-
pada usia lanjut tuntutan kegiatan lebih
anak ketika memang memerlukan bantuan
meningkat.
Ada
anak-anak atau teman subjek.
hendaknya
lebih
Kebutuhan psikologis merupakan
hubungan
dua
tahapan
yang
diperhatikan,
yaitu
horizontal
dengan
sesama
kebutuhan akan rasa aman, rasa memiliki,
manusia dan yang kedua hubungan vertikal
dikasihi dan kebutuhan akan aktualisasi diri
dengan
(Siti Partini, 2011: 15).
(Hardywinoto, 2005: 121).
Selain
dalam
menyelesaikan
Tuhan
Yang
Berdasarkan
Maha
hasil
Esa
wawancara
permasalahan, subjek berupaya untuk tetap
dengan subjek dan key informan, kelima
menjaga hubungan dengan anak-anak dan
subjek berupaya meningkatkan diri dalam
cucu dengan menginap di rumah anaknya
kegiatan
keagamaan.
Mulai
kegiatan
471 E-Journal Bimbingan dan Konseling Edisi 11 Tahun Ke-5 2016
pengajian pagi, sore dan malam hingga
3.
kegiatan ngarak mustoko.
Oleh karena banyak memiliki waktu luang, lanjut usia dapat mengisi waktu luang dengan melihat televisi, membaca koran, menyalurkan hobi (misalnya membaca,
KESIMPULAN DAN SARAN
memasak, dan merajut kemudian bisa
Kesimpulan
menjualnya). Hasil dari menyalurkan hobi
Berdasarkan
yang
dapat dijual (misalnya hasil dari memasak
dalam
dan merajut), sehingga dapat menjadi
mencegah sindrom sarang kosong pada lanjut
pemasukan lanjut usia untuk memenuhi
usia perempuan dilihat dari aspek psikologis,
kebutuhan sehari-hari.
dilakukan
hasil
tentang
penelitian
upaya-upaya
ekonomi, sosial, spiritual dan kesehatan, adalah
4.
Kegiatan untuk menjaga kesehatan dan
sebagai berikut:
kebugaran jasmani lanjut usia perempuan
1.
Lanjut usia perempuan diupayakan aktif
dapat dilakukan dengan mengikuti senam
mengikuti kegiatan di lingkungan sekitar
lansia dan melakukan diet sehat. Kegiatan
tempat tinggal dalam mencegah sindrom
senam lansia tersebut bermanfaat bagi
sarang
dapat
lanjut usia, selain agar lanjut usia tetap aktif
dilakukan oleh lanjut usia antara lain adalah
bergerak, menjaga kesehatan dan kebugaran
aktif mengikuti kegiatan keagamaan, arisan,
juga
kumpul PKK, dan senam lansia. Kegiatan
pengalaman dengan sesama lanjut usia
yang diikuti oleh lanjut usia diharapkan
ketika berkumpul bersama.
kosong.
Kegiatan
yang
sesuai dengan perubahan-perubahan lanjut
5.
usia dan kemampuan lanjut usia. 2.
dapat
bermanfaat
untuk
berbagi
Terkait dengan masalah kesehatan, lanjut usia
perempuan
dan
keluarga
perlu
Sebagai lanjut usia perempuan dalam
mempersiapkan biaya kesehatan bagi lanjut
mencegah
kosong,
usia. Semakin menurunnya kemampuan
diupayakan lanjut usia perempuan dapat
fisik dan daya tahan tubuh pada lanjut usia,
menjaga hubungan baik dengan tetangga,
biaya kesehatan perlu dipersiapkan lebih
kerabat dekat dan teman untuk berbagi
awal.
sindrom
sarang
cerita sehingga lanjut usia dapat berbagi
6.
Lanjut usia perempuan dalam mencegah
pengalaman satu sama lain. Berbagi cerita
sindrom
dan
menumbuhkan
mengupayakan tetap menjaga hubungan
perasaan dihargai dan perasaan diterima
baik dengan anak-anak dan keluarga.
pada diri lanjut usia dalam lingkungannya.
Mengatur jadwal kunjungan anak secara
Lanjut usia akan menjadi pribadi yang
bergantian, mengatur jadwal untuk rekreasi
percaya diri, semangat dalam menjalani
bersama anak dan cucu. Dukungan dan
hidup sehingga lanjut usia tidak hanya
kasih sayang keluarga yang diberikan
mengurung diri di rumah.
kepada lanjut usia memberikan dampak
pengalaman
dapat
sarang
kosong
perlu
Upaya-Upaya Mencegah.... (Mei Aryani Dharmawati) 472
tersendiri bagi lanjut usia. Lanjut usia yang
diri terkait dengan pemenuhan
mendapatkan dukungan dan kasih sayang
kebutuhan sehari-harinya.
dari
keluarganya
lebih
mudah
c. RA
menyesuaikan diri terhadap perubahan-
RA diharapkan dapat menjaga
perubahan yang dialami oleh lanjut usia.
hubungan baik dan lebih terbuka
Perasaan kosong yang dialami lebih mudah
dengan
dilewati oleh lanjut usia yang mendapatkan
berkumpul
dukungan dan kasih sayang dari keluarga,
bincang dengan tetangga disaat
tetangga dan kerabat lanjut usia. Lanjut usia
waktu senggang untuk sekedar
dapat mencegah sindrom sarang kosong
refreshing.
jika memiliki kemauan sendiri untuk dapat
diharapkan tetap terbuka kepada
mencegah terjadinya sindrom dan perlunya
anak-anak
dukungan dari keluarga, teman dan kerabat.
bantuan.
tetangga.
RA
dan
dapat
berbincang-
Selain
jika
itu
RA
membutuhkan
d. WR
Saran
Kondisi fisik yang tidak seperti
Berdasarkan hasil penelitian dan
dulu lagi, membuat WR cepat
informasi yang diperoleh maka peneliti dapat
memberikan
beberapa
merasa lelah. WR diharapkan lebih
saran
mampu membuka diri
sebagai berikut:
anak-anak jika memang merasa
1. Bagi Subjek Penelitian
lelah mengurus cucu, sehingga
a. ST
WR
ST diharapkan dapat lebih menjaga
Kesibukan
diharapkan berupaya untuk tetap
mengasuh
dengan
keluarga
dimanfaatkan untuk bertukar cerita
dalam bayi
bekerja
membuat
SZ
dan
tetangga.
SZ
diharapkan lebih mampu membuka
atau refreshing bersama dengan
diri kepada lingkungan sekitar dan
tetangga dan kerabat.
keluarganya, sehingga SZ dapat
b. WK diharapkan
waktu
kurang memiliki waktu dengan
tetangga yang sekaligus dapat
WK
mempunyai
e. SZ
dari dokter demi kesehatannya. ST
hubungan
dapat
istirahat yang cukup.
pola makan dan mematuhi saran
menjalin
kepada
dapat
lebih terbuka dengan keluarganya
lebih
terkait apapun yang sedang dialami
terbuka kepada anggota keluarga
atau pun dirasakan oleh SZ.
jika membutuhkan bantuan anakanak dalam hal apapun, sehingga anak-anak tidak khawatir melihat WK yang terkesan memaksakan
2.
Bagi Anggota Keluarga Subjek Keluarga
diharapkan
mampu
memberikan perhatian dan perawatan
473 E-Journal Bimbingan dan Konseling Edisi 11 Tahun Ke-5 2016
yang cukup bagi lanjut usia. Ada
mengembangkan diri. Fasilitas yang
baiknya
dapat
keluarga
memprediksi
diberikan
meliputi
dengan baik berbagai dampak yang
sebaya,
akan
pelayanan pendidikan dan pelatihan,
timbul
ketika
anak-anak
pelayanan
teman
meninggalkan subjek di rumah sendiri
kemudahan
dan
fasilitas, kemudahan dalam layanan
mempersiapkan
berbagai
dalam
kesehatan,
kebutuhan subjek yang mendukung
dan
subjek dalam mengisi keseharian
perlindungan sosial.
subjek.
bantuan
penggunana
hukum,
serta
DAFTAR PUSTAKA
3. Bagi
Kelompok
Lanjut
Usia/Paguyuban Lansia Kelompok lanjut usia diharapkan mampu memberikan fasilitas yang diperlukan
bagi
lanjut
usia.
Khususnya fasilitas teman sebaya untuk saling memberikan dukungan dan semangat untuk tetap aktif dalam kegiatan. Teman sebaya lanjut usia bermanfaat untuk berbagi cerita dan
Bagong Suyanto dan Sutinah. (2011). Metode Penelitian Sosial (Berbagai Alternatif Pendekatan). Jakarta: Kencana. Bramanti Nindi Kebermaknaan Dewasa Madya Sarang Kosong. Psikologi Perkembangan.
Larassati. (2013). Hidup Pada Usia Menghadapi Pengisian Surabaya: Unair Jurnal Pendidikan dan
BPS. (2015). Statistik Penduduk Lanjut Usia. Jakarta: Badan Pusat Statistika.
pengalaman, sehingga lanjut usia lebih refresh dengan saling bercerita. 4.
Bagi Pemerintah/ Instansi Terkait Lansia
termasuk
ke
dalam
penduduk rentan yang berhak atas jaminan perlindungan sosial untuk pengembangan
secara
utuh,
sebagaimana amanat Undang-Undang 1945.
Pemerintah
diharapkan
memberikan perhatian yang cukup dan
dapat
memberikan
fasilitas
kepada lanjut usia. Pemerintah dapat menyediakan atau membentuk badan pendampingan bagi lanjut usia yang
Endang Poerwanti dan Nur Widodo. (2002). Perkembangan Peserta Didik. Malang: UMM press (Universitas Muhammadiyah Malang). Ge, Hurong. (2013). Life Science Journal: Facing the Challenge of Adapting to a Life ‘Alone’ and Nursing Shortage among the Empty Nest Elderly in Southwest China. China: Department of Physical Education, Ningxia Medical University. Hardywinoto dan Tony Setiabudhi. (2005). Panduan Gerontologi. Jakarta: Gramedia Pustaka. Hooyman, N. & H. Asuman Kiyak. (2014). Social Gerontology: A Multidisciplinary Perspective. Amerika: Pearson.
fokus mengatasi dan memfasilitasi lansia,
sehingga
mempunyai
lanjut
tempat
usia untuk
Hurlock, Elizabeth B. (1991). Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentan Kehidupan. Jakarta: Erlangga.
Upaya-Upaya Mencegah.... (Mei Aryani Dharmawati) 474
__________________ . (1993). Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentan Kehidupan (Edisi Kelima). Jakarta: Erlangga. Moleong, Lexy J. (2005). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Nur Rahma. (2006). Penyesuaian Diri Ibu Menghadapi Sindrom Sarang Kosong : Studi Kasus, oleh Airlangga digital resipotory. Papalia, D. E. Et al. (2008). Human Development. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Pemerintah Kabupaten Bantul (2016) Kondisi Geografis Kecamatan Banguntapan. https://bantulkab.go.id/kecamatan/Bangu ntapan.html diakses pada tanggal 7 Juni 2016. Rita Ekka Izzaty, dkk. (2008). Perkembangan Peserta Didik. Yogyakarta: UNY Press. Santrock, J. W. (1999). Life-span Development: Perkembangan Masa Hidup. Jakarta: Erlangga. Siti Bandiyah. (2009). Lanjut Usia dan Keperawatan Gerontik. Yogyakarta: Nuha Medika. Siti Partini Suardiman. (2011). Psikologi Usia Lanjut. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Sugiyono. (2007). Metode Penelitian Pendidikan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: ALFABETA. Webber, C dan Delvin, David. (2010). Empty Nest Syndrome (Online). Diakses dari https://www.netdoctor.co.uk/womenshea lth/features/ens.htm , pada tanggal 29 April 2016. Witmer, D. (2007). Empty Nest Syndrome, (Online). Diakses dari https://parentingteens.about.com./cs/emp
tynest/a/tipsempty.htm, pada tanggal 29 April 2016.