Vol /0 2 / No. 02 / Mei 2013
UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA KRAMA MENGGUNAKAN MEDIA VIDEO PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 KAJORAN KABUPATEN MAGELANG Endah Nurcahyani
[email protected] Universitas Muhammadiyah Purworejo ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan langkah-langkah pembelajaran berbicara bahasa jawa menggunakan media video orang berdialog menggunakan ragam krama pada siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Kajoran, mendeskripsikan perubahan sikap dan perilaku siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Kajoran setelah mendapat pembelajaran berbicara menggunakan media video, dan mendeskripsikan peningkatan keterampilan berbicara bahasa Jawa menggunakan media video orang berdialog menggunakan ragam krama pada siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Kajoran. Jenis penelitian ini yaitu penelitian tindakan kelas atau PTK, penelitian ini dilakukan tiga tahap yaitu, tahap prasiklus, siklus I, dan siklus II. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Kajoran dengan jumlah siswa 32. Instrumen penelitian melalui observasi, wawancara, dan jurnal. Teknik analisis data menggunakan dua teknik yaitu, teknik analisis deskriptif kualitatif dan teknik analisis deskriptif persentase. Adapun hasil penelitian adalah, aspek diksi pada prasiklus skor rata-rata 1,5, sedangkan pada siklus I menjadi 2,8 dan pada siklus II meningkat menjadi 4,0. Aspek intonasi pada prasiklus skor rata-rata 3,1, sedangkan pada siklus I menjadi 3,2 dan pada siklus II meningkat menjadi 4,5. Aspek pelafalan mengalami peningkatan, pada prasiklus skor rata-rata 3,0, sedangkan pada siklus I menjadi 3,2 dan pada siklus II meningkat menjadi 4,3. Aspek kelancaran berbicara mengalami peningkatan, pada prasiklus skor rata-rata 2,7, sedangkan pada siklus I menjadi 3,3 dan pada siklus II meningkat menjadi 3,5. Aspek ekspresipun meningkat, dari skor rata-rata pada prasiklus sebesar 2,0 meningkat menjadi 3,7 pada siklus I dan siklus I meningkat menjadi 3,5. Berdasarkan peningkatan dari setiap aspek berbicara dapat dikatakan bahwa siswa mengalami peningkatan keterampilan berbicara bahasa Jawa krama dari prasiklus ke siklus I sebesar 0,78%, siklus I ke siklus II sebesar 0,84%, dan dari prasiklus ke siklus II mengalami peningkatan sebesar 1,62%. Peningkatan keterampilan berbicara bahasa Jawa krama siswa kelas VIII Negeri 1 Kajoran juga diikuti perubahan perilaku siswa. Setelah dilaksanakan pembelajaran berbicara bahasa Jawa krama dengan menggunakan media video terlihat adanya perubahan perilaku siswa kearah positif. Kata Kunci: Berbicara, Krama, Media Video
Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo
77
Vol /0 2 / No. 02 / Mei 2013
A. Pendahuluan Bahasa krama merupakan salah satu bahasa yang mempunyai peran penting bagi peningkatan kualitas kehidupan seseorang dalam berbahasa. Bahasa krama adalah tingkatan yang paling tinggi dalam bahasa Jawa yang umumnya dipakai di kalangan orang Jawa. Bahasa krama digunakan untuk menghormati orang lain, orang yang lebih dituakan karena strata keluarganya atau kedudukan jabatannya, dan orang yang lebih berilmu, dengan tujuan untuk lebih menghormati mitra tutur. Bahasa krama juga memiliki fungsi, seperti; (1) dalam pengembangan sastra dan budaya Jawa, (2) sebagai asset nasional, (3) sebagai cara komunikasi intra-etnik, (4) sebagai identitas atau jati diri penuturnya, (5) bahasa pengantar proses belajar mengajar ditingkat awal sekolah dasar di Jawa, (6) sebagai bahasa pengantar dalam kegiatan seni pertunjukan tradisional (Padmaningsih, 2000: 1). Kesalahan menggunakan bahasa ngoko saat berbicara bahasa Jawa krama terjadi karena siswa tidak mengetahui kosakata krama. Hal itu terjadi akibat kurangnya siswa mendengar dan menggunakan bahasa Jawa krama dalam kesehariannya, sedangkan kesalahan mengunakan kosakata bahasa Jawa krama yang tidak tepat terjadi karena kesulitan membedakan dan menghafal makna kosakata untuk diri sendiri dan untuk orang lain. Oleh karena itu, seharusnya seorang guru lebih kreatif dalam penguasaan kelas yakni dengan cara guru mengembangkan atau mengubah pola belajar yang semula biasa saja diubah supaya menjadi lebih baik dengan menggunakan media yang tepat dalam proses kegiatan belajar mengajar. Media yang digunakan sebaiknya sesuai dengan materi yang dipelajari seperti bagaimana cara siswa dapat menggunakan dan mendengarkan pada saat berbicara menggunakan bahasa krama. Oleh karena itu, guru mencoba untuk menerapkan salah satu media yang dapat meningkatkan minat belajar siswa, yakni dengan menggunakan media video. Media video digunakan agar siswa lebih tertarik dan termotivasi untuk menggunakan bahasa jawa krama dengan baik dan benar, setelah mendengar dan menggunakan sesering mungkin. Berdasarkan uraian di atas, penulis termotivasi untuk mengadakan penelitian yang berjudul “Upaya Peningkatan Keterampilan Berbicara Bahasa
Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo
78
Vol /0 2 / No. 02 / Mei 2013
Jawa Krama Menggunakan Media Video pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Kajoran Kabupaten Magelang”.
B. Kajian Teori Secara empiris kata video berasal dari sebuah singkatan yang dalam bahasa Inggris yaitu visual dan audio.Kata “Vi”adalah singkatan dari Visual yang berarti gambar, kemudian pada kata “Deo”adalah singkatan dari Audio yang berarti suara. Dari penjelasan di atas dapat kita simpulkan pemahaman bahwa Video merupakan seperangkat komponen atau media yang mampu menampilkan gambar sekaligus suara dalam waktu bersamaan. Pada dasarnya hakekat video adalah mengubah suatu ide atau gagasan menjadi sebuah tayangan gambar dan suara. Media video sangat sesuai dengan tipe isi prosedural atau keterampilan, karena video dapat menampilkan gerakan dan peserta didik dapat menirukan gerakan dalam waktu hampir bersamaan. Video dalam sistem penggunaannya merupakan sekumpulan komponen yang satu sama lain saling bekerjasama yang pada fungsi akhirnya dapat mengirim suara serta gambar yang bergerak, video juga merupakan suatu peralatan pemain ulang (Play Back) dari suatu program rekaman baik berupa rekaman audio maupun gambar. J.E Kemp (1985: 221) mengatakan bahwa video dapat menyajikan informasi, mengambarkan suatu proses dan tepat mengajarkan keterampilan, menyingkat dan mengembangkan waktu serta dapat mempengaruhi sikap. Hal ini dipengaruhi oleh ketertarikan minat, dimana tayangan yang ditampilkan oleh media video dapat menarik gairah rangsang (stimulus) seseorang untuk menyimak lebih dalam. Pembelajaran berbicara menggunakan media video dapat dijadikan pilihan, khususnya untuk keterampilan berbicara ragam krama, dengan menggunakan media video tersebut, siswa dapat melihat contoh suatu proses atau kejadian yang sebenarnya atau hanya sekedar tiruan. Siswa dapat belajar, mempraktikkan apa yang mereka lihat sehingga mengetahui kesalahan yang dilakukan untuk kemudian memperbaikinya. Langkah awal dalam pembelajaran menggunakan media video adalah sebagai berikut: a) Langkah awal sebelum pembelajaran
Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo
79
Vol /0 2 / No. 02 / Mei 2013
dimulai adalah, melihat situasi dan kondisi didalam kelas, mengatur tempat duduk siswa sehingga siswa merasa nyaman dan dapat memperhatikan dengan jelas materi yang disampaikan, lalu menjelaskan tugas yang harus dikerjakan siswa. b) Langkah menggunakan media video adalah, membuat suasana nyaman, dan tidak menegangkan sehingga seluruh siswa memperhatikan dengan baik. c) Langkah terakhir setelah menggunakan media video adalah, (1) pembentukan kelompok, (2) siswa lainnya bersama guru menyimak tuturan siswa yang maju tersebut, (3) apabila siswa tersebut melakukan kesalahan dalam berbicara ragam krama maka guru atau siswa lainnya yang mengetahui kesalahan tersebut dapat langsung menyalahkan dan memperbaiki kesalahan tersebut secara bersama, (4) kesalahan tersebut dicatat guru di kartu koreksi, (5) setelah siswa yang (maju ke depan kelas selesai berbicara), guru memberikan kartu koreksi itu kepadanya, (6) siswa tersebut harus mengisi sendiri kolom pembetulan dengan menuliskan pembetulan atas kesalahan yang ia lakukan, dengan demikian siswa tersebut mengetahui kesalahan dan cara memperbaikinya, untuk kemudian kartu koreksi tersebut dikembalikan lagi ke guru, berikut seterusnya samapai semua siswa mendapat giliran maju.
C. Metode Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli sampai dengan bulan September tahun pelajaran 2012/2013. Penelitian dilaksanakan di SMP Negeri Kajoran yang beralamat di Sangen, Kajoran, Magelang. Penelitian ini merupakan penelitian pembelajaran berbicara bahasa Jawa ragam krama menggunakan media video yang bertujuan untuk meningkatkan mutu pembelajaran dan diharapkan kualitas pembelajaran menjadi lebih baik. Pada penelitian ini penulis menggunakan instrumen tes objektif dan praktek sebagai penilaian. Proses pelaksanaan penelitian tindakan kelas dapat digambarkan dalam bagan berikut:
Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo
80
Vol /0 2 / No. 02 / Mei 2013
Satu siklus terdiri dari 4 langkah yaitu: 1) Perencanaan adalah langkah yang dilakukan oleh guru ketika akan memulai tindakanya. Adapun uraian yang perlu dan harus dikemukakan adalah menyusun sebuah rancangan kegiatan, siswanya akan diapakan. Supaya perencanaan ini lengkap dan difahami oleh semua siswa. Guru membuat semacam panduan yang menggambarkan (a) apa yang harus dilakukan oleh siswa, (b) kapan dan berapa lama dilakukan, (c) dimana dilakukan, (d) jika diperlukan peralatan atau sarana, wujudnya apa (e) jika sudah selesai, apa tindakan selanjutnya. 2) Pelaksanaan adalah implementasi dari perencanaan yang sudah dibuat. Untuk itu guru harus memperhatikan hal-hal (a) apakah ada kesesuaian antara pelaksanaan dengan perencanaan, (b) apakah proses tindakan yang dilakukan siswa cukup lancar, (c) bagaimanakah situasi proses tindakan, (d) apakah siswa-siswa melaksanakan dengan semangat, (e) bagaimanakah hasil dari keseluruhan dari tindakan itu. 3) Pengamatan adalah proses mencermati jalanya pelaksanaan tindakan. Hal-hal yang diamati adalah hal-hal yang sudah disebutkan dalam pelaksanaan. 4) Refleksi atau perenungan merupakan langkah mengingat kembali kegiatan yang dilakukan oleh guru maupun siswa.
Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo
81
Vol /0 2 / No. 02 / Mei 2013
Subjek penelitian ini adalah guru dan siswa kelas VIIIG SMP Negeri 1 Kajoran yang terdiri atas 32 siswa. Objek penelitian ini adalah keterampilan berbicara krama, perilaku dan sikap siswa pada saat berdialog, serta pembelajaran berbicara bahasa Jawa krama menggunakan media video, yaitu video siswa berdialog menggunakan ragam krama. Pengumpulan data yang diperlukan dalam penelitian ini menggunakan tiga teknik pengumpulan data, yaitu pengamatan (observasi), jurnal, dan wawancara. Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah diolah Suharsimi Arikunto (2010: 203). Dengan kata lain, instrumen ini merupakan alat bantu dalam penggunaan metode penelitian. Pada penelitian ini, penulis menggunakan instrumen berupa tes objektif dan penilaian praktek berbicara bahasa jawa krama. Tes objektif yang digunakan berbentuk pilihan ganda dengan empat alternatif
jawaban. Sebelum digunakan, tes tersebut diujikan terlebih
dahulu kemudian dianalisis dengan melakukan uji instrumen yang meliputi taraf kesukaran, daya pembeda, validitas dan reliabilitas. Penilaian praktek berbicara bahasa jawa krama meliputi : Diksi, Intonasi, Artikulasi, Kelancaran Berbicara, Ekspresi. Teknik analisis data penelitian ini adalah teknik analisis deskriptif kualitatif dan teknik analisis deskriptif persentase. Teknik analisis deskriptif kualitatif merupakan teknik analisis data untuk menggambarkan suatu keadaan. Tujuannya adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta, sifat, atau hubungan antar fenomena yang diselidiki. Teknik deskriptif kualitatif digunakan untuk menganalisis perilaku siswa.Teknik analisis deskriptif persentase merupakan analisis data berdasarkan persentase dari data yang ada.
Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo
82
Vol /0 2 / No. 02 / Mei 2013
D. Pembahasan 1.
Langkah-langkah Pembelajaran Menggunakan Media Video Berbicara Bahasa Jawa Krama a.
Kondisi Awal Untuk memperoleh data mengenai kondisi awal keterampilan
berbicara siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Kajoran, maka dilakukan observasi pada saat guru mata pelajaran bahasa Jawa mengajar di dalam kelas, lalu mengkondisikan kelas dengan sebaik mungkin yaitu dengan mengatur tempat duduk siswa, menjelaskan pengertian dialog, tujuan dialog, hal-hal yang perlu diperhatikan dalam berdialog, ragam bahasa yang harus digunakan dalam berdialog, membentuk kelompok diskusi untuk memberikan tugas kepada siswa untuk berdialog dengan bahasa Jawa Krama. Kemudian siswa melaksanakan tugas berdialog menggunakan ragam krama yang diberikan oleh guru. Dari hasil pengamatan, banyak sekali ditemukan kesalahan dalam berbahasa krama, yaitu masih menggunakan bahasa Indonesia, masih menggunakan kosakata ngoko, serta penggunaan kosakata Jawa krama yang tidak tepat. b. Siklus I 1) Perencanaan Dari Permasalahan yang ditemukan dalam kondisi awal banyak sekali ditemukan kesalahan dalam berbahasa krama, yaitu masih menggunakan bahasa Indonesia, masih menggunakan kosakata ngoko, serta penggunaan kosakata Jawa krama yang tidak tepat. Oleh karena itu, pada tahap perencanaan peneliti mempersiapkan kegiatan-kegiatan yang terkait dengan pembelajaran menggunakan media video yaitu meliputi: (1) menyusun rencana pembelajaran, (2) menyusun pedoman observasi, wawancara, dan jurnal, (3) menyiapkan kartu koreksi. Pada siklus I dilaksanakan dua kali pertemuan. 2) Tindakan Tahap ini merupakan pelaksanaan dari rencana pembelajaran yang sudah ditetapkan. Tindakan yang dilakukan yaitu pembelajaran berbicara bahasa Jawa krama menggunakan media video. Pada tahap ini Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo
83
Vol /0 2 / No. 02 / Mei 2013
dilakukan tiga tahap proses pembelajaran yaitu pendahuluan : mengkondisikan siswa di dalam kelas agar lebih nyaman, mengatur tempat duduk siswa, inti : menjelaskan tentang pengertian dialog, tujuan dialog, hal-hal yang perlu diperhatikan dalam berdialog, ragam bahasa yang digunakan dalam berdialog dan penutup : membentuk kelompok diskusi dan penugasan. 3) Pengamatan Dalam tahap pengamatan peneliti kegiatannya mengamati tingkah laku siswa selama penelitian berlangsung dan keterampilan siswa berbicara bahasa Jawa krama, dari aspek diksi, intonasi, ekspresi, kelancaran berbicara dan artikulasi. Tahap pengamatan pada siklus I dilakukan bersamaan dengan proses pembelajaran berbicara bahasa Jawa krama menggunakan media video. 4) Refleksi Pada akhir siklus I dicatat kemampuan dan perilaku siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar yaitu kemampuan siswa dalam berdialog menggunakan bahasa Jawa krama dari aspek diksi, intonasi, ekspresi, kelancaran berbicara dan artikulasi masih kurang, Masalah pada siklus
I
dicari
pemecahannya
sedangkan
kelebihannya
adalah
menggunakan media video yang membuat siswa tertarik sehingga harus dipertahankan dan ditingkatkan. c.
Siklus II Pada siklus II sifatnya adalah perbaikan dari siklus I, dengan demikian siklus I digunakan untuk refleksi pada siklus II. 1) Perencanaan Hasil Refleksi pada siklus I adalah masih kurangya kemampuan siswa dalam berdialog, sehingga penggunaan media video harus terus ditingkatkan dengan cara memberi motivasi siswa, memberikan contoh video yang menarik dengan tema yang berbeda agar semakin membantu siswa dalam belajar. Peneliti mengevaluasi perencanaan pada siklus I sebagai bahan pertimbangan dalam perencanaan siklus II. Kegiatan yang tercakup dalam tahap ini yaitu, (1) menyusun rencana pembelajaran, (2)
Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo
84
Vol /0 2 / No. 02 / Mei 2013
menyusun pedoman observasi, wawancara, dan jurnal, (3) menyiapkan kartu koreksi untuk mencatat kesalahan siswa. 2) Tindakan Pada tahap ini dilakukan tiga tahap proses pembelajaran yaitu pendahuluan : mengkondisikan siswa di dalam kelas agar lebih nyaman, mengatur tempat duduk siswa, inti : menjelaskan kembali hal-hal yang perlu diperhatikan dalam berdialog, ragam bahasa yang digunakan dalam berdialog sehingga siswa lebih memahami, dan penutup : membentuk kelompok diskusi dan penugasan. Kegiatan pada tindakan siklus II hampir sama dengan kegiatan siklus I, yang membedakan pada kolom pengisian kartu koreksi ditulis oleh siswa, sehingga siswa dikelompokan untuk saling mencatat kesalahan masing-masing. 3) Pengamatan Kegiatan pengamatan dilakukan pada saat siswa mengikuti proses belajar mengajar. Yang diamati yaitu sikap siswa pada saat mengikuti proses belajar mengajar dan keterampilan siswa berbicara bahasa Jawa krama. Sikap dan perilaku siswa saat mengikuti kegiatan pembelajaran meningkat lebih baik, kemampuan siswa dalam berbicara bahasa Jawa ragam krama juga meningkat lebih baik, kesalahan yang dilakukan hanya tinggal sedikit. Hal itu dibuktikan dengan tidak adanya siswa yang tidak serius mengikuti pelajaran. 4) Refleksi Tahap ini peneliti mengevaluasi tindakan yang sudah dilakukan. Hal yang dicatat yaitu peningkatan keterampilan berbicara bahasa Jawa krama dan perubahan perilaku siswa yang semakin baik di dalam kelas setelah mendapat pembelajaran ini. Hal itu disebabkan media video yang tetap ditingkatkan dan dipertahankan sehingga minat dan ketertarikan siswa semakin tinggi, yang mendorong motivasi siswa untuk membuat sesuatu hal yang sama bahkan lebih.
Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo
85
Vol /0 2 / No. 02 / Mei 2013
2.
Pengaruh Perilaku dan Sikap Individu Setelah Mendapatkan Pembelajaran Menggunakan Media Video a.
Kondisi Awal Berdasarkan hasil observasi perilaku siswa, dapat diketahui
bahwa siswa tidak tertarik dengan media pembelajaran yang digunakan guru dalam pembelajaran berbicara bahasa Jawa krama. Hal itu ditunjukkan dengan banyaknya jumlah siswa yang tidak serius mengikuti pembelajaran, yaitu siswa yang mengganggu teman sebanyak 3 siswa atau sebesar 9%, siswa yang bergurau sebanyak 5 siswa atau sebesar 16%, siswa yang mengantuk sebanyak 3 siswa atau sebesar 9%, siswa yang acuh tak acuh sebanyak 6 siswa atau sebesar 19%, dengan jumlah total siswa yang tidak serius sebanyak 17 siswa atau sebesar 54%.
Tabel Hasil Observasi Perilaku Siswa NO 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Perilaku Siswa Mengganggu teman Bergurau Mengantuk Acuh tak acuh Terganggu lingkungan Memperhatikan dengan seksama Bertanya Menjawab pertanyaan Jumlah
f 3 5 3 6 0 14 0 1 32
% 9 16 9 19 0 44 0 3 100
b. Siklus I Berdasarkan hasil observasi perilaku siswa pada siklus I, dapat diketahui
bahwa
siswa
sangat
tertarik
dengan
pembelajaran
menggunakan media Video berbicara bahasa Jawa krama. Hal itu ditunjukkan dengan sedikitnya jumlah siswa yang tidak serius mengikuti pembelajaran, yaitu 6 siswa atau sebesar 19%. Ketidakseriusan 6 siswa tersebut ditunjukkan dengan sikap bergurau sebanyak 2 siswa atau 7% dan sikap acuh tak acuh 4 siswa atau 13% siswa tersebut tidak serius
Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo
86
Vol /0 2 / No. 02 / Mei 2013
dalam pembelajaran karena siswa kesulitan memahami bahasa Jawa krama, sehingga pada diri siswa timbul rasa jenuh dan bosan. c.
Siklus II Pada siklus II dapat diketahui bahwa siswa sangat tertarik dengan
media video yang digunakan dalam pembelajaran berbicara. Hal itu ditunjukkan dengan tidak adanya siswa yang tidak serius mengikuti pembelajaran. Semua siswa serius dalam pembelajaran karena siswa merasa senang, santai, dan siswa telah memahami bahasa Jawa krama, sehingga pada diri siswa timbul rasa saling menghargai saat berbicara bahasa Jawa krama.
Tabel Hasil Observasi Perilaku Siswa Siklus I dan Siklus II
Siklus I No
Perilaku
1. 2. 3. 4. 5. 6.
Mengganggu teman Bergurau Mengantuk Acuh tak acuh Terganggu lingkungan Memperhatikan dengan seksama Bertanya Menjawab pertanyaan
7. 8.
Jumlah
Siklus II
f 0 2 0 4 0 22
% 0 7 0 13 0 70
f 0 0 0 0 0 26
% 0 0 0 0 0 82
2 2
7 7
3 3
9 9
32
100
32
100
Perubahan perilaku siswa ke arah positif di atas menunjukkan bahwa menggunakan media video mampu mengubah perilaku siswa ke arah yang lebih baik. Hasil observasi, jurnal siswa, dan wawancara menunjukkan adanya perubahan perilaku siswa. Perilaku-perilaku negatif yang ditunjukkan siswa pada kondisi awal dan siklus I berubah menjadi perilaku positif pada siklus II. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa hasil pembelajaran menggunakan media video lebih baik daripada media teks, selebaran atau media lainnya. Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo
87
Vol /0 2 / No. 02 / Mei 2013
3.
Peningkatan Keterampilan Berbicara Jawa Krama Siswa Kelas VIII SMP
Negeri
1
Kajoran
Setelah
Mendapat
Pembelajaran
Menggunakan Media Video a.
Kondisi Awal Pada kondisi awal menunjukkan skor rata-rata kelas sebesar 2,4.
Skor itu diproleh dari skor tiap-tiap aspek keterampilan berbicara siswa, yaitu aspek diksi 1,5 aspek intonasi 3,1 aspek pelafalan 3,0 aspek kelancaran berbicara 2,7 dan aspek ekspresi 2,0. b. Siklus I Pada siklus I dapat diketahui bahwa setelah dilaksanakan pembelajaran berbicara bahasa Jawa krama menggunakan media video, skor rata-rata kelas sebesar 3,2. Hal ini menunjukan peningkatan rata-rata kelas sebesar 0,8. Skor rata-rata tersebut diperoleh dari skor tiap-tiap aspek keterampilan siswa berbicara bahasa Jawa krama, yaitu aspek diksi 2,8 aspek intonasi 3,2 aspek pelafalan 3,2 aspek kelancaran berbicara 3,3 dan aspek ekspresi 3,7. c.
Siklus II Pada siklus II terjadi peningkatan juga yang semula rata-rata kelas
pada siklus I 3,2 pada siklus II meningkat 0,7 dengan rata-rata kelas menjadi 3,9. Skor tersebut diperoleh dari skor tiap-tiap aspek keterampilan siswa berbicara bahasa Jawa krama, yaitu aspek diksi 4,0 aspek intonasi 4,5 aspek pelafalan 4,3 aspek kelancaran berbicara 3,5 dan aspek ekspresi 4,1. Hasil rekapitulasi peningkatan keterampilan berbicara bahasa Jawa krama dengan media video tahap prasiklus, siklus I, dan siklus II kelas VIII SMP Negeri 1 Kajoran dapat dilihat pada tabel berikut.
Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo
88
Vol /0 2 / No. 02 / Mei 2013
No
Aspek yang diamati
Skor Rata-Rata Prasiklus
Siklus I
Peningkatan
1.
Diksi
1,5
2,8
SiklusI I 4,0
PS-SI
SI-SII
PS-SII
1,3
1,2
2,5
2.
Intonasi
3,1
3,2
4,5
0,1
1,3
1,4
3.
Pelafalan
3,0
3,2
4,3
0,2
1,1
1,3
4.
Kelancaran berbicara
2,7
3,3
3,5
0,6
0,2
0,8
5.
Ekspresi
2,0
3,7
4,1
1,7
0,4
2,1
Jumlah
12,3
16,2
19,6
3,9
4,2
8,1
Rata-rata kelas
2,4
3,2
3,7
0,78
0,84
1,62
Berdasarkan hasil rekapitulasi di atas, aspek diksi siklus I mengalami peningkatan dari rata-rata sebesar 1,5 menjadi 2,8 atau mengalami peningkatan sebesar 1,3. Pada siklus II aspek diksi pun meningkat menjadi 4,0 atau meningkat 1,2 dari siklus I. Pada aspek intonasi siklus I mengalami peningkatan dari rata-rata3,1 menjadi 3,2 atau meningkat sebesar 0,1 pada siklus II nilai rata-rata aspek intonasi pun meningkat menjadi 4,5 atau sebesar 1,3. Aspek pelafalan siklus I meningkat dari rata 3,0 menjadi 3,2 atau meningkat sebesar 0,2, siklus II pun mengalami peningkatan skor rata-rata siswa dari siklus I sebesar 3,2 menjadi 4,3 atau meningkat sebesar 1,1. Aspek kelancaran berbicara pada siklus I meningkat dari skor rata-rata 2,7 menjadi 3,3 atau meningkat sebesar 0,6, siklus II pun meningkat dari siklus I yaitu dari skor rata-rata 3,3 menjadi 3,5 atau meningkat sebesar 0,2. Aspek ekspresi siklus I mengalami peningkatan dari skor rata-rata 2,0 menjadi 3,7 atau meningkat sebesar 1,7. Pada siklus II aspek ekspresi pun meningkat dibandingkan dengan siklus I yaitu dari skor rata-rata 3,7 menjadi 4,1 atau meningkat sebesar 0,4. Peningkatan aspek-aspek tersebut dikarenakan siswa sangat tertarik dengan media video yang digunakan, sehingga siswa tidak merasa jenuh saat pelajaran. Pemberian contoh video tersebut sangat membantu siswa dalam belajar bahasa Krama, sehingga siswa menjadi lebih mengerti bahasa krama yang benar dan salah. Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo
89
Vol /0 2 / No. 02 / Mei 2013
Dari keseluruhan semua aspek keterampilan berbicara bahasa Jawa krama dapat disimpulkan bahwa keterampilan berbicara bahasa Jawa krama siswa mengalami peningkatan. Pada siklus I keterampilan berbicara bahasa Jawa krama siswa sebesar 2,4 menjadi 3,2 atau meningkat sebesar 0,8. Siklus II keterampilan berbicara bahasa Jawa krama siswa meningkat dibanding siklus I dari 3,2 menjadi 3,9 atau meningkat sebesar 0,7. Secara keseluruhan peningkatan keterampilan berbicara bahasa Jawa krama siswa sebesar 1,5. Peningkatan keterampilan berbicara bahasa Jawa krama siswa juga diikuti dengan perubahan tingkah laku setelah mengikuti pembelajaran berbicara bahasa Jawa krama dengan menggunakan media video. Sebelum dilaksanakan pembelajaran dengan media ini, siswa mengaku kurang berminat mengikuti proses pembelajaran berbicara bahasa Jawa krama. Perubahan perilaku siswa setelah mengikuti pembelajaran dapat dilihat dari hasil observasi perilaku siswa pada tabel berikut ini. E. Simpulan dan Saran Berdasarkan rumusan permasalahan yang mendasari penelitian ini maka dapat disimpulkan bahwa Peningkatan keterampilan berbicara Jawa krama siswa kelas VIIIG SMP Negeri 1 Kajoran setelah mendapat membelajaran menggunakan media video yaitu, pada kondisi awal skor rata-rata kelas hanya 2,4. Pada siklus I skor rata-rata siswa mengalami kenaikan 0,8 menjadi 3,2; dan pada siklus II juga naik 0,7 menjadi 3,9. Peningkatan rata-rata kelas dari prasiklus ke siklus I, menjadi 0,78, siklus I ke siklus II menjadi 0,84 dan dari prasiklus ke siklus dua meningkat menjadi 1,62. Ada beberapa saran yang berkaitan dengan penelitian ini antara lain: Guru perlu memberikan kosakata baru baik itu bahasa Jawa ngoko atau krama setiap pembelajaran bahasa Jawa, sehingga dapat memperbanyak perbendaharaan kosakata bahasa Jawa siswa, Guru perlu membuat variasi dan inovasi model pembelajaran agar siswa tidak bosan. Daftar Pustaka Arikunto, Suharsimi. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Bumi Aksara. arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Padmaningsih, Dyah dkk. 2000. Etnografi Komunikasi dalam Kesantunan Berbahasa Bahasa Jawa Studi Kasus di Kodya Surakarta. FakultasSastra Universitas Sebelas Maret.
Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo
90