UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF NUMBER HEAD TOGETHER (NHT) Oleh : Devi Yuliati, Elly Sukmanasa, Nedin Badruzzaman Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan Universitas Pakuan
ABSTRAK Penelitian dengan pendekatan penelitian tindakan kelas dilaksanakan secara kolaboratif dan dua siklus. Tujuan utama penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa kelas IV SDN Kerenceng kecamatan Cidahu Kabupaten Sukabumi pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam melalui model pembelajaran kooperatif Number Head Together (NHT). Penelitian dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Kerenceng Kecamatan Cidahu Kab. Sukabumi yang dilaksanakan pada semester I bulan AgustusSeptember 2012. Subjek penelitian ini adalah guru dan siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri Kerenceng sebanyak 51 siswa. Dari pelaksanaan penerapan model pembelajaran kooperatif Number Head Together (NHT) pada pembelajaran Struktur dan Fungsi Bagian Tumbuhan terbukti sangat efektif untuk meningkatkan hasil pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam pada siswa kelas IV Sekolah Dasar Kerenceng Kecamatan Cidahu kabupaten Sukabumi tahun pelajaran 2012/2013 semester I, hal ini terbukti dari hasil tes Ilmu Pengetahuan Alam siswa sudah mencapai batas tuntas dengan nilai sangat baik yaitu 82,3% Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif Number Head Together (NHT) dapat meningkatkan hasil belajar pada pelajaran Ilmu Pengetahuan ALAM. Selain itu dapat meningkatkan kualitas pelaksanaan pembelajaran di kelas serta perubahan perilaku siswa kelas IV di Sekolah Dasar Negeri Kerenceng, Kecamatan Cidahu, Kabupaten Sukabumi. . Kata Kunci : Hasil Belajar, Model Pembelajaran Kooperatif Number Head Together (NHT), Ilmu Pengetahuan Alam (IPA).
1
ABSTRACT The research approach to action research conducted collaboratively and two cycles. The main objective of this study was to determine the improvement of learning outcomes Kerenceng Elementary School fourth grade students district Cidahu Sukabumi on subjects of Natural Science through cooperative learning model Number Number Head Together (NHT). The experiment was conducted in the Elementary School District Kerenceng Cidahu District. Sukabumi conducted in the first half of AugustSeptember 2012. The subjects were teachers and students of class IV Elementary School Kerenceng as many as 51 students. From the implementation of cooperative learning model Number Head Together (NHT) on learning Structure and Function of Plants proven to be very effective for improving the learning outcomes of Natural Science in Elementary School fourth grade students district Kerenceng Cidahu Sukabumi district in the school year 2012/2013 first semester, this evident from the test results of students of Natural Science has reached the limit value is very well finished with the 82.3% The conclusion of this study is that the implementation of cooperative learning model Number Head Together (NHT) to improve learning outcomes in Science lessons NATURAL. Moreover, it can improve the quality of classroom learning and behavior change in grade IV Kerenceng Elementary School, District Cidahu, Sukabumi. Keywords: Learning Outcomes, Cooperative Learning Model Number Head Together (NHT), Natural Sciences (IPA).
Pendahuluan Dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi dijelaskan bahwa pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) di Sekolah Dasar (SD) berfungsi untuk menguasai konsep dan manfaat Ilmu Pengetahuan Alam dalam kehidupan sehari-hari. Secara global dimensi yang hendak dicapai oleh serangkaian tujuan kurikuler pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam dalam kurikulum pendidikan dasar adalah mendidik anak agar memahami konsep Ilmu Pengetahuan Alam, memiliki keterampilan ilmiah,
bersikap ilmiah dan religius. Dengan demikian pengertian, karakteristik dan tujuan pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam Sekolah Dasar dalam kurikulum menuntut proses belajar mengajar mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam yang tidak terlalu akademis adalah penekanan pada penyampaian konsep-konsep dengan sistimatika yang berdasarkan buku teks dan lebih- lebih sekedar verbalistik semata. Berdasarkan hasil penelitian di lapangan pada kelas IV SD Negeri Kerenceng, di dapatkan hasil 2
penelitian bahwa hasil belajar siswa Kelas IV SD Negeri Kerenceng terlihat menurun dan siswa terlihat kurang bersemangat dalam menerima materi pelajaran. siswa tidak memperhatikan penjelasan dari guru, Siswa masih malu untuk bertanya kepada guru. Selain itu pelajaran IPA dirasa siswa sebagai pelajaran yang sulit karena banyak bekerja dengan suatu proses penemuan dalam pengembangan sikap ilmiah. Kemudian, ketika guru bertanya sebagian besar siswa tidak berani untuk menjawab pertanyaan dari guru, penerapan model pembelajaran yang digunakan oleh guru juga masih kurang tepat, sehingga siswa tidak merasa termotivasi untuk belajar. Hal inilah yang menjadi penyebab rendahnya hasil belajar siswa. Berdasarkan latar belakang yang disampaikan di atas, maka masalah yang dapat diidentifikasikan dalam proses pembelajaran adalah: 1. Apakah siswa tidak memperhatikan penjelasan dari guru? 2. Apakah siswa kurang bersemangat dalam belajar ? 3. Apakah siswa tidak berani untuk bertanya dan menjawab pertanyaan dari guru? 4. Apakah pelajaran IPA dirasa siswa sebagai pelajaran yang sulit? 5. Apakah penerapan model pembelajaran yang digunakan guru kurang tepat? Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat dibatasi masalah : rendahnya hasil belajar
siswa pada pelajaran IPA materi Struktur Dan Fungsi Bagian Tumbuhan Pada Siswa Kelas IV di Sekolah dasar negeri kerenceng kabupaten sukabumi tahun pelajaran 2012/2013. Adapun teori yang mendukung tentang Upaya Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Number Head Together diantaranya: Hasil belajar menurut Agus Suprijono (2009: 5) adalah polapola perbuatan, nilai-nilai, pengertian, sikap-sikap, apresiasi, dan keterampilan. Seiring dengan pernyataan diatas, A.J. Romizowski dalam Jihad (2008: 14) mengemukakan bahwa hasil belajar merupakan keluaran (output) dari suatu sistem pemprosesan masukan (input). Masukan dari sistem tersebut berupa macam-macam informasi sedangkan keluarannya adalah perbuatan atau kinerja. Selain itu, Muhammad Thobroni dan Arif Mustofa (2011: 24) berpendapat bahwa hasil belajar adalah perubahan perilaku secara keseluruhan bukan hanya salah satu aspek potensi kemanusiaan saja , artinya hasil pembelajaran tidak dilihat secara fragmentaris atau terpisah, tetapi secara komprehensif. Sedangkan Arikunto( 2004: 133) mengemukakan bahwa hasil belajar adalah hasil akhir setelah mengalami proses belajar, perubahan itu tampak dalam perbuatan yang dapat diamati dan dapat diukur. Berdasarkan 3
pengertian hasil belajar tersebut, kita dapat memahami bahwa proses adalah kegiatan yang dilakukan oleh siswa dalam mencapai tujuan pengajaran. Sedangkan belajar menurut Asri Budiningsih (2005: 20) mengemukakan pengertian belajar menurut pandangan behavioristik bahwa belajar adalah perubahan tingkah laku sebagai akibat dari adanya interaksi antara stimulus dan respon. Berdasarkan kajian teoretik di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah kemampuan keterampilan, sikap dan keterampilan yang diperoleh siswa melalui tes hasil belajar setelah ia menerima perlakuan yang diberikan oleh guru sehingga terdapat proses perilaku kearah yang lebih baik dan dapat mengkonstruksikan pengetahuan itu dalam kehidupan sehari-hari. Sedangkan teori mengenai model pembelajaran kooperatif Number Head Together menurut Lie (2005) dalam Saur Tampubolon (2011: 40) bahwa model pembelajaran kooperatif NHT merupakan model pembelajaran dengan cirri-ciri khusus pembelajaran kelompok melalui penyelesaian tugas dengan saling membagi ide/ gagasan. Setiap kelompok harus memastikan bahwa anggotanya memahami dan menguasai tugas, sehingga semua peserta didik memahami konsep secara seksama. Model pembelajaran ini mengakomodasikan peningkatan intensitas diskusi antar kelompok, kebersamaan, kolaborasi, dan
kualitas interaksi dalam kelompok, serta memudahkan penelitian.Model pembelajaran dimana setiap peserta didik diberi nomor, kemudian dibuat suatu kelompok dan secara acak pendidik memanggil nomor peserta didik. Berdasarkan kajian teoretik diatas dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif Number Head Together (NHT) adalah suatu model pembelajaran dimana siswa dikelompokkan kedalam kelompok kecil yang terdiri dari 3-5 orang dengan pembagian kelompok secara heterogen, siswa belajar dan bekerja sama secara kolaboratif untuk mencapai tujuan bersama. Tujuan pembelajaran ini untuk meningkatkan penguasaan akademik, meningkatkan kinerja siswa dalam tugas-tugas akademik, mengembangkan keterampilan siswa, dan agar siswa dapat menerima temanteman yang mempunyai latar belakang yang berbeda, serta menumbuhkan jiwa kepemimpinan dalam diri siswa. Pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam menurut Winataputra (2001: 122) mengatakan bahwa IPA adalah ilmu yang objek telaahnya adalah alam dengan segala isinya termasuk bumi, tumbuhan, hewan serta manusia. IPA diartikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang sebab akibat dari kejadiankejadian yang terjadi di alam ini. Menurut tim modul PLPG (2011: 189) pembelajaran IPA di asd akan berhasil dengan baik 4
apabila guru dapat memahami perkembangan kemampuan dan intelektual siswa usia SD. Usia siswa SD berkisar antara umur 7 sampai dengan 11 tahun. Perkembangan usia SD tersebut termasuk ke dalam operasional konkrit, dimana pada usia operasional konkrit dicirikan dengan pemikiran yang didasarkan dengan hal-hal ylogis. Siswa operasional konkrit sangat membutuhkan benda-benda konkrit untuk membantu pengembangan intelektualnya. Berdasarkan kajian teoretik diatas, dapat disimpulkan bahwa Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) atau Sains adalah suatu usaha yang dilakukan secara sadar untuk mengungkapkan gejala-gejala alam dengan menerapkan langkah-langkah ilmiah serta untuk membentuk kepribadian atau tingkah laku siswa sehingga siswa dapat memahami proses Ilmu Pengetahuan Alam yang kemudian dapat dikembangkan di masyarakat.
dan 24 siswa perempuan pada semester ganjil tahun pelajaran 2012/2013. Teknik pengumpulan data dalam penelitian kelas ini berupa tes, observasi, wawancara, dan dokumentasi. Temuan Penelitian Berdasarkan hasil evaluasi pada siklus I dapat diketahui bahwa siswa yang tuntas dalam pembelajaran hanya 19 siswa atau 37,2% sedangkan sisanya 32 siswa atau 62,7% belum tuntas. Oleh karena itu, daya serap siswa terhadap materi pelajaran belum mencapai keberhasilan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada diagram histogram di bawah ini: 80
62,7
60 37,2 40
32
Jumlah Siswa
19
Persentase
20 0 Tuntas
Metode Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa kelas IV SDN Kerenceng Kabupaten Sukabumi pada pelajaran IPA melalui penerapan model pembelajaran kooperatif Number Head Together. Dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Kerenceng pada bulan JuliAgustus. Subjek penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri Kerenceng yang berjumlah 51 siswa terdiri dari 27 siswa laki-laki
Belum Tuntas
Gambar 3.1 Data Histogram Ketuntasan Hasil Tes Siswa
Persentase 37,2% 62,7%
5
Tuntas Belum Tuntas
Gambar 3.2 Pie Chart Data Ketuntasan Siklus I
Pembahasan Berdasarkan data yang diperoleh, dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif Number Head Together (NHT). Peneliti mengalami adanya peningkatan terhadap kinerja guru, aktifitas siswa, sehingga berdampak pada hasil belajar siswa. Penelitian ini dilaksanakan di kelas IV SDN Kerenceng Kabupaten Sukabumi, mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dengan materi Struktur dan Fungsi Bagian Tumbuhan. Pada siklus I, data yang diperoleh nilai rata-rata dari tim kolaborator mengenai kinerja guru yaitu sebesar 56,5 dengan interprestasi kurang baik. Dampak dari kinerja guru yang belum optimal dalam mengajar berpengaruh terhadap aktifitas siswa kelas IV. Berdasarkan data yang diperoleh siswa kelas IV mendapatkan nilai rata-rata 66,6 dengan interprestasi kurang baik. Hal ini terjadi karena siswa kurang menguasai materi pelajaran. Hal ini juga berpengaruh terhadap hasil belajar siswa, Ini terbukti dengan banyaknya siswa yang masih belum mencapai KKM. Berdasarkan perolehan data hasil belajar siswa nilai siswa yang mencapai KKM 65 hanya 19 siswa atau 37,2%, sedangkan siswa yang belum mencapai KKM 65 sebanyak 32 siswa atau 62,7%, sehingga memperoleh nilai ratarata 59,4 dengan interpretasi kurang baik.
Berdasarkan hasil evaluasi pada siklus I di atas dapat diketahui bahwa siswa yang tuntas dalam pembelajaran mengalami peningkatan pada siklus II yaitu 42 siswa atau 82,3% sedangkan sisanya hanya 9 siswa atau 17,6% yang tidak tuntas. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada diagram histogram di bawah ini: 100
82,3%
80 60
42
40
Frekuensi 17,6% Persentase 9
20 0 Tuntas
Belum Tuntas
Gambar 3.3 Diagram Histogram Data Hasil Belajar Siklus II
Persentase 17,6% Tuntas Belum Tuntas 82,3%
Gambar 3.4 Diagram Pie Chart Data Hasil Belajar Siswa Siklus II
6
Pada siklus II, data yang diperoleh mengenai kinerja guru mendapat nilai rata-rata 92,7 dengan interprestasi baik. Ini membuktikan bahwa kinerja guru mengalami peningkatan. Dengan adanya peningkatan terhadap kinerja guru, maka berdampak pula terhadap aktifitas siswa dalam belajar ini dibuktikan dengan diperolehnya nilai rata-rata aktifitas siswa sebesar 87,7 memiliki interprestasi sangat baik. Pada siklus ini secara keseluruhan mengalami peningkatan tidak terkecuali obyek yang dijadikan sasaran peneliti yaitu hasil belajar siswa kelas IV . Berdasarkan hasil belajar yang diperoleh siswa pada siklus II ini nilai rata-rata siswa kelas IV yaitu 92,7. Ini dikarenakan banyaknya siswa yang telah mencapai nilai KKM 65. Dengan jumlah 51 siswa, siswa yang memperoleh nilai diatas KKM 65 sebanyak 42 siswa atau 82,3%, sedangkan siswa yang belum mencapai KKM 65 sebanyak 9 siswa atau 17,6%. Dengan adanya peningkatan hasil belajar siswa kelas IV A ini, maka apa yang diinginkan peneliti sesuai dengan harapan.
Daftar Pustaka Arikunto, Suharsimi. 2009. DasarDasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Budiningsih, Asri. 2005. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Jihad, Asep, dkk. 2008. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Suprijono, Agus. 2011. Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Belajar. Thobroni, Muhammad, dkk. 2011. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: AR-RUZZ MEDIA. Tampubolon, Saur. 2011. Bimbingan penulisan karya ilmiah PTK, SKRIPSI, dan KTI. Bogor. Winataputra, Udin, dkk. 2011. Stategi Belajar Mengajar IPA. Jakarta: UNIVERSITAS TERBUKA. Panitia Pelaksana Pendidikan dan Pelatihan Guru. 2011. Materi dan Metodologi Pembelajaran IPA SD/MI. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia. Biodata Penulis
Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan, bahwa dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif Number Head Together (NHT) dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV Pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) tentang Bagian- bagian Tumbuhan dan fungsinya di SDN Kerenceng Kabupaten Sukabumi.
Devi lahir
Bapak 7
Yuliati, di Brebes,20 Januari 1990, beragama islam anak pertama pasangan dari Abadi dan Ibu
Wasmiroh. Bertempat tinggal di Kp. Karang Dempul RT/RW 02/04 Kelurahan Kalilangkap Kecamatan Bumiayu Kabupaten Brebes. Pendidikan formal yang di tempuh di Madrasah Ibtidaiyah (MI) Kalilangkap tahun 1996 – 2002, SMP NU 01 Bumiayu tahun 2002- 2005, SMA Negeri Bantarkawung tahun 2005 – 2008, Kemudian tahun 2008 melanjutkan pendidikan S1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar di Universitas Pakuan Bogor.
8