UPAYA PENGURUS UNTUK MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN ANGGOTA(GURU DAN SISWA) “Studi Kasus Tentang Simpan Pinjam Di Koperasi “Sejahtera” MTs Miftahul Huda Bokor No. 13 Kecamatan Turen Kabupaten Malang”
SKRIPSI Oleh:
UMI MUDAWIYAH NIM: 04130044
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUANSOSIAL FAKULTAS TARBIYAH UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MALANG JANUARI, 2009
UPAYA PENGURUS UNTUK MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN ANGGOTA (GURU DAN SISWA) “Studi Kasus Tentang Simpan Pinjam Di Koperasi “Sejahtera” MTs Miftahul Huda Bokor No. 13 Kecamatan Turen Kabupaten Malang”
SKRIPSI Oleh:
UMI MUDAWIYAH NIM: 04130044
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUANSOSIAL FAKULTAS TARBIYAH UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MALANG JANUARI, 2009
LEMBAR PENGAJUAN
UPAYA PENGURUS UNTUK MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN ANGGOTA(GURU DAN SISWA) “Studi Kasus Tentang Simpan Pinjam di Koperasi “Sejahtera” MTs Miftahul Huda Bokor No. 13 Kecamatan Turen Kabupaten Malang”
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Tarbiyah Universitas Islam Negeri (UIN) Malang Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Strata Satu Sarjana Pendidikan (S.Pd) Konsentrasi Pendidikan Ekonomi Oleh: UMI MUDAWIYAH NIM: 04130044
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUANSOSIAL FAKULTAS TARBIYAH UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MALANG JANUARI, 2009
LEMBAR PERSETUJUAN UPAYA PENGURUS UNTUK MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN ANGGOTA(GURU DAN SISWA) “Studi Kasus Tentang Simpan Pinjam di Koperasi “Sejahtera” MTs Miftahul Huda Bokor No. 13 Kecamatan Turen Kabupaten Malang”
SKRIPSI
Oleh: UMI MUDAWIYAH NIM : 04130044
Telah Disetujui Oleh Dosen Pembimbing
Dr. Wahidmurni, M.Pd, Ak. NIP: 150.303049
Mengeatahui Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Program studi Pendidikan Ekonomi
Drs. Muh.Yunus, M.Si NIP. 150 276940
LEMBAR PENGESAHAN
UPAYA PENGURUS UNTUK MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN ANGGOTA(GURU DAN SISWA) Studi Kasus Tentang Simpan Pinjam di Koperasi “Sejahtera” MTs Miftahul Huda Bokor No. 13 Kecamatan Turen Kabupaten Malang SKRIPSI Dipersiapkan dan disusun oleh Umi Mudawiyah (04130044) Telah Dipertahankan Di depan Dewan Penguji dan Diterima Sebagai Salah Satu Persyaratan dan Untuk Memperoleh Gelar Strata Satu Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Tanggal 17 Januari 2009
Susunan Dewan Penguji
Tanda tangan
1. Ketua Sidang Dr. Wahidmurni, M.Pd, Ak. NIP. 150.303049 2. Sekretaris Drs. Ec. Muh. Mansyur, MM NIP. 190.02.00029 3. Pembimbing Dr. Wahidmurni, M.Pd, Ak. NIP. 150.303049 4. Penguji Utama Dr. H. Nur Ali, M.Pd NIP.150.28289265
:(
)
:(
)
:(
)
:(
)
Disahkan Oleh: Dekan Fakultas Tarbiyah UIN Malang
Prof. Dr. H. M Djunaidi Ghony NIP. 150.042 031
Alhamdulillahi Rabbil’alamiin Puji Syukur teruntai dari sanubariku yang terdalam atas karunia dan rahmat Allah SWT. Dengan segenap rasa cinta dan sayang kupersembahkan karya ini Kepada: Ayahanda (Musa’i) dan Ibunda (Mutmainnah) tercinta yang telah mengayomi dan mengasihi dengan kasih sayang yang ikhlas. kepada kakakku (Istikomah, S.Ag, Maksum, Marzuki, S.E), serta adikku (Muh. Mustofa, Fatimatun Nurul Hikmah, dan Nur Ainatuz Zahrah) tercinta yang selalu memberikan dukungan terhadapku. Dengan tulus hati kuucapkan terima kasih kepada Bapak Drs Djamhuri Hasyim dan Ibu Nurkamilah, yang telah memberikan penulis tempat yang aman sampai terselesainya penulisan skripsi dan tak lupa kepada sahabat-sahabatku yang telah memberikan tali persaudaraan selama ini. Semoga kita selalu dalam Ridho-Nya……. Amiin Ya Robbal’alamiin……
MOTTO
!" Artinya: Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian mereka (adalah) menjadi penolong bagi sebahagian yang lain. mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma'ruf, mencegah dari yang munkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat dan mereka taat pada Allah dan Rasul-Nya. mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah; Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.(QS. AtTaubah[9]:71).
NOTA DINAS PEMBIMBING Dr. Wahidmurni, M.Pd, Ak Dosen Fakultas Tarbiyah Universitas Islam Negeri Malang NOTA DINAS PEMBIMBING Hal 2009 Lamp
: Skripsi Umi Mudawiyah
Malang, 3 Januari
: 6 (empat) Eksemplar
Kepada Bapak Dekan Fakultas Tarbiyah UIN Malang diMalang Assalamua’alaikum Wr. Wb. Sesudah melakukan beberapa kali bimbingan, baik dari segi isi, bahasa maupun tehnik penulisan, dan setelah membaca skripsi mahasiswa tersebut di bawah ini: Nama
: Umi Mudawiyah
Nim
: 04130044
Jurusan/Prodi
: Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial/PendidikaEkonomi
Judul Skripsi
: Upaya Pengurus Untuk Meningkatkan Kesejahteraan Anggota (Guru dan Siswa) Studi Kasus Tentang Simpan Pinjam di Koperasi “Sejahtera” MTs. Miftahul Huda Bokor No. 13 KecamatanTuren, Kabupaten Malang.
Maka selaku pembimbing, kami berpendapat bahwa skripsi tersebut sudah layak diajukan untuk diujikan. Demikian, mohon dimaklumi adanya. Wassalamua’alakum Wr. Wb. Dosen Pembimbing
Dr. Wahidmurni, M.Pd, Ak. NIP. 150303049
SURAT PERNYATAAN Yang bertanda tangan dibawah ini saya: Nama
:Umi Mudawiyah
NIM
: 04130044
Alamat
: Jl. Tentrem Wonokasian , Kecamatan Turen, Kabupaten Malang Menyatakan bahwa “Sekripsi” yang saya buat untuk memenuhi
persyaratan kelulusan. Program Studi (Konsentrasi) Program Ekonomi pendidikanUniversitas Islam negeri (UIN) Malang, Dengan Judul: “Upaya Pengurus Untuk Meningkatkan Kesejahteraan Anggota(Guru Dan Siswa)
“Studi Kasus Tentang Simpan Pinjam di Koperasi “SEJAHTERA” MTs Miftahul Huda Bokor No. 13 Kecamatan Turen Kabupaten Malang”. Adalah hasil karya sendiri, bukan “duplikasi” dari karya orang lain.
Selanjutnya apabila di kemudian hari ada “klaim” dari pihak lain, bukan menjadi tanggung jawab Dosen pembimbing dan atau pengelola Program sarjana Universitas Islam negeri (UIN) Malang, tetapi menjadi tanggung jawab saya sendiri. Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya tanpa ada paksaan dari siapapun.
Malang, 3 Januari 2009
Umi Mudawiyah
KATA PENGANTAR Rasa syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah yang Maha Kuasa yang dengan taufiq dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Upaya Pengurus Dalam Meningkatkan Kesejahteraan Anggota (Guru Dan Siswa) (Studi Kasus Tentang Simpan Pinjam di Koperasi “SEJAHTERA” MTs Miftahul Huda Bokor No. 13 Kecamatan Turen Kabupaten Malang dengan baik. Rahmat dan keselamatan semoga selalu dilimpahkan pada nabi Muhammad s.a.w, yang telah menjadi model terbaik bagi umat manusia dalam menempuh kehidupan di dunia ini. Dengan segala kemampuan yang dimiliki setelah melalui”perjuangan” yang panjang akhirnya skripsi yang merupakan salah satu syarat kelulusan pendidikan penulis dapat selesai. Penulis mengakui banyak pihak yang telah berjasa mendorong, memotivasi, dan membantu penyelesaian tulisan ini. Untuk itu dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih setulus-tulusnya kepada: 1. Bapak Prof. Dr. Imam Suprayogo, selaku sebagai Rektor UIN Malang. 2. Bapak Pof. Dr. H. Muhammad Djunaidi Ghony, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah UIN Malang. 3. Bapak Dr. Wahidmurni, M.Pd, Ak, selaku sebagai Dosen Pembimbing skripsi yang telah banyak memberikan arahan dan bimbingan sehingga penelitian ini dapat dilakukan dengan baik dan benar.
4. Seluruh Dosen beserta staf pengajar Fakultas tarbiyah yang telah memberikan bimbingan, pengetahuan dan wawasan kepada penulis selama mengikuti studi di UIN Malang. 5. Ayahanda (Musa’i) dan Ibunda (Mutmainnah) tercinta yang telah memberikan dorongan moril, materiil maupun spirituil dan do’a tulus yang tak ada henti-hentinya kepada penulis. 6. Bapak Kepala Sekolah MTs. Miftahul Huda Bokor No. 13 Kecamatan Turen, Kabupaten Malang, yang telah memberikan izin kepada penulis untuk mengadakan penelitian di sekolah ini 7. .Teman-teman mahasiswa Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) angkatan 2004, serta sahabat-sahabatku sekalian yang terlibat baik secara langsung maupun tidak langsung dalam penulisan skripsi Penulis juga menyadari bahwa penulisan skripsi ini banyak kekurangannya dan jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu besar harapan penulis atas saran serta kritik yang bersifat membangun dari siapapun. Sebagai bekal untuk perbaikan langkah penulis selanjutnya. Semoga kebaikan mereka dibalas oleh Allah yang Maha Kaya dengan pahala yang layak. Akhirnya penulis berharap semoga dengan izin-Nya skripsi yang sangat sederhana ini dapat bermanfaat bagi semua pihak terutama bagi penulis. Amiin Ya Robbal’Alamin. Malang, 3 Januari 2009
Umi Mudawiyah
DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL.............................................................................. i HALAMAN JUDUL ................................................................................ ii HALAMAN PENGAJUAN ...................................................................... iii HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................. iv HALAMAN PENGESAHAN................................................................... v HALAMAN PERSEMBAHAN .............................................................. vi HALAMAN MOTTO .............................................................................. vii HALAMAN NOTA DINAS...................................................................... viii HALAMAN PERNYATAAN................................................................... ix KATA PENGANTAR............................................................................... x DAFTAR ISI ............................................................................................. xi DAFTAR LAMPIRAN-LAMPIRAN ..................................................... xii DAFTAR TABEL ..................................................................................... xiii DAFTAR GAMBAR ................................................................................ xiv ABSTRAK ................................................................................................. xv BAB I
PENDAHULUAN..................................................................... 1 A. Latar Belakang Masalah............................................................ 1 B. Rumusan Masalah .................................................................... 6 C. Tujuan Penelitian ...................................................................... 7 D. Manfaat Penelitian ................................................................... 7 E. Definisi Istilah........................................................................... 8 F. Batasan Masalah ...................................................................... 9 G. Sistematika Pembahasan ........................................................... 10
BAB II
KAJIAN PUSTAKA ................................................................ 12
A. Hakekat Kegunaan Koperasi Sekolah ................................. 12 1. Pengertian Koperasi sekolah ............................................... 12 2. Fungsi Dan Peran Koperasi Sekolah .................................. 22 3. Prinsip-Prinsip Koperasi Sekolah ...................................... 24 4. Landasan Koperasi Sekolah ................................................ 24
5. Pengertian Koperasi Simpan Pinjam ( KOSIPA) ............... 26 B. Kesejahteraan Guru dan Siswa............................................... 29 1. Pengertian Kesejahteraan ................................................... 29 2. Dimensi Kesejahteraan ....................................................... 30 C. Struktur Organisasi di Indonesia ......................................... 35 1. Rapat Anggota..................................................................... 35 2. Pengurus.............................................................................. 37 3. Pengawas............................................................................. 44 4. Pengelola ............................................................................. 46 BAB III METODE PENELITIAN ........................................................ 48 A. Pendekatan dan jenis penelitian ................................................ .48 B. Kehadiran penelitian. ................................................................ 50 C. Lokasi Peneliti .......................................................................... 51 D. Sumber Data ............................................................................. 52 E. Prosedur pengumpulan Data ..................................................... 53 F. Analisis Data ............................................................................ 54 G. Pengecekan Keabsahan Temuan .............................................. 54 H. Tahap-Tahap Peneliti ............................................................... 56 BAB IV PAPARAN DATA DAN HASIL PENELITIAN ................... 59 A. Paparan Data Penelitian........................................................ 59 1. Gambaran situs penelitian .................................................. 59 2. Struktur Organisasi Koperasi”SEJAHTERA”di MTs. Miftahul Huda Bokor No.13, Turen, Malang ..................... 61
3. Perkembangan Koperasi”SEJAHTERA” di MTs dimasa ke masa ................................................................... 62 4. Visi dan Misi Koperasi ”SEJAHTERA” di MTs. Miftahul Huda Bokor No. 13, Turen, Malang .................... 64 5. Upaya pengurus dalam meningkatkan kesejahteraan anggota ........................................................ 65 6. Faktor-faktor pendukung dan penghambat dalam meningkatkan kesejahteraan anggota.................................. 84 B. TEMUAN PENELITIAN ........................................................ 90 1. Upaya pengurus dalam meningkatkan kesejahteraan anggota ....................................................... 90 2. Faktor-faktor pendukung dan penghambat dalam meningkatkan kesejahteraan anggota ...................... 92 BAB V PEMBAHASAN DATA HASIL PENELITIAN ..................... 94 1. Upaya pengurus dalam meningkatkan kesejahteraan anggota ............................................................... 94 2. Faktor-faktor pendukung dan penghambat pengurus dalam meningkatkan kesejahteraan anggota ............ 101 BAB VI PENUTUP ................................................................................. 106 A. Kesimpulan .............................................................................. 106 B. Saran-Saran .............................................................................. 106 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 107 LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran 1: Surat Penelitian Lampiran 2: Surat keterangan akan melaksanakan penelitian Lampiran 3: Surat keterangan telah melaksanakan penelitian Lampiran 4: Pedoman wawancara Lampiran 5: Lembar Catatan Lapangan Siklus 1 Lampiran 6: Lembar Catatan Lapangan Siklus 2 Lampiran 7: Lembar Catatan Lapangan Siklus 3 Lampiran 8: Lembar Aktifitas Pengurus dalam merekap pendapatan dan Biaya . Lampiran 9: Lembar Dokumen tentang Aktifitas Koperasi Siswa di MTs. Miftahul Huda Turen.
DAFTAR TABEL
Tabel
Halaman
4.1 Struktur Organisasi Koperasi”Sejahtera” di MTs. Miftahul Huda Bokor No. 13, Turen, Malang .................................... 61 4.2 Jenis-Jenis Kesejahteraan Karyawan .................................................... 77 4.3 Susunan Pengawasan Koperasi ........................................................... 79 4.4 Karyawan Koperasi............................................................................... 79 4.5 Jumlah Anggota Koperasi Pada Akhir Tahun 2006.............................. 79 4.5 Arus Pinjaman Koperasi ...................................................................... 80 4.6 Arus Keluar Masuk Surat Koperasi ..................................................... 80 4.7 Kegiatan Rapat Pengurus Koperasi ...................................................... 80 4.8 Perkembangan keanggotaan Sampai Dengan Akhir Tahun 2006 ........ 87
DAFTAR GAMBAR
Gambar
Halaman
5.1 Pencapaian Tujuan Kebijaksanaan ...................................................... 16 5.2 Hirarki Tanggung Jawab Dalam Koperasi ........................................... 36 5.3 Struktur Organisasi Koperasi ............................................................... 41 5.4 Tanggung Jawab Organisasi Pengawas Terhadap Rapat Anggota ...... 45 5.5 Tanggung Jawab Organisasi Pengelola................................................. 46
ABSTRAK Umi Mudawiyah, 2009 Upaya Pengurus Untuk Meningkatkan Kesejahteraan Anggota (guru dan siswa) Studi Kasus Tentang Simpan Pinjam di Koperasi “Sejahtera”di MTs Miftahul Huda Bokor No. 13 Kecamatan Turen, Kabupaten Malang. Skripsi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Tarbiyah, Universitas Islam Negeri (UIN) Malang. Pembimbing Dr. Wahidmurni, M.Pd, Ak.
Kata Kunci
: Pengurus dan Kesejahteraan Anggota (Guru dan Siswa)
Pengurus adalah anggota koperasi yang memperoleh kepercayaan dari rapat anggota untuk memimpin organisasi koperasi untuk suatu periode tertentu. Penguruslah yang menentukan apakah program kerja yang telah disepakati oleh rapat anggota benar-benar dapat dijalankan. : Dalam UU No. 25 tahun 1992 tentang pokok-pokok perkoperasian Pasal 3 disebutkan bahwa koperasi sekolah bertujuan untuk memajukan kesejahteraan guru dan siswa pada khususnya dan masyarakat pada umumnya. Pernyataan ini mengandung arti bahwa meningkatkan kesejahteraan guru dan siswa adalah menjadi program utama koperasi sekolah melalui pelayanan usaha. Jadi dengan utama pelayanan anggota (guru dan siswa) merupaka prioritas utama dibandingkan dengan masyarakat umum. Penelitian yang penulis lakukan ini adalah: termasuk dalam penelitian deskriptif kualitatif. Dalam perjalanan mengumpulkan data, Penulis menggunakan metode wawancara dan dokumentasi. Sedangkan untuk analisisnya, Penulis menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif, yaitu berupa data-data yang tertulis atau lisan dari orang perilaku yang diamati sehingga dalam hal ini penulis berupaya mengadakan penelitian yang bersifat menggambarkan secara menyeluruh tentang keadaan yang sebenarnya. Selain itu, untuk mendukung uraian dari keadaan yang sebenarnya ada di lapangan, disini penulis sertakan tabel sebagai pelengkap data dengan menggunakan teknik analisis data prosentase. Hasil penelitian yang dilakukan penulis dapat disampaikan disini bahwasanya perkembangan koperasi”Sejahtera” selama dua tahun telah menunjukkan kemajuan yang yang berarti. Ini semua berkat kerja keras kopersai”Sejahtera”, bantuan pemerintah serta pembinaan yang terus menerus dari instansi yang terkait. Maka kedua aspek (Kesejahteraan Anggota, Pengurus Koperasi, dan Pelayanan Anggota). Implikasi ditinjau dari jumlah keanggotaan dan pelayanan terhadap anggota, menunjukkan kehadiran koperasi MTs. Sudah diterima, mulai mengakar dan dapat dirasakan manfaatnya baik oleh anggota dalam meningkatkan kesejahteraan anggotanya maupun oleh masyarakat disekitarnya.
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah Dalam Undang-Undang No. 25 tahun 1992 tentang pokok-pokok perkoperasian pasal 3 disebutkan bahwa koperasi
sekolah betujuan untuk
memajukan kesejahteraan anggota (guru dan siswa), pada khususnya dan masyarakat pada umumnya, serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil, dan makmur, berlandaskan pancasila dan UUD 1945. Tujuan koperasi sekolah adalah bersifat umum. Karena itu, setiap koperasi perlu menjabarkannya ke dalam bentuk tujuan yang lebih operasional bagi koperasi sebagai badan usaha. Tujuan yang jelas dapat dioperasionalkan akan memudahkan pihak manajemen dalam mengelola koperasi pada kasus anggota (guru dan siswa), juga bertindak sebagai pemilik, pelanggan dan permodal akan dapat lebih mudah melakukan pengawasan terhadap proses pencapaian tujuan koperasi, sehingga penyimpangan dari tujuan tersebut akan dapat lebih cepat diketahui. Dalam tujuan tersebut dikatakan bahwa koperasi sekolah memajukan kesejahteraan guru dan siswa pada khususnya dan masyarakat pada umumnya. Pernyataan ini mengandung arti bahwa meningkatkan kesejahteraan guru dan siswa adalah menjadi program utama koperasi sekolah melalui pelayanan usaha.
Jadi dengan utama pelayanan anggota (guru dan siswa) merupaka prioritas utama dibandingkan dengan masyarakat umum. 1 Sedangkan pelayanan anggota menurut persepektif Islam sebelum seseorang memutuskan untuk menggunakan sesuatu produk, ia akan menentukan pada produsen mana kala ia membelinya, sebab hal ini akan menentukan perilaku purna belinya. Jadi layanan akan sangat mempengaruhi keputusan pembeli. Islam mengutus tentang kecepatan dan kemudahan proses dari layanan, sebagai mana hadis Nabi Muhammad SAW;
#
!
"
Dari Jabir bin Abdullah, ia berkata, Rasulullah SAW bersabda, “Allah akan merakhmati seseorang hamba yang berlaku toleran dalam berdagang, atau toleran saat membeli, dan toleran saat mengadili (menuntut hutangnya).2 (Shakhih At-Ta’liq-Ar-Raghib 3/18, Al-Buyu’; Ar-Raudh An-Nadar: 211), Bukhari. Islam juga mengajarkan bahwa dalam melayani pelanggan sebaiknya selalu diciptakan kejujuran, karena kejujuran akan mendatangkan keberkahan bagi saudagar. Misalnya dalam mengukur, menakar dan menimbang apabila diberi amanah ditunaikan dengan baik. Sebab saudagar yang jujur itu diridhoi oleh
1
Arifin Sitio dan Halomoan Tamban, Koperasi : Teori dan Praktek, 2001. (Jakarta :PT. Galora Aksara Pratam), Editur Wisnu Candra Kristiaji Erlangga), hlm. 19. 2 Muhammad Nashiruddin Al bani, Shahih Sunnan Ibnu Majjah, 2007 (P.T Pustaka Azzam: Anggota IKAPI), hlm. 319
Allah, karena melaksanakan perintah-Nya.3
Dalam surat (At-Taubah
Ayat:119).4
! *" %()
'
%&
#$
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar.” Saudagar yang jujur akan bertambah relasinya karena para pelanggan selalu menaruh percaya kepadanya. Sebaliknya kecurangan dan keculasan sekalipun kadang-kadang menghasilkan keuntungan yang besar namun tidak akan mendatangkan berkah. Karena para relasi dan pelanggan yang merasa dikhianati tidak akan berhubungan lagi dengan saudagar yang curang itu. Jadi, menurut Islam kejujuran merupakan salah satu hal yang harus dipelihara dalam perdagangan. Dengan demikian keberhasilan koperasi dalam mencapai tujuannya dapat diukur dari peningkatan kesejahteraan angota (guru dan siswa). Kesejahteraan bermakna sangat luas dan juga bersifat relatif, karena ukuran sejahtera bagi seseorang dapat berbeda satu sama lain. Manusia pada dasarnya adalah mahluk yang tidak pernah merasa puas, karena itu kesejahteraan akan terus dikejar tanpa batas. Keberhasilan koperasi dalam meningkatkan kesejahteraan sosial ekonomi anggotanya akan lebih mudah diukur, apabila aktivitas ekonomi dilakukan oleh anggota dalam hal ini guru dan siswa di Bokor Kecamatan Turen Kabupaten
3
Ya’qub. H 1992. Kode Etik Dagang Menurut Islam, (Bandung: CV. Diponegoro bandung).hlm. 52. 4 Al-Qur’an Surat At-Taubah ayat 119.
Malang dilakukan melalui koperasi, sehingga peningkatan kesejahteraannya akan lebih mudah diukur. Dalam pengertian ekonomi, tingkat kesejahteraan itu dapat ditandai dengan tinggi rendahnya pendapatan riil. Apabila pendapatan riil seseorang atau masyarakat meningkat, maka kesejahteraan ekonomi seseorang akan meningkat pula. Berkaitan dengan jalan pikiran tersebut, maka berarti pula tujuan koperasi ini diwjudkan dalam bentuk meningkatnya pendapatan riil pada anggotanya. Dengan demikian, pengertian kesejahteraan yang bersifat abstrak dan relatif tersebut dapat diubah menjadi pengertian yang lebih konkrit dalam bentuk pendapatan, sehingga pengukurannya dapat dilakukan secara nyata. Dalam pengertian ekonomi, pendapatan dapat dibentuk pendapatan nominal dan pendapatan riil. Pendapatan nominal adalah pendapatan seseorang yang dapat diukur dalam jumlah barang dan jasa pemenuhan kebutuhan yang dapat dibeli dengan membelanjakan pendapatan nominalnya (uangnya), Apabila pendapatan nominal seseorang meningkat., sementara harga barang atau jasa tetap (tidak naik), maka orang tersebut akan lebih mampu membeli barang untuk memenuhi kebutuhannya, yang berati tingkat kesejahteraan meningkat pula. Dalam kondisi seperti di Indonesia, dimana pendekatan pembinaan dan pengembangan koperasi dengan top-down-approach, banyak koperasi dengan sejumlah anggota yang kurang mempunyai hubungan ekonomi satu sama lain. Dalam kata lain partisipasi anggota terhadap koperasi masih relatif kecil, sehingga sukar untuk menyatakan bahwa peningkatan kondisi sosial ekonomi anggota koperasi sebagai keberhasilan dari pada koperasi.
Selanjutnya, fungsi koperasi untuk Indonesia tertuang dalam pasal 4 UU No. 25 tahun 1992 tentang perkoperasian yaitu : Membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi anggota (guru dan siswa), pada khususnya dan masyarakat pada umumnya untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosial. Berperan serta secara aktif dalam upaya mempertinggi kualitas kehidupan manusia dan masyarakat. Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan ketahanan perekonomian nasional dengan koperasi sebagai soko gurunya. Berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian nasioanl yang merupakan usaha bersama berdasarkan atas azas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi.5 Aspek-aspek yang sangat mendesak saat ini adalah proses pembangunan yaitu proses multidimensi yang menyangkut perubahan penting dalam struktur social, sikap guru lembaga nasional. Dalam melaksanakan pembangunan tersebut perlu adanya peningkatan peranan guru untuk menggerakkan dana dan daya masyarakat baik dari sumberdaya manusia maupun alam.6 Selanjutnya di dalam penjelasan pasal 33 UUD 1945 disebutkan bahwa dasar demokrasi ekonomi produksi dikerjakan oleh semua, untuk semua dibawah pimpinan anggota (pengurus). Kemakmuran gurulah yang diutamakan, bukan kemakmuran seorang., UUD 1945 pasal 33 beserta penjelasannya menyatakan bahwa perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasarkan azas 5
Ibid., Arifin Sitio dan Halomoan Tamban, Koperasi : Teori dan Praktek, 2001. (Jakarta :PT. Galora Aksara Pratam), Editur Wisnu Candra Kristiaji Erlangga), hlm. 20. 6 Michael Todaro, Ekonomi Pembangunan (Jakarta : air Langga, 1992), hlm. 62
kekeluargaan. Bangun perusahaan yang sesuai dengan hal tersebut, adalah badan usaha koperasi.7 Indonesia mengenal koperasi dimulai pada zaman penjajahan belanda di penghujung abad ke-19, tepatnya pada tahun 1896. Di tengah penderitaan masyarakat
Indonesia
R
Aria
Wiriatmaja
seorang
patih
purwokerto
mempelopori berdirinya sebuah Bank yang bertujuan untuk menolong para pegawai agar tidak terjerat oleh lintah darat. Badan Usahanya berbentuk koperasi dan diberinama Bank penolong dan tabungan (Hul pen Spaar bank).8 Dari uraian tersebut maka peneliti mencoba mengangkat suatu masalah yang peneliti formalisasikan kedalam judul suatu penelitian sebagai berikut : “Upaya Pengurus Untuk Meningkatkan Kesejahteraan (Guru dan Siswa) ”Studi Kasus Tentang Simpan Pinjam di koperasi ”Sejahtera” MTs. Miftahul Huda Bokor No. 13 Kecamatan Turen, Kabupaten Malang.
Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, serta dasar pemikiran yang terdapat di dalamnya, maka ditarik rumusan masalah sebagai berikut : Bagaimana upaya pengurus untuk meningkatkan kesejahteraan anggota (guru dan siswa) “studi kasus tentang simpan pinjam di koperasi”SEJAHTERA” MTs. Miftahul Huda Bokor No. 13 Kecamatan Turen Kabupaten Malang? Faktor-faktor apa saja yang mendukung dan menghambat upaya pengurus untuk meningkatkan kesejahteraan anggota (guru dan siswa) “studi kasus tentang 7
Dirjen Departemen Perdagangan dan Koperasi, Pengetahuan Perkoperasian, Departemen Perdagangan dan Koperasi (Jakarta: 1999), hlm. 22. 8 Revrison Baswir, Koperasi Indonesia (Yogyakarta: BPFE, 2000), hlm.26.
simpan pinjam di koperasi”SEJAHTERA” MTs. Miftahul Huda Bokor No. 13 Kecamatan Turen Kabupaten Malang?
C. Tujuan Penelitian Sesuai dengan masalah yang hendak dikaji tersebut maka penelitian ini bertujuan: 1. Mendeskripsikan upaya pengurus untuk meningkatkan kesejahteraan anggota (guru dan siswa) “Studi Kasus Tentang Simpan Pinjam di koperasi”SEJAHTERA” MTs. Miftahul Huda Bokor No. 13 Kecamatan Turen Kabupaten Malang. 2. Mendeskripsikan
Faktor-faktor
apa
saja
yang
mendukung
dan
menghambat upaya pengurus untuk meningkatkan kesejahteraan anggota (guru
dan
siswa)
“studi
kasus
tentang
simpan
pinjam
di
koperasi”SEJAHTERA” MTs. Miftahul Huda Bokor No. 13 Kecamatan Turen Kabupaten Malang.
Manfaat Penelitian Penelitian ini, diharapkan dapat memberikan manfaat yang sangat besar kepada: Bagi pengembangan pendidikan Usaha memperkaya hasil penelitian tentang kopersi yang berkaitan dengan masalah kesejahteraan anggota, sehingga di harapkan peneliti itu dapat dijadikan pegangan bagi pengembangan ilmu pendidikan.
Bagi Koperasi Hasil penelitian ini dapat menyadarkan dan memberikan motivasi bagi para pemimpin koperasi selain ini penelitian dapat dijadikan pijakan bagi koperasi, sekaligus bahan koreksi, sehingga mampu memberikan motivasi kepada pengurus koperasi untuk meningkatkan hasil kerjanya dan diharapkan penelitian ini dapat memberikan masukan bagi koperasi dimasa yang akan datang. Bagi Peneliti Sebagai latihan dalam proses penulisan karya tulis ilmiah dan memperluas cakrawala intelektual, sehingga penelitian ini digunakan sebagai wahana untuk mengkaji sarana ilmiah gejala-gejala ekonomi, yang ada dalam dunia nyata berdasarkan teori-teori yang telah diperoleh sebelumnya. Harapan lain hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pikiran bagi
calon
penelitian
dibidang
koperasi
dan
mungkin
dapat
mengembangkannya dibidang lainnya.
Definisi Istilah Ada beberapa istilah dalam upaya pengurus untuk meningkatkan ksejahteraan anggota (guru dan siswa) “studi kasus tentang simpan pinjam di koperasi”Sejahtera” MTs. Miftahul Huda Bokor No. 13 Kecamatan Turen Kabupaten Malang. sebagai berikut : Pengurus adalah anggota koperasi yang memperoleh kepercayaan dari rapat anggota untuk memimpin organisasi dan usaha koperasi untuk suatu periode tertentu.
Kesejahtraan adalah memberikan rasa aman, santosa, makmur, selamat dan tidak kurang dari satupun (terlepas dari segala macam gangguan, kesukaran, dan lain-lain). Koperasi simpan Pinjam adalah koperasi yang modalnya diperoleh dari simpanan pokok dan simpanan wajib para anggota koperasi.
Batasan Masalah Agar permasalahan di atas tidak melebar jauh, maka peneliti membatasi pada ruang lingkup pembahasan, untuk ini peneliti menitik beratkan pada Upaya Pengurus Untuk Meningkatkan Kesejahteraan anggota (guru dan siswa) “studi kasus tentang simpan pinjam di koperasi”SEJAHTERA” MTs. Miftahul Huda Bokor No. 13 Kecamatan Turen Kabupaten Malang. Bentuk faktor-faktor pendukung yaitu bagi pengurus (guru) melayani siswa-siswi yang kurang mampu dalam hal alat-alat tulis, buku, seragam dan lainlain, dijual dengan harga yang sangat murah, dan dikoperasi juga melayani makanan ringan, dan koperasi juga menyediakan simpan- pinjam berupa uang bagi guru yang membutuhkan, disamping itu pengurus juga mengajari siswa-siswi untuk berkoperasi atau bekerja sama dengan teman supaya nantinya setelah lulus siap pakai. Sedangkan yang menghambat yaitu siswa-siswi terlambat membayar hutang-hutangnya (banyak tunggakan), sehingga koperasi tersebut dananya kurang mencukupi, manajemen koperasi tidak tertib (tidak professional dalam memilih pengurus koperasi), Solusinya yaitu agar dalam pengurus koperasi bisa berjalan dengan lancar maka harus dibentuk pengurus yang professional khususnya, manajemen keuangan untuk guru-guru MTs. Mifatahul Huda Bokor
No. 13 Kecamatan Turen Malang, dan diadakan rapat kepengurusan satu bulan atau satu tahun sekali untuk mengetahui laporan keuangan (SHU).
Sistematika Pembahasan Untuk mempermudah penulisan dan pemahaman secara menyeluruh tentang penelitian ini maka penulis membagi VI bab dan sistematika dari keenam bab tersebut adalah: BAB 1 : Pendahuluan Pada Bab pendahuluan ini di tuangkan dalam bab I yang mencakup latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian ,manfaat penelitian, kajian pustaka, metode penelitian, dan sistematika pembahasan .Dengan demikian pembaca dapat memperoleh gambaran yang jelas tentang arah dan isi skripsi ini.
BAB II : Kajian Pustaka Berisikan tentang pembahasan teoritis, sehingga penulis akan memperoleh keterangan secara teoritis, konsep-konsep definisi serta dalil-dalil yang sesuai dengan masalah yang dibahas. Dengan demikian bisa dijadikan pedoman dan pembahasan berikutnya.
BAB III : Metode Penelitian Berisikan cakupan tentang lokasi penelitian, jenis penelitian, data, dan sumberdata, hasil dari pengumpulan data, analisis yang diperoleh dari penelitian. BAB IV : Hasil Penelitian Berisikan tentang pembahasan analisa data yang diambil dari realitarealita obyek yang berdasarkan hasil penelitian keseluruhan
yang
dilakukan oleh peneliti.
BAB V : Pembahasan Penelitian Pada bab ini akan berisikan kajian empiris yang menyajikan hasil penelitian lapangan yang dipadukan dengan teori yang ada agar terlihat hasil yang sebenarnya.
BAB VI : Penutup Penelitian dan sarana yang berkaitan dengan realita hasil penelitian demi keberhasilan dan pencapaian tujuan Pada bab terakhir ini peneliti mengemukakan kesimpulan hasil yang diharapkan.
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Hakekat Kegunaan Koperasi Sekolah 1. Pengertian Koperasi sekolah Koperasi sekolah adalah koperasi yang didirikan di lingkungan sekolah yang anggota-anggotanya terdiri atas siswa sekolah. Koperasi sekolah dapat didirikan pada berbagai tingkatan sesuai jenjang pendidikan, misalnya koperasi sekolah dasar, koperasi sekolah menengah pertama, dan seterusnya. Koperasi
didirikan
berdasarkan
surat
keputusan
bersama
antara
Departemen Transmigrasi dan Koperasi dengan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan tanggal 16 Juli 1972 Nomor 275/SKPTS/Mentranskop dan Nomor 0102/U/1983. Kemudian diterangkan lebih lanjut dalam surat Keputusan Menteri Tenaga Kerja, Transmigrasi, dan Koperasi Nomor 633/SKPTS/Men/1974. Menurut surat keputusan tersebut, yang dimaksud dengan koperasi sekolah adalah koperasi yang didirikan di sekolah-sekolah SD, SMP, SMA, Madrasah, dan Pesantren. a. Landasan pokok Landasan pokok dalam perkoperasian Indonesia bersumber pada UUD 1945 pasal 33 ayat (1). Pasal ini mengandung cita-cita untuk mengembangkan perekonomian yang berasas kekeluargaan. Peraturan yang lebih terperinci tertuang dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992. Undang-undang ini berisi pedoman bagi pemerintah dan masyarakat mengenai cara-cara menjalankan koperasi, termasuk koperasi sekolah. Koperasi tidak berbadan hukum. Pengurus
dan pengelola koperasi sekolah dilakukan oleh para siswa di bawah bimbingan kepala sekolah dan guru-guru, terutama guru bidang studi ekonomi dan koperasi. Tanggung jawab ke luar koperasi sekolah tidak dilakukan oleh pengurus koperasi sekolah, melainkan oleh kepala sekolah. Pembinaan terhadap koperasi sekolah dilaksanakan bersama antara Kantor Menteri Negara Koperasi Usaha Kecil dan Menengah, serta Departemen Pendidikan Nasional. Koperasi sekolah tidak berbadan hukum seperti koperasi-koperasi lainnya karena siswa atau pelajar pada umumnya belum mampu melakukan tindakan hukum. Status koperasi sekolah yang dibentuk di sekolah merupakan koperasi terdaftar, tetapi tetap mendapat pengakuan sebagai perkumpulan koperasi. Pendirian Koperasi Sekolah Koperasi sekolah diharapkan menjadi sarana bagi pelajar untuk belajar melakukan usaha kecil-kecilan, mengembangkan kemampuan berorganisasi, mendorong kebiasaan untuk berinovasi, belajar menyelesaikan masalah, dan sebagainya.. b. Dasar-dasar Pertimbangan Pendirian Koperasi Sekolah Menunjang program pembangunan pemerintah di sektor perkoperasian melalui program pendidikan sekolah. 1) Menumbuhkan kesadaran berkoperasi di kalangan siswa. 2) Membina rasa tanggung jawab, disiplin, setia kawan, dan jiwa koperasi. 3) Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan berkoperasi, agar kelak berguna di masyarakat. 4) Membantu kebutuhan siswa serta mengembangkan kesejahteraan siswa di dalam dan luar sekolah.
c. Tujuan koperasi sekolah Tujuan koperasi sekolah adalah memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya, serta ikut membangun tata perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur. Sedangkan pembentukan koperasi sekolah di kalangan siswa dilaksanakan dalam rangka menunjang pendidikan siswa dan latihan berkoperasi. Dengan demikian, tujuan pembentukannya tidak terlepas dari tujuan pendidikan dan program pemerintah dalam menanamkan kesadaran berkoperasi sejak dini. Sedangkan menurut UU No. 12 tahun 1967 merumuskan bahwa koperasi dapat memberikan kesejahteraan kepada masyarakat di lingkungan daerah kerjanya. Jika kita simak pendapat orang yang pertama kali berkumpul pada waktu memandirikan koperasi, kebanyakan diantara mereka menghendaki adanya perbaikan nasib, khususnya pada kegiatan tertentu. Misalnya para pengrajin sepatu ingin agar harga sepatunya tinggi, para penghasil padi ingin agar harga padinya tinggi, dan jika yang membentuk koperasi tersebut terdiri dari para konsumen, mereka menginginkan agar harga barang-barang yang mereka beli rendah. Dari segi manajemen usaha koperasi terdapat pula perbedaan pandangan tentang tujuan koperasi.9 Misalnya, pengurus memandang tujuan didirikannya koperasi adalah untuk meningkatkan martabat mereka di mata masarakat dan untuk memperjuangkan kepentingan masing-masing.sedangkan bagi manajer, koperasi dapat menaikkan gajinya atau dapat menjamin hari tuanya. Lain lagi 9
Ima Suwandi, Koperasi Organisasi Ekonomi Yang Berwatak Sosial, 1982.(Jakarta: PT. Bhratara Karya Aksara), hlm. 129.
kalau jawaban yang diperoleh dari para karyawan koperasi, jika ditanyakan pendapat mereka terhadap koperasi. Ada di antaranya yang menjawab, bahwa mereka ingin mendapat keringanan pajak, ada pula yang ingin mendapatkan kredit, jangka panjang dengan harga bunga yang rendah.10 Bertolak dari kepentingan tersebut banyak koperasi listrik yang didirikan di Amerika Serikat dengan tujuan untuk memperoleh keringanan pajak dari pemerintah. Dari uraian tersebut di atas dapat diambil kesimpulan, bahwa tujuan koperasi didirikan adalah sebagai berikut, 1) untuk meningkatkan harkat manusia, 2) untuk meningkatkan pendapatan mereka yang kecimpung di dalamnya, 3) untuk memberikan sesuatu yang bermanfaat baik social maupun ekonomi dari usaha koperasi, 4) untuk memperoleh keringanan dan untuk mendapatkan fasilitas dari pemerintah. Pada dasarnya tujuan didirikannya dapat dilihat dari dua segi, yaitu tujuan yang bersifat material dan tujuan yang bersifat nonmaterial. Tujaun yang bersifat material adalah untuk meningkatkan pendapatan anggota atau untuk meningkatkan harga barang yang dihasilkan oleh anggota sehingga keadaan ekonomi mereka lebih baik. Sedangkan tujuan nonmaterial adalah memberikan kepuasan, meningkatkan harkat kemanusiaan, memberikan pelayanan yang baik,
10
Ibid; Ima Suwandi, Koperasi Organisasi Ekonomi Yang Berwatak Sosial, 1982.(Jakarta: PT. Bhratara Karya Aksara), hlm. 132.
dan untuk di jadikan alat melaksanakan kebijaksanaan pemerintah terutama bagi koperasi yang ada di Indonesia. Agar tujuan koperasi tersebut di atas dapat dicapai sehingga semua pihak terpenuhi kepentingannya, manajemen harus dilaksanakan secara harmonis dan berseni yang dalam hal ini tidak saja berdasarkan ilmu. Jika tidak memiliki seni dalam mengendalikan manusia, manajemen koperasi merupakan hal yang sangat penting atau dapat dikatakan watak khususnya, jika di bandingkan dengan manajemen berbagai bentuk badan usaha lainnya. Hal ini benar-benar disadari oleh para pengelola usaha koperasi adalah milik bersama, yang kadang-kadang anggota yang satu dengan yang lainnya bertentangan lain halnya dengan pengelolaan usaha ekonomi dari badan usaha lainnya yang memusatkan pencapaian tujuan utama yaitu mencari keuntungan sebaik-baiknya. Sedangkan pada koperasi bertujan mencari keuntunagn hanya sekedar untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya. Apabila tujuan koperasi digambarkan, maka akan terlihat seperti berikut ini. Tujuan
kebijaksanaan
Sasaran antara
kebijaksanaan
Rencana
program
program
program
program
Gambar 2.I, Pencapaian Tujuan Kebijaksanaan
Sumber Data : Ima Suwandi,”Koperasi Organisasi Ekonomi Yang Berwatak Sosial:, 1982.(Jakarta: PT. Bhratara Karya Aksara), hlm. 132.
Gambar di atas memperlihatkan bagaimana tujuan koperasi harus dicapai, yang diawali dengan program, perencanaan, sasaran, dan tujuan yang berlandaskan konsep. Tujaun koperasi yang telah diuraikan di atas merupakan tujuan umum dari organisasi khususnya koperasi yang ada di Indonesia. Di samping mempunyai tujuan umum, tiap koperasi juga mampunyai tujuan sendiri. Adapun yang dimaksud tujuan sendiri dari tiap koperasi merupakan penyataan bersama anggota merupakan misi yang harus dan dapat dicapai oleh koperasi yang bersangkutan. Aspek utama
tujuan sendiri adalah kesatuan
pandangan dan pendapat dari semua pihak yang berkecimpung di dalam koperasi, baik anggota, badan pemeriksa, manajer dan karyawan sehingga mereka bersatu untuk memenuhi kebutuhan masing-masing yang tidak berubah meskipun keadaan lingkungan berubah. Tujuan usaha koperasi mempunyai lima sifat seperti berikut. a) merupakan arah gerak perusahaan atau arah yang harus diambil oleh perusahaan. b) merupakan pedoman tingkah laku setiap unit yang ada dalam perusahaan. c) sebagai alat untuk menilai, apakah suatu keputusan yang diambil adalah baik bagi masa depan atau jalan usahanya. d) sebagai pedoman untuk meningkatkan pelaksanaan tugas yang harus dilaksanakan oleh perusahaan. e) sebagai alat utama dalam melaksanakan control intern usaha.
Pada formulasi tujuan usaha tidak perlu terkait dengan waktu. Apabila rumusan tujuan usaha telah dikaitka dengan waktu akan menjadi sasaran dan sasaran antara. Pada dasarnya sasaran atau sasaran antara itu merupakan langkahlangkah untuk mencapai tujuan usaha yang dinyatakan dalam waktu tertentu. Misalnya apa yang harus dicapai selama jangka waktu satu tahun yang akan datang. Yang dimaksud dengan kebijaksanaan adalah dasar yang berkaitan dengan petunjuk tentang tindakan yang diambil untuk mengatasi persoalan yang mesti terjadi di masa yang akan datang, khususnya terhadap peristiwa yang terjadi berulang kali. Misalnya tentang penerimaan pegawai. Oleh karena itu banyak ahli yamg mengemukakan bahwa kebijaksanaan adalah suatu pagar perusahaan untuk mencapai tujuannya dengan baik. Sebagai contoh dalam hal penerimaan pegawai tidak semua orang pelamar dapat diterima melainkan hanya mereka yang memenuhi sarat saja yang diterima.11 d. Dewan penasihat koperasi sekolah Untuk keperluan bimbingan pada koperasi sekolah, diangkat penasihat koperasi sekolah yang anggota-anggotanya terdiri atas : 1) Kepala sekolah yang bersangkutan sesuai dengan jabatannya (exofficio); 2) Guru pada sekolah yang bersangkutan; dan 3) Salah seorang wakil persatuan orang tua murid yang memiliki pengalaman di bidang koperasi. e. 11
Pelaksana harian Ibid., Ima Suwandi, Koperasi Organisasi Ekonomi Yang Berwatak Sosial, 1982.(Jakarta: PT Bhratara Karya Aksara), Hlm. 124-126
Pelaksana harian bertugas mengelola usaha, administrasi, dan keuangan. Pelaksana harian dapat diatur bergantian antara pengurus koperasi sekolah atau ditunjuk secara tetap atau bergantian antara siswa anggota koperasi yang tidak menduduki jabatan pengurus atau pengawas koperasi. f.
Rapat anggota Rapat anggota merupakan kekuasaan tertinggi di tata kehidupan koperasi
yang berarti berbagai persoalan mengenai suatu koperasi hanya ditetapkan dalam rapat anggota. Di sini para anggota dapat berbicara, memberikan usul dan pertimbangan, menyetujui suatu usul atau menolaknya, serta memberikan himbauan atau masukan yang berkenaan dengan koperasi. Oleh karena jumlah siswa terlalu banyak, maka dapat melalui perwakilan atau utusan dari kelas-kelas. Rapat Anggota Tahunan (RAT) diadakan paling sedikit sekali dalam setahun, ada pula yang mengadakan dua kali dalam satu tahun, yaitu satu kali untuk menyusun rencana kerja tahun yang akan datang dan yang kedua untuk membahas kebijakan pengurus selama tahun yang lampau. Agar rapat anggota tahunan tidak mengganggu jalannya kegiatan belajar mengajar di sekolah, maka rapat dapat diadakan pada masa liburan tahunan atau liburan semester. Sebagai pemegang kekuasaan tertinggi dalam koperasi sekolah, rapat anggota mempunyai wewenang yang cukup besar. Wewenang tersebut misalnya: 1) Menetapkan anggaran dasar koperasi; 2) Menetapkan kebijakan umum koperasi; 3) Menetapkan anggaran dasar koperasi dan lain-lain.
Pada dasarnya, semua anggota koperasi berhak hadir dalam rapat anggota. Namun, bagi mereka yang belum memenuhi syarat keanggotaan, misalnya belum melunasi simpanan pokok tidak dibenarkan hadir dalam rapat anggota. Ada kalanya mereka diperbolehkan hadir dan mungkin juga diberi kesempatan bicara, tetapi tidak diizinkan turut dalam pengambilan keputusan. Keputusan rapat anggota diperoleh berdasarkan musyawarah mufakat. Apabila tidak diperoleh keputusan dengan cara musyawarah, maka pengambilan keputusan berdasarkan suara terbanyak di mana setiap anggota koperasi memiliki satu suara. Selain rapat biasa, koperasi sekolah juga dapat menyelenggarakan rapat anggota luar biasa, yaitu
apabila
keadaan
mengharuskan
adanya
keputusan
segera
yang
wewenangnya ada pada rapat anggota. Rapat anggota luar biasa dapat diadakan atas permintaan sejumlah anggota koperasi atau atas keputusan pengurus. Penyelenggara rapat anggota yang dianggap sah adalah jika koperasi yang menghadiri rapat telah melebihi jumlah minimal (kuorum). Kuorum rapat anggota meliputi setengah anggota ditambah satu (lebih dari 50%). Jika tidak, maka keputusan yang diambil dianggap tidak sah dan tidak mengikat.12 Disamping kekuasaannya yang besar, RA juga dibebani tanggung jawab sehubungan dengan pelaksanaan usaha koperasi. Tanggung jawab ini tidak terbatas pada yang berkaitan dengan organisasi tetapi juga terhadap usaha koperasi. Ada beberapa tanggung jawab anggota koperasi, antara lain sebagai berikut. 12
Ibid., Ima Suwandi, Koperasi Organisasi Ekonomi Yang Berwatak Sosial, 1982.(Jakarta: PT Bhratara Karya Aksara), Hlm. 134
a) mengamalkan landasan, asadan sendi-sendi dasar koperasi serta segala sesuatu yang menyangkut dengan pengembangan usaha koperasi. b) melaksanakan keputusan rapat anggota dalam mengembangkan usaha koperasi, misalnya wajib mengusahakan modal yang dibutuhkan koperasi. c) melakukan pengawasan secara terus menerus terhadap usaha koperasi dan kegiatan koperasi, apakah yang dilaksanakan oleh perusahaan koperasi sesuai dengan yang telah diputuskan untuk itu. d) anggota bertanggung jawab untuk menerima seluruh risiko koperasi sekolah yang terjadi sesuai dengan batas tanggungannya. e) memanfaatkan pelayanan koperasi dan usaha koperasi secara loyal sebab koperasi didirikan untuk kepentingan bersama. f) bertanggung jawab atas seluruh biaya yang dikeluarkan untuk kelancara usaha koperasi. Usaha koperasi dapat lancar jika (a)
anggota loyal
sebagai pelanggan usaha koperasi, (b) selalu menambah usaha untuk dapat meningkatkan volume usahanya, (c) selalu memberikan peringatan dan sasaran kepada koperasi atau kepada pengurus atau kepada pelaksana koperasi jika koperasi dirasakan kurang benar atau menyimpang dari peraturan atau dari sendi dasarnya. g. Hal yang dibicarakan rapat anggota tahunan Penilaian kebijaksanaan pengurus selama tahun buku yang lampau meliputi : 1) Neraca tahunan dan perhitungan laba rugi. 2) Penilaian laporan pengawas 3) Menetapkan pembagian SHU
4) Pemilihan pengurus dan pengawas.13 2. Fungsi Dan Peran Koperasi Sekolah Sebagaimana yang telah dinyatakan dimuka, koperasi konsumsi pertama kali di Rochdale, Inggris, terutama dimaksudkan untuk membantu para pekerja pabrik dalam memenuhi kebutuhan pokoknya dengan harga yang murah. Kondisi social ekonomi para pekerja pabrik pada masa awal terjadinya revolusi industri Inggris ini memang sangat memprihatinkan. Mereka tidak hanya mendapatkan tekanan yang sangat berat dalam melakukan pekerjaan. Nasib merekapun cenderung diabaikan kaum kapitalis.14 Dalam pasal 3 UU No. 25/1992, tujuan pendirian koperasi di Indonesia adalah untuk memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya, serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan makmur berlandaskan Pancasila dan UUD 1945. Sesuai dengan firman Allah dalam QS. Al-Maidah Ayat 8-10
"#
"
, !
#
&
( "' ' %& 678
! 3 %! $
"
) 2
$
!;" 9$-: $+ $",
13
%( + )
5& * .
'
%&
#$
, 01 #/ )
.
4" ))
% %&
*"
http://www.riau.go.id/index.php?module=articles&func=display&ptid=1&aid=5718(Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas). 14 Revrison Baswir, Koperasi Indonesia (Jogjakarta : BPFE, 1997), hlm. 65
(
Artinya: “hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu menjadi orang yang selalu menegakkan kebenaran karena Allah, menjadi saksi yang adil dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada taqwa dan bertaqwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.” Allah telah menjanjikan kepada orang yang beriman dan beramal shaleh untuk mereka ampunan dan pahal yang besar. Adapun orang kafir dan mendustakan ayat kami, mereka itu adalah penghuni neraka.15 Berdasarkan kandungan ayat di atas bahwasannya “diantara orang yang beriman bersikap adil semata mata karena Allah dan sikap adil harus diberikan kepada siapapun, baik kepada orang yang disenangi maupun orang yang dibenci. serta orang yang bersikap adil akan mendapatkan ampunan dan pahala disisi Allah. Agar koperasi Indonesia dapat membangun tujuan tersebut, UU No. 25/1992 kemudian menggariskan fungsi dan peran yang harus diemban koperasi dalam turut membangun perekonomian Indonesia. Tujuannya adalah agar pengembangan koperasi di Indonesia dapat memiliki arah yang jelas. Dengan cara ini diharapkan koperasi dapat benar-benar mengemban misinya sebagai sokoguru perekonomian. Sebagaimana dikemukakan dalam UU Pasal 4 No. 25/1992 itu, fungsi dan peran koperasi Indonesia dalam garis besarnya adalah sebagai berikut: a. Membangun dan mengembangkan potensi serta kemampuan ekonomi anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan social mereka. b. Turut serta secara aktif dalam upaya mempertinggi kualitas kehidupan manusia dan masyarakat
15
Firman Allah dalam QS. Al-Maidah Ayat 8-10
c. Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan ketahanan perekonomia nasional dengan koperasi sekolah sebagai sokogurunya. d. Berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian nasional yang merupakan usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi.16 3. Prinsip-Prinsip Koperasi Sekolah Prinsip
pengelolaan
koperasi
penjabaran
lebih
lanjut
dari
azas
kekeluargaan yang dianutnya. Prinsip koperasi ini biasanya mengatur baik mengenai hubungan antara koperasi dengan para anggotanya, hubungan antar sesama anggota koperasi, pola kepengurusan organisasi koperasi, serta mengenai tujuan yang ingin dicapai oleh koperasi sebagai lembaga yang berasaskan kekeluargaan. Prinsip-prinsip koperasi adalah ketentuan pokok yang berlaku dalam koperasi dan dijadikan sebagai pedoman kerja koperasi. Lebih jauh, prinsip tersebut merupakan “rules of the game” dalam kehidupan koperasi. Pada dasarnya, prinsip koperasi sekaligus merupakan jati diri ciri khas koperasi tersebut. Adanya prinsip koperasi ini menjadikan watak koperasi sebagai badan usaha lain. Dalam prinsi-prinsip
koperasi
inilah
pada
pada
dasarnya
yang
membedakan koperasi secara mendasar dengan bentuk-bentuk perusahaan lainya. a. Sejarah prinsip koperasi b. Peranan prinsip koperasi dan lain-lain.17 4. Landasan Koperasi Sekolah
16 17
Op, Cit; Revrison Baswir, hlm. 71-73. Op, Cit; Revrison Baswir, hlm. 43-46
Landasan koperasi di Indonesia adalah pedoman dalam menentukan arah, tujuan, peran, serta kedudukan koperasi terhadap pelaku-pelaku ekonomi lainnya. Sebagaimana
dinyatakan
dalam
UU
No.25/1992
tentang
pokok-pokok
perkoperasian, koperasi di Indonesia mempunyai landasan antara lain, Landasan Idiil dan Strukturil.18 Pada zaman Cina lama, yang juga menjadi Bapak ajaran agama besar dikemudian harinaya, yaitu Kong Hu Cu pernah ditanya oleh salah seorang muridnya. Pertanyaanya yaitu berbunyi, “Apa yang menjadi landasan kekuatan suatu Negara ?” Jawaban atas pertanyaan muridnya tersebut adalah sebagai berikut, “ Ada 3 yang menjadi landasan kekuatan suatu Negara, yaitu a. tentara yang kuat., b. persediaan pangan yang cukup c. idealisme Negara itu sendiri. Kalau diantara ketiga landasan itu harus dikurangi, menurut kon Hu Cu yang boleh dihilangkan adalah yang pertama, yaitu tentara. Setelah tentara, yang boleh dihilangkan adalah landasan yang kedua, yaitu persediaan makanan. Sedangkan yang tidak boleh dihilangkan adalah ide tentang Negara itu. Ide adalah landasan cita-cita yang hendak dicapai. Cita-cita koperasi tumbuh dan berkembang dari berbagai ide. Berbagai ide yang timbul akhirnya bersatu sehingga terbentuk satu pengertian yang bulat dan kokoh yang kemudian dikenal dengan nama ”koperasi”. Ide yang dicita-citakan ialah yang lentur dan dinamis. 18
Ibid; Ima Suwandi, Koperasi Organisasi Ekonomi Yang Berwatak Sosial, 1982.(Jakarta: PT Bhratara Karya Aksara), hlm. 35.
Prisip atau sendi-sendi dasar koperasi sebenarnya telah berkembang jauh sebelum koperasi itu sendiri terwujud. Jadi, koperasi yang dicita-citakan adalah organisasi ekonomi yang bertujuan untuk memperbaiki tingkat kehidupan masayarakat. Hal itu terjadi di Inggris, yang kemudian dikenal sebagai tempat kelahiran koperasi yang pertama yang berhasil. Cita-cita pembentukan koperasi akhirnya berkembang keseluruh Negara di dunia. Adapun yang menjadi pendorong pembentukan koperasi adalah sebagai berikut. 1) Friendli Society Di Inggris sekitar tahun 1760-an berdiri berbagai perkumpulan orang yang merupakan peninggalan Gilda dengan dasar solidaritas untuk dapat saling tolongmenolong
antara
sesama
anggota.
Misalnya,
perkumpulan
penguburan,
perkumpulan persaudaraan. Perkumpulan tersebut diikat oleh rasa solidaritas yang tinggi antara yang satu dengan yang lain dengan dasar bahwa manusia sebagai individu yang bebas. Mereka bekerja tanpa peraturan. Baru pada 1793 mereka diatur oleh
Friendli Society Act. Undang-Undang tersebut menjamin
diperbolehkannya orang berorganisasi secara sukarela untuk mengerjakan sesuatu usaha guna memenuhi kepentingan bersama terutama pada waktu pertolongan sangat dibutuhkan, seperti pada waktu sakit, dan sebagainya. 2) Penny Capitalist Niat untuk mendirikan usaha bersama untuk mencapai tujuan ekonomi tertentu di Inggris sebenarnya telah ada sekitar tahun 1700-an. Para pekerja di Woolwhich Chatam bersepakat untuk mendirikan sebuah pabrik pengolahan
tepung terigu untuk menerobos perdagangan terigu yang sudah sampai pada tingkat monopolistic dari para pemilik pabrik tepung terigu tersebut.19 5. Pengertian Koperasi Simpan Pinjam ( KOSIPA) Koperasi Simpan Pinjam (KOSIPA) adalah sebuah koperasi yang modalnya diperoleh dari simpanan pokok dan simpanan wajib para anggota koperasi. Kemudian modal yang telah terkumpul tersebut dipinjamkan kepada para anggota koperasi dan terkadang juga dipinjamkan kepada orang lain yang bukan anggota koperasi yang memerlukan pinjaman uang, baik untuk keperluan komsumtif maupun untuk modal kerja. Kepada setiap peminjam, KOSIPA menarik uang administrasi setiap bulan sejumlah sekian prosen dari uang pinjaman. Pada akhir tahun, keuntungan yang diperoleh KOSIPA yang berasal dari uang administrasi tersebut yang disebut "Sisa Hasil Usaha" (SHU) dibagikan kepada para anggota koperasi. Adapun jumlah keuntungan yang diterima oleh masing-masing anggota koperasi diperhitungkan menurut keseringan anggota (guru dan siswa), meminjam uang dari KOSIPA. Artinya, anggota yang paling sering meminjam uang dari KOSIPA tersebut akan mendapat bagian paling banyak dari SHU; dan tidak diperhitungkan dari jumlah simpanannya, karena pada umumnya jumlah simpanan pokok dan simpanan wajib dari masing-masing anggota adalah sama.20
a. 19 20
Landasan Pokok Koperasian
E.D. Dinamik. Sendi Dasar. Direktorat Jendral Koperasi, (Jakarta: 1979), Hlm. 19-20. Drs. KH. Achmad Masduqi Machfudh, Ketikan dan Rancangan : PPSSNH @ Telkom. Net , hal ini terahir diubah pada 01 : 01, 24 Maret 2008.
Landasan pokok dalam perkoperasian Indonesia bersumber pada UUD 1945 pasal 33 ayat (1). Pasal ini mengandung cita-cita untuk mengembangkan perekonomian yang berasas kekeluargaan. Peraturan yang lebih terperinci tertuang dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992. Undang-undang ini berisi pedoman bagi pemerintah dan masyarakat mengenai cara-cara menjalankan koperasi, termasuk koperasi sekolah. Koperasi tidak berbadan hukum. Pengurus dan pengelola koperasi sekolah dilakukan oleh para siswa di bawah bimbingan kepala sekolah dan guru-guru, terutama guru bidang studi ekonomi dan koperasi. Tanggung jawab ke luar koperasi sekolah tidak dilakukan oleh pengurus koperasi sekolah, melainkan oleh kepala sekolah. Pembinaan terhadap koperasi sekolah dilaksanakan bersama antara Kantor Menteri Negara Koperasi Usaha Kecil dan Menengah, serta Departemen Pendidikan Nasional. Koperasi sekolah tidak berbadan hukum seperti koperasi-koperasi lainnya karena siswa atau pelajar pada umumnya belum mampu melakukan tindakan hukum. Status koperasi sekolah yang dibentuk di sekolah merupakan koperasi terdaftar, tetapi tetap mendapat pengakuan sebagai perkumpulan koperasi. Pendirian Koperasi Sekolah Koperasi sekolah diharapkan menjadi sarana bagi pelajar untuk belajar melakukan usaha kecil-kecilan, mengembangkan kemampuan berorganisasi, mendorong kebiasaan untuk berinovasi, belajar menyelesaikan masalah, dan sebagainya. Untuk itu dalam mendirikan koperasi sekolah diperlukan pertimbangan agar yang diharapkan. Untuk itu dalam mendirikan koperasi sekolah, diperlukan pertimbangan-pertimbangan agar selaras dengan apa yang diharapkan. b. Dasar-dasar Pertimbangan Pendirian Koperasi Sekolah
1) Menunjang program pembangunan pemerintah di sektor perkoperasian melalui program pendidikan sekolah. 2) Menumbuhkan kesadaran berkoperasi di kalangan siswa. 3) Membina rasa tanggung jawab, disiplin, setia kawan, dan jiwa koperasi. 4) Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan berkoperasi, agar kelak berguna di masyarakat. 5) Membantu kebutuhan siswa serta mengembangkan kesejahteraan siswa di dalam dan luar sekolah. c. Tujuan Koperasi Sekolah Tujuan koperasi sekolah adalah memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya, serta ikut membangun tata perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur. Sedangkan pembentukan koperasi sekolah di kalangan siswa dilaksanakan dalam rangka menunjang pendidikan siswa dan latihan berkoperasi. Dengan demikian, tujuan pembentukannya tidak terlepas dari tujuan pendidikan dan program pemerintah dalam menanamkan kesadaran berkoperasi sejak dini.21
B. Kesejahteraan Anggota Guru dan Siswa 1. Pengertian Kesejahteraan Kata kesejahteraan mempunyai arti yang berbeda-beda namun pada prinsipnya adalah sama. Pengertian kesejahteraan menurut kamus besar bahasa Indonesia, berasal dari kata sejahtera yang berarti aman, santosa, makmur, selamat
21
Dokumentasi bebas GNU Wilkipedia (R), Adalah Merek Dagang Terdaftar Dari Wikimedia Fundation, Inc.
dan tidak kurang dari satupun (terlepas dari segala macam gangguan, kesukaran, dan lain-lain).22 Menurut UU No. 6 tahun 1974 tentang ketentuan pokok-pokok kesejahteraan sosial pasal 2 ayat 1 adalah sebagai berikut :23 “Kesejahteraan sosial adalah suatu tata kehidupan dan penghidupan social materiil maupun spirituil yang diliputi oleh rasa keselamatan, kesusilaan, dan ketentraman lahir dan batin, yang memungkinkan bagi setiap warga negara untuk mengadakan pemenuhan kebutuhan jasmaniah, rohaniah dan sosial yang sebak-baiknya bagi diri, keluarga, serta masyarakat yang menunjang tinggi hak asasi serta kewajiban manusia sesuai dengan Pancasila.24 Selanjutnya kesejahteraan diartikan sebagai keamanan dan keselamatan dan kemakmuran dan sebagainya. Adapun kesejahteraan yang diartikan kemakmuran (prosperity), adalah “Yang dimaksud kemakmuran adalah keadaan dimana kebutuhan hidup tidak hanya untuk memungkinkan hidup tapi juga untuk mempermudah sehingga orang-orang yang dapat hidup layak sebagai manusia, mengembangkan diri dan mencapai kesejahteraan lahir dan batin”25 Berdasarkan Dalam surat An-nisa’ ayat 9.
%!9 2
5
234 ,% 1 *<% + 0
%# "
%& *" -
*, )
./9 9
Artinya:
22
Pengertian kesejahteraan menurut kamus besar bahasa Indonesia. UU No. 6 tahun 1974 tentang Ketentuan Pokok-Pokok Kesejahteraan Social Pasal 2 ayat 1. 24 Adi Rukminto, Psikologi Pekerjaan Sosial dan Ilmu Terapan Kesejahteraan Sosial (Dasar-dasar Pemikiran), Jakarta : Raja Grafindo Perkasa, 1994, hlm. 5 25 Kirdi Dipoyudo, Keadilan Sosial (CV. Rajawali , 1995), hlm. 18. 23
”dan hendaklah takut kepada Allah orang yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan), mereka oleh sebab itu hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar”.26
Berdasarkan kandungan diatas bahwasannya orang yang menyiapkan generasi penerus yang lebih baik kualitasnya dan mendidik mereka dengan pendidikan yang benar dan memperlakukan mereka dengan penuh dan kasih sayang. 2. Dimensi Kesejahteraan Kesejahteraan adalah terpenuhinya kebutuhan yang bersifat material maupun spiritual a. Kesejahteraan material adalah Memberikan kepada guru dan siswa pinjaman baik berupa uang, kepala sekolah memberikan tunjangan hari raya idul fitri bagi guru-guru, disamping itu guru juga memberikan beasiswa bagi siswa yang kurang mampu, dan lain-lain. b. Kesejahteraan spiritual adalah 1) Memupuk kesadaran untuk berkoperasi 2) Memberikan wacana pendidikan tentang perkoperasian 3) Membimbing Guru dan Siwa, agar hidup hemat, mengurangi pemborosan dan
menanamkan sifat untuk menolong.
Sejahtera dan bahagia merupakan situasi dan kondisi yang sangat mempunyai pekerjaan yang sesuai dengan hajat yang dimiliki serta hasil pekerjaan tersebut dapat memenuhi kebutuhan hidup, minimal kebutuhan sandang, pangan, papan.
26
Alqur’an Surat An-Nisa’ Ayat 9.
Jika kebutuhan itu telah terpenuhi, menurut Maslow manusia bisa dikatakan sejahtera dalam hidupnya. Dengan demikian kesejahteraan merupakan hal yang terpenting dalam sebuah lembaga /perusahaan, karena tanpa kesejahteraan orang akan cepat meninggalkan suatu lembaga. Adapun wujud dari usaha koperasi ini berupa: a) Unit simpan-pinjam, pada unit simpan pinjam ini wujud kegiatan usaha koperasi dalam bentuk melayani pinjaman. b) Unit usaha pertokoan, pada unit ini mewujudkan kegiatan usaha koperasi dalam bentuk penyediaan barang guna memenuhi kebutuhan anggota atau pelanggan serta anggota dapat memesan barang yang dibutuhkan jika barang yang ada dikoperasi tidak tersedia. Dipihak
lain,
manusia
Indonesia
memang
mengakui
kodrat
kemanusiaannya sebagai mahluk yang pribadi mempunyai potensi, inisiatif dan daya kreasi, yang harus dikembangkan secara selaras, serasi dan seimbang di dalam kehidupan bermasyarakat. Hal itu adalah demi tercapainya kemakmuran dan kebahagiaan dalam arti yang sesungguhnya. Dengan kesadaran mengenai kodrat manusia seperti itu, maka setiap manusia percaya bahwa dirinya tidak akan berkembang dengan baik apabila ia tidak bekerja sama dengan anggota masyarakat lainnya. Kesadaran seperti itulah yang kemudian mendorong tumbuhnya sikap mental yang mengarah pada semangat kekeluargaan. Dengan demikian, dengan diangkatnya kekeluargaan sebagai asas koperasi, maka ia diharapkan dapat menumbuhkan kesadaran pada masing-masing orang yang terlibat dalam
organisasi koperasi, untuk senantiasa bekerjasama dengan anggota-anggota koperasi lainnya, dengan rasa setia kawan yang tinggi.27 Koperasi dalam persepektif islam termasuk konsep syirkah Ta’awuniyah hal ini bisa dilihat pada pengertian syirkah yang berarti ikhtilath (percampuran), para fuqoha’ mendefinisikan sebagai akad antara orang-orang yang brserikat dalam hal modal keuntungan. Definisi ini dari Mazhab Hanafi. Menurut Rifa’I syirkah adalah suatu akad dan bentuk kerjasama baik dalam bidang modal maupun jasa antara sesama pemilik modal dan jasa tersebut.28 Artinya dua orang atau lebih yang berserikat di dalam jumlah tertentu, guna memperoleh keuntungan bagi mereka bersama. Dari penjelasan tersebut dapat diketahui bahwa koperasi dalam konteks syirkah mendapat dukungan yang besar dari agama islam. Karena agama islam sangat mendukung adanya kerjasama dan gotong- royong dalam bidang kebaikan sebagaimana halnya dalam bidang ekonomi maupun dibidang lainnya dalam firman Allah SWT.
/=
, 3" 78 , > 6: #)8 , ; ", 2 @A !
0
*'+ "1
#+:
C 2 ,
/ 6: !
0 1?" 2
/ +"
=D 01
'
. 67 ,
5&
&!" > 6:
9 5(0
#/ ) , ! 3 %!
#$ , -B ,
. + < 01
'
E" 27 28
Op, Cit; Revrison Baswir, hlm. 39-40. Dokumentasi bebas GNU Wilkipedia (R), Adalah Merek Dagang Terdaftar Dari Wikimedia Fundation, Inc
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu melanggar syi'ar-syi'ar Allah. Dan jangan melanggar kehormatan bulan-bulan haram, jangan (mengganggu) binatang-binatang had-ya, dan binatang-binatang qalaa-id, dan jangan (pula) mengganggu orang-orang yang mengunjungi Baitullah sedang mereka mencari kurnia dan keredhaan dari Tuhannya, dan apabila kamu Telah menyelesaikan ibadah haji. Maka bolehlah berburu. dan janganlah sekali-kali kebencian(mu) kepada sesuatu kaum Karena mereka menghalang-halangi kamu dari Masjidilharam, mendorongmu berbuat aniaya (kepada mereka). dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. dan bertakwalah kamu kepada Allah.” Sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya. Syi'ar Allah ialah: segala amalan yang dilakukan dalam rangka ibadat haji dan tempat-tempat mengerjakannya, maksudnya antara lain ialah: bulan Haram (bulan Zulkaidah, Zulhijjah, Muharram dan Rajab), tanah Haram (Mekah) dan Ihram., maksudnya ialah: dilarang melakukan peperangan di bulan-bulan itu. Ialah: binatang (unta, lembu, kambing, biri-biri) yang dibawa ke ka'bah untuk mendekatkan diri kepada Allah, disembelih ditanah Haram dan dagingnya dihadiahkan kepada fakir miskin dalam rangka ibadat haji. Ialah: binatang hadya yang diberi kalung, supaya diketahui orang bahwa binatang itu. Telah diperuntukkan untuk dibawa ke Ka'bah. Dimaksud dengan karunia ialah: keuntungan yang diberikan Allah dalam perniagaan. keridhaan dari Allah ialah: pahala amalan haji.29 Dari firman di atas dapat diketahui bahwa Agama menganjurkan bagi ummatnya untuk bekerja sama dengan tanggung jawab dan keluarganya bukan hanya didasari atas keinginan mencari uang saja.Agama Islam juga memberikan rambu-rambu bagi orang yang berserikat untuk tidak saling menzalimi dan menghianati satu sama lain. Dalam assunah, Rosulullah SAW:
$ + , -.
*
/) % 0 # 9 %
29
Al-qur’nul karim, Surat Almaidah Ayat 2.
% &'
( ) *
1) 2% 3% 4 56
% &'
: :
# 7$
;
08
,
Dari Abu hurairah r.a, ia berkata, Rasulullah SAW, bersabda, “Allah Ta’ala berfirman,’Aku adalah yang ketiga dari dua orang yang berserikat, selama salah seorang diantara mereka tidak berkhianat pada temannya. Apabila ada yang berkhianat, maka aku keluar dari mereka”.30 (H.R Abu Daud. Dan Hadits ini dinilai shahih oleh al-Hakim). Setiap muslim dibenarkan berdagang berusaha secara perorangan maupun syirkah, yakni dengan menggabungkan modal dan tenaga dalam bentuk perkoperasian dengan berbagai macam bentuk, karena betapa mudah bila di kerjakan secara bersama-sama dengan menggabungkan kekuatan dan potensi yang dimiliki oleh setiap individu.31 C. Struktur Organisasi di Indonesia Bagaimana dengan badan usaha koperasi di Indonesia? Secara umum, struktur dan tatanan manajemen koperasi Indonesia dapat dirunut berdasarkan perangkat organisasi koperasi, yaitu: 1. Rapat Anggota Merupakan suatu wadah dari para anggota koperasi yang diorganisasikan oleh pengurus koperasi, untuk membicarakan kepentingan organisasi maupun usaha koperasi, dalam rangka mengambil suatu keputusan dengan suara terbanyak dari para anggota yang hadir. Pelaksanaan rapat anggota ini biasanya diatur dalam anggaran dasar koperasi, baik mengenai waktu pelaksanaannya maupun menyangkut jumlah anggota minimal yang hadir.
30
Al-Hafizh Ibnu Hajar Al-Asqalani, Terjemahan Lengkap Bulughul Maram, (P.T: Akbar, Media Eka sarana), Cet. Perama: Shafar 1428 H. hlm. 396 31 Dalam Assunah Rasulullah SAW, Tentang Syirkah (HR. Abu Dawud dari Abu Hurairah)
Rapat anggota juga diartikan sebagai institusi, karena itulah melembaga dalam organisasi koperasi dan pelaksanaanya diatur anggaran dasar koperasi. Hal itu ditegaskan dalam Pasal 23 UU No. 25 tahun 1992 yang menyebutkan bahwa, rapat anggota menetapkan : a. Anggaran Dasar b. Kebijaksanaan umum dibidang organisasi, manajemen dan usaha koperasi. c. Rencana kerja, rencana anggaran pendapatan dan belanja koperasi, serta pengesahan laporan keuangan. d. Pemilihan, pengangkatan pemberhentian pengurus dan pengawas dan lainlain. Hal ini dimaksudkan agar dalam melaksanakan tugasnya sebagai pimpinan organisasi dan usaha, kedudukan pengurus menjadi jelas.32
Rapat Anggota
Memilih dan
Memilih dan
memberhentikan
memberhentikan
pengawas
32
pengurus
Arifin Sitio Halomoan Tamba.”Koperasi, Teori dan Praktek”. (Jakarta: Erlangga , 2001), hlm. 35
Gambar 2.2 Hirarki Tanggung Jawab dalam Koperasi. Sumber Data: 1 Arifin Sitio Halomoan Tamba. “Koperasi Teori dan Praktek”. (Jakarta: Erlangga , 2001), hlm. 37
Cara menyelenggarakan keputusan rapat anggota diambil berdasarkan musyawarah untuk mencapai mufakat. Apabila tidak diperoleh keputusan dengan cara musyawarah, maka pengambilan keputusan dilakukan berdasarkan suara terbanyak.
Dalam hal ini, dilakukan pemungutan suara setiap anggota
mempunyai hak suatu suara. Hak suara dalam koperasi sekunder dapat diatur dalam anggaran dasar dengan mempertimbangkan jumlah anggota dan jasa usaha koperasi secara berimbang. Rapat anggota berhak meminta keterangan dan pertanggung jawaban dari pengurus mengenai pengelolaan koperasi. Dalam rapat tersebut diadakan paling sedikit sekali dalam satu tahun. Dalam rapat dibahas tentang anggaran belanja, kebijakan yang perlu dan khusus tentang pengesahan dimaksud perlu diselenggarakan untuk mengesahkan pertanggungjawaban pengurus paling lambat enam bulan setelah tahun buku ditutup. Rapat anggota luar biasa sebagai mana dimaksudkan di atas koperasi dapat melakukan rapat anggota luar biasa apabila keadaan mengharuskan adanya keputusan segera yang wewenangnya ada pada rapat anggota. Rapat anggota luar biasa dapat diadakan atas permintaan sejumlah anggota koperasi atau keputusan pengurus yang tata caranya diatur dalam anggaran dasar.33
33
Dr. Tiktik sartika Partomo, M.S, Drs. Abdul Rahman Soejoedono, Ekonomi Skala Kecil/Menengah Dan Koperasi.(Ghalia Indonesia: Anggota IKAPI), Cet. Pertama: September 2002 dan April 2004. Hlm. 64
D. Pengurus Sebagaimana telah disinggung di muka, pengurus adalah alat perlengkapan organisasi koperasi yang ke dua yang dimiliki oleh kopersi. Sebagaimana akan dibahas berikut, pengurus adalah anggota koperasi yang memperoleh kepercayaan dari rapat anggota untuk memimpin organisasi dan usaha koperasi untuk suatu periode tertentu. Penguruslah yang akan menentukan apakah program kerja yang telah disepakati oleh rapat anggota benar-benar dapat dijalankan. Dan pengurus pula yang akan menentukan apakah koperasi dapat diterima sebagai rekan usaha yang terpercaya dalam lingkungan dunia usaha. Sehubungan dengan itu maka menjadi kewajiban koperasi sekolah untuk secara terus menerus meningkatkan keterampilan para anggotanya (guru dan siswa) agar memiliki kemampuan dalam mengelola organisasi dan usaha koperasi.34 Pasal 30 merinci tugas dan wewenang pengurus koperasi sekolah a. Pengurus Bertugas 1) Mengelola koperasi dan usahanya 2) Mengajukan rancangan rencana kerja serta anggaran pendapatan dan belanja koperasi 3) Menyelenggarakan rapat anggota dan lain-lain. b. pengurus Berwenang 1) Mewakili koperasi di dalam dan di luar pengadilan 34
Arifin Sitio Halomoan Tamba, Koperasi (Teori dan Praktek) (Jakarta: Erlangga , 2001), hlm 137.
2) Memutuskan penerimaan dan penolakan anggota baru serta pemberhentian anggota sesuai dengan ketentuan dalam anggaran dasar.dan lain-lain Berdasarkan ketentuan tersebut pengurus mengemban amanat dan keputusan rapat anggota untuk mengelola organisasi dan usaha koperasi. Tugas dan wewenang yang dilakukan pengurus merupakan pelaksanaan kegiatan sebagai lembaga eksekutif dan memilki identitas tersendiri. Sebagai mandataris rapat anggota, pengurus dapat juga mendelegasikan wewenangnya dalam melaksanakan usaha kepada pengelola sesuai dengan pasal 32 ayat 1 UU koperasi No 25, manajer sebagai pengelola usaha akan mempertangung jawabkan tugasnya kepada pengurus, kemudian penguruslah yang mempertanggungjawabkannya kepada rapat anggota.35 Setelah tahun buku koperasi ditutup, paling lambat satu bulan sebelum diselenggarakan rapat anggota tahunan. Pengurus menyusun laporan tahunan yang memuat sekurang-kurangnya perhitungan tahunan yang terdiri atas neraca akhir tahun buku yang baru lampau dan perhitungan hasil usaha dari tahun yang bersangkutan serta penjelasan atas dokumen tersebut. Selain laporan keuangan tersebut juga perlu diuraikan tentang keadaan dan usaha koperasi serta usaha yang dapat dicapai dalam periode bersangkutan. Persetujuan terhadap laporan tahunan,
35
Arifin Sitio Halomoan Tamba, Koperasi (Teori dan Praktek) (Jakarta: Erlangga , 2001), hlm. 37-38.
termasuk
pengesahan
perhitungan
tahunan,
merupakan
penerimaan
pertanggungjawaban pengurus oleh rapat anggota.36 Banyak yang berpendapat bahwa dalam manajemen koperasi tidak jarang terjadi hal-hal yang bertentangan antara yang satu dengan yang lainnya. Hal ini akan jelas diketahui jika beberapa pertanyaan yang di kemukakan oleh ILO dipelajari dengan sungguh-sungguh. Perbedaan yang terutama bersumber dari gagasan dan cita-cita koperasi disatu pihak yang ingin memberikan pelayanan sebaiknya kepada anggota dan dipihak lain menginginkan koperasi sebagai perusahaan yang bergerak dibidang ekonomi harus berusaha seefisien mungkin. Pandangan tersebut di satu pihak beranggapan bahwa nilai ideal koperasi yang baik adalah mendasarkan diri pada manajemen yang tinggi sebab manajemen pada hakikatnya adalah sarana untuk mencapai tujuan yaitu dengan perantara orang lain. Dipihak lain berpendapat bahwa pada setiap kegiatan perekonomian memerlukan suatu manajemen yang baik guna mencapai tingkat efisiensi yang tinggi. Sebenarnya pertentangan menurut teori ini tidak perlu terjadi sebab di dalam praktek sehari-hari termasuk di Negara kita yang mempunyai landasan ideal yang kuat: gotong- royong, manajemen yang masih tetap diperalukan. Kenyataan menunjukkan bahwa solidaritas antara anggota yang berlandaskan gotong-royong ternyata kurang kokoh.hal ini disebabkan karena kebanyakan anggota koperasi pada dewasa ini telah berorentasi pada bidang ekonomi. Manfaat ekonomi apa yang dapat diperoleh jika menjadi anggota koperasi. Pertanyaan ini 36
Dr. Tiktik sartika Partomo, M.S, Drs. Abdul Rahman Soejoedono, Ekonomi Skala Kecil/Menengah Dan Koperasi.(Ghalia Indonesia: Anggota IKAPI), Cet. Pertama: September 2002 dan April 2004. Hlm. 65
menjadi suatu pendorong yang sangat penting artinya bagi manajemen koperasi untuk meningkatkan kemajuan koperasi di Indonesia. Pengurus dalam manajemen koperasi di Indonesia memiliki wewenang dalam menjalankan tugasnya. Wewenang pengurus diperoleh dari RA, yaitu wewenang untuk menjalankan usaha koperasi baik dari aspek idealnya maupun usaha ekonominya. Dewasa ini usaha ekonomi koperasi di Indonesia banyak pengurus yang mendelegasikan wewenangnya kepada manajer yaitu orang yang ahli dalam menjalankan perusahaan atau usaha ekonomi.sedangkan aspek organisasi, pengurus juga dibantu oleh manajer tetapi tidak sepenuhnya dilmpahkan sebab keputusan terakhir tetap di tangan pengurus khususnya yang menyangkut ideal koperasi. Ada tiga sumber wewenang yang dimiliki oleh pengurus yaitu: rapat anggota, peraturan-peraturan (hukum) dan keahliannya. Di samping itu juga tradisi sebagai sumber wewenang pengurus koperasi di Indonesia.
Dengan
dilimpahkannya wewenang tidak berarti tanggung jawabnya juga dibebankan, sebab pelimpahan tanggung jawab ke atas tidak dapat dilakukan.37
37
Sodjono, Ibnoe.’Pengurus Koperasi, Kweajiban dan Tanggungjawabnya sebagai pimpinan Perusahaan. Pusat Pendidikan Koperasi, ( Makassar, 1969)hlm. 163-164.
Rapat Pengurus 1. ketua 2. sekretaris 3. bendahara
Manajer (pengelola)
Gambar 2.3 Struktur Organisasi Koperasi Sumber Data: Arifin Sitio Halomoan Tamba. “Koperasi Teori dan Praktek”. (Jakarta: Erlangga , 2001), hlm.39
Adapun fungsi ketua adalah untuk memimpin, sekretaris untuk mencatat seluruh kegiatan bendahara yang bertanggung jawab terhadap masalah keuangan. Pada anggaran dasar koperasi yang baik selalu mencantumkan tugas pokok para anggota pengurus yang mempunyai tugas khusus tersebut. Satu hal yang sangat penting untuk dapat berhasilnya usaha koperasi adalah apa yang dikenal sebagai system informasi untuk manajemen dalam rangka mengambil keputusan yang tepat. Ini dapat dikaitkan dengan manajemen secara umum, maka hadits tersebut menganjurkan pada ummat islam agar mengerjakan sesuatu dengan baik, dan selama ada peningkatan nilai dari jelek menjadi baik. Manajemen adalah melakukan sesuatu agar lebih baik. Perbuatan yang lebih baik dilandasi dengan
niat atau rencana yang baik, tata cara pelaksanaan sesuai dengan syari’ah dan dilakukan dengan penuh kesungguhan dan tidak asal-asalan sehingga bermanfaat, seperti hadits Turmudzi sebagai berikut:
7<0
$4 *>%
CD A
<
% (
< $% "? @
#
$4
A
0 3)
=5
B& ( ) *
0 . &5E F) G 3) % H* 0 E
H*
A <%
$&)E 0 9 ' I %
%$( ) *
Nabi bersabda: Diantara baiknya, indahnya keislaman seseorang adalah meninggalkan perbuatan yang idak bermanfaat. (Matan Lain : Ibnu Majah 3966).38 Perbuatan yang tidak ada manfaatnya adalah sama dengan perbuatan yang tidak pernah direncanakan. Jika perbuatan itu tidak direncanakan, maka tidak termasuk dalam kategori yang baik. Adapun langkah-langkah menerapkan manajemen syari’ah yang berkualitas adalah bekerja dengan sungguh-sungguh, dilakukan secara terus menerus, tidak asal-asalan, dilakukan secara bersama-sama, dan mau belajar dari keberhasilan dan kegagalan dari diri dan orang lain.39 Untuk memutuskan sesuatu, manajemen selalu memerlukan bahan masukan. Pada manajemen koperasi Indonesia sebelum tahun 1960 pengurus yang diserahi tanggung jawab khusus tersebut dikenal dengan nama pengurus harian. Pada dewasa ini koperasi yang usahanya masih kecil atau yang belum mampu 38
Ilfi Nur Diana, S.Ag., MSi. Diktat Studi Hadits Ekonomi, Fakultas Ekonomi UIN Malang, 2006. hlm. 88 39 Ilfi Nur Diana, S.Ag., MSi. Diktat Studi Hadits Ekonomi, Fakultas Ekonomi UIN Malang, 2006. hlm. 88
menggaji manajer professional masih menerapkan system pengurus harian sebagai pengelola operasional usaha koperasi.40 Tugas sekretaris adalah mencatat semua pembicaraan dan keputusan pertemuan dan rapat, baik rapat anggota maupun rapat pengurus. Selain itu juga melakukan korespondensi yang sangat penting yang menyangkut koperasi. Adapun tugas sekretris secara terperinci dapat dikemukakan sebagai berikut. a)
sekretaris harus menyampaikan setiap pernyataan keadaan perusahaan kepada siapa pun tepat pada waktunya dan sesuai dengan kegunaannya.
b)
menyimpan seluruh arsip perusahaan dan hanya dapat menunjukkan pada saar diperlukan.
c)
menyimpan setempel perusahaan dan hanya dengan persetujuannya saja setempel tesebut dalam dipergunakan.
d)
menyimpan seluruh dokumen dan alamat seluruh anggota koperasi agar dapat dengan mudah menghubunginya setiap saat diperlukan baik langsung maupun melalui pos.
e)
menyimpan secara teratur dan berkesinambungan seluruh keputusan rapat, perubahan keputusan, kebijaksanaanundand-undang dan lain-lain.
f)
melakukan pekerjaan administerasi perusahaan. Tugas sekretaris banyak berhubungan dengan tugas yang sifatnya
administrative. Meskipun demikian fungsi sekretaris sifatnya dinamis karena dapat mendorong kegiatan dan bukan menantikan atau menerima tugas dari pihak lain. Dalam organisasi yang baik sekretaris menjadi penggerak atau operasi. 40
Ibid; Ima Suwandi, Koperasi Organisasi Ekonomi yang Berwatak Sosial, 1982 (Jakarta: PT. Bhratara karya Aksara), hlm.158
Bendahara merupakan seseorang yang berkaitan dengan masalah keuangan. Oleh sebab itu semua masalah keuangan perusahaan harus diketahui oleh bendahara. Mengenai penandatanganan cek dari bank dan sebagainya, dalam batas tertentu dapat didelegasikan selain kepada manajer juga dapat didelegasikan wewenangnya kepada kepala bagian keuangan.41 Manajer koperasi adalah orang yang banyak bertangungjawab terhadap jalannya usaha koperasi sehari-hari. Tanggungjawab tersebut didasarkan pada tugas yang dibebankan dan wewenang yang dilimpajkan oleh pengurus kepadanya. Jadi fungsi manajer dalam manajemen koperasi sangat menentukan. Pada koperasi, manajer adalah penghubung antara karyawan di satu pihak dan pengurus di lain pihak. Ini berarti baik aspek organisasi maupun usaha ekonomi merupakan tanggung jawab manajer. Dengan demikian fungsi manajer dapat dikatakan melaksanakan fungsi manajemen secara utuh dan bulat yang meliputi : perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, pengarahan, koordinasi dan pengawasan, baik bidang usaha maupun dalam bidang organisasi.42 E. Pengawas Perangkat organisasi ketiga, pengawas, adalah perangkat organisasi yang dipilih dari anggota dan diberi mandat melakukan pengawasan terhadap jalannya roda organisasi dan usaha koperasi. Pengawasan organisasi koperasi merupakan suatu lembaga badan structural organisasi koperasi. Pengawas mengemban amanat
41
anggota
untuk
melakukan
pengawasan
terhadap
pelaksanaan
Sodjono, Ibnoe.’Pengurus Koperasi, Kweajiban dan Tanggungjawabnya sebagai pimpinan Perusahaan. Pusat Pendidikan Koperasi,( Makassar, 1969), Hlm. 161-162 42 Ibid; Ima Suwandi, Koperasi Organisasi Ekonomi yang Berwatak Sosial, 1982 (Jakarta: PT. Bhratara karya Aksara), hlm.144
kebijaksanaan dan pengelolaan koperasi, sebagaimana ditetapkan dalam anggaran dasar dan anggaran rumah tangga koperasi, keputusan pengurus, serta peraturan lainnya yang berlaku di dalam koperasi. Kondisi ini di perburuk dengan adanya kenyataan bahwa, ststus social pengurus tadi relatif lebih baik, dan kualifikasi pengawas yang kurang memadahi membawa dampak negatif terhadap efektivitas pelaksanaan pengawasan.43
Rapat Anggota Pengawas 1. ketua 2. sekretaris Gambar 2.4 Tanggung Jawab Organisasi Pengawas terhadap Rapat Anggota. Sumber Data: Arifin Sitio Halomoan Tamba.”Koperasi, Teori dan Praktek”.(Jakarta: Erlangga , 2001), hlm. 40
Pengawas di pilih dari dan oleh anggota koperasi dalam rapat anggota. Persyaratan untuk dapat dipilih dan diangkat sebagai anggota pengawas ditetapkan dalam anggaran dasar. a. pengawas
bertugas
melakukan
pengawasan
terhadap
pelaksanaan
kebijaksanaan dan pengelolaan koperasi, serta membuat laporan tertulis tentang hasil pengawasan.
43
Arifin Sitio Halomoan Tamba, Koperasi (Teori dan Praktek) (Jakarta: Erlangga , 2001), hlm. 39.
b. pengawasan berwenang untuk meneliti catatan yang ada pada koperasi dan mendapatkan segala keterangan yang diperlukan. Pengawasan harus merahasiakan hasil pengawasannya terhadap pihak ketiga 44 4. Pengelola Pengelola koperasi adalah mereka yang diangkat dan diberhentikan oleh pengurus untuk mengembangkan usaha koperasi secara efisien dan professional. Karena itu, kedudukan pengelola adalah sebagai pegawai atau karyawan yang diberi kuasa dan wewenang oleh pengurus. Dengan demikian, disini berlaku hubungan perikatan dalam bentuk perjanjian ataupun kontrak kerja. Jumlah pengelola dan ukuran struktur organisasinya sangat tergantung pada bersarnya usaha yang dikelola.
Pengurus Manajer (pengelola)
Manajer A
Manajer B
Manajer C
Gambar 2.5 Tanggung jawab Organisasi Pengelola Sumber Data : Tanggung jawab Organisasi Pengelola
44
Dr. Tiktik sartika Partomo, M.S, Drs. Abdul Rahman Soejoedono, Ekonomi Skala Kecil/Menengah Dan Koperasi.(Ghalia Indonesia: Anggota IKAPI), Cet. Pertama: September 2002 dan April 2004. Hlm.66
Terdapat pembagian tugas pada masing-masing unsur. Demikian pula setiap unsur manajemen mempunyai lingkup keputusan (decision area) yang berbeda, kendatipun masih ada lingkup keputusan yang dilakukan secara bersama. Adapun lingkup keputusan masing-masing unsur manajemen koperasi adalah sebagai berikut: a. Rapat anggota merupakan pemegang kuasa tertinggi dalam menetapkan kebijakan umum di bidang organisasi, manajemen dan usaha koperasi. b. Pengurus dipilih dan diberhentikan oleh rapat anggota. c. Pengawas mewakili anggota untuk melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan kebijakan yang dilaksanakan oleh pengurus. d. pengelola adalah tim manajemen yang diangkat dan diberhentikan oleh pengurus, untuk melaksanakan teknis operasional dibidang usaha.45 Pengelolaan usaha koperasi harus dilakukan secara terbuka, yang berarti bahwa setiap anggota berhak mengetahui seluk-beluk kegiatan perusahaan koperasi. Hal ini sebagai akibat dari kekuasaan tertinggi pada koperasi berada di tangan rapat anggota. Anggota berhak mengadakan control langsung maupun tidak langsung melalui badan pemeriksa. Apakah jalannya usaha koperasi sesuai dengan yang diputuskan RAT atau tidak sesuai. Hal ini penting sebab koperasi selain sebagai perusahaan sekaligus juga sebagai alat pemberi pelayanan.sendi dasar pengelolaan koperasi memerlukan pengaturan lebih bagi yang sudah punya nama tetap memiliki rahasia perusahaan.jadi pengaturannya adalah untuk kepentingan para anggota koperasi sendiri tanpa adanya aturan untuk itu 45
Arifin Sitio Halomoan Tamba, Koperasi (Teori dan Praktek) (Jakarta: Erlangga , 2001), hlm. 40-41.
dikhawatirkan terjadinya ketidak lancaran dalam kegiatan usaha sehari-hari dari koperasi yang bersangkutan. Pemilihan personil dan pengadaan
latihan-latihan mengenai pengelolaan
koperasi sangat perlu untuk berhasilnya manajemen koperasi. Tanpa adanya pemilihan yang tepat dan yang didukung oleh system yang baik, adalah sulit untuk dapat berhasilnya usaha koperasi. Oleh sebab itu pengelolaan adalah kunci berhasilnya koperasi.46
46
Ibid; Ima Suwandi. Hubungan Kerja Pengurus- manajer Koperasi. (Jakarta: Direktorat Jendral Koperasi). Hlm. 70.
BAB III METODE PENELITIAN
A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dalam latar yang wajar dengan menggunakan paradigma fenomenologis karena bertujuan memahami fenomena-fenomena yang terjadi dalam subyek penelitian. Pendekatan kualitatif menurut Kriek Miller dalam Moleong merupakan tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang bergantung pada pengamatan manusia dalam kawasannya yang berhubungnan dengan orang-orang tersebut dalam bahasa dan peristilahannya.47 Sejalan dengan definisi tersebut, Bogdan dan Biklen menjelaskan dalam studi kualitatif menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dan perilaku orang-orang yang dapat diamati. Oleh sebab itu studi kualitatif disebut dengan istilah inquiry alamiah (naturalistik). Adapun ciri-ciri dari penelitian kualiatatif yang dikemukakan oleh Bog dan Biklen adalah 1) Mempunyai latar alami sebagai sumber data langsung dan penulis merupakan instrumen kunci, 2) Bersifat deskriptif, yaitu memberikan situasi tertentu dan pandangan tentang dunia secara deskriptif, 3) Lebih memperhatikan proses daripada hasil atau produk semata, 4) Menganalisa data secara induktif, dan makna merupakan esensial.48
47
Lexy Moleong, Metodologi penelitian Kualitatif, (bandung: remaja Rosdakarya, 2002), Cet. Ke17, hlm. 4. 48 Bogdan, Robert dan Biklen, SK, Qualitative for education: an instruction to theory And Methods, (Boston: Allyn And Bacon, Inc, 1982), hlm.27.
Pendekatan kualitatif yang digunakan dalam penelitian ini adalah untuk mendiskripsikan mengenai upaya pengurus untuk meningkatkan kesejahteraan guru dan siswa(studi kasus tentang koperasi simpan pinjam di MTs. Miftahul Huda Bokor No. 13 Kecamatan Turen Malang) mencakup kegiatan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan serta mengontrol program tersebut, Untuk itu penulis melakukan serangkaian kegiatan di lapangan mulai dari mendatangi lokasi, wawancara, dokumentasi dan dilanjutkan dengan penelitian. Karakteristik pokok dari pendekatan kualitatif ialah mementingkan makna, konteks, dan persepektif emik. Proses penelitian lebih berbentuk siklus dari pada linier,
dimana
pengumpulan
data
berlangsung
secara
simultan,
lebih
mementingkan kedalaman ketimbang keluasan cakupan penelitian; wawancara mendalam bersifat sangat utama dalam proses pengumpulan data.49 Jenis penelitian ini adalah studi kasus. Dalam penelitian ini penulis akan menelaah secara komprehensif, mendetail dan mendalam. studi kasus-kasus tertentu secara spesifik, sehingga data yang diperoleh akan komprehensif dan maksimal. Hasil penelitian yang di peroleh melalui studi kasus, tidak dimaksudkan untuk generalisasi. Namun, karena informasi yang diperoleh cukup lengkap, maka data yang diperoleh dapat menjadi representasi dari peristiwaperistiwa atau kenyataan yang serupa. dalam penelitian ini kasus yang diangkat adalah kasus upaya pengurus untuk meningkatkan kesejahteraan guru dan siswa (studi kasus tentang koperasi simpan-pinjam di MTs. Miftahul Huda Bokor No. 13 Kecamatan Turen Malang). 49
Sanapiah faisal, Filosofi dan akar tradisi penelitian kualitatif, makalah pelatihan metode kualitatif (Surabaya, BMPTSI: 1998),hlm.81.
B. Kehadiran Peneliti Dalam penelitian kualitatif instrumen penelitian adalah peneliti sendiri. Instrumen penelitian tidak bersifat eksternal atau obyektif, akan tetapi internal atau
subyektif yaitu peneliti itu sendiri tanpa menggunakan tes angket atau
eksperimen. Oleh karena itu, kehadiran penulis secara langsung penelitian, yakni upaya pengurus untuk meningkatkan kesejahteraan guru dan siswa, (studi kasus tentang koperasi simpan-pinjam di MTs. Miftahul Huda Bokor
No. 13
Kecamatan Turen Malang), merupakan keharusan dalam penelitian kualitatif. Untuk memperoleh data yang akurat, penulis membutuhkan beberapa kali wawancara dengan informasi yang telah penulis tentukan. Saat pertama kali datang, penulis menemui Pengurus Koperasi dan langsung melakukan wawancara mengenai hal-hal yang berkaitan dengan Pengurus dengan menggunakan recorder. Pada hari berikutnya penulis melakukan wawancara kepada perwakilan guru yang penulis anggap sebagai orang sudah berpengalaman dalam waktu yang cukup lama di Bokor No. 13 Kecamatan Turen Kabupaten Malang . Wawancara yang penulis gunakan adalah wawancara
semi struktur, meskipun penulis sudah
memiliki pedoman wawancara akan tetapi ketika jawaban yang diberikan oleh informasi dirasa masih kurang jelas maka penulis langsung menanyakan saat itu juga. dengan demikian tanpa jawab mengalir seperti percakapan biasa akan tetapi tidak keluar dari pedoman yang penulis buat. Di sela-sela wawancara, penulis juga meminta dokumentasi yang dimiliki oleh pengurus berupa laporan pertanggung jawaban koperasi”SEJAHTERA” di MTs. Miftahul Huda’ No. 13 Bokor, Kecamatan Turen, kabupaten Malang.
dalam meningkatkan kesejahteraan guru dan siswa di Bokor No. 13 Kecamatan Turen Kabupaten Malang khususnya yang ada hubungannya dengan Pengurus, seperti format penilaian yang digunakan pada tahun yang lalu, standart yang telah ditetapkan dan format penilaian yang baru. setiap selesai melakukan wawancara, penulis mentraskrip wawancara. Setelah penulis melakukan transkrip dan membandingkan dengan hasil wawancara dengan guru ternyata masih ada yang kurang, maka penulis harus kembali lagi ke tempat penelitian untuk menggali data yang lebih lengkap.
C. Lokasi Peneliti Lokasi penelitian ini adalah di MTs. Miftahul Huda Bokor No. 13 Kecamatan Turen Malang, penulis mengambil lokasi di koperasi tersebut karena ada beberapa alasan yang membuat penulis tertarik untuk melakukan penelitian. koperasi merupakan salah satu perusahaan yang belum lama didirikan di sekitar Kota Malang. Penulis memperoleh informasi bahwa sejak awal berdiri lembaga tersebut telah memperoleh kepercayaan dari masyarakat. Walaupun koperasi baru memasuki usia ke-20 tahun, namun dari segi peningkatan kualitas pengurus tidak kalah dengan perusahaan yang lain yang jauh lebih awal didirikan. tahun pertama jumlah pengurus 21, tahun kedua mulai mengalami kenaikan menjadi 70 pengurus , tahun ketiga berjumlah 80 pengurus. Informasi tersebut memiliki prestasi yang cukup besar dari segi kuantitas dibandingkan dengan perusahaan lainya khususnya yang ada di wilayah Turen meskipun perusahaan tersebut memiliki pengurus yang profesional dalam
berbagai bidang. Hal ini bisa dilihat dari keberhasilannya dalam menggelar acaraacara besar yang salah satunya adalah festifal hadra al-habsyi sejawa timur dan PMR, yang belum lama ini dilaksanakan. festifal tersebut tidak akan bisa berhasil apabila tenaga terlatih di lembaga tersebut tidak memiliki potensi yang tinggi. Hal ini yang membuat penulis tertarik untuk mengambil lokasi penelitian di koperasi MTs. Mifatahul Huda Bokor, Turen, Malang dikarenakan lembaga ini telah melakukan penerapan konsep multiple intelegences dalam proses work shop Selain itu, upaya penting juga menarik perhatian adalah dilakukannya pembinaan terhadap para guru oleh pengurus maupun manajer bertujuan untuk meningkatkan profesionalisme guru di lembaga pendidikan tersebut. Di antaranya adalah adanya pelatihan guru yang akan dilakukan 2 (dua) bulan sekali dengan mendatangkan nara sumber dari luar dan pelatihan untuk manajemen yang dilakukan seminggu sekali yang langsung dibina oleh pengurus, saat ini juga dilakukan pelatihan setiap hari kepada seluruh guru yang belum bersyahadah pada jam tertentu yaitu pelatihan pendalaman penguasaan bahasa inggris dan konseling yang dibina langsung oleh manajer (pengurus), koperasi dibidang kuangan.
D. Sumber Data Penelitian Sumber data adalah pengurus yang bekerja di koperasi tersebut. Pengurus koperasi dan beberapa perwakilan anggota yaitu guru dan siswa. Dalam penelitian kualitatif jumlah sampel bukan merupakan kriteria utama,
akan tetapi lebih
ditekankan kepada sumber data yang dapat memberikan informasi yang sesuai dengan tujuan penelitian. Jenis data yang penulis kumpulkan berupa data yang
diperoleh dari responden sebanyak 11 orang, yang terdiri dari: 3 (tiga) orang dari pengurus koperasi, 6 (enam) orang dari guru sekaligus sebagai anggota koperasi, dan 2 (dua) orang dari siswa kelas III.50
E. Prosedur pengumpulan Data Penelitian Dalam penelitian ini, metode yang dipakai dalam mengumpulkan data adalah sebagai berikut. 1. Wawancara Wawancara merupakan aktifitas yang dilakukan oleh penulis dan informan untuk menggali data yang dibutuhkan garis-garis besar (outline) sebelum melakukan wawancara. Cara ini dinilai efektif karena akan menghindarkan kesan introgasi bagi informan namun juga akan membantu penulis dalam menggali data tanpa kehilangan arah pembicaraan. Penulis akan melakukan Wawancara dengan pengurus, anggota yang terdiri dari guru dan siswa. Penulis akan menanyakan tentang kebijakan strategis yang sifatnya praktis di koperasi tersebut yang terkait dengan pengurus koperasi. Selain itu penulis juga mewawancarai beberapa perwakilan dari pengurus koperasi Bokor, Kecamatan Turen, Kabupaten Malang guna menggali data yang lebih lengkap dan akurat.
50
Soedarjono Soekamto, Pengantar Hukum, (Jakarta, UI-Press, 2006), Cet. Ke-3, hlm.51.
2. Dokumentasi Metode ini merupakan langkah pengumpulan data tertulis yang mendukung penelitian, seperti laporan pertanggung jawaban Koperasi ”Sejahtera” di MTs. Miftahul Huda No. 13 Bokor, Kecamatan Turen, Kabupaten Malang.
F. Analisis Data Penelitian Salah satu sifat desain penelitian kualitatif adalah analisa yang berati bahwa penelitian ini terbuka bagi perubahan, perbaikan dan penyempurnaan bardasarkan data baru yang masuk.51 Sedangkan menurut Moleong, analisis data adalah proses pengorganisasian dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori, dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data.52 Tahap ini merupakan salah satu tahap terpenting dalam penelitian. analisa yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah analisa deskriptif kualitatif, yakni analisa yang mengedepankan penggambaran obyek penelitian secara mendetail, khsusnya yang berkaitan dengan rumusan yang telah ditetapkan. Teori yang menjadi dasar pijakan dalam penelitian akan dikaitkan secara simultan dengan data lapangan. dengan demikian, analisa ini akan menghasilkan sebuah kesimpulan hasil interpretasi, 53 yang dapat digunakan oleh para penggerak dunia pendidikan, khususnya dalam hal pengurus koperasi.
51
S. nasution, Penelitian Naturalistic Kualitatif (bandung: tarsito, 1996), hlm.29 Moleong, Op. cit, hlm. 103. 53 Masri Singarimbun dan Sofian Efendi, Metode Penelitian Survai (Jakarta: LP3ES, 1987), hlm. 254-257. 52
G. Pengecekan Keabsahan Temuan Penelitian Mengumpulkan data dari berbagai sumber tidak dengan sendirinya memberikan gambaran yang lengkap mengenai masalah yang diteliti, karena itu hendaknya peneliti mengadakan pengecekan keabsahan data. Keabsahan data dan oyektifitas merupakan masalah yang fundamental dalam kegiatan ilmiah. agar data yang diperoleh peneliti memiliki kekuatan dan obyektifitas yang tinggi, diperlukan. Patton dalam Suprayogo dan Tobroni menyarankan diterapkannya metode triangulasi. Triangulasi adalah pengecekan data dengan memanfaatkan sesuatu yang lain.54 Denzim dalam Moleong membedakan empat macam triangulasi sebagai teknik pemeriksaan yang menggunakan sumber, metode, penyidik dan teori. dari keempat teknik triangulasi tersebut dalam penelitian ini penulis hanya menggunakan pengecekan keabsahan data dengan teknik triangulasi sumber. Triangulasi sumber menurut Patton berarti peneliti membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam penelitian kualitatif.55 Cara yang peneliti lakukan dalam triangulasi sumber tersebut adalah : 1) Membandingkan data hasil wawancara dengan dokumentasi, untuk memperoleh data mengenai manajemen pengurus koperasi MTs. Miftahul Huda, peneliti mengumpulkan data dari beberapa informan antara lain manajer koperasi dan beberapa pengurus yang dapat memberikan informasi secara representatif dan sesuai dengan kebutuhan penelitian. Misalnya untuk memperoleh data tentang 54
55
Imam Suprayogo dan Tobroni, Metodologi Penelitian Sosial Agama, (Bandung, PT. Rosdakarya: 2001). Moleong, Op. Cit, hlm. 330.
koperasi”SEJAHTERA” di MTs. Miftahul Huda Turen Malang, maka dapat dilakukan dengan menyajikan beberapa pertanyaan yang bervariasi kepada informan yaitu Manajer koperasi dan Pengurus, selanjutnya data tersebut dibandingkan dengan data dokumentasi yang berupa format pengurus koperasi . 2) Membandingkan pendapat informan dengan informan lainya. Dalam penelitian ini, data yang penulis peroleh dari Manajer dan Pengurus akan penulis bandingkan, apakah terdapat keselarasan informasi atau tidak. Misalnya penulis ingin menggali data tentang kapan pelaksanaan pengurus koperasi sekolah dilakukan, data yang penulis peroleh dari pengurus koperasi sekolah dan dari beberapa pengurus akan penulis bandingkan untuk mendapatkan data yang akurat. Selain itu penulis juga harus jeli apakah jawaban yang diberikan oleh pengurus koperasi ketika sendirian sama dengan pernyataan yang disampaikan di depan umum siswa, ataukah tidak. Triangulasi sumber ini dimaksudkan agar data yang diperoleh dalam penelitian ini lebih lengkap. Dengan demikian akan diketahui akurat atau tidaknya data yang peneliti peroleh.
H. Tahap-Tahap Peneliti Tahap peneliti tentang upaya pengurus dalam meningkatkan kesejahteraan guru dan siswa dapat dibagi menjadi tiga bagian yaitu : tahap persiapan, tahap pelaksanaan, tahap penyelesaian. 1. Tahap Persiapan Penelitian melakukan observasi pendahuluan untuk memperoleh gambaran umum serta permasalahan yang sedang dihadapi dalam pengurus koperasi sebagai rumusan permasalahan yang sedang diteliti. Observasi tersebut
berguna sebagai bahan acuan dalam pembuatan proposal sekripsi dan pengajuan judul sekripsi, untuk memperlancar pada waktu tahap pelaksanaan penelitian, maka penelitian mengurus surat izin peneliti membuat rancangan /desain penelitian agar penelitian yang dilakukan lebih terarah. Selain itu peneliti membuat pertanyaan sebagai pedoman wawancara yang berkaitan dengan permasalahan yang diteliti dan dicari jawabanya atau pemecahannya, sehingga data yang diperoleh lebih sistematis dan mendalam. 2. Tahap Pelaksanaan Merupakan kegiatan inti dari suatu penelitian, karena pada tahap pelaksanaan ini peneliti mencari dan mengumpulkan data yang diperlukan. Tahap pelaksanaan penelitian ini dapat di bagi menjadi beberapa bagian sebagai berikut : Pertama,
Peneliti
melakukan
terhadap
dokumen
resmi
yang
akan
dipergunakan dalam penelitian dan wawancara guna memperoleh data awal tentang proses pelaksanaan program. Dua,
Mengadakan
observasi
langsung
proses
pelaksanaan
program
kepengurusan dalam meningkatkan kesejahteraan guru dan siswa. Dan melakukan teknik dokumentasi yaitu mengambil data tentang proses pelaksanaan program tersebut. Ketiga,
peneliti
melakukan
wawancara
terhadap
pengurus
koperasi”SEJAHTERA” di MTs. Mftahul Huda Bokor No. 13 Kecamatan Turen
Kabupaten
Malang.
Bagian
keuangan,
Badan
perencanaan
pembangunan koperasi di MTs. Miftahul Huda Turen Malang. Guna
mendapatkan
dan
mengetahui
tentang
proses
pelaksanaan
program
kepengurusan dikperasi dalam hal (KOSIPA). Keempat, peneliti melakukan pengecekan kembali terhadap data hasil penelitian agar dapat diketahui hal-hal yang masih belum terungkap atau masih terloncati. 3. Tahap Penyelesaian Tahap penyelesaian adalah tahap yang paling terahir dari sebuah penelitian pada data ini peneliti menyusun data yang di analisis dan disimpulkan dalam bentuk ilmiah, adalah berupa bentuk laporan panelitian dengan mengacu pada peraturan penulisan karya ilmiah yang berlaku di UIN Malang.
BAB IV PAPARAN DATA DAN HASIL PENELITIAN
A.Paparan Data
1. Gambaran Situs Penelitian Sekitar 25 tahun yang lalu di kawasan Jl. Mayor Damar Bokor No. 13, kecamatan Turen, kabupaten Malang telah berdiri sebuah koperasi sekolah yang bernama “Sejahtera” di MTs. Miftahul Huda Jl. Mayor Damar Bokor No. 13, kecamatan Turen, kabupaten Malang yang pada waktu itu cukup besar dan banyak dikenal oleh orang banyak seiring dengan jalannya waktu, wilayah Turen semakin ramai dan padat penduduknya karena banyak sekolahan. Dengan semakin banyaknya siswa, maka kebutuhan mereka menjadi semakin beragam dan banyak. Dengan melihat kondisi tersebut, maka koperasi”SEJAHTERA”
ingin
mengembangkan
koperasi
sebagai
tempat
pembelanjaan sebagai anggota koperasi, serta memberikan pelayanan yang memuaskan, menjadikan anggota koperasi puas dan loyal terhadap koperasi “SEJAHTERA”, memberikan kenyamanan dalam belanja kepada para anggota koperasi, untuk itu Koperasi”SEJAHTERA” yang dulunya hanya sebuah tempat penjualan. Pada tahap perkembangannya koperasi “SEJAHTERA” mempunyai dua unit usaha perekonomian, maka bentuk koperasi “Sejahtera” Kecamatan Turen, kabupaten Malang dibagi menjadi tiga bagian :
a. Unit Usaha Pertokoan Dalam usaha pengadaan kebutuhan anggota akan barang-barang primer dan skunder kegiatan pertokoan menyediakan barang-barang antara lain: seragam sekolah, sepatu, tas, makanan ringan dan barang-barang elektronik dan lain sebagainya. Penjualan dari barang tersebut dapat dilakukan secara kontan maupun secara kredit, untuk barang elektronik diberi angsuran sebanyak 9 kali dengan bunga 2% perbulan. Kegiatan pertokoan ini bekerjasama dengan toko-toko penyalur yang berada di Daerah Turen dan sekitarnya. Adapun tujuan unit pertokoan ini yaitu :Agar anggota khususnya dan masyarakat pada umumnya dapat membeli kebutuhan hidupnya dengan harga yang lebih murah, Untuk meningkatkan kesejahteraan anggota. b. Unit Usaha Simpan Pinjam Untuk memenuhi kebutuhan anggota dalam volume usahanya, koperasi sekolah Bokor melaksanakan usaha simpan-pinjam. Dalam unit usaha simpan-pinjam terdapat dua aktivitas, yaitu Simpan dan Pinjam. Disini simpanan anggota merupakan modal untuk mengelola usaha koperasi sekolah dapat berjalan terus dan berkembang dengan baik dan simpanan ini termasuk dalam modal sendiri. Sedangkan yang dimaksud dengan pinjaman adalah suatu kegiatan untuk memenuhi kebutuhan pada anggota dalam bentuk uang kontan (kredit uang) dan kredit barang. Tentunya dari kegiatan ini koperasi berusaha mendapatkan keuntungan yang berupa bunga dari kredit tersebut. Di samping itu suatu hal yang penting dalam simpan pinjam bahwa sasaran
kegiatan maupun pola pikir yang mendasari adalah berpijak pada pengutamaan kepentingan anggota dan usaha lain yang membantu pengembangan koperasi. Oleh karena itu aturan-aturan yang dianutnya juga menampung aspirasi anggota dan melihat keterbatasan kemampuan (modal) koperasi tersebut. Sumber Data : Laporan Pertanggung Jawaban Koperasi “SEJAHTERA” MTs. Miftahul Huda, bokor No.13, Turen, Malang. 2. Struktur Organisasi di Koperasi”SEJAHTERA” MTs. Miftahul Huda Bokor No.13, Kecamatan Turen, Kabupaten Malang. Organisasi koperasi adalah suatu cara atau sistem hubungan kerjasama antara orang-orang yang mempunyai kepentingan yang sama untuk mencapai tujuan yang sama pula. Kerjasama yang erat dari fungsi yang satu dengan yang lainnya sangat diharapkan untuk dibina terus demi perkembangan koperasi selanjutnya. Berbagai fungsi dari karyawan tersebut dipersatukan dalam hubungan yang harmonis sehingga kepentingan masing-masing dipersatukan dalam suatu kepentingan bersama. Untuk itu diperlukan koordinasi yang baik dalam seluruh kegiatan koperasi.
Gambar table 4.1 Struktur Organisasi Koperasi Sejahtera di MTs. Miftahul Huda Bokor,Turen, Malang RAT
Pengurus
Manajer
Unit
U.S. Pinjaman
U. Pertokoan
Gambar 4.1. Struktur Organisasi Koperasi”Sejahtera” MTs. Miftahul Husda Bokor No.13, Turen, Malang.(Sumber: Data diolah) 3. Perkembangan di Koperasi”SEJAHTERA” MTs. Miftahul Huda Bokor No.13, Kecamatan Turen, Kabupaten Malang dimasa ke masa Koperasi adalah salah satu badan usaha yang cukup ketinggalan dalam sejarah perkembangan dunia usaha di Indonesia. Coba kita perhatikan sejarah lahirnya koperasi di Indonesia dan bagaimana berlarinya gerakan koperasi Indonesia sampai saat ini, koperasi masih tergolong dalam badan usaha yang mendapatkan prioritas pembinaan dan permodalan dari pemerintah. Bandingkan dengan usaha yang dimiliki perorangan dimana kebanyakan bisa cukup berhasil membanngun kerajaan bisnis keluarga hingga memiliki jaringan dimana-mana. Bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh, barang kali prinsip ini tidak berlaku di dunia usaha koperasi. Benarkah demikian? Buktinya usaha bersama yang
berdasarkan
pada
prinsip
kekeluargaan
seperti
koperasi
sulit
berkembang.namun usaha sendiri dengan keluarga bisa berhasil dan berkembang di Indonesia. Selain beban modal ini, beban mental dan moral cukup berat ditanggung oleh koperasi. Beban inilah yang membuat gerakan koperasi Indonesia yang lariya bertenaga namun tidak bisa cepat. Beban ini mestinya dibuang dengan mental dan moral yang baik, professional, ulet, dan mandiri maka gerakan koperasi Indonesia pasti bisa berlari kencang. Bagi koperasi Indonesia membangun kesejahteraan dalam kebersamaan telah cukup memiliki kekuatan dasar kekuatan gerakan. Daerah otonom harus menjadi basis penyusutan kekuatan koperasi untuk menjaga keseimbangan antara kebutuhan lokal dan arus pengaliran surplus dari bawah. Ada baiknya koperasi Indonesia melihat kembali hasil kongres 1947 untuk melihat basis penguatan koperasi pada tiga pilar kredit, produksi dan konsumsi. Dengan mengembalikan koperasi pada fungsinya (sebagai gerakan ekonomi), atas prinsip dan nilai dasarnya, koperasi akan semakin mampu menampilkan wajah yang sesungguhnya menuju keadaan bersama dalam kesejahteraan dan sejahtera dalam kebersamaan. Dengan di undangkannya Undang-Undang No. 79 tahun 1958, maka peraturan perkoperasian tahun 1949 yang pada tahun 1927 hanya berlaku bagi golongan pribumi saja, dan peraturan umum perusahaan koperasi tahun 1933 yang hanya berlaku bagi mereka yang tunduk pada hukum barat saja, dinyatakan tidak berlaku lagi. Sejak saat itu pula mulai dikenal di Indonesia adanya satu undangundang yang mengatur koperasi.
Sejarah perkembangan perkoperasian di Indonesia sejak berlaku UU No. 79 tahun 1958 sampai dengan tahun1966 mempunyai corak tersendiri. Dalam periode tersebut sendi-sendi dasar koperasi yang ditentukan oleh pemerintah yang dilaksanakan dalam membina koperasi berbeda yang dikehendaki gerakan koperasi. Perbedaan tersebut terutama terletak pada sikap pemerintah dalam tubuh koperasi. Tujuan pemerintah dalam membina dan mengembangkan koperasi agar lebih cepat tercapainya masyarakat yang adil dan makmur dengan cara berkoperasi. Hal ini dirasakan oleh kebebasan koperasi untuk bertindak dan mengambil keputusan secara demokratis mulai mengendur sebab koperasi banyak menerima koperasi yang mengakibatkan apatisme dikalangan koperasi. Musyawarah kerja koperasi Indonesia yang dihadiri oleh gerakan koperasi, para cendekiawan dan pejabat pemerintah yang bertugas melaksanakan pengembangan dan pembinaan koperasi, mengambil keputusan bahwa sendi-sendi dasar koperasi Indonesia adalah sebagai berikut. a. koperasi Indonesia beranggotaan orang-orang atau badan hukum koperasi., b. koperasi Indonesia berasaskan kekeluargaan dan gotong-royong., c. koperasi Indonesia bertujuan meningkatkan kesejahteraan anggota dan daerah kerjanya dan seterusnya.
4. Visi dan Misi di Koperasi ”SEJAHTERA” MTs. Miftahul Huda Bokor No. 13, Kecamatan Turen, Kabupaten Malang. Sebagai salah satu organisasi yang bergerak dibidang perekonomian maka, keberadaan dan tujuan koperasi tidak lepas dari visi dan misi yang di embanya yakni: a. Visi “Menjadikan koperasi sejahtera yang berkompetitif dalam mengembangkan kualitas hidup anggota dan masyarakat yang berdasarkan nilai-nilai koperasi”. b. Misi 1) Meningkatkan taraf hidup anggota dan masyarakat dengan cara memenuhi kebutuhan mereka dalam arti ekonomi, sosial, dan budaya dengan prinsip-prinsip koperasi sebagai dasar atas semua kegiatan. 2) Melakukan perbaikan dan pengembangan secara terus menerus terhadap sumber daya manusia dan manajemen sistem menuju terbentuknya budaya
organisasi
beretika,
guna
meningkatkan
benefit
dan
produktifitas.
5. Upaya Pengurus Untuk Meningkatkan Kesejahteraan Angota di Koperasi”Sejahtera” MTs. Miftahul Huda Bokor, No.13, Kecamatan Turen, Kabupaten Malang. Dari hasil interview peneliti dengan beberapa informan diantaranya kepala sekolah (pengurus) di koperasi”Sehatera” MTs. Miftahul Huda Bokor No.13, Kecamatan Turen, Kabupaten Malang dan beberapa siswa didapatkan hasil
wawancara, yang selanjutnya penulis paparkan mengenai upaya yang dilakukan pengurus untuk meningkatka kesejahteraan anggota atara lain: a. Upaya Pengurus Untuk Mensejahterakan anggota pengurus merupakan alat untuk melayani kepada siswa yang kurang mampu baik secara moril maupun spiritual. Sedangkan kalau dilihat dari segi moril adalah guru mendidik siswa selain mengajar tentang keagamaan yang sesuai dengan Profil di sekolah dan mengenai spiritual adalah dorongan untuk menuju ke masa depan. Selain itu, siswa dilatih untuk berkoperasi sesuai dengan landasan pokok perkoperasian Indonesia pada UUD 1945 Pasal 33 ayat (1). Pasal ini mengandung cita-cita untuk mengembangkan perekonomian yang berazaskan kekeluargaan. Peraturan yang lebih terinci tertuang dalam UU No. 25 Tahun 1992. Manusia itu dikatakan sejahtera jika manusia tersebut dengan kekuatan sendiri dapat memenuhi kebutuhannya dengan kualitas, kuantitas dan intensitas yang memadai melainkan banyak kebutuhan hidup dapat dipenuhi dengan sarana yang memadai dan makin baik, yang dapat disediakan atas kekuatan sendiri maka orang
tersebut
makin
sejahtera.
Artinya,
setiap
kekuatan
mempunyai
pendapatan/alat penukar sendiri yang cukup untuk bisa membeli barang dan jasa yang dibutuhkannya. Hal ini bagi siswa dan berlaku juga bagi guru. Dari hasil wawancara dengan Ibu Sa’diyah, S.Pd yang saat ini menjabat sebagai salah satu sekretaris di koperasi”SEJAHTERA” MTs. Miftahul Huda mengetahui bahwasanya upaya yang dilakukan MTs. Miftahul Huda adalah adanya sistem manajemen koperasi di Indonesia . anggota sebagai pemilik tidak mungkin dapat melaksanakan pengelolaan sendiri karena selain jumlah anggota yang teralalu banyak juga karena tempat tinggal mereka terpencar-pencar. Oleh
karena itu dapat mengelola usaha koperasi secara efektif anggota koperasi memilih beberapa orang wakil pengurus koperasi yaitu: “usaha yang dilakukan oleh MTs. Miftahul Huda Bokor, Turen, Malang adalah: memberikan bimbingan pengorganisasian, memberikan wewenang dan tanggung jawab manajer. Manajer adalah orang yang diangkat dan di gaji oleh pengurus untuk mengelola usaha koperasi sehari-hari. Pada koperasi yang usahanya sudah besar, kegiatan usahanya dikelola oleh seorang manajer umum yang membawahi banyak manajer untuk dapat menjalankan pekerjaanya dengan baik dan lancar, manajer mengangkat dan menggaji beberapa orang pegawai sesuai dengan keperluan. Karena menjadi manajer diperlukan persaratan yang berat, maka profesi ini di dalam bentuk badan usaha lain. Hal ini mungkin saja disebabkan oleh koperasi Indonesia relative masih relatif kecil. Manajer sebagai profesi. Seorang manajer koperasi harus rasional dalam setiap mengambil keputusan dan harus sejalan dengan tujuan yang akan dicapai oleh perusahaan. Seorang manajer harus mempunyai kemampuan analisis dalam mengatasi berbagai persoalan perusahaan yang dihadapinya. Wewenang manajer . pada dasarnya wewenang manajer bersumber dari hukum, anggota, keahlian dan kebiasaan. Wewenang yang dimiliki manajer merupakan kekuatan untuk bertindak.Tanggung jawab manajer berkaitan dengan wewenangnya adalah berkaitan dengan perencanaan, bidang pengorganisasian, bidang pengarahan operasional yang terkoordinasikan, bidang pengawasan”.56 Hal ini lebih lanjut dijelaskan oleh Ibu Istikomah, S.Ag yang saat ini yang juga menjabat sebagai salah satu wali kelas dua menambahi apa yang dikatakan oleh Ibu Sa’diyah, S.Pd. Beliau menjelaskan bahwa selain pembinaan, beliau mengatakan: “Bahwa usaha yang dilakukan koperasi sekolah adalah usaha untuk melaksanakan tugas perkoperasian semaksimal mungkin.diantaranya melaksanakan pembinaan bimbingan pengorganisasian, memberikan wewenang dan tanggung jawab manajer. Selain itu pada hari minggu, dilaksanakan juga pembinaan tauziyah oleh guru-guru secara bergantian maksudnya bergantian adalah untuk satu minggu dirumahnya siapa gitu mbak”.57
56
Hasil wawancara oleh Ibu Sa’diyah, yang saat ini menjabat sebagai salah satu sekretaris koperasi”SEJAHTERA” MTs. Miftahul Huda, 6 Oktober 2008 57 Hasil wawancara dengan Ibu Istikomah, Sag, selaku sebagai anggota sekaligus sebagai guru di koperasi”SEJAHTERA” MTs. Miftahul Huda, 6 Oktober 2008
Maksud disini yaitu tiap minggu koperasi ini mengadakan pembinaan bidang organisasi yang mana pembinaan tersebut langsung dipimpin oleh pengurus dan di samping itu pengurus juga mengadakan
tauziyah maksudnya adalah semua
pengurus dan wali murid itu dikumpulkan diberi siraman rohani seperti membaca istighosah bersama-sama sampai selesai setelah itu pengurus memberikan seputar pengarahan mengenai koperasi kedepannya (istilahnya rapat anggota koperasi) di adakan paling sedikit sekali dalam setahun, ada pula yang mengadakan dua kali dalam satu tahun, yaitu satu kali untuk menyusun rencana kerja tahun yang akan datang dan yang kedua untuk membahas kebijakan pengurus selama tahun yang lampau. Agar rapat anggota tahunan tidak mengganggu jalannya kegiatan belajar mengajar di sekolah, maka rapat dapat diadakan pada masa liburan tahunan atau liburan semester. Pada dasarnya, semua anggota koperasi berhak hadir dalam rapat anggota. Namun, bagi mereka yang belum memenuhi syarat keanggotaan, misalnya belum melunasi simpanan pokok tidak dibenarkan hadir dalam rapat anggota. Ada kalanya mereka diperbolehkan hadir dan mungkin juga diberi kesempatan bicara, tetapi tidak diizinkan turut dalam pengambilan keputusan. Keputusan rapat anggota diperoleh berdasarkan musyawarah mufakat. Apabila tidak diperoleh keputusan dengan cara musyawarah, maka pengambilan keputusan berdasarkan suara terbanyak di mana setiap anggota koperasi memiliki satu suara. Selain rapat biasa, koperasi sekolah juga dapat menyelenggarakan rapat anggota luar biasa, yaitu
apabila
keadaan
mengharuskan
wewenangnya ada pada rapat anggota.
adanya
keputusan
segera
yang
Dalam pembinaan tersebut para pengurus juga menjelaskan mengenai ekonomi keluarga dan diajak untuk mengidentifikasi kasus yang terjadi pada peserta didik
serta bagaimana cara menanganinya. Hal ini bertujuan untuk
mencetak pengurus sebagai pembina yang bisa diandalkan. Bagi pengurus yang baru diterima dilembaga tersebut juga diberi pembinaan selama dua bulan pertama. Semasa pembinaan tersebut pengurus juga diamati dan dinilai jika selama dua bulan tersebut mereka tidak dapat memenuhi harapan lembaga, maka mereka harus bersiap diri untuk tidak diangkat menjadi pengurus tetap di lembaga tersebut. Jadwal pembinaan pengurus yang baru setiap hari selama dua bulan, mulai dari pukul 06.30-12.30. Dari agenda pelatihan kepengurusan yang baru diterima di MTs. Miftahul Huda (dapat dilihat pada lampiran), dapat diketahui bahwa guru yang diterima dilembaga koperasi
tersebut secara langsung mendapatkan pembinaan secara
intensif. Pembinaan tersebut dimulai dari taaruf dengan manajemen Miftahul Huda, dilanjutkan dengan inspiring Spirit of live yang dibina langsung oleh ketua yayasan, pengenalan visi dan misi koperasi sekolah serta budaya Miftahu Huda, keterampilan dasar koperasi, Pembinaan yang dibimbing langsung oleh pengurus koperasi. Dalam hal ini adalah meningkatkan akses terhadap sumber-sumber modal dan memperkuat struktur modal, meningkatkan kemampuan organisasi dan manajemen dan meningkatkan akses dan penguasaan teknologi. Di dalam pola-pola pembinaan tersebut dilakukan dengan pendekatan interaksi antara kemauan, kempuan, dan kesempatan. Perwujudan pembinaan kemauan, kemampuan, dan kesempatan dilakukan melalui kegiatan yang saling
mendukung satu sama lain. Kegiatan tersebut meliputi pendidikan dan pelatihan, magang dan studi banding dan lain-lain. b. Cara Meningkatkan Kesejahteraan Tentang bagaimana cara meningkatkan kesejahteraan anggota bersifat material (ekonomi) menurut hasil wawancara dengan Drs. Bapak syamsudin Zuhri bahwasannya : “diantara semua bentuk upaya untuk meningkatkan kesejahteraan anggota yang manfaatnya dapat langsung dinikmati dan dirasakan paling menonjol memberikan kontribusinya bagi kesejahteraan anggota adalah dibidang simpan pinjam setiap anggota memerlukan dana mendadak dapat langsung pinjam ke koperasi. Demikian halnya dengan toko yang menyediakan barang-barang kebutuhan sehari-hari para anggota”.58 Hal yang sama juga dikemukakan oleh bapak Drs. Bapak syamsudin Zuhri ketika ditanya hal yang paling penting dan dapat diwujudkan oleh koperasi adalah sebagai beriku: “wujud usaha koperasi dalam mensejahterakan anggota paling penting adalah usaha simpan pinjam dan toko. Kedua hal itu nyata dan dapat dirasakan manfaatnya secara langsung oleh para anggota. Dengan demikian adanya simpan pinjam anggota dapat mudah menyimpan kelebihan dana yang dimiliki untuk dipinjamkan kepada anggota lain yang memerlukannya. Sedangkan toko juga memberikan kredit kepada anggota untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari. Sehingga dengan menjadi anggota koperasi diharapkan timbul rasa aman seluruh kebutuhannya telah dipenuhi oleh anggota”.59
Membangun dan mengembangkan potensi serta kemampuan ekonomi anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosialnya. Berperan serta aktif dalam upaya 58
Hasil wawancara dengan Drs. Bapak syamsudin Zuhri, selaku sebagai anggota sekaligus sebagai guru di koperasi”SEJAHTERA” MTs. Miftahul Huda, 6 Oktober 2008 59 Ibid; 6 Oktober 2008
mempertinggi kualitas kehidupan manusia dan masyarakat. Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai kekuatan dan ketahanan perekonomian nasional dengan koperasi sebagai soko gurunya. Namun tidak demikian halnya dengan pendapat anggota koperasi sebagaimana yang dikemukakan oleh Ibu Istikomah, S.Ag mengatakan bahwa: “pelayanan koperasi dapat ditingkatkan, sekarang memang sudah baik tetapi bisa ditingkatkan lagi supaya lebih memuaskan dan saya rasa masih banyak dari anggota koperasi yang belum sejahtera, kalau kinerja para pengurus bagus hasilnyaakan memuaskan semua anggota dan akan ada peningkatan pendaptan bagi koperasi, peningkatan pendapatan berarti pendapatan bagi anggota lewat SHU, sehingga akan terasa lebih mensejahterakan anggota koperasi”.60 Untuk mengetahui apakah para anggota koperasi sudah termasuk dalam kategori sejahtera sebagaiman pendapat para pengurus atau disara masih belum sejahtera sebagaimana pendapat para anggota maka dapat diukur dengan ukuran yang dibuat oleh pemerintah dalam hal ini adalah BKKBN yang diukur atas dasar pemenuhan kebutuhan keluarga yang diukur melalui indicator yang digunakan, maka keluarga seluruh Indonesia dapat dikategorikan dalam lima tahap, yaitu keluarga pra sejahtera, keluarga sejahtera I, keluarga sejahtera II, keluarga sejahtera III, dan keluarga sejahtera III plus. Penataan dan pengertian serta kriteria masing-masing tahapan keluarga adalah yang dilakukan oleh BKKN sebagai berikut:
60
Op;Cit. Ibu Istikomah, SAg, selaku sebagai anggota sekaligus sebagai guru di koperasi”SEJAHTERA” MTs. Miftahul Huda, 6 Oktober 2008
1) Keluarga pra sejahtera Keluarga pra sejahtera adalah keluarga yang belum dapat memenuhi kebutuhan dasarnya secara minimal. Hal tersebut tampak dari ketidak mampuan mereka dalam memenuhi salah satu kebutuhan dasar spiritual, pangan, papan, sandang, dan kesehatan. Berdasarkan indicator yang digunakan, keluarga yang berusaha pada tahap ini jika tidak dapat memenuhi a)
melaksanakan ibadah menurut agama oleh masing-masing anggota keluarga.
b)
pada umumnya seluruh anggota keluarga makan dua kali sehari atau lebih.
c)
seluruh anggota memiliki pakaian berbeda dirumah, bekerja, sekolah, dan bepergian dan lain-lain.
2). Keluarga sejahtera I Keluarga sejahtera I adalah keluarga yang telah dapat memenuhi kebutuhan dasarnya secara minimal, tetapi belum dapat memenuhi kebutuhan sosial psikologisnya, seperti kebutuhan akan pendidikan KB, interaksi dalam keluarga, ineteraksi lingkungan tempat tinggal dan transportasi. 3). Keluarga sejahtera II Keluarga sejahtera II adalah yang di samping telah memenuhi kebutuhan dasarnya juga telah dapat memenuhi kebutuhan social, psikologisnya, tetapi belum dapat memenuhi kebutuhan pengembangan, seperti kebutuhan untuk menabung dan memperoleh informasi. Pada keluarga sejahtera II ini, kebutuhan
fisik, sosial, dan psikologis (1 sampai 14) telah terpenuhi, namun kebutuhan pengembangan belum semuanya terpenuhi antara lain: a) mempunyai upaya untuk meningkatkan pengetahuan anggota b) sebagian dari penghasilan dapat disisihkan untuk tabungan keluarga. c) ikut serta dalam kegiatan masyarakat dilingkungan tempat tinggalnya dan lain-lain. 4). Keluarga sejahtera III Keluarga sejahtera adalah keluarga yang dapat memenuhi seluruh kebutuhan dasar, sosial, psikologis, dan komunitas atau masyarakat sekitarnya, seperti sumbangan materi dan berperan aktif dalam kegiatan kemasyarakatan pada keluarga sejahtera III kebutuhan I sampai kebutuhan 21 telah terpenuhi, namun kepedulian social belum terpenuhi yani: a) secara teratur atau pada waktu tertentu dengan sukrela memberikan sumbangan bagi kegiatan social masyarakat dalam bentuk material b) kepala keluarga atau anggota keluarga aktif sebagai pengurus perkumpulan, yayasan, institusi masyarakat 5). Keluarga sejahtera III plus Keluarga sejahtera III plus adalah keluarga yang telah dapat memenuhi seluruh kebutuhan dasar, social, psikologis, dan pengembangannya serta telah dapat memberikan sumbangan yang teratur dan berperan aktif dalam kegiatan kemasyarakatan pada keluarga sejahtera III plus segala kebutuhan telah terpenuhi serta memiliki kepedulian social yang tinggi.
Dengan demikian seorang pengurus harus bisa mewujudkan tujuan dasar koperasi tersebut seperti kebanyakan koperasi di banyak Negara melakukan enam prinsip system ekonomi kapitalis, serta dalam rangka ikut serta meningkatkan kesejahteraan anggota masyarakat di sekitarnya. Adapun yang seharusnya dilakukan oleh pengurus koperasi adalah Barang yang dijual bukan barang palsu dan dengan pertimbangan yang baru, Penjualan barang dengan tunai, Harga penjualan menurut harga pasar, SHU dibagikan kepada para anggota menurut pertimbangan jumlah pembelian tiap-tiap anggota ke koperasi Menuru Ibu Inis Unsyaroh, S.Pd selaku menjabat sebagai guru sekaligus bendahara koperasi sekolah untuk mensejahterakan anggota (para guru) mengatakan bahawa: guru itu dikatakan sejahtera : “apabila kebutuhan hidup baik kebutuhan jasmani dan rohani dapat dipenuhi sesuai dengan tingkat hidup dari masing-masing keluarga itu sendiri, dimana pendapatan itu sendiri dipengaruhi oleh upah dan produktifitas”.61 Dengan demikian, maka tingkat kesejahteraan guru sangat dipengaruhi oleh pendapatan/gaji guru yang dihasilkan dalam melaksanakan tugasnya sebagai tenaga pengajar. Diakui bahwa pada umumnya tingkat pendapatan masyarakat merupakan salah satu faktor penting yang menentukan tingkat kesejahteraan mereka. Sedangkan menurut Bapak Sukur Abdillah juga membenarkan tentang bagaimana mensejahterakan anggota yakni::
61
Hasil Wawancara dengan Ibu Inis Unsaroh Menjabat Sebagai Guru Sekaligus Bendahara satu di Koperasi sekolah, 9 Oktober 2008
“Memberikan dorongan kepada Pengurus untuk meningkatkan operasional kesejahteraan anggota dan Meningkatkan pelayanan, Meningkatkan permodalan, Mengembangkan usaha”.62 Maksud dari wawancara di atas adalah pengurus memberikan keamanan atau kesejahteraan, dalam peningkatan kesejahteraan sangat perlu diusahakan dalam koperasi agar dapat memperbaiki keadaan kehidupan ekonomi anggota dan masyarakat lingkungannya. Atas dasar pandangan ini banyak kegiatan usaha yang dilakukan dibidang ekonomi dan dibidang pendidikan untuk memenuhi kebutuhan sendiri. Ide peningkatan kesejahteraan ini merupakan ide dasar atau pendorong terbentuknya koperasi di Rochdale. Perbaikan nasib anggota koperasi akan dapat dicapai jika kesejahteraan mereka ditingkatkan. Selain itu, di koperasi ini juga benar-benar ingin membantu semua wali murid yang ekonominya lemah dan disini mengharuskan pendidikan sampai sembilan tahun, ketika penulis menanyakan tentang kesejahteraan siswa maka Bapak Syukur Abdillah juga mengemukakan pendapatnya yakni: “Memberikan kemudahan kepada siswa untuk menjalankan berwirausaha dalam berkoperasi seperti fondasi awal dari tujuan utama koperasi yaitu bersifat suka rela dan berazaskan kekeluargaan.63 Dengan demikian siswa itu dididik menjadi kewirausahaan yang nantinya setelah lulus dari sekolah ini sudah bisa menerapkan apa yang sudah diperoleh selama tiga tahun disekolah MTs. Miftahul Huda ini dan sebagian siswa di sekolah ini ada yang melanjutkan sekolah di MA, SMK PGRI Turen. Dan
62
Hasil Wawancara dengan Bapak Sukur Abdillah, selaku ketua koperasi sekaligus sebagai guru di koperasi”SEJAHTERA” MTs. Miftahul Huda, 9 Oktober 2008 63 Ibid; Wawancara dengan Bapak Sukur Abdillah, selaku ketua koperasi sekaligus sebagai guru di koperasi”SEJAHTERA” MTs. Miftahul Huda, 9 Oktober 2008
sebagian lagi menjalankan kewirausahaan karena tidak mempunyai biaya untuk melanjutkan sekolah akhirnya dia putus sekolah. Dari hasil wawancara ini maka tingkat kesejahteraan menurut Bapak Syamsul Hadi, BA tidak dapat dipungkiri lagi bahwasannya: “guru sangat dipengaruhi oleh pendapatan/gaji guru yang dihasilkan dalam melaksanakan tugasnya sebagai tenaga pengajar. Diakui bahwa pada umumnya tingkat pendapatan masyarakat merupakan salah satu factor penting yang menentukan tingkat kesejahteraan mereka”.64
c. Bentuk-Bentuk Pengurus Untuk Mensejahterakan Guru Dan Siswa Adapun mengenai bentuk-bentuk pengurus untuk mensejahterakan anggota “Menurut Bapak Ali Hasan, SH yakni: “pembelian seragam dengan angsuran, penyediaan perlengkapan sekolah seperti alat-alat tulis, buku LKS maupun buku cetak, sepatu, hasduk, topi, computer, dan memberikan pinjaman baik berupa financial maupun nonfinansial kepada anggota yang sangat membutuhkan dengan pembayaran dikemudian hari”.65 Dalam hal ini bentuk kesejahteraan yang diberikan adalah financial dan nonfinansial yang bersifa ekonomis, serta pemberian fasilitas dan pelayanan. Pemberian kesejahteraan perlu deprogram dengan sebaik-baiknya, supaya bermanfaat dalam mendukung tujuan perusahaan, guru/karyawan, dan peserta didiknya. Program kesejahteraan harus berdasarkan keadilan dan kelayakan. Berpedoman kepada peraturan legal pemerintah dan didasarkan atas kemampuan perusahaan. Hal ini penting supaya kesejahteraan yang pernah diberikan tidak
64
Hasil Wawancara dengan Bapak Syamsul Hadi, BA selaku sebagai wakil kepala sekolah sekaligus menjabat sebagai Guru MTs, 9 Oktober 2008 65 Hasil Wawancara dengan Bapak Ali Hasan, SH sebagai kepala Sekolah MTs. Miftahul Huda Bokor sekaligus sebagai guru, 10 Oktober 2008
ditiadakan karena akan mengakibatkan guru/karyawan malas, disiplinnya merosot, kerusakan meningkat, bahkan turnover meningkat. Program kesejahteraan harus diinformasikan secara terbuka dan jelas, waktu pemberiannya tepat dan sesuai dengan kebutuhan guru/karyawan. Setelah anggota diterima, dikembangkan, mereka perlu dimotivasi agar tetap mau bekerja pada koperasi “SEJAHTERA” MTs. Miftahul Huda Bokor No. 13, Turen, Malang sampai pansiun. Untuk mempertahankan anggota ini kepadanya diberikan kesejahteraan. Kesejahteraan yang diberikannya sangat berarti dan bermanfaat untuk memenuhi kebutuhan fisik dan mental anggota beserta
keluarganya.
Pemberian
kesejahteraan
akan
akan
menciptakan
ketenangan, semangat kerja, dedikasi, disiplin, sikap loyal anggota terhadap koperasi sehingga labour turnover relative rendah. Kesejahteraan anggota adalah balas jasa pelengkap (material dan nonmaterial) yang diberikan berdasarkan kebijaksanaan. Tujuannya untuk memepertahankan dan memperbaiki kondisi fisik dan mental anggota agar produktifitas kerjanya meningkat. Andrew F. Sikula yakni : 1) kompensasi tidak langsung adalah balas jasa yang diterima oleh pekerja dalam bentuk selain upah atau gaji langsung
2) benefit meliputi program perkoperasian, seperti hari tua, waktu libur, tabungan. Sedangkan service adalah fisiknya/bedanya seperti mobil dinas, fasilitas olahraga, memperingati hari besar dan sebagainya.66 Dale Yoder 1) Kesejahteraan dapat dipandang sebagai uang bantuan lebih lanjut kepada anggota. Terutama pembayaran kepada mereka yang sakit, uang bantuan untuk tabungan anggota, pembagian berupa saham, asuransi, perawatan dirumah sakit dan lain-lain. 2) Pelayanan adalah tindakan yang diambil untuk menolong atau membantu para anggota seperti pemberian bantuan hokum atau nasehat dibidang koperasi. Hal-hal di atas mendorong manajer yang kreatif memberikan balas jasa dengan cara langsung dan tidak langsung untuk tindakan berjaga-jaga, jika sewaktu-waktu perusahaan koperasi mengalami kesulitan. a) Tujuan Pemberian Kesejahteraan Kesejahteraan
yang
dapat
diberikan
hendaknya
bermanfaat
dan
mendorong untuk tercapainya tujuan koperasi, guru, dan siswa serta tidak melanggar peraturan legal pemerintah. Adapun mengenai tujuannya sebagai berikut : (1).untuk
meningkatkan
kesetiaan
dan
keterkaitan
guru
kepada
koperasi”SEJAHTERA” MTs. Miftahul Huda Bokor No. 13, Turen, Malang 66
Drs. H. Malayu S.P Hasibuan, Manajemen Sumber Daya Manusia,(P.T. Bumi Aksara Edisi Revisi), Cetakan Pertama Februari.2000. hlm. 185
(2) memberikan ketenangan dan pemenuhan kebutuhan bagi guru/karyawan beserta anak didiknya (3) memotivasi gairah kerja, disiplin, dan produktivitas kerja anggota b) Jenis-jenis kesejahteraan Jenis-jenis Kesejahteraan Karyawan No. 1 2 3 4 5 6 7 8
Ekonomis Uang pension Uang makan Uang transportasi Uang lebaran Bonus Uang duka kematian Pakaian dinas Uang pengobatan
Fasilitas Mushala/masjid Kafetaria Olahraga Kesenian Pendidikan/seminar Cuti dan cuti hamil Koperasi dan toko Izin
Pelayanan Puskesmas/dokter Jemputan karyawan Penitipan bayi Bantuan hokum Penasihat keuangan Asuransi Kredit rumah
Gambar 4.2 tabel Jenis-Jenis Kesejahteraan Karyawan(Sumber Data : Bumi Aksara).
Bentuk kesejahteraan yang akan diberikan harus selektif dan efektif mendorong terwujudnya tujuankoperasi”SEJAHTERA” MTs. Miftahul Huda Bokor No. 13, Turen, Malang, guru/karyawan beserta anak didiknya. Jadi penentuan jenis kesejahteraan harus hati-hati, bukan emosional.67 Menanggapi tentang kesejahteraan anggota, karena jika gaji pengurus tidak diperhatikan maka kesejahteraan keluarganya kurang terjamin. Salah satu jalan keluar
untuk
meningkatkan
kualitas
pendidikan
lain
adalah
dengan
memperhatikan kesejahteraan pengurus. Karena jika kesejahteraan pengurus tidak diperhatikan mungkin saja pengurus tersebut tidak bersemangat untuk mendidik/mencari tambahan dengan menjadi guru honorer di sekolah lain. 67
Drs. H. Malayu S.P Hasibuan, Manajemen Sumber Daya Manusia,(P.T. Bumi Aksara Edisi Revisi), Cetakan Pertama Februari.2000. hlm. 185
Sebaliknya untuk kesejahteraan
anggota,
pengurus juga
melayani dan
memperhatikan antara siswa yang kurang mampu kalau dilihat dari segi ekonomi, rata-rata siswa di sekolah ini perekonomiannya sangat lemah, maka pengurus melayani dengan baik dan diperlakukan sama, baik siswa yang mampu dan siswa yang kurang mampu. Dan pengurus memberikan basiswa bagi siswa yang ekonominya lemah, supaya dalam menempuh pendidikan tidak merasa terbebani rasa ketakutan karena tidak bisa melunasi biaya sekolah mengenai harga di koperasi itu disamakan dengan harga pasar. Dengan demikian tidak perlu diragukan ketika mereka diterjunkan ke dalam kelas mereka sudah mempunyai bekal yang cukup. Selanjutnya penulis paparkan mengenai manajemen kepengurusan yang dilakukan MTs. Miftahul Huda Bokor, Mencakup kegiatan. Table 4.3 Susunan Pengawasan Koperasi”SEJAHTERA” di MTs. Miftahul Huda Bokor No. 13, Turen, Malang No.
Nama
Jabatan
Masa Bakti
Pelatihan
Keterangan
1 Ali Hasan,SH.MH Coordinator 30 Tahun Sudah 2 Syukur Abdillah Anggota 7 Tahun Sudah Sumber Data : Laporan Pertanggung Jawaban Koperasi Sekolah MTs. Miftahul Huda Bokor No. 13, Turen, Malang. Dalam buku tahun 2006 koperasi sekolah mempunyai 2 orang karyawan. Suatu organisasi diberi tugas mengelola pertokoan dan seorang lagi sebagai petugas jaga malam di Kantor koperasi sekolah untuk lebih lanjutnya lihat table sebagai berikut: Table 4.4 Karyawan Koperasi”SEJAHTERA” Bokor No. 13, Turen, Malang. No. Nama Jabatan Masa Bakti Pelatihan Keterangan
1
2
Istikomah, S.ag danAZainul Abidin Eviatul Ulfa
Juru buku
7 Tahun
Sudah
Pertokoan
6 Tahun 3 Tahun
Sudah Sudah
3 Sukron Mansur Penjaga 3 Tahun Sudah Sumber Data : Laporan Pertanggung Jawaban Koperasi Sekolah MTs. Miftahul Huda Bokor No. 13, Turen, Malang.68 Dalam tahun 2006 unit usaha pertokoan pengelolaannya ditangani oleh satu orang karyawan dengan system bagi hasil dari usaha pertokoan makin berkurang, sehingga usaha koperasi untuk memenuhi kebutuhan koperasi simpan pinjam kepada kebutuhan anggota Table 4.5 Jumlah anggota Koperasi pada akhir tahun 2006 No. Uraian Keadaan anggota Keterangan Tahun 2007 Tahun 2008 1 Awal tahun 530 526 2 Masuk 2 3 Keluar 6 9 Jumlah 522 517 Sumber Data : Laporan Pertanggung Jawaban Koperasi Sekolah MTs. Miftahul Huda Bokor No. 13, Turen, Malang. Table 4.6 Arus Pinjaman Koperasi”SEJAHTERA” tahun 2006 No. Jenis pinjaman Jumlah peminjam Yang diputus Keterangan 1 Biasa 500 500 2 Sementara 50 50 Jumlah 550 550 Sumber Data : Laporan Pertanggung Jawaban Koperasi”SEJAHTERA” di MTs. Miftahul Huda Bokor No. 13, Turen, Malang. Table 4.7 Arus Keluar Masuk surat koperasi”SEJAHTERA” di MTs. Miftahul Huda Bokor No. 13, Turen, Malang No. Jenis surat instansi Dekopin Din kop PKP-RI Lain-lain 1 Masuk 3 3 4 2 2 Keluar 3 2 2 Jml 6 3 6 4 0 Sumber Data : Laporan Pertanggung Jawaban Koperasi Sekolah MTs. Miftahul Huda Bokor No. 13, Turen, Malang.
68
Laporan Pertanggung Jawaban Koperasi Sekolah MTs. Miftahul Huda Bokor No. 13, Turen, Malang.
Table 4. 8 Kegiatan Rapat Pengurus Koperasi”SEJAHTERA”di MTs. Miftahul Huda Bokor No. 13, Turen, Malang. No. Jenis Rapat Frekwensi Keterangan 1 Rapat rutin pengurus 1 Tahun Membahas ANVRA Anggota 2 Rapat RAPB 1 Tahun Membahas RK/RAPB 3 Rapat RAT 1 Tahun Membahas Laporan Pengurus 4 Rapat di PKP-RI 1 Tahun Rapat RK dan RAT 5 Rapat di Dekopinda 1 Tahun Pembinaan dan Informasi 6 Rapat di Dikop. 1 Tahun Laporan Rutin Sumber Data : Laporan Pertanggung Jawaban Koperasi Sekolah MTs. Miftahul Huda Bokor No. 13, Turen, Malang. Dalam kesejahteraan guru itu memang harus diutamakan dalam hal ini adalah tingkat pendapatan gaji guru pada umumnya yang sesuai dengan BAB V Tentang Peranan Pengurus Dalam Pasal 7 “Koperasi Indonesia dalam rangka pembangunan ekonomi dan perkembangan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya berperan serta bertugas untuk: (1)
mempersatukan, mengerahkan, membina dan mengembangkan potensi, daya kreasi, daya usaha rakyat untuk meningkatkan produksi dan mewujudkan tercapainya pendapatan yang adil dan kemakmuran yang merata;
(2) mempertinggi taraf hidup dan tingkat kecerdasan rakyat; (3) membina kelangsungan dan perkembangan demokrasi ekonomi. Dan ini sesuai dengan UU No. 6 tahun 1974 tentang ketentuan pokokpokok kesejahteraan social pasal 2 ayat 1 sebagai berikut:”Kesejahteraan social adalah suatu tata kehidupan dan penghidupan social materiil dan spirituil yang diliputi oleh rasa keselamatan, kesusilaan, dan ketentraman lahir dan batin yang
memungkinkan bagi setiap Negara mengadakan pemenuhan kebutuhan jasmaniah dan lain-lain serta kewajiban manusia sesuai dengan Pancasila. d. Manfaat Adanya Koperasi di Sekolah Manfaat adanya koperasi di koperasi” Sejahtera”
dapat meringankan
beban orang tua sehingga mengharuskan siswa itu melanjutkan pendidikan sampai jenjang sembilan tahun. Maka dari itu, semua siswa oleh pengurus diajari tentang wirasuwasta tentang koperasi supaya nantinya setelah lulus tenaganya sudah siap pakai. “Disamping itu menurut Ulul Azmi kelas tiga semester satu yang ikut kegiatan koperasi sekolah ini mengatakan bahwa koperasi ini telah memberikan kemudahan bagi siswa yang kurang mampu dalam perekonomian diberikan kemudahan.dalam hal ini adalah keringanan 69 Dalam proses pembelajaran berlangsung siswa itu tidak terganggu, maka siswa itu sudah disediakan semua perlengkapan oleh pengurus koperasi sekolah yang mana pengurus koperasi telah melayani siswanya dengan baik, sedangkan mengenai harganya tidak terlalu mahal dan disesuaikan dengan harga pasar. Mengingat koperasi ini letaknya sangat ramai maksudnya dekat dengan jalan raya. Para pengurus sangat menghawatirkan keselamatan lahir batin siswa maka dari itu sekolah memutuskan untuk mendirikan suatu koperasi “Sejahtera” yang dilatar belakangi oleh berdirinya suatu koperasi yang dulunya hanya sebuah toko biasa lalu sekarang dijadikan koperasi dengan pelayanan yang sangat memuaskan bagi anggota koperasi sekolah. Ketika penulis menanyakan manfaat adanya koperasi salah satu siswa kelas tiga semester satu yakni Muhammad Mustofa mengatakan bahwa:
69
Hasil Wawancara dari ulul azmi kelas III semester I yang telah mengikuti kegiatan koperasi, 10 Oktober 2008
“Dengan adanya koperasi tersebut semua kebutuhan siswa menjadi ringan karena bisa mengngsur dua kali atau tiga kali tergantung pembeliannya apa dulu mbak, misalnya siswa memberi seragam sekolah bisa mengangsur enam kali, membeli buku LKS dan lainya oleh pengurus koperasi sekolah diberi angsuran selama dua kali dalam tiga minggu.70 Di koperasi”SEJAHTERA” ini telah menyediakan berbagai kebutuhan siswa supaya dalam kegiatan pendidikannya itu lancar tidak ada kendala apa-apa selama pendidikan berlangsung. Bapak Syukur Abdillah ingin menambahi tentang bentuk-bentuk di koperasi ini yakni: “Pembelian seragam dengan angsuran, Penyediaan perlengkapan sekolah dengan pembayaran kemudian hari”.71 Dengan demikan, dengan adanya bentuk seperti di atas maka siswa itu sangat senang karena dapat membantu walimurit dirumah menjadi lebih bersemangat dalam bekerja dan khususnya bagi walimurit yang kurang mampu dalam perekonomian diberikan kelonggaran dalam pembayaran SPP. “Sedangkan kalau menurut Bapak Taslim selaku sebagai anggota yang tidak bisa membayar pembelian tersebut maka siswa itu diberikan pekerjaan di koperasi untuk sementara sebagai jaminan pembayaran, baru setelah bisa membayar siswa itu diberikan bonus”.72 Dalam hal ini anggota yang tidak bisa membayar pembelian tersebut siswa itu di berikan jaminan yang susuai dengan harga yang dibeli, kalautoh terpaksa sudah jatuh tempo pembayaran kok tidak dibayar maka ini di sesuaikan dengan Pasal 36 tentang tanggungan anggota yakni:
70
Hasil Wawancara dari Muhammad Mustofa kelas III semester I yang telah mengikuti kegiatan koperasi, 10 Oktober 2008 71 Hasil Wawancara dengan Bapak Syukur Abdillah selaku ketua pengurus koperasi sekaligus sebagai guru di koperasi”SEJAHTERA” MTs. Miftahul Huda, 10 Oktober 2008 72
Hasil Wawancara dengan Bapak Taslim selaku sebagai anggota sekaligus guru dii koperasi”SEJAHTERA” MTs. Miftahul Huda, 10 Oktober 2008
1) Tanggungan anggota adalah kewajiban untuk menanggung bersama atas kerugian yang diderita, baik yang timbul pada penutupan tahun buku maupun pada pembubaran. 2) Tanggungan anggota dapat bersifat tanggungan terbatas ataupun tidak terbatas, setiap anggaran dasar koperasi memuat salah satu sifat tanggungan tersebut di atas 3) Dalam hal tanggungan anggota ditetapkan terbatas, maka kerugian yang timbul hanya dapat dibebankan kepada kekayaan koperasi dan jumlah tanggungan anggota seperti yang ditetapkan di dalam anggaran dasar 4) Pada waktu pembubaran koperasi, anggota yang telah keluar tidak bebas dari kewajiban menanggung kerugian termasuk di dalam ayat (2) pasal ini, sepanjang kerugian ini timbul sebagai akibat dari salah satu kejadian di mana yang bersangkutan masih menjadi anggota tersebut belum lewat jangka waktu 12 bulan; 5) Dalam hal terdapat anggota atau sebagai penanggung kerugian koperasi termasuk dalam ayat (1) dan ayat (2) pasal ini, ternyata tidak mampu untuk membayar penuh jumlah tanggungannya, maka anggota yang lain diwajibkan menanggung kewajiban mereka yang tidak mampu itu, masingmasing sama besarnya. 6. Faktor-Faktor Pendukung Dan Penghambat Untuk Mewujudkan Keinginan Kesejahteraan Anggota a. Faktor Pendukung Bentuk faktor-faktor pendukung yaitu bagi pengurus (guru) melayani siswasiswi yang kurang mampu dalam hal alat-alat tulis, buku, seragam dan lain-lain,
dijual dengan harga yang sangat murah, dan dikoperasi juga melayani makanan ringan, dan koperasi juga menyediakan koperasi simpan- pinjam berupa uang bagi guru yang membutuhkan, disamping itu pengurus juga melatih siswa-siswi untuk berwirausaha dalam hal ini adalah berkoperasi atau bekerja sama dengan teman supaya nantinya setelah lulus siap pakai. Adapun pendukung untuk mewujudkan keinginan mensejahterakan anggota tersebut “Menurut Bapak Moh. Ali Hasan SH. Selaku kepala sekolah ingin menambahinya yaitu adanya upaya yang sungguh-sungguh dari pengurus Menunjang program pembangunan pemerintah di sektor perkoperasian melalui program pendidikan sekolah, Menumbuhkan kesadaran berkoperasi di kalangan siswa, .Membina rasa tanggung jawab, disiplin, setia kawan, dan jiwa koperasi, Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan berkoperasi, agar kelak berguna di masyarakat, Membantu kebutuhan siswa serta mengembangkan kesejahteraan siswa di dalam dan luar sekolah”.73
Untuk menunjang program pembangunan pemerintah di sektor perkoperasian melalui program pendidikan sekolah.adalah sebagai berikut : 1) Menumbuhkan kesadaran berkoperasi di kalangan siswa. 2) Membina rasa tanggung jawab, disiplin, setia kawan, dan jiwa koperasi. 3) Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan berkoperasi, agar kelak berguna di masyarakat. 4) Membantu kebutuhan siswa serta mengembangkan kesejahteraan siswa di dalam dan luar sekolah. Dalam pembentukan koperasi sekolah di kalangan siswa dilaksanakan dalam rangka menunjang pendidikan siswa dan latihan berkoperasi. Dengan demikian,
73
Hasil Wawancara dengan Bapak Ali Hasan, SH sebagai kepala Sekolah MTs. Miftahul Huda Bokor sekaligus sebagai guru, 10 Oktober 2008
tujuan pembentukannya tidak terlepas dari tujuan pendidikan dan program pemerintah dalam menanamkan kesadaran berkoperasi sejak dini. b. Faktor Penghambat Sedangkan yang menghambat yaitu siswa-siswi terlambat membayar hutanghutangnya (banyak tunggakan), sehingga koperasi tersebut dananya kurang mencukupi, manajemen koperasi tidak tertib (tidak professional dalam memilih pengurus koperasi). “Menurut Ibu Sa’diyah, S.Pd selaku sebagai pengurus sekaligus sebagai guru mengatakan bahwa yang menghambat dalam berkoperasi sekolah adalah keterbatasan kemitraan usaha, permodalan, koperasi dalam pasar oligopoli.74 Dilihat dari kemitraan usaha adalah hubungan kerja sama usaha di antaranya berbagai pihak yang sinergis, bersifat sukarela, dan berdasarkan prinsip saling membutuhkan, saling mendukung, dan saling menguntungkan dengan disertai dengan pembinaan dan pengembangan UKM (usaha kecil dan menengah) oleh usaha besar. Dalam peraktek bisnis internasional saat ini, kemitraan usaha merupakan salah satu strategi bisnis perusahaan terutama bagi perusahaan besar yang tidak saling mengandalkan pada setrategi internasional aktivitas usaha melalui akusisi dan merger dalam rangka integrasi vertikal dan horizontal. Kemiteraan usaha merupakan suatu cara untuk mengurangi risiko usaha meningktkan efisiensi dan daya saing usaha. Kemudian dilihat dari permodalan diutamakan bersal dari anggota. Di Indonesia modal dari anggota ini berupa simpanan anggota baik simpanan pokok, 74
Hasil wawancara dari Ibu Sa’diyah, S.Pd. selaku sebagai sekretaris kepengurusan dalam koperasi di MTs. Miftahul Huda , No. 13 Bokor, Kecamatan Turen, Kabupaten Malang, 10 Oktober 2008
simapanan wajib maupun simpanan manasuka atau simpanan sukarela. Hal ini mencerminkan bahwa koperasi sebagai badan usaha yang ingin menolong diri sendiri dengan kekuatan sendiri. Di banyak Negara modal dari anggota ini berupa saham yang nominalnya ditentukan. Setiap anggota koperasi dapat memiliki beberapa saham tetapi suaranya dalam menentukan kebijaksanaan tetap satu sebab dasar pengelolaan seperti telah dijelaskan di muka satu orang satu suara. Sebagaimana diketahui bahwa koperasi adalah organisasi orang bukan kumpulan modal. Itu sebabnya jasa yang diberikan terhadap modal dibatasi. Artinya bunga atas modal koperasi tidak ditentukan dari besar kecilnya keuntungan seperti halnya deviden pada perseroan terbatas, tetapi bunga yang wajar di zaman koperasi yang terdapat di Rochdale di dasarkan atas bunga bank pemerintah. Jadi, ketentuan bunga atas modal dibatasi. Di dalam peraktek sehari-hari masih banyak yang belum memahami hakikat dari sendi dasar koperasi yang yang satu ini. Pada kenyataanya modal koperasi itu sumbernya banyak, misalnya pinjaman dari bank, pinjaman dari perorangan, bantuan dari pemerintah tanpa lewat bank, dan dari dalam koperasi sendiri, misalnya dari cadangan atau penyusutan yang belum dipakai dengan berbagai persyaratan. Kemudian pasar oligopoli merupakan struktur pasar di mana hanya ada beberapa perusahaan yang menguasai pasar, baik secara individu maupun yang bekerja sama. Oleh karena iktu ada hamabatan masuk, penetapan harga oleh penjual harus dipertimbangkan oleh perusahaan lain. Pada saat ini, banyak
koperasi yang berinteregasi vertical, hal ini menunjukkan bahwa ada dalam struktur pasar oligopoly. Persaingan di antara beberapa anggota penjual berbeda dari persaingan banyak anggota, karena terlalu sedikitnya anggota akan menyebabkan saling ketergantungan dalam pengambilan keputusan. Masin-masing perusahaan lain. Maka perilaku setiap perusahaan sangat tergantung pada keputusan perusahaan lain. Perkembangan keanggotaan sampai dengan akhir tahun 2006 sebanyak 416 orang, meliputi seluruh karyawan/karyawati dengan keadaan sebagai berikut Tabel 4.9 Tahun 2006
Laki-laki 212
Jumlah anggota Perempuan Jumlah 76 288
Keterangan
Pindah : - orang Meninggal : 2 orang Pensiun : 9 orang Anggota baru : 141 orang 2007 112 26 138 Pindah : 5 orang Meninggal : - orang Pensiun : 10 orang Anggota baru : 19 orang Sumber Data : Laporan Pertanggung Jawaban koperasi “SEJAHTERA” di MTs. Miftahul Huda Bokor No. 13, Kecamatan Turen, Kabupaten Malang Berdasarkan tabel di atas bahwasannya tahun 2006 yang laki-laki dan perempuan jumlahnya mengalami kenaikan yaitu 288 sedangkan yang pindah itu mines, meninggal hanya dua orang, dan yang pensiun itu jumlahnya 141 orang ini menandakan bahwa di tahun 2006 ini mengalami kenaikan dalam partisipasinya. Pada dasarnya setiap anggota akan memperhitungkan keputusannya untuk masuk organisasi koperasi dan untuk memelihara hubungan secara aktif, jika
seluruh insentif atau perangsang yang diperolehnya lebih besar atau sekurangkurangnya sama besar dengan kontribusi yang harus diberikan. Sehubungan dengan itu, dapat dikelompokkan sebagai berikut. 1) usaha peningkatan secara efisien melalui penyediaan barang dan jasa oleh perusahaan koperasi merupakan perangsang yang sangat penting bagi sebagaian besar anggota untuk turut memberikan kontribusinya. 2) kontribusi para anggota dalam pembentukan dan pertumbuhan koperasi dalam bentuk saran keuangan atau mungkin sumberdaya dan tenaga kerja akan dinilai oleh para anggota atas dasar biaya oportunitas. 3) partisipasi dalam penetapan tujuan, dalam pembuatan keputusan mengenai berbagai kegiatan, dan pengawasan tata kehidupan koperasinya dapat merupakan suatu insentif atau suatu kontribusi. Kecakapan atau kemampuan anggota sehubungan dengan partisipasi efektif dalam koperasi. Di tinjau dari peran anggota sebagai pemilik: a) kesediaanya untuk bekerja sama dan kesiapan untuk mengubah perilaku tradisonal dan ikut serta dalam suatu organisasi swadaya yang inovatif dan berorentasi pada anggota b) sumber daya yang tersedia padanya untuk memberi kontribusi pada pembentukan perusahaan koperasi c) tingkat pendidikannya dan informasi yang dibutuhkan agar mampu turut serta aktif dalam diskusi dan keputusan yang berhubungan dengan penetapan sasaran, perumusan kebijakan, dan pengendalian atas prestasi perusahaan koperasi.
Pada hal di tahun 2007 sebaliknya karena
jumlah yang laki-laki dan
perempuan 138 ini menandakan bahwa dari tahun ke tahun mengalami kemerosotan dan disini anggota yang pensiun saja hanya 19 orang jauh yang diharapkan oleh pengurus koperasi sekolah dalam hal partisipasinya. c. Mengatasi Kendala Adanya kendala yang dihadapi para guru dalam meningkatkan kesejahteraan anggota, tentunya ada juga upaya untuk mengatasinya, seperti dijelaskan oleh Bapak Ali Hasan, SH selaku sebagai kepala sekolah (pengurus) “kalau untuk mengatasi kendala siswa yang kurang mampu saya akan memberika keringanan pada anak tersebut lewat beasiswa tiap semester, meskipun ya hanya setengah semester, saya kira ini bisa dimanfaatkan untuk biaya peralatan sekolah itu sudah cukup”.75 Masih menurut beliau: “untuk mendukung proses pembelajaran kami mengupayakan adanya kesejahteraan anggota dalam hal ini ketentraman lahir dan batin”.76 Terkait dengan adanya kendala kurang adanya motivasi dari orang tua di singgung oleh Bapak Saiful Anam, BA “sedangkan kalau kendala itu dari luar misal ya ada orang tua yang kurang memotivasi anaknya, mereka akan diberi pengarahan oleh bapak kepala sekolah ketika ada pertemuan walimurid dalam bentuk kerja sama yang bagus antara antara pihak sekolah dengan para orang tua”.77 Sebagai mana yang juga dijelaskan oleh Bapak Taslim“kerja sama yang bagus antara pihak sekolah dengan orang tua memang diperlukan sekali, kalau di MTs. Ini sering mengadakan pertemuan walimurid. Misal setiap akhir tahun itu yang pasti, pada waktu PHBI juga kadang mengundang walimurid. Kami mengundang penceramah yang memberikan semacam
75
Bapak Ali Hasan, SH selaku sebagai kepala sekolah di MTs. Miftahul Huda sekaligus menjabat sebagai guru, 11 oktober 2008 76 Ibid; Ali Hasan, SH. 77 Hasil Wawancara dengan Bapak Saiful Anam, BA, selaku sebagai anggota sekaligus sebagai guru di MTs. Miftahul Huda , No. 13 Bokor, Kecamatan Turen, Kabupaten Malang, 11 oktober 2008
mukjizat. Itu saya kira tepat sekali sebagai wahana pemberian pengarahan kepada walimurid pentingnya belajar”.78 B. TEMUAN PENELITAN 1. Upaya Pengurus Untuk Meningkatkan Kesejahteraan Anggota di Koperasi”Sejahtera” MTs. Miftahul Huda Bokor, No.13, Turen, Malang. a. Upaya Yang Dilakukan Oleh Pengurus Koperasi Memberikan bimbingan pengorganisasian, memberikan wewenang dan tanggung jawab manajer. Manajer adalah orang yang diangkat dan di gaji oleh pengurus yang telah mengelola usaha koperasi sehari-hari. Hal ini mungkin saja disebabkan oleh koperasi Indonesia relative masih relatif kecil. Seorang manajer telah mempunyai kemampuan analisis dalam mengatasi berbagai persoalan perusahaan yang dihadapinya. Wewenang manajer . pada dasarnya wewenang manajer bersumber dari hukum, anggota, keahlian dan kebiasaan. Wewenang yang dimiliki manajer merupakan kekuatan untuk bertindak.Tanggung jawab manajer berkaitan dengan wewenangnya adalah berkaitan dengan perencanaan, bidang pengorganisasian, bidang pengarahan operasional yang terkoordinasikan, bidang pengawasan. b. Bentuk-Bentuk Pengurus Untuk Mensejahterakan Anggota( Guru Dan Siswa) Dalam hal ini bentuk kesejahteraan yang diberikan berupa financial dan nonfinansial yang bersifat ekonomis, serta pemberian fasilitas dan pelayanan. Pemberian kesejahteraan telah diprogram dengan sebaik-baiknya, supaya bermanfaat dalam mendukung tujuan perusahaan, guru/karyawan, dan peserta 78
Hasil Wawancara dengan Bapak Taslim selaku sebagai anggota sekaligus sebagai guru di MTs. Miftahul Huda , No. 13 Bokor, Kecamatan Turen, Kabupaten Malang, 11 oktober 2008
didiknya. Program kesejahteraan yang telah ada di lapangan itu berdasarkan keadilan dan kelayakan. Berpedoman kepada peraturan legal pemerintah dan didasarkan atas kemampuan perusahaan. Hal ini penting supaya kesejahteraan yang
pernah
diberikan
tidak
ditiadakan
karena
akan
mengakibatkan
guru/karyawan malas, disiplinnya merosot, kerusakan meningkat, bahkan turnover meningkat. Program kesejahteraan harus diinformasikan secara terbuka dan jelas, waktu pemberiannya tepat dan sesuai dengan kebutuhan guru/karyawan. c. Manfaat Adanya Koperasi di Sekolah Manfaat adanya koperasi di koperasi” Sejahtera” dapat meringankan beban walimurid yang mana pengurus telah melayani siswanya dengan baik, sedangkan mengenai harganya tidak terlalu mahal di sesuaikan dengan harga pasar. Memang di koperasi ini telah menyediakan berbagai kebutuhan siswa supaya dalam kegiatan pendidikannya lancar tidak ada kendala apa-apa selama pendidikan berlangsung. Artinya anggota memperoleh manfaat sebanding atas jasa yang diberikan baginya oleh koperasi tingkat bunga yang dibayarkan untuk modalnya terbatas.
2. Faktor-Faktor Pendukung Dan Penghambat Untuk Mewujudkan Keinginan Kesejahteraan Anggota a. Faktor Pendukung Untuk menunjang program pembangunan pemerintah di sektor perkoperasian melalui program pendidikan sekolah.adalah sebagai berikut : 1) Menumbuhkan kesadaran berkoperasi di kalangan siswa 2) . Membina rasa tanggung jawab, disiplin, setia kawan, dan jiwa koperasi.
3) Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan berkoperasi, agar kelak berguna di masyarakat. 4) Membantu kebutuhan siswa serta mengembangkan kesejahteraan siswa di dalam dan luar sekolah. Dalam pembentukan koperasi sekolah di kalangan siswa dilaksanakan dalam rangka menunjang pendidikan siswa dan latihan berkoperasi. Dengan demikian, tujuan pembentukannya tidak terlepas dari tujuan pendidikan dan program pemerintah dalam menanamkan kesadaran berkoperasi sejak dini. b. Faktor Penghambat Bahwa yang menghambat dalam berkoperasi sekolah adalah keterbatasan kemitraan usaha, permodalan, koperasi dalam pasar oligopoli. Kemitraan usaha adalah hubungan kerja sama usaha di antaranya berbagai pihak yang sinergis, bersifat sukarela, dan berdasarkan prinsip saling membutuhkan, saling mendukung, dan saling menguntungkan dengan disertai dengan pembinaan dan pengembangan UKM (usaha kecil dan menengah) oleh usaha besar. Dalam praktek bisnis internasional saat ini, kemitraan usaha merupakan salah satu strategi bisnis perusahaan terutama bagi perusahaan besar yang tidak saling mengandalkan pada setrategi internasional aktivitas usaha melalui akusisi dan merger dalam rangka integrasi vertikal dan horizontal. Kemiteraan usaha merupakan suatu cara untuk mengurangi risiko usaha meningktkan efisiensi dan daya saing usaha. Kemudian dilihat dari permodalan diutamakan bersal dari anggota. Di Indonesia modal dari anggota ini berupa simpanan anggota baik simpanan pokok, simapanan wajib maupun simpanan manasuka atau simpanan sukarela. Hal ini
mencerminkan bahwa koperasi sebagai badan usaha yang ingin menolong diri sendiri dengan kekuatan sendiri. Di banyak Negara modal dari anggota ini berupa saham yang nominalnya ditentukan. Setiap anggota koperasi dapat memiliki beberapa saham tetapi suaranya dalam menentukan kebijaksanaan tetap suatu sebab dasar pengelolaan seperti telah dijelaskan di muka satu orang satu suara. Kemudian pasar oligopoli merupakan struktur pasar di mana hanya ada beberapa perusahaan yang menguasai pasar, baik secara individu maupun yang bekerja sama. Oleh karena itu ada hamabatan masuk, penetapan harga oleh penjual harus dipertimbangkan oleh perusahaan lain. Pada saat ini, banyak koperasi yang berinteregasi vertikal, hal ini menunjukkan bahwa ada dalam struktur pasar oligopoly.
BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
A.
Upaya
Pengurus
Untuk
Meningkatkan
Kesejahteraan
Anggota
Koperasi”Sejahtera” MTs. Miftahul Huda Bokor, No.13, Turen, Malang 1. Upaya Pengurus Untuk Mensejahterakan Anggota Koperasi Sesuai dengan peran ganda yang ditandai oleh prinsip identitas maka partisipasi anggota dapat dibagi sebagai berikut: a. Dalam kedudukan sebagai pemilik: 1) memberikan kontribusinya dalam bentuk keuangan terhadap pembentukan dan pertumbuhan koperasinya melalui usaha-usaha pribadinya, 2) mengambil bagian dalam penetapan tujuan pembuatan keputusan dan
dalam
proses
pengawasan
terhadap
tata
kehidupan
koperasinya. b. Dalam kedudukan sebagai pelanggan/pemakai memanfaatkan berbagai kesempatan yang bersifat menunjang kepentingan-kepentingan yang disediakan perusahaan koperasinya. Hal ini sesuai dengan apa yang telah dikatan oleh salah satu siswa yang telah mengikuti kegiatan koperasi, yakni koperasi sekolah ini sangat menunjang sekali agar dalam proses pembelajaran berlangsung siswa tidak merasa terganggu, maka siswa itu sudah disediakan semuan alat perlengkapan oleh pengurus koperasi yang mana pengurus koperasi telah melayani siswanya dengan baik. Dan khususnya
bagi
siswa
yang
kurang
mampu
dalam
masalah
perekonomiannya
maka
pengurus
telah
memberikan
kemudahan
kepadanya, berupa angsuran berapa kali tergantung apa yang dibelinya. Insentifa Kontribusi Para Anggota Perorangan Pada dasarnya setiap anggota akan memperhitungkan keputusannya untuk masuk organisasi koperasi dan untuk melihat hubungannya secara aktif, jika seluruh insentif (perangsang) yang diperolehnya lebih besar atau sekurangkurangnya kontribusi yang harus diberikan. Sehubungan dengan itu, dapat dikelompokkan sebagai berikut: 1) Usaha peningkatan secara efisien melalui penyediaan barang dan jasa oleh perusahaan koperasi merupakan perangsang yang sangat penting bagi sebagian besar anggota untuk turut memberikan kontribusinya. 2) Kontribusi para anggota dalam pembentukan dan pertumbuhan koperasi dalam bentuk saran keuangan (mungkin sumber daya dan tenaga kerja) akan di nilai oleh para anggota atas dasar biaya oportunitas. 3) Partisipasi dalam penetapan tujuan, dalam pengawasan tata kehidupan koperasinya merupakan suatu insentif atau suatu kontribusi: a) jika anggota diberi kemungkinan untuk memasukkan tujuan koperasi menjadi tujuan dari kelompok organisasi koperasi, maka ia anggap kesempatan partisipasi tersebut sebagai perangsang b) jika partisipasinya dalam rapat dan diskusi kelompok memakan waktu dan biaya, maka para anggota akan mempertimbangkan biaya kontribusinya (Sartika Partomo, M.S: September 2002).
Telah diakui bahwa pengurus, tidak akan bisa melakukan kegiatan operasional organisasi dengan baik, tanpa dibantu oleh manajer atau staf yang umumnya mempunyai keahlian dalam bidang usaha. Tugas dan Tanggung jawab Pengurus Tentang kepengurusan ini (Pemilihan, Masa Jabatan, dan Persyaratan), di Indonesia diatur oleh Undang-Undang No. 25/1992, Pasal 29 s/d pasal 37. Leon garayon dan Paul O. Mohn dalam bukunya yang berjudul “The Board of Directors of Cooperative”, menyebutkan bahwa pengurus itu mempunyai fungsi idiil dan karenanya pengurus mempunyai fungsi yang luas, yakni: (1)
Berfungsi sebagai pusat pengambil keputusan tertinggi.
(2)
Berfungsi sebagai pemberi nasehat
(3)
Berfungsi sebagai pengawasan atau sebagai orang yang dapat dipercaya
(4) Berfungsi sebagai penjaga berkesinambungannya dengan organisasi. Agar organisasi tetap berlanjut, maka pengurus harus: (a)
Mampu menyediakan adanya eksekusi/manajer yang cakap dalam organisasi
(b)
Perlu menyeleksi eksekutif atau manajer yang efektif
(c)
Memberikan pengarahan kepada para eksekutif/manajer
(d)
Mengusahakan adanya pengurus yang terdiri dari orang-orang yang mampu mengarahkan kegiatan dari organisasi
(e)
Mengikuti perkembangan pasar.
(5)
berfungsi sebagai simbol79 Sebagai mandataris rapat anggota, pengurus dapat juga mendelegasikan
wewenangnya dalam melaksanakan usaha kepada pengelola sesuai dengan pasal 32 ayat 1 UU koperasi No 25, manajer sebagai pengelola usaha akan mempertangung jawabkan tugasnya kepada pengurus, kemudian penguruslah yang mempertanggungjawabkannya kepada rapat anggota. Setelah tahun buku koperasi ditutup, paling lambat satu bulan sebelum diselenggarakan rapat anggota tahunan. Pengurus menyusun laporan tahunan yang memuat sekurang-kurangnya perhitungan tahunan yang terdiri atas neraca akhir tahun buku yang baru lampau dan perhitungan hasil usaha dari tahun yang bersangkutan serta penjelasan atas dokumen tersebut.selain laporan keuangan tersebut juga perlu diuraikan tentang keadaan dan usaha koperasi serta usaha yang dapat dicapai dalam periode bersangkutan. Persetujuan terhadap laporan tahunan, termasuk
pengesahan
perhitungan
tahunan,
merupakan
penerimaan
pertanggungjawaban pengurus oleh rapat anggota. Banyak yang berpendapat bahwa dalam manajemen koperasi tidak jarang terjadi hal-hal yang bertentangan antara yang satu dengan yang lainnya. Hal ini akan jelas diketahui jika beberapa pertanyaan yang di kemukakan oleh ILO dipelajari dengan sungguh-sungguh. Apabila dengan melihat semakin berkurangnya pembangunan dibidang jasa yang sama. Oleh karena itu, masyarakat khususnya karyawan koperasi perlu digugah kesadarannya untuk lebih mempedulikan lingkungan tempat kerjanya dan 79
Menurut Drs. Hendrojoki, Msc. Koperasi; Azas-Azas, Teori dan praktek. (Jakarta: PT. Raja Gravindo Persada), Edisi Revisi. 2000.Hlm. 138-141
berusaha selalu meningkatkan kinerja kualitas layanan kepada anggota dan masyarakat pada umumnya. Pelayanan dalam meningkatkan kesejahteraan anggota selaku koperasi kita atau kinerja melakukan seluruh keinginan anggota, apapun yang anggota inginkan kita akan usahakan terpenuhi sesuai dengan kemampuan kita. Permintaan anggota tidak akan aneh-aneh karena mereka mengerti kempuan dari koperasi dan seluruh anggota tentunya ingin mengajukan koperasi. Saya juga sering melakukan dialog dengan anggota untuk mengetahui bagaimana persepsi mereka tentang layanan koperasi ini, sejauh mana yang saya amati ternyata mereka cukup. Manusia itu dikatakan sejahtera jika manusia tersebut dengan kekuatan sendiri dapat memenuhi kebutuhannya dengan kualitas, kuantitas dan intensitas yang memadai melainkan banyak kebutuhan hidup dapat dipenuhi dengan sarana yang memadai dan makin baik, yang dapat disediakan atas kekuatan sendiri maka orang
tersebut
makin
sejahtera.
Artinya,
setiap
kekuatan
mempunyai
pendapatan/alat penukar sendiri yang cukup untuk bisa membeli barang dan jasa yang dibutuhkannya. Hal ini bagi siswa dan berlaku juga bagi guru. Dalam hal ini sesuai dengan pendapat dari Bapak Ali Hasan, S.H selaku sebagai kepala sekolah sekaligus sebagai anggota. Oleh karena itu, upaya mencegah persoalan tersebut mencapai kepada langkah yang nyata para perencana dan pengelola pembangunan perlu kesepakatan tentang pengertian dengan ukuran yang dipakai untuk menentukan
sasaran yang dianggap penduduk miskin. Pengertian dan ukuran tersebut telah diterima dan dipakai oleh semua pihak dalam melaksanakan upaya yang harus dikerjakan. Dari kedua pendapat tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa sejahtera menurut pendapat pengurus koperasi adalah lebih menitikberatkan pada terpenuhinya kebutuhan dasar manusia secara fisik dalam arti individu dianggap sudah sejahtera apabila kebutuhannya secara fisik seperti sandang, pangan, dan papan yang merupakan kebutuhan pokok sudah terpenuhi. Keberadaan manusia dalam kedudukannya sebagai individu maupun masyarakat mempunyai tingkat kebutuhan yang sangat berbeda antara individu yang lainnya, begitu pula masyarakat yang satu dengan masyarakatnya yang lainnya, namun mereka berusaha untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, dapat berlangsung dengan sejahtera baik lahir maupun batin. Untuk itulah diperlukan pemenuhan kebutuhan dasar manusia terutama kebutuhan pokok seperti sandang, pangan, papan. Sedangkan hal yang mendasar lainnya yang harus dipengaruhi agar seseorang dapat dikatakan hidup sejahtera terpenuhi kebutuhannya. Ajaran Islam pada hakekatnya mendorong kaum muslim mencapai prestasi tinggi dan kemakmuran sehingga kaum muslim mengimplementasikan Islam sebagai Rahmatan Lil ‘alamin dan menjadi khairu ummah (sebaiknya-baik umat), kaum Muslim sangat berbangga dengan peraih nobel dibidang sosial, yaitu Muhammad Yunus dengan Gramen Bank yang dikenal sebagai Bank kaum miskin di Bangladesh. Muhammad Yunus membuktikan kemampuannya
mengelola keuangan dan membantu memberdayakan kaum miskin untuk menjadi entrepreneur. Demikianlah semestinya kaum Muslim berbuat karena kecerdasan dan kekuatan ekonomi bisa membantu sebanyak-banyak orang. Jikalau seseorang Muslim dalam keadaan miskin, kesempatan membantu menjadi sempit dan kehidupan menjadi lebih dekat dengan kekufuran. Allah swt berfirman:
! 9'2
9
G
4+6B ,
'
! @ !H 0? ;
, !
)
#!F
% 3>9 , !
9
92 3>! " I
C
"
" 5&
%
Artinya: Dan carilah pada apa yang Telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah Telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.(QS. Al-Qashas: 77).
Muhammad saw adalah inspirasi untuk mencapai derajad kaya bagi kaum Muslim. Beliau disebutkan oleh Syafi’I dalam bukunya Muhammad saw The Super Leader, Super Manajer yang mengalami keunikan sendiri dalam hidupnya ibarat pepatah bahwa hidup seperti roda pedati, kadang dibawah kadang di atas. Muhammad saw pernah menjadi orang yang sangat kaya, orang yang sederhana (kaya sedang), dan orang yang miskin. Ketiga
fase
tersebut
memberikan
pelajaran
tersendiri
sebagaimana
Muhammad diangkat menjadi Rasul untuk menjadi sebaik-baik teladan bagi kaum
Muslim. Rasul adalah teladannya orang kaya karena pernah kaya, teladannya orang yang sederhana karena hidupnya bersahaja, dan teladannya orang miskin karena pernah miskin. (a) Rasul saw sebagai orang kaya yang memberikan keteladanan bagaimana memperjuangkan, mensyukuri kekayaan, aktif dalam bisnis, dan membelanjakan kekayaan di jalan Allah (b) Rasul saw sebagai orang sederhana memberikan keteladanan bagaimana hidup normal dan bersahaja tanpa cinta dunia (c) Rasul saw sebagai orang miskin memberikan keteladanan untuk bersabar dan menjaga kehormatan dengan tidak meminta-minta serta berusaha keluar dari jerat kemisknan dengan cara yang terbaik. (Bambang Trim: 2005: 81-83). B. Faktor-Faktor Pendukung Dan Penghambat Untuk Mewujudkan Keinginan Kesejahteraan Anggota 1. Faktor Pendukung a. Bentuk faktor-faktor pendukung yaitu bagi pengurus (guru) melayani siswa-siswi yang kurang mampu dalam hal alat-alat tulis, buku, seragam dan lain-lain, dijual dengan harga yang sangat murah b. dikoperasi juga melayani makanan ringan c.
koperasi menyediakan koperasi simpan- pinjam berupa uang bagi guru yang membutuhkan. Di samping itu pengurus juga melatih siswa-siswi untuk berwirausaha
dalam hal ini adalah berkoperasi atau bekerja sama dengan teman
supaya
nantinya setelah lulus siap pakai. Adapun pendukung untuk mewujudkan keinginan mensejahterakan anggota tersebut. Yang menunjang program pembangunan pemerintah di sektor perkoperasian melalui program pendidikan sekolah.adalah sebagai berikut : 1) Menumbuhkan kesadaran berkoperasi di kalangan siswa. 2) Membina rasa tanggung jawab, disiplin, setia kawan, dan jiwa koperasi. 3) Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan berkoperasi, agar kelak berguna di masyarakat. 4) Membantu kebutuhan siswa serta mengembangkan kesejahteraan siswa di dalam dan luar sekolah. Dalam pembentukan koperasi sekolah di kalangan siswa dilaksanakan dalam rangka menunjang pendidikan siswa dan latihan berkoperasi. Dengan demikian, tujuan pembentukannya tidak terlepas dari tujuan pendidikan dan program pemerintah dalam menanamkan kesadaran berkoperasi sejak dini. Selanjutnya kesejahteraan diartikan sebagai keamanan dan keselamatan dan kemakmuran dan sebagainya. Adapun kesejahteraan yang diartikan kemakmuran (prosperity), adalah “Yang dimaksud kemakmuran adalah keadaan dimana kebutuhan hidup tidak hanya untuk memungkinkan hidup tapi juga untuk mempermudah sehingga orang-orang yang dapat hidup layak sebagai manusia, mengembangkan diri dan mencapai kesejahteraan lahir dan batin. Koperasi sebagai unit usaha yang bergerak di bidang ekonomi dan social pada dasarnya mempunyai tijuan yang sama yaitu membantu meningkatkan
pertumbuhan ekonomi. Pembangunan ekonomi itu sendiri merupakan sasaran utama pembangunan ekonomi. Pembangunan ekonomi sendiri diarahkan pada peningkatan produktifitas dan pendapatan masyarakat. Perubahan tingkat produktifitas dan pendapatan ini hanya mingkin dicapai bila faktor produksi yang ada dikombinasikan dengan cara baru, artinya mengubah fungsi produksi ekonomi. Mikro. Perubahan yang meningkatkan produktifitas hannya menaluli dua jalan (Ropke, 1985:30), yaitu: Melalui kegiatan inovatif, Melalui kegiatan peningkatan kegiatan kerja. 2. Faktor Penghambat a. Banyak yang tahu, bahwa selama ini yang mencolok dari koperasi adalah so’al organisasi, pengelolaan(manajemen), dan sumber daya manusia (SDM). Selain itu, juga i’tikad baik dari para pendirian koperasi.artinya, tidak semua pendiri ketika membentuk koperasi tujuannya untuk mensejahterakan anggota. Ada yang Cuma hanya untuk sekedar mendapatkan kemudahan dan bantuan, lalu mendirikan koperasi. Lebih dari itu, dimasa lalu banyak yang kita dengar pengurus menjadikan koperasi sebagai lahan koperasi. Ada anekdot yang popular dikalangan pengurus dan anggota koperasi unit desa (KUD), singkatan ini diplesetkan jadi ketua (Pengurus) untung dahulu. b. Persepsi yang kurang baik terhadap koperasi itulah, kita mengutip kalimat harapan bahwa tidak semua koperasi dan pengelola yang bermasalah. Memang, jika diambil perbandingan dengan total jumlah koperasi yang
ada, yang pantas diberi penghargaan dengan tidak lebih banyak koperasi yang bermasalah. Tapi ini kita meyakini, bukan konsep koperasinya yang keliru, tapi yang mengelolanya yang bermasalah. Untuk itu, kita masih menaruh harapan bahwa koperasi jika berada di tangan orang-orang yang benar dan dikeloala secara baik dan benar, maka wadah ini adalah pilihan terbaik untuk memakmurkan rakyat. Kita percaya, masih ada koperasi yang bagus. c. Dilihat dari kemitraan usaha adalah hubungan kerja sama usaha di antaranya berbagai pihak yang sinergis, bersifat sukarela, dan berdasarkan prinsip
saling
membutuhkan,
saling
mendukung,
dan
saling
menguntungkan dengan disertai dengan pembinaan dan pengembangan UKM (usaha kecil dan menengah) oleh usaha besar. Dalam praktek bisnis internasional saat ini, kemitraan usaha merupakan salah satu strategi bisnis perusahaan
terutama
bagi
perusahaan
besar
yang
tidak
saling
mengandalkan pada strategi internasional aktivitas usaha melalui akusisi dan merger dalam rangka integrasi vertical dan horizontal. Kemiteraan usaha merupakan suatu cara untuk mengurangi risiko usaha meningkatkan efisiensi dan daya saing usaha. d. Kemudian dilihat dari permodalan diutamakan berasal dari anggota. Di Indonesia modal dari anggota ini berupa simpanan anggota baik simpanan pokok, simpanan wajib maupun simpanan manasuka atau simpanan sukarela. Hal ini mencerminkan bahwa koperasi sebagai badan usaha yang ingin menolong diri sendiri dengan kekuatan sendiri.
e. Di banyak Negara modal dari anggota ini berupa saham yang nominalnya ditentukan. Setiap anggota koperasi dapat memiliki beberapa saham tetapi suaranya dalam menentukan kebijaksanaan tetap satu sebab dasar pengelolaan seperti telah dijelaskan di muka satu orang satu suara.
Sebagaimana diketahui bahwa koperasi adalah organisasi orang bukan kumpulan modal. Itu sebabnya jasa yang diberikan terhadap modal dibatasi. Artinya bunga atas modal koperasi tidak ditentukan dari besar kecilnya keuntungan seperti halnya deviden pada perseroan terbatas, tetapi bunga yang wajar di zaman koperasi yang terdapat di Rochdale di dasarkan atas bunga bank pemerintah. Jadi, ketentuan bunga atas modal dibatasi. Di dalam praktek sehari-hari masih banyak yang belum memahami hakikat dari sendi dasar koperasi yang satu ini. Pada kenyataanya modal koperasi itu sumbernya banyak, misalnya pinjaman dari bank, pinjaman dari perorangan, bantuan dari pemerintah tanpa lewat bank, dan dari dalam koperasi sendiri, misalnya dari cadangan atau penyusutan yang belum dipakai dengan berbagai persyaratan. Persaingan di antara beberapa anggota penjual berbeda dari persaingan banyak anggota, karena terlalu sedikitnya anggota akan menyebabkan saling ketergantungan dalam pengambilan keputusan. Masing-masing perusahaan lain. Maka perilaku setiap perusahaan sangat tergantung pada keputusan perusahaan lain.
BAB VI PENUTUP
A. KESIMPULAN Berdasakan temuan penelitian deskriptif dan penyajian data tentang judul “Upaya Pengurus Untuk Meningkatkan Kesejahteraan Anggota (Guru dan Siswa), “Studi Kasus Tentang Simpan Pinjam, di Koperasi “Sejahtera” MTs. Miftahul Huda Bokor No. 13, Kecamatan Turen, Kabupaten Malang. Maka diperoleh kesimpulan dan saran sebagai berikut Sebagai mandataris rapat anggota, pengurus dapat juga mendelegasikan wewenangnya dalam melaksanakan usaha kepada pengelola sesuai dengan pasal 32 ayat 1 UU koperasi No 25, manajer sebagai pengelola usaha akan mempertangung jawabkan tugasnya kepada pengurus, kemudian penguruslah yang mempertanggungjawabkannya kepada rapat anggota. Setelah tahun buku koperasi ditutup, paling lambat satu bulan sebelum diselenggarakan rapat anggota tahunan. Pengurus menyusun laporan tahunan yang memuat sekurang-kurangnya perhitungan tahunan yang terdiri atas neraca. Bendahara merupakan seseorang yang berkaitan dengan masalah keuangan, oleh sebab itu semua masalah keuangan harus diketahui oleh bendahara. Mengenai penandatanganan cek dari bank dan sebagainya dalam batas tertentu dapat di delegasikan selain kepada menajer juga dapat didelegasikan wewenangnya kepada kepala bagian keuangan.
B. SARAN-SARAN Setelah penelitian ini selesai dan sebagai follow up dari penulisan skripsi ini, perlu di kemukakan beberapa saran yang dapat di jadikan pertimbangan dalam rangka pelestarian, perbaikan, dan pelayanan koperasi dalam meningkatkan kesejahteraan anggota: 1. Pengurus dalam melayani siswa harus senyum karena senyum merupakan Ibadah 2. Perlu adanya kerjasama antara orang tua dengan Dewan guru, BP3, supaya koperasi ini lebih maju 3. Perlu
adanya
peningkatan
pembinaan
terhadap
anggota
melalui
pelatihan/penyuluhan perkelompok anggota(guru dan siswa) mengenai perkoperasian dan usaha sehingga anggota lebih menyadari akan pentingnya koperasi dalam meningkatkan kesejahteraannya. 4. Perlu adanya job description (pembagian tugas yang lebih jelas agar tidak terjadi tumpang tindih wewenang dan tanggung jawab)
DAFTAR PUSTAKA
Al-qur’nul karim, Surat Almaidah Ayat 2. Alqur’an Surat An-Nisa’ Ayat 9. Al-Qur’an Surat At-Taubah ayat 119. Biklen, SK dan Bogdan, Robert, 1982, Qualitative for education: an instruction to theory And Methods. Boston: Allyn And Bacon, Inc. Dirjen Departemen Perdagangan dan Koperasi, 1992. Pengetahuan – Perkoperasian, Jakarta. Drs. KH. Achmad Masduqi Machfudh, Ketikan dan Rancangan : PPSSNH @Telkom. Net , hal ini terahir diubah pada 01 : 01, 24 Maret 2008. Dokumentasi bebas GNU Wilkipedia (R), Adalah Merek Dagang Terdaftar, Dari Wikimedia Fundation, Inc. Dalam Assunah Rasulullah SAW, Tentang Syirkah (HR. Abu Dawud dari Abu Hurairah Dinamik E.D, 1979, Sendi Dasar, .Direktorat Jendral Koperasi, Jakarta. Pengertian ,Kesejahteraan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia. Dr. Tiktik sartika Partomo, M.S, Drs. Abdul Rahman Soejoedono, Cet. Pertama: September
2002
dan
April
2004,
Ekonomi
Skala
Kecil/Menengah Dan Koperasi. Ghalia Indonesia: Anggota IKAPI.
Direktorat Jendral Koperasi, 1979, Manajer Koperasi, Tugas dan Tanggung Jawab serta Wewenangnya. Ditjen Koperasi. Jakarta. Diana Ilfi Nur , S.Ag., MSi, 2006, Diktat Studi Hadits Ekonomi.. Fakultas Ekonomi UIN Malang. Drs. Hasibuan H. Malayu S.P, Februari.2000, Manajemen Sumber Daya Manusia. P.T. Bumi Aksara Edisi Revisi. firman Allah dalam QS. Al-Maidah Ayat 8-10. Faisal S, 1998, Filosofi dan akar tradisi penelitian kualitatif, makalah pelatihan metode kualitatif. Surabaya, BMPTSI. Gates, A.J., 1954, Educational Psikology. New York: The MacMillan Company. Good, C.V.1973, Dicionary of Education. New York: The MacGraw-Hill Book Company. Halomoan Tamban dan Arifin Sitio, 2001, Teori dan Praktek. Jakarta :PT. Galora Aksara Pratam. Halomoan Tamba dan Arifin Sitio, 2001, Teori dan Praktek. Jakarta: Erlangga. http://www.riau.go.id/index.php?module=articles&func=display&ptid=1&aid=57 18(dari
wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas.
Ibnoe Sudjono, 1969, Pengurus Koperasi, Kweajiban dan Tanggungjawabnya sebagai Pimpin Perusahaan. Pusat Pendidikan Koperasi. Makassar. Ibnoe Sudjono, 1970, Kedudukan dan Peranan Ekonomi Hasil Koperasi dan kedudukan Manajer Dalam Koperasi Pendidikan. Pusat pendidikan Koperasi, Makassar.
John, C.O. 1969, Vocational Psikology, The Study of Vocational Behavior and Development. New York: Holt, Rinehart and Winston Inc. labib dan Muhtadin, 1993, Himpunan hadits. Pilihan Shohih Bukhori. Surabaya: PT. Tiga Dua. Michael Todaro, 1992, Ekonomi Pembangunan. Jakarta : Air Langga. Masri Singarimbun dan Sofian Efendi, Mei 1987, Metode Penelitian Survai. Jakarta: LP3ES. Nasution S,1996, Penelitian Naturalistic Kualitatif Gadjah Mada University Perss, Bandung. Pengertian , Kesejahteraan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia. Revrison Baswir, 2000, Koperasi Indonesia.Yogyakarta: BPFE. Revrison Baswir,1997, Koperasi Indonesia,. Jogjakarta : BPFE. Rukminto Adi, 1994, Psikologi Pekerjaan Sosial dan Ilmu Terapan Kesejahteraan Sosial. Jakarta, Raja Grafindo Perkasa. Soedarjono Soekamto,2006, Pengantar Hukum. Jakarta, UI-Press. Suryabrata, S. 1984, Psikologi Pendidikan. Rajawali, Jakarta. Sri Mulyani Martaniah, 1984, Motif Sosial.
Gadjah Mada University Perss,
Yogyakarta. Slameto, 1991, Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhi. Rineka Cipta. Crow D. Leatar &Crow, Alice, 1989, Psikologi Pendidikan. Yogyakarta. Suwandi Ima, 1982, Koperasi Organisasi Ekonomi yang Berwatak Sosial. PT. Bhratara karya Aksara, Jakarta.
Suwandi Ima, Hubungan kerja pengurus manajer Koperasi. Direktorat Jendral Koperasi, Jakarta. Suwandi Ima, Koperasi Sebagai Cita-cita. 180.Kantor Wilayah Koperasi Sulawesi Selatan, Ujung Pandang. Tobroni dan Imam Suprayogo, 2001, Metodologi Penelitian Sosial Agama. PT. Rosdakarya, Bandung. The Amercan Heritage Distionary Language, 1976 UU No. 6 tahun 1974, Tentang Ketentuan Pokok-Pokok Kesejahteraan Social. Pasal 2 ayat 1. Woworuntu, B.
1977, Dasar Keterampilan Abadi Negara Melayani
Masyarakat. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Ya’qub. H 1992, Kode Etik Dagang Menurut Islam. Bandung: CV. Diponegoro Bandung.
DEPARTEMEN AGAMA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI(UIN) MALANG FAKULTAS TARBIYAH Jl. Gajayanan No. 50 Telp (0341) 553991 Fax (0341) 572533
BUKTI KONSULTASI Nama
: Umi Mudawiyah
Nim/ Jurusan
: 04130044/Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (P.IPS)
Dosen Pembimbing
: Dr. Wahidmurni, M.Pd, Ak.
Judul Skripsi
: UPAYA PENGURUS UNTUK MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN ANGGOTA(GURU DAN SISWA), Studi Kasus Tentang Simpan Pinjam di Koperasi “Sejahtera” MTs Miftahul Huda Bokor No. 13, Kecamatan Turen Kabupaten Malang.
No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Tanggal 15 Agustus 2008 22 Agustus 2008 1 September 2008 8 September 2008 9 September 2008 30 Oktober 2008 17 Oktober 2008 17 Desember 2008 22 Desember 2008
Hal yang dikonsultasikan Proposal Skripsi Revisi Proposal Skripsi Bab I Revisi Bab I Bab II, II dan III Revisi Bab I, II, III Bab IV ACC I, II, III, dan IV Bab V dan VI
10
23 Desember 2008
ACC Keseluruhan Bab
Tanda Tangan
Malang, 22 Desember 2008 Dekan Fakultas Tarbiyah UIN Malang
Prof. Dr. H.M. Djunaidi Ghony NIP: 150 042 031
PEDOMAN WAWANCARA
PENGURUS (Karyawan) 1. Sebagai Pengurus apa yang Bapak/Ibu lakukan dari koperasi sekolah? 2. Untuk mensejahterakan Anggota (para guru). Apa yang telah Bapak/Ibu lakukan? 3. Untuk mensejahterakan Anggota (para siswa). Apa yang telah Bapak/Ibu lakukan? 4. Bentuk-bentuknya apa saja? 5. Faktor-faktor pendukung dan penghambatnya apa saja untuk mewujudkan keinginan mensejahterakan Anggota? ANGGOTA (Guru Dan Siswa) 1. Bagi Guru. Apakah Bapak/Ibu merasakan manfaat adanya koperasi di sekolah? 2. Bagi Siswa. Apakah Saudara merasakan manfaat adanya koperasi di sekolah
SURAT KETERANGAN
Yang bertanda tangan di bawah ini, Kepala Sekolah MTs. Miftahul Huda Bokor No.13, Kecamatan Turen, Kabupaten Malang menerangkan bahwa mahasiswa: Nama
: Umi Mudawiyah
Tempat Tanggal Lahir: Malang, 23 Desember 1984 Alamat
: JL. Tentrem, Wonokasian, Pagedangan, Kecamatan Turen Kabupaten Malang
Asal Perguruan Tinggi: Universitas Islam Negeri (UIN) Malang Nim
: 04130044
Jurusan
: Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
Program Studi
: Pendidikan Ekonomi
Semester
: IX (Sembilan).
Telah melaksanakan penelitian untuk menyusun sekripsi dengan judul “Upaya Pengurus Dalam Meningkatkan Kesejahteraan Anggota”(Studi Kasus Tentang Simpan Pinjam Di Koperasi “Sejahtera” MTs Miftahul Huda Bokor No. 13 Kecamatan Turen Kabupaten Malang). Dengan demikian keterangan ini disampaikan untuk dipergunakan seperlunya.
Turen,22 Desember 2008 Kepala Sekolah
H.M. Ali Hasan, S.H