JIP, Vol.7, No. 2, Edisi Agustus 2017, Hal: 26-37 Ibnu Darmawan
UPAYA MENINGKATKAN KEBUGARAN JASMANI SISWA MELALUI PENJAS Ibnu Darmawan Universitas Negeri Malang
[email protected] Abstrak: Artikel ini akan mencoba menguraikan dan mengkaji terkait isu dalam pendidikan jasmani. Isu atau permasalahan yang diangkat dalam tulisan ini yaitu tentang kebugaran jasmani pada siswa sekolah. Data SDI 2006 menunjukkan kondisi kebugaran masyarakat kita: 1,08% masuk dalam kategori baik sekali; 4,07% baik; 13,55% sedang; 43,90% kurang; dan 37,40% kurang sekali. Berdasarkan rendahnya tingkat kebugaran jasmani siswa di Indonesia maka harus ada solusi dari permasalahan tersebut. Melalui pendidikan jasmani yang diberikan siswa di sekolah, selama ini belum berpengaruh terhadap meningkatnya kebugaran jasmani siswa. Karenanya perlu perbaikan dalam pengelolaan pembelajaran penjas di sekolah. Dengan pengelolaan pembelajaran yang baik nantinya dapat meningkatkan kebugaran jasmani siswa, dan sesuai dengan tujuan penjas. Kata Kunci: kebugaran jasmani, penjas, siswa sekolah Abstract: This paper will try to describe and examine related issues in physical education. Issues or issues raised in this paper is about physical fitness in school students. SDI 2006 data shows our community's fitness condition: 1.08% fall into excellent category; 4.07% good; 13.55% moderate; 43.90% less; And 37.40% less once. Based on the low level of physical fitness of students in Indonesia then there must be a solution of the problem. Through physical education provided by students at school, so far has not affected the increased physical fitness of students. Hence, it is necessary to improve the management of learning at school. With good management of learning will be able to improve students' physical fitness, and in accordance with the purpose physical education. Keywords: physical fitness, physical education, school students
pendidikan di Indonesia juga mengalami
PENDAHULUAN Kebugaran
merupakan
perubahan terkait dengan jam mata
suatu keadaan yang sangat diinginkan
pelajaran penjas yang ditambah, dari
oleh setiap orang. Dengan kebugaran
sebelumnya dua jam per minggu menjadi
jasmani orang akan dapat tampil lebih
3 jam per minggunya.
dinamis/semangat
jasmani
dan
tercipta
Pernyataan di atas menunjukkan
produktivitas kerja. Manfaat kebugaran
bahwa kebugaran jasmani sangat penting
jasmani pada saat ini sudah sangat
dimiliki oleh setiap manusia agar dapat
disadari
oleh
menjalankan
kegiatannya
dengan
berkembangnya
Kebugaran
jasmani
masyarakat,
terbukti
pusat-pusat
sehari-hari. menunjukkan
kebugaran dan kegiatan olahraga yang
kemampuan
marak diselenggarakan, hal tersebut
mengerjakan tugas secara fisik pada
semuanya berpangkal pada pencarian
tingkat
kebugaran jasmani. Pada
berlebihan. Menurut Mikdar (2006:45)
http://ejournal.unikama.ac.id/index.php/jrnspirasi
kurikulum
moderat
seseorang
tanpa
untuk
lelah
yang
26
JIP, Vol.7, No. 2, Edisi Agustus 2017, Hal: 26-37 Ibnu Darmawan kebugaran jasmani adalah kemampuan
42,27 persen siswa sekolah dasar dengan
tubuh seseorang untuk melakukan tugas
tingkat kebugaran jasmani rendah, siswa
dan
sekolah menengah pertama sebanyak
pekerjaan
sehari-hari
tanpa
menimbulkan kelelahan yang berarti,
36,87
sehingga
memiliki
menengah atas sebanyak 46,11 persen.
simpanan tenaga untuk mengatasi beban
Siswa putra memiliki kebugaran jasmani
kerja tambahan.
yang lebih baik dibandingkan dengan
tubuh
masih
Namun pada kenyataannya, tingkat
baik,
hal
ini
dan
siswa
sekolah
kebugaran jasmani siswa putri.
kebugaran jasmani di sekolah masih kurang
persen,
Di sekolah dasar semakin tinggi
dikarenakan
kelas semakin tinggi tingkat kebugaran
kurangnya aktivitas gerak siswa sehingga
jasmaninya, sedangkan pada jenjang
mudah
mengalami
kelelahan
saat
sekolah menengah pertama, kebugaran
olahraga
dan
jasmani siswa putra semakin tinggi kelas,
mengalami kelebihan berat badan, atau
semakin tinggi kebugaran jasmaninya,
kegemukan
lemah
sedangkan untuk siswa putri kebugaran
fisiknya dan kurang tenagannya untuk
jasmaninya sama di semua tingkatan
mampu melakukan tugas fisik yang
kelas.
melakukan
aktivitas
yang
membuat
cukup berat.
Kebugaran jasmani siswa sekolah
Data SDI 2006 kondisi
kebugaran
menunjukkan
masyarakat
kita:
menengah atas, baik siswa putra maupun siswa
putri,
semakin
kelas
tetap
sama.
1,08% masuk dalam kategori baik sekali;
kebugaran
4,07% baik; 13,55% sedang; 43,90%
Diketahui bahwa semakin tinggi jenjang
kurang; dan 37,40% kurang sekali
pendidikan siswa semakin berkurang
(Cholik dan Maksum, 2007). Penelitian
aktivitas fisik siswa. Dengan demikian,
terkait kebugaran jasmani oleh Sulistiono
dapat
(2014:223) diketahui hasil penelitian
kebugaran siswa di semua jenjang
dengan
jumlah
pengumpulan
sampel
data
jasmaninya
tinggi
disimpulkan
bahwa
tingkat
721
siswa,
pendidikan belum berada dalam kondisi
dilakukan
secara
baik,
dan
semakin
tinggi
jenjang
cross-sectional di Kota Bandung dan
pendidikan, semakin berkurang aktivitas
Kabupaten Majalengka. Hasil penelitian
fisik siswa, sehingga berdampak pada
menunjukkan bahwa: tingkat kebugaran
penurunan kebugaran jasmaninya.
siswa belum seluruhnya berada dalam
Berdasarkan hasil penelitian di
kondisi yang baik. Masih ditemukan
atas, kita dapat melihat bahwa tingkat
http://ejournal.unikama.ac.id/index.php/jrnspirasi
27
JIP, Vol.7, No. 2, Edisi Agustus 2017, Hal: 26-37 Ibnu Darmawan kebugaran jamani siswa di Indonesia
agar memiliki kebugaran jasmani yang
dalam kondisi buruk, karena sangat
baik harus diperlukan pembinaan dan
rendahnya
pemeliharaan kebugaran jasmani secara
tingkat
kebugaran
siswa.
Untuk itu dalam upaya untuk perbaikan,
berlangsung.
ada beberapa tinjauan sebagai solusi.
Menurut
Giriwijoyo
(2007:43)
Yaitu melalui penjas di sekolah harus
Menjelaskan bahwa “Kebugaran Jasmani
dioptimalkan
(KJ)
keberadaannya,
dengan
adalah
derajat
sehat
dinamis
perbaikan pengelolaan pembelajaran dan
seseorang yang merupakan kemampuan
peningkatan kebugaran jasmani siswa
jasmani yang menjadi dasar untuk
sebagai tujuan utamanya.
keberhasilan pelaksanaan tugas yang
Konsep Kebugaran Jasmani.
harus
dilaksanakan”.
Lebih
lanjut
Dalam melakukan aktivitas sehari-
menurut Giriwijoyo dan Zafar (2012:23)
hari biasanya manusia terhambat oleh
menjelaskan bahwa: Kebugaran jasmani
timbulnya
yang
adalah keadaan kemampuan jasmani
kondisi
tubuh
yang dapat menyesuaikan fungsi alat-alat
manusia
harus
tubuhnya terhadap tugas jasmani tertentu
mempertahankan kehidupannya dengan
dan/atau terhadap keadaan lingkungan
aktivitas-aktivitas
dapat
yang harus diatasi dengan cara yang
menghasilkan sumber kehidupan seperti,
efisien, tanpa kelelahan yang berlebihan
bekerja, berdagang dan sebagainya.
dan telah pulih sempurna sebelum datang
gejala-gejala
berhubungan mereka,
dengan
sedangkan
Kebugaran
yang
jasmani
merupakan
tugas yang sama pada keesokan harinya.
salah satu modal utama yang harus dimiliki oleh manusia, karena
Derajat
sehat
dinamis
yang
dengan
dimaksud adalah normalnya fungsi alat-
memiliki tingkat kebugaran jasmani yang
alat tubuh dalam keadaan beraktivitas
baik maka manusia akan lebih mudah
atau
dalam
atau
memiliki derajat sehat dinamis maka
pekerjaannya, sebaliknya dengan tingkat
secara otomatis ia memiliki derajat sehat
kebugaran jasmani yang rendah maka
statis,
manusia akan mendapatkan
kesulitan
seseorang memiliki derajat sehat statis
dalam melaksanakan segala aktivitas
maka belum tentu ia memiliki derajat
keseharian karena kebugaran jasmani
sehat dimanis. Dengan demikian jika
memiliki peranan yang sanagat penting
seseorang memiliki derajat sehat dinamis
dalam kehidupan manusia. Maka dari itu
maka orang tersebut tidak akan mudah
melakukan
aktivitas
http://ejournal.unikama.ac.id/index.php/jrnspirasi
berolahraga.
akan
tetapi
Jika
seseorang
sebaliknya
jika
28
JIP, Vol.7, No. 2, Edisi Agustus 2017, Hal: 26-37 Ibnu Darmawan lelah dan siap melaksanakan tugas yang
Faktor
sama pada keesokan harinya bahkan
Kebugaran Jasmani
melaksanakan tugas yang lebih berat
Kebugaran
sekalipun.
yang
mempengaruhi
jasmani
yang
baik
dicapai dengan latihan yang benar.
Seperti yang dijelaskan diatas,
Namun demikian kebugaran jasmani
bahwa kebugaran jasmani merupakan
mempunyai
kemampuan seseorang untuk melakukan
mempengaruhi
aktivitas
kebugaran yang baik. Menurut Perry
yang
cukup
mengalami
kelelahan
Seseorang
yang
lama
tanpa
faktor-faktor sehingga
yang tercapai
yang
berarti.
(1997:37-38)
faktor-faktor
memiliki
derajat
mempengaruhi
kebugaran
yang jasmani
kebugaran jasmani yang baik akan
adalah: umur, jenis kelamin, somatotipe,
mampu melakukan aktivitas atau suatu
atau bentuk badan, keadaan kesehatan,
pekerjaan walaupun setelah melakukan
gizi, berat badan, tidur atau istirahat, dan
pekerjaan yang berat sebelumnya karena
kegiatan jasmaniah. Penjelasan secara
masih memiliki cadangan tenaga untuk
singkat sebagai berikut:
melakukan aktivitas. Begitu sebaliknya,
Umur
orang yang sehat belum tentu memiliki
Daya tahan kardiorespiratori akan
kebugaran jasmani yang baik dan belum
semakin
tentu
sesuatu
bertambahnya umur, namun penurunan
pekerjaan atau berolahraga yang cukup
ini dapat berkurang, bila seseorang
berat dan lama.
berolahraga teratur sejak dini. Kebugaran
dapat
mengerjakan
Latihan kondisi fisik (physical conditioning)
sangat
sejalan
dengan
meningkat sampai mencapai maksimal
untuk
pada usia 25-30 tahun, kemudin akan
meningkatkan
terjadi penurunan kapasitas fungsional
derajat kebugaran jasmani (physical
dari seluruh tubuh, kira-kira sebesar 0,8-
fitness).
1%
mempertahankan
Derajat
seseorang
penting
menurun
atau
kebugaran
sangat
kemampuan
jasmani
menentukan
fisiknya
dalam
melaksanakan tugas sehari-hari. Semakin tinggi
derajat
seseorang
kesegaran
semakin
tinggi
jasmani
per
tahun,
berolahraga
tetapi
penurunan
bila ini
rajin dapat
dikurangi sampai separuhnya. Jenis kelamin Masing-masing
jenis
kelamin
pula
memiliki keuntungan yang berbeda.
kemampuan tubuhnya dalam melakukan
Secara hukum dasar wanita memiliki
aktivitas ataupun bekerja.
potensi tingkat kebugaran jasmani yang
http://ejournal.unikama.ac.id/index.php/jrnspirasi
29
JIP, Vol.7, No. 2, Edisi Agustus 2017, Hal: 26-37 Ibnu Darmawan lebih tinggi dari pria. Dalam keadaan
perlu bagi badan dan pikiran dengan
normal
makanan dan udara.
mereka
mampu
menahan
perubahan suhu yang jauh lebih besar. Kaum
laki-laki
cenderung
Kegiatan jasmaniah dan olahraga.
memiliki
Kegiatan jasmaniah atau fisik yang
potensi dalam kebugaran jasmani, dalam
dilakukan sesuai dengan prinsip latihan,
arti bahwa potensi mereka untuk tenaga
takaran latihan, dan metode latihan yang
dan kecepatan lebih tinggi.
benar akan membuat hasil yang baik.
Somatotipe atau bentuk tubuh
Kegiatan jasmani mencegah timbulnya
Kebugaran
jasmani
yang
baik
gejala atrofi karena badan yang tidak
dapat dicapai dengan bentuk badan
diberi
apapun sesuai dengan potensinya.
sebagai hilang atau mengecilnya bentuk
Keadaan kesehatan
otot karena musnahnya serabut otot.
Kebugaran jasmani tidak dapat
kegiatan. Atrofi
didefinisikan
Pada dasarnya dapat terjadi baik secara
dipertahankan jika kesehatan badan tidak
fisiologi
baik atau sakit.
fisiologi, atrofi otot terjadi pada otot-otot
Gizi
yang terdapat pada anggota gerak yang Makanan sangat perlu, jika hendak
mencapai
dan
mempertahankan
kebugaran jasmani dan kesehatan badan.
maupun
patologi.
Secara
lama tidak digunakan seperti pada keadaan anggota gerak yang dibungkus dengan gips.
Makanan yang seimbang (12% protein, 50% karbohidrat, 38% lemak) akan
Peran Penjas dalam Mengoptimalkan
mengisi kebutuhan gizi tubuh.
Kebugaran Jasmani.
Berat badan
Kesehatan
Berat badan ideal dan berlebihan
Pelaksanaan pembelajaran penjas
atau kurang akan dapat melakukan
yang baik dan tepat telak terbukti
perkerjaan dengan mudah dan efesien.
berpengaruh
Tidur dan istirahat
didik. Keterlibatan peserta didik dalam
Tubuh
membutuhkan
istirahat
pembelajaran
besar
terhadap
penjas
peserta
berkontribusi
untuk membangun kembali otot-otot
meningkatkan kemampuan fisik yang
setelah
latihan
sangat bermanfaat ketika melakukan
latihan
di
sebanyak dalam
kebutuhan merangsang
pertumbuhan otot. Istirahat yang cukup
http://ejournal.unikama.ac.id/index.php/jrnspirasi
aktifitas
sehari-hari
(Kerr,
et
al,
2012:10).
30
JIP, Vol.7, No. 2, Edisi Agustus 2017, Hal: 26-37 Ibnu Darmawan Krotee
&
menjelaskan tujuan
Bucher
melalui
yang akan
(2007:59)
aktivitas dicapai
fisik
meliputi
kebugaran fisik, keterampilan motorik, (sosial-emosional)
perkembangan
olahraga)
dan
aktivitas
fisik
tidak
terstruktur (kegiatan sehari-hari seperti berjalan,
bersepeda
dan
bekerja)
(Ruhayati dan Fatmah, 2011). Ruhayati
dan
Fatmah
terdapat
(2011)
kognitif dan afektif. Jadi jelas tujuan
menjelaskan,
tiga
aspek
penjas sendiri salahsatunya yaitu untuk
bermakna dapat menggambarkan tingkat
mencapai kebugaran fisik.
aktivitas fisik seseorang, yaitu pekerjaan,
Secara teoritis tingkat kebugaran
olahraga dan kegiatan di waktu luang.
setiap orang berbeda-beda artinya tidak
Banyaknya aktivitas fisik berbeda pada
semua
kebugaran
tiap individu tergantung pada gaya hidup
jasmani pada kategori yang memadai.
perorangan dan faktor lainnya. Aktivitas
Aktivitas jasmani merupakan fungsi dari
fisik yang dilakukan secara teratur dapat
kebugaran jasmani maka seseorang yang
mengurangi risiko terhadap penyakit
tidak
jasmani
seperti cardiovaskuler disease (CDV),
memadai, produktivitasnya juga tidak
stroke, diabetes mellitus dan kanker.
akan
Selain itu juga memberikan efek positif
orang
memiliki
memiliki
sebaik
kebugaran
orang
yang
memiliki
kategori kebugaran baik. Begitu juga
terhadap
sebaliknya
tidak
payudara, hipertensi, osteoporosis dan
melakukan aktivitas jasmani memadai
risiko jatuh, kelebihan berat badan,
tidak akan memiliki kebugaran yang
kondisi
baik.
mental dan psikologikal dan mengontrol
seseorang
Kegiatan
yang
sepertu
muskuloskleletal,
kanker
gangguan
sangat
perilaku yang berisiko seperti merokok,
komponen
alkohol, serta juga dapat meningkatkan
kebugaran jasmani, latihan fisik yang
produktivitas dalam bekerja (Ruhayati
bersifat aerobik dilakukan secara teratur
dan Fatmah, 2011).
mempengaruhi
fisik
penyakit
semua
akan mempengaruhi atau menigkatkan
Aktivitas
fisik
dapat
positif
bagi
daya tahan kardiovaskular dan dapat
memberikan
mengurangi lemak tubuh (Ruhayati dan
kebugaran seseorang, di antaranya yaitu:
Fatmah, 2011).
(1) peningkatan kemampuan pemakaian
Para ahli epidemiologi membagi
oksigen
dan
dampak
rutin
curah
jantung,
(2)
aktivitas fisik ke dalam dua kategori,
penurunan detak jantung, penurunan
yaitu aktivitas fisik terstruktur (kegiatan
tekanan darah, peningkatan efisiensi
http://ejournal.unikama.ac.id/index.php/jrnspirasi
31
JIP, Vol.7, No. 2, Edisi Agustus 2017, Hal: 26-37 Ibnu Darmawan kerja
otot
jantung,
mencegah
menuju gaya hidup sehat, potensi untuk
mortalitas akibat gangguan jantung, (4)
mengembangkan interaksi sosial dan
peningkatan ketahanan saat melakukan
pengalaman
latihan fisik, (5) peningkatan tubuh
membuatnya
(berkaitan
memperoleh
dengan
(3)
gizi
tubuh),
(6)
yang
berkarakter
sangat
cocok
untuk
kompetensi
kunci.
meningkatkan kemampuan otot, dan (7)
Kompetensi paling sering masuk dalam
mencegah
program pendidikan jasmani belajar di
obesitas
(Ruhayati
dan
Fatmah, 2011).
sini adalah sosial dan keterampilan
Kebiasaan
olahraga
defenisikan
kewarganegaraan,
kemandirian
dan
sebagai suatu kegiatan fisik menurut cara
inisiatif pribadi, belajar untuk belajar,
dan
dan pengetahuan dan interaksi dengan
aturan
terentu
dengan
tujuan
meningkatkan efisisensi fungsi tubuh yang hasilnya
adalah
meningkatkan
dunia fisik. Hasil
penelitian
Liu,
at
al
kebugaran jasmani. Sedangkan kualitas
(2016:53) menyimpulkan bahwa kelas
olahraga
dengan konsep pendidikan jasmani telah
adalah
penilaian
terhadap
aktivitas olahraga berdasarkan frekuensi
banyak
dan lamanya berolahraga setiap kegiatan
mempromosikan gaya hidup sehat di
dalam
dapat
lingkungan pendidikan tinggi. Tujuannya
kebugaran
apabila
adalah untuk memeriksa efek dari kelas
syarat-syarat
berikut
dengan
seminggu.
meningkatkan memenuhi
Olahraga
ditawarkan
konsep
(Ruhayati dan Fatmah, 2011):
tentang
Intensitas Latihan
berhubungan
Makin besar intensitas latihan,
kalangan
untuk
pendidikan
tingkat
jasmani
kebugaran
dengan
yang
kesehatan
mahasiswa
baru.
di
Desain
makin besar pula efek latihan tersebut.
penelitian pra dan pasca uji digunakan.
Intensitas kesegaran jasmani sebaiknya
Secara total, 50 mahasiswa baru di
antara 60-80% dari kapasitas aerobik
universitas AS terdaftar dalam kelas 13
yang maksimal. Intensitas latihan yang
minggu.
dianjurkan untuk olahraga kesehatan
kesehatan
adalah antara 65% dan 80% dari denyut
Fitnessgram di awal dan akhir kursus.
nadi maksimal.
Mahasiswa
Hasil penelitian oleh Lleixa, et al (2016:522) orientasi
menyimpulkan pendidikan
jasmani
http://ejournal.unikama.ac.id/index.php/jrnspirasi
Tingkat
kebugaran
dan
dinilai
oleh
mereka
secara
signifikan
meningkatkan kapasitas aerobik mereka,
bahwa
kekuatan otot dan daya tahan tubuh
yaitu
bagian atas, kekuatan otot perut dan daya
32
JIP, Vol.7, No. 2, Edisi Agustus 2017, Hal: 26-37 Ibnu Darmawan tahan tubuh, dan penurunan persentase
direncanakan secara sistematis
lemak tubuh. Tidak ada peningkatan
berpengaruh terhadap kesehatan dan
fleksibilitas
kebugaran individu.
ditemukan Namun,
yang di
signifikan
antara
mahasiswa
secara
total non
kecenderungan ditemukan
di
kinesiologi.
sampel.
Lamanya Latihan
kinesiologi
Jika kita menghendaki hasil latihan
meningkatkan
yang baik, berarti cukup bermanfaat bagi
mereka
sementara
kesegaran jantung dan tidak berbahaya,
yang
berlawanan
maka harus berlatih sampai mencapai
kalangan
mahasiswa
training zone yaitu selama 15-25 menit.
perempuan
Frekuensi Latihan
signifikan
fleksibilitas
yang
akan
Mahasiswa
mengurangi persentase lemak tubuh
Frekuensi latihan berhubungan erat
lebih banyak, sementara mahasiswa laki-
dengan intensitas dan lamanya latihan.
laki meningkatkan kapasitas aerobik
Olahraga dilakukan secara teratur setiap
mereka lebih cepat daripada rekan
hari atau 3 kali seminggu minimal 30
perempuan
menit setiap berolahraga. Pengukuran
mereka.
Peneliti
menyarankan agar Universitas dapat
terhadap
mempertimbangkan untuk menawarkan
kompleks dan tidak mudah pendekatan
kelas dengan konsep pendidikan jasmani
telah dikembangkan, diantaranya adalah
untuk
klasifikasi pekerjaan, observasi perilaku,
semua
mahasiswa
dan
aktivitas
alat
fisik
tergolong
mengamanatkan kursus semacam itu
penggunaan
sensor
gerakan,
sebagai persyaratan gelar.
penandaan fisologis (detak jantung) serta
Hasil penelitian oleh Vega, et al
penggunaan calorimeter. Namun, metode
(2015:255) menyimpulkan efek jangka
yang paling umum digunakan saat ini
pendek program kebugaran fisik diikuti
adalah
dengan program pemeliharaan melalui
dengan pelaporan diri) (Ruhayati dan
kegiatan
Fatmah, 2011).
olahraga
dipengaturan
pendidikan jasmani. Hasil penelitian ini
self-reported
survey
(survey
Berdasarkan riset yang dilakukan
menunjukkan bahwa ada kemungkinan
terdapat
untuk mengembangkan dan memelihara
bermakna dapat menggambarkan tingkat
kardiorespirasi dan kebugaran otot dalam
aktivitas fisik seseorang, yaitu pekerjaan,
tujuan
Jadi
olahraga dan kegiatan di waktu luang.
dengan
Oleh karena itu, kuisioner ini meninjau
memanfaatkan aktivitas jasmani dan
aktivitas fisik pada tiga aspek tersebut
pendidikan
pendidikan
jasmani.
jasmani
http://ejournal.unikama.ac.id/index.php/jrnspirasi
tiga
aspek
yang
secara
33
JIP, Vol.7, No. 2, Edisi Agustus 2017, Hal: 26-37 Ibnu Darmawan yang mencakup kategori terstruktur dan
Hakikatnya mereka belajar kerjasama,
tidak terstruktur, yaitu aktivitas fisik saat
mengatasi
bekerja, berolahraga dan aktivitas fisik
masalah, dan mencapai tujuan.
pada
waktu
diperoleh
luang
sehingga
gambaran
dapat
keseluruhan
rintangan,
Peranan olahraga
memecahkan
pendidikan
dan
kesehatan
jasmani, di
dalam
aktivitas fisik seorang individu (Ruhayati
usahanya terhadap pembentukan sosial
dan Fatmah, 2011).
anak-anak. Antara lain: (1) Menanamkan
Berdasarkan
prinsip
untuk
pembinaan terhadap pengakuan dan
meningkatkan kebugaran jasmani maka
penerimaan
idealnya pada pembelajaran jasmani di
peraturan yang berlaku di masyarakat.
sekolah yaitu 3 kali pertemuan sesuai
(2) Menanamkan kebiasaan untuk selalu
dengan prinsip frekuensi latihan minimal
berperan aktif dalam suatu kelompok,
3 sampai 4 kali seminggu. Dan pada
agar dapat bekerja sama, dapat menerima
kurikulum 2013 mata pelajaran penjas
pimpinan dan mem-berikan pimpinan.
waktu yg tersedia= 3x45 mnt/minggu.
(3) Membina dan memupuk ke arah
Sosial
perkembangan terhadap perasaan sosial,
Seperti yang kita ketahui bahwa olahraga
akan
norma-norma
dan
pengakuan terhadap orang lain. (4)
dapat membentuk perilaku
Menanamkan dan memupuk untuk selalu
sosial. Seperti yang dikatakan (Mutohir
belajar bertanggung jawab, dan mau
2007:126-127)
merupakan
memberikan bantuan dan pertolongan,
sekolah kehidupan (school for life).
serta memberikan perlindungan dan mau
Sejumlah
nilai
berkorban. (5) Bentuk kegiatan, baik
kerjasama,
dalam belajar, bekerja maupun dalam
kerjasama komunikasi,
olahraga
keterampilan
dan
seperti patuh
pada
aturan,
memecahkan masalah, kepemimpinan, dan hormat pada orang lain yang merupakan
pondasi
mengisi waktu-waktu luang. Keseimbangan Mental Salah
satu
usaha
untuk
perkembangan
menciptakan suatu lingkungan mental
menyeluruh dari para pemuda dapat
yang sehat dapat dilakukan melalui
dipelajari melalui kegiatan bermain,
pendidikan olahraga kesehatan yang
pendidikan jasmani, dan olahraga. Ketika
pembinaannya dimulai sejak Sekolah
sekelompok orang bermain sepak bola,
Dasar. Salah satu peranan pendidikan
misalnya, mereka tidak hanya sekedar
jasmani
menggiring
mengendalikan luapan perasaan yang
dan
menggiring
http://ejournal.unikama.ac.id/index.php/jrnspirasi
bola.
di
sekolah
adalah
belajar
34
JIP, Vol.7, No. 2, Edisi Agustus 2017, Hal: 26-37 Ibnu Darmawan berkembang dan surut dalam waktu yang
anak akan di perileh secara lebih efektif.
singkat
Anak-anak
atau
keadaan
dan
reaksi
akan
memperoleh
psikologis dan fisiologis yang sering
pengalaman secara langsung dalam dunia
juga
kenyataan, karena mereka terjun turut
dikatakan
kestabilan
dengan
emosi.
pembinaan
Program
kegiatan
berkecimpung
di
lapangan
dalam
pendidikan olahraga kesehatan yang baik
suasana yang penuh rangsangan terhadap
dan terarah, dapat dijadikan sebagai
timbulnya emosi yang harus dapat di
sarana di dalam pemupukan kestabilan
kendalikan. Di sini anak-anak telah
emosi dan keseinbangan mental. Hal ini
memperoleh bekal yang cukup kuat,
disebabkan
pendidikan
yaitu agar mereka dapat berpikir secara
jasmani pada umumnya sangat erat
lebih jernih dan terarah, menyesuaikan
berhubungan dengan anak-anak, dalam
diri terhadap situasi, selalu mau belajar,
suasana pergaulan yang akrab baik di
dan
lapangan permainan, atletik, bangsal
seharusnya. Dengan demikian anak-anak
senam, kolam renang maupun di tempat-
akan menjadi manusia dewasa yang
tempat latihan yang lainnya. Dalam hal
memperoleh
ini tentu guru-guru pendidikan jasmani
keyakinan dalam rangka pemantapan
akan lebih mudah untuk mengamati
diri,
tingkah laku anak-anaknya secara wajar.
tergoyahkan
guru-guru
Di dalam suasana bebas penuh
mau
menerima
keadaan
tempaan
sehingga
tidak
atau
terhadap
akan
terpancing
rangsangan-rangsangan
yang
yang
mudah oleh dapat
keakraban tetapi terpimpin, maka anak-
mempengaruhi kestabilan emosinya, atau
anak akan segera dapat terlihat segala
dengan kata lain anak-anak telah miliki
kekurangan dan kelemahan dari masing-
keseimbangan mental yang cukup kuat.
masing anak terseburt. Dengan demikian
Seperti yang dijelaskan Syarifudin
akan lebih memudahkan bagi guru
(1997:5) “melalui aktivitas gerak yang
pendidikan jasmani untuk mengadakan
dilakukan siswa pada tiap-tiap pertemuan
bimbingan dan pengarahan kepada anak-
belajar atau diwaktu luangnya tujuan
anak,
pendidikan
di
dalam
usaha
memupuk
jasmani
mencangkup
kepribadiannya secara lebih efektif dan
organik, neuromuskuler, intelektual, dan
efisien.
emosional”. Jadi tujuan penjas tidak
Melalui
bidang
pengajaran
hanya untuk fisik saja, tetapi menyeluruh
pendidikan olahraga kesehatan, maka
mencapai aspek mental dan sosial.
pemupukan terhadap kestabilan emosi
Motorik
http://ejournal.unikama.ac.id/index.php/jrnspirasi
35
JIP, Vol.7, No. 2, Edisi Agustus 2017, Hal: 26-37 Ibnu Darmawan Peran aktivitas fisik dan olahraga yaitu meningkatkan kebugaran jasmani,
menggunakan paradigma baru penjas (fun, busy, utuh, modifikasi).
seperti yang kita ketahui kebugaran jasmani
terdiri
komponen
fisik.
dari
komponen-
Menurut
Bompa
kemampuan fisik terdiri dari sepuluh komponen biomotorik yaitu: (1) strength, (2) muscular endurance yang terdiri dari cardio-respiratory
endurance
dan
muscle endurance, (3) explosive power,
DAFTAR RUJUKAN Giriwijoyo. 2007. Ilmu Faal Olahraga Fungsi Tubuh Manusia Pada Olahraga, Edisi 7. Bandung: Buku ajar FPOK UPI. Giriwijoyo dan Zafar. 2012. Ilmu Faal Olahraga (Fisiologi Olahraga). Bandung : PT Remaja Rosdakarya.
(4) speed, (5) flexibility, (6) accuracy, (7) reaction, (8) agility, (9) balance, (10) coordination. Melihat
10
komponen
fisik
menurut Bompa maka komponen fisik yang termasuk pada ranah motorik yaitu (a) explosive power, (b) speed, (c) flexibility, (d) accuracy, (e) reaction, (f) agility, (g) balance, (h) coordination.
KESIMPULAN Upaya meningkatkan kebugaran jasmani siswa dapat dilakukan melalui penjas. Ada dua solusi sebagai upaya guru untuk meningkatkan kebugaran jasmani siswa. Pertama yaitu dengan modifikasi waktu jam pelajaran penjas. Waktu yg tersedia= 3x45 mnt/minggu, dimodifikasi menjadi tiga kali pertemuan dalam seminggu. Dan solusi yang kedua yaitu dengan peningkatan strategi guru penjas dalam merancang pembelajaran
Kerr, et all. 2012. Physical Education Contributes to Total Physical Activity Levels and Predominantly in Higher Intensity Physical Activity Categories: European Physical Education Review, 1-13. Krotee, L.M & Bucher, A.C. 2007. Management of Physical Education and Sport: Thirteenth Edition. New York: The McGraw-Hill Companies. Liu, at al. 2016. A Conceptual Physical Education Course and College Freshmen’s Health-Related Fitness: Health Education, 117(1):53-68. Lleixa, et al. 2016. Integrating Key Competences in School Physical Education Programmes: European Physical Education Review, 22(4):506-525. Undang-Undang. 2003. Undang-Undang RI Nomor 20, Tahun 2003, Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Bandung: Citra Umbaran. Mikdar, U.Z. 2006. Hidup Sehat: Nilai Inti
http://ejournal.unikama.ac.id/index.php/jrnspirasi
36
JIP, Vol.7, No. 2, Edisi Agustus 2017, Hal: 26-37 Ibnu Darmawan Berolahraga. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Mutohir. 2007. Sport Development Index. Jakarta. PT Indeks. Perry, A.H. 1997. Applied Climatology: Principles and Practice, 127-128. Ruhayati dan Fatmah. 2011. Gizi Kebugaran dan Olahraga. Bandung: Lubuk Agung. Sulistiono. 2014. Kebugaran Jasmani Siswa Pendidikan Dasar Dan Menengah di Jawa Barat: Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, 20(2):223-233. Syarifudin. 1997. Pokok-Pokok Pengembangan Program Pembelajaran Pendidikan Jasmani. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Vega, et al. 2015. Effects of a Physical Education-Based Programme on Health-Related Physical Fitness and its Maintenance in High School Students: European Physical Education Review, 22(2):243-25
http://ejournal.unikama.ac.id/index.php/jrnspirasi
37