UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KESEHATAN OLAHRAGA MELALUI METODE PENGARUH BELAJAR KELOMPOK DENGAN MODEL STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION Benny Subadiman 1 Abstrak, Kualitas kegiatan belajar mengajar tidak semata-mata hanya dilihat dari segi hasil, namun juga harus dilihat dari segi proses. Kualitas proses belajar mengajar dari segi proses ditandai oleh tingkat partisipasi mahasiswa dalam kegiatan belajar mengajar. Tingkat partisipasi siswa dalam kegiatan belajar mengajar dapat selalu ditingkatkan bilamana dalam kegiatan belajar mengajar dosen berusaha memanfaatkan strategi pengajaran secara efektif sehingga dapat meningkatkan kualitas kegiatan belajar mengajar dari aspek proses, dengan demikian kualitas proses belajar mengajar dari aspek hasil akan meningkat yaitu peningkatan prestasi belajar siswa. Model Student Teams Achievement Division (STAD) melibatkan pengakuan kelompok dan tanggung jawab kelompok untuk pembelajaran individu anggota kelompok. Pembelajaran kesehatan olahraga yang dilakukan dengan model ini memungkinkan dapat meningkatkan keaktifan siswa sehingga terjadi interaksi selama proses pembelajaran Kata Kunci : Kesehatan Olahraga, Belajar Kelompok, Model Student Teams Achievement Division
PENDAHULUAN Pendidikan adalah suatu interaksi manusia antara pendidik/dosen dengan anak didik/mahasiswa yang dapat menunjang pengembangan manusia seutuhnya yang berorientasi pada nilai-nilai dan pelestarian serta pengembangan kebudayaan yang berhubungan dengan usaha-usaha pengembangan manusia tersebut. Pendidikan dipandang sebagai salah satu faktor utama yang menentukan pertumbuhan ekonomi, yaitu melalui peningkatan produktivitas tenaga kerja terdidik. Disamping itu pendidikan dipandang mempunyai peranan penting dalam menjamin perkembangan dan kelangsungan bangsa.
1
Benny Subadiman adalah Ketua Jurusan Ilmu Keolahragaan FIK Universitas Negeri Medan
454
GLADI JURNAL ILMU KEOLAHRAGAAN, Vol 6, No. 1 April 2012
455
Salah satu masalah yang mendasar dalam dunia pendidikan adalah bagaimana usaha untuk meningkatkan proses belajar mengajar sehingga memperoleh hasil yang efektif dan efisien. Pendidikan tidak lagi hanya dilihat dari dimensi rutinitas, melainkan harus diberi makna mendalam dan bernilai bagi perbaikan kinerja pendidikan sebagai salah satu instrumen utama pengembangan sumber daya manusia dengan multi kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik. Oleh karena itu, penyelenggaraan pendidikan menghendaki perencanaan dan pelaksanaan yang matang agar hasil yang diharapkan tercapai dengan maksimal. Peningkatan kemampuan dosen dalam melaksanakan proses belajar mengajar merupakan bagian dari usaha peningkatan kualitas pendidikan, dimana dosen mempunyai peranan yang sangat penting, yaitu sebagai dinamisator kurikulum dan penyampaian bahan ajaran/materi yang dilaksanakan sesuai dengan tingkat dan perkembangan peserta didik melalui penguasaan didaktik dan metodik. Kemampuan dan kualitas dosen dalam proses belajar mengajar (PBM) dapat dilihat dari dua aspek yaitu aspek hasil dan aspek proses. Aspek hasil dapat diketahui dari nilai ulangan, baik berupa ulangan harian maupun ulangan umum semester yang diperoleh mahasiswa, sedang dari aspek proses dengan melihat tingkat partisipasi mahasiswa dalam proses belajar mengajar, dalam hal ini mahasiswa aktif dan tidak merasa bosan dalam mengikuti pelajaran. Mata Kuliah Kesehatan Olahraga bertujuan untuk mendidik dan melatih mahasiswa dalam menemukan
dan menanamkan kebenaran ilmiah melalui
pemahaman, penguasaan serta kemampuan
melakukan aktivitas jasmani yang
berhubungan dengan kesehatan olahraga sehingga mahasiswa menguasai berbagai konsep dan prinsip kesehatan olahraga
untuk mengembangkan pengetahuan,
keterampilan, dan sikap percaya diri sehingga dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Kesehatan Olahraga dilaksanakan pada semester III (tiga) di jurusan Ilmu Kesehatan Olahraga. Prasyarat untuk mengikuti mata kuliah ini, mahasiswa telah
Benny Subadiman, Upaya Meningkatkan Kemampuan Pemahaman..........................
456
lulus mata kuliah Anatomi dan Fisiologi, Fisiologi Olahraga dan Kinesiologi dan Biomekanika Olahraga. Standar Kompetensi mata kuliah Kesehatan Olahraga mempunyai lima kompetensi dasar atau Sub kompetensi yakni (1) Mampu mengkaji istilah dan batasan kesehatan olahraga, (2) Mampu menetapkan tujuan umum dan khusus kesehatan olahraga, (3) Mampu menetapkan ruang lingkup kesehatan olahraga, (4) Mampu menggali dan mengkaji teori-teori yang relevan dengan kesehatan olahraga dan (5)Mampu mengumpulkan dan menganalisis jenis-jenis olahraga kesehatan. Untuk mencapai kompetensi diatas maka pertemuan yang akan dilaksanakan sampai dengan XVI (enam belas kali) pertemuan dengan sistem evaluasi sampai dengan IV (empat) kali. Metode yang dipergunakan untuk mencapai kompetensi diatas dengan menggunakan metode ceramah. Menurut peneliti dengan metode ini masih belum tercapai hasil yang memuaskan dari mahasiswa, kegiatan pengajaran menjadi lebih bersifat verbalisme (pengertian kata-kata), terlalu lama membosankan jika dalam waktu yang lama,dan sukar mengontrol sejauhmana pemerolehan belajar mahasiswa dan menyebabkan mahasiswa pasif. Evaluasi yang dilakukan oleh peneliti berdasarkan nilai yang diperoleh mahasiswa pada semester III tahun ajaran (TA) 2008/2009 ditemukan nilai A sebanyak 10 orang (21%0, nilai B sebanyak 15 orang (31%), nilai C sebanyak 22 orang (46 %) dan nilai E sebanyak 1 orang (2%). Penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama. Tindakan tersebut diberikan oleh dosen atau dengan arahan dari dosen yang dilakukan oleh mahasiswa (Arikunto,2006:3). Dengan melaksanakan tahapan-tahapan dalam Penelitian tindakan Kelas (PTK), dosen akan mampu memperbaiki proses pembelajaran melalui suatu kajian yang dalam terhadap apa yang terjadi di kelasnya. Tindakan yang dilakukan guru semata-mata didasarkan pada masalah aktual dan faktual yang berkembang di kelasnya (Aqib, 2006:13).
GLADI JURNAL ILMU KEOLAHRAGAAN, Vol 6, No. 1 April 2012
457
Berpedoman dari hal di atas diperlukan sebuah strategi pembelajaran yang mendorong mahasiswa berperan aktif dalam berkompetisi dan memiliki ketrampilan bekerja sama dalam mengembangkan sikap demokratis yang diperlukan dalam pembelajaran. Pembelajaran kelompok adalah suatu sistem pengajaran yang memberikan kesempatan kepada anak didik untuk bekerja sama dengan sesama siswa dalam tugastugas yang terstruktur (Lie, 2002: 12). Pembelajaran kelompok dengan model Student Teams Achievement Division (STAD) menempatkan siswa dalam kelompokkelompok yang heterogen untuk saling membantu satu sama lain dalam belajar dengan menggunakan berbagai metode pembelajaran kelompok dan prosedur kuis. Model Student Teams Achievement Division (STAD) melibatkan pengakuan kelompok dan tanggung jawab kelompok untuk pembelajaran individu anggota kelompok. Pembelajaran kesehatan olahraga yang dilakukan dengan model ini memungkinkan dapat meningkatkan keaktifan siswa sehingga terjadi interaksi selama proses pembelajaran. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kualitas kegiatan belajar mengajar tidak semata-mata hanya dilihat dari segi hasil, namun juga harus dilihat dari segi proses. Kualitas proses belajar mengajar dari segi proses ditandai oleh tingkat partisipasi mahasiswa dalam kegiatan belajar mengajar. Tingkat partisipasi siswa dalam kegiatan belajar mengajar dapat selalu ditingkatkan bilamana dalam kegiatan belajar mengajar dosen berusaha memanfaatkan strategi pengajaran secara efektif sehingga dapat meningkatkan kualitas kegiatan belajar mengajar dari aspek proses, dengan demikian kualitas proses belajar mengajar dari aspek hasil akan meningkat yaitu peningkatan prestasi belajar siswa. Menyingkapi hal diatas maka dalam kesempatan ini peneliti sengaja mengkaji suatu masalah melalui penelitian dengan judul “Upaya Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Kesehatan Olahraga Melalui Metode Belajar Kelompok Pada Mahasiswa Semester III Jurusan Ilmu Keolahragaan.”
Benny Subadiman, Upaya Meningkatkan Kemampuan Pemahaman..........................
458
MATA KULIAH KESEHATAN OLAHRAGA Tujuan dari mata kuliah ini
adalah agar mahasiswa mendapatkan
pengetahuan tentang tujuan, ruang lingkup, dan teori yang mendukung pada kesehatan olahraga yang meliputi screening atlet, sistem bioenergi, aklimatisasi, cara menata makanan atlet, doping, pemeriksaan kromatin sex, cedera olahraga. Pembelajaran mata Kuliah ini dimaksud untuk mendidik dan melatih mahasiswa dalam menemukan
dan menanamkan kebenaran ilmiah melalui
pemahaman, penguasaan serta kemampuan
melakukan aktivitas jasmani yang
berhubungan dengan kesehatan olahraga. Materi yang diberikan meliputi kesehatan olahraga, energi biologis, nutrisi dan pengawasan berat badan, doping, pemeriksaan kromatin sex, cedera olahraga, pengukuran kapasitas fungsional organ tubuh, skrining kesehatan atlet dan berolahraga sedini mungkin. Belajar dan Pembelajaran Menurut pendapat Slameto (1998:2) belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang secara keseluruhan sebagai hasil pengolahan individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungan. Sementara itu Muhibbin Syah (2000:90) mendefinisikan belajar sebagai suatu proses perubahan tingkah laku yang relatif menetap sebagai akibat latihan dan pengalaman. Menurut Winkel (1983:15) belajar adalah suatu proses psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif subjek dengan lingkungannya dan menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman keterampilan, nilai sikap yang bersifat konstan/menetap. Perubahan-perubahan itu dapat berupa suatu yang baru, yang segera tampak dalam perilaku nyata atau masih tinggal tersembunyi, perubahan juga bisa berupa penyempurnaan terhadap hal-hal yang sudah pernah dipelajari. Dari definisi yang telah penulis utarakan di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa belajar adalah merupakan suatu proses perubahan tingkah laku yang diperoleh melalui latihan dan pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya.
GLADI JURNAL ILMU KEOLAHRAGAAN, Vol 6, No. 1 April 2012
459
Pengalaman memberikan wawasan, pemahaman, dan teknik-teknik yang sulit untuk dipaparkan kepada seseorang yang tidak memiliki pengalaman yang serupa (Ibrahim,dkk.2000:15). Pembelajaran yang efektif dimulai dari lingkungan belajar yang berpusat pada diri siswa, siswa aktif dan guru sebagai fasilitator. Pembelajaran Dalam pengajaran terjadi interaksi antara dosen dengan mahasiswa. Kedudukan mahasiswa dalam pengajaran sebagai subjek dan sekaligus sebagai objek. Dalam pengajaran dosen harus mampu mengembangkan dan menciptakan serta mengatur situasi yang memungkinkan mahasiswa melalui proses belajar, sehingga bisa berubah tingkah lakunya dalam proses pengajaran. Kemampuan dosen seperti tersebut diatas dapat dilakukan dalam proses pembelajaran. Pembelajaran adalah suatu kegiatan yang dilakukan secara sadar dan sengaja, oleh karena itu pembelajaran pasti mempunyai tujuan. Tujuan pembelajaran adalah membantu kepada mahasiswa agar memperoleh berbagai pengalaman dan dengan pengalaman itu tingkah laku mahasiswa bertambah, baik kualitas maupun kuantitas. Tingkah laku yang dimaksud meliputi pengetahuan, ketrampilan, dan nilai atas norma yang berfungsi sebagai pengendali sikap dan perilaku mahasiswa (Darsono,2000:25). Pembelajaran juga diartikan sebagai usaha untuk mengorganisasi lingkungan dalam hubungannya dengan mahasiswa dan bahan pengajaran yang menimbulkan proses belajar. Sistem lingkungan ini terdiri dari komponen-komponen yang saling mempengaruhi yaitu tujuan instruksional yang ingin dicapai, materi yang diajarkan, dosen dan mahasiswa yang harus memainkan peranan serta ada hubungan sosial tertentu, jenis kegiatan yang dilakukan serta sarana prasarana belajar dan mengajar yang tersedia (Usman,2000:6). Dari definisi-definisi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa pembelajaran adalah suatu kegiatan untuk mengorganisasi atau mengatur lingkungan baik fisik atau non fisik, sehingga dapat digunakan untuk kegiatan proses belajar.
Benny Subadiman, Upaya Meningkatkan Kemampuan Pemahaman..........................
460
Dari definisi belajar dan pembelajaran diatas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa belajar dan pembelajaran adalah suatu proses atau kegiatan yang dilakukan dosen dan mahasiswa untuk mencapai suatu tujuan pengajaran. Dalam proses belajar dan mengajar ini harus ada kerjasama antara dosen dan siswa. Hal yang terpenting dan harus diperhatikan dosen dalam mengelola proses belajar-mengajar ialah menciptakan suatu lingkungan yang memungkinkan terjadinya proses belajar pada diri mahasiswa. Lingkungan belajar adalah lingkungan proses belajar tersebut berlangsung, yang terdiri dari komponen-komponen yang saling mempengaruhi untuk berhasilnya suatu proses belajar (Usman,2000:8). Komponen-komponen tersebut misalnya : 1) Tujuan instruksional yang ingin dicapai, 2) Materi atau isi bahan pelajaran yang diajarkan, 3) Sarana dan prasarana belajar dan mengajar yang tersedia, 4) Jenis-jenis kegiatan belajar yang dilkukan, 5) Dosen dan mahasiswa yang melakukan kegiatan mengajar dan belajar yang keduanya terlibat dalam suatu hubungan sosial tertentu, dan 6) Suasana kelas atau lingkungan proses belajar mengajar tersebut berlangsung (Usman,2000:10). Keberhasilan belajar mahasiswa dapat dilihat dari prestasi belajar yang diperolehnya. Mahasiswa yang mengalami kemajuan dalam belajar akan terlihat prestasinya naik, sebaliknya mahasiswa yang mengalami gangguan dalam belajar terlihat prestasinya menurun. Pembelajaran Kelompok Pembelajaran kelompok merupakan bentuk pembelajaran yang didasarkan pada paham konstruktivisme, dimana mahasiswa akan lebih mudah menemukan dan memahami materi pelajaran yang sulit apabila mereka dapat saling mendiskusi bersama dengan temannya. Menurut Lie (2002:18), pembelajaran kelompok adalah sistem pembelajaran yang memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk bekerja sama dengan sesama mahasiswa dalam tugas-tugas terstruktur.
GLADI JURNAL ILMU KEOLAHRAGAAN, Vol 6, No. 1 April 2012
461
Pembelajaran kooperatif merupakan salah satu alternatif metode pembelajaran yang menarik yang bisa mencegah timbulnya sifat agresif dalam sistem kompetisi dan keterasingan dalam sistem individu tanpa mengorbankan aspek kognitif. Ibrahim (2000) menyebutkan bahwa kebanyakan pembelajaran yang menggunakan model kooperatif dapat memiliki ciri-ciri sebagai berikut : 1. Mahasiswa bekerja dalam kelompok secara kooperatif untuk menuntaskan materi belajarnya. 2. Kelompok dibentuk dari mahasiswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang dan rendah. 3. Bila mungkin, anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku dan jenis kelamin yang berbeda-beda. 4. Penghargaan lebih berorientasi kelompok ketimbang individu. Lingkungan belajar untuk pembelajaran kelompok dicirikan oleh proses demokrasi dan peran aktif mahasiswa dalam menemukan apa yang harus dipelajari dan bagaimana mempelajarinya. Manfaat Pembelajaran Kelompok Hasil penelitian menunjukkan pembelajaran kelompok bagi mahasiswa dengan hasil belajar yang rendah, antara lain sebagai berikut : 1. Meningkatkan pencurahan waktu pada tugas 2. Rasa harga diri menjadi lebih tinggi 3. Memperbaiki sikap terhadap materi dan sekolah 4. Memperbaiki kehadiran 5. Angka putus sekolah menjadi rendah 6. Penerimaan terhadap perbedaan individu menjadi lebih besar 7. Perilaku mengganggu menjadi lebih kecil 8. Konflik antar pribadi berkurang 9. Sikap apatis berkurang 10. Pemahaman yang lebih mendalam
Benny Subadiman, Upaya Meningkatkan Kemampuan Pemahaman..........................
462
11. Motivasi lebih besar 12. Hasil belajar lebih tinggi 13. Retensi lebih lama 14. Meningkatkan kebaikan budi, kepekaan dan toleransi (Ibrahim, 2000:18). Pembelajaran kelompok mencerminkan pandangan bahwa manusia belajar dari pengalaman mereka dan partisipasi aktif dalam kelompok kecil membantu mahasiswa belajar keterampilan sosial yang penting sementara itu secara bersamaan mengembangkan sikap demokratis dan keterampilan berpikir logis. Mahasiswa lebih memiliki kemungkinan menggunakan tingkat berpikir yang lebih tinggi selama dan setelah diskusi dalam kelompok dari pada mereka secara individu dan kompetitif. Langkah-langkah Model Pembelajaran Kelompok Terdapat enam fase atau langkah utama dalam pembelajaran kelompok, keenam fase pembelajaran kelompok dirangkum dalam tabel 1 sebagai berikut (Ibrahim,2000:10). Tabel 1. Langkah-langkah Model Pembelajaran Kelompok Fase
Tingkah Laku Dosen
Fase-1
Dosen
menyampaikan
semua
tujuan
Menyampaikan tujuan dan memotivasi pembelajaran yang ingin dicapai pada mahasiswa
pelajaran
tersebut
dan
memotivasi
mahasiswa belajar Fase-2
Dosen menyajikan informasi kepada
Menyajikan informasi
mahasiswa dengan jalan demonstrasi atau lewat bahan bacaan
Fase-3
Dosen menjelaskan kepada mahasiswa
Mengorganisasikan mahasiswa ke dalam bagaimana kelompok-kelompok belajar
caranya
membentuk
kelompok belajar dan membantu setiap
GLADI JURNAL ILMU KEOLAHRAGAAN, Vol 6, No. 1 April 2012
463
kelompok agar melakukan transisi secara efisien Fase-4
Dosen
membimbimg
kelompok-
Membimbing kelompok bekerja dan kelompok belajar pada saat mereka belajar
mengerjakan tugas mereka
Fase-5
Dosen mengevaluasi hasil belajar tentang
Evaluasi
materi yang telah dipelajari atau masingmasing
kelompok
mempresentasikan
hasil kerjanya Fase-6
Dosen
mencari
cara-cara
untuk
Memberikan penghargaan
menghargai baik upaya maupun hasil belajar individu dan kelompok
Model Student Teams Achievement Division (STAD) Menurut Slavin dalam Ibrahim dkk (2000:20) dalam STAD mahasiswa ditempatkan dalam kelompok belajar beranggotakan 4-5 orang, setiap kelompok haruslah heterogen menurut prestasi, jenis kelamin dan suku. STAD mempunyai lima komponen utama, yaitu : a. Presentasi kelas Pembelajaran diawali dengan presentasi kelas yang dilakukan oleh dosen mencakup pembukaan, pengembangan dan petunjuk pelaksanaan materi pelajaran di depan kelas. b. Diskusi kelompok Selama pembelajaran, tugas masing-masing kelompok adalah menguasai materi yang diberikan dalam membantu anggotanya untuk menguasai materi pelajaran tersebut. c. Tes
Benny Subadiman, Upaya Meningkatkan Kemampuan Pemahaman..........................
464
Dosen membagi tes dan memberikan waktu yang cukup bagi mahasiswa untuk menyelesaikan secara individual. d. Nilai peningkatan individu Setelah dilaksanakan tes, maka ditentukan nilai peningkatan individu yang akan memungkinkan mahasiswa memberikan nilai maksimal pada kelompoknya. Skor kelompok tidak berdasarkan pada skor mutlak mahasiswa, tetapi berdasarkan pada seberapa jauh skor itu melampaui rata-rata skor mahasiswa yang lalu. e. Penghargaan kelompok Skor
dihitung
berdasarkan
peningkatan
masing-masing
individu
yang
dijumlahkan dan dibagi dengan jumlah anggota kelompok. Penghargaan kelompok diberikan pada kelompok berdasarkan skor rata-rata yang dicapai berdasarkan kriteria penilaian. Langkah-langkah dalam model pembelajaran Student Teams Achievement Division terdiri dari enam fase : a. Dosen menyampaikan tujuan memotivasi mahasiswa. b. Dosen menyampaikan informasi kepada mahasiswa. c. Dosen mengorganisasi mahasiswa ke dalam kelompok-kelompok belajar. d. Dosen membimbing kelompok bekerja dan belajar (diskusi). e. Evaluasi, Dosen memberikan kuis yang harus dikerjakan oleh mahasiswa secara individu f. Memberikan penghargaan (Ibrahim,2000:10). Model STAD lebih mementingkan sikap partisipasi mahasiswa dalam rangka mengembangkan potensi kognitif dan afektif. Kelebihan model STAD ini, antara lain sebagai berikut : 1. Relatif mudah menyelenggarakannya. 2. Mampu memotivasi mahasiswa dalam mengembangkan potensi individu terutama kreatifitas dan tanggungjawab dalam mengangkat citra kelompoknya. 3. Melatih mahasiswa untuk bekerja sama dan saling tolong dalam kelompok.
GLADI JURNAL ILMU KEOLAHRAGAAN, Vol 6, No. 1 April 2012
4. Mahasiswa
lebih
mampu
berkomunikasi
verbal
465
dan
nonverbal
dalam
bekerjasama. 5. Mahasiswa mampu meyakinkan dirinya dan orang lain bahwa tujuan yang ingin dicapai bergantung pada kinerja mereka, bukanlah karena keberuntungan. 6. Meningkatkan keakraban mahasiswa. Prestasi Belajar Prestasi belajar adalah hasil yang dapat dicapai pada suatu saat (Depdikbud,1987:164). Pengertian prestasi belajar adalah keberhasilan belajar yang telah dicapai oleh siswa dalam mengikuti program pengajaran pada waktu tertentu yang diwujudkan dalam bentuk nilai. Yang menjadi petunjuk bahwa suatu proses belajar mengajar dianggap berhasil adalah hal-hal berikut : a. Daya serap terhadap bahan pengajaran yang diajarkan mencapai prestasi tinggi, baik secara individu maupun kelompok. b. Perilaku yang digariskan dalam tujuan pengajaran / instruksional khusus (TIK) telah dicapai oleh siswa baik secara individu maupun kelompok. Untuk lebih jelasnya, predikat keberhasilan yang dinyatakan dalam bentuk tingkat pemahaman mahasiswa terhadap materi kuliah kesehatan olahraga pada penelitian ini dengan menggunakan standard penilaian yang ditetapkan oleh Rektor UNIMED seperti dilihat dari tabel berikut. Tabel 1. Predikat Tingkat Pemahaman Kesehatan Olahraga No Tingkat Penguasaan (%)
Predikat
1.
90,00 – 100,00
Sangat Baik
2.
80,00 – 89,00
Baik
3.
70,00 – 79,00
Cukup
4.
< 70
Kurang
Benny Subadiman, Upaya Meningkatkan Kemampuan Pemahaman..........................
466
METODE PENGEMBANGAN DAN STRATEGI PELAKSANAAN Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (classroom action research). Dalam penelitian tindakan kelas ini, merujuk pada model Kurt Lewin yang menunjuk empat komponen pokok penelitian yakni : 1) perencanaan (planning), 2) tindakan (acting), 3) pengamatan (observing), 4) refleksi (reflecting) (Aqib,2006:21). Siklus 1 1. Perencanaan a. Menyusun Rencana Pembelajaran. b. Merancang pembelajaran dengan membentuk kelompok belajar siswa, tiap kelompok beranggotakan 4-5 siswa yang tempat duduknya saling berdekatan. c. Merancang soal kuis dan kunci jawabannya. 2. Tindakan a. Menyiapkan alat peraga yang diperlukan. b. Mengadakan presensi terhadap siswa. c. Mengadakan tanya jawab yang mengarah pada materi pelajaran. d. Dengan metode ceramah bervariasi, guru menjelaskan materi pelajaran. e. Membagi siswa dalam kelompok secara heterogen sesuai dengan posisi tempat duduk (2 atau 3 meja yang berdekatan). f. Membagikan tugas kepada setiap kelompok dan diskusi dipimpin masingmasing oleh ketua kelompok. g. Dosen berkeliling untuk membimbing mahasiswa belajar dalam kelompok. h. Dengan bimbingan dosen masing-masing wakil dari kelompok menyajikan hasil diskusinya dengan dipresentasikan dengan power point dengan media laptop dan LCD. i. Memberikan
kesempatan
kelompok
lain
untuk
memberikan
tanggapan/sanggahan. j. Membuat kesimpulan hasil belajar pada materi tersebut. k. Mahasiswa mengerjakan kuis pada akhir pelajaran secara individual.
GLADI JURNAL ILMU KEOLAHRAGAAN, Vol 6, No. 1 April 2012
467
3. Pengamatan Observasi dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan. Dalam tahap ini aspek-aspek yang diamati adalah perilaku dosen dan aktivitas mahasiswa selama berlangsungnya proses belajar mengajar melalui lembar pengamatan. 4. Refleksi Refleksi merupakan langkah untuk menganalisis hasil kerja mahasiswa. Analisis dilakukan untuk mengukur baik kelebihan maupun kekurangan yang terdapat pada siklus I, kemudian mendiskusikan hasil analisis secara kolaborasi untuk perbaikan pada pelaksanaan siklus II. Siklus II 1. Perencanaan a. Identifikasi masalah dan perumusan masalah berdasarkan refleksi pada siklus I. b. Menyusun Rencana Pembelajaran. c. Merancang kembali pembelajaran dengan membentuk kelompok belajar siswa, tiap kelompok beranggotakan 4-5 siswa yang tempat duduknya saling berdekatan. d. Merancang kembali soal kuis dan kunci jawabannya. 2. Tindakan a. Menyiapkan alat peraga yang diperlukan. b. Mengadakan presensi kembali terhadap mahasiswa. c. Mengadakan tanya jawab yang mengarah pada materi pelajaran. d. Dengan metode ceramah bervariasi, guru menjelaskan materi pelajaran selanjutnya. e. Membagi kembali mahasiswa dalam kelompok sesuai dengan posisi tempat duduk (2 atau 3 meja yang berdekatan), kelompok yang dibentuk dianggap heterogen karena yang menentukan posisi tempat duduk adalah dosen. f. Membagikan kembali tugas kepada kelompok untuk didiskusikan. g. Dosen berkeliling untuk membimbing mahasiswa belajar dalam kelompok.
Benny Subadiman, Upaya Meningkatkan Kemampuan Pemahaman..........................
468
h. Dengan bimbingan dosen masing-masing wakil dari kelompok menyajikan hasil diskusinya dengan dipresentasikan dengan power point dengan media laptop dan LCD. i. Memberikan
kesempatan
kelompok
lain
untuk
memberikan
tanggapan/sanggahan. j. Membuat kesimpulan hasil belajar pada materi tersebut. k. Mahasiswa mengerjakan kuis pada akhir pelajaran secara individual. 3. Pengamatan Observasi dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan.Dalam tahap ini aspek-aspek yang diamati adalah perilaku dosen dan aktivitas mahasiswa selama berlangsungnya proses belajar mengajar melalui lembar pengamatan. 4. Refleksi Menganalisis kembali untuk mendapatkan kesimpulan apakah hipotesis tindakan tercapai atau tidak. Maka diharapkan pada akhir siklus III ini, kenyataannya prestasi belajar mahasiswa semester III Jurusan Ilmu Keolahragaan dapat ditingkatkan. HASIL IMPLEMENTASI DAN PEMBAHASAN Hasil Implementasi Siklus 1 Siklus I merupakan pembelajaran mata pelajaran kesehatan olahraga dengan pokok bahasan ruang lingkup kesehatan olahraga meliputi penjelasan tentang defenisi kesehatan olahraga, tujuan umum dan khusus kesehatan olahraga dengan model pembelajaran Student Teams Achievement Division. Siklus I dilaksanakan dalam satu kali pertemuan pada hari Rabu , 26 Agustus 2009 jam pelajaran pertama selama 80 menit. Kegiatan yang dilakukan selama proses pembelajaran pada siklus 1 adalah sebagai berikut. Dosen mempersiapkan perangkat pembelajaran yang dibutuhkan dan mengkondisikan mahasiswa agar siap mengikuti pembelajaran. Setelah itu dosen memberikan motivasi kepada mahasiswa dengan cara dosen memberikan manfaat
GLADI JURNAL ILMU KEOLAHRAGAAN, Vol 6, No. 1 April 2012
469
materi yang akan dipelajari. Pada saat berlangsungnya pelajaran mahasiswa masih terlihat ramai, kurang memperhatikan penjelasan dari guru. Kegiatan inti pembelajaran yaitu dosen menerangkan materi tentang ruang lingkup kesehatan olahraga meliputi defenisi kesehatan olahraga, tujuan umum dan khusus kesehatan olahraga. Sedikit mahasiswa yang aktif memperhatikan penjelasan dosen yaitu sebanyak 17 mahasiswa. Dan masih ada mahasiswa yang bercanda dan bercerita dengan teman lain atau mengganggu teman yang srius mendengarkan materi pembelajaran. Pelaksanaan kegiatan inti pembelajaran selanjutnya adalah diskusi kelompok. Dosen mengorganisasikan kelompok. Sebanyak 33 mahasiswa pada semester III ini dibagi menjadi 8 kelompok. Tiap kelompok terdiri dari 4 sampai 5 siswa yang terdiri laki-laki dan perempuan dan beragam kemampuan akademiknya. Tetapi jika dilihat dari segi jenis kelamin ada kelompok yang seragam jenis kelaminnya yaitu laki-laki, hal ini terjadi karena keterbatasan jumlah mahasiswi. Selain itu, dosen memberikan petunjuk-petunjuk tentang yang akan dilakukan oleh mahasiswa dalam Student Teams Achievement Division. Petunjuk-petunjuk tersebut antara lain sebagai berikut : Apa saja yang akan dikerjakan mahasiswa dalam kelompok yaitu setiap mahasiswa harus berdiskusi, bekerja sama dalam kelompok untuk menyelesaikan tugas yang harus diselesaikan olah kelompok tersebut, setelah batas waktu untuk menyelesaikan tugas kelompok habis ketua kelompok diminta untuk presentasi hasil diskusi kelompoknya di depan kelas dan kelompok yang lain memberikan
tanggapan.
Dosen
juga
menginformasikan
adanya
pemberian
penghargaan kelompok dengan memberikan nilai A bagi kelompok yang dapat menyelesaikan tugasnya dengan baik. Pada awalnya pelaksanaan diskusi masih kurang berlangsung dengan baik dibuktikan dengan hanya beberapa mahasiswa saja yang terlibat dan yang lainnya hanya menunggu hasil diskusi dari temannya, tetapi karena adanya pembimbingan dari dosen akhirnya pelaksanaan diskusi kelompok dapat berjalan cukup baik. Hal tersebut ditunjukkan dengan hasil observasi yang menyatakan bahwa persentase siswa yang aktif bekerja sama dalam kelompok adalah 82 %; persentase siswa yang
Benny Subadiman, Upaya Meningkatkan Kemampuan Pemahaman..........................
470
aktif berdiskusi dalam kelompok adalah 70 %; persentase siswa yang aktif menyelesaikan tugas pembelajaran adalah 95 %; persentase siswa yang aktif bersosialisasi dengan teman adalah 82 %; persentase siswa yang aktif bertanya pada saat pembelajaran adalah 6 %. Persentase siswa yang aktif secara keseluruhan mencapai 60 %. Tes siklus I dilaksanakan pada akhir pertemuan dengan memberikan kuis kepada siswa, dan dari hasil tes pada siklus I diperoleh nilai tertinggi 90 sedangkan nilai terendah 80. Berdasarkan hasil observasi dan tes pada siklus I diperoleh pelaksanaan penelitian tindakan kelas sudah mencapai indikator penelitian yang ditetapkan, tetapi untuk memantapkan kerjasama antar mahasiswa dilaksanakan juga siklus II sehingga hasilnya menjadi lebih baik. Hasil Implementasi Siklus 2 Pada siklus I indikator penelitian yang telah ditetapkan telah tercapai, tetapi untuk memantapkan kerjasama antar mahasiswa dilaksanakan juga siklus II sehingga hasilnya menjadi lebih baik maka dilanjutkan dengan siklus II. Siklus II merupakan pembelajaran mata pelajaran kesehatan olahraga dengan pokok bahasan peranan energi anaerobik dan aerobik pada proses aktivitas latihan meliputi energi aerobik, energi anaerobik alaktasid dan energi anaerobik laktasid dalam pembelajaran Student Teams Achievement Division. Siklus II dilaksanakan dalam satu kali pertemuan pada hari Rabu, 02 September jam pelajaran pertama dan kedua selama 80 menit. Secara kualitas kegiatan yang dilakukan selama proses pembelajaran pada siklus II lebih baik dari siklus I. Dosen melaksanakan proses pembelajaran dengan berbagai variasi. Dosen memberikan apersepsi dengan mengulang materi sebelumnya. Dosen memberikan motivasi dengan menyampaikan kegunaan materi yang akan dipelajari. Kegiatan inti diawali dengan penjelasan umum dari dosen tentang peranan energi anaerobik dan aerobik pada proses aktivitas latihan meliputi energi aerobik, energi anaerobik alaktasid dan energi anaerobik, dilanjutkan dengan pelaksanaan
GLADI JURNAL ILMU KEOLAHRAGAAN, Vol 6, No. 1 April 2012
471
diskusi kelompok pembelajaran Student Teams Achievement Division yang akan lebih memperkaya pengetahuan pembelajaran dan pengalaman bagi mahasiswa saat belajar bersama teman satu kelompoknya. Dalam satu kelas yang berjumlah 33 mahasiswa dibagi menjadi 8 kelompok dengan tiap kelompok terdiri dari 4 sampai 5 siswa yang beragam kemampuan akademik. Dari hasil observasi menunjukkan bahwa mahasiswa yang aktif dalam diskusi semakin baik, mahasiswa sudah mulai berani dalam menyampaikan pendapat, bertanya kepada teman, menanggapi pendapat teman. Hal tersebut ditunjukkan dengan hasil observasi yang menyatakan bahwa persentase mahasiswa yang aktif bekerja sama dalam kelompok adalah 94
%;
persentase mahasiswa yang aktif berdiskusi dalam kelompok adalah 85 %; persentase mahasiswa yang aktif menyelesaikan tugas pembelajaran adalah95 %; persentase mahasiswa yang aktif bersosialisasi dengan teman adalah 91 %; persentase mahasiswa yang aktif bertanya pada saat pembelajaran adalah 30 %. Persentase mahasiswa yang aktif secara keseluruhan mencapai 75 %. Diskusi kelompok pada siklus II berjalan lumayan lancar dan sebagian besar kelompok dapat menyelesaikan tugasnya. Berdasarkan hasil observasi diperoleh bahwa keaktifan mahasiswa dalam mengikuti pelajaran mengalami peningkatan dari siklus I, pada siklus I siswa yang aktif hanya 60 % dan pada siklus II meningkat menjadi 75 %. Evaluasi siklus II dilakukan di akhir pertemuan dengan cara memberikan soal kuis kepada siswa, dan dari evaluasi pada siklus II diperoleh nilai tertinggi 94 sedangkan nilai terendah 80. Berdasarkan hasil observasi dan evaluasi tersebut dapat disimpulkan bahwa siklus II ini sudah mencapai indikator penelitian yang ditetapkan. Evaluasi akhir semester yang dilaksanakan pada 16 Desember 2009 diketahui bahwa prestasi akademik mahasiswa meningkat dibandingkan dengan prestasi akademik pada semester III T.A. 2008/2009 untuk mata pelajaran kesehatan olahraga yaitu 16 mahasiswa (48%) mendapat nilai A dan 17 mahasiswa (17%) mendapatkan nilai B. KESIMPULAN
Benny Subadiman, Upaya Meningkatkan Kemampuan Pemahaman..........................
472
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: Pembelajaran kesehatan olahraga dengan menerapkan model pembelajaran student teams achievement division yang telah dilaksanakan pada semester III jurusan Ilmu Keolahragaan FIK UNIMED dapat meningkatkan prestasi belajar mahasiswa pada materi pokok ruang lingkup kesehatan olahraga dan penerapan sistem energi aerobik dan anaerobik pada proses aktifitas latihan.
DAFTAR PUSTAKA Ali, Mohammad. 1993. Strategi Penelitian Pendidikan. Bandung : Angkasa Aqib, Zainal. 2006. Penelitian Tindakan Kelas bagi Pengembangan Profesi Guru. Bandung : Yrama Widya. Arikunto, Suharsimi,dkk.2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara. Azwar, Syaifudin. 2001. Tes Prestasi : Fungsi dan Pengembangan Pengukuran Prestasi Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Bahri Djamarah, Syaiful dan Azwan Zain. 1997. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Reneka Putra. Darsono, Max, dkk. 2000. Belajar dan Pembelajaran. Semarang : IKIP Semarang Press. Depdikbud. 1987. Kurikulum Menengah Umum. Jakarta : Depdikbud. Hamalik, Umar. 1983. Metodologi Belajar dan Kesulitan-kesulitan Belajar. Jakarta : Tarsito. Ibrahim, Muslimin,dkk. 2000. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya : UNESA. Kartodirjo, Sartono. 1982. Pemikiran dan Perkembangan Historiografi Indonesia. Jakarta : PT Gramedia. Kasmadi, Hartono. 2001. Pengembangan Pembelajaran dengan Pendekatan Modelmodel Pengajaran Sejarah. Semarang : PT Prima Nugraha Pratama.
GLADI JURNAL ILMU KEOLAHRAGAAN, Vol 6, No. 1 April 2012
473
Lie, Anita. 2002. Cooperative Learning : Mempraktikkan Cooperative Learning di Ruang Kelas. Jakarta : PT Grasindo. Sadiman, Arief S, dkk. 1996. Media Pendidikan : Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatannya. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada. Slameto. 1987. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar. Salatiga : Bina Aksara. Soewarso.2000. Cara-cara Penyampaian Pendidikan Sejarah Untuk Membangkitkan Minat Peserta Didik Mempelajari Bangsanya. DEPDIKNAS Suyitno, Amin. 2004. Petunjuk Penulisan Karya Ilmiah Remaja. Semarang. Syah, Muhibbin. 1996. Psikologi Pendidikan Suatu Pendekatan Baru. Bandung : Remaja Rosdakarya. Usman, User. 2002. Menjadi Guru Profesional. Bandung : PT Remaja Rosdakarya. Widja, I Gde. 1989. Dasar-dasar Pengembangan Strategi Serta Metode Pengajaran Sejarah. Jakarta: P2LPTK. Widyastuti, T. 2007. Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Sejarah Melalui Model Pembelajaran Student Teams Achievement Division Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 15 Semarang Tahun Pelajaran 2007/2008, Skripsi Winkel. 1983. Pengantar Psikologi Pendidikan. Yogyakarta : FIP IKIP Sanata Dharma.