Jurnal Pena Edukasi, Vol. 4 No. 1, Januari 2017
ISSN 2407-0769
UPAYA PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR FISIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION Edi Suriadi MAS Ulumul Qur’an Stabat, kab. Langkat e-mail:
[email protected]
Abstract: This classroom action research applying learning models Students Team Achievement Division (STAD) to 21 students in class XI IPA2 MAS Ulumul Qur'an Stabat on the subject matter physics concepts straight motion kinematics of the first semester of school year 2015-2016. The results of the study the average level of activity of teachers in the first cycle was obtained 3.24 with a percentage 64.80% activity level teachers, in Cycle II was obtained 4.40 with a percentage of 88.00% activity level teachers. The average level of activity of students in the first cycle was obtained 3.25 with a percentage of 65.00% level of student activity, in Cycle II was obtained 4.37 with a percentage of 87.37% activity level teachers. The average student learning outcomes in the first cycle was obtained 85.95 with the percentage of students learning completeness 57.14%, the second cycle was obtained 89.05 with the percentage of students learning completeness 85.71%. A total of 89.27% of students responding to the application of STAD cooperative learning on the concept of straight motion kinematics can make it easier to understand the physics lesson, only 73.81% of students responded that the implementation of cooperative learning model is to foster student interest. Keywords: student teams achievement division, kinematics, rectilinear motion
Abstrak: Penelitian tindakan kelas ini menerapakan model pembelajaran Students Team Achievement Division (STAD) terhadap 21 orang siswa di kelas XI IPA2 MAS Ulumul Qur’an Stabat pada mata pelajaran fisika materi konsep kinematika gerak lurus semester ganjil tahun ajaran 2015–2016. Hasil penelitian rata-rata tingkat aktivitas guru pada siklus I diperoleh 3,24 dengan persentase tingkat aktivitas guru 64,80%, pada Siklus II diperoleh 4,40 dengan persentase tingkat aktivitas guru 88,00%. Rata-rata tingkat aktivitas siswa pada siklus I diperoleh 3,25 dengan persentase tingkat aktivitas siswa 65,00 %, pada Siklus II diperoleh 4,37 dengan persentase tingkat aktivitas guru 87,37%. Rata-rata hasil belajar siswa pada siklus I diperoleh 85.95 dengan persentase ketuntasan belajar siswa 57.14 %, pada siklus II diperoleh 89.05 dengan persentase ketuntasan belajar siswa 85.71 %. Sebanyak 89,27% siswa menanggapi penerapan pembelajaran kooperatif tipe STAD pada konsep kinematika gerak lurus dapat memudahkan dalam memahami pelajaran fisika, hanya 73,81% siswa menanggapi kalau penerapan model pembelajaran kooperatif ini dapat menumbuhkan minat belajar siswa. Kata kunci: student teams achievement division, kinematika, gerak lurus
8
Jurnal Pena Edukasi, Vol. 4 No. 1, Januari 2017
Tujuan pembelajaran fisika di SMA/MA secara umum adalah memberikan bekal pengetahuan tentang fisika, kemampuan dalam keterampilan proses serta meningkatkan kreativitas dan sikap ilmiah. Lebih jelasnya target akhir yang diinginkan oleh kurikulum meliputi tiga ranah, yaitu: kognitif yang meliputi pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisa, sintesis, dan evaluasi; afektif meliputi pengembangan sikap ilmiah, psikomotorik meliputi peningkatan ketramilan proses baik dengan percobaan Fisika maupun tanpa percobaan Pelajaran fisika sampai saat ini masih menjadi pelajaran yang menyulitkan siswa dalam mempelajarinya. Sebagai alasan yang pernah diungkapkan oleh siswa diantaranya: (1) rumit dengan hitungan matematis, (2) rumus-rumusnya bisa berkembang pada konsep yang lain (3) memerlukan keahlihan khusus dalam menganalisa soal-soal fisika. Salah satu sebab yang sering dialami adalah dalam penyampaian pelajaran fisika baik model pembelajaran maupun metode yang digunakan kurang tepat. Untuk menciptakan proses belajar mengajar yang efektif pada pembelajaran Fisika diperlukan suatu model pembelajaran yang dapat menanamkan sikap aktif siswa. Model pembelajaran yang dapat digunakan dalam pembelajaran fisika yaitu, model Pembelajaran Berbasis Langsung (Direct Instruktion), pembelajaran kooperatif, (Cooperative Learning) dan pengajaran berbasis masalah (Problem Base Learning) dan lainlain. Model pembelajaran yang cocok dalam pembelajaran fisika untuk konsep yang sulit adalah model
ISSN 2407-0769
pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran ini merupakan salah satu jenis pembelajaran yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa. Pembelajaran kooperatif memberikan waktu kepada para siswa untuk berpikir dan merespon serta saling bantu satu sama lain dan memberi siswa kesempatan untuk bekerja sendiri serta bekerja sama dengan orang lain. Model pemelajaran kooperatif juga diharapkan dapat membantu guru dalam melakukan bimbingan dan mengaktifkan siswa serta berguna untuk melatih dalam kegiatan diskusi, mengemukakan pendapat, mendengar, menunggu giliran berbicara dan menanggapi pendapat orang lain secara kritis.
METODE Penelitian ini dilakukan di MAS Ulumul Qur’an Stabat, yang terletak di Jl. K. H. Wahid Hasyim No. 3 kecamatan Stabat kabupaten Langkat Sumatera Utara pada kelas XI IPA2. Waktu penelitian dilaksanakan pada semester ganjil tahun ajaran 2015-2016 dengan rentang waktu pelaksanaan dari Juli – Oktober 2015 yang dilakukan dalam dua siklus. Subjek penelitian ini adalah kelas XI IPA2 MAS Ulumul Qur’an Stabat kabupaten Langkat dengan jumlah siswa sebanyak 21 orang, terdiri dari 7 orang siswa laki-laki dan 14 orang siswa perempuan. Penelitian dilakukan di kelas XI IPA2 yang merupakan guru pengampu mata pelajaran fisika. Rencana kegiatan pembelajaran pada penelitian tindakan kelas ini menggunakan model pembelajaran
9
Jurnal Pena Edukasi, Vol. 4 No. 1, Januari 2017
kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) di kelas XI IPA2 MAS Ulumul Qur’an Stabat kabupaten Langkat. Adapun kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan yaitu: (1) menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP); (2) menyiapkan sumber belajar (3) menyusun Lembar Kerja Siswa (LKS) untuk masing-masing tindakan; (4) menyusun lembar observasi aktivitas siswa; serta (5) menyiapkan sumber belajar/media yang dibutuhkan dalam kegiatan pembelajaran. Tahap pelaksanaan tindakan yang dilakukan dalam penelitian ini merupakan rangkaian kegiatan pembelajaran yang dilakukan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif di kelas XI IPA 2 MAS Ulumul Qur’an Stabat kabupaten Langkat. Pemberian tindakan dalam penelitian ini dilakukan dalam 2 (dua) siklus. Tiap siklus dalam masingmasing tindakan akan diakhiri jika keempat tahapan dalam penelitian terpenuhi. Tahap ini merupakan kegiatan pengamatan terhadap jalannya proses pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif. Pengamatan dilakukan terhadap aktivitas guru (peneliti) dan aktivitas siswa selama pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif di kelas XI IPA 2 MAS Ulumul Qur’an Stabat kabupaten Langkat. Observasi dilakukan oleh 2 orang guru (teman sejawat). Semua kegiatan yang diamati dicatat untuk dijadikan bahan perbaikan pembelajaran selanjutnya. Refleksi merupakan kegiatan mengevaluasi proses dan hasil tindakan yang dilakukan. Kegiatan ini bertujuan untuk mengkaji apa yang telah terjadi dan apa yang akan
ISSN 2407-0769
dilakukan pada tindakan selanjutnya, dengan berdasarkan hasil refleksi yang telah diperoleh pada tindakan sebelumnya.
HASIL DAN PEMBAHASAN Pelaksanaan penelitian ini didasarkan pada perolehan persentase nilai formatif siswa kelas XI IPA MAS Ulumul Qur’an Stabat tahun ajaran 2014 – 2015 relatif rendah. Perolehan nilai formatif pada mata pelajaran fisika konsep kinematika gerak lurus yang masih rendah. Tabel 1. Persentase Ketuntasan Nilai Formatif pada Pelajaran Fisika Konsep Kinemaika Gerak Lurus Sebelum Pelaksanaan Penelitian Ketuntasan Jumlah Persentase Belajar Siswa Siswa (%) Tuntas 11 52,38 Belum Tuntas 10 47.62 Total 21 100 Rata-rata Hasil 78,68 Belajar Siswa
Berdasarkan kondisi awal, maka sangat perlu melakukan penelitian tindakan kelas, agar terjadi peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran fisika dikelas XI IPA 2 MAS Ulumul Qur’an Stabat tahun ajaran 2015-2016. Sebelum penelitian dilaksanakan, peneliti mengadakan pertemuan dengan Kepala sekolah untuk membicarakan tentang penelitian tindakan kelas. Peneliti juga mengadakan pertemuan dengan 2 orang guru bidang studi matematika dan kimia yang mengajar di MAS Ulumul Qur’an Stabat untuk meminta bantuan
10
Jurnal Pena Edukasi, Vol. 4 No. 1, Januari 2017
dalam pelaksanaan penelitian. Guru tersebut bertugas untuk mengamati aktivitas peneliti selama penelitian berlangsung dalam pembelajaran fisika di kelas XI IPA 2 MAS Ulumul Qur’an Stabat tahun ajaran 2015-2016. Seorang guru bertindak sebagai pengamat (observer) yang bertugas menngamati aktivitas peneliti. Seorang guru bertindak untuk mengamati aktivitas siswa selama penelitian. Kegiatan dalam setiap siklus penelitian dibagi ke dalam 4 (empat) tahapan, keempat tahapan tersebut meliputi perencanaan kegiatan, pelaksanaan tindakan, pengamatan, dan refleksi.
ISSN 2407-0769
bertindak sebagai pengamat untuk mengamati aktivitas guru dan seorang guru kimia bertindak sebagai pengamat untuk aktivitas siswa selama kegiatan berlangsung. Pada pertemuan sebelumnya peneliti telah melakukan simulasi tentang bagaimana model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan penerapannya dalam pembelajaran. Tahapan-tahapan dalam model pembelajaran tipe STAD telah diperkenalkan dengan tujuan agar siswa memahami pelaksanaannya terutama tahapantahapan tersebut. Kelompok belajarpun telah dipersiapkan sebagaimana mestinya sehingga lebih efektif saat pelaksanaan dalam pembelajaran tesebut. Ada 4 kelompok yang dipersiapkan dengan masing-masing kelompok berisi 5 orang dan 1 kelompok beisi 6 orang. Kegiatan pembelajaran sesuai dengan tahapan-tahapan pembelajaran kooperatif tipe STAD, meliputi (1) Fase 1: Menyampaikan kompetensi dasar, indikator dan memotivasi siswa; (2) Fase 2: Menyajikan Informasi tentang kinematika gerak lurus khususnya Analisis Vektor; (3) Fase 3: Mengorganisasikan siswa dalam kelompok belajar; (4) Fase 4: Membimbing kelompok dalam bekerja dan belajar; (5) Fase 5: Evaluasi; (6) Fase 6: Memberikan penghargaan.
Siklus I Perencanaan Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD terhadap siklus I pada materi Kinematika Gerak Lurus. Kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan, meliputi menyusun RPP sesuai dengan materi pelajaran yang diajarkan, menpersiapkan kelompok meliputi anggota-anggotanya, lembar kerja siswa (LKS) alat peraga atau bahan ajar (seperti animasi atau presentase) yang dibutuhkan dalam siklus I, lembar lembar observasi tingkat aktivitas guru dan tingkat aktivitas siswa, serta instrument tes. Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan tindakan siklus I dilakukan pada hari Selasa tanggal 28 Juli 2015, dengan menggunakan model pembejaran kooperatif tipe STAD. Pembelajaran ini diikuti oleh seluruh siswa kelas XI IPA2 MAS Ulumul Qur’an Stabat tahun ajaran 2015-2016 sebanyak 21 orang. Peneliti sebagai pemberi tindakan, dibantu seorang guru Matematika
Observasi Hasil pengamatan pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada konsep kinematika gerak lurus semester ganjil di XI IPA2 MAS Ulumul Qur’an Stabat tahun pelajaran 2015-2016. Pengamatannya meliputi : (1) aktivitas guru, dan (2) aktivitas siswa, dan (3) hasil belajar siswa untuk siklus I.
11
Jurnal Pena Edukasi, Vol. 4 No. 1, Januari 2017
Dari Tingkat Aktivitas Guru (TAG) dalam menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD untuk siklus I diperoleh Tingkat Aktivitas Guru (TAG) sebesar 3,23 dengan persentase 64,62%. Jika ditinjau berdasarkan kriteria penilaian, maka Tingkat Aktivitas Guru (TAG) tersebut dalam penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD di kelas XI IPA2 MAS Ulumul Qur’an Stabat masih berada pada kategori kurang baik. Sehingga untuk siklus II selanjutnya guru perlu melakukan perbaikkan dan penekanan terhadap aspek-aspek yang masih dirasakan kurang optimal. Aspek-aspek pengamatan yang perlu ditingkatkan untuk siklus II antara lain: menjelaskan dan mengajukan masalah yang real/nyata kepada siswa, serta pengelolaan waktu. Oleh karena itu, aspek-aspek tersebut perlu mendapat perhatian yang lebih terutama dalam perbaikan pada siklus selanjutnya. Berdasarkan data penelitian Tingkat Aktivitas Siswa (TAS) pada siklus I, bahwa aktivitas siswa kurang baik, dimana rata-rata tingkat aktivitas siswa sebesar 3,25 dengan persentase sebesar 65,00%. Berdasarkan kriteria penilaian, Tingkat aktivitas siswa dalam Siklus I masih kurang baik. Ketercapaian hasil belajar siswa pada siklus I, sesuai nilai KKM mata pelajaran fisika MAS Ulumul Qur’an Stabat adalah 86,00, menunjukkan jumlah siswa yang mencapai ketuntasan belajar secara individu sebanyak 12 orang atau 57,14 %, sedangkan 9 orang atau 42,86 % lainnya belum mencapai ketuntasan belajar. Rata-rata hasil belajar yang diperoleh siswa adalah 85,95 dan masih di bawah nilai KKM, Oleh
ISSN 2407-0769
karena persentase ketuntasan belajar siswa masih di bawah 85%, maka hasil belajar siswa pada siklus I belum mencapai ketuntasan belajar klasikal. Refleksi Refleksi pelaksanaan pembelajaran pada siklus I dari hasil analisis tingkat aktivitas guru dan aktivitas siswa selama penggunaan pendekatan kontekstual sebagai berikut: a. Rata-rata Tingkat aktivitas guru (TAG) pada Siklus I adalah 3,24 dengan persentase sebesar 64,80 %. Berdasarkan kriteria penilaian, maka tingkat aktivitas guru dalam penggunaan model pembelajaran kooperatif untuk siklus I masih berada pada kategori kurang baik. Aspek-aspek yang perlu ditingkatkan untuk siklus II adalah: menjelaskan dan mengajukan masalah yang nyata kepada siswa, serta pengelolaan waktu. b. Rata-rata Tingkat Aktivitas Siswa (TAS) pada Siklus I adalah sebesar 3,25 dengan persentase 65,00%. Berdasarkan kriteria penilaian, maka aktivitas siswa selama mengikuti pembelajaran untuk siklus I masih kategori kurang baik. Aspek aktivitas siswa yang perlu ditingkatkan oleh guru pada siklus II adalah memotivasi siswa agar sering bertanya kepada siswa, kelompok lain, atau pada guru. c. Siswa yang mencapai ketuntasan belajar secara individu untuk siklus I sebanyak 12 orang atau 57,14 %, sedangkan 9 orang lainnya atau 42,86 % belum mencapai ketuntasan belajar, ratarata hasil belajar yang diperoleh siswa yaitu 72,53. Hasil belajar siswa untuk siklus I diperoleh
12
Jurnal Pena Edukasi, Vol. 4 No. 1, Januari 2017
persentase ketuntasan belajar siswa masih berada di bawah 85%. Dengan demikian, hasil belajar siswa pada siklus I belum mencapai ketuntasan belajar secara klasikal.
ISSN 2407-0769
Tahapan-tahapan dalam model pembelajaran tipe STAD telah diperkenalkan dengan tujuan agar siswa memahami pelaksanaannya terutama tahapan-tahapan tersebut. Kelompok belajarpun telah dipersiapkan sebagaimana mestinya sehingga lebih efektif saat pelaksanaan dalam pembelajaran tesebut. Ada 4 kelompok yang dipersiapkan dengan masing-masing kelompok berisi 5 orang dan 1 kelompok beisi 6 orang.
Siklus II Perencanaan Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD terhadap siklus II pada materi Kinematika Gerak Lurus. Kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan, meliputi menyusun RPP sesuai dengan materi pelajaran yang diajarkan, menpersiapkan kelompok meliputi anggotaanggotanya, lembar kerja siswa (LKS) alat peraga atau bahan ajar (seperti animasi atau presentase) yang dibutuhkan dalam siklus II, lembar lembar observasi tingkat aktivitas guru dan tingkat aktivitas siswa, serta instrument tes.
Observasi Hasil pengamatan pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada konsep kinematika gerak lurus semester ganjil di XI IPA 2 MAS Ulumul Qur’an Stabat tahun pelajaran 2015-2016. Pengamatannya meliputi: (1) aktivitas guru, dan (2) aktivitas siswa, dan (3) hasil belajar siswa untuk siklus II. Tingkat Aktivitas Guru (TAG) dalam menerapkan model pembela-jaran kooperatif tipe STAD untuk siklus II diperoleh Tingkat Aktivitas Guru (TAG) sebesar 4,40 dengan persentase 88,00%. Pada siklus II, Tingkat Aktivitas Guru (TAG) dalam penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD di kelas XI IPA2 MAS Ulumul Qur’an Stabat berada pada kategori baik. Tingkat Aktivitas Siswa (TAS) pada siklus I, bahwa aktivitas siswa kurang baik, dimana rata-rata tingkat aktivitas siswa sebesar 4,37 dengan persentase sebesar 87,37%. Berdasarkan kriteria penilaian, Tingkat Aktivitas Siswa dalam Siklus II sudah baik. Ketercapaian hasil belajar siswa pada siklus II, sesuai nilai KKM mata pelajaran fisika MAS Ulumul Qur’an Stabat adalah 86,00, menunjukkan jumlah siswa yang mencapai
Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan tindakan siklus II dilakukan pada hari Selasa tanggal 8 September 2015, dengan menggunakan model pembejaran kooperatif tipe STAD. Pembelajaran ini diikuti oleh seluruh siswa kelas XI IPA 2 MAS Ulumul Qur’an Stabat tahun ajaran 2015-2016 sebanyak 21 orang. Peneliti sebagai pemberi tindakan, dibantu seorang guru Matematika bertindak sebagai pengamat untuk mengamati aktivitas guru dan seorang guru kimia bertindak sebagai pengamat untuk aktivitas siswa selama kegiatan berlangsung. Pada pertemuan sebelumnya peneliti telah melakukan simulasi tentang bagaimana model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan penerapannya dalam pembelajaran.
13
ISSN 2407-0769
Jurnal Pena Edukasi, Vol. 4 No. 1, Januari 2017
ketuntasan belajar secara individu sebanyak 18 orang atau 85,71%, sedangkan 3 orang atau 14,29% belum mencapai ketuntasan belajar. Rata-rata hasil belajar yang diperoleh siswa adalah 89,05 dan di atas nilai KKM, sudah mencapai ketuntasan belajar klasikal.
SIMPULAN 1.
Refleksi Refleksi pelaksanaan pembelajaran pada siklus I dari hasil analisis tingkat aktivitas guru dan aktivitas siswa selama penggunaan pendekatan kontekstual sebagai berikut: a. Rata-rata Tingkat aktivitas guru (TAG) pada Siklus II adalah 4,40 dengan persentase sebesar 88,00%. Berdasarkan kriteria penilaian, tingkat aktivitas guru dalam penggunaan model pembelajaran kooperatif untuk siklus II kategori baik. b. Rata-rata Tingkat Aktivitas Siswa (TAS) pada Siklus I adalah sebesar 4,37 dengan persentase 87,37%. Berdasarkan kriteria penilaian, maka aktivitas siswa selama mengikuti pembelajaran siklus II dalam kategori baik. c. Siswa yang mencapai ketuntasan belajar secara individu untuk siklus II sebanyak 18 orang atau 85,71%, sedangkan 3 orang atau 14,29% belum mencapai ketuntasan belajar. Rata-rata hasil belajar yang diperoleh siswa yaitu 89,05. Hasil belajar siswa pada siklus II diperoleh persentase ketuntasan belajar siswa berada di atas 85%, dengan demikian hasil belajar siswa pada siklus II sudah mencapai ketuntasan belajar secara klasikal.
2.
3.
4.
14
Dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat upaya meningkatkan aktivitas guru dalam pembelajran fisika konsep kinematika gerak lurus semester ganjil di XI IPA2 MAS Ulumul Qur’an Stabat tahun ajaran 2015-2016. Peningkatan aktivitas guru pada siklus I yaitu 64,80% menjadi 88,00% pada siklus II. Melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD konsep pada kinematika gerak lurus semester ganjil di XI IPA2 MAS Ulumul Qur’an Stabat tahun ajaran 2015-2016 dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa. Peningkatan aktivitas siswa pada siklus I yaitu 65,00% menjadi 87,37% pada siklus II. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada konsep kinematika gerak lurus semester ganjil di XI IPA2 MAS Ulumul Qur’an Stabat tahun ajaran 2015-2016 dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Peningkatan hasil belajar siswa pada siklus I yaitu 57,14% menjadi 85,71% pada siklus II. Tanggapan terhadap angket siswa sangat variatif, dari 21 orang siswa dan 10 pertanyaan, diperoleh: a. Penerapan pembelajaran kooperatif tipe STAD pada konsep kinematika gerak lurus dapat memudahkan dalam memahami materi pelajaran mendapat respon terbanyak dengan rata-rata tanggapan
Jurnal Pena Edukasi, Vol. 4 No. 1, Januari 2017
siswa 2,95 dengan persentase sikap siswa 89,27%. b. Penerapan pembelajaran kooperatif tipe STAD pada konsep kinematika gerak lurus dapat menumbuhkan minat
ISSN 2407-0769
belajar fisika siswa mendapat respon paling sedikit dengan rata-rata tanggapan siswa 3,57 dengan persentase sikap siswa 73,81%.
DAFTAR PUSTAKA
Darsono, M., dkk. 2000. Belajar dan Pembelajaran. Semarang: IKIP Semarang Press Djamarah, SB. 2008. Rahasia Sukses Belajar. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Mukhtar dan Yamin Martinis. 2005. Metode Pembelajaran yang Berhasil. Jakarta: PT Rakasta Samasta. Nurhadi, dkk. 2003. Pembelajaran Kontekstual (Cooperatif Learning) di Ruang-Ruang Kelas. Jakarta : PT. Gramedia Widiasarana Indonesia. Sardiman, AM. 2011. Interaksi dan motivasi Belajar mengajar. Jakarta: PT. Grafindo Persada
Slavin
R.E. 2005. Cooperative Learning, Teori, Riset dan Praktik. Terjemahan Narulita Yusron. Bandung: Nusa Media Sujana, N. 2009. Penilaian Hasil Belajar. Bandung: Rossda Karya. Syaiful, S. 2010. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta Tim Peneliti Program Pasca Sarjana UNY. 2003. Pedoman Penilaian Afektif. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta. Tim Peneliti Program Pasca Sarjana UNY. 2003. Pedoman Penilaian Psikomotorik. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.
15
Jurnal Pena Edukasi, Vol. 4 No. 1, Januari 2017
16
ISSN 2407-0769