UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA MATEMATIKA MELALUI MODEL DISCOVERY LEARNING SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Syarat Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh
Ressa Carera 1112018300009
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2017
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
ABSTRAK Ressa Carera (NIM: 1112018300009): Upaya Meningkatkan Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita Matematika Melalui Model Discovery Learning (Penelitian Tindakan Kelas di SDI Al-Kautsar Bintaro)
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan menyelesaikan soal cerita melalui model discovery learning. Subjek penelitian adalah siswa kelas IV-C yang berjumlah 20 siswa terdiri dari 8 siswa laki-laki dan 12 siswa perempuan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini dalah metode penelitian tindakan kelas (PTK), penelitian dilaksanakan dua siklus. Instrumen yang digunakan adalah lembar observasi aktivitas siswa, jurnal harian, pedoman wawancara, tes kemampuan menyelesaiakan soal cerita dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan menyelesaikan soal cerita siswa melalui model discovery learning mengalami peningkatan. Peningkatan kemampuan menyelesaikan soal cerita siswa dapat dilihat pada siklus I diperoleh nilai rata-rata 68,6 dan meningkat pada siklus II menjadi 83,5. Peningkatan kemampuan menyelesaikan soal cerita juga ditandai dengan peningkatan aktivitas siswa, pada siklus I rata-rata aktivitas siswa sebesar 70,8% meningkat sebesar 15,7% pada siklus II menjadi 86,5%. Respon positif siswa terhadap pembelejaran model discovery learning pada siklus I sebesar 71,2%, juga mengalami peningkatan 13,5% dari siklus I menjadi 84,7% pada siklus II. Kata Kunci : Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita, Discovery Learning
i
ABSTRACT Ressa Carera (NIM: 1112018300009): Efforts to Improve the Ability of Solving of Story’s Question Through Learning Model of Discovery Learning (Classroom Action Research in Al Kautsar Bintaro Primary School).
This study to improve the ability to solve word problems through discovery learning model. The subjects were students of IV-C by 20 students consisted of 8 male students and 12 female students. The method used in this study is action research method, the study was conducted in two cycles. The instrument used in this study is the observation sheets, daily journals, interviews, tes the ability to solve word problems, and documentation. The result showed that students’ ability to solve word problems through a model of discovery learning has increased. Increase students ability to solve word problems can be seen in the first cycle obtained 68,6 and an average increase incycle II to 83,5. Incerased ability to sove word problem are also characterized by increased activity of the students, the average of the first cycle of 70,8% of the student activity increased by 15,7% in the second cycle becomes 86,5%. The positive response of student towards learning discovery learning model in the first 71,2%, also an increase of 13,5% from 84,7% in the first cycle to second cycle. Key Word: Ability of Solving of Story’s Question, Discovery Learning
ii
KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang memberikan nikmat dan rahmat serta hidayah-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Upaya Meningkatkan Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita Melalui Model Discovery Learning”. Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan dan terlimpahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW sebagai suri tauladan bagi umat islam, yang telah menberikan qudwah hasanah untuk umatnya guna mencapai insan kamil. Semoga kita senantiasa mendapatkan syafa’atnya di yaumul akhir. Aamin. Penyelesaian penulisan skripsi ini tidaklah semudah membalikkan telapak tangan, penulis membutuhkan perjuangan serta pengorbanan baik moril maupun materil. Butuh tekad serta kemauan yang kuat dalam menghadapi segala halangan dan rintangan. Namun atas bantuan, motivasi, serta bimbingan dari semua pihak. Pada akhirnya penulisan skripsi ini dapat terselesaikan. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, diantaranya: 1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA sebagai dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menuntut ilmu di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan. 2. Dr. Khalimi, MA, Ketua Prodi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang selalu memberikan motivasinya. 3. Asep Ediana Latip, M.Pd, sekertaris Prodi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah sekaligus Dosen Penasehat Akademik, yang selalu membimbing dan memberikan motivasinya. 4. Maifalinda Fatra, M.Pd selaku Dosen Pembimbing yang penuh kesabaran serta keikhlasan telah meluangkan waktu, tenaga, pikiran, serta motivasi dalam membimbing penulis selama ini.
iii
5. Dr. Sita Ratnaningsih, M.Pd selaku Dosen Pembimbing II yang sangat sabar dan tekun dalam memberikan arahan, waktu, saran, serta motivasi dalam penulisan skripsi. 6. Seluruh Dosen Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu pengetahuan serta bimbingan kepada penulis selama mengikuti perkuliahan, semoga ilmu yang telah bapak dan ibu berikan mendapat keberkahan dari Allah SWT. 7. Staf Fakultas Tarbiyah dan Keguruan dan staf Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberi kemudahan dalam pembuatan surat-surat serta sertifikat. 8. Teristimewa dan yang paling utama untuk orang tua tercinta, Bapak Susiadi (Alm.) yang sangat menginginkan penulis mencapai pendidikan setinggitingginya. Dan ibu Trismiyati yang selalu sabar mendoakan dan memberikan semangat sekaligus memberikan semangat kepada penulis sehingga penulis selalu termotivasi dalam menyelesaikan skripsi ini. 9. Kepala SDI Al-Kautsar Bintaro, Ibu sukisnawati S.Pd, yang telah mengizinkan penulis melakukan penelitian di sekolah tersebut. Ms. Iin Handayani S.Pd selaku head level kelas IV yang telah membantu penulis selama melakukan penelitian. 10. Guru-guru di SDI Al-Kautsar Bintaro yang selalu memberikan semangat dan motivasi kepada penulis untuk segera menyelesaikan skripsi ini. 11. Seluruh siswa-siswi kelas IV-C SDI Al-Kautsar yang membuat penulis termotivasi agar memberikan pelajaran yang terbaik untuk mereka, dan membantu dalam penelitian ini. 12. Sahabat-sahabat tersayang, Astria, S.Pd, Fikriyatul Huda, Hanifa Amalia, Mila Nur Octavia S.Pd, Esti Mutia Hayati S.Pd, Ayu Lindasari, S.Pd dan Nurul Hikmah, S.Pd terimakasih atas indahnya persahabatan serta dukungan dalam memberikan bantuan dan motivasi kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.
iv
13. Teman-teman angkatan 2012 di Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah yang turut memberikan motivasi dalam menyelesaikan tugas akhir ini. Serta ucapan terimakasih kepada seluruh pihak yang tidak dapat penulis tuliskan satu persatu. Akhirnya hanya kepada Allah SWT jualah semua ini penulis serahkan, semoga kebaikan mereka mendapatkan balasan yang berlipat ganda dari Allah SWT. Harapan penulis semoga skripsi ini memberikan manfaat bagi pembaca khususnya mahasiswa Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan ketidaksempurnaan dalam penulisan skripsi ini, oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan.
Jakarta, 19 April 2017
Ressa Carera 1112018300009
v
DAFTAR ISI
ABSTRAK ............................................................................................................. i ABSTRACT ........................................................................................................ . ii KATA PENGANTAR ........................................................................................ iii DAFTAR ISI ....................................................................................................... vi DAFTAR TABEL ............................................................................................... ix DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ x DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ............................................................................ 1 B. Identifikasi Masalah ................................................................................... 5 C. Pembatasan Fokus Penelitian .................................................................... 5 D. Perumusan Masalah Penelitian .................................................................. 6 E. Tujuan dan Kegunaan Hasil Penelitian ..................................................... 6 F. Manfaat Penelitian ..................................................................................... 6 BAB II KAJIAN TEORITIK PENGAJUAN KONSEPTUAL INTERVENSI TINDAKAN DAN HIPOTESIS TINDAKAN A. Acuan Teori dan Fokus yang diteliti ......................................................... 8 1. Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar ....................................... 8 a. Pengertian Matematika .................................................................. 8 b. Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar ................................. 9 2. Model Discovery Leaning ..................................................................... 11 a. Pengertian Discovery Leaning ..................................................... 11 b. Karakteristik Discovery Leaning ................................................. 15 c. Tujuan Discovery Leaning ........................................................... 16 d. Tahap Discovery Leaning ............................................................ 17 e. Langkah-Langkah Discovery Leaning ......................................... 18
vi
f. Kelebihan Discovery Leaning ...................................................... 20 g. Kelemahan Discovery Leaning .................................................... 21 3. Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita Matematika ....................... 22 a. Pengertian Soal Cerita ................................................................. 22 b. Karakteristik Soal Cerita ............................................................. 23 c. Kelebihan dan Kelemahan Soal Cerita ....................................... 23 d. Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita .................................... 24 4. Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK) dan Faktor persekutuan Besar (FPB) ................................................................................................. 28 a. Kelipatan Persekutuan Kecil ....................................................... 28 b. Faktor Persekutuan Besar ............................................................ 29 B. Hasil Penelitian yang Relevan ................................................................ 30 C. Kerangka Konseptual .............................................................................. 31 D. Hipotesis Tindakan ................................................................................. 33 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................. 34 B. Metode Penelitian dan Rancangan Siklus Penelitian .............................. 34 C. Subjek dan Objek Penelitian ................................................................... 38 D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian ............................................. 38 E. Tahap Intervensi Tindakan ...................................................................... 38 F. Hasil Intervensi tindakan yang Diharapkan ............................................ 42 G. Data dan Sumber Data ............................................................................ 42 H. Instrumen Pengumpulan Data ................................................................. 43 I. Teknik Pengumpulan Data ...................................................................... 44 J. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan ...................................................... 45 K. Teknik Analisis Data ............................................................................... 48 L. Indikator Keberhasilan ............................................................................ 50 BAB IV DESKRIPSI ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data ......................................................................................... 51 B. Analisis Data ........................................................................................... 76 C. Pembahasan ............................................................................................. 80
vii
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ............................................................................................. 84 B. Saran ....................................................................................................... 84 DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 85 LAMPIRAN-LAMPIRAN
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1
Jadwal Kegiatan Penelitian ........................................................... 35
Tabel 3.2
Tahap Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas ............................. 39
Tabel 3.3
Data dan Sumber Data .................................................................. 42
Tabel 3.4
Teknik Pengumpulan Data ............................................................ 45
Tabel 3.5
Klarifikasi Interpretasi Daya Pembeda Butir Soal ........................ 48
Tabel 4.1
Presentase Aktivitas Siswa Siklus I .............................................. 59
Tabel 4.2
Hasil Tes Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita Siklus I ........ 60
Tabel 4.3
Respon Siswa Terhadap Pembelajaran Siklus I ........................... 62
Tabel 4.4
Hasil LKK Siklus I ....................................................................... 63
Tabel 4.5
Hasil Refleksi Tindakan Pembelajaran Siklus I ............................ 64
Tabel 4.6
Presentase Aktivitas Siswa Siklus II ............................................ 71
Tabel 4.7
Hasil Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita Siklus II ............. 72
Tabel 4.8
Respon Siswa Terhadap Pembelajaran Siklus II .......................... 74
Tabel 4.9
Hasil LKK Siklus II ..................................................................... 75
Tabel 4.10
Statistik Deskriptif Tes Siklus I dan II ......................................... 78
Tabel 4.11
Presentase Aktivitas Siswa Siklus I dan Siklus II ........................ 79
Tabel 4.12
Presentase Respon Siswa Siklus I dan Siklus II .......................... 80
Tabel 4.13
Peningkatan Kemmapuan Menyelesaikan Soal Cerita Matematika Siswa ............................................................................................ 81
Tabel 4.14
Peningkatan Aktivitas Belajar Siswa Siklus I ke Siklus II ........... 82
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1
Bagan Kerangka Konseptual ......................................................... 33
Gambar 3.1
Alur Siklus Penelitian Tindakan Kelas ......................................... 38
Gambar 4.1
Aktivitas Kelompok 2 Saat Berdiskusi ......................................... 53
Gambar 4.2
Hasil Jawaban Diskusi Siswa Pada Pertemuan ke-3 .................... 56
Gambar 4.3
Kegiatan Siswa Saat Mengerjakan Soal Tes Akhir Siklus I ......... 58
Gambar 4.4
Presentase Kemampuan Siswa Menyelesaikan Soal Cerita .......... 60
Gambar 4.5
Jawaban Siswa Pada Indikator Memahami Masalah Pada Siklus 1 .......................................................................................... 61
Gambar 4.6
Jawaban Siswa Pada Indikator Membuat Rencana Pemecahan Masalah ......................................................................................... 61
Gambar 4.7
Jawaban Siswa Pada Indokator Melaksanakan Strategi Pada Siklus I .......................................................................................... 62
Gambar 4.8
Kegiatan Siswa Saat Berdiskusi Untuk Menyelesaikan LKK ...... 67
Gambar 4.9
Hasil Diskusi Jawaban Siswa Pada Pertemuan Ke-5 .................... 67
Gambar 4.10 Siswa Mempresentasikan Hasil Diskusi Kelompoknya ................ 68 Gambar 4.11 Aktivitas Siswa Pada Tahap Verification ...................................... 70 Gambar 4.12 Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita Siswa Per Indikator Pada Siklus II ......................................................................................... 73 Gambar 4.13 Salah Satu Sample Jawaban Siswa Pada tes Siklus II .................. 73 Gambar 4.14 Perbandingan Skor Menyelesaikan Soal Cerita Pada Siklus I dan II ................................................................................ 77
x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Bukti Rendahnya Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita Siswa ............................................................................................. 87
Lampiran 2
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I ................................ 88
Lampiran 3
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II ............................ 100
Lampiran 4
Lembar Kerja Kelompok Siklus I .............................................. 112
Lampiran 5
Lembar Kerja Kelompok Siklus II ............................................. 118
Lampiran 6
Hasil Ujian Tengah Semester ..................................................... 124
Lampiran 7
Soal Uji Validitas ....................................................................... 125
Lampiran 8
Hasil Uji Validitas ...................................................................... 129
Lampiran 9
Hasil Uji Reliabilitas .................................................................. 131
Lampiran 10 Hasil Uji Taraf Sukar ................................................................. 133 Lampiran 11 Hasil Uji Daya Beda ................................................................... 135 Lampiran 12 Kisi-Kisi Tes Siklus I ................................................................. 137 Lampiran 13 Tes Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita Siklus I ............... 138 Lampiran 14 Pedoman Penskoran Tes ............................................................ 139 Lampiran 15 Kisi-Kisi tes Siklus II ................................................................. 140 Lampiran 16 Tes Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita Siklus II .............. 141 Lampiran 17 Hasil Tes Siklus I ....................................................................... 142 Lampiran 18 Hasil Tes Siklus II ...................................................................... 147 Lampiran 19 Nilai LKK Siklus I ..................................................................... 152 Lampiran 20 Nilai LKK Siklus II .................................................................... 153 Lampiran 21 Pedoman Observasi Siswa ......................................................... 154 Lampiran 22 Hasil Observasi Siswa Siklus I .................................................. 155 Lampiran 23 Hasil Observasi Siswa Siklus II ................................................. 157 Lampiran 24 Lembar Jurnal Harian Siswa ...................................................... 159 Lampiran 25 Rekapitulasi Jurnal Harian Siklus I dan Siklus II ...................... 160 Lampiran 26 Pedoman Wawancara Pra Penelitian .......................................... 161 Lampiran 27 Pedoman Wawancara Siswa ...................................................... 162 xi
Lampiran 28 Hasil Wawancara Siklus I .......................................................... 163 Lampiran 29 Hasil Wawancara Siklus II ......................................................... 164 Lampiran 30 Surat Bimbingan Skripsi ............................................................ 165 Lampiran 31 Surat Izin Penelitian ................................................................... 167 Lampiran 32 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian .......................... 168 Lampiran 33 Profil Seklolah ............................................................................ 169 Lampiran 34 Lembar Uji Referensi ................................................................. 172 Lampiran 35 Riwayat Penulis .......................................................................... 175
xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan memajukan daya pikir manusia. Perkembangan pesat dibidang teknologi informasi dan komunikasi dewasa ini dilandasi oleh perkembangan matematika dibidang teori bilangan, aljabar, analisis, teori peluang dan matematika diskrit. Untuk menguasai dan mencipta teknologi di masa depan diperlukan penguasaan matematika sejak dini. Matematika merupakan ilmu pasti yang semuanya berkaitan dengan penalaran. Matematika menjadi salah satu bidang studi yang mempunyai peranan penting dalam pendidikan. Dilihat dari jam pembelajaran di sekolah, mata pelajaran matematika mempunyai jam yang lebih banyak dibandingkan dengan mata pelajaran lainnya. Dengan adanya pembelajaran matematika di sekolah diharapkan dapat mempersiapkan peserta didik agar menggunakan matematika secara fungsional dalam kehidupan sehari-hari dan di dalam mengahadapi ilmu pengetahuan lain. Pembelajaran merupakan suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsurunsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan pembelajaran. Pada Pasal 1 butir 20 UU no. 20 tahun 2003 tentang sisdiknas, pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.1 Sebagaimana konsep pembelajaran yang telah diungkap, maka dapat dikatakan bahwa didalam proses pembelajaran terdapat interaksi antara peserta didik, pendidik serta dengan melibatkan unsur-unsur yang dapat mempengaruhi untuk mencapai tujuan atau kompetensi yang diharapkan. Yang dimaksud unsur-unsur yang dapat
1
Ali Hamzah dan Muhlisrarini, Perencanaan dan Strategi Pembelajaran Matematika, (Jakarta: Rajawali Pers, 2014), Hlm. 42
1
2
mempengaruhi ini adalah strategi, pendekatan, model, metode dan teknik pembelajaran yang digunakan oleh guru di dalam kegiatan pembelajaran. Dewasa ini, yang terlihat bahwa sebagian besar pola pembelajaran di Indonesia masih bersifat transmisif, guru mentransfer konsep-konsep secara langsung pada peserta didik. Soejadi menyatakan bahwa dalam kurikulum sekolah di Indonesia terutama pada mata pelajaran eksak (matematika, fisika, kimia) dan dalam pengajarannya selama ini terpatri kebiasaan dengan urutan sajian pembelajaran sebagai berikut.2 Langkah 1:
Langkah 2:
Langkah 3:
Diajarkan/
Diberikan
Diberikan
teori/definis
contoh
latihan soal
Selain itu, cara pembelajaran yang dilakukan oleh guru masih bersifat teacher center. Metode pembelajaran yang sering digunakan guru adalah metode ceramah. Proses pembelajaran metode ini lebih terkesan monoton dan kurang variatif sehingga mengakibatkan siswa bosan. Pada metode ceramah ini guru lah yang aktif, sehingga siswanya hanya diam mendengarkan saja. Pembelajaran matematika di sekolah, guru hendaknya memilih dan menggunakan strategi, pendekatan, model, metode, dan teknik yang melibatkan siswa aktif dalam belajar, baik secara mental fisik, maupun sosial. Dalam pembelajaran matematika siswa dibawa ke arah mengamati, menebak, berbuat, mencoba, mampu menjawab pertanyaan mengapa, dan kalau mungkin berdebat. Prinsip belajar aktif inilah yang diharapkan dapat menumbuhkan sasaran pembelajaran matematika yang kreatif dan kritis. Tujuan dalam pembelajaran matematika mengharapkan siswa mampu memahami objek belajar matematika yang berarti siswa dapat memahami setiap persoalan dalam matematika dan penyelesaiannya tidak hanya dengan satu syarat kemampuan tetapi harus dengan beberapa kemampuan yaitu mengertikan konsep, prinsip sebelumnya, dan sekaligus memahami persoalan yang ada. Berdasarkan 2
hlm. 20.
Trianto, Mendesai Model Pembelajaran Inofatif-Progresif, (Jakarta: Kencana, 2015),
3
buku-buku penunjang pelajaran matematika yang mengacu pada kurikulum saat ini, banyak dijumpai soal-soal yang berbentuk soal cerita pada beberapa materi pokok bahasan. Banyak hal dalam kehidupan sehari-hari yang erat kaitannya di dalam materi pokok matematika. Untuk memudahkan siswa menguasai dan memahami penyelesaian soal matematika, khususnya soal matematika bentuk cerita maka siswa haruslah menguasai aturan-aturan dan rumus, selain itu perlu disertai banyak intensitas latihan mengerjakan soal karena apabila tidak disertai dengan latihan maka siswa akan sulit dalam mencapai keberhasilan belajar. Memecahkan persoalan yang berbentuk cerita berarti menerapkan pengetahuan yang dimiliki secara teoritis untuk menyelesaikan persoalan nyata dalam kehidupan sehari-hari. Soal cerita pada kehidupan sehari-hari lebih ditekankan pada penajaman intektual anak sesuai dengan kenyataan yang mereka hadapi dan sesuai dengan konteks apa yang mampu nalar mereka capai. Namun kenyataannya masih banyak siswa yang mengalami kesulitan dalam memahami arti kalimat-kalimat dalam soal cerita, kurang mampu memisalkan apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan, kurang bisa menghubungkan secara fungsional unsur-unsur yang diketahui untuk menyelesaikan masalahnya, dan unsur mana yang harus dimisalkan dengan suatu variabel tertentu. Peneliti melakukan observasi di kelas IV-C SDI Al-Kautsar Bintaro. Berdasarkan pengamatan peneliti selama proses observasi, diperoleh keterangan bahwa pelajaran matematika masih kurang efektif. Hal ini terlihat dari aktivitas siswa yang melakukan kegiatan diluar konteks pembelajaran, misalnya siswa tidak memperhatikan penjelasan yang diberikan oleh guru, hanya sedikit siswa yang bertanya atau berpendapat tentang materi yang diajarkan, siswa masih bingung jika mengerjakan soal yang diberikan berbeda dengan contoh dan siswa bingung dalam menggunakan startegi matematika mana yang akan dipilih. Selain itu siswa juga masih kesulitan memahami bahasa matematika guna membantu dalam menemukan jawaban, dan yang terjadi siswa hanya menebak jawaban. Saat peneliti melihat hasil ulangan tengah semester siswa, terlihat pada soal cerita siswa tidak menggunakan langkah-langkah yang seharusnya dilakukan saat menyelesaikan soal cerita. Sebagian besar siswa keliru saat menentukan startegi
4
dalam menyelsaikan soal cerita. Jawaban siswa juga langsung pada jawaban akhir, tanpa adanya langkah diketahui, ditanyakan, dan kesimpulan dari jawaban (Lampiran 1). Kemampuan menyelesaikan soal cerita siswa kelas IV-C SDI Al-Kautsar Bintaro rendah. Hal ini dikarenakan siswa belum mampu memahami permasalahan yang ada dalam soal cerita, belum mampu menetukan strategi dalam soal cerita dengan konsep matematika yang telah dipelajari, dan belum mampu melakukan kesimpulan dari jawaban pada soal cerita. Kemampuan siswa dalam memahami kalimat dalam soal cerita matematika masih rendah dan dalam menterjemahkan konsep matematikapun masih rendah. Berdasarkan keadaan di lapangan, masalah yang sering dirasakan sulit oleh siswa dalam pembelajaran matematika adalah menyelesaikan soal cerita. Menyelesaikan soal cerita matematika tidak semudah menyelesaikan soal pilihan ganda atau uraian singkat. Pada soal cerita dibutuhkan kemampuan siswa dalam memahami masalah pada soal cerita, kemampuan menentukan startegi, kemampuan menjalankan startegi, dan kemampuan menyimpulkan jawaban. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, maka dibutuhkan sebuah model pembelajaran yang dapat membantu siswa untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya. Melalui upaya pemilihan model pembelajaran yang tepat dan inovatif dalam pembelajaran matematika di sekolah dasar merupakan suatu kebutuhan yang sangat penting untuk dilakukan. Salah satu model yang dapat digunakan dalam pembelajaran matematika adalah model penemuan (Discovery Learning). Model penemuan adalah model pembelajaran yang berpusat pada aktivitas peserta didik dalam belajar. Dalam pembelajaran ini, guru bertindak sebagai pembimbing dan fasilitator yang mengarahkan peserta didik untuk menemukan kosep dalil, prosedur, algoritma dan semacamnya, model ini menekankan guru memberikan masalah kepada peserta didik kemudian peserta didik diminta untuk memecahkan masalah tersebut melalui melakukan percobaan, mengumpulkan dan menganalisis data, dan mengambil kesimpulan. Oleh karena itu, siswa akan berpikir lebih aktif dan memiliki kesempatan untuk mencari pengalamannya sendiri dan memberi
5
kesempatan kepada siswa untuk menemukan serta mengembangkan idenya secara mandiri. Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas, peneliti tertarik untuk melakukan suatu penelitian dengan judul “Upaya Meningkatkan Kemampuan Menyelesaiakan Soal Cerita Matematika melalui Model Discovery Learning”. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka dapat diidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut: 1. Model
pembelajaran
yang
digunakan
untuk
melatih
kemampuan
menyelesaikan soal cerita belum tepat. 2. Partisipasi siswa dalam pembelajaran matematika rendah. 3. Rendahnya kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal yang disajikan dalam bentuk cerita pada mata pelajaran matematika. 4. Pengajaran yang dilakukan oleh guru masih bersifat teacher center. C. Pembatasan Fokus Penelitian Agar penelitian ini terarah dan permasalahan yang dibahas tidak menyimpang terlalu jauh maka penelitian ini dibatasi hanya pada: 1. Model pembelajaran Discovery Learning, yaitu model pembelajaran yang berpusat pada aktiviats peserta didik dalam belajar. Model ini menekankan guru memberikan masalah kepada peserta didik kemudian peserta didik diminta untuk memecahkan masalah tersebut melalui melakukan percoban, mengumpulkan dan menganalisis data, dan mengambil kesimpulan. Model pembelajaran ini menggunkan pendapat Bruner tentang Discovery Learning. 2. Kemampuan siswa yang diukur adalah kemampuan menyelesaikan soal cerita dalam materi KPK dan FPB kelas IV. Kemampuan siswa yang dimaksud adalah kesanggupan siswa dalam memahami apa yang terkandung dalam soal cerita dengan menulis kembali informasi-informasi yang ada pada soal cerita, menuliskan cara penyelesaian dengan simbol matematika yang benar, dapat menyelesaikannya dengan perhitungan yang benar, dan pada akhirnya dapat
6
menarik kesimpulan atas jawaban yang didapat. Soal cerita yang dimaksud adalah soal yang diungkapkan dalam bentuk cerita yang diambil dari masalah kehidupan sehari-hari atau pengalaman siswa yang berkaitan dengan konsep. Langkah-langkah menyelesaiakan soal cerita ini diambil berdasarkan pendapat Lia Kurniawati. D. Perumusan Masalah Penelitian Perumusan masalah yang akan diteliti pada penelitian ini sebagai berikut: 1. Bagaimana proses pembelajaran matematika dengan model discovery learning dalam meningkatkan kemampuan menyelesaikan soal cerita matematika siswa? 2. Bagaiman respon dan tingkat aktivitas siswa terhadap pembelajaran matematika dengan model pembelajaran Discovery? E. Tujuan dan Kegunaan Hasil Penelitian Adapun tujuan penelitian ini antara lain: 1. Mengetahui peningkatan kemampuan menyelesaikan soal cerita matematika siswa dalam pembelajaran yang menggunakan model Discovery Learning. 2. Mengetahui proses pembelajaran dengan Discovery Learning dalam meningkatkan kemampuan menyelesaikan soal cerita matematika siswa. 3. Mengetahui respon dan aktivitas siswa dalam pembelajaran matematika dengan model Discovery Learning.
F. Manfaat Penelitian Adapun manfaat penelitian ini adalah : 1. Bagi siswa, menerapkan suasana belajar yang berbeda melalui pembelajaran dengan model Discovery Learning dan memberi motivasi untuk memcahkan masalah dengan suasana belajar yang lebih menyenangkan dan aktif. 2. Bagi guru, memberikan referensi model Discovery Learning dapat menjadi alternatif model pembelajaran yang bisa diterapkan dalam pembelajaran matematika di sekolah.
7
3. Bagi sekolah, dapat memberikan pembinaan kepada guru-guru untuk menggunakan model pembelajaran yang bervariasi. 4. Bagi peneliti, menjadi referensi untuk menambah pengetahuan mengenai model pembelajaran yang bisa diterapkan unruk meningkatkan kemampuan menyelesaikan soal cerita matematika dalam pembelajaran di sekolah.
BAB II KAJIAN TEORITIK, PENGAJUAN KONSEPTUAL INTERVENSI TINDAKAN DAN HIPOTESIS TINDAKAN
A. Acuan Teori Area dan Fokus yang diteliti 1. Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar a. Pengertian Matematika Kata matematika berasal dari bahasa latin mathematika yang mulanya diambil dari bahasa yunani mathematike yang berarti mempelajari. Asal katanya Mathema yang berarti pengetahuan atau ilmu (knowledge, science). Kata mathematike berhubungan pula dengan kata lainnya yang hampir sama, yaitu mathein atau mathenein yang artinya belajar (berpikir). Jadi, berdasarkan asal katanya, matematika adalah ilmu pengetahuan yang didapat dengan berpikir (bernalar). Menurut Ismail yang dikutip oleh Ali dalam bukunya memberikan definisi matematika adalah ilmu yang membahas angkaangka dan perhitungannya, membahas masalah-masalah numerik, mengenai kuantitas dan besaran, mempelajari hubungan pola, bentuk dan struktur, sarana berpikir, kumpulan sistem, struktur dan alat.3 Matematika merupakan salah satu disiplin ilmu yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir, berargumentasi, memberikan kontribusi dalam penyelesaian masalah sehari-hari dan dalam dunia kerja, serta memberikan dukungan dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.4 Matematika adalah ilmu terstruktur yang terorganisasikan dengan baik karena matematika dimulai dari unsur yang tidak
3
Ali hamzah dan Muhlisrarini, Perencanaan dan Strategi Pembelajaran Matematika, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2014) hlm. 48 4 Ahmad Susanto, Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar, (Jakarta: Kencana, 2013), hlm 185.
8
9
didefinisikan ke unsur yang didefinisikan, ke aksioma atau postulat dan akhirnya ke dalil atau teorema. Komponen-komponen matematika ini membentuk sistem yang saling berhubungan dan terorganisasikan dengan baik. Hal ini dapat dilihat dari konsep-konsep matematika yang tersusun secara hirarkis, terstuktur, logis, dan sistematis dari konsep yang paling sederhana sampai ke konsep yang kompleks.5 Matematika disebut juga ilmu deduktif yang tidak menerima generalisasi yang didasarkan observasi tetapi untuk dapat dibuat generalisasi dibuktikan secara deduktif.6 Menurut Soekardjono yang dikutip oleh Ali dalam bukunya, matematika adalah bahasa, sebab matematika merupakan bahasa lambang/simbol yang dapat dipahami oleh semua bangsa berbudaya.7 Seperti seni, dalam matematika terlihat adanya keteraturan, keterurutan dan kosisten. Sehingga matematika indah dipandang dan diresapi seperti hasil seni. Berdasarkan uraian diatas, matematika merupakan ilmu yang membutuhkan penalaran dan berpikir logis, karena matematika merupakan ilmu yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. b. Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar Pembelajaran merupakan komunikasi dua arah, mengajar dilakukan oleh pihak guru sebagai pendidik, sedangkan belajar dilakukan oleh peserta didik. Pembelajaran didalamnya mengadung makna belajar dan mengajar, atau merupakan kegiatan belajar mengajar. Belajar tertuju pada apa yang harus dilakukan oleh seseorang sebagai subjek yang harus menerima pelajaran, sedangkan mengajar berorientasi pada apa yang harus dilakukan oleh guru sebagai pemberi pelajaran. Kedua aspek ini akan berkolaborasi secara terpadu menjadi suatu kegiatan pada saat terjadi interaksi antara guru 5
Ali Hamzah dan Muhlisrarini, Op.Cit., hlm. 40 Ibid., hlm. 48 7 Ibid., 6
10
dengan siswa, serta antara siswa dengan siswa di dalam pembelajaran matematika sedang berlangsung. Pembelajaran merupakan proses membantu siswa-siswi untuk membangun konsep/prinsip dengan kemampuan siswa-siswi sendiri melalui internalisasi sehingga konsep/prinsip tersebut terbentuk. Dengan proses internalisasi itu terjadilah transformasi informasi sehingga informasi yang diperoleh menjadi konsep/prinsip baru. Transformasi tersebut mudah terjadi bila pemahaman terjadi karena terbentuknya jaringan konsep/prinsip dalam benak siswa-siswi. Menurut Corey dalam Susanto, pembelajaran adalah suatu proses dimana lingkungan seseorang secara sengaja dikelola untuk memungkinkan ia turut serta dalam tingkah laku tertentu dalam kondisi-kondisi khusus atau menghasilkan respon terhadap situasi tertentu.8Pembelajaran dalam pandangan Corey sebagai upaya menciptakan kondisi dan lingkungan belajar yang kondusif sehingga memungkinkan siswa berubah tingkah lakunya. Adapun menurut Dimyati yang dikutip oleh Susanto dalam bukunya, pembelajaran adalah kegiatan guru secara terprogram dalam desain instruksional, untuk membuat siswa belajar secara aktif, yang menekankan pada menyedianan sumber belajar.9 Pembelajaran berarti aktivitas guru dalam merancang bahan pengajaran agar proses pembelajaran dapat berlangsung secara efektif, yakni siswa dapat belajar secara aktif dan bermakna. Anak bukanlah manusia dewasa dalam ukuran kecil. Anak pada umumnya memiliki karakteristik khusus yang berbeda dengan orang dewasa bahkan mereka berbeda antara satu dengan yang lainnya. Perbedaan-perbedaan tersebut juga dapat dilihat dari cara berfikir, bertindak, bekerja dan lain sebagainya. Anak-anak usia MI/SD adalah anak yang pada umumnya berada pada kisaran usia 7-12 tahun. 8 9
Ahmad Susanto, Op. Cit., hlm. 186 Ibid.,
11
Menurut Peaget, anak pada usia ini masih berada dalam tahap berfikir oprasional konkret, artinya bahwa siswa-siswi MI/SD belum bisa berfikir formal dan abstrak. Pada tahap ini, anak-anak dapat memahami operasi logis dengan bantuan benda-benda konkret. Oleh karena itu, dalam pembelajaran matematika guru harus memperhatikan karakteristik dan perbedaan-perbedaan tersebut untuk meningkatkan efektivitas pembelajaran matematika di MI. Sebagaimana diketahui, bahwa matematika adalah ilmu deduktif, formal, hierarkis, menggunakan bahasa simbol dan bersifat abstrak. Perbedaan karakteristik antara anak usia MI dan matematika, mengakibatkan adanya kesulitan dalam pembelajaran matematika. Oleh karena itu, diperlukan cara yang efektif untuk menjembatani antara tahap berfikir anak usia MI yang masih dalam operasional konkret dan matematika yang bersifat abstrak. Berdasarkan uraian-uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran matematika MI adalah usaha yang dilakukan oleh guru kepada peserta didik MI untuk membangun pemahaman terhadap matematika. Proses pembangunan pemahaman inilah yang lebih penting dari pada hasil belajar sebab pemahaman akan lebih bermakna kepada materi yang dipelajari. 2. Model Discovery Learning a. Pengertian Discovery Learning Model pembelajaran diartikan sebagai prosedur sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar. Dengan kata lain, praktisnya model pembelajaran merupakan suatu rencana atau pola yang digunakan untuk merancang pembelajaran tatap muka di dalam ruang kelas dan untuk menyusun materi pengajaran.10
10
Agus N Cahyo, Panduan Aplikasi Teori-Teori Belajar Mengajar Teraktual dan Terpopuler, (Yogyakarta: DIVA Press, 2013), Cet.1, hlm. 99
12
Model mengajar dapat diartikan sebagai suatu rencana atau pola yang digunakan dalam menyusun kurikulum, mengatur materi peserta didik, dan memberi petunjuk kepada pengajar di kelas dalam setting pengajaran
atau
setting
lainnya.11
Jadi,
sebenarnya
model
pembelajaran memiliki arti yang sama dengan pendekatan, startegi, atau metode pembelajaran. Memilih suatu model pembelajaran, harus disesuaikan dengan realitas dan situasi kelas yang ada, serta pandangan hidup yang akan dihasilkan dari proses kerjasama yang dilakukan antara guru dan peserta didik. Hal itu merupakan interpretasi atas hasil observasi dan pengukuran yang diperoleh dari beberapa sistem. Salah satu model pembelajaran yang akhir-akhir ini banyak digunakan di sekolah-sekolah yang sudah maju adalah model discovery, hal itu disebabkan model discovery ini:12 1) Merupakan suatu cara untuk mengembangkan cara siswa belajar aktif. 2) Dengan menemukan sendiri, menyelidiki sendiri, maka hasil yang diperoleh akan setia dan tahan lama dalam ingatan, tidak akan mudah dilupakan. 3) Pengertian yang ditemukan sendiri merupakan pengertian yang betul-betul dikuasai dan mudah digunakan atau ditransfer dalam situasi lain. 4) Dengan menggunakan strategi penemuan, anak belajar menguasai salah satu metode ilmiah yang akan dapat dikembangkannya sendiri. 5) Dengan model penemuan ini juga, anak belajar berpikir analisis dan mencoba memecahkan problema yang dihadapi sendiri, kebiasaan ini akan ditransfer dalam kehidupan bermasyarakat.
11 12
Ali Hamzah dan Muhlisrarini, Op. Cit., hlm. 153 Ibid., hlm. 245.
13
Pembelajaran penemuan (discovery learning) adalah komponen penting pendekatan konstruktivis modern yang mempunyai sejarah panjang dalam inovasi pendidikan. Menurut Wilcox yang dikutip oleh Slavin dibukunya, dalam pembelajaran dengan penemuan siswa didorong untuk belajar sebagian besar melalui keterlibatan aktif mereka sendiri dengan konsep-konsep dan prinsip-prinsip, dan guru mendorong siswa untuk memiliki pengalaman dan melakukan percobaan yang memungkinkan mereka menemukan prinsip-prinsip untuk diri mereka sendiri.13 Model Discovery Learning didefinisikan sebagai proses pembelajaran yang terjadi bila pelajar tidak disajikan dengan pelajaran dalam bentuk finalnya, tetapi diharapkan mengorganisasi sendiri. Sebagaimana pendapat Bruner, bahwa: “Discovery Learning can be defined as the learning that takes place when the student is not presented with subject matter in the final form, but rather is required to organize it him self”. Ide dasar Bruner ini ialah pendapat dari Piaget yang menyatakan bahwa anak harus berperan aktif dalam belajar di kelas.14 Discovery Learning adalah model mengajar yang mengatur pengajaran sedemikian rupa sehingga anak memperoleh pengetahuan yang sebelumnya belum diketahuinya tidak melalui pemberitahuan, namun ditemukan sendiri.15 Model pembelajaran discovery merupakan salah satu model pengajaran yang progresif serta menitik beratkan kepada aktivitas siswa dalam proses belajar. Secara tegas Amin mengemukakan bahwa suatu kegiatan “discovery atau penemuan” ialah suatu kegiatan atau pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa sehingga siswa dapat menemukan konsep-konsep dan prinsip-prinsip melalui proses 13
Robert E. Slavin, Psikologi Pendidikan Teori dan Praktik, (Jakarta: PT Indeks, 2011), Edisi Ke-9, Jilid 2, hlm. 8 14 Dindin Ridwanudin, Bahasa Indonesia, (Jakarta: UIN Press, 2015), hlm. 81 15 Agun N. Cahyo, Op. Cit., hlm. 100
14
mentalnya sendiri.16 Dalam hal ini penemuan terjadi apabila siswa dalam proses mentalnya seperti mengamati, menggolongkan, membuat dugaan, mengukur, menjelaskan, menarik kesimpulan dan sebagainya untuk menemukan beberapa konsep atau prinsip. Model Discovery Learning adalah memahami konsep, arti, dan hubungan, melalui proses intuitif untuk akhirnya sampai kepada suatu kesimpulan.17 Discovery terjadi apabila individu terlibat, terutama dalam penggunaan proses mentalnya untuk menemukan beberapa konsep dan prinsip. Pembelajaran
Discovery
ialah
suatu
pembelajaran
yang
melibatkan siswa dalam proses kegiatan mental melalui tukar pendapat, dengan berdiskusi, membaca sendiri dan mencoba sendiri, agar anak dapat belajar sendiri. Model discovery learning sebagai sebuah teori belajar dapat didefinisikan sebagai belajar yang terjadi bila pelajar tidak disajikan dengan pelajaran dalam bentuk finalnya, tetapi diharapkan untuk mengorganisasikan sendiri. Model discovery merupakan komponen dari praktik pendidikan yang meliputi metode mengajar yang memajukan cara belajar aktif, berorientasi pada proses, mengarahkan sendiri, mencari sendiri dan reflektif. Menurut Encyclopedia of Educational Research, penemuan merupakan suatu strategi yang unik dan dapat diberi bentuk oleh guru dalam berbagai cara, termasuk mengajarkan keterampilan menyelidiki dan memecahkan masalah sebagai alat bagi siswa untuk mencapai tujuan pendidikannya. Dengan demikian, dapat dikatakan model discovery learning adalah suatu model dimana dalam proses belajar mengajar guru memperkenankan siswa-siswanya menemukan sendiri
16
Risqi Rahman dan Samsul Maarif, “Pengaruh Penggunaan Metode Discovery Terhadap Kemampuan Analogi Matematis Siswa SMK Al-Ikhsan Pamarican Kabupaten Ciamis Jawa Barat”, Jurnal Prodi Matematika STKIP Siliwangi Bandung, Vol. 3, Nomor 1, Febuari 2014, hlm. 40-41 17 Dindin Riwanudin, Op. Cit.
15
informasi secara tradisional biasa diberitahukan atau diceramahkan saja.18 Pembelajaran penemuan mempunyai penerapan dalam banyak pokok persoalan. Misalnya, beberapa museum ilmu pengetahuan mempunyai beberapa silinder dengan ukuran dan bobot yang berbeda, beberapa berongga dan beberapa keras. Siswa didorong untuk meluncurkan silinde itu menuruni lereng. Dengan melakukan eksperimen yang seksama, siswa dapat menemukan prinsip dasar yang menetukan kecepatan silinder. Simulasi komputer dapat menciptakan lingkungan dimana siswa dapat menemukan prinsip-prinsip ilmiah. Program pengayaan seusai sekolah dan program ilmu pengetahuan yang inovatif dangat mungkin didasarkan para prinsip pembelajaran penemuan. Pengaplikasian model discovery learning secara berulang-ulang dapat meningkatkan kemampuan penemuan dari individu yang bersangkutan. Pada intinya, model pembelajaran discovery ini mengubah kondisi belajar yang pasif menjadi aktif dan kreatif. Mengubah pembelajaran yang teacher oriented dimana guru menjadi pusat informasi menjadi student oriented siswa menjadi subjek aktif belajar. Model ini juga mengubah dari modus expository siswa yang hanya menerima informasi secara keseluruhan dari guru ke modus discovery yang menuntut siswa secara aktif menemukan informasi sendiri melalui bimbingan guru. b. Karakteristik Discovery Learning Belajar menemukan meliputi sebuah model instruksi dan strategi yang berfokus pada keaktifan, peluang pembelajaran dengan partisipatif aktif siswa.
18
Ali Hamzah dan Muhlisrarini, Op. Cit., hlm. 248.
16
Biknell-Holmes dan Hoffman menjelaskan tiga karakteristik belajar menemukan:19 1) Mengeksplorasi dan memecahkan masalah untuk menciptakan, menggabungkan, dan menggeneralisasi pengetahuan. 2) Berpusat pada siswa. 3) Kegiatan
untuk
menggabungkan
pengetahuan
baru
dan
pengetahuan yang sudah ada. Karakteristik yang paling jelas mengenai discovery sebagai model pembelajaran ialah bahwa sesudah tingkat-tingkat inisial (pemulaan) mengajar, bimbingan guru hendaklah lebih berkurang daripada model-model pembelajaran lainnya. Hal ini tidak berarti bahawa guru menghentikan untuk memberikan suatu bimbingan setelah problema disajikan kepada pelajar. Tetapi bimbingan yang diberikan tidak hanya dikurangi direktifnya melainkan pula pelajar itu diberi responsibilitas yang lebih besar untuk belajar sendiri.20 c. Tujuan Discovery Learning Bell mengemukakan beberapa tujuan spesifik dari pembelajaran dengan penemuan, yakni sebagai berikut:21 1) Dalam penemuan siswa memiliki kesempatan untuk terlibat secara aktif
dalam
pembelajaran.
Kenyataan
menunjukan
bahwa
partisipasi banyak siswa dalam pembelajaran meningkat ketika penemuan digunakan. 2) Melalui
pembelajaran
dengan
penemuan,
siswa
belajar
menemukan pola dalam situasi konkrit maupun abstrak, juga siswa banyak meramalkan (extrapolate) informasi tambahan yang diberikan.
19
Robert E. Slavin, Op. Cit., Dindin Ridwanudin, Op. Cit., hlm. 86 21 Ibid., hlm. 83-84 20
17
3) Siswa juga belajar merumuskan strategi tanya jawab yang tidak rancu dan menggunakan tanya jawab untuk memperoleh informasi yang bermanfaat dalam menemukan. 4) Pembelajaran dengan penemuan membantu siswa membentuk cara kerja bersama yang efektif, saling membagi informasi, serta mendengar dan menggunakan ide-ide orang lain. 5) Terdapat beberapa fakta yang menunjukan bahwa keterampilanketerampilan, konsep-konsep dan prinsip-prinsip yang dipelajari melalui penemuan lebih bermakna. 6) Keterampilan yang dipelajari dalam situasi belajar penemuan dalam beberapa kasus, lebih mudah ditransfer untuk aktifitas baru dan diaplikasikan dalam situasi belajar yang baru.
d. Tahap Discovery Learning Jika ingin mengaplikasikan model pembelajaran discovery ini, seorang guru harus melakukan beberapa persiapan terlebih dahulu. Berikut ini tahap perencanaan menurut Burner: 22 1) Menetukan tujuan pembelajaran. 2) Melakukan identifikasi karakteristik siswa (kemampuan awal, minat, gaya belajar dan sebagainya). 3) Memilih materi pelajaran. 4) Menentukan topik-topik yang harus dipelajari secara induktif. 5) Mengembangkan bahan-bahan belajar yang berupa contoh-contoh, ilustrasi, tugas dan sebagainya untuk dipelajari oleh siswa. 6) Mengatur topik-topik pelajaran dari yang sederhana ke kompleks, dari yang konkret ke abstrak, atau dari tahap enaktif, ikon sampai ke simbolik. 7) Melakukan penilaian proses dan hasil belajar siswa.
22
Agus N. Cahyo, Op. Cit., hlm. 248-249
18
e. Langkah-langkah Discovery Learning Menurut Syah dalam mengaplikasikan Discovery Learning di kelas, ada beberapa prosedur yang harus dilaksanakan dalam kegiatan belajar mengajar secara umum sebagai berikut:23 1) Stimulation (Pemberian Rangsangan) Pertama-tama pada tahap ini siswa dihadapkan pada sesuatu yang menimbulkan tanda tanya, kemudian dilanjutkan untuk tidak memberi generalisasi, agar timbul keinginan untuk menyelidiki sendiri. Disamping itu guru dapat memulai kegiatan PBM dengan mengajukan pertanyaan, anjuran membaca buku, dan aktivitas belajar lainnya yang mengarahkan paada pemecahan masalah. 2) Problem Statement (Pernyataan/Identifikasi Masalah) Setelah dilakukan stimulasi langkah selanjutnya adalah guru memberi kesempatan kepada siswa untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin agenda-agenda masalah yang relevan dengan bahan pelajaran, kemudian salah satunya dipilih dan dirumuskan dalam bentuk hipotesis (jawaban sementara atas pertanyaan masalah). Permasalahan yang dipilih itu selanjutnya harus dirumuskan dalam bentuk pertanyaan yang diajukan. Memberikan kesempatan siswa untuk mengidentifikasi dan menganalisis permasalahan yang mereka hadapi, merupakan teknik yang berguna dalam membangun agar mereka terbiasa untuk menemukan suatu masalah. 3) Data Collection (Pengumpulan Data) Ketika eksplorasi berlangsung guru juga memberi kesempatan kepada para siswa untuk mengumpulkan informasi sebanyakbanyaknya yang relevan untuk membuktikan benar atau tidaknya hipotesis. Pada tahap ini berfungsi untuk menjawab pertanyaan atau membuktikan benar tidaknya hipotesis.
23
Dindin Ridwanudin, Op. Cit., hlm. 89-90
19
Dengan demikian siswa diberi kesempatan untuk mengumpulkan berbagai informasi yang relevan, membaca literatur, mengamati objek, wawancara dengan narasumber, melakukan uji coba sendiri dan sebagainya. Konsekuensi dari tahap ini adalah siswa belajar secara aktif untuk menemukan sesuatu yang berhubungan dengan permasalahan yang dihadapi, dengan demikian secara tidak disengaja siswa menghubungkan masalah dengan pengetahuan yang telah dimilikinya. 4) Data Processing (Pengolahan Data) Semua informasi hasil bacaan, wawancara, observasi, dan sebagainya, semuanya diolah, diacak, diklasifikasikan, ditabulasi, bahkan bila perlu dihitung dengan cara tertentu serta ditafsirkan pada tingkat kepercayaan tertentu. Data Processing disebut juga dengan
pengkodean/
kategorisasi
yang
berfungsi
sebagai
pembentukan konsep dan generalisasi. Dari generalisasi tersebut siswa akan mendapatkan pengetahuan baru tentang alternatif jawaban/ penyelesaian yang perlu mendapat pembuktian secara logis. 5) Verification (Pembuktian) Pada tahap ini siswa melakukan pemeriksaan secara cermat untuk membuktikan benar atau tidaknya hipotesis yang di tetapkan tadi dengan temuan alternatif, dihubungkan dengan hasil data processing. Verification menurut Bruner, bertujuan agar proses belajar berjalan dnegan baik dan kreatif jika guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan suatu konsep, teori, aturan atau pemahaman melalui contoh-contoh yang ia jumpai dalam kehidupannya. Berdasarkan hasil pengolahan dan tafsiran, atau informasi yang ada, pernyataan atau hipotesis yang telah dirumuskan terdahulu itu kemudian dicek, apakah terjawab atau tidak, terbukti atau tidak.
20
6) Generalisation (Menarik Kesimpulan) Tahap menarik kesimpulan adalah proses menarik sebuah kesimpulan yang dapat dijadikan prinsip umum dan berlaku untuk semua kejadian atau masalah yang sama, dengan memperhatikan hasil verifikasi. Berdasarkan hasil verifikasi maka dirumuskan prinsip-prinsip yang mendasari generalisasi. Setelah menarik kesimpulan siswa harus memperhatikan proses generalisasi yang menekankan pentingnya peguasaan pelajaran atas makna dan kaidah atau prinsip-prinsip yang luas yang mendasari pengalaman seseorang, serta pentingnya proses pengaturan dan generalisasi dari pengalaman pengalaman itu. f. Kelebihan Discovery Learning Sebagaimana telah kita ulas sebelumnya, dalam belajar Discovery, siswa dikondisikan pada lingkungan belajar yang direfleksikan dalam pembentukan kode-kode generik (general) serta pembentukan sistem-sistem coding secara inheren. Dengan penerapan pendektan discovery learning
dalam belajar memiliki keuntungan-
keuntungan. Keuntungan tersebut antara lain:24 1) Membantu
siswa
untuk
memperbaiki
dan
meningkatkan
keterampilan-keterampilan dan proses-proses kognitif. Usaha penemuan merupakan kunci dalam proses ini, tergantung bagaimana cara belajarnya. 2) Pengetahuan yang diperoleh melalui model ini sangat pribadi dan ampuh karena menguatkan pengertian, ingatan dan transfer. 3) Menimbulkan rasa senang pada siswa, karena tumbuhnya rasa menyelidiki dan berhasil. 4) Model ini memungkinkan siswa berkembang dengan cepat dan sesuai dengan kecepatannya sendiri.
24
Ibid., hlm. 87-88
21
5) Menyebabkan siswa mengarahkan kegiatan belajarnya sendiri dengan melibatkan akalnya dan motivasi sendiri. 6) Mambantu siswa memperkuat konsep dirinya, karena memperoleh kepercayaan bekerja sama dengan yang lain. 7) Berpusat pada siswa dan guru perperan sama-sama aktif mengeluarkan gagasan-gagasan. Bahkan gurupun dapat bertindak sebagai siswa, dan sebagai peneliti didalam situasi diskusi. 8) Membantu siswa menghilangkan keragu-raguan karena mengarah pada kebenaran yang final dan tertentu atau pasti. 9) Siswa akan mengerti konsep dasar dan ide-ide lebih baik. 10) Membantu dan mengembangkan ingatan dan transfer kepada situasi proses belajar yang baru. 11) Mendorong siswa berpikir dan bekerja atas inisiatif sendiri. 12) Mendorong siswa berpikir intuisi dan merumuskan hipotesis sendiri. 13) Memberikan keputusan yang bersifat intrinsik. 14) Situasi proses belajar menjadi lebih terangsang. 15) Proses belajar meliputi sesama aspeknya siswa menuju pada pembentukan manusia seutuhnya. 16) Meningkatkan tingkat penghargaan pada siswa. 17) Kemungkinan siswa belajar dengan memanfaatkan berbagai jenis sumber belajar. 18) Dapat mengembangkan bakat dan kecakapan.
g. Kelemahan Discovery Learning Selain memiliki kelebihan model discovery learning ini juga memiliki beberapa kelemahan. Berikut adalah beberapa kelemahan model discovery learning.25 1) Menimbulkan asumsi bahwa ada kesiapan pikiran untuk belajar. Bagi siswa yang kurang pandai, akan mengalami kesulitan abstrak 25
Ibid.,
22
atau berpikir atau mengungkapakan hubungan antara konsepkonsep, yang tertulis atau lisan sehingga pada gilirannya akan menimbulkan frustasi. 2) Tidak efisien untuk mengajar jumlah siswa yang banyak, karena membutuhkan waktu yang lama untuk membantu mereka menemukan teori atau pemecahan masalah lainnya. 3) Harapan-harapan yang terkandung dalam model ini dapat buyar berhadapan degan siswa dan guru yang telah terbiasa dengan cara belajar yang lama. 4) Pengajaran pemahaman,
discovery
lebih
sedangkan
cocok
untuk
mengembangkan
mengembangkan aspek
konsep,
keterampilan dan emosi secara keseluruhan kurang mendapatkan perhatian. 5) Pada beberapa disiplin ilmu, misalnya IPA kurang fasilitas untuk mengukur gagasan yang dikemukakan oleh para siswa. 6) Tidak menyediakan kesempatan-kesempatan untuk berpikir yang akan ditemukan oleh siswa karena telah dipilih terlebih dahulu oleh guru.
3. Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita Matematika a. Pengertian Soal Cerita Soal cerita matematika berkaitan dengan kata-kata atau rangkaian kalimat yang mengandung konsep-konsep matematika. Menurut Sweden, Sandra, dan Japa soal cerita adalah soal yang diungkapkan dalam bentuk cerita yang diambil dari pengalamanpengalaman siswa yang berkaitan dengan konsep-konsep matematika. Sedangkan menurut Muhsetyo soal matematika yang dinyatakan dengan serangkaian kalimat disebut soal cerita.26
26
Endang setyo winarni dan sri harmini, Matematika untuk PGSD, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011), cet.1, hlm. 122
23
Menurut Lia, soal cerita dalam matematika adalah soal yang disajikan dalam bentuk kalimat sehari-hari dan umumnya merupakan aplikasi dari konsep matematika yang dipelajari.27 Ralph Schwarzkopf menyatakan bahwa soal cerita adalah suatu kebutuhan terjemahan antara dunia nyata (real world) dan matematika, real world memberi suatu pemahaman sehari-hari tentang soal cerita.28 Berdasarkan dari beberapa pengerian diatas, dapat dikatakan bahwa soal cerita adalah soal matematika yang diungkapkan atau dinyatakan dengan kata-kata atau kalimat-kalimat dalam bentuk cerita yang dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari. b. Karakteristik soal cerita Soal cerita memiliki karakteristik sebagai berikut:29 1) Soal dalam bentuk ini merupakan suatu uraian yang memuat satu/ beberapa konsep matematika sehingga siswa ditugaskan untuk merinci konsep-konsep yang terkandung dalam soal cerita tersebut. 2) Umumnya uraian soal merupakan aplikasi konsep matematika dalam kehidupan sehari-hari atau keadaan nyata atau real world, sehingga
siswa
seakan-akan
menghadapi
kenyataan
yang
sebenarnya. 3) Siswa dituntut menguasai materi tes dan bisa mengungkapkannya dalam bahasa tulisan yang baik dan benar. 4) Baik untuk manarik hubungan antara pengetahuan yang telah dimiliki siswa dengan materi yang sedang dipikirkan. c. Kelebihan dan kelemahan soal cerita Penyajian soal matematika dalam bentuk cerita mempunyai beberapa kelebihan, diantaranya: 30 27
Lia Kurniawati, “Pendekatan Pemecahan Masalah (Problem Solving) dalam Upaya Mengatasi Kesulitan-Kesulitan Siswa pada Soal Cerita”: Pendekatan Baru dalam Proses Pembelajaran Matematika dan Sains Dasar, (Jakarta: PIC UIN, 2007), hlm. 48 28 Ibid., hlm. 49 29 Ibid., hlm. 48
24
1) Soal dapat disajikan dalam tipe tes subyektif dan obyektif. 2) Soal dalam bentuk ini dapat digunakan untuk menilai proses berpikir siswa sekaligus hasil akhirnya. 3) Meningkatkan kreativitas dan aktivitas siswa, karena soal cerita menuntut siswa berpikir secara sistematik dan mengaitkan faktafakta yang relevan. 4) Siswa akan mengetahui kegunaan dari konsep matematika yang dipelajarinya, karena diterapkan langsung dalam kehidupan seharihari. Disamping kelebihan soal cerita, adapula kelemahannya. Beberapa kelemahan soal cerita diantaranya: 1) Perlu kajian secara mendalam dan cermat sebelum menentukan jawaban sehingga siswa terpaku pada pokok masalah yang cukup panjang dan kompleks. 2) Memerlukan waktu yang relatif lama dalam mengerjakannya. 3) Bahasa dan kalimat yang digunakan kadang-kadang kurang tepat (tidak efisien dan efektif) sehingga membingungkan dan menimbulkan salah tafsir bagi siswa. d. Kemampuan menyelesaikan soal cerita Menurut P. Robin kemampuan adalah kapasitas individu untuk melaksanakan berbagai tugas dalam pekerjaan tertentu. Seluruh kemampuan seorang individu pada hakekatnya tersusun dari dua perangkat faktor yaitu kemampuan intelektual dan kemampuan phisik. Soelaiman, mengartikan kemampuan adalah sifat yang dibawa dari lahir atau dipelajari yang memungkinkan seseorang dapat menyelesaikan pekerjaannya, baik secara mental ataupun fisik.31
30 31
Ibid., Ibid.,
25
Sedangkan menurut Shane dan Glinow, kemampuan adalah kecerdasan-kecerdasan
alami
dan
kapabilitas
dipelajari
yang
diperlukan untuk menyelesaikan suatu tugas.32 Dari pengertian-pengertian tersebut diatas, dapat disimpulkan bahwa kemampuan adalah kecakapan atau potensi menguasai suatu keahlian yang merupakan baawaan sejak lahir atau merupakan hasil latihan atau praktek dan digunakan untuk mengerjakan sesuatu yang diwujudkan melalui tindakannya. Menyelesaikan soal merupakan kegiatan dalam matematika. Hal ini sudah menjadi ciri khas belajar matematika, siswa harus banyak latihan mengerjakan soal-soal matematika. Latihan menyelesaikan soal-soal dapat memperdalam penguasaan konsep matematika sekaligus membuat siswa terampil dalam operasi hitung pada setiap soal. Bahkan diharapkan siswa dapat mengaplikasikannya dalam berbagai masalah yang dihadapi. Soal matematika terutama yang berkenaan dengan kehidupan sehari-hari seperti: jual-beli, untung-rugi, waktu, jarak, kecepatan dan sebagainya, sering kali dituangkan dalam bentuk soal cerita. Soal cerita yang dimaksud dalam penelitian ini adalah soal matematika yang disajikan dalam bentuk cerita dan isinya menggambarkan permasalahan nyata dalam kehidupan sehari-hari dimaksudkan agar siswa dapat merasakan belajar matematika yang penyelesaiannya menggunakan kemampuan matematis. Kemampuan menyelesaikan soal cerita dapat diartikan sebagai seperangkat pengetahuan atau keterampilan yang dimiliki oleh setiap individu sebagai modal untuk memasuki aktivitas pengajaran pada tingkat pendidikan selanjutnya yang dikaitkan dalam kehidupan sehari-hari. Kemampuan
menyelesaikan
soal
cerita
dapat
diukur
menggunakan tes yang berbentuk uraian. Tes ini dapat berupa soal 32
Ibid.,
26
cerita yang berfungsi utnuk meningkatkan daya pikir atau nalar siswa dalam menginterpretasikan konsep dan ide matematika yang dimiliki siswa. Hal ini penting diberikan dalam pembelajaran matematika, karena pada umumnya soal cerita juga dapat digunakan untuk melatih siswa dalam menyelesaikan masalah di kehidupan sehari-hari. Siswa tidak dapat dikatakan telah mempelajari suatu yang bermanfaat kecuali mereka sanggup menggunakan informasi dan kemampuan untuk menyelesaikan soal. Misalnya, siswa dapat saja benar-benar berkinerja baik dalam menambahkan, mengurangi, dan mengalikan tetapi hanya sedikit yang tahu bagaimana menyelesaikan soal. Langkah-langkah dalam kemampuan menyelesaikan soal cerita diantaranya: 33 1) Memahami masalah, yaitu kemampuan untuk menetukan apa yang diketahui dan ditanyakan dalam soal. 2) Membuat rancangan strategi, yaitu kemampuan siswa untuk membuat strategi matematika dari soal cerita yang diberikan, menentukan rumus mana yang harus digunakan dan mengaitkan konsep matematika yang diperlukan dalam menyelesaikan soal cerita. 3) Menyelesaikan strategi matematika, yaitu kemampuan siswa dalam menjalankan strategi matematika dengan melakukan operasi hitung yang benar, sehingga mendapatkan solusi dari masalah. 4) Menafsirkan strategi matematika, yaitu menyatakan kembali hasil operasi hitung dari strategi matematika dengan kalimat matematika untuk menetukan jawaban dari soal cerita. Menurut Reys yang dikutip oleh Ahmad, sedikitnya ada tiga hal yang harus diperhatikan dalam pembelajaran dalam menyelesaikan
33
Lia Kurniawati, “Pendekatan Pemecahan Masalah (Problem Solving) dalam Upaya Mengatasi Kesulitan-Kesulitan Siswa pada Soal Cerita”: Op. Cit., (Jakarta: PIC UIN, 2007), hlm. 53.
27
soal agar siswa berminat pada terhadap masalah yang sedang dihadapinya:34 1) Memberikan pengalaman langsung aktif, dan berkesinambungan dalam menyelesaikan soal yang beragam. Makin berbeda jenis soal yang dipelajari siswa untuk diselesaikan, dan mereka harus makin banyak berpikir untuk menyelesaikan soal tersebut. 2) Menciptakan hubungan yang positif antara minat dan keberhasilan siswa. 3) Menciptakan hubungan akrab antara siswa, permasalahan, perilaku pemecahan masalah, dan suasana kelas. Sedangkan
menurut
pendapat
Soedjadi,
bahwa
untuk
menyelesaikan soal matematika umumnya dan terutama soal cerita dapat ditempuh langkah-langkah:35 1) Membaca soal dengan cermat untuk menangkap makna tiap kalimat. 2) Memisahkan dan mengungkapkan apa yang diketahui dalam soal, apa yang diminta/ditanyakan dalam soal, dan operasi pengerjaan yang diperlukan. 3) Membuat model matematika dari soal. 4) Menyelesaikan model menurut aturan-aturan matematika sehingga mendapat jawaban dari model tersebut, dan 5) Menuliskan jawaban akhir sesuai dengan permintaan soal. Dari pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa untuk memahami soal cerita, siswa diminta untuk membaca soal, menyatakan kembali dengan kata-kata sendiri, mengungkapkan makna dari setiap kalimat, apa yang diketahui, dan apa yang ditanyakan. Sedangkan untuk mengerjakannya siswa harus mengubah kalimat atau informasi yang didapat berupa kalimat pada sola cerita tersebut menjadi model matematika yang dapat berupa kalimat yang 34 35
hlm. 3
Ahmad Susanto, Op. Cit., hlm. 199. Marsudi Raharjo, dkk, Pembelajaran Soal Cerita di SD, (Sleman: PPPPTK, 2009),
28
lebih sederhana dan simbol-simbol matematika. Setelah mengubahnya menjadi kalimat sederhana dan simbol-simbol matematika, siswa harus melakukan perhitungan dari permasalahan yang didapat pada soal cerita. Kemudian setelah perhitungan selesai, siswa menarik kesimpulan atas jawaban yang sudah di dapat. Yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan pembelajaran dalam menyelesaikan soal ini ialah siswa mampu memahami proses dan prosedurnya,
sehingga
mengidentifikasi
kondisi
siswa dan
terampil data
relevan.
menentukan Dengan
dan adanya
kemampuan siswa dalam memahami proses ini juga siswa mampu menggeneralisasikan keterampilan yang telah dimiliki. Akhirnya siswa akan belajar secara mandiri mengenai proses menyelesaian soal. Kemampuan
menyelesaikan
soal
cerita
termasuk
suatu
keterampilan, karena dalam menyelesaikan soal cerita melibatkan segala aspek pengetahuan mulai dari ingatan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi. Beberapa keterampilan untuk meningkatkan kemampuan menyelesaikan soal cerita antara lain adalah: memahami soal, memilih strategi pemecahan, menyelesaikan startegi pilihan, dan menyimpulkan jawaban. 4. Kelipatan Persekutuan terkecil (KPK) dan Faktor Persekutuan Besar (FPB) a. Kelipatan Persekutuan Kecil (KPK) Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK) dari dua bilangan atau lebih adalah bilangan terkecil yang habis dibagi oleh bilangan-bilangan tersebut. Mencari KPK dari dua bilangan atau lebih dengan cara sebagai berikut: 1) Tentukan kelipatan dari masing-masing bilangan yang akan kita cari KPK-nya. 2) Tentukan kelipatan persekutuan dari bilangan-bilangan itu yang sama.
29
3) Tentukan bilangan terkecil dari kelipatan persekutuan yang sama. Bilangan ini merupakan KPK dari bilangan-bilangan tersebut. Teknik lain untuk menentukan KPK dari dua bilangan atau lebih adalah dengan faktorisasi prima. Faktorisasi prima yang dimaksud di sini adalah perkalian antar bilangan prima. Menetukan KPK dari dua bilangan atau lebih dapat dilakukan dengan cara berikut: 1) Faktorkan bilangan-bilangan yang akan dicari KPKnya dalam faktor prima menggunakan pohon faktor. 2) Ambil semua faktor yang ada. 3) Jika ada faktor yang sama dan faktor tersebut mempunyai pangkat yang berbeda-beda ambil faktor yang mempunyai pangkat terbesar. Cara lain dalam menentukan KPK dua bilangan atau lebih yaitu bilangan-bilangan itu dibagi secara bersamaan dengan bilanganbilangan prima (disebelah kiri). Semua bilangan pembagi itu merupakan faktor prima. Untuk menetukan KPK yaitu hasil kali dari semua bilangan itu. b. Faktor Persekutuan Besar (FPB) FPB (faktor Persekutuan Besar) dari dua bilangan atau lebih adalah biilangan terbesar yang merupakan faktor persekutuan bilangan-bilangan tersebut. Menetukan FPB dari dua bilangan atau lebih adalah dengan faktorisasi prima. Faktorisasi prima yang dimaksud di sini adalah perkalian antar bilangan prima. Petunjuk untuk menetukan FPB dari dua bilangan atau lebih dapat dilakukan dengan cara berikut: 1) Faktorisasi bilangan-bilangan yang akan dicari FPBnya dalam faktor prima. 2) Pilih faktor yang sama. 3) Jika faktor yang sama mempunyai pangkat-pangkat berbeda-beda, pilih faktor dengan pangkat paling kecil.
30
FPB (Faktor Persekutuan Besar) dari dua bilangan atau lebih diperoleh dari hasil kali faktor-faktor prima yang sama dengan pangkat terendah. Cara lain dalam menetukan FPB yaitu bilangan-bilangan itu dibagi secara bersamaan dengan bilangan-bilangan prima (di sebelah kiri). Semua bilangan pembagi itu merupakan faktor prima. Untuk menetukan FPB yaitu hasil kali dari faktor yang sama dan pangkat yang paling kecil.
B. Hasil Penelitian yang Relevan Terdapat beberapa hasil penelitian yang relevan dengan penelitian ini, yaitu hasil penelitian yang berhubungan dengan kemampuan menyelesaikan soal cerita dan model Discovery Learning, diantaranya: 1. Penitian Nita Astrya, pada tahun 2014 dengan judul “Upaya Meningkatkan Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita Melalui Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)”. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kemampuan menyelesaikan soal cerita siswa melalui model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) mengalami peningkatan. Dapat dilihat pada siklus I diperoleh nilai rata-rata sebesar 67.68 dan meningkat pada siklus II menjadi 75,73. 2. Hasil penelitian Arief Rahman Akbar, pada tahun 2014 dengan judul “Penerapan
Model
Pembelajaran
Kooperatif
Tipe
CIRC
dalam
Meningkatkan Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita Matematika di Sekolah Menengah Pertama”. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kemampuan menyelesaikan soal cerita siswa meningkat melalui model pembelajaran kooperatif tipe CIRC. Dapat dilihat dari peningkatan ratarata hasil tes kemampuan menyelesaikan soal cerita sebesar 70,06 pada siklus I menjadi 77,19 pada siklus II. 3. Hasil penelitian Bambang Supriyanto, pada tahun 2014 dengan judul “Penerapan Discovery Learning untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VI B Mata Pelajaran Matematika Pokok Bahasan Keliling dan Luas
31
Lingkaran di SDN Tanggul Wetan 02 Kecamatan Tanggul Kabupaten Jember”. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa terjadi peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas VI B SDN Tanggul Wetan 02 dengan menggunakan penerapan Discovery Learning. Dapat dilihat peningkatan aktifitas siswa pada siklus I 61,8% dan pada siklus 2 meningkat menajdi 75%. Hasil belajar siswa mengalami peningkatan 30,30% dari siklus I mencapai 60,60% dan pada siklus II mencapai 90,90%.
Dari penelitian di atas peniliti bermaksud ingin meneliti pula mengenai upaya meningkatkan kemampuan menyelesaikan soal cerita matematika melalui model Discovery Learning. Adapun perbedaan dan persamaan dari penelitian sebelumnya dengan penelitian yang dilakukan.
C. Kerangka Konseptual Belajar bukan merupakan proses transfer ilmu ke siswa semata. Penjelasan saja tidak akan membuat siswa mampu mempertahankan ilmu yang didapatnnya dalam waktu lama. Belajar juga memerlukan keaktifan siswa itu sendiri agar siswa tersebut benar-benar mampu memahami apa yang dipelajarinya dalam waktu lama, selain itu juga dapat membuahkan hasil belajar yang maksimal. Untuk mencapai hal tersebut guru dapat menggunakan salah satu model pembelajaran yang dirasa tepat yaitu model Discovery Learning untuk meningkatkan kemampuan menyelesaikan soal cerita matematika. Soal cerita merupakan bentuk soal yang disajikan dalam bentuk kalimat sehari-hari dan umumnya merupakan aplikasi dari kehidupan nyata. Salah satu kesulitan yang dialami adalah membuat model matematika dalam soal cerita. Soal cerita merupakan bentuk soal yang sebelum menyelesaikannya ada pemodelan yang harus dibentuk terlebih dahulu pada model matematika pada umumnya bahasa yang digunakan adalah bahasa verbal, yaitu suatu bentuk kalimat dimana kalimat terakhirnya merupakan kalimat pertanyaan yang memerlukan jawaban. Untuk membuat kalimat model matematika dalam soal cerita siswa dituntut
32
memahami maksud yang terkandung dalam soal tersebut, mengubah kalimat dalam bentuk verbal menjadi kalimat matematika, hingga pada tahap menyelesaikan soal cerita serta menafsirkan model yaitu menerjemahkan hasil jawaban operasi hitung dari model atau kalimat matematika untuk menentukan jawaban dari masalah semula. Model Discovery Learning merupakan salah satu model pembelajaran yang menitikberatkan pada aktiviats peserta didik dalam belajar. Model Discovery Learning
ini
dapat
diterapkan
pada
pembelajaran
matematika.
Model
pembelajaran ini menempatkan tim kerja sama antara satu dengan yang lainnya untuk menemukan kosep dalil, prosedur, algoritma dan semacamnya, model ini menekankan guru memberikan masalah kepada peserta didik kemudian peserta didik diminta untuk memecahkan masalah tersebut melalui melakukan percoban, mengumpulkan dan menganalisis data, dan mengambil kesimpulan. Oleh karena itu, siswa akan berpikir lebih aktif dan memiliki kesempatan untuk mencari pengalamannya sendiri dan memberi kesempatan kepada siswa untuk menemukan serta mengembangkan idenya secara mandiri. Sehingga berdasarkan uraian di atas, peneliti beranggapan bahwa pembelajaran dengan model Discovery Learning dapat melatih siswa dalam meningkatkan kemampuan menyelesaikan soal cerita matematika.
Gambar 2.1 Bagan Kerangka Konseptual
33
D. Hipotesis Tindakan Berdasarkan kajian teoritis yang telah dipaparkan di atas, maka dapat dirumuskan hipotesis tindakan dari penelitian ini adalah “Penerapan model Discovery Learning dapat meningkatkan kemampuan dalam menyelesaiakan soal cerita matematika siswa.”
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini dilakukan di SDI Al Kautsar Bintaro yang beralamat di Jalan Cendrawasih No. 28, Sawah Lama, Ciputat, Kota Tangerang Selatan Provinsi Banten 15422. Penelitian ini dilakukan terhadap siswa kelas IV pada tahun ajaran 2016/2017 semester ganjil. Pada bulan November-Januari. Tabel 3.1 Jadwal Kegiatan Penelitian Kegiatan Persiapan dan Perencanaan Observasi Uji Instrumen Kegiatan Penelitian Postes Pengolahan Data Laporan Penelitian
Sept √
Okt
Pelaksanaan Kegiatan Nov Des Jan Feb
Maret
April
√ √ √
√
√ √ √
√ √
B. Metode penelitian dan rancangan siklus penelitian Metode penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas adalah jenis penelitian tindakan yang dilaksanakan oleh guru di dalam kelas.36 Penelitian tindakan adalah penerapan berbagai fakta yang ditemukan untuk memecahkan masalah dalam situasi sosial untuk meningkatkan kualitas tindakan yang dilakukan dengan melibatkan kolaborasi dan kerjasama pada peneliti dan praktisi.37 Penelitian tindakan kelas merupakan salah satu upaya yang dapat dilakukan pendidik untuk meningkatkan kualitas peran dan tanggung jawab sebagai pendidik khususnya dalam pengelolaan pembelajaran.
36
Abd. Rozak dan Maifalinda Fatra, Bahan Pelatihan Penelitian Tindak Kelas, (Jakarta: FITK UIN Jakarta, 2014), Cet. 5, hlm. 13 37 Wina Sanjaya, Penelitian Tindak Kelas, (Jakarta: Kencana, 2009), cet. 1, hlm. 25.
34
35
Penelitian Tindakan Kelas dilakukan untuk membantu seseorang dalam mengatasi persoalan secara prakstis yang dihadapi dalam situasi darurat dan membantu pencapaian tujuan ilmu sosial dan ilmu pendidikan dengan kerjasama dalam kerangka etika yang disepakati bersama. PTK merupakan kajian yang sistematik dari upaya perbaikan pelaksanaan praktek pendidikan oleh sekelompok pendidik dalam melakukan tindakan-tindakan dalam proses pembelajaran. Berdasarkan refleksi mereka mengenai hasil dari tindakan-tindakan tersebut.38 PTK dalam bahasa inggris diartikan dengan Classroom Action Research, atau disingkat CAR. Namanya sendiri sebetulnya sudah menunjukkan isi yang terkandung didalamnya. Oleh karena itu, ada tiga kata yang membentuk pengertian tersebut, maka ada tiga pengertian pula yang dapat diterangkan. a. Penelitian – kegiatan mencermati suatu objek, menggunakan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat untuk meningkatkan mutu dari suatu hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti. b. Tindakan – sesuatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu, yang dalam penelitian ini berbentuk rangkaian siklus kegiatan. c. Kelas – sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama menerima pelajaran yang sama dari seorang guru. Batasan yang ditulis untuk pengertian tentang kelas tersebut adalah pengertian lama, untuk melumpuhkan pengertian yang salah dan dipahami secara luas oleh umum dengan “ruang tempat guru mengajar”. Kelas bukan wujud ruang tapi sekelompok peserta didik yang sedang belajar, kelompok orang yang sedang belajar dapat terjadi di lab, lapangan olahraga, workshop dan lain-lain.39 Dengan menggabungkan tiga pengetian diatas, dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas adalah suatu pencermatan terhadap kegiatan yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas. Hakikat dari penelitian tindakan kelas merupakan ragam penelitian pembelajaran yang berkonteks kelas yang dilaksanakan oleh guru untuk 38 39
21.
Ibid., Samsu Sumadayo, Penelitian Tindak Kelas, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2013), cet. 1, hlm.
36
memecahkan
masalah-masalah
pembelajaran
yang
dihadapi
oleh
guru,
memperbaiki mutu dan hasil pembelajaran dan mencobakan hal-hal baru pembelajaran demi peningkatan mutu dan hasil pembelajaran. Tujuan
PTK
adalah
untuk
perbaikan
dan
peningkatan
praktek
pembelajaran, peningkatan layanan professional guru dalam menangani proses pembelajaran. Pada prinsipnya penelitian tindakan kelas ini menggunakan beberapa siklus, dimana setiap siklus mencakup empat tahapan yaitu: Perencanaan (Planinng), tindakan (acting), pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting). Apabila pada akhir siklus telah diketahui letak keberhasilan atau hambatan dari tindakan pada siklus sebelumnya maka peneliti menentukan rancangan untuk siklus selanjutnya. Berikut penjelasan dari masing-masing tahapan dalam penelitian tindakan kelas. a. Perencanaan (Planning) Tahap awal dalam penelitian tindakan kelas adalah perencanaan, dalam tahapan ini peneliti mengidentifikasi masalah tentang proses belajar matematika siswa. Untuk memperoleh informasi yang akurat, peneliti melakukan wawancara dengan guru bidang studi untuk mengetahui berbagai kendala yang dihadapi selama proses pembelajaran matematika di kelas. Selanjutnya peneliti merencanakan tindakan yang tepat berdasarkan penyebab masalah pembelajaran dengan cara menyiapkan rancangan pembelajaran dan lembar kerja siswa, mengalokasikan waktu sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran, menyiapkan instrumen penelitian. b. Pelaksanaan Tindakan (Acting) Tahap ini merupakan implementasi atau penerapan isi rancangan atau dapat disebut juga sebagai kegiatan inti dari penelitian tindakan kelas. Penelitian melakukan tindakan pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran Discovery Learning (DL) pada setiap siklus setelah itu diakhir siklus dilaksanakan tes dan melakukan wawancara terhadap siswa.
37
c. Pengamatan (Observasi) Pengamatan merupakan tindak lanjut dari pelaksanaan yang telah dilakukan, berdasarkan pengamatan ini peneliti sebagai guru dapat menemukan permasalahan-permasalahan yang terjadi di dalam kelas dan dapat segera menentukan langkah selanjutnya sebagai solusi untuk memperbaiki proses pembelajaran sehingga pada pertemuan selanjutnya akan mudah mencapai tujuan yang diharapkan.40
Tahap
pengamatan
dilaksanakan
bersamaan
dengan
pelaksanaan tindakan. Pada tahap ini peneliti dibantu seorang observer dalam mengamati dan mendokumentasikan semua hal yang terjadi dalam proses pelaksanaan tindakan selama pembelajaran. Hal ini dilakukan agar memperoleh data yang jelas untuk perbaikan pada siklus selanjutnya. d. Refleksi (Reflecting) Tahap ini merupakan tahap akhir dalam siklus, yang merupakan kegiatan untuk menganalisis dari hasil yang diperoleh selama tahapan siklus. Peneliti melihat kembali dan merenungkan apa saja yang telah dilakukan selama proses pembelajaran dan dampaknya bagi proses belajar siswa. Dengan refleksi ini, guru akan menemukan kesalahan apa saja yang telah dilakukan guru sehingga berdampak pada tindakan siswa dan meminimalisir kesalahan yang sama pada pembelajaran selanjutnya. Setelah mengadakan refleksi bisa saja muncul hal baru atau permasalahan yang baru yang lebih kompleks, sehingga perlu dilakukan perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi ulang. Pada tahap ini, analisis dilakukan peneliti bersama observer sehingga dapat diketahui apakah kegiatan yang dilaksanakan telah mencapai indikator keberhasilan yang diharapkan atau masih perlu dilakukan perbaikan. Jika terdapat masalah dari proses refleksi maka dilakukan pengkajian ulang melalui siklus berikutnya. Agar terciptanya penelitian tindakan kelas (PTK) ini dapat berjalan sesuai dengan apa yang diharapkan, maka perlu adanya model penelitian tindakan kelas. Dapat digambarkan melalui diagram di bawah ini: 40
Nuri Annisa, “Penerapan Metode Inkuiri untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Ilmu Pendidikan Alam (IPA) Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas V SDN Barunagri, Lembang”, Tarbiya: Journal of Education in Muslim Society, Vol. 1, No. 2, 5 Desember 2014, hlm. 233.
38
Gambar 3.1 Alur Siklus Penelitian Tindakan Kelas
C. Subjek dan Objek Penelitian Subjek dalam penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas IV SDI Al Kautsar Bintaro yang beralamat di Jalan Cendrawasih No. 28, Sawah Lama, Ciputat, tahun ajaran 2016/2017. Objek penelitian dalam penelitian tindakan kelas ini adalah model pembelajaran discovery learning dan kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal cerita. D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian Posisis peneliti dalam penelitian ini yaitu membuat rancangan, melaksanakan kegiatan, mengumpulkan dan menganalisis data, serta melaporkan hasil penelitian. Dalam penelitian ini juga peneliti berperan dalam merancang Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan mengolah data hasil penelitian. Peneliti dibantu oleh seorang guru Head Level sebagai Observer atau pengamat untuk membantu dalam mengamati pelaksanaan kegiatan. E. TahapIntervensi Tindakan Tahap yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu berupa siklus-siklus. Diawali dengan tahap pra penelitian yang akan dilanjutkan dengan siklus I,
39
setelah melakukan analisis dan refleksi pada siklus I penelitian akan dilanjutkan dengan siklus II. Prosedur penelitian tindakan kelas ini merupakan siklus dan di laksanakan sesuai perencanaan tindakan. Penelitian ini diperlukan evaluasi awal untuk mengetahui tingkat keaktivan belajar siswa dan observasi awal sebagai upaya untuk menemukan fakta-fakta yang dapat digunakan untuk melengkapi kajian teori yang ada dan untuk menyusun perencanaan tindakan yang tepat dalam meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam 2 siklus. Hal ini dimaksud untuk melihat bagaimana keberhasilan siswa pada setiap siklus setelah diberikan tindakan. Jika pada siklus I terdapat kekurangan maka penelitian pada siklus II lebih diarahkan kepada perbaikan dan jika pada siklus I terdapat keberhasilan maka pada siklus II lebih diarahkan pada pengembangan. Adapun penelitian tindakan kelas yang akan dilaksanakan yaitu sebagai berikut: a. Tahapan pra-penelitian 1) Observasi proses pembelajaran matematika pada kelas IV-C SDI Al-Kautsar Bintaro. 2) Wawancara
terhadap
guru
Head
Level
untuk
mengetahui
kondisi
pembelajaran matematika di kelas IV-C SDI Al-Kautsar Bintaro. b. Tahapan Penelitian Siklus I 1) Tahapan perencanaan Mempersiapkan RPP dan instrumen-instrumen penelitian, yaitu soal tes kemampuan menyelesaikan soal cerita matematika untuk tes akhir siklus I, lembar observasi aktivitas belajar matematika siswa, pedoman wawancara dan alat dokumentasi.
40
2) Tahapan Pelaksanaan Table 3.2 Tahap Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas Discovery
Siklus I
Learning
Siklus II
a) Siswa diberikan gambaran tentang konsep Kelipatan dan Faktor suatu bilangan dan memberikan gambaran tentang aplikasi dalam kehidupan sehariStimulation
hari. b) Siswa disajikan soal dalam bentuk cerita materi KPK dan FPB yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari. Secara berkelompok
Secara kelompok
(Kelompok berdasarkan
(kelompok dipilihkan oleh
pilihan heterogen dengan
guru dengan melihat
berhitung, sesuai tempat
kemampuan masing-masing
duduk ataupun
anak dengan memberikan
pengambilan nomor),
kartu bicara), siswa diminta
Problem
siswa diminta untuk
untuk mengamati dan
Statement
mengamati dan
mengidentifikasi soal cerita
mengidentifikasi soal
materi KPK dan FPB yang
cerita materi KPK dan
telah disajikan (mencari
FPB yang telah disajikan
tahu apa yang diketahui dan
(mencari tahu apa yang
di tanyakan).
diketahui dan di tanyakan).
Data Collection
Dengan tanya jawab dan
Dengan tanya jawab, siswa
diskusi kelompkok, siswa
siarahkan untuk merancang
diarahkan untuk
strategi matematika dari
merancang strategi
soal yang diberikan
matematika dari soal yang
(menetukan rumus apa yang
41
diberikan (menetukan
harus digunakan).
rumus apa yang harus digunakan).
Data Processing
Verification
Secara berkelompok,
Secara kelompok, siswa
siswa menyelesaikan
menyelesaikan strategi
strategi matematika yang
matematika yang telah
telah ditentukan dengan
ditentukan dengan
melakukan operasi hitung
melakukan operasi hitung
yang benar sehingga
yang benar sehingga
mendapatkan solusi dari
mendapatkan solusi dari
masalah tersebut.
masalah tersebut.
Tiap kelompok
Tiap siswa mendapatkan
mendapatkan tugas untuk
tugas untuk menyelesaikan
menyelesaikan soal cerita
soal cerita matematika
matematika materi KPK
materi KPK dan FPB.
dan FPB. Tugas
Tugas diselesaikan
diselesaikan berdasarkan
berdasarkan lembar kerja
lembar kerja yang
yang dibagikan.
dibagikan.
Generalization
salah satu kelompok
Beberapa siswa diminta
diminta untuk
untuk mempresentasikan
mempresentasikan hasil
hasil kerjanya ke depan
diskusinya ke depan kelas. kelas. a) Guru mengumpulkan semua lembar kerja siswa. b) Dengan tanya jawab, guru mengarahkan siswa pada kesimpulan mengenai langkah-langkah dalam mengerjakan soal cerita matematika.
42
3) Tahapan pengamatan a) Obeserver melakukan pengamatan terhadap kegiatan siswa berdasarkan lembar observasi siswa dan peneliti melakukan wawancara diakhir siklus kelada siswa. b) Peneliti mengumpulkan data hasil observasi untuk dianalisa. 4) Tahapan Refleksi Indentifikasi kelebihan dan kekurangan hasil pengamatan siklus I untuk menetukan keberhasilan atau ketidak berhasilan dari tindakan tersebut jika belum berhasil maka dilanjutkan pada siklus II. F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan Hasil intervensi tindakan yang diharapkan pada penelitian ini adalah kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal cerita mengalami peningkatan setelah proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Discovery Learning pada materi KPK dan FPB. Adapun hasil yang ingin dicapai yaitu: 1. Rata-rata skor kemampuan menyelesaikan soal cerita siswa dalam pembelajaran matematika pada setiap siklus sudah mencapai ≥ 70 2. Respon positif dan aktivitas siswa dalam pembelajaran matematika pada setiap silus sudah mencapai ≥ 75% Jika kedua indikator kinerja tersebut telah terpenuhi maka penelitian tindakan ini berhasil dan tindakan penelitian dihentikan. Sebaliknya, jika salah satu atau kedua indikator keberhasilan kinerja belum terpenuhi, maka tindakan tindakan penelitian ini harus dilanjutkan ke siklus berikutnya, dan disertai dengan adanya perbaikan-perbaikan yang menjadi kekurangan dari siklus sebelumnya.
G. Data dan Sumber Data Data yang diperoleh dalam penelitian ini berupa nilai siswa yang mencangkup ranah kognitif, aktifitas guru dan siswa ketika proses pembelajaran berlangsung melalui lembar observasi, jurnal harian dan wawancara.
43
Tabel 3.3 Data dan Sumber data Data
Sumber data
Instrumen
Kognitif
siswa
Postes
Aktifitas siswa
Siswa
Lembar observasi
Proses pembelajaran
Siswa
Lembar wawancara dan Jurnal harian
H. Instrumen Pengumpulan Data Instrumen yang digunakan untuk pengumpulan data dalam penelitian tindakan kelas ini yaitu: 1. Instrumen Pembelajaran a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Rencana pelaksanaan pembelajaran dibuat persiklus. RPP ini memuat standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, materi pembelajaran, model pembelajaran dan langkah-langkah pembelajaran. b. Bahan Ajar (Lembar Kerja Kelompok) Bahan ajar sekaligus lembar kerja kelompok ini memuat masalah-masalah yang harus diisi oleh siswa. Penyajian materi dakam lembar tugas diawali dengan situasi-situasi yang real dan dilanjutkan dengan memberikan pertanyaan yang mengarahkan siswa untuk mengkonstruksi konsep matematika sesuai dengan kompetensi dasar yang telah dikuasai. 2. Instrumen Hasil Belajar 1) Tes Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes hasil belajar yang dilaksanakan setiap akhir siklus. Tes ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan pemahaman terhadap materi yhang telah diberikan. Bentuk soal tes berupa uraian atau soal cerita karena dengan uraian atau soal cerita akan melihat kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal cerita terhadap materi yang telah diberikan.
44
2) Non Tes Instrumen non tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah: a) Observasi Observasi adalah suatu teknik yang dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan secara teliti serta pencatatan secara sistematis.41 Observasi bertujuan untuk mengadakan pengamatan lapangan terhadap obyek penelitian. Observasi yang digunakan adalah observasi siswa tujuannya untuk mengetahui aktivitas belajar siswa saat proses pembelajaran matematika berlangsung. b) Wawancara Wawancara adalah suatu metode atau cara yang digunakan untuk mendapatkan jawaban dari responden dengan cara tanya jawab sepihak.42 Si pengumpul data dalam melakukan wawancara dapat menggunakan panduan wawancara yang disebut pedoman wawancara. Wawancara dilakukan untuk memperoleh informasi secara langsung guna menjelaskan suatu hal atau situasi dan kondisi tertentu terhadap kegiatan tindakan pada siklus I dan siklus II dengan menggunakan pedoman wawancara. Wawancara juga digunakan untuk mengetahui gambaran umum proses pembelajaran dan masalah-masalah yang terdapat pada siklus I dan II. Wawancara dilakukan terhadap guru head level sebelum dilakukan penelitian, bertujuan untuk memperoleh data mengenai kendala yang terjadi saat pembelajaran dan mengetahui kemampuan awal siswa dalam menyelesaikan soal cerita matematika. Sementara itu wawancara terhadap siswa dilaksanakan setelah akhir siklus bertujuan untuk memperoleh data mengenai pendapat atau pandangan terhadap proses pembelajaran matematika untuk selanjutnya dianalisa guna memperbaiki proses pembelajaran pada siklus berikutnya. c) Dokumentasi Dokumentasi yang digunakan dalam penelitian ini berupa foro yang digunakan untuk merekam kegiatan penting, misalnya saat siswa berdiskusi, saat 41
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Edisi 2, (Jakarta: Bumi Aksara, 2015), cet. 4, hlm. 45 42 Ibid.,hlm. 44
45
siswa presentase di depan kelas, atau kegiatan tes akhir siklus. Dokumentasi ini sebagai bukti otentik proses pembelajaran yang dilakukan selama penelitian. I. Teknik Pengumpulan Data Dalam usaha memperoleh data yang memadai dan akurat, maka ditentukan beberapa teknik. Teknik pengumpulan data yang dilakukan penulis dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 3.4 Teknik pengumpulan data No. 1.
Instrumen Tes
Teknik Pengumpulan Data Peneliti
melakukan
tes
untuk
mengukur
kemampuan menyelesaikan soal cerita siswa. 2.
Lembar Observasi
Pengisian lembar observasi yang digunakan oleh observer pada tiap pertemuan.
3.
Jurnal Harian
Pengisian lembar jurnal harian yang digunakan oleh peneliti untuk mengetahui respon siswa saat pembelajaran berlangsung.
4.
Wawancara
Peneliti melakukan wawancara kepada guru dan siswa untuk mendapatkan tanggapan mereka terhadap pembelajaran matematika dengan
model
pembelajaran
discovery
learning. 5.
Dokumentasi
Pengambilan
gambar
oleh
observer
dan
peneliti pada setiap pertemuan. J. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan Instrumen penelitian yang baik akan menghasilkan hasil evaluasi yang baik pula. Instrumen penelitian yang baik dapat ditinjau dari validitasnya. Suatu instrumen dikatakan valid apabila instrumen tersebut mampu mengevaluasi apa yang seharusnya
dievaluasi.
Untuk
data
kualitatif
teknik
pemeriksaan
keterpercayaan menggunakan teknik triangulasi, yaitu menggali data dari sumber
46
yang sama dengan menggunakan cara yang berbeda. Dalam penelitian ini, untuk memperoleh informasi tentang kemampuan menyelesaikan soal cerita dilakukan dengan mengobservasi siswa, wawancara siswa, dan memeriksa hasil kerja siswa dalam mengerjakan soal. Sedangkan untuk data kuantitatif atau instrumen tes kemampuan menyelesaikan soal cerita, sebelum digunakan dalam penelitian instrumen tes kemampuan menyelesaikan soal cerita matematika terlebih dahulu diuji cobakan untuk mengetahui dan mengukur validitas, rehabilitas, taraf kesukaran dan daya pembeda. 1. Validitas Validitas menunjuk pada derajat keterpercayaan terhadap proses dan keabsahan terhadap suatu instrumen. Uji validitas dilakukan untuk mengetahui apakah soal itu valid atau tidak. Uji validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas butir soal atau validitas item. Rumus yang digunakan untuk mengukur validitas adalah dengan rumus korelasi Product Moment dengan angka kasar, yaitu:43 ( √(
(
)) (
)(
) (
) )
Keterangan: : Koefisien korelasi antara variable X dan Y : Banyak Siswa : Skor Butir Soal : Skor Total Uji validitas instrumen dilakukan dengan membandingkan perhitungan
dengan
hasil
product moment pada taraf signifikan 2,5%, dengan
terlebih dahulu menetapkan degrees og freedomnya atau derajad kebebasan yaitu dk = n ˗ 2. Adapun kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut: Jika
≥
, maka soal tersebut dinyatakan valid.
Jika
<
, maka soal tersebut dinyatakan tidak valid.
43
Ibid., hlm. 87
47
2. Reabilitas Konsep mengenai reabilitas atau reliabel dapat diartikan sebagai keterpercayaan bahwa suatu soal dapat dengan tetap memberikan data yang sesuai dengan kenyatanan. Rumus yang digunakan untuk mengukur reabilitas suatu tes yang berbentuk uraian adalah dengan menggunkanan rumus Alpha Cronbach, yaitu:44 =(
)(
)
Keterangan:
= koefisien reliabilitas = Banyak Butir soal = jumlah varians skor setiap item = Varians skor total
Kriteria klasifikasi reliabilitas: 0,90
: Sangat Tingggi
0,70
: Tinggi
0,40
: Cukup
0,20
: Rendah
0,00
: Sangat Rendah
3. Taraf Kesukaran Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sulit. Untuk mengetahui apakah soal tes yang diberikan tergolong mudah, maka dilakukan uji taraf kesukaran digunakan rumus sebagai berikut:45 P= Dimana: P : indeks kesukaran B : banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan betul JS : jumlah seluruh siswa peserta tes Klasifikasi Tingat Kesukaran : 0,00 – 0,30 : Sukar 44 45
Ibid., hlm. 122 Ibid, hlm. 223
48
0,31 – 0,70 : Sedang 0,71 – 1,00 : Mudah
4. Daya Pembeda Daya pembeda soal diukur dari kesesuaian itu dengan keseluruhan tes dalam membedakan antara mereka yang tinggal kemampuannya dan mereka yang rendah kemampuannya dalam hal yang diukur oleh tes yang bersangkutan. Rumus yang digunakan adalah:46
Keterangan: D
: Daya Pembeda
BA : banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal benar BB : banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal benar JA : banyaknya peserta kelompok atas JB : banyaknya peserta kelompok bawah PA : proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar PB : proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar Kriteria tolak ukur untuk mengintreprestasikan daya pembeda tiap butir soal terdapat pada tabel berikut:47 Tabel 3.5 Klasifikasi Interpretasi Daya Pembeda Butir Soal Besarnya angka indeks diskriminasi item (D)
46 47
Interpretasi
0,00 ˗ 0,20
Jelek
0,21 ˗ 0,40
Cukup
0,41 ˗ 0,70
Baik
0,71 ˗ 1,00
Baik sekali
Ibid, hlm. 228 Ibid., hlm. 232.
49
K. Teknik Analisis Data Setelah mendapat data dari lapangan, menggunakan metode pengumpulan data di atas yang diperoleh dari instrumen penelitian, maka peneliti akan mengolah dan menganalisis data-data tersebut. Langkah-langkah yang ditempuh dalam menganalisis data pada penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Data Kuantitatif Analisis data kuantitatif ini digunakan untuk menentukan peningkatan hasil belajar siswa sebagai pengaruh dari setiap tindakan yang dilakukan guru. Data hasil tes siswa dianalisis dari setiap siklus yang telah dilakukan. Kemampuan siswa dalam hasil belajar matematika dapat dilihat dari perhitungan skor rata-rata hasil belajar matematik siswa. Selanjutnya presentase tiap indikator dihitung dengan rumus:
b. Data Kualitatif Data kualitatif diperoleh melalui beberapa teknik pengumpulan data: 1) Lembar Observasi Data hasil observasi disajikan dalam bentuk tabel kemudian dianalisi menggunakan nilai presentase. Rumus presentase yang digunakan adalah: p= Keterangan: P = Angka Presentase F = Frekuensi yang akan dicari presentasenya N = Number of Cases (Jumlah Frekuensi/ Banyaknya Individu) 2) Jurnal Harian Data hasil jurnal harian dianalisis dengan cara merangkum pendapat siswa pada setiap pertemuan, kemudian mengelompokkannya ke dalam sikap positif, netral dan negatif.
50
3) Wawancara Data hasil wawancara dideskripsikan dalam kalimat kemudian disusun dalam bentuk rangkuman hasil wawancara. Hasil waawancara pada siklus I akan dibandingkan dengan hasil wawancara pada siklus II, sehingga dapat diketahui perubahan kesan siswa pada proses pembelajaran melalui model pembelajaran discovery learning. L. Indikator Keberhasilan Tingkat keberhasilan terhadap tindakan dapat diketahui melalui adanya tanda perubahan kearah yang lebih baik. Adapaun indikator keberhasilan yang dicapai
siswa
dalam
penelitian
ini
adalah
meningkatkan
kemampuan
menyelesaikan soal cerita matematika materi KPK dan FPB pada siswa kelas IV SDI Al-Kautsar Bintaro melalui model pembelajaran Discovery Learning dengan kriteria ketuntasan minimal (KKM) yaitu sebesar ≥ 70. Siklus dalam penelitian ini berakhir apabila sudah memenuhi target 80% siswa mencapai KKM.
BAB IV DESKRIPSI, ANALISIS DATA, DAN PEMBAHASAN A.
Deskripsi Data Data penelitian ini diperoleh dari hasil penelitian tindakan kelas yang
dilaksanakan di kelas IV-C SDI Al Kautsar Bintaro. Data-data hasil intervensi dikumpulkan dan dianalisis. Temuan-temuan diinterpretasikan untuk mengetahui perkembangan penelitian yang dilaksanakan. Subjek penelitian pada penelitian ini adalah siswa kelas IV-C SDI Al Kautsar Bintaro tahun pelajaran 2016/2017 yang berjumlah 20 orang siswa, terdiri dari 8 siswa laki-laki dan 12 siswa perempuan. Alasan memilih kelas IV-C SDI Al-Kautsar Bintaro sebagai subjek penelitian adalah karena kelas IV-C memiliki rata-rata nilai matematika yang relatif rendah. Hal ini dapat dibuktikan berdasarkan nilai rata-rata hasil ulangan matematika sebelum penelitian tindakan dilakukan. Alasan kedua adalah kelas IV-C memiliki kemampuan penyelesaian masalah dalam bentuk soal cerita matematika yang relatif rendah. 1.
Diskripsi Siklus I Tindakan pembelajaran pada siklus I merupakan langkah awal yang sangat
penting dikarenakan hasil analisi pembelajaran pada siklus ini akan dijadikan refleksi bagi peneliti untuk tindakan berikutnya. Adapun kegiatan pembelajaran pada siklus I adalah sebagai berikut: a.
Tahap Perencanaan Kegiatan penelitian yang dilakukan pada tahap perencanaan siklus I ini
adalah menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), menentukan pokok bahasan dalam siklus I yaitu: menetukan kelipatan suatu bilangan, menentukan faktor dan faktor prima dari suatu bilangan, menentukan kelipatan terkecil 2 bilangan, dan menentukan faktor persekutuan terbesar dari 2 bilangan. Pokok bahasan tersebut dibuat bahan ajar untuk 3 pertemuan. Pada kegiatan perencanaan peneliti mempersiapkan lembar kerja kelompok (LKK) untuk setiap pertemuan, menyiapkan lembar observasi siswa, lembar jurnal harian, lembar wawancara, dan alat dokumentasi saat proses pembelajaran
51
52
berlangsung. Menyiapkan tes akhir siklus I dan menyusun jadwal penelitian siklus I. Penelitian siklus I dilaksanakan dalam tiga pertemuan dan satu kali perteman untuk tes siklus I, yaitu: 1) Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 2 November 2016, pada jam ke 7 dan 8 dengan alokasi waktu 2 x 30 menit. 2) Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 3 November 2016, pada jam ke 3 dan 4 dengan alokasi waktu 2 x 30 menit. 3) Pertemuan ketiga dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 9 November 2016, pada jam ke 7 dan 8 dengan alokasi waktu 2 x 30 menit. 4) Tes akhir siklus dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 10 November 2016, pada jam ke 3 dan 4 dengan alokasi waktu 60 menit. b.
Tahap Pelaksanaan Tahapan pelaksanaan pembelajaran siklus I dilakukan dalam tiga kali
pertemuan dengan alokasi waktu 2x30 menit setiap pertemuan. Tahap pelaksanaan tindakan bersamaan dengan tahap pengamatan/observasi, hal ini dilakukan oleh guru kolaborator. Pada tahap ini peneliti melaksanakan RPP yang telah direncanakan dalam proses pembelajaran. 1)
Pertemuan Pertama: Rabu, 2 November 2016 Pertemuan pertama berlangsung selama 2 jam pelajaran (2 x 30 menit) yang
dimulai pukul 11.30 sampai 12.30. Subpokok bahasan yang diajarkan adalah menentukan kelipatan dari suatu bilangan. Pembelajaran diawali dengan salam, mengucapkan basmallah, dan mengabsen kehadiran siswa. Pada awal pertemuan siswa hadir semua. Guru kolabolator hadir di dalam kelas sebagai observer untuk mengamati aktivitas selama proses pembelajaran berlangsung. Hal ini dilakukan untuk mengetahui informasi bagi perbaikan pembelajaran pada pertemuan selanjutnya. Proses
pembelajaran
dilanjutkan
dengan
menyampaikan
tujuan
pembelajaran yang akan dicapai. Peneliti mengelompokkan siswa ke dalam 4 kelompok, setiap kelompok terdiri dari 5 siswa. Kemudian peneliti masuk pada tahap stimulation yaitu dengan bertanya kedapa siswa “Apakah Kelipatan itu?
53
Apa yang kalian pikirkan jika mendengan kalimat kelipatan suatu bilangan?”. Beberapa siswa menjawab “Tidak tahu, ms”. Dan beberapa lainnya hanya diam dan membolak-balik buku cetak mereka. Pada tahap stimulation ini hanya beberapa
siswa
yang
menjawab
dan
mengajukan
pertanyaan.
Diawal
pembelajaran ini siswa kurang antusias karena mereka tidak terbiasa ditanya oleh guru pada awal pembelajaran. Setelah tahap stimulation selesai, peneliti masuk pada tahap identifikasi masalah, dimana pada tahap ini peneliti memberikan LKK 1 berupa masalah soal cerita yang terjadi pada kehidupan sehari-hari. Pada tahap ini siswa diberikan kesempatan untuk membaca dan memahami soal yang diberikan. Selanjutnya peneliti masuk pada tahap pengumpulan data dan pengolahan data. Pada tahap ini, siswa diminta untuk mendiskusikan dan menyelesaikan permasalahan yang terdapat pada LKK. Berikut ini foto aktivitas siswa dalam berdiskusi.
Gambar 4.1 Aktivitas kelompok 2 saat berdiskusi Beberapa kelompok ada yang masih bingung dengan soal yang terdapat pada LKK 1, hal ini membuat peneliti memberikan penjelasan pada setiap kelompok. Peneliti berkeliling untuk mengamati pekerjaan siswa dalam menyelesaikan LKK 1, dan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan oleh siswa. Untuk mengatasi beberapa kelompok yang mengalami kesulitan peneliti memberikan sedikit arahan kepada mereka. Waktu yang diberikan dalam mengerjakan soal LKK 1 yaitu sekitar 20 menit, namun belum semua kelompok dapat menyelesaikan dengan benar.
54
Beberapa kelompok bingung untuk menuliskan kesimpulan dalam LKK yang dikerjakan. Setelah beberapa kelompok menyelesaikan LKK 1, peneliti masuk pada tahap verivication. Masing-masing kelompok menunjuk perwakilannya untuk mempresentasikan hasil diskusinya. Awalnya tidak ada siswa yang berani maju dan menjelaskan kepada teman-temannya, tetapi setelah peneliti menunjuk siswa untuk menjelaskan hasil diskusinya maka siswa itu pun bersedia menjelaskan diskusinya di depan kelas. Pada pertemuan pertama tidak semua kelompok menjelaskan hasil diskusinya, ada beberapa hal yang menjadi kendala. Salah satunya belum selesai mengerjakan LKK yang diberikan, dan karena waktu yang tidak cukup dalam pengerjaan. Seteleh tahap verivicaion selesai, peneliti masuk pada tahap generalisation. Pada tahap ini peneliti memberikan penguatan dari penjelasan yang diberikan oleh perwakilan kelompok 2. Peneliti juga memberikan tambahan penjelasan mengenai materi kelipatan suatu bilangan, setelah itu siswa mencatat hasil diskusi yang telah disepakati bersama. Siswa bersama dengan peneliti menyimpulkan materi yang telah dipelajari hari ini. Penutup pertemuan pertama ini, peneliti menginformasikan materi yang akan dipelajari pada perteman berikutnya, dan meminta siswa untuk mempelajari materi yang telah dipelajari hari ini dan selanjutnya untuk dipelajari di rumah. Proses pembelajaran diakhiri dengan membaca hamdallah bersama-sama dan peneliti mengucapkan salam penutup. 2)
Pertemuan kedua: Kamis, 4 November 2016 Pada perteman kedua, berlangsung 2 jam pelajaran (2 x 30 menit). Yang
dimulai pada pukul 09.30 – 10.30. peneliti masuk lebih awal hal ini bertujuan untuk menyiapkan siswa dalam memulai pelajaran. Setelah waktu istirahat selesai, peneliti meminta seluruh siswa untuk membereskan tempat makannya dan membaca do’a setelah makan. Siswa memulai pembelajaran dengan membaca basmallah, tidak lupa peneliti mengabsen kehadiran siswa. Peneliti membuka pelajaran dengan
55
mengingatkan kembali mengenai materi yang telah dipelajari sebelumnya tentang kelipatan suatu bilangan. Sebelum masuk pada materi pertemuan kedua peneliti mengelompokkan siswa dengan cara berhitung 1 sampai 5 sesuai dengan tempat duduknya. Masingmasing kelompok terdiri dari 5 siswa. Kemudian peneliti menyampaikan materi mengenai faktor bilangan dan faktor prima. Pada tahap stimulation peneliti memberikan suatu masalah kepada siswa dalam bentuk soal cerita. Hal tersebut bertujan untuk mengarahkan siswa untuk memahami materi yang akan dipelajari. Setelah itu peneliti masuk pada tahap identifikasi masalah, setiap kelompok diberikan LKK 2 yang berisi lembar masalah. Pada tahap ini siswa diberi kesempatan untuk membaca dan memahami soal. Kemudian pada tahap pengumpulan dan pengolahan data, siswa diskusi bersama kelompoknya dan mengeksplore pengetahuannya. Peneliti berkeliling ke setiap kelompok untuk memantau pengerjaan LKK 2 yang diberikan. Beberapa kelompok sudah memahami bagaimana menyelesaikan soal yang diberikan, namun masih ada kelompok yang bingung terhadap cara penyelesaiannya. Peneliti memberikan sedikit arahan untuk memudahkan kelompok tersebut. Waktu yang diberikan untuk menyelesaikan LKK 2 yaitu 20 menit. beberapa kelompok sudah dapat memanfaatkan waktu dengan baik untuk berdiskusi sehingga mereka dapat menyelesaikannya dengan tepat waktu, namun ada juga kelompok yang tidak dapat menyelesaikan pekerjaannya dengan tepat waktu dikarenakan mereka terlalu banyak mengobrolkan hal lain diluar materi pembelajaran. Pada tahap verivication, peneliti meminta perwakilan setiap kelompok untuk menjelaskan hasil diskusinya, beberapa kelompok langsung mengacungkan tangan, peneliti memilih kelompok yang mengacungkan tangan pertama kali dan mempersilahkan kelompok 1 untuk menjelaskan hasil diskusinya. Setelah itu peneliti memberikan tambahan penjelasan mengenai materi menentukan faktor dari suatu bilangan dan faktor prima suatu bilangan, serta
56
membahas hasil diskusi yang telah dijelaskan oleh perwakilan kelompok sebagai penguatan kepada siswa bahwa hasil diskusi yang sudah dipaparkan adalah benar. Proses pembelajaran ditutup dengan membaca hamdalllah bersama-sama. Kemudian peneliti menyarankan kepada seluruh siswa untuk mempelajari pelajaran hari ini dan menginformasikan materi yang akan dipelajari pada pertemuan selanjutnya untuk dipelajari di rumah. 3)
Pertemuan ketiga: Rabu, 9 November 2016 Pertemuan ketiga berlangsung selama 2 jam pelajaran (2 x 30 menit) yang
dimulai pukul 11.30 – 12.30. subpokok bahasan yang diajarkan adalah mentukan KPK dan FPB dari dua bilangan. Peneliti mengelompokkan siswa dalam 4 kelompok dari deretan bangku tempat duduk, setelah berkelompok dengan masing-masing kelompoknya peneliti memberikan LKK 3. Pada tahap stimulation peneliti bertanya tentang KP dan FPB. Hanya sedikit siswa yang aktif pada tahap stimulaion ini. Tida ada siswa yang bertanya mengenai pembelajaran yang dilakukan. Pada tahap identifikasi masalah, peneliti meminta siswa untuk membaca dan memahami soal yang ada pada LKK 3 dan menuliskan apa yang diketahui dan ditanyakan pada soal. Pada tahap pengumpulan dan pengolahan data, setiap kelompok berdiskusi bersama untuk menyelesaikan soal cerita yang telah diberikan. Dalam proses penyelesaian soal cerita ini siswa dituntut untuk dapat menentukan langkah-langkah yang harus dikerjakan untuk mendapatkan penyelesaian soal cerita.
Gambar 4.2 Hasil Jawaban Diskusi Siswa Pada Pertemuan ke-3
57
Dari jawaban tersebut terlihat siswa sudah mampu menyelesaikan soal cerita dengan langkah-langkah yang benar, namun hanya sebagian kelompok yang melakukannya. Waktu yang diberikan untuk mendiskusikan LKK 3 hanya 20 menit terdiri dari 2 soal. Siswa antusias untuk berdiskusi menyelesaikan soal cerita yang diberikan. Terlihat beberapa kelompok masih belum memahami soal cerita yang diberikan, sehingga banyak siswa yang menanyakan kepada peneliti bagaimana membedakan soal cerita KPK dan FPB. Dalam hal ini peneliti tidak langsung memberikan penjelasan kepada siswa, namun meminta siswa untuk mencari tahu sendiri bagaimana cara membedakannya. Tahap verivication peneliti meminta siswa menuliskan dan menjelaskan hasil diskusi di depan kelas. Tahap generalisasi peneliti memberikan tambahan penjelasan mengenai materi menentukan KPK dan FPB dua bilangan, serta membahas hasil diskusi yang telah dijelaskan oleh perwakilan kelompok sebagai penguatan kepada siswa bahwa hasil diskusi yang telah dipaparkan adalah benar. Kemudian setelah itu peneliti menunjuk dua orang anak untuk memberikan kesimpulan dari apa yang telah dipelajari hari ini. Pada pertemuan ketiga ini peneliti memberikan informasi bahwa perteman berikutnya akan diadakan ulangan harian, siswa disarankan untuk mempelajari materi yang sudah dipelajari sebelumnya. Proses pembelajaran ditutup dengan membaca hamdallah bersama-sama dan peneliti mengucapkan salam penutup. 4)
Pertemuan keempat: Kamis, 10 November 2016 Pertemuan keempat berlangsung 2 x 30 menit (2 jam pelajaran) dimulai
pukul 09.00 – 10.00. Pada pertemuan ini dilakukan tes akhir siklus I untuk mengetahui kemampuan menyelesaikan soal cerita siswa kelas IV-C. Pada saat memasuki kelas, siswa usdah terlihat siap untuk mengikuti tes yang akan diberikan. Sebelum melaksanakan tes, peneliti mengabsen siswa dan ada 1 siswa yang sakit. Kemudian siswa diminta berdo’a terlebih dahulu sebelum mengerjakan soal akhir siklus I. Selanjutnya peneliti membagikan soal tes kepada setiap siswa. Instrumen soal tes terdiri dari 4 butir soal cerita yang berkaitan
58
dengan KPK dan FPB guna mengukur kemampuan menyelesaikan soal cerita siswa. Berikut foto siswa mengerjakan soal tes akhir siklus I.
Gambar 4.3 Kegiatan siswa saat mengerjakan soal tes akhir siklus I Selama tes berlangsung tampak siswa mengerjakan dengan serius dan suasana kelaspun terlihat kondusif, meskipun ada beberapa siswa yang menanyakan mengenai cara penyelesaian soal harus menggunakan KPK atau FPB dan memastikan jawaban mereka. Namun peneliti selalu mencoba membimbing siswa untuk mandiri dalam menemukan hasil jawaban yang benar. Secara keseluruhan proses tes siklus I berlangsung dengan baik dan tertib sampai batas waktu habis. c.
Tahap Observasi Tahap observasi pada dasarnya dilakukan bersamaan dengan tahap
pelaksanaan tindakan siklus I. Pengamatan yang dilakukan oleh Guru Kolaborator selaku observer untuk mengamati respon serta aktivitas siswa dalam pembelajaran di kelas. Pengamatan terhadap aktivitas siswa dalam pembelajaran dilakukan dengan penelitian langsung melihat dari kegiatan siswa selama mengisi LKK dan saat berdiskusi dengan mengacu pada lembar observasi siswa. Berikut hasil observasi pada siklus I mengenai aktivitas siswa dapat terlihat dari Tabel 4.1. Berdasarkan pengamatan selama siklus I berlangsung terlihat bahwa dalam proses pemebelajaran menggunakan model discovery learning tergolong cukup efektif dengan rata-rata presentase 70,8%. Dalam siklus I keaktifan siswa paling tinggi pada aspek persiapan untuk memulai pembelajaran. Hal ini terlihat dalam proses pembelajaran yang terjadi, antusias siswa dalam memulai pembelajaran. Sedangkan pada aspek yang mengharuskan siswa tampil atau aktif dihadapan
59
teman mereka masih rendah yaitu pada saat maju ke depan kelas untuk mempresentasikan hasil diskusinya dan menyimpulkan pembelajaran. Hal ini dikarenakan siswa masih kurang percaya diri dihadapan teman mereka dan masih malu untuk mengungkapkan pendapatnya, hanya beberapa orang saja yang sangat percaya diri tampil dihadapan teman mereka. Dalam pengamatan langsung, peneliti melihat bahwa siswa yang mau maju ke depan adalah siswa yang itu-itu saja.
No. 1. 2. 3.
4. 5. 6. 7. 8.
Tabel 4.1 Presentase Aktivitas Siswa Siklus I Pertemuan Ke- (%) Aspek yang Diamati 1 2 3 Bersiap untuk mengikuti 75 pembelajaran Memperhatikan 50 penjelasan guru Menjawab dan 50 menanggapi pertanyaan dari guru Bekerja sama dengan 50 anggota kelompok Aktif dalam diskusi saat 75 pembelajaran Bertanya saat proses 50 pembelajaran Mempresentasikan hasil 50 diskusi di depan kelas Menyimpulkan materi 50 pembelajaran yang telah dilakukan Rata-rata presentase
Rataan (%)
75
100
83,3
75
100
75
75
75
66,7
75
75
66,7
75
75
75
75
100
75
50
75
58,3
50
75
58,3 70,8
Berdasarkan hasil observasi aktivitas siswa menunjukkan bahwa aktivitas siswa masih kurang baik karena rata-rata presentase aktivitas kelompok belum mencapai indikator yang diharapkan yaitu rata-rata presentase sktivitas sisa mencapai ≥ 75%. Bisa disimpulkan bahwa aktivitas dalam proses pembelajaran dengan menggunakan model Discovery Learning harus di tingkatkan sampai tahap intervensi tindakan yang diharapkan.
60
Upaya meningkatkan kemampuan menyelesaikan soal cerita dalam penelitian menggunakan instrumen tes di akhir siklus. Hasil penilaian kemampuan menyelesaikan soal cerita siswa pada siklus I terlihat dari tabel berikut. Tabel 4.2 Hasil Tes Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita Siklus I Interval F Fk xi Fi.xi 31-42 1 1 34,5 34,5 43-54 1 2 46,5 46,5 55-66 3 5 58,5 175,5 67-78 9 14 70,5 634,5 79-90 5 19 82,5 412,5 19 292,5 1303,5 Jumlah Berdasarkan hasil tes siklus I maka diperoleh skor rata-rata kemampuan menyelesaikan soal cerita siswa sebesar 68,6, dengan nilai terendah 30 dan nilai tertinggi 90. Hasil tersebut belum mencapai indikator yang ditentukan yaitu skor rata-rata hasil tes kemampuan menyelesaikan sial cerita siswa ≥ 70. Kemampuan menyelesaikan soal cerita yang dilihat dari penelitian ini meliputi memahami masalah, memilih strategi, menyelesaikan strategi dan menyimpulkan jawaban. Hasil penelitian masing-masing indikator kemampuan menyelesaikan soal cerita siswa kelas IV-C pada siklus I dapat terlihat dari gambar berikut. 90.0% 80.0% 70.0% 60.0% 50.0% 40.0% 30.0% 20.0% 10.0% 0.0%
84.6%
81.6% 67.1% 49.1%
memahami soal
memilih strategi
menyelesaikan menyimpulkan strategi jawaban
Gambar 4.4 Presentase Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita Berdasarkan Gambar 4.4 menunjukkan bahwa indikator memahami masalah menempati urutan tertinggi dengan presentase 84,6%, pada indikator
61
memilih strategi terlihat ada 81,6% yang menguasai sampai tahap ini, data ini menunjukkan bahwa hasil intervensi tindakan yang diharapkan telah tercapai. Berikut adalah sampel jawaban siswa pada instrumen nomor 2 pada indikator memahami masalah :
Gambar 4.5 Jawaban Siswa Pada Indikator Memahami Masalah Pada Siklus I Berdasarkan sampel jawaban di atas,terlihat bahwa siswa mengetahui apa yang ditanyakan dan apa yang diketahui serta mampu untuk mengidentifikasi kecukupan data yang dibutuhkan untuk memecahkan masalah. Selanjutnya adalah sampel jawaban siswa pada instrumen nomor 4 pada indikator membuat rencana pemecahan masalah.
Gambar 4.6 Jawaban Siswa Pada Indikator Membuat Rencana Pemecahan Masalah Pada gambar 4.6 terlihat bahwa siswa mengetahui apa yang harus dilakukan terlebih dahulu, siswa dapat memodelkan permasalahan matematika dengan benar. Namun untuk untuk indikator melaksanakan strategi dan menyimpulkan jawaban masing-masing menunjukkan 67% dan 49% data ini menunjukkan bahwa hasil intervensi tindakan yang diharapkan belum tercapai. Berikut adalah sampel jawaban siswa pada instrumen nomor 4 pada indikator melaksanakan strategi yang telah dibuat:
62
(a)
(b)
Gambar 4.7 Jawaban Siswa Pada Indikator Melaksanakan Strategi Pada Siklus I Gambar 4.7 (a) menunjukkan bahwa siswa mampu melaksanakan prosedur penyelesaian dengan benar dan tidak ada salah perhitungan. Sedangkan gambar 4.7 (b) terlihat bahwa prosedur yang dilakukan oleh siswa sudah benar tapi siswa salah dalam menentukan FPBnya. Selanjutnya untuk menyimpulkan jawaban, rata-rata siswa lupa dan tidak memberikan kesimpulan pada perhitungan yang telah diselesaikan. Pada umumnya siswa kelas IVC lebih menguasai pada indikator memahami masalah dan memilih strategi. Selebihnya siswa belum mampu ke tahap menyelesaikan strategi dan menyimpulkan jawaban. Data pada penelitian ini dilengkapi dengan jurnal harian, pedoman wawancara, dan dokumentasi setiap pertemuan. Setiap akhir proses pembelajaran siswa diminta untuk mengisi jurnal harian. Hal ini bertujuan untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran yang diberikan. Respon siswa terhadap proses pembelajaran setiap siklus digolongkan menjadi tiga yaitu, respon positif, netral dan negatif. Jurnal harian siswa digunakan untuk mengetahui tanggapan/respon siswa terhadap pembelajaran model Discovery Learning pada siklus I. Berikut tanggapan siswa yang dirangkum dari jurnal harian siswa di setiap pertemuan yang disajikan dalam Tabel 4.3. Tabel 4.3 Respon Siswa Terhadap Pembelajaran Siklus I Kategori Pertemuan KePositif Netral Negatif 64,8 % 19 % 16,2 % I 70,3 % 16,2 % 13,5 % II 78, 4 % 13,5 % 8,1 % III Presentase 71,2 % 16,2 % 13 % Respon Siswa
63
Tanggapan siswa pada pembelajaran siklus I dirangkum berdasarkan jurnal harian siswa yang diisi setiap pertemuan. Berdasarkan hasil analisis jurnal harian siswa didapat bahwa rata-rata presentasi respon positif siswa sebesar 71,2 %. Siswa yang memberikan respon positif mengungkapkan bahwa pembelajaran Discovery Learning menyenangkan karena bisa berdiskusi dengan teman-teman, dan siswa menyukai pembelajaran kelompok. Rata-rata negatif sebesar 13% berisi pendapat siswa yang menyukai pembelajaran Discovery Learning tetapi masih bingung dan mengalami kesulitan dalam mengerjakan soal KPK dan FPB, siswa belum bisa menentukan cara apa yang harus digunakan saat menyelesaikan soal cerita KPK dan FPB. Selain dari jurnal harian yang diisi oleh siswa disetiap akhir proses pembelajaran, peneliti juga melakaukan wawancara pada akhir siklus I gunakan untuk mengetahui tanggapan terhadap proses pembelajaran dengan model discovery learning. Berdassarkan hasil wawancara dapat disimpulkan pendpat siswa tentang pembelajaran selama siklus I adalah sebagai berikut: 1. Sebagian besar siswa merasa senang dengan model discovery leaning . 2. Pembelajaran
matematika
dengan
model
discovery
learning
dapat
menciptakan kerjasama dan berbagi ide terhadap suatu permasalahan yang terdapat pada LKK. Sehingga siswa ingin selalu berkelompok saat pelajaran matematika berlangsung. 3. Sebagian siswa lainnya merasa kesulitan dalam menyelesaikan soal cerita yang menggunkan KPK dan FPB, siswa belum dapat membedakan soal KPK dan soal FPB. Selain hasil dari jurnal harian dan observasi yang dilakukan terdapat pula hasil LKK 1, LKK 2 dan LKK 3 pada silus I. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 4.4.
No. 1. 2. 3. 4.
Tabel 4.4 Hasil LKK Siklus I Skor Hasil Kelompok LKK 1 LKK 2 I 80 75 II 65 95 III 75 65 IV 95 85
LKK3 95 70 100 85
64
d.
Tahap Refleksi Tahap ini dilakukan oleh peneliti dan obesrver setelah melakukan analisis
pada siklus I. Berdasarkan hasil analisis pada observasi dan penilaian tes siklus I ditemukan beberapa kekurangan yang ada pada siklus I. Hasil refleksi tersebut dilihat dari tabel berikut: Tabel 4.5 Hasil Refleksi Tindakan Pembelajaran Siklus I No.
Kekurangan/ Kendala
Perencanaan Perbaikan Siklus II
1
Proses diskusi yang dilakukan
Pembelajarn tutor sebaya, dengan
siswa masih kurang optimal.
mengelompokkan siswa berkemampuan
Masih terlihat beberapa siswa
tinggi agar bisa membantu temannya yang
yang tidak serius dalam
belum paham.
berdiskusi. 2
3
4
Proses presentasi yang
Menjadikan siswa yang pasif sebagai
monoton hanya siswa yang
ketua kelompok, memberikan kartu
sama yang mau menjelaskan
berbicara untuk mengungkapkan pendapat
dan mengerjakan soal di
dan memberikan poin merit untuk siswa
depan kelas.
yang berani presentasi di depan kelas.
Siswa masih mengalami
Guru meminta siswa untuk menemukan
kesulitan dalam menetukan
cara membedakan antara soal KPK dan
strategi untuk menyeselsaikan
FPB kemudian guru memberikan
soal cerita.
penguatan.
Kemampuan menyelesaikan
Siswa lebih dibimbing dan diingatkan
soal cerita siswa pada
untuk lebih teliti dalam mengerjakan soal
indikator menyelesaikan
cerita matematika.
strategi dan menyimpulkan jaawaban masih rendah. Seluruh hasil yang diperoleh dari pelaksanaan siklus I ini menunjukkan bahwa indikator keberhasilan penelitian belum tercapai, sehingga penelitian
65
dilanjutkan pada tahap siklus II dengan hasil refleksi ini yang akan digunakan sebagai perbaikan. 2.
Deskripsi Siklus II Tindakan pembelajaran pada silkus II merupakan perbaikan dari
pembelajaran siklus I, peneliti akan melakukan perubahan untuk memperbaiki pembelajaran pada siklus I. a.
Tahap Perencanaan Tahap perencanaan pada siklus II diantaranya menyiapkan rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP) siklus II, menentukan pembagian kelompok berdasarkan kemampuan yang dimiliki siswa, menyiapkan lembar kerja kelompok, tes kemampuan menyelesaikan soal cerita siklus II, catatan lapangan, lembar observasi aktivitas siswa dan alat dokumentasi. Target pada siklus II ini adalah hasil tes kemampuan menyelesaikan soal cerita matematika siklus II menunjukkan bahwa rata-rata nilai tes akhir siklus mencapai ≥ 70, presentase aktivitas siswa mencapai 75%. b.
Tahap Pelaksanaan Tahap pelaksanaan pembelajaran siklus II terdiri dari 3 pertemuan. Pada
pertemuan kelima sampai ke tujuh peneliti memberikan pembelajaran dengan menggunakan model discovery learning. Pembelajaran yang dikenakan pada subjek penelitian/ siswa pada pelaksanaan tindakan siklus II dilaksanakan perbaikan-perbaikan berdasarkan hasil refleksi siklus I. Siklus II ini terdiri dari 3 kali intervensi tindakan pembelajaran dan 1 kali tes diakhir siklus II, pelaksanaan tindakan ini dimulai tanggal 5 Januari 2017 sampai dengan 18 Januari 2017 dengan alokasi waktu masing-masing tindakan dan tes adalah 2 x 30 menit (2 jam pembelajaran). Berikut adalah deskripsi data hasil intervensi tindakan siklus II pada setiap pertemuan:
66
1.
Pertemuan ke-5 : Kamis, 5 Januari 2017 Pertemuan ke lima dimulai pukul 09.30 – 10.30 (2 x 30 menit). pada
pertemuan ini, pada pertemuan kali ini jumlah siswa yang hadir adalah 18 siswa, dan 2 siswa izin. Proses pembelajaran dimulai dengan peneliti membagikan hasil tes siklus I kepada siswa. Peneliti juga memberikan sedikit evaluasi terhadap kesalahan siswa yang terjadi saat menjawab soal. Selanjutnya peneliti juga memberikan motivasi kepada siswa yang mendapat nilai kecil, agar lebih giat dalam belajar, lebih berani dalam bertanya, lebih aktif ketika berdiskusi, tidak malu ketika mempresentasikan hasil diskusi dan selalu memperhatikan peneliti ketika memberikan penguatan materi atau penjelasan. Bagi siswa yang telah mendapatkan nilai besar diharapkan dapat mempertahannya atau lebih baik lagi dan selanjutnya dapat membantu temannya dalam berdiskusi dan membantu temannya dalam memahami soal cerita. Kegiatan selanjutnya yaitu siswa dikelompokkan menjadi 4 kelompok yang terdiri dari 5 siswa. Pada pertemuan kali ini, peneliti sendirilah yang mengelompokkan siswa berdasarkan kemampuan mereka, sehingga siswa yang berkemampuan tinggi dapat membantu siswa yang memiliki kemampuan rendah. Selanjutnya, pada tahab stimulation peneliti menanyakan tentang cara mencari KPK. Sebagian siswa menjawab baik pertanyaan dari guru. Kemudian peneliti memberikan LKK 4 yang terdiri dari 2 soal. Pada tahap identifikasi masalah, peneliti memberikan kesempatan untuk siswa membawa dan memahami soal yang ada pada LKK 4. Setelah itu pada tahap pengumpulan dan pengolahan data peneliti meminta siswa untuk berdiskusikan dengan masing-masing kelompoknya. Berikut aktivitas siswa saat berdiskusi dengan kelompokknya dapat dilihat pada Gambar 4.8. Terlihat siswa sibuk berdiskusi dengan kelompokknya masing-masing mengerjakan LKK 4, kemampuan menyelesaikan soal cerita siswa pada pertemuan kelima mengalami perubahan yang signifikan. Siswa sudah terbiasa dengan langkah-langkah discovery learning dalam menyelesaikan soal cerita, terlebih dahulu siswa membaca dan memahami soal, lalu memilih strategi untuk
67
menyelesaikan soal cerita, menyelesaikan soal cerita dengan strategi yang telah dipilih bersama-sama, memeriksa kembali hasil jawaban sebelum diberikan kepada peneliti.
Gambar 4.8 Kegiatan siswa berdiskusi untuk menyelesaikan LKK
Gambar 4.9 Hasil diskusi jawaban siswa pada pertemuan ke-5 Pada tahap verivication, peneliti meminta perwakilan setiap kelompok untuk menjelaskan hasil diskusinya, hampir semua siswa mengacungkan tangan. Peneliti kemudian hanya menyebutkan salah satu warna kartu yang mereka miliki dan memilih yang tercepat mengacungkan tangan, dan mempersilahkan kelompok 1
68
untuk menuliskan dan menjelaskan hasil diskusinya. Berikut merupakan aktivitas siswa dalam mengerjakan hasil diskusi di papan tulis dan menjelaskannya.
Gambar 4.10 Siswa mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya Kemudian peneliti menanyakan kepada setiap kelompok bagaimana pendapatnya terhadap hasil diskusi kelompok 1. Kelompok lain membenarkan hasil diskusi yang dijelaskan oleh kelompok 1. Setelah itu peneliti dan siswa memberikan tepuk tangan kepada siswa yang telah mempresentasikan hasil diskusinya. Kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal cerita menggunakan model pembelajaran Discovery Learning pada pertemuan kelima sudah cukup baik, terlihat dari banyaknya kelompok yang sudah mulai memahami masalah, membuat prencanaan, membuat penyelesaian yang telah mereka kerjakan cukup baik. Kegiatan selanjutnya peneliti memberikan tambahan penjelasan mengenai materi menyelesaikan soal cerita yang berkaitan dengan KPK dari tiga bilangan, serta membahas hasil diskusi yang telah dijelaskan oleh pewakilan kelompok sebagai penguatan kepada siswa bahwa hasil diskusi yang telah dipaparkan adalah benar. Kemudian pada tahap generalisasi, peneliti meminta salah satu siswa membuat kesimpulan dari apa yang telah pelajari hari ini. Proses pembelajaran ditutup dengan mengucapkan hamdallah bersamasama kemudian peneliti menginformasikan materi yang akan dipelajari pada pertemuan berikutnya, dan meminta siswa untuk mempelajarinya terlebih dahulu di rumah.
69
2.
Pertemuan Keenam: Rabu, 11 Januari 2017 Pertemuan keenam berlangsung selama 2 jam pelajaran (2 x30 menit) yang
dimulai pukul 11.30 sampai pukul 12.30. Subpokok bahasan yang diajarkan adalah menyelesaikan soal cerita yang berkaitan dengan FPB dari tiga bilangan. Peneliti mengelompokkan siswa menjadi 4 kelompok yang terdiri dari 5 setelah itu, pada tahap stimulation peneliti bertanya kepada siswa bagaimana cara mencari FPB. Kemudian pada tahap identifikasi masalah peneliti memberikan LKK 5 pada masing-masing kelompok. Dan seperti biasa memberikan kesempatan bagi siswa untuk membaca dan memahami soal. Kegiatan selanjutnya pada tahap pengumpulan dan pengolahan data setiap kelompok berdiskusi bagaimana cara menyelesaikan soal cerita yang telah diberikan. Waktu yang diberikan untuk berdiskusi hanya 20 menit terdiri dari 2 soal cerita. Siswa antusias untuk menyelesaikan soal cerita yang diberikan. Setelah waktu hasbis, peneliti masuk pada tahap verivication. Peneliti meminta siswa menjelaskan hasil diskusi di depan kelompok lain. Kegiatan selanjutnya peneliti memberikan tambahan penjelasan mengenai materi menyelesaikan soal cerita yang berkaitan dengan FPB tiga bilangan, serta membahas hasil diskusi yang telah dijelaskan oleh perwakilan kelompok sebagai penguatan kepada siswa bahwa hasil diskusi yang telah dipaparkan adalah benar. Kemudian siswa membuat kesimpulan dari apa yang telah dipelajari hari ini. Proses pembelajaran ditutup dengan membaca hamdallah bersama-sama, kemudian peneliti menginformasikan materi yang akan dipelajari pada pertemuan selanjutnya, dan meminta siswa untuk mempelajarinya di rumah. 3.
Pertemuan ketujuh: Kamis, 12 januari 2017 Pertemuan ketujuh berlangsung selama 2 jam pelajaran (2 x 30 menit) yang
dimulai pukul 09.30 sampai 10.30. Subpokok bahasan yang diajarkan adalah menyelesaikan soal cerita KPK dan FPB tiga bilangan. Peneliti mengelompokkan siswa kedalam 4 kelompok yang terdiri dari 5 siswa masing-masing kelompok, setelah itu pada tahap stimulation peneliti memberikan masalah yang berbentuk soal cerita yang berkaitan dengan KPK dan
70
FPB yang sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Kemudian pada tahap identifikasi masalah peneliti memberikan LKK 6 pada masing-masing kelompok dan meminta siswa untuk membaca dan memahaminya. Kegiatan selanjutnya peneliti masuk pada tahap pengumpulan dan pengolahan data, setiap kelompok berdiskusi bagaimana cara menyelesaikan soal cerita yang telah diberikan. Siswa antusias berdiskusi untuk menyelesaikan soal cerita yang diberikan. Setelah waktu habis peneliti masuk pada tahap verivication. Peneliti meminta siswa untuk menjelaskan hasil diskusi di depan kelompok lain. Berikut merupakan aktivitas siswa dalam mengerjalan hasil diskusi di papan tulis dan menjelaskannya.
Gambar 4.11 Aktivitas siswa pada tahap verivication Kegiatan selanjutnya peneliti memberikan tambahan penjelasan mengenai materi menyelesaikan soal cerita KPK dan FPB, serta membahas hasil diskusi yang telah dijelaskan oleh perwakilan kelompok sebagai penguatan kepada siswa bahwa hasil diskusi yang telah dipaparkan adalah benar. Kemudian pada tahap generelalisasi siswa membuat kesimpulan dari apa yang telah mereka pelajari hari ini. Pada pertemuan ketujuh ini peneliti memberikan informasi bahwa pertemuan berikutnya akan diadakan ulangan harian, siswa disarankan untuk mempelajari materi yang sudah dipelajari sebelumnya. Proses pembelajaran ditutup dengan membaca hamdallah bersama-sama.
71
4.
Pertemuan kedelapan: Rabu, 18 Januari 2017 Pertemuan kedelapan berlangsung selama 2 x 30 menit (2 jam pelajaran).
Pada pertemuan ini dilaksanakan tes siklus II untuk mengetahui kemampuan menyelesaikan soal cerita siswa kelas IV-C. terlihat siswa sudah siap utnuk melakukan tes. Sebelum tes dimulai ketua kelas memimpin teman-temannya untuk berdoa terlebih dahulu. Kemudian peneliti membagikan soal tes pada setiap siswa. Instrumen tes berisi tentang soal-soal cerita yang sering terjadi dalam ,ehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan KPK dan FPB. Soal terdiri dari 4 soal essay yang bertujuan untuk mengukur kemampuan menyelesaikan soal cerita siswa kela IV-C. siswa mengerjakan soal dengan serius dan suasana kelaspun terlihat kondusif dan tenang. c.
Tahap Observasi Tabel 4.6 Presentase Aktivitas Siswa Siklus II No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Aspek yang Diamati
Pertemuan Ke- (%)
Rataan
5
6
7
(%)
Bersiap untuk mengikuti pembelajaran Memperhatikan penjelasan guru
75
100
100
91,7
75
75
100
83,3
Menjawab dan menanggapi pertanyaan dari guru Bekerja sama dengan anggota kelompok Aktif dalam diskusi saat pembelajaran Bertanya saat proses pembelajaran
75
75
75
75
100
75
100
91,7
75
100
75
83,3
75
75
100
83,3
75
100
100
91,7
75
100
100
91,7
Mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas Menyimpulkan materi pembelajaran yang telah dilakukan Rata-rata presentase
86,5
Tahap observasi siklus II, dilakukan untuk mengetahui aktivitas siswa yang terjadi pada saat proses pembelajaran berlangsung melalui instrumen observasi.
72
Berdasarkan tabel dapat dilihat bahwa rataan pada presentase aktivitas siswa dalam proses pembelajaran pada siklus II sebesar 88,5%. Rata-rata tersebut mengalami peningkatan sebesar 17,7% dari silkus I. Hal ini menunjukkan aktivitas siswa saat pembelajaran tergolong aktif. Peningkatan aktivitas siswa pada siklus II terlihat diseluruh aspek yang dinilai. Pada siklus I hanya dua aspek yang paling dominan yatiu antusias siswa dalam mengawali pembelajaran dan saat bekerja kelompok. Pada siklus II sebagian besar siswa sudah terlibat aktif dalam diskusi dengan teman-temannya serta sudah berani bertanya dan mencari informasi yang dibutuhkan dalam menyelesaikan LKK. Setelah proses pembelajaran berakhir maka dilakukan tes akhir siklus II dengan tujuan untuk mengetahui kemampuan menyelesaikan soal cerita. Berikut merupakan hasil tes kemampuan menyelesaikan soal cerita. Tabel 4.7 Hasil Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita Siklus II Interval 61-68 69-76 77-84 85-92 93-100 Jumlah Berdasarkan
hasil
F 1 5 5 4 5 20 tersebut
Fk 1 6 11 15 20
diperoleh
xi 64,5 72,5 80,5 88,5 96,5 402,5 rata-rata
Fi.xi 64,5 362,5 402,5 354 482,5 1666 skor
kemmapuan
menyelesaikan soal cerita sebesar 83,5. Hal tersebut menunjukkan ketercapaian indikator kemampuan menyelesaikan soal cerita siswa. Sehingga pemberian tindakan diberhentikan pada siklus II. Data hasil tes kemampuan menyelesaikan soal cerita siswa. Peneliti mengukur ketercapaian indikator kemampuan menyelesaikan soal cerita siswa itu sendiri. Sehingga data hasil tes kemampuan menyelesaikan soal cerita perindikator dapat terlihat dari Gambar 4.12
73
100% 90% 80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0%
92%
88%
82.50% 72.50%
memhami masalah
memilih strategi menyelesaikan soal
menyimpulkan jawaban
Gambar 4.12 Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita Siswa Per Indikator Pada Siklus II Pada siklus II siswa telah menguasai seluruh indikator kemampuan menyelesaikan soal cerita. Hal ini terlihat dari presentase kemampuan menyelesaikan soal cerita pada siklus II mengalami peningkatan dari siklus I. Pada siklus I siswa lebih dominan menguasai pada indikator memahami masalah dan merencanakan strategi, sedangkan pada siklus II siswa telah menguasai seluruh indikator menyelesaikan soal cerita. Secara umum kemampuan menyelesaikan soal cerita kelas IV-C pada siklus II tergolong baik.
Gambar 4.13 Salah satu sample jawaban siswa dari tes siklus II Pemberian jurnal harian pada setiap akhir proses pembelajaran bertujuan untuk mengetahui respon siswa terhadap model pembelajaran Discovery Learning. Berdasarkan jurnal harian siswa, respon tersebut dikelompokkan
74
menjadi respon positif, netral, dan respon negatif. Hasil respon siklus II dapat terlihat dari tabel berikut. Tabel 4.8 Respon Siswa Terhadap Pembelajaran Siklus II Pertemuan KeV VI VII Presentase Respon Siswa
Positif 81 % 83,8 % 89.2 % 84,7 %
Kategori Netral 11 % 11 % 8% 9,9 %
Negatif 3% 5,4 % 3% 3,6 %
Berdasarkan tabel 4.8 respon siswa pada siklus II menunjukkan bahwa respon siswa terhadap model pembelajaran Discovery Learning tergolong baik dengan rata-rata presentasi respon positif sebesar 84,7%. Pada siklus II siswa sudah merasa terbiasa dengan model pembelajaran Discovery Learning, sehingga terdapat peningkatan respon positif siswa dari siklus I. Respon positif berisi siswa mengungkapkan pembelajaran matematika lebih mudah ketika menyelesaikan LKK bersama-sama. Siswa dapat bertukar ide, saling bertukar pendapat, dan saling membantu teman yang belum paham terhadap materi yang diajarkan. Respon netral sebesar 9,9% berisi pendapat siswa selain menyukai model pembelajaran Discovery learning tetapi tidak mau berkempok yang ditentukan oleh peneliti. Siswa menginginkan kelompoknya ditentukan sendiri. Siswa senang belajar KPK dan FPB tetapi siswa mengalami kesulitan dalam operasi perkalian yang masih rendah. Respon negatif sebesar 3,6% yaitu berisi beberapa pendapat siswa menginginkan tidak berkelompok dalam proses pembelajaran berlangsung. Siswa menginginkan belajar langsung dengan peneliti tanpa bantuan dari teman yang lain. Selain jurnal harian peneliti juga melakukan wawancara dengan siswa pada akhir siklus II, berikut merupakan rangkuman hasil wawancara dengan siswa.
75
1. Siswa menyukai pembelajaran matemtika dengan menggunakan model discovery learning. Siswa menyukai pembelajaran yang berkelompok. Hal ini membantu siswa dalam memahami materi. 2. Siswa merasa senang dalam mengikuti pembelajaran yang dilakukan secara berdiskusi bersama teman-temannya. Karena jika ada hal yang kurang dimengerti mereka bisa menanyakan kepada temannya dan tidak merasa takut dalam menyampaikan pendapat ataupun bertanya. Penelit juga meminta tanggapan dari guru terhadap proses pembelajaran matematika dengan model discovery learning. Berikut merupakan tanggapan guru terhadap proses pembelajaran selama dua siklus. 1. Pembelajaran matematika dengan model discovery learning menciptakan suasana baru bagi siswa. Siswa lebih berani dalam berdiskusi dan aktif dalam bertanya saat proses pembelajaran berlangsung. 2. Siswa dapat menemukan solusi dari permasalahan yang dipaparkan dengan berdiskusi dengan teman-temannya, sehingga dalam pembelajaran ini siswa mengalami sendiri proses-proses dalam belajarnya. 3. Membuat siswa lebih percaya diri dengan mengerjakan soal di depan kelas dan menjelaskannya. 4. Bentuk soal yang disajikan dalam LKK dan tes akhir siklus membantu siswa dalam memahami materi. Selain hasil jurnal harian dan observasi diakhir siklus yang dilakukan terdapat pula hasil LKK 4, LKK 5 dan LKK 6 pada siklus II. Hal ini dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
No. 1. 2. 3. 4.
Tabel 4.9 Hasil LKK Siklus II Skor Hasil Kelompok LKK 5 LKK 6 I 70 100 II 95 90 III 100 80 IV 85 90
LKK 7 100 100 85 95
76
Berdasarkan skor hasil LKK pada siklus II mengalami peningkatan yang cukup baik, terlihat setiap kelompok pada tiap pertemuan mendapatkan nilai yang di atas KKM yang telah ditentukan peneliti sebesar 70. Pada tiap pertemuan setiap kelompok tuntas dalam mempelajari materi yang diajarkan oleh peneliti. d.
Tahap Refleksi Hasil tes kemampuan menyelesaikan soal cerita pada siklus II menunjukkan
rata-rata 83,5. hasil tersebut mengalami pemingkatan dari siklus I dan tergolong baik. Hal ini tidak terlepas dari perbaikan yang dilakukan berdasarkan refleksi siklus I. Perbaikan ini diantaranya dilakukannya random kelompok, memotivasi siswa untuk lebih aktif dalam berdiskusi, penyajian LKK yang lebih baik dan perbaikan Rencana Pembelajaran (RPP). Respon siswa terhadap proses pembelajaran siklus II semakin positif. Siswa sudah mampu beradaptasi dengan baik terhadap proses pembelajaran yang diterapkan. Aktivitas siswa dalam berdiskusi bersama teman-temannya semakin aktif, sebagian besar siswa dapat berdiskusi aktif bersama teman-temannya. Selain itu siswa juga dapat menjelaskan hasil diskusi dan berani untuk mengerjakan soal di depan kelas. Secara keseluruhan, proses pembelajaran siklus II berjalan lebih efektif dibanding dengan siklus I. Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Discovery Learning menciptakan suasana belajar yang saling membantu sesama siswa sehingga terjadi interaksi dan memberikan kontribusi bagi masing-masing kelompok B. Analisi Data 1. Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita Matematika Kemampuan menyelesaikan soal cerita siswa dapat diketahui dari keempat indikator yang digunakan dalam penelitian ini. Indikator tersebut adalah memahami masalah, merencanakan penyelesaiaan, menyelesaikan soal dan menyimpulkan kebenaran jawaban. Setelah dilakukan proses pembelajaran dengan model Discovery Learning selama siklus I dan siklus II, diperoleh data mengenai
rata-rata skor kemampuan menyelesaikan soal
cerita
siswa.
77
Perbandingan hasil tes siklus I dan siklus II dilihat dari masing-masing indikatornya yang dapat diketahui dari Gambar 4.14..
Presentase Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita 100%
85%
92%
82%
80%
88%
83%
73%
67% 49%
60% 40% 20% 0% memahami masalah
memilih strategi menyelesaikan soal
menimpulkan jawaban
Gambar 4.14 Perbandingan Skor Menyelesaikan Soal Cerita Siklus I dan Siklus II Gambar di atas menunjukkan bahwa pada siklus I siswa lebih menguasai indikator memahami masalah dan memilih strategi. Pada indikator menjalankan strategi dan menyimpulkan jawaban siswa belum dapat mengerjakannya. Hak tersebut karena siswa kurang teliti dalam menyelesaikan soal dengan strategi yang dipilih pada soal cerita sehingga masih banyak kesalahan yang dilakukan siswa pada saat menjawab soal. Sebagian besar siswa juga tidak memeriksa kembali hasil jawaban, sehingga siswa tidak menyimpulkan jawaban dari soal cerita yang diberikan. Pada siklus II siswa sudah menguasai indikator memahami masalah, memilih strategi, menyelesaikan soal dan menyimpulkan jawaban. Pada siklus II mengalami peningkatan yang signifikan pada setiap indikator kemampuan menyelesaikan soal cerita. Siswa sudah dapat memahami dan menginterpretasikan informasi soal kedalam bahasa matematika dan menyelesaikan masalah dengan melibatkan strategi matematika. Berdasarkan interpretasi di atas dapat disimpulkan bahwa kemampuan menyelesaikan soal cerita siswa mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II pada sema indikator kemampuan menyelesaikan soal cerita. Hal ini menunjukkan
78
keberhasilan tindakan yang diberikan pada siklus II. Statistik deskriptif dari data tes kemampuan menyelesaikan soal cerita pada siklus I dan II disajikan dalam tabel 4.10. Tabel 4.10 Statistik Deskriptif Tes Siklus I dan II Statistik Deskriptif
Siklus I
Siklus II
Rata-rata
68,6
83,5
Standar Deviasi
12,8
10,15
Kemampuan menyelesaikan soal cerita siswa pada siklus I memperoleh rata-rata 68,6 dan standar deviasi 12,8. Dengan nilai rata-rata dan standar deviasi ini menunjukkan bahwa kemampuan menyelesaikan soal cerita siswa belum maksimal dan belum merata, nilai siswa masih heterogen. Artinya masih adanya perbedaan nilai yang terlalu tinggi antara siswa satu dengan siswa yang lainnya. Hai tersebut juga diperkuat dengan jangkauan nilai data yang cukup besar yaitu dimana nilai terbesar 90 dan nilai terkecil 30. Selanjutnya pada siklus II terjadi peningkatan rata-rata skor kemampuan menyelesaikan soal cerita siswa menjadi 83,5 dan standar deviasi pada siklus II menjadi semakin kecil menjadi 10,15. Hal ini menunjukkan bahwa nilai siswa sudah homogen artinya tidak terjadi perbedaan nilai terlalu tinggi, terlihat dari hasil tes siklus II nilai terbesar 100 dan nilai terkecil 60. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan menyelesaikan soal cerita siswa merata dibandingkan dari siklus I. 2.
Aktivitas Pembelajaran Data mnengenai aktivitas belajar matematika siswa salah satunya diperoleh
dari lembar observasi siswa. Rata-rata presentase aktivitas belajar matematika siswa dari siklus I dan siklus II disajikan pada tabel berikut.
79
Tabel 4.11 Persentase Aktivitas Belajar Matematika Siswa Siklus I dan Siklus II Siklus
I
II
Persentase
70,8 %
86,5%
Kategori
Cukup
Baik
Berdasarkan hasil pengamatan secara keseluruhan pada tabel 4.9 diperoleh data bahwa aktivitas siswa telah mengalami peningkatan yang cukup baik. Hal ini ditandai dengan meningkatnya aktivitas siswa pada siklus I ke siklus II. Berdasarkan observasi aktivitas siswa pada sikluis I sebesar 70,8% dan termasuk kategori aktivitas cukup, kemudian pada siklus II sebesar 86,5% termasuk dalam kategori baik. Hal ini menunjukkan bahwa tindakan perbaikan yang dilakukan pada siklus II dapat memperbaiki dan meningkatkan aktivitas belajar matematika siswa. Data aktivitas belajar matematika siswa pada siklus I lebih memfokuskan pada aktivitas siswa dalam bekerja kelompok yang belum maksimal. Jika aktivitas diskusi berjalan dengan baik, maka aktivitas yang lainnya akan berpengaruh dengan baik pula. Pada siklus II keaktifan siswa dalam pembelajaran lebih baik dari pada siklus sebelumnya, dimana ada beberapa siswa yang mengalami kesulitan belajar mengalami kemajuan dan sering memperhatikan guru sehingga menunjukkan perbaikan yang sangat baik. 3. Proses Pembelajaran Proses pembelajaran pada siklus I belum rapi, saat proses pembelajaran berlangsung sebagian siswa ada yang belum siap. Ada yang bercanda, mengobrol, bermain, makan. Hal ini membuat mereka saat mengerjakan soal tidak paham dan bingung. Pada siklus II peneliti mengajak siswa lebih tertib lagi dan memotivasi siswa untuk lebih berani dalam
mengemukakan pendapatnya. Peneliti
menggunakan kertas berwarna untuk diberikan kepada masing-masing siswa, fungsi dari kertas warna ini untuk kartu bicara, jadi setiap siswa berhak dan
80
memiliki kesempatan untuk mengemukakan pendapatnya dan mendapat kesempatan untuk mengerjakan soal di depan kelas. Proses pembelajaran pada siklus II berlangsung dengan tertib dan rapi. Siswa lebih aktif dibandingkan dengan siklus I. Ada beberapa siswa pada siklus I hanya diam saja, pada siklus II mereka berani bertanya kepada guru tentang materi yang belum dipahami. Proses diskusi juga terlihat berbeda. Pada saat guru meminta perwakilan dari masing-masing kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas, semua kelompok bahkan semua siswa berusaha menjadi yang tercepat agar dipilih untuk maju. 4. Respon Siswa Rata-rata persentase respon
positif siswa terhadap pembelajaran
matematika menggunakan model Discovery Learning meningkat yaitu dari 71,2% menjadi 84,7%. Berikut tabel rata-rata persentase respon siswa. Tabel 4.12 Persentase Respon Siswa Siklus I dan Siklus II
C.
Siklus
I
II
Positif
71,2%
84,7%
Netral
16,3%
9,9%
Negatif
13%
3,6%
Pembahasan 1. Menyelesaikan Soal Cerita Matematika Siswa Penerapan
model
pmebelajaran
Discovery
Learning
dapat
meningkatkan kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal cerita di kelas IV. Sebelum menggunakan model pembelajaran Discovery Learning yang mengandalkan keaktifan guru di kelas pada proses pembelajaran hanya dilakukan dengan metode ceramah dengan memberikan contoh-contoh soal yang terdapat di buku paket sehingga didominasi oleh guru. Guru kurang menyajikan soal-soal dalam bentuk cerita karena soal cerita membutuhkan waktu yang relatif lama dalam pengerjaannya, sehingga
81
berdampak pada kemampuan penyelesaian masalah matematika siswa yang rendah. Sesudah dilakukan penelitian tindakan kelas dengan penerapan model pembelajaran Discovery Learning pada materi KPK dan FPB, kemampuan menyelesaikan soal cerita matematika siswa meningkat. Sebagaimana dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.13 Peningkatan Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita Matematika Siswa Siklus I Siklus II Rata-Rata 68,6 83,5 Pada siklus I rata-rata kemampuan menyelesaika soal cerita siswa yaitu 68,6 belum mencapai nilai kriteria yang diharapkan. Karena intervensi yang belum tercapai maka dari peneliti melanjutkan penelitian pada siklus II Setelah dilakukan proses pembelajaran pada siklus II rata-rata skor kemampuan menyelesaikan soal cerita mengalami peningkatan pada indikator menyelesaikan soal dengan strategi yang dipilih sebesar 15,4%, dan menyimpulkan jawaban sebesar 23,4%. Pada siklus II siswa dapat memberikan kesimpulan atas jawabannya menggunakan bahasa atau katakata sendiri dengan baik. Pada siklus II rata-rata kemampuan menyelesaikan soal cerita siswa yang diperoleh dari proses pembelajaran yaitu 83,5. Berdasarkan hasil tes kemampuan menyelesaikan soal cerita siswa, terdapat lima orang yang memiliki nilai di bawah KKM pada siklus I dan mengalami peningkatan setelah diberikan tindakan siklus II. Pengetahuan awal matematika kelima siswa tersebut terbilang sukup baik pada siklus II. Berdasarkan pengamatan peneliti selama proses pembelajaran siswa tersebut cenderung diam dan hanya sesekali bertanya jika ada hal yang tidak dipahami. Sesungguhnya siswa tersebut memahami materi yang dipelajari tetapi masih bingung jika diminta menjelaskan alasan dari jawabannya. Penyebab lainnya masih terjadi kekeliruan dalam perkalian yang dihitung siswa.
82
Kemampuan mneyelesaikan soal cerita yang sudah baik membuat siswa lebih memahami materi yang dipelajarinya. Model pembelajaran Discovery
Learning
membantu
siswa
dalam
menemukan
ide-ide
matematika. Selain itu siswa tersebut dapat berdiskusi terkait ide matematika yang ia temukan, hal ini dapat menguatkan dan mempertajam pengetahuan siswa terhadap materi yang dipelajarinya. 2. Aktivitas Belajar Belajar tidak hanya menuntut hasil yang baik dari segi kognitif saja, namun belajar menuntut aktivitas yang baik pula. Ketika diterapkannya model Discovery Learning dalam proses pembelajaran matematika sikap pasif siswa berubah menjadi aktif, rasa bosan yang dialami siswa mulai tidak terasa lagi dalam pembelajaran, siswa mulai berperan aktif, mandiri, berinteraksi, percaya diri, dan bekerjasama dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi. Selain itu selama pembelajaran berlangsung pada siklus I dan II kegiatan belajar siswa mengalami perubahan yang positif. Pembelajaran matematika melalui model Discovery Leaning membuat siswa lebih aktif dalam menyelesaikan lembar kerja tanpa dihinggapi rasa takut dan malas. Keaktifan siswa dalam mengemukakan jawaban tersebut dapat terjadi karena siswa dapat menyerap materi dengan baik ketika proses pembelajaran berlangsung. Pada siklus I aktivitas siswa memang terjadi pasang surut, namun secara keseluruhan tahapan siklus I ke siklus II terjadi peningkatan yang cukup signifikan sesuai harapan peneliti. Adapun peningkatan aktivitas kegiatan belajar siswa daat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.14 Peningkatan Aktivitas Belajar Siswa Siklus I ke Siklus II Siklus I Siklus II 70,8%
86,5%
Pada siklus I rata-rata aktivitas belajar matematika siswa mencapai 70,8% dan terjadi peningkatan pada siklus II yaitu mencapai 86,5%. Jika dibandingkan data aktivitas belajar siswa antara siklus I dan siklus II terjadi peningkatan yang relatif baik.
83
3. Respon Siswa Respon siswa terhadap pembelajaran diperoleh dari jurnal harian serta wawancara yang dilakukan terhadap subjek penelitian. Pada jurnal harian ratarata persentase respon positif siswa terhadap model Discovery Learning meningkat yaitu dari 71,2% pada siklus I menjadi 84,7% pada siklus II. Sedangkan rata-rata persentase respon negatif siswa menurun dari 13% pada siklus I menjadi 3,6% pada siklus II, begitu pula rata-rata persentase respon netral siswa menurun dari 16,2% pada siklus I menjadi 9,9% pada siklus II. Hasil wawancara yang dilakukan terhadap subjek penelitian pada siklus I dalam proses pembelajaran siswa mulai melatih kemampuannya untuk bekerja dan berdiskusi dengan teman sekelompoknya, selain itu melatih siswa dalam percaya diri untuk mengungkapkan pendapatnya dan meningkatkan kemampuan menyelesaikan soal cerita matematika siswa. Pada siklus II hasil wawancara yang diperoleh dalam proses pembelajaran siswa berkemampuan tinggi dan rata-rata mereka menjawab pertanyaan penulis dan mendengarkan penjelasan yang disampaikan teman/guru. Antusiasme mereka dalam pembelajaran rata-rata sudah tinggi dengan berbagai alasan diantaranya tertarik dengan pembelajaran matematika.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan deskripsi data yang telah diuraikan sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran matematika dengan model Discovery Learning dapat meningkatkan kemampuan menyelesaikan soal cerita siswa. Hal ini ditunjukkan bahwa selama proses pembelajaran dengan model Discovery Learning lebih optimal dalam meningkatkan kemampuan menyelesaikan soal cerita siswa, dengan rata-rata skor kemampuan representasi matematik siswa pada akhir siklus I sebesar 68,6 dan meningkat pada siklus II menjadi 83,5. Pembelajaran matematika dengan model Discovery Learning juga dapat meningkatkan aktivitas siswa serta mendapatkan respon yang positif dari siswa. Hal ini ditunjukkan oleh aktivitas belajar siswa mengalami peningkatan sebesar 15,7 %, dimana pada siklus I rata-rata aktivitas belajar siswa sebesar 70,8% dan meningkat pada siklus II menjadi 86,5%. Respon positif dari siswa dapat ditunjukkan dari peningkatan respon positif jurnal harian yaitu dari 71,2% pada siklus I menjadi 84,7% pada siklus II.
B. Saran Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, peneliti dapat memberikan beberapa saran-saran sebagai berikut: 1. Pembelajaran dengan model Discovery Learning perlu diterapkan oleh guru dalam proses pembelajaran matematika, karena dengan pembelajaran tersebut dapat meningkatkan kemampuan menyelesaikan soal cerita siswa dan hasil belajar siswa. 2. Pada saat melaksanakan pembelajaran dengan model Discovery Learning ini, pneliti mengalami kendala membangun pengetahuan awal siswa, maka dari itu jika ingin menggunkan model pembelajaran ini, hendaknya pada tahap stimulation guru bisa menggunakan alat peraga, video ataupun gambar untuk
84
85
membangun pengetahuan awal siswa. Model pembelajaran ini tidak bisa digunakan untuk siswa berkemampuan rendah dan dalam jumlah yang banyak. 3. Pembelajaran dengan model Discovery Learning dapat diterapkan pada materi KPK dan FPB untuk meningkatkan kemampuan menyelesaiakn soal cerita siswa. 4. Bagi peneliti selanjutnya, penelitian ini dapat dilanjutkan dengan meneliti pengaruh
pembelajaran
dengan
model
Discovery
Learning
untuk
meningkatkan kemampuan tingkat tinggi lainnya atau dapat dilakukan pada jenjang pendidikan dasar lainnya.
86
DAFTAR PUSTAKA Anisa, Nuri. “ Penerapan Metode Inkuiri untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas V SDN Barunagri, Lembang”, Tarbiya: Journal of Education In Muslim Society, vol. 1, No. 2, 5 Desember 2014. Arikunto, Suharsimi. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Edisi 2. Jakarta: Bumi Aksara Cet. 4, 2015. Cahyo, Agus N. Panduan Aplikasi Teori-Teori Belajar Mengajar Teraktual dan Terpopuler. Yogyakarta: DIVA Press. 2013. Hamzah, Ali dan Muhlisrarini. Perencanaan dan Strategi Pembelajaran Matematika. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. 2014. Kurniawati, Lia. “Pendekatan Pemecahan Masalah (Problem Solving) dalam Upaya Mengatasi Kesulitan-Kesulitan Siswa pada Soal Cerita”: Pendekatan Baru dalam Proses Pembelajaran Matematika dan Sains Dasar. Jakarta: PIC UIN. 2007. Raharjo, Marsudi dkk. Modul Matematika SD Program bermutu Pembelajaran Soal Cerita di SD. Sleman: PPPPTK. 2009. Rahman, Risqi dan Samsul Maarif. “Pengaruh Penggunaan Metode Discovery Terhadap Kemampuan Analogi Matematis Siswa SMK Al-Ikhsan Pamarican Kabupaten Ciamis Jawa Barat”, Jurnal Prodi Matematika STKIP Siliwangi Bandung, Vol. 3, Nomor 1, Febuari 2014. Ridwanudin, Dindin. Bahasa Indonesia. Jakarta: UIN Press. 2015. Rozak, Abd. dan Maifalinda Fatra. Bahan Pelatihan Penelitian Tindak Kelas. Jakarta: FITK UIN Jakarta. 2014. Sanjaya, Wina. Penelitian Tindak Kelas. Jakarta: Kencana. 2009. Slavin, Robert E. Psikologi Pendidikan Teori dan Praktik. Jakarta: PT Indeks. 2011. Sumadayo, Samsu. Penelitian Tindak Kelas. Yogyakarta: Graha Ilmu. 2013. Susanto, Ahmad. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta: Kencana. 2013. Trianto. Mendesai Model Pembelajaran Inofatif-Progresif. Jakarta: Kencana. 2015. Winarni, Endang Setyo dan Sri Harmini. Matematika untuk PGSD. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 2011.
87
Lampiran 1 Bukti Rendahnya Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita Siswa
88
Lampiran 2 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Nama Sekolah : SDI Al-Kautsar Bintaro Mata Pelajaran : Matematika Kelas/Semester : IV/1 Alokasi Waktu : 6 x 30 Menit (3 Pertemuan)
: 1. Memahami dan menggunakan kelipatan dan faktor
A. Standar Kompetensi
dalam pemecahan masalah : 1. Menetukan Kelipatan Persekutuan Kecil (KPK) dan
B. Kompetensi Dasar
Faktor Persekutuan Besar (FPB) : 1. Menentukan kelipatan dari bilangan
C. Indikator
2. Menentukan faktor dari bilangan 3. Menetukan faktor prima dari satu bilangan 4. Menentukan kelipatan persekutuan terkecil dari 2 bilangan 5. Menentukan faktor persekutuan terbesar dari 2 bilangan
D. Tujuan Pembelajaran Setelah proses pembelajaran melalui model Discovery Learning berlangsung diharapkan peserta didik dapat: 1. Menentukan kelipatan bilangan 2. Menentukan bilangan prima, faktor suatu bilangan dan faktor prima suatu bilangan 3. Menetukan kelipatan persekutuan terkecil dan faktor persekutuan terbesar dari 2 bilangan E. Strategi Pembelajaran 1. Model
:
Discovery Learning
2. Metode
:
Diskusi, Penugasan, Tanya Jawab
F. Media, Alat dan Sumber Pembelajaran 1. Media
:
Kancing, gelas plastik stopwatch
89
2. Alat/Bahan
:
Alat tulis, papan tulis, spidol
3. Sumber
:
Mathematics Focus. 2009. Mathematics for elementary school year IV bilingual based on KTSP 2006. Jakarta: Yudistira.
G. Materi Pembelajaran Kelipatan Bilangan, Faktor Bilangan, Faktor Prima, KPK dan FPB
H. Langkah-langkah Pembelajaran Pertemuan ke-1 I. Pendahuluan (10 menit) Kegiatan Guru
Kegiatan Siswa
Nilai Karakter
a. Mengucapakan salam
a. Menjawab salam
Religius
b. Berdo’a sebelum memulai
b. Berdo’a sebelum
pelajaran
memulai pelajaran
c. Mengabsen kehadiran siswa
c. Memperhatikan guru
d. Melakukan motivasi dan
d. Menjawab pertanyaan
apersepsi terkait materi yang
yang diberikan oleh
akan disampaikan dengan
guru
Perhatian, Rasa ingin tahu
mengajukan pertanyaan e. Menyampaikan tujuan pembelajaran
e. Menyimak tujuan pembelajaran yang disampaikan guru
II. Kegiatan Inti (40 Menit) Eksplorasi Kegiatan Guru
Kegiatan Siswa
a. Membagi siswa menjadi
a. Berkelompok
beberapa kelompok yang
dengan
masing-masing kelompok
kelompoknya
terdiri dari 4 sampai 5
masing-masing
siswa.
Nilai Karakter Perhatian
Langkah DL Pemberian Rangsangan
90
b. Guru memberikan masalah b. Mendengarkan kepada siswa (Masalah 1
penjelasan guru
terlampir)
dan menuliskan
Rasa ingin
Identifikasi
tahu
masalah
jumlah jeruk yang dimiliki Budi dan temantemannya. c. Guru meminta siswa un
c. Mendefinisikan
tuk mendefinisikan
pengertian
pengertian kelipatan
kelipatan
Rasa ingin tahu Pengumpulan
berdasarkan masalah
data
tersebut. d. Membagikan LKK pada setiap kelompok
d. Berdiskusi mengerjakan LKK
Elaborasi Kegiatan Guru
Kegiatan Siswa
Nilai
Langkah DL
Karakter a. Membimbing siswa untuk
a. Berdiskusi
Tanggung
Pengumpulan
berdiskusi dan meminta
untuk
jawab, Kerja
data dan
siswa untuk merancang
menganalisis
sama, Rasa
pengolahan
cara yang dapat dilakukan
soal agar dapat
ingin tahu
data
untuk menyelesaikan soal
menemukan
pada LKK
cara untuk menyelesaikan soal pada LKK
b. Menguji setiap cara yang
b. Mengemukakan Komunikatif,
telah disiskusikan siswa
pendapat
Percaya diri,
dalam menentukan
jawaban hasil
berani
jawaban dan meminta
diskusi
siswa mempresentasikan
kelompok dan
91
hasil diskusinya
membahas di depan kelas secara diwakilkan oleh yang terpilih
Konfirmasi Kegiatan Guru
a. Bersama-sama siswa
Kegiatan Siswa
a. Memberikan
membahas hasil dari
pendapat
diskusi yang telah
terhadap hasil
berlangsung
diskusi
Nilai
Langkah
Karakter
DL
Saling
Verifikasi
menghargai
dan generalisasi
kelompok lain b. Mengarahkan siswa untuk
b. Mencatat
menetukan jawaban yang
jawaban yang
benar, serta memberikan
benar yang
penguatan tentang strategi
telah ditentukan
mana yang dapat dilakukan
c. Memberikan kesempatan siswa untuk bertanya terkait materi yang telah dipelajari
Perhatian
bersama c. Bertanya pada guru mengenai
Rasa ingin tahu
materi yang belum dipahami
d. Guru memberikan evaluasi
d. Mengerjakan
berupa latihan soal, yang
soal yang
dikerjakan oleh masing-
diberikan oleh
masing siswa secara
guru
individu
Disiplin
92
III. Penutup (10 Menit) Kegiatan Guru
Kegiatan Siswa
Nilai Karakter
a. Bersama-sama siswa
a. Secara klasikal
Perhatian,
menyimpulkan proses
menyimpulkan materi
pembelajaran yang telah
yang telah dipelajari
komutikatif
dilakukan b. Mengakhiri proses pembelajaran dengan
b. Mengucapkan
Religius
hamdalah dan salam
mengucapkan hamdalah dan salam
Pertemuan Ke-2 I.
Pendahuluan (10 menit)
Kegiatan Guru
Kegiatan Siswa
Nilai Karakter
a. Mengucapakan salam
a. Menjawab salam
Religius
b. Berdo’a sebelum memulai
b. Berdo’a sebelum
pelajaran
memulai pelajaran
c. Mengabsen kehadiran siswa
c. Memperhatikan guru
d. Melakukan motivasi dan
d. Menjawab pertanyaan
apersepsi terkait materi yang
yang diberikan oleh
akan disampaikan dengan
guru
Perhatian, Rasa ingin tahu
mengajukan pertanyaan e. Menyampaikan tujuan pembelajaran
e. Menyimak tujuan pembelajaran yang disampaikan guru
II. Kegiatan Inti (40 Menit) Eksplorasi Kegiatan Guru
Kegiatan Siswa
a. Membagi siswa menjadi
a. Berkelompok
beberapa kelompok yang
dengan
masing-masing kelompok
kelompoknya
Nilai Karakter Perhatian
Langkah DL Pemberian Rangsangan
93
terdiri dari 4 sampai 5
masing-masing
siswa sesuai dengan nomor urut tempat duduknya b. Guru memberikan masalah b. Mendengarkan kepada siswa (Masalah 2
penjelasan
terlampir) dan
guru,
membagikan 5 butir
menghitung
kancing kepada masing-
kancing dan
masing kelompok
menuliskan
Rasa ingin
Identifikasi
tahu
masalah
Rasa ingin
Pengumpulan
tahu
data
Nilai
Langkah DL
penyelesaian masalah dari penjelasan guru c. Guru meminta siswa un
c. Mendefinisikan
tuk mendefinisikan
pengertian
pengertian faktor bilangan
faktor bilangan
dan menuliskan bilangan
dan menuliskan
prima berdasarkan
bilangan prima
masalah tersebut. d. Membagikan LKK pada setiap kelompok
d. Berdiskusi mengerjakan LKK
Elaborasi Kegiatan Guru
Kegiatan Siswa
Karakter a. Membimbing siswa untuk
a. Berdiskusi
Tanggung
Pengumpulan
berdiskusi dan meminta
untuk
jawab, Kerja
data dan
siswa untuk merancang
menganalisis
sama, Rasa
pengolahan
cara yang dapat dilakukan
soal agar dapat
ingin tahu
data
untuk menyelesaikan soal
menemukan
pada LKK
cara untuk menyelesaikan
94
soal pada LKK b. Menguji setiap cara yang
b. Mengemukakan Komunikatif,
telah disiskusikan siswa
pendapat
Percaya diri,
dalam menentukan
jawaban hasil
berani
jawaban dan meminta
diskusi
siswa mempresentasikan
kelompok dan
hasil diskusinya
membahas di depan kelas secara diwakilkan oleh yang terpilih
Konfirmasi Kegiatan Guru
a. Bersama-sama siswa
Kegiatan Siswa
a. Memberikan
membahas hasil dari
pendapat
diskusi yang telah
terhadap hasil
berlangsung
diskusi
Nilai
Langkah
Karakter
DL
Saling
Verifikasi
menghargai
dan generalisasi
kelompok lain b. Mengarahkan siswa untuk
b. Mencatat
menetukan jawaban yang
jawaban yang
benar, serta memberikan
benar yang
penguatan tentang strategi
telah ditentukan
mana yang dapat dilakukan
c. Memberikan kesempatan siswa untuk bertanya terkait materi yang telah dipelajari d. Guru memberikan evaluasi berupa Kuis secara lisan, untuk masing-masing siswa secara individu
Perhatian
bersama c. Bertanya pada guru mengenai
Rasa ingin tahu
materi yang belum dipahami d. Menjawab soal yang diberikan oleh guru
Disiplin
95
III. Penutup (10 Menit) Kegiatan Guru
Kegiatan Siswa
Nilai Karakter
a. Bersama-sama siswa
a. Secara klasikal
Perhatian,
menyimpulkan proses
menyimpulkan materi
pembelajaran yang telah
yang telah dipelajari
komutikatif
dilakukan b. Mengakhiri proses pembelajaran dengan
b. Mengucapkan hamdalah dan salam
Religius
mengucapkan hamdalah dan salam
Pertemuan ke-3 I.
Pendahuluan (10 menit)
Kegiatan Guru
Kegiatan Siswa
Nilai Karakter
a. Mengucapakan salam
a. Menjawab salam
Religius
b. Berdo’a sebelum memulai
b. Berdo’a sebelum
pelajaran
memulai pelajaran
c. Mengabsen kehadiran siswa
c. Memperhatikan guru
d. Melakukan motivasi dan
d. Menjawab pertanyaan
apersepsi terkait materi yang
yang diberikan oleh
akan disampaikan dengan
guru
Perhatian, Rasa ingin tahu
mengajukan pertanyaan e. Menyampaikan tujuan pembelajaran
e. Menyimak tujuan pembelajaran yang disampaikan guru
II. Kegiatan Inti (40 Menit) Eksplorasi Kegiatan Guru
Kegiatan Siswa
a. Membagi siswa menjadi
a. Berkelompok
beberapa kelompok yang
dengan
masing-masing kelompok
kelompoknya
Nilai Karakter Perhatian
Langkah DL Pemberian Rangsangan
96
terdiri dari 4 sampai 5
masing-masing
siswa. b. Guru memberikan masalah b. Mendengarkan kepada siswa (Masalah 3
penjelasan guru
terlampir)
dan menuliskan
Rasa ingin tahu
Identifikasi masalah
penyelesaian masalah dari penjelasan guru c. Guru meminta siswa un
c. Menyelesaikan
Rasa ingin
tuk menyelesaikan
soal dengan
masalah dalam bentuk soal
langkah-
Pengumpulan
cerita dengan langkah-
langkah dan
data
langkah yang sistematis
strategi yang
dan dengan strategi yang
benar
tahu
benar d. Membagikan LKK pada setiap kelompok
d. Berdiskusi mengerjakan LKK
Elaborasi Kegiatan Guru
Kegiatan Siswa
Nilai
Langkah DL
Karakter a. Membimbing siswa untuk
a. Berdiskusi
Tanggung
Pengumpulan
berdiskusi dan meminta
untuk
jawab, Kerja
data dan
siswa untuk merancang
menganalisis
sama, Rasa
pengolahan
cara yang dapat dilakukan
soal agar dapat
ingin tahu
data
untuk menyelesaikan soal
menemukan
pada LKK
cara untuk menyelesaikan soal pada LKK
b. Menguji setiap cara yang
b. Mengemukakan Komunikatif,
telah disiskusikan siswa
pendapat
Percaya diri,
dalam menentukan
jawaban hasil
berani
97
jawaban dan meminta
diskusi
siswa mempresentasikan
kelompok dan
hasil diskusinya
membahas di depan kelas secara diwakilkan oleh yang terpilih
Konfirmasi Kegiatan Guru
a. Bersama-sama siswa
Kegiatan Siswa
a. Memberikan
membahas hasil dari
pendapat
diskusi yang telah
terhadap hasil
berlangsung
diskusi
Nilai
Langkah
Karakter
DL
Saling
Verifikasi
menghargai
dan generalisasi
kelompok lain b. Mengarahkan siswa untuk
b. Mencatat
menetukan jawaban yang
jawaban yang
benar, serta memberikan
benar yang
penguatan tentang strategi
telah ditentukan
mana yang dapat dilakukan
c. Memberikan kesempatan siswa untuk bertanya terkait materi yang telah dipelajari
Perhatian
bersama c. Bertanya pada guru mengenai
Rasa ingin
materi yang
tahu
belum dipahami
d. Guru memberikan evaluasi berupa latihan soal, yang dikerjakan oleh masingmasing siswa secara individu
d. Mengerjakan soal yang diberikan oleh guru
Disiplin
98
III. Penutup (10 Menit) Kegiatan Guru
Kegiatan Siswa
Nilai Karakter
a. Bersama-sama siswa
a. Secara klasikal
Perhatian,
menyimpulkan proses
menyimpulkan materi
pembelajaran yang telah
yang telah dipelajari
komutikatif
dilakukan b. Mengakhiri proses pembelajaran dengan
b. Mengucapkan
Religius
hamdalah dan salam
mengucapkan hamdalah dan salam
I. Jenis Penilaian 1. Teknik Penilaian : Tes Tulis 2. Bentuk Instrumen : Essay 3. Instrumen : Terlampir J. Lampiran 1. Masalah pada pertemuan ke-1 “Suatu minggu pagi, Budi akan pergi berekreasi dengan Yudi. Setiap anak membawa satu kantong berisi 2 jeruk, maka berapa banyak jeruk yang dimiliki Budi dan Yudi? Kemudian datang seorang lagi kawan Budi bernama Gandhi, dia juga membawa satu kantong berisi 2 jeruk, maka ada berapa jeruk yang mereka punya sekarang? Adik Gandhi meminta ikut berekreasi dan dia juga membawa satu kantong berisi 2 jeruk. Sekarang banyak jeruk mereka ada berapa? Jika datang seorang lagi teman Budi, dan ia membawa satu kantong jeruk juga, maka berapa banyak jeruk yang mereka punya sekarang?” 2. Masalah pada pertemuan ke-2 Jika kancing yang kalian punya dibagikan kepada 1 orang teman mu, maka berapa banyak kancing yang ia dapatkan? Jika kancing dibagikan kepada 2 orang temanmu maka berapa banyak kancing yang didapatkan sama banyak? Jika kancing dibagikan kepada 3 orang temanmu maka berapa banyak kancing yang didapatkan sama banyak? Jika kancing dibagikan kepada 4 orang teman, makan berapa banyak yang mereka dapatkan sama banyak? Jika kancing dibagi kepada 5 teman, maka berapa banyak yang mereka dapatkan sama banyak?
99
3. Masalah pada pertemuan ke-3 a. Dua anak maju ke depan kelas, kedua anak tersebut bermain tepuk-tepuk. Si A bertepuk setiap 3 detik sekali. Si B bertepuk setiap 5 detik sekali. Kapan mereka bertepuk bersama-sama untuk pertama kalinya? b. Guru membagikan 6 kancing berwarna putih dan 8 kancing berwarna merah kepada masing-masing kelompok. kancing tersebut akan dimasukkan kedalam gelas dengan jumlah yang sama dan habis dibagi rata. Berapakah gelas yang dibutuhkan?
Jakarta, 2 November 2016
Head Level Grade 4,
Peneliti,
Iin Handayani, S.Pd Ressa Carera Kepala Sekolah SDI Al-Kautsar Bintaro,
Sukisnawati, S.Pd
100
Lampiran 3 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SIKLUS II
Nama Sekolah : SDI Al-Kautsar Bintaro Mata Pelajaran : Matematika Kelas/Semester : IV/1 Alokasi Waktu : 6 x 30 Menit (3 Pertemuan)
: 1. Memahami dan menggunakan kelipatan dan faktor
A. Standar Kompetensi
dalam pemecahan masalah : 1. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan operasi
B. Kompetensi Dasar
hitung KPK dan FPB : 1. Menyelesaikan soal cerita yang berkaitan dengan KPK
C. Indikator
3 bilangan. 2. Menyelesaikan soal cerita yang berkaitan dengan FPB 3 bilangan. 3. Menyelesaikan soal cerita yang berkaitan dengan KPK dan FPB 3 bilangan.
D. Tujuan Pembelajaran Setelah proses pembelajaran melalui model Discovery Learning berlangsung diharapkan peserta didik dapat: 1. Menyelesaikan soal cerita yang berkaitan dengan KPK 3 bilangan dengan benar. 2. Menyelesaikan soal cerita yang berkaitan dengan FPB 3 bilangan dengan benar. 3. Menyelesaikan soal cerita yang berkaitan dengan KPK dan FPB 3 bilangan dengan benar. E. Strategi Pembelajaran 1. Model
:
Discovery Learning
2. Metode
:
Diskusi, Penugasan, Tanya Jawab
F. Media, Alat dan Sumber Pembelajaran 1. Media
:
Kalender, kancing, lidi dan manik-manik, gelas, plastik
101
2. Alat/Bahan
:
Alat tulis, papan tulis, spidol
3. Sumber
:
Mathematics Focus. 2009. Mathematics for elementary school year IV bilingual based on KTSP 2006. Jakarta: Yudistira.
G. Materi Pembelajaran KPK dan FPB 3 Bilangan H. Langkah-langkah Pembelajaran Pertemuan ke-5 I.
Pendahuluan (10 menit)
Kegiatan Guru
Kegiatan Siswa
Nilai Karakter
a. Mengucapakan salam
a. Menjawab salam
Religius
b. Berdo’a sebelum memulai
b. Berdo’a sebelum
pelajaran
memulai pelajaran
c. Mengabsen kehadiran siswa
c. Memperhatikan guru
d. Melakukan motivasi dan
d. Menjawab pertanyaan
apersepsi terkait materi yang
yang diberikan oleh
akan disampaikan dengan
guru
Perhatian, Rasa ingin tahu
mengajukan pertanyaan e. Menyampaikan tujuan pembelajaran
e. Menyimak tujuan pembelajaran yang disampaikan guru
II. Kegiatan Inti (40 Menit) Eksplorasi Kegiatan Guru
Kegiatan Siswa
a. Membagi siswa menjadi
a. Berkelompok
beberapa kelompok yang
dengan
masing-masing kelompok
kelompoknya
terdiri dari 4 sampai 5
masing-masing
siswa, dipilih secara heterogen oleh guru dan
Nilai Karakter Perhatian
Langkah DL Pemberian Rangsangan
102
membagikan kartu bicara berupa kertas berwarna untuk setiap siswa. b. Guru memberikan masalah b. Mendengarkan kepada siswa berkaitan
penjelasan guru
dengan soal cerita KPK
dan melakukan
(masalah terlampir)
aktivitas untuk
Rasa ingin tahu
Identifikasi masalah
memecahkan masalah. c. Membagikan LKK pada setiap kelompok
c. Berdiskusi mengerjakan
Rasa ingin
LKK yang
tahu
diberikan guru
Pengumpulan data
Elaborasi Kegiatan Guru
Kegiatan Siswa
Nilai
Langkah DL
Karakter a. Membimbing siswa untuk
a. Berdiskusi
Tanggung
Pengumpulan
berdiskusi dan meminta
untuk
jawab, Kerja
data dan
siswa untuk merancang
menganalisis
sama, Rasa
pengolahan
cara yang dapat dilakukan
masalah agar
ingin tahu
data
untuk menyelesaikan
dapat
masalah
menemukan cara untuk menyelesaikan masalah
b. Menguji setiap cara yang
b. Mengemukakan Komunikatif,
telah didiskusikan siswa
pendapat dan
Percaya diri,
dalam menentukan
argumentasi
berani
jawaban dan meminta
jawaban siswa
siswa mempresentasikan
hasil diskusi
hasil diskusinya dengan
kelompok di
cara menyebutkan warna
depan kelas
103
kertas yang didapat setiap
secara
siswa.
diwakilkan oleh yang terpilih
Konfirmasi Kegiatan Guru
a. Bersama-sama siswa
Kegiatan Siswa
a. Memberikan
membahas hasil dari
pendapat
diskusi yang telah
terhadap hasil
berlangsung
diskusi
Nilai
Langkah
Karakter
DL
Saling
Verifikasi
menghargai
dan generalisasi
kelompok lain b. Meluruskan jawaban siswa
b. Mencatat
yang kurang tepat, serta
jawaban yang
memberikan penguatan
benar yang
tentang strategi mana yang
telah ditentukan
dapat dilakukan
c. Memberikan kesempatan siswa untuk bertanya terkait materi yang telah dipelajari, dan mengarahkan siswa untuk menemukan kata kunci
Perhatian
bersama c. Bertanya pada guru mengenai
Rasa ingin tahu
materi yang belum dipahami dan mengemukakan
dalam soal cerita matematika materi KPK d. Guru memberikan evaluasi
d. Mengerjakan
berupa latihan soal, yang
soal yang
dikerjakan oleh masing-
diberikan oleh
masing siswa secara
guru
individu
Disiplin
104
III. Penutup (10 Menit) Kegiatan Guru
Kegiatan Siswa
Nilai Karakter
a. Bersama-sama siswa
a. Secara klasikal
Perhatian,
menyimpulkan proses
menyimpulkan materi
pembelajaran yang telah
yang telah dipelajari
komutikatif
dilakukan, dengan cara menunjuk 2 orang siswa yang terlihat pasif. b. Mengakhiri proses pembelajaran dengan
b. Mengucapkan hamdalah dan salam
Religius
mengucapkan hamdalah dan salam
Pertemuan ke-6 I.
Pendahuluan (10 menit)
Kegiatan Guru
Kegiatan Siswa
Nilai Karakter
a. Mengucapakan salam
a. Menjawab salam
Religius
b. Berdo’a sebelum memulai
b. Berdo’a sebelum
pelajaran
memulai pelajaran
c. Mengabsen kehadiran siswa
c. Memperhatikan guru
d. Melakukan motivasi dan
d. Menjawab pertanyaan
apersepsi terkait materi yang
yang diberikan oleh
akan disampaikan dengan
guru
mengajukan pertanyaan e. Menyampaikan tujuan pembelajaran
e. Menyimak tujuan pembelajaran yang disampaikan guru
Perhatian, Rasa ingin tahu
105
II. Kegiatan Inti (40 Menit) Eksplorasi Kegiatan Guru
Kegiatan Siswa
a. Membagi siswa menjadi
a. Berkelompok
beberapa kelompok yang
dengan
masing-masing kelompok
kelompoknya
terdiri dari 4 sampai 5
masing-masing
Nilai Karakter Perhatian
Langkah DL Pemberian Rangsangan
siswa, dipilih secara heterogen oleh guru berdasarkan kemampuan anak dan membagikan kartu bicara berupa kertas berwarna untuk setiap siswa. b. Guru memberikan masalah b. Mendengarkan kepada siswa berkaitan
penjelasan guru
dengan soal cerita FPB
dan melakukan
(masalah terlampir)
aktivitas untuk
Rasa ingin
Identifikasi
tahu
masalah
Rasa ingin
Pengumpulan
tahu
data
Nilai
Langkah DL
memecahkan masalah. c. Membagikan LKK pada setiap kelompok
c. Berdiskusi mengerjakan LKK yang diberikan guru
Elaborasi Kegiatan Guru
Kegiatan Siswa
Karakter a. Membimbing siswa untuk
a. Berdiskusi
Tanggung
Pengumpulan
berdiskusi dan meminta
untuk
jawab, Kerja
data dan
siswa untuk merancang
menganalisis
sama, Rasa
pengolahan
cara yang dapat dilakukan
masalah agar
ingin tahu
data
untuk menyelesaikan
dapat
106
masalah
menemukan cara untuk menyelesaikan masalah
b. Menguji setiap cara yang
b. Mengemukakan Komunikatif,
telah didiskusikan siswa
pendapat dan
Percaya diri,
dalam menentukan
argumentasi
berani
jawaban dan meminta
jawaban siswa
siswa mempresentasikan
hasil diskusi
hasil diskusinya dengan
kelompok di
cara menyebutkan warna
depan kelas
kertas yang didapat setiap
secara
siswa.
diwakilkan oleh yang terpilih
Konfirmasi Kegiatan Guru
a. Bersama-sama siswa
Kegiatan Siswa
a. Memberikan
membahas hasil dari
pendapat
diskusi yang telah
terhadap hasil
berlangsung
diskusi
Nilai
Langkah
Karakter
DL
Saling
Verifikasi
menghargai
dan generalisasi
kelompok lain b. Meluruskan jawaban siswa
b. Mencatat
yang kurang tepat, serta
jawaban yang
memberikan penguatan
benar yang
tentang strategi mana yang
telah ditentukan
dapat dilakukan
c. Memberikan kesempatan siswa untuk bertanya terkait materi yang telah dipelajari, dan
Perhatian
bersama c. Bertanya pada guru mengenai materi yang belum
Rasa ingin tahu
107
mengarahkan siswa untuk
dipahami dan
menemukan kata kunci
mengemukakan
dalam soal cerita matematika materi FPB d. Guru memberikan evaluasi berupa latihan soal, yang dikerjakan oleh masingmasing siswa secara
d. Mengerjakan
Disiplin
soal yang diberikan oleh guru
individu
III. Penutup (10 Menit) Kegiatan Guru
Kegiatan Siswa
Nilai Karakter
a. Bersama-sama siswa
a. Secara klasikal
Perhatian,
menyimpulkan proses
menyimpulkan materi
pembelajaran yang telah
yang telah dipelajari
komutikatif
dilakukan, dengan cara menunjuk 2 orang siswa yang menjadi ketua kelompok. b. Mengakhiri proses pembelajaran dengan
b. Mengucapkan
Religius
hamdalah dan salam
mengucapkan hamdalah dan salam
Pertemuan ke-7 I.
Pendahuluan (10 menit)
Kegiatan Guru
Kegiatan Siswa
Nilai Karakter
a. Mengucapakan salam
a. Menjawab salam
Religius
b. Berdo’a sebelum memulai
b. Berdo’a sebelum
pelajaran
memulai pelajaran
c. Mengabsen kehadiran siswa
c. Memperhatikan guru
d. Melakukan motivasi dan
d. Menjawab pertanyaan
apersepsi terkait materi yang
yang diberikan oleh
Perhatian, Rasa ingin tahu
108
akan disampaikan dengan
guru
mengajukan pertanyaan e. Menyampaikan tujuan pembelajaran
e. Menyimak tujuan pembelajaran yang disampaikan guru
II. Kegiatan Inti (40 Menit) Eksplorasi Kegiatan Guru
Kegiatan Siswa
a. Membagi siswa menjadi
a. Berkelompok
beberapa kelompok yang
dengan
masing-masing kelompok
kelompoknya
terdiri dari 4 sampai 5
masing-masing
Nilai Karakter Perhatian
Langkah DL Pemberian Rangsangan
siswa, dipilih secara heterogen oleh guru dan membagikan kartu bicara berupa kertas berwarna untuk setiap siswa. b. Guru memberikan masalah b. Mendengarkan kepada siswa berkaitan
penjelasan guru
Rasa ingin
Identifikasi
dengan soal cerita KPK
dan melakukan
tahu
masalah
dan FPB(masalah
aktivitas untuk
terlampir)
memecahkan
LKK yang
Rasa ingin
Pengumpulan
diberikan guru
tahu
data
masalah. c. Membagikan LKK pada setiap kelompok
c. Berdiskusi mengerjakan
109
Elaborasi Kegiatan Guru
Kegiatan Siswa
Nilai
Langkah DL
Karakter a. Membimbing siswa untuk
a. Berdiskusi
Tanggung
Pengumpulan
berdiskusi dan meminta
untuk
jawab, Kerja
data dan
siswa untuk merancang
menganalisis
sama, Rasa
pengolahan
cara yang dapat dilakukan
masalah agar
ingin tahu
data
untuk menyelesaikan
dapat
masalah
menemukan cara untuk menyelesaikan masalah
b. Menguji setiap cara yang
b. Mengemukakan Komunikatif,
telah didiskusikan siswa
pendapat dan
Percaya diri,
dalam menentukan
argumentasi
berani
jawaban dan meminta
jawaban siswa
siswa mempresentasikan
hasil diskusi
hasil diskusinya dengan
kelompok di
cara menyebutkan warna
depan kelas
kertas yang didapat setiap
secara
siswa.
diwakilkan oleh yang terpilih
Konfirmasi Kegiatan Guru
a. Bersama-sama siswa
Kegiatan Siswa
a. Memberikan
membahas hasil dari
pendapat
diskusi yang telah
terhadap hasil
berlangsung
diskusi
Nilai
Langkah
Karakter
DL
Saling
Verifikasi
menghargai
dan generalisasi
kelompok lain b. Meluruskan jawaban siswa yang kurang tepat, serta
b. Mencatat jawaban yang
Perhatian
110 memberikan penguatan
benar yang
tentang strategi mana yang
telah ditentukan
dapat dilakukan
bersama
c. Memberikan kesempatan
c. Bertanya pada
siswa untuk bertanya
guru mengenai
terkait materi yang telah
materi yang
dipelajari, dan
belum
mengarahkan siswa untuk
dipahami dan
menemukan kata kunci
mengemukakan
Rasa ingin tahu
dalam soal cerita matematika materi KPK dan FPB d. Guru memberikan evaluasi
d. Mengerjakan
berupa latihan soal, yang
soal yang
dikerjakan oleh masing-
diberikan oleh
masing siswa secara
guru
Disiplin
individu
III. Penutup (10 Menit) Kegiatan Guru
Kegiatan Siswa
Nilai Karakter
a. Bersama-sama siswa
a. Secara klasikal
Perhatian,
menyimpulkan proses
menyimpulkan materi
pembelajaran yang telah
yang telah dipelajari
komutikatif
dilakukan, dengan cara menunjuk 2 orang siswa dengan cara menyebutkan salah satu warna pada kartu bicara yang dimiliki siswa. b. Mengakhiri proses pembelajaran dengan mengucapkan hamdalah dan salam
b. Mengucapkan hamdalah dan salam
Religius
111
I. Jenis Penilaian 1. Teknik Penilaian : Tes Tulis 2. Bentuk Instrumen : Essay 3. Instrumen : Terlampir J. Lampiran 1. Masalah pada pertemuan ke-4 Nadia mengikuti les matematika setiap 2 hari sekali, Laras mengikuti les matematika 3 hari sekali dan Sania mengikuti les matematika 4 hari sekali. Pada tangal 16 Juli 2016 mereka les bersama-sama. Pada tanggal berapa mereka les bersama-sama lagi? 2. Masalah pada pertemuan ke-5 Guru membagikan 6 kancing, 8 lidi dan 10 manik-manik kepada masing-masing kelompok. Kancing, lidi dan manik-manik tersebut akan dimasukkan ke dalam plastik dengan jumlah yang sama banyak dan habis dibagi rata. Maka berapakah plastika yang dibutuhkan? 3. Masalah pada pertemuan ke-6 a. Ada 3 buah lampu berwarna, merah, kuning dan hijau. Lampu merah menyala setiap 5 detik sekali, lampu kuning menyala setiap 7 detik sekali dan lampu hijau menyala setiap 9 detik sekali. Pada detik keberapa ketiga lampu tersebut menyala secara bersama-sama untuk yang pertama kalinya? b. Guru membagikan 10 kancing, 12 lidi dan 15 manik-manik kepada masingmasing kelompok. Kancing, lidi dan manik-manik tersebut akan dimasukkan ke dalam gelas plastik dengan jumlah yang sama banyak dan habis dibagi rata. Maka berapakah gelas yang dibutuhkan? Dan ada berapa kancing, lidi dan manik-manik pada setiap gelasnya? Jakarta, 4 Januari 2017
Head Level Grade 4,
Peneliti,
Iin Handayani, S.Pd Ressa Carera Kepala Sekolah SDI Al-Kautsar Bintaro,
Sukisnawati, S.Pd
112
Lampiran 4
Lembar Kerja Kelompok 1
Petunjuk : Bacalah soal cerita di bawah ini dengan teliti! Diskusikan pertanyaanpertanyaan di bawah ini dengan teman sekelompokmu!
Nama Kelompok : .......................................... Anggota : 1. .......................................
2. ....................................... 3. ....................................... 4. ...................................
Pada suatu hari, 10 siswa kelas 4 pergi ke toko kue. Mereka berbaris sesuai dengan abjad nama mereka. Andi membeli 1 kotak kue. Beni 2 kotak kue. Cila membeli 3 kotak kue. Didi membeli 4 kotak kue. Eman membeli 5 kotak kue. Foni membeli 6 kotak kue. Gary membeli 7 kotak kue. Hani membeli 8 kotak kue. Indah membeli 9 kotak kue. Dan Juna membeli 10 kotak kue.
Jika satu kotak kue berisi 12 kue maka, berapakah jumlah kue Masing-masing siswa?
Nama siswa
Jumlah Kue
Nama siswa
Andi
Foni
Beni
Gary
Cila
Hani
Didi
Indah
Eman
Juna
Jumlah kue
113
Apakah jumlah kue masing-masing siswa merupakan hasil perkalian dari bilagan 12? Jawab : ...........................................................................................
Tuliskan kembali jumlah kue dari masing-masing siswa pada kolom
di bawah ini!
Apa yang dapat kalian simpulkan? ................................................................................................. ................................................................................................. ................................................................................................. ................................................................................................. .................................................................................................
114
Lembar Kerja Kelompok 2 Petunjuk : Bacalah soal cerita di bawah ini dengan teliti! Diskusikan pertanyaanpertanyaan di bawah ini dengan teman sekelompokmu!
Nama Kelompok : .......................................... Anggota : 1. ....................................... 2. ....................................... 3. ....................................... 4. .......................................
Pagi ini ibu pergi ke pasar swalayan. Ibu membeli satu bungkus permen lolipop. Satu bungkus permen lolipop berisi 12 permen.
jika ibu akan membagikan semua permennya sama banyak kepada : (lihat dan isilah tabel dibawah ini!)
Ayo Cari Tahu Jumlah Anak
Banyak Permen yang didapat
Jumlah Anak
1
7
2
8
3
9
4
10
5
11
6
12
Banyak Permen yang didapat
115
Dari data di atas, tuliskan bilangan yang habis membagi bilangan 12 dan tuliskan bilangan yang tidak habis dibagi 12, pada kolom di bawah ini!
Bilangan yang habis dibagi 12 adalah .............................................. .............................................. ..............................................
Bilangan yang habis dibagi 12 adalah ............................................ ............................................ ............................................
Apakah bilangan-bilangan tersebut merupakan faktor dari 12?
Tuliskan kembali bilangan-bilangan yang termasuk faktor dari 12!
Sebutkan faktor dari 12 yang termasuk bilangan prima!
Apa yang dapat kalian simpulkan? ................................................................................................. ................................................................................................. ................................................................................................. .................................................................................................
.................................................................................................
116
Lembar Kerja Kelompok 3 Petunjuk : Bacalah soal cerita di bawah ini dengan teliti! Diskusikan pertanyaanpertanyaan di bawah ini dengan teman sekelompokmu!
Nama Kelompok : .......................................... Anggota : 1. ....................................... 2. ....................................... 3. ....................................... 4. .......................................
Di taman kota terdapat lampu hias yang menyala berkedip-kedip. Lampu merah menyala setiap 5 detik. Lampu kuning menyala setiap 4 detik. Jika pada pukul 18.20 kedua lampu itu menyala bersama, pukul berapa kedua lampu itu menyala bersama-sama lagi?
Tuliskan apa yang diketaui dalam soal tersebut? ..............................................................
.............................................................. ..............................................................
Diskusikan bersama teman-teman sekelompokmu, bagaimana penyelesaiannya? .................................................................................... ....................................................................................
Tuliskan apa yang ditanyakan dalam soal tersebut? ..............................................................
.................................................................................... ....................................................................................
..............................................................
....................................................................................
..............................................................
.................................................................................... ....................................................................................
Tuliskan kesimpulan dari soal tersebut! Jadi,..................................................... .............................................................. ..............................................................
.................................................................................... .................................................................................... .................................................................................... ....................................................................................
117
Ayah memiliki 24 permen rasa jeruk dan 36 permen rasa coklat. Semua permen itu akan dibagikan kepada sejumlah anak, sehingga setiap anak memperoleh jumlah permen yang sama. Berapa jumlah maksimal anak yang mungkin diberi permen itu?
Tuliskan apa yang diketaui dalam soal tersebut? .............................................................. .............................................................. ..............................................................
Diskusikan bersama teman-teman sekelompokmu, bagaimana penyelesaiannya? .................................................................................... .................................................................................... Tuliskan apa yang ditanyakan dalam soal tersebut? ..............................................................
.................................................................................... ....................................................................................
..............................................................
....................................................................................
..............................................................
.................................................................................... ....................................................................................
Tuliskan kesimpulan dari soal tersebut! Jadi,..................................................... .............................................................. ..............................................................
.................................................................................... .................................................................................... .................................................................................... ....................................................................................
118
Lampiran 5 Nama Kelompok : .................................
Lembar Kerja
Anggota :
Kelompok 4
1. ....................................... 2. ....................................... 3. ....................................... 4. .......................................
Ayo berlatih! Petunjuk: Baca dengan teliti soal di bawah ini, kemudian diskusikan dengan teman Satu kelompok dan jawablah pertanyaan sesuai dengan langkah-langkah soal! 1. Di kota A terdapat sebuah menara di atas bukit, di menara tersebut terdapat tiga buah lonceng. Lonceng pertama berdentang setiap 4 menit, lonceng kedua setiap 5 menit, dan lonceng ketiga setiap 6 menit. Pada menit keberapa ketiga lonceng tersebut berdentang bersamaan? Tuliskan yang diketahui dan ditanya dalam soal pada kolom dibawah ini! diketahui
ditanya
Tuliskan Rencana menyelesaikan soal cerita dalam kolom ini!
119 Tuliskan cara menyelesaikan soal cerita di kolom bawah ini!
2. Ada tiga mobil patroli polisi. Mobil 1 berpatroli setiap 2 jam sekali. Mobil 2 berpatroli setiap 3 jam sekali. Mobil 3 berpatroli setiap 4 jam sekali. Pada pukul 06.00, ketiga mobil berangkat patroli bersama-sama. Pada pukul berapa ketiga mobil tersebut patroli bersama-sama lagi? Tuliskan yang diketahui dan ditanya dalam soal pada kolom dibawah ini! diketahui
ditanya
Tuliskan Rencana menyelesaikan soal cerita dalam kolom ini!
Tuliskan cara menyelesaikan soal cerita di kolom bawah ini!
120
Nama Kelompok : .................................
Lembar Kerja
Anggota :
Kelompok 5
1. ....................................... 2. ....................................... 3. ....................................... 4. .......................................
Ayo berlatih! Petunjuk: Baca dengan teliti soal di bawah ini, kemudian diskusikan dengan teman Satu kelompok dan jawablah pertanyaan sesuai dengan langkah-langkah soal! 1. Diki mempunyai 21 kelereng berwarna putih, 27 kelereng berwarna merah, dan 33 kelereng berwarna hitam. Diki akan menempatkan kelereng-kelereng tersebut ke dalam beberapa kaleng dengan bagian sama banyak. Berapa kaleng yang dibutuhkan Diki? Tuliskan yang diketahui dan ditanya dalam soal pada kolom dibawah ini! diketahui
ditanya
Tuliskan Rencana menyelesaikan soal cerita dalam kolom ini!
121 Tuliskan cara menyelesaikan soal cerita di kolom bawah ini!
2. Rani berencana memberikan parsel kepada fakir miskin di sekitar rumahnya. Rani akan membuat parsel buah dari 24 mangga, 40 apel, dan 72 jeruk. Rani ingin membuat parsel sebanyak-banyaknya dengan pembagian dan jenis buah yang sama di setiap keranjang. Berapa keranjang yang dibutuhkan Rani? Berapa jumlah masigmasing buah di setiap keranjang? Tuliskan yang diketahui dan ditanya dalam soal pada kolom dibawah ini! diketahui
ditanya
Tuliskan Rencana menyelesaikan soal cerita dalam kolom ini!
Tuliskan cara menyelesaikan soal cerita di kolom bawah ini!
122
Nama Kelompok : .................................
Lembar Kerja
Anggota :
Kelompok 6
1. ....................................... 2. ....................................... 3. ....................................... 4. .......................................
Ayo berlatih! Petunjuk: Baca dengan teliti soal di bawah ini, kemudian diskusikan dengan teman Satu kelompok dan jawablah pertanyaan sesuai dengan langkah-langkah soal! 1. Shara, Reza dan Tania adalah teman dekat, mereka sama-sama mempunyai jam yang bisa berbunyi. Jam milik Shara berbunyi setiap 15 menit. Jam milik Reza berbunyi setiap 20 menit sekali, dan jam milik Tania berbunyi 25 menit sekali. Jika pada pukul 12.10 jam mereka berbunyi bersama-sama, pada pukul berapa jam mereka berbunyi bersama-sama lagi? Tuliskan yang diketahui dan ditanya dalam soal pada kolom dibawah ini! diketahui
ditanya
Tuliskan Rencana menyelesaikan soal cerita dalam kolom ini!
123 Tuliskan cara menyelesaikan soal cerita di kolom bawah ini!
2. Rifky akan membuat hadiah untuk beberapa sahabatnya yang ulang tahun. Dia mempunyai 16 pensil, 24 buku dan 32 penghapus. Rifky ingin membungkus hadiah yang dibuatnya berisi pensil, buku dan buku dengan pembagian yang sama banyak. Berapa orang sahabatnya yang mendapat hadiah? Tuliskan yang diketahui dan ditanya dalam soal pada kolom dibawah ini! diketahui
ditanya
Tuliskan Rencana menyelesaikan soal cerita dalam kolom ini!
Tuliskan cara menyelesaikan soal cerita di kolom bawah ini!
124
Lampiran 6 HASIL UJIAN TENGAH SEMESTER DAN UJIAN AKHIR SEMESTER I MATEMATIKA KELAS IV-C TAHUN AJARAN 2016/2017
No.
Nama Siswa
KKM
UTS
UAS
1.
Angelina Galuh Ade R.E.
70
68
62
2.
Emilia Peny
70
83
81
3.
Floreta Pelangi Poetry H.
70
65
80
4.
Hafizal Hasburrahman
70
71
79
5.
Irfania Wakhda Alwya Z.
70
87
75
6.
Irsyad Danu Majid
70
77
65
7.
Jasmine Namyrha .A.
70
54
60
8.
Khayla Nania Etrin
70
73
80
9.
M. Rafa Imtiyaz
70
70
70
10.
M. Rifky Azhar
70
67
74
11.
Mahrin Feyza Sherana
70
86
92
12.
Marami Salsabila Khairish
70
62
74
13.
Mayra Fullah S.A.
70
39
51
14.
Moch. Zaki Abiyuansyah
70
85
83
15.
Nadila Dwi Nurfitri
70
67
68
16.
Neysa Auberta
70
86
76
17.
Putera Perdana
70
63
55
18.
Rhivo Bagas Riansyah
70
51
66
19.
Tubagus M. Zidane R.
70
20.
Yasmine Putri Asbi
70
50 60
52 50
125
Lampiran 7 LEMBAR SOAL TES KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA (UJI VALIDITAS SIKLUS I) Mata Pelajaran
: Matematika
Satuan Pendidikan
:
Kelas / Semester
: V/1
Pokok Bahasan
: KPK & FPB
Alokasi Waktu
: 2 x 30 Menit
Petunjuk:
Tuliskan nama lengkap dan kelas pada lembar jawaban yang telah disiapkan
Kerjakan semua soal berikut ini pada lembar jawaban, mulailah dengan soal yang kamu anggap mudah
Kerjakanlah soal dengan teliti, cepat dan tepat
Lembar soal dikumpulkan kembali beserta jawaban
Soal : 1. Setiap 4 tahun sekali Pak Rudi mengganti cat rumahnya. Setiap 7 tahun sekali Pak Rudi mengganti mobilnya dengan yang baru. Jika pada tahun 1998 Pak Rudi mengganti cat rumah dan mobilnya, pada tahun berapa Pak Rudi melakukan kedua kegiatan itu dalam tahun yang sama? 2. Arman bermain futsal setiap 6 hari sekali, sedangkan bondan setiap 8 hari sekali. Pada tanggal 15 Febuari 2015, mereka bermain bersama. Pada tanggal berapa mereka akan bermain futsal bersama lagi? 3. Bus Maju Lancar berangkat dari terminal setiap 5 menit sekali. Sedangkan bus Maju Sukses berangkat dari terminal setiap 12 menit sekali. Jika kedua bus berangkat bersama pada pukul 06.45, pada pukul berapa kedua bus akan berangkat bersama lagi? 4. Dika mempunyai
16 telur ayam dan 24 telur puyuh. Telur-telur tersebut akan
dimasukkan ke dalam sebuah keranjang. Ada berapa banyak keranjang yang harus disiapkan, jika telur ayam dan telur puyuh habis dibagi rata di masukkan ke dalam keranjang?
126
5. Sulaiman mempunyai tali sepanjang 12 meter dan Udin mempunyai tali sepanjang 8 meter. Jika kedua tali tersebut dipotong-potong sama panjang, maka berapa ukuran tali terpanjang? 6. Sebanyak 12 dokter dan 15 bidan akan dikirim ke daerah pedalaman. Setiap daerah pedalaman akan menerima dokter dan bidan dengan jumlah sama banyak. Berapa banyak daerah pedalaman yang akan menerima dokter serta bidan?
127
LEMBAR SOAL TES KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA (UJI VALIDITAS SIKLUS II) Mata Pelajaran
: Matematika
Satuan Pendidikan
:
Kelas / Semester
: V/1
Pokok Bahasan
: KPK & FPB
Alokasi Waktu
: 2 x 30 Menit
Petunjuk:
Tuliskan nama lengkap dan kelas pada lembar jawaban yang telah disiapkan
Kerjakan semua soal berikut ini pada lembar jawaban, mulailah dengan soal yang kamu anggap mudah
Kerjakanlah soal dengan teliti, cepat dan tepat
Lembar soal dikumpulkan kembali beserta jawaban
Soal : 1. Ada 3 lampu hias di taman kota. Lampu hijau menyala setiap 3 detik. Lampu merah menyala setiap 4 detik. Lampu kuning menyala setiap 5 detik. Pada detik ke berapa ketiga lampu tersebut menyala bersama-sama pertama kalinya? 2. Pak Made, pak Toni dan pak Janu adalah warga RW 008. Mereka mendapatkan tugas meronda. Pak Made mendapat tugas rondan 6 hari sekali. Pak Toni mendapat tugas ronda 8 hari sekali dan pak Janu mendapat tugas ronda 12 hari sekali. Hari ini mereka bertiga tugas ronda bersama-sama untuk pertama kalinya. Kapan mereka akan tugas ronda bersama-sama untuk yang ketiga kalinya? 3. Rafa, Iqbal dan Rifki adalah anggota club renang Bina Bintara. Rafa berlatih renang 4 hari sekali, Iqbal berlatih berenang 5 hari sekali, dan Rifki berlatih berenang 6 hari sekali. Pada tanggal 1 Desember 2016, mereka berlatih bersama. Pada tanggal berapa mereka akan berlatih bersama-sama lagi? 4. Sekolah Bina Madina menerima kiriman paket buku Kisah dan Tauladan Nabi untuk perpustakaan. Kiriman itu berupa 3 buah kotak, masing-masing berisi 6 buku, 12 buku
128
dan 18 buku. Ketiga kotak itu dibuka dan buku-buku akan ditumpuk di meja besar untuk dicatat. Ada berapa tumpu buku di atas meja, jika setiap tumpukannya sama? 5. Pak Ahmad akan mengadakan acara syukuran di panti asuhan. Ia menyiapkan bingkisan berupa 25 buku tulis, 35 penggaris dan 45 pensil. Bingkisan tersebut akan dimasukkan dalam kotak dengan pembagian yang sama rata. Berapa kotak yang dibutuhkan untuk memasukkan bingkisan tersebut? Berapa jumlah buku tulis, penggaris dan pensil pada masing-masing kotak? 6. Dalam rangka memperingati ulang tahun ayah, ayah membeli 21 baju koko, 35 celana panjang dan 49 peci. Barang-barang itu akan dimasukkan ke dalam plastik dan dibagikan kepada anak-anak yatim piatu. Berapa jumlah anak terbanyak yang akan menerima hadiah dari ayah dengan bagian yang sama?
129
Lampiran 8 HASIL UJI VALIDITAS SIKLUS I Responden S 001 S 002 S 003 S 004 S 005 S 006 S 007 S 008 S 009 S 010 S 011 S 012 S 013 S 014 S 015 S 016 S 017 S 018 S 019 S 020 S 021 S 022 S 023 S 024 S 025 S 026 S 027 S 028 S 029 S 030 ∑ (x) r xy r tabel Status
1 7 5 7 7 7 9 6 10 10 6 7 8 7 10 10 10 10 10 10 7 8 7 10 10 8 10 5 7 10 10 248 0,868
2 6 6 7 7 7 10 6 9 7 7 10 8 7 10 10 10 10 10 10 7 8 7 10 7 7 9 6 7 10 10 245 0,874
Valid
Valid
Nomor Butir Soal 3 4 10 7 5 6 7 7 10 6 7 7 10 10 5 6 9 8 10 7 10 7 7 10 8 8 7 10 10 10 9 8 8 8 10 10 10 10 10 7 7 7 8 7 7 7 10 10 10 7 7 10 9 10 5 5 7 6 10 10 9 10 251 241 0,743 0,844 0,4226 Valid Valid
5 7 6 10 7 10 10 5 10 7 6 10 8 8 10 8 8 10 10 7 7 7 7 10 7 7 10 6 5 10 9 242 0,837
6 8 6 8 7 7 7 5 8 7 6 7 8 8 10 7 7 10 10 7 7 7 7 10 7 7 10 6 6 10 9 229 0,865
Valid
Valid
Jumlah (Y) 45 34 46 44 45 56 33 54 48 42 51 48 47 60 52 51 60 60 51 42 45 42 60 48 46 58 33 38 60 57 1456
130
HASIL UJI VALIDITAS SIKLUS II Responden S 001 S 002 S 003 S 004 S 005 S 006 S 007 S 008 S 009 S 010 S 011 S 012 S 013 S 014 S 015 S 016 S 017 S 018 S 019 S 020 S 021 S 022 S 023 S 024 S 025 S 026 S 027 S 028 S 029 S 030 ∑ (x) r xy r tabel Status
1 5 7 7 5 9 9 1 7 7 7 9 9 7 9 9 9 9 6 9 9 8 7 7 9 8 7 9 7 8 9 228 0,92
2 7 7 6 6 8 8 4 8 5 6 7 8 6 8 8 7 8 6 8 8 7 6 6 8 7 7 7 6 6 7 206 0,81
Valid
Valid
Nomor Butir Soal 3 4 9 9 7 7 7 1 9 9 9 7 8 7 4 1 8 1 8 9 8 9 9 9 9 9 6 6 9 9 9 9 7 7 7 9 6 6 9 9 8 9 7 7 8 7 7 7 9 9 7 7 8 8 8 9 5 9 7 7 9 8 231 220 0,68 0,56 0,4226 Valid Valid
5 6 6 6 0 9 9 1 6 3 9 9 9 5 9 9 9 9 0 9 9 7 7 6 9 7 6 9 3 7 8 201 0,91
6 0 6 7 0 9 9 1 4 0 0 9 9 5 9 8 9 9 0 9 9 7 7 7 9 7 0 9 0 7 9 174 0,84
Valid
Valid
Jumlah (Y) 36 40 34 29 51 50 12 34 32 39 52 53 35 53 52 48 51 24 53 52 43 42 40 53 43 36 51 30 42 50 1260
131
Lampiran 9 HASIL UJI RELIABILITAS SIKLUS I Responden S 001 S 002 S 003 S 004 S 005 S 006 S 007 S 008 S 009 S 010 S 011 S 012 S 013 S 014 S 015 S 016 S 017 S 018 S 019 S 020 S 021 S 022 S 023 S 024 S 025 S 026 S 027 S 028 S 029 S 030 ∑ (x) ∑ (x)2 Varians Jml Varians Total Varians r11
1 7 5 7 7 7 9 6 10 10 6 7 8 7 10 10 10 10 10 10 7 8 7 10 10 8 10 5 7 10 10 248 2136 2,86
2 6 6 7 7 7 10 6 9 7 7 10 8 7 10 10 10 10 10 10 7 8 7 10 7 7 9 6 7 10 10 245 2073 2,41
Nomor Butir Soal 3 4 10 7 5 6 7 7 10 6 7 7 10 10 5 6 9 8 10 7 10 7 7 10 8 8 7 10 10 10 9 8 8 8 10 10 10 10 10 7 7 7 8 7 7 7 10 10 10 7 7 10 9 10 5 5 7 6 10 10 9 10 251 241 2183 2015 2,77 2,63 15,43 64,72 0,78
5 7 6 10 7 10 10 5 10 7 6 10 8 8 10 8 8 10 10 7 7 7 7 10 7 7 10 6 5 10 9 242 2036 2,80
6 8 6 8 7 7 7 5 8 7 6 7 8 8 10 7 7 10 10 7 7 7 7 10 7 7 10 6 6 10 9 229 1807 1,97
Jumlah (Y) 45 34 46 44 45 56 33 54 48 42 51 48 47 60 52 51 60 60 51 42 45 42 60 48 46 58 33 38 60 57 1456
Jumlah Kuadrat (Y2) 2025 1156 2116 1936 2025 3136 1089 2916 2304 1764 2601 2304 2209 3600 2704 2601 3600 3600 2601 1764 2025 1764 3600 2304 2116 3364 1089 1444 3600 3249 72606
132
HASIL UJI RELIABILITAS SIKLUS II Responden S 001 S 002 S 003 S 004 S 005 S 006 S 007 S 008 S 009 S 010 S 011 S 012 S 013 S 014 S 015 S 016 S 017 S 018 S 019 S 020 S 021 S 022 S 023 S 024 S 025 S 026 S 027 S 028 S 029 S 030 ∑ (x) ∑ (x)2 Varians Jml Varians Total Varians r 11
1 5 7 7 5 9 9 1 7 7 7 9 9 7 9 9 9 9 6 9 9 8 7 7 9 8 7 9 7 8 9 228 1822 2,97
2 7 7 6 6 8 8 4 8 5 6 7 8 6 8 8 7 8 6 8 8 7 6 6 8 7 7 7 6 6 7 206 1446 1,05
Nomor Butir Soal 3 4 9 9 7 7 7 1 9 9 9 7 8 7 4 1 8 1 8 9 8 9 9 9 9 9 6 6 9 9 9 9 7 7 7 9 6 6 9 9 8 9 7 7 8 7 7 7 9 9 7 7 8 8 8 9 5 9 7 7 9 8 231 220 1827 1778 1,61 5,49 31,96 103,2 0,71
5 6 6 6 0 9 9 1 6 3 9 9 9 5 9 9 9 9 0 9 9 7 7 6 9 7 6 9 3 7 8 201 1573 7,54
6 0 6 7 0 9 9 1 4 0 0 9 9 5 9 8 9 9 0 9 9 7 7 7 9 7 0 9 0 7 9 174 1408 13,29
Jumlah (Y) 36 40 34 29 51 50 12 34 32 39 52 53 35 53 52 48 51 24 53 52 43 42 40 53 43 36 51 30 42 50 1260
Jumlah Kuadrat (Y2) 1296 1600 1156 841 2601 2500 144 1156 1024 1521 2704 2809 1225 2809 2704 2304 2601 576 2809 2704 1849 1764 1600 2809 1849 1296 2601 900 1764 2500 56016
133
Lampiran 10 HASIL UJI TARAF SUKAR SIKLUS I Responden S 001 S 002 S 003 S 004 S 005 S 006 S 007 S 008 S 009 S 010 S 011 S 012 S 013 S 014 S 015 S 016 S 017 S 018 S 019 S 020 S 021 S 022 S 023 S 024 S 025 S 026 S 027 S 028 S 029 S 030 ∑ (x) P Kriteria
1 7 5 7 7 7 9 6 10 10 6 7 8 7 10 10 10 10 10 10 7 8 7 10 10 8 10 5 7 10 10 248 0,83 mudah
2 6 6 7 7 7 10 6 9 7 7 10 8 7 10 10 10 10 10 10 7 8 7 10 7 7 9 6 7 10 10 245 0,82 mudah
Nomor Butir Soal 3 4 10 7 5 6 7 7 10 6 7 7 10 10 5 6 9 8 10 7 10 7 7 10 8 8 7 10 10 10 9 8 8 8 10 10 10 10 10 7 7 7 8 7 7 7 10 10 10 7 7 10 9 10 5 5 7 6 10 10 9 10 251 241 0,84 0,81 mudah mudah
5 7 6 10 7 10 10 5 10 7 6 10 8 8 10 8 8 10 10 7 7 7 7 10 7 7 10 6 5 10 9 242 0,8 mudah
6 8 6 8 7 7 7 5 8 7 6 7 8 8 10 7 7 10 10 7 7 7 7 10 7 7 10 6 6 10 9 229 0,69 sedang
Jumlah (Y) 45 34 46 44 45 56 33 54 48 42 51 48 47 60 52 51 60 60 51 42 45 42 60 48 46 58 33 38 60 57 1456
134
HASIL UJI TARAF SUKAR SIKLUS II Responden S 001 S 002 S 003 S 004 S 005 S 006 S 007 S 008 S 009 S 010 S 011 S 012 S 013 S 014 S 015 S 016 S 017 S 018 S 019 S 020 S 021 S 022 S 023 S 024 S 025 S 026 S 027 S 028 S 029 S 030 ∑ (x) P Kriteria
1 5 7 7 5 9 9 1 7 7 7 9 9 7 9 9 9 9 6 9 9 8 7 7 9 8 7 9 7 8 9 228 0,84 Mudah
Nomor Butir Soal 2 3 4 5 7 9 9 6 7 7 7 6 6 7 1 6 6 9 9 0 8 9 7 9 8 8 7 9 4 4 1 1 8 8 1 6 5 8 9 3 6 8 9 9 7 9 9 9 8 9 9 9 6 6 6 5 8 9 9 9 8 9 9 9 7 7 7 9 8 7 9 9 6 6 6 0 8 9 9 9 8 8 9 9 7 7 7 7 6 8 7 7 6 7 7 6 8 9 9 9 7 7 7 7 7 8 8 6 7 8 9 9 6 5 9 3 6 7 7 7 7 9 8 8 206 231 220 201 0,76 0,86 0,81 0,74 Mudah Mudah Mudah Mudah
6 0 6 7 0 9 9 1 4 0 0 9 9 5 9 8 9 9 0 9 9 7 7 7 9 7 0 9 0 7 9 174 0,64 Sedang
Jumlah (Y) 36 40 34 29 51 50 12 34 32 39 52 53 35 53 52 48 51 24 53 52 43 42 40 53 43 36 51 30 42 50 1260
135
Lampiran 11
S 014 S 017 S 018 S 023 S 029 S 026 S 030 S 006 S 008 S 015 S 011 S 016 S 019 S 009 S 012 ∑ S 024 S 013 S 003 S 025 S 001 S 005 S 021 S 004 S 010 S 020 S 022 S 028 S 002 S 007 S 027 ∑ DP Kriteria
1 10 10 10 10 10 10 10 9 10 10 7 10 10 10 8 144 10 7 7 8 7 7 8 7 6 7 7 7 5 6 5 104 0,27 Cukup
2 10 10 10 10 10 9 10 10 9 10 10 10 10 7 8 143 7 7 7 7 6 7 8 7 7 7 7 7 6 6 6 102 0,27 Cukup
Nomor Butir Soal 3 4 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 9 10 9 10 10 10 9 8 9 8 7 10 8 8 10 7 10 7 8 8 139 136 10 7 7 10 7 7 7 10 10 7 7 7 8 7 10 6 10 7 7 7 7 7 7 6 5 6 5 6 5 5 112 105 0,18 0,21 Jelek Cukup
5 10 10 10 10 10 10 9 10 10 8 10 8 7 7 8 137 7 8 10 7 7 10 7 7 6 7 7 5 6 5 6 105 0,21 Cukup
6 10 10 10 10 10 10 9 7 8 7 7 7 7 7 8 127 7 8 8 7 8 7 7 7 6 7 7 6 6 5 6 102 0,17 Jelek
Kelompok Bawah JB (15 siswa)
Responden
Kelompok Atas JA (15 siswa)
HASIL UJI DAYA BEDA SIKLUS I
136
S 012 S 014 S 019 S 024 S 011 S 015 S 020 S 005 S 017 S 027 S 006 S 030 S 016 S 021 S 025 ∑ S 022 S 029 S 002 S 023 S 010 S 001 S 026 S 013 S 003 S 008 S 009 S 028 S 004 S 018 S 007 ∑ DP Kriteria
1 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 8 8 133 7 8 7 7 7 5 7 7 7 7 7 7 5 6 1 95 0,28 Cukup
2 8 8 8 8 7 8 8 8 8 7 8 7 7 7 7 114 6 6 7 6 6 7 7 6 6 8 5 6 6 6 4 92 0,16 Jelek
Nomor Butir Soal 3 4 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 8 9 9 7 7 9 8 9 8 7 9 8 7 7 7 7 7 7 124 124 8 7 7 7 7 7 7 7 8 9 9 9 8 8 6 6 7 1 8 1 8 9 5 9 9 9 6 6 4 1 107 96 0,13 0,21 Jelek Cukup
5 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 8 9 7 7 130 7 7 6 6 9 6 6 5 6 6 3 3 0 0 1 71 0,44 Baik
6 9 9 9 9 9 8 9 9 9 9 9 9 9 7 7 130 7 7 6 7 0 0 0 5 7 4 0 0 0 0 1 44 0,64 Baik
Kelompok Bawah JB (15 siswa)
Responden
Kelompok Atas JA (15 siswa)
HASIL UJI DAYA BEDA SIKLUS II
137
Lampiran 12 KISI-KISI TES SIKLUS 1
A. Standar Kompetensi 2. Memahami dan menggunakan faktor dan kelipatan dalam pemecahan masalah. B. Kompetensi Dasar 2.3 Menetukan Kelipatan Persekutuan Kecil (KPK) dan Faktor Persekutuan Besar (FPB)
Indikator Menetukan KPK dari 2 bilangan melalui soal cerita Menentukan FPB dari 2 bilangan melalui soal cerita
Memahami Soal
Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita Memilih Strategi Menyelesaikan Menafsirkan Strategi Matematika Soal Matematika
Jumlah Butir Soal
Nomor Soal
3
1, 2, 3
3
4, 5, 6
138
Lampiran 13 LEMBAR SOAL TES KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA SIKLUS I Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas / Semester
: IV / 1
Pokok Bahasan
: KPK & FPB
Alokasi Waktu
: 2 x 30 Menit
Petunjuk:
Tuliskan nama lengkap dan kelas pada lembar jawaban yang telah disiapkan
Kerjakan semua soal berikut ini pada lembar jawaban, mulailah dengan soal yang kamu anggap mudah
Kerjakanlah soal dengan teliti, cepat dan tepat
Lembar soal dikumpulkan kembali beserta jawaban
Soal : 1. Setiap 4 tahun sekali Pak Rudi mengganti cat rumahnya. Setiap 7 tahun sekali Pak Rudi mengganti mobilnya dengan yang baru. Jika pada tahun 1998 Pak Rudi mengganti cat rumah dan mobilnya, pada tahun berapa Pak Rudi melakukan kedua kegiatan itu dalam tahun yang sama? 2. Arman bermain futsal setiap 6 hari sekali, sedangkan bondan setiap 8 hari sekali. Pada tanggal 15 Febuari 2015, mereka bermain bersama. Pada tanggal berapa mereka akan bermain futsal bersama lagi? 3. Dika mempunyai
16 telur ayam dan 24 telur puyuh. Telur-telur tersebut akan
dimasukkan ke dalam sebuah keranjang. Ada berapa banyak keranjang yang harus disiapkan, jika telur ayam dan telur puyuh habis dibagi rata di masukkan ke dalam keranjang? 4. Sulaiman mempunyai tali sepanjang 12 meter dan Udin mempunyai tali sepanjang 8 meter. Jika kedua tali tersebut dipotong-potong sama panjang, maka berapa ukuran tali terpanjang?
139
Lampiran 14 PEDOMAN PENILAIAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA
No. 1.
Indikator
Deskripsi
Memahami soal dengan
Menuliskan dengan benar apa yang diketahui
mencari apa yang
dan apa yang ditanyakan pada soal cerita
diketahui dan ditanyakan
Menuliskan apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan pada soal cerita, tetapi salah
Skor 3
2
satunya salah. Menuliskan salah satu apa yang diketahui atau apa yang ditanyakan pada soal cerita Tidak menuliskan apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan. 2.
1
0
Memilih strategi
Menuliskan strategi matematika dengan benar
2
matematika yang sesuai
Menuliskan strategi matematika tetapi salah
1
Tidak menuliskan strategi matematika
0
untuk menyelesaikan soal cerita 3.
Menyelesaikan soal
Menyelesaikan perhitungan dari soal cerita
cerita matematika dengan dengan benar tepat
Menyelesaikan perhitungan soal cerita tetapi salah Tidak menyelesaikan perhitungan soal cerita
4.
Membuat kesimpulan
Menuliskan kesimpulan dari jawaban yang
dari jawaban pada soal
telah diselesaikan dengan benar
cerita yang diselesaikan
Menuliskan kesimpulan dari jawaban yang telah diselesaikan tetapi salah Tidak meuliskan kesimpulan dari jawaban yang telah diselesaikan
2
1 0 2
1
0
140
Lampiran 15 KISI-KISI TES SIKLUS 2
A. Standar Kompetensi 2. Memahami dan menggunakan faktor dan kelipatan dalam pemecahan masalah.
B. Kompetensi Dasar 2.4 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan KPK dan FPB
Indikator Menetukan KPK dari 3 bilangan melalui soal cerita Menentukan FPB dari 3 bilangan melalui soal cerita
Memahami Soal
Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita Memilih Strategi Menyelesaikan Menafsirkan Strategi Matematika Soal Matematika
Jumlah Butir Soal
Nomor Soal
3
1, 2, 3
3
4, 5, 6
141
Lampiran 16 LEMBAR SOAL TES KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA SIKLUS II Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas / Semester
: IV / 1
Pokok Bahasan
: KPK & FPB
Alokasi Waktu
: 2 x 30 Menit
Petunjuk:
Tuliskan nama lengkap dan kelas pada lembar jawaban yang telah disiapkan
Kerjakan semua soal berikut ini pada lembar jawaban, mulailah dengan soal yang kamu anggap mudah
Kerjakanlah soal dengan teliti, cepat dan tepat
Lembar soal dikumpulkan kembali beserta jawaban
Soal : 1. Ada 3 lampu hias di taman kota. Lampu hijau menyala setiap 3 detik. Lampu merah menyala setiap 4 detik. Lampu kuning menyala setiap 5 detik. Pada detik ke berapa ketiga lampu tersebut menyala bersama-sama pertama kalinya? 2. Sekolah Bina Madina menerima kiriman paket buku Kisah dan Tauladan Nabi untuk perpustakaan. Kiriman itu berupa 3 buah kotak, masing-masing berisi 6 buku, 12 buku dan 18 buku. Ketiga kotak itu dibuka dan buku-buku akan ditumpuk di meja besar untuk dicatat. Ada berapa tumpu buku di atas meja, jika setiap tumpukannya sama? 3. Pak Ahmad akan mengadakan acara syukuran di panti asuhan. Ia menyiapkan bingkisan berupa 25 buku tulis, 35 penggaris dan 45 pensil. Bingkisan tersebut akan dimasukkan dalam kotak dengan pembagian yang sama rata. Berapa kotak yang dibutuhkan untuk memasukkan bingkisan tersebut? Berapa jumlah buku tulis, penggaris dan pensil pada masing-masing kotak? 4. Dalam rangka memperingati ulang tahun ayah, ayah membeli 21 baju koko, 35 celana panjang dan 49 peci. Barang-barang itu akan dimasukkan ke dalam plastik dan dibagikan kepada anak-anak yatim piatu. Berapa jumlah anak terbanyak yang akan menerima hadiah dari ayah dengan bagian yang sama?
142
Lampiran 17
HASIL TES SIKLUS I No.
Nama Siswa
KKM
Nilai
Keterangan
1
Angelina Galuh Ade R.E.
70
70
Lulus
2
Emilia Peny
70
85
Lulus
3
Floreta Pelangi Poetry H.
70
75
Lulus
4
Hafizal Hasburrahman
70
80
Lulus
5
Irfania Wakhda Alwya Z.
70
90
Lulus
6
Irsyad Danu Majid
70
75
Lulus
7
Jasmine Namyrha .A.
70
70
Lulus
8
Khayla Nania Etrin
70
85
Lulus
9
M. Rafa Imtiyaz
70
75
Lulus
10
M. Rifky Azhar
70
70
Lulus
11
Mahrin Feyza Sherana
70
80
Lulus
12
Marami Salsabila Khairish
70
70
Lulus
13
Mayra Fullah S.A.
70
30
Tidak Lulus
14
Moch. Zaki Abiyuansyah
70
70
Lulus
15
Nadila Dwi Nurfitri
70
65
Tidak Lulus
16
Neysa Auberta
70
-
-
17
Putera Perdana
70
75
Lulus
18
Rhivo Bagas Riansyah
70
50
Tidak Lulus
19
Tubagus M. Zidane R.
70
55
Tidak Lulus
20
Yasmine Putri Asbi
70
60
Tidak Lulus
143
Berdasarkan tabel hasil tes kemampuan menyelesaikan soal cerita tiap indikator, maka dapat diperoleh presentase data sebagai berikut: Presentase nilai per indikator dihitung dengan rumus:
Presentase nilai per indikator dihitung dengan rumus :
Presentase tiap indikator kemampuan menyelesaikan soal cerita siklus I Memahami soal
=
× 100%
= 84,6% Memilih strategi
=
× 100%
= 81,6% Menyelesaikan soal
=
× 100%
= 67,1% Menyimpulkan jawaban
=
× 100%
= 49,1%
144
Distribusi Frekuensi Hasil Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita Siklus I
1. Membuat Distribus Frekuensi a. Tabel Distribusi Frekuensi 30
70
75
80
50
70
75
85
55
70
75
85
60
70
75
90
65
70
80
b. Rentang Kelas (R) R = Nilai terbesar – Nilai terkecil = 90 – 30 = 60 c. Banyak Kelas (k) k = 1 + 3,3 log n = 1 + 3,3 log 19 = 1 + 3,3 . 1,278 = 1 + 4,22 = 5,22
5 (pembulatan ke bawah)
d. Panjang kelas (P) P= = Interval 31-42 43-54 55-66 67-78 79-90
= 12
TB 30,5 42,5 54,5 66,5 78,5 Jumlah
TA 42,5 54,5 66,5 78,5 90,5
f 1 1 3 9 5 19
fk 1 2 5 14 19
xi 34,5 46,5 58,5 70,5 82,5 292,5
xi2 1190,25 2162,25 3422,25 4970,25 6806,25 18551,3
f.xi 34,5 46,5 175,5 634,5 412,5 1303,5
f.xi2 1190,25 2162,25 10266,8 44732,3 34031,3 92382,8
145
2. Mean xˉ= = = 68,6 3. Modus (
)
(
)
= 66,5 + 7,5 = 74 4. Median 1 n fk Me TbMe P 2 fMe 1 19 14 66,5 12 2 9
= 66,5 + (12 . -0,5) = 66,5 + (-6) = 60,6 5. Standar Devisiasi (
σ =√ σ =√
(
) )
(
) ( (
) )
σ =√ σ =√ σ =√
= 12,8
146
TABULASI TES KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA SIKLUS I
Nama Siswa S1 S2 S3 S4 S5 S6 S7 S8 S9 S10 S11 S12 S13 S14 S15 S16 S17 S18 S19 S20 Jumlah
1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
Memahami soal 2 3 4 3 2 0 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 2 1 3 2 0 2 2 2 3 3 3
3 2 3 2
3 1 2 2
3 1 2 2
3 1 0 2
Jumlah 8 12 12 12 12 12 10 12 12 9 12 9 8 9 12 0 12 5 7 8 193
1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
Memilih strategi 2 3 4 2 1 2 2 2 2 1 1 1 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2 2 1 1 1 0 0 2 2 2 2 1 1
2 2 2 2
2 2 1 2
1 2 2 1
1 1 0 1
Jumlah 7 8 5 6 8 8 6 7 8 8 6 6 3 8 6 0 6 7 5 6 124
1 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 1 2 1 2 2 2 2
Menyelesaikan soal 2 3 4 Jumlah 1 1 2 6 1 1 2 6 1 1 2 6 2 1 1 6 1 1 2 6 1 2 1 5 1 1 1 5 1 2 2 7 1 1 1 5 1 1 2 6 1 1 2 6 2 1 1 6 1 0 0 2 1 1 1 5 1 1 1 4 0 2 1 1 6 1 1 0 4 1 2 0 5 2 1 1 6 102
1 3 3 1 3 3 1 3 3 3 3 3 3 1 3 1 3 2 2 1
Menyimpulkan jawaban Jumlah 2 3 4 Jumlah total 1 1 2 7 28 1 1 3 8 34 1 2 3 7 30 3 1 1 8 32 1 1 3 8 34 1 2 1 5 30 2 1 1 7 28 1 2 2 8 34 1 0 1 5 30 1 0 0 4 27 1 1 3 8 32 2 1 1 7 28 1 0 0 2 15 1 1 1 6 28 1 1 1 4 26 0 0 1 1 1 6 30 1 1 0 4 20 1 1 0 4 21 1 1 1 4 24 112
Nilai 70 85 75 80 90 75 70 85 75 70 80 70 30 70 65 0 75 50 55 60
147
Lampiran 18
HASIL TES SIKLUS II No.
Nama Siswa
KKM
Nilai
Keterangan
1
Angelina Galuh Ade R.E.
70
90
Lulus
2
Emilia Peny
70
100
Lulus
3
Floreta Pelangi Poetry H.
70
80
Lulus
4
Hafizal Hasburrahman
70
85
Lulus
5
Irfania Wakhda Alwya Z.
70
100
Lulus
6
Irsyad Danu Majid
70
75
Lulus
7
Jasmine Namyrha .A.
70
70
Lulus
8
Khayla Nania Etrin
70
90
Lulus
9
M. Rafa Imtiyaz
70
100
Lulus
10
M. Rifky Azhar
70
80
Lulus
11
Mahrin Feyza Sherana
70
100
Lulus
12
Marami Salsabila Khairish
70
70
Lulus
13
Mayra Fullah S.A.
70
60
Tidak Lulus
14
Moch. Zaki Abiyuansyah
70
80
Lulus
15
Nadila Dwi Nurfitri
70
70
Lulus
16
Neysa Auberta
70
100
Lulus
17
Putera Perdana
70
80
Lulus
18
Rhivo Bagas Riansyah
70
70
Lulus
19
Tubagus M. Zidane R.
70
80
Lulus
20
Yasmine Putri Asbi
70
90
Lulus
148
Berdasarkan tabel hasil tes kemampuan menyelesaikan soal cerita tiap indikator, maka dapat diperoleh presentase data sebagai berikut: Presentase nilai per indikator dihitung dengan rumus:
Presentase nilai per indikator dihitung dengan rumus :
Presentase tiap indikator kemampuan menyelesaikan soal cerita siklus I Memahami soal
=
× 100%
= 92% Memilih strategi
=
× 100%
= 88% Menyelesaikan soal
=
× 100%
= 82,5% Menyimpulkan jawaban
=
× 100%
= 72,5%
149
Distribusi Frekuensi Hasil Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita Siklus II
1. Membuat Distribus Frekuensi a. Tabel Distribusi Frekuensi 60 70 70 70 70
75 80 80 80 80
80 85 90 90 90
100 100 100 100 100
b. Rentang Kelas (R) R = Nilai terbesar – Nilai terkecil = 100 – 60 = 40 c. Banyak Kelas (k) k = 1 + 3,3 log n = 1 + 3,3 log 20 = 1 + 3,3 . 4,3 = 1 + 4,3 = 5,3
5 (pembulatan ke bawah)
d. Panjang kelas (P) P= = Interval 61-68 69-76 77-84 85-92 93-100
=8 TB 60,5 68,5 76,5 84,5 92,5 Jumlah
TA 68,5 76,5 84,5 92,5 100,5
F 1 5 5 4 5 20
fk 1 6 11 15 20
xi 64,5 72,5 80,5 88,5 96,5 402,5
xi2 4160,25 5256,25 6480,25 7832,25 9312,25 33041,3
f.xi 64,5 362,5 402,5 354 482,5 1666
f.xi2 4160,25 26281,3 32401,3 31329 46561,3 140733
150
2. Mean xˉ= = = 83,5 3. Modus ( (
) )
= 76,5 + 3,5 = 80 4. Median 1 n fk 2 Me TbMe P fMe 1 20 11 76,5 8 2 5
= 76,5 + (-1,6) = 74,9 5. Standar Devisiasi (
σ =√ σ =√
(
) )
(
) ( (
) )
σ =√ σ =√ σ =√
= 10,15
151
TABULASI TES KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA SIKLUS II Nama Siswa S1 S2 S3 S4 S5 S6 S7 S8 S9 S10 S11 S12 S13 S14 S15 S16 S17 S18 S19 S20 Jumlah
1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
Memahami soal 2 3 4 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 2 3 0 2 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 0 1 3 0 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3
Jumlah 12 12 10 12 12 8 10 12 12 11 12 8 7 12 12 12 11 12 12 12 221
1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
Memilih strategi 2 3 4 2 2 1 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 0 2 2 2 2 2 2 2 0 1 2 0 1 2 2 1 2 1 2 2 2 2 2 0 1 1 1 2 2 2 2 2 2
Jumlah 7 8 7 8 8 8 6 8 8 6 8 6 5 7 6 8 6 5 8 8 141
1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
Menyelesaikan soal 2 3 4 Jumlah 2 2 1 7 2 2 2 8 2 2 1 7 1 2 1 6 2 2 2 8 1 2 1 6 1 1 2 6 1 2 2 7 2 2 2 8 0 2 2 6 2 2 2 8 2 2 0 6 1 2 0 5 1 2 1 6 1 1 1 5 2 2 2 8 2 2 0 6 1 1 1 5 2 2 2 8 1 2 1 6 132
1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
Menyimpulkan jawaban Jumlah 2 3 4 Jumlah total 3 3 1 10 36 3 3 3 12 40 1 3 1 8 32 1 3 1 8 34 3 3 3 12 40 1 3 1 8 30 0 1 2 6 28 0 3 3 9 36 3 3 3 12 40 0 3 3 9 32 3 3 3 12 40 3 2 0 8 28 1 3 0 7 24 1 2 1 7 32 0 1 1 5 28 3 3 3 12 40 3 3 0 9 32 1 1 1 6 28 1 0 0 4 32 1 3 3 10 36 174 668
Nilai 90 100 80 85 100 75 70 90 100 80 100 70 60 80 70 100 80 70 80 90 1670
152
Lampiran 19 Skor Hasil LKK Setiap Pertemuan Siklus I Skor Hasil LKK Pada Pertemuan I No. 1. 2. 3. 4
Kelompok I II III IV
Hasil LKK 1 Keterangan 80 Tuntas 65 Belum Tuntas 75 Tuntas 95 Tuntas
Skor Hasil LKK Pada Pertemuan II No. 1. 2. 3. 4.
Kelompok I II III IV
Hasil LKK 2 Keterangan 75 Tuntas 95 Tuntas 65 Belum Tuntas 85 Tuntas
Skor Hasil LKK Pada Pertemuan III No. 1. 2. 3. 4.
Kelompok I II III IV
Hasil LKK 3 Keterangan 95 Tuntas 70 Tuntas 100 Tuntas 85 Tuntas
Rekapitulasi Hasil LKK Siklus I No.
Kelompok
1. 2. 3. 4.
I II III IV
LKK 1 80 65 75 95
Skor Hasil LKK 2 75 95 65 85
LKK3 95 70 100 85
153
Lampiran 20 Skor Hasil LKK Setiap Pertemuan Siklus II Skor LKK pada Pertemuan V No. 1. 2. 3. 4.
Kelompok I II III IV
Hasil LKK 5 Keterangan 70 Tuntas 95 Tuntas 100 Tuntas 85 Tuntas
Skor LKK pada Pertemuan VI No. 1. 2. 3. 4.
Kelompok I II III IV
Hasil LKK 6 Keterangan 100 Tuntas 90 Tuntas 80 Tuntas 90 Tuntas
Skor LKK pada Pertemuan VII No. 1. 2. 3. 4.
Kelompok I II III IV
Hasil LKK 7 Keterangan 100 Tuntas 100 Tuntas 85 Tuntas 95 Tuntas
Rekapitulasi Skor LKK Siklus II No.
Kelompok
1. 2. 3. 4.
I II III IV
LKK 5 70 95 100 85
Skor Hasil LKK 6 100 90 80 90
LKK 7 100 100 85 95
154
Lampiran 21 PEDOMAN OBSERVASI AKTIVITAS SISWA
Nama Sekolah
:
Pertemuan ke-
:
Hari/Tanggal
:
Sub pokok Bahasan : Berilah tanda ceklis (√) pada kolam yang telah disediakan, sesuai pengamatan anda!
Tahap
Skor/ penilaian pengamatan
Indikator/ Aspek Pengamatan 1
Kegiatan Awal
1. Bersiap untuk mengikuti pembelajaran 2. Memperhatikan penjelaasan guru 3. Menjawab dan menanggapi pertanyaan guru
Kegiatan Inti
4. Bekerja sama dengan anggota kelompok 5. Aktif dalam diskusi saat pembelajaran 6. Bertanya saat proses pembelajaran 7. Mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas
Kegiatan Akhir
8. Menyimpulkan materi pembelajaran yang telah dilakukan JUMLAH SKOR
Keterangan : 1 = tidak baik 2 = cukup 3 = baik 4 = sangat baik
2
3
4
155
Lampiran 22 Skor rata-rata Hasil Observasi Aktivitas Siswa Pertemuan ke-1
No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Aspek yang Diamati Presentase (%) Bersiap untuk mengikuti pembelajaran 75 Memperhatikan penjelasan guru 50 Menjawab dan menanggapi pertanyaan 50 Bekerja sama dengan anggota kelompok 50 Aktif dalam diskusi saat pembelajaran 75 Bertanya saat proses pembelajaran 50 Mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas 50 Menyimpulkan materi pembelajaran yg dilakukan 50 Skor 56,25
Skor rata-rata Hasil Observasi Aktivitas Siswa Pertemuan ke-2
No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Aspek yang Diamati Presentase (%) Bersiap untuk mengikuti pembelajaran 75 Memperhatikan penjelasan guru 75 Menjawab dan menanggapi pertanyaan 75 Bekerja sama dengan anggota kelompok 75 Aktif dalam diskusi saat pembelajaran 75 Bertanya saat proses pembelajaran 75 Mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas 50 Menyimpulkan materi pembelajaran yg dilakukan 50 Skor 68.75
Skor rata-rata Hasil Observasi Aktivitas Siswa Pertemuan ke-3
No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Aspek yang Diamati Presentase (%) Bersiap untuk mengikuti pembelajaran 100 Memperhatikan penjelasan guru 100 Menjawab dan menanggapi pertanyaan 75 Bekerja sama dengan anggota kelompok 75 Aktif dalam diskusi saat pembelajaran 75 Bertanya saat proses pembelajaran 100 Mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas 75 Menyimpulkan materi pembelajaran yg dilakukan 75 Skor 84,375
156
Rekapitulasi Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I
No. 1. 2. 3.
4. 5. 6. 7. 8.
Aspek yang Diamati
Pertemuan Ke- (%) 1 2 3
Bersiap untuk mengikuti 75 pembelajaran Memperhatikan penjelasan 50 guru Menjawab dan menanggapi pertanyaan 50 dari guru Bekerja sama dengan 50 anggota kelompok Aktif dalam diskusi saat 75 pembelajaran Bertanya saat proses 50 pembelajaran Mempresentasikan hasil 50 diskusi di depan kelas Menyimpulkan materi pembelajaran yang telah 50 dilakukan Rata-rata presentase
Rataan (%)
75
100
83,3
75
100
75
75
75
66,7
75
75
66,7
75
75
75
75
100
75
50
75
58,3
50
75
58,3 70,8
157
Lampiran 23 Skor rata-rata Hasil Observasi Aktivitas Siswa Pertemuan ke-5
No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Aspek yang Diamati Presentase (%) Bersiap untuk mengikuti pembelajaran 75 Memperhatikan penjelasan guru 75 Menjawab dan menanggapi pertanyaan 75 Bekerja sama dengan anggota kelompok 100 Aktif dalam diskusi saat pembelajaran 75 Bertanya saat proses pembelajaran 75 Mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas 75 Menyimpulkan materi pembelajaran yg dilakukan 75 Skor 78,125
Skor rata-rata Hasil Observasi Aktivitas Siswa Pertemuan ke-6
No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Aspek yang Diamati Presentase (%) Bersiap untuk mengikuti pembelajaran 100 Memperhatikan penjelasan guru 75 Menjawab dan menanggapi pertanyaan 75 Bekerja sama dengan anggota kelompok 75 Aktif dalam diskusi saat pembelajaran 100 Bertanya saat proses pembelajaran 75 Mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas 100 Menyimpulkan materi pembelajaran yg dilakukan 100 Skor 87,5
Skor rata-rata Hasil Observasi Aktivitas Siswa Pertemuan ke-7
No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Aspek yang Diamati Presentase (%) Bersiap untuk mengikuti pembelajaran 100 Memperhatikan penjelasan guru 100 Menjawab dan menanggapi pertanyaan 75 Bekerja sama dengan anggota kelompok 100 Aktif dalam diskusi saat pembelajaran 75 Bertanya saat proses pembelajaran 100 Mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas 100 Menyimpulkan materi pembelajaran yg dilakukan 100 Skor 93,75
158
Rekapitulasi Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I
No. 1. 2. 3.
4. 5. 6. 7. 8.
Aspek yang Diamati
Pertemuan Ke- (%) 5
Bersiap untuk mengikuti 75 pembelajaran Memperhatikan 75 penjelasan guru Menjawab dan 75 menanggapi pertanyaan dari guru Bekerja sama dengan 100 anggota kelompok Aktif dalam diskusi saat 75 pembelajaran Bertanya saat proses 75 pembelajaran Mempresentasikan hasil 75 diskusi di depan kelas Menyimpulkan materi 75 pembelajaran yang telah dilakukan Rata-rata presentase
Rataan
6
7
(%)
100
100
91,7
75
100
83,3
75
75
75
75
100
91,7
100
75
83,3
75
100
83,3
100
100
91,7
100
100
91,7 86,5
159
Lampiran 24
LEMBAR JURNAL HARIAN SISWA Nama
:
Kelas
:
Hari dan tanggal
:
Berilah tanda ceklis terhadap pertanyaan di bawah ini! Menyenangkan No
1.
2.
Membosankan
Biasa saja
Pertanyaan
Bagaimana pendapatmu mengenai pembelajaran hari ini ? Apakah kamu telah memahami materi pelajaran pada hari ini?
Berikan komentarmu disini: ...................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................... ..............................................................................
160
Lampiran 25 Rekapitulasi Respon Siswa Terhadap Pembelajaran Siklus I Pertemuan KeI II III Presentase Respon Siswa
Positif 64,8 % 70,3 % 78, 4 %
Kategori Netral 19 % 16,2 % 13,5 %
71,2 %
16,2 %
Negatif 16,2 % 13,5 % 8,1 % 13 %
Rekapitulasi Respon Siswa Terhadap Pembelajaran Siklus II Pertemuan KeV VI VII Presentase Respon Siswa
Positif 81 % 83,8 % 89.2 % 84,7 %
Kategori Netral 11 % 11 % 8% 9,9 %
Negatif 3% 5,4 % 3% 3,6 %
161
Lampiran 26
PEDOMAN WAWANCARA PRA PENELITIAN 1. Metode apa saja yang sering ibu gunakan dalam pembelajaran matematika? Metode ceramah dan penugasan. Kadang membuat kelompok dan anak-anak berdiskusi sesuai materi yang akan dipelajarati saja. 2. Apakah ibu mengaitkan materi pembelajaran dengan kehidupan sehari-hari? Iya kadang-kadang, disesuaikan dengan materi yang diajarkan. Kalau materi tersebut berkaitan dengan kehidupan sehari-hari pasti dikaitkan materi yang diajarkan dengan kehidupan sehari-hari. Hal ini membantu siswa dalam memahami materi. 3. Bagaimana cara ibu dalam meningkatkan hasil belajar siswa? Memberikan soal-soal latihan, PR untuk dikerjakan di rumah dan memberikan pengayaan pada siswa yang mendapat nilai kecil. 4. Apa yang menjadi kendala siswa dalam pembelajaran matematika? Banyak, salah satunya banyak siswa yang belum hafal perkalian. Padahal matematika tidak lepas dari perkalian, pembagian, pengurangan dan penjumlahan. Hal ini membuat siswa mengalami kesulitan dalam memahami materi matematika, sehingga pada materi perkalian harus dilakukan sampai beberapa pertemuan. 5. Bagaimana solusi ibu untuk mengatasi kendala siswa dalam pembelajaran matematika? Membuat suasana kelas senyaman mungkin bagi siswa, sehingga siswa senang didalam kelas dan mau belajar dengan baik.
Jakarta,11 Oktober 2016 Narasumber
Iin Handayani, S.Pd
162
Lampiran 27
PEDOMAN WAWANCARA SISWA Nama
:
Kelas
:
Hari/ Tgl :
1. Bagaimana perasaanmu saat belajar matematika dengan ibu? .......................................................................................................................................... ...................................................................................................... 2. Bagaimana pendapatmu belajar matematika dengan ibu? .......................................................................................................................................... ...................................................................................................... 3. Apakah kamu mengalami kesulitan saat belajar matematika dengan ibu? .......................................................................................................................................... ......................................................................................................
163
Lampiran 28
Hasil Wawancara Siswa Siklus I Peneliti
: Bagaimana perasaanmu saat belajar matematika dengan ibu?
S1
: Senang bu..
S2
: Senang
S3
: Senang
S4
: Senang
Peneliti
: Bagaimana pendapatmu belajar matematika dengan ibu?
S1
: Jadi lebih paham bu, seneng bisa bantu teman yang belum paham
S2
: Seru bu, belajarnya berkelompok terus.
S3
: Jadi lebih paham bu, tapi kadang sebel kalau temen sekelompoknya ada yang gak kerja.
S4
: Lumayan ngerti bu.
Peneliti
: Apakah kamu mengalami kesulitan saat belajar matematika dengan ibu?
S1
: ada bu, kadang soalnya susah banyak ngitungnya
S2
: saya masih sering kebalik bu antara mencari KPK dan FPB
S3
: saya susah konsentrasi bu, kalau anak-anak lain berisik
S4
: tidak ada bu..
Ket: S1 : Emilia Peny S2 : Moch. Zaki Abiyuansyah S3 : Neysa Auberta S4 : M. Rafa Imtiyaz
164
Lampiran 29
Hasil Wawancara Siswa pada Siklus II Peneliti
: Bagaimana perasaanmu saat belajar matematika dengan ibu?
S1
: Senang
S2
: Senang
S3
: Senang
S4
: Senang
Peneliti
: Bagaimana pendapatmu belajar matematika dengan ibu?
S1
: Seru bu, makin faham dijelasin sama ibu
S2
: Asyik bu, bisa bekerja sama dengan teman yang lain
S3
: Jadi lebih paham bu, saya bisa ngajarin temen yang lain yang belum faham
S4
: saya jadi lebih paham bu.
Peneliti
: Apakah kamu mengalami kesulitan saat belajar matematika dengan ibu?
S1
: tidak ada bu..
S2
: tidak ada..
S3
: tidak ada bu,
S4
: tidak ada bu..
Ket: S1 : Mahrin Feyza Serana S2 : Irsyad Danu Majid S3 : Irfania Wakhdah S4 : M. Rifky Azhar
165
Lampiran 30 KEMENTERIAN AGAMA UIN JAKARTA FITK
FORM (FR)
Jl. Ir. H. Juanda No 95 Ciputat 15412 Indonesia
No. Dokumen Tgl. Terbit No. Revisi: Hal
: : : :
FITK-FR-AKD-081 1 Maret 2010 01 1/1
SURAT BIMBINGAN SKRIPSI Nomor : Un.01/F.1/KM.01.3/1002/2012 Hal : Bimbingan Skripsi
Jakarta, 25Febuari 2016
Kepada Yth. Maifalinda Fatra, M.Pd Pembimbing Skripsi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Assalamu’alaikum wr.wb. Dengan ini diharapkan kesediaan Saudara untuk menjadi pembimbing I/II (materi/teknis) penulisan skripsi mahasiswa: Nama NIM Jurusan Semester Judul Skripsi
: Ressa Carera : 1112018300009 : Pendidikan Guru MI : VIII (Delapan) : Upaya Meningkatkan Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita Matematika Melalui Model Discovery Learning Judul tersebut telah disetujui oleh Jurusan yang bersangkutan pada tanggal 25 Febuari 2016 , abstraksi/outline terlampir. Saudara dapat melakukan perubahan redaksional pada judul tersebut. Apabila perubahan substansial dianggap perlu, mohon pembimbing menghubungi Jurusan terlebih dahulu. Bimbingan skripsi ini diharapkan selesai dalam waktu 6 (enam) bulan, dan dapat diperpanjang selama 6 (enam) bulan berikutnya tanpa surat perpanjangan. Atas perhatian dan kerja sama Saudara, kami ucapkan terima kasih. Wassalamu’alaikum wr.wb.
Tembusan: 1. Dekan FITK 2. Mahasiswa ybs.
166 KEMENTERIAN AGAMA UIN JAKARTA FITK
FORM (FR)
Jl. Ir. H. Juanda No 95 Ciputat 15412 Indonesia
No. Dokumen Tgl. Terbit No. Revisi: Hal
: : : :
FITK-FR-AKD-081 1 Maret 2010 01 1/1
SURAT BIMBINGAN SKRIPSI Nomor : Un.01/F.1/KM.01.3/1002/2012 Hal : Bimbingan Skripsi
Jakarta, 25 Febuari 2016
Kepada Yth. Dr. Sita Ratnaningsih, M.Pd Pembimbing Skripsi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Assalamu’alaikum wr.wb. Dengan ini diharapkan kesediaan Saudara untuk menjadi pembimbing I/II (materi/teknis) penulisan skripsi mahasiswa: Nama NIM Jurusan Semester Judul Skripsi
: Ressa Carera : 1112018300009 : Pendidikan Guru MI : VIII (Delapan) : Upaya Meningkatkan Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita Matematika Melalui Model Discovery Learning Judul tersebut telah disetujui oleh Jurusan yang bersangkutan pada tanggal 25 Febuari 2016 , abstraksi/outline terlampir. Saudara dapat melakukan perubahan redaksional pada judul tersebut. Apabila perubahan substansial dianggap perlu, mohon pembimbing menghubungi Jurusan terlebih dahulu. Bimbingan skripsi ini diharapkan selesai dalam waktu 6 (enam) bulan, dan dapat diperpanjang selama 6 (enam) bulan berikutnya tanpa surat perpanjangan. Atas perhatian dan kerja sama Saudara, kami ucapkan terima kasih. Wassalamu’alaikum wr.wb.
Tembusan: 1. Dekan FITK 2. Mahasiswa ybs.
167
Lampiran 31
168
Lampiran 32
169
Lampiran 33
PROFIL SEKOLAH 1. Sejarah Singkat Sekolah Al-Kautsar Bintaro 2 adalah sekolah yang berada dibawah naungan yayasan Permata Cendikia yang bergerak di bidang pendidikan. Pertama kali dibangun pada tahun 2007, Al-Kautsar Bintaro 2 adalah sebuah sekolah taman kanak-kanak. Kemudian pada tahun 2011 dibangun sebuah sekolah dasar dengan nama SDI Al-Kautsar Bintaro 2. Dengan pimpinan Sukisnawati, S.Pd hingga saat ini. Profil Kepala Sekolah SDI Al-Kautsar Bintaro 2 dari tahun 2011 hingga sekarang: Nama
: Sukisnawati, S.Pd
TTL
: Jakarta, 3 Febuari 1975
Masa Jabatan
: 2011 s/d sekarang
SDI Al-Kautsar Bintaro 2 yang berlokasi di Jl. Cendrawasih No. 28 Sawah Lama, Ciputat Tangerang Selatan, sebagai lembaga pendidikan dasar yang berbasis dan berciri khas Islam berupaya untuk mentrasformasikan dan mengiternalisasikan nilai-nilai ajaran islam di satu sisi dan pengetahuan umum di sisi lain dengan harapan yang dihasilkan menjadi manusia yang beriman dan bertakwa serta memiliki ilmu pengetahuan yang luas. 2. Visi, Misi dan Tujuan A. Visi Sekolah Mendidik dan melahirkan intelektual islam yang berkualitas dari segi fisik, sosialemosional, kecerdasan, dan spiritual. B. Misi Sekolah 1) Menjadikan setiap kegiatan bernilai ibadah 2) Mengembangkan iklim belajar yang menyenangkan, berwawasan luas yang berakar pada norma dan nilai-nilai budaya bangsa. 3) Mengembangkan keterampilan belajar pada tiap diri siswa. 4) Memberikan kesempatan yang sama pada tiap siswa untuk menggali, mengenali, dan mengembangkan kemampuannya. 5) Memberdayakan seluruh potensi sekolah utnuk memberikan mutu pelayanan yang maksimal. 6) Menumbuhkan kepekaan siswa dalam mengoperasikan karya sastra dan seni.
170
C. Guru dan Tenaga Kependidikan No.
Nama
NIK
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21.
Sukisnawati, S.Pd Siti Mashitoh, S.S.I Ali Fachruddin, S.Sos.I Herly Noviyanti Khumaidi, S.Pd.I Nur Fuji Rahayu Seftiani.Khoirun Nissa, S.Pd.I Umi Ma’rufah, S.Pd Nur Fadilla Juwita, S.Psi Shibgotallah Al Haq, S.Pd.I Ria Sartika, S.Sci Iin Handayani, S.Pd Nanda Tri Wahyuni, S.Pd Icha Nurul Fadhila, S.Sos Listya Nurmalasari, S.Pd Rika Fauziah, S.S Sarah Nur Atikah, S.Pd.I Amayani Astuti, S.Pd Fikriyatul Huda Ressa Carera Anggun Prameswari N. S, S.Sn
07002 12006 11003 10019 13009 15004 14017 15005 15003 15006 15001
Tempat Tanggal Lahir Jakarta/ 3 – 2 – 1975 Bogor/ 19 – 9 -1987 Demak/ 5 – 3 – 1979 Tangerang/ 5 – 11 – 1983 Tegal/ 20 – 7 – 1989 Jakarta/ 1 – 5 – 1992 Tangerang/ 25 – 9 – 1989 Sukoharjo/ 1 – 6 – 1990 Jakarta/ 3 – 10 – 1988 Jakarta/ 25 – 8 – 1992 Jakarta/ 30 – 1- 1985 Tangerang/ 15 – 2 – 1994 Jakarta/ 2 – 8 – 1993 Jakarta/ 5 – 5- 1992 Jakarta/ 25 – 6 -1993 Jakarta/ 19 – 9 – 1990 Jakarta/ 18 – 11 – 1994 Jakarta/ 11 – 5 – 1992 Jakarta/ 4 – 6 – 1994 Jakarta/ 24 – 2- 1994 Bandung/ 8 – 9 - 1994
Jabatan Kepala Sekolah Wakil Kepala Sekoah Operator Sekolah Homeroom Teacher Subject Teacher Homeroom Teacher Homeroom Teacher Homeroom Teacher Homeroom Teacher Subject Teacher Subject Teacher Homeroom Teacher Homeroom Teacher Homeroom Teacher Homeroom Teacher Homeroom Teacher Homeroom Teacher Homeroom Teacher Homeroom Teacher Homeroom Teacher Homeroom Teacher
Penempatan English 4-5-6 Fiqih, akidah PJOK Grade 2A SKI, B. Arab, Qurdis Grade 5A Grade 1B Grade 1A Grade 3A PAI 3-4-5-6 English 1-2-3 Grade 4A Grade 3B Grade 1D Grade 2B Grade 1C Grade 6 Grade 5B Grade 4B Grade 4C Grade 3C
171
D. Siswa No.
1.
2.
3.
4.
5. 6.
Kelas IA IB IC ID IIA IIB IIC IIIA IIIB IIIC IVA IVB IVC VA VB VI
JK L 15 16 15 15 16 18 16 18 11 15 12 11 8 13 8 11
P 10 10 10 10 12 8 10 8 12 10 8 8 11 9 11 10
E. Sarana Prasaarana No. 1. 2. 3. 4. 5.
Sarana Pendukung Perpustakaan Lapangan Olah Raga Laporatorium Komputer Ruang Kelas UKS
Tersedia √ √ √ √ √
F. Lainnya yang Relevan No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Kegiatan Ekstrakurukuler Pramuka Learning Qur’an Futsal Singing Dancing Drawing Taekwondo
Ada √ √ √ √ √ √ √
Jumlah 25 25 25 25 28 26 26 26 23 25 20 19 19 22 19 21
Rombel
100
80
74
58
41 21
172
Lampiran 34
173
174
175
Lampiran 35
RIWAYAT PENULIS
Ressa Carera atau biasa dipanggil Ressa. Lahir di Jakarta, 24 Febuari 1994. Anak tunggal dari pasangan Susiadi (Alm.) dan Trismiyati. Pada umurnya yang ke empat tahun penulis memulai pendidikan taman kanak-kanak di TK Bustanul Atfal di Mungkid, Magelang. Kemudian tahun 2006-2009 penulis melanjutkan pendidikan dasarnya MIM Pagersari, Mungkid, Magelang. Tamat dari Madrasah Ibtidaiyah ia meneruskan sekolahnya ke SMP Negeri 1 Mungkid, Magelang. Lulus dari SMP penulis pindah ke Tangerang Selatan dan melanjutkan menimba ilmu di SMA Dua Mei Ciputat. Tamat SMA penulis melanjutkan pendidikannya di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, ia mengemban ilmu di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan keguruan dengan jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. Demi menggapai gelar sarjana, mahasiswi ini gigih dalam menuntut ilmu selama masa perkuliahan dan saat melakukan penelitian tak mengenal lelah dalam menyelesaikan skripsi yang berjudul Upaya Mneingkatkan Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita Melalui Model Discovery Learning. Sebuah usaha tanpa doa akan melahirkan pribadi yang sombong, selalu yakinkan diri kita dengan doa, maksimalkan karya dengan usaha. Jangan pernah menyerah untuk menggapai cita-cita, asalkan kita percaya, semua bisa terjadi. Jika ada pertanyaan, kritikan ynag membangun, dan saran untuk penulis mengenai skripsi ini, pembaca dapat menghubungi penulis melalui email
[email protected].