23 Jurnal Wahana-Bio Volume I Juni 2009
ABSTRAK UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGINGAT KONSEP SISTEM GERAK MELALUI PETA KONSEP DALAM BENTUK LEAFLET PADA SISWA KELAS VIII D SMP NEGERI 17 BANJARMASIN Oleh: Masrah, Siti Wahidah Arsyad, Kaspul Sistem gerak merupakan salah satu materi semester ganjil pada kelas VIII SMP . Kemampuan siswa kelas VIII D SMP Negeri 17 Banjarmasin untuk mengingat konsep sistem gerak dirasakan masih kurang. Siswa semestinya harus selalu mengulang-ulang konsep sistem gerak. Untuk memudahkan siswa dalam mengulang-ulang konsep tersebut, maka siswa memerlukan suatu media yang berisi konsep yang telah dipetakan dan mudah dibawa kemana-mana. Media yang digunakan bisa dalam bentuk leaflet. Penelitian bertujuan untuk mengetahui kemampuan mengingat konsep sistem gerak melalui peta konsep dalam bentuk leaflet pada siswa kelas VIII D SMPN 17 Banjarmasin, mengetahui aktivitas siswa selama kegiatan belajar mengajar dan mengetahui respon siswa selama kegiatan belajar mengajar bila diterapkan strategi peta konsep dalam bentuk leaflet. Penelitian ini bermanfaat baik bagi peneliti, siswa, guru maupun sekolah. Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK). PTK ini dalam membahas menggunakan metode deskriptif. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus dengan lima kali pertemuan. Siklus 1 sebanyak tiga kali pertemuan dan siklus 2 sebanyak dua kali pertemuan. Hasil penelitian menunjukkan kemampuan mengingat konsep sistem gerak pada siswa kelas VIII D SMP Negeri 17 Banjarmasin meningkat (≥ 87,13%), ketuntasan belajar (≥ 88,69%) dan hasil selama proses pembelajaran (≥ 87,67%). Aktivitas siswa selama kegiatan pembelajaran pada siklus 2 mengalami peningkatan yaitu aktivitas membaca buku yang relevan (15,46%), membuat peta konsep (12,67%), membaca peta konsep yang mereka buat (5,36%) dan bertanya kepada siswa lain atau kepada guru (8,59%). Hal ini menunjukkan bahwa pada siklus 2 pembelajaran telah berpusat pada siswa. Respon siswa terhadap proses pembelajaran menggunakan peta konsep dalam bentuk leaflet 100% menyatakan menyenangkan. Pembelajaran menggunakan peta konsep dalam bentuk leaflet dapat meningkatkan kemampuan mengingat siswa, ketuntasan belajar dan hasil selama proses pembelajaran. Kata kunci: Kemampuan mengingat, peta konsep, leaflet.
24 Jurnal Wahana-Bio Volume I Juni 2009
PENDAHULUAN Berdasarkan pengalaman mengajar peneliti pada saat PPL II di kelas VIII mata pelajaran Biologi (2007) menunjukkan bahwa siswa kelas VIII SMP Negeri 17 Banjarmasin mengalami kesulitan belajar pada materi-materi tertentu, di antaranya sistem gerak. Pada konsep sistem gerak siswa tidak hanya dituntut untuk memahami tetapi juga dituntut untuk mengingat berbagai macam tulang penyusun anggota gerak seperti tulang tengkorak, tulang badan, tulang anggota gerak dan bagian-bagiannya. Kemampuan siswa untuk mengingat dirasa masih sangat kurang, hal ini terbukti dengan nilai rata-rata siswa 5,5 untuk konsep sistem gerak pada saat peneliti melaksanakan PPL II. Pendekatan yang dipakai peneliti untuk membelajarkan konsep sistem gerak pada saat itu adalah pendekatan kooperatif tipe PISK. Selain itu berdasarkan wawancara dengan guru mata pelajaran Biologi kelas VIII di SMPN 17 Banjarmasin, sistem gerak merupakan salah satu materi pelajaran yang sulit untuk diingat siswa dalam jangka waktu yang lama. Metode yang biasa dipakai guru di SMP Negeri 17 Banjarmasin dalam membelajarkan konsep sistem gerak secara konseptual dengan bantuan torso tengkorak yang tersedia. Siswa bisa melihat
langsung
tulang
penyusun
anggota
gerak.
Melalui
pembelajaran demikian siswa bisa paham dan juga dapat mengingat susunan tulang-tulang yang begitu banyak untuk jangka waktu yang lama akan tetapi torso tengkorak yang tersedia hanya satu buah sehingga
tidak
semua
siswa
mendapat
kesempatan
untuk
menggunakan torso tersebut sebagai media pembelajaran. Selain itu torso tengkorak juga hanya bisa digunakan di dalam kelas. Strategi peta konsep juga belum pernah diajarkan guru baik pada materi sistem gerak maupun pada materi yang lain. Untuk memahami suatu konsep siswa perlu didorong agar memiliki kemampuan untuk mengorganisasi, memproses, pengetahuan
menyimpan
dan
mengungkapkan
kembali struktur
atau informasi yang telah diperolehnya. Konsep
25 Jurnal Wahana-Bio Volume I Juni 2009
merupakan alat di mana seseorang mengorganisasi informasi amat esensial yang merupakan program untuk mengoperasikan sejumlah informasi yang akan diterima oleh seseorang (Arsyad, dkk, 2003). Keberhasilan
proses
belajar
mengajar
di sekolah
yang
dilakukan guru sangat ditentukan oleh kemampuan guru dalam memilih strategi yang tepat untuk menyampaikan materi pelajaran yang diajarkan. Setiap konsep dalam suatu mata pelajaran memiliki karakteristik tertentu dan menuntut para siswa untuk mengembangkan kemampuan nalarnya dalam memahami sekaligus menguasai konsep tersebut dengan baik (Arsyad, dkk, 2003). Salah satu strategi pembelajaran yang dapat dilakukan guru untuk mencapai tujuan pembelajaran serta mewujudkan keberhasilan pembelajaran adalah peta konsep. Hasil penelitian Rusmilawati (2005) menunjukkan bahwa
pembelajaran dengan menggunakan strategi
peta konsep dapat meningkatkan pemahaman siswa tentang konsep Virus. Selain itu, Vidya (2007) juga menggunakan peta konsep dalam meningkatkan pemahaman siswa kelas VIII C SMPN 24 Banjarmasin tentang sub konsep sistem saraf dan indera. Hasil penelitiannya menunjukkan adanya peningkatan pemahaman siswa yaitu dari 32,5% untuk pretest meningkat menjadi 90% pada post test (siklus 1) sedangkan pada siklus 2 dari 10% untuk pretest meningkat menjadi 92,5% pada post test. Hasil selama proses pembelajaran juga mengalami peningkatan dari kategori kurang pada siklus 1 menjadi kategori cukup baik pada siklus 2. Namun demikian, kadang-kadang siswa memang mampu untuk memahami suatu konsep akan tetapi mengalami kesulitan untuk mengingat, sehingga konsep tersebut semestinya harus selalu diulang-ulang. Untuk memudahkan siswa dalam mengulang-ngulang konsep tersebut maka siswa memerlukan suatu media yang berisi konsep yang telah dipetakan dan mudah di bawa kemana-mana. Media yang digunakan bisa dalam bentuk leaflet.
26 Jurnal Wahana-Bio Volume I Juni 2009
METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (PTK). PTK merupakan kegiatan yang diawali dengan pengembangan pembelajaran untuk memperbaiki kondisi dan proses dalam pembelajaran. Sebelum diadakan
penelitian
tindakan
kelas
terlebih
dahulu
peneliti telah
melakukan observasi awal kepada siswa kelas VIII D untuk memberikan pengetahuan atau keterampilan dalam membuat peta konsep dalam bentuk leaflet. Hal ini diharapkan agar dalam penelitian nanti tidak ditemukan siswa yang tidak mengetahui cara membuat peta konsep dalam bentuk leaflet. Penelitian tindakan kelas ini dalam membahas menggunakan metode deskriptif. Penelitian ini direncanakan dalam dua siklus dengan lima kali pertemuan. Setiap siklus terdiri dari empat tahap, yaitu perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi dan analisis data, serta refleksi. Siklus pertama dilaksanakan tiga kali pertemuan, sementara siklus kedua dilaksanakan dalam dua kali pertemuan. Siklus kedua dilaksanakan berdasarkan hasil refleksi dari siklus pertama dan konsep-konsep yang disajikanpun hanya terfokus pada materi-materi yang dianggap sulit oleh siswa, hal ini diketahui dari hasil belajar siswa yang meliputi pretest dan postest setiap pertemuan, nilai peta konsep dalam bentuk leaflet dari tugas kelompok, dan hasil observasi terhadap aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar. Secara umum ringkasan kegiatan masing-masing siklus seperti pada
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Sesuai dengan pelaksanaan tindakan yang terdiri dari 2 siklus dengan 5 kali pertemuan yaitu siklus 1 terdiri dari 3 kali pertemuan dan siklus 2 terdiri dari 2 kali pertemuan, maka pengukuran dan penilaian hasil pembelajaran baik data kuantitatif maupun data kualitatif dilakukan pada setiap pertemuan pada setiap siklus pembelajaran.
27 Jurnal Wahana-Bio Volume I Juni 2009
Tabel 1. Kemampuan mengingat siswa dari pertemuan ke-1 pertemuan ke-5 pada siklus 1 dan siklus 2. Siswa No 1.
I (0 hari) Salah ∑ No. (1Bnr 5) 5
II (5 hari)
III (7 hari)
Salah No. ∑ Salah No. ∑ (1- 10) Bnr (1-15) Bnr
Pertemuan IV (12 hari)
V (14 hari)
Salah No. ∑ (1-20) Bnr
Salah No. (1- 25)
∑ ∑ Bnr Ket Bnr (%) Retensi
-
10
-
15
15,16,17
17
21,25
23
92
Baik
2.
-
5
-
10
-
15
-
20
22,23,24
22
88
Baik
3.
5
4
6,9
8
6,15
13
16
16,17,.18,19
21
84
Baik
4.
-
5
4,5
8
15
14
16,17, 19,20 15,18,19
17
15
24
96
Baik
5.
-
5
9,10
8
10,15
13
9
19
9,13, 15,23
21
84
Baik
6.
-
5
7,8,10
7
11,13,14
12
9,10,11
17
21,22,23
22
88
Baik
7.
5
4
6
9
6,13,14
12
6,13,16
17
15,21,23
22
88
Baik
8.
-
5
-
10
6,15
13
-
20
15,16,
21
84
Baik
17,22 9.
1,2, 4,5
1
4,5,6,7, 8,9,10
3
4,5,6,7, 9,10,11, 13,14,15
5
10.
4,5
3
-
10
6
14
11.
-
5
6
9
11
12.
-
5
7,8,10
7
11,12, 13,15 10,13
13.
3
4
10
9
6,9
13
4,7,8,9, 10,11,13, 14,15,16, 17,18, 19,20 4,5,15, 16,17,18 4,5,16, 17 16,17,18, 19,20 15
6
5,6,7,8,9,10,24
18
72
Baik
14
13,21,22,24,25
20
80
Baik
16
-
25
100
Baik
15
21,22,23
22
88
Baik
19
-
25
100
Baik
14.
5
4
10
9
15
14
15.
-
5
-
10
-
15
6,9,10
17
23
24
96
Baik
16
19
25
24
96
Baik
16.
-
5
-
10
17.
-
5
-
10
4,5,6,12, 13,14,15 6
8
15,20
18
-
25
100
Baik
18.
-
5
-
10
-
14
-
20
25
24
96
Baik
15
-
20
16,17,22
22
88
Baik
19.
-
5
-
10
15
14
-
20
25
100
Baik
20.
-
5
6
21.
1
4
7,8, 9,10 -
-
15
16,17,18
17
-
25
100
Baik
22. 23.
5 -
4 5
6
10
-
15
18
19
-
25
100
Baik
10 9
13 11
17,18,19,22,24 21,24,25
20 22
80 88
Baik Baik
13 13
17 4,5, 16,17 15,16,20 14,18
19 16
9 9
13,14 11,12, 13,15 14,15 6,9
24. 25.
5 -
4 5
7 6
17 18
21,22,23,24,25 -
20 25
80 100
Baik Baik
26. 27.
5 5
4 4
4 -
9 10
13,5 -
13 15
16,17 19,20
18 18
16,17,18,19,20 8,9
20 23
80 92
Baik Baik
28. 29.
4 5
4 4
8,10 -
8 10
13,14
15 13
10 -
19 20
17,18,23,24,25 17,16
20 23
80 92
Baik Baik
30.
-
5
2
23,25
23
92
Baik
5
11
9,10,11, 13,16,17 17
14
-
19
15,17,19,20
21
84
Baik
32.
-
5
6
9
8,11,12, 14,15 4,5, 13,14 6
10
31.
3,4,5,6, 7,8,9,10 4,5,9
14
-
20
-
25
100
Baik
33.
-
5
-
10
-
15
-
20
-
25
100
Baik
7
13
28 Jurnal Wahana-Bio Volume I Juni 2009
34.
-
5
-
10
-
15
15,16,17
17
21,25
23
92
Baik
35.
-
5
-
10
-
15
20
17
25
24
96
Baik
36.
1,4
3
-
10
5
14
-
20
-
25
100
Baik
37.
-
5
-
10
12,15
13
20
15,17,18,19,20
20
80
Baik
38.
4,5
3
8
9
12,14
13
15,17,18, 19,20 -
20
-
25
100
Baik
39.
4
4
-
10
4,5,15
12
-
20
-
25
100
Baik
40.
3,5
3
4,5
8
11,12
13
18
4,5,10,13,14, 15,21
18
72
Baik
41.
3
4
9
9
-
15
17
84
Baik
5
4
6
9
4,5,15
12
19
76
Baik
43.
-
5
8,10
8
10
20
22
88
Baik
44.
-
5
-
6,8,9, 10,12 8
21,22, 23,25 4,5,16, 17,18,22 21,23,25
21
42.
4,5,10, 13,14, 15,21 21,22, 23,25 4,5,15, 16,17,22 21,23, 25 -
17
-
25
100
Baik
10
14
15
Rata-rata
4,41
8,82
13,07
17,77
22,59
%
88,20
88,20
87,89
88,85
90,36
Baik
Keterangan: Retensi baik apabila siswa dapat mengingat minimal ≥ 65%. Bnr : jumlah benar
Tabel 2. Aktivitas Siswa Selama Pembelajaran Siklus 1 Pertemuan 1 Alifi 2 Syahbbana 3 1 Denny Halim 2 Putra 3 1 Ahmad 2 Yani 3 1 Wahyu 2 Riyadi 3 Rata-rata (%)
Responden
1 40,00 33,33 26,47 46,67 33,33 26,67 33,33 26,67 35,29 40,00 33,33 29,41 33,69
2 13,33 13,33 11,76 6,67 6,67 5,88 6,67 6,67 20,59 0 0 8,82 8,37
Parameter yang Diamati (%) 3 4 5 6 6,67 13,33 0 6,67 6,67 13,33 6,67 6,67 14,70 8,82 8,82 8,82 6,67 13,33 0 0 0 20,00 0 6,67 11,76 17,65 5,58 11,76 26,67 6,67 0 0 20,00 6,67 0 6,67 8,82 11,76 8,82 0 0 33,33 0 0 0 33,33 6,67 0 26,47 14,70 0 2,94 10,70 16,08 3,05 4,18
Keterangan parameter: 1. Memperhatikan penjelasan guru. 2. Membaca buku yang relevan. 3. Membuat peta konsep. 4. Berdiskusi antar siswa/kelompok/guru. 5. Membaca peta konsep yang mereka buat. 6. Bertanya kepada siswa lain atau kepada guru 7. Mempresentasikan peta konsep yang mereka buat. 8. Membuat rangkuman pelajaran.
7 13,33 13,33 8,82 13,33 13,33 5,88 13,33 13,33 0 13,33 13,33 0 10,11
8 6,67 6,67 11,76 13,33 13,33 14,70 13,33 13,33 14,70 13,33 13,33 14,70 12,43
29 Jurnal Wahana-Bio Volume I Juni 2009
TAbel 3. Siklus 2 Pertemuan 4 Alifi Syahbbana 5 4 Denny Halim Putra 5 4 Ahmad Yani 5 4 Wahyu Riyadi 5 Rata-rata (%) Responden
1 16,67 21,62 46,67 27,03 30,00 21,62 33,33 29,73 28,33
Parameter yang Diamati (%) 3 4 5 6 10,00 13,33 0 13,33 16,22 10,81 2,70 5,40 0 16,67 6,67 10,00 10,81 8,11 8,11 8,11 30,00 20,00 0 6,67 13,51 10,81 13,51 10,81 10,00 20,00 8,11 8,11 10,81 18,92 3,78 6,30 12,67 14,83 5,36 8,59
2 33,33 27,03 6,67 21,67 6,67 13,51 6,67 8,11 15,46
7 6,67 10,81 0 8,11 0 10,81 10,81 8,76 6,70
8 6,67 5,40 13,33 5,40 6,67 5,40 5,40 10,37 7,33
Keterangan parameter: 1. Memperhatikan penjelasan guru. 2. Membaca buku yang relevan. 3. Membuat peta konsep. 4. Berdiskusi antar siswa/kelompok/guru. 5. Membaca peta konsep yang mereka buat. 6. Bertanya kepada siswa lain atau kepada guru 7. Mempresentasikan peta konsep yang mereka buat. 8. Membuat rangkuman pelajaran.
Pembahasan
Berdasarkan
data
menggunakan
peta
meningkatkan
kemampuan
kuantitatif,
konsep
dalam mengingat
pembelajaran bentuk
dengan
leaflet
siswa
(≥
dapat
87,13%),
ketuntasan belajar siswa (≥ 88,69%) dan hasil selama proses pembelajaran konsep sistem gerak (≥ 87,67%). Meningkatnya
kemampuan
mengingat
siswa
terhadap
konsep sistem gerak dapat disebabkan oleh penugasan membuat peta konsep secara berkelompok yang diberikan guru kepada siswa
selama
proses
pembelajaran. Penugasan ini sangat
membantu dalam meningkatkan ingatan. Peta konsep sangat penting untuk membantu pengelompokkan informasi atau konsepkonsep yang dipelajari. Khususnya konsep tentang sistem gerak, sehingga konsep yang telah dipelajari
dapat
ingatan
jangka panjang dapat
jangka
panjang.
Ingatan
diteruskan
ke
30 Jurnal Wahana-Bio Volume I Juni 2009
menyimpan konsep-konsep ini untuk jangka waktu yang tidak terbatas. Meningkatnya
kemampuan
mengingat
siswa
terhadap
konsep sistem gerak juga dipengaruhi oleh penggunaan leaflet sebagai media grafis. Leaflet sebagai media grafis yang berisikan peta konsep berfungsi sebagai bahan informasi konsep-konsep dalam
peningkatan
pengetahuan
dan
keterampilan.
Leaflet
berisikan peta konsep tersebut terutama berfungsi sebagai rangsangan untuk meningkatkan kembali ingatan tentang apa yang sudah diterangkan. Pembelajaran menggunakan leaflet diduga dapat lebih melekatkan kesan bagi siswa sehingga kesan tersebut berguna untuk dikeluarkan pada saat test hasil belajar. Pelajaran yang memberikan
kesan
menyenangkan,
ketegangan,
bermanfaat
atau
menarik,
memperkaya
mengurangi pengetahuan
ditambahkan oleh Susilo (2003) lebih efisien dan disimpan atau memberi kesan yang lebih lama.
Leaflet sebagai media selain
menarik dalam meninggalkan kesan, juga mudah untuk dibawa kemana-mana. Sehingga menumbuhkan motivasi siswa untuk mengulang-ulang kembali apa yang telah mereka pelajari tanpa memerlukan tempat dan waktu tertentu. Menurut Soekamto (1994) agar siswa tidak mudah lupa ada beberapa hal yang perlu dilakukan guru di antaranya menyajikan informasi dalam bentuk menarik perhatian siswa sehingga informasi yang telah dipilih atau diseleksi dapat disimpan di dalam ingatan jangka pendek/panjang. Selain itu mengadakan pengulangan kembali tentang apa yang telah dipelajari siswa juga dapat mengatasi kelupaan. Pengulangan juga dilakukan oleh guru pada setiap akhir pembelajaran dengan menggunakan soal yang sama dan ditambahkan soal untuk materi pada pertemuan tersebut.
31 Jurnal Wahana-Bio Volume I Juni 2009
Selain kemampuan mengingat yang meningkat, siswa secara klasikal juga mengalami ketuntasan belajar. Ketuntasan belajar siswa disebabkan karena penugasan membuat peta konsep yang
diberikan
secara
berkelompok
dapat
membantu
dan
menguntungkan antar siswa. Pembelajaran secara berkelompok menyebabkan siswa dapat menyatukan ide-ide mereka sehingga peta konsep dihasilkan dapat sempurna dan benar. Hasil selama proses pembelajaran tentang konsep sistem gerak juga meningkat dengan kategori baik. Hal ini dapat ditingkatkan dengan adanya kegiatan mempresentasikan dan mendiskusikan peta konsep terutama tentang sistem gerak yang mereka buat. Temuan ini sejalan dengan penelitian Arsyad, dkk (2003)
yang
pembuatan
menyatakan peta
bahwa
konsep,
pemberian
tugas
dalam
mempresentasikan,
dan
mendiskusikannya dalam pembelajaran dapat meningkatkan skor nilai siswa yaitu hasil belajar siswa secara klasikal pada tiga kali postest mengalami peningkatan dari 36% menjadi 74%. Melalui peta konsep yang mereka buat para siswa dapat memantau kesalahan konsep dan kesulitan pemahaman yang mungkin terjadi, sehingga dapat diperbaiki. Siswa dapat memahami bahwa belajar tidak hanya mengingat fakta-fakta, tetapi juga berusaha memahami keterkaitan antar konsep. Hal ini didukung oleh teori assimilasi kognitif atau “teori subsumption”, di mana menurut Ausubel, konsep-konsep baru berarti apabila dihubungkan dengan konsepkonsep lain dan belajar bermakna (Meaningful learning) baru akan terjadi apabila pengetahuan baru dikaitkan dengan konsep-konsep yang sudah ada dalam struktur kognitif siswa.
32 Jurnal Wahana-Bio Volume I Juni 2009
KESIMPULAN (1) Kemampuan mengingat konsep sistem gerak pada siswa kelas VIII D SMP Negeri 17 Banjarmasin dapat ditingkatkan melalui pembelajaran menggunakan peta konsep dalam bentuk leaflet. Hal ini dilihat dari peningkatan kemampuan mengingat siswa (≥ 87,13%), ketuntasan belajar (≥ 88,69%) dan hasil selama proses pembelajaran (≥ 87,67%). (2) Pembelajaran menggunakan peta konsep dalam bentuk leaflet dapat meningkatkan kemampuan mengingat siswa, ketuntasan belajar dan hasil selama proses pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S, 1998. Manajemen Pendidikan, Rineka Cipta, Jakarta. Arsyad, S. W., Ahmad Naparin, Tri Restuwati dan Saliyem, 2003. Peningkatan Pemahaman Siswa Kelas III SMU Negeri 1 Banjarmasin untuk Memperbaiki Kesalahan Konsep Materi Genetika Melalui Strategi Mapping dalam Pembelajaran Kooperatif, Laporan Penelitian, Universitas lambung Mangkurat, Banjarmasin (Tidak dipublikasikan). Nisa, H., 2004. Meningkatkan Hasil Belajar Konsep Makhluk Hidup pada Siswa Kelas I SLTPN 6 Tanjung Tabalong dengan Menggunakan Pendekatan Lingkungan, Skripsi, Program Studi Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Lambung Mangkurat, Banjarmasin (Tidak dipubliksasikan). Sukamto. 2004. Penerapan Metode Discovery-Inquiry dalam Pengajaran Sains di Sekolah Dasar. Universitas Negeri Malang, (Online), (http://www.pagesyourfavorite. com/ppsupi/abstraksains2004.html, diakses 16 September 2007).
Susilo, H., 2003. Kapita Selekta Pembelajaran Biologi, Penerbitan UT, Jakarta. Wilarso, Joko, 2005. Sains Biologi Untuk Kelas VIII SMP, Pabelan, Surakarta.