UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SHOOTING PERMAINAN SEPAKBOLA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL COOVERATIVE LEARNING TIPE TEAMS GAME TOURNAMENT (TGT) (Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas X IPA 2 MA Darul Falah Kabupaten Garut) Oleh MAULANA SIDIQ 132191225
JURUSAN PENDIDIKAN JASMANI, KESEHATAN DAN REKREASI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SILIWANGI TASIKMALAYA 2017
[email protected] ABSTRAK Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar shooting permainan sepakbola siswa Kelas X IPA MA Darul Falah Kabupaten Garut tahun ajaran 2016/2017. Model pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran cooverative tipe teams game tournament (TGT). Berdasarkan hasil penelitian, observasi dan penilaian maka dapat ditemukan bahwa metode teams game tournament (TGT) mampu meningkatkan hasil belajar siswa khususnya pembelajaran shooting permainan sepakbola. Kata Kunci :teams game tournament (TGT), shooting
ABSTRACT The purpose of this study is to improve learning out comes shooting in football game on the tenth graders of science in MA Darul Falah Garut 2016/2017. The learning model used is the cooverative tipe teams game tournament (TGT). Based on reseach results, observation and asessment it can be found that method teams game tournament (TGT) able to improve students learning out comes especially learning shooting football game.
Keywords: teams game tournament and shooting.
iii
Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam mempersiapkan sumber daya manusia yang berkualitas. Dengan meningkatkan kualitas sumber daya manusia maka pembangunan akan terwujud. Untuk mewujudkan hal tersebut, maka harus dilakukan secara menyuluruh, terarah, dan terpadu diberbagai bidang pendidikan, salah satunya adalah pendidikan jasmani. Pendidikan jasmani merupakan wahana dan alat untuk membina anak agar kelak mereka mampu membuat keputusan terbaik tentang aktivitas jasmani yang dilakukan dan menjalani pola hidup. Mengingat betapa pentingnya menjaga kesehatan jasmani, maka setiap orang dianjurkan untuk mengenal dan menguasai salah satu dari berbagai macam cabang olahraga yang ada. Salah satu aktivitas fisik di sekolah yang mengajarkan berbagai keterampilan gerak adalah permainan sepakbola. Sepakbola merupakan salah satu cabang olahraga yang paling digemari terutama oleh kaula muda (remaja). Selain menjaga kesehatan baik fisik maupun rohani, sepakbola merupakan salah satu permainan yang sangat populer di seluruh dunia, permainan antara dua regu yang berusaha memasukan bola sebanyak-banyaknya ke gawang lawan dengan anggota badan selain tangan, mereka yang memasukan bola paling banyak akan keluar sebagai pemenang dalam permainan sepakbola. Berbagai turnamen pun diselenggarakan dalam rangka mencerdaskan dan meningkatkan motivasi siswa untuk berlatih dan mempelajari permainan sepakbola. Dalam permainan sepakbola apabila kita menampilkan teknik dasar yang baik maka akan mampu meningkatkan mutu permainan sepakbola itu sendiri. Seorang pemain sepakbola akan dikenal dan populer karena dia memiliki teknik bermain yang bagus. Untuk menjadi seorang pemain sepakbola yang baik, dibutuhkan penguasaan teknik dasar yang baik pula. Akan tetapi banyak hambatan yang dialami siswa sehingga banyak yang mengalami kesulitan dalam permainan sepakbola terutama dalam teknik shooting. Dari uraian diatats, penulis bermaksud untuk melakukan penelitian yang berjudul “Upaya Menigkatkan Hasil Belajar Shooting Permainan Sepakbola Dengan Menggunakan Model Cooverative Learning Tipe Teams Game Tournament (TGT)
Kajian Teoretis 1. Belajar Menurut Hidayat, Cucu (2015:10) “Belajar adalah suatu proses yang amat kompleks, yang terjadi pada semua orang dan berlangsung seumur hidup”. Karena kompleksnya persoalan belajar, banyak sekali teori yang menjelaskan bagaimana proses belajar itu terjadi. Para penganut aliran tingkah laku misalnya berpendapat bahwa belajar adalah perubahan tingkah laku. Seseorang telah dianggap telah belajar sesuatu bila ia mampu menunjukkan perubahan tingkah laku. Perubahan tingkah laku tersebut diperoleh sebagai hasil interaksi antara stimulus dan respons. 2. Model Teams Game Tournament (TGT) Gotong royong atau kerja sama betul-betul meresapi kelakuan setiap anggota masyarakat kita, terutama dalam kehidupan masyarakat desa. Begitu pula dalam proses belajar mengajar yang dapat mengembangkan cara kerja sama, sehingga aspek sosialnya berkembang. Aktivitas dalam permainan yang dirancang dalam pembelajaran kooperatif metode team game turnament menungkinkan siswa dapat belajar lebih rileks di samping menumbuhkan tanggung jawab, kerjasama, persaingan sehat dan keterlibatan belajar. Menurut Saco (Rusman 2016:224) :“dalam TGT siswa memainkan permainan dengan anggota-anggota tim lain untuk memperoleh skor bagi tim mereka masing-masing. Permainan dapat disusun guru dalam bentuk kuis berupa pertanyaan-pertanyaan yang dikaitkan dengan materi pembelalajaran”. Permainan dalam TGT dapat berupa pertanyaan-pertanyaan yang ditulis pada kartu-kartu yang diberi angka. Tiap siswa misalnya akan mengambil sebuah kartu yang diberi angka tadi dan berusaha untuk menjawab pertanyaan yang sesuai dengan angka tersebut. Turnamen harus memungkinkan semua siswa dari semua tingkat kemampuan untuk menyumbangkan poin bagi kelompoknya.Prinsipnya, soal sulit untuk anak pintar, dan soal yang lebih mudah untuk anak yang kurang pintar.Hal ini dimaksudkan agar semua anak mempunyai kemungkinan memberikan skor bagi kelompokny. Permainan yang dikemas dalam bentuk turnamen ini dapat berperan sebagai penilaian alternatif atau dapat pula sebagai review materi pembelajaran. 3. Permainan Sepakbola Sepakbola merupakan permainan antara dua regu berjumlah 11 orang masing-masing regunya yang berusaha memasukan bola sebanyak-banyaknya ke
gawang lawan, dengan anggota badan selain tangan, mereka yang memasukkan bola paling banyak akan keluar sebagai pemenang dalam permainan sepakbola. Permainan sepakbola merupakan permainan yang membutuhkan kondisi fisik yang baik, teknik–teknik dasar serta keterampilan yang mutlak harus dikuasai. Teknik dasar dalam permainan sepak bola pada umumnya terbagi 2 bagian, yaitu: (1) gerakan tanpa bola, yang terdiri dari: teknik berlari, melompat, gerak tipu badan, dan sebagainya. (2) gerakan dengan bola, terdiri dari: menendang bola, menerima bola, menggiring bola, menyundul bola, melempar bola, dan sebagainya. Sepakbola menurut Timo (2012 : 8) adalah suatu cabang olahraga yang menggunakan bola yang terbuat dari kulit dan dimainkan oleh 2 tim yang masingmasing beranggotakan 11 orang pemain yang bertarung untuk menendang bola kegawang lawan dan mencetak angka atau skor. 4. Teknik Shooting Menembak merupakan suatu keterampilan yang memberikan hasil nyata secara langsung. Selain itu memasukan bola ke dalam gawang (sepakbola) lawan dan mencegah lawan melakukan hal serupa adalah inti dari permainan sepakbola. Shooting menurut Sudjarwo iwan (2014 : 23) adalah cara memasukkan bola dengan menendang bagian tengah bola dengan kura-kura penuh. Adapun langkahlangkah nya yaitu : dekati bola dari belakang pada sudut yang tipis, letakkan kaki yang menahan keseimbangan disamping bola, tekkukan kaki tersebut, rentangkan tangan kesamping untuk menjaga keseimbangan, tarik kaki yang akan menendang kebelakang, luruskan kaki tersebut, kepala tidak bergerak dan fokuskan perhatian pada bola. Metode Penelitian Metode penelitian ini adalah metode penelitian tindakan kelas (classroom action research).Salah satu ciri dari penelitian ini adalah cycle atau adanya langkah-langkah yang terencana dirangkum dalam sebuah siklus. Perencaanyapun dibagi dua siklus dan masing-masing siklus memiliki fase-fase perencanaan (pleaning), tindakan (acting), pengamatan (observing), dan Rereflecting(refleksi). Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa penelitian tindakan kelas atau PTK adalah jenis penelitian yang memaparkan baik proses maupun hasil, yang melakukan PTK dikelasnya untuk meningkatkan kualitas pembelajarannya.
Deskripsi Data Hasil Penelitian 1. Data Siklus 1 Pertemuan Ke 1 Tabel 4.1 Hasil Belajar shooting Sepakbola Siklus I Pertemuan Kesatu Penilaian No
Nama Kognitif
Afektif
Total
Ket
Psikomotor
1
Abdul Halim
3.00
B
3.60
A-
2.40
B-
3.00
T
2
Abdul Karim
2.67
B
3,33
B+
3.00
B
3.00
T
3
Abdurrahman
2.00
C
3.15
B+
2.00
C
2.38
BT
4
Agus Esa M
2.00
C
3.00
B
1.84
C
2.28
BT
5
Agus Nurhakim
2.50
B-
3.67
A
3.00
B
3.06
T
6
Alo Nurjaman
2.00
C
3.00
B
3.00
B
2.67
BT
7
Andika M
2.00
C
2.33
C+
1.84
C
2.06
BT
8
Ardi M Afandi
2.00
C
3.00
B
2.33
C+
2.44
BT
9
Arjuna
2.00
C
3.60
A-
3.67
A
3.09
T
10
Dzikro M
2.67
B
3.60
A-
3.15
B+
3.14
T
11
Fajar Sidiq M
3.00
B
3.15
B+
3.00
B
3.05
T
12
Parhan
2.00
C
3.15
B+
2.67
B
2.61
BT
13
Gian Sugiana
2.67
B
3.67
A
3.00
B
3.11
T
14
Herdiawan
2.00
C
3.67
A
3.00
B
2.89
BT
15
Ikhsan F M
2.00
C
3.67
A
1.84
C
2.17
BT
16
Ilham M F
2.67
B
3.60
A-
3.15
B+
3.14
T
17
Iman Gunawan
2.67
B
3.67
A
3.00
B
3.11
T
18
Isan Fauzi
3.00
B
3.15
B+
3.00
B
3.05
T
19
Kasim Mutakin
3.00
B
3.67
A
1.84
C
2.84
BT
20
Muhamad Resa
2.00
C
2.00
C
1.84
C
1.95
BT
21
Furkon Fauzi
2.00
C
2.67
B
1.84
C
2.17
BT
22
Riki
2.00
C
3.00
B
3.00
C
2.67
BT
23
Risman
2.00
C
3.15
B+
1.84
C
2.33
BT
24
Rizki Malik
2.67
B
3.67
A
2.00
C
2.78
BT
25
Saepudin
3.00
B
3.67
A
3.00
B
3.22
T
26
Sopan Wahdani
2.00
C
2.00
C
1.84
C
1.95
BT
27
Ridwan
3.00
B
3.67
A
3.00
B
3.22
T
JUMLAH
64.52
86.51
69.09
73,37
T=12
2.39
3.20
2.56
2.72
BT=15
RATA-RATA 2.72 KETUNTASAN
44%
Dari tabel pencapaian diatas menunjukan bahwahasil belajar siswa dalam teknik dasar shooting permainan sepakbola masih dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yakni sebesar 75% sehingga perlu dilaksanakan tindakan berikutnya.
2. Data Siklus 1 Pertemuan Ke 2 3. Tabel 4.2 Hasil Belajar shooting Sepakbola 4. Siklus I Pertemuan Kedua Penilaian No
Nama Kognitif
Afektif
Total
Ket
Psikomotor
1
Abdul Halim
3.00
B
3.60
A-
3.00
B
3.20
T
2
Abdul Karim
3.00
B
3,33
B+
3.00
B
3.11
T
3
Abdurrahman
3.00
B
3.15
B+
3.67
A
3.27
T
4
Agus Esa M
2.00
C
3.00
B
3.67
A
2.89
BT
5
Agus Nurhakim
3.00
B
3.67
A
3.00
B
3.22
T
6
Alo Nurjaman
3.00
B
3.00
B
3.67
A
3.22
T
7
Andika M
3.00
B
3.00
B
3.60
A-
3.20
T
8
Ardi M Afandi
3.00
B
3.00
B
3.67
A
3.22
T
9
Arjuna
3.00
B
3.67
A
3.00
B
3.22
T
10
Dzikro M
3.00
B
3.60
A-
3.60
A-
3.40
T
11
Fajar Sidiq M
3.00
B
3.15
B+
3.60
A-
3.25
T
12
Parhan
3.00
B
3.15
B+
3.12
B+
3.09
T
13
Gian Sugiana
2.67
B
3.60
A-
3.15
B+
3.14
T
14
Herdiawan
2.00
C
3.67
A
3.00
B
2.89
BT
15
Ikhsan F M
2.00
C
3.67
A
3.00
B
2.89
BT
16
Ilham M F
3.00
B
3.60
A-
3.60
A-
3.40
T
17
Iman Gunawan
2.67
B
3.67
A
3.00
B
3.11
T
18
Isan Fauzi
3.00
B
3.67
A
3.60
A-
3.22
T
19
Kasim Mutakin
3.00
B
3.60
A-
3.00
B
3.40
T
20
Muhamad Resa
2.00
C
3.00
B
3.60
A-
2.89
BT
21
Furkon Fauzi
3.00
B
3.00
B
2.67
B
2.89
BT
22
Riki
3.00
B
3.00
B
3.15
B+
3.05
T
23
Risman
2.67
B
3.15
B+
2.00
C
2.61
BT
24
Rizki Malik
3.00
B
3.67
A
3.00
B
3.22
T
25
Saepudin
3.00
B
3.60
A-
3.00
B
3.20
T
26
Sopan Wahdani
2.00
C
2.00
C
3.00
B
2.33
BT
27
Ridwan
3.00
B
3.67
A
4.00
A
3.56
T
JUMLAH
74.01
89.89
88.44
84.11
T=20
2.74
3.33
3.28
3.12
BT=7
RATA-RATA 3.12 KETUNTASAN
74%
Dari tabel pencapaian diatas menunjukan bahwa hasil belajar siswa dalam teknik shooting permainan sepakbola meningkat, tetapi belum sesuai target pencapaian yakni 75 %. Sehingga masih perlu peningkatan dalam siklus II.
3. Data Hasil Siklus 2 Tabel 4.3 Hasil Belajar Shooting Sepakbola Siklus II Penilaian No
Nama Kognitif
Afektif
Total
Ket
Psikomotor
1
Abdul Halim
3.67
A
3.60 A-
3.00
B
3.42
T
2
Abdul Karim
300
B
3.33 B+
3.67
A
3.33
T
3
Abdurrahman
3.00
B
3.15 B+
3.67
A
3.27
T
4
Agus Esa M
4.00
A
3.00
B
3.67
A
3.56
T
5
Agus Nurhakim
4.00
A
3.67
A
3.00
B
3.56
T
6
Alo Nurjaman
3.00
B
3.00
B
3.67
A
3.22
T
7
Andika M
3.00
B
3.33 B+
3.60
A-
3.31
T
8
Ardi M Afandi
3.00
B
3.00
B
3.67
A
3.22
T
9
Arjuna
3.00
B
3.67
A
3.00
B
3.22
T
10
Dzikro M
3.67
A
3.60 A-
3.60
A-
3.62
T
11
Fajar Sidiq M
3.00
B
3.15 B+
4.00
A
3.38
T
12
Parhan
3.00
B
3.15 B+
3.12
B+
3.09
T
13
Gian Sugiana
4.00
A
3.60 A-
3.15
B+
3.58
T
14
Herdiawan
3.00
B
3.67
A
3.00
B
3.22
T
15
Ikhsan F.M
2.00
C
3.67
A
3.00
B
2.89
BT
16
Ilham M.F
3.60
A-
3.60 A-
3.60
A-
3.60
T
17
Iman Gunawan
3.67
A
3.67
A
3.00
B
3.45
T
18
Isan Fauzi
3.67
A
3.67
A
3.00
B
3.45
T
19
Kasim Mutakin
3.60
B-
3.60 A-
4.00
A
3.73
T
20
Muhamad Resa
3.00
B
3.00
B
3.67
A
3.22
T
21
Furkon Fauzi
3.00
B
3.00
B
3.67
A
3.22
T
22
Riki
3.00
B
4.00
A
3.15
B+
3.38
T
23
Risman
2.67
B
3.15
A
2.67
B
2.83
BT
24
Rizki Malik
3.67
A
3.67 B+
3.00
B
3.45
T
25
Saepudin
3.00
B
3.60 A-
3.00
B
3.20
T
26
Sopan Wahdani
2.00
C
2.00
C
3.00
B
2.33
BT
27
Ridwan
4.00
A
3.67
A
4.00
A
3.89
T
JUMLAH
87.22
91.22
90.58
89.67
T=24
3.23
3.38
3.35
3.32
BT=3
RATA-RATA 3.32 KETUNTASAN
89%
Berdasarkan hasil pada siklus II diatas diperoleh hasil bahwa tes hasil belajar shooting permainan sepakbola siswa Kelas X IPA 2 MA Darul Falah Kabupaten Garut Tahun Ajaran 2016/2017 diperoleh skor rata-rata sebesar 3.32 dengan persentase sebesar 89%, hal ini menandakan bahwa ketuntasan belajar siswa sudah diatas KKM sebesar 75 %, sehingga direkomendasikan sudah tidak perlu melaksanakan tindakan siklus berikutnya. Kesimpulan dan Saran 1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian maka model cooverative learning tipe teams game tournament (TGT) dengan cara masing-masing kelompok yang memiliki kemampuan seimbang atau merata hasilnya lebih baik dari pada masing-masing kelompok yang berbeda kemampuannya. Hal ini berpengaruh terhadap hasil belajar shooting kelas X IPA 2 MA Darul Falah.
2. Saran Berdasarkan hasil penelitian di atas maka penulis memberikan saran terhadap pihak-pihak yang bersangkutan dalam penelitian ini, sebagai berikut. 1. Disarankan untuk meningkatkan hasil belajar shooting permaianan sepakbola menggunakan model cooverative learning tipe teams game tournament (TGT) dengan kelompok yang seimbang dan merata kemampuan dasarnya. 2. Para guru ataupun pihak yang lain hendaknya memperhatikan kemapuan siswannya, serta faham sejauh mana para siswa dapat berkembang dan memaksimalkan potensi yang terdapat dalam siswa. 3. Metode pembelajaran teams game tournament (TGT) hendaknya dijadikan sebagai pertimbangan dalam pembelajaran yang lain. Karena secara empirik metode pembelajaran teams game tournament (TGT) sangat efektif dan efisien dalam pembelajaran shooting permainan sepakbola. 4. Dan pada pembelajaran shooting menggunakan TGT guru hendaknya melakukan dengan jumlah kelompok yang dilakukan pada siklus II, karena bisa membuat waktu pembelajaran menjadi lebih efektif dan efisien.