PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR
Rosikhatul Ilmiyah, Sri Utaminingsih, Ika Oktavianti Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muria Kudus
ABSTRACT Class action research was success to improving the student’s achievement, student’s activities, and teaching management with Teams Games Tournament (TGT) type of Cooperative Learning Model. Classical completeness of student’s achievement pre-cycle is 52.7% with the average 61.4, in cycle I increase become 69.4% with the average 71.48, and in cycle II increase become 75% with the average 73.9. In cycle I, the students in teaching-learning activity got the average score 2.46 with good enough criterion, in cycle II increase become 2.87 with good criterion. In cycle I, the teaching management of the teacher got the average score 2.36 with good criterion, in cycle II increase become 3.08 with excellent criterion. ABSTRAK
Telah berhasil dilakukan penelitian tindakan kelas menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament TGT menunjukkan peningkatan hasil belajar, aktivitas siswa, dan pengelolaan pembelajaran guru. Ketuntasan klasikal siswa pra siklus sebesar 52,7% dengan rata-rata 61,4, meningkat pada siklus I menjadi 69,4% dengan rata-rata 71,48, dan pada siklus II meningkat menjadi 75% dengan rata-rata 73,9. Aktivitas belajar siswa siklus I memperoleh skor rata-rata 2,46 dengan kriteria cukup baik, meningkat pada siklus II menjadi 2,87 dengan kriteria baik. Pengelolaan pembelajaran guru siklus I memperoleh skor ratarata 2,36 dengan kriteria baik, meningkat pada siklus II menjadi 3,08 dengan kriteria sangat baik. Kata Kunci: Hasil Belajar IPS, PTK, Teams Games Tournament (TGT).
PENDAHULUAN
lainnya.
Suprayogi
(2011:
9)
IPS merupakan salah satu mata
mengemukakan bahwa tujuan IPS adalah
pelajaran yang wajib diajarkan di SD.
menghasilkan warganegara yang efektif,
Mata pelajaran IPS merupakan sebuah
anggota masyarakat yang mampu berpikir,
nama mata pelajaran integrasi dari cabang
bersikap dan bertindak sesuai dengan
ilmu-ilmu sosial seperti sejarah, geografi,
keadaan masyarakat yang dinamis. Untuk
dan ekonomi serta cabang ilmu sosial
mencapai tujuan tersebut, sekolah malalui
studi sosial perlu membekali subjek didik
untuk menentukan pemecahan masalah
dengan
yakni
dalam meningkatkan hasil belajar IPS
kemampuan penguasaan terhadap dimensi
siswa kelas IV SDN 1 Kedungsarimulyo
pengetahuan (knowledge), keterampilan-
yaitu
keterampilan (skills), nilai dan sikap
pembelajaran yang menarik dan inovatif.
(values and attitudes), dan partisipasi
Salah satu model pembelajaran yang dapat
sosial (social participation).
digunakan
berbagai
Hasil
kemampuan,
belajar
Kedungsarimulyo
IPS
masih
di
SDN
rendah
1
yaitu
dengan
menerapkan
untuk
mengatasi
pembelajaran
kooperatif
Games
IPS semester 1 tahun pelajaran 2013/2014
pembelajaran IPS kelas IV.
36
siswa,
jumlah
siswa
masalah
tersebut adalah dengan menerapkan model
dibawah KKM (<63). Pada ulangan harian
dari
model
Tournament
tipe
Teams
(TGT)
pada
yang
Menurut Slavin (2005: 163-165)
mendapat nilai 63 ke atas atau tuntas
model pembelajaran kooperatif tipe Teams
belajar 19 siswa (52,7%), nilai terendah
Games Tournament (TGT) secara umum
30, nilai tertinggi 90, dan nilai rata-rata
sama dengan STAD kecuali satu hal.
61,4 disebabkan karena materi IPS di kelas
Teams
IV dianggap terlalu banyak, dan tidak
menggunakan
menarik sehingga siswa tidak mempunyai
Dimana para siswa berlomba sebagai
motivasi yang kuat untuk belajar. Hal
wakil tim mereka dengan anggota tim lain
tersebut dapat dilihat ketika pembelajaran
yang kinerja akademik sebelumnya setara
IPS berlangsung, ada siswa yang berbicara
seperti
dengan temannya, ada siswa yang asyik
kooperatif tipe Teams Games Tournament
bermain, bahkan ada yang mengantuk.
(TGT) membuat siswa terlibat aktif dalam
Sebagian besar siswa kelas IV tidak
kelompok.
tertarik dan menganggap IPS sebagai mata
peningkatan hasil belajar IPS siswa kelas
pelajaran yang membosankan.
IV
Berkaitan dengan hasil observasi
Games
Tournament turnamen
mereka.
sekolah
Model
Paper
dasar
ini
(TGT)
akademik.
pembelajaran
melaporkan
dengan
model
pembelajaran kooperatif tipe teams games
awal, peneliti berdiskusi dengan guru kelas
tournament (TGT).
KAJIAN TEORI
aspek, yaitu: belajar tertuju kepada apa PEMBELAJARAN
yang harus dilakukan oleh siswa, mengajar
KOPERATIF TIPE TEAMS GAMES
berorientasi pada apa yang harus dilakukan
TOURNAMENT (TGT)
oleh guru sebagai pemberi pelajaran.
MODEL
Pembelajaran
merupakan
suatu
Kedua aspek ini akan berkolaborasi secara
proses yang terdiri dari kombinasi dua
terpadu menjadi suatu kegiatan pada saat
terjadi interaksi antara guru dengan siswa,
(2) Belajar
tim,
para
siswa
serta antara siswa dengan siswa disaat
mengerjakan lembar kegiatan
pembelajaran sedang berlangsung (Jihad,
dalam
2013: 11).
menguasai materi
Arends dalam Trianto (2010: 22)
tim
(3) Turnamen, memainkan
refers
dalam
a
particular
approach
to
game
siswa akademik
kemampuan
yang
dengan
meja
instruction that includes its goals, syntax,
homogen,
environment, and management system.”
turnamen tiga peserta
Istilah model pengajaran mengarah pada
untuk
para
menyatakan, “The tern teaching model to
mereka
(4) Rekognisi tim, skor tim dihitung
suatu pendekatan pembelajaran tertentu
berdasarkan
termasuk
anggota tim, dan tim tersebut
tujuannya,
sintaknya,
lingkungannya, dan sistem pengelolaanya.
berhasil
melampaui
bahwa pembelajaran kooperatif membantu
yang
siswa
sebelumnya.
pembelajaran,
positif
bersedia
terhadap
untuk
terlibat
turnamen
akan direkognisi apabila mereka
Huda (2013: 265) mengungkapkan
bersikap
skor
Trianto
telah
(2010:
di
84)
kriteria tetapkan
menjelaskan
bersama teman-temannya, dan bekerja
aturan (skenario) dalam turnamen, yaitu
sama
satu permainan terdiri dari kelompok
untuk
saling
meningkatkan
pembelajarannya masing-masing. Siswa
pembaca,
akan
menangani
kelompok penantang 2, dan seterusnya.
konflik, menghargai pendapat orang lain,
Kelompok pembaca bertugas mengambil
bernegosiasi untuk menyelesaikan tugas
kartu bernomor dan menjawab pertanyaan,
akademik, dan saling berbagi gagasan dan
kemudian kelompok penantang bertugas
sumber-sumber.
menyetujui atau memberi jawaban yang
belajar
bagaimana
kelompok
penantang
1,
Slavin (2005: 169) menjelaskan
berbeda. Kegiatan ini dilakukan secara
bahwa sebelum melaksanakan TGT siswa
bergiliran sampai periode kelas berakhir
terlebih dahulu ditempatkan ke dalam tim
atau jika soal yang tersedia sudah habis.
heterogen kemudian siswa ditempatkan ke
Slavin (2005: 174) menjelaskan
dalam meja turnamen homogen. Kemudian
cara menentukan skor turnamen yaitu
siklus regular dari pembelajaran TGT
dengan
dapat dilaksanakan sebagai berikut:
turnamen yang ada pada lembar skor
(1) Pengajaran, materi
menyampaikan
cara
memeriksa
poin
poin
permainan kemudian pindahkan poin-poin turnamen dari tiap siswa ke lembar
rangkuman dari timnya masing-masing.
mencapai kriteria tertentu dapat diberikan
Kemudian
sertifikat atau ganjaran (award) yang lain.
dijumlahkan
untuk
mendapatkan skor tim, dan tim yang Tabel 1.1 Menghitung Poin-poin Turnamen untuk 3 Pemain Tidak ada
Seri nilai
Seri nilai
Seri 3
yang seri
tertinggi
terendah
macam
Peraih skor tertinggi
60 poin
50 poin
60 poin
40 poin
Peraih skor tengah
40 poin
50 poin
30 poin
40 poin
Peraih skor rendah
20 poin
20 poin
30 poin
40 poin
Pemain
Sumber: Slavin (2005:175)
Tabel 1.2 Kriteria Penghargaan Tim Kriteria (Rata-rata tim)
Penghargaan
40
Tim Baik
45
Tim Sangat Baik
50
Tim Super
Sumber: Slavin (2005:175)
(2) Ranah afektif, ada beberapa jenis
HASIL BELAJAR Dalam penelitian ini menggunakan
kategori ranah afektif sebagai hasil
klasifikasi hasil belajar dari Benyamin
belajar, kategorinya dimulai dari
Bloom yang secara garis besar dibagi
tingkat
menjadi tiga ranah, yakni ranah kognitif,
kompleks
ranah afektif, dan ranah psikomotorik.
receiving/attending, (b) responding
Sudjana (2012: 23) menjelaskan tipe masing-masing ranah sebagai berikut.
belajar
yang
lain.
(a)
(d)
organisasi,
(e)
internalisasi nilai.
dan
(3) Ranah psikomotoris, hasil belajar
diklasifikasikan dalam enam tipe
psikomotoris tampak dalam bentuk
hasil
(a)
keterampilan (skill) individu. Ada
pengetahuan, (b) pemahaman, (c)
enam tingkatan keterampilan, yakni:
aplikasi, (d) analisis, (e) sintesis, (f)
(a) gerak refleks, (b) keterampilan
evaluasi,
pada gerakan-gerakan dasar, (c)
belajar
intelektual
antara
sampai
atau jawaban, (c) valuing atau penilaian,
(1) Ranah kognitif, berkenaan dengan hasil
sederhana
antara
lain:
kemampuan kemampuan
perseptual, fisik,
(e)
(d)
gerakan-
pada ruang lingkup IPS “Perilaku ekonomi dan
kesejahteraan”.
Dimana
dalam
gerakan skill, dan (f) kemampuan
Permendiknas nomor 22 Tahun 2006
komunikasi. hasil belajar tersebut
tentang Standar Isi ruang lingkup tersebut
sebenarnya tidak berdiri sendiri,
terdapat pada standar kompetensi: 2.
tetapi selalu berhubungan satu sama
Mengenal sumber daya alam, kegiatan
lain.
ekonomi, dan kemajuan teknologi di lingkungan kabupaten/kota dan provinsi. Kompetensi dasar: 2.1 Mengenal aktivitas
PEMBELAJARAN IPS Suprayogi (2011: 129) menjelaskan bahwa IPS berusaha mengintegrasikan bahan atau materi dari cabang ilmu-ilmu sosial dengan menampilkan permasalahan sosial
sehari-hari
yang
mencakupi
hubungan antar orang, hubungan antara orang dengan lingkungan hidupnya, dan hubungan
dengan
lembaga,
antar
kelompok dan antar bangsa, hubungan antara
manusia
dengan
benda-benda
Gunawan
(2011:
37)
pembelajaran IPS bertujuan membentuk warga Negara yang berkemampuan sosial dan yakin akan kehidupannya sendiri di tengah-tengah kekuatan fisik dan sosial, yang pada gilirannya akan menjadi warga Negara yang baik dan bertanggung jawab, sedangkan
ilmu
sosial
bertujuan
menciptakan ahli dalam bidang ilmu
Materi ini termasuk dalam ruang lingkup IPS yang keempat, yaitu perilaku ekonomi dan kesejahteraan. Dari segi kekayaan alam yang tersedia baik potensial maupun latensial, Indonesia termasuk “rich country” atau Negara kaya. Kekayaan tersebut dapat disaksikan pada kekayaan laut, kekayaan
subur beserta kekayaan-kekayaan alam lainnya (Soetrisno, 1984: 126). Lipsey (1990: 4) menjelaskan bahwa sumber daya suatu masyarakat terdiri dari anugrah alam seperti tanah, hutan dan tambang, sumber daya manusia, baik mental maupun fisik, dan alat bantu buatan untuk memproduksi seperti peralatan, mesin dan bangunan.Sumber daya alam tersebut berdampak penting pada aktivitas
sosial. Dalam
daya alam dan potensi lain di daerahnya.
tambang dan mineral, luasnya lahan yang
keperluan hidup. Menurut
ekonomi yang berkaitan dengan sumber
penelitian
ini
peneliti
memfokuskan peningkatan hasil belajar IPS kelas IV SDN 1 Kedungsarimulyo
ekonomi masyakat. Orang menggunakan barang
dan
kebutuhannya.
jasa
untuk
memenuhi
meningkatkan
KERANGKA BERPIKIR Peneliti
menerapkan
pembelajaran Games
belajar
siswa.
model
Sedangkan siklus II dilaksanakan untuk
tipe
Teams
membuktikan
(TGT)
dalam
pembelajaran
kooperatif
Tournament
hasil
keefektifan kooperatif
tipe
Teams
(TGT)
dalam
pembelajaran IPS melalui siklus I dan
Games
siklus II. Siklus I dilaksanakan untuk
meningkatkan hasil belajar siswa.
Kondisi Awal
Tournament
Kondisi Akhir
Tindakan melalui PTK
Guru: Pembelajaran konvensional
Guru: Pembelajaran model pembelajaran kooperatif tipe TGT
Refleksi awal: Siswa tidak aktif dalam pembelajaran Hasil belajar siswa rendah
model
Refleksi akhir : Siswa aktif dalam pembelajaran Hasil belajar siswa meningkat
Siklus I
Siklus I
Gambar 1.1 Kerangka Berfikir Guru dalam mengajarkan IPS pada
kooperatif tipe Teams Games Tournament
siswa kelas IV SDN 1 Kedungsarimulyo
(TGT) dapat melibatkan aktivitas seluruh
masih konvensional dan kurang bervariasi.
siswa dalam belajar dan membuat siswa
Guru lebih sering menggunakan metode
lebih
ceramah yang menempatkan guru sebagai
menumbuhkan tanggung jawab, kerja
pusat
sama, persaingan sehat melalui kegiatan
informasi.
Hal
tersebut
menyebabkan siswa kurang aktif dalam proses pembelajaran yang berdampak pada rendahnya hasil belajar IPS siswa. Berdasarkan
masalah
bersemangat
dapat
diskusi dan turnamen. Peneliti pembelajaran
tersebut,
serta
Games
menerapkan kooperatif
Tournament
model
tipe
Teams
(TGT)
dalam
peneliti berusaha mencari pemecahannya
pembelajaran IPS melalui siklus I dan
yaitu
model
siklus II. Siklus I dilaksanakan dalam
tipe
Teams
upaya meningkatkan hasil belajar siswa.
(TGT)
untuk
Sedangkan siklus II dilaksanakan untuk
belajar
siswa.
membuktikan
Pembelajaran dengan model pembelajaran
pembelajaran
dengan
pembelajaran Games
menerapkan kooperatif
Tournament
meningkatkan
hasil
keefektifan kooperatif
tipe
model Teams
Games
Tournament
(TGT)
dalam
meningkatkan hasil belajar siswa. Penerapan
model
Kedungsarimulyo
pembelajaran
kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT)
ini
diharapkan
mata pelajaran IPS kelas IV SDN 1
akan
Welahan
Jepara.
Kerangka berfikir dalam penelitian ini sebagai berikut.
dapat
meningkatkan hasil belajar siswa pada Penelitian ini dilakukan selama 5
METODE PENELITIAN
bulan yaitu dimulai dari November 2013
LOKASI PENELITIAN Penelitian
tindakan
kelas
ini
sampai Maret 2014 meliputi perencanaan,
dilaksanakan di SDN 1 Kedungsarimulyo
pelaksanaan, dan penyusunan laporan
yang beralamat di Desa Kedungsarimulyo
PTK.
Kecamatan Welahan Kabupaten Jepara. DESAIN PENELITIAN Desain penelitian ini menggunakan
SUBJEK PENELITIAN
model Kemmis dan Mc Taggart. Permasalahan
Perencanaan tindakan I
Pelaksanaan tindakan I
Siklus I
Refleksi 1
Pengamatan/ pengumpulan I
Permasalahan baru hasil refleksi I
Perencanaan tindakan II
Pelaksanaan tindakan II
Siklus II
Refleksi II
Pengamatan/ pengumpulan II
Dilanjutkan ke siklus berikutnya
Permasalahan belum selesai
Bagan Desain Penelitian Model Kemmis dan Mc Taggart (Arikunto, 2011: 74) METODE PENGUMPULAN DATA 1. Metode Observasi
keterampilan mengajar guru.
Metode observasi digunakan untuk mengumpulkan
dengan aktivitas belajar siswa dan
data
berkaitan
2. Metode Wawancara Metode
wawancara
digunakan
pada saat pra penelitian yaitu untuk
memperoleh informasi berkaitan
yaitu pada akhir setiap siklus
dengan permasalahan pembelajaran
penelitian.
IPS
di kelas IV. Wawancara
4. Metode Dokumentasi
dilakukan terhadap guru kelas IV.
Metode dokumentasi digunakan
3. Metode Tes Metode
untuk memperoleh data berupa
tes
digunakan
untuk
daftar nama siswa, daftar nilai, dan
mengumpulkan data kuantitatif dari
foto-foto selama penelitian.
penelitan. Tes dilakukan dua kali, TEKNIK ANALISIS DATA
siswa. Apabila penilaian menggunakan
1.
skor tertingg 100. Jihad (2013: 166)
Analisis Data Kuantitatif Teknik
analisis
data
kuantitatif
digunakan untuk menganalisis data dari
menjelaskan pedoman penskoran tes soal bentuk pilihan ganda sebagai berikut.
tes. Data kuantitatif berupa hasil belajar siswa yang mengukur kemampuan kognitif Skor =
Keterangan:
𝐵
x100 𝑁
B = banyaknya butir yang dijawab benar N = banyaknya butir soal
Hasil perhitungan skor kemudian dikonfirmasikan ketuntasan
dengan
belajar
tabel
kriteria
siswa
yang
dikelompokan kedalam dua kategori, yaitu tuntas dan tidak tuntas dengan kriteria sebagai berikut.
Tabel 1.3 Kriteria Ketuntasan Belajar IPS Kelas IV Kriteria ketuntasan
Kualifikasi
≥ 63
Tuntas
< 63
Tidak tuntas
Sumber : SDN 1 Kedungsarimulyo Welahan Jepara Apabila perolehan nilai hasil tes
pembelajaran IPS kelas IV di SDN 1
siswa ≥ 63 maka siswa dianggap tuntas,
Kedungsarimulyo
jika tingkat ketuntasan < 63 maka siswa
menghitung persentase ketuntasan belajar
dianggap belum tuntas karena KKM pada
klasikal adalah sebagai berikut.
adalah
P = ∑ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑢𝑛𝑡𝑎𝑠 𝑏𝑒𝑙𝑎𝑗𝑎𝑟 : ∑ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 x 100 % Sumber : Aqib (2011 : 41)
63.
Untuk
Hasil
dari
prosentase
kemudian
dalam % dengan menggunakan tabel 1.4.
dianalisis untuk mendapatkan kategori Tabel 1.4 Kriteria Tingkat Keberhasilan Belajar Siswa Prosentase
Kriteria
> 80%
Sangat Tinggi
60 - 79%
Tinggi
40 - 59%
Sedang
20 - 39%
Rendah
<25%
Sangat Rendah
Sumber : Aqib (2011 : 41) 2.
Analisis Data Kualitatif
belajar
Analisis data kualitatif menggunakan
siswa
dan
pengelolaan
pembelajaran guru.
rating- scale untuk mengamati aktibitas Tabel 1.5 Rating-Scale Lembar Pengamatan Skor
Keterangan Penilaian
Skor 1
Dilakukan sangat tidak baik
Skor 2
Dilakukan cukup baik
Skor 3
Dilakukan dengan baik
Skor 4
Dilakukan sangat baik
Sumber : Sugiono (2012 : 141) Berikut rumus menghitung skor rata-
1,00 < skor rata-rata ≤ 2,00 : pengelolaan
rata perolehan hasil observasi pengelolaan pembelajaran guru dan aktivitas belajar
pembelajaran cukup baik 2,00 < skor rata-rata ≤ 3,00 : pengelolaan
siswa.
pembelajaran baik Skor
rata-rata
=
3,00 <skor rata-rata ≤ 4,00 : pengelolaan
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑆𝑘𝑜𝑟
pembelajaran sangat baik
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑖𝑡𝑒𝑚 𝑝𝑒𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖𝑎𝑛
Kriteria pembelajaran
penilaian guru
pengelolaan
dengan
pembelajaran kooperatif tipe Times Games Tournament (TGT)
ditentukan dengan
interval sebagai berikut. 0,00 < skor rata-rata ≤ 1,00 : pengelolaan pembelajaran tidak baik
Kriteria penilaian aktivitas belajar
model
siswa ditentukan dengan interval sebagai berikut. 1
<skor rata-rata ≤ 1,75: aktivitas belajar siswa tidak baik
1,75 <skor rata-rata ≤ 2,5 : aktivitas belajar
3,25 <skor rata-rata ≤ 4
siswa cukup baik
: aktivitas belajar
siswa sangat baik
2,5 <skor rata-rata ≤ 3,25 : aktivitas belajar siswa baik
INDIKATOR KEBERHASILAN 1. Nilai rata-rata kelas mencapai nilai
2. Aktivitas belajar siswa minimal baik
KKM atau ≥63 dengan ketuntasan
dengan interval skor 2,5 <skor rata-
belajar
rata ≤ 3,25.
klasikal
minimal
60-79%
dengan kriteria tinggi.
3. Pengelolaan
pembelajaran
guru
minimal baik dengan skor rata-rata 2,00 < skor rata-rata ≤ 3,00.
HASIL PENELITIAN
dengan ketuntasan belajar klasikal 69,4%.
Peningkatan Hasil Belajar IPS Siswa
Nilai minimal 53,3 dan nilai maksimal
Aspek Kognitif
100. Sedangkan pada siklus II hasil belajar
Telah terjadi peningkatan hasil
IPS
siswa
menunjukkan
peningkatan
belajar aspek kognitif dari pra siklus,
dengan nilai rata-rata 73,9 dan ketuntasan
siklus I, sampai siklus II. Pada pra siklus
klasikal 75%. Nilai minimal siswa 53,3
menunjukkan rata-rata nilai hasil belajar
dan nilai maksimal 100. Secara ringkas,
IPS
belajar
peningkatan rata-rata nilai hasil belajar IPS
klasikal 52,7%. Nilai minimal 20 dan nilai
siswa disajikan pada gambar 1 dan
maksimal 90. Siklus I menunjukkan rata-
peningkatan persentase ketuntasan klasikal
rata nilai hasil belajar sebesar 71,48
pada gambar 2 berikut ini.
61,4
dengan
ketuntasan
Perbandingan Nilai Rata-rata Hasil Belajar IPS 80 60 Siklus II 40
Siklus I Pra Siklus
20 0 Pra Siklus
Siklus I
Siklus II
Gambar 1 Diagram Batang Perbandingan Nilai Rata-rata Hasil Belajar IPS Siswa Pra siklus, Siklus I, dan Siklus II
Perbandingan Ketuntasan Klasikal Hasil Belajar IPS 80,00%
75% 69,4%
70,00% 60,00%
52,7% 47,3%
50,00%
Tuntas
40,00%
30,6%
30,00%
Tidak Tuntas
25%
20,00% 10,00% 0,00% Pra Siklus
Siklus I
Siklus II
Gambar 2 Diagram Batang Perbandingan ketuntasan klasikal Hasil Belajar IPS Siswa Pra siklus, Siklus I, dan Siklus II Menurut
75)
rata 2,46 dengan kategori penilaian cukup
penilaian hasil pembelajaran merupakan
baik, pada siklus I aktivitas belajar siswa
tujuan
sistem
belum mencapai indikator keberhasilan
dianggap
yaitu minimal baik dengan interval skor
berhasil jika siswa mencapai tujuan yang
2,5 <skor rata-rata ≤ 3,25. Kemudian pada
telah ditentukan. Ketercapaian tujuan oleh
siklus II meningkat menjadi 2,87 dengan
siswa
kategori baik dan sudah mencapai target
penting
pembelajaran.
menjadi
Hamalik
dalam
(2012:
rangka
Pengajaran
indikator
keberhasilan
sistem pembelajaran.
yang diinginkan. Secara ringkas skor ratarata aktivitas belajar siswa siklus I dan II
Aktivitas
Belajar
Siswa
dalam
disajikan dalam bentuk diagram batang seperti gambar 3 berikut ini.
Pembelajaran IPS Telah terjadi peningkatan aktivitas belajar IPS, pada siklus I memperoleh rata-
Skor Rata-rata Aktivitas Belajar Siswa 4 3
Siklus II
2
Siklus I
1
Gambar 5.3 Diagram Batang Perbandingan Skor Rata-rata Aktivitas Belajar Siswa Siklus I dan Siklus II
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan
bahwa
ada
peningkatan
memperoleh skor rata-rata 2,36 dengan kriteria baik. Pada siklus II, pengelolaan
aktivitas belajar siswa kelas IV SDN 1
pembelajaran
Kedungsarimulyo
penerapan
meningkat menjadi 3,08, dengan kriteria
model pembeajaran kooperatif tipe Teams
sangat baik. Hasil pengamatan pengelolaan
Games Tournament (TGT).
pembelajaran guru menggunkaan model
melalui
pembelajaran
terjadi
pengelolaan
pembelajaran
skor
kooperatif
rata-ratanya
tipe
Teams
Games Tournament (TGT) pada siklus I
Pengelolaan Pembelajaran Guru Telah
guru
peningkatan
dan siklus II disajikan dalam gambar 4
guru.
berikut ini.
Pada
siklus I pengelolaan pembelajaran guru
Skor Rata-rata Pengelolaan Pembelajaran Guru 4 3,5 3 2,5
3,08 Siklus II
2,36
Siklus I
2 1,5 1
Gambar 4 Diagram Batang Skor Rata-rata Pengelolaan Pembelajaran Guru Siklus I dan Siklus II Pengelolaan pembelajaran guru siswa itu dapat mempelajari apa yang dengan model pembelajaran kooperatif
seharusnya dipelajari, sehingga indikator
tipe Teams Games Tournament (TGT)
hasil belajar yang diinginkan dapat dicapai
diperoleh kriteria sangat baik sehingga
oleh siswa.
dapat meningkatkan hasil belajar dan aktivitas belajar siswa kelas IV SDN 1
PEMBAHASAN
Kedungsarimulyo Welahan Jepara. Trianto
Kelemahan
(2010:
17)
menjelaskan
bahwa
cara
pembelajaran
penerapan
kooperatif
tipe
model Teams
mengajar guru yang baik merupakan kunci
Games Tournament (TGT) pada penelitian
dan prasyarat bagi siswa untuk dapat
ini yaitu (1) membutuhkan pengelolaan
belajar dengan baik. Salah satu tolok ukur
pembelajaran yang baik; (2) membutuhkan
bahwa siswa belajar dengan baik ialah jika
persiapan, sarana, dan prasarana yang
memadai antara lain kartu soal, kartu
meningkatkan hasil belajar IPS siswa kelas
jawaban, nomor meja turnamen, dan
IV
lembar skor turnamen; (3) kelas cenderung
pelajaran 2013/2014 menggunakan model
ramai ketika penempatan siswa dari
pembelajaran
kelompok belajar ke meja turnamen; serta
Games
(4) siswa
yang kurang aktif dalam
dibuktikan dengan tercapainya indikator
turnamen dapat mempengaruhi perolehan
keberhasilan. Peningkatan hasil belajar
poin kelompok.
ranah kognitif dapat dilihat dari ketuntasan
Kelebihan dalam penerapan model pembelajaran
kooperatif
tipe
SDN
1
Kedungsarimulyo
kooperatif
Tournament
tipe
(TGT).
tahun
Teams Hal
ini
klasikal siswa pra siklus sebesar 52,7%
Teams
dengan rata-rata 61,4, meningkat pada
Games Tournament (TGT) yaitu: (1) siswa
siklus I menjadi 69,4% dengan rata-rata
menjadi semangat dalam belajar; (2) dapat
71,48, dan pada siklus II meningkat
mengembangkan
menjadi
sikap
kerjasama,
75%
dengan
rata-rata
73,9.
tanggung jawab, serta sikap persaingan
Peningkatan hasil belajar aspek afektif dan
yang
psikomotor
baik
antar
siswa;
(3)
siswa
dilihat
dari
peningkatan
memperoleh pengetahuan tidak hanya dari
aktivitas belajar siswa pada siklus I ke
guru saja, tetapi melalui konstruksi yang
siklus II yaitu dari skor rata-rata 2,46
dilakukan
(4)
menjadi 2,87 dengan kriteria cukup baik
keterlibatan siswa dalam pembelajaran
menjadi baik. Pengelolaan pembelajaran
tinggi; (5) dapat meningkatkan hasil
guru pada siklus I ke siklus II meningkat
belajar dan aktivitas belajar siswa; serta
yaitu dari skor rata-rata 2,36 menjadi 3,08
(6)
menjadi
dengan kriteria baik menjadi sangat baik.
penerapan
Model pembelajaran kooperatif tipe Teams
model pembelajaran kooperatif tipe Teams
Games Tournament (TGT) dapat dijadikan
Games Tournament (TGT) membutuhkan
alternatif untuk meningkatkan hasil belajar
pemikiran yang mendalam mulai dari
IPS siswa.
sendiri
dapat
professional
oleh
membentuk karena
siswa;
guru
dalam
persiapan, sarana dan prasarana, teknis pelaksanaan
turnamen,
pemberian
penghargaan, serta evaluasi.
SARAN Bagi Siswa Hendaknya
siswa
bisa
lebih
PENUTUP
bersemangat dan tertib dalam mengikuti
SIMPULAN
pembelajaran IPS menggunakan model
Telah penelitian
berhasil tindakan
dilaksanakan kelas
untuk
pembelajaran
kooperatif
Games Tournament (TGT).
tipe
Teams
Bagi Guru
Games Tournament (TGT) guru harus
(1) Model pembelajaran kooperatif tipe
mempunyai persiapan yang matang
Teams Games Tournament (TGT)
seperti mempersiapkan LKS, kartu
dapat dijadikan salah satu alternatif
soal, kartu jawaban, serta lembar
yang
penilaian di meja turnamen.
dapat
digunakan
untuk
meningkatkan hasil belajar IPS siswa. (2) Dalam
menerapkan
model
pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) guru harus memahami
skema
pembagian
kelompok belajar secara heterogen serta pembagian meja turnamen secara homogen. (3) Dalam
menerapkan
model
pembelajaran kooperatif tipe Teams
Ucapan Terima Kasih Penulis mengucapkan terima kasih kepada
Kepala
Sekolah
SDN
1
Kedungsarimulyo Welahan Jepara yang telah memberika izin penelitian. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh warga SDN 1 Kedungsarimulyo Welahan Jepara atas dukungannya pada penelitian ini.
DAFTAR PUSTAKA Aqib, Zaenal. 2011. Penelitian Tindakan Kelas Untuk Guru SD. Bandung: Yrama Widya. Arikunto, Suharsimi. 2011. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara. Hamalik, Oemar. 2012. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara. Jihad, Asep dan Abdul Haris. 2013. Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Multi Persindo. Sudjana, Nana. 2012. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Sugiono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta. Slavin, Robet E. 2005. Cooperative Learning: Theory, Research and Practice. Terjemahan Narulita Yusron. Bandung: Nusa Media. Trianto. 2010. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana.