Jurnal Pena Edukasi, Vol. 4 No. 1, Januari 2017
ISSN 2407-0769
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INGGRIS MELALUI PEMBELAJARAN VISUAL Sulasmi SMP Negeri 1 Stabat, kab. Langkat e-mail:
[email protected]
Abstract: The purpose of this action research are: (a) To determine the improvement of student learning outcomes after the implementation of visual learning methods. (B) To determine the influence of students' writing skills after the implementation of visual learning methods. This study uses as many as two rounds of action research. The subjects were students of class VII-B State 1 Stabat the Academic Year 2016/2017. The data obtained as the result of formative tests, observation sheet teaching and learning activities. From the analyst found that the learning outcomes of students has increased from the first cycle was 63.6% and Cycle II becomes 90.9%. The conclusion of this study is the method of visual learning can be a positive influence on the learning outcomes of students of class VII-B SMP Negeri 1 Stabat, as well as learning methods can be used as an alternative learning students SMP Negeri 1 Stabat. Keyword: visual, visual learning, writing
Abstrak: Tujuan dari penelitian tindakan ini adalah: (a) Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa setelah diterapkannya metode pembelajaran visual. (b) Untuk mengetahui pengaruh kemampuan menulis siswa setelah diterapkannya metode pembelajaran visual. Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan sebanyak dua putaran. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VII-B Negeri 1 Stabat Tahun Pelajaran 2016/2017. Data yang diperoleh berupa hasil tes formatif, lembar observasi kegiatan belajar mengajar. Dari hasil analis didapatkan bahwa hasil belajar siswa mengalami peningkatan dari Siklus I sebesar 63,6 % dan Siklus II menjadi 90,9 %. Kesimpulan dari penelitian ini adalah metode pembelajaran visual dapat berpengaruh positif terhadap hasil belajar siswa kelas VII-B SMP Negeri 1 Stabat, serta metode pembelajaran ini dapat digunakan sebagai salah satu alternatif pembelajaran Siswa SMP Negeri 1 Stabat. Kata kunci: visual, pembelajaran visual, menulis
Negara berhak mendapat pengajaran.” Kata tiap-tiap menunjukkan bahwa semua warga negara Indonesia termasuk anak luar biasa atau anak berkebutuhan khusus/berkelainan berhak untuk memperoleh pendidikan.
Pendidikan adalah usaha sadar untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan anak didik yang terarah menuju tercapainya pendidikan nasional. Dalam UUD 1945 pasal 31 ayat (1) berbunyi: “Tiap-tiap Warga
61
Jurnal Pena Edukasi, Vol. 4 No. 1, Januari 2017
Salah satu upaya Pemerintah dalam memantapkan pembangunan di bidang pendidikan adalah disahkannya Undang-Undang No. 20 Tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 8 ayat (1) berbunyi: “Warga Negara yang memiliki kelainan fisik dan/atau mental berhak memperoleh pendidikan luar biasa, selanjutnya pasal 47 ayat (1) berbunyi: “Masyarakat sebagai mitra pemerintah berkesempatan seluas-luasnya dalam penyelenggaraan pendidikan nasional.” Selanjutnya ayat (2) berbunyi: “Ciri khas satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh masyarakat tetap diindahkan.” Dunia pendidikan (nasional) dirasakan selalu tertinggal dibandingkan dengan perkembangan teknologi, informasi maupun dunia bisnis yang seharusnya seiring sejalan dalam perkembangannya mengikuti tuntutan dan zamannya, apakah karena dunia pendidikan lebih banyak dan harus berorientasi kepada human investment katimbang memikirkan profit and lost yang bernaung dalam suatu wadah/ lembaga dengan embel-embel nirlaba? Mungkin ini suatu fenomena yang sering terjadi dalam dunia pendidikan (nasional) manakala kita ingin maju dan dihadapkan pada tantangan globalisasi disemua sektor. Sebagai konsekuensinya yang muncul ketika kita ingin mewujudkan harapan cita-cita mengembangkan dan meningkatkan mutu pendidikan dapat terwujud adalah bagaimana agar masyarakat mempunyai rasa memiliki (sense of belonging) terhadap perkembangan dunia pendidikan ini mengingat dalam membangun dan meningkatkan kualitas pendidikan tidak cukup hanya dengan memiliki spirit semata yang lebih konkrit lagi
ISSN 2407-0769
adalah terbentuknya suatu keinginan atau political will dan komitmen yang kuat dari segenap lapisan masyarakat. Sistem pendidikan Nasional haruslah bisa menjadikan anak didik lebih kreatif dan dapat bertahan disegala zaman. Output dari suatu proses perubahan pendidikan dalam menuju ke arah peningkatan kualitas adalah tergantung dari bagaimana kita mengimplemantisikan, dengan tetap berkomitmen dan berpegang pada aspek perubahan paradigma baru sistem pendidikan dan stressing nya difokuskan terhadap hal-hal berikut ini: (1) Sistem Pendidikan harus diimplementasikan dengan berpegang pada prinsip “muatan lokal, orientasi global”; (2) Konten dan kurikulum yang dibuat harus berbasis pada penciptaan kompetensi siswa (kognitif, afektif dan psikomotorik); (3) Proses belajar mengajar harus berorientasi pada pemecahan masalah riil dalam kehidupan, tidak sekedar mengawang-awang (problem base learning); (4) Fasilitas sarana dan prasarana harus berbasis teknologi informasi agar dapat tercipta jejaring pendidikan antar sekolah dan lembaga lainnya; (5) Sumber daya manusia yang terlibat dalam proses pendidkan harus mempunyai kemampuan multi dimensi yang dapat merangsang multi intelejensia peserta didik; (6) Manajemen pendidikan harus berbasis sekolah? Sistem informasi terpadu untuk menunjang proses administrasi dan strategis; (7) Otoritas pemerintah daerah diharapkan lebih berperan dalam menunjang infrastruktur dan suprastruktur pendidikan? Sesuai strategi otonomi daerah yang diterapkan secara nasional. Berdasarkan pengamatan dan hasil penilaian yang peneliti lakukan
62
Jurnal Pena Edukasi, Vol. 4 No. 1, Januari 2017
terhadap siswa kelas VII-B SMP Negeri 1 Stabat ternyata kemampuan menulis siswa masih belum seperti yang diharapkan. Masih banyak siswa mengalami kesulitan dalam memahami kata-kata yang mereka baca. Misalnya dalam memahami makna kata dalam bacaan tersebut. Rendahnya minat/ketertarikan dalam menulis dan perbendaharaan kosa kata bahasa Inggris yang minim menyebabkan siswa kesulitan dalam membaca. Kondisi ini memberikan pengaruh terhadap hasil pembelajaran menulis siswa pada pelajaran bahasa Inggris. Kebanyakan dari hasil menulis siswa masih di bawah dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditetapkan yaitu 75. Berdasarkan pengamatan dan hasil penilaian yang penulis lakukan terhadap siswa kelas VII-B SMP Negeri 1 Stabat yang kebanyakan masih di bawah KKM, ini berarti bahwa secara umum siswa kelas VII-B masih dianggap belum memiliki kemampuan dalam pemahaman tentang Bahasa Inggris, mereka masih kesulitan dalam memahami bacaan yang dibaca. Hal ini tentunya bertolak belakang dengan tujuan pembelajaran menulis dalam bahasa Inggris yaitu siswa diharapkan mampu memahami teks bacaan. Dua hal ini yaitu diharapkan siswa mampu memahami teks bacaan setelah kegiatan pembelajaran, dan kenyataan di lapangan yaitu berupa hasil pembelajaran menunjukkan kemampuan menulis siswa masih rendah, memberikan satu kesenjangan dan permasalahan. Artinya antara yang diharapkan pada kemampuan siswa dengan kenyataan kemampuan yang dimiliki siswa tidak sesuai. Sehubungan dengan adanya
ISSN 2407-0769
kondisi yang tidak sesuai dengan harapan, yaitu kemampuan membaca siswa masih rendah walaupun sudah dilaksanakan proses pembelajaran sebelumnya, maka perlu upaya dan usaha untuk memperbaiki hal tersebut. Guru perlu melakukan revisi atau perbaikan terhadap kemampuan membaca siswa. Guru perlu mencari solusi atau jalan keluar untuk bisa meningkatkan kemampuan membaca siswa dalam pembelajaran bahasa Inggris. Upaya tersebut dapat berupa penerapan teknik pengajaran yang tepat, penggunaan media pembelajaran, mengembangkan materi ajar atau hal-hal lain yang mungkin bisa dilakukan untuk perbaikan kondisi tersebut di atas. Salah satu alternatif model pembelajaran yang dapat dikembangkan untuk memenuhi tuntutan tersebut adalah model metode pembelajaran visual. Yang dimaksud metode pembelajaran visual adalah model pengajaran dan pembelajaran di mana ide-ide, konsep, data dan informasi lainnya yang berhubungan dengan gambar dan teknik media yang disampaikan.
METODE Tempat penelitian adalah tempat yang digunakan dalam melakukan penelitian untuk memperoleh data yang diinginkan. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Stabat Kabupaten Langkat, yang beralamat di Jalan K. H. Zainul Arifin Stabat.Waktu penelitian adalah waktu berlangsungnya penelitian atau saat penelitian ini dilangsungkan. Penelitian ini dilaksanakan semester ganjil tahun ajaran
63
Jurnal Pena Edukasi, Vol. 4 No. 1, Januari 2017
2016/2017. Subyek penelitian tindakan kelas ini adalah siswa-siswi Kelas VIIB SMPN 1 Stabat Tahun Pelajaran 2016/2017 pada materi Things Around Us. Di kelas VII-B memiliki 33 siswa, yang terdiri dari 18 siswa perempuan dan 15 siswa laki-laki. Kelas ini dipilih menjadi subjek penelitian karena peneliti menemukan bahwa sebagian besar siswa masih memiliki kemampuan membaca di bawah nilai KKM. Data-data yang diperlukan dalam penelitian ini diperoleh melalui observasi, formatif harian, pengolahan metode pembelajaran visual, observasi aktivitas siswa dan guru, dan tes formatif. Untuk mengetahui keefektifan suatu metode dalam kegiatan pembelajaran perlu diadakan analisa data. Pada penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif, yaitu suatu metode penelitian yang bersifat menggambarkan kenyataan atau fakta sesuai dengan data yang diperoleh dengan tujuan untuk mengetahui prestasi belajar yang dicapai siswa juga untuk memperoleh respon siswa terhadap kegiatan pembelajaran serta aktivitas siswa selama proses pembelajaran. Untuk menganalisis tingkat keberhasilan atau persentase keberhasilan siswa setelah proses belajar mengajar setiap siklusnya dilakukan dengan cara memberikan evaluasi berupa soal tes tertulis pada setiap akhir siklus.
ISSN 2407-0769
data observasi berupa pengamatan pengelolaan pembelajaran terstrutur dengan pemberian tugas, dan data tes formatif siswa pada setiap siklus. Data hasil uji coba item butir soal digunakan untuk mendapatkan tes yang betul-betul mewakili apa yang diinginkan. Data ini selanjutnya dianalisis tingkat validitas, reliabilitas, taraf kesukaran, dan daya pembeda. Data tes formatif untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa setelah diterapkan pembelajaran terstrutur dengan pemberian tugas. Deskripsi Awal Sebelum melaksanakan pengambilan data melalui instrumen penelitian berupa tes dan mendapatkan tes yang baik, maka data tes tersebut diuji dan dianalisis. Uji coba dilakukan pada siswa di luar sasaran penelitian. Dari hasil observasi terhadap pengetahuan awal siswa diketahui bahwa: 1. Siswa yang senang dengan metode belajar mengajar yang diterapkan guru selama ini atau metode mengajar konvensional 8 orang atau 24,24 % dari 33 orang siswa. 2. Siswa yang aktif dalam kegiatan belajar mengajar selama proses pembelajaran berlangsung berjumlah 9 orang atau 27,27% dari 33 orang siswa 3. Siswa yang sering memberi respon atau tanggapan dalam kegiatan belajar mengajar berjumlah 6 orang atau 18,18% dari 33 orang siswa. 4. Siswa yang berani dan dapat menjelaskan jika ada pertanyaan yang dikemukakan oleh guru berjumlah 4 orang atau 12,12% dari 33 orang siswa. 5. Siswa yang dapat mempresentasi-
HASIL DAN PEMBAHASAN Data penelitian yang diperoleh berupa hasil uji coba item butir soal,
64
Jurnal Pena Edukasi, Vol. 4 No. 1, Januari 2017
kan hasil kerjanya di depan kelas berjumlah 2 orang atau 0,06% dari 33 orang siswa. Berdasarkan data hasil pengamatan awal ini dapat disimpulkan bahwa, pada umumnya siswa kelas VII-B SMP Negeri 1 Stabat, tahun pelajaran 2015/2016 belum mampu membaca dengan baik dan benar. Hal ini dibuktikan dengan perolehan nilai rata-rata tes membaca sebesar 41,50% dan termasuk dalam kategori sangat kurang, ini menunjukkan bahwa guru dapat melakukan tindakan untuk perbaikan pembelajaran.
ISSN 2407-0769
metode pembelajaran visual diperoleh nilai rata-rata prestasi belajar siswa adalah 69,8 dan ketuntasan belajar mencapai 63,6% atau ada 21 siswa dari 33 siswa sudah tuntas belajar. Hasil tersebut menunjukkan bahwa pada siklus pertama secara klasikal siswa belum tuntas belajar, karena siswa yang memperoleh nilai ≥ 75 hanya sebesar 63.6% lebih kecil dari persentase ketuntasan yang dikehendaki yaitu sebesar 85%. Hal ini disebabkan karena siswa masih merasa baru dan belum mengerti apa yang dimaksudkan dan digunakan guru dengan menerapkan metode pembelajaran visual.
Siklus I Perencanaan Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang terdiri dari rencana pelajaran 1, LKS 1, soal tes formatif 1 dan alatalat pengajaran yang mendukung. Selain itu juga dipersiapkan lembar observasi pengolaan pembelajaran terstrutur dengan pemberian tugas.
Siklus II Perencanaan Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang terdiri dari rencana pelajaran 2, soal tes formatif II, dan alat-alat pengajaran yang mendukung. Pelaksanaan Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus II dilaksanakan pada tanggal 29 Agustus di SMPN 1 Stabat Kelas VII-B dengan jumlah siswa 33 siswa. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai guru. Adapun proses belajar mengajar mengacu pada rencana pelajaran dengan memperhatikan revisi pada siklus I, sehingga kesalahan atau kekurangan pada siklus I tidak terulang lagi pada siklus II. Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan belajar mengajar. Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif II dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa selama proses belajar mengajar yang telah
Pelaksanaan Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus I dilaksanakan pada tanggal 20 Agustus 2016 di kelas VII-B dengan jumlah siswa 33 siswa. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai guru. Adapun proses belajar mengajar mengacu pada rencana pelajaran yang telah dipersiapkan. Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan dengan pelaksaaan belajar mengajar. Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif I dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar yang telah dilakukan. Dari siklus I dapat dijelaskan bahwa dengan menerapkan metode
65
Jurnal Pena Edukasi, Vol. 4 No. 1, Januari 2017
dilakukan. Instrument yang digunakan adalah tes formatif II. Dari siklus II diperoleh nilai rata-rata prestasi belajar siswa adalah 77,7 dan ketuntasan belajar mencapai 90,9% atau ada 30 siswa dari 33 siswa sudah tuntas belajar. Hasil ini menunjukkan bahwa pada siklus II ini ketuntasan belajar secara klasikal telah megalami peningkatan lebih baik dari siklus I. Adanya peningkatan hasil belajar siswa ini karena setelah guru menginformasikan bahwa setiap akhir pelajaran akan selalu diadakan tes sehingga pada pertemuan berikutnya siswa lebih termotivasi untuk belajar. Selain itu siswa juga sudah mulai mengerti apa yang dimaksudkan dan diinginkan guru dengan menerapkan metode metode pembelajaran visual.
ISSN 2407-0769
diperoleh dapat duraikan sebagai berikut: 1. Selama proses belajar mengajar guru telah melaksanakan semua pembelajaran dengan baik. Meskipun ada beberapa aspek yang belum sempurna, tetapi persentase pelaksanaannya untuk masingmasing aspek cukup besar. 2. Berdasarkan data hasil pengamatan diketahui bahwa siswa aktif selama proses belajar berlangsung. 3. Kekurangan pada siklus-siklus sebelumnya sudah mengalami perbaikan dan peningkatan sehingga menjadi lebih baik. 4. Hasil belajar siswa pada siklus II mencapai ketuntasan. Pada siklus II guru telah menerapkan metode pembelajaran visual dengan baik dan dilihat dari aktivitas siswa serta hasil belajar siswa pelaksanaan proses belajar mengajar sudah berjalan dengan baik. Maka tidak diperlukan revisi terlalu banyak, tetapi yang perlu diperhatikan untuk tindakan selanjutnya adalah memaksimalkan dan mepertahankan apa yang telah ada dengan tujuan agar pada pelaksanaan proses belajar mengajar selanjutnya penerapan metode pembelajaran. Pembelajaran visual dapat meningkatkan proses belajar mengajar sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.
Refleksi Dari siklus II diperoleh nilai rata-rata prestasi belajar siswa adalah 77,7 dan ketuntasan belajar mencapai 90,9% atau ada 30 siswa dari 33 siswa sudah tuntas belajar. Hasil ini menunjukkan bahwa pada siklus II ini ketuntasan belajar secara klasikal telah megalami peningkatan lebih baik dari siklus I. Adanya peningkatan hasil belajar siswa ini karena setelah guru menginformasikan bahwa setiap akhir pelajaran akan selalu diadakan tes sehingga pada pertemuan berikutnya siswa lebih termotivasi untuk belajar. Selain itu siswa juga sudah mulai mengerti apa yang dimaksudkan dan diinginkan guru dengan menerapkan metode metode pembelajaran visual. Pada tahap ini akah dikaji apa yang telah terlaksana dengan baik maupun yang masih kurang baik dalam proses belajar mengajar dengan penerapan metode pembelajaran visual. Dari data-data yang telah
Pembahasan 1. Ketuntasan Hasil belajar Siswa Melalui hasil peneilitian ini menunjukkan bahwa metode pembelajaran visual memiliki dampak positif dalam meningkatkan prestasi belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari semakin mantapnya pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan guru (ketuntasan
66
Jurnal Pena Edukasi, Vol. 4 No. 1, Januari 2017
belajar meningkat dari sklus I, dan II) yaitu masing-masing Siklus I = 63,6 % dan Siklus II 90,9%. Pada siklus II ketuntasan belajar siswa secara klasikal telah tercapai. 2. Kemampuan Guru dalam Mengelola Pembelajaran Berdasarkan analisis data, diperoleh aktivitas siswa dalam proses metode pembelajaran visual dalam setiap siklus mengalami peningkatan. Hal ini berdampak positif terhadap prestasi belajar siswa yaitu dapat ditunjukkan dengan meningkatnya nilai rata-rata siswa pada setiap siklus yang terus mengalami peningkatan. 3. Aktivitas Guru dan Siswa Dalam Pembelajaran Berdasarkan analisis data, diperoleh aktivitas siswa dalam proses pembelajaran Siswa SMPN 1 Stabat Kelas VII-B pada pokok bahasan Writing yang paling dominan adalah bekerja dengan menggunakan alat/media, mendengarkan/memperhatikan penjelasan guru, dan diskusi antar siswa/antara siswa dengan guru. Jadi dapat dikatakan bahwa aktivitas siswa dapat dikategorikan aktif. Sedangkan untuk aktivitas guru selama pembelajaran telah melaksanakan langah-langkah metode pembelajaran visual dengan baik. Hal ini terlihat dari aktivitas guru yang muncul di antaranya aktivitas membimbing dan mengamati siswa dalam mengerjakan kegiatan formatif/ menemukan konsep, menjelaskan/ melatih menggunakan alat, memberi umpan balik/evaluasi/tanya jawab
ISSN 2407-0769
dimana prosentase untuk aktivitas di atas cukup besar. Tabel 1. Hasil Belajar Siswa Uraian Siklus I Siklus II Nlai Rata-Rata 69,8 77,7 Jumlah Siswa 21 30 Tuntas Presentase 63,6% 90,9% Ketuntasana
SIMPULAN Dari hasil kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan selama dua siklus, dan berdasarkan seluruh pembahasan serta analisis yang telah dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Pembelajaran dengan model pembelajaran visual memiliki dampak positif dalam meningkatkan hasil belajar siswa yang ditandai dengan peningkatan ketuntasan belajar siswa dalam setiap siklus, yaitu Siklus I = 63,6 % dan Siklus II 90,9%. 2. Penerapan model pembelajaran visual mempunyai pengaruh positif pada prestasi belajar bahasa Inggris siswa SMPN 1 Stabat Kelas VII-B, yaitu dapat meningkatkan prestasi belajar siswa yang ditunjukan dengan hasil wawancara dengan sebagian siswa, rata-rata jawaban siswa menyatakan bahwa siswa tertarik dan berminat dengan model pembelajaran visual sehingga mereka menjadi termotivasi untuk belajar.
67
Jurnal Pena Edukasi, Vol. 4 No. 1, Januari 2017
ISSN 2407-0769
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S., Suhardjono, & Supardi. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta. Bumi Aksara. A.M, Sardiman. 2009. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Pers. Djamarah, S. Bahri dan Zain, Aswan. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta. Ibrahim M, dkk. 2000. Pembelajaran Kooperatif Surabaya: University Press. Isjoni. 2009. Pembelajaran Kooperatif Meningkatkan Kecerdasan Komunikasi Antar Peserta Didik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Sanjaya, W. 2009. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana. Slameto. 2010. Belajar dan FaktorFaktor yang Mempengaruhinya, Jakarta: Rineka Cipta. Slavin, Robert E. 2005. Cooperative Learning: Teori Riset dan Praktik Bandung Nusa Media. Sudjana, N. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja RosdaKarya. Trianto. 2010. Mendesain Model Pembelajaran InovatifProgesif Konsep, Landasan dan Implementasinya Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Kencana.
68
Jurnal Pena Edukasi, Vol. 4 No. 1, Januari 2017
69
ISSN 2407-0769