UPAYA MENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATERI JUAL BELI PADA MATA PELAJARAN FIQH MELALUI METODE GIVING QUESTIONS AND GETTING ANSWERS BAGI SISWA KELAS VI MADRASAH IBTIDAIYAH RAUDLATUL ATHFAL KRANDON LOR 01 KEC. SURUH KAB. SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2009/2010 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam
Disusun oleh : MUHAMMAD SHOLIHIN NIM : 11408168
JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2010 i
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Setelah dikoreksi dan diperbaiki, maka skripsi Saudara: Nama NIM
: Muhammad Sholihin : 11408168
Jurusan
: Tarbiyah
Program Studi
:
Judul
Pendidikan Agama Islam
: Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Materi Jual Beli pada Mata Pelajaran Fiqih melalui Metode Giving Questions and Getting Answers bagi Siswa Kelas VI Madrasah Ibtidaiyah Raudlatul Athfal Krandon Lor 01 Kecamatan
Suruh
Kabupaten
Semarang
Pelajaran 2009/2010 Telah kami setujui untuk dimunaqosahkan. Salatiga, 11 Agustus 2010 Pembimbing
Ilyya Muhsin, S.H.I., M.Si. NIP. 197909302003121001
ii
Tahun
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini : Nama
: MUHAMMAD SHOLIHIN
NIM
: 11408168
Jurusan
: Tarbiyah
Program Studi : Pendidikan Agama Islam Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya milik orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Salatiga, 10 Agustus 2010 Yang menyatakan
Muhammad Sholihin
iii
KEMENTERIAN AGAMA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA Jl. Tentara Pelajar 02 Telp. (02980 323706 Faks. 323433 Salatiga 50721 http://www.stainsalatiga.ac.id e-mail:
[email protected] PENGESAHAN Skripsi Saudara : Muhammad Sholihin dengan Nomor Induk Mahasiswa : 11408168 yang berjudul : Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Materi Jual Beli pada Mata Pelajaran Fiqih melalui Metode Giving Questions and Getting Answers bagi Siswa Kelas VI Madrasah Ibtidaiyah Raudlatul Athfal Krandon Lor 01 Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2009/2010 Telah dimunaqasahkan dalam sidang panitia ujian Jurusan Tarbiyah Pendidikan Agama Islam Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga pada Sabtu, 28 Agustus 2010 dan telah diterima sebagai bagian dari syarat-syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I). Salatiga
28 Agustus 2010 M 18 Ramadhan 1431 H
Panitia Ujian Ketua Sidang
Sekretaris Sidang
Dr. Imam Sutomo, M.Ag. NIP.195808271983031002
Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd. NIP. 196701121992031005
Penguji I
Penguji II
H. Sidqon Maesur, Lc.,MA NIP. 1963072219998031
Achmad Maimun, M.Ag. NIP. 197005101990831003 Pembimbing
Ilyya Muhsin, S.H.I., M.Si. NIP. 197909302003121001 iv
MOTTO
”Kerjakan pekerjaan sekecil apapun yang dapat dikerjakan, jangan tunggu pekerjaan besar yang belum pasti”.
PERSEMBAHAN Skripsi ini penulis persembahkan untuk: 1.
Ayah
dan
ibu
senantiasa
tercinta
yang
mendo’akanku
dan
yang telah menuntunku meraih segala cita. 2.
Istriku memberi
tercinta
yang
semangat
di
selalu setiap
kesempatan. 3.
Anakku
tersayang
sebagai
motivator dalam hidupku 4.
Teman-temanku senasib seperjuangan yang telah membantu baik moril maupun materiil.
v
ABSTRAK Muhammad sholihin (11408168) 2010. Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Materi Jual Beli pada Mata Pelajaran Fiqh melalui Metode Giving Questions and Getting Answers bagi Siswa Kelas VI Madrasah Ibtidaiyah Raudlatul Athfal Krandon Lor 01 Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2009/2010 Skripsi Jurusan Tarbiyah. Program Studi, Pendidikan Agama Islam. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing : Ilyya Muhsin, S.H.I., M.Si. Kata kunci :Metode Giving Questions and Getting Answers dan Peningkatan Hasil Belajar Fiqh. Penelitian ini merupakan usaha untuk meningkatkan pemahaman belajar Fiqh pada Siswa kelas VI MI Raudlatul Athfal Krandon Lor 01. Pernyataan utama yang ingin dijawab adalah (1) Apakah penggunaan metode giving questions and getting answers dapat meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas VI MI. Raudlatul Athfal Krandon Lor 01? (2)Apakah metode giving questions and getting answers mampu meningkatkan prestasi belajar materi jual beli pada mata pelajaran Fiqih pada siswa kelas VI MI Raudlatul Athfal Krandon Lor 01? Dalam menjawab pertanyaan tersebut maka penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif atau non statistik yaitu melalui dua siklus: Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa : (1) Metode giving questions and getting answers mampu meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas VI MI Raudlatul Athfal Krandon Lor 01 dalam proses pembelajaran jual beli. (2) Metode giving questions and getting answers mampu meningkatkan prestasi kelas VI MI Raudlatul Athfal Krandon Lor 01 dalam proses pembelajaran fiqih tentang jual beli. Berdasarkan temuan tersebut, maka temuan ini merekomendasikan kepada para pendidik agar dalam pembelajaran menggunakan metode yang benar dan sesuai dengan perkembangan siswa, materi yang diajarkan serta selalu mendata kemajuan siswa dalam proses belajar mengajar.
vi
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirabil’alamin. Puji syukur kepada Allah SWT, sebab tak ada dan tak pernah ada kata-kata yang pantas kecuali rangkaian kalimat syukur kita ke hadirat Allah SWT. Dengan rahmat-Nya yang mulia, dan nikmat-Nya yang melimpah dan inayah-Nya yang sempurna, sehingga penulis pada saat ini mampu menyelesaikan skripsi ini. Sholawat serta salam semoga senantiasa terlimpahkan kepada junjungan kita Nabiyullah Muhammad SAW, beliaulah penyempurna akhlak yang mulia, dan telah memberi uswah khasanah pada kehidupan kita dari zaman jahiliyyah menuju zaman yang terang benderang. Tersusunnya skripsi berjudul “UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATERI JUAL BELI PADA MATA PELAJARAN FIQH MELALUI METODE GIVING QUESTIONS AND GETTING ANSWERS BAGI SISWA KELAS VI MADRASAH IBTIDAIYAH RAUDLATUL ATHFAL KRANDON LOR 01 KECAMATAN SURUH KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2009/2010”. Kegiatan terakhir dari serangkaian kegiatan studi penulis untuk meraih gelar Strata 1 Jurusan Tarbiyah di Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga. Dengan kesempatan ini, penulis menyampaikan rasa terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada yang terhormat:
vii
1. Bapak Drs. Imam Sutomo, M.Ag selaku Ketua STAIN Salatiga beserta stafnya yang telah memberikan berbagai kebijakan untuk memanfaatkan segala fasilitas di STAIN Salatiga. 2. Bapak Ilyya Muhsin, S.H.I., M.Si. selaku pembimbing yang telah meluangkan waktu, tenaga dan pikiran guna membimbing penulis. 3. Bapak Drs. Joko Sutopo, M.Ag selaku Kaprodi Ekstensi PAI. 4. Bapak, Ibu Dosen STAIN Salatiga yang telah banyak berjuang dalam menegakkan agama dan kebenaran serta telah banyak memberikan dorongan kepada penulis. 5. Kepala MI Raudlatul Athfal Krandon Lor 01 Kec. Suruh Kab. Semarang beserta para guru yang telah membantu penulis selama mengadakan penelitian. 6. Ayahanda, ibunda, istri dan anakku yang tercinta yang tiada henti mendoakan penulis. 7. Teman-temanku senasib, selangkah dan seperjuangan yang telah membangkitkan semangat sehingga terselesaikannya skripsi ini. 8. Siswa-siswi MI Raudlatul Athfal Krandon Lor 01 Kec. Suruh Kab. Semarang. 9. Semua pihak yang telah membantu penulis baik matriil maupun spiritual dalam melancarkan penulisan skripsi ini. Penulis tidak dapat memberikan balasan atas kebaikan atas jasa-jasanya kecuali permohonan do’a kepada Allah.swt., semoga Allah swt. meridloi dan berkenan memberikan balasan yang berlipat ganda.
viii
Penulis menyadari betul bahwa dalam penyusunan naskah skripsi ini jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan. Akhirnya, semoga karya sederhana ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan para pembaca yang budiman umumnya.
Salatiga, 10 Agustus 2010 Penulis
Muhammad Sholihin
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................
i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ..............................................
ii
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN PENULISAN .............................
iii
HALAMAN PENGESAHAN ..........................................................................
iv
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ..............................................
v
ABSTRAK .......................................................................................................
vi
KATA PENGANTAR .....................................................................................
vii
DAFTAR ISI ....................................................................................................
x
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................
xiii
BAB I
PENDAHULUAN ...........................................................................
1
A. Latar Belakang Masalah ............................................................
1
B. Rumusan Masalah ......................................................................
7
C. Tujuan Penelitian .......................................................................
7
D. Manfaat Penelitian .....................................................................
8
E. Hipotesis ....................................................................................
8
F. Definisi Istilah ............................................................................
9
G. Metodologi Penelitian Tindakan Kelas ......................................
10
H. Sistematika Penulisan ................................................................
14
x
BAB II
KAJIAN PUSTAKA ........................................................................
16
A. Tinjauan Belajar .........................................................................
17
1. Pengertian Belajar ................................................................
17
2. Tujuan Belajar ......................................................................
19
3. Ciri-ciri Belajar ....................................................................
22
4. Prinsip-Prinsip dalam Belajar ..............................................
23
5. Tinjauan Prestasi Belajar......................................................
24
6. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar ..........
25
B. Tijauan Fiqh ...............................................................................
26
1. Pengertian Fiqh ...................................................................
27
2. Pembahasan Ilmu Fiqh .........................................................
29
C. Tijauan Jual Beli ........................................................................
29
1. Pengertian Jual Beli..............................................................
32
2. Rukun Jual Beli ....................................................................
32
3. Syarat-Syarat Sah Jual Beli ..................................................
33
4. Khiyar...................................................................................
35
D. Metode Pembelajaran .................................................................
35
1. Pengertian Metode................................................................
36
2. Fungsi Metode.......................................................................
38
3. Macam-Macam Metode Pembelajaran ................................
39
BAB III LAPORAN PELAKSANAAN PENELITIAN ................................
37
A. Subyek Penelitian .......................................................................
37
xi
1. Gambaran Umum MI. Raudlatul Athfal Krandon Lor 01....
46
2. Siswa dan Tenaga Kependidikan .........................................
50
B. Pelaksanaan Penelitian 1. Diskripsi Siklus I ..................................................................
52
2. Diskripsi Siklus II ................................................................
55
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...............................
59
A. Hasil Penelitian Prestasi dan Pembahasan .................................
59
1. Hasil Penelitian Prestasi Siswa pada mata pelajaran Fiqh Sub Bahasan Jual Beli.........................................................
59
2. Pembahasan.........................................................................
61
B. Hasil Penelitian Keaktifan dan Pembahasan ..............................
65
1. Hasil Penelitian Keaktifan Siswa pada Mata Pelajaran Fiqh Sub Bahasan Jual Beli.........................................................
65
2. Pembahasan.........................................................................
67
BAB V PENUTUP ........................................................................................
70
A. Kesimpulan ................................................................................
70
B. Saran ..........................................................................................
71
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................
72
LAMPIRAN-LAMPIRAN...............................................................................
75
xii
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu proses untuk mendewasakan manusia. Dengan kata lain, Pendidikan merupakan suatu proses menjadikan manusia yang manusiawi (Suwignyo, 2008: 3). Karena dengan pendidikan manusia akan berkembang dan dapat melaksanakan tugasnya sebagai manusia. Pendidikan dapat mengubah manusia dari tidak tahu menjadi tahu, disamping itu juga faham dan mengerti. Pendidikan juga merupakan pembekalan pengetahuan, keterampilan, dan penguasaan tehnologi. Pendidikan Islam adalah sebuah proses yang dilakukan untuk menciptakan manusia yang seutuhnya, yaitu manusia beriman dan bertaqwa kepada Tuhan serta mampu mewujudkan eksistensinya sebagai kholifah dimuka bumi yang berlandaskan pada Al-Qur‟an dan Al-Hadits. Pendidikan agama Islam adalah suatu pendidikan yang mempelajari tentang tata cara kehidupan yang terdapat dalam ajaran agama Islam berlandaskan pada Al-Qur‟an dan Al-Hadits. Hal tersebut sejalan dengan Hadist Nabi Muhammad saw. yang artinya: ”Barang siapa menempuh jalan untuk menuntut ilmu, niscaya Allah membawanya kesuatu jalan menuju surga”.(H.R. Muslim). (Aly dan Munzier 2003: 56) Pendidikan agama mengajarkan pada manusia agar menjadi manusia yang beriman, bertakwa, berakhlak mulia, berkepribadian, menguasai ilmu pengetahuan dan tehnologi serta mengaktualisasikan dirinya dalam kehidupan
2
bermasyarakat berbangsa dan beragama. Berdasarkan hal tersebut sudah selayaknya
bagi
seluruh
komponen
bangsa
untuk
memperhatikan
penyelenggaraan pendidikan agama yang benar dan berkualitas. Dengan demikian individu-individu yang beradab akan terbentuk yang akhirnya memunculkan kehidupan sosial yang bermoral (berahlakul karimah) sebagaimana firman Allah swt. yang artinya:“Dan carilah apa yang telah dianugrahkan Allah kepadamu kebahagiaan kampung akhirat, dan janganlah kamu melupakan kebahagiaanmu dari kenikmatan dunia”(Q.S. Al-Qashash: 77). Muhammad Daut Ali, (2008: 182) membagi pendidikan Islam di Indonesia dalam tiga lembaga, yaitu: 1. Pesantren adalah lembaga pendidikan Islam tradisional di Indonesia. yang memiliki pondok, masjid, pengkajian kitab- kitab klasik, santri, kyai atau guru mengaji. 2. Madrasah
adalah
lembaga
pendidikan
Islam
yang
berfungsi
menghubungkan sistem pendidikan lama (pesantren) dan modern (Sekolah). Muatan pendidikan atau materi pendidikan agama Islam berdasarkan kurikulum pendidikan nasional. 3. Sekolah Islam merupakan pengembangan madrasah dengan falsafah pendidikan yang di pengaruhi oleh ”Ajaran Barat”. Pesantren merupakan lembaga pendidikan Islam yang diselenggarakan oleh ulama‟ ataupun yayasan yang berdiri dibawah naungan Kementrian Agama, sedangkan lembaga pendidikan Islam dalam bentuk sekolah yang
3
penyelenggaraannya oleh yayasan di bawah naungan
Kementrian Agama
dalam bentuk Madrasah (MI, MTs, MA), lembaga pendidikan Islam sekolah penyelenggaranya oleh organisasi atau yayasan Islam dalam bentuk sekolah Islam seperti SMP, SMA dan SMK yang berjiwa atau berlandaskan pada agama Islam, seperti Al-Islam, Al-Huda dan nama-nama lain yang bernaung dalam Departemen Pendidikan. Pendidikan agama Islam di Madrasah Ibtidaiyah (MI), terbagi menjadi beberapa mata pelajaran seperti Fiqh, Aqidah, Qur‟an-Hadits, Sejarah Kebudayaan Islam dan Bahasa Arab. Jadi mata pelajaran fiqh merupakan cabang dari Pendidikan Agama Islam (PAI). Mata pelajaran fiqh sangat perlu diajarkan di madrasah setingkat MI sekalipun kelas I, karena mata pelajaran fiqh mengajarkan tentang pendidikan keimanan dan syariat, dan perbuatan atau amal yang di gunakan sehari-hari. Menurut Zarnujiy, bahwa dalam mencari ilmu yang diwajibkan terlebih dahulu adalah ilmu yang digunakan sehari-hari. Adapun penjelasannya sebagai berikut: ”Sebaik-baiknya ilmu adalah ilmu yang digunakan sehari-hari (al-hal),dan sebaik-baiknya perbuatan atau amal adalah memeriksa perbuatan ilmu sehari-hari”. (Nata,1997: 85) Ilmu al-hal berhubungan dengan pekerjaan sehari-hari dalam ibadah, muamalah, jinayah (hukum pidata), dan sebagainya. Bila ilmu fiqh diterapkan pada anak usia sekolah tingkat dasar (MI) maka akan dapat menanamkan pondasi keimanan yang benar dan mendasar, sebagaimana firman Allah swt dalam Al-Qur‟an Surah Yunus ayat sembilan berikut:
4
Artinya: ”Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal saleh, mereka diberi petunjuk oleh Tuhan mereka Karena keimanannya, di bawah mereka mengalir sungai-sungai di dalam surga yang penuh kenikmatan”. (Q.S. Yunus : 9) Mata pelajaran
fiqh
bersifat
dinamis
artinya
pelajaran
fiqh
menanamkan keimanan dan ketaqwaan yang dapat berproses melalui lisan, tulisan, tauladan maupun melalui hikmah dan ibadah serta muamalah, sebagai contoh muamalah adalah jual beli, pinjam meminjam, sewa menyewa dan upah. Oleh siswa, pelajaran fiqh dianggap sebagai materi hafalan dan monoton, sehingga membuat siswa merasa jemu, dan banyak siswa kurang memahami tentang makna dan kegunaan ilmu fiqh. Padahal
tata cara
beribadah, beramal, bermasyarakat serta persoalan-persoalan pribadi banyak diatur dalam ilmu fiqh. Maka hendaknya guru menggunakan metode, cara atau strategi yang bisa membuat siswa tertarik pada pelajaran fiqh dan berpartisipasi aktif dalam pembelajaran. Setelah siswa tertarik dengan pelajaran fiqh maka lebih mudah meningkatkan
prestasi
siswa
dan
kedepannya
siswa
dapat
mengamalkan. Untuk memotifasi dan meningkatkan prestasi pembelajaran fiqh dan ikut berperan aktif dalam pembelajaran maka dipilihlah metode yang sesuai
5
dengan pembahasan, metode harus sesuai dengan materi fiqh dan dapat memudahkan pemahaman siswa. Secara Islami metode pembelajaran adalah sebagai jalan untuk menanamkan pengetahuan agama pada diri seseorang sehingga terlihat dalam pribadi obyek sasaran, yaitu pribadi Islam. Sedangkan metode pembelajaran menurut Departemen Agama RI (2001: 88) metode adalah cara yang dipergunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan pelajar pada saat berlangsungnya pelajaran. Metode yang memungkinkan terjadi peranserta siswa dengan interaktif menyeluruh yaitu tanya jawab yang disertai tantangan kompetitif antar siswa dibawah bimbingan guru, sehingga akan terjadi timbal balik antara siswa dengan siswa dan siswa dengan guru secara langsung. Metode ini dikenal dengan metode giving questions and getting answers. Abu Ghundah (2005: 142) mengatakan dalam bukunya yang berjudul ”40 Strategi Pembelajaran Rasulullah” bahwa Nabi Muhammad saw. sering mempercayakan sahabatnya untuk menjawab pertanyaan yang diajukan oleh sahabat beliau. Abu Ghundah memaparkan bahwa cara yang telah dilakukan Nabi Muhammad saw. sangat berguna untuk mencapai banyak tujuan pembelajaran antara lain : 1. Mengetahui seberapa jauh tingkat pemahaman siswa. 2. Membenahi kesalahan yang dilakukan oleh siswa. 3. Melatih siswa untuk mandiri. 4. Melatih siswa mengemukakan pendapat.
6
5. Mendorong Siswa Untuk Memecahkan Masalah Pribadi. Penulis memilih metode giving questions and getting answers dalam pembelajaran fiqh karena metode ini memiliki kelebihan, yakni dapat dilakukan di dalam maupun di luar kelas, dan dapat mengukur tiga aspek sekaligus, yaitu aspek kognitif, psikomotor, dan afektif, sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar dan mempertebal keimanan siswa, sebagaimana dijelaskan oleh Fadhil al-Jamali dalam bukunya “Filsafat Pendidikan dalam al-Qur‟an,”.bahwa:“Iman merupakan sumber akhlak yang luhur. Akhlaklah yang akan menentukan manusia untuk menemukan kebenaran dan hakekat ilmu. Ilmu akan menentukan manusia untuk mengerjakan amal saleh”.(Aly dan Munzier, 2003: 72) Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa iman merupakan dasar akhlak yang luhur, akhlak merupakan dasar ilmu yang benar, dan ilmu merupakan dasar amal saleh. Bila ilmu ini diterapkan pada anak usia sekolah tingkat dasar (MI) maka akan dapat menanamkan pondasi keimanan yang benar dan mendasar. Keimanan itu muncul dari proses pembelajaran yang dilakukan dengan tekat dan kemauan yang sungguh-sungguh oleh siswa sebagaimana firman Allah swt. sebagai berikut
Artinya : Bacalah
dengan
(menyebut)
nama
Tuhanmu
yang
menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah, Yang mengajar (manusia) dengan
7
perantaran kalam, Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya. (Q.S.Al-Alaq:1-5) Dari permasalahan tersebut, peneliti bermaksud mengajukan penelitian yang berjudul : “UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATERI JUAL BELI PADA MATA PELAJARAN FIQH MELALUI METODE GIVING QUESTIONS AND GETTING ANSWERS BAGI SISWA KELAS VI MADRASAH IBTIDAIYAH RAUDLATUL ATHFAL KRANDON LOR 01 KECAMATAN SURUH KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2009
/ 2010”
B. Rumusan Masalah Siswa sering kali tidak suka penggunaan metode yang disampaikan oleh guru, karena metode yang disampaikan kurang tepat untuk materi yang di ajarkan atau yang disampaikan. Mayoritas guru dalam mengadakan proses belajar mengajar menggunakan metode yang monoton dan konvensional seperti penggunaan metode ceramah, tugas, membaca dalam pembelajaran setiap hari. Maka atas dasar uraian latar belakang masalah di atas, permasalahan yang ingin diteliti oleh penulis adalah : 1. Apakah penggunaan metode giving questions and getting answers dalam mata pelajaran fiqh sub materi jual beli dapat meningkatkan keaktifan siswa kelas VI MI. Raudlatul Athfal Krandon Lor 01, Suruh? 2. Apakah
metode
giving
questions
and
getting
answers
mampu
meningkatkan prestasi belajar mata pelajaran fiqh sub materi jual beli pada siswa kelas VI MI. Raudlatul Athfal Krandon Lor 01, Suruh?
8
C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas maka penelitian ini bertujuan untuk: 1. Mengetahui seberapa besar tingkat penggunaan metode giving questions and getting anwers dalam meningkatkan keaktifan belajar fiqh pada siswa kelas VI MI. Raudlatul Athfal Krandon Lor 01, Suruh. 2. Mengetahui pengaruh metode giving questions and getting anwers terhadap prestasi belajar fiqh pada siswa kelas VI MI. Raudlatul Athfal Krandon Lor 01, Suruh.
D. Manfaat Penelitian Dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi : 1. Sekolah atau lembaga pendidikan. Penelitian diharapkan dapat memberikan konstribusi tentang cara menangani dan membina siswa dalam peningkatan pembelajaran fiqh. 2. Orang tua atau masyarakat. Hasil Penelitian dapat digunakan sebagai panduan, cara atau metode dalam membina, mendidik dan mengajarkan anaknya tentang keimanan dan peribadatan, serta amaliahnya 3. Siswa. Hasil penelitian diharapkan dapat meningkatkan prestasi siswa dalm pelajaran fiqh khususnya tentang tata cara jual beli dengan benar.
9
E. Hipotesis Hipotesis adalah suatu rangkuman kesimpulan-kesimpulan teoritis yang diperoleh dari kepustakaan yang masih memerlukan pengujian atau pembuktian akan kebenaran secara empiris (dianggap paling tinggi tingkat kebenarannya). (Suharto, 1989: 140). Hipotesis juga diartikan sebagai pernyataan yang jelas untuk menguji hubungan-hubungan yang dinyatakan. ( Kerlinger, 1990: 30). Dari pernyataan-pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa hipotesis adalah dugaan sementara tentang kebenaran dari penelitian. Hipotesis penelitian yang mengajukan penulis yaitu : 1. Metode giving questions and getting anwers
dapat meningkatkan
keaktifan belajar 2. Metode giving questions and getting anwers
mampu meningkatkan
prestasi belajar fiqh.
F. Definisi Istilah Untuk menghindari kesalahan dan meluasnya pembahasan, maka perlu penulis kemukakan penjelasan maksud dari judulyang penulis ajukan. Adapun penjelasannya sebagai berikut:
1. Upaya Upaya adalah ikhtiyar untuk mencapai sesuatu. (Tim Prima Pena: 788). Upaya dalam usaha peningkatan prestasi belajar fiqh pada siswa kelas VI
10
MI. Raudlatul Athfal Krandon Lor 01, Suruh melalui metode giving questions and getting anwers. 2. Prestasi Belajar Prestasi adalah hasil baik yang dicapai. ( Poerwadarminta, 2006: 910) Prestasi belajar adalah hasil yang dicapai dari proses belajar mengajar, yaitu prestasi belajar mata pelajaran fiqh. 3. Materi Jual Beli Materi jual beli adalah materi yang terdapat dalam kurikulum kelas enam semester genap. Artinya penelitian hanya membahas matei jual beli yang dikemukakan dalam kurikulum kelas VI Madrasah Ibtidaiyah. Materi yang di bahas tentang pengertian, syarat , rukun jual beli, khiyar, jual beli yang diperbolehkan, dan jual beli yang terlarang menurut agama Islam. 4. Mata Pelajaran Fiqh Fiqh adalah Ilmu tentang hukum-hukum syar‟i yang bersifat amaliah yang digali dan di temukan dari dalil-dalil yang tafsili. (Mahjuddin, 1995: 2) Dengan demikian pelajaran fiqh adalah pelajaran yang mempelajari masalah amaliah yang berdasarkan al-Qur'an dan al-Hadits. 5. Metode Giving Questions and Getting Anwers Metode giving questions and getting anwers merupakan strategi pembelajaran yang ditulis oleh Mel L. Siberman (2007: 224) dalam bukunya Active learning 101 cara belajar siswa aktif. Dalam metode giving questions and getting anwers dipaparkan metode yang dengan lemah lembut menantang siswa untuk mengingat kembali apa yang telah
11
dipelajari dalam pertemuan yang telah lalu disetiap unit pelajaran. Materi pelajaran yang diteliti adalah pelajaran kelas VI semester genap sub bahasan jual beli.
G. Metodologi Penelitian Tindakan Kelas 1. Pendekatan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas, artinya penelitian yang merupakan penelitian terapan, dimana hasilnya digunakan untuk diterapkan sebagai pangalaman praktis. Penelitian ini berorientasi pada lapangan yang menggunakan pendekatan kualitatif, maksudnya prosedur penelitian analisisnya menggunakan metode nonstatistik atau tanpa perhitungan. Jadi data yang diperoleh bila berupa kualitatif. Definisi penelitian tindakan kelas menurut Elliot adalah penelitian tindakan yang merupakan kajian tentang situasi sosial dengan maksud untuk meningkatkan kualitas tindakan di dalamnya.(Rimy, 2008: 8). Dalam penelitian tindakan kelas terdiri dari dua tahap, yaitu tahap persiapan dan tahap pelaksanaan. a. Tahap Persiapan Tahap persiapan digunakan untuk menyusun jadwal pelaksanaan.
Tabel 1.1 Jadwal Pelaksanaan Penelitian
NO. 1.
Hari / Tanggal Jum‟at, 16 April 2010
Kegiatan Pengajuan judul penelitian
12
2.
Rabu, 21 April 2010
3.
Rabu, 5 Mei 2010
4.
Senin,10 Mei 2010
Pelaksanaan siklus I dan perekapan hasil Pelaksanaan siklus II dan perekapan hasil Penyusunan Laporan
b. Tahap Pelaksanaan Penelitian tindakan kelas terdiri dua siklus, setiap siklus penelitian tindakan terdiri dari empat langkah, lanjut Yoko Rimy yaitu : Perencanaan, pelaksanaan, pengamatan pengumpulan data dan repfleksi.
2. Subjek Penelitian Sumber data dalam penelitian adalah keseluruhan informasi yang berupa orang-orang yang dapat memperkaya dan memperpadat informasi tentang persoalan yang menjadi pusat perhatian dan penelitian. Asumsinya yang diteliti bukan orang namun sumber informasinya atau lebih dikenal informan atau subjek penelitian. Adapun informasi yang ditetapkan sebagai subjek dalam penelitian adalah : a. Siwa kelas VI MI. Raudlatul Athfal Krandon Lor 01, Suruh. b. Para guru MI Raudlatul Athfal Krandon Lor 01, Suruh.
3. Instrumen Penelitian
13
Dalam penelitian ini penulis menggunakan kartu indek dan lembar soal berbentuk muliple choice dan lembar observasi serta kritiria penilaian.
4. Teknik Pengumpulan Data Untuk mendapatkan data yang objektif dan autentik serta valid peneliti menggunakan metode sebagai berikut: a. Metode Dokumentasi Metode dokumentasi adalah pengumpulan data melalui peninggalan tertulis, seperti arsip-arsip, termasuk buku-buku tentang pendapat, teori, dalil, atau hukum yang berkaitan dengan masalah penelitian.(Margono,1997: 181). Penulis menggunakan daftar nilai harian sebagai dokumentasi di kelas. b. Metode Test Metode test adalah seperangkat rangsangan yang diberikan kepada seseorang dengan maksud untuk mendapatkan jawaban yang dapat dijadikan dasar penetapan penilaian (Margono, 1999: 170). Guru menyiapkan instrumen berupa perangkat soal yang diberikan kepada para siswa. Test diberikan berulang-ulang yaitu sebelum siklus dan selama siklus satu, serta siklus dua. c. Observasi Observasi merupakan kegiatan pencatatan atau perekaman sistematis mengenai sebuah peristiwa , artefak-artefak, prilaku- prilaku informan yang terjadi dalam situasi tertentu. (Kasali, 2008: 321).
14
Observasi dilakukan untuk memperoleh data tentang tingkah laku siswa dilingkungan sekolah berupa serentetan pengamatan sehingga ketika terjadi penilaian tinggal membubuhkan tanda check (√) pada pilihan jawaban yang telah disiapkan.
5. Analisis Data Setelah data terkumpul maka penulis selanjutnya menganalisis data, penulis menggunakan metode analisa deskriptif kualitatif dengan prinsip penelitian tindakan kelas. Teknik analisis data terdiri dari beberapa tahap yiatu : a. Tahap deskripsi yaitu tahap dimana peneliti mendiskripsikan atau memaparkan data-data yang telah diperoleh dari data nilai yang diperoleh dari penilaian sebelum siklus dan selama siklus I dan II. b. Tahap klasifikasi yaitu tahap pengelompokan data yang telah dideskripsikan sesuai dengan permasalahan. Setiap selesai test dihitung mana siswa yang telah tuntas dan mana yang belum tuntas. c. Tahap interprestasi yaitu tahap pemahaman dan penafsiran terhadap analisis data. Setiap siklus dilakukan penghitungan dan penentuan kenaikan. d. Tahap evaluasi yaitu tahap menilai atau mengevaluasi terhadap hasil interprestasi. Dilakukan penilaian langkah-langkah mana yang perlu diperbaiki dan sebagai dasar pengambilan kesimpulan.
15
H. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan disusun dalam lima bab, secara sistematik adalah sebagai berikut: Bab I.
Pendahuluan Pada bab pendahuluan terdiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah, manfaat hasil penelitian, tinjauan pustaka, hipotesis, metode penelitian, analisis data dan sistematika penulisan.
Bab II.
Kajian Pustaka Kajian Pustaka berisi telaah teoritik tentang belajar, ilmu fiqh, jual beli, dan tinjauan tentang metode pembelajaran.
Bab III.
Laporan Penelitian Laporan Penelitian adalah melaporkan tentang gambaran umum MI Raudlatul Athfal Krandon Lor 01 dan pelaksanaan metode giving questions and getting anwers.
Bab IV
Analisa Data Analisa data membahas tentang data yang telah diperoleh selama siklus berlangsung.
Bab V.
Kesimpulan dan Penutup Kesimpulan dan penutup terdiri dari kesimpulan dan saran
16
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Tinjauan Belajar 1. Pengertian Belajar Para ahli pendidikan telah mendefenisikan tentang belajar berbeda-beda antara yang satu dengan yang lainnya, perbedaan ini karena sudut pandang, situasi yang dihadapi, lingkungan, dan pemikiran yang berbeda-beda. Sehingga didapatkan uraian definisi sebagai berikut: a. Belajar menurut Hilgard dan bower, menyatakan: “To learn is to egain knowledge, comprehension, or mastery of trought experience or study; to fix in the mind or memory, memorize; to aquire trough experience; to become in forme of to find out”. Berdasakan definisi tersebut
belajar
memiliki
pengertian
dalam
memperoleh
pengetahuan atau menguasai pengetahuan melalui pengalaman, mengingat,
memahami,
dan
mendapatkan
informasi
atau
menemukan. Belajar memiliki arti dasar adanya aktivitas atau kegiatan dan penguasaan tentang sesuatu b. Menurut Gagne dalam bukunya “The Conditions of learning”, menyatakan bahwa: Belajar terjadi apabila suatu situasi stimulus bersama dengan isi ingatan mempengaruhi siswa sedemikian rupa sehingga perbuatannya berubah dari waktu ke waktu sebelum mengalami situasi tadi.
17
c. Menurut Morgan dalam bukunya “Introduction to Psychology”, mengemukakan:
Belajar
adalah
setiap
perubahan
relative
menetapkan dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman. Perubahan ini bersifat menetap, dalam arti setelah seseorang telah belajar maka tingkah lakunya akan berubah seumur hidup. (Baharudin dan Wahyuni, 2008: 14). d. Wriherington, mengemukakan:
dalam
bukunya
“Educatianal
Psyhology”
Belajar adalah suatu perubahan di
dalam
kepribadian yang menyatakan diri sebagai suatu pola baru daripada reaksi yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, kepandaian sesuatu. e. Belajar menurut Lee J.Croubach: “Learning is shown by change in behavior as result of experience”. artinya: Belajar itu tampak oleh perubahan tingkah laku sebagai akibat dari pengalaman. (Hasan, 1994: 85). Kesimpulan pengertian belajar yang dapat diambil oleh penulis adalah belajar sebagai suatu proses untuk menghasilkan perubahan tingkah laku, Perubahan yang terjadi melalui latihan dan pengalaman dari interaksi antara satu individu dengan individu yang lain, perubahan tingkah laku harus kearah yang lebih baik.. Perubahan harus menyangkut berbagai aspek kepribadian, baik fisik maupun psikis. Bukti bahwa seseorang telah melakukan kegiatan belajar ialah adanya perubahan tingkah laku pada orang tersebut, yang sebelumnya tidak ada atau tingkah lakunya masih lemah atau kurang menjadi ada,
18
bisa atau kuat. Perubahan tersebut akan semakin terlihat jika orang atau individu
telah melakukan kegiatan belajar yang berulang-ulang
sehingga pengalaman belajar telah melekat benar-benar dalam diri, sebagai gambaran mudah orang atau individu yang dahulunya tidak bisa sesuatu setelah belajar akan menjadi bisa, kemampuan dan perubahan tingkah laku tersebut didasarkan kepada kemauan individu untuk menerapkan pengalaman belajarnya. Tingkah laku manusia dapat dilihat dari sejumlah aspek, yang mencerminkan hasil belajar. Pengertian-pengertian belajar diatas terdapat perbedaan pendapat antara ahli psikologi dengan ahli pendidikan, para ahli psikologi memandang belajar sebagai perubahan yang dapat dilihat dan tidak peduli apakah hasil belajar tersebut menghambat atau tidak dalam proses adaptasi seseorang terhadap kebutuhan-kebutuhan dengan masyarakat dan lingkungannya. Sedangkan para ahli pendidikan memandang bahwa proses perubahan manusia kearah tujuan yang lebih baik dan bermanfaat bagi orang lain
2. Tujuan belajar Istilah tujuan bersinonim dengan keinginan tetapi hakikatnya berbeda, dimana tujuan sifatnya lebih luas cakupannya dan lebih kekal adanya, sedang keinginan cakupannya kurang luas dan mudah berubah. Masalah-masalah yang tercakup dalam tujuan adalah proses, prediksi, maksud dan keinginan. Masalah-masalah yang menggambarkan dengan
19
jelas, bahwa suatu tujuan dalam praktiknya menghendaki pilihan-pilihan yang dilakukan secara seksama terhadap berbagai alternatif yang ditawarkan. Tujuan belajar adalah mendapatkan pengetahuan keterampilan dan perubahan sikap, mental dan nilai-nilai. Orang yang memiliki ilmu pengetahuan akan mendapatkan peningkatan derajat sesuai dengan firman Allah swt. dalam Al-Qur‟an. ”.....niscaya Allah akan meninggikan beberapa derajat kepada orang-orang beriman dan berilmu”. (Q. S. Al-Mujadalah: 11). Perintah belajar dalam Al-Qur‟an tidak hanya belajar ilmu agama saja, akan tetapi juga ilmu non agama yang relevan dengan tuntutan zaman. Ilmu juga harus bermanfaat bagi kehidupan orang banyak dan diri orang yang menuntut ilmu. Tujuan belajar juga tertuang dalam Al-Qur‟an: “Dan carilah apa yang telah dianugrahkan Allah kepadamu kebahagiaan kampung akhirat, dan janganlah kamu melupakan kebahagiaanmu dari kenikmatan dunia”.(Q. S. Al-Qashash: 77). Ustat Qowamuddin Hamad bin Ibrahim mengungkapkan tujuan belajar dalam syairnya: ”Barang siapa mencari ilmu untuk mendapatkan kebahagiaan akhirat, maka maka ia akan bahagia dari ilmunya itu. Sebaliknya akan mencapai kerugian bagi seorang pelajar yang mencari ilmu untuk memperoleh keuntungan dari manusia”.(Nata, 1987: 88)
20
Tujuan belajar adalah untuk memperoleh kebahagian dunia dan akhirat, bukan untuk mendapatkan pujian dari manusia bukan pula untuk menipu, atau untuk membodihi manusia lain. Pendapat Imam al-Ghazali tentang tujuan belajar adalah: a. Membentuk Insan purna untuk mendekatkan diri kepada Allah swt. b. Membentuk Insan purna untuk memperoleh kebahagiaan hidup, baik di dunia maupun di akhirat.(Arif, 2002: 22) Tujuan Pendidikan Islam Menurut Ahmad D. Marimba, mempunyai empat fungsi, yaitu; a. Tujuan berfungsi mengakhiri usaha. b. Tujuan berfungsi mengarahkan usaha. c. Tujuan dapat berfungsi sebagai titik pangkal untuk mencapai tujuan lain yang baru atau tujuan lanjutan. d. Fungsi tujuan adalah memberi nilai pada usaha itu. (Arief, 2002: 16) Definisi tujuan belajar berbeda-beda karena para penulis mengunkapkan tujuan belajar disesuaikan dengan keadaan geografi, suasan politik, bahkan strata ekonomi yang dihadapi penulis. Pendapatpendapat tesebut dapat disimpulkan, sebagai berikut: a. Tujuan belajar adalah suatu usaha yang dilakukan secara sunguhsungguh dengan sistematis, mendayagunakan seluruh potensi yang dimiliki, baik fisik, mental, maupun harta. b. Belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku, dari tingkah laku yang kurang baik menjadi baik.
21
c. Belajar bertujuan mengubah atau mengasah ketrampilan, misalnya: Olah raga, kesenian, tehnik, pertanian, pelayaran. d. Belajar dapat menambah pengetahuan dalam berbagai bidang ilmu e. Belajar adalah untuk memperoleh ridlo Allah swt. Agar menperoleh kebahagian dunia akhirat.
3. Ciri-ciri belajar Belajar menjadikan manusia mengalami perubahan-perubahan. Hal tersebut tentunya dapat diamati dari sikap dan prilaku seseorang yang telah belajar. Sebagai tolak ukur dari pengamatan perubahan itu akan tampak pada ciri- ciri belajar sebagai berikut: a. Belajar ditandai dengan adanya perubahan tingkah laku (change behavior). Ini berarti, Bahwa hasil dari belajar dapat diamati dari tingkah laku, yaitu adanya perubahan tingkah laku, dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak terampil menjadi terampil.Tanpa mengamati nilai hasil belajar, kita sudah dapat mengetahui ada tidaknya hasil belajar. b. Perubahan prilaku relative permanent. Perubahan tingkah laku yang terjadi karena belajar untuk waktu tertentu akan tetap atau tidak berubah-rubah. Tetapi, perubahan tingkah laku tersebut tidak akan terpancang seumur hidup;
22
c. Perubahan tingkah laku tidak harus segera dapat diamati pada saat proses belajar sedang berlangsung, perubahan perilaku tersebut bersifat potensial; d. Perubahan tingkah laku merupakan hasil latihan atau pengalaman; e. Pengalaman atau latihan itu dapat memberi penguatan. Sesuatu yang memperkuat itu akan memberikan semangat atau dorongan untuk mengubah tingkah laku. (Baharudin dan Wahyuni, 2008: 15).
4. Prinsip-Prinsip dalam belajar Prinsip-prinsip belajar diungkapkan oleh Dalyono (1997:51). Dalam bukunya, Psykologi Pendidikan disebutkan beberapa prinsip dalam belajar. a. Kematangan jasmani dan rohani Salah satu pendidikan akan dimulai pada diri anak adalah adanya kematangan jasmani dan rohani. Kematangan jasmani memberikan gambaran di atas minimal umur serta konsidi fisiknya telah cukup kuat untuk melakukan kegiatan belajar, dapat dicontohkan dimana banyak sekali sekolah dasar yang memberikan batas minimal umur anak untuk diterima pada lembaga pendidikan ini. Sedangkan kondisi rohani memungkinkan anak telah memiliki kemampuan secara psikologis untuk melakukan kegiatan belajar karena dalam taraf ini anak yang biasanya berfikir mudah mulai
23
digugah kemampuan berfikir. Ingatan, fantasi dan sebagainya, sehingga hal ini perlu dipersiapkan. b. Memiliki Kesiapan Dalam segala hal mungkin dibutuhkan suatu kesiapankesiapan merupakan suatu cara dimana sudah diperkirakan dari awal yang akan dihadapi. Kesiapan di sini bisa berupa kesiapan fisik, mental maupun perlengkapan belajar. c. Memahami Tujuan Pemahaman tujuan terhadap apa yang dilakukan mutlak diperlukan.
Prinsip
ini
sangat
penting
dimiliki
mengingat
pemahaman tujuan akan sangat bermanfaat bagi anak untuk dapat menyelesaikan dengan baik kegiatan yang dilakukan dan mampu menyelesaikan dengan cepat. d. Memiliki Kesungguhan Kesungguhan merupakan suatu kebulatan tekad untuk melakukan suatu kegiatan, orang yang belajar harus sungguhsungguh untuk melakukan kegiatan tersebut. e. Ulangan dan latihan Apa saja yang dipelajari perlu suatu koreksi, proses belajar merupakan suatu kegiatan yang berulang-ulang. Semakin banyak mengulang maka akan semakin mengena dalam pikiran sehingga dikuasai sepenuhnya dan sukar dilupakan.
24
5. Tinjauan Prestasi Belajar Pengertian
Prestasi
adalah
hasil
baik
yang
dicapai.
(Poerwadarminta, 2006: 910). Hasil diperoleh karena adanya aktivitas belajar yang telah dilakukan. Kemampuan intelektual siswa sangat menentukan keberhasilan siswa dalam memperoleh prestasi. Untuk mengetahui berhasil tidaknya seseorang dalam belajar maka perlu dilakukan suatu evaluasi. Evaluasi atau test bertujuan untuk mengetahui prestasi yang diperoleh siswa setelah proses belajar mengajar berlangsung. (Azwar: 9). Prestasi belajar dikatakan sempurna apabila memenuhi tiga aspek yakni: kognitif, affektif dan psikomotor, dan prestasi kurang memuaskan jika
ketiga
unsur
penilaian
yang
tersebut
belum
terpenuhi.
Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat dijelaskan bahwa prestasi belajar merupakan tingkat kemanusiaan yang dimiliki siswa dalam menerima, menolak dan menilai informasi-informasi yang diperoleh dalam proses belajar mengajar. Prestasi belajar seseorang sesuai dengan tingkat keberhasilan dalam mempelajari materi pelajaran yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau raport setiap bidang studi setelah mengalami proses belajar mengajar yang telah berlangsung menurut jenjang waktu yang telah ditentukan oleh lembaga.
25
6. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Prestasi Belajar adalah perolehan hasil belajar siswa dalam waktu tertentu. Secara garis besar faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa dibedakan menjadi: a. Faktor Internal Siswa Yaitu faktor yang berasal dari dalam diri siswa itu sendiri yang meliputi aspek fisiologis dan aspek psikologis. Aspek fisiologis adalah aspek yang bersifat jasmaniah atau jasadiyah, seperti tingkat kebugaran tubuh, kesehatan indera pendengaran, penglihat dan lain-lain. Aspek psikologis adalah aspek yang bersifat rohaniah, seperti tingkat kecerdasan siswa, sikap siswa, bakat / talenta siswa, minat siswa dan motivasi siswa. b. Faktor Eksternal Siswa Yaitu faktor yang berasal dari luar siswa seperti kondisi lingkungan sosial dan lingkungan nonsosial di sekitar siswa. Lingkungan sosial sekolah seperti, orang tua, guru, staf administrasi, teman-teman, masyarakat sekitar dan tetangga. Lingkungan sosial yang lebih banyak mempengaruhi kegiatan belajar adalah orang tua dan keluarga siswa itu sendiri. Sebagai ilustrasi ikuti contoh atau realita berikut: Kebiasaan yang diterapkan orang tua siswa dalam mengelola keluarga (family management practice) yang keliru, seperti kelalaian
26
orang tua dalam memonitor kegiatan anak, dapat menimbulkan dampak lebih banyak lagi, bukan saja anak tidak mau belajar melainkan ia cenderung berperilaku menyimpang dari tata tertib dan indisipliner. Lingkungan non sosial seperti gedung sekolah dan letaknya, rumah tempat tinggal keluarga, alat-alat belajar, keadaan cuaca dan waktu belajar. Faktor-faktor ini ikut mempengaruhi hasil belajar siswa, sebab faktor-faktor tersebut dapat merangsang sistem memori siswa dalam menyerap, mengelola, dan menyimpan item-item informasi dan pengetahuan yang dipelajari siswa. c. Faktor Pendekatan Belajar. Yaitu jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan oleh pendidik dalam proses belajar mengajar. Dengan strategi dan metode pembelajaran yang kreatif, inovatif, dedaktif, unik dan variatif dapat merangsang respons siswa ke arah pemikiran yang selalu berusaha mengaktualisasikan kemampuan atau potensinya. (Dalyono, 1997: 55).
B. Tinjauan Fiqh 1. Pengertian Fiqh Dari sudut bahasa fiqh berasal dari kata faqiha- yafqohu yang berarti ilmu (pengetahuan) dan al-fahmu yang berarti pemahaman.
27
Sedangkan menurut beberapa ulama‟ dan al-Qur‟an serta Hadits Nabi, pengertian fiqh adalah sebagai berikut: a. Fiqh menurut Umar bin Amad Baraja dalam kitabnya “Sullamul Fiqh”, “Fiqh adalah suatu ilmu yang dibahas di dalamnya persoalan hukum-hukum Islam yang bersumber dari al-Qur‟an dan al-Hadits”. b. Fiqh menurut Imam Muhammad Abu Zahrah dalam kitabnya “Ushulul Fiqh”, ”Fiqh adalah ilmu tentang hukum amali dalam Islam yang bersumber dari dalil-dalil tafsiri (terurai)”. c. Sedangkan Imam Jalaludin Al Mahalli dalam kitabnya “Syarah alWaraqat Fi Asulil Fiqh” mengemukakan: “Fiqh adalah ilmu pengetahuan hukum Islam yang dihasilkan oleh ijtihad para ulama fiqh”.(Mahjudin, 1995: 1) Pengertian-pengertian diatas dapat dijelaskan definisi kata amali sebagai penjelasan yang dikaji dalam ilmu fiqh hanya berkaitan dengan perbuatan (amaliah) mulia yang terdapat dalam ajaran Islam dan tidak termasuk keyakinan dari mukalaf. Sedangkan dalil al-tafsili maksudnya adalah dalil terperinci yang terdapat dan terpapar dalam Al-Qur‟an serta Hadits Nabi, dimana semuanya menunjukan pada satu hukum tertentu. Imam Ghazali berpendapat bahwa pengertian fiqh mencakup hukum-hukum syara‟ yang amali, dengan tidak memandang apakah hukum-hukum
itu
memerlukan
ijtihat
ataupun
menghasilkanya. (Salam dan Fatuhurohman, 1994: 42)
tidak
dalam
28
Hasbi Ash-shiddieqy mengemukakan pendapatnya tentang fiqh yaitu sekumpulan hukum syara‟ yang sudah dibukukan dari berbagai mazhab, baik dari mazhab yang empat ataupun dari mazhab lainnya dan hukum-hukum yang dinukilkan dari fatwa-fatwa sahabat dan tabi‟in, dan para fuqoha‟. (Salam dan Fatuhurohman, 1994: 42) Hasbi Ash-shiddieqy membagi fiqh dalam dua bagian yaitu: 1. Fiqh Nabawi, yaitu yang meliputi hukum-hukum yang dikemukakan oleh al-Qur‟an dan al-Hadist secara jelas dan tegas, dengan tidak perlu lagi melakukan ijtihat. 2. Fiqh Ijtihadi, yaitu hukum-hukum yang dihasilkan dengan melalui ijtihad dan istinbat. Hukum yang dilakukan oleh para mujtahid. Ilmu fiqh secara umum dapat disimpulkan bahwa: Ilmu fiqh merupakan ilmu yang mempelajari dan memahami tentang masalah hukum-hukum Islam dan peraturan-peraturan yang terdapat dalam AlQur‟an dan Hadits Nabi sehubungan dengan kehidupan manusia, untuk menciptakan keselamatan dunia dan akhirat.
2. Pembahasan Ilmu Fiqh Ilmu fiqh mempelajari dan memahami tentang masalah hukumhukum Islam dan peraturan-peraturan yang terdapat dalam Al-Qur‟an dan Hadits Nabi. Penjabaran tentang ilmu fiqh secara global, sebagai berikut :
29
a. Masalah Ibadah (Segala urusan yang dimaksudkan untuk mendekatkan diri pada Allah swt) 1) Thaharah (Bersuci) 2) Shalat (Ibadah yang berbentuk bacaan dan gerak anggota badan yang diiringi ingat kepada Allah dengan diawali takbiratul ihram dan diakhiri salam) 3) Zakat (Mengeluarkan sebagian harta kekayaan kepada orang yang berhak menerima ‟mustahiq‟ zakat) 4) Puasa (Menahan diri dari sesuatu yang membatalkan puasa) 5) Haji (Mengunjungi/ ziarah ke Baitullah). (Mahjuddin, 1995) 6) Jihad (Berjuang membela agama Allah). 7) Nazar (Mengingat, maksudnya mewajibkan diri sendiri untuk melakukan atau tidak melakukan hal yang pernah diucapkan dengan lafal nazar) 8) Qurban (Menyembelih hewan yang telah memenuhi syarat tertentu dengan niat mendekatkan diri kepada Allah) 9) Dzakaat (Penyembelihan) 10) Perburuan (Menangkap atau memperoleh binatang liyar „tidak berpunya‟untuk dimakan) 11) Aqiqah (Bulu atau rambut bayi, maksudnya sembelihan yang berhubungan dengan lahirnya seorang anak)
30
12) Makanan dan Minuman ( Segala sesuatu ysng boleh dimakan dan
diminum
untuk
memenuhi
kebutuhan
jasmani).
(Murthahhari, 1993: 197) b. Masalah Janazah (Tata cara mengurus janazah) c. Masalah Akhwalusy Syakhshiyah (Hal-hal yang berkenaan dengan kebutuhan pribadi yang diperintahkan) 1) Perkawinan (Ikatan hubungan atara suami istri) 2) Hak dan kewajiban Suami-Istri (Hal-hal yang harus dipenuhi dan diterima baik oleh suami maupun istri) 3) Thalaq (Perceraian) 4) Hadhanah (Mengasuh Anak) 5) Washiyat
(Pesan
yang
dikehendaki
seseorang
untuk
dilaksanakan setelah ia meninggal) 6) Warisan (Harta peninggalan orang yang telah meninggal yang seharusnya dimiliki ahli waris) 7) Hibah (Hadiyah / pemberian) 8) Waqaf (Memberikan sesuatu benda untuk kepentingan agama) 9) Shadaqah (Memberikan sesuatu kepada orang lain karena mengharap keridhoan Allah) 10) Radha‟ah (Menyusukan Anak). 11) Khulu‟ (Thalaq yang didorong oleh isteri) 12) li‟an (Saling memaki antar suami istri) 13) Iyla‟(Pembatalan sumpah)
31
14) Zahar (Thalaq tidak sah) 15) Ruju‟ (Kembali pada istrinya setelah menjatuhkan thalaq) 16) Iddah (Masa menanti oleh perempuan yang ditinggal mati atau dicerai suaminya). (Zakiah Daradjat, 1993) d. Muamalah (Hukum Perdata) 1) Buyu‟ (Jual-beli) 2) Salam (Perpesanan) 3) Khiyar (Memilih) 4) Syarikat (kerja sama) 5) Ijarah (Sewa menyewa) 6) ‟Ariyah (Pinjam Meminjam) 7) Mudayanah (Hutang piutang) 8) Rahn (Menggadaikan Barang) 9) Dhaman (Menanggung) 10) Hiwalah (memindahkan Hutang) 11) Mushaqqah ( Pembagian Hasil Kebun). e. Jinayah atau Uqubah (Hukum Pidana) 1) Hudud (Sanksi Hukum) 2) Ta‟zir (Tindakan Pengajaran) f. Ahkamus Sulthaniyah (Hukum Tata Negara) 1) Asas Kebijakan Dalam Penyelenggaraan Pemerintahan 2) Khilafah (Pemerintahan) 3) Rakyat (Masyarakat)
32
g. Ahkamul Qadhaya (Hukum Perkara) 1) Peradilan
(Lembaga
yang
bertugas
menegakan
hukum
dimasyarakat) 2) Hukum Acara ( Tata tertib dalam peradian). (Mahjuddin, 1995)
C. Tinjauan Tentang Jual – Beli Manusia diciptakan oleh Allah swt. sebagai mahluk sosial yang berhubungan dan saling membatu antara satu dengan yang lain. Seperti ketika membutuhkan sesuatu, manusia tidak dapat memenuhinya sendiri. Untuk mendapatkan barang yang kita butuhkan dengan cara yang cepat dan sesuai dengan norma masyarakat serta agama, manusia dapat membelinya dari orang lain dalam bentuk jual beli. Dalam melakukan jual beli, manusia tidak boleh berbuat sekehendak hati, melainkan harus memperhatikan aturan-aturan yang berlaku sebagaimana yang diatur dalam ilmu muamalat. Al-Ghazali mengidentifikasi pengetahuan muamalat sebagai sains yang mengajarkan nilai-nilai yang mulia dan melarang tindakan tindakan yang tidak memperdulikan nilai-nilai tersebut. (Husaini, 1983: 94). Materi jual beli yang di bahas dalam mata pelajaran fiqh kelas VI semester genap adalah:
33
1. Pengertian Jual Beli Jual beli adalah pertukaran harta benda dengan harta benda lain yang ber manfaat dengan jalan saling merelakan atau memindahkan hak milik dengan pengantinya melalui cara-cara yang diperbolehkan Islam.
2. Rukun Jual Beli Dalam jual beli harus terpenuhi rukun jual beli. Sedangkan rukun jual beli ada lima, yaitu : a. Penjual, penjual haruslah orang yang memiliki barang yang akan dijual atau telah mendapatkan izin untuk menjualnya, serta berakal sehat. b. Pembeli, pembeli disyaratkan bagi orang-orang yang berakal sehat dan bukan pula anak kecil, terutama untuk pembelian barang-barang yang mempuyai nilai jual tinggi (mahal). c. Barang, barang yang dijual harus merupakan barang yang diperbolehkan dijual, bersih, dapat diserah terimakan dan bisa diketahui pembeli meski hanya ciri-cirinya. d. Bahasa akad, akad atau lebih dikenal ijab qobul. Ijab adalah ucapan dari pedagang bahwa ia bermaksud menjual barangnya dengan harga tertentu. Sedangkan qobul pernyataan dari pembeli bahwa ia setuju untuk membeli barang tersebut. e. Kerelaan dari kedua belah pihak, penjual dan pembeli saling merelakan dan saling suka dengan transaksi tersebut.
34
3. Syarat-Syarat Sah Jual Beli Jual beli bisa dikatakan sah apabila telah memenuhi syarat sah jual beli. Syarat sah jual beli adalah: a. Syarat sah bagi penjual dan pembeli. Jual beli hendaknya dilakukan bagi orang yang sehat akalnya agar tidak tertipu, ataupun sudah dewasa (baliq) dan atas kemauan sendiri, tidak ada paksaan, sebagaimana firman Allah
Swt.: ”Wahai orang- orang yang
beriman! Janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dalam perdagangan yang berlaku atas dasar suka sama suka diantara kamu”.(Q. S. An-Nisa: 29) b. Syarat bagi uang atau barang yang diperjual belikan. Barang yang diperjual belikan harus suci atau dapat disucikan, mempuyai manfaat, milik si penjual atau yang mewakili, dapat diserah terimakan sehingga tidak terjadi penipuan dalam jual beli, Rosullah saw. Bersabda dalam sebuah hadits yang di riwayatkan oleh Muslim ra. artinya sebagai berikut : ”Dari Abu Hurairah berkata: Rosulullah saw. telah melarang jual beli yang mengandung tipu daya”.
4. Jual Beli yang Diperbolehkan dan Dilarang Pada dasarnya jual beli yang telah memenuhi syarat dan rukunnya, jual beli tersebut boleh dan sah. Jual beli yang terlarang adalah jual beli yang syarat rukunnya meragukan bahkan terlarang. Jual beli yang dilarang adalah:
35
a. Barang-barang yang menimbulkan kerusakan bagi diri maupun lingkungan. Misalnya Jual beli ganja, minuman keras, morfin, exstasi. b. Barang-barang yang najis dan membahayakan kesehatan. c. Jual beli dilarang karena riba. d. Barangnya masih samar-samar, seperti jual beli ikan yang masih dalam kolam, menjual buah-buahan yang masih berbentuk bunga. e. Jual beli bersyarat. f. Jual beli dilarang karena mengandung tipu daya.
5. Khiyar Khiyar adalah kesempatan bagi penjual dan pembeli mempertimbangkan
jadi
atau
tidak
barang
itu
dibeli.
(Mahjudin,1995: 38). Khiyar bertujuan agar tidak ada pihak yang merasa dirugikan dari transaksi tersebut, dan tidak menimbulkan kekecewaan dikemudian hari. Khiyar dalam jual beli ada tiga macam, yaitu khiyar majelis, khiyar syarat, khiyar „aibi. a. Khiyar Majelis adalah hak penjual dan pembeli untuk membatalkan atau meneruskan akad jual belinya selama mereka masih ada di tempat akad, kedua belah pihak belum berpisah.
36
b. Khiyar syarat ialah adalah hak penjualdan pembeli untuk membatalkan atau meneruskan akad jual belinya dengan syarat selama waktu yang ditentukan. c. Khiyar „aibi ialah adalah hak penjual dan pembeli untuk membatalkan atau meneruskan akad jual belinya karena ada cacat atau kerusakan barang yang tidak kelihatan saat ijab qobul. (Hadi, 2008)
D. Metode Pembelajaran 1. Pengertian Metode Secara lughowi metode berasal dari dua kata yaitu meta yang artinya melalui dan hodos yang artinya cara atau jalan. Jadi metode adalah cara atau jalan yang harus dilalui untuk mencapai suatu tujuan. Dalam praktiknya ternyata pengertian metode lebih meluas yaitu suatu jalan atau cara untuk memahami, menggali dan mengembangkan ilmu pengetahuan. Kata metode disamakan dengan metodologi, dimana berasal dari tiga kata yaitu meta artinya melalui, hodos artinya cara atau jalan dan logos berarti ilmu atau science. Jadi metodologi pembelajaran berari cara atau seperangkat cara atau jalan yang dilakukan dan ditempuh oleh guru secara sistematis untuk melakukan pembelajaran yang telah diolah sehingga menjadi milik peserta didik. Dalam bahasa Arab metode diartikan dengan thariqah. Yang berarti jalan. Jalan bukan dalam arti
37
bentuk fisik melainkan dalam bentuk ide-ide yang mengacu pada cara yang mengantarkan pada seseorang untuk sampai pada cara yang telah ditentukan. Secara terminologi atau istilah kata metode bisa membawa kepada pengertian yang bermacam-macam sesuai dengan konteksnya, tergantung aspek yang mau diukur, aspek kognitif tentu metode yang dipakai berbeda dengan aspek psikomotor maupun aspek afektif. Metode menurut Asmuni Syukir adalah ilmu yang mempelajari tentang cara-cara atau jalan yang ditempuh untuk mencapai suatu tujuan dengan hasil yang efektif dan efisien. (Arif, 2002: 88) Sedangkan metodologi pendidikan Islam adalah suatu cabang ilmu pengetahuan yang membahas cara-cara yang dapat ditempuh untuk mencapai tujuan sesuai dengan yang dikehendaki. Pernyataan tersebut dipertegas oleh Zuhairini yang mengatakan, segala usaha yang sistematis dan pragmatis untuk mencapai tujuan agama, melalui berbagai aktifitas baik di dalam maupun di luar kelas dalam lingkungan sekolahan. Metode mengajar dapat diartikan juga sebagai masa yang dipergunakan oleh guru dalam mengadakan hubungan dengan siswapada saat berlangsungnya proses belajar mengajar. Dengan demikian metode mengajar merupakan alat untuk menciptakan proses pembelajaran.
38
Berdasarkan beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa metode adalah seperangkat cara, jalan, dan tehnik yang digunakan oleh pendidik dalam proses pembelajaran, maka siswa dapat mencapai tujuan pembelajaran atau kompetensi tertentu yang di rumuskan dalam silaby mata pelajaran. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh seorang guru dalam mengunakan metode, karena ada beberapa faktor
yang
mempengaruhi penggunaan metode belajar yaitu; Tujuan dan fungsinya, siswa yang mengikuti pembelajaran, lingkungan, fasilitas dalam pembelajaran, serta kwalitas guru yang mengajar dengan kemampuan profesionalismenya.
2. Fungsi Metode Menurut Abuddin Nata (1987:93) secara keseluruhan metode yang ditawarkan untuk kegiatan pengajaran, dalam pelaksanaannya harus mempertimbangkan tiga hal penting, yaitu: a. Materi yang akan diajarkan, sebab materi yang berbeda metode mungkin juga berbeda. b. Sasaran atau objek yang akan diberikan. c. Sarana prasarana yang tersedia. Dengan pertimbangan ketiga kriteria tersebut suatu metode yang digunakan akan efektif dan berdaya guna. Lanjut Abudin Nata, metode pembelajaran dapat berfungsi sebagai berikut:
39
a. Pemberi jalan atau cara yang sebaik mungkin bagi pelaksanaan operasional dari ilmu pendidikan. b. Merupakan sarana untuk menemukan, mengkaji dan menyusun data yang diperlukan bagi pengembangan disiplin suatu ilmu. Dari dua fungsi di atas terlihat bahwa pada intinya metode berfungsi mengantarkan suatu tujuan kepada objek sasaran dengan cara yang sesuai dengan perkembangan objek tersebut. Agar setiap metode betul-betul fungsional dalam pengajaran, maka dibutuhkan suatu prinsip dalam penyampaiannya, seperti suasana menyenangkan, menggembirakan, penuh dorongan dan motivasi, sehingga pelajaran mudah diterima.
3. Macam-Macam Metode Pembelajaran a. Metode Belajar Aktif (Active Learning) Menurut Hasan Langgulung pelajaran bukan hanya satu segi saja, melainkan bermacam-macam, yaitu mencakup aspek kognitif, afektif,dan psikomotorik. Maka metode mengajar dan metodenya juga bermacam-macam.(Nata, 1987: 93) Dari berbagai macam metode pendidikan yang digunakan dalam pembelajaran adalah pembelajaran aktif (Actif Learning). Metode ini lebih mengedepankan partisipasi aktif siswa, sehingga kegiatan pembelajarannya lebih terpusat pada siswa (Student Centris).
40
Dari pernyataan ini berarti dalam proses belajar guru berusaha menciptakan berbagai peluang yang berpengaruh terhadap proses belajar sehingga dengan sendirinya tercipta berbagai kebutuhan belajar. Dengan demikian yang penting dan yang perlu dilakukan oleh guru adalah menciptakan serangkaian peristiwa yang dapat mempengaruhi siswa untuk belajar. Secara ringkas guru akan berperan sebagai director and facilitator of learning yakni pengarah dan pemberi fasilitas untuk proses belajar. Jadi subjek belajarnya adalah siswa atau peserta didik. Inilah yang dinamakan student centris. b. Metode Giving Answers and Getting Questions 1) Pengertian Metode Giving Answers and Getting Questions Metode giving answers and getting questions adalah sebuah metode pembelajaran yang dengan lemah lembut menantang siswa untuk mengingat kembali apa yang telah dipelajari dalam pertemuan yang telah lalu disetiap unit pelajaran. Metode ini dikembangkan oleh seorang guru besar kajian psikologi pendidikan yaitu Dr. Mel L. Silberman, metode pendidikan
ini
dikembangkan
bersama
seratus
metode
pembelajaran aktif lainnya yang dituangkan dalam bukunya yang berjudul ”Active learning 101 cara belajar siswa aktif”. Di dalam buku ini ada 101 metode pembelajaran aktif.
41
Metode giving answers and getting questions menuntut partisipasi aktif siswa, yang berlangsung dalam suasana yang menyenangkan dengan pengawasan dan bimbingan guru, supaya menghasilkan siswa yang berkualitas. Belajar tidak cukup dengan mendengarkan atau melihat sesuatu. menurut Mel L. Siberman dalam paham belajar aktifnya sebagai berikut: Yang saya dengar, saya lupa.Yang saya dengar dan lihat, saya sedikit ingat.Yang saya dengar, lihat, dan pertanyaan atau diskusikan dengan orang lain, saya mulai pahami.Dari yang saya dengar, lihat, bahas, dan terapkan, saya dapatkan pengetahuan dan ketrampilan.Yang saya ajarkan kepada orang lain, saya kuasai. Demikian pengantar Mel L. Siberman dalam bukunya tersebut. Belajar dipengaruhi tingkat kecepatan bicara guru dan tingkat pendengaran siswa. Kecepatan pendengartan siswa ketika tidak memikirkan sesuatu ia akan mendengar 400 hingga 500 kata permenit. Namun Mc. Keachie mengungkapkan bahwa seseorang akan bisa menginggat 70 persen pada 10 menit pertama tetapi ia tinggal menggingat 20 persennya pada 10 menit terahir. Selanjutnya Mel L. Siberman membagi 101 metode belajar tersebut dalam 3 bagian yaitu:
42
a). Bagaimana menjadikan siswa aktif sejak awal Pada bagian ini dibagi menjadi tiga sub bagian yaitu: (1) Strategi pembentukan tim, yang terbagi dalam sebelas metode. (2) Strategi penilaian sederhana, terbagi dalam lima metode. (3) Strategi pelibatan langsung, terdiri dari tujuh metode. b). Bagaimana Membantu Siswa Mendapatkan Pengetahuan, ketrampilan, dan Sikap secara Aktif. Bagian ini terdiri dari delapan sub bagian, yaitu: (1) Kegiatan Belajar Dalam Satu Kelas Penuh, Terdiri dari10 metode (2) Menstimulasi Diskusi Kelas, terdiri dari 7 metode (3) Pengajuan Pertanyaan, terdiri dari 3 metode (4) Belajar Bersama, terdiri dari 6 metode (5) Pengajaran Sesama Siswa, terdiri dari 7 metode (6) Belajar Secara Mandiri, terdiri dari 6 metode (7) Belajar Yang Efektif, terdiri dari 5 metode (8) Pengembangan Ketrampilan, terdiri dari 11 metode c). Bagaiman Menjadikan Belajar Tidak Terlupakan Bagian ini terdiri dari empat sub bagian, yaitu: (1) Strategi Peninjauan Kembali, terdiri dari 9 metode (2) Penilaian Sendiri, terdiri dari 5 metode
43
(3) Perencanaan Masa Depan, terdiri dari 5 metode (4) Ucapan terima Kasih, terdiri dari 4 metode. Metode-metode
pembelajaran
tersebut
tidak
diungkapkan semua, metode yang digunaka penulis untuk penelitian tindakan kelas tentang metode yang berkaitan dengan bagian nomer tiga, yaitu menjadikan belajar tidak lupa, sub bagian strategi peninjauan
kembali dengan metode giving
question and getting answers. Metode giving question and getting answers membicarakan cara belajar siswa untuk meninjau kembali pada materi ynag telah disampaikan yang terdahulu atau bisa juga digunakan pada akhir pembelajaran. 2) Prosedur a). Berikan dua kartu indeks kepada masing-masing siswa b). Perintahkan tiap siswa untuk melengkapi kalimat berikut ini: Kartu
1:
Saya
masih
memiliki
pertanyaan
tentang
.................................................................................................. Kartu
2:
Saya
bisa
menjawab
pertanyaan
tentang
.................................................................................................. c). Buatlah sub-sub kelompok dan perintahan tiap kelompok untuk memilih pertanyaan paling relevan untuk di ajukan dari pertanyaan paling menarik untuk di jawab dari kartu anggota kelompok mereka .
44
d). Perintahkan tiap sub kelompok untuk melaporkan pertanyaan untuk diajukan yang ia pilih. Pastikan apakah adasiswa yang dapat menjawab pertanyaan itu, jika tidak, guru harus menjawabnya e). Perintahkan tiap kelompok untuk melaporkan pertanyaan untuk di jawab yang ia pilih. Perintahkan anggota tiap subsub kelompok untuk berbagi jawaban dengan siswa yang lain. 3) Variasi a). Siapkan terlebih dahulu beberapa kartu pertanyaan, dan bagikan kepada sub-sub kelompok. Perintahkan sub-sub kelompok untuk memilih satu atau beberapa pertanyaan yang dapat mereka jawab b). Siapkan terlebih dahulu beberapa kartu pertanyaan, dan bagikan kepada sub-sub kelompok Perintahkan sub-sub kelompok untuk memilih satu atau beberapa jawaban yang menurut mereka membantu meninjau kembali apa yang telah mereka pelajari. 4) Kelebihan metode giving question and getting answers a). Siswa belajar dalam keadaan senang sehingga tidak bosan dalam menyikapi proses belajar mengajar b). Siswa lebih terbuka dan berani mengungkapkan pertanyaan kepada teman.
45
c). Siswa berani mengungkapkan pendapat dengan menjawab pertanyaan teman maupun pertanyaan guru. d). Guru dapat mengetahui materi yang belum dikuasai siswa. e). Guru lebih fokus menerangkan materi yang belum dikuasai siswa. f). Siswa lebih bisa mengingat kembali pelajaran yang telah lampau,sekaligus lebih memahami materi pelajaran. 5) Kelemahan metode giving question and getting answers a). Siswa lebih banyak bermain b). Siswa cenderung memberikan pertanyaan keluar dari materi c). Menyita banyak waktu daripada penyampaian dengan metode lain atau tidak produktif. d). Siswa belum tentu suka dengan metode ini sehingga mereka sering bermain dan mengganggu teman. e). Siswa bisa saja jawaban siswa yang diberikan kepada teman salah maka teman akan mengikuti jawaban salah tersebut. f). Diperlukan lebih banyak persiapan dan kreatifitas serta pengamatan . (Siberman, 2009)
46
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Subyek Penelitian 1. Gambaran Umum MI Raudlatul Athfal Krandon lor 01 a. Profil Madrasah Nama Sekolah
: MI Raudlatul Athfal Krandon lor 01
Alamat
: Jalan Desa
: Desa Krandon Lor : Krandon Lor
Kecamatan : Suruh Kabupaten
: Semarang
NSS
: 112332204056
Jenjang Akreditasi
: Terakreditasi B
Tahun didirikan
: 3 Nopember 1959
Tahun beroperasi
: 3 Nopember 1959
Kepemilikan tanah
: Milik Madrasah
Status tanah
: Wakaf bersertifikat
Luas tanah
: 915 M2
Status Bangunan
: Milik yayasan
Surat Ijin bangunan : 0152737900206003
Luas bangunan
: 494 M2
47
b. Letak Geografis Madrasah Ibtidaiyah MI Raudlatul Athfal Krandon Lor 01, terletak di Dusun Krajan Desa Krandon Lor Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang. Letak Madrasah Ibtidaiyah di tengah-tengah dusun. Dusun Krajan bersebelahan dengan Dusun Jengglong disebelah barat, Gondang Sari disebelah timur dan Tegalombo disebelah tenggara. Dan Tegalombo adalah satu-satunya dusun yang tidak ada Sekalah Dasarnya, dan merupakan domisili sebagian besar siswa MI Krandon Lor 01. c. Visi dan Misi Visi MI. Raudlatul Athfal Krandon Lor 01 adalah: Terwujudnya manusia yang berprestasi, beriman, bertaqwa, berahlak mulia, jujur, dan bertanggung jawab. Sedangkan Misi yang dicanangkan oleh MI. Raudlatul Athfal Krandon Lor 01 adalah: 1) Melaksanakan pembelajaran, bimbingan dan pembinaan secara efektif. 2) Menumbuhkan semangat motivasi berprestasi melalui kegiatan intra dan ekstra kurikuler. 3) Menumbuhkan penghayatan terhadap ajaran agama Islam melalui kegiatan keagamaan (Baca Tulis dan Hafalan Al-qur‟an, Praktek Fiqh)
48
4) Memberikan kemampuan akademik, penguasaan IPTEK serta keterampilan untuk melanjutkan kependidikan yang lebih tinggi. 5) Mengembangkan
nilai-nilai
demokratis
dan
meningkatkan
kemandirian serta tanggap terhadap lingkungan. Adapun tujuannya adalah : 1) Memiliki keimanan dan ketaqwaan yang tinggi kepada Allah swt. 2) Memiliki wawasan ilmu pengetahuan dan teknologi yang luas dan mendalam. 3) Memiliki keterampilan sosial dan keagamaan. 4) Memiliki motivasi dan kometmen yang tinggi untuk mencapai prestasi akademik. 5) Memiliki sikap cinta tanah air, nasionalisme, dan patriotisme. 6) Memiliki
kemampuan
bersosialisasi,
beradabtasi
dengan
lingkungan dan mandiri. d. Sejarah Singkat Berdirinya MI Raudlatul Athfal Krandon lor 01 Guna mewujudkan cita-cita luhur pejuang bangsa yang tercantum dalam UUD 1945 yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa dengan semangat pancasila, maka pemerintah pada masa awal kemerdekaan telah mencanangkan wajib belajar bagi seluruh warga negara Indonesia. Bapak Kyai Khumaidi dengan dukungan tokoh masyarakat seperti Bapak Kyai Muh Basuki beserta warga masyarakat dusun krajan mendirikan Madrasah Wajib Belajar (MWB) pada tanggal 3
49
November 1959. Tempatnya dipendopo rumah Kyai Khumaidi dan rumah Bapak Kyai Basuki. Seiring bertambahnya peserta didik, Bapak Kyai Khumaidi dan Bapak Kyai Basuki dengan bantuan seluruh masyarakat muslim Desa Krandon lor mendirikan bangunan madrasah. Madrasah ini dibangun di atas sebidang tanah waqaf dari Bp. Kyai khumaidi dengan luas + 865 m2. Madrasah ini dikenal dengan MI Raudlatul Athfal Krandon Lor 01, yang lebih familier dengan MI. Krandon Lor 01. Pada tahun awal tahun 1970 an pemerintah mulai mengakui keberadaan kegiatan MWB ini dan pada bulan 15 Oktober 1972 dengan surat keputusan Departemen Agama. Perkembang MI cukup baik dengan dukungan pengajar yang berdedikasi tinggi baik dari kalangan Pegawai Negeri Maupun dari Kalangan Wiyata Bhakti, seperti Bapak Musowir, Bapak Najiri, Bapak Sutidjan Bapak Kahlan, Bapak Asrori, Bapak Jamari dan lainlain. Pada tahun 2006 Madrasah membangun gedung baru, dengan penambahan lahan seluas + 50 m2 . Sehingga luas tanah madrasah sekarang menjadi 915 m2. e. Fasilitas Dalam menyelenggarakan proses belajar mengajar Madrasah Ibtidaiyah MI Raudlatul Athfal Krandon Lor 01, terletak di Dusun Krajan Desa Krandon Lor Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang.
50
Sekarang ini memiliki sarana pendukung seperti terlihat pada tabel berikut:
Tabel 3.1 Daftar Sarana (Ruang)
No. 1. 2. 3. 4. 5. 6.
8.
Nama Bangunan (Ruang) Ruang Kelas Kantor Kepala Kantor Guru Ruang Perpustakaan Mushola Ruang UKS WC/Kamar Kecil Guru/Pegawai WC/Kamar Kecil siswa
9.
Lapangan olah raga
7.
Jumlah 6 Ruang 1 Ruang 1 Ruang 1 Ruang 1 Ruang 1 Ruang
Keterangan Baik Baik Baik Rusak Rusak Cukup Baik
1
Ruang
Baik
2
Ruang
Baik Belum lengkap
2. Siswa dan Tenaga Kependidikan Madrasah Ibtidaiyah Raudlatul Athfal Krandon Lor 01, terletak di Dusun Krajan Desa Krandon Lor Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang, memiliki siswasebanyak 68 anak dengan rombongan belajar sejumlah 6 kelas, yang perinciannya seperti terlihat pada tabel berikut:
Tabel 3.2 Keadaan Siswa MI Raudlatul Athfal Krandon Lor 01
No . 1 2 3 4 5 6
Kelas I II III IV V VI Jumlah
Jumlah Siswa L P 4 6 4 12 7 3 9 2 7 4 7 3 38 30
Jumlah
Keterangan
10 16 10 11 11 10 68
Reguler Reguler Reguler Reguler Reguler Reguler
51
Dari tabel diatas dapat di ketahui bahwa siswa kelas VI MI. Raudlatul Athfal Krandon lor 01 yang menjadi subjek penelitian berjumlah 10 siswa, yang terdiri dari 7 laki-lai dan 3 perempuan. Dalam pelaksanaan program pendidikan di Madrasah Ibtidaiyah Madrasah Ibtidaiyah MI Raudlatul Athfal Krandon Lor 01, terletak di Dusun Krajan Desa Krandon Lor Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang, dikelola oleh 7 orang guru. Dengan 6 guru kelas 1 guru merangkap guru mata pelajaran Bahasa Inggris dan 1 guru merangkap Kepala Sekolah, serta 1 guru olah raga. Sedangkan kualifikasi
pendidikan guru yang
mengajar di Madrasah adalah sebagai berikut:
Tabel 3.3 Keadaan Guru MI. Raudlatul Athfal Krandon Lor 01 Tahun pelajaran 2009/2010
No 1 2 3 4
Nama M. Arif Rahmanul Hakim Muh Mustaqim M. Sholihin M. Imam Sofwan
5
Muh Lasin
6
Lestari
7
M. Zulfa Kurniawan
Pend terakhir
Jurusan
Jenis tugas
Keterangan
D2
PGSDI/MI
Guru Kelas II
Merangkap guru Kepala Sekolah
D2
PGSDI/MI
D2
PGSDI/MI
S1
PAI
S1
PAI
SLTA
IPA
D2
Penjas SD
Guru Kelas V Guru Kelas VI Guru Kelas IV Guru Kelas III Guru Mapel Bhs. Inggris Guru Mapel Penjas
Merangkap guru kelas 1
52
B. Pelaksanan Penelitian Dalam pelaksanaan penelitian ini terdiri dari dua siklus, yang diawali dari perencanaan, pelaksanaan, obsevasi dan refleksi. 1. Diskripsi Siklus I Siklus pertama dilaksanakan pada hari Rabu, 21 April 2010. Pada siklus ini dilakukan tahapan dan langkah-langkah penelitian sebagai berikut: a. Perencanaan Pada tahap perencanaan, kegiatan yang dilaksanakan adalah : 1) Membuat RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelanjaan). 2) Menyiapkan bahan pembelajaran. 3) Menyiapkan alat evaluasi (instrument). 4) Menyiapkan perangkat observasi. Dalam tahap ini, rencana diperlakukan secara fleksibel sehingga nantinya memunkinkan tindakan yang bisa beradaptasi. b. Pelaksanaan Pelaksanaan adalah implementasi dari semua rencana yang telah dibuat yang dilaksanakan pada jam ke 7-8 selama 70 menit. 1) Kegiatan Pendahuluan a).
Guru memberi salam dan memulai pelajaran dengan mengucapkan basmalah.
b). Guru menjelaskan secara singkat materi yang akan dipelajari sesuai dengan kompetensi dasarnya.
53
c).
Guru menjelaskan tujuan dari pembelajaran materi yang akan dipelajari.
d). Guru
menjelaskan
secara
singkat
langkah-langkah
pembelajaran yang akan dilaksanakan. e).
Guru memberikan kartu pertanyaan dan jawaban
2) Kegiatan Inti a).
Guru memberikan penjelasan tentang pengertian, syarat, rukun jual beli.
b). Siswa
membentuk
kelompok
untuk
melaksanakan
pembelajaran dengan metode giving question and getting answers. c).
Siswa melakukan tanya jawab secara berkelompok.
d). Guru memberikan bimbingan dan pengawasan terhadap proses
pembelajaran
serta
mengontrol
jawaban
yang
diberikan siswa kepada temannya agar tidak terjadi kekeliruan informasi. e).
Guru menjawab pertanyaan yang di berikan dari siswa lain yang belum bisa dijawab dalam pembahasan.
3) Kegiatan penutup a).
Siswa
bersama
guru
membuat
kesimpulan
tentang
pengertian, sarat, dan rukun jual beli. b). Guru mengevaluasi tingkat penguasaan siswa dengan tes tertulis dalam bentuk pilihan ganda.
54
c).
Guru menutup pelajaran dengan bacaan hamdalah dan berdoa bersama-sama.
d). Guru mengucap salam c. Pengamatan Pengamatan
yang
dimaksud
adalah
observasi
proses
pembelajaran dari kegitan awal sampai evaluasi. Observasi dilakukan oleh guru terhadap siswa untuk mengetahui keaktifan dan peningkatan prestasi siswa dalam pembelajaran fiqh khususnya sub bahasan jual beli. Jadi guru berperan sebagai pengajar sekaligus sebagai obsevator. Hasil dari penelitian pada siklus I adalah sebagai berikut:
Tabel 3.4 Hasil penelitian Siklus I
No. 1 2
Aspek yang dinilai Keaktifan siswa Prestasi siswa
Keterangan Nilai 0- 30
: Sangat kurang
Nilai 31- 50
: Kurang
Nilai 51- 70
: Sedang
Nilai 71- 90
: Baik
Nilai 91- 100
: Sangat baik
Nilai
Keterangan
73,4 73,0
Baik Baik
55
d. Refleksi Refleksi dilakukan oleh peneliti untuk mengetahui kekurangan dan hasil dari proses pembelajaran siklus I. Adapun hasil dari pengamatan siklus I adalah : 1) Minat dan keaktifan siswa meningkat dibandingkan dengan sebelum siklus. 2) Prestasi siswa mengalami peningkatan dari pembelajaran sebelum siklus I. 3) Kelemahan siklus I dapat diperbaiki pada siklus II adalah terutama siswa yang berkemampuan rendah belum maksimal memanfaatkan kesempatan bertanya maupun dalam menjawab pertanyaan. 4) Untuk mengatasi hal tersebut perlu diberikan penjelasan lagi tentang materi, terutama tentang pertanyaan yang belum bisa terjawab oleh siswa serta memberikan motivasi/ rangsangan pada siswa supaya dapat memaksimalkan belajar.
2. Diskripsi Siklus II Siklus II dilaksanakan pada hari Rabu, 5 Mei 2010, dengan langkah-langkah sebagai berikut: a. Perencanaan Kegiatan perencanaan pada siklus kedua tindakan yang berdasarkan
mengutamakan
hasil refleksi pada siklus pertama,
Kegiatan yang dilaksanakan dalam perencanaan siklus II adalah :
56
1) Perumusan masalah terfokus pada permasalahan/ kekurangan pada Siklus
pertama.yakni
memgulas
pertanyaan
yang
belum
terselesaikan 2) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). 3) Menyusun alat evaluasi. 4) Menyiapkan bahan pembelajaran berdasarkan kesulitan-kesulitan yang dialami siswa pada siklus I. 5) Menyiapkan perangkat observasi. b. Pelaksanaan Siklus II dilaksanakan pada hari Rabu, 5 Mei 2010 jam pelajaran ke 4-5 dimulai pukul 09.00 s.d pukul 10.10, dengan materi tata cara jual beli. Adapun jalannya proses pembelajaran sebagai berikut : 1) Kegiatan Pendahuluan a). Guru memberi salam dan memulai pelajaran dengan mengucapkan basmalah. b). Guru menjelaskan secara singkat materi yang akan dipelajari dengan kompetensi dasarnya. c). Guru menjelaskan tujuan dari pembelajaran materi yang akan dipelajari. d). Guru
menjelaskan
secara
singkat
langkah-langkah
pembelajaran yang akan dilaksanakan. e). Guru memberikan kartu pertanyaan dan jawaban.
57
2) Kegiatan Inti : a). Guru
memberikan
penjelasan
tentang
jual
beli
yang
diperbolehkan dan dilarang, serta pengertian dan ketentuan khiyar. b). Siswa
membentuk
kelompok
untuk
melaksanakan
pembelajaran dengan metode giving question and getting answers. c). Siswa melakukan tanya jawab secara berkelompok. d). Guru memberikan bimbingan dan pengawasan terhadap proses pembelajaran serta mengontrol jawaban yang diberikan siswa kepada temannya agar tidak terjadi kekeliruan informasi. e). Guru menjawab pertanyaan yang di berikan dari siswa lain yang belum bisa dijawab dalam pembahasan. 3) Kegiatan Penutup: a). Siswa bersama guru membuat kesimpulan tentang tentang jual beli yang diperbolehkan dan dilarang, serta pengertian dan ketentuan khiyar. b). Guru
mengevaluasi
tingkat
penguasaan
siswa
dengan
memberikan tes tertulis dalam bentuk pilihan ganda. c). Guru menutup pelajaran dengan bacaan hamdalah. c. Pengamatan Kegiatan pengamatan dalam siklus II sama seperti pengamatan siklus I yaitu pengamatan pelaksanaan proses pembelajaran.
58
Pengamatan dilakukan terhadap siswa yang dilakukan sekaligus oleh guru pengajar (peneliti) selama proses pembelajaran. Dari pengamatan tersebut didapatkan hasil sebagai berikut: 1) Suasana interaktif dapat dibina lewat bimbingan guru terhadap siswa dalam kelas, sehingga tercapai kompetensi pembelajaran. 2) Hasil prestasi siswa meningkat.
Tabel 3.5 Hasil penelitian Siklus II
No.
Aspek yang dinilai
1 2
Keaktifan siswa Prestasi siswa
Nilai
Keterangan
81,5 85,3
Baik Baik
d. Refleksi Pelaksanaan penelitian siklus II sesuai dengan perencanaan. Hasil proses pembelajaran lebih baik dari siklus I. Hal-hal yang perlu dipertahankan dan perlu ditindak lanjuti pada sub bahasan, mata pelajaran, bahkan pada kelas-kelas lainya adalah : 1) Metode
qiving
answers
and
meningkatkan keaktifan siswa. 2) Prestasi siswa meningkat.
getting
questions
berhasil
59
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian Prestasi dan Pembahasan 1. Hasil Penelitian Prestasi Siswa Sebelum pelaksanaan proses pembelajaran siklus I berlangsung telah dilaksanakan penilaian. Hasil penilaian disampaikan dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi kemampuan awal Siswa, agar dapat memberikan gambaran ada dan tidak adanya kemajuan yang dicapai dalam proses pembelajaran siklus I. Adapaun hasil ulangan tentang mteri jual beli sebelum proses pembelajaran siklus adalah sebagai berikut :
Tabel 4.1 Hasil Penilaian Prestasi Sebelum Pelaksanaan Tindakan siklus
NO
Nama Subyek
Hasil Ulangan Nilai
Tuntas / Belum Tuntas
1
Ari Setiawan
66
B
2
Fahru Rozi
60
B
3
Hanafi Agus R.
80
T
4
M. Widiyanto
66
B
5
Handoya S.M.
73
T
6
Eka Adi S.
60
B
7
Nia Widyawati
73
T
8
Nita Rahmawati
73
T
9
Rizky ulil A.
73
T
60
Lanjutan Tabel 4.1 Hasil Penilaian sebelumPelaksanaan Tindakan siklus
NO 10
Nama Subyek
Hasil Ulangan Nilai
Tuntas / Belum Tuntas
60
B
Jumlah
684
T=5, B=5
Rata - rata
68,4
-
KKM
70
-
% Tuntas
-
50
Dwi Setiawati
Sumber
Prestasi
:
Data Primer
Tabel 4.2 Hasil Penilaian Prestasi pada Siklus I
NO
Nama Subyek
Hasil Ulangan Nilai
Tuntas / Belum Tuntas
1
Ari Setiawan
73
T
2
Fahru Rozi
66
B
3
Hanafi Agus R.
86
T
4
M. Widiyanto
73
T
5
Handoya S.M.
80
T
6
Eka Adi S.
66
B
7
Nia Widyawati
73
T
8
Nita Rahmawati
80
T
9
Rizky ulil A.
73
T
Dwi Setiawati
60
B
Jumlah
730
T = 7, B = 3
Rata - rata
73,0
-
KKM
70,0
-
% Tuntas
-
70 %
10
Sumber
:
Data Primer
61
Sedangkan pencapaian nilai prestasi pada siklus II adalah sebagai berikut: Tabel 4.3 Hasil Penilaian Siklus II
NO
Nama Subyek
Hasil Ulangan Nilai
Tuntas / Belum Tuntas
1
Ari Setiawan
73
T
2
Fahru Rozi
73
T
3
Hanafi Agus R.
93
T
4
M. Widiyanto
80
T
5
Handoya S.M.
93
T
6
Eka Adi S.
73
T
7
Nia Widyawati
80
T
8
Nita Rahmawati
93
T
9
Rizky ulil A.
80
T
Dwi Setiawati
73
T
Jumlah
818
T= 10
Rata - rata
81,8
-
KKM
70
-
% Tuntas
-
100 %
10
Sumber
:
Data Primer
2. Pembahasan Dari hasil penilaian pada mata pelajaran fiqh sub bahasan jual beli melalui metode giving question and getting answers sebelum siklus, siklus I, dan siklus II diketahui nilai rata-rata kelas pada setiap siklus dapat dilihat pada tabel 4.5:
62
Tabel 4.5 Hasil Rata-Rata Kelas Penilaian Prestasi
No. 1 2 3
Pelakasanaan siklus
Nilai
Keterangan
Sebelum Siklus Siklus I Siklus II
68,4 73,0 81,8
Baik Baik Baik
Pada tahun
pelajaran
2009/
2010
MI Raudlatul
Athfal
Krandon Lor 01 menetapkan nilai kriteria ketuntasan minimal (KKM) setiap mata pelajaran. Dalam mata pelajaran fiqh KKM yang ditetapkan adalah 70,0. Artinya setiap siswa MI Raudlatul Athfal Krandon Lor 01 Kecamatan Suruh harus mampu memperoleh nilai minimal 7,00 untuk disebut tuntas dalam setiap penilaian dalam mata pelajaran fiqh pokok materi jual beli penilaian dalam mata pelajaran. Bila ternyata seorang siswa memperoleh lebih kecil dari 7,00 maka siswa tersebut harus mengikuti perbaikan nilai. Bahkan jika jumlah siswa yang belum mencapai KKM atau belum tuntas lebih dari 20% dari jumlah siswa, guru harus melaksanakan remedial teaching atau pembelajaran ulang ataupun tindak lanjut dalam hal ini dengan pelaksanaan penelitian tindakan kelas. Berdasarkan hasil penelitian sebelum siklus, siswa yang mampu memperoleh KKM ada 5 siswa atau (50 %). Melihat kondisi yang demikian maka guru perlu melaksanakan penelitian tindakan kelas. Penelitian tindakan kelas dilaksanakan dalam dua siklus yakni siklus I dan siklus II. Adapun hasilnya sebagaimana tercantum dalam tabel
63
4.2 dan 4.3. Dari nilai yang terdapat dalam tabel 4.2 dan 4.3 dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: a. Nilai kriteria ketuntasan minimal (KKM) pada siklus I dapat dicapai oleh 7 siswa (70 %), ini berarti terjadi kenaikan dari jumlah siswa yang mencapai KKM sebelum siklus, yaitu dari 5 siswa (50 %) menjadi 7 siswa (70 %), dengan nilai terendah 60 dan nilai tertinggi 86. Dengan demikian siklus I mampu meningkatkan pencapaian KKM sebanyak 2 siswa (20 %) dari sebelum siklus. Nilai rata-rata kelas yang dicapai pada siklus I adalah 73,0. Jika dibandingkan dengan pencapaian rata-rata sebelum siklus yaitu 68,4, berarti proses pembelajaran siklus I mampu menaikkan nilai rata-rata sebesar 4,6. Jadi pencapaian pretasi siswa termasuk dalam katagori tinggi. 1) Hal-hal yang Menghambat dan Mendukung Proses Pembelajaran Siklus I a) Hal yang menghambat (1) Siswa sering bermain sehingga banyak menghabiskan waktu. (2) Pertanyaan
kurang
dipahami
oleh
siswa
lain
mengakibatkan sulit dalam menjawab. b) Hal-hal yang mendukung (1) Minat siswa cukup tinggi untuk diajak memperbaiki hasil penilaian sebelum siklus.
64
(2) Telah ada usaha siswa meskipun perhatian siswa belum optimal. (3) Bimbingan guru dan lingkungan yang baik. b. Hasil pada siklus I, siswa yang belum mencapai KKM atau belum tuntas 3 siswa (30 %). Pada pembelajaran siklus kedua dapat diperoleh pencapaian nilai KKM 10 siswa atau 100 %, dengan nilai teredah 73 dan nilai tertinggi 93 nilai rata-rata kelas 81,8, jadi terdapat kenaikan sebanyak 3 Siswa atau 30 % dari pencapai KKM siklus pertama. Hal ini juga berarti terdapat kenaikan 5 Siswa atau sebesar 50 % dari ratarata hasil belajar sebelum siklus. Dan terjadi keniakan nilai sebesar 8,8 dari pencapaian nilai rata-rata siklus I. 1) Hal-hal yang Mengahambat dan Mendukung Proses Pembelajaran Siklus II a) Hal yang menghambat Kelemahan pada siklus II adalah beberapa siswa yang telah mencapai kompetensi cenderung ramai. Perlu diberi tugas tambahan misalnya diberi pertanyaan dari guru. b) Hal yang mendukung Hal-hal yang mendukung pelaksanaan proses pembelajaran siklus II adalah : (1) Pemahaman siswa tentang materi sudah lebih dalam sehingga mempermudah dalam membuat soal maupun
65
dalam menjawab dan berhasil meningkatkan keaktifan siswa. (2) Bimbingan kepada siswa ditingkatkan dengan mengecek pertanyaan maupun jawaban siswa. (3) Dengan pembelajaran melalui metode giving question and getting answers pretasi siswa yang biasanya rendah menjadi meningkat. (4) Motivasi yang pas, dan minat belajar siswa yang tinggi, guru
yang
profesional
dan
lingkungan
yang
menyenangkan. Dari data dan pembahasan tersebut dapat disimpulkan bahwa metode giving question and getting answers dapat meningkatkan prestasi siswa kelas VI MI. Raudlatul Athfal Krandon Lor 01, Suruh, khususnya pelajaran fiqh sub bahasan jual beli.
B. Hasil Penelitian Keaktifan dan Pembahasan 1. Hasil Penelitian Keaktifan siswa Dalam setiap pembelajaran tentunya tidak lepas dari peran aktif siswa apalagi metode yang digunakan merupakan metode pembelajaran aktif. Peran aktif siswa terlihat dalam persiapan, mendengarkan penjelasan guru, proses tanya jawab, maupun keseriusan dalam pembelajaran. Hasil penelitian terhadap keaktifan siswa dalam proses pembelajaran terdapat dalam tabel 4.6:
66
Tabel 4.6 Hasil Penilaian Keaktifan Siswa siklus I
No
Nama Subjek
Nilai
Keaktifan Siswa
Keterangan
1
Ari Setiawan
60
Sedang
2
Fahru Rozi
50
Kurang
3
Hanafi Agus R.
100
Sangat Baik
4
M. Widiyanto
73
Baik
5
Handoya S.M.
96
Sangat Baik
6
Eka Adi S.
46
Kurang
7
Nia Widyawati
80
Baik
8
Nita Rahmawati
93
Sangat Baik
9
Rizky ulil A.
83
Baik
10
Dwi Setiawati
53
Sedang
Jumlah
734
-
Rata - rata
73,4
Baik
Sumber : Data Primer
Sedangkan hasil keaktifan siswa selamaa siklus II berlangsung terdapat dalam tabel 4.7.
Tabel 4.7 Hasil Penilaian Keaktifan Siswa siklus II
No
Nama Subjek
Nilai Keaktifan Siswa
Keterangan
1
Ari Setiawan
76
Baik
2
Fahru Rozi
73
Baik
3
Hanafi Agus R.
100
Sangat Baik
4
M. Widiyanto
86
Baik
5
Handoya S.M.
100
Sangat Baik
6
Eka Adi S.
70
Baik
67
Lanjutan Tabel 4.7 Hasil Penilaian Keaktifan Siswa siklus II
No
Nama Subjek
Nilai Keaktifan Siswa
Keterangan
7
Nia Widyawati
90
Baik
8
Nita Rahmawati
96
Sangat Baik
9
Rizky ulil A.
96
Sangat Baik
10
Dwi Setiawati
66
Sedang
Jumlah
853
Rata - rata
85,3
Baik
Sumber : Data Primer
2. Pembahasan Hasil Penelitian Keaktifan dan Prestasi Pencapaian kemampuan atau prestasi pembelajaran tentang jual beli dengan metode giving question and getting answers dalam kategori baik, hal ini terbukti dari peningkatan hasil penelitian terhadap keaktifan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran selama siklus I dan II. Hasil penelitian tersebut sebagai berikut : a. Penelitian terhadap siswa dalam proses pembelajaran siklus I siswa mendapatkan jumlah nilai rata-rata 73,4, hal ini menunjukan prosentase keaktifan siswa 73,4 %. Berarti keaktifan siswa dalam kategori baik. b. Sedangkan hasil penelitian pada siklus II siswa mendapatkan jumlah nilai rata-rata 85,3, dan prosentase keaktifan siswa 85,3 %, dari data tersebut tingkat keaktifan siswa meningkat. Peningkatan hasil keaktifan belajar dalam bentuk tabel adalah sebagai berikut:
68
Tabel 4.8 Hasil Rata-Rata Kelas Penilaian Keaktifan Siswa
No. 1 2
Pelakasanaan siklus Siklus I Siklus II
Nilai 73,6 85,3
Keterangan Baik Baik
Berdasarkan hasil penelitian keaktifan siswa, maka
dapat
disimpulkan bahwa: Siswa dalam mengikuti proses pembelajaran serperan aktif. Keaktifan siswa meningkat dari siklus I dengan rata-rata nilai 73,6 menjadi 85,3 pada siklus II. Berarti hipotesis yang diajukan peneliti terbukti
metode
giving
question
and
getting
answers
mampu
meningkatkan keaktifan belajar siswa, khususnya siswa kelas VI MI. Krandon Lor 01, Suruh.
Peningkatan keaktifan siswa sesuai dengan
situasi proses pembelajaran selama siklus, yaitu : a. Sebelum tiba jadwal pembelajaran siswa sudah mempersiapkan diri di ruang kelas. b. Perhatian siswa sejak awal hingga usai pembelajaran tetap konsentrasi. c. Siswa memanfaatkan kesempatan yang diberikan guru dalam proses pembelajaran, sehingga siswa yang biasanya berkemampuan rendah mampu mengejar ketertinggalan. d. Siswa lebih berani bila bertanya pada teman dan dapat mengunkapkan jawaban dengan kata-kata yang ada dalam perbendaharaan fikiran mereka, apalagi pertanyaan itu dalam bentuk tertulis. e. Siswa tidak jenuh dengan metode yang diterapkan, sehingga siswa bisa konsentrasi sampai akhir pembelajaran.
69
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Penelitian tindakan kelas berjudul ”Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Materi Jual Beli pada Mata Pelajaran Fiqh melalui Metode Giving Questions and Getting Answers bagi Siswa Kelas VI Madrasah Ibtidaiyah Raudlatul Athfal Krandon Lor 01 Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2009/ 2010” adalah : 1. Metode giving questions and getting answers mampu meningkatkan prestasi siswa kelas VI MI. Raudlatul Athfal Krandon Lor 01 Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2009/2010 dalam proses pembelajaran fiqh tentang jual beli. Berdasarkan analisis hasil penilaian sebelum siklus, penilaian akhir siklus I dan siklus II, menunjukkan pencapaian peningkatan KKM. Peningkatan tersebut dari 5 siswa (50 %) pada penilaian sebelum siklus menjadi 10 siswa (100 %) pada penilaian akhir siklus II.. Analisis hasil penelitian menunjukkan peningkatan yakni nilai rata-rata kelas sebelum siklus 68,4 menjadi 81,8 pada siklus II, berati ada peningkatan nilai 13,9. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan proses pembelajaran siklus I, dan II mampu meningkatkan prestasi Siswa kelas VI MI. Raudlatul Athfal Krandon Lor 01. 2. Metode giving question and getting answers mampu meningkatkan keaktifan siswa kelas VI Madrasah Ibtidaiyah Raudlatul Athfal Krandon
70
Lor 01 Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2009/2010 dalam proses pembelajaran fiqh materi jual beli. Dengan metode giving question and getting answers siswa aktif bertanya dengan teman sekelompok maupun teman satu kelasnya, meskipun guru harus tetap memberikan bimbingan cara mereka melakukan tanya jawab. Nilai keaktifan siswa dengan metode giving question and getting answers ratarata pada siklus I dan II adalah 79,45 (baik). Nilai keaktifan 79,45 sulit diperoleh ketika pembelajaran menggunakan metode konvensional.
B. Saran Dengan telah terebuktinya metode giving question and getting answers yang mampu meningkatkan keaktifan, dan prestasi siswa kelas VI Madrasah Ibtidaiyah Raudlatul Athfal Krandon Lor 01 Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2009/ 2010, maka disampaikan saran-saran sebagai berikut : 1. Kepada siswa diharapkan lebih dapat meningkatkan prestasi dan keaktifannya dalam proses pembelajaran dengan metode Metode giving question and getting answers pada pelajaran fiqh secara keseluruhan. 2. Kepada rekan-rekan guru-guru diharapkan dapat menerapkan metode pembelajaran giving question and getting answers supaya peningkatan tidak hanya pada siswa kelas VI Madrasah Ibtidaiyah Raudlatul Athfal Krandon Lor 01 Kecamatan Suruh saja, akan tetapi di seluruh kelas
71
mengalami peningkatan. Sehingga tercapai tingkat pembelajaran yang berkualitas. 3. Kepada Pengelola Madrasah Ibtidaiyah Raudlatul Athfal Krandon Lor 01 Kecamatan Suruh diharapkan dukungan baik moril maupun materiil demi terselenggaranya proses pembelajaran. 4. Kepada wali atau orang tua siswa diharapkan bantuan dan dukungannya supaya putra-putrinya dapat mencapai prestasi yang lebih baik.
72
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Mohammad Daud. 2008. Pendidikan Agama Islam. Jakarta: Raja Grafindo Aly, Hery Noer dan Munzier. 2000. Watak Pendidikan Islam. Jakart: Friska Agung Insani. Arif, Armai. Pengantar Ilmu Dan Metodologi Pendidikan Islam. Jakarta: Ciputat Pers. Azwar, Sarifudin. Test Prestasi Fungsi dan Pengembangan Pengukuran Prestasi Belajar. Yogyakarta: Liberti. Baharudin dan Esa Nur Wahyuni. 2008.Teori belajar dan pembelajaran. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media. Dalyono. 1997. Psikologi Pandidikan. Jakarta: Rineka Cipta. Daradjat, Zakiyah. 1995. Ilmu Fiqh. Yoyakarta: Dana Bakti Wakaf. Departemen Agama RI. 2001. Metodologi Pendidikan Agama Islam. Jakarta: Direktorat Jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama Islam. Ghundah, Abd Al-Fatah Abu. 2005. 40 Strategi Pembelajaran Rosulullah. Yogyakarta: Tiara Wacana. Hadi, Anis Tanwir. 2008. Pengantar Fikih kelas 6. Solo: Tiga Serangkai Pustaka Mandiri. Hasan, Chalidjah. 1994. Dimensi-Dimensi Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: AlIkhlas. Husaini, S.Waqar Ahmed. 1983. Sistem Pembinaan Masyarakat Islam. Bandung: Pustaka.
73
Kasali, Rhenald Ph.D., 2008. Metode-Metode riset Kualitatif. Yogyakarta: Bentang Pustaka. Kerlinger, Fred N.1990. Asas-Asas Penelitian Behavioral edisi ketiga. Yogyakarta: Gajah Mada Universiti Press. Mahjuddin.1995. Dirasah Islamiyah Bagian Usul fiqh. Pasuruan: Garoeda Buana Indah. Margono. 1997. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. Murthahhari, Murtadha. 1993. Pengantar ilmu fiqh. Jakarta: Pustaka Hidayah. Nata, Abudin.1997.Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: logos Wacana Ilmu. Persada. Poerwadarminto. 2006. Kamus umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Rimy,Yoko. 2008. Penelitian Tindakan Kelas sebagai Bentuk Pengembangan Profesi Guru. Yogyakarta: Persatuan Pemuda Nasional. Salam, Zarkasji Abdul dan Oman Fatuhurohman SW. 1994. Pengantar Ilmu Fiqh Usul Fiqh. Yogyakarta: Lembaga Studi Filsafat Islam. Siberman, Mel L. 2007. Active Learning 101 Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: Insan Madani. Soeharto, Bohar. 1989. Menyiapkan Penelitian dan Penulisan Karya Ilmiah (skripsi-thesis). Bandung: Tarsito. Suwignyo, Agus. 2008. Pendidikan Tinggi dan Goncangan Perubahan. Yogyakarta: Pustaka pelajar. Tim Prima Pena. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Gita Media Press. Usman, Basyiuddin. 2002. Metodologi Pembelajaran Agama Islam. Jakarta: Ciputat Pers.
74
74
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Pada Siklus I
Mata Pelajaran
: Fiqh
Kelas/Semester
: VI / II
Pertemuan Ke-
: 1 (2 x pertemuan)
Alokasi Waktu
: 2 jam pelajaran (2 x35 menit)
Standar Kompetensi : Mengenal ketentuan jual beli
I.
Kompetensi Dasar 1. Menjelaskan tata cara jual beli 2. Melaksanakan jual beli dengan benar
II.
Indikator 1. Menjelaskan pengertian jual beli. 2. Menyebutkan rukun jual beli. 3. Menyebutkan syarat sah jual beli.
III.
Tujuan Pembelajaran 1. Siswa diharapkan dapat Menjelaskan pengertian jual beli. 2. Siswa diharapkan dapat Menyebutkan rukun jual beli. 3. Siswa diharapkan dapat Menyebutkan syarat sah jual beli
IV.
Materi Ajar Ketentuan Jual beli
V.
Metode Belajar 1. Demonstrasi
75
2. Informasi 3. Giving question and getting answers 4. Diskusi
VI.
Sumber Belajar 1. Buku pelajaran fiqh kelas enam, Pengantar Fikih MI Kelas VI. Halaman 3943. Terbitan PT. Tiga Serangkai Pustaka Mandiri, Solo 2. Buku-buku lain yang relevan
VII.
Langkah-Langkah Pembelajaran A. Kegiatan Awal 1.
Guru memberi salam dan memulai pelajaran dengan mengucapkan basmalah.
2.
Guru menjelaskan secara singkat materi yang akan dipelajari dengan kompetensi dasarnya.
3.
Guru menjelaskan tujuan dari pembelajaran materi yang akan dipelajari.
4.
Guru menjelaskan secara singkat langkah-langkah pembelajaran yang akan dilaksanakan.
5.
Guru memberikan kartu pertanyaan dan jawaban.
B. Kegiatan Inti 1.
Guru memberikan penjelasan tentang pengertian, syarat, rukun jual beli.
2.
Siswa membentuk kelompok untuk melaksanakan pembelajaran dengan metode giving question and getting answers.
3.
Siswa melakukan tanya jawab secara berkelompok.
4.
Guru memberikan bimbingan dan pengawasan terhadap proses pembelajaran serta mengontrol jawaban yang diberikan siswa kepada temannya agar tidak terjadi kekeliruan informasi.
76
5.
Guru menjawab pertanyaan yang di berikan dari siswa lain yang belum bisa dijawab dalam pembahasan.
C. Kegiatan Akhir (Penutup) 1.
Siswa bersama guru membuat kesimpulan tentang pengertian, sarat, dan rukun jual beli.
2.
Guru mengevaluasi tingkat penguasaan siswa dengan tes tertulis dalam bentuk pilihan ganda.
3.
Guru menutup pelajaran dengan bacaan hamdalah dan berdoa bersama-sama.
4.
VIII.
Guru mengucap salam.
Penilaian Tes Tertulis Guru memberikan tertulis dalam bentuik pilihan ganda sesuai dengan materi yang telah disampaikan.
Krandon Lor, 23 April 2010
Mengetahui, Kepala Sekolah
Guru Kelas VI
M. Arif Rahmanul Hakim
Muhammad Sholihin
NIP. -
NIP. -
77
lembar soal pada siklus I Berilah tanda silang (X) pada huruf a, b, c atau d di depan jawaban yang paling tepat ! 1 Pertukaran harta benda dengan harta benda lain yang bermanfaat dengan jalan saling merelakan atau memindahkan hak milik dengan pengantinya melalui caracara yang di bolehkan dalam Islam.Pernyataan tersebut merupakan.... a.rukun jual beli
c. Pengertian jual beli
b.syarat jual beli
d.cara jual beli
2 Perkataan dari pedagang untuk menjual barang disebut… a. ijab c.akad b.qobul b.ikrar 3 Rukun jual beli ada…….macam a. tiga c. lima b. empat d. enam 4 Jual beli dilakukan oleh orang yang berakal sehat, adalah …..jual beli. a. syarat c. akad b. hukum d. ijab 5 Keadaan harus suci atau dapat disucikan merupakan syarat dari… . a. pembeli c. menerima b. penjual d. barang 6 Serah terima dari penjual dan pembeli dinamakan … . a. khiyar c. rukun b. syarat d. akad 7 Jual beli harus dilakukan secara … . a. sendiri-sendiri c. suka sama suka b. tunai d. terus menerus 8 Ikrar atau ijab qabul termasuk …….. jual beli. a. hukum c. rukun b. syarat d.syariat 9 Asal hukum jual beli adalah mubah atau boleh. Hal tersebut berdasarkan alQur’an surah.... a.al- Baqarah 227 c. al- Baqarah 277 b. al- Baqarah 257 d. al- Baqarah 275 10 Jual beli adalah urusan… a. ibadah c. aqidah b. muamalah d. fiqh 11 Kegiatan ekonomi dalam bentuk penukaran uang dengan barang disebut..... a. pinjam memimjam c. sewa menyewa b. jual beli d. hibah 12 berikut yang tidak termasuk rukun jual beli
78
a. penjual c. pembeli b. barang yang di jual d. alat timbangan 13 Labai’a illa fiima tamliku ( HR. Abu Dawud) Hadis diatas menyatakan bahwa barang yang dijual harus … . a. suci / dapat disucikan b. milik sendiri c. mempunyai manfaat d. dapat diserah terimakan 14 Syarat sah penjual dan pembeli ada..... a. tiga c. lima b.empat d. enam 15 Berikut yang tidak termasuk syarat barang dalam jual beli, adalah.... a. barang tersebut suci atau dapat disucikan b. barang tersebut mempuyai manfaat c. barang tersebut dapat diserah terimakan d. barang tersebut mahal harganya Penilaian Nilai = betul x 2 3
79
Hasil penilitian keaktifan siswa
Tabel 1. Hasil Penelitian Keaktifan Siswa dalam Bertanya
1.
Nama Peserta Didik Ari Setiawan
2.
Fahru Rozi
3.
Hanafi Agus R.
4.
M. Widiyanto
5.
Handoya S.M.
6.
Eka Adi S.
7.
Nia Widyawati
8.
Nita Rahmawati
9.
Rizky ulil A.
No
10. Dwi Setiawati JUMLAH
1
Banyak Pertanyaan 2 3 4 5
Nilai 60 60
100 80
100 40
80
100 80 60 760
80
Tabel 2. Hasil Penelitian Keaktifan Siswa dalam Menjawab
Banyak Pertanyaan 1 2 3 4 5
1.
Nama Peserta Didik Ari Setiawan
2.
Fahru Rozi
3.
Hanafi Agus R.
4.
M. Widiyanto
5.
Handoya S.M.
6.
Eka Adi S.
7.
Nia Widyawati
8.
Nita Rahmawati
80
9.
Rizky ulil A.
80
No
10. Dwi Setiawati JUMLAH
60 60
100 60
80 40
Nilai
60
40 660
81
Tabel 3. Hasil Penelitian Keaktifan Siswa dalam PelaksanaanTindakan Kelas siklus I
No
Nama Subjek
Keaktifan
keaktifan
Prilaku
Bertanya
Menjawab
Siswa
1
Ari Setiawan
60
60
70
2
Fahru Rozi
60
60
40
3
Hanafi Agus R.
100
100
100
4
M. Widiyanto
80
60
80
5
Handoya S.M.
100
80
100
6
Eka Adi S.
40
40
60
7
Nia Widyawati
80
60
90
8
Nita Rahmawati
100
80
100
9
Rizky ulil A.
80
80
80
10
Dwi Setiawati
60
40
70
Jumlah
760
660
790
Rata - rata
76,0
66,0
79,0
Sumber :
Data Primer
82
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Pada Siklus II Mata Pelajaran
: Fikih
Kelas/Semester
: VI / II
Pertemuan Ke-
: 2 (2 x pertemuan)
Alokasi Waktu
: 2 jam pelajaran (2 x35 menit)
Standar Kompetensi : Mengenal ketentuan jual beli
I. Kompetensi Dasar 1. Menjelaskan tata cara jual beli 2. Melaksanakan jual beli dengan benar
II. Indikator 1. Membedakan jual beli yang diperbolehkan dan yang dilarang. 2. Menjelaskan pengertian dan ketentuan khiyar
III. Tujuan Pembelajaran 1. Siswa diharapkan dapat Membedakan jual beli yang diperbolehkan dan yang dilarang. 2. Siswa diharapkan dapat Menjelaskan pengertian dan ketentuan khiyar
IV. Materi Ajar Ketentuan Jual beli V. Metode Belajar 1. Demonstrasi 2. Informasi 3. Giving question and getting answers 4. Diskusi
83
VI. Sumber Belajar 1. Buku Pengantar Fikih MI Kelas VI halama 43-60.Terbitan PT. Tiga Serangkai Pustaka Mandiri, Solo 2. Buku-buku lain yang relevan
VII. Langkah-Langkah Pembelajaran A. Kegiatan Awal 1. Guru memberi salam dan memulai pelajaran dengan mengucapkan basmalah. 2. Guru menjelaskan secara singkat materi yang akan dipelajari dengan kompetensi dasarnya. 3. Guru menjelaskan tujuan dari pembelajaran materi yang akan dipelajari. 4. Guru menjelaskan secara singkat langkah-langkah pembelajaran yang akan dilaksanakan. 5. Guru memberikan kartu pertanyaan dan jawaban.
B. Kegiatan Inti 1. Guru memberikan penjelasan tentang jual beli yang diperbolehkan dan dilarang, serta pengertian dan ketentuan khiyar. 2. Siswa membentuk kelompok untuk melaksanakan pembelajaran dengan metode giving question and getting answers. 3. Siswa melakukan tanya jawab secara berkelompok. 4. Guru memberikan bimbingan dan pengawasan terhadap proses pembelajaran serta mengontrol jawaban yang diberikan siswa kepada temannya agar tidak terjadi kekeliruan informasi. a. Guru menjawab pertanyaan yang di berikan dari siswa lain yang belum bisa dijawab dalam pembahasan.
84
C. Kegiatan Akhir (Penutup) 1. Siswa bersama guru membuat kesimpulan tentang tentang jual beli yang diperbolehkan dan dilarang, serta pengertian dan ketentuan khiyar. 2. Guru mengevaluasi tingkat penguasaan siswa dengan memberikan tes tertulis dalam bentuk pilihan ganda. 3. Guru menutup pelajaran dengan bacaan hamdalah. 4. Guru mengucap salam.
VIII.
Penilaian Tes Tertulis Guru memberikan tertulis dalam bentuik pilihan ganda sesuai dengan materi yang telah disampaikan.
Krandon Lor, 23 April 2010
Mengetahui, Kepala Sekolah
Guru Kelas VI
M. Arif Rahmanul Hakim
Muhammad Sholihin
NIP. -
NIP. -
85
Lembar soal pada siklus II Berilah tanda silang (X) pada huruf a, b, c ataud di depan jawaban yang paling tepat ! 1 Cara jual beli yang dilarang adalah jual beli dengan… a. mencari laba c. barter b. kontan d. ghoror 2 Jual beli anak sapi yang masih dalam kandungan hukumnya…. a. sunah c. makruh c. haram d. mubah 3 Masa khiyar paling lama …..hari a. enam c. empat b. lima d. tiga 4 Jual beli tanpa disertai kerelaan oleh satu pihak maka jual belinya … . a. halal c. mubah b. sah d. tidak sah 5 Jual beli narkoba tidak boleh,karena…. a. membahayakan diri dan orang lain b. harganya mahal c. proses dan cara membuatnya sulit d. barangnya langka 6 orang yang apabila membeli barang takaranya dipenuhi dan apabila menjual takaranya dikurangi, perbuatan tersebut termasuk a. ghoror c. mubah b. hibah d. riba 7 Jual beli dalam jumlah banyak dengan tujuan barang menjadi langka dan harganya menjadi mahal,maka hukumnya… a. makruh c. sunah b. mubah d. haram 8 Berikut barang-barang yang haram dijual belikan kecuali… . a. semua barang yang najis b. semua bangkai ikan laut c. semua barang yang haram dimakan d. semua barang untuk maksiat 9 Agar tidak terjadi kekecewaan antara penjual dan pembeli merupakan tujuan dari…. a. akad c. ariyah b. qobul d. khiyar 10 Berikut ini adalah macam-macam khiyar, kecuali.... a. khiyar majelis c. khiyar rukun b. khiyar Syarat d. khiyar ‘aibi 11 Khiyar dengan memberikan tenggang waktu yang telah ditentukan disebut khiyar…. a. majelis c. rukun
86
12
13
14
15
b. syarat d. ’aibi Jual beli menjadi haram karena … . a. barangnya sedikit b. harganya mahal c. barangnya sulit didapat d. barangnya najis Jual beli yang diperbolehkan dalam agama Islam adalah .... a. jual beli barang yang masih dalam masa khiyar. b. jual beli dengan menawar harga c. jual beli dengan maksud menimbun barang untuk mengacaukan harga. d. jual beli yangmengandung ghoror. Jual beli barang dengan berlebihan dalam agama Islam hukumnya.... a. boleh karena uangnya sendiri b. tidak boleh karena termasuk perbuatan mubazir c. boleh asalkan barangnya tidak haram. d. boleh karena orang kaya Jual beli binatang laut yang telah mati, maka hukumya.... a. boleh c. haram b. makruh d. dilarang
Penilaian Nilai = betul x 2 3
87 Hasil penilitian keaktifan siswa Tabel 4. Hasil Penelitian Keaktifan Siswa dalam Bertanya
Banyak Pertanyaan 1 2 3 4 5
1.
Nama Peserta Didik Ari Setiawan
2.
Fahru Rozi
3.
Hanafi Agus R.
100
4.
M. Widiyanto
100
5.
Handoya S.M.
100
6.
Eka Adi S.
7.
Nia Widyawati
100
8.
Nita Rahmawati
100
9.
Rizky ulil A.
100
No
80 80
60
10. Dwi Setiawati
Nilai
60 880
JUMLAH
Tabel 5. Hasil Penelitian Keaktifan Siswa dalam Menjawab
Banyak menjawab 1 2 3 4 5
1.
Nama Peserta Didik Ari Setiawan
2.
Fahru Rozi
3.
Hanafi Agus R.
4.
M. Widiyanto
5.
Handoya S.M.
6.
Eka Adi S.
7.
Nia Widyawati
8.
Nita Rahmawati
100
9.
Rizky ulil A.
80
No
10. Dwi Setiawati JUMLAH
80 60
100 80
100 60
Nilai
80
60 800
88 Tabel 6. Hasil Penelitian Keaktifan Siswa dalam Pelaksanaan Tindakan Kelas siklus II
No
Nama Subjek
Keaktifan
keaktifan
Prilaku
Bertanya
Menjawab
Siswa
1
Ari Setiawan
80
80
80
2
Fahru Rozi
80
60
70
3
Hanafi Agus R.
100
100
100
4
M. Widiyanto
100
80
80
5
Handoya S.M.
100
100
100
6
Eka Adi S.
60
60
80
7
Nia Widyawati
100
80
100
8
Nita Rahmawati
100
100
90
9
Rizky ulil A.
100
80
100
10
Dwi Setiawati
60
60
80
Jumlah
880
800
880
Rata - rata
88,0
80,0
88,0
Rata - rata
76,0
66,0
79,0
Sumber :
Data Primer
89 LEMBAR KONSULTASI PEMBIMBING
Nama Mahasiswa
: Muhammad Sholihin
NIM
: 11408168
Pembimbing
: Ilyya Muhsin, S.H.I., M.Si.
Judul Skripsi
: Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Materi Jual Beli Pada Mata Pelajaran Fiqh Melalui Metode Giving Questions and Getting Anwers bagi Siswa Kelas VI Madrasah Ibtidaiyah Raudlatul Athfal Krandon Lor 01 Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2009/2010”
No
Tanggal
Isi Konsultasi
Catatan Pembimbing
Paraf
Catatan Setiap konsultasi lembar ini harus dibawa. Salatiga, 10 Agustus 2010 Pembimbing,
Ilyya Muhsin, S.H.I., M.Si. NIP. 197909302003121001