PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPS MATERI KEGIATAN JUAL BELI MELALUI PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) PADA SISWA KELAS III MI MA’ARIF KUTOWINANGUN SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2015
SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam
Oleh PIPIT PUSPASARI NIM 11511007
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA 2015
i
ii
PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPS MATERI KEGIATAN JUAL BELI MELALUI PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) PADA SISWA KELAS III MI MA’ARIF KUTOWINANGUN SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2015
SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam
Oleh PIPIT PUSPASARI NIM 11511007
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA 2015
iii
KEMENTERIAN AGAMA RI INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN Jl. Tentara Pelajar No. 02 Telp. (0298) 323706 Fax.323433 Kode Pos 50721 Salatiga
Website:http://iainsalatiga.ac.idemail:
[email protected]
PERSETUJUAN PEMBIMBING Setelah dikoreksi dan diperbaiki, maka skripsi Saudara : Nama
: Pipit Puspasari
NIM
: 11511007
Fakultas
: Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
Jurusan
: Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI)
Judul
: PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPS MATERI KEGIATAN JUAL BELI MELALUI PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) PADA SISWA KELAS III MI MA’ARIF KUTOWINANGUN SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2015
Telah kami setujui untuk dimunaqosahkan.
Salatiga, 7 Juli 2015 Pembimbing
Drs. Sumarno Widjadipa, M.Pd NIP. 19570520 198601 1001
iv
SKRIPSI PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPS MATERI KEGIATAN JUAL BELI MELALUI PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LERANING (CTL) PADA SISWA KELAS III MI MA’ARIF KUTOWINANGUN SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2015 DISUSUN OLEH PIPIT PUSPASARI NIM: 11511007 Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi Jurusan PGMI, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga, pada tanggal 29 Agustus 2015 dan telah dinyatakan memenuhi syarat guna memperoleh gelar sarjana S1 Kependidikan Islam Susunan Panitia Penguji Ketua Penguji
: Peni Susapti, M. Si.
_______________
Sekretaris Penguji
: Drs. Sumarno Widjadipa, M.Pd.
_______________
Penguji I
: Rasimin, M.Pd.
_______________
Penguji II
: Dr. Budiyono Saputro, M.Pd.
_______________
Salatiga, 29 Agustus 2015 Dekan FTIK IAIN Salatiga
Suwardi, M.Pd. NIP. 196701211999031002
v
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertandatangan di bawah ini Nama
: Pipit Puspasari
Nim
: 11511007
Fakultas
: Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
Jurusan
: Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI)
Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Salatiga, 8 Agustus 2015 Yang menyatakan,
Pipit Puspasari NIM 11511007
vi
MOTTO
ََِّ َِهللا ْ َ ُ س ْى ُل َم ْن ي ُِر ِد هللاُ بِ ِو َخي ًْرا يُفَ ِقّ ْهوُ فِ ْي ال ِذّي ِْن َو: َهْيَلَع ُهللا ىَّلَص ُ قَا َل َر: ع ْنوُ قَا َل ِ عب ِ َّاس َر َ ُي هللا َ ع ْن اِب ُْن َ َ ض )ي ْ َار ِ (ر َواهُ ْالبُخ َ ...... اِنَّ َما ْال ِع ْل ُم بِاالتَّعَلُّ ِم Dari Ibnu Abbas R.A Ia berkata : Rasulullah SAW bersabda : “Barang siapa yang dikehendaki Allah menjadi baik, maka dia akan difahamkan dalam hal agama. Dan sesungguhnya ilmu itu dengan belajar” (HR. Bukhori)
PERSEMBAHAN Skripsi ini penulis persembahkan untuk : Alm. Ayahku tercinta Kusmanto dan Ibunda tercinta Eri Wijayanti terima kasih atas segalanya hingga aku bisa meraih gelar SI seperti yang kalian harapkan selama ini. Kakakku Bagus Zulkarnain Efendi dan kakak ipar ku yang telah banyak memberikan bantuan kepada penulis. Kekasihku tercinta Okta Gunarso yang selalu memberikan dukungan, semangat dan doa untuk penulis. Bapak Ibu Dosen IAIN Salatiga yang selalu membimbing dan memberikan ilmu yang bermanfaat. Seluruh keluarga besar MI Ma’arif Kutowinangun Salatiga Seluruh teman senasib dan seperjuangan PGMI Transfer Angkatan 2011
vii
KATA PENGANTAR Assalamualaikum Wr. Wb Puji syukur atas rahmat dan nikmat Allah SWT. Hanya dengan kehendaknya segala sesuatu terjadi dan penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat dan salam semoga senantiasa tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, keluarganya, para sahabatnya, dan semua Umat Islam yang Mengikutinya. Alhamdulillah dengan penuh rasa syukur, penulis skripsi dengan judul : Peningkatan Prestasi Belajar IPS Materi Kegiatan Jual Beli Melalui Pendekatan Contextual Teaching And Learning (CTL) Pada Siswa Kelas III MI Ma’arif Kutowinangun Salatiga Tahun 2015 ini telah selesai. Skripsi ini merupakan salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam pada Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Kami haturkan terima kasih yang tak terhitung kepada pihak-pihak yang telah membantu terwujudnya skripsi ini. Harapan penulis skripsi ini dapat bermanfaat untuk penulis pada khususnya dan untuk pembaca pada umumnya. Penulis menyadari bahwa penulis skripsi ini tidak akan berjalan lancar tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Atas segala dorongan dan bantuannya penulis menghaturkan banyak terima kasih kepada : 1. Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Rektor IAIN Salatiga. 2. Suwardi, M.Pd selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Salatiga.
viii
3. Peni Susapti, M.Si selaku Ketua Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah IAIN Salatiga. 4. Drs. Sumarno Widjadipa, M.Pd selaku dosen pembimbing yang telah memeberikan bimbingan, dorongan dan perhatian dengan penuh kesabaran sampai terselesaikannya skripsi ini. 5. Dosen dan karyawan IAIN Salatiga. 6. Kepala Madrasah dan segenap guru MI Ma’arif Kutowinangun Salatiga yang telah memberikan izin dan membantu dalam pelaksanaan penelitian. 7. Siswa-siswi kelas III MI Ma’arif Kutowinangun Salatiga yang sudah membantu penulis dalam pengumpulan data. 8. Teman-teman kampus dan semua pihak yang telah membantu penulis menempuh studi di IAIN Salatiga sampai penulis menyelesaikan skripsi ini. Penulis yakin skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan dan terdapat banyak kesalahan serta kekurangan. Maka kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan. Besar harapan kami, skripsi ini bisa bermanfaat kepada pihak-pihak terkait secara khusus, dan bagi semua pembaca secara umum. Wassalamua’alaikum Wr. Wb Salatiga, 8 Agustus 2015 Penulis
Pipit Puspasari NIM. 11511007
ix
ABSTRAK Puspasari, Pipit. 2015. Peningkatan Prestasi Belajar IPS Materi Kegiatan Jual Beli Melalui Pendekatan Contextual Teaching And Learning (CTL) Pada Siswa Kelas III Mi Ma’arif Kutowinangun Salatiga Tahun Ajaran 2015. Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Drs. Sumarno Widjadipa, M.Pd. Kata kunci : Prestasi belajar IPS dan pendekatan Contextual Teaching And Learning (CTL). Penelitian ini di latar belakangi adanya kenyataan bahwa hasil evaluasi yang didapatkan dari guru kelas menunjukan bahwa pencapaian kkm kelas yang dilihat dari kkm individu baru mencapai 76% dari target minimal 85%. Sedangkan pencapaian kkm nasional secara klasikal baru 47%. Hal ini menunjukkan bahwa prestasi siswa masih dibawah standar kkm yang diharapkan penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prestasi yang di peroleh peserta didik setelah di terapkannya Pendekatan Contextual Teaching And Learning (CTL) pada pembelajaran IPS siswa kelas III MI Ma’arif, Kutowinangun, Salatiga. Masalah yang ingin di jawab dalam penelitian ini adalah apakah dengan menggunakan pendekatan Contextual Teaching And Learning (CTL) dapat meningkatkan prestasi belajar IPS pada siswa kelas III MI Ma’arif, Kutowinangun, Salatiga? Apakah penerapan pendekatan CTL dapat meningkatkan presentase pencapaian KKM kelas? Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas dengan menggunakan pendekatan Contextual Teaching And Learning (CTL). Subjek penelitiannya adalah seluruh siswa kelas III MI Ma’arif Kutowinangun Salatiga. Data penelitian ini di ambil melalui pemberian tes formatif untuk mengetahui prestasi belajar siswa, dengan materi pokok kegiatan jual beli berdasarkan hasil penelitian maka pendekatan Contextual Teaching And Learning (CTL) dapat meningkatkan prestasi belajar IPS bagi siswa kelas III MI Ma’arif Kutowinangun Salatiga tahun pelajaran 2015. Siklus I ke siklus II terjadi kenaikan 0,80 dan pada siklus II ke siklus III terjadi kenaikan 1,17. Tercapainya target pencapaian KKM (kelas) pada siklus I KKM individu sebanyak 13 siswa ( 77 %) dan KKM nasional sebanyak 4 siswa ( 24 %). terjadi peningkatan pada siklus II KKM individu sebanyak 14 siswa ( 83 %) dan KKM nasional sebanyak 9 siswa ( 53 %). peningkatan terjadi pada siklus III KKM individu sebanyak 16 siswa ( 94 %) dan KKM nasional sebanyak 15 siswa ( 88 %). Penelitian Tindakan Kelas ini dinyatakan berhasil.
x
DAFTAR ISI SAMPUL JUDUL ............................................................................................
i
LEMBAR BERLOGO......................................................................................
ii
JUDUL ............................................................................................................
iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ...................................................................
iv
PENGESAHAN KELULUSAN .....................................................................
v
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ........................................................
vi
MOTTO dan PERSEMBAHAN ......................................................................
vii
KATA PENGANTAR .................................................................................... viii ABSTRAK ......................................................................................................
x
DAFTAR ISI ...................................................................................................
xi
DAFTAR TABEL ........................................................................................... xiv DAFTAR GAMBAR........................................................................................
xv
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xvi BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ............................................................ 1 B. Rumusan Masalah ...................................................................... 7 C. Tujuan Penelitian ....................................................................... 7 D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan ........................ 7 E. Kegunaan Penelitian ................................................................. 8 F. Definisi Operasional .................................................................. 8 G. Metodologi Penelitian ................................................................ 10 1. Rancangan Penelitian ......................................................... 10 2. Subjek Penelitian ................................................................ 10 3. Langkah-langkah Penelitian ............................................... 11 4. Instrument Penelitian .......................................................... 13 5. Pengumpulan Data ............................................................... 13 6. Analisis Data ....................................................................... 15 H. Sistematika Penulisan ................................................................ 16
xi
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Prestasi Belajar ........................................................................... 18 1. Pengertian Prestasi Belajar.................................................... 18 2. Faktor-faktor yang mempengaruhi Prestasi Belajar ............. 19 B. IPS di Madrasah Ibtidaiyah ......................................................... 19 1. Pengertian IPS.................... .................................................... 19 2. Tujuan IPS.............................................................................. 21 3. Fungsi IPS............................................................................... 23 C. Materi Kegiatan Jual Beli ........................................................... 24 1.
Kegiatan jual beli di lingkungan rumah................... ........... 24
2.
Syarat terjadinya pasar ......................................................... 25
3.
Pasar tradisional ................................................................... 25
4.
Pasar moderen................................................................. 26
5.
Kegiatan jual beli di lingkungan sekolah........................ 26
6.
Kebutuhan sehari-hari..................................................... 26
D. Contextual Teaching And Learning (CTL) ................................. 27 1. Pengertian Contextual Teaching And Learning (CTL) .......... 27 2. Konsep Contextual Teaching And Learning (CTL) .............. 30 3. Karakteristik Contextual Teaching And Learning (CTL)....... 32 4. Prinsip Contextual Teaching And Learning (CTL)............... 34 5. Langkah-langkah pembelajaran (CTL).................................. 40 6. Kelebihan Pembelajaran (CTL)............................................... 41 7. Kelemahan Pembelajaran (CTL)............................................. 42 E. KKM............................................................................................ 42 1. Pengertian Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)..................... 42 2. Fungsi Kriteria Ketuntasan Minimal..........................................44 3. Prinsip Penetapan KKM........................................................... 46 BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN A. Subjek Penelitian ........................................................................ 48 1. Gambaran Situasi Umum MI Ma’arif Kutowinangun Salatiga……………………………………………………….. 48
xii
B. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I .................................................. 50 C. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II ................................................. 54 D. Deskripsi Pelaksanaan Siklus III ................................................ 57 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ........................................................................... 62 1. Siklus I ................................................................................... 62 2. Siklus II .................................................................................. 63 3. Siklus III ................................................................................. 64 B. Pembahasan ................................................................................ 66 1. Hasil Rekapitulasi .................................................................. 66 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ................................................................................ 70 B. Saran ........................................................................................... 70 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP PENULIS
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 3. 1
Daftar Guru MI Ma’arif Kutowinangun Salatiga ....................... . 48
Tabel 3. 2
Daftar Nama Siswa Kelas III MI Ma’arif Kutowinangun ......... . 49
Tabel 4. 3
Nilai Siswa Siklus I ...................................................................... . 62
Tabel 4. 4
Nilai Siswa Siklus II .................................................................... . 63
Tabel 4. 5
Nilai Siswa Siklus III ................................................................... . 64
Tabel 4. 6
Rekapitulasi Nilai Siswa Siklus I, Siklus II, Siklus III ................ . 66
Tabel 4. 7
Tabel Perbandingan Prestasi Belajar IPS Siklus I, II, III ............. . 67
Tabel 4. 8
Tabel Peningkatan Prestasi Belajar IPS Siklus I, II, III................. 68
xiv
DAFTAR GAMBAR Gambar: 1.1 Siklus Penelitian Tindakan Kelas………………………………….12
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Rencana pelaksanaan pembelajaran pada siklus I
Lampiran 2
Rencana pelaksanaan pembelajaran pada siklus II
Lampiran 3
Rencana pelaksanaan pembelajaran pada siklus III
Lampiran 4
Lembar instrumen siswa
Lampiran 5
Lembar isntrumen guru
Lampiran 6
Nilai Pra Siklus
Lampiran 7
Soal tes formatif siklus I, II, III
Lampiran 8
Contoh jawaban dari siswa dalam menjawab soal tes
Lampiran 9
Nilai tes formatif siklus I, II, III
Lampiran 10
Soal kelompok
Lampiran 11
Penilaian kelompok
Lampiran 12
Dokumentasi
Lampiran 13
Lembar konsultasi skripsi
Lampiran 14
Surat permohonan ijin penelitian
Lampiran 15
Surat keterangan penelitian
Lampiran 16
Nilai SKK mahasiswa
xvi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dalam arti luas, pendidikan seumur hidup bermakna bahwa pendidikan adalah bagian dari kehidupan itu sendiri. Pendidikan adalah hidup. Pengalaman belajar dapat berlangsung dalam segala lingkungan dan sepanjang hayat. Pendidikan adalah segala sesuatu dalam kehidupan yang mempengaruhi pembentukan berpikir dan bertindak individu. Pendidikan merupakan proses tanpa akhir yang diupayakan oleh siapa pun, terutama sebagai tanggung jawab negara (Soyomukti, 2010:28-29). Pendidikan dalam arti sempit, dilihat dari maknanya yang sempit pendidikan identik dengan sekolah. Berkaitan dengan hal ini, pendidikan adalah pengajaran yang diselenggarakan di sekolah sebagai lembaga tempat mendidik (mengajar). Pendidikan merupakan segala pengaruh yang diupayakan sekolah terhadap anak dan remaja (usia sekolah) yang diserahkan kepadanya (sekolah) agar mempunyai kemampuan kognitif dan kesiapan mental yang sempurna dan berkesadaran maju yang berguna bagi mereka untuk terjun ke masyarakat, menjalin hubungan sosial, dan memikul tanggung jawab mereka sebagai individu maupun sebagai makhluk sosial (Soyomukti,2010:40-41). Pendidikan di Indonesia secara umum masih menyisakan berbagai polemik pendidikan hingga menimbulkan pro-kontra pada kalangan pemerhati pendidikan. Sebagai contoh, kegiatan pembelajaran saat ini yang terlalu banyak
1
beban belajar menyebabkan guru harus menyelesaikan beban tersebut dalam waktu yang telah ditentukan. Untuk mencapai target, guru cenderung mengabaikan proses pembelajaran dengan cara membelajarkan siswa secara tekstual dengan buku-buku LKS yang bisa didapatkan dengan mudah. Memberikan pekerjaan rumah kepada siswa, dan cenderung mengabaikan aspek konkrit pembelajaran yang merupakan hal yang paling penting bagi siswa untuk menghadapi lingkungan nyata siswa. Setelah dilakukan observasi awal di MI Ma’arif Kutowinangun Salatiga, diketahui bahwa prestasi belajar IPS di sekolah tersebut tergolong rendah. Hal inI disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain media pembelajaran yang terbatas, model pembelajaran guru yang klasikal dan monoton, serta kurangnya minat belajar siswa. Hasil evaluasi yang didapatkan dari guru kelas menunjukan bahwa pencapaian kkm kelas yang dilihat dari kkm individu baru mencapai 76 target minimal 85
dari
. Sedangkan pencapaian kkm nasional secara klasikal baru
47 . Hal ini menunjukkan bahwa prestasi siswa masih dibawah standar kkm yang diharapkan, oleh karena itu peneliti memahami dan ingin segera mungkin memecahkan masalah yang telah terjadi. IPS merupakan ilmu pengetahuan yang sangat menarik untuk di pelajari. Materi-materi yang telah dikemas didalamnya sangat berpengaruh dalam kehidupan sehari-hari. proses kehidupan manusia selalu berhubungan dengan sesama manusia dan makhluk hidup lainnya. Hal ini disebabkan karena manusia pada hakekatnya sebagai makhluk sosial. Ips sebagai program
2
pendidikan tidak hanya menyajikan pengetahuan sosial semata, melainkan juga harus diarahkan membina siswa menjadi warga masyarakat dan warga negara yang memiliki tanggung jawab atas kesejahteraan bersama. Oleh sebab itu, siswa yang dibina tidak hanya cukup berpengetahuan dan berkemampuan berpikir tinggi semata, melainkan harus memiliki kesadaran dan tanggung jawab tinggi terhadap kesejahteraan masyarakat, bangsa dan negara (Rasimin, 2012:38). Dengan demikian materi IPS sangat mudah untuk di terapkan, dimengerti, dicerna, dipahami dan di praktikan dalam kehidupan sehari-hari peserta didik, khsusnya peserta didik kelas III MI Ma’arif Kutowinangun Salatiga. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) adalah ilmu-ilmu sosial yang disederhanakan untuk tujuan-tujuan pendidikan dan pengajaran di sekolah dasar, ilmu-ilmu sosial yang dipilih dan disesuaikan bagi penggunaan program pendidikan disekolah atau bagi kelompok belajar lainnya yang sederajat (Ahmadi,2009:2). Setelah penulis melakukan observasi awal di MI Ma’arif Kutowinangun Salatiga masalah yang sering dihadapi oleh guru dalam menyampaikan materi kegiatan jual beli di MI Ma’arif Kutowinangun Salatiga siswa tidak berkonsentrasi pada proses pembelajaran, siswa sering bermain sendiri dan tidak memperhatikan guru saat menerangkan, guru tidak menggunakan media dalam mengajar sehingga mempersulit siswa dalam menerima materi pembelajaran, masalah-masalah yang semacam itu memang sering dijumpai di Madrasah Ibtidaiyah, karena usia mereka khususnya kelas III MI masih sulit untuk diarahkan, mereka masih suka bermain sendiri dan tidak menghiraukan
3
guru. Mereka masih menyukai dunia bermain. Saat ini kinerja guru semakin menurun karena beberapa faktor, antara lain rendahnya minat untuk mempelajari media-media, model pembelajaran serta metode-metode baru, yang dapat menunjang berlangsungnya proses belajar mengajar. Guru tidak dapat mengoperasikan media dengan baik sehingga mereka mengajar hanya menggunakan metode ceramah, tidak menggunakan metode atau pendekatan yang sesuai oleh materi yang akan mereka jelaskan kepada siswa. Dengan adanya beberapa masalah yang muncul di MI Ma’arif Kutowinangun Salatiga penulis mencoba menawarkan solusi dengan menggunakan pendekatan Contextual Teaching And Learning (CTL) dalam mengajar materi kegiatan jual beli khususnya kelas III MI Ma’arif Kutowinangun Salatiga. Penulis merasa bahwa pendekatan Contextual Teaching And Learning (CTL) sangat mudah diterapkan, guru tidak perlu membuat media dalam mengajar karena sering dijumpai guru direpotkan dengan media dalam mengajar. Dengan pendekatan Contextual Teaching And Learning (CTL) guru akan dimudahkan dalam melaksanakan proses belajar mengajar, guru hanya memberikan arahan dan menerangkan materi sebelum guru mengajak siswa terjun ke lapangan. Kegiatan ini membuat guru mudah dalam menyampaikan materi yang akan diterima atau diserap oleh siswa karena siswa terjun langsung ke lapangan dalam menerima materi pembelajaran. Disana guru menjelaskan mengenai poin-poin materi yang akan di sampaikan dengan melakukan kegiatan atau praktik langsung dan siswa yang akan praktik langsung dan berkomunikasi langsung. Misalnya guru
4
mengajak siswa untuk ke pasar guru mengarahkan dan menyuruh siswa untuk praktik tentang pemahaman pembeli itu apa, saat terjadinya proses siswa berkomunikasi dengan penjual di pasar dan melakukan proses membeli suatu barang maka setelah itu siswa akan dijelaskan oleh guru bahwa siswa tersebut telah menjadi pembeli. Dan masih banyak lagi contoh yang lainnya. Dengan pendekatan Contextual Teaching And Learning (CTL) menguntungkan untuk siswa dan untuk guru. Dalam pendekatan Contextual Teaching And Learning (CTL) siswa akan merasakan pembelajaran yang menyenangkan dan tidak membosankan, di lapangan atau diluar kelas akan membuat siswa menjadi lebih semangat dalam menerima pembelajaran, mereka tidak merasakan bosan dan jenuh, karena hal tersebut sering menjadi penghambat prestasi belajar ips. Maka dari itu penulis ingin menciptakan pembelajaran yang menyenangan dan tidak membosankan, pembelajaran yang mudah dipahami, dan lama diserap ada di pikiran siswa, sehingga penulis menawarkan dengan pendekatan Contextual Teaching And Learning (CTL) yang akan memudahkan guru dan siswa dalam proses belajar mengajar, sehingga prestasi belajar IPS naik. Fakor-faktor masalah yang ada jika tidak segera teratasi maka akan semakin berdampak buruk pada siswa, prestasi belajar IPS mereka akan semakin menurun atau rendah, adanya perubahan yang lebih baik akan berdampak baik pula pada guru dan terutama pada siswa khususnya siswa kelas III MI Ma’arif Kutowinangun Salatiga. Penulis menawarkan pendekatan Contextual Teaching And Learning (CTL) karena menganggap bahwa
5
pendekatan Contextual Teaching And Learning (CTL) mudah diterapkan dan mudah untuk dipahami siswa dan menyenangkan bagi siswa. Pendekatan Contextual Teaching And Learning (CTL) sangat bermanfaat untuk guru dan juga siswa. Untuk guru mudah dalam menyampaikan materi dan meringankan guru dalam mengajar. Untuk siswa mudah dalam menerima materi, menyenangkan dan tidak membosankan dalam menerima pembelajaran dan siswa dapat menyimpan materi yang telah disampaikan oleh guru difikiran mereka secara jangka panjang karena pendekatan Contextual Teaching And Learning (CTL) akan merekam semua kegiatan yang telah siswa dan guru lakukan sehingga akan tersimpan di memori siswa secara lama, apabila siswa akan mengerjakan soal mereka akan mengingat kegiatan yang telah disampaikan guru dan kegiatan yang telah mereka lakukan, sehingga mereka akan selalu mengingatnya dan hal tersebut sangat memberikan keuntungan kepada siswa karena soal-soal akan mereka jawab dengan mudah dan hal tersebut akan membuat prestasi belajar IPS menjadi naik atau meningkat. Banyaknya asumsi dan masalah-masalah yang ada, penulis melakukan tindakan melalui kegiatan penelitian Tindakan Kelas (PTK) sebagai skripsi dengan judul PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPS MATERI KEGIATAN JUAL BELI MELALUI PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) PADA SISWA KELAS III MI MA’ARIF KUTOWINANGUN SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2015.
6
B. Rumusan Masalah 1. Apakah penerapan pendekatan CTL dapat meningkatkan prestasi belajar IPS materi kegiatan jual beli pada siswa kelas III MI Ma’arif Kutowinangun Salatiga? 2. Apakah penerapan pendekatan CTL
dapat meningkatkan persentase
pencapaian KKM kelas?
C. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui apakah penerapan pendekatan CTL dapat meningkatkan prestasi belajar IPS materi kegiatan jual beli pada siswa kelas III MI Ma’arif Kutowinangun Salatiga. 2. Untuk mengetahui apakah penerapan pendekatan CTL dapat meningkatkan persentase pencapaian KKM kelas.
D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan 1. Penerapan pendekatan CTL dapat meningkatkan prestasi belajar IPS materi kegiatan jual beli pada siswa kelas III MI Ma’arif Kutowinangun Salatiga. 2. Penerapan pendekatan CTL dapat meningkatkan persentase pencapaian KKM kelas
7
E. Kegunaan Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian diatas, maka dapat diketahui kegunaan penelitian ini yaitu: 1. Secara Teoritis a. Di bidang akademik, dapat menambah khasanah di bidang pendidikan khususnya berkaitan dengan penerapan metode pembelajaran melalui pendekatan Contextual Teaching And Learning (CTL). b. Bagi peneliti lain, dapat menjadi masukan bagi peneliti selanjutnya yang ingin meneliti tentang metode pembelajaran melalui pendekatan Contextual Teaching And Learning (CTL) dengan konteks yang berbeda. 2. Secara Praktis a. Bagi
sekolah,
sebagai
masukan untuk
menerapkan
pendekatan
Contextual Teaching And Learning (CTL) dalam pembelajaran. b. Bagi kepala sekolah, sebagai bahan masukan untuk memotivasi guru dalam penerapan pembelajaran melalui pendekatan Contextual Teaching And Learning (CTL). c. Bagi
para
guru,
dapat
menjadi
masukan
untuk
menguatkan
kemampuannya dalam menerapkan pembelajaran melalui pendekatan Contextual Teaching And Learning (CTL). F. Definisi Operasional 1. Prestasi Belajar
8
Prestasi belajar adalah hasil yang telah dicapai siswa dalam proses belajar mengajar berupa perubahan tingkah laku yang disebabkan oleh pengalaman belajar (Tim Pustaka Phoenix, 2010:18). 2. Pendekatan CTL Contextual Teaching And Learning (CTL) adalah suatu pendekatan pembelajaran yang menekankan kepada proses keterlibatan siswa secara penuh
untuk
dapat
menemukan
materi
yang
dipelajari
dan
menghubungkannya dengan situasi kehidupan nyata sehingga mendorong siswa
untuk
dapat
menerapkannya
dalam
kehidupan
mereka
(Sanjaya,2006:109). Contextual
Teaching
And
Learning
(CTL)
adalah
model
pembelajaran yang mengaitkan antara materi pembelajaran dengan situasi dunia nyata yang berkembang dan terjadi di lingkungan sekitar peserta didik sehingga dia mampu menghubungkan dan menerapkan kompetensi hasil belajar dengan kehidupan sehari-hari mereka (Khaeruddin,dkk, 2007:199). Jadi pengertian Contextual Teaching And Learning (CTL) dari uraian diatas dapat kita simpulkan bahwa Contextual Teaching And Learning (CTL) adalah konsep belajar yang membantu guru mengkaitkan antara materi yang diajarkanya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapan dalam kehidupan sehari-hari. Penerapan pendekatan Contextual Teaching And Learning (CTL) yang penulis gunakan menekankan pada penerapan pendekatan Contextual
9
Teaching And Learning (CTL) jenis keterkaitan yaitu mengaitkan antara materi dengan kehidupan nyata yang dialami oleh siswa. G. Metodologi Penelitian 1. Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas atau dikenal dengan sebutan PTK. Penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama. Tindakan tersebut diberikan oleh guru atau dengan arahan dari guru yang dilakukan oleh siswa (Arikunto,dkk, 2006:3). Jenis penelitian ini termasuk penelitian tindakan kelas partisipan. Suatu penelitian dikatakan sebagai PTK partisipan apabila orang yang akan melaksanakan penelitian harus terlibat langsung dalam proses penelitian sejak awal sampai dengan hasil penelitian berupa laporan, sejak perencanaan penelitian, peneliti senantiasa terlibat, selanjutnya peneliti memantau, mencatat, dan mengumpulkan data, lalu menganalisa data serta berakhir dengan melaporkan hasil penelitiannya. PTK partisipan dapat juga dilakukan di sekolah. Peneliti dituntut keterlibatannya secara langsung dan terus menerus sejak awal sampai berakhir penelitian (Elfanany,2013:31-32). 2. Subyek Penelitian Dalam penelitian ini, yang menjadi subyek penelitian adalah siswa kelas III MI Ma’arif Kutowinangun Salatiga. Siswa kelas III MI Ma’arif Kutowinangun Salatiga dipilih sebagai subjek penelitian karena dinilai perlu
10
adanya pembaharuan dalam kegiatan pembelajaran agar siswa lebih termotivasi dan pemahaman belajar merekapun menjadi meningkat. Penelitian ini terdiri dari satu kelas yang siswanya berjumlah 17 anak, 8 laki-laki dan 9 perempuan. 3. Langkah-langkah penelitian instrumen penelitian Penelitian menggunakan PTK guna mencari pemecahan masalah yang ditemui di dalam kelas. PTK akan dilaksanakan dengan tiga siklus. Masing-masing siklus terdiri dari tahapan-tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. a. Perencanaan Perencanaan merupakan proses pengembangan rencana yang akan dilaksanakan untuk mengurangi atau menghilangkan masalah yang ada dikelas. Perencanaan yang matang perlu dilakukan setelah kita mengetahui masalah dalam pembelajaran. Kegiatan yang dilakukan adalah: 1) Mengadakan pertemuan dengan guru kelas III
Mi
Ma’arif
Kutowinangun Salatiga untuk berdiskusi tentang persiapan penelitian 2) Menyiapkan materi 3) Membuat Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) 4) Membuat lembar soal untuk mengetahui prestasi belajar siswa 5) Memberi instrumen penelitian berupa lembar observasi kegiatan guru 6) Memberi instrumen penelitan berupa lembar observasi kegiatan siswa
11
b. Pelaksanaan Tahap ke 2 dari penelitian tindakan adalah pelaksanaan yang merupakan
implementasi
atau
penerapan
isi
rancangan,
yaitu
mengenakan tindakan kelas (Arikunto,dkk,2006:18). Perencanaan diwujudkan dengan adanya tindakan dari guru berupa solusi tindakan sebelumnya. Kegiatan pembelajaran terdiri dari tiga kegiatan yaitu pendahuluan, inti (eksplorasi, elaborasi, konfirmasi) dan penutup. c. Pengamatan Pengamatan
dalam
penelitian
tindakan
kelas
merupakan
pengamatan yang dilakukan oleh pengamat (Arikunto,dkk,2006:19). d. Refleksi Refleksi adalah kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang sudah dilakukan (Arikunto,dkk,2006:19). Model dan penjelasan untuk masing-masing tahap adalah sebagai berikut: Gambar: 1.1 Siklus Penelitian Tindakan Kelas (Arikunto,dkk,2006:19) Pengamatan SIKLUS I
Refleksi
Pelaksanaan
Perencanaan Perencanaan Refleksi
SIKLUS II
Pelaksanaan
Pengamatan Perencanaan Refleksi
SIKLUS III Pengamatan 12
?
Pelaksanaan
4. Instrumen Penelitian Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini terdiri dari: a. Observasi Observasi adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui suatu pengamatan, dengan disertai pencatatan-pencatatan terhadap keadaan atau perilaku objek sasaran (fathoni,2011:104). Orang yang melakukan observasi disebut pengobservasi (observer) dan pihak yang diobservasi disebut terobservasi (observee). b. Soal tes Soal tes digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah mengikuti pembelajaran dengan pendekatan CTL materi kegiatan jual beli. Soal tes berisi pertanyaan baik lisan maupun tertulis yang berhubungan dengan materi yang sudah disampaikan atau diajarkan. c. Pedoman Dokumentasi Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data yang dapat membantu anda dalam mengumpulkan data penelitian, yang kaitannya dengan
permasalahan
dalam
penelitian
tindakan
kelas
anda
(Wiriaatmadja,2008:121). 5. Pengumpulan Data Dalam penelitian tindakan kelas ini metode yang akan digunakan dalam pengumpulan data adalah observasi, tes, dokumentasi.
13
a. Observasi Dalam kegiatan ini penulis melakukan pengamatan di MI Ma’arif Kutowinangun Salatiga dalam hal penilaian yang diketahui dari buku laporan belajar siswa dan kondisi kegiatan belajar mengajar di MI Ma’arif Kutowinangun Salatiga yang sudah berlangsung. b. Tes Dalam teknik pengumpulan data melalui tes, penulis membuat lembar tes tertulis untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang telah diberikan oleh guru kepada siswa. c. Dokumentasi Instrumen
yang
dapat
penulis
kumpulkan
dalam
teknik
dokumentasi adalah silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), dan nilai peserta didik sebelum dilakukan pendekatan Contextual Teaching And Learning (CTL) pada mata pelajaran IPS materi Kegiatan Jual Beli. Silabus adalah rancangan kegiatan pembelajaran yang digunakan penulis sebagai landasan penyusunan RPP, sedangkan RPP digunakan penulis untuk menjadi pedoman pembelajaran guru. Nilai peserta didik sebelum menggunakan pendekatan Contextual Teaching And Learning (CTL) pada pelajaran IPS materi Kegiatan Jual Beli, penulis gunakan untuk mengetahui sejauh mana siswa mengetahui pemahaman materi pelajaran.
14
6. Analisis Data Untuk membuktikan hipotesis maka proses penelitian yang dilakukan selanjutnya adalah menganalisis data yang sudah terkumpul dengan lengkap untuk mengetahui hasil akhir dari penelitian tersebut. Kemudian dapat ditarik kesimpulan berdasarkan pembahasan hasil penelitian yang telah diuji. a. Penlaian Rata-rata Penilaian rata-rata digunakan untuk mengukur prestasi belajar siswa dengan menggunakan rumus sebagai berikut: ∑
X=∑
100
X
= Nilai rata-rata
∑
= Jumlah semua nilai siswa
∑
= jumlah siswa
(Aqib, dkk, 2010: 40). b. Prosentase Penghitungan prosentase digunakan untuk mengetahui pencapaian KKM siswa. Rumus yang digunakan adalah:
P=
𝑋 𝑋𝐼
100
15
Keterangan: P = Prosentase X = jumlah siswa yang tuntas belajar XI = Jumlah siswa (Aqib, dkk, 2010: 40). 7. Sistematika Penulisan Penulisan skripsi ini dibagi menjadi tiga bagian, yaitu: bagian awal, bagian isi dan bagian akhir. Pada bagian awal terdiri dari sampul, persetujuan pembimbing, pengesahan kelulusan, pernyataan keaslian tulisan, motto dan persembahan, kata pengantar, abstrak, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar dan daftar lampiran. Sedangkan pada bagian isi dalam sekripsi ini terdiri dari lima bab, yaitu: Bab I, merupakan bab pendahuluan yang terdiri atas latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis tindakan dan indikator keberhasilan, kegunaan penelitian, definisi operasional, metode penelitian, rancangan penelitian, subyek penelitian, langkah-langkah, instrumen penelitian, pengumpulan data, analisis data. Bab II merupakan kajian pustaka, yang membahas tentang konsep prestasi belajar, konsep IPS, materi kegiatan jual beli, konsep CTL, konsep KKM.
16
Bab
III
merupakan
laporan
pelaksanaan
penelitian
yang
mendeskripsikan pelaksanaan penelitian pada siklus I, siklus II dan siklus III. Bab IV merupakan analisis data yang membahas tentang hasil penelitian siklus I, siklus II, siklus III dan pembahasan mencakup rekapitulasi siklus I, siklus II, siklus III . . Bab V merupakan penutup yang terdiri atas kesimpulan dan saransaran. Sedangkan pada bagian akhir pada skripsi ini terdiri dari daftar pustaka, lampiran-lampiran dan riwayat hidup penulis.
17
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Prestasi Belajar 1. Pengertian Prestasi Belajar Prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan, baik secara individual maupun kelompok. Prestasi tidak akan pernah
dihasilkan
selama
seseorang
tidak
melakukan
kegiatan
(Hamdani,2011:137). Qohar dalam Hamdani (2011:137) berpendapat bahwa prestasi merupakan hasil yang telah diciptakan, hasil pekerjaan, hasil yang menyenangkan hati, yang diperoleh dengan jalan keuletan. Menurut Depdiknas dalam bukunya Yoni (2012:158) prestasi belajar adalah hasil yang telah dicapai dari suatu usaha yang telah dilakukan atau dikerjakan. Menurut Sumadi Suryabrata dalam bukunya Yoni (2012:158) prestasi belajar adalah hasil yang harus didukung oleh kesadaran seseorang atau siswa untuk belajar. Prestasi belajar adalah hasil yang dicapai setelah siswa melakukan kegiatan belajar sehingga ada perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan, dan sikap siswa (Yoni,2012:158).
18
2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Prestasi belajar, kita ketahui semua, bukan saja dipengaruhi oleh kemampuan intelektual yang bersifat kognitif, tetapi juga dipengaruhi oleh faktor-faktor nonkognitif seperti emosi, motivasi, kepribadian serta berbagai pengaruh lingkungan. Keberhasilan belajar sangat ditentukan oleh kemampuan kognitif, tetapi ternyata faktor nonkognitif (yaitu antara lain motivasi, emosi,) tidak kalah penting, bahkan mempengaruhi tingkat kinerja serta lingkungan maupun perkembangan dirinya sendiri. Meskipun sudah menjadi pengetahuan umum, bahwa anak yang memiliki inteligensi (yang diukur dengan Intelligence Quotient atau IQ) akan lebih mudah merencanakan materi yang diajarkan. Dengan demikian prestasi belajar biasanya lebih tinggi. Namun, inteligensi emosional yang akhir-akhir ini banyak dibicarakan orang, atau yang biasa disebut EQ (Emotional Intelligence), juga mempengaruhi prestasi belajar seseorang. Motivasi ini bersumber dari keyakinan kemampuannya untuk memperoleh sukses dalam upaya mencapai sasaran yang dicanangkan. Hal ini berdampak pada upaya mewujudkan prestasi belajar, mengaktualisasikan potensi seoptimal mungkin (Semiawan,2008:12-13).
B. IPS di Madrasah Ibtidaiyah 1. Pengertian IPS Ilmu Pengetahuan Sosial, yang sering disingkat IPS, adalah ilmu pengetahuan yang mengkaji berbagai disiplin ilmu sosial dan humaniora
19
serta kegiatan dasar manusia yang dikemas secara ilmiah dalam rangka memberi wawasan dan pemahaman yang mendalam kepada peserta didik, khususnya di tingkat dasar dan menengah (Susanto,2013:137). Hakikat IPS di sekolah dasar memberikan pengetahuan dasar dan keterampilan sebagai media pelatihan bagi siswa sebagai warga negara sedini mungkin. Karena pendidikan IPS tidak hanya memberikan ilmu pengetahuan semata, tetapi harus berorientasi pada pengembangan keterampilan berpikir kritis, sikap, dan kecakapan-kecakapan dasar siswa yang berpijak pada kenyataan kehidupan sosial kemasyarakatan sehari-hari dan memenuhi kebutuhan bagi kehidupan sosial siswa di masyarakat (Susanto,2013:138). Menurut Maryani dalam bukunya Susanto (2013:140) pendidikan IPS adalah bahan kajian yang terpadu yang merupakan penyederhanaan, adaptasi, seleksi, dan modifikasi dari konsep-konsep dan keterampilan disiplin sejarah, geografi, sosiologi, antropologi, politik, dan ekonomi yang diorganisasikan secara ilmiah dan psikologis untuk tujuan pembelajaran. Menurut Banks dalam bukunya Susanto (2013:140) pendidikan IPS adalah social studies merupakan bagian dari kurikulum di sekolah yang bertujuan
untuk
membantu
mendewasakan
siswa
supaya
dapat
mengembangkan pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai-nilai dalam rangka berpartisipasi di dalam masyarakat, negara, dan bahkan di dunia. Banks menekankan begitu pentingnya pendidikan IPS diterapkan di sekolah-sekolah, mulai dari tingkat dasar sampai ke perguruan tinggi, terutama di sekolah dasar dan menengah.
20
Menurut Jarolimek dalam bukunya Susanto (2013:141) pendidikan IPS adalah berhubungan erat dengan pengetahuan, keterampiln, sikap, dan nilai-nilai yang memungkinkan siswa berperan serta dalam kelompok masyarakat di mana ia tinggal. Kedua pengertian di atas, yang di berikan oleh Banks dan Jarolimek menekankan kepada upaya pembentukan moral anak sebagai warga negara atau anggota masyarakat yang mampu berperan serta dalam kelompok hidupnya. Menurut Buchari Alma dalam bukunya Susanto (2013:141) IPS adalah sebagai suatu program pendidikan yang merupakan suatu keseluruhan yang pada pokoknya mempersoalkan manusia dalam lingkungan alam fisik, maupun dalam lingkungan sosialnya dan yang bahannya diambil dari berbagai ilmu sosial, seperti : geografi, sejarah, ekonomi, antropologi, sosiologi, politik, dan psikologi. Dengan mempelajari IPS ini sudah semestinya siswa mendapatkan bekal pengetahuan yang berharga dalam memahami dirinya sendiri dan orang lain dalam lingkungan masyarakat yang berbeda tempat maupun waktu, baik secara individu maupun secara kelompok, untuk menemukan kepentingannya yang akhirnya dapat terbentuk suatu masyarakat yang baik dan harmonis. 2. Tujuan IPS Tujuan utama pembelajaran IPS ialah untuk mengembangkan potensi peserta didik agar peka terhadap masalah sosial yang terjadi di masyarakat, memiliki sikap mental positif terhadap perbaikan segala ketimpangan terjadi, dan terampil mengatasi setiap masalah yang terjadi sehari-hari baik
21
yang menimpa dirinya sendiri maupun yang menimpa masyarakat (Susanto,2013:145). Menurut Mutakin dalam bukunya Susanto (2013:145) merumuskan tujuan pembelajaran IPS di sekolah, sebagai berikut: a. Memiliki
kesadaran
dan
kepedulian
terhadap
masyarakat
atau
lingkungannya, melalui pemahaman terhadap nilai-nilai sejarah dan kebudayaan masyarakat. b. Mengetahui dan memahami konsep dasar dan mampu menggunaan metode yang diadaptasi dari ilmu-ilmu sosial yang kemudian dapat digunakan untuk memecahkan masalah-masalah sosial. c. Mampu menggunakan model-model dan proses berpikir serta membuat keputusan untuk menyelesaikan isu dan masalah yang berkembang di masyarakat. d. Menaruh perhatian terhadap isu-isu dan masalah-masalah sosial, serta mampu membuat analisis yang kritis, selanjutnya mampu mengambil tindakan yang tepat. e. Mampu mengembangkan berbagai potensi sehingga mampu membangun diri sendiri agar survive kemudian bertanggung jawab membangun masyarakat. Dalam kaitannya dengan KTSP, pemerintah telah memberikan arah yang jelas pada tujuan dan ruang lingkup pembelajaran IPS yaitu: (Susanto,2013:149)
22
a. Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya. b. Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis,rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial. c. Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan. d. Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerja sama dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional, dan global. 3. Fungsi IPS Ilmu Pengetahuan Sosial selain mempunyai tujuan membentuk warga negara yang baik, dengan memiliki kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan kehidupan di masyarakat, juga memiiki fungsi aplikatif. Fungsi yang dimaksud adalah ilmu pengetahuan sosial sebagai pendidikan. Fungsi ilmu pengetahuan sosial sebagai pendidikan, selain memberikan bekal pengetahuan dan keterampilan sosial dalam kehidupan sehari-hari. Yang dimaksud keterampilan sosial, yaitu keterampilan melakukan sesuatu yang berhubungan dengan kepentingan hidup bermasyarakat, seperti bekerja sama, gotong royong, tolong-menolong sesama umat manusia, dan melakukan tindakan dalam memecahkan persoalan sosial masyarakat. Sedangkan keterampilan intelektual dalam ilmu pengetahuan sosial adalah keterampilan berpikir, kecepatan dalam memanfaatkan pikiran, cepat
23
tanggap
dalam
menghadapi
permasalahan
sosial
di
masyarakat
(Rasimin,2012:7-8). Menurut Sumaatmadja dalam bukunya Rasimin (2012:8) fungsi ilmu pengatahuan sosial sebagai program pendidikan adalah mengembangkan perhatian dan kepedulian sosial siswa terhadap kehidupan di masyarakat dan bermasyarakat. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa fungsi ilmu pengetahuan sosial sebagai pendidikan adalah membina siswa menjadi warga negara yang baik yang memiliki pengetahuan keterampilan dan kepedulian sosial yang berguna bagi dirinya sendiri serta bagi masyarakat dan negara. Mengingat bahwa kehidupan di masyarakat dan bermasyarakat berkembang secara terus-menerus, maka landasan pengembangan ilmu pengetahuan sosial sebagai program pendidikan harus disesuaikan dengan tuntutan dan perubahan sekaligus kemajuan masyarakat (Rasimin,2012:8).
C. Materi Kegiatan Jual Beli 1. Kegiatan Jual Beli Di Lingkungan Rumah Jual beli adalah suatu kegiatan yang menjual dan membeli barang. Kegiatan jual beli tentu dilakukan oleh penjual dan pembeli di suatu tempat. Kegiatan jual beli ini ditandai pula dengan terjadinya kesepakatan harga. Penjual adalah orang yang mempunyai barang dagangan untuk dijual. Pembeli adalah orang yang ingin membeli barang yang dijual. Contoh kegiatan jual beli di lingkungan sekitar rumah:
24
a. Pasar Pasar adalah tempat bertemunya penjual dan pembeli. Penjual adalah orang yang menawarkan dagangan, sedangkan pembeli adalah orang yang membeli barang dagangan. b. Warung Warung adalah tempat kegiatan jual beli di lingkungan rumah. Di warung terdapat penjual yang menyediakan makanan. Di warung juga terdapat pembeli yang membeli makanan atau barang yang disediakan. c. Toko Toko adalah tempat menjual barang-barang kebutuhan sehari-hari di antaranya beras, minyak, tepung, sabun, sampo, dan lain sebagainya. Toko banyak terdapat di sekitar tempat tinggal kita. 2. Syarat terjadinya pasar: a. Adanya penjual b. Adanya pembeli c. Ada barang yang diperjualbelikan d. Ada transaksi jual beli e. Ada tempat transaksi 3. Pasar Tradisional: a. Terdiri dari banyak penjual b. Pasar dibagi menjadi beberapa gang c. Bisa dilakukan tawar menawar harga antara penjual dan pembeli
25
d. Harga yang dibayar berdasarkan kesepakatan e. Membayar langsung dengan pedagang f. Dilayani langsung oleh pedagang 4. Pasar Moderen: a. Tidak terjadi tawar menawar b. Harga sudah ditetapkan oleh penjual c. Membayar melalui kasir d. Bisa mengambil sendiri barang yang kita inginkan e. Lebih nyaman 5. Kegiatan Jual Beli Di Lingkungan Sekolah a. Kantin Kantin sekolah menyediakan makanan, kalau membeli makanan pilih makanan yang sehat. b. Koperasi Koperasi sekolah didirikan dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan para siswanya. Dikoperasi sekolah dijual peralatan sekolah diantaranya: buku tulis, bolpoin, pensil, buku gambar, penggaris, serta seragam sekolah. 6. Kebutuhan Sehari-hari a. Kebutuhan pokok adalah kebutuhan yang harus dipenuhi untuk mempertahankan kelangsungan hidup manusia (sandang adalah pakaian, pangan adalah makanan, papan adalah rumah).
26
b. Kebutuhan sekunder adalah kebutuhan yang pemenuhannya setelah kebutuhan primer terpenuhi, namun tetap harus dipenuhi, agar kehidupan manusi berjalan dengan baik. Contohnya rekreasi c. Kebutuhan tersier adalah kebutuhan yang dipenuhi setelah kebutuhan primer dan sekunder terpenuhi. Contohnya: mobil, leptop, sepeda motor
D. Contextual Teaching and Learning (CTL) 1. Pengertian Contextual Teaching And Learning (CTL) Contextual Teaching And Learning (CTL) merupakan model pembelajaran yang mengaitkan antara materi pelajaran dengan situasi dunia nyata yang berkembang dan terjadi di lingkungan sekitar peserta didik sehingga dia mampu menghubungkan dan menerapkan kompetensi hasil belajar dengan kehidupan sehari-hari mereka (Khaeruddin,dkk,2007:199). Pembelajaran kontekstual ini dimana peserta didik akan belajar dengan baik jika apa yang dipelajari terkait dengan apa yang telah diketahui dan kegiatan yang akan terjadi di sekelilingnya. Pembelajaran ini menekankan pada daya pikir yang tinggi, transfer ilmu pengetahuan, mengumpulkan dan menganalisis data, memecahkan problem-problem tertentu baik secara individu maupun kelompok (Khaeruddin,dkk,2007:200). Pembelajaran dengan CTL akan memungkinkan proses belajar yang tenang dan menyenangkan karena proses pembelajaran dilakukan secara alamiah dan kemudian peserta didik dapat mempraktikan secara langsung berbagai materi yang telah dipelajarinya. Pembelajaran CTL mendorong
27
peserta didik memahami hakekat, makna dan manfaat belajar sehingga akan memberikan stimulus dan motivasi kepada mereka untuk rajin dan senantiasa belajar (Khaeruddin,dkk,2007:200). CTL diterapkan dalam proses pembelajaran, maka niscaya guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan kenyataan peserta didik serta mendorong mereka untuk membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan praktik kehidupan mereka, baik sebagai anggota keluarga maupun sebagai aggota masyarakat. Dengan penerapan model ini hasil pembelajaran diharapkan lebih bermakna bagi peserta didik. Oleh karenanya proses pembelajaran harus berlangsung secara alamiah dalam bentuk kegiatan peserta didik bekerja dan mengalami, bukan dalam bentuk transfer pengetahuan dari guru ke peserta didik (Khaeruddin,dkk,2007:200). Dengan menerapkan CTL ini guru tidak hanya menyampaikan materi belaka yang berupa hafalan tetapi juga bagaimana mengatur lingkungan dan strategi pembelajaran yang memungkinkan peserta didik termotivasi untuk belajar. Lingkungan belajar yang kondusif sangat penting dan sangat menunjang pembelajaran kontekstual, dan keberhasilan pembelajaran secara keseluruhan (Khaeruddin,dkk:2007:201). Menurut Elaine B.Johnson dalam bukunya Rusman (2013:187) pembelajaran kontekstual adalah sebuah sistem yang merangsang otak untuk menyusun pola-pola yang mewujudkan makna. Lebih lanjut, bahwa pembelajaran kontekstual adalah suatu sistem pembelajaran yang cocok dengan otak yang menghasilkan makna dengan menghubungkan muatan
28
akademis dengan konteks dari kehidupan sehari-hari siswa. Jadi, pembelajaran kontekstual adalah usaha untuk membuat siswa aktif dalam memompa kemampuan diri tanpa merugi dari segi manfaat, sebab siswa berusaha mempelajari konsep sekaligus menerapkan dan mengaitkannya dengan dunia nyata. Pendekatan CTL adalah keterkaitan setiap materi atau topik pembelajaran dengan kehidupan nyata. Untuk mengaitkannya bisa dilakukan berbagai cara, selain karena memang materi yang dipelajari secara langsung terkait dengan kondisi faktual, juga bisa disiasati dengan pemberian ilustrasi atau contoh, sumber belajar, media, dan lain sebagainya, yang memang baik secara langsung maupun tidak diupayakan terkait atau ada hubungan dengan pengalaman hidup nyata. Dengan demikian pembelajaran selain akan lebih menarik, juga akan dirasakan sangat dibutuhkan oleh setiap siswa karena apa yang dipelajari dirasakan langsung manfaatnya (Rusman,2013:187). CTL adalah sesuatu pendekatan pembelajaran yang menekankan kepada proses keterlibatan siswa secara penuh untuk dapat menemukan materi yang dipelajari dan menghubungkannya dengan situasi kehidupan nyata sehingga mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan mereka (Sanjaya,2006:100). Menurut Depdiknas dalam bukunya Hermana (2010:58) Contextual Teaching And Learning adalah konep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata dan
29
mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan perencanaan dalam kehidupan mereka sehari-hari. CTL merupakan strategi pembelajaran yang mengaitkan materi pembelajaran secara alamiah dengan dunia nyata siswa sehingga dapat membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan kehidupan siswa sebagai anggota keluarga dan masyarakat (Undang,2010:79). 2. Konsep Contextual Teaching and Learning (CTL) Menurut Nurhadi dalam bukunya Rusman (2013:189) Pembelajaran kontekstual (Contextual teaching And Learning) merupakan konsep belajar yang dapat mmbantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Pembelajaran kontekstual sebagai suatu model pembelajaran yang memberikan fasilitas kegiatan belajar siswa untuk mencari, mengolah, dan menemukan pengalaman belajar yang lebih bersifat kongkret (terkait dengan kehidupan nyata) melalui keterlibatan aktivitas siswa dalam mencoba,
melakukan,
dan
mengalami
sendiri.
Dengan
demikian
pembelajaran tidak sekedar dilihat dari sisi produk, akan tetapi yang terpenting adalah proses (Rusman,2013:190). CTL adalah sesuatu pendekatan pembelajaran yang menekankan kepada proses keterlibatan siswa secara penuh untuk dapat menemukan materi yang dipelajari dan menghubungkannya dengan situasi kehidupan
30
nyata sehingga mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan mereka. Dari konsep tersebut ada tiga hal yang harus kita pahami yaitu: (Sanjaya,2006:109-110). a. CTL menekankan kepada proses keterlibatan siswa untuk menemukan materi, artinya proses belajar diorientasikan pada proses pengalaman secara langsung. Proses belajar dalam konteks CTL tidak mengharapkan agar siswa hanya menerima pelajaran, akan tetapi proses mencari dan menemukan sendiri materi pelajaran. b. CTL mendorong agar siswa dapat menemukan hubungan antara materi yang dipelajari dengan situasi kehidupan nyata, artinya siswa dituntut untuk dapat menangkap hubungan antara pengalaman belajar di sekolah dengan kehidupan nyata. Hal ini sangat penting, sebab dengan dapat mengorelasikan materi yang ditemukan dengan kehidupan nyata, bukan saja bagi siswa materi itu akan bermakna secara fungsional akan tetapi materi yang dipelajarinya akan tertanam erat dalam memori siswa, sehingga tidak akan mudah dilupakan. c. CTL mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan, artinya CTL bukan hanya mengharapkan siswa dapat memahami materi yang dipelajarinya, akan tetapi bagaimana materi pelajaran itu dapat mewarnai perilakunya dalam kehidupan sehari-hari. Materi pelajaran dalam konteks CTL bukan untuk ditumpuk di otak dan kemudian dilupakan akan tetapi sebagai bekal mereka dalam mengarungi kehidupan nyata.
31
3. Karakteristik Contextual Teaching and Learning (CTL) Ada lima karakteristik penting dalam proses pembelajaran yang menggunakan pendekatan CTL yaitu: (Sanjaya,2006:110) a. Dalam CTL pembelajaran merupakan proses pengaktifan pengetahuan yang sudah ada (aktiviting knowledge). Artinya apa yang akan dipelajari tidak terlepas dari pengetahuan yang sudah dipelajari, dengan demikian pengetahuan yang akan diperoleh siswa adalah pengetahuan yang utuh yang memiliki keterkaitan satu sama lain. b. Pembelajaran yang kontekstual adalah belajar dalam rangka memperoleh dan menambah pengetahuan baru (acquiring knowledge). Pengetahuan baru itu diperoleh dengan cara deduktif, artinya pembelajaran dimulai dengan mempelajari secara keseluruhan, kemudian memperhatikan detailnya. c. Pemahaman
pengetahuan
(understanding
knowledge)
artinya
pengetahuan yang diperoleh bukan untuk dihafal tapi untuk dipahami dan diyakini, misalnya dengan cara meminta tanggapan dari yang lain tentang pengetahuan yang diperolehnya dan berdasarkan tanggapan tersebut baru pengetahuan itu dikembangkan. d. Mempraktikkan pengetahuan dan pengalaman tersebut (applying knowledge) artinya pengetahuan dan pengalaman yang diperolehnya harus dapat diaplikasikan dalam kehidupan siswa, sehingga tampak perubahan perilaku siswa.
32
e. Melakukan
refleksi
(reflecting
knowledge)
terhadap
strategi
pengembangan pengetahuan. Hal ini dilakukan sebagai umpan balik untuk proses perbaikan dan penyempurnaan strategi. Ada beberapa karakteristik dalam proses pembelajaran yang menggunakan pendekatan CTL yakni: (Hermana,2010:59-60) a. Kerja sama b. Saling menunjang c. Menyenangkan, tidak membosankan d. Belajar dengan bergairah e. Pembelajaran terintegrasi f. menggunakan berbagai sumber g. Siswa aktif h. Sharing dengan teman i. Siswa kritis, guru kreatif j. Dinding dan lorong-lorong penuh dengan hasil kerja siswa, peta-peta, gambar, artikel, dan lain-lain k. Laporan kepada orang tua bukan hanya rapor tetapi hasil karya siswa, laporan hasil praktikum, karangan siswa dan lain-lain. l. Beberapa karakteristik Contextual Teaching And Learning yaitu: (Undang,2010:84). 1) Materi ajar disesuaikan dengan konteks kehidupan siswa 2) Mengaitkan pengalaman siswa dengan masalah lainnya yang lebih besar (terintegrasi)
33
3) Memperhatikan apa yang menjadi daya tarik siswa 4) Memperhatikan pengalaman empiris siswa 5) Membangun
perubahan
perilaku
siswa
dengan
gembira
(menyenangkan) 6) Menumbuhkan kesadaran bekerja sama (kolegalitas) 7) Membentuk komunitas belajar (learning comunity) 4. Prinsip Contextual Teaching and Learning Ada
tujuh
prinsip
pembelajaran
kontekstual
antara
lain:
(Rusman,2013:193-198) a. Konstruktivisme (Constructivism) Konstruktivisme merupakan landasan berpikir (filosofi) dalam CTL, yaitu bahwa pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit yang hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas. Pengetahuan bukanlah seperangkat fakta, konsep atau kaidah yang siap untuk diambil dan diingat. Manusia harus membangun pengetahuan itu memberi
makna
melalui
pengalaman
yang
nyata.
Batasan
konstruktivisme di atas memberikan penekanan bahwa konsep bukanla tidak penting sebagai bagian integral dari pengalaman belajar yang harus dimiliki oleh siswa, akan tetapi bagaimana dari setiap konsep atau pengetahuan yang dimiliki siswa itu dapat memberikan pedoman nyata terhadap siswa untuk diaktualisasikan dalam kondisi nyata. Oleh karena itu, dalam CTL srategi untuk membelajarkan siswa menghubungkan antara setiap konsep dengan kenyataan merupakan unsur yang
34
diutamakan dibandingkan dengan penekanan terhadap seberapa banyak pengetahuan yang harus diingat oleh siswa (Rusman,2013:193). b. Menemukan (Inquiry) Menemukan, merupakan kegiatan inti dari CTL, melalui upaya menemukan akan memberikan penegasan bahwa pengetahuan dan keterampilan serta kemampuan-kemampuan lain yang diperlukan bukan merupakan hasil dari mengingat seperangkat fakta-fakta, tetapi merupakan hasil menemukan sendiri. Kegiatan pembelajaran yang mengarah pada upaya menemukan, telah lama diperkenalkan pula dalam pembelajaran inquiry and discovery (mencari dan menemukan).tentu saja unsur menemukan dari kedua pembelajaran (CTL dan inquiry and discovery) secara prinsip tidak banyak perbedaan, intinya sama, yaitu model atau sistem pembelajaran yang membantu siswa baik secara individu maupun kelompok belajar untuk menemukan sendiri sesuai dengan pengalaman masing-masing (Rusman,2013:194). c. Bertanya (Questioning) Unsur lain yang menjadi karakteristik utama CTL adalah kemampuan dan kebiasaan untuk bertanya. Pengetahuan yang dimiliki seseorang selalu bermula dari bertanya.oleh karena itu, bertanya merupakan strategi utama dalam CTL. Penerapan unsur bertanya dalam CTL harus difasilitasi oleh guru, kebiasaan siswa untuk bertanya atau kemampauan guru dalam menggunakan pertanyaan yang baik akan mendororng pada peningkatan kualitas dan produktivitas pembelajaran.
35
Seperti pada tahapan sebelumnya, berkembangnya kemampuan dan keinginan untuk bertanya sangat dipengaruhi oleh suasana pembelajaran yang dikembangkan oleh guru. Dalam implementasi CTL, pertanyaan yang diajukan oleh guru atau siswa harus dijadikan alat atau pendekatan untuk menggali informasi atau sumber belajar yang ada kaitannya dengan kehidupan nyata. Dengan kata lain, tugas bagi guru adalah membimbing siswa melalui pertanyaan yang diajukan untuk mencari dan menemukan kaitan antara konsep yang dipelajari dalam kaitan dengan kehidupan nyata (Rusman,2013:195). Melalui penerapan bertanya, pembelajaran akan lebih hidup, akan mendorong proses dan hasil pembelajaran yang lebih luas dan mendalam, dan akan banyak ditemukan unsur-unsur terkaiit yang sebelumnya tidak terpikirkan baik oleh guru maupun oleh siswa. Oleh karena itu, cukup beralasan
jika
dengan
pengembangan
bertanya
produktivitas
pembelajaran akan lebih tinggi karena dengan bertanya, maka dapat menggali
informasi,
baik
administrasi
maupun
(Rusman,2013:195). 1) Mengecek pemahaman siswa 2) Membangkitkan respons siswa 3) Mengetahui sejauh mana keingintahuan siswa 4) Mengetahui hal-hal yang diketahui siswa 5) Memfokuskan perhatian siswa 6) Membangkitkan lebih banyak lagi pertanyaan dari siswa
36
akademik
7) Menyegarkan kembali pengetahuan yang telah dimiliki siswa 8) Masyarakat Belajar (Learning Community) Maksud dari masyarakat belajar adalah membiasakan siswa untuk melakukan kerja sama dan memanfaatkan sumber belajar dari temanteman belajarnya. Seperti yang disarankan dalam learning community, bahwa hasil pembelajaran diperoleh dari kerja sama dengan orang lain melalui berbagai pegalaman (sharing). Melalui sharing ini anak dibiasakan untuk saling memberi dan menerima, sifat ketergantungan yang
positif
dalam
learning
community
dikembangkan
(Rusman,2013:196). Kebiasaan penerapan dan mengembangkan masyarakat belajar dalam CTL sangat dimungkinkan dan dibuka dengan luas memanfaatkan masyarakat belajar lain di luar kelas. Setiap siswa semestinya dibimbing dan diarahkan untuk mengembangkan rasa ingin tahunya melalui pemanfaatan sumber belajar secara luas yang tidak hanya disekat oleh masyarakat belajar di dalam kelas, akan tetapi sumber manusia lain di luar kelas (keluarga dan masyarakat). Ketika kita dan siswa dibiasakan untuk memberikan pengalaman yang luas kepada orang lain, maka saat itu pula kita atau siswa akan mendapatkan pengalaman yang lebih banyak dari komunitas lain (Rusman,2013:196). d. Pemodelan (Modelling) Guru bukan lagi satu-satunya sumber belajar bagi siswa,karena dengan segala kelebihan dan keterbatasan yang dimiliki oleh guru akan
37
mengalami hambatan untuk memberikan pelayanan sesuai dengan keinginan dan kebutuhan siswa yang cukup heterogen. Oleh karena itu, tahap pembuatan model dapat dijadikan alternatif untuk mengembangkan pembelajaran agar siswa bisa memenuhi harapan siswa secara menyeluruh, dan membantu mengatasi keterbatasan yang dimiliki oleh para guru (Rusman,2013:196-197). e. Refleksi (Reflection) Refleksi adalah cara berpikir tentang apa yang baru terjadi atau baru saja dipelajari. Dengan kata lain refleksi adalah berpikir ke belakang tentang apa-apa yang sudah dilakukan di masa lalu, siswa mengendapkan apa yang baru dipelajari sebagai struktur pengetahuan yang baru yang merupakan pengayaan atau revisi dari pengetahuan sebelumnya. Pada saat refleksi, siswa diberi kesempatan untuk mencerna, menimbang, membandingkan, menghayati, dan melakukan diskusi dengan dirinya sendiri (learning to be) (Rusman,:197). Melalui model CTL, pengalaman belajar bukan hanya terjadi dan dimiliki ketika seseorang siswa berada di dalam kelas, akan tetapi jauh lebih penting dari itu adalah bagaimana membawa pengalaman belajar tersebut ke luar dari kelas, yaitu pada saat ia dituntut untuk menanggapi dan memecahkan permasalahan nyata yang dihadapi sehari-hari. Kemampuan
untuk
mengaplikasikan
pengetahuan,
sikap,
dan
keterampilan pada dunia nyata yang dihadapinya akan mudah diaktualisasikan manakala pengalaman belajar itu telah terinternalisasi
38
dalam setiap jiwa siswa dan di sinilah pentingnya menerapkan unsur refleksi pada setiap kesempatan pembelajaran (Rusman,:197). f. Penilaian Sebenarnya (Authentic Assessment) Tahap terakhir dari pembelajaran kontekstual adalah melakukan penilaian. Penilaian sebagai bagian integral dari pembelajaran memiliki fungsi yang amat menentukan untuk mendapatkan informasi kualitas proses dan hasil pembelajaran melalui penerapan CTL. Penilaian adalah proses pengumpulan berbagai data dan informasi yang bisa memberikan gambaran atau petunjuk terhadap pengalaman belajar siswa. Dengan terkumpulnya berbagai data dan informasi yang lengkap sebagai perwujudan dari penerapan penilaian, maka akan semakin akurat pula pemahaman guru terhadap proses dan hasil pengalaman belajar setiap siswa (Rusman,2013:197). Guru dengan cermat akan mengetahui kemajuan, kemunduran dan kesulitan siswa dalam belajar, dan dengan itu pula guru akan memiliki kemudahan
untuk
melakukan
upaya-upaya
perbaikan
dan
penyempurnaan proses bimbingan belajar dalam langkah selanjutnya. Mengingat gambaran tentang kemajuan belajar siswa diperlukan di sepanjang proses pembelajaran, maka nilai tidak hanya dilakukan diakhir program pembelajaran, akan tetapi secara integral dilakukan selama proses program pembelajaran itu terjadi. Dengan cara tersebut, guru secara nyata akan mengetahui tingkat kemampuan siswa yang sebenarnya (Rusman,2013:198).
39
5. Langkah-Langkah Pembelajaran CTL Untuk mencapai kompetensi yang sama dengan menggunakan CTL guru melakukan langkah-langkah pembelajaran seperti dibawah ini: (Sanjaya,2006:124-125). a. Pendahuluan 1) Guru menjelaskan kompetensi yang harus dicapai serta manfaat dari proses pembelajaran dan pentingnya materi pelajaran yang akan dipelajari. 2) Guru menjelaskan prosedur pembelajaran CTL. 3) Siswa dibagi ke dalam beberapa kelompok sesuai dengan jumlah siswa. 4) Tiap kelompok ditugaskan untuk melakukan observasi, misalnya kelompok 1 dan 2 melakuakn observasi ke pasar tradisional, kelompok 3 dan 4 melakuakn observasi ke pasar swalayan. 5) Melalui observasi siswa ditugaskan untuk mencatat berbagai hal yang ditemukan di pasar-pasar tersebut. 6) Guru melakukan tanya jawab sekitar tugas yang harus dikerjakan oleh setiap siswa. b. Inti Di Lapangan 1) Siswa melakuakan observasi ke pasar sesuai dengan pembagian tugas kelompok.
40
2) Siswa mencatat hal-hal yang mereka temukan di pasar sesuai dengan alat observasi yang telah mereka tentukan sebelumnya. Di Dalam Kelas 1) Siswa
mendiskusikan
hasil
temuan
mereka
sesuai
dengan
kelompoknya masing-masing. 2) Siswa melaporkan hasil diskusi. 3) Setiap kelompok menjawab setiap pertanyaan yang diajukan oleh kelompok yang lain. c. Penutup 1) Dengan bantuan guru siswa menyimpulkan hasil observasi sekitar masalah pasar sesuai dengan indikator prestasi belajar yang harus dicapai. 2) Guru
menugaskan
siswa
untuk
membuat
karangan
tentang
pengalaman belajar mereka dengan tema pasar. Pada CTL untuk mendapatkan kemampuan pemahaman konsep anak mengalami langsung dalam kehidupan nyata di masyarakat. Kelas bukanlah tempat umtuk mencatat atau menerima informasi dari guru, akan tetapi kelas tetap kelas digunakan untuk saling membelajarkan. 6. Kelebihan Pembelajaran Contextual Teaching And Learning a. Pembelajaran lebih bermakna, artinya siswa melakukan sendiri kegiatan yang berhubungan dengan materi sehingga siswa dapat memahami sendiri.
41
b. Menumbuhkan keberanian siswa untuk mengemukakan pendapat tentang materi yang dipelajari. c. Kontekstual adalah pembelajaran yang menekankan pada aktivitas siswa secara penuh, baik fisik maupun mental. 7. Kelemahan Pembelajaran Contextual Teaching And Learning a. Bagi siswa tidak dapat mengikuti pembelajaran, tidak mendapatkan pengetahuan dan pengalaman yang sama dengan teman lainnya karena siswa tidak mengalaminya sendiri. b. Dibutuhkan waktu yang cukup lama saat proses pembelajaran kontekstual berlangsung. c. Guru lebih intensif dalam membimbing. Karena dalam CTL guru tidak lagi berperan sebagia pusat informasi.
E. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) 1. Pengertian Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) Salah satu prinsip penilaian pada kurikulum berbasis kompetensi adalah menggunakan acuan kriteria, yakni menggunakan kriteria tertentu dalam menentukan kelulusan peserta didik. Kriteria paling rendah untuk menyatakan peserta didik mencapai ketuntasan dinamakan kriteria ketuntasan minimal (KKM). KKM harus ditetapkan sebelum awal tahun ajaran dimulai. Seberapapun besarnya jumlah peserta didik yang melampaui batas ketuntasan minimal, tidak mengubah keputusan pendidik dalam menyatakan lulus dan tidak lulus pembelajaran. Acuan kriteria tidak diubah
42
secara serta merta karena hasil empirik penilaian. Pada acuan norma, kurva normal sering digunakan untuk menentukan ketuntasan belajar peserta didik jika diperoleh hasil rata-rata kurang memuaskan. Nilai akhir sering dikonversi dari kurva normal untuk mendapatkan sejumlah peserta didik yang melebihi nilai 6,0 sesuai proporsi kurva. Acuan kriteria mengharuskan pendidik untuk melakukan tindakan yang tepat terhadap hasil penilaian, yaitu memberikan layanan remedial bagi yang belum tuntas dan atau layanan pengayaan bagi yang sudah melampaui kriteria ketuntasan minimal (Kriteria Ketuntasan Minimal,2008:4). Kriteria ketuntasan minimal ditetapkan oleh satuan pendidikan berdasarkan hasil musyawarah guru mata pelajaran di satuan pendidikan atau beberapa satuan pendidikan yang memiliki karakteristik yang hampir sama. Pertimbangan pendidik atau forum MGMP secara akademis menjadi pertimbangan
utama
penetapan
KKM
(Kriteria
Ketuntasan
Minimal,2008:4). Kriteria ketuntasan menunjukan presentase tingkat pencapaian kompetensi sehingga dinyatakan dengan angka. Target ketuntasan secara nasional diharapkan mencapai minimal 75. Satuan pendidikan dapat memulai dari kriteria ketuntasan minimal di bawah target nasional kemudian ditingkatkan secara bertahap. Kriteria ketuntasan minimal menjadi acuan bersama pendidik, peserta didik, dan orang tua peserta didik. Selanjutnya untuk kriteria ketuntasan kelas (keberhasilan guru dalam mengajar) dinyatakan tuntas atau berhasil apabila minimal dari sekolah
43
siswa dalam satu kelas 85
mencapai KKM. Oleh karena itu pihak-pihak
yang berkepentingan terhadap penilaian di sekolah berhak untuk mengetahuinya. Satuan pendidikan perlu melakukan sosialisasi agar informasi dapat diakses dengan mudah oleh peserta didik dan atau orang tuanya. Kriteria ketuntasan minimal harus tercantum dalam Laporan Hasil Belajar (LHB) sebagai acuan dalam menyikapi hasil belajar peserta didik (Kriteria Ketuntasan Minimal,2008:4-5). 2. Fungsi Kriteria Ketuntasan Minimal Fungsi
kriteria
ketuntasan
minimal:
(Kriteria
Ketuntasan
Minimal,2008:5-6). a. Sebagai acuan bagi pendidik dalam menilai kompetensi peserta didik sesuai kompetensi dasar mata pelajaran yang diikuti. Setiap kompetensi dasar dapat diketahui ketercapaiannya berdasarkan KKM yang ditetapkan. Pendidik harus memberikan respon yang tepat terhadap pencapaian kompetensi dasar dalam bentuk pemberian layanan remedial atau layanan pengayaan. b. Sebagai acuan bagi peserta didik dalam menyiapkan diri mengikuti penilaian mata pelajaran. Setiap kompetensi dasar (KD) dan indikator ditetapkan KKMyang harus dicapai dan dikuasai oleh peserta didik. Peserta didik diharapkan dapat mempersiapkan diri dalam mengikuti penilaian agar mencapai nilai melebihi KKM. Apabila hal tersebut tidak bisa dicapai, peserta didik harus mengetahui KD-KD yang belum tuntas dan perlu perbaikan.
44
c. Dapat digunakan sebagai bagian dari komponen dalam melakukan evaluasi program pembelajaran yang dilaksanakan di sekolah. Evaluasi keterlaksanaan dan hasil program kurikulum dapat dilihat dari keberhasilan pencapaian KKM sebagai tolok ukur. Oleh karena itu hasil pencapaian KD berdasarkan KKM yang ditetapkan perlu dianalisis untuk mendapatkan informasi tentang peta KD-KD tiap mata pelajaran yang mudah atau sulit, dan cara perbaikan dalam proses pembelajaran maupun pemenuha sarana prasarana belajar disekolah. d. Merupakan kontrak pedagogik antara pendidik dengan peserta didik dan antara satuan pendidikan dengan masyarakata. Keberhasilan pencapaian KKM merupakan upaya yang harus dilakukan bersama antara pendidik, peserta didik, pimpinan satuan pendidikan, dan orang tua. Pendidik melakukan upaya pencapaian KKM dengan memaksimalkan proses pembelajaran dan penilaian. Peserta didik melakukan upaya pencapaian KKM
dengan
proaktif
mengikuti
kegiatan
pembelajaran
serta
mengerjakan tugas-tugas yang telah didesain pendidik. Orang tua dapat membantu dengan memberikan motivasi dan dukungan penuh bagi putra putrinya dalam mengikuti pembelajaran. Sedangkan pimpinan satuan pendidikan berupaya memaksimalkan pemenuhan kebutuhan untuk mendukung terlaksananya proses pembelajaran dan penilaian di sekolah. e. Merupakan target satuan pendidikan dalam pencapaian kompetensi tiap mata pelajaran. Satuan pendidikan harus berupaya semaksimal mungkin untuk melampaui KKM yang ditetapkan. Keberhasilan pencapaian KKM
45
merupakan salah satu tolak ukur kinerja satuan pendidikan dalam menyelenggarakan program pendidikan. Satuan pendidikan dengan KKM yang tinggi dan dilaksanakan secara bertanggung jawab dapat menjadi tolak ukur kualitas mutu pendidikan bagi masyarakat. 3. Prinsisp Penetapan KKM Penetapan kriteria ketuntasan minimal perlu mempertimbangkan beberapa ketentuan sebagai berikut: (Kriteria Ketuntasan Minimal,2008:78). a. Penetapan KKM merupakan kegiatan pengambilan keputusan yang dapat dilakukan melalui metode kualitatif dan atau kuantitatif. Metode kualitatif dapat dilakukan melalui professional judgement oleh pendidik dengan mempertimbangkan kemampuan akademik dan pengalaman pendidik mengajar mata pelajaran di sekolahnya. Sedangkan metode kuantitatif dilakukan dengan rentang angka yang disepakati sesuai dengan penetapan kriteria yang ditentukan. b. Penetapan nilai kriteria ketuntasan minimal dilakukan melalui analisis ketuntasan belajar minimal pada setiap indikator dengan memperhatikan kompleksitas, daya dukung, dan intake peserta didik untuk mencapai ketuntasan kompetensi dasar dan standar kompetensi. c. Kriteria ketuntasan minimal setiap Kompetensi Dasar (KD) merupakan rata-rata dari indikator yang terdapat dalam Kompetensi Dasar tersebut. Peserta didik dinyatakan telah mencapai ketuntasan belajar untuk KD
46
tertentu apabila yang bersangkutan telah mencapai ketuntasan belajar minimal yang telah ditetapkan untuk seluruh indikator pada KD tersebut. d. Kriteria ketuntasan minimal setiap Standar Kompetensi (SK) merupakan rata-rata KKM Kompetensi Dasar (KD) yang terdapat dalam SK tersebut. e. Kriteria ketuntasan minimal mata pelajaran merupakan rata-rata dari semua KKM-SK yang terdapat dalam satu semester atau satu tahun pembelajaran,
dan
dicantumkan
dalam
Laporan
Hasil
Belajar
(LHB/Rapor) peserta didik. f. Indikator merupakan acuan/rujukan bagi pendidik untuk membuat soalsoal ulangan, baik Ulangan Harian (UH), Ulangan Tengah Semester (UTS) maupun Ulangan Akhir Semester (UAS). Soal ulangan ataupun tugas-tugas harus mampu mencerminkan/menampilkan pencapaian indikator yang diujikan. Engan demikian pendidik tidak perlu melakukan pembobotan seluruh hasil ulangan, karena semuanya memiliki hasil yang setara. g. Pada setiap indikator atau kompetensi dasar dimungkinkan adanya perbedaan nilai ketuntasan minimal.
47
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Subyek penelitian 1. Gambaran Situasi Umum MI Ma’arif Kutowinangun Salatiga a. Lokasi Penelitian Alamat penelitian : MI Ma’arif Kutowinangun Salatiga Mata pelajaran
: IPS
Materi pokok
: Kegiatan Jual Beli
Kelas/semester
: III/II
b. Keadaan guru MI Ma’arif Kutowinangun Salatiga
Tabel 3.1 Daftar Guru MI Ma’arif Kutowinangun Salatiga No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.
Nama Guru Khurur Rozad,S.Pd.I
Jabatan Kepala Sekolah dan Guru Kelas VI Iswadati Nur mujianti,S.Pd.I Guru Kelas I Ernawati,S.Pd.I Guru Kelas II Siti Zumrotun,S.Pd.I Guru Kelas III Drs. Ibrahim Alfian Guru Kelas IV A.Muniri.S.Pd.I Guru Kelas V Muflikhin Guru Bahasa Jawa Suparti Guru Keterampilan Umi Guru Bahasa Inggris Yogi Kuncoro Jati Guru TIK
48
c. Keadaan Siswa Kondisi siswa Madrasah Ibtidaiyah Ma’arif Kutowinangun Salatiga adalah sebagai berikut:
Tabel 3.2 Daftar Nama Siswa Kelas III MI Ma’arif Kutowinangun Keterangan No
Nama Laki-laki
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17.
Arvita Dewi Annisa Putri Syahrul Malik Ibrahim Renata Citra Safira Andini Naila Zulfa Regina Prameswari Junaidatus Sifa Harni Rahma Arjun Naja Akmal Faza Zinata Tahara Tika Rozaki Novitasari Al-habib Sahal Mansyur M. Irfandi Riko Cahyo Wicaksono M. Ramadhan Afid Sofian Isnan M. Zaka. S
Perempuan
d. Pelaksanaan Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada pembelajaran IPS semester II tahun ajaran 2015/2016. Penelitian dilaksanakan dalam 3 siklus. Penelitian tersebut menggunakan jam pembelajaran IPS sesuai dengan
49
jadwal pembelajaran IPS kelas III MI Ma’arif Kutowinangun Salatiga. Waktu pelaksanaan sebagai berikut: 1) Kegiatan siklus I, tanggal 24 Februari 2015 2) Kegiatan siklus II, tanggal 26 Februari 2015 3) Kegiatan siklus III, tanggal 28 Februari 2015
B. Deskripsi Siklus I Pelaksanaan tindakan pada siklus I di laksanakan pada semester II, tanggal 24 Februari 2015. Pelaksanaan tindakan ini sesuai dengan program semester pembelajaran IPS kelas III semester II, standar kompetensi “Memahami Jenis Pekerjaan dan Penggunaan Uang”, dengan kompetensi dasar memahami kegiatan jual beli dilingkungan rumah dan sekolah. Pelaksanaan tindakan pada siklus I ini di lakukan dalam 4 (empat) tahapan, yaitu dengan alur perencanaan (planning), implementasi tindakan (acting), observasi dan interpretensi (observing), dan refleksi (reflekting), secara garis besar pelaksanaan dapat di deskripsikan sebagai berikut: 1. Perencanaan Pada tahap ini peneliti merencanakan : a. Guru menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran IPS pokok bahasan kegiatan jual beli dengan penerapan pendekatan Contextual Teaching And Learning (CTL). b. Mempersiapkan perlengkapan pembelajaran Contextual Teaching And Learning (CTL).
50
c. Mempersiapkan soal-soal IPS bahasan kegiatan jual beli. d. Mempersiapkan lembar observasi untuk guru guna mengetahui pelaksanaan pendekatan Contextual Teaching And Learning (CTL) dalam pembelajaran di kelas. e. Mempersiapkan lembar observasi untuk siswa guna mengetahui pelaksanaan pendekatan Contextual Teaching And Learning (CTL) dalam pembelajaran di kelas. 2. Tindakan a. Kegiatan Awal 1) Guru mengucapkan salam pembuka 2) Guru menyapa siswa dan menanyakan kabar siswa 3) Guru menyuruh ketua kelas memimpin doa bersama 4) Guru mengabsen siswa 5) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran b. Kegiatan Inti 1) Eksplorasi a) Guru menjelaskan atau menerangkan materi dan meminta siswa untuk mendengarkan dan mencatat hal-hal yang penting b) Guru memotivasi siswa untuk mengajukan pertanyaan yang berkaitan dengan materi yang disampaikan
2) Elaborasi a) Guru membagi siswa menjadi 4 kelompok
51
b) Guru memberikan arahan mengenai kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan diluar kelas c) Guru mengajak anak-anak berkunjung ke kantin dan koperasi sekolah, kemudian guru mengajak anak-anak untuk berkunjung ke pasar tradisional dan pasar moderen. d) Dengan bimbingan guru siswa diajak untuk mengenal kegiatan yang ada di kantin dan koperasi sekolah juga pasar tradisional maupun pasar moderen 3) Konfirmasi a) Guru mengamati kegiatan siswa saat di kantin dan koperasi sekolah juga di pasar tradisional dan pasar moderen kemudian memberikan penjelasan
saat
siswa
menanyakan
sesuatu
yang
belum
dipahaminya b) Secara kelompok siswa diminta untuk menyimpulkan mengenai perbedaan kantin dan koprasi disekolah juga perbedaan antara pasar tradisional dan pasar moderen c) Setelah semua selesai guru mengajak siswa untuk kembali ke sekolah. d) Guru memberikan penjelasan tambahan dan penguatan terhadap jalannya kegiatan tersebut. e) Guru memberikan soal evaluasi untuk mengukur pemahaman siswa mengenai materi yang sudah disampaikan. c. Kegiatan Akhir
52
1) Guru menyimpulkan materi yang sudah disampaikan 2) Guru memberi tahu tentang materi yang akan di ajarkan dipertemuan yang akan datang 3) Guru menyuruh siswa untuk belajar materi yang akan diajarkan di pertemuan yang akan datang 4) Guru menutup pertemuan dengan menyuruh ketua kelas memimpin doa
bersama
5) Guru memberikan salam penutup, guru meninggalkan kelas 3. Pengamatan Pada tahap ini dilaksanakan observasi atau pengamatan terhadap pelaksanaan pembelajaran berlangsung, dan pemberian soal tes formatif saat pembelajaran telah selesai. 4. Refleksi Hasil observasi di lapangan di jadikan bahan refleksi untuk perbaikan rencana pada siklus berikutnya. Pada siklus I ini, masih banyak kelemahankelamahan, di antaranya sebagai berikut: a. Proses siswa dalam menemukan materi masih kurang aktif b. Proses menghubungkan antara materi dengan kehidupan nyata siswa masih belum paham c. Kemampuan siswa dalam menerapkan materi dalam kehidupan nyata masih kurang paham d. Dalam proses belajar mengajar guru masih kurang efektif dalam penggunaan waktu pembelajaran
53
e. Guru masih belum bisa mengkondisikan siswa pada saat proses belajar mengajar di luar kelas C. Diskripsi Siklus II Pelaksanaan tindakan pada siklus II di laksanakan pada semester II tanggal 26 Februari 2015. pelaksanaan tindakan ini sesuai dengan program semester mata pelajaran IPS kelas III Semester II, standar kompetensi “Memahami Jenis Pekerjaan Dan Penggunaan Uang”, dengan kompetensi dasar memahami kegiatan jual beli dilingkungan rumah dan sekolah. Pelaksanaan tindakan pada siklus II ini di lakukan dalam 4 (empat) tahapan, yaitu dengan alur perencanaan (planning), implementasi tindakan (acting), observasi dan interpretensi (observing), dan refleksi (reflekting), secara garis besar pelaksanaan dapat di deskripsikan sebagai berikut : a. Perencanaan Pada tahap ini peneliti merencanakan : 1) Guru menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran IPS pokok bahasan kegiatan jual beli penerapan pendekatan Contextual Teaching And Learning (CTL). 2) Mempersiapkan perlengkapan pembelajaran Contextual Teaching And Learning (CTL) dengan lebih baik. 3) Mempersiapkan soal-soal IPS pokok bahasan kegiatan jual beli sebagai sarana untuk mengetahui kemampuan siswa.
54
4) Mempersiapkan lembar observasi untuk guru guna mengetahui pelaksanaan pendekatan Contextual Teaching And Learning (CTL) dalam pembelajaran di kelas. 5) Mempersiapkan lembar observasi untuk siswa guna mengetahui pelaksanaan pendekatan Contextual Teaching And Learning (CTL) dalam pembelajaran di kelas. b. Tindakan 1) Kegiatan Awal a) Guru mengucapkan salam pembuka b) Guru menyapa siswa dan menanyakan kabar siswa c) Guru menyuruh ketua kelas memimpin doa bersama d) Guru mengabsen siswa e) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran 2) Kegiatan Inti a) Eksplorasi (1)Guru menjelaskan atau menerangkan materi dan meminta siswa untuk mendengarkan dan mencatat hal-hal yang penting (2)Guru memotivasi siswa untuk mengajukan pertanyaan yang berkaitan dengan materi yang disampaikan b) Elaborasi (1)Guru membagi siswa menjadi 4 kelompok (2)Guru memberikan arahan mengenai kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan diluar kelas
55
(3)Guru mengajak anak-anak berkunjung ke kantin sekolah (4)Dengan bimbingan guru siswa diajak untuk mengenal kegiatan jual beli di kantin sekolah (5)Guru memberi penjelasan mengenai peran penjual dan peran pembeli c) Konfirmasi (1)Guru mengamati kegiatan siswa saat di kantin sekolah kemudian memberikan penjelasan saat siswa menanyakan sesuatu yang belum dipahaminya (2)Secara kelompok siswa diminta untuk menyimpulkan mengenai perbedaan antara peran penjual dan peran pembeli (3)Setelah semua selesai guru mengajak siswa untuk kembali ke kelas. (4)Guru memberikan penjelasan tambahan dan penguatan terhadap jalannya kegiatan tersebut. (5)Guru memberikan soal evaluasi untuk mengukur pemahaman siswa mengenai materi yang sudah disampaikan. 3) Kegiatan Akhir a) Guru menyimpulkan materi yang sudah disampaikan b) Guru memberi tahu tentang materi yang akan di ajarkan dipertemuan yang akan datang c) Guru menyuruh siswa untuk belajar materi yang akan diajarkan di pertemuan yang akan datang
56
d) Guru menutup pertemuan dengan menyuruh ketua kelas memimpin doa bersama e) Guru memberikan salam penutup guru meninggalkan kelas c. Pengamatan Pada tahap ini dilaksanakan observasi atau pengamatan terhadap pelaksanaan pembelajaran berlangsung, dan pemberian soal tes formatif saat pembelajaran telah selesai. d. Refleksi Selama penelitian berlangsung, untuk siklus II sudah berjalan lancar di bandingkan dengan siklus sebelumnya. Namun, masih terdapat kelemahankelemahan pada siklus II, antara lain sebagai berikut: 1) Proses siswa dalam menemukan materi masih sedikit kurang aktif 2) Proses menghubungkan antara materi dengan kehidupan nyata siswa masih kurang sedikit untuk paham 3) Kemampuan siswa dalam menerapkan materi dalam kehidupan nyata masih kurang sedikit untuk paham 4) Dalam proses belajar mengajar guru sudah mulai bisa efektif dalam penggunaan waktu pembelajaran 5) Guru sudah mulai bisa mengkondisikan siswa pada saat proses belajar mengajar di luar kelas D. Diskripsi Siklus III Pelaksanaan tindakan pada siklus III di laksanakan pada semester II tanggal 28 Februari 2015. pelaksanaan tindakan ini sesuai dengan program
57
semester mata pelajaran IPS kelas III Semester II, standar kompetensi “Memahami Jenis Pekerjaan Dan Penggunaan Uang”, dengan kompetensi memahami kegiatan jual beli dilingkungan rumah dan sekolah. Pelaksanaan tindakan pada siklus III ini di lakukan dalam 4 (empat) tahapan, yaitu dengan laur perencanaan (planning), implementasi tindakan (acting), observasi dan interpretensi (observing), dan refleksi (reflekting), secara garis besar pelaksanaan dapat di deskripsikan sebagai berikut : 1. Perencanaan Pada tahap ini peneliti merencanakan : a. Guru menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran IPS pokok bahasan kegiatan jual beli dengan penerapan pendekatan Contextual Teaching And Learning (CTL). b. Mempersiapkan perlengkapan pembelajaran Contextual Teaching And Learning (CTL) dengan lebih baik. c. Mempersiapkan soal-soal IPS pokok bahasan kegiatan jual beli d. Mempersiapkan lembar observasi untuk guru guna mengetahui pelaksanaan pendekatan Contextual Teaching And Learning (CTL) dalam pembelajaran di kelas. e. Mempersiapkan lembar observasi untuk siswa guna mengetahui pelaksanaan pendekatan Contextual Teaching And Learning (CTL) dalam pembelajaran di kelas. 2. Tindakan a. Kegiatan Awal
58
1) Guru mengucapkan salam pembuka 2) Guru menyapa siswa dan menanyakan kabar siswa 3) Guru menyuruh ketua kelas memimpin doa bersama 4) Guru mengabsen siswa 5) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran b. Kegiatan Inti 1) Eksplorasi a) Guru menjelaskan atau menerangkan materi dan meminta siswa untuk mendengarkan dan mencatat hal-hal yang penting b) Guru memotivasi siswa untuk mengajukan pertanyaan yang berkaitan dengan materi yang disampaikan 2) Elaborasi a) Guru memberikan arahan mengenai kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan b) Guru mengajak anak-anak untuk merubah tempat duduk menjadi lingkaran c) Guru berada di tengah dan menunjukan contoh-contoh dari kebutuhan sehari-hari (primer, sekunder, tersier) secara nyata d) Beberapa siswa diminta untuk maju kedepan membedakan kebutuhan sehari-hari (primre, sekunder, tersier) 3) Konfirmasi a) Guru mengamati kegiatan siswa saat maju kedepan
59
b) kemudian memberikan penjelasan saat siswa menanyakan sesuatu yang belum dipahaminya c) Guru membagi siswa menjadi 4 kelompok d) Secara kelompok siswa diminta untuk menyimpulkan mengenai perbedaan antara kebutuhan primer, sekunder dan tersier e) Guru memberikan penjelasan tambahan dan penguatan terhadap jalannya kegiatan tersebut. f) Guru memberikan soal evaluasi untuk mengukur pemahaman siswa mengenai materi yang sudah disampaikan. c. Kegiatan Akhir 1) Guru menyimpulkan materi yang sudah disampaikan 2) Guru memberi tahu tentang materi yang akan di ajarkan dipertemuan yang akan datang 3) Guru menyuruh siswa untuk belajar materi yang akan diajarkan di pertemuan yang akan datang 4) Guru menutup pertemuan dengan menyuruh ketua kelas memimpin doa
bersama
5) Guru memberikan salam penutup guru meninggalkan kelas
3. Pengamatan Pada tahap ini dilaksanakan observasi atau pengamatan terhadap pelaksanaan pembelajaran berlangsung, dan pemberian soal tes formatif saat pembelajaran telah selesai.
60
4. Refleksi Berdasarkan hasil pengamatan yang terjadi pada siklus ketiga, peneliti menemukan peningkatan yang maksimal dalam prestasi IPS pada siswa kelas III MI Ma’arif Kutowinangun, Salatiga sebagai berikut: a. Proses siswa dalam menemukan materi sudah aktif b. Proses menghubungkan antara materi dengan kehidupan nyata siswa sudah paham c. Kemampuan siswa dalam menerapkan materi dalam kehidupan nyata sudah paham dan bisa memberikan contoh d. Dalam proses belajar mengajar guru dapat melaksanakan proses pembelajaran dengan waktu yang efektif dan efisien e. Guru bisa mengkondisikan siswa pada saat proses belajar mengajar di luar kelas Dapat di simpulkan bahwa dengan pendekatan Contextual Teaching And Learning (CTL) dapat meningkatkan prestasi belajar IPS pada siswa Kelas III Madrasah Ibtidaiyah Ma’arif Kutowinangun Salatiga Tahun Pelajaran 2015.
61
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian 1. Siklus I
Pada siklus I dicari data menggunakan tes formatif. Dari instrument tersebut diperoleh data tentang nilai siswa dalam pembelajaran siklus I ini sebagai berikut: Tabel 4.3 Nilai Siswa Siklus 1 Nama No. 1. Arvita dewi annisa putri 2. Syahrul malik ibrahim 3. Renata citra safira 4. Andini naila zulfa 5. Regina prameswari 6. Junaidatus sifa 7. Harni 8. Rahma 9. Arjun Naja Akmal Faza 10. Zinata Tahara Tika Rozaki 11. Novitasari 12. Al-habib Sahal Mansyur 13. M. Irfandi 14. Riko cahyo Wicaksono 15. M. Ramadhan Afid 16. Sofian Isnan 17. M. Zaka. S
KKM
Nilai 60
Keterangan
Individu Nasional -
40
-
-
80 40 65 80 80 80 60
-
65
-
60 65
-
60 60
-
40 40 60
-
62
Jumlah Nilai rata-rata
1.035 6,08
77%
24 %
Catatan: KKM Individu: 60 KKM Nasional: 75 Dari tabel di atas menunjukkan bahwa dari 17 peserta didik yang mencapai KKM individu sebanyak 13 anak (77%) dan dari 17 peserta didik yang mencapai KKM nasional sebanyak 4 anak (24%). Pencapaian KKM kelas 77% lebih kecil dari 85% sehingga sama dengan belum mencapai KKM kelas. 2. Siklus II
Untuk mengetahui tingkat kemampuan siswa di dapat dari hasil evaluasi yang di adakan setelah pembelajaran berlangsung. Adapun hasil ter formatif pada siklus II ini di dapatkan hasil sebagaimana terdapat pada tebel berikut ini : Tabel 4.4 Nilai Siswa Siklus II Nama No. 1. Arvita Dewi Annisa Putri 2. Syahrul Malik Ibrahim 3. Renata Citra Safira 4. Andini Naila Zulfa 5. Regina Prameswari 6. Junaidatus Sifa 7. Harni 8. Rahma 9. Arjun Naja Akmal
KKM
Nilai 80
Keterangan
Individu Nasional
40
-
-
80 45 80 80 80 80 65
-
63
Faza 10. Zinata Tahara Tika Rozaki 11. Novitasari 12. Al-habib Sahal Mansyur 13. M. Irfandi 14. Riko Cahyo Wicaksono 15. M. Ramadhan Afid 16. Sofian Isnan 17. M. Zaka. S Jumlah Nilai rata-rata
80
80 80
65 65
-
45 60 65 1170 6,88
83%
53 %
Dari siklus I ke siklus II terjadi kenaikan prestasi (rata-rata nilai) 6,08 menjadi 6,88. Catatan: KKM Individu: 60 KKM Nasional: 75 Dari tabel di atas menunjukkan bahwa dari 17 peserta didik yang mencapai KKM individu sebanyak 14 anak (83%) dan dari 17 peserta didik yang mencapai KKM nasional sebanyak 9 anak (53%). Pencapaian KKM kelas 83% lebih kecil dari 85% sehingga sama dengan belum mencapai KKM kelas. 3. Sikus III
Dari pengamatan terhadap siswa keles III MI Ma’arif Kutowinangun Salatiga tahun 2015 selama pelaksanaan pada siklus III, maka di peroleh data sebagai berikut :
64
Tabel 4.5 Nilai Siswa Siklus III Nama No. 1. Arvita Dewi Annisa Putri 2. Syahrul Malik Ibrahim 3. Renata Citra Safira 4. Andini Naila Zulfa 5. Regina Prameswari 6. Junaidatus Sifa 7. Harni 8. Rahma 9. Arjun Naja Akmal Faza 10. Zinata Tahara Tika Rozaki 11. Novitasari 12. Al-habib Sahal Mansyur 13. M. Irfandi 14. Riko Cahyo Wicaksono 15. M. Ramadhan Afid 16. Sofian Isnan 17. M. Zaka. S Jumlah Rata-rata
KKM
Nilai 85
Keterangan
Individu Nasional
45
-
-
85 65 85 85 85 85 80
85
85 85
80 80
80 80 80 1355 8,05
94%
88%
Dari siklus II ke siklus III terjadi kenaikan prestasi (nilai rata-rata) 6,88 menjadi 8,05. Catatan: KKM Individu: 60 KKM Nasional: 75 Dari tabel di atas menunjukkan bahwa dari 17 peserta didik yang mencapai KKM individu sebanyak 16 anak (94%) dan dari 17 peserta didik
65
yang mencapai KKM nasional sebanyak 15 anak (88%). Pencapaian KKM kelas 94% lebih besar dari 85% sehingga sama dengan sudah mencapai KKM kelas. Dari tabel di atas yang mencapai KKM nasional 88% sehingga menunjukkan peserta didik dikelas ini sudah masuk dalam kategori unggul. Adapun siswa yang belum mencapai KKM yaitu Syahrul Malik Ibrahim, siswa ini berkemampuan rendah (lemah berfikir).
B. Pembahasan 1. Hasil Rekapitulasi
Hasil rekapitulasi (Prestasi Siswa) belajar IPS melalui pendekatan Contextual Teaching And Learning (CTL). Tabel 4.6 Rekapitulasi Nilai Siswa Siklus I, Siklus II, Siklus III No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Nama Arvita dewi annisa putri Syahrul malik ibrahim Renata citra safira Andini naila zulfa Regina prameswari Junaidatus sifa Harni Rahma Arjun Naja Akmal Faza Zinata Tahara Tika Rozaki Novitasari Al-habib Sahal Mansyur M. Irfandi Riko cahyo Wicaksono M. Ramadhan Afid
66
Siklus I
Siklus II
Siklus III
60 40 80 40 65 80 80 80 60 65 60 65 60 60 40
80 40 80 45 80 80 80 80 65 80 80 80 65 65 45
85 45 85 65 85 85 85 85 80 85 85 85 80 80 80
16 Sofian Isnan 17 M. Zaka. S Jumlah Rata-rata
40 60 1.035 6,08
60 65 1170 6,88
80 80 1355 8,05
Tabel 4.7 Perbandingan Prestasi Belajar IPS Pada Siklus I, Siklus II, Siklus III No
Tahapan
1. 2. 3.
Siklus I Siklus II Siklus III
Nilai Rata-rata 6,08 6,88 8,05
TI
PI
13 14 16
TN
77 83 94
4 9 15
PN 24 53 88
TTI 4 3 1
PBTI 24 18 6
TTN PBTN 13 8 2
Keterangan: TI
= Tuntas Individu
PI
= Persentase Individu
TN
= Tuntas Nasional
PN
= Persentase Nasional
TTI
= Tidak Tuntas Individu
PTTI
= Presentase Tidak Tuntas Individu
TTN
= Tidak Tuntas Nasional
PTTN
= Presentase Tidak Tuntas Nasional
Berdasarkan perbandingan siklus I, siklus II dan siklus III maka dapat dinyatakan prestasi belajar IPS mengalami peningkatan. Dan ketuntasan belajar siswa juga meningkat yaitu sebagai berikut:
67
75 47 12
Tabel: 4.8 Peningkatan Hasil Belajar IPS Pada Siklus I, Siklus II dan Siklus III No
Tahapan
1. 2. 3.
Siklus I Siklus II Siklus III Jumlah Peningkatan
Nilai PPB Rata-rata Prestasi Belajar 6,08 6,88 0,8 8,05 1,17 1,97
KI )
PKI
77 83 94
6 11 17
KN (
PKN (
24 53 88
29 35 64
Keterangan: PPB
= Peningkatan Prestasi Belajar
KI
= Ketuntasan Individu
PKI
= Peningkatan Ketuntasan Individu
KN
= Ketuntasan Nasional
PKN
= Peningkatan Ketuntasan Nasional Berdasarkan tabel diatas presentase peningkatan prestasi belajar IPS
materi kegiatan jual beli pada siswa kelas III dapat di simpulkan bahwa menggunakan pendekatan Contextual Teaching And Learning (CTL) dapat meningkatkan prestasi belajar IPS bagi siswa Kelas III MI Ma’arif Kutowinangun Salatiga Tahun 2015. Hal ini di buktikan pada siklus I KKM individu sebesar 77 % dan KKM nasional sebesar 24 % sedangkan siklus II KKM individu ada peningkatan sebesar 83
% dan KKM nasional ada
peningkatan sebesar 53 %, pada siklus III KKM individu ada peningkatan yang lebih baik dibandingkan siklus II sebesar 94 % dan KKM nasional sebesar 88 %. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan prestasi belajar IPS
68
materi kegiatan jual beli pada KKM Individu sebesar 17 Nasional sebesar 64
dan KKM
hipotesis yang menyatakan bahwa “dengan
menggunakan pendekatan Contextual Teaching And Learning (CTL) dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran IPS materi kegiatan jual beli bagi siswa kelas III MI Ma’arif Kutowinangun Salatiga Tahun Pelajaran 2015, di terima kebenarannya. Dan dari prestasi belajar siswa di atas dapat membuktikan bahwa pembelajaran ini efektif meningkatkan prestasi belajar pada siswa.
69
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan 1. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan pendekatan Contextual Teaching And Learning (CTL) dapat meningkatkan prestasi belajar IPS bagi siswa kelas III MI Ma’arif Kutowinangun Salatiga tahun pelajaran 2015. Siklus I ke siklus II terjadi kenaikan 0,80 dan pada siklus II ke siklus III terjadi kenaikan 1,17. 2. Tercapainya target pencapaian KKM (kelas) pada siklus I KKM individu sebanyak 13 siswa ( 77 %) dan KKM nasional sebanyak 4 siswa ( 24 %). terjadi peningkatan pada siklus II KKM individu sebanyak 14 siswa ( 83 %) dan KKM nasional sebanyak 9 siswa ( 53 %). Peningkatan terjadi pada siklus III KKM individu sebanyak 16 siswa ( 94 %) dan KKM nasional sebanyak 15 siswa ( 88 %). Penelitian Tindakan Kelas ini dinyatakan berhasil. B. Saran-Saran Berdasarkan kesimpulan di atas, hal-hal yang sebaiknya di lakukan oleh guru dalam pembelajaran agar siswa mencapai prestasi belajar yang memuaskan adalah sebagai berikut : 1. Sebagai bahan masukan bagi guru dalam melaksanakan pembelajaran khususnya pembelajaran IPS untuk menggunakan pendekatan Contextual
70
Teaching And Learning (CTL) sehingga pembelajaran menjadi lebih optimal dan menyenangkan. 2. Sebelum melaksanakan pembelajaran, sebaiknya guru menyiapkan segala kebutuhan yang diperlukan baik itu pendekatan ataupun media dengan sebaik-baiknya. 3. Kepada guru sebaiknya lebih kreatif dan variatif dalam menggunakan pendekatan pembelajaran. Hal ini akan menghilangkan kejenuhan kepada siswa selama mengikuti proses pembelajaran. 4. Guru dalam mengajar hendaknya melibatkan siswa secara aktif agar siswa merasa lebih dihargai dan diperhatikan sehingga akan meningkatkan perilaku belajar yang baik. 5. Guru sebaiknya dalam mengajar IPS tidak hanya di lakukan di dalam kelas saja, tetapi bisa mengajak siswa untuk belajar di luar kelas untuk melihat disekeliling mereka
agar
siswa
kehidupannya sehari-hari secara nyata.
71
dapat
menerapakn
materi
dalam
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi Abu. 2009. Ilmu Sosial Dasar. Jakarta: PT Rineka Cipta. Aqib Zainal, dkk. 2010. Penelitian Tindakan Kelas Untuk SD, SLB dan TK. Bandung: CV Yrama Widya. Arikunto Suharsimi, dkk. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Aksara.
Jakarta: Bumi
Elfanany Burhan. 2013. Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Araska. Fathoni Abdurrahmat. 2011. Metodologi Penelitian dan Teknik Penyusunan Skripsi. Jakarta: PT Rineka Cipta. Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: CV Pustaka Setia. Hermana Dody. 2010. Contextual Teaching And Learning Sebuah Panduan Awal Dalam Pengembangan PBM. Yogyakarta: Rahayasa. Khaeruddin, dkk. 2007. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Konsep dan Implementasinya di Madrasah. Jogja: Pilar Media. Phoenix Pustaka. 2010. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Baru. Jakarta: PT Media Pustaks Phoenix. Rasimin. 2012. Pembelajaran IPS Teori, Aplikasi dan Evaluasi. Salatiga: STAIN Salatiga Press. Rasimin. 2012. Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: Trust Media Publishing. Rusman. 2013. Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada. Sanjaya Wina. 2006. Pembelajaran Dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta: Prenada Media Group. Semiawan Conny. 2008. Belajar Dan Pembelajaran Prasekolah Dan Sekolah Dasar. Indonesia: PT Macanan Jaya Cemerlang. Soyomukti Nuraini. 2010. Teori-Teori Pendidikan. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media. Susanto Ahmad. 2013. Teori Belajar Dan Pembelajaran Di Sekolah Dasar. Jakarta: Kencan Prenada Media Group. Undang Gunawan. 2010. Contextual Teaching And Learning Sebuah Panduan Awal Dalam Pengembangan PBM. Yogyakarta: Rahayasa.
72
Wiriaatmadja Rochiati. 2008. Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Yoni Acep. 2012. Menyusun Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Grup Relasi Inti Media.
73
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) Nama Sekolah : MI Ma’arif Kutowinangun Mata Pelajaran : IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial) Kelas
: III (Tiga)
Semester
: 2 (Dua)
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit A. Standar Kompetensi Memahami jenis pekerjaan dan penggunaan uang B. Kompetensi Dasar Memahami kegiatan jual beli dilingkungan rumah dan sekolah Indikator
Menyebutkan tempat terjadinya kegiatan jual beli di lingkungan rumah
Menyebutkan tempat terjadinya kegiatan jual beli di sekolah
C. Tujuan Pembelajaran Di harapkan peserta didik :
74
Dengan pendekatan Contextual Teaching And Learning dapat menyebutkan tempat terjadinya kegiatan jual beli di lingkungan rumah
Dengan pendekatan Contextual Teaching And Learning dapat menyebutkan tempat terjadinya kegiatan jual beli di lingkungan sekolah
D. Materi Pokok
Kegiatan Jual Beli
Di Lingkungan Rumah
Pasar Warung
Di Lingkungan Sekolah
Kantin Koperasi
Toko
1. Pasar Pasar adalah tempat bertemunya penjual dan pembeli. Penjual adalah orang yang menawarkan dagangan, sedangkan pembeli adalah orang yang membeli barang dagangan.
75
2. Warung Warung adalah tempat kegiatan jual beli di lingkungan rumah. Di warung terdapat penjual yang menyediakan makanan. Di warung juga terdapat pembeli yang membeli makanan atau barang yang disediakan. 3. Toko Toko adalah tempat menjual barang-barang kebutuhan sehari-hari di antaranya beras, minyak, tepung, sabun, sampo, dan lain sebagainya. Toko banyak terdapat di sekitar tempat tinggal kita. Syarat terjadinya pasar:
Adanya penjual
Adanya pembeli
Ada barang yang diperjualbelikan
Ada transaksi jual beli
Ada tempat transaksi
Pasar Tradisional:
Terdiri dari banyak penjual
Pasar dibagi menjadi beberapa gang
Bisa dilakukan tawar menawar harga antara penjual dan pembeli
Harga yang dibayar berdasarkan kesepakatan
Membayar langsung dengan pedagang
Dilayani langsung oleh pedagang
Pasar Moderen:
Tidak terjadi tawar menawar
76
Harga sudah ditetapkan oleh penjual
Membayar melalui kasir
Bisa mengambil sendiri barang yang kita inginkan
Lebih nyaman
4. Kantin Kantin sekolah menyediakan makanan, kalau membeli makanan pilih makanan yang sehat. 5. Koperasi Koperasi sekolah didirikan dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan para siswanya. Dikoperasi sekolah dijual peralatan sekolah diantaranya: buku tulis, bolpoin, pensil, buku gambar, penggaris, serta seragam sekolah. Kebutuhan sehari-hari
Kebutuhan pokok adalah kebutuhan yang harus dipenuhi untuk mempertahankan kelangsungan hidup manusia (sandang adalah pakaian, pangan adalah makanan, papan adalah rumah).
Kebutuhan sekunder adalah kebutuhan yang pemenuhannya setelah kebutuhan primer terpenuhi, namun tetap harus dipenuhi, agar kehidupan manusi berjalan dengan baik. Contohnya rekreasi
Kebutuhan tersier adalah kebutuhan yang dipenuhi setelah kebutuhan primer dan sekunder terpenuhi. Contohnya: mobil, laptop, sepeda motor
77
E. Metode pembelajaran
F.
-
Ceramah
-
Tanya jawab
-
Pendekatan Contextual Teaching And Learning
-
Penugasan
Media dan Alat -
G.
Barang-barang yang dibutuhkan dan yang tersedia dipasar
Langkah-langkah kegiatan Pertemuan pertama
Kegiatan Awal Apersepsi:
Guru mengucapkan salam pembuka
Guru menyapa siswa dan menanyakan kabar siswa
Guru menyuruh ketua kelas memimpin doa bersama
Guru mengabsen siswa
Guru menjelaskan tujuan pembelajaran
Kegiatan inti Eksplorasi Dalam kegiatan eksplorasi:
Guru menjelaskan atau menerangkan materi dan meminta siswa untuk mendengarkan dan mencatat hal-hal yang penting
78
Guru memotivasi siswa untuk mengajukan pertanyaan yang berkaitan dengan materi yang disampaikan
Elaborasi Dalam kegiatan elaborasi:
Guru membagi siswa menjadi 4 kelompok
Guru memberikan arahan mengenai kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan diluar kelas
Guru mengajak anak-anak berkunjung ke kantin dan koperasi sekolah, kemudian guru mengajak anak-anak untuk berkunjung ke pasar tradisional dan pasar moderen selanjutnya guru memberikan bimbingan kepada siswa untuk mengenal kegiatan yang ada di kantin dan koperasi sekolah juga pasar tradisional maupun
pasar
moderen
dengan
menerapkan
pendekatan
Contextual Teaching And Learning (CTL) Konfirmasi Dalam kegiatan konfirmasi:
Guru mengamati kegiatan siswa saat di kantin dan koperasi sekolah juga di pasar tradisional dan pasar moderen kemudian memberikan penjelasan saat siswa menanyakan sesuatu yang belum dipahaminya
Secara kelompok siswa diminta untuk menyimpulkan mengenai perbedaan kantin dan koprasi disekolah juga perbedaan antara pasar tradisional dan pasar moderen
79
Setelah semua selesai guru mengajak siswa untuk kembali ke sekolah.
Guru memberikan penjelasan tambahan dan penguatan terhadap jalannya kegiatan tersebut.
Guru memberikan soal evaluasi untuk mengukur pemahaman siswa mengenai materi yang sudah disampaikan.
Penutup
Guru menyimpulkan materi yang sudah disampaikan
Guru memberi tahu tentang materi yang akan di ajarkan dipertemuan yang akan datang
Guru menyuruh siswa untuk belajar materi yang akan diajarkan di pertemuan yang akan datang
Guru menutup pertemuan dengan menyuruh ketua kelas memimpin doa bersama
Guru memberikan salam penutup, guru meninggalkan kelas
H. Sumber Belajar Buku IPS untuk SD/MI kelas 3 semester 2, Muhammad Nursa’ban Rusmawan Buku IPS untuk SD/MI kelas 3 semester 2, Sunarso dan Anis Kusuma
80
I.
Penilaian Penilaian Indikator pencapaian Bentuk kompetensi
Teknik
Instrumen atau soal Instrumen
Siswa dapat menyebutkan tempat
Tugas
Uraian
Individu
Sebutkan tempat terjadinya kegiatan
terjadinya kegiatan
jual beli di
jual beli di lingkungan
lingkungan rumah!
rumah Siswa dapat
Sebutkan tempat
menyebutkan tempat
terjadinya kegiatan
terjadinya kegiatan
jual beli di
jual beli di lingkungan
lingkungan sekolah!
sekolah Siswa dapat
Sebutkan barang-
menyebutkan barang-
barang yang dijual
barang yang dijual
diwarung!
diwarung Siswa dapat
Sebutkan barang-
meyebutkan barang-
barang yang dijual di
barang yang dijual di
kantin sekolah!
kantin sekolah
81
Siswa dapat
Sebutkan barang-
menyebutkan barang-
barang yang dijual di
barang yang dijual di
pasar tradisional dan
pasar tradisional dan
pasar moderen!
pasar moderen
A. Penilaian Individu Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan benar! 1. Sebutkan tempat terjadinya kegiatan jual beli dilingkungan rumah! 2. Sebutkan tempat terjadinya kegiatan jual beli di lingkungan sekolah! 3. Sebutkan barang-barang yang dijual diwarung! 4. Sebutkan barang-barang yang dijual di kantin sekolah! 5. Sebutkan barang-barang yang dijual di pasar tradisional dan pasar moderen! Sekor = benar x 2 = 10 Kunci Jawaban: 1. Pasar, Toko, Warung 2. Kantin dan Koperasi 3. Makanan, minuman, lauk pauk 4. Makanan ringan, berbagai macam minuman 5. Sayuran, buah, ikan dll
24 Februari 2015
82
Mengetahui, Guru Kelas III
Guru Praktikan
Siti Zumrotun, S.Pd.I
Pipit Puspasari
NIP.196705161989032002
NIM. 11511007
Mengetahui Kepala Sekolah
Khurur Rozad, S.Pd.I NIP. 196712161989031003
83
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) Nama Sekolah : MI Ma’arif Kutowinangun Mata Pelajaran : IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial) Kelas
: III (Tiga)
Semester
: 2 (Dua)
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit B. Standar Kompetensi Memahami jenis pekerjaan dan penggunaan uang B. Kompetensi Dasar Memahami kegiatan jual beli dilingkungan rumah dan sekolah Indikator
Mengidentifikasi proses kegiatan jual beli
C. Tujuan Pembelajaran Di harapkan peserta didik :
Dengan
pendekatan
Contextual
mengidentifikasi proses jual beli
84
Teaching
And
Learning
dapat
D. Materi Pokok
Kegiatan Jual Beli
Di Lingkungan Rumah
Pasar Warung
Di Lingkungan Sekolah
Kantin Koperasi
Toko
6. Pasar Pasar adalah tempat bertemunya penjual dan pembeli. Penjual adalah orang yang menawarkan dagangan, sedangkan pembeli adalah orang yang membeli barang dagangan. 7. Warung Warung adalah tempat kegiatan jual beli di lingkungan rumah. Di warung terdapat penjual yang menyediakan makanan. Di warung juga terdapat pembeli yang membeli makanan atau barang yang disediakan.
85
8. Toko Toko adalah tempat menjual barang-barang kebutuhan sehari-hari di antaranya beras, minyak, tepung, sabun, sampo, dan lain sebagainya. Toko banyak terdapat di sekitar tempat tinggal kita. Syarat terjadinya pasar:
Adanya penjual
Adanya pembeli
Ada barang yang diperjualbelikan
Ada transaksi jual beli
Ada tempat transaksi
Pasar Tradisional:
Terdiri dari banyak penjual
Pasar dibagi menjadi beberapa gang
Bisa dilakukan tawar menawar harga antara penjual dan pembeli
Harga yang dibayar berdasarkan kesepakatan
Membayar langsung dengan pedagang
Dilayani langsung oleh pedagang
Pasar Moderen:
Tidak terjadi tawar menawar
Harga sudah ditetapkan oleh penjual
Membayar melalui kasir
Bisa mengambil sendiri barang yang kita inginkan
Lebih nyaman
86
9. Kantin Kantin sekolah menyediakan makanan, kalau membeli makanan pilih makanan yang sehat. 10. Koperasi Koperasi sekolah didirikan dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan para siswanya. Dikoperasi sekolah dijual peralatan sekolah diantaranya: buku tulis, bolpoin, pensil, buku gambar, penggaris, serta seragam sekolah. Kebutuhan sehari-hari
Kebutuhan pokok adalah kebutuhan yang harus dipenuhi untuk mempertahankan kelangsungan hidup manusia (sandang adalah pakaian, pangan adalah makanan, papan adalah rumah).
Kebutuhan sekunder adalah kebutuhan yang pemenuhannya setelah kebutuhan primer terpenuhi, namun tetap harus dipenuhi, agar kehidupan manusi berjalan dengan baik. Contohnya rekreasi
Kebutuhan tersier adalah kebutuhan yang dipenuhi setelah kebutuhan primer dan sekunder terpenuhi. Contohnya: mobil, leptop, sepeda motor
E.
Metode pembelajaran -
Ceramah
-
Tanya jawab
-
Pendekatan Contextual Teaching And Learning
-
Penugasan
87
F.
G.
Media dan Alat -
uang
-
makanan yang dijual di kantin sekolah
Langkah-langkah kegiatan Pertemuan pertama
Kegiatan Awal Apersepsi, guru:
Guru mengucapkan salam pembuka
Guru menyapa siswa dan menanyakan kabar siswa
Guru menyuruh ketua kelas memimpin doa bersama
Guru mengabsen siswa
Guru menjelaskan tujuan pembelajaran
Kegiatan inti Eksplorasi Dalam kegiatan eksplorasi:
Guru menjelaskan atau menerangkan materi dan meminta siswa untuk mendengarkan dan mencatat hal-hal yang penting
Guru memotivasi siswa untuk mengajukan pertanyaan yang berkaitan dengan materi yang disampaikan
Elaborasi Dalam kegiatan elaborasi:
Guru membagi siswa menjadi 4 kelompok
88
Guru memberikan arahan mengenai kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan diluar kelas
Guru mengajak anak-anak berkunjung ke kantin sekolah kemudian guru memberikan bimbingan kepada siswa untuk mengenal kegiatan jual beli di kantin sekolah dengan menerapkan pendekatan Contextual Teaching And Learning (CTL)
Guru memberi penjelasan mengenai peran penjual dan peran pembeli
Konfirmasi Dalam kegiatan konfirmasi:
Guru mengamati kegiatan siswa saat di kantin sekolah kemudian memberikan penjelasan saat siswa menanyakan sesuatu yang belum dipahaminya
Secara kelompok siswa diminta untuk menyimpulkan mengenai perbedaan antara peran penjual dan peran pembeli
Setelah semua selesai guru mengajak siswa untuk kembali ke kelas.
Guru memberikan penjelasan tambahan dan penguatan terhadap jalannya kegiatan tersebut.
Guru memberikan soal evaluasi untuk mengukur pemahaman siswa mengenai materi yang sudah disampaikan.
Penutup
Guru menyimpulkan materi yang sudah disampaikan
89
Guru memberi tahu tentang materi yang akan di ajarkan dipertemuan yang akan datang
Guru menyuruh siswa untuk belajar materi yang akan diajarkan di pertemuan yang akan datang
Guru menutup pertemuan dengan menyuruh ketua kelas memimpin doa
bersama
Guru memberikan salam penutup guru meninggalkan kelas
H. Sumber Belajar Buku IPS untuk SD/MI kelas 3 semester 2, Muhammad Nursa’ban Rusmawan Buku IPS untuk SDMI kelas 3 semester 2, Sunarso dan Anis Kusuma I.
Penilaian Penilaian
Indikator pencapaian
Bentuk Teknik
kompetensi Siswa dapat menjelaskan
Instrumen atau soal Instrumen
Tugas
Uraian
Apa yang dimaksud dengan penjual?
Individu
pengertian penjual Siswa dapat
menjelaskan
Apa yang dimaksud dengan pembeli?
pengertian pembeli Siswa dapat
90
Apa perbedaan dari
membedakan
penjual dan pembeli?
antara penjual dan pembeli
Siswa dapat
Apa keuntungan dari seorang penjual?
menjelaskan keuntungan dari seorang penjual
Siswa dapat
Apa keuntungan dari seorang pembeli?
menjelaskan keuntungan dari seorang pembeli
A. Penilaian Individu Jawabalah pertanyaan di bawah ini dengan benar! 1 Apa yang dimaksud dengan penjual? 2 Apa yang dimaksud dengan pembeli? 3 Apa perbedaan dari penjual dan pembeli? 4 Apa keuntungan dari seorang penjual? 5 Apa keuntungan dari seorang pembeli?
Sekor = benar x 2 = 10
91
Kunci Jawaban: 1. Penjual adalah orang yang menawarkan barang atau dagangan 2. Pembeli adalah orang yang memebeli barang atau dagangan 3.Penjual orang yang menawarkan barang ata u dagangan sedangkan pembeli orang yang membeli barang atau dagangan 4. Mendapatkan laba 5. Mendapatkan barang yang diinginkan dan harga yang diinginkan
26 Februari 2015 Mengetahui, Guru Kelas III
Guru Praktikan
Siti Zumrotun, S.Pd.I
Pipit Puspasari
NIP.196705161989032002
NIM. 11511007
Mengetahui Kepala Sekolah
Khurur Rozad, S.Pd.I NIP. 196712161989031003
92
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) Nama Sekolah : MI Ma’arif Kutowinangun Mata Pelajaran : IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial) Kelas
: III (Tiga)
Semester
: 2 (Dua)
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit C. Standar Kompetensi Memahami jenis pekerjaan dan penggunaan uang B. Kompetensi Dasar Memahami kegiatan jual beli dilingkungan rumah dan sekolah Indikator
Memberikan contoh barang kebutuhan sehari-hari (kebutuhan primer)
Memberikan contoh barang kebutuhan sehari-hari (kebutuhan sekunder)
Memberikan contoh barang kebutuhan sehari-hari (kebutuhan tersier)
C. Tujuan Pembelajaran Di harapkan peserta didik :
93
Dengan
pendekatan
Contextual
Teaching
And
Learning
dapat
memberikan contoh barang kebutuhan sehari-hari (kebutuhan pokok)
Dengan
pendekatan
Contextual
Teaching
And
Learning
dapat
memberikan contoh barang kebutuhan sehari-hari (kebutuhan sekunder)
Dengan
pendekatan
Contextual
Teaching
And
Learning
dapat
memberikan contoh barang kebutuhan sehari-hari (kebutuhan tersier) D. Materi Pokok
Kegiatan Jual Beli
Di Lingkungan Rumah
Pasar Warung
Di Lingkungan Sekolah
Kantin Koperasi
Toko
11. Pasar Pasar adalah tempat bertemunya penjual dan pembeli. Penjual adalah orang yang menawarkan dagangan, sedangkan pembeli adalah orang yang membeli barang dagangan.
94
12. Warung Warung adalah tempat kegiatan jual beli di lingkungan rumah. Di warung terdapat penjual yang menyediakan makanan. Di warung juga terdapat pembeli yang membeli makanan atau barang yang disediakan. 13. Toko Toko adalah tempat menjual barang-barang kebutuhan sehari-hari di antaranya beras, minyak, tepung, sabun, sampo, dan lain sebagainya. Toko banyak terdapat di sekitar tempat tinggal kita. Syarat terjadinya pasar:
Adanya penjual
Adanya pembeli
Ada barang yang diperjualbelikan
Ada transaksi jual beli
Ada tempat transaksi
Pasar Tradisional:
Terdiri dari banyak penjual
Pasar dibagi menjadi beberapa gang
Bisa dilakukan tawar menawar harga antara penjual dan pembeli
Harga yang dibayar berdasarkan kesepakatan
Membayar langsung dengan pedagang
Dilayani langsung oleh pedagang
Pasar Moderen:
95
Tidak terjadi tawar menawar
Harga sudah ditetapkan oleh penjual
Membayar melalui kasir
Bisa mengambil sendiri barang yang kita inginkan
Lebih nyaman
14. Kantin Kantin sekolah menyediakan makanan, kalau membeli makanan pilih makanan yang sehat. 15. Koperasi Koperasi sekolah didirikan dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan para siswanya. Dikoperasi sekolah dijual peralatan sekolah diantaranya: buku tulis, bolpoin, pensil, buku gambar, penggaris, serta seragam sekolah. Kebutuhan sehari-hari
Kebutuhan primer adalah kebutuhan yang harus dipenuhi untuk mempertahankan kelangsungan hidup manusia (sandang adalah pakaian, pangan adalah makanan, papan adalah rumah).
Kebutuhan sekunder adalah kebutuhan yang pemenuhannya setelah kebutuhan primer terpenuhi, namun tetap harus dipenuhi, agar kehidupan manusi berjalan dengan baik. Contohnya rekreasi
Kebutuhan tersier adalah kebutuhan yang dipenuhi setelah kebutuhan primer dan sekunder terpenuhi. Contohnya: mobil, leptop, sepeda motor
96
E.
F.
G.
Metode pembelajaran -
Ceramah
-
Tanya jawab
-
Pendekatan Contextual Teaching And Learning
-
Penugasan
Media dan Alat -
Beras
-
Baju
-
Hp
-
Note Book (leptop)
Langkah-langkah kegiatan Pertemuan pertama
Kegiatan Awal Apersepsi, guru:
Guru mengucapkan salam pembuka
Guru menyapa siswa dan menanyakan kabar siswa
Guru menyuruh ketua kelas memimpin doa bersama
Guru mengabsen siswa
Guru menjelaskan tujuan pembelajaran
Kegiatan inti Eksplorasi Dalam kegiatan eksplorasi:
97
Guru menjelaskan atau menerangkan materi dan meminta siswa untuk mendengarkan dan mencatat hal-hal yang penting
Guru memotivasi siswa untuk mengajukan pertanyaan yang berkaitan dengan materi yang disampaikan
Elaborasi Dalam kegiatan elaborasi:
Guru memberikan arahan mengenai kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan
Guru mengajak anak-anak untuk merubah tempat duduk menjadi lingkaran
Guru berada di tengah dan menunjukan contoh-contoh dari kebutuhan sehari-hari (primer, sekunder, tersier) secara nyata dengan menerapkan pendekatan Contextual Teaching And Learning (CTL)
Beberapa siswa diminta untuk maju kedepan membedakan kebutuhan sehari-hari (primre, sekunder, tersier)
Konfirmasi Dalam kegiatan konfirmasi:
Guru mengamati kegiatan siswa saat maju kedepan
kemudian memberikan penjelasan saat siswa menanyakan sesuatu yang belum dipahaminya
Guru membagi siswa menjadi 4 kelompok
98
Secara kelompok siswa diminta untuk menyimpulkan mengenai perbedaan antara kebutuhan primer, sekunder dan tersier
Guru memberikan penjelasan tambahan dan penguatan terhadap jalannya kegiatan tersebut.
Guru memberikan soal evaluasi untuk mengukur pemahaman siswa mengenai materi yang sudah disampaikan.
Penutup
Guru menyimpulkan materi yang sudah disampaikan
Guru memberi tahu tentang materi yang akan di ajarkan dipertemuan yang akan datang
Guru menyuruh siswa untuk belajar materi yang akan diajarkan di pertemuan yang akan datang
Guru menutup pertemuan dengan menyuruh ketua kelas memimpin doa
bersama
Guru memberikan salam penutup guru meninggalkan kelas
H. Sumber Belajar Buku IPS untuk SD/MI kelas 3 semester 2, Muhammad Nursa’ban Rusmawan Buku IPS untuk SD/MI kelas 3 semester 2, Sunarso dan Anis Kusuma
99
J. Penilaian Penilaian Indikator pencapaian Bentuk kompetensi
Teknik
Instrumen atau soal Instrumen
Siswa dapat menjelaskan
Tugas
Uraian
Individu
Apa yang dimaksud dengan kebutuhan primer?
pengertian dari kebutuhan primer Siswa dapat
Apa yang dimaksud dengan
menjelaskan
kebutuhan sekunder?
pengertian dari kebutuhan sekunder Siswa dapat
Apa yang dimaksud dengan
menjelaskan
kebutuhan tersier?
pengertian dari kebutuhan tersier Siswa dapat
Sebutkan contoh kebutuhan
meyebutkan contoh
primer dan sekunder!
kebutuhan primer dan sekunder Siswa dapat
Sebutkan contoh kebutuhan
menyebutkan contoh
tersier!
100
kebutuhan tersier
A. Penilaian Individu Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan benar! 6.
Apa yang dimaksud dengan kebutuhan primer?
7.
Apa yang dimaksud dengan kebutuhan sekunder?
8.
Apa yang dimaksud dengan kebutuhan tersier?
9.
Sebutkan contoh kebutuhan primer dan sekunder!
10. Sebutkan contoh kebutuhan tersier!
Sekor = benar x 2 = 10
Kunci Jawaban: 6. Kebutuhan primer adalah kebutuhan yang harus dipenuhi untuk mempertahankan kelangsungan hidup manusia. 7. Kebutuhan sekunder adalah kebutuhan yang pemenuhannya setelah kebutuhan primer terpenuhi, namun tetap harus dipenuhi, agar kehidupan manusi berjalan dengan baik. 8. Kebutuhan tersier adalah kebutuhan yang dipenuhi setelah kebutuhan primer dan sekunder terpenuhi. 9. Kebutuhan primer: sandang (pakaian), pangan (makanan), papan (rumah) Kebutuhuan sekunder: rekreasi 101
10.
Kebutuhan tersier: mobil, leptop, sepeda motor, hp 28, Februari 2015 Mengetahui, Guru Kelas III
Guru Praktikan
Siti Zumrotun, S.Pd.I
Pipit Puspasari
NIP.196705161989032002
NIM. 11511007
Mengetahui Kepala Sekolah
Khurur Rozad, S.Pd.I NIP. 196712161989031003
102
Perolehan Hasil Pengamatan Aktivitas Belajar Siswa Siklus I
No
1
Nama
Arvita Dewi
Skore
Total
Nilai
Predikat
Skore
A
B
C
D
2
3
3
2
10
63
Cukup
2
2
2
1
7
44
Kurang
3
3
3
3
12
75
Baik
2
2
3
2
9
57
Kurang
3
2
3
3
11
69
Cukup
3
3
3
4
13
82
Baik
Annisa Putri 2
Syahrul Malik Ibrahim
3
Renata Citra Safira
4
Andini Naila Zulfa
5
Regina Prameswari
6
Junaidatus Sifa
7
Harni
3
3
3
3
12
75
Baik
8
Rahma
3
4
3
3
13
82
Baik
9
Arjun Naja
2
2
3
3
10
63
Cukup
2
3
2
3
10
63
Cukup
2
3
3
3
11
69
Cukup
Akmal Faza 10
Zinata Tahara Tika Rozaki
11
Novitasari
103
12
Al-habib Sahal
3
3
2
3
11
69
Cukup
Mansyur 13
M. Irfandi
2
2
3
3
10
63
Cukup
14
Riko cahyo
2
3
2
3
10
63
Cukup
3
2
2
2
9
57
Kurang
Wicaksono 15
M. Ramadhan Afid
16
Sofian Isnan
2
2
2
2
8
50
Kurang
17
M. Zaka. S
3
2
3
2
10
63
Cukup
A = keaktifan menemukan materi B = Keaktifan dalam bertanya C = Ketrampilan membedakan kegiatan jual beli di rumah dan disekolah D = Kerjasama dalam kelompok Nilai 90 – 100 ( A Skore 4 = Sangat Baik ) Nilai 70 – 89 ( B Skore 3 = Baik ) Nilai 60 – 69 ( C Skore 2 = Cukup ) Nilai 0 – 59 ( D skor 1 = Kurang ) Salatiga, 24 Februari 2015 Pengamat
Siti Zumrotun, S.PdI NIP. 196705161989032002
104
Perolehan Hasil Pengamatan Aktivitas Belajar Siswa Siklus II
No
1
Nama
Arvita dewi
Skore
Total
Nilai
Predikat
Skore
A
B
C
D
3
2
3
4
12
75
Baik
2
2
3
2
9
57
Kurang
annisa putri 2
Syahrul malik ibrahim
3
Renata citra safira
3
3
4
3
13
82
Baik
4
Andini naila zulfa
3
2
3
2
10
63
Cukup
5
Regina
3
3
3
3
12
75
Baik
prameswari 6
Junaidatus sifa
3
3
4
3
13
82
Baik
7
Harni
3
3
3
3
12
75
Baik
8
Rahma
3
4
3
3
13
82
Baik
9
Arjun Naja
3
3
2
2
10
63
Cukup
3
3
3
3
12
75
Baik
Akmal Faza 10
Zinata Tahara Tika Rozaki
11
Novitasari
3
3
3
3
12
75
Baik
12
Al-habib Sahal
3
3
3
3
12
75
Baik
3
2
3
3
11
69
Cukup
Mansyur 13
M. Irfandi
105
14
Riko cahyo
2
3
3
3
11
69
Cukup
2
3
2
3
10
63
Cukup
Wicaksono 15
M. Ramadhan Afid
16
Sofian Isnan
2
2
3
3
10
63
Cukup
17
M. Zaka. S
2
3
3
3
11
69
Cukup
A = Keaktifan menemukan materi B = Keaktifan dalam bertanya C = Mengidentifikasi proses kegiatan jual beli D = Kerjasama dalam kelompok Nilai 90 – 100 ( A Skore 4 = Sangat Baik ) Nilai 70 – 89 ( B Skore 3 = Baik ) Nilai 60 – 69 ( C Skore 2 = Cukup ) Nilai 0 – 59
( D skor 1 = Kurang )
Salatiga, 26 Februari 2015 Pengamat
Siti Zumrotun, S.PdI NIP. 196705161989032002
106
Perolehan Hasil Pengamatan Aktivitas Belajar Siswa Siklus III
No
1
Nama
Arvita dewi
Skore
Total
Nilai
Predikat
Skore
A
B
C
D
3
4
4
4
15
94
Sangat Baik
2
3
3
2
10
63
Cukup
annisa putri 2
Syahrul malik ibrahim
3
Renata citra safira
3
4
4
4
15
94
Sangat Baik
4
Andini naila zulfa
3
3
3
3
12
75
Baik
5
Regina
4
3
4
4
15
94
Sangat Baik
prameswari 6
Junaidatus sifa
4
4
3
4
15
94
Sangat Baik
7
Harni
4
4
4
3
15
94
Sangat Baik
8
Rahma
3
4
4
4
15
94
Sangat Baik
9
Arjun Naja
3
3
3
3
12
75
Baik
4
4
3
4
15
94
Sangat Baik
Akmal Faza 10
Zinata Tahara Tika Rozaki
11
Novitasari
4
3
4
4
15
94
Sangat Baik
12
Al-habib Sahal
4
4
4
3
15
94
Sangat Baik
Mansyur
107
13 A 14
M. Irfandi
3
3
3
3
12
75
Baik
Riko cahyo
3
3
3
4
13
82
Baik
3
3
3
3
12
75
Baik
Wicaksono 15
M. Ramadhan Afid
16
Sofian Isnan
3
3
3
3
12
75
Baik
17
M. Zaka. S
3
3
4
3
13
82
Baik
A = Keaktifan menemukan materi B = Keaktifan dalam bertanya C = Memberikan contoh barang kebutuhan sehari-hari primer, sekunder, tersier D = Kerjasama dalam kelompok Nilai 90 – 100 ( A Skore 4 = Sangat Baik ) Nilai 70 – 89 ( B Skore 3 = Baik ) Nilai 60 – 69 ( C Skore 2 = Cukup ) Nilai 0 – 59 ( D skor 1 = Kurang )
Salatiga, 28 Februari 2015 Pengamat
Siti Zumrotun, S.PdI NIP.196705161989032002
108
KRITERIA PENILAIAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) SIKLUS I
No.
Aspek Yang Dinilai
Kriteria Skala
1.
Keaktifan menemukan materi
K
Deskripsi Siswa belum bisa aktif dalam menemukan materi.
C
Siswa cukup aktif dalam menemukan materi
B
Siswa sudah bisa aktif dalam menemukan materi.
2.
Keaktifan dalam bertanya
K
Siswa tidak mempunyai keinginan yang kuat untuk bertanya, menjawab ataupun berpendapat saat proses pembelajaran dan dalam menghilangkan rasa malas.
C
Siswa mempunyai keinginan yang kuat untuk bertanya, menjawab ataupun berpendapat saat proses pembelajaran tapi masih ada rasa malas.
B
Siswa mempunyai keinginan yang kuat untuk bertanya, menjawab ataupun berpendapat saat proses pembelajaran dan tidak kelihatan tanda-tanda malas.
109
3.
Ketrampilan membedakan
K
kegiatan jual beli di rumah dan
Siswa tidak dapat membedakan kegiatan jual beli
di sekolah
di rumah dan di sekolah. C
Siswa masih ragu dalam membedakan kegiatan jual beli rumah dan di sekolah.
B
Siswa dapat membedakan kegiatan jual beli di rumah dan di sekolah.
4.
Kerjasama dalam kelompok
K
Siswa tidak saling bertukar pendapat dan terlibat dalam diskusi kelompok.
C
Siswa masih malu-malu saat bertukar pendapat dan terlibat dalam diskusi kelompok.
B
Siswa saling bertukar pendapat dan terlibat dalam diskusi kelompok.
110
KRITERIA PENILAIANAKTIVITAS BELAJAR SISWA PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) SIKLUS II
No.
Aspek Yang Dinilai
Kriteria Skala
1.
Keaktifan menemukan materi
K
Deskripsi Siswa belum bisa aktif dalam menemukan materi.
C
Siswa cukup aktif dalam menemukan materi
B
Siswa sudah bisa aktif dalam menemukan materi.
2.
Keaktifan dalam bertanya
K
Siswa tidak mempunyai keinginan yang kuat untuk bertanya, menjawab ataupun berpendapat saat proses pembelajaran dan dalam menghilangkan rasa malas.
C
Siswa mempunyai keinginan yang kuat untuk bertanya, menjawab ataupun berpendapat saat proses pembelajaran tapi masih ada rasa malas.
B
Siswa mempunyai keinginan yang kuat untuk bertanya, menjawab ataupun berpendapat saat proses pembelajaran dan tidak kelihatan tanda-tanda malas.
111
3.
Mengidentifikasi proses
K
kegiatan jual beli
Siswa belum mampudalam mengidentifikasi proses kegiatan jual beli.
C
Siswa cukup mampudalam mengidentifikasi proses kegiatan jual beli.
B
Siswa mampu dalam mengidentifikasi proses kegiatan jual beli.
4.
Kerjasama dalam kelompok
K
Siswa tidak saling bertukar pendapat dan terlibat dalam diskusi kelompok.
C
Siswa masih malu-malu saat bertukar pendapat dan terlibat dalam diskusi kelompok.
B
Siswa saling bertukar pendapat dan terlibat dalam diskusi kelompok.
112
KRITERIA PENILAIANAKTIVITAS BELAJAR SISWA PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) SIKLUS III
No.
Aspek Yang Dinilai
Kriteria Skala
1.
Keaktifan menemukan materi
K
Deskripsi Siswa belum bisa aktif dalam menemukan materi.
C
Siswa cukup aktif dalam menemukan materi
B
Siswa sudah bisa aktif dalam menemukan materi.
2.
Keaktifan dalam bertanya
K
Siswa tidak mempunyai keinginan yang kuat untuk bertanya, menjawab ataupun berpendapat saat proses pembelajaran dan dalam menghilangkan rasa malas.
C
Siswa mempunyai keinginan yang kuat untuk bertanya, menjawab ataupun berpendapat saat proses pembelajaran tapi masih ada rasa malas.
B
Siswa mempunyai keinginan yang kuat untuk bertanya, menjawab ataupun berpendapat saat proses pembelajaran dan tidak kelihatan tanda-tanda malas.
113
3.
Memberikan contoh barang
K
kebutuhan sehari-hari primer,
Siswa belum mampu dalam memberikan contoh barang
sekunder, tersier
kebutuhan sehari-hari primer, sekunder, tersier C
Siswa cukup mampu dalam memberikan contoh barang kebutuhan sehari-hari primer, sekunder, tersier
B
Siswa mampu dalam memberikan contoh barang kebutuhan sehari-hari primer, sekunder, tersier
4.
Kerjasama dalam kelompok
K
Siswa tidak saling bertukar pendapat dan terlibat dalam diskusi kelompok.
C
Siswa masih malu-malu saat bertukar pendapat dan terlibat dalam diskusi kelompok.
B
Siswa saling bertukar pendapat dan terlibat dalam diskusi kelompok.
114
INSTRUMEN OBSERVASI TERHADAP GURU SIKLUS I
Nama sekolah
: MI Ma’arif Kutowinangun Salatiga
Nama guru
:Siti Zumrotun, S.PdI
Mata pelajaran
: Ilmu Pengetahuan Sosial
Kelas/ semester
: III /II
Hari/tanggal
:Selasa,24Februari 2015
Materi pokok
:Kegiatan Jual Beli
Jumlah siswa
:17
Petunjuk : Berilah tanda ( √ ) pada kolom skala penilaian sesuai dengan hasil pengamatan bapak/ibu pada saat mengamati proses pembelajaran didalam kelas. Silahkan mengisi lembar pengamatan sesuai dengan kenyataan.
No
Aspek Yang Diamati
Skala Partisipasi A
B
I
PRA PEMBELAJARAN
1
Memeriksa kesiapan Siswa
2
Melakukan Kegiatan Apersepsi
II
KEGIATAN INTI PEMBELAJARAN
A
Penguasaan Materi Pembelajaran
3
Menunjukkan penguasaanmateri pembelajaran
4
Mengkaitkan materi dengan pengetahuan lain
yangrelevan 5
Menyampaikan materi dengan jelas
6
Mengkaitkan materidengan realita kehidupan
B
Pendekatan /straategi pembelajaran
115
C
D
7
Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi( tujuan ) yang akan dicapai
8
Melaksanakan pembelajaransecara runtut
9
Menguasai kelas
10
Melaksanakan pembelajaran yangbersifat
kontekstual 11
Melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan tumbuhnya kebiasaan yang bersifat positif
12
Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan alokasi waktu yang direncanakan
C
Pemanfaatan Sumber belajar / Media pembelajaran
13
Menggunakan media secara efektif dan efisien
14
Menghasilkan pesan yang menarik
15
Melibatkan siswa dalam pemanfaatan media
D
Pembelajaran yang memicu dan memelihara keterlibatan siswa
16
Menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam
pembelajaran 17
Menunjukkan sikap terbuka terhadap respon
siswa 18
Menumbuhkan keceriaandan antusiasme siswa
dalam pembelajaran
E
Penilaian proses dan hasil Belajar
19
Memantau kemajuan belajar selama proses
pembelajaran 20
Melakukan penilaian akhir sesuai dengan kompetensi
116
F
Penggunaan Bahasa
21
Menggunakan bahasa lisan dan tulis secara jelas,
baik danbenar. 22
Menyampaikan pesandengan gaya yangsesuai
III PENUTUP 23
Melakukan refleksi / memberikan kesimpulan materi pembelajaran dengan melibatkan siswa
24
Mengadakan tes formatif.
4
Jumlah
20 72
Total
Baik
Kategori
Keterangan A. Skor 4 Nilai 80 - 100 ( Sangat Baik ) B. Skor 3 Nilai 70 - 79 ( Baik ) C. Skor 2 Nilai 60 - 69 ( Sedang ) D. Skor 1 Nilai
0 - 59 ( kurang )
Salatiga, 24 Februari 2015 Pengamat
Siti Zumrotun, S.PdI NIP.196705161989032002
117
INSTRUMEN OBSERVASI TERHADAP GURU SIKLUS II
Nama sekolah
: MI Ma’arif Kutowinangun Salatiga
Nama guru
:Siti Zumrotun, S.PdI
Mata pelajaran
: Ilmu Pengetahuan Sosial
Kelas/ semester
: III /II
Hari/tanggal
:Kamis, 26Februari 2015
Materi pokok
:Kegiatan Jual Beli
Jumlah siswa
:17
Petunjuk : Berilah tanda ( √ ) pada kolom skala penilaian sesuai dengan hasil pengamatan bapak/ibu pada saat mengamati proses pembelajaran didalam kelas. Silahkan mengisi lembar pengamatan sesuai dengan kenyataan.
No
Aspek Yang Diamati
Skala Partisipasi A
B
I
PRA PEMBELAJARAN
1
Memeriksa kesiapan Siswa
2
Melakukan Kegiatan Apersepsi
II
KEGIATAN INTI PEMBELAJARAN
A
Penguasaan Materi Pembelajaran
3
Menunjukkan penguasaanmateri pembelajaran
4
Mengkaitkan materi dengan pengetahuan lain
yangrelevan 5
Menyampaikan materi dengan jelas
6
Mengkaitkan materidengan realita kehidupan
B
Pendekatan /straategi pembelajaran
118
C
D
7
Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan
kompetensi( tujuan ) yang akan dicapai 8
Melaksanakan pembelajaransecara runtut
9
Menguasai kelas
10
Melaksanakan pembelajaran yangbersifat
kontekstual 11
Melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan tumbuhnya kebiasaan yang bersifat positif
12
Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan alokasi waktu yang direncanakan
C
Pemanfaatan Sumber belajar / Media pembelajaran
13
Menggunakan media secara efektif dan efisien
14
Menghasilkan pesan yang menarik
15
Melibatkan siswa dalam pemanfaatan media
D
Pembelajaran yang memicu dan memelihara keterlibatan siswa
16
Menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam
pembelajaran 17
Menunjukkan sikap terbuka terhadap respon
siswa 18
Menumbuhkan keceriaandan antusiasme siswa
dalam pembelajaran
E
Penilaian proses dan hasil Belajar
19
Memantau kemajuan belajar selama proses
pembelajaran 20
Melakukan penilaian akhir sesuai dengan kompetensi
119
F
Penggunaan Bahasa
21
Menggunakan bahasa lisan dan tulis secara jelas,
baik danbenar. 22
Menyampaikan pesandengan gaya yangsesuai
III PENUTUP 23
Melakukan refleksi / memberikan kesimpulan materi pembelajaran dengan melibatkan siswa
24
Mengadakan tes formatif.
9
Jumlah
15 81
Rata- rata
Sangat Baik
Kategori
Keterangan A. Skor 4Nilai 80- 100 ( Sangat Baik ) B. Skor 3 Nilai 70-79( Baik ) C. Skor 2 Nilai 60-69 ( Sedang ) D. Skor 1 Nilai 0-59( kurang )
Salatiga, 26 Februari 2015 Pengamat
Siti Zumrotun, S.PdI NIP.196705161989032002
120
INSTRUMEN OBSERVASI TERHADAP GURU SIKLUS III
Nama sekolah
: MI Ma’arif Kutowinangun Salatiga
Nama guru
:Siti Zumrotun, S.PdI
Mata pelajaran
: Ilmu Pengetahuan Sosial
Kelas/ semester
: III /II
Hari/tanggal
:Sabtu,28Februari 2015
Materi pokok
:Kegiatan Jual Beli
Jumlah siswa
:17
Petunjuk : Berilah tanda ( √ ) pada kolom skala penilaian sesuai dengan hasil pengamatan bapak/ibu pada saat mengamati proses pembelajaran didalam kelas. Silahkan mengisi lembar pengamatan sesuai dengan kenyataan.
No
Aspek Yang Diamati
Skala Partisipasi A
B
I
PRA PEMBELAJARAN
1
Memeriksa kesiapan Siswa
2
Melakukan Kegiatan Apersepsi
II
KEGIATAN INTI PEMBELAJARAN
A
Penguasaan Materi Pembelajaran
3
Menunjukkan penguasaanmateri pembelajaran
4
Mengkaitkan materi dengan pengetahuan lain
yangrelevan 5
Menyampaikan materi dengan jelas
6
Mengkaitkan materidengan realita kehidupan
B
Pendekatan /straategi pembelajaran
121
C
D
7
Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan
kompetensi( tujuan ) yang akan dicapai 8
Melaksanakan pembelajaransecara runtut
9
Menguasai kelas
10
Melaksanakan pembelajaran yangbersifat
kontekstual 11
Melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan
tumbuhnya kebiasaan yang bersifat positif 12
Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan
alokasi waktu yang direncanakan
C
Pemanfaatan Sumber belajar / Media pembelajaran
13
Menggunakan media secara efektif dan efisien
14
Menghasilkan pesan yang menarik
15
Melibatkan siswa dalam pemanfaatan media
D
Pembelajaran yang memicu dan memelihara keterlibatan siswa
16
Menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam
pembelajaran 17
Menunjukkan sikap terbuka terhadap respon
siswa 18
Menumbuhkan keceriaandan antusiasme siswa
dalam pembelajaran
E
Penilaian proses dan hasil Belajar
19
Memantau kemajuan belajar selama proses
pembelajaran 20
Melakukan penilaian akhir sesuai dengan kompetensi
122
F
Penggunaan Bahasa
21
Menggunakan bahasa lisan dan tulis secara jelas,
baik danbenar. 22
Menyampaikan pesandengan gaya yangsesuai
III PENUTUP 23
Melakukan refleksi / memberikan kesimpulan
materi pembelajaran dengan melibatkan siswa 24
Mengadakan tes formatif.
Jumlah
19
5 91
Total
Sangat Baik
Kategori
Keterangan A. Skor 4 Nilai 80- 100 ( Sangat Baik ) B. Skor 3 Nilai 70 – 79 ( Baik ) C. Skor 2 Nilai 60 – 69 ( Sedang ) D. Skor 1 Nilai 0 – 59 ( kurang )
Salatiga, 28 Februari 2015 Pengamat
Siti Zumrotun, S.PdI NIP.196705161989032002
123
Daftar Nilai Prasiklus
No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17.
Nama
Nilai
KKM Nasional -
74
Individu
56 75 68 85 91 72 78 77 76
58 81
72 59 82 59 74 1237
76
47
Arvita Dewi Annisa Putri Syahrul Malik Ibrahim Renata Citra Safira Andini Naila Zulfa Regina Prameswari Junaidatus Sifa Harni Rahma Arjun Naja Akmal Faza Zinata Tahara Tika Rozaki Novitasari Al-Habib Sahal Mansyur M. Irfandi Riko Cahyo Wicaksono M. Ramdhan Afid Sofian Isnan M. Zaka. S Jumlah Nilai Rata-rata
7,2
124
Keterangan
SOAL TES FORMATIF SIKLUS I
B. Penilaian Individu Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan benar! 11. Sebutkan tempat terjadinya kegiatan jual beli dilingkungan rumah! 12. Sebutkan tempat terjadinya kegiatan jual beli di lingkungan sekolah! 13. Sebutkan barang-barang yang dijual diwarung! 14. Sebutkan barang-barang yang dijual di kantin sekolah! 15. Sebutkan barang-barang yang dijual di pasar tradisional dan pasar moderen! Sekor = benar x 2 = 10
125
SOAL TES FORMATIF SIKLUS II
B. Penilaian Individu Jawabalah pertanyaan di bawah ini dengan benar! 1. Apa yang dimaksud dengan penjual? 2. Apa yang dimaksud dengan pembeli? 3. Apa perbedaan dari penjual dan pembeli? 4. Apa keuntungan dari seorang penjual? 5. Apa keuntungan dari seorang pembeli? Sekor = benar x 2 = 10
126
SOAL TES FORMATIF SIKLUS III
A. Penilaian Individu Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan benar! 1. Apa yang dimaksud dengan kebutuhan primer? 2. Apa yang dimaksud dengan kebutuhan sekunder? 3. Apa yang dimaksud dengan kebutuhan tersier? 4. Sebutkan contoh kebutuhan primer dan sekunder! 5. Sebutkan contoh kebutuhan tersier! Sekor = benar x 2 = 10
127
Contoh jawaban siswa dalam menjawab soal tes formatif Siklus I Nama: Zinata Tahara Tika Rozaki Kelas: 3 A. Soal 1. Sebutkan tempat terjadinya kegiatan jual beli di lingkungan rumah! 2. Sebutkan tempat terjadinya kegiata jual beli di lingkungan sekolah! 3. Sebutkan barang-barang yang dijual di warung! 4. Sebutkan barang-barang yang dijual di kantin sekolah! 5. Sebutkan barang-barang yang dijual di pasar tradisional dan pasar moderen! B. Jawaban 1. Pasar, toko, warung 2. Kantin dan koperasi 3. Makanan dan minuman 4. Baju 5. Kebutuhan pokok dan roti
128
Contoh jawaban siswa dalam menjawab soal tes formatif Siklus II Nama: Zinata Tahara Tika Rozaki Kelas: 3 A. Soal 1. Apa yang dimaksud dengan penjual? 2. Apa yang dimaksud dengan pembeli? 3. Apa perbedaan dari penjual dan pembeli? 4. Apa keuntungan dari seorang penjual? 5. Apa keuntungan dari seorang pembeli? B. Jawaban 1.
Penjual adalah yang menawar rarang atau jajanan
2.
Pembeli adalah yang membeli barang atau dagangan
3.
Penjual adalah yang menawarkan barang dan pembeli adalah yang membeli barang atau dagangan
4.
Laba atau keuntungan
5.
Mendapatkan barang yang diinginkan
129
Contoh jawaban siswa dalam menjawab soal tes formatif Siklus III Nama: Zinata Tahara Tika Rozaki Kelas: 3 A. Soal 1. Apa yang dimaksud dengan kebutuhan primer? 2. Apa yang dimaksud dengan kebutuhan sekunder? 3. Apa yang dimaksud dengan kebutuhan tersier? 4. Sebutkan contoh kebutuhan primer dan sekunder! 5. Sebutkan contoh kebutuhan tersier! B. Jawaban 1. Kebutuhan yang harus dipenuhi untuk mempertahankan kelangsungan hidup manusia 2. Kebutuhan yang pemenuhannya setelah kebutuhan primer sudah terpenuhi 3.
Kebutuhan yang dipenuhi setelah kebutuhan primer dan sekunder sudah terpenuhi
4. Rumah dan piknik 5. Baju dan mobil
130
DAFTAR NILAI PRESTASI BELAJAR PESERTA DIDIK SIKLUS I Mata pelajaran Kompetensi Dasar Kelas/ semester Hari/tanggal
: Ilmu Pengetahuan Sosial : Memahami kegiatan jual beli di lingkungan rumah dan sekolah : III/ II : Selasa, 24Februari 2015
Nama
Keterangan
Individu Nasional
No. 18.
KKM
Nilai
Arvita dewi
60
-
40
-
-
80
40
-
-
65
-
annisa putri 19.
Syahrul malik ibrahim
20.
Renata citra safira
21.
Andini naila zulfa
22.
Regina prameswari
23.
Junaidatus sifa
80
24.
Harni
80
25.
Rahma
80
26.
Arjun Naja
60
-
65
-
Akmal Faza 27.
Zinata Tahara Tika Rozaki
28.
Novitasari
60
-
29.
Al-habib Sahal
65
-
Mansyur
131
30.
M. Irfandi
60
-
31.
Riko cahyo
60
-
40
-
-
Wicaksono 32.
M. Ramadhan Afid
33.
Sofian Isnan
40
-
-
34.
M. Zaka. S
60
-
Jumlah
1.035
Rata-rata
6,08
77%
24 %
Catatan: KKM Individu: 60 KKM Nasional: 75
Guru Kelas III
Siti Zumrotun, S.PdI NIP.196705161989032002
132
DAFTAR NILAI PRESTASI BELAJAR PESERTA DIDIK SIKLUS II Mata pelajaran Kompetensi Dasar Kelas/ semester Hari/tanggal
: Ilmu Pengetahuan Sosial : Memahami kegiatan jual beli di lingkungan rumah dan sekolah : III/ II : Kamis, 26Februari 2015
Nama
KKM
Nilai
No.
Keterangan
Individu Nasional 80
40
-
-
20. Renata citra safira
80
21. Andini naila zulfa
45
-
-
22. Regina prameswari
80
23. Junaidatus sifa
80
24. Harni
80
25. Rahma
80
26. Arjun Naja Akmal
65
-
80
28. Novitasari
80
29. Al-habib Sahal
80
18. Arvita dewi annisa putri 19. Syahrul malik ibrahim
Faza 27. Zinata Tahara Tika Rozaki
Mansyur
133
30. M. Irfandi
65
-
31. Riko cahyo
65
-
32. M. Ramadhan Afid
45
-
-
33. Sofian Isnan
60
-
34. M. Zaka. S
65
-
Wicaksono
Jumlah
1170
Rata-rata
6,88
83%
53 %
Catatan: KKM Individu: 60 KKM Nasional: 75
Guru Kelas III
Siti Zumrotun, S.PdI NIP.196705161989032002
134
DAFTAR NILAI PRESTASI BELAJAR PESERTA DIDIK SIKLUS III Mata pelajaran Kompetensi Dasar Kelas/ semester Hari/tanggal
: Ilmu Pengetahuan Sosial : Memahami kegiatan jual beli di lingkungan rumah dan sekolah : III/ II : Sabtu, 28Februari 2015
Nama No. 18.
KKM
Nilai
Keterangan
Individu Nasional Arvita dewi
85
45
-
-
85
65
-
85
annisa putri 19.
Syahrul malik ibrahim
20.
Renata citra safira
21.
Andini naila zulfa
22.
Regina prameswari
23.
Junaidatus sifa
85
24.
Harni
85
25.
Rahma
85
26.
Arjun Naja
80
85
Akmal Faza 27.
Zinata Tahara Tika Rozaki
28.
Novitasari
85
29.
Al-habib Sahal
85
80
Mansyur 30.
M. Irfandi
135
31.
Riko cahyo
80
80
Wicaksono 32.
M. Ramadhan Afid
33.
Sofian Isnan
80
34.
M. Zaka. S
80
Jumlah
1355
Rata-rata
8,05
94%
88%
Catatan KKM Individu: 60 KKM Nasional: 75
Guru Kelas III
Siti Zumrotun, S.PdI NIP.196705161989032002
136
TUGAS KELOMPOK SIKLUS I
1. Buatlah kesimpulan mengenai perbedaan kantin dan koprasi disekolah juga perbedaan antara pasar tradisional dan pasar moderen!
137
TUGAS KELOMPOK SIKLUS II
1. Buatlah kesimpulan mengenai perbedaan antara peran penjual dan peran pembeli!
138
TUGAS KELOMPOK SIKLUS III
1. Buatlah kesimpulan mengenai perbedaan antara kebutuhan primer, sekunder dan tersier!
139
LEMBAR PENILAIAN KELOMPOK SIKLUS I No.
Nama
1. Arvita Dewi Annisa Putri 2. Syahrul Malik Ibrahim 3. Renata Citra Safira 4. Andini Naila Zulfa 5. Regina Prameswari 1. Junaidatus Sifa 2. Harni 3. Rahma 4. Arjun Naja Akmal Faza 1. Zinata Tahara Tika Rozaki 2. Novitasari 3. Al-Habib Sahal Mansyur 4. M. Irfandi 1. Riko Cahyo Wicaksono 2. M. Ramadhan Afid 3. Sofian Isnan 4. M. Zaka. S Catatan
Kekompakan Aktif Kelompok 1 C K
kerjasama
Komunikasi
C
C
C
K
C
K
C
C
B
C
C
K
C
K
C
C
C
C
Kelompok 2 C C
B
C
C C C
B B K
B C C
C B C
Kelompok 3 C C
K
C
C K
K C
C C
C C
K Kelompok 4 K C
C
C
C
C
C
K
C
K
K K
C C
C C
K C
C
B : Baik C : Cukup K : Kurang
140
LEMBAR PENILAIAN KELOMPOK SIKLUS II No.
Nama
1. Arvita Dewi Annisa Putri 2. Syahrul Malik Ibrahim 3. Renata Citra Safira 4. Andini Naila Zulfa 5. Regina Prameswari 1. 2. 3. 4.
Junaidatus Sifa Harni Rahma Arjun Naja Akmal Faza
1. Zinata Tahara Tika Rozaki 2. Novitasari 3. Al-Habib Sahal Mansyur M. Irfandi
Kekompakan Aktif Kelompok 1 C B
Kerjasama
Komunikasi
C
B
C
K
C
K
B
C
B
C
C
K
K
C
B
B
C
C
Kelompok 2 B B C B B C C C
C C C K
C B B B
Kelompok 3 C B
B
C
B C
B C
C B
C B
K
C
B
C
Kelompok 4 C C
K
B
C
K
K
C
K
C
C
B
C
C
B
K
4. 1. Riko Cahyo Wicaksono M. Ramadhan 2. Afid Sofian Isnan 3. M. Zaka. S 4. Catatan B : Baik C : Cukup K : Kurang
141
LEMBAR PENILAIAN KELOMPOK SIKLUS III No.
Nama
1. Arvita Dewi Annisa Putri 2. Syahrul Malik Ibrahim 3. Renata Citra Safira 4. Andini Naila Zulfa 5. Regina Prameswari 1. Junaidatus Sifa 2. Harni 3. Rahma 4. Arjun Naja Akmal Faza 1. Zinata Tahara Tika Rozaki 2. Novitasari 3. Al-Habib Sahal Mansyur 4. M. Irfandi 1. Riko Cahyo Wicaksono 2. M. Ramadhan Afid 3. Sofian Isnan 4. M. Zaka. S
Kekompakan Aktif Kelompok 1 B B
Kerjasama
Komunikasi
B
B
B
C
B
C
B
B
B
B
B
C
C
B
B
B
B
B
B B B B
Kelompok 2 B B B B
B B B C
B B B B
Kelompok 3 B B
B
B
B B
B B
B B
B B
B Kelompok 4 B B
B
B
C
B
B
C
C
B
C B
B B
B B
B C
C
Catatan B : Baik C : Cukup K : Kurang
142
Dokumentasi Siswa Saat Melakukan Pendekatan Contextual Teaching And Learning (CTL)
143
144
DAFTAR NILAI SKK Nama: Pipit Puspasari
Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Pendidikan
Nim : 11511007
Jurusan
NO.
NAMA KEGIATAN
1. Orientasi Pengenalan Akademik dan Kemahasiswaan (OPAK) STAIN Salatiga. 2. Sertifikat Membangun Mahasiswa Cerdas Emosi, Spiritual, dan Intelektual Melalui Achievement Motivation Training (AMT) Mahasiswa Baru STAIN Salatiga Tahun 2011/2012. 3. Piagam Penghargaan Dalam Acara ODK (Orientasi Dasar Keislaman) STAIN Salatiga Dengan Tema Menemukan Muara Sebagai Mahasiswa Rahmatan Lil Alamin. 4. Seminar Entrepreneurship Dan Koperasi Auditorium STAIN Salatiga. 5. Sertifikat USER EDUCATION (Pendidikan Pemakai) oleh UPT Perpustakaan STAIN Salatiga.
: PGMI
PELAKSANAAN
STATUS
SKOR
23 Agustus 2011
Peserta
3
23 Agustus 2011
Peserta
2
24 Agustus 2011
Peserta
2
25 Agustus 2011
Peserta
2
20 September 2011
Peserta
2
145
6. Sertifikat PRAKTIKUM PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN Oleh Program Studi PGMI. 7. Sertifikat Pelatihan Mengatasi Kecemasan Tampil Di Depan Umum. 8. Piagam Penghargaan Dalam Acara Lomba Anak-anak Peringatan Isra’Mi’raj Nabi Muhammad SAW Tahun 1433 H. Dengan Tema “Aku Cinta AlQuran”. Remaja Masjid Nurul Huda Turusan Salatiga. 9. Sertifikat Pengajian Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW Tahun 2013, Dengan Tema “Mengenal Lebih Dekat Nabi Muhammad SAW”. Remaja Masjid Nurul Huda Turusan Salatiga. 10. Seminar Pencegahan Bahaya NAPZA (Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif), HIV/AIDS Mewaspadai Pergaulan Bebas Untuk Membentuk Remaja Yang Tangguh. Dan Lunching PIK SAHAJASA (Pusat
8 Februari 2012
Peserta
2
9 Juni 2012
Peserta
2
1 Juli 2012
Panitia
3
24 Januari 2013
Panitia
3
29 April 2013
Peserta
2
146
Informasi dan Konseling Sahabat Remaja Salatiga) STAIN Salatiga. 11. Sertifikat Pengajian Peringatan Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad SAW Dengan Tema “Jadikan Isra’ Mi’raj Sebagai Evaluasi Ibadah”. Remaja Masjid Nurul Huda Turusan Salatiga. 12. Sertifikat Zakat Fitrah Remaja Masjid Nurul Huda Turusan Salatiga Senin-Rabu 5-7 Agustus 2013. 13. Surat Keterangan Mengajar Di Kelompok Bermain Adituka Qaryah Thayyibah Kalibening Tingkir Salatiga. 14. Surat Keputusan Ketua Progdi PGMI Jurusan Tarbiyah STAIN Salatiga. 15. Sertifikat Pengajian Menyambut Tahun Baru Hijriah 1 Muharam 1435H Dengan Tema “Menyambut Tahun Baru Hijriyah 1435H”. Remaja Masjid Nurul Huda Turusan Salatiga. 16. Seminar Nasional HMJ Tarbiyah STAIN Salatiga Dengan Tema
6 Juni 2013
Panitia
3
7 Agustus 2013
Panitia
3
28 Agustus 2013
Guru Bantu
4
17 September 2013 Devisi
4
Pemberdayaa n Perempuan 5 November 2013
Panitia
3
18 November 2013
Peserta
8
147
“Guru Kreatif Dalam Implementasi Kurikulum 2013”. 17. Sertifikat Dalam Acara Talk Show “How to be a Successfull Creative Preneur to Face ASEAN Economik Community 2015”. 18. Sertifikat Zakat Fitrah Masjid Nurul Huda Turusan Salatiga 25-27 Juli 2014. 19. Sertifikat Pengakraban Mahasiswa Baru PGMI STAIN Salatiga Dengan Tema “Harmoni Keluarga PGMI yang Humanis dan Berkarakter” 20. Seminar Nasional Dengan Tema “Optimalisasi Sumber Daya Insani Terhadap Lembaga Keuangan Syariah”. (KSEI) STAIN Salatiga. 21. Seminar Nasional Dengan Tema “Perbaikan Mutu Pendidikan Melalui Profesionalitas Pendidikan” (HMJ TARBIYAH). 22. Seminar Nasional Entrepreneurship. Gerakan Pramuka Racana Kusuma Dilaga - Woro Srikandhi. 23. Seminar Nasional
7 April 2014
Peserta
2
27 Juli 2014
Panitia
3
27 Agustus 2014
Panitia
3
14 Oktober 2014
Peserta
8
13 November 2014
Peserta
8
16 November 2014
Peserta
8
Desember 2014
Peserta
8
148
Perlindungan Hukum Terhadap Usaha Mikro Menghadapi Pasar Bebas ASEAN. 24. Seminar Nasional “Understanding The World By Understanding The Language And The Culture”. 25. Seminar Nasional Dengan Tema “Pemuda, Peradaban Islam, dan Kemandirian”. KARIMA Learning and Training Center.
4 Juni 2015
Peserta
8
2 Sep tember 2015
Peserta
8
Jumlah
104
Salatiga, 3 September 2015 Mengetahui, Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama
Achmad Maimun, M.Ag NIP. 19700510 199803 1 003
149
DAFTAR RIWAYAT HIDUP Yang bertanda tangan di bawah: Nama
: Pipit Puspasari
TTL
: Kab. Semarang, 28 April 1993
Agama
: Islam
Jenis Kelamin : Perempuan Nama Ayah
: Kusmanto
Nama Ibu
: Eri Wijayanti
Alamat
: Bringin RT 01 RW 01 Kec. Bringin, Kab. Semarang
Pendidikan
: RA Al-Hujjaaj, lulus Tahun 1999 SD Negeri Bringin 2, lulus Tahun 2005 SMP Negeri 1 Pabelan, lulus Tahun 2008 SMA Negeri 1 Bringin, lulus Tahun 2011 Masih menyelesaikan pendidikan S1 Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan PGMI IAIN Salatiga
Demikian daftar riwayat hidup ini, saya buat dengan sebenar-benarnya.
Salatiga, 8 Agustus 2015 Penulis
Pipit Puspasari
150
151