PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MATERI MENGENAL TUMBUHAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING LEARNING (CTL) PADA SISWA KELAS III DI MI MUHAMMADIYAH KARANGPLOSO WONOSEGORO BOYOLALI TAHUN AJARAN 2014/2015
SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam
Oleh EKO ZULIANTO NIM 11510068 JURUSAN TARBIYAH PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA 2015 i
ii
PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MATERI MENGENAL TUMBUHAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING LEARNING (CTL) PADA SISWA KELAS III DI MI MUHAMMADIYAH KARANGPLOSO WONOSEGORO BOYOLALI TAHUN AJARAN 2014/2015
SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam
Oleh EKO ZULIANTO NIM 11510068 JURUSAN TARBIYAH PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA 2015 iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Setelah dikoreksi dan diperbaiki, maka skripsi saudara: Nama
: Eko zulianto
NIM
: 11510068
Jurusan
: Tarbiyah
Program Studi : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Judul Skripsi : PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MATERI MENGENAL TUMBUHAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN CONTEXTUAL LEARNING TEACHING (CTL) PADA SISWA KELAS III DI MI MUHAMMADIYAH KARANGPLOSO WONOSEGORO BOYOLALI TAHUN AJARAN 2014/2015 Telah kami setujui untuk dimunaqosahkan.
Salatiga, 16 Maret 2015 Pembimbing
Peni Susapti, M.Si.
iv
SKRIPSI PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MATERI MENGENAL TUMBUHAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING LEARNING (CTL) PADA SISWA KELAS III DI MI MUHAMMADIYAH KARANGPLOSO WONOSEGORO BOYOLALI TAHUN AJARAN 2014/2015
DISUSUN OLEH EKO ZULIANTO NIM : 11510068
Talah dipertahankan didepan Panitia Dewan Penguji Skripsi Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI), Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga, pada tanggal 7 April 2015 dan telah dinyatakan memenuhi syarat guna memperoleh gelar S1 Kependidikan Islam
Susunan Panitia Penguji Ketuan Penguji
: Suwardi, S.Pd, M.Pd
Sekretaris Penguji
: Eni Titikkusumawati, M.Pd
Penguji I
: Dr. Winarno, M.Pd
Penguji II
: Peni Susapti, M. Si
Salatiga, 7 April 2015 Dekan FTIK IAIAN Salatiga
Suwardi, M.Pd NIP.19670121 199903 1 002 v
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama
: Eko Zulianto
NIM
: 11510068
Progdi
: Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI)
Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah. Salatiga, 02 Februari 2015 Yang Menyatakan
Eko zulianto NIM: 11510068
vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN MOTTO 1. Menjalani hidup dengan ikhlas dan dengan niat beribadah. 2. Mensyukuri semua yang di kehendaki oleh Allah SWT. 3. Kalau tidak sekarang kapan lagi. PERSEMBAHAN Skripsi ini penulis persembahkan untuk: 1. Ibu dan Bapak tercinta yang selalu mendoakan dan menasihatiku. Terimakasih atas semua yang diberikan kepadaku. 2. Terima kasih kepada nenek yang selalu memberikan kasih sayang kepadaku seperti engkau memberikan kasih sayangmu kepada anakanakmu. 3. Kepada semua kelurga yang selalu memberi nasehat dan menyuport agar tetap bekerja keras. 4. Kakak dan adikku tersayang yang selalu perhatian, selalu mendukungku, dan selalu memberikan semangat dalam belajar. 5. Teman-teman terdekatku trimakasih atas motivasi dan bantuannya. 6. Teman-teman seperjuangan PGMI angkatan 2010.
vii
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb Puji sukur atas rahmat dan nikmat Allah SWT,yang telah memberikan Karunia dan Inayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat dan salam semoga senantiasa tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, keluarganya, para sahabatnya, dan semua umat Islam yang Mengikutinya. Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak akan berjalan lancar tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Atas segala dorongan dan bantuanya penulis menghaturkan banyak terima kasih kepada: 1. Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd. selaku Ketua IAIN Salatiga: 2. Bapak Suwardi, M.Pd,. selaku Ketua Jurusan Tarbiyah IAIN Salatiga: 3. Ibu Peni Susapti, M.Si. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI), serta selaku pembimbing yang telah meluangkan waktu, tenaga, dan pikirannya hingga terselesaikannya skripsi ini: 4. Seluruh Dosen IAIN Salatiga, yang telah membagi ilmunya yang sangat bermanfaat. 5. Bapak Suyadi, S.Ag selaku kepala sekolah MI Muhammadiyah Karangploso. 6. Ibu dan Bapak yang selalu mendoakan dan memberi dukungan padaku.
viii
7. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah berperan dan membantu hingga terselesaikannya sekripsi ini. Teriring doa dan harapan semoga amal baik dan jasa semua pihak tersebut diatas akan mendapat balasan yang melimpah dari Allah SWT.Penulis yakin skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan dan terdapat banyak kesalahan serta kekurangan.Maka
Kritik dan saran yang membangun sangat
kami
harapkan.Besar harapan kami, skripsi ini bisa bermanfaat kepada pihak-pihak terkait secara khusus, dan bagi semua pembaca secara umum. Wassalamu’alaikum Wr. Wb
Salatiga, .............. 2015
ix
ABSTRAK Eko zulianto.2015. Peningkatan Prestasi Belajar Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Materi Mengenal Tumbuhan dengan Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) pada Siswa Kelas III MI Muhammadiyah Karangploso Kecamatan Wonosegoro Kabupaten Boyolali Tahun 2014/2015. Jurusan Tarbiyah. Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Peni Susapti, M.si. Kata Kunci : Prestasi Belajar IPA, Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) Belajar merupakan proses yang sangat penting dalam pendidikan.Dalam proses pembelajaran guru semaksimal mungkin menciptakan pembelajaran yang aktif dan menyenangkan.Hal ini diperlukan guru yang kreatif yang dapat membuat pembelajaran menjadi lebih menarik dan disukai oleh peserta didik.Pertanyaan utama yang akan dijawab melalui penelitian ini adalah Apakah pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) dapat meningkatkan prestasi belajar IPA materi Mengenal Tumbuhan pada siswa kelas III MI Muhammadiyah Karangploso Kecamatan Wonosegoro Kabupaten Boyolali tahun 2014/2015? Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui pendekatan CTL dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas III MI Muhammadiyah Karangploso Kecamatan Wonosegoro Kabupaten Boyolali tahun 2014/2015. Berdasarkan permasalahan diatas, maka penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK).Adapun langkah-langkah dalam PTK ini yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi yang dilakukan dalam tiga siklus. Hasil penelitian dapat dilihat pada peningkatan hasil belajar siswa. Dari hasil nilai ketuntasan dapat dijelaskan pada siklus I sebesar 61,9% siswa yang tuntas. Pada siklus II tingkat ketuntasan siswa yaitu 71,4%. Pada siklus III ketuntasan siswa mencapai 85,7%. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa mulai dari siklus I sampai siklus III siswa mengalami peningkatan yang cukup baik. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan pendekatan CTL yang digunakan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dalam materi mengenal tumbuhan pada siswa kelas III MI Muhammadiyah Karangploso tahun pelajaran 2014/2015.
x
DAFTAR ISI Halaman Sampul ......................................................................................................i Lembar Berlogo .......................................................................................................ii Halaman Judul ...................................................................................................... iii Lembar Persetujuan ................................................................................................iv Lembar Pengesahan ................................................................................................ v Peryataan Keaslian Tulisan ....................................................................................vi Motto dan Persembahan .........................................................................................vii Kata Pengantar ..................................................................................................... viii Abstrak .................................................................................................................... x Dartar Isi ...........................................................................................................xi Darter Tabel .......................................................................................................xiv Daftar Lampiran ................................................................................................xv
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang......................................................................................... 1 B. Rumusan Masalah ................................................................................... 6 C. Tujuan Penelitian ..................................................................................... 6 D. Hipotesis dan Indikator Keberhasilan ..................................................... 6 E. Manfaat Penelitian ................................................................................... 7 F. Definisi Operasional ................................................................................ 7 G. Metode Penelitian .................................................................................... 9 H. Sistematika Penulisan ............................................................................ 14
xi
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Prestasi Belajar....................................................................................... 15 1. Pengertian Prestasi Belajar .................. ............................................15 2. Prestasi Belajar ................................................................................ 19 3. Faktor yang Mempengaruhi Belajar ................................................ 20 4. Prinsip-prinsip Belajar ..................................................................... 21 5. Tujuan Belajar ................................................................................. 22 6. Pengertian IPA................................................................................. 23 7. Fungsi IPA ....................................................................................... 24 8. Tujuan, Ruang Lingkup ................................................................... 24 B. Contekstuan Teaching and Learning (CTL) .......................................... 26 1. Konsep CTL .................................................................................... 26 2. Dasar Teori Pembelajaran CTL. ...................................................... 27 3. Karateristik CTL.............................................................................. 28 4. Komponen CTL ............................................................................... 29 5. Prinsip Dasar Setiap Komponen CTL ............................................. 31 6. Langakah-langkah Pembelajaran CTL ............................................ 41 7. Perbedaan CTL dengan Pendekatan Tradisional ............................. 42 8. Manfaat Pembelajaran CTL ............................................................ 46 C. Penerapan CTL dalam IPA .................................................................... 53
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ..................................................... 55 B. Subjek dan Karakterisitis Objek Penlilitian .......................................... 58
xii
C. Pelaksanaan Penelitian .......................................................................... 60 1.
Deskripsi Pelaksanaan Pelaksanaan Siklus I .................................. 60
2.
Deskripsi Pelaksanaan Siklus II ..................................................... 65
3.
Deskripsi Pelaksanaan Siklus III .................................................... 70
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ..................................................................................... 75 1. Siklus I ............................................................................................. 76 2. Siklus II ........................................................................................... 81 3. Siklus III .......................................................................................... 86 B. Pembahasan Penelitian.......................................................................... 91
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ............................................................................................ 93 B. Saran ...................................................................................................... 94 C. Penutup .................................................................................................. 94
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................95 LAMPIRAN-LAMPIRAN
xiii
DAFTAR TABEL Tabel 2.1 perbedaan Pendekatan Kontekstual dengan Pendekatan Tradisional .... 42 Tabel 3.1 Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) Belajar ........................................ 57 Tabel 3.2 Nama Siswa Kelas III MI Muhammadiyah Karangploso ...................... 58 Tabel 4.1 Nilai Siswa Siklus I................................................................................ 76 Tabel 4.2 Hasil Pengamatan Guru dan Siswa Siklus I .......................................... 78 Tabel 4.3 Nilai Siswa Siklus II .............................................................................. 81 Tabel 4.4 Hasil Pengamatan Guru dan Siswa Siklus II ........................................ 83 Tabel 4.5 Nilai Siswa Siklus III ............................................................................. 86 Tabel 4.6 Hasil Pengamatan Guru dan Siswa Siklus III ........................................ 88 Tabel 4.6 Pembahasan Nilai Siklus I, II, dan III .................................................... 91
xiv
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I......................96 Lampiran 2 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II....................107 Lampiran 3 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus III..................122 Lampiran 4 : Lembar Pengamatan Siklus I.......................................................106 Lampiran 5 : Lembar Pengamatan Siklus II......................................................121 Lampiran 6 : Lembar Pengamatan Siklus III.....................................................132 Lampiran 7 : Dokumentasi Kegiatan.................................................................133 Lampiran 8 : Lembar Konsultasi.......................................................................136 Lampiran 9 : Surat Tugas Pembimbing Skripsi................................................137 Lampiran 10 : Surat Izin Penelitian.....................................................................138 Lampiran 11 : Surat Keterangan Melakukan Penelitian......................................139 Lampiran 12 : Daftar Nilai SKK.........................................................................140 Lampiran 13 : Biodata Penulis.........................................................................141
xv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Belajar merupakan proses yang sangat penting dalam pendidikan. Belajar juga sebagai karakteristik penting yang membedakan manusia dengan makhluk hidup lainya. Selain itu, belajar adalah hal wajib bagi setiap manusia yang harus dilakukan setiap saat. Al-Qur‟an pertama kali diturunkan berisi perintah untuk belajar dengan membaca, sebagaimana dalam surat al-Alaq ayat 1 – 5 berikut :
“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah.Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah yang mengajar (manusia) dengan perantara kalam.Dia mengajar pada manusia apa yang tidak diketahuinya”. (AlAlaq:1-5)
Pendidikan pada hakikatnya adalah merupakan usaha sadar untuk pengembangan kepribadian yang berlangsung seumur hidup baik di sekolah maupun madarasah. Pendidikan juga bermakna proses membantu individu baik jasmani dan rohani ke arah terbentuknya kepribadian utama (pribadi yang berkualitas) (Tohirin, 2009:5). Pendidikan tidak mengenal usia, pendidikan
1
dimulai dari usia dini hingga meninggal dunia. Proses pendidikan tidak hanya dilakukan di lembaga pendidikan formal, namun bisa juga dilakukan di lembaga non formal misalnya di rumah. Dalam proses pendidikan terjadi perubahan pada diri peserta didik, dari yang tidak tahu menjadi tahu, dari yang berperilaku buruk menjadi baik, dan sebagaianya. Dalam pendidikan masih memerlukan banyak perbaikan dalam berbagai hal, baik dalam segi pengajar, sarana prasarana maupun sistem yang berlaku. Untuk itulah mengajar merupakan kegiatan yang dilakukan guru untuk menciptakan sistem lingkungan yang memungkinkan terjadinya proses belajar bagi peserta didik. Dalam mengajar guru tidak hanya menerangkan dan menyampaikan sejumlah materi pelajaran kepada siswa, namun guru hendaknya selalu memberikan rangsangan dan dorongan agar pada diri siswa terjadi proses belajar. Oleh sebab itu, setiap guru perlu menguasai berbagai metode mengajar dan dapat mengelola kelas secara baik sehingga mampu menciptakan iklim yang kondusif. Agar kegiatan mengajar dapat berjalan efektif, maka guru harus mampu memilih metode mengajar yang paling sesuai.
Proses pembelajaran akan efektif jika berlangsung dalam situasi dan kondisi yang kondisif, hangat, menarik, menyenangkan, dan wajar. Oleh
2
karena itu guru perlu memahami berbagai metode mengajar dengan berbagai karakteristiknya, sehingga mampu memilih metode yang tepat dan mampu menggunakan metode mengajar yang bervariasi sesuai dengan tujuan maupun kompetensi yang diharapkan (Suwarna, 2006: 105). Jadi peran seorang guru sangatlah penting dalam menciptakan suasana kelas. Guru harus mampu menghidupkan semangat belajar siswa dan menjadikan sebuah pembelajaran itu suatu yang menyenangkan. Untuk itulah seorang guru harus pandai dalam menentukan model pembelajaran yang akan digunakan. Upaya dalam meningkatkan prestasi belajar siswa tidak terlepas dari berbagai faktor yang mempengaruhinya. Dalam hal ini diperlukan guru yang kreatif yang dapat membuat pembelajaran menjadi lebih menarik dan disukai oleh peserta didik. Sehingga setiap materi pelajaran dapat menggunakan metode dan pendekatan pembelajaran yang berbeda. Pada mata pelajaran IPA lebih banyak membahas mengenai kehidupan sehari-hari, baik makhluk hidup maupun tak hidup. Proses pembelajaran yang dilakukan seharusnya langsung terjun di lingkungan. Tidak hanya berlangsung di dalam kelas, hal ini dimaksudkan agar peserta didik lebih memahami tentang lingkungan sekitarnya.Dalam tema atau materi mengenal tumbuhan, peserta didik dapat diajak secara langsung untuk melihat dan mengamati tumbuhan yang ada di
3
sekitar sekolah maupun di sekitar tempat tinggalnya. Namun kenyataannya di MI Muhammadiyah Karangploso Wonosegoro Boyolali proses pembelajaran masih kurang efektif karena hanya berlangsung di dalam kelas. Hal ini menyebabkan perhatian peserta didik menjadi kurang karena kondisi dan suasana belajar yang monoton, sehingga hal tersebut berdampak pada prestasi belajar siswa.Sehingga kebanyakan siswa sudah mencapai nilai KKM yang ditentukan oleh sekolah yaitu 60. Namun sayangnya belum banyak mendapat nilai tinggi jauh diatas KKM. Kebanyakan nilai yang
didapat jauh dari
standar KKM yang telah ditentukan. Oleh karena itu, penulis akan menerapkan pendekatan kontekstual dimaksudkan agar dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dan mampu melampui KKM yang ditentukan adalah 60. Pendekatan Contextual teaching and learning (CTL) merupakan suatu konsepsi yang membantu guru mengaitkan konten mata pelajaran dengan situasi dunia nyata dan memotivasi siswa membuat hubungan antara pengetahuan dan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga, warga Negara, dan tenaga kerja (Blandchard, dalam Trianto, 2009:104-105). Pembelajaran kontekstual lebih memudahkan peserta didik dalam memahami materi pembelajaran karena mereka melihat langsung keadaan sekitar. Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti tertarik untuk melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan judul “PENINGKATAN PRESTASI 4
BELAJAR IPAMETERI MENGENAL TUMBUHAAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN COTEXTUAL SISWA
KELAS
IIIDI
MI
TEACHING LEARNING (CTL)PADA MUHAMMADIYAH
KARANGPLOSO
WONOSEGORO BOYOLALI TAHUN AJARAN 2014/2015”. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan suatu masalah yaitu: „‟Apakah
pendekatan
Contekstual
Teaching
Learning
(CTL)
dapat
meningkatkan prestasi belajar IPA materi Mengenal Tumbuhan pada siswa kelas III MI Muhammadiyah Karangploso Wonosegoro Boyolali pada tahun ajaran 2014/2015?‟‟ C. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian tindakan kelas ini adalah: Untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar IPA materi Mengenal Tumbuhan dengan pendekatan Contekstual Teaching Learning (CTL) pada siswa kelas III MI Muhammadiyah Karangploso Wonosegoro Boyolali pada tahun ajaran 2014/2015.
D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan Hipotesis menurut Arikunto (1990:56) adalah tebakan pemecahan atau jawaban yang diusulkan.
5
Adapun hipotesis dari penelitian ini adalah Penerapan pendekatan Contekstual Teaching and Learning dapat meningkatkan prestasi belajar mata pelajaran IPA materi mengenal tumbuhan pada siswa kelas III MI Muhammadiyah Karangploso Wonosegoro Boyolali pada tahun ajaran 2014/2015. Berdasarkan hipotesis di atas, maka indikator keberhasilannya dapat peneliti tunjukkan sebagai berikut: Tabel 1.1 indikator keberhasilan Indikator Keberhasilan
Sub Indikator Keberhasilan
Peningkatan prestasi belajar IPA
Siswa dapat mengerti dan
materi mengenal tumbuhan dengan
memahami
pendekatan
menegnal tumbuhan dengan
Contekstual Teaching
and Learning (CTL)
pembelajaran
menggunakan Teaching
Contekstual
and
Learning
(CTL)
Siswa
mampu mengaitkan
hubungan antara materi yang dipelajari
dengan
kehidupan nyata.
E. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis
6
situasi
Penelitian ini dapat memberikan kontribusi bagi pengembangan pendidikan pada umumnya, khususnya dapat memperkarya khasanah dunia pendidikan IPA yang diperoleh dari penelitian di lapangan. 2. Manfaat praktis a. Untuk guru 1) Dapat meningkatkan mutu pendidikan IPA di Madrasah Ibtidaiyah. 2) Dapat meningkatkan keterampilan dan kreativitas dalam mengajar pelajaran IPA di Madarasah Ibtidaiyah. 3) Dapat memperoleh strategi yang tepat untuk meningkatkan pembelajaran IPA yang telah disampaikan. b. Untuk siswa 1) Meningkatkan hasil belajar siswa dari aspek kognitif, efektif, dan psikomotorik. 2) Meningkatkan keaktifan siswa dalam belajar didalam kelas. 3) Dapat menumbuhkan semangat belajar siswa pada pelajaran IPA. F. Definisi Operasional Supaya tidak terjadinya perbedaan antara penafsiran dengan maksud utama penulisan dan penggunaan kata pada judul, maka penulis perlu menjelaskan dalam definisi operasional sebagai berikut:
1. Prestasi Belajar
7
Menurut Poerwadarminta (2006: 121) Prestasi adalah hasil yang telah dicapai (dilakukan, dikerjakan, dsb). Sedangkan belajar adalah berusaha (berlatih dsb) supaya mendapat suatu kepandaian.Dari pengertian prestasi dan belajar tersebut maka prestasi belajar adalah hasil yang dicapai setelah berusaha dalam belajar. 2. Pengertian pelajaran IPA Ilmu Pengetahuan Alam ( IPA) adalah salah satu mata pelajaran yang ada di Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) diberikan sejak sekolah dasar hingga menengah keatas. Pengetahuan alam merupakan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis untuk menguasai pengetahuan, fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip, proses penemuan, dan memiliki sikap ilmiah. Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) di madrasah ibtidaiyah bermanfaat bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar (Standar Kompetensi MI, 2004:205).Pendidikan pengetahuan menekankan pada pemberian secara langsung untuk mengembangkan kompetensi agar peserta didik mampu menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah.Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam diarahkan untuk mencari tahu dan berbuat sehingga dapat membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar (Standar Kompetensi MI, 2004:205-206). 3. Pendekatan CTL (Contextual Teaching and Learning)
8
Merupakan suatu konsepsi yang membantu guru mengaitkan konten mata pelajaran dengan situasi dunia nyata dan memotivasi siswa membuat hubungan antara pengetahuan dan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga, warga negara, dan tenaga kerja (Blandchard, dalam Trianto, 2009:104-105). G. Metode Penelitian 1. Rancangan Penelitian Rancangan penelitian yang diterapkan adalah penelitian tindakan kelas. Menurut istilah “ Penelitian Tindakan Kelas” adalah bentuk penelitian yang dilakukan guru dikelasnya melalui refleksi diri dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sehingga hasil belajar siswa meningkat (Arikunto, 2006: 91). Dalam penelitian tindakan kelas dilaksanakan beberapa siklus tindakan, setiap siklus terdiri dari (a) perencanaan tindakan, (b) pelaksanaan tindakan, (c) obervasi dan (d) refleksi. Siklus tersebut dilaksanakan dengan tujuan untuk memperbaiki, baik efektifitas, perhtian siswa maupun prestasi belajar siswa. a. Subjek, Lokasi, dan Waktu Penelitian 1) Subjek Penelitan Dalam penelitian ini yang menjadi subjek adalah siswa kelas III MI Muhammadiyah Karangploso Wonosegoro Boyolali tahun pelajaran 2014/2015.
9
2) Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini adalah di MI Muhammadiyah Karangploso Wonosegoro Boyolali.Dengan pertimbangan bahwa selain karena permasalahan yang ada, lokasi tersebut juga masih jarang untuk penelitian. 3) Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan kurang lebih adalah waktu yang diperlukan peneliti dalam penelitian dan memperoleh semua data yang diperlukan. Penelitian ini dilakukan dalam waktu kurang lebih satu bulan, yaitu mulai bulan Desember 2014 sampai selesai. b. Langkah-Langkah atau Siklus Penelitian Secara dalam garis besar prosedur dalam tindakan kelas ini, peneliti akan melalui tiga siklus. Setiap sikus meliputi empat tahapan yaitu: perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi.Adapun alur peneliian tindakan kelas sebagai berikut.
10
Perencanaan
Siklus I
refleksi
Pelaksanaan
Pengamatan
perencanaan
refleksi
Siklus II
Pelaksanaan
Pengamatan
perencanaan
Siklus III
refleksi
pelaksanaan
pengamatan
? Gambar.1.1Tahap penelitian (Arikunto, 2008:16)
1) Perencanan Tindakan Perencanaan adalah tahap pertama yang dilakukan peneliti dalam penelitian tindakan kelas. Dalam tahap ini yang peneliti lakukan antara lain; mengidentifikasi masalah, merumuskan 11
pemecahan masalah, membuat sekenario pembelajaran, dan mempersiapkan cara menganalisis data. 2) Pelaksanaan Tindakan Di dalam tahap pelaksanaan peneliti ini, melaksakan pembelajaran sesuai dengan skenario yang telah dirancang yaitu
urutan
pembelajaran
dari
pembukaan
sampai
pembelajaran selesai. 3) Observasi Pada penelitian ini peneliti melakukan tindakan untuk mengamati proses pembelajaran di kelas dari awal sampai akhir dengan menggunakan lembar observasi. Dengan maksud apakah peserta didik lebih semangat dan lebih aktif dalam berpatisipasi dalam proses belajar dengan diterapkan metode eksperimen. 4) Refleksi Pada tahap ini data yang diperoleh melalui observasi dikumpulkan dan dianalisi. Dari observasi tersebut, guru melakukan refleksi diri tentang kegiatan yang telah dilakukan untuk selanjutnya dari hasil refleksi itu peneliti akan mengetahui adanya keberhasilan atau kegagalan dalam pembelajaran yang dilakukan oleh guru sehingga dapat digunakan untuk siklus selanjutnya.
12
c. Instrumen Penelitian 1) Soal pre test dan post test 2) Lembar observasi guru dan siswa 3) Lembar rencana pelaksanaan pembelajaran d. Pengumpulan Data 1) Obeservasi Observasi adalah salah satu cara untuk mengadakan evaluasi dengan jalan pengamatan dan pencatatan secra sistematis, logis, rasional, mengenai peristiwa-peristiwa yang diteliti (Arifin, 1990:49) 2) Tes Tes adalah kegiatan yang dilaksanakan oleh guru untuk mengukur kemampuan siswa dalam bentuk evaluasi pre test dan pro test. a) Analisis data Sesuai dengan rancangan penelitian yang digunakan, maka analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis dan refleksi dalam setiap siklusnya.Analisis reflektif dilakukan peneliti bersama dengan kolabolator yaitu rekan sejawat yang mengamati jalannya pembelajaran sebagai pijakan untuk menentukan program aksi pada siklus selanjutnya. Sedangkan analisis deskriptif yang dipergunakan adalah prosentase sebagai berikut: (Rosma Hartiny, 2010:93-94)
13
P
∑
x 100 %
P :Prosentasi n
:Poin yang diperoleh
∑ :Jumlah poin / sekor maksimal. H. Sistematika Penulisan Skripsi BAB I Pendahuluan, pada bab ini berisi latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis tindakan dan indikator keberhasilan, dan indikator keberhasilan, manfaat penelitian, definisi operasional, metode penelitian, dan sistematika penulisan. BAB II Kajian Pustaka, dalam bab ini berisi definisi prestasi belajar, definisi CTL, manfaat CTL, pelaksanaan CTL, dan materi IPA dalam kegiatan mengenal tumbuhan. BAB III Pelaksanaan Penelitian, meliputi subjek penelitian, deskripsi siklus I yang meliputi perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi.Siklus II meliputi perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi, dan deskripsi siklus III. BAB IV Hasil Penelitian,berisi tentang pemaparan tentang deskripsi per siklus (data hasil pengamatan/ wawancara, refleksi keberhasilan dan kegagalan). BAB V Penutup, terdiri dari kesimpulan dan saran bagian akhir, daftar pustaka, dan lampiran serta riwayat hidup penulis.
14
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Prestasi Belajar 1. Pengertian Prestasi Belajar. Prestasi belajar adalah kemampuan, keterampilan, dan sikap seseorang dalam menyelesaikan suatu hal (Arifin, 1990:3).Prestasi belajar adalah merupakan realisai atau pemekaran dari kecakapankecakapan
potensial
atau
kapasitas
yang
dimiliki
seseorang
(Sukmadinata, 2003:102). 2. Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Menurut Bahrudin (2007:19-28) Secara umum faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar dibedakan atas dua katagori, yaitu faktor
internal
dan
eksternal.
Kedua
faktor
tresebut
saling
mempengaruhi dalam proses belajar individu sehingga menentukan presatasi belajar. a. Faktor internal Faktor internal adalah faktor-faktor yang berasal dari individu dan dapat mempengaruhi hasil belajar individu. Faktor-faktor internal ini meliputi faktor fisiologis dan psikologis. 1) Faktor fisiologis Faktor-faktor
fisiologis
adalah
faktor-faktor
yang
berhubungan dengan kondisi fisik individu.Faktor-faktor ini dibedakan menjadi dua macam.
15
a) Kondisi tonus jasmani. Keadaan tonus jasmani pada umumnya
sangat
mempengaruhi
aktivitas
belajar
seseorang. Kondisi fisik yang sehat dan bugar akan memberikan pengaruh positif terhadap kegiatan belajar individu. Sebaliknya, kondisi fisik yang lemah atau sakit akan
mengahambat
tercapainya
hasil
belajar
yang
maksimal. b) Keadaan fungsi jasmani/fisiologis. Selama proses belajar berlangsung, peran fungsi fisiologis pada tubuh manusia sangat mempengaruhi hasil belajar, terutama pancaindra. Pancaindra yang berfungsi dengan baik pula. 2) Faktor psikologis faktor-faktor
psikologis
adalah
keadaan
psikologis
seseorang yang dapat mempengaruhi proses belajar. Beberapa faktor psikologis yang utama mempengaruhi proses belajar adalah kecerdasan siswa, dan motivasi. a) Kecerdasan Pada
umumnya
kecerdasan
diartikan
sebagai
kemampuan psikofisik dalam mereaksi rangsangan atau menyesuaikan diri dengan lingkungan dengan cara yang tepat. Dengan demikian, kecerdasan bukan hanya berkaitan kualitas otak saja, tetapi juga organ-organ yang lainnya juga.
16
b) Motivasi Menurut Salvin Motivasi adalah salah satu faktor yang
mempengaruhi
keefektifan
kegiatan
belajar
siswa.Motivasilah yang mendorong siswa ingin melakukan kegiatan belajar. Para ahli psikolog mendifisikan motivasi sebagai
proses
didalam
diri
individu
yang
aktif,
mendorong, memberikan arah, dan menjaga perilaku setiap saat. b. Faktor eksternal Selain karateristik siswa, faktor eksternal juga dapat mempengaruhi proses belajar siswa. Dalam hal ini (Syah, 2003) menjelaskan bahwa faktor eksternal yang mempengaruhi belajar dapat digolongkan menjadi dua golongan, yaitu faktor lingkungan sosial dan faktor lingkungan nonsional. 1) Lingkungan sosial a) Lingkungan sosial sekolah, seperti guru, administrasi, dan teman-teman sekelas dapat mempengaruhi proses belajar siswa. Hubungan yang harmonis antara ketiganya dapat menjadi motivasi bagi siswa untuk belajar lebih baik disekolah. b) Lingkungan sosial masyarakat Kondisi lingkungan masyarakat tempat tinggal siswa akan mempengaruhi belajar siswa. Lingkungan siswa
17
yang kumuh, banyak pengangguran dan anak terlantar juga dapat mempengaruhi aktivitas belajar siswa, paling tidak siswa kesulitan ketika memerlukan teman belajar, diskusi, atau meminjam alat-alat belajar yang kebetulan belum dumilikinya. c) Lingkungan sosial keluarga Lingkungan ini sangat mempengaruhi kegiatan belajar.Ketegangan Demografi
keluarga,
keluarga
(letak
sifat-sifat
orang
rumah),
tua.
pengelolaan
keluarga,emografi keluarga (letak rumah), pengelolaan keluarga, semua dapat memberi dampak terhadap aktivitas belajar siswa. Hubungan antara anggota keluarga, orang tua, anak, kakak, atau adik yang harmonis akan membantu siswa melakukan aktivitas belajar dengan baik. 2) Lingkungan non sosial a) Lingkungan alamiah Seperti kondisi udara yang segar, tidak panas dan tidak dingin,
sinar yang tidak terlalu silau, atau tidak
terlalau gelap, suasana yang sejuk dan tenang. Lingkungan alamiah
tersebut
merupakan
faktor
yang
dapat
mempengaruhi aktivitas belajar siswa. Sebaliknya, bila kindisi kondisi lingkungan alam tidak mendukung, proses belajar siswa akan terhambat.
18
b) Faktor materi pelajaran (yang diajarkan kepada siswa) Faktor ini hendaknya disesuaikan dengan usia perkembangan siswa, begitu juga dengan metode mengajar guru, disesuaikan dengan kondisi perkembangan siswa. B. Pengertian Belajar Proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungan (Rusyan, 1989:7). Belajar menurut pandangan skinner adalah suatu perilaku.Pada saat orang belajar, makan responya lebih baik. Sebaliknya, bila ia tidak belajar maka responya menurun. Sedangkan menurut Gagne adalah merupakan kegiatan yang kompleks.Hasil belajar berupa
kapabilitas.Setelah
belajar
orang
memiliki
keterampilan,
pengetahuan, sikap, dan nilai (Dimyati dan Mudjiono, 2002:9-10).Menurut Hilgard Belajar adalah suatu proses perubahan kegiatan,reaksi terhadap lingkungan, perubahan tersebut tidak dapat disebutbelajar apabila disebabakan oleh pertumbuhan atau keadaan sementara seseorang seperti kelelahan atau disebabkan oleh obat-obatan (Simadjuntak, 1983:59). Dari pengertian belajar di atas maka penulis menyimpulkan bahwa belajar adalah perubahan tingkah laku seseorang karena adanya dorongan atau respon terhadap suatu usaha.
19
C. Faktor yang Mempengaruhi Belajar a. Latihan Latihan-latihan memajukan kegiatan pre belajar tetapi latihan saja belum tentu menjamin.Thorndik, Sciller mengatakan bahwa kebiasaan itu tidak dapat diajarkan, tetapi dengan latihan sesuai dengan law effeck.Setiap ulangan harus diakhiri dengan hasil yang memberi kepuasan.Sedangkan menurut K. Lewin mengatakan bahwa latihan dan perubahan struktur pemahaman perlu untuk kemajuan belajar. b. Peranan motip Dalam belajar, motivasi memegang peranan penting.Tidak ada motivasi berarti tidak ada belajar dalam arti sebenarnya. Melihat peranan motivasi belajar, maka apabila proses belajar macet atau menurun, sebaiknya dicari dari segi motivasi terlebi dahulu. Seperti diketahui
motip
ini
bejenis-jenis.
Menurut
jenisnya
dapat
dikelompokkan menjadi 2 jenis yaitu: (1) Motip asli yaitu motip yang sudah ada seperti motiv belajar, motiv biologis dan rohaniah. (2) Motip terpelajar yaitu motip yang timbul dari luar oleh karena guru. c. Peranan hukuman dan pengahargaan Penghargaan dan hukuman dapat merupakan motivasi dalam belajar.
Peranan
hukuman
20
dan
penghargaan
dalam
belajar
samabesarnya. Hukuman membuat anak tidak untuk melakukan sesuatu, sedangkan pengahargaan membuat suatu perbuatan dilakukan. Dari
faktor-faktor
yang
mempengaruhi
belajar
anak
diatas
menyimpulkan bahwa anak akan lebih baik saat belajar ketika mendapat arahan yang lebih dari guru agar anak bisa menjadi lebih baik (Simadjuntak, 1983:71-77). d. Faktor yang bepengaruh dalam motivasi setiap kegiatan belajar mempunyai tujuan. Tujuan yang sesuai dengan
bakatlah
yang
diinginkan.Itulah
sebabnya
guru
menganjurkan.Tujuan terlalu tinggi tidak mendorong karena bakat, kemampuan tidak dapat merealisasikan. Demikian sebaliknya tujuan yang rendahpun tidak akan mendorong karena bakat tidak sanggup merealisasikan. D. Prinsip-prinsip Belajar Prinsip-prinsip belajar memiliki peranan penting dalam kegiatan belajar mengajar, maka seorang guru harus mengetahui prinsip-prinsip belajar agar dapat merencanakan dan melaksanakan pembelajaran dengan baik. Ada beberapa prinsip-prinsip belajar menurut (Slameto, 1991:29). a. Dalam belajar siswa harus diusahakan partisipasi aktif, meningkatkan minat dan membimbing untuk mencapai tujuan instruksional.
21
b. Belajar bersifat keseluruhan dan materi itu harus memiliki struktur, penyajian yang sederhana, sehingga siswa mudah menangkap pengertiannya. c. Belajar harus menimbulkan reirforcement dan motivasi yang kuat pada siswa untuk mencapai tujuan instruksional. d. Belajar itu proses kontinyu, maka harus tahap demi tahap menurut perkembanganya. e. Belajar adalah proses organisasi, adaptasi, eksplorasi dan discovery. f. Belajar harus dapat mengembangkan kemampuan tertentu sesuai dengan tujuan instruksional yang harus dicapainya. g. Belajar memerlukan sarana yang cukup, sehingga siswa dapat belajar dengan tenang. h. Belajar perlu lingkungan yang menantang dimana anak dapat mengembangkan kemampuannya bereksplorasi dan belajar dengan efektif. i. Belajar perlu ada interaksi siswa dengan lingkungannya. j. Belajar adalah proses kontiguitas (hubungan antara pengertian yang satu dengan pengertian yang lain) sehingga mendapat pengertian yang diharapkan. k. Repitasi, dalam proses belajar perlu ulangan berkali-kali agar pengertian/keterampilan/sikap itu mendalam pada siswa. E. Tujuan Belajar Tujuan menurut Slameto (2003:58) belajar ada tiga jenis yaitu:
22
a. Untuk mendapatkan pengetahuan Hal ini ditandai dengan kemampuan berfikir.Pemilikan pengetahuan dan kemampuan berfikir sebagai yang tidak dapat dipisahkan. Tujuan inilah yang memiliki kecenderungan lebih besar perkembangannya didalam kegiatan belajar. b. Penanaman konsep dan keterampilan Penananman konsep atau merumuskan konsep memerlukan suatu
keterampilan.Keterampilan
jasmani
maupun
rohani.Keterampilan emamng dapat dididik, yaitu dengan banyak melatih kemampuan.Demikian juga mengungkapkan perasaan melalui bahsa atau lisan, bukan soal kosa kata atau tata bahasa, semua memerlukan banyak latihan. c. Pembentukan sikap Dalam interaksi belajar mengajar guru akan senantiasa diobservasi, dilihat, didengar, ditiru semua perilakunya oleh siswanya. Dari proses observasi siswa mungkin juga meniru perilaku gurunya, sehingga diharapkan terjadinya proses internalisasi yang dapat menumbuhkan proses pengahayatan pada setiap diri siswa untuk kemudian diamalkan. Jadi pada intinya, tujuan belajar itu adalah ingin mendapatkan pengetahuan, ketrampilan dan penanaman sikap mental/nilai-nalai. F. Mata Pelajaran IPA 1. Pengertian IPA
23
Pengetahuan Alam merupakan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis untuk menguasai pengetahuan, fakta-fakta, konsepkonsep, prinsip-prinsip, proses penemuan, dan memiliki sikap ilmiah (Departemen Agama RI, 2004:205). 2. Fungsi IPA Fungsi dari mata pelajaran IPA di SD/MI adalah sebagai berikut: a. Memberikan pengetahuan tentang berbagai jenis dan perangkai lingkungan alam dan lingkungan buatan dalam kaitannya dengan pemanfaatannya bagi kehidupan sehari-hari. b. Mengembangkan keterampilan proses. c. Mengembangkan wawasan, sikap dan nilai yang berguna bagi siswa untuk meningkatkan kualitas hidup sehari-hari. d. Mengembangkan kesadaran tentang adanya hubangan keterkaitan yang saling mempengaruhi antara kemajuan IPA dan teknologi dengan keadaan lingkungan dan pemanfaatannya bagi kehidupan sehari-hari. e. Mengembangkan
kemampuan
untuk
menerapkan
ilmu
pengetahuan dan teknologi (IPTEK) serta keterampilan yang berguna dalam kehidupan sehari-hari maupun untuk melanjutkan pedidikanya ke tingkat pendidikan yang lebih tinggi. 3. Tujuan, Ruang lingkup, Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Pengajaran IPA bagi Siswa a. Tujuan
24
1) Memahami konsep-konsep IPA dan keterkaitannya dengan kehidupan sehari-hari. 2) Memiliki
keterampilan
proses
untuk
mengembangkan
pengetahuan, gagasan tentang alam sekitar. 3) Mempunyai minat untuk mengenal dan mempelajari bendabenda serta kejadian di lingkungan sekitar. 4) Bersikap ingintahu, terbuka, kritis, mawas diri, bertanggung jawab, bekerjasama dan mandiri. 5) Mampu menerapkan berbagai konsep IPA untuk menjelaskan gejala-gejala alam dan memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari. 6) Mampu menggunakan teknologi sederhana yang berguna untuk memecahkan suatu masalah yang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. 7) Mengenal dan memupuk rasa cinta pada alam sekitar sehingga menyadari kebesaran dan keagungan Tuhan Yang Maha Esa. b. Ruang lingkup 1) Mahluk hidup dan proses kehidupannya, yaitu manusia, hewan, tumbuhan dan interaksinya. 2) Materi, sifat-sifat, dan kegunaannya meliputi: udara, air, tanah dan batuan.
25
3) Listrik dan magnet, energi dan panas, gaya dan pesawat sederhana, cahaya dan bunyi, tata surya, bumi dan benda-benda langit lainnya. 4) Kesehatan, makanan, penyakit dan pencegahannya. 5) Sumber daya alam, kegunaan, pemeliharaan, dan pelestariannya (Departemen Agama RI, 2002:253-254). c. Standard kompetensi Memahami ciri-ciri dan mahkluk hidup serta hal-hal yang menpengaruhi perubhan pada mahkluk hidup. d. Kompetensi Dasar 1) Mengidentifikasi bagian-bagian tumbuhan 2) Mendeskripsikan fungsi bagian tumbuhan 3) Menggolongkan tumbuhan secara sederhana G. Pendekatan CTL 1. Konsep Contekstual Teaching and Learning (CTL) Menurut Johnson (2002:65) Contextual Teaching and Learning (CTL)
adalah
konsepsi
pembelajaran
yang
membantu
guru
menghubungkan mata pelajaran dengan situasi dunia nyata dan memotivasi siswa agar menghubungkan pengetahuan dan penerapanya dalam kehidupan sehari-hari sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Menurut Riyanto (2012: 159) pendekatan kontekstual (Contextual Teaching and Learning (CTL)) merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi
26
dunia nyata siswa dan mendorong antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga
dan
masyarakat.Sedangkan
Contextual
Teaching
and
Learning(CTL) menurut Nurhadi (dalam Sugiyanto,2010:14) adalah konsepsi pembelajaran yang membantu guru menghubungkan mata pelajaran dengan situasi dunia nyata dan mendorong siswa agar menghubungkan
antara
pengetahuan
yang
dimilikinya
dan
penerapannya dengan kehidupan sehari-hari. Pengetahuan siswa diperoleh dari usaha siswa mengkonstruksi sendiri pengetahuan dan keterampilan baru ketika ia belajar. Berdasarkan ketiga pendapat tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa
pendekatan
Contextual
Teaching
and
Learning(CTL)
merupakan konsep belajar yang digunakan dalam proses pembelajaran untuk mendorong peningkatan pemahaman siswa dengan cara mengaitkan materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata. Dengan konsep itu, hasil pembelajaran diharapkan lebih bermakna bagi siswa. 2. Dasar Teori Model Pembelajaran Contextual Teachig and Learning (CTL) Para pendidik yang menyetujui pandangan ilmu pengetahuan bahwa alam semesta itu hidup, tidak diam, dan bahwa alam semesta ditopang oleh tiga prinsip kesaling-bergantungann diferensiasi, dan ketergantungan diri, harus memeluk pandangan dan cara berfikir baru
27
mengenai pembelajaran dan pengajaran. Menurut ( Janson, 2002:86) ada tiga prinsip dalam sistem CTL yaitu: a. CTL menerapkan prinsip kesaling-bergantungan yang merupakan perwujudtan diri, misalnya ketika para siswa bergabung untuk memecahkan masalah. b. CTL merupakan prinsip deferensiasi diri hal ini terlihat ketika CTL menantang para siswa untuk saling menghormati keunikan masingmasing, untuk menghormati perbedaan-perbedaan, untuk menjadi kreatif, untuk bekerja sama, untuk menghasilkan gagasan dan hasil baru yang berbeda, dan untuk menyadari bahwa keragaman adalah tanda kemantapan dan kekuatan. c. CTL mencerminkan prinsip pengorganisasian diri, hal ini terlihat ketika para siswa mencari dan menemukan kemampuan dan minat mereka sendiri yang berbeda, mendapat manfaat dari umpan balik yang diberikan oleh penilaian autentik, mengulas usaha-usaha mereka dalam tuntunan tujuan yang jelas, dan berperan serta dalam kegiatan-kegiatan yang berpusat pada siswa yang membuat hati mereka bernyanyi. 3. Karateristik Contextual Teaching and Learning (CTL) Menurut Muslich (2008:42) pembelajaran dengan pendekatan konstektual mempunyai karateristik sebagai berikut: a. Pembelajaran
dilaksanakan
dalam
konteks
autentik,
yaitu
pembelajaran yang diarahkan pada ketercapaian keterampilan
28
dalam konteks nyata atau pembelajaran yang dilaksanakan dalam lingkungan yang alamiah (leraning in real life setting). b. Pembelajaran memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengerjakan tugas-tugas yang bermakna (meaningful learning). c. Pembelajaran
dilaksanakn
dengan
memberikan
pengalaman
bermakna kepada siswa (learning by doing). d. Pembelajaran dilaksanakan melalui kerja kelompok, berdiskusi, saling mengoreksi antar teman (learning in group). e. Pembelajaran memberikan kesempatan untuk menciptakan rasa kebersamaan, bekerja sama, dan saling memahami antara satu dengan yang laing secara mendalam (learning to know each other deeply). f. Pembelajaran dilaksanakan secara aktif, kreatif, produktif, dan mementingkan kerja sama(learning to ask, to inquiry, to work together). g. Pembelajaran dilaksanakan dalam situasi yang menyenangkan (learning as an enjoy activity). Secara
lebih
sederhana
Nurhadi
(2002)
mendeskripsikan
karateristik pembelajaran konstektual dengan cara menderetkan sepuluh kata kunci, yaitu: (1) kerja sama, (2) saling menunjang, (3) menyenangkan, tidak membosankan, (4) belajar dengan gairah, (5) pembelajran terintegrasi, (6) menggunakan berbagi sumber, (7)
29
siswa aktif, (8) sharing dengan teman, (9) siswa kritis, dan (10) guru kreatif (Muslich, 2008:42-43). 4. Komponen Contextual Teaching and Learning (CTL) Pembelajaran dengan pendekatan kontekstual melibatkan tujuh komponen
utama,
yaitu
(1)
constructivism
(kontrukstivisme,
membangun, membentuk), (2) questioning (bertanya), (3) inquiry (menyelidiki, menemukan), (4) learning community (masyarakat belajar), (5) modelling (pemodelan), (6) reflection (refleksi atau umpan balik), dan (7) authentic assessement (penilaian yang sebenarnya). Apabila tujuh komponen ini diterapkan dalam pembelajaran, terlihat pada realistis berikut. a. Kegiatan yang mengembangkan pemikiran bahwa pembelajaran akan lebih bermakna apabila siswa bekerja sendiri, menemukan, dan membangun sendiri pengetahuan dan keterampilan barunya. b. Kegiatan belajar yang mendorong sikap keingintahuan siswa lewat bertanya tentang topik atau permasalahan yang akan dipelajari. c. Kegiatan
belajar
yang
bisa
mengkondisikan
siswa
untuk
mengamati, meyelidiki, menganalisis topik atau permasalahan yang dihadapi sehingga ia berhasil menemukan sesuatu. d. Kegiatan belajar yang bisa menciptakan suasana belajar bersama atau kelompok sehingga ia bisa berdiskusi, curah pendapat, bekerja sama, dan saling membantu dengan teman lain.
30
e. Kegiatan belajar yang bisa menunjukkan model yang bisa dipakai rujukan atau panutan siswa dalam bentuk penampilan tokoh, domonstrasi kegiatan, penampilan hasil karya, cara mengoperasikan sesuatu, dan sebagainya. f. Kegiatan belajar yang memberikan refleksi atau umpan balik dalam bentuk tanya jawab dengan siswa tentang kesulitan yang dihadapi dan pemecahanya, merekonstruksi kegiatan yang telah dilakukan, kesan siswa selama melakukan kegiatan, dan saran atau harapan siswa. g. Kegiatan belajar yang bisa diamati secara periodik perkembangan kompetensi
siswa
melalui
kegiatan-kegiatan
nyata
ketika
pembelajaran berlangsug. 5. Prinsip Dasar Setiap Komponen Contextual Teaching and Learning (CTL) Menurut Muslich (2008:43) dijelaskan setiap komponen utama CTL mempunyai prinsip-prinsip dasar yaitu harus diperhatian ketika akan menerapkannya dalam pembelajaran. Prinsip-prinsip dasar yag dimaksud terlihat pada penjelasan berikut. a. Konstruktivisme Komponen ini merupakan landasan filosofis (berpikir) pendekatan CTL.Pembelajaran yang bersifat konstruktivisme menekankan terbangunnya pemahaman sendiri secara aktif, kreatif, dan produktif berdasarkan pengetahuan dan pengetahan terdahulu
31
dan dari pengalaman belajar yang bermakna.Pengetahuan bukanlah serangkaian
fakta,
konsep,
dan
kaidah
yang
siap
dipraktikkan.Manusia harus mengkonstruksinya terlebih dahulu pengetahuan tersebut dan memberikan makna melalui pengalaman nyata.Karena itu, siswa perlu dibiasakan untuk memecahkan masalah, menemuan sesuatu yang beguna bagi dirinya, dan mengembangkan ide-ide yang ada pada dirinya. Atas dasar pengertian tersebut, prinsip dasar konstruktivisme yang dalam praktik pembelajaran harus dipegang guru adalah sebagai berikut. 1) Proses pembelajaran lebih utama daripada hasil pembelajaran. 2) Informasi bermakna dan relavan dengan kehidupan nyata siswa lebih penting daripada informasi verbalisitis. 3) Siswa mendapat kesempatan seluas-luasnya untuk menemukan dan menerapkan idenya sendiri. 4) Siswa diberikan kebebasan untuk menerapkan strateginya sendiri dalam belajar. 5) Pengetahuan
siswa
tumbuh
dan
berkembang
melalui
pengalaman sendiri. 6) Pemahaman siswa akan bekembang semakin dalam dan semakin kuat apabila diuji dengan pengalaman baru. 7) Pengalaman siswa bisa dibangun secara asimilasi (yaitu pengetahuan baru dibangun dari sturktur pengetahuan yang
32
sudah ada) maupun akomodasi (yaitu struktur pengetahuan yang sudah ada dimodifikasi untuk menampung/menyesuaikan hadirnya pengalaman baru). b. Bertanya (questioning) Komponen
ini
merupakan
strategi
pembelajaran
CTL.Belajar dalam pembelajaran CTL dipandang sebagai upaya guru yang bisa mendorong siswa untuk mengetahui sesuatu, mengarahkan siswa untuk memperoleh informasi, sekaligus mengetahui pekembangan kemampuan berfikir siswa. Pada sisi lain menyatakan menunjukkan bahwa pemerolehan pengetahuan seseorang selalu bermula dari bertanya. Atas dasar pengertian tersebut, prinsip-prinsip yang perlu diperhatikan guru dalam pembelajaran berkaitan dengan komponen bertanya adalah sebagai berikut. 1) Panggilan informasi lebih efektif apabila dilakukan melalui bertanya. 2) Konfirmasi terhadap apa yang sudah diketahui lebih efektif melalui tanya jawab. 3) Dalam rangka penambahan atau pemantapan pemahaman lebih efektif dilakukan lewat diskusi ( baik kelompok maupun kelas). 4) Bagi
guru,
bertanya
kepada
siswa
bisa
mendorong,
membimbing, dan menilai kemampuan berfikir siswa.
33
5) Dalam pembelajaran yang produktif, kegiatan bertanya berguna untuk: (a) menggali informasi, (b) mengecek pemahaman siswa, (c) membangkitkan respon siswa, (d) mengetahui kadar keingintahuan siswa, (e) mengetahui hal-hal yang diketahui siswa, (f) memfokuskan perhatian siswa pada sesuai yang dikehendaki siswa, (g) membangkitkan lebih banyak pertanyaan bagi diri siswa, dan (h) menyegarkan pengetahuan siswa. c. Menemukan (inquiry) Komponen merupakan kegiatan inti CTL.Kegiatan ini diawali dari pengamatan terhadap fenomena, dilanjutkan dengan kegiatan-kegiatan bermakna untuk menghasilkan temuan yang diperoleh sendiri oleh siswa.Dengan demikian, pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh oleh siswa tidak dari hasil mengingat seperangkat fakta, tetapi hasil menemukan sendiri fakta yang dihadapinya. Atas dasar tersebut, prinsip-prinsip yang bisa dipegang guru ketika menerapakan komponen inquiry dalam pembelajaran adalah sebagai berikut. 1) Pengetahuan dan keterampilan akan lebih lama diingat apabila siswa menemukan sendiri. 2) Informasi yang diperoleh siswa akan lebih mantap apabila diikuti dengan bukti-bukti atau data yang ditemukan sendiri oleh siswa.
34
3) Siklus inquiry adalah observasi (observation), bertanya (questioning), mengajukan dugaan ( hiphotesis), pengumpulan data (data gathering), dan penyimpulan (conclussion). 4) Langkah-langkah kegiatan inquiry: a) merumuskan masalah, (b) mengamati atau melakukan observasi, (c) menganalisis data dan menyajikan hasil dalam tulisan, gambar, laporan, bagan, tabel, dan karya lain, (d) mengomunikasikan atau menyajikan hasilnya pada pihak lain (pembaca, tema sekelas, guru, audiens yang lain). d. Masyarakat Belajar (learning community) Konsep ini menyarankan hasil belajar sebaiknya diperoleh dari hasil kerja sama dengan orang lain. Hal ini berarti bahwa hasil belajar bisa diperoleh dengan sharing antar teman, antar kelompok, dan antara yang tahu kepada yang tidak tahu, baik didalam maupun diluar kelas.Karena itu, pembelajaran yang dikemas dalam berdiskusi kelompok yang anggotanya heterogen, dengan jumlah bervariasi, sangat mendukung komponen learning community ini. Berikut disajikan prinsip-prinsip yang bisa diperhatikan guru ketika menerapkan pembelajaran yang berkonsentrasi pada komponen learning community. 1) Pada dasarnya hasil belajar diperoleh dari kerja sama atau sharing dengan pihak lain.
35
2) Sharing terjadi apabila pihak yang saling memberi dan saling menerima informasi. 3) Sharing terjadi apabila ada komunikasi dua atau multiarah. 4) Masyarakat belajar terjadi apabila masing-masing pihak yang terlibat didalamnya sadar bahwa pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan yang dimilikinya bermanfaat bagi yang lain. 5) Yang terlibat dalam masyarakat belajar pada dasarnya bisa menjadi sumber belajar. e. Pemodelan (modelling) Komponen pendekatan CTL ini menyarankan bahwa pebelajaran keterampilan dan pengetahuan tertentu diikuti dengan model yang bisa ditiru siswa. Model yang dimaksud bisa berupa pemberian contoh tentang, misalnya, cara mengoperasikan sesuatu, menunjukkan hasil karya, mempertonton suatu penampilan. Cara pembelajaran semacam ini akan lebih cepat dipahami siswa daripada hanya bercerita atau memberikan penjelasan kepada siswa tanpa ditunjukkan modelnya atau contohnya. Prinsip-prinsip komponen modelling yang bisa diperhatikan guru ketika melaksanakan pembelajaran adalah sebagai berikut. 1) Pengetahuan dan keterampilan diperoleh dengan mantap apabila ada model atau contoh yang bisa ditiru. 2) Model atau contoh bisa diperoleh langsung dari bekompeten atau dari ahlinya.
36
3) Model atau contoh bisa berupa cara mengoperasikan sesuatu contoh hasil karya, atau model penampilan.
f. Refleksi (reflection) Kompenen
yang
merupakan
bagian
tepenting
dari
pembelajaran dengan pendekatan CTL adalah perenungan kembali atas pengetahuan yang dipelajari. Dengan memikirkan dengan apa yang baru saja dipelajari, menelaah dan merespon semua kejadian, aktivitas, atau pengalaman yang terjadi dalam pembelajaran, bahkan memberikan masukan atau saran jika diperlukan, siswa akan menyadari bahwa pengetahuan yang baru diperolehnya merupakan pengayaan atau bahkan revisi dari pengetahuan yang telah dimiliki sebelumnya. Kesadaran semacam ini penting ditanamkan kepada siswa agar ia bersikap terbuka terhadap pengetahuan-pengetahuan baru. Prinsi-prinsip dasar yang perlu diperhatikan guru dalam rangka penerapan komponen refleksi adalah sebagai berikut. 1) Perenungan atas sesuatu pengetahuan yang baru diperoleh merupakan pengayaan atas pengetahuan sebelumnya. 2) Perenungan merupakan respons atas kejadian, aktivitas, atau pengetahuan yang baru diperolehnya.
37
3) Perenungan
bisa
berupa
menyampaikan
penilaian
atas
pengetahuan yang baru diterima, membuat catatan singkat, diskusi dengan teman sejawat, atau untuk kerja.
g. Penilaian autentik (authentic assessement) Komponen yang merupakan cirri khusus dari pendekatan konstekstual adalah proses berbagai pengumpulan bebagai data yang bisa
memberikan
gambaran
atau
informasi
tentang
pekembangan pengalaman belajar siswa. Gambaran perkembangan pengalaman siswa ini perlu diketahui guru setiap saat agar bisa memastikan benar tidaknya proses belajar siswa. Dengan demikian, penilaian autentik diarahkan pada proses mengamati, menganalisis, dan menafsirkan data yang telah terkumpul ketika atau dalam proses pembelajaran siswa berlangsung, bukan sematamata pada hasil pembelajaran. Sehubungan dengan hal tersebut, dasar prinsip yang perlu menjadi perhatian guru ketika menerapkan komponen penilain autentik dalam pembelajaran adalah sebagai berikut. 1) Penilaian autentik bukan menghakimi siswa, tetapi untuk mengetahui perkembangan pengalaman belajar siswa. 2) Penilaian dilakukan secara komprehensif dan seimbang antara penilian proses dan hasil.
38
3) Guru menjadi penilai yang konstruktif (contructive evaluators) yang dapat merefleksikan bagaimana siswa belajar, bagaimana siswa menghubungkan apa yang mereka ketahui dengan berbagai konteks, dan bagaimana berkembangan belajar siswa dalam berbagai konteks belajar siswa. 4) Penilaian autentik memberikan kesempatan siswa untuk dapat mengembangkan penilaian diri (self assessement) dan penilaian sesama (peer assessement). 5) Penilaian autentik mengukur keterampilan dari perfomasi dengan kriteria yang jelas (perfonmance-based). 6) Penilaian autentik dilakukan dengan berbagai alat dengan berkesinambungan
sebagai
bagian
integral
dari
proses
pembelajaran. 7) Penilaian autentik dapat dimanfaatkan oleh siswa, orang tua, dan sekolah untuk mendiagnosis kesulitan belajar, umpan balik pembelajaran, dan/atau untuk menentukan prestasi siswa. Bertolak
dari
prinsip-prinsip
dasar
pada
setiap
komponen pada pendekatan CTL tersebut, kata-kata kunci (keywords)yang dapat dipakai sebagai pengingat guru ketika melakukan pembelajaran berbasis CTL adalah sebagai berikut. a. Belajar pada hakikatnya adalah real-word learning, yaitu belajar dari kenyataan yang bisa diamati, dipraktikkan, dirasakan, dan diuji coba.
39
b. Belajar adalah mengutamakan pengalaman nyata, bukan hanya pengalaman yang diangan-angan saja, yang tidak bisa dibuktikan secara empiris. c. Belajar adalah berpikir tingkat tinggi, yaitu berpikir kritis yang mengdepankan siklus inquirymulai dari mengamati, bertanya,
mengajukan
dugaan
sementara
(hipotesis),
mengumpulkan data, menganalisis data, sampai dengan merumuskan kesimpulan (teori). d. Kegiatan
pembelajaran
berpusat
pada
siswa,
yaitu
pembelajaran yang memberikan kondisi yang memungkinkn siswa melakukan serangkaian kegiatan secara maksimal. e. Kegiatan pembelajaran memberikan kesempatan siswa untuk aktif, kritis, dan kreatif. f. Kegiatan
pembelajaran
menghasilkan
pengetahuan
bermakna dalam kehidupan siswa. g. Kegiatan pembelajaran harus dekat dengan kehidupan nyata. h. Kegiatan belajar harus bisa menunjukkan perubahan perilaku siswa sesuai yang diinginkan. i. Kegiatan pembelajaran diarahkan pada siswa praktik, bukan menghafal. j. Pembelajaran bisa menciptakan siswa belajar (learning), bukan guru mengajar (teaching).
40
k. Sasaran pembelajaran adalah pendidikan (education), bukan engajaran (instruction). l. Pembelajaran
diarahkan
pada
pembentukan
perilaku
manusia yang berbudaya. m. Strategi pembelajaran diarahkan pada pemecahan masalah sehingga siswa lebih berpikir kritis. n. Situasi pembelajaran dikondisikan agar siswa lebih banyak bertindak (acting), sedangkan guru hanya mengarahkan. o. Hasil belajar diukur dengan berbagai cara, bukan hanya dengan tes. 6. Langkah-langkah pembelajaran CTL Secara sederhana langkah penerapan CTL dalam kelas secara garis besar adalah: a. Kembangkan pemikiran bahwa anak akan belajar lebih bermakna dengan
cara
bekerja
sendiri,
dan
mengkonstruksi
sendiri
pengetahuan dan keterampilan barunya. b. Laksanakan sejauh mungkin kegiatan inquiry untuk semua topik. c. Kembangkan sifat ingin tahu siswa dengan bertanya. d. Ciptakan masyarakat belajar. e. Hadirkan model sebagai contoh pembelajaran. f. Lakukan refleksi di akhir pertemuan. g. Lakukan penilaian yang sebenarnya dengan berbagai cara (Daryanto, 2012:156).
41
7. Perbedaan pendekatan Contextual Teaching and Learning(CTL) dengan pendekatan tradisional a. Kelebihan pendekatan CTL Pendekatan Contextual Teaching and Learning(CTL) mempunyai cirikhas dalam proses pembelajaran yang berbeda dengan model pembelajaran yang lain. Riyanto (2012: 165-168) menyebutkan perbedaan pendekatan kontektual dengan pendekatan tradisional sebagai berikut: Tabel 2.1 Perbedaan Pendekatan Kontekstual dengan pendekatan Tradisional
NO 1.
PENDEKATAN CTL
PENDEKATAN TRADISIONAL
Siswa secara aktif terlibat Siswa adalah penerima informasi dalam proses pembelajaran.
2.
secara pasif.
Siswa belajar dari teman Siswa belajar secara individual. melalui
kerja
kelompok,
diskusi, saling mengoreksi 3.
Pembelajaran
dikaitkan Pembelaaran sangat abstrak dan
dengan kehidupan nyata dan teoritis. masalah yang disimulasikan. 4.
Perilaku
dibangun
atas Perilaku
kesadaran sendiri. 5.
dibangun
atas
dasar
kebiasaan.
keterampilan dikembangkan Keterampilan dikembangkan atas atas atas dasar pemahaman
42
dasar latihan.
6.
Hadiah untuk perilaku baik Hadiah adalah kepuasan diri.
untuk
perilaku
baik
adallah tujuan atau nilai (angka) rapor
7.
Seseorang tidak melakukan Seseorang tidak melakukan hal yang jelek karena dia tahu yang jelek hal itu keliru dan merugikan.
8.
Bahasa
diajarkan
pendekatan yakni
karena
takut
hukuman.
dengan Bahasa
diajarkan
komunikatif, denganpendekatan siswa
dia
struktural,
diajak rumus diteranggkan sampai faham
menggunakan bahasa dalam kemudian dilatihkan. konteks nyata. 9.
Pemahaman dikembangkan
rumus Rumus itu ada di luar diri siswa, atas
dasar yang harus diterangkan, diterima,
skema yang sudah ada dalam dihafalkan dan dilatihkan. diri siswa. 10.
Pemahaman
rumus
itu Rumus adalah kebenaran absolut
berbeda antara siswa stu (sama untuk semua orang). Hanya dengan siswa yang lainnya ada (on
going
process
dua
kemungkinan
yaitu
of pemahaman rumus yang salah
development).
atau pemahaman rumus yang benar.
11.
Siswa
menggunakan Siswa
secara
pasif
menerima
kemampuan berfikir kritis, rumus atau kaidah (membaca,
43
terlibat
penuh
mengupayakan proses
dalam mendengar, mencatat, menghafal) terjadinya tanpa memberikan kontribusi ide
pembelajaran
yang dalam proses pembelaaran.
efektif,
ikut
bertanggung
jawab
atas
terjadinya
pembelajaran yang efektif, dan
membawa
masing-masing
semata
ke
dalam
proses pembelajaran. 12.
Pengetahuan yang dimiliki Pengetahuan adalah penangkapan manusia dikembangkan oleh terhadap
serangkaian
fakta,
manusia itu sendiri. Manusia konsep, atau hukum yang berada menciptakan membangun
atau diluar diri manusia. pengetahuan
dengan cara memberi arti dan memahami pengalamannya. 13.
Karena
pengetahuan
itu Kebenaran bersifat absolut dan
dikembangkan (dikonstruksi) pengetahuan bersifat final. oleh manusia itu sendiri, sementara
manusia
mengalami peristiwa baru, maka pengetahuan itu tidak pernah
stabil,
selalu
44
berkembang
(tentative
incomplete) 14.
Siswa diminta bertanggung Guru adalah penentu jalannya jawab
memonitor
dan proses pembelajaran.
mengembangkan pembelajaran
mereka
masing-masing. 15.
Penghargaan terhadap siswa Pembelajaran sangat diutamakan.
tidak
memperhatikan
pengalaman
siswa. 16.
Hasil belajar diukur dengan Hasil belajar diukur hanya dengan berbagai cara proses bekerja tes. hasil
karya,
penampilan,
rekaman tes, dan lain-lain. 17.
Pembelajaran
terjadi Pembelajaran hanya terjadi dalam
diberbagai tempat, konteks, kelas. dan setting. 18.
Penyesalan adalah hukuman Sangsi dari perilaku jelek.
19.
Perilaku
baik
hukuman
dari
perilaku jelek.
berdasarkan Perilaku baik berdasarkan dari
motifasi intrinsik. 20.
adalah
motifasi ekstrinsik.
Seseorang berperilaku baik Seseorang berperilaku baik karena karena dia yakin itulah yang dia terbiasa melakukan begitu.
45
terbaik dan bermanfaat.
Kebiasaan ini dibangun dengan menyenangkan.
b. Kekurangan pendekatan CTL 1) Diperlukan waktu yang cukup lama saat proses pembelajaran kontekstual berlangsung. 2) Jika guru tidak dapat mengendalikan kelas maka dapat menciptakan situasi kelas yang kurang kondusif. 3) Guru lebih intensif dalam membimbing. 4) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan atau menerapkan sendiri ide-ide dan mengajak siswa agar dengan menyadari dan dengan sadar menggunakan strategistrategi mereka sendiri untuk belajar. Namun dalam konteks ini tentunya guru memerlukan perhatian dan bimbingan yang ekstra terhadap siswa agar tujuan pembelajaran sesuai dengan apa yang
diterapkan
semula(http://modelmodelpembelajaran8.blogspot.com/2013/04 /kelebihan-dan-kelemahan-model.html 8. Manfaat Pembelajaran CTL bagi Siswa a. Meningkatkan kemampuan untuk bekerja sama dan bersosialisasi. b. Melatih kepekaan diri, empati melalui variasi perbedaan sikap dan perilaku selama bekerja sama. c. Mengurangi rasa kecemasan dan menumbuhkan rasa percaya diri.
46
d. Meningkatkan motivasi belajar, harga diri dan sikap perilaku yang positif, sehingga pembelajaran yang kooperatif siswa akan tahu kedudukanya dan belajar untuk saling mengahargai satu sama lain. e. Meningkatkan prestasi belajar dengan menyelesaikan tugas akademik, sehingga dapat membantu siswa memahami konsepkonsep yang sulit (Hartanti, 2004:19) H. Mengenal tumbuhan 1. Mengidentifikasi bagian-bagian tumbuhan Bagian-bagian tumbuhan ( Wijayanti, 2008:5-9). a. Biji Biji merupakan bagian yang berasal dari bakal biji dan didalamnya mengandung calon individu baru, yaitu lembaga. Lembaga akan terjadi setelah penyerbukan atau persarian yang diikuti oleh pembuahan. b. Akar Akar merupakan
bagian pangkal tumbuhan pada batang yang
berada dalam tanah dan tumbuh menuju pusat bumi. c. Batang Batang merupakan bagian kedua dari organ tumbuhan setelah akar.Batang bersatu dengan akar melanjutkan sari makanan yang dibawa oleh akar melalui jaringan pengangkut. d. Daun
47
Daun merupakan salah satu organ tumbuhan yang tumbuh dari ranting.Umumnya berwarna hijau (mengandung klorofil). e. Bunga Bagian tanaman yang menghasilkan biji. 2. Fungsi Bagian Tumbuhan a. Fungsi Biji Fungsi dari biji tumbuhan yaitu.Sebagai alat perkembangbiakan. Biji tumbuhan mempunyai dua lapisan antara lain: 1) Lapisan kulit luar Lapisan kulit luar mempunyai bermacam sifat, ada yang tipis, kaku, dank keras.Bagian ini merupakan pelindung utama bagi bagian biji yang ada di dalam. 2) Lapisan kulit dalam Biasanya tipis seperti selaput. b. Fungsi Akar 1) Sebagai penyongkong akar tumbuhan 2) Tempat melekatnya tumbuhan pada media (tanah) karena memiliki
kemampuan menerobos lapisan-lapisan tanah.
3) Menyerap garam mineral dan air melalui bulu-bulu akar. 4) Pada beberapa tanaman, akar digunakan sebagai tempat penyimpanan 5) makanan cadangan, misalnya wortel dang ketela pohon.
48
6) Pada tanaman tertentu, seperti tumbuhan bakau akar berperan untuk pernapasan. c. Fungsi Batang a) Berfungsi sebagai penyokong atau penopang agar tumbuhan tetap beridiri tegak, selain itu sebagai tempat melekatnya daun, bunga, dan biji agar mudah mendapat cahaya matahari dan mudah terjadi penyerbukan penyebaran buah dan biji. b) Berfungsi sebagai pengangkut air dan garam mineral dan akar kedaun melalui pembuluh xylem untuk proses fotosintesis. Sesudah itu batang akan mengangkut zat-zat makanan hasil fotosintesis daun daun keseluruh bagan tumbuhan melalui pembuluh phloem. c) Berfungsi sebagai tempat penyimpanan makanan. d) Fungsi batang juga dapat membantu proses pernaasan dari tumbuhan, karena oksigen dapat masuk melalui lentisil. Lentisil adalah pori-pori yang tampak kecil pada tumbuhan biasanya berfungsi sebagai tempat pertukaran gas. e) Batang berfungsi sebagai alat perkembangbiakan vegetative. Batang dibuat stek batang sebagai salah satu bentuk dari perbanyakan tanaman sebagai vegetative. Metode perbanyakan tanaman dengan cangkok untuk menghasilkan tanaman baru dari induknya serta memanfaatkan batang atau cabang dari tumbuhan.
49
d. Fungsi daun 1) Tempat terjadinya fotosintesis. Fotosintesis adalah proses pembuatan makanan pada tumbuhan hijau dengan bantuan cahaya matahari. Salah satu proses fotosintesis tumbuhan terjadinya pada daun. 2) Sebagai organ pernapasan atau respirasi. Pada daun terdapat stomata
atau
mulut
daun
dimana
merupakan
saluran
pernapasan tempat daun menghirup CO2 dari udara dan membuang O2 ke udara. 3) Tempat terjadinya transpirasi. Transpirasi adalah proses menguapnya air dari tumbuhan. Proses transpirasi tumbuhan terjadi melalui stomata atau mulut daun yang terdapat permukaan daun, terutama pada permukaan daun bagian bawah. Transpirasi biasanya terjadi pada siang hari dengan bantuan sinar matahari. 4) Tempat terjadinya gutasi (embun). Gutasi adalah proses pelepasan air dalam bentuk cair dari jaringan daun. Gutasi terjadi saat penyerapan air tinggi namun laju transpirasi rendah ataupun saat kelembapan udara tinggi sehingga penguapan air sulit terjadi. Gutasi biasanya terjadi pada malam hari dimana tetesan air yang terkumpul didaun akibat gutasi biasanya dianggap sebagai embun.
50
5) Alat reproduktif vegetative. Daun juga berfungsi sebagai alat perkembangbiakan vegetativ. Contoh yang paling mudah adalah berkembang biakan daun cocor bebek. e. Fungsi bunga 1) Tangkai bunga Tangkai bunga merupakan bagian yang berada pada bagian bawah bunga.Tangkai ini berfungsi sebagai penopang bunga dan sebagai penyambung antara bunga dan batang atau ranting. 2) Kelopak bunga Merupakan bagian yang melindungi mahkota bunga ketika masih kucup. Biasanya bentuk dan warnanya
menyerupai
daun. 3) Mahkota bunga Umumnya mempunyai warna bermacam-macam sehingga disebut perhiasan bunga.Warna yang menarik itu berguna untuk memikat kupu-kupu dan serangga lainya agar hinggap pada bunga. 4) Benang sari Merupakan serbuk sari sebagai alat kelamin jantan. 5) Putik Berada
dibagian
tengah-tengah
bunga.Biasanya,
putik
dikelilingi benang sari.Putik berfungsi sebagai alat kelamin betina.Putik terdiri atas kepala putik dan tangka
51
3. Penggolongan Tumbuhan a. Penggolongan tumbuhan berdasarkan tempat hidupnya Tumbuhan darat ada yang tumbuh di atas tanah (mangga). Ada yang tumbuh di atas batu (lumut). Ada tumbuhan yang menumpang pada pohon inangnya (anggrek dan benalu). Ada tumbuhan yang hidup di air. Akar, batang, dan daunnya berada di air (teratai, eceng gondok, dan bakau). Tumbuhan yang hidup di gurun (kaktus). b. Penggolongan tumbuhan berdasarkan jenis biji a) Monokotil (berkeping satu). Contoh: padi, jagung, dan kelapa. b) Dikotil (berkeping dua). Contoh: mangga, rambutan, dan kacang tanah. c. Penggolongan tumbuhan berdasarkan bentuk batang a) Batang berkayu, cirinya keras, berukuran besar. Contoh: jati mangga, dan rambutan. b) Batang basah, cirinya lunak, mudah patah, dan mengandung air (basah). Contoh: bayam dan sawi. c) Batang rumput, biasanya berongga, memiliki ruas yang terlihat nyata. Contoh: padi, jagung, dan tebu. d. Penggolongan tumbuhan berdasarkan bentuk daunnya a) Menyirip, tulang daun yang menyirip seperti sirip-sirip ikan. Contoh: jambu, bayam, dan mangga. b) Sejajar, tulang daun seperti garis-garis lurus yang sejajar. Contoh: tebu, padi, dan rumput-rumputan.
52
c) Melengkung, bentuknya menyerupai garis-garis lengkung yang ujung-ujungnya terlihat menyatu. Contoh: genjer dan gadung. d) Menjari, tulang daun menjari seperti susunan jari-jari tangan. Contoh: papaya, singkong, dan jarak. e. Penggolongan tumbuhan berdasarkan akarnya a) Berakar serabut, memiliki akar yang menyerupai serabut. Contoh: jagung, kelapa, dan salak. b) Berakar tunggang, yang terdiri atas satu akar pokok dan akar kecil yang merupakan percabangan dari akar pokok. Contoh: mangga (Priyono, 2008:13-18). I. Penerapan CTL dalam IPA Ilmu Pengetahuan Alam adalah suatu mata pelajaran yang mempelajari gejala-gejala yang terjadi di alam secara nyata sehingga dalam pengajarannya juga membutuhkan cara yang mampu memberi konsep pengetahuan secara kongkrit kepada siswa. Terlebih pada siswa usia SD/MI yang belum begitu mampu menerima konsep pengetahuan secara abstrak. Namun pada kenyataanya pembelajaran IPA tidak selalu diajarkan secara kongkrit dan hanya bersifat pengetahuan abstrak.Hal ini disebabkan antara lain karena keterbatasan media, metode dan pendekatan yang digunakan dalam mengajar. Guru terkadang sulit untuk menemukan media yang diperlukan atau sulit menemukan cara memberi pengalaman secara langsung kepada siswa tentang materi yang hendak diajarkan.
53
Disinilah pendekatan Contekstual Teaching and Learning (CTL) mampu memberi peran dalam pembelajaran IPA.Karena CTL memberikan penekanan pada aspek pengalaman langsung pada siswa saat belajar.CTL menghubungkan materi yang diajarkan dengan situasi nyata dalam kehidupan sehari-hari yang dialami oleh siswa dan bukan gambaran atau angan-angan saja.Pendekatan ini memungkinkan siswa untuk menemukan sendiri sedikit demi sedikit pengetahuan itu baik melalui bertanya, belajar dalam
kelompok,
mengalami
secara
langsung
dan
menerapkannya.Pengetahuanitu lebih mudah untuk difahami dan lebih membekas karena dialami langsung oleh peserta didik. Berbeda jika memberikan pengetahuan pada anak usia SD/MI tentang pengetahuan yang mempelajari hal-hal nyata seperti Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) hanya diajarkan dengan konsep abstrak tentu tidak akan memberikan hasil secara maksimal.
54
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN A. Gambaran Umum MI Muhammadiah Karangploso 1. Sejarah Singkat Berdirinya Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah Karangploso. Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah Karangploso adalah lembaga pendidikan yang berada di bawah naungan Lembaga Muhammadiyah. Madrasah Ibtidaiyah adalah nama yang diambil dari Bahasa Arab, yang artinya Sekolah Dasar. Sesuai dari nama yang diambil dari Bahasa Arab, maka madrasah ibtidaiyah dalam proses belajar mengajarnya lebih menonjolkan pendidikan Agama Islam disamping mata pelajaran umum seperti yang diajarkan di Sekolah Dasar pada umumnya. Pendorong berdirinya Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah Karangploso adalah keinginan dari masyarakat Karangploso dan sekitarnya akan adanya sekolah yang pada waktu itu masih jarang. Terdorong rasa oleh tanggung jawab yang besar atas kewajiban untuk mempersiapkan generasi muda yang berpengetahuan umum dan agama yang luas serta bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, maka atas prakarsa para tokoh agama pada waktu itu didirikan pendidikan yang berlandaskan islam. Pada tanggal 1 September 1949 berdirilah Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah Karangploso yang baru berdiri dengan segala keterbatasannya.
55
2. Visi dan Misi MI Muhammadiyah Karangploso a. Visi Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah Karangploso sebagai lembaga
pendidikan
dasar
berciri
khas
islami
perlu
mempertimbangkan harapan murid, orang tua murid, lembaga pengguna lulusan madrasah dan masyarakat dalam merumuskan visinya. Madarsah Ibtidaiyah Muhammadiyah Karangploso juga diharapkan merespon perkembangan dan tantangan masa depan dalam ilmu pengetahuan dan teknologi; era informasi dan globalisasi yang sangt tepat. Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah Karangploso ingin mewujudkan harapan dan respon dalam visi berikut: “Terwujudnya generasi umat yang beriman dan bertaqwa, berakhlak mulia dan berprestasi”. b. Misi 1) Menyelenggarakan
pendidikan
yang
berkualitas
dalam
pencapaian prestasi akademik non akademik. 2) Mewujudkan
Pembelajaran
dan
Pembiasaan
dalam
Mempelajari Alquran dan Sunah serta menjalankan ajaran agama islam. 3) Mewujudkan pembentukan karakter islam yang mampu mengaktualisasikan dari dalam masyarakat. 4) Menyelenggarakan
tata
transparan, dan akuntabel.
56
kelola
madrasah
yang
efektif,
c. Tujuan Pendidikan Madrasah 1) Mewujudkan pendidikan yang berkualitas 2) Mewujudkan kualitas yang lebih bermutu 3) Meningkatkan penampilan yang rapi 4) Meningkatkan lingkungan yang bersih 5) Meningkatkan rasa nyaman 6) Mewujudkan karakter keislaman yang lebih bagus 3. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) Belajar MI Muhammadiyah Karangploso Tahun Pelajaran 2013/2014 Setiap sekolah mempunyai kriteria nilai ketuntatasan minimal sebagai pengukur hasil belajar siswa. Adapun Kriteria Ketuntasan Minimal per mata pelajaran MI Muhammadiyah Karangploso Tahun Pelajaran 2013/2014 sebagai berikut. Tabel 3.1Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) Belajar MI Muhammadiyah Karangploso Tahun Pelajaran 2011/2012
No
Komponen
A
Mata Pelajaran Pendidikan Agama a. Qur‟an Hadits b. Aqidah Akhlak c. Fiqih d. SKI PKN Bahasa Indonesia Bahasa Arab Matematika IPA IPS Seni Budaya
1
2 3 4 5 6 7 8
Kriteria Ketuntasan Minimal I II III IV V VI Jumlah siswa 60 60 60
57
60 60
60 60 60 60 60 60
60 60 60 60 60 60
55 60 60 60
55 60 60 60
55 60 60 60
60 60 60 60 55 55 55 55 60 60 60
62 62 60 60 60 60 55 55 60 60 60
60 62 62 60 60 62 58 57 60 60 65
9 B
C
Penjas 60 60 60 60 65 60 Muatan Lokal a. Baca Tulis Al Qur‟an 60 60 60 60 60 60 b. Bahasa Jawa 60 60 60 60 60 60 c. Bahasa Inggris 50 50 55 55 55 57 Pengembangan diri a. Murotal Al Qur‟an B B B B B B b. Pramuka B B B B B B Siswa yang belum mencapai kriteria ketuntasan minimal
harus mengikuti perbaikan (remedial), sampai mencapai ketuntasan kompetensi yang dipersyaratkan. B. Subjek Penelitian dan Karakteristik Obyek Penelitian Subjek yang diteliti adalah siswa kelas III Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah Karangploso yang berjumlah 21 siswa, terdiri dari 16 laki-laki dan 5 perempuan yang pada tahun pelajaran 2013/2014 tercatat sebagai
siswa kelas III MI Muhammadiyah Karangploso
Kecamatan Wonosegoro Kabupaten Boyolali. Tabel 3.2 Nama Siswa Kelas III MI Muhammadiyah Karangploso Tahun Pelajaran 2013/2014 No Nama siswa Jenis kelamin Putri Utami P 1 Siti Rofiah P 2 Aldi Nuryanto L 3 Andik Setiawan L 4 Afan Firdaus L 5 Ahmad Fauzi L 6 Anggoro Ciptoko L 7 Apika P 8 Buyung Arya Wirayuda L 9 Gama Agus Setiawan L 10 Husen Sofyan Sahid L 11
58
12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
Muhammad Rokhim
L
Muhammad Nabil Alaf SM
L
Miftakhul Aziz
L
Nur Khasanah
P
Rizal Sandi Kurniawan
L
Ragil Panco Ciptoko
L
Rakka Erlangga Nusantara
L
Rikki Erlangga Nusantara
L
Rahmad Santoso
L
Siska
P
Karakteristik siswa sebagai subjek penelitian dapat digambarkan sebagai berikut: 1. Usia rata-rata siswa adalah 10 tahun. 2. Kemampuan siswa rata-rata sedang. 3. Siswa malu bertanya. 4. Siswa aktif tetapi dalam hasil belajar masih kurang. 5. Semua siswa berasal dari desa. 6. Latar belakang pendidikan orang tua siswa sebagian besar berpendidikan rendah. 7. Keadaan ekonomi mayoritas sedang dengan profesi sebagai petani dan buruh.
59
C. Pelaksanaan Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Desember 2014 sampai bulan Januari 2015 dengan rincian sebagai berikut: 1. Observasi, Sabtu 20 Desember 2014 2. Kegiatan Siklus I, Kamis 8 Januari 2015. 3. Kegiatan Siklus II, Selasa 13 Januari 2015. 4. Kegiatan Siklus III, Kamis 15 Januari 2015. 1. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I Dalam pelaksanaan siklus ini terdiri dari empat tahapan yang dimulai dari perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi.Siklus pertama dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 8 Januari 2015 dengan kompetensi
dasar
“Mengidentifikasi
bagian-bagian
tumbuhan”.
Adapun tahapan atau langkah-langkah yang dilakukanadalah sebagai berikut : a. Perencanaan Sebelum peneliti melaksanakan penelitian terlebih dahulu membuat RPP dengan Kompetensi Dasar “Mengidentifikasi bagian-bagian
tumbuhan”.Peneliti
menggunakan
pendekatan
Contekstual Teaching and Learning (CTL). Adapun tahap perencanaan meliputi :
60
1) Merencanakan proses pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan Contekstual Teaching and Learning (CTL) pada mata pelaaran IPA kelas III 2) Menentukan waktu pelaksanaan siklus I yaitu pada hari Kamis tanggal 8 Januari 2015. 3) Menetapkan materi yang akan diajarkan pada siklus I 4) Menyusun indikator yang akan dicapai setelah pembelajaran. 5) Membuat instrumen penelitian yaitu : a) Lembar observasi untuk mengumpulkan data tentang prestasi belajar siswa dalam pembelajaran. Lembar observasi digunakan sebagai instrumen karena prestasi belajar dicapai jika siswa benar-benar mengikuti proses pembelajaran. b) Tes formatif sebagai alat pengukur prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPA materi tumbuhan. 6) Menyiapkan alat pembelajaran. 7) Membuat skenario pembelajaran sebagai pedoman pelaksanaan tindakan di kelas. b. Pelaksanaan Tindakan 1) Pra pembelajaran a) Guru
mengkondisikan
siswa
untuk
tenang
memperhatikan pembelajaran yang akan berlangsung. b) Menyiapkan lembar RPP.
61
dan
c) Menyiapkan lembar tes formatif. 2) Kegiatan awal (15 Menit) a) Guru mengucapkan salam b) Guru meminta ketua kelas untuk memimpin berdoa c) Absensi d) Apersepsi (1) Menyampaikan tujuan pemebelajran (2) Tanya jawab seputar materi yang akan dipelajari e) Pre tes 3) Kegiatan inti (50 Menit) a) Eksplorasi (1) Guru bertanya jawab mengenai tumbuhan untuk mengetahui pemahaman siswa. (2) Siswa
diminta
menjawab
pertanyaan
sesuai
pengetahuan yang dimilikinya. b) Elaborasi (1) Guru menjelaskan bagian-bagian tumbuhan. (2) Guru membagi siswa menjadi 4 kelompok. (3) Guru memberi pengarahan tentang tugas dari masingmasing kelompok. (4) Guru mengajak siswa untuk mengamati bagian-bagian tumbuhan yang ada di lingkungan sekitar sekolah.
62
(5) Siswa diminta mendiskusikan hasil pengamatan dan menyimpulkannya. (6) Setelah
berdiskusi,
salah
satu
siswa
mewakili
kelompoknya untuk membacakan hasil diskusinya di depan teman-temannya. c) Konfirmasi (1) Guru
dan
kelompok
lainnya
mengoreksi
dan
mengkonfirmasi bila terjadi kesalahan. (2) Guru memberi kesempatan pada siswa untuk bertannya apabila ada yang belum difahami. (3) Guru mengadakanpost test. 4) Kegiatan akhir (5 Menit) a) Guru bersama-sama murid menyimpulkan pembelajaran. b) Menyampaikan
pokok
materi
yang
akan
dipelajari
selanjutnya. c) Berdoa bersama-sama. d) Menutup dengan salam c. Pengamatan dan observasi Pada tahap ini dilakukan observasi/pengamatan terhadap pelaksanaan pembelajaran berlangsung, yaitu : 1) Memperhatikan sikap dan perilaku peserta didik saat proses pembelajaransedang berlangsung.
63
2) Guru kolaborator menggunakan lembar observasi yang telah disiapkan untuk melakukan pengamatan terhadap aktivitas peneliti dalam mengelola pembelajaran yang berlangsung. d. Refleksi Tahap akhir dari siklus pertama ini, peneliti dapat menemukan beberapa keberhasilan yang dicapai, diantaranya: 1) Sebagian besar siswa mendengarkan dan memperhatikan penjelasan peneliti. 2) Sebagian seiswa telah aktif mengikuti proses pembelajaran yang berlansung. 3) Sebagian siswa sudah dapat menjawab soal-soal yang diberikan peneliti. Walaupun
sudah
ada
beberapa
keberhasilan
dalam
pembelajaran namun masih ada banyak kekurangan dalam pembelajaran tersebut, diantaranya: 1) Dalam pembelajaran masih ada beberapa siswa yang kurang aktif dan sedikit mengabaikan materi pembelajaran karena mengalami
kesulitan
dalam
pembelajaran
sehingga
mengakibatkan sebagian siswa kurang memahami soal dalam menjawab pertanyaan. 2) Penggunaan waktu kurang efektif. 3) Keberanian siswa untuk bertanya dan menjawab pertanyaan masih kurang.
64
Untuk mengatasi kekurangan pada siklus I peneliti melakukan beberapa ide perbaikan. Hal ini dilakukan supaya pada siklus berikutnya tidak terjadi kekurangan yang sama. 1) Guru lebih terampil dalam mengelola kondisi siswa pada saat pembelajaran. 2) Guru mengelola waktu secara baik sehingga waktu lebih efektif dan efisien. 3) Memotivasi siswa agar lebih berani bertanya maupun berbicara. 2. Deskripsi pelaksanaan siklus II Dalam pelaksanaan siklus ini terdiri dari empat tahapan yang dimulai dari perencanaan, pelaksanaan/tindakan, observasi, dan refleksi.Siklus kedua dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 13 Januari 2015 dengan kompetensi dasar “Mendeskripsikan fungsi bagian tumbuhan”. Adapun tahapan atau langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut: a. Perencanaan Sebelum peneliti melaksanakan penelitian terlebih dahulu membuat RPP dengan Kompetensi Dasar “Mendeskripsikan fungsi bagian tumbuhan”.Peneliti menggunakan pendekatan Contekstual Teaching and Learning (CTL). Adapun tahap perencanaan meliputi :
65
1) Merencanakan proses pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan Contekstual Teaching and Learning (CTL) pada mata pelajaran IPA kelas III. 2) Menentukan waktu pelaksanaan siklus II yaitu pada hari Selasa tanggal 13 Januari 2015. 3) Menetapkan materi yang akan diajarkan pada siklus II. 4) Menyusun indikator yang akan dicapai setelah pembelajaran. 5) Membuat instrumen penelitian yaitu : a) Lembar observasi untuk mengumpulkan data tentang prestasi belajar siswa dalam pembelajaran. Lembar observasi digunakan sebagai instrumen karena prestasi belajar dicapai jika siswa benar-benar mengikuti proses pembelajaran. b) Tes formatif sebagai alat pengukur prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPA materi fungsi bagian tumbuhan. 6) Menyiapkan alat pembelajaran. 7) Membuat skenario pembelajaran sebagai pedoman pelaksanaan tindakan di kelas. b. Pelaksanaan Tindakan 1) Pra pembelajaran a) Guru
mengkondisikan
siswa
untuk
tenang
memperhatikanpembelajaran yang akan berlangsung. b) Menyiapkan lembar RPP.
66
dan
c) Menyiapkan lembar tes formatif. 2) Kegiatan awal (15 Menit) a) Guru mengucapkan salam. b) Guru meminta ketua kelas untuk memimpin berdoa. c) Absensi. d) Apersepsi. (1) Menyampaikan tujuan pemebelajaran. (2) Tanya jawab seputar materi yang akan dipelajari. e) Pre tes. 3) Kegiatan inti (50 Menit) a) Eksplorasi (1) Guru bertanya jawab mengenai tumbuhan untuk mengetahui pemahaman siswa. (2) Siswa
diminta
menjawab
pertanyaan
sesuai
pengetahuan yang dimilikinya. b) Elaborasi (1) Guru menjelaskan fungsi bagian tumbuhan. (2) Guru membagi siswa menjadi 4 kelompok. (3) Guru memberi pengarahan tentang tugas dari masingmasing kelompok. (4) Guru mengajak siswa untuk mengamati fungsi bagian tumbuhan yang ada di lingkungan sekitar sekolah.
67
(5) Siswa diminta mendiskusikan hasil pengamatan dan menyimpulkannya. (6) Setelah
berdiskusi,
salah
satu
siswa
mewakili
kelompoknya untuk membacakan hasil diskusinya di depan teman-temannya. c) Konfirmasi (1) Guru
dan
kelompok
lainnya
mengoreksi
dan
mengkonfirmasi bila terjadi kesalahan. (2) Guru memberi kesempatan pada siswa untuk bertannya apabila ada yang belum difahami. (3) Gurumengadakanpost test. 4) Kegiatan akhir (5 Menit) a) Guru bersama-sama murid menyimpulkan pembelajaran. b) Menyampaikan
pokok
materi
yang
akan
dipelajari
selanjutnya. c) Berdoa bersama-sama. d) Menutup dengan salam. c. Pengamatan dan Observasi Pada tahap ini dilakukan observasi/pengamatan terhadap pelaksanaan pembelajaran berlangsung, yaitu : 1) Memperhatikan sikap dan perilaku peserta didik saat proses pembelajaran sedang berlangsung.
68
2) Guru kolaborator menggunakan lembar observasi yang telah disiapkan untuk melakukan pengamatan terhadap aktivitas peneliti dalam mengelola pembelajaran yang berlangsung. d. Refleksi Berdasarkan pengamatan pada pembelajaran siklus kedua ini, peneliti menemukan beberapa keberhasilan yang sudah baik pada pembelajaran IPA dengan pendekatan CTL pada siswa kelas III MI Muhammadiyah Karangploso Wonosegoro Kabupaten Boyolali sebagai berikut : 1) Siswa yang memperhatikan penjelasan peneliti sudah sesuai yang diharapkan. 2) Penggunaan waktu yang sudah efektif. 3) Siswa telah aktif mengikuti proses pembelajaran yang berlangsung. Namun meskipun sudah banyak mengalami perkembangan dalam berbagai hal saat berlangsungnya pembelajaran IPA dengan pendekatan CTL masih ada beberapa hal yang harus diperhatikan dan diperbaiki pada pembelajaran berikutnya yaitu : 1) Seiring tumbuhnya keberanian dan keaktifan siswa saat belajar aktif di luar kelas butuh perhatian lebih untuk mengawasi dan mengkondisikan siswa. 2) Ada beberapa siswa yang ketika belajar aktif di luar kelas tidak melakukan pengamatan seperti yang yang diharapkan namun
69
justru melakukan hal-hal yang tidak semestinya dilakukan seperti bermain, bercanda, dan duduk.
3. Deskripsi pelaksanaan siklus III Dalam pelaksanaan siklus ini terdiri dari empat tahapan yang dimulai dari perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi.Siklus ketiga ini dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 15 Januari 2015 dengan
kompetensi
dasar
“Menggolongkan
tumbuhan
secara
sederhana”. Adapun tahapan atau langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut : a. Perencanaan Sebelum peneliti melaksanakan penelitian terlebih dahulu membuat RPP dengan Kompetensi Dasar “Menggolongkan tumbuhan
secara
sederhana”
menggunakan
pendekatan
Contekstual Teaching and Learning (CTL). Adapun tahap perencanaan meliputi : 1) Merencanakan
pelaksanaan
pembelajaran
dengan
menggunakan pendekatan Contekstual Teaching and Learning (CTL) pada mata pelaaran IPA kelas III. 2) Menentukan waktu pelaksanaan siklus III yaitu pada hari Kamis tanggal 15 Januari 2015. 3) Menetapkan materi yang akan diajarkan pada siklus III.
70
4) Menyusun indikator yang akan dicapai setelah pembelajaran. 5) Membuat instrumen penelitian yaitu : (a) Lembar observasi untuk mengumpulkan data tentang prestasi belajar siswa dalam pembelajaran. Lembar observasi digunakan sebagai instrumen karena prestasi belajar dicapai jika siswa benar-benar mengikuti proses pembelajaran. (b) Tes formatif sebagai alat pengukur prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPA materi penggolongan tumbuhan secara sederhana. 6) Menyiapkan alat pembelajaran. 7) Membuat skenario pembelajaran sebagai pedoman pelaksanaan tindakan di kelas. b. Pelaksanaan Tindakan 1) Pra pembelajaran. a) Guru
mengkondisikan
siswa
untuk
tenang
memperhatikan pembelajaran yang akan berlangsung. b) Menyiapkan lembar RPP. c) Menyiapkan lembar tes formatif. 2) Kegiatan awal (15 Menit) a) Guru mengucapkan salam. b) Guru meminta ketua kelas untuk memimpin berdoa. c) Absensi.
71
dan
d) Apersepsi. (1) Menyampaikan tujuan pemebelajran. (2) Tanya jawab seputar materi yang akan dipelajari. e) Pre tes. 3) Kegiatan inti (50 Menit) a) Eksplorasi (1) Guru bertanya jawab mengenai tumbuhan untuk mengetahui pemahaman siswa. (2) Siswa
diminta
menjawab
pertanyaan
sesuai
pengetahuan yang dimilikinya. b) Elaborasi (1) Guru
menjelaskanpenggolongan
tumbuhan
secara
sederhana. (2) Guru membagi siswa menjadi 4 kelompok. (3) Guru memberi pengarahan tentang tugas dari masingmasing kelompok. (4) Guru mengajak siswa untuk mengamati penggolongan tumbuhan secara sederhana yang ada di lingkungan sekitar sekolah. (5) Siswa diminta mendiskusikan hasil pengamatan dan menyimpulkannya.
72
(6) Setelah
berdiskusi,
salah
satu
siswa
mewakili
kelompoknya untuk membacakan hasil diskusinya di depan teman-temannya. c) Konfirmasi (1) Guru
dan
kelompok
lainnya
mengoreksi
dan
mengkonfirmasi bila terjadi kesalahan. (2) Guru memberi kesempatan pada siswa untuk bertanya apabila ada yang belum difahami. (3) Guru mengadakanpost test. d) Kegiatan akhir (5 Menit) (1) Guru
bersama-sama
murid
menyimpulkan
pembelajaran. (2) Menyampaikan pokok materi yang akan dipelajari selanjutnya. (3) Berdoa bersama-sama. (4) Menutup dengan salam. c. Pengamatan dan Observasi Dari pengamatan yang dilakukan guru kolaborator dengan lembar pengamatan, pada siklus ini terjadi peningkatan prestasi siswa yang sangat baik.Kini siswa juga sudah mulai terbuka wawasannya bahwa belajar tidak selamanya berada dalam kelas dan bersumber dari buku saja. Siswa juga kini faham bagaimana proses pembelajaran dengan pendekatan CTL yang berlangsung
73
sehingga perhatian dan semangat siswa dalam mengikuti proses pembelajaran mengalami peningkatan. Kondisi kelas juga sudah kondusif dan siswa aktif dan gembira dalam mengikuti pembelajaran. d. Refleksi Setelah mengumpulkan dan menganalisis data, didapati prestasi belajar pada siklus IIIsudah jauh lebih baik dari siklussiklus sebelumnya karena hampir semua siswa dapat mengikuti proses pembelajaran aktif diluar kelas dengan pendekatan CTL dengan baik. Selain itu hasil observasi serta hasil nilai yang di dapat juga menunjukkan perubahan hasil yang sangat baik. Siswa terlihat lebih senang dan menikmati proses pembelajaran karena pembelajaran semacam ini merupakan cara belajar yang baru dan menyenangkan bagi mereka. Pada siklus III ini, guru dan siswa aktif dalam peran masing-masing.Akhirnya hasil belajar yang diperoleh dari siklus III ini meningkatjika dibandingkan dengan kondisi awal. Refleksi pada siklus III yaitudidapatkan satu pendekatan pembelajaran untuk mata pelajaran IPA. Pendekatan ini
diharapkan
menambah
hasanah
pengetahuan
untuk
pengembangan penggunaan pendekatan pada mata pelajaran, subyek pendidik, dan pada waktu yang lain.
74
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Dalam bagian ini disajikan hasil penelitian dan pembahasan sesuai dengan tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui bahwa pendekatan Contextual Teaching and Learnin (CTL) dapat meningkatkan prestasi belajar mata pelajaran IPA materi Mengenal Tumbuhan pada kelas III di MI Muhammadiyah Karangploso Kecamatan Wonosegoro Kabupaten Boyolali tahun pelajaran 2014/2015. A. Hasil Penelitian Metode Muhammadiyah
yang digunakan pada Karangploso
pembelajaran IPA di
sebelum
diterapkannya
MI
pendekatan
Contextual Teaching and Learning(CTL) adalah metode ceramah dan demonstrasi yang sering digunakan sehingga kurang mengoptimalkan peran dan pemahaman siswa dalam proses pembelajaran. Dari hasil prasiklus diperoleh nilai murni siswa pada mata pelajaran IPA sebagai pembanding antara sebelum dan sesudah diterapkannya pendekatan CTL.Adapun nilai patokan ketuntasan pembelajaran IPS menggunakan nilai Ketuntasan Kriteria Minimum (KKM) kelas III MI Muhammadiyah Karangploso pada mata pelajaran IPA yaitu 60.Nilai hasil belajar pada minat dan pemahaman siswa terhadap mata pelajaran IPA yang hasilnya akan berpengaruh pada tingkat prestasi siswa.
75
1. Siklus I Pada siklus I peneliti telah menerapkan pembelajaran dengan pendekatan Contekstual Teaching and Learning (CTL).Pembelajaran ini dilakukan diluar kelas dengan mengamati tumbuhan tidak hanya dari buku dan berada di dalam kelas tetapi belajar secara langsung dari alam. a. Data Hasil Pengamatan Dari instrumen soal test didapatkan nilai sebagai berikut: Table 4.1 Nilai Siswa Siklus I NILAI No
NAMA
PRE
KET
TEST
POST
KET
TEST
1.
Putri Utami
70
Tuntas
70
Tuntas
2.
Siti Rofiah
50
Tidak
50
Tidak
3.
Aldi Nuryanto
40
Tidak
50
Tidak
4.
Andik Setiawan
40
Tidak
60
Tuntas
5.
Afan Firdaus
20
Tidak
40
Tidak
6.
Ahmad Fauzi
50
Tidak
50
Tidak
7.
Anggoro Ciptoko
50
Tidak
70
Tuntas
8.
Apika
40
Tidak
60
Tuntas
9.
Buyung Arya Wirayuda
70
Tuntas
80
Tuntas
10.
Gama Agus Setiawan
30
Tidak
50
Tidak
11.
Husen Sofyan Sahid
50
Tidak
50
Tidak
12.
Muhammad Rokhim
80
Tuntas
80
Tuntas
76
13.
Muhammad Nabil Alaf
80
Tuntas
90
Tuntas
14.
Miftakhul Aziz
40
Tidak
60
Tuntas
15.
Nur Khasanah
60
Tuntas
60
Tuntas
16.
Rizal Sandi Kurniawan
40
Tidak
60
Tuntas
17.
Ragil Panco Ciptoko
30
Tidak
50
Tidak
18.
Rakka Erlangga
60
Tuntas
70
Tuntas
19.
Rikki Erlangga
60
Tuntas
80
Tuntas
20.
Rahmad Santoso
30
Tidak
50
Tidak
21.
Siska
80
Tuntas
90
Tuntas
Jumlah
1060
1320
Nilai rata-rata
50,4
62,9
Jumlah siswa yang tuntas
8Siswa / 38%
13 Siswa / 61,9%
5 Siswa / 23,8%
Peningkatan yang terjadi
Dari data nilai di atas dapat disimpulkan bahwa pada nilai post test siswa yang telah tuntas meningkat jika dibanding saat pre test. Siswa yang tuntas sebanyak 13Siswa atau / 61,9%, meningkat 5 siswa / 23,8% dibanding saat pre test dan siswa yang belum tuntas sebanyak 8atau 38%. Rata-rata kelas pada post test adalah 62,9 naik 12,5 dari rata-rata kelas saat pre test. b. Lembar pengamatan Guru dan Siswa Siklus I
77
Hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti dengan guru kelas III yaitu Bapak Nur sirot, A.Ma selama proses pembelajaran berlangsung pada siklus I dapat diketahui melalui tabel berikut : Tabel 4.2 Hasil Pengamatan Guru dan Siswa Siklus I
No 1.
Skor
Aspek yang diamati
1
2
3
Kegiatan Guru a. Memberikan apersepsi
√
b. Menjelaskan tujuan pembelajaran dan
√
kegiatan pembelajaran √
c. Menguasai materi pelajaran d. Memberikan
kesempatan
√
kepada
siswa untuk bertanya e. Menjawab pertanyaan siswa
√ √
f. Bahasa yang digunakan √
g. Media pembelajaran
√
h. Menggunakan strategi pembelajaran i. Melaksanakan evaluasi pelajaran j. Pemberian reward terhadap siswa k. Memberikan
kesimpulan
√ √
tentang √
materi pelajaran 2.
Kegiatan Siswa a. Merespon terhadap apersepsi yang
√
diberikan guru √
b. Memahami tujuan dan kegiatan pembelajaran
√
c. Aktif dan bersemangat selama proses pembelajaran berlangsung d. Berani bertanya kepada guru tentang
78
√
4
hal yang belaum dipahami e. Berani mengemukakan pendapat
√
f. Mengerjakan soal-soal latihan
√
g. Ketepatan mengumpulkan tugas sesuai
√
waktunya h. Mengerjakan sesuai dengan perintah
√
i. Menyimpulkan materi yang telah
√
dipelajari bersama 3.
Kegiatan Pembelajaran a. Tercipta persamaan persepsi antara
√
guru dan siswa √
b. Tercipta suasana yang kondusif di dalam kelas atau di luar kelas c. Penggunaan media yang efektif sesuai
√
dengan tujuan pembelajaran √
d. Penggunaan strategi yang sesuai dengan tujuan pembelajaran e. Tercipta tanya jawab antara guru dan
√
siswa Keterangan: 1 : sangat tidak baik 2 : tidak baik 3 : baik 4 : sangan baik Catatan yang diberikan guru terhadap proses pembelajaran : Proses pemebelajaran masih kurang efektif karena banyak siswa yang canggung untuk bertanya kepada peneliti saat pertama bertemu.
79
c. Refleksi Tahap akhir dari siklus pertama ini, peneliti dapat menemukan beberapa keberhasilan yang dicapai, diantaranya: 1) Sebagian
besar
siswa
mendengarkan
dan
memperhatikan
penjelasan peneliti. 2) Sebagian seiswa telah aktif mengikuti proses pembelajaran yang berlansung. 3) Sebagian siswa sudah dapat menjawab soal-soal yang diberikan peneliti. Walaupun pemberlajaran
sudah
namun
ada
masih
beberapa ada
banyak
keberhasilan
dalam
kekurangan
dalam
pembelajaran tersebut, diantaranya: 1) Dalam pembelajaran masih ada beberapa siswa yang kurang aktif dan sedikit mengabaikan materi pembelajaran karena mengalami kesulitan dalam pembelajaran sehingga mengakibatkan sebagian siswa kurang kurang memahami soal dalam menjawab pertanyaan. 2) Penggunaan waktu kurang efektif. 3) Keberanian siswa untuk bertanya dan menjawab pertanyaan masih kurang. Untuk mengatasi kekurangan pada siklus I peneliti melakukan beberapa ide perbaikan. Hal ini dilakukan supaya pada siklus berikutnya tidak terjadi kekurangan yang sama.
80
1) Guru lebih terampil dalam mengelola kondisi siswa pada saat pembelajaran. 2) Guru mengelola waktu secara baik sehingga waktu lebih efektif dan efisien. 3) Memotivasi siswa agar lebih berani bertanya maupun berbicara. 2. Siklus II pada siklus ini selain memaksimalkan penerapan penggunaan CTL peneliti juga mencoba mengatasi kekurangan pada siklus sebelumnya dengan memancing siswa untuk membuka wawasan dan aktif serta memfasilitasi agar suasana dalam kelompok menjadi menyenangkan. a. Data Hasil Pengamatan Dari instrumen soal test didapatkan nilai sebagai berikut: Table 4.3 Nilai Siswa Siklus II NILAI No
NAMA
PRE
KET
TEST
POST
KET
TEST
1.
Putri Utami
60
Tuntas
80
Tuntas
2.
Siti Rofiah
40
Tidak
50
Tidak
3.
Aldi Nuryanto
40
Tidak
60
Tuntas
4.
Andik Setiawan
60
Tuntas
60
Tuntas
5.
Afan Firdaus
40
Tidak
40
Tidak
6.
Ahmad Fauzi
50
Tidak
60
Tuntas
7.
Anggoro Ciptoko
60
Tuntas
80
Tuntas
81
8.
Apika
40
Tidak
50
Tidak
9.
Buyung Arya Wirayuda
70
Tuntas
90
Tuntas
10.
Gama Agus Setiawan
50
Tidak
50
Tidak
11.
Husen Sofyan Sahid
30
Tidak
50
Tidak
12.
Muhammad Rokhim
70
Tuntas
90
Tuntas
13.
Muhammad Nabil Alaf
80
Tuntas
100
Tuntas
14.
Miftakhul Aziz
50
Tidak
50
Tidak
15.
Nur Khasanah
50
Tidak
70
Tuntas
16.
Rizal Sandi Kurniawan
50
Tidak
70
Tuntas
17.
Ragil Panco Ciptoko
40
Tidak
70
Tuntas
18.
Rakka Erlangga
70
Tuntas
90
Tuntas
19.
Rikki Erlangga
60
Tuntas
80
Tuntas
20.
Rahmad Santoso
50
Tidak
60
Tuntas
21.
Siska
90
Tuntas
100
Tuntas
Jumlah
1150
1450
Nilai rata-rata
54,7
69,0
Jumlah siswa yang tuntas
9Siswa / 42,8%
15 Siswa / 71,4%
6Siswa / 28,5%
Peningkatan yang terjadi
Dari data nilai siswa di atas, dapat disimpulkan bahwa telah terjadi peningkatan lagi . Meskipun masih ada 6 orang siswa atau 28,5% yang belum tuntas pada pre test namun pada post test kelulusannyatelah mencapai 15 Siswa / 71,4% meningkat 9 Siswa /
82
42,80 %. Nilai rata-rata kelasnya adalah 69,0 atau naik 14,3 dari pre tes. b. Lembar pengamatan Guru dan Siswa Siklus II Hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti dengan guru kelas III yaitu Bapak Nur sirot, A.Ma selama proses pembelajaran berlangsung pada siklus II dapat diketahui melalui tabelberikut : Tabel 4.4 Hasil Pengamatan Guru dan Siswa Siklus II
No 1.
Skor
Aspek yang diamati
1
2
3
Kegiatan Guru a. Memberikan apersepsi
√
b. Menjelaskan tujuan pembelajaran dan
√
kegiatan pembelajaran √
c. Menguasai materi pelajaran d. Memberikan
kesempatan
√
kepada
√
siswa untuk bertanya e. Menjawab pertanyaan siswa f. Bahasa yang digunakan
√ √
g. Media pembelajaran h. Melaksanakan evaluasi pelajaran i. Pemberian reward terhadap siswa j. Memberikan
kesimpulan
tentang
√ √ √
materi pelajaran
2.
Kegiatan Siswa a. Merespon terhadap apersepsi yang diberikan guru
83
√
4
√
b. Memahami tujuan dan kegiatan pembelajaran
√
c. Aktif dan bersemangat selama proses pembelajaran berlangsung
√
d. Berani bertanya kepada guru tentang hal yang belaum dipahami
√
e. Berani mengemukakan pendapat f. Mengerjakan soal-soal latihan
√ √
g. Ketepatan mengumpulkan tugas sesuai waktunya h. Mengerjakan sesuai dengan perintah
√
i. Menyimpulkan materi yang telah
√
dipelajari bersama 3.
Kegiatan Pembelajaran √
a. Tercipta persamaan persepsi antara guru dan siswa
√
b. Tercipta suasana yang kondusif di dalam kelas atau di luar kelas c. Penggunaan media yang efektif sesuai
√
dengan tujuan pembelajaran √
d. Penggunaan strategi yang sesuai dengan tujuan pembelajaran e. Tercipta tanya jawab antara guru dan siswa Keterangan: 1 : sangat tidak baik 2 : tidak baik 3 : baik 4 : sangan baik
84
√
Catatan yang diberikan guru terhadap proses pembelajaran : Proses pembelajaran menyenangkan banyak siswa yang aktif dengan materi yang diajarkan.
c. Refleksi Siswa yang mengikuti pembelajaran lebih meningkat telah cukup memperhatikan pembelajaran. Tidak hanya dari faktor pendekatan saja yang mempengaruhi tingkat motivasi dan hasil belajar siswa akan tetapi faktor individual siswa juga berpengaruh. Berdasarkan pengamatan pembelajaran pada siklus II ini, peneliti
menemukan
peningkatan
pemahaman
siswa
dalam
pembelajaran IPA dengan menggunakan pendekatan CTL pada siswa kelas III MI Muhammadiyah Karangploso sebagai berikut: 1) Penggunan waktu yang sudah efektif. 2) Ketepatan peneliti dalam menggunakan contextual teachin and learning (CTL). 3) Siswa yang memperhatikan peneliti sudah sesuai dengan yang diharapkan. 4) Ada keberanian dalam menjawab melakukan tanya jawab. 5) Siswa telah aktif mengikuti proses pembelajaran yang berlangsung. 6) Rata-rata nilai siswa meningkat.
85
Namun meskipun sudah banyak mengalami perkembangan dalam berbagai hal saat berlangsungnya pembelajaran IPA dengan pendekatan CTL masih ada beberapa hal yang harus diperhatikan dan diperbaiki pada pembelajaran berikutnya yaitu : 1) Guru memotifasi siswa yang belum aktif dalam pembelajaran. 2) Seiring tumbuhnya keberanian dan keaktifan siswa saat belajar aktif di luar kelas butuh perhatian lebih untuk mengawasi dan mengkondisikan siswa. 3) Ada beberapa siswa yang ketika belajar aktif di luar kelas tidak melakukan pengamatan seperti yang yang diharapkan namun justru melakukan hal-hal yang tidak semestinya dilakukan seperti bermain, bercanda, dan duduk. 3. Siklus III a. Data Hasil Pengamatan Dari instrumen soal test didapatkan nilai sebagai berikut: Tabel4.5 Nilai Siswa Siklus III NILAI No
NAMA
PRE
KET
TEST
POST
KET
TEST
1.
Putri Utami
70
Tuntas
80
Tuntas
2.
Siti Rofiah
50
Tidak
70
Tuntas
3.
Aldi Nuryanto
40
Tidak
80
Tuntas
4.
Andik Setiawan
60
Tuntas
70
Tuntas
86
5.
Afan Firdaus
50
Tidak
60
Tuntas
6.
Ahmad Fauzi
40
Tidak
50
Tidak
7.
Anggoro Ciptoko
60
Tuntas
80
Tuntas
8.
Apika
50
Tidak
60
Tuntas
9.
Buyung Arya Wirayuda
70
Tuntas
80
Tuntas
10.
Gama Agus Setiawan
40
Tidak
40
Tidak
11.
Husen Sofyan Sahid
50
Tidak
70
Tuntas
12.
Muhammad Rokhim
70
Tuntas
80
Tuntas
13.
Muhammad Nabil Alaf
90
Tuntas
90
Tuntas
14.
Miftakhul Aziz
60
Tuntas
60
Tuntas
15.
Nur Khasanah
40
Tidak
50
Tidak
16.
Rizal Sandi Kurniawan
40
Tidak
70
Tuntas
17.
Ragil Panco Ciptoko
60
Tuntas
80
Tuntas
18.
Rakka Erlangga
90
Tuntas
100
Tuntas
19.
Rikki Erlangga
70
Tuntas
90
Tuntas
20.
Rahmad Santoso
50
Tidak
70
Tuntas
21.
Siska
90
Tuntas
100
Tuntas
Jumlah
1240
1530
Nilai rata-rata
59
72,9
Jumlah siswa yang tuntas
11Siswa / 52,3%
18 Siswa / 85,7%
7Siswa /33,3%
Peningkatan yang terjadi
87
Dari data nilai siswa di atas, dapat disimpulkan bahwa siswa yang mengikuti pembelajaran dengan baik jauh lebih meningkat. Ratarata kelas mengalami peningkatan sebesar 13,9% dari pre test yaitu 72,9. Siswa yang mendapatkan nilai pada interval 100 juga meningkat.Ada 2 siswa yang mendapat nilai 100. Peningkatan kelulusan sebanyak 7 siswa / 33,3 %. Namun sayangnya, masih ada siswa yang belum bisa tuntas KKM 60 yaitu sebanyak 3 Siswa atau 14,2%. Hasil pembelajaran ini sudah memenuhi standar ideal ketuntasan belajar karena sudah mencapai rata-rata diatas 85,7%. Adapun 3 siswa yang belum tuntas menurut pengamatan guru kolaborator memang kurang memiliki motivasi dan perhatian dalam mengikuti
pembelajaran
dan
kurang aktif
saat
pembelajaran
berlangsung. b. Lembar pengamatan Guru dan Siswa Siklus III Hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti dengan guru kelas III yaitu Bapak Nur sirot, A.Ma selama proses pembelajaran berlangsung pada siklus III dapat diketahui melalui tabelberikut : Tabel 4.6 Hasil Pengamatan Guru dan Siswa Siklus III
No 1.
Aspek yang diamati
Skor 1
2
3
4
Kegiatan Guru a. Memberikan apersepsi
√
b. Menjelaskan tujuan pembelajaran dan
√
kegiatan pembelajaran
88
√
c. Menguasai materi pelajaran d. Memberikan
kesempatan
√
kepada
siswa untuk bertanya e. Menjawab pertanyaan siswa
√
f. Bahasa yang digunakan
√
g. Media pembelajaran
√
h. Menggunakanstrategi pembelajaran
√
i. Melaksanakan evaluasi pelajaran
√
j. Pemberian reward terhadap siswa
√
k. Memberikan
√
kesimpulan
tentang
materi pelajaran 2.
Kegiatan Siswa a. Merespon terhadap apersepsi yang
√
diberikan guru b. Memahami tujuan dan kegiatan
√
pembelajaran c. Aktif dan bersemangat selama proses
√
pembelajaran berlangsung d. Berani bertanya kepada guru tentang
√
hal yang belaum dipahami e. Berani mengemukakan pendapat
√
f. Mengerjakan soal-soal latihan
√
g. Ketepatan mengumpulkan tugas sesuai
√
waktunya h. Mengerjakan sesuai dengan perintah
√
i. Menyimpulkan materi yang telah
√
dipelajari bersama 3.
Kegiatan Pembelajaran a. Tercipta persamaan persepsi antara guru dan siswa
89
√
b. Tercipta suasana yang kondusif di
√
dalam kelas atau di luar kelas c. Penggunaan media yang efektif sesuai
√
dengan tujuan pembelajaran d. Penggunaan strategi yang sesuai
√
dengan tujuan pembelajaran e. Tercipta tanya jawab antara guru dan
√
siswa Keterangan: 1 : sangat tidak baik 2 : tidak baik 3 : baik 4 : sangan baik Catatan yang diberikan guru terhadap proses pembelajaran : Pembelajaran sangant menyenangkan, semangat, dan siswa merespon dengan materi yang diajarkan.
c. Refleksi Berdasarkan pada lembar hasil peneliti nilai yang diperoleh pada siklus III lebih meningkat dibandingkan dengan siklus-siklus sebelumnya.Pada siklus III ini hanya 3 siswa yang belum dapat mencapai ketuntasan KKM.Refleksi pada siklus III yaitu didapatkan satu pendekatan pembelajaran untuk mata pelajaran IPA karena semua siswa dapat mengikuti pembelajaran dengan baik dan mendapatkan
90
hasil yang baik.Penelitian pada siklus I sampai siklus III telah cukup untuk memperlihatkan adannya peningkatan prestasi belajar, sehingga peneliti merasa tidak perlu melanjutkan ke siklus berikutnya.Pada siklus III ini, peneliti telah berhasil dalam meningkatkan prestasi belajar IPA melalui pendekatan Contekstual Teaching and Learning (CTL)
padasiswa kelas III MI Muhammadiyah Karangploso
Wonosegoro Kabupaten Boyolali. B. Pembahasan Hasil Penelitian Dari paparan hasil penelitian dari siklus satu sampai pada siklus ke tiga diperoleh data nilai hasil belajar keseluruhan di bawah ini : Tabel 4.7 Data Peningkatan Jumlah Siswa yang Mencapai KKM per Siklus Kegiatan
Pre test
Post test
Peningkatan
Siklus I
8 siswa/38%
13 siswa/61,9%
5 siswa/23,8%
Siklus II
9 siswa/28,5%
15 siswa/71,4%
6 siswa/28,5%
Siklus III
11 siswa/52,3%
18 siswa/85,7%
7 siswa/33,3%
Berdasarkan data diatas dapat diketahui bahwa siklus I peningkatan dari pre test ke post test sebanyak5 siswa/23,85%, siklus II peningkatan dari pre test ke post test sebanyak 6 siswa/28,5%, dan pada Siklus III peningkatan dari pre test ke post test sebanyak 7 siswa/33,3%.
91
Hasil nilai pada penelitian ini dari siklus satu sampai pada siklus ke tiga (nilai post test)diperoleh data nilai hasil belajar secara keseluruhan di bawah ini:
Ketuntasan Siswa dari Siklus I – Siklus III 85,7
90 80 70
71,4 61,9
60 50 40 30 20 10 0 Siklus I
Sklus II
Siklus III
Berdasarkan hasil nilai ketuntasan diatas dapat dijelaskan pada siklus I meningkat menjadi 61,9% siswa yang tuntas. Pada siklus II tingkat ketuntasan siswa yaitu 71,4%. Dan pada siklus III ketuntasan siswa mencapai 85,7%. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa mulai dari siklus I sampai siklus III siswa mengalami peningkatan yang cukup baik. Hasil belajar siswa ini dipengaruhi karena motivasi siswa yang sangat tinggi
pada
mata
pelajaran
92
IPA
dengan
menggunakan
pendekatanContekstual Teaching and Learning (CTL), adapun faktor lain yang mempengaruhi tingkat keberhasilan siswa adalah faktor bakat, minat tingkat intelegensi, karaketristik belajar anak dan strategi atau metode dan media yang digunakan guru dalam pembelajaran.
93
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) mampu meningkatkan prestasi belajar IPA kelas III di MI Muhammadiyah Karangploso Wonosegoro Boyolali Tahun Ajaran 2014/2015. Berdasarkan data yang diperoleh yaitu: Pada siklus I nilai rata-rata pre test 38% sedangkan pada pos test 61,9%. Dari rata-rata pre test dan pos test mengalami peningkatan 23,8%. Pada siklus II rata-rata pre test 28,5% sedangkan rata-rata pos test 71,4%. Dari hasil pre test dan pos test mengalami peningkatan sebesar 9,5%. Pada siklus III rata-rata pre test 52,3% sedangkan pada pos test 85,7%. Dari rata-rata pre test dan pos test mengalami peningkatan sebesar 14,2%. Dari hasi tersebut dapat disimpulkan bahwa dari siklus I sampai siklus III siswa mengalami peningkatan yang cukup baik. Hal ini menunjukkan bahwa pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) dapat meningkatkan prestasi belajar Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) materi mengenal tumbuhan pada siswa kelas III MI Muhammadyah Karangploso Wonosegoro Boyolali tahun pelajaran 2014/2015.
94
B. Saran Untuk dapat meningkatkan prestasi belajar pada siswa, maka yang harusdilakukan adalah sebagai berikut : 1. Guru Guru harusnya mampu menadi pengajar dan pendidik yan mampu menerapkan metode atau media pembelajaran dengan inivatif dan tepat sehingga murid tidak bosan dan antusias dalam mengikuti pelajaran sehingga akan meningkatkan prestasi belajar siswa. 2. Sekolah Bagi pihak sekolah atau penyelenggara pendidikan seperti kepalasekolah dan komite harus mampu memacu mengawasi dan membina guru agar seorang guru mampu mengembangkan potensinya untuk menadi lebih baik. C. Kata penutup Segala puji bagi Allah, yang telah membimbing penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini sehingga dapat terselelesaikan sebagai mana mestinya.
95
DAFTAR PUSTAKA Departemen Agama RI. 2004. Standar Kompetensi Madrsah Ibtidaiyah. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Tohirin. 2007. Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah (Berbasis Integrasi). Jakarta: Rajawali Pers. Asmani, Jamal Ma‟mur. 2009. 7 Kompetensi Guru Menyenangkan dan Profesional. Jogjakarta: Power Books (IHDINA). Daryanto. 2013. Media Pembelajaran Perannya Sangat Penting dalam Mencapai Tujuan Pembelajaran. Yogyakarta: Gava Media. Mulyasa. 2011. Praktik Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Remaja Rosdakarya. Riyanto, Yatim. 2012. Paradigma Baru Pembelajaran. Jakarta: Kencana. Kunandar. 2007. Guru Profesional. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Sriyanti, lilik. 2008. Teori-teori belajar. Salatiga: STAIN Salatiga press. Syah, Muhibbin. 1995. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya. Arifin, Zainal. 1988. Evaluasi Instruksional. Bandung: Remaja Rosdakarya. Departemen Agama RI. 2002. Buku Pedoman Guru Mata Pelajaran Pendidikan IPA MI. Jakarta:Departeman Agama RI. http://evelynemustamu.blogspot.com/2012/03/pelapukan-batuan.html
Rasimin. 2011. Metodologi Penelitian Pendekatan Praktis kualitatif. Yogyakarta: Mitra Cendekia. 2007. Progam Pembelajaran. Jakarta: BP. Cipta Jaya. 2007. Silabus Pembelajaran. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) http://modelmodelpembelajaran8.blogspot.com/2013/04/kelebihan-dankelemahan-model.html http://kasabonline.wordpress.com/2012/04/15/prestasi-belajar/
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SIKLUS 1 Sekolah
: MI Muhammadiyah Karangploso
Mate Pelajaran
: IPA (Ilmu Pengetahuan Alam)
Kelas/Semester
: III/I
Alokasi Waktu
: 2 x 35 menit
Hari
: Kamis, 8 Januari 2015
A. Standar Kompetensi 1. Memahami ciri-ciri dan makhluk hidup serta hal-hal yang mempengaruhi perubahan pada makhluk hidup. B. Kompetensi Dasar 1.2. Mengidentifikasi bagian-bagian tumbuhan C. Indikator 1. Mengidentifikasi bagian-bagian tumbuhan D. Tujuan Pembelajaran Setelah mengikuti pembelajaran diharapkan: 1. Siswa dapat menyebutkan bagian-bagian tumbuhan E. Karakter yang diharapkan Rasa ingin tahu, jujur, tanggung jawab, kerja keras, disiplin, kreatif, dan gemar membaca. F. Materi Pelajaran 1) Mengidentifikasi bagian-bagian tumbuhan f. Biji
Biji merupakan bagian yang berasal dari bakal biji dan didalamnya mengandung calon individu baru, yaitu lembaga. Lembaga akan terjadi setelah penyerbukan atau persarian yang diikuti oleh pembuahan. g. Akar Akar merupakan bagian pangkal tumbuhan pada batang yang berada dalam tanah dan tumbuhan menuju pusat bumi. h. Batang Batang merupakan bagian kedua dari organ tumbuhan setelah akar. batang bersatudengan akar melanjutkan sari makanan yang dibawa oleh akar melalui jaringan pengangkut. i. Daun Daun merupakan salah satu organ tumbuhan yang tumbuh dari ranting. umumnya berwarna hijau (mengandung klorofil). j. Bunga Bagian tumbuhan yang menghasilkan biji. G. Metode Pelajaran Pendekatan
: Contextual Teaching and Learning (CTL).
Metode
: Tanya jawab, ceramah, diskusi, penugasan, pengamatan
H. Alat dan Sumber Belajar 1. Print out soal 2. Buku Ilmu Pengetahuan Alam untuk SD/MI Kelas III 3. Lembar pengamatan
I. Langkah-Langkah Pembelajaran No
Kegiatan Pembelajaran
Alokasi Waktu
1
Kegiatan awal f) Guru mengucapkan salam
15 Menit
g) Guru meminta ketua kelas untuk memimpin berdoa h) Absensi i) Apersepsi 1) Menyampaikan tujuan pembelajaran 2) Tanya jawab seputar materi yang akan dipelajari j) Pre tes 2
Kegiatan inti a. Eksplorasi 1. Guru bertanya jawab mengenai tumbuhan untuk mengetahui pemahaman siswa. 2. Siswa diminta menjawab pertanyaan sesuai pengetahuan yang dimilikinya. b. Elaborasi 1. Guru menjelaskan fungsi bagian tumbuhan. 2. Guru bersama siswa menyebutkan tempat tumbuhan yang ada di lingkungan sekitar. 3. Guru bersama siswa menyebutkan contoh fungsi tumbuhan 4. Guru membagi siswa menjadi 4 kelompok. 5. Guru memberi pengarahan tentang tugas dari masing-masing kelompok. 6. Guru mengajak siswa untuk mengamati
50 Menit
fungsi bagian tumbuhan yang ada di lingkungan sekitar sekolah. 7. Siswa
diminta
mendiskusikan
hasil
pengamatan dan menyimpulkannya. 8. Setelah
berdiskusi,
salah
satu
siswa
mewakili kelompoknya untuk membacakan hasil diskusinya di depan teman-temannya. c. Konfirmasi 1. Guru dan kelompok lainnya mengoreksi dan mengkonfirmasi bila terjadi kesalahan. 2. Guru memberi kesempatan pada siswa untuk bertannya apabila ada yang belum difahami. 3. Guru membagikan lembar evaluasi untuk dikerjakan.
3
Kegiatan akhir e) Guru bersama-sama murid menyimpulkan 5 menit pembelajaran. f)
Menyampaikan pokok materi yang akan dipelajari selanjutnya.
g) Berdoa bersama-sama. h) Menutup dengan salam.
J. Penilaian Prosedur : pos tes Teknik
: tes tertulis
Pedoman penilaian:
Setiap jawaban benar pada ronde pertama mendapatkan skor : 10 = 10 x 10 = 100
Setiap jawaban benar pada ronde kedua mendapatkan skor : 10 = 10 x 10 =100
= nilai siswa
LAMPIRAN SOAL SIKLUS 2 PILIHLAH SALAH SATU JAWABAN YANG TEPAT 1. Biji pada tumbuhan mengandung apa …. a. Calon individu baru
c. zat hijau daun
b. Tunas
d. bakal buah
2. Bagian pangkal tumbuhan pada batang yang berada di dalam tanah dan tumbuhan menuju pusat bumi disebut …. a. Akar
c. biji
b. Intisari
d. klorofil
3. Bagian yang melanjutkan sari makanan dari akar disebut …. a. Enzim
c. organ dalam
b. kambium
d. batang
4. Pada umumnya daun berwarna hijau karena mengandung …. a. Nutrisari
c. zat daun
b. Klorofi
d. enzim
5. Bunga tumbuhan mengahasilkan …. a. Kelopak
c. biji
b. Serbuk
d. madu
6. Daun merupakan bagian tumbuhan yang tumbuh setelah apa …. a. Akar
c. ranting
b. Biji
d. bunga
7. Batang adalah bagian dari kedua organ tumbuhan yang tumbuh setelah apa …. a. Biji
c. bunga
b. Daun
d. akar
8. Apa warna daun pada tumbuhan mangga …. a. Hijau
c. coklat
b. Merah
d. kuning
9. Yang mengandung calon individu baru disebut …. a. Batang
c. akar
b. Biji
d. daun
10. Pada umumnya akar tumbuhan terletak di mana ….
a. Di atas tanah
c. di dalam bunga
b. Menempel pada daun
d. di dalam tanah
Kunci jawaban: 1. A
6. C
2. A
7. D
3. D
8. A
4. B
9. B
5. C
10. D
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SIKLUS 1 Sekolah
: MI Muhammadiyah Karangploso
Mate Pelajaran
: IPA (Ilmu Pengetahuan Alam)
Kelas/Semester
: III/I
Alokasi Waktu
: 2 x 35 menit
Hari
: Kamis, 8 Januari 2015
K. Standar Kompetensi 2. Memahami ciri-ciri dan makhluk hidup serta hal-hal yang mempengaruhi perubahan pada makhluk hidup. L. Kompetensi Dasar 2.2. Mengidentifikasi bagian-bagian tumbuhan M. Indikator 2. Mengidentifikasi bagian-bagian tumbuhan N. Tujuan Pembelajaran Setelah mengikuti pembelajaran diharapkan: 2. Siswa dapat menyebutkan bagian-bagian tumbuhan O. Karakter yang diharapkan Rasa ingin tahu, jujur, tanggung jawab, kerja keras, disiplin, kreatif, dan gemar membaca. P. Materi Pelajaran 2) Mengidentifikasi bagian-bagian tumbuhan k. Biji
Biji merupakan bagian yang berasal dari bakal biji dan didalamnya mengandung calon individu baru, yaitu lembaga. Lembaga akan terjadi setelah penyerbukan atau persarian yang diikuti oleh pembuahan. l. Akar Akar merupakan bagian pangkal tumbuhan pada batang yang berada dalam tanah dan tumbuhan menuju pusat bumi. m. Batang Batang merupakan bagian kedua dari organ tumbuhan setelah akar. batang bersatudengan akar melanjutkan sari makanan yang dibawa oleh akar melalui jaringan pengangkut. n. Daun Daun merupakan salah satu organ tumbuhan yang tumbuh dari ranting. umumnya berwarna hijau (mengandung klorofil). o. Bunga Bagian tumbuhan yang menghasilkan biji. Q. Metode Pelajaran Pendekatan
: Contextual Teaching and Learning (CTL).
Metode
: Tanya jawab, ceramah, diskusi, penugasan, pengamatan
R. Alat dan Sumber Belajar 4. Print out soal 5. Buku Ilmu Pengetahuan Alam untuk SD/MI Kelas III 6. Lembar pengamatan
S. Langkah-Langkah Pembelajaran No
Kegiatan Pembelajaran
Alokasi Waktu
1
Kegiatan awal k) Guru mengucapkan salam
15 Menit
l) Guru meminta ketua kelas untuk memimpin berdoa m) Absensi n) Apersepsi 3) Menyampaikan tujuan pembelajaran 4) Tanya jawab seputar materi yang akan dipelajari o) Pre tes 2
Kegiatan inti d. Eksplorasi 3. Guru bertanya jawab mengenai tumbuhan untuk mengetahui pemahaman siswa. 4. Siswa diminta menjawab pertanyaan sesuai pengetahuan yang dimilikinya. e. Elaborasi 9. Guru menjelaskan fungsi bagian tumbuhan. 10.
Guru bersama siswa menyebutkan
tempat tumbuhan yang ada di lingkungan sekitar. 11.
Guru bersama siswa menyebutkan
contoh fungsi tumbuhan 12.
Guru membagi siswa menjadi 4
kelompok. 13.
Guru memberi pengarahan tentang
50 Menit
tugas dari masing-masing kelompok. 14.
Guru
mengajak
siswa
untuk
mengamati fungsi bagian tumbuhan yang ada di lingkungan sekitar sekolah. 15.
Siswa diminta mendiskusikan hasil
pengamatan dan menyimpulkannya. 16.
Setelah berdiskusi, salah satu siswa
mewakili kelompoknya untuk membacakan hasil diskusinya di depan teman-temannya. f. Konfirmasi 4. Guru dan kelompok lainnya mengoreksi dan mengkonfirmasi bila terjadi kesalahan. 5. Guru memberi kesempatan pada siswa untuk bertannya apabila ada yang belum difahami. 6. Guru membagikan lembar evaluasi untuk dikerjakan.
3
Kegiatan akhir i)
Guru bersama-sama murid menyimpulkan 5 menit pembelajaran.
j)
Menyampaikan pokok materi yang akan dipelajari selanjutnya.
k) Berdoa bersama-sama. l)
Menutup dengan salam.
T. Penilaian Prosedur : pos tes Teknik
: tes tertulis
Pedoman penilaian:
Setiap jawaban benar pada ronde pertama mendapatkan skor : 10 = 10 x 10 = 100
Setiap jawaban benar pada ronde kedua mendapatkan skor : 10 = 10 x 10 =100
= nilai siswa
LAMPIRAN SOAL SIKLUS 2 PILIHLAH SALAH SATU JAWABAN YANG TEPAT 11. Biji pada tumbuhan mengandung apa …. c. Calon individu baru
c. zat hijau daun
d. Tunas
d. bakal buah
12. Bagian pangkal tumbuhan pada batang yang berada di dalam tanah dan tumbuhan menuju pusat bumi disebut …. c. Akar
c. biji
d. Intisari
d. klorofil
13. Bagian yang melanjutkan sari makanan dari akar disebut …. c. Enzim
c. organ dalam
d. kambium
d. batang
14. Pada umumnya daun berwarna hijau karena mengandung …. c. Nutrisari
c. zat daun
d. Klorofi
d. enzim
15. Bunga tumbuhan mengahasilkan …. a. Kelopak
c. biji
b. Serbuk
d. madu
16. Daun merupakan bagian tumbuhan yang tumbuh setelah apa …. a. Akar
c. ranting
b. Biji
d. bunga
17. Batang adalah bagian dari kedua organ tumbuhan yang tumbuh setelah apa …. c. Biji
c. bunga
d. Daun
d. akar
18. Apa warna daun pada tumbuhan mangga …. c. Hijau
c. coklat
d. Merah
d. kuning
19. Yang mengandung calon individu baru disebut …. c. Batang
c. akar
d. Biji
d. daun
20. Pada umumnya akar tumbuhan terletak di mana …. c. Di atas tanah
c. di dalam bunga
d. Menempel pada daun
d. di dalam tanah
Kunci jawaban: 6. A
6. C
7. A
7. D
8. D
8. A
9. B
9. B
10. C
10. D
SURAT KETERANGAN KEGIATAN (SKK)
Nama : Eko Zulianto
Dosen PA
NIM
Jurusan/Progdi : Tarbiyah/PGMI
: 11510068
: Dr. Muh. Saerozi, M.Ag
NO
NAMA KEGIATAN
PELAKSANAAN
STATUS
SKOR
1
Orientasi Pengenalan Akademik dan Kemahasiswaan (OPAK) STAIN Salatiga USER EDUCATION (Pendidikan Pemakai) oleh UPT Perpustakaan STAIN Salatiga Seminar Nasional Pendidikan “
25-27 Agustus 2010
Peserta
3
25 September 2010
Peserta
3
6 November 2010
Peserta
6
19 Desember 2010
Peserta
6
25 Agustus 2011
Peserta
3
9 Maret 2011
Peserta
3
3,10,17 Juli 2011
Peserta
3
20,27 November 2011
Peserta
3
2
3
Membudayakan sebuah Pendidikan Berkarakter KeIndonesiaan dalam Pendidikan Formal (Potret Sekolah Alternatif)” oleh HMJ Tarbiyah 4
5 6
7
8
NATIONAL WORKSHOP Of Entrepreneurship And Basic Coorperation 2010 oleh Koperasi Mahasiswa (KOPMA) National Workshop Sertifikat Seminar Entrepreneurship dan Koperasi Seminar PUBLIC HEARING dengan tema “Optimalisai Demokrasi Kampus Sebagai Upaya Integrity Oriented” Turnamen Bola Volly Putra “Remaja Cup II” yang diselenggarakan oleh Karang Taruna dan Remaja Masjid AlAbidin Turnamen Bola Volly Putra “Remaja Cup II” yang diselenggarakan oleh Karang Taruna dan Remaja Masjid AlAbidin
9
Lomba 17 Agustus 2011 dengan tema “Semangat Perjuangan” Desa Gagatan, Ketoyan, Wonosegoro, Boyolali
17 Agustus 2011
Panitia
2
10
Seminar dalam acara “STAIN ARABY” dengan tema “BAHASA ARAB SEBAGAI PENUNJANG PERKULIAHAN MAHASSIWA” yang diselenggarakan oleh ITTAQO STAIN SALATIGA Seminar Public Hearing “Meningkatkan Kepekaan dan Transparasi Kinerja Lembaga Menuju Kampus yang Amanah” yang diselenggarakan Senat Mahasiswa (SEMA) Sekolah Tinggi Agama Islam (STAIN) Salatiga Seminar Nasional dengan tema “mebangun Energi Terbarukan sebagai Alternatif Energi Nasional” Seminar Nasional Entrepreneurship 2012 Seminar dalam acara “BIMBINGAN BELAJAR MENGHADAPI UAS SIBA BHS. INGGRIS & BHS. ARAB” dengan tema “MENINGKATKAN KHASANAH KEILMUAN MUTAKHIR DENGAN BHS. INGGRIS & BHS.ARAB” Lomba 17 Agustus 2012 dengan tema “Meningkatkan Rasa Patriotisme” Desa Gagatan, Ketoyan, Wonosegoro, Boyolali Seminar Dalam Acara “MEMPERINGATI HARI PANGAN SEDUNIA” Seminar Nasional dengan tema: “Upaya Membangun Perekonomian dan Stabilitas Keuangan Nasional; Menimbang Peran dan Fungsi BI Pasca Pembentukan OJK (Otoritas Jasa Keuangan) Pengajian peringatan Maulud Nabi Muhammad SAW dengan tema “Mengenal Lebih dekat Nabi
11 Maret 2012
Peserta
3
27 Maret 2012
Peserta
3
15 April 2012
Panitia
4
21 April 2012
Peserta
6
29 Juni 2012
peserta
3
17 Agustus 2012
Panitia
2
23 Oktober 2012
Panitia
3
15 Desember 2012
Panitia
5
24 Januari 2013
Peserta
2
11
12
13 14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28 29
Muhammad SAW” di Masjid Arrahman Gagatan, Ketoyan, Wonosegoro, Boyolali Seminar Nasional dengan tema: “Norma Hukum Serta Kebijakan Pemerintah” Dalam Mengendalikan Harga BBM Bersubsidi” yang diselenggarakan Oleh Dewan Mahasiswa (DEMA) STAIN Salatiga Pengajian Peringatan Isra‟ Mi‟raj Nabi Muhammad SAW di Masjid Al Hidayah dsn. Girirejo, Klumpit Seminar Nasional Politik denga tema “Peran Nyata Mahasiswa Dalam Menyikapi Perpolitikan Indonesia” yang diselenggarakan oleh Senat Mahasiswa STAIN salatiga Lomba Sepak bola 17 Agustus 2013 desa Gagatan dengan tema Mengenang Jasa Para Pahlawan Dalam Acara Seminar “PENINGKATAN KUALITAS EKONOMI Masyrakat” Pengajian Peringatan Tahun Baru Hijriah 1 Muharram 1435 H Dengan Tema “Menyambut Tahun Baru Hijriah” di Arrahman dsn. Gagatan, Ketoyan, Wonosegoro, Boyolali Seminar dalam acara WORKSHOP LEADERSHIP yang bertema “Menumbuhkan Jiwa Kepemimpinan sebagai Upaya Mewujudkan Bangsa yang Berdaulat” yang diselenggarakan oleh Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA) STAIN Salatiga Dalam Acara Seminar Nasional “PENYULUHAN NARKOBA DAN HIV-AIDS” Seminar Nasional dengan Tema “Peran Mahasiswa Dalam Mengenal Masa Depan Indonesia Pasca Pilpres 2014” Lomba 17 Agustus 2014 desa Gagatan, Ketoyan, Wonosegoro, Boyolali Seminar Nasional “Berkontribusi Untuk
27 Mei 2013
Peserta
6
6 juni 2013
Panitia
2
13 Juni 2013
Peserta
6
17 Agustus 2013
Panitia
2
28 Oktober 2013
Panitia
3
5 November 2013
Panitia
2
2 April 2014
Panitia
3
5 April 2014
Panitia
4
29 September 2014
Panitia
6
17 Agustus 2014
Panitia
2
05 November 2014
Peserta
6
Negeri Melalui Televisi/TV” di selenggarakan oleh KPI dan STAIN Salatiga 103
Jumlah
Salatiga, 5 Maret 2015 Wakil Ketua III Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama
Moh.Khusen, M.Ag. M.A NIP. 19741212 199903 1 003