UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR AQIDAH AKHLAK MELALUI PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING PADA SISWA KELAS III MI ISLAMIYAH SUKOREJO KECAMATAN LIMPUNG KABUPATEN BATANG TAHUN PELAJARAN 2009 / 2010 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam
Oleh : USWATUN KHASANAH NIM : 114 08 066
JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA 2010 i
KEMENTRIAN AGAMA RI SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA JL. Tentara Pelajar 02 Telp. (0298) 323706, 323433 Fax 323433 Salatiga 50721
Website : www.stainsalatiga.ac.id E-Mail:
[email protected] PERSETUJUAN PEMBIMBING Setelah dikoreksi dan diperbaiki, maka skripsi saudara : Nama
: USWATUN KHASANAH
NIM
: 114 08 066
Jurusan
: Tarbiyah
Progdi
: Pendidikan Agama Islam
Judul
: UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR AQIDAH AKHLAK MELALUI PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING PADA SISWA KELAS III MI ISLAMIYAH SUKOREJO KEC.LIMPUNG KAB. BATANG TAHUN PELAJARAN 2009 / 2010
Telah kami setujui untuk di munaqosahkan.
Salatiga, 11 Agustus 2010 Pembimbing
Fatchurrohman, M.Pd. NIP: 19710309 200003 1 001
ii
KEMENTRIAN AGAMA RI SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA JL. Tentara Pelajar 02 Telp. (0298) 323706, 323433 Fax 323433 Salatiga 50721
Website : www.stainsalatiga.ac.id E-Mail:
[email protected] PENGESAHAN KELULUSAN Skripsi saudari : Uswatun Khasanah dengan Nomor Induk Mahasiswa 11408066 yang berjudul “Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Aqidah Akhlak Melalui Pendekatan Contextual Teaching and Learning Pada Siswa Kelas III MI Islamiyah Sukorejo Kec. Limpung Kab. Batang Tahun Pelajaran 2009 / 2010” telah dimunaqosahkan dalam Sidang Panitia Ujian Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negri Salatiga, pada hari Sabtu, 28 Agustus 2010, dan telah di terima sebagian dari syarat-syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I.) Salatiga, 17 Ramadhan 1431H Panitia Ujian
Ketua sidang
Sekretaris Sidang
Drs. Imam Sutomo, M. Ag. NIP. 19580827 198303 1 002
Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd. NIP. 19660112 199203 1 005
Penguji I
Penguji II
M. Ghufron, M.Ag. NIP . 19720814 200312 1 001
Drs. Joko Sutopo NIP. 19560603 198703 1 002
Pembimbing
Fatchurrohman, M.Pd. NIP: 19710309 200003 1 00
iii
KEMENTRIAN AGAMA RI SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA Jl. Tentara Pelajar 2 Telp. (0298) 32370 Fax. (0298) 323433, 323433 Salatiga 50712
http//www.stainsalatiga.ac.id e-mail :
[email protected]
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama
: Uswatun Khasanah
NIM
: 114 08 066
Jurusan
: Tarbiyah
Program Studi
: Pendidikan Agama Islam
Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Salatiga,11 Agustus 2010 Yang menyatakan,
Uswatun Khasanah NIM: 114 08 066
iv
Motto Dan Persembahan
MOTTO “ Satu teladan lebih utama daripada seribu fatwa” “Teladan lebih melekat daripada sekedar nasehat”
PERSEMBAHAN Skripsi ini ku persembahkan untuk : Kedua orang tuaku Bapak Ngaryo dan Ibu Siti Ruayah mendidikku
yang telah membesarkan dan dengan
penuh
kesabaran,
keiklasan, dan kasih sayang Muh.Sariful Anam adikku tercinta, yang telah menjadi semangatku. Bapak Jarkasi dan Ibu Rusdayati yang senantiasa
memberikan
dukungan
serta
do’anya. Lutfiyandi yang selalu setia menyayangi dan menemani dalam perjalanan hidupku. Semua teman-teman PAI transfer senasib seperjuangan angkatan 2008 yang telah berjuang dalam suka maupun duka . Rekan-rekan guru MI Islamiyah Sukorejo.
v
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kita panjatkan kepada Allah SWT. Yang telah memberikan nikmat dan hidayahnya kepada makhluk-makhluknya tanpa terkecuali. Shalawat serta salam kita sanjungkan kepada beliu Baginda Nabi Agung Muhammad SAW, keluarga, sahabat, dan para pengikutnya yang telah membawa manusia dari zaman kebodohan hingga ke zaman yang penuh dengan Ilmu Pengetahuan ini. Penulisan skripsi ini tidak akan terselesaikan dengan baik tanpa ada bantuan, dorongan, motivasi serta bimbingan dari berbagai pihak yang terkait. Namun kebahagiaan yang tiada taranya tidak dapat disembunyikan setelah penulisan skripsi ini selesai. Oleh karena itu tak lupa penulis ucapkan banyak terima kasih setulus-tulusnya kepada: 1. Bapak Dr. Imam Sutomo, M.Ag selaku Ketua Sekolah Tingga Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga. 2. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd. selaku Pembantu Ketua Bidang Akademik STAIN Salatiga. 3. Bapak Drs. Joko Sutopo, selaku Ketua Program Studi Ekstensi Pendidikan Agama Islam (PAI) STAIN Salatiga.
vi
4. Bapak Fatchurrohman, M.Pd. selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan pengarahan sehingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan 5. Seluruh Staf Edukatif dan Administratif STAIN Salatiga yang memberikan pelayanan dengan baik. Dengan demikian, akhirnya penulis mengucapkan banyak terima kasih dan tentunya dalam penulisan atau penyusunan skripsi ini masih banyak kekurangan. Maka penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun, sehingga skripsi ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis dan umumnya bagi pembaca yang dermawan, serta bermanfaat bagi Agama dan Bangsa
Salatiga, 11 Agustus 2010 Penulis
Uswatun Khasanah NIM:114 08 066
vii
ABSTRAK Khasanah, Uswatun, 2010, “Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Aqidah Akhlak Melalui Pendekatan Contextual Teaching and Learning Pada Siswa Kelas III MI Islamiyah Sukorejo Kec. Limpung Kab. Batang Tahun Pelajaran 2009 / 2010”. Skripsi. Jurusan Tarbiyah. Program Studi Pendidikan Agama Islam. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing Fatchurrohman, M.Pd. Kata Kunci: Prestasi Belajar dan Pendekatan Contextual Teaching and Learning Menurut pengamatan peneliti selama ini pembelajaran Aqidah akhlak MI Islamiyah Sukorejo Kecamatan Limpung Kabapaten Batang menjumpai adanya beberapa permasalahan diantaranya adalah kurangnya guru dalam menggunakan pendekatan dan metode yang tepat sehingga siswa kurang aktif dan bergairah dalam mengikuti pembelajaran di kelas sehingga prestasi belajar yang diharapkan belum maksimal. Masih banyak siswa yang nilainya dibawah standar Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) sehingga prestasi belajar siswa menjadi rendah. Hal tersebut yang menjadi alasan peneliti menggunakan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) dalam pembelajaran Aqidah Akhlak. Pendekatan Contextual Teaching and Learning adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi ajar dengan dunia nyata siswa, yang dapat mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Dengan demikian hasil belajar akan lebih bermakna bagi siswa.Dalam proses pendekatan pembelajaran Kontekstual (CTL) peserta didik akan belajar dengan baik jika yang dipelajari terkait dengan apa yang diketahui dan kegiatan yang akan terjadi di sekelilingnya. Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh kesimpulan bahwa melalui penerapan pendekatan Contextual Teaching Learning (CTL) pada mata pelajaran Aqidah Akhlak kelas III MI Islamiyah Sukorejo ini sangat bermanfaat. Hal ini terbukti adanya peningkatan prestasi belajar. Nilai rata-rata sebelum penerapan CTL adalah 59,4 kemudian meningkat menjadi 78,5. Dengan hasil tersebut dapat dijadikan sebagai rujukan bagi guru untuk lebih meningkatkan kinerjanya.
viii
DAFTAR ISI LEMBAR BERLOGO .............................................................................. i HALAMAN SAMPUL ............................................................................. ii PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................................. iii PENGESAHAN KELULUSAN ................................................................ iv PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN .................................................. v MOTTO DAN PERSEMBAHAN ............................................................. vi KATA PENGANTAR............................................................................... vii ABSTRAK................................................................................................ ix DAFTAR ISI ............................................................................................ x DAFTAR TABEL ..................................................................................... xii DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. xiii BAB I : PENDAHULUAN ....................................................................... 1 A. Latar Belakang………………………………………………………. 1 B. Rumusan Masalah……………………………………………………. 5 C. Tujuan Penelitian……………………………………………………... 9 D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan……………………… 10 E. Kegunaan Penelitian………………………………………………….. 10 F. Definisi Operasional………………………………………………….. 11 G. Metode Penelitian…………………………………………………….. 11 H. Sistematika Penulisan………………………………………………… 15
ix
BAB II : KAJIAN PUSTAKA…………………………………………….. 17 A. Prestasi Belajar………………………………………………………..... 17 B. Mata Pelajaran Aqidah Akhlak………………………………………… 30 C. Pendekatan Contextual Teaching and Learning……………………….. 34 D. Pendekatan Contextual Teaching and Learning Dalam Pembelajaran Aqidah Akhlak…………………………………………………………. 41 BAB III : PELAKSANAAN PENELITIAN……………………………..
45
A. Tempat, Waktu, dan Subjek Penelitian………………………………… 45 B. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I………………………………………… 50 C. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II……………………………………….. 55 D. Deskripsi Pelaksanaan Siklus III………………………………………
59
BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN……………….
64
A. Deskripsi Hasil Penelitian Persiklus……………………………………. 64 B. Pembahasan…………………………………………………………….
79
BAB V : PENUTUP……………………………………………………….. 83 A. Kesimpulan………………………………………………………………. 83 B. Saran………………………………………………………………………84
x
DAFTAR TABEL 1. Tabel I Dewan Guru MI Islamiyah Sukorejo 2009 / 2010 ..................
47
2. Tabel II Keadaan Siswa MI Islamiyah Sukorejo 2009 / 2010 .............
47
3. Tabel III Kondisi Fisik MI Islamiyah Sukorejo 2009 / 2010................
48
4. Tabel IV Nama Siswa Kelas II MI Islamiyah Sukorejo 2009 / 2010....
50
5. Tabel V Nilai Siswa Kelas II MI Islamiyah Sukorejo Pra Siklus ..........
65
6. Tabel VI Nilai Evaluasi Siswa Siklus I ................................................
68
7. Tabel VII Observasi Perhatian Siswa Siklus I ......................................
69
8. Tabel VIII Observasi Motivasi Siswa Siklus I ......................................
70
9. Tabel IX Nilai Evaluasi Siswa Siklus II ...............................................
72
10. Tabel X Observasi Perhatian Siswa Siklus II .......................................
74
11. Tabel XI Observasi Motivasi Siswa Siklus II.......................................
74
12. Tabel XII Nilai Evaluasi Siswa Siklus III ............................................
76
13. Tabel XIII Observasi Perhatian Siswa Siklus III ..................................
78
14. Tabel XIV Observasi Motivasi Siswa Siklus III...................................
78
15. Tabel XV Hasil Nilai Evaluasi Sebelum dan Sesudah Penerapan Pendekatan Contextual Teaching and Learning ......................................................
xi
81
DAFTAR LAMPIRAN
1. Daftar Pustaka 2. Silabus 3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I 4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II 5. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus III 6. Angket 7. Surat Permohonan Izin Penelitian 8. Surat Keterangan Penelitian 9. Foto-Foto Dokumentasi Pembelajaran 10. Riwayat Hidup
xii
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini peranan pendidikan dianggap sangat penting untuk menghasilkan sumber daya manusia yang beriman dan bertaqwa. Adanya kemajuan dalam pendidikan menimbulkan dorongan untuk melakukan inovasi pendidikan agar tercapai tujuan seperti apa yang diharapkan. Pendidikan ialah segala usaha orang dewasa dalam pergaulan dengan anak-anak untuk memimpin perkembangan jasmani dan rohaninya ke arah kedewasaan (Ngalim Purwanto, 2007: 11). Pendidikan merupakan tanggung jawab bersama antara orang tua (keluarga), sekolah, maupun masyarakat. Dengan demikian perlu adanya kerjasama dan pengertian bahwa perhatian dari pihak orang tua dalam keluarga sangat dibutuhkan anak-anaknya dalam melakukan aktifitas belajar. Hal ini disebabkan karena keluarga merupakan faktor utama pendorong atau motivasi utama dalam menentukan dan membentuk pola kepribadian masing- masing anak. Orang tua merupakan motivator pertama dalam kegiatan belajar anaknya. Namun demikian kerjasama yang terpadu dari ketiga macam lingkungan pendidikan tersebut dapat membentuk anak menjadi anggota masyarakat yang baik untuk bangsa, negara, dan agama.
1
2
Sekolah sebagai lembaga formal merupakan salah satu wadah untuk mewujudkan tujuan tersebut melalui kegiatan pembelajaran. Sekarang ini berbagai pendekatan maupun metode mengajar banyak digunakan agar tujuan dari proses pembelajaran dapat tercapai. Sampai saat ini pendidikan di Indonesia masih didominasi oleh kelas yang berfokus pada guru sebagai pusat pengetahuan, sehingga ceramah akan menjadi pilihan utama
dalam
menentukan strategi belajar. Secara singkat belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman dalam interaksi dengan lingkungan (Abu Ahmadi, 2004: 128). Menurut pengamatan penulis selama ini pembelajaran Aqidah akhlak MI Islamiyah Sukorejo Kecamatan Limpung Kabapaten Batang menjumpai adanya beberapa permasalahan diantaranya adalah kurangnya guru dalam menggunakan pendekatan dan metode yang tepat sehingga siswa kurang aktif dan bergairah dalam mengikuti pembelajaran di kelas sehingga prestasi belajar yang diharapkan belum maksimal. Masih banyak siswa yang nilainya dibawah standar Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Aqidah Akhlak merupakan mata pelajaran yang bertujuan untuk menumbuhkan dan meningkatkan keimanan peserta didik yang diwujudkan dalam
akhlaknya
yang
terpuji,
melalui
pemberian dan
pemupukan
pengetahuan, penghayatan, pengamalan serta pengakuan peserta didik tentang aqidah dan akhlak Islam. Penekanan pembelajaran Aqidah Akhlak bukan sekedar pada penguasaan ilmunya tetapi bagaimana menumbuhkan kesadaran
3
peserta didik memiliki kekokohan aqidah dan keluhuran akhlak yang diwujudkan dalam kehidupan sehari- hari. Untuk mengatasi masalah tersebut perlu digunakan suatu pendekatan yang memberdayakan siswa. Salah satunya adalah melalui pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL). Pendekatan Contextual Teaching and Learning merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia siswa dan mendorong siswa membuat
hubungan
antara
pengetahuan
yang
dimilikinya
dengan
penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat (Masnur Muslich, 2007: 41). Dengan pendekatan pembelajaran CTL ini
diharapkan proses belajar mengajar akan lebih kongkret, aktual,
menyenangkan dan lebih bermakna bagi siswa. Penerapan pendekatan CTL dapat memberikan pengalaman belajar kreatif yang bermakna pada siswa dalam mencapai ketuntasan belajar. Kemampuan siswa menjadi berkembang sehingga akan berpengaruh terhadap peningkatan prestasi belajar dalam bidang akademis dan spiritualitas siswa. Maka peneliti bermaksud mencari tahu dengan melakukan penelitian tindakan kelas dengan judul “Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Aqidah Akhlak Melalui Pendekatan Contextual Teaching and Learning Pada siswa Kelas III MI Islamiyah Sukorejo Kecamatan Limpung Kecamatan Limpung Kabupaten Batang Tahun Pelajaran 2009/2010.
4
B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis dapat merumuskan masalah sebagai berikut: 1. Apakah
pendekatan
Contextual
Teaching
and
Learning
dapat
meningkatkan perhatian belajar Aqidah Akhlak pada siswa kelas III MI Islamiyah Sukorejo Kecamatan Limpung Kabupaten Batang Tahun Pelajaran 2009/2010? 2.
Apakah pendekatan Contextual Teaching and Learning meningkatkan motivasi belajar Aqidah Akhlak pada siswa kelas III MI Islamiyah Sukorejo Kecamatan Limpung Kabupaten Batang Tahun Pelajaran 2009/2010?
3. Apakah
pendekatan
Contextual
Teaching
and
Learning
dapat
meningkatkan prestasi belajar Aqidah Akhlak pada siswa kelas III MI Islamiyah Sukorejo Kecamatan Limpung Kabupaten Batang Tahun Pelajaran 2009/2010? C. Tujuan Penelitian Dari pokok permasalahan tersebut maka tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Dengan pendekatan Contextual Teaching and Learning diharapkan mampu meningkatkan perhatian belajar Aqidah Akhlak pada siswa kelas III MI Islamiyah Sukorejo Kecamatan Limpung Kabupaten Batang.
5
2. Dengan pendekatan Contextual Teaching and Learning diharapkan mampu meningkatkan motivasi belajar Aqidah Akhlak pada siswa kelas III MI Islamiyah Sukorejo Kecamatan Limpung Kabupaten Batang. 3. Dengan pendekatan Contextual Teaching and Learning diharapkan mampu meningkatkan prestasi belajar Aqidah Akhlak pada siswa kelas III MI Islamiyah Sukorejo Kecamatan Limpung Kabupaten Batang. D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan Adapun hipotesis yang penulis ajukan dalam penelitian ini dan indikator keberhasilannya sebagai berikut : 1. Dengan pendekatan Contextual Teaching and Learning
mampu
meningkatkan perhatian belajar Aqidah Akhlak pada siswa kelas III MI Islamiyah Sukorejo Kecamatan Limpung Kabupaten Batang. 2. Dengan pendekatan Contextual Teaching and Learning
mampu
meningkatkan motivasi belajar Aqidah Akhlak pada siswa kelas III MI Islamiyah Sukorejo Kecamatan Limpung Kabupaten Batang. 3. Dengan
pendekatan
Contextual
Teaching
and
Learning
mampu
meningkatkan prestasi belajar Aqidah Akhlak pada siswa kelas III MI Islamiyah Sukorejo Kecamatan Limpung Kabupaten Batang. E. Kegunaan Penelitian Adapun manfaat yang diharapkan oleh penulis dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
6
1. Menambah pengetahuan teoritis tentang pentingnya penerapan kegiatan pembelajaran Contextual Teaching and Learning bagi dunia pendidikan dalam meningkatkan prestasi yang lebih baik. 2. Bagi guru, penelitian ini dapat digunakan sebagai rujukan dalam meningkatkan kualitas sekolah melalui profesionalisme guru. 3. Bagi sekolah, hasil penelitian ini akan meningkatkan efektifitas dan efisiensi dalam pembelajaran sekolah pada khususnya dan dunia pendidikan pada umumnya. F. Definisi Operasional Untuk memperoleh gambaran yang jelas dan menghindari timbulnya kesalahpahaman terhadap apa yang terkandung dalam penelitian ini maka perlu kiranya diperjelas dan adanya pembatasan pengertian berikut : 1. Upaya Usaha untuk mencapai tujuan.Maksudnya yaitu usaha atau cara yang dilakukan untuk bisa meningkatkan perhatian dan motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran Aqidah Akhlak di kelas III (Tayar Yusuf, 2002: 81). 2. Meningkatkan Yaitu menaikkan (taraf, derajat, dan sebagainya). Dalam hal ini menaikkan perhatian,
motivasi,
dan prestasi
Pendidikan dan Kebudayaan, 2005: 204).
siswa
(Departemen
7
3.Prestasi Belajar Suatu pengertian yang terdiri dari serangkaian dua kata yaitu prestasi dan belajar. Prestasi yaitu suatu proses yang dicapai (dari yang telah dikerjakan atau telah dilakukan). Prestasi belajar adalah (berlatih) supaya mendapatkan kepandaian atau pada pokoknya didapatkannya kecakapan-kecakapan dan perubahan-perubahan yang terjadi karena usaha (Zaenal Arifin, 1988:4). 4. Mata Pelajaran Aqidah Akhlak Aqidah Akhlak merupakan salah satu mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) yang mempelajari tentang rukun iman yang dikaitkan dengan pengenalan dan penghayatan terhadap Asmaul Husna serta penciptaan suasana dan pembiasaan dalam mengamalkan akhlak terpuji dan adab islami melalui pemberian contoh- contoh perilaku dan cara mengamalkannya dalam kehidupan sehari- hari (Departemen Agama, 2008: 21). 5.Siswa Siswa adalah murid (terutama pada tingkat sekolah dasar),pelajar (Dede Rosyada, 2002: 103). 6. Pendekatan Contextual Teaching and Learning Pendekatan Contextual Teaching and Learning adalah model pembelajaran yang mengaitkan antara materi pembelajaran dengan
8
situasi dunia nyata yang berkembang atau terjadi di lingkungan peserta didik sehingga peserta didik mampu menghubungkan dan menerapkan kompetensi hasil belajar dengan kehidupan sehari-hari mereka (Elaine Johnson, 2007: 88). 7. MI Islamiyah Sukorejo Limpung Batang MI Islamiyah Sukorejo Kecamatan Limpung Kabupaten Batang merupakan suatu lembaga pendidikan formal yang menyelenggarakan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar yang menerapkan pendekatan CTL. Berdasarkan definisi operasional tersebut di atas maka yang dimaksud dengan judul suatu Penelitian Tindakan Kelas yang mengkaji dan mempelajari tentang penerapan pendekatan Contextual Teaching and Learning dalam meningkatkan prestasi belajar Aqidah Akhlak siswa di MI Islamiyah Sukorejo Limpung Batang. G. Metode Penelitian Penelitian ini merupakan jenis Penelitian Tindakan Kelas, untuk mendapatkan data yang diperlukan, maka menggunakan beberapa metode yang dianggap sesuai dengan pokok permasalahan yang diangkat dalam pembahasan penelitian, maka harus melalui hal- hal sebagai berikut :
9
1. Rancangan Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan Penelitian Tindakan Kelas, di kelas III MI Islamiyah Sukorejo Kec.Limpung Kab.Batang tahun 2010. Adapun dalam Penelitian Tindakan Kelas tersebut melalui tahapan-tahapan sebagai berikut : (a) Perencanaan Awal, (b) Rancangan Tindakan, (c) Pelaksanaan Tindakan, (d) Pemantauan, (e) Refleksi, (f) Siklus. Dengan kriteria tahapan tersebut diharapkan dapat mencapai keberhasilan. 2. Subyek Penelitian Subyek penelitian adalah siswa-siswi MI Islamiyah Sukorejo Kec.Limpung Kab.Batang yang berjumlah 20 siswa terdiri dari 8 siswa lakilaki dan 12 siswa perempuan. Penelitian ini dilaksanakan pada kegiatan belajar-mengajar mata pelajaran Aqidah Akhlak. Guru dalam penelitian ini bertindak sebagai observer yang mengamati secara langsung proses pembelajaran di kelas. 3. Langkah-langkah Penelitian Penelitian ini direncanakan terdiri dari tiga siklus pembelajaran yang masing-masing siklus meliputi perencanaan awal, rancangan tindakan, observasi, dan refleksi. Adapun langkah- langkah / siklus penelitian yang dimaksud adalah sebagai berikut :
10
Gambar 1. Tahap-tahap Penelitian Tindakan Kelas (Zaenal, 2007:20)
Perencanaan Refleksi
SIKLUS I
Pelaksanaan
Pengamatan Perencanaan Refleksi
SIKLUS II
Pelaksanaan
Pengamatan Perencanaan Refleksi
SIKLUS III Pengamatan
? Siklus I a. Perencanaan Awal 1. Identifikasi Masalah 2. Simulasi Pembelajaran Aqidah Akhlak 3. Membuat Observasi 4. Membuat Evaluasi
Pelaksanaan
11
b. Rancangan Tindakan 1. Mengadakan pendataan tentang hal- hal yang berkaitan dengan kemampuan siswa yang berhubungan dengan penggunaan pendekatan CTL. Penelitian ini dilaksanakan dengan teknik memberikan pertanyaan- pertanyaan di kelas dalam proses pembelajaran. 2. Membuat kesepakatan bersama guru untuk menetapkan konsep yang akan diajarkan melalui pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL). 3. Merancang program-program pembelajaran meliputi PR, soal-soal tes, dan lembar angket tanggapan siswa terhadap pembelajaran Aqidah Akhlak. 4. Sebelum pelaksanaan pembelajaran, peneliti dan guru bersama- sama menyamakan persepsi dengan cara penggunaan lembar observasi. c. Pelaksanaan Tindakan Dalam tahap ini guru mengajar materi pelajaran Aqidah Akhlak menggunakan pendekatan Contextual Teaching and Learning dan menggunakan strategi pembelajaran sesuai rancangan yang telah ditentukan dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). d. Observasi Pengamatan (observasi) dilaksanakan pada proses pembelajaran berlangsung dengan panduan lembar observasi.
12
e. Refleksi Data yang diperoleh dari observasi kemudian didiskusikan dengan dosen, peneliti, dan guru untuk mengetahui : 1. Apakah tindakan yang dilakukan sesuai dengan rancangan. 2. Kendala apa yang dihadapi oleh guru dalam proses pembelajaran. 3. Kemampuan belajar yang dicapai oleh siswa. Siklus II a. Perencanaan Awal 1) Identifikasi Masalah a) Rancangan Tindakan Rancangan tindakan oleh peneliti dan guru dengan mempertimbang kan hasil- hasil refleksi pada siklus I b) Pelaksanaan Tindakan Tindakan dilakukan sesuai dengan tindakan yang dikembangkan berdasarkan hasil refleksi. c) Observasi Observasi atau pengamatan tetap oleh observer yang sama dengan dipandu lembar observasi. d) Refleksi Seluruh data baik kualitatif maupun data kuantitatif diperoleh, dianalisis dan diolah. Hasil refleksi siklus II ini selanjutnya dibandingkan dengan hasil refleksi pada silkus I, apakah terjadi peningkatan atau tidak.
13
Hasil refleksi ini selanjutnya dapat digunakan oleh guru untuk merancang program pembelajaran yang akan disampaikan dalam siklus berikutnya. b. Instrument Penelitian Instrumen yang dipakai dalam penelitian ini adalah : 1) Lembar observasi siswa dalam pembelajaran 2) Lembar kerja dalam pembelajaran 3) Lembar tes untuk mengukur prestasi siswa c. Pengumpulan Data Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode pengumpulan data sebagai berikut : 1) Metode Angket Metode angket adalah pertanyaan tertulis tentang sikap dan kesimpulan dalam menerima pembelajaran. 2) Metode Observasi Suatu cara untuk mengumpulkan keterangan-keterangan yang diinginkan dengan jalan mengadakan pengamatan secara langsung di kelas. 3) Metode Dokumentasi Dokumentasi
adalah
metode
pengumpulan
data
dengan
menggunakan dokumen yang ada, seperti foto, buku, peta, maupun yang lain.
14
d. Analisis Data Data penelitian dianalisis dengan cara deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Analisis secara deskriptif angka dan angket kesiapan belajar, tanggapan siswa pada proses pembelajaran, LKS, lembar observasi, dan lembar penilaian kualitas pertanyaan siswa. Analisis dengan menguji terhadap nilai pre test, post test, siklus I, siklus II, dan siklus III. Siklus III a) Skenario Pembelajaran 1) Pembenahan kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa pada siklus I dan II. 2) Pemberian contoh cara pendemonstrasian yang benar. 3) Pelaksanaan kegiatan demonstrasi oleh siswa. 4) Pengamatan dan penilaian. b) Hasil pengamatan 1) Siswa mempunyai minat yang tinggi, dibuktikan dengan kesungguhan mereka dalam mempelajari materi dan keseriusan mereka dalam mengikuti kegiatan. 2) Hasil atau nilai yang diperoleh sudah baik. 3) Mereka merasa senang mengikuti kegiatan tersebut, terutama bagi yang sudah menguasai materi dengan baik. 4) Kegiatan berjalan lancar, tidak ada permasalahan dari siswa. 5) Siswa berpendapat bahwa kegiatan ini lebih menarik.
15
c) Diskusi Balikan atau Refleksi 1) Peneliti selalu memberikan pengarahan dan bimbingan terhadap siswa dalam pelaksanaan suatu kegiatan. 2) Apabila dibutuhkan, guru dapat memberikan penghargaan sebagai salah satu motivasi bagi siswa, disamping pemberian nilai. H. Sistematika Penulisan Skripsi ini disusun dalam lima bab yang secara sistematis dapat dijabarkan sebagai berikut : Bab I
Pendahuluan Berisi Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan, Kegunaan Penelitian, Definisi Operasional, Metode Penelitian yang meliputi : (1) Rancangan Tindakan (2) Subyek Tindakan (3) Langkah- langkah Penelitian (4) Instrumen Penelitian (5) Pengumpulan data (6) Analisis Data.
Bab II
Kajian Pustaka Berisi tentang Prestasi Belajar, Mata Pelajaran Aqidah Akhlak dan Pendekatan Contextual Teaching and Learning. Bab ini berisi kajian pustaka tentang Prestasi Belajar yang terdiri dari : Pengertian Prestasi, Pengertian
Belajar,
Teori-teori
Belajar,
Faktor-Faktor
yang
Mempengaruhi Belajar, Syarat-Syarat Belajar, dan Tujuan Belajar.
16
Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) yang terdiri dari : Pengertian, Prinsip- Prinsip pendekatan CTL, Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pendekatan CTL, Karakteristik Pendekatan CTL, dan Bentuk- Bentuk Pembelajaran CTL. Bab III Pelaksanaan Penelitian Berisi tentang Diskripsi Pelaksanaan Siklus I, Diskripsi Pelaksanaan Siklus II, dan Diskripsi Pelaksanaan Siklus III. Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan Berisi tentang Diskripsi Hasil Penelitian Persiklus yang meliputi Diskripsi Hasil Penelitian siklus I, Diskripsi Hasil penelitian siklus II, Diskripsi Hasil Penelitian siklus III dan Pembahasan. Bab V Penutup Bab ini meliputi : Kesimpulan dari penelitian dan Saran.
17
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Prestasi Belajar 1. Pengertian Prestasi Kata “prestasi” berasal dari bahasa Belanda yaitu prestatie. Kemudian dalam bahasa Indonesia menjadi “prestasi” yang berarti “hasil usaha” (Zaenal Arifin, 1988:3). Dalam kamus Besar Bahasa Indonesia “Prestasi adalah hasil yang atau dilakukan, dikerjakan, dan sebagainya. Prestasi merupakan hasil yang dicapai seseorang, ketika mengerjakan tugas atau kegiatan tertentu (Pusat Bahasa Departeman Pendidikan Nasional, 2007:591). 2. Pengertian Belajar Secara umum belajar dapat diartikan sebagai proses perubahan tingkah laku akibat interaksi individu dengan lingkungan (Sumiati dan Asra, 2004 :38). Menurut Ngalim Purwanto (2007:85) “ Belajar adalah perubahan tingkah laku ”. Belajar merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan, dengan serangkaian kegiatan misalnya dengan membaca, mengamati, mendengarkan, meniru dan lain sebagainya (Sardiman, 1986:22).
17
18
Belajar adalah perubahan tingkah laku yang disadari dan timbul akibat praktek, pengalaman, latihan, bukan secara kebetulan (Nana Sudjana, 1990:5). Menurut Slameto (2010:2) “belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya “. Jadi belajar adalah suatu proses, maka dari proses tersebut menciptakan sebuah hasil, dimana hasil tersebut diperoleh dengan berbagai cara, metode, ataupun pendekatan yang berbeda-beda sesuai dengan kemampuan atau bakat yang dimiliki masing-masing anak. Hasil proses belajar itulah yang merupakan prestasi belajar. 3. Teori-Teori Belajar Di bawah ini akan penulis kemukakan beberapa pendapat tentang teori belajar, diantaranya yaitu : a. Teori Belajar Gestalt Teori ini dikemukakan oleh Koffka dan Kohler dari Jerman. Menurut teori ini dalam belajar yang penting adalah adanya penyesuaian pertama yaitu memperoleh respons yang tepat untuk memecahkan problem yang dihadapi. Belajar yang penting bukan mengulangi hal-hal yang harus dipelajari, tetapi mengerti atau memperoleh sesuatu yang penting dari objek yang dipelajarinya (Slameto, 2010:9).
19
Prinsip belajar menurut Gestalt adalah : 1)
Belajar berdasarkan keseluruhan, anak berusaha menghubungkan suatu pelajaran dengan pelajaran lain sebanyak mungkin. Mata pelajaran yang bulat lebih mudah dipelajari daripada yang hanya berupa bagian-bagian.
2)
Belajar adalah suatu proses perkembangan, anak-anak baru dapat mempelajari dan merencanakan bila ia telah matang untuk menerima bahan pelajaran.
3)
Terjadi transfer, bahwa dalam belajar yang terpenting adalah memperoleh respons yang tepat.
4)
Belajar berlangsung secara terus menerus dan seiring dengan waktu, anak memperoleh pengetahuan bukan hanya dari sekolah saja tetapi juga dari lingkungan luar dan bisa terjadi kapan saja.
5) Belajar adalah reorganisasi dari pengalaman, merupakan
suatu
interaksi
antara
pengalaman
seseorang
dengan
lingkungannya. Belajar bisa timbul jika seseorang menemukan situasi atau persoalan baru. Menurut psikologi Gestalt bahwa belajar akan terjadi jika ada pengertian (insight). Pengertian muncul apabila seseorang setelah beberapa saat mencoba memahami suatu masalah, tiba-tiba muncul adanya kejelasan, kemudian
terlihat hubungan antara unsur satu
dengan unsur yang lain dan dipahami sangkut-pautnya (Ngalim Purwanto, 1988:105).
20
b. Teori Belajar Skinner (Operant Conditioning) Menurut Skinner bahwa tingkah laku sepenuhnya ditentukan oleh stimulus, tidak ada faktor perantara lainnya. Belajar adalah perubahan kondisi yang dapat diamati dalam kondisi yang dikontrol dengan baik. Apabila murid tidak menunjukkan reaksi terhadap rangsangan maka guru tidak dapat membimbing tingkah lakunya ke arah yang lebih baik. Guru berperan penting di dalam kelas untuk mengontrol dan mengarahkan kegiatan belajar ke arah tercapainya tujuan yang telah dirumuskan (Wasti Sumanto, 1984:119). c. Teori Belajar Torndike (Connectionisme) Teori ini mengemukakan bahwa belajar merupakan proses pembentukan hubungan-hubungan antara stimulus dan respons. Teori ini sering disebut “Trial and Error Learning” karena individu yang belajar melakukan kegiatan melalui tiga proses diantaranya yaitu ada motif pendorong aktifitas, ada respons terhadap situasi, ada eliminasi respons yang gagal, dan ada kamajuan reaksi-reaksi mencapai tujuan. d. Teori Belajar Pavlov (Classical Conditioning) Pavlov berpendapat mengutamakan perilaku atau perubahan tingkah
laku
organisme
melalui
stimulus-respons.
Classical
Conditioning mengutamakan proses daripada hasil. Oleh sebab itu dalam proses belajar lebih mengutamakan rangsangan daripada respons (Nana Sudjana, 1990:71). Tingkah laku seseorang tidak lain merupakan hasil dari latihan-latihan atau kebiasaan-kebiasaan
21
mereaksi dari rangsangan yang dialaminya dalam kehidupan seharihari. 4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar banyak jenisnya, tetapi dapat digolongkan menjadi dua golongan yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern adalah faktor yang ada dalam diri individu, sedangkan faktor ekstern adalah faktor yang ada di luar individu (Slameto, 2010:54). a. Faktor Intern 1) Aspek Fisiologis a) Kesehatan Sehat berarti dalam keadaan baik segenap badan beserta bagian-bagiannya dan bebas dari penyakit. Kondisi kesehatan sangat mempengaruhi anak didik dalam menyerap informasi dan pengetahuan yang diberikan di kelas. Anak yang kurang sehat dapat mengalami kesulitan belajar karena ia mudah capek, mengantuk, pusing, daya konsentrasi menurun, dan lain-lain. Hal ini menyebabkan penerimaan dan respons terhadap pelajaran berkurang. Otak tidak bisa bekerja secara optimal dalam memproses, mengelola, dan mengorganisasi bahan pelajaran.
22
b) Cacat tubuh Cacat tubuh adalah sesuatu yang menyebabkan kurang baik atau kurang sempurna mengenai tubuh/badan. Keadaan cacat tubuh juga dapat mempengaruhi belajar, hendaknya anak yang cacat ia belajar pada lembaga pendidikan khusus atau diusahakan alat bantu agar dapat mengurangi pengaruh dari kecacatan tubuh tersebut. 1)
Aspek Psikologis a) Intelegensi siswa Faktor intelegensi siswa merupakan faktor bawaan sejak lahir. Untuk itu dapat dilihat di lapangan, ada anak yang intelegensinya tinggi ada pula anak yang intelegensinya rendah. Keduanya memerlukan perlakuan yang berbeda dalam bimbingan belajar. Anak yang intelegensinya tinggi biasanya lebih cepat menguasai materi pelajaran sehingga prestasinya akan
cenderung
lebih
tinggi.
Sedangkan
anak
yang
intelegensinya rendah, mereka membutuhkan waktu yang relatif lama untuk memahami materi pelajaran yang diajarkan guru. Oleh karena itu integensi besar pengaruhnya terhadap kemajuan belajar.
23
b) Perhatian siswa Perhatian adalah keaktifan jiwa yang dipertinggi sematamata tertuju kepada suatu obyek. Untuk dapat menghasilkan prestasi belajar yang baik maka siswa harus mempunyai perhatian terhadap bahan yang dipelajarinya. Guru harus membuat materi pelajaran yang bisa menarik perhatian agar siswa tidak bosan. c) Minat siswa Minat adalah kecenderungan yang tetap dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Berbeda dengan perhatian yang bersifat sementara namun minat waktunya lama dan selalu diikuti dengan perasaan senang dan dari minat tersebut dapat diperoleh kepuasan. Anak yang mempunyai minat yang besar terhadap pelajaran tertentu
pasti
akan
senang
mempelajarinya,
sehingga
mendorong tercapainya prestasi belajar yang lebih baik. Ada atau tidaknya minat terhadap suatu pelajaran dapat dilihat dari cara anak mengikuti pelajaran, lengkap tidaknya catatan, maupun dari
perhatian
anak
terhadap
berlangsungnya
pelajaran (Abu Ahmadi dan Widodo, 2004:83). d) Bakat siswa Bakat atau aptitude adalah kemampuan dasar yang dibawa sejak lahir. Kemampuan itu baru dapat terealisasi menjadi
24
kecakapan yang nyata sesudah belajar atau berlatih. Bakat sangat berpengaruh terhadap tinggi rendahnya prestasi belajar siswa (Slameto, 2010:57). Seseorang akan mudah mempelajari sesuatu apabila sesuai dengan bakatnya. Apabila anak harus mempelajari materi yang lain dari bakatnya maka ia akan cepat bosan, mudah putus asa, dan tidak senang. e) Motivasi siswa Motivasi dapat diartikan sebagai keinginan atau dorongan untuk melakukan sesuatu (Ngalim Purwanto, 1988:69). Dalam hal belajar, motivasi itu sangat penting. Seseorang akan berhasil dalam belajar jika pada dirinya sendiri ada keinginan untuk belajar. Siswa yang memiliki motivasi belajar kuat akan mempunyai banyak energi untuk melakukan kegiatan belajar sehingga prestasinya juga bisa meningkat. f) Kematangan siswa Kematangan adalah suatu tingkat atau fase dalam pertumbuhan seseorang, dimana alat-alat tubuhnya sudah siap untuk melaksanakan kecakapan baru. Tingkat belajar anak akan lebih berhasil jika anak sudah siap (matang). g) Kesiapan Siswa Kesiapan atau readiness adalah kesediaan untuk memberi respons atau bereaksi. Kesediaan itu timbul dari dalam diri seseorang juga berhubungan dengan kematangan. Karena
25
kematangan berarti kesiapan untuk melaksanakan kecakapan. Kesiapan ini perlu diperhatikan dalam proses belajar. Jika siswa belajar sudah memiliki kesiapan maka hasil belajarnya akan lebih baik. b.Faktor Ekstern 1)
Faktor Keluarga a) Cara orang tua mendidik Keluarga adalah unsur pendidikan yang pertama dan utama. Orang tua harus memberikan bimbingan dan perhatian dalam perkembangan anaknya. Anak harus dididik dengan cara yang benar sehingga perkembangan anak dalam hal pendidikan dapat tercapai secara optimal. b) Suasana rumah Suasana rumah dimaksudkan sebagai situasi atau kejadiankejadian yang sering terjadi di dalam keluarga dimana anak berada dan belajar. Apabila suasana rumah tidak kondusif akan menyebabkan anak menjadi bosan berada di rumah dan menyebabkan proses belajarnya terganggu. Maka agar anak dapat belajar dengan baik perlu diciptakan suasana rumah yang tenang dan tentram. c) Keadaan Ekonomi Keluarga Keadaan ekonomi keluarga erat hubungannya dengan prestasi belajar anak. Anak yang sedang belajar selain harus
26
terpenuhi kebutuhan pokoknya juga membutuhkan fasilitas belajar. Semua itu dapat terpenuhi jika perekonomian keluarga tercukupi. d) Latar Belakang Kebudayaan Tingkat pendidikan atau kebiasaan di dalam keluarga mempengaruhi sikap anak dalam belajar. Anak hendaknya ditanamkan kebiasaan yang baik agar dapat mendorong semangat belajarnya (Slameto, 2010:60-64). 2)
Faktor Sekolah a) Metode Mengajar Guru yang professional harus mampu menggunakan metode-metode yang sesuai dengan materi yang diajarkan. Metode yang digunakan hendaknya dapat meningkatkan motivasi, perhatian, dan prestasi belajar siswa. Guru sebagai salah
satu
sumber
belajar
berkewajiban
menyediakan
lingkungan belajar yang kreatif bagi kegiatan belajar anak didik di kelas. Pemilihan dan penentuan metode harus sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai (Syaiful Bahri, 2006:77). b) Kurikulum Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan
sebagai
pedoman
penyelenggaraan
kegiatan
27
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu (Rusman, 2009:3). Kegiatan sebagian besar adalah menyajikan bahan pelajaran agar siswa menerima, menguasai, dan mengembangkan bahan pelajaran itu. Jika kurikulum yang digunakan sudah sesuai dengan kebutuhan siswa maka akan mempengaruhi hasil belajar siswa. c) Kedisiplinan Sekolah Kedisiplinan sekolah mencakup kedisiplinan seluruh staf sekolah baik guru, karyawan, maupun siswa. Sekolah yang dalam pelaksanaan disiplinnya kurang, akan mempengaruhi sikap siswa dalam belajar sehingga tidak memiliki rasa tanggung jawab karena tidak ada sangsi apabila melanggar disiplin sekolah. Dengan demikian agar siswa belajar lebih maju, siswa harus disiplin dalam belajar baik di sekolah maupun di rumah. d) Relasi dengan Guru Apabila relasi antara guru dan siswa terjalin baik, maka siswa akan menyukai gurunya, juga akan menyukai mata pelajaran yang diberikan sehingga siswa berusaha mempelajari sebaik-baiknya, begitu pula sebaliknya. Guru yang kurang berinteraksi dengan siswa secara akrab akan menyebabkan kegiatan belajar mengajar menjadi terhambat.
28
3)
Faktor Masyarakat a) Mass Media Mass media meliputi radio, televisi, surat kabar, majalah, komik, buku-buku, maupun komputer. Mass media yang baik memberi pengaruh yang baik terhadap siswa dan juga proses belajarnya.
Sebaliknya
mass
media
yang
jelek
juga
berpengaruh jelek terhadap siswa. Maka perlu kiranya siswa mendapatkan bimbingan dan kontrol dari pihak orang tua dan pendidik baik di rumah, sekolah, dan masyarakat. b) Teman Bergaul Teman bergaul akan berpengaruh terhadap kondisi kejiwaan anak. Agar siswa dapat belajar dengan baik maka diusahakan siswa memiliki teman bergaul yang baik pula. Pembinaan serta pengawasan dari orang tua harus cukup bijaksana, sehingga siswa tidak terjerumus dalam pergaulan yang salah (Slameto, 2010:54). 4. Syarat-Syarat Belajar Pada situasi belajar, tingkatan belajar yang tepat terdiri dari hal-hal yang berhubungan dengan penggunaan persyaratan belajar (Nana Sudjana,1991:159). Ada delapan syarat belajar atau tipe belajar menurut Gagne yaitu :
29
a. Signal Learning (belajar tanda, isyarat) Belajar tipe ini merupakan tipe yang paling dasar. Signal Learning dapat diartikan sebagai proses penguasaan pola-pola dasar perilaku yang tidak sengaja dan tidak disadari tujuannya. Tipe belajar ini melibatkan reaksi emosional di dalamnya. b. Stimulus-Response Learning (belajar merangsang jawaban) Kemampuan seorang anak tidak diperoleh secara tiba-tiba melainkan melalui latihan-latihan dengan diberikan rangsangan. c. Chaining (mengikat, merantai) Belajar tipe ini adalah menghubungkan antara kata satu dengan kata yang lain yang saling berhubungan. d. Verbal Association (perkumpulan lesan) Anak belajar dengan kata-kata sederhana sesuai yang dilihat oleh mereka. e. Discrimination Learning (belajar diskriminasi) Seorang anak mulai belajar membedakan antara satu hal dengan hal yang lain. Dalam tipe ini anak didik mengadakan seleksi dari sejumlah rangsangan, kemudian memilih pola-pola respons yang dianggap paling sesuai. f. Concept Learning (belajar konsep) Belajar konsep adalah belajar pengertian dengan berdasarkan kesamaan ciri-ciri sehingga didapat suatu pengertian atau konsep.
30
g. Rule Learning (belajar peraturan) Pada tingkatan ini anak belajar membuat kaidah atau hukum melalui penalaran. h. Problem Solving (memecahkan masalah) Anak didik belajar
memecahkan masalah dari situasi
yang
mengandung problem sehingga ia merasakan adanya suatu kesulitan. 5. Tujuan Belajar Belajar dimulai karena ada tujuan yang akan dicapai. Tujuan itu muncul untuk memenuhi suatu kebutuhan. Aktifitas belajar diarahkan kepada pencapaian suatu tujuan dan untuk memenuhi suatu kebutuhan. Aktifitas belajar akan efektif dan efisien apabila terarah kepada tujuan yang jelas dan berarti bagi individu (Sardiman, 1986:28). Tujuan belajar diantaranya ada tiga jenis yaitu : a) Untuk mendapatkan pengetahuan b) Penanaman konsep dan ketrampilan c) Pembentukan sikap B. Mata Pelajaran Aqidah Akhlak 1. Pengertian Pendidikan Aqidah Akhlak Pendidikan Aqidah Akhlak adalah upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati, dan mengimani Allah dan mewujudkannya dalam perilaku Akhlak mulia
31
dalam kehidupan sehari-hari melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan, penggunaan pengalaman, dan pembiasaan (Departemen Agama, 2004:17). Aqidah Akhlak merupakan salah satu mata pelajaran Pendidikan Agama Islam yang mempelajari tentang rukun iman yang dikaitkan dengan pengenalan dan penghayatan terhadap Asmaul Husna serta penciptaan suasana dan pembiasaan dalam mengamalkan akhlak terpuji dan adab islami melalui pemberian contoh-contoh perilaku dan cara mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari (Departemen Agama, 2008: 21). Jadi pendidikan Aqidah Akhlak yaitu pendidikan yang mengajarkan ketauhidan sebagai dasar keimanan seseorang yang harus ditanamkan kepada anak sejak dini. Karena dengan pendidikan inilah anak akan mengenali siapa Tuhannya, dan apa saja yang harus mereka lakukan dalam menjalani kehidupan sesuai syariat Islam. Selain itu mengajarkan anak mengenai dasar-dasar moral dan keutamaan perangai, tabiat yang harus dimiliki dan dijadikan kebiasaan oleh anak. Dalam proses pembelajarannya mata pelajaran Aqidah Akhlak bisa dilakukan melalui bimbingan, pengajaran, latihan dan pengalaman. Penekanan pembelajaran Aqidah Akhlak bukan sekedar pada penguasaan ilmunya, tetapi bagaimana menumbuhkan kesadaran peserta didik memiliki kekokohan Aqidah dan keluhuran Akhlak yang diwujudkan dalam perilaku sehari-hari.
32
2. Fungsi Pendidikan Aqidah Akhlak a. Penanaman nilai dan ajaran Islam sebagai pedoman mencapai kebahagiaan di dunia dan akherat. b. Peneguhan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah serta pengembangan akhlak mulia peserta didik seoptimal mungkin, melanjutkan pendidikan yang telah lebih dulu ada di keluarga. c. Penyesuaian mental dan diri peserta didik terhadap lingkungan fisik dan sosial dengan bekal aqidah dan akhlak. d. Perbaikan kesalahan-kesalahan dan kelemahan-kelemahan peserta didik dalam keyakinan pengamalan ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari. e. Pencegahan peserta didik dari hal-hal negatif dari lingkungannya maupun budaya asing. f. Pengajaran tentang informasi dan pengetahuan keimanan dan akhlak. g. Pembekalan peserta didik untuk mendalami Aqidah Akhlak pada jenjang yang lebih tinggi. 3. Tujuan Pendidikan Aqidah Akhlak Tujuan dari pendidikan Aqidah Akhlak yaitu untuk menumbuhkan dan meningkatkan keimanan yang diwujudkan dengan akhlak terpuji melakui pemberian, pemupukan, penghayatan, pengetahuan, pengamalan serta pengalaman peserta didik tentang aqidah dan akhlak Islam. Peserta didik diharapkan menjadi manusia muslim yang terus berkembang dan meningkatkan kualitas keimanan dan ketaqwaan kepada Allah serta
33
berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, masyarakat, berbangsa, dan bernegara serta untuk dapat melanjutkan pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi (Departemen Agama, 2004:18). 4. Karakteristik Pendidikan Aqidah Akhlak a. Rasional Artinya
upaya
meningkatkan
kualitas
proses
dan
hasil
pembelajaran Aqidah Akhlak dengan pendekatan yang memfungsikan rasio peserta didik sehingga isi dan nilai-nilai yang ditanamkan dapat dipahami dengan mudah. b. Emosional Merupakan upaya menggugah perasaan peserta didik dalam menghayati akhlak mulia sehingga berkesan dalam jiwa. c. Fungsional Menyajikan materi Aqidah Akhlak yang memberikan manfaat nyata bagi peserta didik dalam kehidupan sehari-hari (Departemen Agama, 2004:21). 5. Ruang Lingkup Pendidikan Aqidah Akhlak Pendidikan Aqidah Akhlak mempunyai beberapa ruang lingkup diantaranya yaitu : a. Keteladanan Pendidikan yang menempatkan dan memerankan guru serta komponen madrasah lainnya sebagai teladan yang mencerminkan sebagai individu yang memiliki keimanan teguh dan berakhlak mulia.
34
b. Keimanan Mendorong peserta didik untuk mengembangkan pemahaman dan keyakinan tentang adanya Allah sebagai Maha segala-galanya. c. Pengamalan Mengkondisikan
peserta
didik
untuk
mengamalkan
dan
mempraktekkan akhlak mulia dalam kehidupan sehari-hari. d. Pembiasaan Melaksanakan pembelajaran dengan pembiasaan sikap dan perilaku yang baik yang sesuai dengan ajaran agama Islam yang terkandung dalam Al-Qur’an dan Hadist serta tauladan para ulama (Departemen Agama, 2004:22). C. Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching and Learning) 1. Pengertian Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) dalam bahasa Indonesia lazim disebut dengan Pendekatan Kontekstual. Kontekstual berasal dari bahasa Inggris (Asal bahasa latin Con = with + textu) bermakna mengikuti konteks atau dalam konteks. Konteks pula mengandung maksud keadaan, situasi, dan kejadian (Muslam, 2006:88). Secara umum kontekstual membawa pengertian : a. Yang berkenaan, relevan, ada hubungan atau kaitan langsung, mengikuti konteks.
35
b. Yang membawa maksud, makna dan kepentingan (meaningful). Oleh karena itu kontekstual mampu membawa pelajar ke materi pembelajaran yang isi dan konsepnya memberi makna dalam kehidupan mereka sehari-hari. Sedangkan pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching and Learning) menurut istilah adalah sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh pakar pendidikan diantaranya sebagai berikut : a. Menurut Elaine Johnson, Pendekatan Kontekstual adalah “ An aducational process that aims to help students see meaning in the academic material they are studying by connecting academic subjects with the context of their daily lives, that is, with context of their personal, social, and cultural circumstance. To achieve this aim, the system encompasses the following eight component : making meaningful connections, doing significant work, self-regulated learning, collaborating, critical and creative thinking, nurturing the individual, reaching high standards, using authentic assessment “ . Artinya : Sistem CTL adalah sebuah proses pendidikan yang bertujuan menolong para siswa melihat makna di dalam materi akademik yang mereka
pelajari
dengan
cara
menghubungkan
subyek-subyek
akademik dengan konteks dalam kehidupan keseharian mereka. Untuk mencapai tujuan ini, sistem tersebut meliputi delapan komponen berikut : membuat keterkaitan-keterkaitan yang bermakna, melakukan pekerjaan yang berarti, melakukan pembelajaran yang diatur sendiri, melakukan kerjasama, berpikir kritis dan kreatif, membantu individu untuk tumbuh dan berkembang, mencapai standar yang tinggi, dan menggunakan penilaian autentik (Elaine Johnson, 2002:19).
36
b. Menurut Masnur Muslich, Pembelajaran Kontekstual atau Contextual Teaching and Learning adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi pembelajaran dengan situasi dunia nyata siswa, dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari. c. Menurut Rusman, Contextual Teaching and Learning merupakan konsep belajar yang beranggapan bahwa anak akan belajar lebih baik jika lingkungan diciptakan secara alamiah. Belajar lebih bermakna jika anak belajar dan mengalami sendiri apa yang akan dipelajarinya, bukan sebatas mengetahui. Pembelajaran tidak hanya menyampaikan materi pelajaran kepada siswa, tetapi bagaimana siswa dapat memaknai apa yang dipelajarinya. d. Menurut Sumiati dan Asra (2004:13) bahwa Pendekatan Kontekstual adalah upaya guru untuk membantu siswa memahami relevansi materi pembelajaran yang dipelajariya yaitu dengan melakukan suatu pendekatan yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengaplikasikan apa yang dipelajarinya di kelas. Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa Pendekatan Kontekstual (CTL) adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi ajar dengan dunia nyata siswa, yang dapat mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam
37
kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Dengan demikian hasil belajar akan lebih bermakna bagi siswa. Dalam proses pendekatan pembelajaran Kontekstual (CTL) peserta didik akan belajar dengan baik jika yang dipelajari terkait dengan apa yang diketahui dan kegiatan yang akan terjadi di sekelilingnya. Pendekatan Kontekstual ini menekankan pola dan daya pikir yang tinggi, transfer ilmu pengetahuan, mengumpulkan dan menganalisis data, memecahkan problemproblem tertentu baik secara individu maupun kelompok. Pembelajaran dengan
Contextual
Teaching
and
Learning
akan
memungkinkan proses belajar yang tenang dan menyenangkan karena proses pembelajaran dilakukan secara alamiah dan kemudian peserta didik dapat mempraktekkan secara langsung berbagai materi yang telah dipelajari. Hal ini akan mendorong siswa memahami hakekat, makna, dan manfaat belajar sehingga akan memberikan stimulus dan motivasi kepada mereka untuk rajin dan senantiasa belajar. Dalam konteks ini peserta didik perlu mengetahui apa makna belajar, apa manfaatnya, dalam status apa mereka, dan bagaimana mencapainya. Dalam kelas Kontekstual tugas guru adalah membantu siswa untuk mencapai tujuannya. Tugas guru adalah sebagai fasilitator, motivator dan juga pengelola kelas agar senantiasa kondusif untuk belajar siswa. Jadi pengetahuan atau ketrampilan itu akan ditemukan oleh siswa sendiri.
38
2. Prinsip-Prinsip Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) Pendekatan Contextual Teaching and Learning memiliki 3 prinsip ilmiah yaitu : a. Prinsip Kesaling-bergantungan Prinsip kesaling-bergantungan mewujudkan diri, misalnya ketika para siswa bergabung untuk memecahkan masalah dan ketika para guru mengadakan pertemuan dengan rekannya. b. Prinsip Diferensiasi Prinsip diferensiasi menjadi nyata ketika CTL menantang para siswa untuk saling menghormati perbedaan dan keunikan masing-masing, untuk menjadi kreatif, bekerjasama, menghasilkan gagasan dan hasil baru yang berbeda dan untuk menyadari bahwa keragaman adalah tanda kemantapan dan kekuatan (Elaine Johnson, 2002:86). c. Prinsip Pengaturan Diri Terlihat ketika siswa mencari dan menemukan kemampuan dan minat mereka sendiri yang berbeda yang diperoleh dari penilaian autentik. Mengulas usaha-usaha mereka dalam tuntutan tujuan yang jelas dan berperan serta dalam kegiatan-kegiatan yang berpusat pada siswa (Elaine, 2002:86).
39
3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pembelajaran Kontekstual Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan Pendekatan Contextual Teaching and Learning antara lain : a. Guru harus memperhatikan pengetahuan yang sudah dimiliki oleh peserta didik. b. Penekanan pada pemahaman pengetahuan (understanding knowledge) dengan cara menyusun hipotesis atau konsep sementara, melakukan sharing untuk memperoleh masukan dan tanggapan dari orang lain, serta merevisi dan mengembangkan konsep. c. Pembelajaran ditekankan pada upaya mempraktekkan secara langsung dari materi yang dipelajari. d. Mengaktifkan peserta didik dan guru mendorong berkembangnya kemampuan baru (Khaerudin dan Mahfud, 2007:199). 4. Karakteristik Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) Karakteristik Pendekatan Contextual Teaching and Learning meliputi : a. Kerjasama b. Saling menunjang c. Menyenangkan d. Belajar dengan gairah e. Pembelajaran terintegrasi
40
f. Menggunakan berbagai sumber g. Siswa aktif h. Dengan teman i. Siswa kritis, guru kreatif 5. Bentuk-Bentuk Pendekatan Contextual Teaching and Learning Menurut
Masnur
Muslich
(2007:44-45)
dalam
pendekatan
Kontekstual melibatkan tujuh komponen utama pembelajaran efektif yang meliputi : a. Konstruktivisme (Constructivisme) Komponen ini merupakan landasan filosofis (berpikir) dalam pendekatan CTL. Menekankan terbangunnya pemahaman sendiri secara aktif, kreatif, dan produktif berdasarkan pengetahuan dan dari pengalaman belajar yang bermakna. Siswa perlu dibiasakan untuk memecahkan masalah, menemukan sesuatu yang berguna bagi dirinya, dan kritis menyampaikan ide. Dengan dasar itu pembelajaran harus dikemas menjadi proses mengkonstruksi bukan hanya sekedar menerima pengetahuan. Dalam proses pembelajaran anak didik membangun sendiri pengetahuan mereka melalui keterlibatan aktif. Peserta didik menjadi pusat kegiatan bukan guru. Dalam komponen konstruktivisme, srategi lebih diutamakan daripada mengingat pengetahuan, maka tugas guru adalah :
41
1) Menjadikan pengetahuan bermakna bagi siswa. 2) Memberi kesempatan bagi siswa menemukan dan menerapkan idenya. 3) Menyadarkan siswa agar menerapkan stategi mereka sendiri dalam belajar. b. Bertanya (Questioning) Belajar dengan pendekatan CTL dipandang sebagai upaya guru yang bisa mendorong siswa untuk mengetahui sesuatu, mengarahkan siswa untuk mempengaruhi informasi, sekaligus mengetahui perkembangan kemampuan berfikir siswa. Dalam pembelajaran yang produktif kegiatan bertanya berguna untuk menggali informasi, mengecek pemahaman siswa, membangkitkan respons siswa, dan memfokuskan perhatian siswa. c. Menemukan (Inquiry) Komponen inquiry merupakan inti dari pendekatan Contextual teaching and Learning. Pengetahuan dan ketrampilan yang diperoleh siswa diharapkan bukan dari hasil mengingat dan menghafal tetapi hasil dari menemukan sendiri. Kegiatan ini diawali dari pengamatan terhadap fenomena, dilanjutkan dengan kegiatan-kegiatan bermakna untuk menghasilkan temuan yang diperoleh sendiri oleh siswa. Siklus inquiry meliputi
:
mengamati,
menemukan
dan
merumuskan
masalah,
mengajukan dugaan jawaban, mengumpulkan data, menganalisis data, dan membuat kesimpulan.
42
d. Masyarakat Belajar (Learning Community) Konsep ini menyarankan bahwa hasil belajar sebaiknya diperoleh dari kerjasama dengan orang lain. Hal ini berarti bahwa hasil belajar bisa diperoleh melalui sharing dengan teman, antarkelompok, dan antara yang tahu kepada yang tidak tahu baik di dalam maupun di luar kelas. Oleh karena itu pembelajaran yang dikemas dalam diskusi kelompok yang anggotanya berbeda-beda, dan dengan jumlah yang bervariasi sangat mendukung komponen ini. e. Pemodelan (Modelling) Dalam sebuah pembelajaran pengetahuan maupun ketrampilan selalu ada model yang bisa ditiru. Model yang dimaksud yaitu bisa dari guru maupun juga pemberian contoh berupa cara mengoperasikan sesuatu, menunjukkan hasil karya, atau model penampilan. Cara pembelajaran semacam ini akan lebih cepat dipahami siswa daripada hanya bercerita atau memberikan penjelasan kepada siswa tanpa ditunjukkan contohnya. f. Refleksi (Reflection) Refleksi adalah perenungan kembali atas pengetahuan yang baru dipelajari. Refleksi merupakan respons terhadap pengetahuan yang baru diterima. Guru membantu siswa membuat hubungan antara pengetahuan lama dengan pengetahuan yang baru ia dapatkan. Dengan memikirkan apa yang baru saja dipelajari dan menelaahnya maka siswa akan
43
menyadari bahwa pengetahuan tersebut merupakan pengayaan dan perbaikan dari pengetahuan sebelumnya. g. Penilaian Sebenarnya (Authentic Assessment) Penilaian Autentik adalah proses pengumpulan data yang bisa memberikan gambaran perkembangan belajar siswa (Beni Ambaraya, 2002:12). Gambaran perkembangan belajar siswa perlu diketahui oleh guru
agar dapat memastikan bahwa siswa mengalami proses
pembelajaran dengan benar. Masalah belajar siswa harus diketahui sejak awal dengan cara mengidentifikasi data. Adapun wujud atau bentuk kegiatan sebagai dasar untuk menilai prestasi dan kompetensi siswa, antara lain : 1) Proyek kegiatan dan laporannya 2) Pekerjaan rumah 3) Kuis 4) Karya siswa 5) Presentasi dan penampilan siswa 6) Demonstrasi 7) Jurnal 8) Hasil tes tertulis 9) Karya tulis
44
D. Pendekatan Contextual Teaching and Learning dalam Pembelajaran Aqidah Akhlak Penerapan Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) dapat menghasilkan guru yang professional sehingga peserta didik menjadi lebih termotivasi dalam pembelajaran, salah satunya pada mata pelajaran Aqidah Akhlak. Melalui Pendekatan Kontekstual memberi pengaruh positif dalam membentuk sikap dan perilaku anak didik yang dapat diterapkan dalam kehidupan
sehari-hari.
Dalam
pembelajaran
Aqidah
Akhlak
yang
menggunakan pendekatan Contextual Teaching and Learning, peserta didik diberi pembekalan pengetahuan bukan yang bersifat teoritis saja tetapi peserta didik juga diberikan pengalaman belajar yang mengaitkan materi dengan kehidupan nyata. Untuk mengaitkannya bisa dilakukan dengan berbagai cara. Selain karena materi Aqidah Akhlak yang sedang dipelajari secara langsung terkait dengan kondisi nyata, bisa juga disiasati dengan pemberian ilustrasi atau contoh, penggunaan sumber belajar, diskusi dan sebagainya. Proses pembelajaran dengan menggunakan Contextual Teaching and Learning menjadikan suasana belajar Aqidah Akhlak menjadi lebih konkret, realistis, menyenangkan, aktual, dan lebih bermakna bagi peserta didik. Siswa tidak hanya menghafal atau mengingat materi pembelajaran tetapi siswa dapat memahami inti dari materi karena dikaitkan dengan situasi nyata yang ada di sekitarnya.
45
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN
Pelaksanaan penelitian yang disajikan terdiri dari empat sub pokok judul, yaitu sebagai berikut : A. Tempat, Waktu, dan Subjek Penelitian B. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I C. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II D. Deskripsi Pelaksanaan Siklus III Penelitian ini merupakan penelitian tindakan (action research), karena penelitian tindakan dilakukan untuk memecahkan masalah dalam pembelajaran di dalam kelas. Penelitian ini juga termasuk penelitian deskriptif, sebab menggambarkan bagaimana suatu teknik atau pendekatan pembelajaran diterapkan dan bagaimana hasil yang inginkan dapat tercapai. Berikut ini adalah pemaparan empat sub pokok judul di atas.
A. Tempat, Waktu, dan Subjek Penetian Pada sub judul yang pertama ini, peneliti memaparkan tentang tempat penelitian, waktu penelitian dan subyek penelitian, yang akan diuraikan sebagai berikut :
45
46
1. Tempat Penelitian Tempat penelitian adalah tempat yang digunakan dalam melakukan penelitian untuk memperoleh data yang diinginkan. Penelitian ini bertempat di MI Islamiyah Sukorejo Kecamatan Limpung Kabupaten Batang. Adapun batas wilayah Desa Sukorejo adalah sebagai berikut : a. Sebelah Utara adalah Desa Plumbon b. Sebelah Selatan adalah Desa Lobang c. Sebelah Barat adalah Desa Tembok d. Sebelah Timur adalah Desa Ngaliyan MI Islamiyah Sukorejo berdiri pada tahun 1987 di bawah naungan Yayasan Lembaga Pendidikan Maarif Nahdatul Ulama. Status dari MI Islamiyah Sukorejo adalah diakui dengan nomor statistik sekolah 152030879766. Lembaga pendidikan ini berada di bawah naungan Kementrian Agama Republik Indonesia. Pengelolaan dan Pembelajaran di MI Islamiyah Sukorejo melibatkan dewan guru dan komite sekolah. Saat ini MI Islamiyah Sukorejo memiliki tujuh tenaga edukatif. Tenaga edukatif tersebut empat diantaranya adalah tenaga guru yang berstatus sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) dari Departemen Agama dan tiga orang lainnya merupakan guru tetap yayasan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel I berikut ini :
47
Tabel I Keadaan Dewan Guru dan Karyawan MI Islamiyah Sukorejo Tahun Pelajaran 2009/2010 No 1 2 3 4 5 6 7
Nama
L/P
Pangkat
Gol
Ket
L
Pendidikan Terakhir S1 PAI 2009
Ali Sodikin, S.Pd.i 19640514 1984 01 1 002 Rokhaenah, S.Pd.i 19780923 2008 01 1 001 Zulaekha, A.Ma Uswatun Khasanah, A.Ma Amin Makruf, A.Ma.Pd 19830410 2009 02 1 002 Andri Afriyanto, S.Pd.i Nur Safaah, A.Ma 198407212009 01 0001
Pembina
IV/A
Kepsek
P
S1 PAI 2008
Gr. Pratama Tk. I
II/B
GK I
P
D2 PGTK 2007
-
GK II
P
D2 PGK 2007
-
-
GK III
L
Gr. Pratama Tk. I -
II/B
GK IV
L
D2 PGPJ SD 2003 S1 PAI 2009
-
GK V
P
S1 PAI 2007
Gr. Pratama Tk. I
II/B
GK VI
Sedangkan jumlah siswa MI Islamiyah Sukorejo tahun pelajaran 2009 / 2010 berjumlah 123 siswa, yang terdiri dari 58 siswa putra dan 65 siswa putri dan terbagi dalam enam kelas. Sebagian besar siswa-siswi MI Islamiyah Sukorejo berasal dari tiga
dukuh, yaitu Dukuh Bandungan,
Dukuh Mlangkok dan Dukuh Sukorejo. Untuk memperjelas dapat dilihat pada tabel II sebagai berikut : Tabel II Keadaan Siswa MI Islamiyah Sukorejo Tahun Pelajaran 2009 / 2010 Jenis Kelamin No
Kelas
L
P
Jumlah
1
I
6
9
15
2
II
15
10
25
Keterangan
48
Jenis No
Kelas
Kelamin
Jumlah
Keterangan
3
III
8
12
20
4
IV
12
11
23
5
V
9
13
22
6
VI
8
10
18
58
65
123
Jumlah
Objek Penelitian
Sebagaimana Madrasah Ibtidaiyah yang lainnya, MI Islamiyah Sukorejo juga memiliki sarana dan prasarana yang cukup memadai. Hal ini dapat dilihat dari fisik gedung yang cukup baik. Gedung sekolah didirikan sebagai sarana dalam pembelajaran yang berasal dari sumber dana dari pemerintah maupun sumbangan tidak mengikat seperti sumbangan dari pengurus, donatur, maupun wali murid. Adapun sarana dan prasarana yang dimiliki MI Islamiyah Sukorejo meliputi : ruang kantor, ruang guru, perpustakaan, dan sebagainya. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel III sebagai berikut : Tabel III Kondisi fisik MI Islamiyah Sukorejo Tahun Pelajaran 2009 / 2010 No
Jenis Ruang
Jumlah
Kondisi
1.
Ruang Kelas I - VI
6
Baik
2.
Kantor
1
Baik
3.
Ruang Guru
1
Baik
4.
Perpustakaan
1
Baik
5.
UKS
1
Baik
6.
WC Guru
1
Baik
7.
WC Siswa
2
Baik
8.
Gudang
1
Baik
49
2. Waktu Penelitian Waktu penelitian adalah waktu berlangsungnya penelitian atau saat penelitian tersebut dilaksanakan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei - Juni 2010 yaitu : a. Hari Senin tanggal 24 Mei 2010 b. Hari Kamis tanggal 27 Mei 2010 c. Hari Selasa tanggal 1 Juni 2010 3. Subjek Penelitian Subyek penelitian dalam penelitian ini adalah siswa – siswi kelas III MI Islamiyah Sukorejo Kecamatan Limpung Kabupaten Batang pada tahun pelajaran 2009 / 2010 pada mata pelajaran Aqidah Akhlak. Materi yang diajarkan pada saat penelitian meliputi : materi akhlak terpuji, akhlak tercela, dan sifat-sifat Allah SWT dalam Asmaul Husna. Dalam penelitian ini subyek yang diteliti adalah siswa kelas III dengan jumlah 20 siswa, yang terdiri dari 8 siswa laki-laki dan 12 siswa perempuan. Penelitian yang dilaksanakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK), yang istilah populernya adalah Classroom Action Research (CAR). Penelitian Tindakan Kelas bertujuan untuk mengatasi masalah pembelajaran yang ada di dalam kelas, dan meningkatkan prestasi belajar siswa terutama dalam mata pelajaran Aqidah Akhlak bab akhlak tercela, akhlak terpuji dan mengenal Allah SWT melalui sifat-sifat Allah SWT yang terkandung dalam Asmaul Husna. Berikut adalah subyek penelitian di atas, untuk jelasnya dapat dilihat pada tabel IV di bawah ini.
50
Tabel IV Nama-nama Siswa Kelas II MI Islamiyah Sukorejo No
Nama Siswa
TTL
L/P
Alamat
1.
Eko Yulianto
Batang, 13-03-1998
L
2.
Muhamad Rizki
Batang, 03-06-1998
L
Bandungan Sukorejo
3.
Muhamad Rofiaji
Batang, 26-09-1999
L
Sukorejo
4.
Miftahul Huda
Batang, 04-04-1999
L
Sukorejo
5.
Teguh Imam K
Batang, 12-09-1998
L
Sukorejo
6.
Rena Saputri
Batang, 09-03-1999
P
Sukorejo
7.
Zuhrotul ilmiyah
Batang, 20-08-1999
P
Sukorejo
8.
Muh.Zulfa Maulana
Batang, 17-06-1999
L
Sukorejo
9.
Muh.Khoirul Anwar
Batang, 15-04-1999
L
Sukorejo
10. Ita Zumainiyah
Batang, 03-03-2000
P
Sukorejo
11. Nailul Maghfiroh
Batang, 19-09- 2000
P
Sukorejo
12. Melya Arifah
Batang, 26-06-1999
P
13. Asih Noviana
Batang, 16-04-1999
P
Bandungan Sukorejo
14. Faqia Isa Ahyana
Batang, 11-09-2000
P
Sukorejo
15. Ina Fitriana
Batang, 16-10-1999
P
Sukorejo
16. Khusnul Khotimah
Batang, 07-07-1999
P
Sukorejo
17. Linawati Lisayati
Batang, 13-12-1999
P
Sukorejo
18. Tri Indah Stiyani
Batang, 25-12-1999
P
Sukorejo
19. Sakirul Amin
Batang, 29-03-1999
L
20. Riski Wahyu Lestari Batang, 11-01- 2000
P
Sukorejo Bandungan
B. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I Pada pelaksanaan siklus I ini terdiri dari empat tahapan yaitu : dari perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi.
51
1. Perencanaan Tahap perencanaan meliputi : a. Menentukan waktu pelaksanaan siklus I yaitu pada hari Senin tanggal 24 Mei 2010. b. Menyusun indikator yang akan tercapai setelah pembelajaran. c. Membuat instrument penelitian yaitu : 1) Lembar obsevasi untuk mengumpulkan data tentang perhatian dan motivasi siswa. Untuk aspek perhatian dan motivasi siswa, indikatornya sebagai berikut : PERHATIAN SISWA Skala No
Aspek Yang Diobservasi
1.
Memperhatikan penjelasan guru
2.
Aktif menjawab pertanyaan guru
3.
Menjaga ketenangan kelas
4.
Frekuensi bertanya siswa
5.
Memberi tanggapan
1
2
3
4
5
4
5
MOTIVASI SISWA Skala No
Aspek Yang Diobservasi
1.
Interaksi dalam pembelajaran
2.
Kedisiplinan mengikuti pembelajaran
3.
Upaya mendapatkan prestasi yang baik
4.
Ketekunan belajar
5.
Upaya mendapatkan pujian dari guru
1
2
3
52
2) Tes formatif sebagai alat pengukur hasil belajar siswa pada mata pelajaran Aqidah Akhlak. d. Menyiapkan alat pembelajaran. e. Membuat skenario pembelajaran sebagai pedoman pelaksanaan tindakan di kelas. 1) Kegiatan Awal (10 menit) a) Berdo’a, salam b) Presensi, apersepsi: (Guru bertanya tentang beberapa akhlak terpuji dalam kehidupan sehari-hari) 2) Kegiatan inti (45 menit) a) Guru mengarahkan siswa agar menyimak penjelasan tentang akhlak terpuji dalam kehidupan sehari-hari seperti rendah hati, santun, ikhlas, dan dermawan. b) Siswa menyebutkan pengertian rendah hati, santun, ikhlas, dan dermawan. c) Siswa menyebutkan ciri-ciri dan contoh sifat rendah hati, santun, ikhlas dan dermawan. d) Siswa dibagi menjadi 5 kelompok dan setiap kelompok terdiri dari 4 anak. e) Setiap anggota kelompok bertugas membaca dan memahami materi yang ada dalam buku panduan mata pelajaran. f) Setiap anggota kelompok menyampaikan hasil diskusi kepada kelompok melalui salah satu anggotanya. 3) Kegiatan Akhir (15 menit) a) Kesimpulan b) Evaluasi c) Salam
53
2. Pelaksanaan Dalam pelaksanaan penelitian pembelajaran
Aqidah Akhlak
dilaksanakan sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan menggunakan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL). Pokok bahasan yang diajarkan meliputi membiasakan akhlak terpuji (rendah hati, santun, ikhlas, dan dermawan) dalam kehidupan sehari-hari. Langkahlangkah kegiatan pembelajarannya adalah sebagai berikut : a. Kegiatan Awal (10 menit) 1) Guru membuka pembelajaran dengan mengucapkan salam. 2) Berdoa sebelum mulai pelajaran 3) Guru melaksanakan presensi siswa 4) Guru melakukan apersepsi yaitu: (Guru bertanya tentang beberapa akhlak terpuji dalam kehidupan sehari-hari) b. Kegiatan inti (45 menit) 1) Guru mengarahkan siswa agar menyimak penjelasan tentang akhlak terpuji dalam kehidupan sehari-hari seperti rendah hati, santun, ikhlas, dan dermawan. 2) Siswa menyebutkan pengertian rendah hati, santun, ikhlas, dan dermawan. 3) Siswa menyebutkan ciri-ciri dan contoh sifat rendah hati, santun, ikhlas dan dermawan. 4) Siswa dibagi menjadi 4 kelompok dan setiap kelompok terdiri dari 5 anak.
54
5) Setiap anggota kelompok bertugas membaca dan memahami materi yang ada dalam buku panduan mata pelajaran. 6) Setiap anggota kelompok menyampaikan hasil diskusi kepada kelompok melalui salah satu anggotanya. c. Kegiatan Akhir (15 menit) 1) Guru membagikan soal-soal test formatif sebagai evaluasi. 2) Guru menutup pembelajaran dengan salam. 3. Observasi Sesuai dengan judul penelitian yaitu meningkatkan prestasi belajar Aqidah Akhlak pada siswa kelas III MI Islamiyah Sukorejo Limpung Batang, peneliti melakukan observasi terhadap situasi kelas saat pembelajaran. Dalam observasi / pengamatan memusatkan pada perhatian dan motivasi siswa. Hambatan dari aspek motivasi antara lain adalah : kurangnya interaksi dalam pembelajaran antara guru dan siswa, siswa masih kurang aktif di dalam
kelas, siswa masih kurang bersungguh-sungguh
dalam belajar. Aspek perhatian yang menjadi hambatan diantaranya seperti : siswa kurang memperhatikan penjelasan guru, siswa masih gaduh sehingga kurang menjaga ketenangan kelas. 4. Refleksi Dari penemuan beberapa hambatan di atas dapat dijadikan bahan refleksi untuk perbaikan rencana pada siklus II. Refleksi ini meliputi :
55
1. Penyampaian materi harus bisa membangkitkan perhatian dan motivasi siswa sehingga siswa akan merasa senang dalam proses pembelajaran berlangsung. 2. Guru harus dapat menguasai kelas agar siswa tidak berbuat gaduh dan pemberian peringatan berupa teguran bagi siswa yang terlambat masuk kelas. 3. Bagaimana guru membuat interaksi dengan siswa agar kelas menjadi aktif salah satunya dengan mengajukan pertanyaan untuk siswa tentang materi yang sudah diajarkan. Dari hambatan di atas, peneliti akan meningkatkan pada siklus selanjutnya. C. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II Pada pelaksanaan siklus II ini terdiri dari empat tahapan yaitu : dari perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Dalam siklus II ini pokok bahasan menghindari akhlak tercela seperti sifap bodoh, pemarah, kikir dan boros. 1. Perencanaan Tahap perencanaan meliputi : a. Menentukan waktu pelaksanaan siklus II yaitu pada hari Kamis tanggal 27 Mei 2010. b. Menyusun indikator yang akan tercapai setelah pembelajaran. c. Membuat instrument penelitian yaitu : 1) Lembar observasi untuk mengumpulkan data tentang perhatian dan motivasi siswa. Untuk aspek perhatian dan motivasi siswa, indikatornya sebagai berikut :
56
PERHATIAN SISWA Skala No
Aspek Yang Diobservasi
1.
Memperhatikan penjelasan guru
2.
Aktif menjawab pertanyaan guru
3.
Menjaga ketenangan kelas
4.
Frekuensi bertanya siswa
5.
Memberi tanggapan
1
2
3
4
5
4
5
MOTIVASI SISWA Skala No
Aspek Yang Diobservasi
1.
Interaksi dalam pembelajaran
2.
Kedisiplinan mengikuti pembelajaran
3.
Upaya mendapatkan prestasi yang baik
4.
Ketekunan belajar
5.
Upaya mendapatkan pujian dari guru
1
2
3
2) Tes formatif sebagai alat pengukur hasil belajar siswa pada mata pelajaran aqidah akhlak d. Menyiapkan alat pembelajaran e. Membuat skenario pembelajaran sebagai pedoman pelaksanaan tindakan di kelas.
57
1. Kegiatan Awal (10 menit) a) Berdo’a, salam b) Presensi, apersepsi : (Guru bertanya tentang akhlak tercela dalam kehidupan sehari-hari) 2. Kegiatan inti (45 menit) a) Guru mengarahkan siswa agar menyimak penjelasan tentang sikap bodoh, pemarah, kikir, dan boros b) Siswa menjelaskan pengertian sikap bodoh, pemarah, kikir, dan boros c) Siswa menyebutkan ciri-ciri dan contoh sikap bodoh, pemarah, kikir, dan boros d) Siswa dibagi menjadi 4 kelompok dan setiap kelompok terdiri dari 5 anak. e) Setiap anggota kelompok bertugas membaca dan memahami materi yang ada dalam buku panduan mata pelajaran. f) Setiap anggota kelompok menyampaikan hasil diskusi kepada kelompok melalui salah satu anggotanya 3. Kegiatan Akhir (15 menit) a) Kesimpulan b) Evaluasi c) Salam 2. Pelaksanaan Pada siklus II pelaksanaan penelitian pembelajaran Aqidah Akhlak sesuai dengan RPP dan menggunakan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL). Pokok bahasan yang diajarkan adalah menghindari akhlak tercela seperti sifap bodoh, pemarah, kikir dan boros. Langkah-langkah kegiatan pembelajaran adalah sebagai berikut :
58
a. Kegiatan Awal (10 menit) 1) Guru membuka pembelajaran dengan mengucapkan salam 2) Ketua kelas memimpin berdo’a sebelum pelajaran di mulai 3) Guru melaksanakan presensi siswa 4) Guru melakukan
apersepsi yaitu : Guru bertanya tentang akhlak
tercela dalam kehidupan sehari-hari b. Kegiatan inti (45 menit) 1) Guru mengarahkan siswa agar menyimak penjelasan tentang sikap bodoh, pemarah, kikir, dan boros 2) Siswa menjelaskan pengertian sikap bodoh, pemarah, kikir, dan boros 3) Siswa menyebutkan ciri-ciri dan contoh sikap bodoh, pemarah, kikir, dan boros 4) Siswa dibagi menjadi 4 kelompok dan setiap kelompok terdiri dari 5 anak. 5) Setiap anggota kelompok bertugas membaca dan memahami materi yang ada dalam buku panduan mata pelajaran. 6) Setiap anggota kelompok menyampaikan hasil diskusi kepada kelompok melalui salah satu anggotanya c. Kegiatan Akhir (15 menit) 1) Guru membagikan soal-soal test formatif 2) Guru menutup pembelajaran dengan salam. 3. Observasi Dalam observasi pada siklus II, peneliti dapat menyimpulkan bahwa adanya peningkatan pada aspek perhatian dan motivasi belajar siswa. Walaupun masih banyak kekurangan dalam proses belajar-mengajar. Untuk aspek motivasi juga mengalami peningkatan dalam hal : terjadi interaksi yang positif antara guru dan siswa, ketekunan siswa dalam mengikuti dan kedisiplinan mereka dalam hal masuk kelas. Aspek perhatian yang
59
mengalami peningkatan adalah : Siswa memperhatikan penjelasan guru, suasana belajar yang terkendali karena siswa terfokus pada diskusi kelompok masing-masing, siswa juga aktif dalam menjawab pertanyaan dari guru. 4. Refleksi Dari hasil observasi diadakan refleksi untuk perbaikan pada siklus III. Perbaikan ini bertujuan agar aspek perhatian dan motivasi yang belum maksimal dapat meningkat seperti : siswa tidak takut bertanya apabila ada hal yang kurang dipahami dan berusaha untuk memperoleh nilai yang bagus, siswa juga kurang memberi tanggapan. Untuk siklus III hambatan di atas dapat dijadikan refleksi untuk perbaikan. D. Deskripsi Pelaksanaan Siklus III Pada pelaksanaan siklus III ini terdiri dari empat tahapan yaitu : perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Dalam siklus III ini pokok bahasan mengenai Mengenal Allah melalui sifat-sifat Allah yang terkandung dalam Asmaul-Husna (al-Baathin, al-Waali, al-Mujiib, dan al-Wahhaab). 1. Perencanaan Tahap perencanaan meliputi : a. Menentukan waktu pelaksanaan siklus III yaitu pada hari Senin tanggal 1 Juni 2010. b. Menyusun indikator yang akan tercapai setelah pembelajaran. c. Membuat instrument penelitian yaitu :
60
1) Lembar observasi untuk mengumpulkan data tentang perhatian dan motivasi siswa. Untuk aspek perhatian dan motivasi siswa, indikatornya sebagai berikut : PERHATIAN SISWA Skala No
Aspek Yang Diobservasi
1.
Memperhatikan penjelasan guru
2.
Aktif menjawab pertanyaan guru
3.
Menjaga ketenangan kelas
4.
Frekuensi bertanya siswa
5.
Memberi tanggapan
1
2
3
4
5
4
5
MOTIVASI SISWA Skala No
Aspek Yang Diobservasi
1.
Interaksi dalam pembelajaran
2.
Kedisiplinan mengikuti pembelajaran
3.
Upaya mendapatkan prestasi yang baik
4.
Ketekunan belajar
5.
Upaya mendapatkan pujian dari guru
1
2
3
2) Tes formatif sebagai alat pengukur hasil belajar siswa pada mata pelajaran aqidah akhlak d. Menyiapkan alat pembelajaran e. Membuat skenario pembelajaran sebagai pedoman pelaksanaan tindakan di kelas.
61
1. Kegiatan Awal (10 menit) a) Berdo’a, salam b) Presensi, apersepsi : Guru bertanya kepada siswa tentang sifat-sifat Allah yang terkandung dalam al-asma’al-husna 2. Kegiatan inti (45 menit) a) Guru mengarahkan siswa agar menyimak penjelasan tentang sifatsifat Allah yang terkandung dalam al-asma’al-husna b) Siswa memahami arti kalimat al-Baathin, al-Waali, al-Mujiib, dan al-Wahhab c) Siswa menghafal al-asma’al-husna al-Baathin, al-Waali, al-Mujiib, dan al-Wahhab d) Siswa memberikan contoh-contoh sederhana bahwa Allah bersifat al-Baathin, al-Waali, al-Mujiib, dan al-Wahhab e) Siswa dibagi menjadi 5 kelompok dan setiap kelompok terdiri dari 4 anak. f) Setiap anggota kelompok bertugas membaca dan memahami materi yang ada dalam buku panduan mata pelajaran. g) Setiap anggota kelompok menyampaikan hasil diskusi kepada kelompok lain melalui salah satu anggotanya. 3. Kegiatan Akhir (15 menit) a) Kesimpulan b) Evaluasi c) Salam
2. Pelaksanaan Dalam pelaksanaan penelitian pembelajaran Aqidah Akhlak pada siklus III menggunakan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL). Pokok bahasan yang diajarkan adalah Mengetahui arti kalimat al-Baathin, al-Waali, al-Mujiib, dan al-Wahhaab, Menghafal Al-asma’ul-husna (al-Baathin, al-Waali, al-
62
Mujiib, dan al-Wahhaab), menunjukkan contoh-contoh sederhana bahwa Allah
bersifat
al-Baathin,
al-Waali,
al-Mujiib,
dan
al-Wahhaab,
menunjukkan perilaku beriman bahwa Allah bersifat al-Baathin, al-Waali, al-Mujiib, dan al-Wahhaab Langkah-langkah kegiatan pembelajaran adalah sebagai berikut : a. Kegiatan Awal (10 menit) 1.) Guru membuka pembelajaran dengan mengucapkan salam 2.) Ketua kelas memimpin berdo’a sebelum pelajaran di mulai 3.) Guru melaksanakan presensi siswa 4.) Guru melakukan apersepsi yaitu : bertanya kepada siswa tentang tata cara ibadah shalat b. Kegiatan inti (45 menit) 1.) Guru mengarahkan siswa agar menyimak penjelasan tentang sifatsifat Allah yang terkandung dalam al-asma’al-husna 2.) Siswa memahami arti kalimat al-Baathin, al-Waali, al-Mujiib, dan al-Wahhab 3.) Siswa menghafal al-asma’al-husna al-Baathin, al-Waali, al-Mujiib, dan al-Wahhab 4.) Siswa memberikan contoh-contoh sederhana bahwa Allah bersifat al-Baathin, al-Waali, al-Mujiib, dan al-Wahhab 5.) Siswa dibagi menjadi 4 kelompok dan setiap kelompok terdiri dari 5 anak. 6.) Setiap anggota kelompok bertugas membaca dan memahami materi yang ada dalam buku panduan mata pelajaran. 7.) Setiap anggota kelompok menyampaikan hasil diskusi kepada kelompok melalui salah satu anggotannya. c. Kegiatan Akhir (15 menit) 1.) Guru membagikan soal-soal test formatif 2.) Guru menutup pembelajaran dengan salam.
63
3. Observasi Dalam observasi pada siklus III, peneliti dapat menyimpulkan bahwa adanya peningkatan pada aspek perhatian dan motivasi belajar siswa. Hal tersebut dapat dilihat dari sepuluh aspek perhatian dan motivasi yang diamati sudah tercapai sekitar 95 %. Untuk aspek motivasi juga mengalami peningkatan dalam hal : Terjadi peningkatan prestasi belajar Aqidah Akhlak yang cukup signifikan dilihat dari hasil tes formatif yang sudah bagus sehingga guru memberikan pujian bagi siswa yang mendapatkan nilai yang bagus. Aspek perhatian yang mengalami peningkatan adalah : Siswa sudah tidak takut bertanya apabila ada hal yang kurang jelas. 4. Refleksi Dari hasil observasi diadakan refleksi pada siklus III adalah hampir semua aspek perhatian dan motivasi meningkat sehingga prestasi belajar siswa pun mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Hal ini tidak lepas dari pendekatan Contextual Teaching and Learning yang digunakan untuk proses pembelajaran.
64
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Penelitian Persiklus 1. Pra Siklus Sebelum diterapkan pendekatan Contextual Teaching and Learning penyampaian materi di kelas menggunakan metode ceramah. Dari observasi sebelum penerapan pendekatan Contextual Teaching and Learning didapatkan nilai sebagai pembanding setelah dan sebelum menggunakan pendekatan Contextual Teaching and Learning sebagai alternatif pemecahan masalah. Nilai dalam penelitian ini digunakan sebagai indikator tingkat pencapaian prestasi belajar siswa dengan menggunakan pendekatan Contextual Teaching and Learning. Patokan penilaian prestasi belajar siswa adalah dengan menggunakan nilai Ketuntasan Kriteria Minimal (KKM). Kriteria Ketuntasan Minimal ( KKM ) adalah tingkat pencapaian standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran Aqidah Akhlak kelas III MI Islamiyah Sukorejo Kecamatan Limpung Kabupaten Batang yaitu 60. Penggunaan stategi dan metode sebelumnya diperoleh prestasi belajar siswa seperti yang terlihat pada tabel V.
64
65
Tabel V Nilai Siswa Pra siklus No
Nama Siswa
L/P
Nilai
Keterangan
1
Eko Yulianto
L
50
Belum Tuntas
2
Muhamad Rizki
L
45
Belum Tuntas
3
Muhamad Rofiaji
L
65
Tuntas
4
Miftahul Huda
L
60
Tuntas
5
Teguh Imam K
L
55
Belum Tuntas
6
Rena Saputri
P
70
Tuntas
7
Zuhrotul Ilmiyah
P
65
Tuntas
8
Muh.Zulfa Maulana
L
60
Tuntas
9
Muh.Khoirul Anwar
L
50
Belum tuntas
10
Ita Zumainiyah
P
65
Tuntas
11
Nailul Maghfiroh
P
75
Tuntas
12
Melya Arifah
P
60
Tuntas
13
Asih Noviana
P
40
Belum Tuntas
14
Faqia Isa Ahyana
P
55
Belum Tuntas
15
Ina Fitriana
P
70
Tuntas
16
Khusnul Khotimah
P
65
Tuntas
17
Linawati Lisayati
P
60
Tuntas
18
Tri Indah Stiyani
P
50
Belum Tuntas
19
Sakirul Amin
L
80
Tuntas
20
Riski Wahyu Lestari
P
50
Belum Tuntas
20
1190
Jumlah Rata-rata
59,4
Dari tabel di atas dijelaskan bahwa pada pembelajaran prasiklus dengan menggunakan metode ceramah (sebelum menggunakan pendekatan CTL) diperoleh nilai rata-rata kelas adalah 59,4. Siswa yang mencapai
66
ketuntasan sebanyak 12 anak, sedangkan siswa yang belum tuntas belajar sebanyak 8 anak. Jadi ketuntasan keseluruhan dapat dihitung sebagai berikut P : Jumlah siswa yang tuntas belajar
x 100%
Jumlah siswa Hasil tersebut menunjukkan bahwa prestasi belajar Aqidah Akhlak sebelum penerapan pendekatan Contextual Teaching and Learning siswa belum mencapai ketuntasan belajar secara klasikal yang batas minimalnya 75%. Hal ini disebabkan karena penggunaan metode ceramah kurang efektif dalam penyampaian materi. Siswa kurang termotivasi dalam mengikuti pembelajaran, perhatian siswa terhadap pembelajaran kurang maksimal sehingga terkadang siswa merasa jenuh dalam pembelajaran. Keadaan tersebut
menjadi salah satu kendala dalam proses
pembelajaran selanjutnya. Maka peneliti ingin memperbaiki proses pembelajaran supaya prestasi belajar siswa bisa maksimal. Oleh karena itu peneliti menerapkan Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL). Melalui pendekatan pembelajaran CTL ini
diharapkan proses belajar-
mengajar akan lebih kongkret, aktual, menyenangkan dan lebih bermakna bagi siswa. Penerapan pendekatan CTL dapat memberikan pengalaman belajar kreatif yang bermakna pada siswa dalam mencapai ketuntasan belajar. Kemampuan siswa menjadi berkembang sehingga akan berpengaruh terhadap peningkatan prestasi belajar belajar Aqidah Akhlak.
67
2. Deskripsi Hasil Penelitian Siklus I a. Perencanaan Perencanaan dimulai dengan mempersiapkan materi pelajaran Aqidah Akhlak yaitu membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Materi pokok yaitu membiasakan akhlak terpuji yang meliputi : membiasakan sifat rendah hati, santun, ikhlas, dan dermawan. Adapun hasil belajarnya diharapkan ada peningkatan dan peserta didik dapat menghayati dan mengamalkan nilai-nilai dari materi pelajaran dalam kehidupan sehari-hari. b. Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan
kegiatan
belajar
mengajar
untuk
siklus
I
dilaksanakan pada hari Senin tanggal 24 Mei 2010 dikelas III MI Islamiyah Sukorejo Limpung Batang. Adapun jumlah siswanya 20 anak yang terdiri dari 8 siswa putra dan 12 siswa putri. Proses pembelajaran mengacu pada RPP yang sudah dipersiapkan sebelumnya, sedangkan pada akhir proses kegiatan pembelajaran siswa diberikan evaluasi berupa tes formatif yang bertujuan untuk mengetahui prestasi peserta didik. Tes formatif digunakan sebagai tolak ukur apakah sesudah penerapan pendekatan Contextual Teaching and Learning dapat meningkatkan prestasi belajar Aqidah Akhlak. Proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) pada siklus I selain mengacu pada buku panduan dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
68
(RPP) menggunakan Pendekatan CTL dengan lebih menekankan metode diskusi. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan perhatian, motivasi, dan prestasi belajar Aqidah Akhlak di kelas III MI Islamiyah Sukorejo. Pada akhir proses pembelajaran diadakan tes formatif untuk mengetahui hasil pembelajaran. Adapun hasil tes formatif siklus I adalah sebagai berikut : Tabel VI Nilai Evaluasi Siswa Siklus I No
Nama Siswa
L/P
Nilai
Keterangan
1
Eko Yulianto
L
60
Tuntas
2
Muhamad Rizki
L
50
Belum Tuntas
3
Muhamad Rofiaji
L
70
Tuntas
4
Miftahul Huda
L
65
Tuntas
5
Teguh Imam K
L
60
Tuntas
6
Rena Saputri
P
80
Tuntas
7
Zuhrotul Ilmiyah
P
70
Tuntas
8
Muh.Zulfa Maulana
L
60
Tuntas
9
Muh.Khoirul Anwar
L
55
Belum Tuntas
10
Ita Zumainiyah
P
75
Tuntas
11
Nailul Maghfiroh
P
75
Tuntas
12
Melya Arifah
P
70
Tuntas
13
Asih Noviana
P
45
Belum Tuntas
14
Faqia Isa Ahyana
P
55
Belum Tuntas
15
Ina Fitriana
P
75
Tuntas
16
Khusnul Khotimah
P
65
Tuntas
17
Linawati Lisayati
P
65
Tuntas
18
Tri Indah Stiyani
P
50
Belum Tuntas
19
Sakirul Amin
L
85
Tuntas
20
Riski Wahyu Lestari
P
60
Tuntas
20
1219
Jumlah Rata-rata
64,5
69
Berdasarkan tabel VI di atas jumlah rata-rata kelas pada pelajaran Aqidah
Akhlak
kelas
III
sudah
mengalami
peningkatan
jika
dibandingkan dengan perolehan nilai sebelum penerapan pendekatan Contextual Teaching and Learning yaitu dari nilai rata-rata kelas 59,4 meningkat menjadi 64,5. c. Observasi Selama
pelajaran
berlangsung
dilakukan observasi
untuk
mengetahui tanggapan dan hasil pembelajaran setelah penerapan pendekatan CTL. Observasi tersebut mengamati dua aspek yang meliputi aspek perhatian dan aspek motivasi siswa. Hasil yang diperoleh dari observasi pertama adalah pada tabel sebagai berikut : Tabel VII Observasi Perhatian Siswa Siklus I No
Aspek yang diteliti
f
%
1
Memperhatikan penjelasan guru
11
55
2
Aktif menjawab pertanyaan
15
75
3
Menjaga ketenangan kelas
12
60
4
Frekuensi bertanya
11
55
5
Memberi tanggapan
13
65
12,4
62
Jumlah rata-rata
70
Dari tabel VII diketahui rata-rata aspek perhatian siswa sebesar 62%. Menurut kategori tingkat keaktifan siswa hal ini menunjukkan siswa belum semua aktif meskipun sedikit ada peningkatan jika dibandingkan dengan sebelum menggunakan pendekatan Contextual Teaching and Learning. Tabel VIII Observasi Motivasi Siswa Siklus I No
Aspek yang diteliti
f
%
1
Interaksi dalam pembelajaran
12
60
2
Kedisiplinan/keaktifan mengikuti pelajaran
14
70
3
Upaya mendapatkan prestasi yang bagus
16
80
4
Ketekunan belajar
11
55
5
Tanggung jawab
13
65
13,2
66
Jumlah rata-rata
Berdasarkan tabel VIII diperoleh jumlah rata-rata aspek motivasi adalah sebesar 66%. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa aspek motivasi belum mengalami peningkatan yang maksimal. d. Refleksi Hasil pembelajaran siklus I ini belum menunjukkan hasil yang memuaskan, karena nilai tes formatif dari siklus I sebagian siswa ada yang belum mencapai ketuntasan belajar dikarenakan berbagai faktor
71
yang menjadi penghambat. Salah satunya adalah siswa masih banyak yang tidak memperhatikan penjelasan guru dalam proses kegiatan belajar-mengajar. Siswa juga masih sering berbuat gaduh dan bergurau dengan teman sebangku di dalam kelas sehingga mengganggu proses pembelajaran. Hal tersebut mendorong guru untuk menerapkan pendekatan Kontekstual guna menanamkan nilai-nilai mata pelajaran Aqidah Akhlak. Dari refleksi permasalahan pada siklus I peneliti akan berusaha memperbaiki proses pembelajaran dalam siklus II dengan merubah posisi tempat duduk siswa. 2. Deskripsi Hasil Penelitian Siklus II a. Perencanaan Perencanaan dimulai dengan mempersiapkan materi pelajaran Aqidah Akhlak yaitu membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Materi pokok yaitu memahami sifat-sifat Allah yang terkandung dalam Asmaul Husna dengan cara mengenal Allah melalui sifat-sifat Allah yang terkandung dalam Al-Asma’ul Husna, menyiapkan lembar observasi dan soal tes formatif. Kemudian peneliti juga merubah posisi tempat duduk secara berkelompok dengan membentuk segi empat dengan posisi guru ditengah-tengah sebagai pusat pembelajaran.
72
b. Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan
kegiatan
belajar
mengajar
untuk
siklus
II
dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 27 Mei 2010 di kelas III MI Islamiyah Sukorejo Limpung Batang. Proses pembelajaran mengaju pada RPP yang sudah dipersiapkan sebelumnya. Siswa disarankan untuk lebih berkonsentrasi dan aktif dalam pembelajaran. Sehingga pada siklus II diharapkan prestasi belajar dapat mengalami peningkatan sesuai dengan yang diharapkan. Pada akhir proses pembelajaran diadakan tes formatif untuk mengetahui hasil pembelajaran yang sudah diberikan. Adapun hasil tes formatif siklus II tersebut adalah sebagai berikut : Tabel IX Nilai Evaluasi Siswa Siklus II No
Nama Siswa
L/P
Nilai
Keterangan
1
Eko Yulianto
L
70
Tuntas
2
Muhamad Rizki
L
55
Belum Tuntas
3
Muhamad Rofiaji
L
80
Tuntas
4
Miftahul Huda
L
70
Tuntas
5
Teguh Imam K
L
65
Tuntas
6
Rena Saputri
P
90
Tuntas
7
Zuhrotul Ilmiyah
P
80
Tuntas
8
Muh.Zulfa Maulana
L
70
Tuntas
9
Muh.Khoirul Anwar
L
60
Tuntas
10
Ita Zumainiyah
P
80
Tuntas
11
Nailul Maghfiroh
P
70
Tuntas
73
No
Nama Siswa
L/P
Nilai
Keterangan
12
Melya Arifah
P
75
Tuntas
13
Asih Noviana
P
55
Belum Tuntas
14
Faqia Isa Ahyana
P
60
Tuntas
15
Ina Fitriana
P
85
Tuntas
16
Khusnul Khotimah
P
65
Tuntas
17
Linawati Lisayati
P
70
Tuntas
18
Tri Indah Stiyani
P
55
Belum Tuntas
19
Sakirul Amin
L
90
Tuntas
20
Riski Wahyu Lestari
P
60
Tuntas
20
1415
Jumlah Rata-rata
70,75
Berdasarkan tabel IX di atas jumlah rata-rata kelas pada pelajaran Aqidah Akhlak kelas III pada siklus II mencapai 70,75. Ini berarti menunjukkan adanya peningkatan prestasi belajar bila dibandingkan dengan siklus I yang mempunyai jumlah nilai rata-rata 64,5. c. Observasi Observasi dilakukan pada
saat
kegiatan belajar-mengajar
berlangsung dengan tujuan untuk mengetahui keaktifan siswa yang mengarah pada peningkatan prestasi belajar Aqidah Akhlak setelah penerapan pendekatan Kontekstual. Dalam pelaksanaan observasi pada siklus II ini maka peneliti dapat menampilkan hasilnya pada tabel berikut ini :
74
Tabel X Observasi Perhatian Siswa Siklus II No
Aspek yang diteliti
f
%
1
Memperhatikan penjelasan guru
15
75
2
Aktif menjawab pertanyaan
14
70
3
Menjaga ketenangan kelas
17
85
4
Frekuensi bertanya
10
50
5
Memberi tanggapan
13
65
13,8
69
Jumlah rata-rata
Berdasarkan tabel X tersebut diketahui rata-rata aspek perhatian siswa sebesar 69%. Hasil ini menunjukkan adanya peningkatan nilai dari siklus I yang tadinya hanya 62%. Tabel XI Observasi Motivasi Siswa Siklus II No
Aspek yang diteliti
f
%
1
Interaksi dalam pembelajaran
16
80
2
Kedisiplinan/keaktifan mengikuti pelajaran
11
55
3
Upaya mendapatkan prestasi yang bagus
14
70
4
Ketekunan belajar
15
75
5
Tanggung jawab
11
55
13,4
67
Jumlah rata-rata
75
Berdasarkan tabel XI diperoleh jumlah rata-rata aspek motivasi adalah sebesar 67%. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa aspek motivasi belum mengalami peningkatan yang maksimal. d. Refleksi Hasil pembelajaran siklus II ini sudah mengalami peningkatan. Namun belum menunjukkan hasil yang memuaskan, karena nilai tes formatif dari siklus II masih ada beberapa siswa yang belum mencapai ketuntasan belajar. Hal ini disebabkan oleh masih adanya faktor penghambat
diantaranya
yaitu
keaktifan
siswa
dalam
proses
pembelajaran masih kurang. Masih ada beberapa siswa yang hanya diam dan tidak bekerjasama dalam kelompok. Siswa juga masih kurang tanggap apabila diberi pertanyaan oleh guru. Dari refleksi permasalahan pada siklus II peneliti akan berusaha memperbaiki proses pembelajaran dalam siklus III dengan merubah anggota dan jumlah kelompok agar terjadi keseimbangan antara kelompok satu dengan kelompok yang lain. 3. Deskripsi Hasil Penelitian Siklus III a. Perencanaan Perencanaan dimulai dengan mempersiapkan materi pelajaran Aqidah Akhlak yaitu membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Materi pokok yaitu menghindari sifat-sifat tercela yang meliputi : sikap bodoh, pemarah, kikir, dan boros. Kemudian penulis menyiapkan lembar observasi, soal tes formatif, dan merubah jumlah serta anggota
76
kelompok sesuai kemampuan masing-masing siswa sehingga terjadi keseimbangan dalam tiap kelompok sehingga pembelajaran diharapkan bisa mendapatkan prestasi yang lebih baik. b. Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan
kegiatan
belajar
mengajar
untuk
siklus
III
dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 1 Juni 2010 di kelas III MI Islamiyah Sukorejo Limpung Batang. Proses pembelajaran mengacu pada RPP yang sudah dipersiapkan sebelumnya. Siswa disarankan untuk lebih aktif dan kritis
dalam pembelajaran. Sehingga pada siklus III
diharapkan prestasi belajar mengalami peningkatan sesuai yang diharapkan. Pada akhir proses pembelajaran diadakan tes formatif untuk mengetahui hasil pembelajaran yang sudah diberikan. Adapun hasil tes formatif siklus III tersebut adalah sebagai berikut : Tabel XII Nilai Evaluasi Siswa Siklus III No
Nama Siswa
L/P
Nilai
Keterangan
1
Eko Yulianto
L
70
Tuntas
2
Muhamad Rizki
L
65
Tuntas
3
Muhamad Rofiaji
L
80
Tuntas
4
Miftahul Huda
L
70
Tuntas
5
Teguh Imam K
L
65
Tuntas
6
Rena Saputri
P
90
Tuntas
7
Zuhrotul Ilmiyah
P
80
Tuntas
8
Muh.Zulfa Maulana
L
70
Tuntas
9
Muh.Khoirul Anwar
L
60
Tuntas
77
No
Nama Siswa
L/P
Nilai
Keterangan
10
Ita Zumainiyah
P
80
Tuntas
11
Nailul Maghfiroh
P
70
Tuntas
12
Melya Arifah
P
75
Tuntas
13
Asih Noviana
P
60
Tuntas
14
Faqia Isa Ahyana
P
60
Tuntas
15
Ina Fitriana
P
85
Tuntas
16
Khusnul Khotimah
P
65
Tuntas
17
Linawati Lisayati
P
70
Tuntas
18
Tri Indah Stiyani
P
55
Belum Tuntas
19
Sakirul Amin
L
90
Tuntas
20
Riski Wahyu Lestari
P
60
Tuntas
20
1570
Jumlah Rata-rata
78,5
Berdasarkan tabel XII di atas jumlah rata-rata kelas pada pelajaran Aqidah Akhlak kelas III pada siklus III mencapai 78,5. Hal tersebut menunjukkan adanya peningkatan yang signifikan bila dibandingkan dengan perolehan nilai rata-rata kelas pada siklus II yang mencapai 70,75. c. Observasi Observasi dilakukan pada
saat
kegiatan belajar-mengajar
berlangsung dengan tujuan untuk mengetahui keaktifan siswa yang mengarah pada peningkatan prestasi belajar Aqidah Akhlak setelah penerapan pendekatan Kontekstual. Dalam pelaksanaan observasi pada
78
siklus III ini maka peneliti dapat menampilkan hasilnya pada tabel berikut ini : Tabel XIII Observasi Perhatian Siswa Siklus III No
Aspek yang diteliti
f
%
1
Memperhatikan penjelasan guru
18
90
2
Aktif menjawab pertanyaan
17
85
3
Menjaga ketenangan kelas
19
95
4
Frekuensi bertanya
15
75
5
Memberi tanggapan
16
80
17
85
Jumlah rata-rata
Berdasarkan tabel XIII tersebut diketahui rata-rata aspek perhatian siswa sebesar 85 %. Hasil ini menunjukkan adanya peningkatan nilai dari siklus II yang tadinya hanya 69%. Tabel XIV Observasi Motivasi Siswa Siklus III No
Aspek yang diteliti
f
%
1
Interaksi dalam pembelajaran
16
80
2
Kedisiplinan/keaktifan mengikuti pelajaran
15
75
3
Upaya mendapatkan prestasi yang bagus
14
70
4
Ketekunan belajar
16
80
5
Tanggung jawab
14
70
15
75
Jumlah rata-rata
79
Berdasarkan tabel XIV diperoleh jumlah rata-rata aspek motivasi adalah sebesar 68%. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa aspek motivasi belum mengalami peningkatan yang maksimal. d. Refleksi Pada pembelajaran siklus III ini sudah mengalami peningkatan prestasi siswa yang signifikan. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil evaluasi yang mencapai nilai rata-rata 78,5. Dengan nilai tertinggi mencapai 90, walaupun masih ada satu siswa yang mendapat nilai dibawah KKM. Kemudian dalam proses pembelajaran dari aspek perhatian siswa juga mengalami peningkatan dibandingkan dengan siklus I dan II, sedangkan untuk aspek motivasi siswa juga mengalami peningkatan yang sama. B. Pembahasan Dengan penerapan pendekatan Contextual Teaching and Learning, proses belajar mengajar di MI Islamiyah Sukorejo menunjukkan peningkatan hal ini dapat dilihat dari hasil pembelajaran dan prestasi yang dicapai oleh siswa setelah guru melakukan serangkaian pembelajaran dan tahapan-tahapan tes formatif. Pada siklus I kita ketahui bahwa hasil pembelajaran dan prestasi siswa belum optimal dan kurang memuaskan, hal ini dikarenakan berbagai faktor yang menjadi penghambat. Salah satunya adalah siswa masih banyak yang tidak memperhatikan penjelasan guru dalam proses kegiatan belajar-mengajar.
80
Siswa juga masih sering berbuat gaduh dan bergurau dengan teman sebangku di dalam kelas sehingga mengganggu proses pembelajaran, terbukti dari 20 siswa diperoleh nilai rata-rata kelas yang baru mencapai 64,5 tetapi masih banyak siswa yang belum tuntas Kriteria Ketuntasan Minimal pelajaran Aqidah Akhlak sebanyak 8 siswa. Dengan hasil tersebut maka pendidik perlu mengkaji dan mencari pemecahan masalah agar hasil dalam upaya peningkatan pembelajaran
dan
prestasi
siswa
dapat
meningkat
yaitu
dengan
mengoptimalkan pembelajaran melalui penerapan pendekatan Contextual Teaching and Learning dan memotivasi siswa agar berperan aktif dalam mengikuti proses belajar mengajar. Pada siklus II menunjukkan kemajuan yang cukup bagus dibanding dengan proses pembelajaran pada siklus I. Pada siklus I pembelajaran dan prestasi sudah cukup bagus, namun masih banyak siswa yang belum mencapai nilai KKM. Peningkatan pada siklus II dapat dilihat dari hasil yang dicapai siswa dengan pencapaian nilai rata-rata 70,75. Dalam siklus II siswa yang tidak tuntas pun hanya tiga siswa, hasil tersebut lebih baik dibanding siklus I yang mencapai lima siswa. Dengan perolehan nilai tertinggi 90 dan nilai terendah 55 maka pada siklus II prestasi belajar siswa sudah meningkat. Pada siklus III ini pembelajaran Aqidah Akhlak sudah mengalami peningkatan yang signifikan. Dengan hasil belajar siswa yang mencapai ratarata kelas 78,5 dan hanya ada satu siswa yang tidak tuntas nilai KKM. Hal tersebut jauh lebih baik dibandingkan dengan siklus I dan II. Perolehan nilai tertinggi siswa pada siklus ini mencapai nilai 90.
81
Adapun perbandingan antara hasil belajar sebelum penerapan pendekatan Contextual Teaching and Learning dan sesudah penerapan pendekatan Contextual Teaching and Learning adalah sebagai berikut : Tabel 15 Hasil Evaluasi Pembelajaran Aqidah Akhlak Kelas III Sebelum dan Sesudah
Penerapan Pendekatan Contextual Teaching
and Learning No
Nama Siswa
Sebelum
Sesudah
1
Eko Yulianto
50
70
2
Muhamad Rizki
45
65
3
Muhamad Rofiaji
65
80
4
Miftahul Huda
60
70
5
Teguh Imam K
55
65
6
Rena Saputri
70
90
7
Zuhrotul Ilmiyah
65
80
8
Muh.Zulfa Maulana
60
70
9
Muh.Khoirul Anwar
50
60
10
Ita Zumainiyah
65
80
11
Nailul Maghfiroh
75
70
12
Melya Arifah
60
75
13
Asih Noviana
40
60
14
Faqia Isa Ahyana
55
60
15
Ina Fitriana
70
85
16
Khusnul Khotimah
65
65
17
Linawati Lisayati
60
70
18
Tri Indah Stiyani
50
55
19
Sakirul Amin
80
90
20
Riski Wahyu Lestari
50
60
82
Jumlah
1190
1570
Nilai Tertinggi
80
90
Nilai Terendah
40
55
Rata-rata
59,4
78,5
Berdasarkan hasil evaluasi di atas pencapaian nilai semua siswa mengalami peningkatan yang signifikan. Nilai rata-rata kelas juga mengalami peningkatan dari 59,4 menjadi 78,5. Dengan hasil tersebut penggunaan pendekatan Contextual Teaching and Learning dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.
83
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Prestasi belajar Aqidah Akhlak kelas III MI Islamiyah Sukorejo Kecamatan Limpung Kabupaten Batang dapat ditingkatkan melalui pendekatan Contextual Teaching and Learning. Pendekatan Contextual Teaching and Learning dinilai sangat efektif karena dengan pendekatan ini kegiatan pembelajaran menjadi aktif dan menyenangkan. Proses pembelajaran dilakukan secara alamiah kemudian peserta didik dapat mempraktekkan secara langsung berbagai materi yang telah dipelajari. Hal ini akan mendorong siswa memahami hakekat, makna, dan manfaat belajar sehingga akan memberikan stimulus dan motivasi kepada mereka untuk rajin dan senantiasa belajar. Dari hasil kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan selama tiga siklus, dan berdasarkan seluruh pembahasan serta analisis yang telah dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) dapat meningkatkan perhatian siswa kelas III MI Islamiyah Sukorejo Limpung Batang tahun pelajaran 2009 / 2010 pada siklus I prosentasenya sebesar 62%, meningkat pada siklus II menjadi 69% dan pada siklus III menjadi 85%. 2. Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) dapat meningkatkan motivasi siswa kelas III MI Islamiyah Sukorejo Limpung Batang tahun
83
84
pelajaran 2009 / 2010 pada siklus I prosentasenya sebesar 66%, meningkat pada siklus II menjadi 67% dan pada siklus III menjadi 75%. 3. Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas III MI Islamiyah Sukorejo Limpung Batang tahun pelajaran 2009 / 2010 pada siklus I rata-rata nilai sebesar 64,5, meningkat pada siklus II menjadi 70,75 dan pada siklus III menjadi 78,5. B. Saran 1. Pada pembelajaran guru harus menguasai kelas sehingga proses belajarmengajar bisa kondusif dan materi pelajaran dapat diterima dengan baik oleh siswa. 2. Guru hendaknya senantiasa menggunakan pendekatan maupun metode yang sesuai dalam pelaksanaan pembelajaran. 3. Dalam suasana proses belajar mengajar guru harus dapat mengaktifkan siswa agar siswa tidak bosan dan mereka menjadi lebih tertarik terhadap materi pelajaran.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu, Widodo.2004. Psikologi Belajar.Jakarta : Rineka Cipta. Ambarjaya, Beni. 2005. Teknik-Teknik Penilaian Kelas,Jakarta : Bumi Aksara. Arifin, Zaenal.1988. Evaluasi Instruksional Prinsip, Teknik, Prosedur. Bandung : Remaja Karya. Arikunto, Suharsimi. 2007. Managemen Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta. Arikunto, Suharsimi. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Bumi Aksara. Asra, Sumiati. 2007. Metode Pembelajaran. Bandung : CV. Wacana Prima. Dede, Rosyada. 2002. Pengelolaan Pengajaran. Jakarta : Rineka Cipta. Departemen Agama. 2008. Standar Kelulusan dan Standar Isi Pendidikan Agama Islam. Jakarta : PT. Hapindo Cipta Karisma. Departemen Agama.2004. Kurikulum Pendidikan Agama Islam, Jakarta : Pustaka Jaya. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 2001. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Al-Ma’arif. Djamarah, Syaiful, Aswan. 2006. Strategi Belajar Mengajar.Jakarta : Rineka Cipta. Ikhrom, 2009. Being Creative Teacher (101 Strategi Menjadi Guru yang Mencerdaskan Dan Menyenagkan. Semarang : Asmindo. Isjoni, 2008. Guru Sebagai Motivator Perubahan. Yogyakarta : Pustaka Belajar. Ismail, 2008. Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM. Semarang : Rasail Media Group. Johnson B. Elaeine. 2002. Contextual Teaching and Learning : Menjadikan Kegiatan Belajar-Mengajar Mengasikkan dan Bermakna. Bandung : MLC. Khaerudin, Makhfud. 2007. KTSP Konsep dan Implementasi di Madrasah. Yogyakarta : Nuansa Aksara. Lilik. Suwardi. Muna. 2009. Teori-Teori Belajar. Salatiaga : STAIN Salatiga Press. Masyur, Muhammad. 1999. Materi Pokok Aqidah Akhlak II. Jakarta : Direktorat Jendral Pembinaan Kelembagaan Agama Islam dan Universitas Terbuka.
Muslich, Masnur.2006. KTSP dan Pendekatan Kontekstual.Bandung : Rineka Cipta. Purwanto, M. Ngalim. 1988. Psikologi Pendidikan. Bandung : Remaja Karya. Rusman, 2009. Manajemen Kurikulum. Jakarta : Rajawali Press. Sardiman. 1994. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : Raja Grafindo. Sekar, Bermawy, Hisyam. 2007. Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta : CTSD (Centre for Teaching Staff Development). Slameto, 2010. Belajar dan faktor-faktor yang Mempengaruhi. Jakarta : Rineka Cipta. Soemanto, Wasty. 1997. Psikologi Pendidikan. Bandung : Rineka Cipta. Sudjana, Nana. 2000. Dasar Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung : Sinar Baru Algensindo. Sudjana, Nana. 1991. Teori-Teori Belajar Pengajaran. Jakarta : Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universita Indonesia. Usman, Uzer. 1993. Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar. Bandung : Remaja Rosdakarya. Yusuf, Tayar. 1986. Ilmu Praktek Mengajar dan Metode Khusus Pengajaran Agama. Bandung : Al Ma’arif. Zaenal. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Rineka Cipta.