Upaya Mengeluarkan Warisan Dunia dari Daftar Bahaya Contoh kasus:
Hutan Hujan Tropis Sumatera (TRHS)
22 Mei 2017
Wahjudi Wardojo Penasehat Senior Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Senior Advisor for Terrestrial Policy, The Nature Conservancy Indonesia Expert on Natural Resources for UNESCO’s World Heritage Committee 2016-2019
LATAR BELAKANG MENGAPA KERAGAMAN HAYATI (BIODIVERSITY) PENTING BAGI
INDONESIA MAUPUN DUNIA
Tropical Forests hanya 5% dari luas Bumi Systemic Climate Solution, 2016
Systemic Climate Solution, 2016
TROPICAL FORESTS Systemic Climate Solution, 2016
• • • • • • • •
Earth’s Most Multi-Faceted Ecosystems Earth’s Most Biodiverse Ecosystems Earth’s Most Climate Critical Ecosystems Our Most Concentrated Life Support Systems Our Most Culturally- and Historically- Rich Ecosystems More Powerful Than Technology Our Most Economically Advantageous Climate Solution Most Medicinally Rich Region of the Earth
INDONESIA
SUPER POWER DALAM KERAGAMAN HAYATI DUNIA NOMOR DUA KERAGAMAN HAYATI DI DARATAN (TERRESTRIAL) NOMOR SATU KERAGAMAN HAYATI DI LAUT (MARINE)
12 NEGARA DUNIA DENGAN KERAGAMAN HAYATI TERRESTRIAL DAN ENDEMISM TINGGI 1. Brazil 2. Indonesia 3. Colombia 4. Australia 5. Mexico 6. Madagascar 7. Peru 8. China 9. Philippines 10.India 11.Equador 12.Venezuela Sumber: Mittermeier at al, 1997
KERAGAMAN HAYATI LAUTAN Global biodiversity of zooxanthellate corals. Colours indicate total species richness
www.coralreefresearch.org
•
75% dari seluruh jenis (species) coral di muka bumi;
•
31% coral reefs di dunia;
•
3,000 species ikan;
•
Bentang hutan mangrove terluas di dunia;
•
Wilayah pembiakan dan pertumbuhan untuk tuna
•
42 juta manusia tergantung pada SD kelautan (Indonesia)
The TROPICAL RAINFOREST HERITAGE OF SUMATERA (TRHS) Luas 2,8 juta Ha
ALASAN WHC UNESCO MENERIMA TRHS
MEMPERTIMBANGANKAN OUTSTANDING UNIVERSAL VALUES (OUV) TRHS: 1. Mewakili Kelompok terpenting di Pulau Sumatera untuk keragaman Hayati hutan daratan rendah sampai pegunungan 2. Mempunyai Keragaman habitat dan Flora/Fauna yang Sangat Tinggi 3. Mempunyai Keindahan Panorama Alam
TRHS masuk dalam in Danger List
“sejak ditetapkan pada sidang WHC ke-28 tahun 2004 di Suzhou – China, WHC telah merekomendasikan untuk menempatkan TRHS ke dalam daftar warisan dunia yang terancam/dalam bahaya (the list of world heritage in danger) akibat ancaman yang terus berlanjut terhadap nilai dan integritas kawasan.”
LATAR BELAKANG
2004
2011
• TRHS (TNKS, TNGL, TNBBS) diajukan oleh pemerintah Indonesia dan disetujui UNESCO menjadi World Heritage Site pada tahun 2004. • Ancaman menjadi World Heritage in Danger (WHD) telah muncul sejak awal dan akhirnya pada 2011 masuk dalam List WHD. Akibat illegal logging, perambahan hutan untuk kawasan pertanian dan perkebunan, lemahnya penegakan hukum dan pembangunan jalan dalam kawasan TRHS.
2011-2013
• Pemerintah RI diminta menyusun Desired State of Conservation (DSOCR) dan Emergency Action Plan (EAP) untuk mengeluarkan TRHS dari List WHD
2007-2014
• EAP TRHS telah disusun sebanyak 3 kali yaitu tahun 2007-2009, tahun 2012 – 2014, tahun 2014 - 2018
FAKTOR PENYEBAB TRHS MASUK LIST IN DANGER
• Tidak adanya manajemen plan yang jelas; • Kegiatan-kegiatan illegal seperti penambangan; pembangunan jalan dan infrastruktur lainnya di dalam kawasan Properti; • Konversi Lahan; • Pembangunan perumahan; • Eksplorasi gas, dan minyak bumi.
DAMPAK MASUK IN DANGER LIST BAGI NEGARA PIHAK
• Merusak reputasi atau citra negara pihak • Menjadi perhatian masyarakat internasional (negara, INGO, pengamat lingkungan, dll) • Akan menghambat lobi-lobi negara pihak terkait dengan isu-isu lingkungan • Akan menjadi ganjalan untuk nominasi wardun berikutnya
Merupakan rencana aksi TRHS sebagai konsekuensi atas direkomendasikan THRS menjadi WHD dan sebagai upaya mengeluarkan TRHS dari WHD Merupakan hasil evaluasi dan perbaikan terhadap EAP 2012-2014 berdasarkan rekomendasi hasil monitoring mission TRHS oleh IUCN pada Oktober 2013
TUJUH POIN KOMITMEN INDONESIA DALAM DOKUMEN DSOCR (DESIRED STATE OF CONSERVATION FOR REMOVAL)
RENCANA AKSI TRHS 2016-2017
RENCANA AKSI TRHS 2016-2017
KENDALA PELAKSANAAN RENCANA AKSI TRHS Pelaksanaan rencana aksi masih terkesan hanya dilakukan oleh pihak Kemen LHK Penganggaran terhadap kegiatan pada rencana aksi TRHS belum mendapatkan perhatian/prioritas
Data hasil kegiatan belum terdokumentasikan dengan baik
Manajemen TRHS belum optimal.
UNESCO WORLD HERITAGE COMMITTEE 1. Menetapkan arah Kebijakan Unesco terkait dengan World Heritage 2. Menetapkan Rules and Procedures World Heritage Committee 3. Melaporkan tugas tugasnya kepada General Asembly (GA) UNESCO 4. Menetapkan suatu wilayah sebagai World Heritage, baik Cultural maupun Natural World Heritage 5. Menetapkan World Heritage masuk atau tidak masuk dalam ‘List in Danger’
UNESCO’ World Heritage Committee 21 dari 190 negara anggota Unesco, yaitu: 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Angola Azerbaijan Burkina Faso Croatia Cuba Finland
12. Peru 13. Philipines 14. Poland 15 Portugal 16. Republic of Korea
7. Indonesia
17. Tunisia
8. 9. 10. 11.
18. Turkey 19. United Repubic of Tanzania 20. Viet Nam 21. Zimbabwe
Jamaica Kazakhstan Kuwait Lebanon
ADVISORY BODIES
(Three International Non Governmental or Intergovernmental Organization)
1. IUCN: The World Conservation Union, membantu Committee dalam melakukan evaluasi dan saran saran terkait dengan Natural World Heritage 2. ICOMOS: The International Council on Monuments and Sites membantu Committee dalam melakukan evaluasi dan saran saran terkait Cultural atau Mixed World Heritage 3. ICCROM : The International Centre for the Study of the Preservation and Restoration of Cultural Property membantu Committee menyediakan pakar dalam bidang konservasi property maupun pelatihan dalam restorasi.
SARAN UPAYA PENGELUARAN DARI IN DANGER LIST 1. Prinsip : •
a). Masuknya TRHS sebagai Natural World Heritage adalah Keinginan dan Komitmen Indonesia • b). Mematuhi Komitmen Negara sebagaimana yang sudah diatur dalam Konvensi 2. Upaya Tingkat Nasional: a). Tingkat Pusat : Koordinasi antar Kementerian/Lembaga Pemerintah, antara lain: Kemenko PMK, Kementerian LHK, Dikbud, Dalam Negeri, PUPR, ATR, maupun NGO’s di bidang lingkungan Mematuhi Komitmen b).Di Tingkat Pemda Provinsi maupun Kabupaten, Swasta, maupun Masyarakat Mematuhi Komitmen
Saran…..
3. Upaya Tingkat Internasional: a). Lobby intensif KBRI di Paris, khususnya dengan Perwakilan 20 negara anggota Committee dan Secretariat World Heritage Unesco b).Kemenlu, penjelasan/lobby kepada Perwakilan Negara yang aktif di Unesco c) Delri di Krakow WHC ke 21: siapkan strategi Komunikasi dan Lobby ke IUCN maupun 20 negara Anggota Committee
TERIMA KASIH