BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Pada zaman nenek moyang kita dengan pengetahuan dan peralatan yang sederhana telah mampu mengatasi masalah kesehatan. Berbagai macam penyakit dan keluhan ringan mampu diobati dengan memanfaatkan ramuan dari tumbuh-tumbuhan yang mudah didapat disekitar kita (Thomas A.N.S., 1992). Seperti firman Allah dalam Al–Qur’an, Surat Al-An’am ayat 95 yang artinya: “Sesungguhnya Allah menumbuhkan butir (padi–padian) dan biji (kurma). Dia mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan mengeluarkan yang mati dari yang hidup. Itulah (kekuasaan) Allah, maka mengapa kamu masih berpaling?“ serta firman Allah dalam surat An Nahl ayat 69 yang artinya: “Kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam) buah-buahan dan tempuhlah jalan Tuhanmu yang telah dimudahkan (bagimu). Dari perut lebah itu keluar minuman (madu) yng bermacam-macam warnanya, didalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang yang memikirkan.” Beberapa ayat tersebut dapat disimpulkan bahwa, manusia
1
2
sebagai hamba Allah telah disiapkan bermacam–macam tumbuhan yang sangat bermanfaat untuk kehidupan manusia dan manusia sebaiknya memanfaatkan apa yang ada disekitarnya. Dan manusia harus bersyukur atas segala nikmat yang telah diciptakan oleh-Nya. N. Jagan Rao (2012 cit Cohan dan Jacobsen, 2000) menyatakan bahwa tumbuh-tumbuhan dan pengobatan herbal dapat bermanfaat untuk kesehatan dan sebagai tujuan pengobatan. Adapun salah satu tumbuhan tersebut adalah Psidium guajava Linn. atau biasa disebut jambu biji. Buah ini kaya akan vitamin C, vitamin A, dan beberapa jenis mineral. Selain buah dari jambu biji, daun, kulit, biji, akar dan ranting dari jambu biji dapat digunakan oleh
manusia
sebagai
Rattanachaikunsopon
(2010
pengobatan cit
Perez.,
herbal
(Kumar,
2008;Cowen
et
all,
2012). 1999)
mengemukakan bahwa daun jambu biji mengandung flavonoid yang berfungsi sebagai zat antibakteri yang menghambat pertumbuhan bakteri gram positif dan gram negatif seperti S. aureus, Streptococcus mutans, Pseudomonas aeruginosa, Salmonella enteritidis, Bacillus cereus, Proteus spp., Shigella spp., dan E. colli. Gingiva merupakan salah satu bagian dari jaringan mukosa pada rongga mulut.
Gingiva dimulai dari garis mucogingival dan menutupi bagian
prosessus alveolaris (Wolf, dkk., 2004). Luka pada gingiva bisa disebabkan karena faktor mekanik, kimia atau termal merupakan lesi yang paling sering terjadi pada rongga mulut. Penyembuhan luka yang terjadi ini penting untuk
3
pemeliharaan stuktur normal, fungsi, dan kelangsungan hidup organism (Kenisa, dkk., 2012). Inflamasi merupakan suatu respon pertahanan tubuh terhadap adanya kerusakan sel. Respon inflamasi terdiri dari reaksi vaskular dan seluler (Gurenlian, 2006). Komponen seluler dari reaksi inflamasi yaitu sel darah putih atau leukosit. Leukosit dibedakan menjadi dua yaitu granulosit dan agranulosit. Granulosit terdiri dari polymorphonuclear neutrofil, eosinofil, dan basofil. Sedangkan agranulosit terdiri dari limfosit dan monosit (makrofag). Fungsi dari makrofag adalah untuk proses fagositosis (DeLong dan Burkhart, 2008). Makrofag merupakan sel fagosit yang lebih kuat daripada neutrofil, karena sering memfagosit lebih dari 100 bakteri (kira-kira lima kali lebih banyak). Setelah terjadinya proses peradangan, monosit bersama dengan netrofil akan memasuki jaringan yang meradang dan membesar menjadi makrofag untuk proses fagositosis. Jadi pada saat terjadi peradangan terjadi peningkatan jumlah makrofag (Guyton dan Hall, 2007). Sampai saat ini sudah banyak penelitian yang membuktikan khasiat buah dan daun jambu biji untuk kesehatan manusia. Hal ini mendorong peneliti untuk melakukan penelitian dengan judul Perbedaan Ekstrak Buah dengan
Daun Jambu Biji (Psidium guajava Linn.) terhadap Proses
Penyembuhan Luka pada Gingiva tinjauan mikroskopis sel makrofag.
4
B. Rumusan Masalah Dari uraian latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan suatu masalah, yaitu: Bagaimana perbedaan ekstrak buah dengan daun jambu biji (Psidium guajava Linn.) terhadap sel makrofag dalam proses penyembuhan luka pada gingiva?
C. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan ekstrak buah dan ekstrak daun jambu biji (Psidium guajava Linn.) terhadap sel makrofag dalam proses penyembuhan luka gingiva. D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat bagi Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Dalam bidang Kedokteran Gigi, penelitian ini diharapkan mampu memberi konstribusi perkembangan pengobatan tradisional secara herbal. Dan juga menjadi salah satu dasar untuk penelitian selanjutnya. 2. Manfaat bagi Masyarakat Memberikan informasi tentang khasiat buah dan daun jambu biji (Psidium guajava Linn.) terhadap proses penyembuhan luka pada gingiva dan dapat memberi alternatif lain dalam pengobatan herbal karena jambu biji mudah diperoleh masyarakat.
5
E. Keaslian Penelitian Penelitian tentang Pengaruh Ekstrak Buah dengan Daun Jambu Biji (Psidium guajava Linn.) Terhadap Proses Penyembuhan Luka pada Gingiva tinjauan mikroskopis sel makrofag belum pernah dilakukan. Beberapa penelitian yang sudah pernah dilakukan sebelumnya antara lain adalah: 1. “Pengaruh Ekstrak (gel) Buah Jambu Biji
(Psidium guajava Linn.)
Terhadap Proses Penyembuhan Stomatitis Aphtous pada Tikus Putih Galur Wistar (Rattus norvegicus) Jantan” oleh Nena Dwi Jayati tahun 2011, UMY. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian ekstrak buah jambu biji (Psidium guajava Linn.) berpengaruh positif terhadap proses penyembuhan stomatitis apthous (ukuran diameter lesi) pada tikus putih (Rattus norvegicus) jantan. Perbedaan dengan penelitian saya adalah dari objek penelitian yaitu proses penyembuhan luka gingiva, dan juga dilihat dari segi mikroskopis (sel makrofag). Persamaannya sama-sama menggunakan jambu biji sebagai perlakuannya. 2. “Efek Anti Inflamasi Ekstrak Etanol Daun Jambu Biji (Psidium guajava Linn.) pada Tikus Putih Jantan Galur Wistar (Rattus norvegicus)” oleh Wenny Anggraeni tahun 2008, UMS. Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa ekstrak etanol daun jambu biji (Psidium guajava Linn.) mempunyai efek antiinflamasi pada tikus putih jantan galur wistar (Rattus norvegicus).
Perbedaan dengan penelitian saya adalah dari objek penelitian yaitu proses
6
penyembuhan
luka
gingiva.
Persamaannya
sama-sama
dengan
menggunakan ekstrak daun jambu biji sebagai perlakuannya. 3. “Antiulcerogenic and Free Radical Scavenging Activity of Flavonoid Fraction of Psidium guajava Linn. Leaves” oleh S. Jayakumari, dkk., tahun 2012, Vel’s University. Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa ekstrak daun jambu biji mempunyai manfaat sebagai antiulser pada hewan uji (Rattus norvegicus). Perbedaan dengan penelitian saya adalah dari objek penelitian yaitu proses penyembuhan luka gingiva. Persamaannya sama-sama dengan menggunakan ekstrak daun jambu biji sebagai perlakuannya.