Upaya Peningkatan Anak dari Bahaya Kekerasan, Pelecehan dan Eksploitasi Erlinda, M.Pd Komisioner KPAI
Erlinda, M.Pd
Sekretaris Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI)
Pendidik & Aktivis Anak Pendidikan:
Magister Pendidikan Universitas Negeri Jakarta
Kontak
[email protected] 081318015631 081808194833 1/17/2014
© 2014 Erlinda, M.Pd
2
Anak dalam Lingkungan Buruk
Anak Terlantar (ekonomi, pendidikan dll)
Anak Korban Kekerasan
Anak Berhadapan dng Hukum (ABH)
PERSOALAN ANAK Anak Korban Perceraian Anak Salah Pola Asuh
Pelanggaran Hak Anak yang Meningkat Berdasarkan Data KPAI dan Media (2011 - 2013)
3000 2500 2000 KPAI
1500
Media
1000
500 0 2011
2012
2013
Pemberitaan Media sangat intensif ttg Pelanggaran Hak Anak 330000
350000 300000 250000 200000
163000
150000 100000
86000
74000 36200
50000 0 2009
2010
2011
2012
2013
Pelanggaran Hak Anak (Berdasarkan Pengaduan ke KPAI) Januari 2011- September 2014 JUMLAH PENGADUAN Klaster Pengaduan ABH dan Kekerasan Keluarga dan Pengasuhan Alternatif Pendidikan Kesehatan Agama dan Budaya Traficking dan Ekploitasi Pornografi dan Napza Sosial dan Bencana Hak Sipil dan Kebebasan
2011 546 2011 261 146 53 13 16 26 10 13 8
2012 1.400 2012 487 517 185 39 75 22 44 14 17
2013 1.538 2013 508 497 133 120 78 73 51 48 30
Sep 2014 1.408 Sep 2014 456 455 123 65 49 95 100 24 41
Pengaduan ke KPAI ABH dan Kekerasan Keluarga dan Pengasuhan Alt Pendidikan Kesehatan Agama dan Budaya
Traficking dan Ekploitasi
Sep 2014
Pornografi dan Napza
Total = 1.439 Kasus
Sosial dan Bencana Hak Sipil dan Kebebasan 0
Sep 2014
100
2013
200
2012
300
2011
400
500
600
Kekerasan pada Anak dan ABH
Pengaduan Masyarakat (Januari – Sep 2014) Anak sebagai Saksi 2%
Anak Sebagai Korban 53%
Anak dlm Proses Peradilan 2%
Anak sebagai Pelaku 43%
Lokus Kekerasan terhadap Anak Pengaduan 2013
• Kekerasan Seksual (Pemerkosaan, Asusila, Pencabulan, Sodomi) • Kekerasan Fisik • Kekerasan Psikis • Penculikan • Pembunuhan • Bunuh Diri
Eksploitasi Penelantaran Seksual Emosional Fisik 0
1/17/2014
© 2014 Erlinda, M.Pd
100
200
9
Keluarga dan Pengasuhan Alternatif Pengaduan Masyarakat (Januari – Sep 2014) Perebutan Hak Kuasa Asuh Akses Bertemu Anak Penelantaran Anak / Ekonomi (Hak Nafkah) Pengasuhan Anak Bermasalah Anak Kabur Dari Rumah / Melarikan Anak Pengangkatan Anak (Adopsi) Domestik Anak Hilang Pengakuan Anak Temuan Pengangkatan Anak (Adopsi) Mancanegara Anak Nakal 0
20
40
60
80
100
120
140
Pendidikan Pengaduan Masyarakat (Januari – Sep 2014) 35 30 25 20 15 10 5 0
Pornografi Pengaduan Masyarakat (Januari – Sep 2014) Korban dari Perilaku Orang Lain 9% Korban Video Porno 12% Korban dari Internet 12%
Korban dari Sumber lain…
Kepemilikan Konten Pornografi 38%
Korban Media Cetak 23%
Pornografi dan Kekerasan Seksual Data dari YKBH: pada tahun 2013, 95% siswa kelas 46 SD di Jakarta pernah melihat konten pornografi. Data dari ECPAT: terjadi peningkatan 450% tindak kriminal seksual online dalam 4 tahun. Sampai 2012 tercatat ada 18.000 kasus. Pada 2014 KPAI mencatat: 90% dari pelaku kekerasan seksual thd anak di Flores didorong akibat konten pornografi.
1/17/2014
© 2014 Erlinda, M.Pd
13
Traficking dan Eksploitasi Anak Pengaduan Masyarakat (Januari – Sep 2014) Eksploitasi Seks Komersil Anak (ESKA) 15% Eksplotasi Ekonomi dan Pekerja Anak 22%
Prostitusi Anak Online 40% Trafficking 23%
Kekerasan Seksual pada Anak Kekerasan Seksual pada Anak (2011 - 2013) Jumlah Kejahatan Seksual
1380 1500 1000
746 525
500
329
0
2011
2012
2013
Proyeksi 2014
DARURAT KEKERASAN SEKSUAL TERHADAP ANAK!!
1/17/2014
© 2014 Erlinda, M.Pd
15
Lingkup Kekerasan Seksual pada Anak Hubungan seksual, incest, perkosaan, sodomi Eksploitasi seksual dalam prostitusi atau pornografi Stimulasi seksual, perabaan (molestation, fondling) Memperlihatkan kemaluan kepada anak untuk tujuan kepuasan seksual Memaksa anak untuk memegang kemaluan orang lain Memaksa anak untuk melihat kegiatan seksual
1/17/2014
© 2014 Erlinda, M.Pd
16
1/17/2014
© 2014 Erlinda, M.Pd
17
TINJAUAN KASUS ...
Kekerasan di Sekolah, 2014 27 Maret 2014 Makasar: anak kelas 1 SD (Ahmad Syukur) meninggal karena dikeroyok oleh 3 temannya 3 Mei 2014 Jakarta Timur: Siswa SD (Renggo Khadapi) meninggal akibat dianiaya oleh siswa kelas 5 SD 5 Mei 2014 Muara Enim: siswi kelas 4 SD meninggal dengan luka lebam akibat kekerasan oleh teman sekelasnya
1/17/2014
© 2014 Erlinda, M.Pd
19
Oktober 2014 Siswi SD di Bukit Tinggi Sumbar dikeroyok oleh teman-teman sekelasnya
Kasus AAL, 2012 • Januari 2012, kasus kekerasan dan perlindungan anak yang dialami AAL yang dituduh mencuri sendal seorang polisi di Sulawesi. Terjadi pro-kontra.
Nabila disetrika oleh Neneknya, 2012 Oktober 2012 di Jakarta Timur, muncul kasus kekerasan terhadap anak, N 9 thn yang disetrika bagian paha dan wajah oleh ibu dan nenek tirinya.
Kekerasan Seksual
Kekerasan Seksual Anak TK di JIS, 2014 2014 April: mencuat kasus kekerasan seksual thd anak TK oleh petugas cleaning service di JIS Dilakukan bersama, termasuk Afrisca (prp) dan Agun. Korban: satu orang siswa JIS, disusul korban lain yg mengaku belakangan Anwar bunuh diri dlm proses pemeriksaan
1/17/2014
© 2014 Erlinda, M.Pd
24
William Vahey Predator internasional DPO FBI Pernah bekerja 10 thn di JIS Jakarta Berpindah-pindah negara Korban: sekitar 70 Bunuh diri setelah kasusnya terbongkar
25
Emon, Sukabumi (2014) 2014 Mei: di Sukabumi ada 120 anak menjadi korban kekerasan seksual/ sodomi oleh Emon
1/17/2014
© 2014 Erlinda, M.Pd
26
Siswanto (Robot Gedek): 1996 Gelandangan Korban: 17 anak laki-laki jalanan, Umur: 11-15 th, semua dibunuh. TKP: Jakarta, Kroya, Pekalongan Dihukum mati tetapi meninggal di penjara sebelum dieksekusi
5/29/14
27
Baekuni (Babe): 1993-2010 Penyayang anak 14 korban anak laki-laki, 4-14 th, semuanya dicekik sblm penetrasi, dan dimutilasi untuk hilangan barang bukti. TKP: Magelang, Indramayu, Jakarta. Terbongkar rahasianya karena orangtua korban mencari anaknya. Hukuman mati 28
Marc Dutrox (Belgia, 1980-1990) Punya isteri dan anak-anak Bisnis jual beli mobil curian dan rumah (utk menyembunyikan korban) dan perdagangan anakanak Korban: anak Perempuan Berkali-kali lolos karena kelalaian polisi.
29
Faktor Penyebab terjadinya Kekerasan Terhadap Anak
1/17/2014
© 2014 Erlinda, M.Pd
30
Faktor Penyebab terjadinya tindakan kekerasan
Rendahnya kesadaran masyarakat terhadap hak anak Pola Asuh/ pendidikan karakter dirumah Kemiskinan dan Lemahnya pengetahuan masyarakat Belum mempunyai Sistem database tentang kekerasan terhadap anak di tingkat provinsi/ kabupaten/kota untuk menscreening potensi tindakan kekerasan di suatu wilayah Penyebaran perilaku jahat antar generasi (efek dari duplikasi/ mencontoh/ meniru) Ketegangan Sosial ( Pengangguran, sakit, ukuran keluarga yang besar, kehadiran seorang yg cacat mental dalam rumah, penggunaan alkohol dan obat-obatan. Isolasi Sosial Lemahnya Penegakan Hukum
1/17/2014
© 2014 Erlinda, M.Pd
31
Kekerasan di Sekolah (mengatasnamakan pendidikan)
Tawuran pelajar
Kekerasan di Keluarga AYO CEPAT, pergi ke sekolah..!!
Bunuh Diri
(Dampak thd Korban, Upaya Menyelamatkan, dan Melindungi Anak dari Kekerasan)
Dampak pada Korban Kekerasan
Gangguan Fisik
Gangguan Psikologis
Dampak Kekerasan pada Anak Masalah Sosial
Masalah Perilaku
Faktor-faktor yang berpengaruh pada Dampak
Frekuensi dan lamanya Usia dan perkembangan anak
Beratnya kekerasan
1/17/2014
Jenis kekerasan
Dampak Kekerasan pada Anak
© 2014 Erlinda, M.Pd
Hubungan pelaku dan korban
38
Dampak kekerasan tidak hanya dialami oleh korban tetapi juga keluarganya Dampak psikologis lebih besar dan membutuhkan pemulihan yang lama dibandingkan dengan pemulihan gangguan fisik Bisa menimbulkan dampak jangka panjang
1/17/2014
© 2014 Erlinda, M.Pd
39
PENANGANAN dan
PENCEGAHAN
1/17/2014
© 2014 Erlinda, M.Pd
40
Bagaimana Penanganan Korban? Bagaimana Upaya Pencegahannya? Program Selamatkan dan Lindungi Anak dari Kekerasan Seksual (SELARAS) (Pendidikan Seksual berbasis Komunitas)
• Mensosialisasikan bahaya kekerasan pada anak; • Membangun daya tangkal dan daya tanggap masyarakat thd kekerasan seksual pada anak; • Menstimulasi kemitraan masyarakat dan lembaga penegakan hukum dlm pemberantasan kekerasan seksual pada anak; • Membangun kapasitas guru dalam pendidikan seksual anak
Sistem Perlindungan Anak Terintegrasi Membangun Kota Layak Anak (KLA)
Penanganan
Rehabilitasi Medis Rehabilitasi Psikis Rehabilitasi Sosial Rehabilitasi Hukum
Alur Bantuan Hukum thd Korban Kekerasan
INSTANSI LAIN
Rumah Sakit
Korban LSM
UPPA
KEJAKSAAN
PENGADILAN
Upaya Pencegahan
• Rehabilitasi • Persiapan kembali ke komunitasnya
Tersier
Sekunder
• Deteksi dini kasus • Konseling keluarga • Penanganan korban
Primer 1/17/2014
© 2014 Erlinda, M.Pd
• Edukasi dan layanan proteksi sesuai usia anak
44
Upaya Pencegahan Membangun “Defend Mechanism” (mekanisme pertahanan) dalam rangka penanaman pengetahuan dan penghargaan bagian tubuh melalui pendidikan seksualitas sejak dini Membangun Komunikasi Efektif dua arah Menanamkan rasa percaya kepada orangtua Membangun keberanian dan ketangguhan diri
1/17/2014
© 2014 Erlinda, M.Pd
45
Memberikan Pengetahuan tentang Pendidikan Kesehatan dan Reproduksi Berikan pengetahuan yang dibutuhkan oleh anak, termasuk tentang seks. Artinya, ketika anak bertanya maka jawablah.
Bagaimana cara menjawabnya? • Karena di awal usia 3 tahun anak-anak berada pada tahap pra-operasional secara kognitif. Karena itu kurangi banyak penjelasan. Tujukkan secara langsung atau menggunakan peraga
1/17/2014
© 2014 Erlinda, M.Pd
46
Menanamkan budi pekerti dengan memberi contoh keteladanan
1/17/2014
© 2014 Erlinda, M.Pd
47
Membangun hubungan yang berkualitas antara orangtua dan anak
1/17/2014
© 2014 Erlinda, M.Pd
48
Menanamkan Rasa Kasih
Membangun kewaspadaan dengan tidak membiasakan berbicara pada orang asing
1/17/2014
© 2014 Erlinda, M.Pd
49
Memberi Rasa Empati
1/17/2014
© 2014 Erlinda, M.Pd
50
Sistem Informasi Perlindungan Anak
1/17/2014
© 2014 Erlinda, M.Pd
51
Sistem Informasi Perlindungan Anak (SIPA)
Tujuan Pengembangan SIPA 1. Mendukung proses dan operasional kegiatan 2. Mendukung pengambilan keputusan (decision making) berbasis data 3. Mendukung pengembangan strategi KPAI dalam meningkatkan layanan
1/17/2014
© 2014 Dr. B. Heru Iswanto - Universitas Negeri Jakarta
53
1. Mendukung Operasional dan Proses Mendukung operasional di KPAI, misalnya… • Untuk mendata kasus yang ditangani KPAI • Memperluas akses pengaduan masyarakat melalui layanan online
Mendukung proses di KPAI, misalnya… • SIPA bisa digunakan untuk memantau perkembangan kasus. • KPAI bisa melacak pelaku apakah pernah melakukan kejahatan sebelumnya, atau mereka juga korban sebelumnya.
1/17/2014
© 2014 Dr. B. Heru Iswanto - Universitas Negeri Jakarta
54
2. Mendukung Pengambilan Keputusan Misalnya … • KPAI bisa memberikan rekomendasi suatu tindakan khusus atau hukuman yang lebih berat bagi pelaku yang ternyata memiliki rekam jejak (track record) kejahatan sebelumnya berdasarkan hasil pelacakan SIPA.
1/17/2014
© 2014 Dr. B. Heru Iswanto - Universitas Negeri Jakarta
55
3. Mendukung Pengembangan Strategi Dengan SIPA kita bisa membuat pemetaan wilayah berdasarkan eskalasi kasus, sehingga KPAI bisa merekomendasikan wilayah mana saja yang berstatus darurat dan strategi apa yang perlu dikembangkan Dengan SIPA kita bisa melacak mata rantai suatu kasus sehingga KPAI memiliki data keterkaitan yang memudahkan dalam menyusun strategi penanganan.
1/17/2014
© 2014 Dr. B. Heru Iswanto - Universitas Negeri Jakarta
56
Selamatkan dan Lindungi Anak dari Kekerasan (SELARAS)
1/17/2014
© 2014 Erlinda, M.Pd
57
Tujuan Program
Program Selamatkan dan Lindungi Anak dari Kekerasan Seksual (SELARAS) (Pendidikan Seksual berbasis Komunitas)
Fokus Kegiatan: Mensosialisasikan bahaya kekerasan pada anak; Membangun daya tangkal dan daya tanggap masyarakat thd kekerasan seksual pada anak; Menstimulasi kemitraan masyarakat dan lembaga penegakan hukum dlm pemberantasan kekerasan seksual pada anak; Membangun kapasitas guru dalam pendidikan seksual anak
Keluaran Umum
1. Terbangunnya jejaring yang padu dengan individu dan organisasi mitra yang potensial untuk kerjasama jangka panjang di bidang pemberdayaan masyarakat • Diknas, Polri, lembaga kemanusiaan, aktivis 2. Terbangunnya penguasaan para guru akan teknik penyusunan modul dan metode pengajaran • Modul pembelajaran dan keterampilan mengajar
3. Public exposure akan eksistensi organisasi penyelenggara • Liputan media massa
Keluaran
1. Terselenggaranya aktivitas edukasi dan pencegahan kekerasan seksual terhadap anak;
• 1200 partisipan di 12 titik di Indonesia
3. Tersusunnya modul-modul pendidikan seks yang dapat diterapkan pada tingkat sekolah dasar dan menengah pertama •12 set modul yang sesuai dengan konteks sosial masing-masing wilayah
• Menjadi konten pend. seksual di sekolah
2. Terbentuknya komunitas yang dinamis dan mandiri serta berkelanjutan yang menfokuskan diri pada aktivitas edukasi dan pencegahan kekerasan seksual terhadap anak • Website, social media, SMS blast. • Database peserta
4. Tersusunnya instrumen kampanye pencegahan kekerasan seksual terhadap anak • 3 buku, poster, std banner, brosur,
• Kaos, rompi, gelang tangan
Pengalaman: Sebelumnya Program Selaras telah diadakan di beberapa wilayah di Indonesia bersama lembaga-lembaga mitra dan sponsor di Parung, Ciputat, Banjarmasin, Timika, Muna, dan Klaten.
Kelebihan
Kelebihan
Terbentuknya komunitas guru, masyarakat dan penegak hukum yang memiliki pengetahuan pendidikan seksual dan pencegahan kekerasan seksual terhadap anak di sekola/wilayah masing-masing
Terbentuknya jaringan komunitas Selaras dengan Artha Graha yang bisa dikembangkan dalam bentuk kegiatan yang lain sebagai follow up kegiatan;
Database peserta
Tersebarnya poster kampanye anti kekerasan terhadap anak di setiap sekolah peserta (dengan logo Artha Graha Peduli)
Tersedianya referensi berupa modul dan buku-buku referensi bagi para guru, pendidik, dan penegak hukum dalam upaya pencegahan kekerasan seksual thd anak
Training set
• Modul “Selamatkan dan Lindungi Anak dari Kekerasan Seksual” • Buku "Mendidik Anak dengan Cinta" (Kak Seto & B. Heru Iswanto) "Anakku adalah Guru Terbaikku" (Reza Indragiri Amriel) • Poster, CD anak-anak, dll
Menyelamatkan Kami berarti Menyelamatkan Dunia
Workshop Presentasi Materi (Parung)
Relawan dalam Diskusi (Muna)
Workshop Role Play Session (Banjarbaru)
Pembicara Mitra (Ungaran)
Diskusi Kelompok (Timika)
Mitra Kerja “Individu mitra” dan “organisasi mitra” adalah figur dan lembaga kemanusiaan nirlaba yang berkhidmat pada penghimpunan potensi dan partisipasi dari berbagai unsur masyarakat yang kemudian diaktualisasikan melalui berbagai program pemberdayaan. Organisasi dimaksud memiliki wilayah operasi di berbagai pelosok Nusantara dengan konsentrasi pada seluruh maupun sebagian area di atas.
Sistem Perlindungan Anak menuju Kota Layak Anak (KLA)
1/17/2014
© 2014 Erlinda, M.Pd
66
Perlindungan Terhadap Anak
adalah segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi anak dan hak-haknya agar dapat hidup, tumbuh, berkembang dan berpartisipasi secara optimal sesuai dengan harkat dan martabat kemanusian serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi.
Sistem Perlindungan Anak • Diperlukan pendekatan berbasis sistem dalam upaya memberikan perlindungan terhadap anak secara optimal dari segala bentuk kekerasan, perlakuan salah, eksploitasi dan penelantaran. (bukan berbasis isu yang sempit dan berfokus hanya pada kelompok anak tertentu). • Untuk bisa mengetahui akar permasalahan secara lebih baik. • Memberikan masukan dalam mengidentifikasi berbagai tindakan yang diperlukan dalam aksi perlindungan anak.
Perlindungan anak harus bergeser dari pendekatan reaktif menjadi berbasis institusi. Diperlukan pendekatan yang lebih komprehensif bagi pelayanan kesejahteraan anak dan keluarga, yang menghubungkan pelayanan tersier dengan pelayanan primer dan sekunder dalam sebuah rangkaian kesatuan perlindungan bagi anak-anak.
Pendekatan ini melibatkan aksi-aksi dalam beberapa bidang: • Kerangka hukum dan peraturan perlu ditingkatkan
• Penguatan dan pemberian pelayanan kesejahteraan dan perlindungan anak memerlukan gambaran yang jelas tentang tugas, tanggung jawab dan proses kelembagaan di setiap tingkat. • Kapasitas pekerja sosial provinsi, kabupaten, dan masyarakat perlu diperkuat
Membangun Kota Layak Anak (KLA)
1/17/2014
© 2014 Erlinda, M.Pd
71
KOTA LAYAK ANAK (KLA) KLA adalah sistem pembangunan kabupaten/kota yang mengintegrasikan komitmen dan sumber daya pemerintah, masyarakat dan dunia usaha yang terencana secara menyeluruh dan berkelanjutan dalam kebijakan, program dan kegiatan untuk pemenuhan hak-hak anak.
Tujuan membangun inisiatif pemerintahan Kab/Kota yang mengarah pada upaya transformasi Konvensi Hak-hak Anak dari kerangka hukum ke dalam definisi, strategi, dan intervensi pembangunan, dalam bentuk: kebijakan, program dan kegiatan pembangunan, dalam upaya pemenuhan hak-hak anak, pada suatu dimensi wilayah Kab/kota. 72
Prinsip dalam KLA:
Non diskriminasi Kepentingan yang terbaik untuk anak Hak untuk hidup, kelangsungan hidup dan perkembangan anak Penghargaan terhadap pendapat anak
Inti dari KLA KABUPATEN/KOTA dimana anak dapat tumbuh dan berkembang secara optimal serta terlindungi dari kekerasan dan diskriminasi
Strategi Pengarusutamaan Hak Anak (PUHA) Mengintegrasikan hak-hak anak ke dalam: • Setiap proses penyusunan: kebijakan, program dan kegiatan pembangunan • Setiap tahapan pembangunan di semua tingkatan wilayah (nasional, provinsi, kabupaten/kota) dalam: o Menyusun Perencanaan dan Penganggaran; o Pelaksanaan Program; o Pemantauan dan Evaluasi.
Langkah Pengembangan Tahap 6
Pemantauan & Evaluasi
Tahap 5
Mobilisasi Sumber Daya Penyusunan Rencana Aksi Daerah
Tahap 4
Tahap 3
Pengumpulan Basis Data
Tahap 2 Tahap 1
Pembentukan Gugus Tugas Komitmen
Pengembangan KLA Dunia Layak Anak (World Fit for Children)
Indonesia Layak Anak (IDOLA)
Kabupaten/Kota Layak Anak (KLA)
2010: 10 Prov 20 Kab/Kota
2011: 15 Prov 35 Kab/Kota
2012: 20 Prov 60 Kab/Kota
2013: 33 Prov 90 Kab/Kota
2014: 33 Prov 100 Kab/Kota
Catatan: Model KLA dimulai sejak tahun 2006 di 5 kabupaten/kota dan tahun 2007 di 10 kabupaten/kota
76
Stop Kekerasan Terhadap Anak!!
© 2014 Erlinda, M.Pd
1/17/2014
Kesehatan Pengaduan Masyarakat (Januari – Sep 2014) Kematian Anak Di RS 8%
Chart Title
Gizi Buruk 10% Penahanan Anak di RS 15%
Fasilitas dan Pelayanan Kesehatan yg Buruk 18%
Anak Keracunan 5%
Mal Praktek 22%
Anak Penyandang Cacat/Kelainan 22%
Agama dan Budaya Pengaduan Masyarakat (Januari – Sep 2014) Perkawinan Sirih / di Bawah Umur Layanan Keagamaan Anak (Keluarga, Panti,… Konflik Antar Agama (Kawin Campur,… Ajaran Menyimpang Seks Bebas
Sarana Rekreasi dan Budaya Bermasalah Tayangan Tidak Layak Anak 0
2
4
6
8
10
12
Hak Sipil dan Kebebasan Pengaduan Masyarakat (Januari – Sep 2014) Hak Memperoleh Nama dan Kewarganegaraan 7% Denda Pembuatan Akta Kelahiran 15%
Hak Atas Kebebasan / Berpendapat 15%
Hak Akses Informasi yang Layak 4%
Akta Kelahiran 59%
NAPZA Pengaduan Masyarakat (Januari – Sep 2014)
16 14 12 10 8 6 4 2 0 Anak Pengguna NAPZA
Anak Pengedar NAPZA
10 9 8 7 6 5 4 3 2 1 0 Anak Korban Bencana Alam
Anak Korban Kerusuhan
Anak Jalanan / Anak Terlantar