UPAYA GURU MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA MEMBACA AL-QUR’AN MATA PELAJARAN AL-QUR’AN HADITS (Studi pada Siswa Kelas IV MIS Miftahul Jannah) Muhammad Halil Ali Iskandar Z Lilik Kholisotin ABSTRAK Al-Qur’an merupakan wahyu llahi yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW, dan membacanya merupakan ibadah di sisi Allah. Disamping itu juga Al-Qur’an adalah kitab suci yang berfungsi sebagai pedoman hidup umat manusia yang beriman kepada Allah SWT. Masalah dalam penelitian ini adalah (1) Bagaimana usaha guru dalam meningkatkan kemampuan siswa membaca Al-Qur’an siswa kelas IV MIS Miftahul Jannah? (2) Apa saja faktor yang mendukung kemampuan siswa membaca Al-Qur’an siswa kelas IV MIS Miftahul Jannah? (3) Apa saja faktor yang menghambat kemampuan siswa membaca Al-Qur’an siswa kelas IV MIS Miftahul Jannah? Usaha Guru dalam meningkatkan kemampuan siswa membaca Al-Qur’an siswa kelas IV MIS Miftahul Jannah yang pertama adalah mengelompokkan siswa yang memang bermasalah dalam membaca Al-Qur’an yang kedua metode yang digunakan mampu meningkatkan kemampuan siswa dalam membaca Al-Qur’an yang ketiga mengadakan les tambahan diluar jam pelajaran. Faktor pendukung kemampuan membaca Al-Qur’an siswa kelas IV MIS Miftahul Jannah ada siswa yang belum mampu membaca huruf latin diadakan les tambahan membaca Al-Qur’an, faktor yang menghambat kemampuan membaca Al-Qur’an siswa kelas IV MIS Miftahul Jannah adalah ada saja siswa yang lambat dalam memahami pelajaran yang dalam artian daya tangkapnya rendah selain itu ada pula siswa yang hari ini masuk besok tidak. Latar Belakang Mengingat akan perlunya kemampuan membaca Al-Qur’an, maka di lembaga-lembaga pendidikan telah diajarkan tentang bagaimana membaca Al-
Guru pada MIS Miftahul Jannah Palangka Raya Dosen pada Jurusan Tarbiyah STAIN Palangka Raya Dosen Pada Program Studi PGMI Fakultas Agama Islam UM Palangkaraya
Qur’an yang baik dan benar sesuai dengan kaidah-kaidah ilmu tajwid yang diajarkan oleh guru. Salah satu lembaga yang melakukan pembelajaran membaca Al-Qur’an tersebut ialah MIS Miftahul Jannah Kota Palangka Raya. Langkah yang diambil ialah MIS Miftahul Jannah Kota Palangka Raya tersebut pada kenyataannya sangat relevan dengan intruksi Menteri Agama No 3 tahun 1990 tentang upaya peningkatan kemampuan membaca Al-Qur’an. Intruksi Menteri Agama tersebut mengatakan: Peningkatan kemampuan baca tulis Al-Qur’an tersebut dilaksanakan lingkungan masjid, surau, musalla, langgar, kantor, lembaga dakwah, organisasi Islam, majlis ta’lim, sekolah umum, perguruan agama dan lembaga-lembaga lainnya yang dapat dimanfaatkan untuk itu.1 Berdasarkan
instruksi
tersebut
dapat
dipahami
bahwa
upaya
pemberantasan buta aksara dalam membaca dan menulis Al-Qur’an dapat dilakukan di mana saja baik di lingkungan ibadah, kantor maupun lembaga pendidikan seperti sekolah. Diskripsi Teoritik 1.
Kemampuan membaca Al-Qur’an a.
Kemampuan Menurut Johsons yang dikutif Wijaya dan Ruyan dalam bukunya Kemampuan Guru dalam Belajar Mengajar mengemukakan bahwa kemampuan merupakan perilaku yang rasional untuk mencapai tujuan yang persyaratkan sesuai dengan kondisi yang diharapkan.2 Dari pendapat di atas dapat dipahami bahwa kemampuan adalah kesanggupan, kecakapan yang mana dengan kesanggupan yang dimiliki tersebut, seseorang dapat melakukan tugas tertentu sesuai dengan kemampuan yang dimiliki.
1
Depag RI, Pedoman Pengajaran Al-Qur’an Bagi Anak-Anak, Jakart: Dirjen Bimas dan Urusan Haji, 1983, h. 61 2 Wijaya, Kemampuan Guru dalam belajar Mengajar Jakarta: Rineka Cipta, 1994, h. 8.
b.
Membaca Membaca adalah suatu proses yang bersangkut paut dengan bahasa. Oleh karena itu maka para pelajar haruslah dibantu untuk menanggapi atau memberi responsi terhadap lambang-lambang visual yang menggambarkan tanda-tanda oditori dan berbicara haruslah selalu mendahului kegiatan membaca.3 Henry Guntur Tarigan berpendapat bahwa “Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata atau bahasa tulis”4 Suatu proses yang menuntut agar kelompok kata yang merupakan suatu kesatuan akan terlihat dalam pandangan sekilas, dan agar makna kata-kata secara individual akan dapat diketahui. Kalau hal ini tidak terpenuhi, maka pesan yang tersurat dan yang tersirat tidak akan tertangkap atau dipahami, dan proses membaca itu tidak terlaksana dengan baik. Menurut Mercer ada empat kelompok kareteristik kesulitan belajar membaca, yaitu berkenaan dengan (1) kebiasaan membaca, (keleliruan mengenal kata, (3) kekeliruan pemahaman, dan (4) kekeliruan serbaneka. Anak berkesulitan belajar membaca sering memperlihatkan sikap-sikap kebiasaan membaca yang tidak wajar antara lain adanya gerakan-gerakan yang penuh ketegangan seperti mengernyitkan kening, gelisah, irama suara yang meninggi, atau berkali-kali mengigit bibir. Mereka juga sering menunjukkan perasaan tidak aman dengan memperlihatkan perilaku menolak untuk membaca, menangis, atau mencoba melawan guru.5
c.
Tujuan Membaca. Tujuan utama dalam membaca adalah untuk mencari serta memperoleh informasi, mencakup isi, memahami makna bacaan. Makna, arti (meaning) erat sekali berhubungan dengan maksud tujuan,
3
http://arisandi.com/pengertian-membaca/ di onle pada hari Rabu 29-02-2012. Henry Guntur Tarigan, Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa (Bandung: Angkasa 1979) h. 10 5 Posted by guruIT at 7:32 PM Labels: Artikel Bahasa Indonesia www.google.com onle rabu 28 2 2012 4
Berdasarkan keterangan di atas dapat disimpulkan bahwa membaca terkait dengan pengenalan huruf atau aksara, bunyi dan huruf atau rangkaian hiruf-huruf,makna atau maksud, dan pemahaman terhadap makna atau maksud berdasarkan konteks wacana. d.
Pengertian Al-Qur’an Al-Qur’an adalah Firman Allah yang Mu’jiz, diturunkan kepada seorang nabi yang terakhir, melalui Al-Amien Jibril yang tertulis di dalam Mashahif yang diriwayatkan kepada kita dengan Muttawatir, merupakan ibadah bila membacanya, dimulai dengan surah Al-Faatihah di akhiri dengan surah An-Naas. Menurut Ash-Shiddieqy dalam buku Sejarah dan Pengantar Ilmu Al-Qur’an/tafsir menyatakan: Al-Qur’an menurut bahasa ialah bacaan atau dibaca al-Qur’an Masdar yang diartikan dengan isim maf-ul yaitu maqro-dibaca. Sedangkan menurut istilah ahli agama(uruf syara)ialah nama bagi kalamullah yang diturunkan kepada NABI Muhamad SAW yang ditulis dalam mushab.6 Menurut Darajat, pengertian Al-Qur’an adalah : Para ulama dan para ahli ushul sepakat menyatakan bahwa AlQur’an diturunkan Allah sebagai tata aturan bagi semua bangsa, petunjuk untuk semua makhluk, tanda bukti atas kebenaran rasul, dalil atas kenabian dan risalahnya, dan sebagai hujjah (pedoman) yang tetap tegak hingga hari kemudian yang menyaksikan bahwasanya kitab yang diturunkan dari sisi Allah yang Maha Bijaksana.7 Sesuai dengan yang diisyaratkan dalam Al-Qur’an Surat Al-Alaq : 1-5 sebagai berikut:
6 7
M. Ash Shiddieqy, Sejarah dan Pengantar Ilmu Al-Qur’an/Tafsir Moh. Ali Ash-Shabunie, Pengantar …, h. 18
Artinya : 1. bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan, 2. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. 3. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah, 4. yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam, 5. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.8 2.
Upaya Guru Dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Al-Qur’an a.
Pengertian Upaya Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Upaya adalah usaha;iktiar (untuk mencapai suatu maksud, memecahkan persoalan, mencari jalan keluar, dsb).9 Berdasarkan pengertian di atas dapat dipahami bahwa yang dimaksud dengan upaya adalah usaha atau ikhtiar yang dilakukan dalam memecahkan persoalan dalam rangka mencari jalan keluar demi mencapai tujuan.
b.
Pengertian Guru Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia disebutkan bahwa guru adalah orang yang pekerjaannya (mata pencahariannya, profrsinya) mengajar.10 Kemudian dalam Kamus Indonesia, guru ialah orang yang kerjanya mengjar; perguruan; sekolah; gedung tempat belajar; perguruan tinggi, universitas.11 Sedangkan menurut Drajat dalam bukunya Ilmu Pendidikan Islam“guru adalah orang yang memikul pertangungan jawab untuk mendidik.12
3.
8
Faktor pendukung dan penghambat dalam mengajar membaca dan menulis Al-Qur’an
Depag RI, Al-’Alaq: 1-5 Al-Qur’an Dan Terjemahannya Jakarta : CV Putra Sejati Raya Depdikbud Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta Balai Pustaka, 1991, h. 1109 10 Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta : Balai Pustaka 1991, h, 288 11 Tim Prima, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Gitamedia Press 1999, h 166-117. 12 Drajat, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara 2000, h. 37. 9
Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi dalam pembelajaran membaca Al-Qur’an yang pada umumnya terjadi adalah: a. Faktor guru yang harus memiliki persyaratan : 1) Memiliki ilmu pengetahuan Al-Qur’an dan dapat membaca dan menulis Al-Qur’an dengan baik. 2) Tekun dalam beribadah dan berakhlak mulia 3) Memiliki Ilmu pengetahuan dan teknologi pendidikan Apabila dari ketiga komponen ini tidak terpenuhi maka sangat sulit untuk melihat mengembangkan pembelajaran membaca Al-Qur’an, sebab inilah syarat utama. b. Faktor siswa Banyak problem yang timbul dari segi siswa, karena karakteristik dan intelektualitas mereka yang berbeda. Di samping itu, bakat, minat dan motivasi mereka juga merupakan hal yang dapat mempengaruhi dalam pembinaan kemampuan membaca Al-Qur’an. c. Sarana dan prasarana Dari segi sarana dan prasarana juga masalah klasik yang selalu dapat menjadi problem dalam proses pembelajaran, karena tidak semua sekolah/madrasah dapat menyediakan sarana dan prasarana yang sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan. d. Lingkungan Lingkungan juga dapat mempengaruhi yang serius bagi lembaga pendidikan dalam membina kemampuan siswa membaca dan menulis AlQur’an. Lingkungan tempat belajar yang ramai tentu akan sangat berpengaruh terhadap proses belajar mengajar yang sedang berlangsung. Melihat dari uraian di atas, sangat banyak faktor yang dapat mempengaruhi dalam pembelajaran membaca Al-Qur’an, baik itu yang sifatnya mendukung maupun yang menghambat. Hal terpenting yang dilakukan adalah bagaimana faktor yang menghambat pembelajaran AlQur’an tersebut bisa diatasi dan ditanggulangi secara baik sehingga apapun yang menjadi tujuan dalam pembelajaran tersebut bisa tercapai.
Hasil Penelitian Untuk mengetahui bagaimana upaya guru meningkatkan kemampuan siswa membaca Al-Qur’an di Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Jannah, faktor yang mendukung dan menghambat kemampuan siswa membaca Al-Qur’an, siswa kelas IV MIS Miftahul Jannah. dapat diketahui dari data yang penulis kumpulkan dengan teknik wawancara, observasi berikut ini: 1.
Upaya Guru dalam meningkatkan kemampuan siswa membaca Al-Qur’an siswa kelas IV MIS Miftahul Jannah Untuk mengetahui upaya yang dilakukan oleh guru khususnya guru Al-Qur’an Hadits dalam rangka meningkatkan kemampuan siswa dalam membaca Al-Qur’an di MIS Miftahul Jannah Palangka Raya dapat diketahui dari wawancara dengan guru AS mengenai metode apa yang digunakan dalam meningkatkan kemampuan membaca Al-Qur’an khususnya pada mata Pelajaran Al-Qur’an Hadist, Guru tersebut mengatakan: Mengenai Metode Pembelajaran yang sering diterapkan adalah ceramah, demonstrasi dan latihan.13 Berdasarkan hasil wawancara yang penulis lakukan dengan AS di atas metode yang sering digunakan atau diterapkan dalam pembelajaran AlQur’an Hadits ceramah demontrasi dan latihan Memperkuat data di atas penulis melakukan observasi, adapun observasi yang dilakukan peneliti dalam pembelajaran Al-Qur’an Hadits yang dilakukan guru AS dalam kegiatan belajar mengajar guru lebih dominan menggunakan metode ceramah dan demonstrasi14 Dalam pembelajaran metode mengajar sangat berperan penting, sehingga kegiatan belajar mengajar dapat meningkatkan kemampuan siswa membaca Al-Qur’an, karena metode merupakan cara yang digunakan pengajar untuk menyampaikan bahan pelajaran. Untuk itu ketepatan dalam menggunakan metode sangat berpengaruh bagi guru dalam menyampaikan
13
Wawancara dengan AS di MIS Miftahul Jannah Palangka Raya, 2 Juni 2014 Observasi ketika AS dalam proses belajar mengajar di MIS Miftahul Jannah Palangka Raya, 9 Juni 2014 14
materi pelajaran, sehingga apa yang diajarkan dapat diterima dan dipahami oleh siswa dengan baik dan benar. Adapun metode yang digunakan dalam pembelajaran Al-Qur’an Hadits
dapat diketahui dari wawancara dengan guru AS. Guru AS
mengatakan bahwa materi yang berkenaan dengan bacaan ayat Al-Qur’an metode yang digunakan adalah metode demonstrasi dan penugasan. Adapun cara menerapkan metode demonstrasi tersebut guru AS mengatakan: Untuk materi bacaan biasanya pertama-tama saya lakukan, yaitu menanyakan kepada siswa materi apa yang akan kita bahas pada pagi ini, kemudian saya mencatat judul materi di papan tulis, kemudian saya menjelaskan intisari dari materi tersebut. Setalah itu saya menggunakan metode ceramah dan demonstrasi dengan cara membaca sama-sama siswa mengikuti secara bersama-sama setalah itu siswa mendemonstrasikan bacaan atau membacanya dengan cara bergiliran.15 Berdasarkan wawancara di atas untuk pembelajaran Al-Qur’an Hadits khususnya materi yang ada bacaan Al-Qur’annya metode yang digunakan adalah demonstrasi, adapun yang digunakan guru, pertama-tama adalah pendekatan dengan menanyakan materi yang akan di bahas kemudian dilanjutkan dengan metode ceramah, kemudian member contoh cara membaca kemudian menugaskan siswa untuk mendemonstrasikan bacaan tersebut dengan cara bergantian. Untuk memperkuat data tersebut penulis melakukan wawancara dengan siswa kelas IV yang berinisial SLM mengatakan: Orang ulan balajar Al-Qur’an Hadits tu habis guru manulis judul materi dipapan tulis guru AS dalam prakteknya nang diajarkan bapak AS kami disuruh maumpati bacaan nang bapak baca baulangulangkali mambaca kami disuruh bapak mambaca bagantian tapi ada babarapa orang nang kada tapi bisa mambaca Al-Qur’an.16
15 16
Wawancara dengan AS di MIS Miftahul Jannah Palangka Raya, 2 Juni 2014 Wawancara dengan SLM Siswa Kelas IV MIS Miftahul Jannah Palangka Raya, 9 Juni 2014
Terjemahan dalam bahasa Indonesia Kami belajar Al-Qur’an Hadits setalah guru manulis judul materi dipapan tulis guru AS dalam prakteknya yang diajarkan bapak AS kami disuruh mengikuti bacaan yang bapak baca berulang-ulang kali kemudian kami disuruh bapak mambaca secara bergantian tapi ada beberapa orang yang tidak begitu bisa mambaca Al-Qur’an.17 Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat dipahami bahwa pada prakteknya guru AS saat memberikan pelajaran Al-Qur’an Hadits setalah guru manulis judul materi dipapan tulis guru AS mencontohkan cara membaca kepada siswanya selanjutnya siswa mengikuti bacaan yang AS baca secara berulang-ulang kali kemudian siswa disuruh mambaca secara bergantian tetapi ada beberapa orang siswa yang tidak bisa membaca AlQur’an. Berdasarkan hasil wawancara
dapat disimpulkan bahwa
AS
menyampaikan pelajaran Al-Qur’an Hadits metode yang digunakan adalah ceramah, demonstrasi dan penugasan dengan mengaitkan
materi dengan
ibadah sehari-hari mengenai manfaat orang membaca dan mengamalkan AlQur’an dalam kehidupan sehari-hari, kemudian dilanjutkan dengan metode demonstrasi dan penugasan. Agar siswa cepat memahami dan terampil dan cakap dalam pelafalan ayat – ayat suci Al-Qur’an. Adapun caranya dengan memcontohkan cara membaca dengan benar, selanjutnya guru
AS
membimbing siswa bersama-sama untuk membaca salah satu ayat Al-Qur’an yang ada dalam materi dan kemudian menugaskan siswa untuk maju ke depan melafalkan/membaca
secara
bergantian,
di
menit-menit
akhir
guru
18
memberikan tugas kepada siswa untuk mengerjakan latihan.
Dikesempatan yang lain penulis mengadakan wawancara dengan menanyakan usaha apa yang dilakukan guru dalam meningkatkan kemampuan siswa membaca Al-Qur’an siswa kelas IV MIS Miftahul Jannah guru AS mengatakan sebagai berikut:
17 18
Wawancara dengan SLM Siswa Kelas IV MIS Miftahul Jannah Palangka Raya, 9 Juni 2014 Wawancara dengan AS di MIS Miftahul Jannah Palangka Raya, 9 Juni 2014
Usaha yang saya lakukan dalam rangka meningkatkan kemampuan siswa dalam membaca Al-Qur’an tentunya tidak semudah dengan membalik telapak tangan tentunya dengan cara yang disesuakan dengan kemampuan siswa. Yang pertama saya memberi tanda siswa yang memang bermasalah dalam membaca Al-Qur’an yang kedua menggunakan metode yang mampu meningkatkan kemampuan siswa dalam membaca Al-Qur’an.19 Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat penulis pahami bahwa Usaha yang dilakukan guru Al-Qur’an Hadits dalam rangka meningkatkan kemampuan siswa dalam membaca Al-Qur’an tentunya tidak semudah dengan membalik telapak tangan. Dengan cara menyesuaikan dengan kemampuan siswa. Yang pertama adalah memberi tanda siswa yang memang bermasalah dalam membaca Al-Qur’an yang kedua metode yang digunakan mampu meningkatkan kemampuan siswa dalam membaca Al-Qur’an Selanjutnya AS mengatakan kepada pihak sekolah hendaknya memberikan les atau bimbingan khusus kepada siswa yang belum mampu membaca Al-Qur’an dengan memberi pelajaran tambahan diluar jam pelajaran selain itu saya juga menyarankan kepada siswa agar belajar mengaji di rumah atau di TKA/TPA yang ada dilingkungan tempat tinggal mereka masing-masing. Untuk memperkuat data tersebut penulis melakukan wawancara dengan Kepala Sekolah yang berinisial HS mengatakan: Memang sudah saya sampaikan setiap rapat bulanan bahwa jika ada permasalahan yang berkenaan dengan siswa agar menyampaikan kepada pihak pengajaran agar dicarikan sulosinya. Berkenaan dengan siswa yang belum mampu membaca Al-Qur’an pihak sekolah mengadakan les tambahan khusus membaca Al-Qur’an kegiatan tersebut dilaksanakan setalah shalat zuhur masing-masing ruangan dibimbing dua orang guru.20 Berdasarkan keterangan di atas dapat disimpulkan bahwa setiap bulannya diadakan rapat bulanan yang membahas jika ada permasalahan yang berkenaan dengan siswa agar menyampaikan kepada pihak pengajaran agar
19 20
Wawancara dengan AS di MIS Miftahul Jannah Palangka Raya, 2 Juni 2014 Wawancara dengan Kepala Sekolah HS di MIS Miftahul Jannah Palangka Raya, 2 Juni 2014
dicarikan sulosinya. Berkenaan dengan siswa yang belum mampu membaca Al-Qur’an pihak sekolah mengadakan les tambahan khusus membaca AlQur’an kegiatan tersebut dilaksanakan setalah shalat zuhur masing-masing ruangan dibimbing dua orang guru Untuk memperkuat data tersebut penulis melakukan wawancara dengan guru yang mengajar di MIS Miftahul Jannah yang berinisial JK menyatakan: Memang tidak semua siswa memiliki kemampuan yang sama dalam membaca Al-Qur’an dengan baik, oleh karena itu kami sampaikan kepada guru khususnya guru yang mengajar Al-Qur’an Hadits dari kelas yang rendah hingga kelas VI agar mendata siswa yang masih belum mampu membaca AlQur’an dengan baik agar diberikan pelajaran tambahan mengenai membaca Al-Qur’an dari hasil data yang dilakukan oleh guru hanya ada beberapa siswa yang belum mampu membaca Al-Qur’an dengan baik. Setelah pihak sekolah memiliki data maka siswa tersebut dipanggil untuk diarahkan dan dibimbing membaca Al-Qur’an di luar jam sekolah yakni pelaksanaannya dilakukan setalah shalat zuhur.21 Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa disampaikan kepada guru khususnya guru yang mengajar Al-Qur’an Hadits dari kelas yang rendah hingga kelas VI agar mendata siswa yang masih belum mampu membaca Al-Qur’an dengan baik agar diberikan pelajaran tambahan mengenai membaca Al-Qur’an. Berdasarkan hasil observasi dilapangan bahwa setalah shalat zuhur ada 3 kelas yang memang pulangnya agak lambat ternyata siswa tersebut belajar membaca Al-Qur’an ada yang iqra dan ada yang Al-Qur’an dan mereka diajarkan secara privat satu persatu maju kedepan untuk membaca Iqra atau Al-Qur’an tergantung tingkat kemampuannya masing-masing.22 Selanjutnya penulis mengadakan wawancara dengan siswa yang belum mampu membaca Al-Qur’an dengan baik 21
Wawancara dengan JK guru MIS Miftahul Jannah Palangka Raya, 15 Juni 2014 Observasi ketika AS dalam proses belajar mengajar di MIS Miftahul Jannah Palangka Raya, 15 Juni 2014 22
Penulis menanyakan dengan pertanyaan Ding kanapa ikam badudi buliknya dari kawanan ikam nang lain? Lawan kamu sudah bisalah mambaca Al-Qur’an? Ikam kalas barapa? Lawaslah ikam balajar tu? Terjemahan Bahasa Indonesia De kenapa kamu pulangnya belakangan dari pada teman-temanmu yang lain dan kamu sudah bisa membaca Al-Qur’an dan kamu kelas berapa?sudah lama kah kamu belajar membaca Al-Qur’an? Ulun paai balajar mangaji oleh ulun kada tapi bisa mambaca huruf arab tapi wayah ini bisa ja pang mambaca Al-Qur’an tapi kada tapi lancar orang ulun ni balajar habis sambahyang zuhur asalnya ulun iqra 4 ni sudah iqra 6 kawanan ulun ada yang Al-Qur’an sudah, ulun balajarnya ada 4 bulanan sudah. 23 Terjemahan dalam Bahasa Indonesia Saya belajar mengaji karna saya tidak begitu bisa mambaca huruf arab tapi sekarang sudah bisa membaca Al-Qur’an tetapi tidak begitu lancar, kami belajar setalah shalat zuhur, awalnya saya belajar iqra 4 sekarang sudah iqra 6 sedangkan teman-teman yang lain ada yang sudah Al-Qur’an kami belajar sudah 4 bulanan. Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat dipahami bahwa mereka yang belajar membaca Al-Qur’an adalah siswa yang semula belum mampu membaca Al-Qur’an dengan baik ada yang mulai dari iqra dan semakin hari semakin meningkat pelaksanaan pembelajarannya diadakan setelah shalat zuhur. 2.
Faktor yang mendukung kemampuan siswa membaca Al-Qur’an kelas IV MIS Miftahul Jannah Dalam proses belajar mengajar baik pada ranah formal maupun non formal, tentu dituntut adanya langkah keseriusan yang mampu menjamin tercapainya suatu tujuan pembelajaran, terutama bagi seorang guru, harus dituntut profesionalnya dan loyalitasnya terhadap siswa, karena ini merupakan sebuah konsekwensi bagi soerang tenaga pengabdi. Dalam suatu proses belajar mengajar tentunya ada faktor yang mendukung dan menghambat dalam suatu proses pembelajaran. Dalam hal ini
23
Wawancara dengan YH Siswa Kelas IV MIS Miftahul Jannah 15 Juni 2014
penulis akan memaparkan faktor yang mendukung kemampuan siswa dalam membaca Al-Qur’an kelas IV MIS Miftahul Jannah Palangka Raya. Untuk mendapatkan data penulis mengadakan wawancara dan observasi baik kepada subjek maupun kepada informen yakni sebagai berikut: Berdasarkan wawancara dengan AS mengatakan sebagai berikut: Menurut saya faktor yang mendukung dalam meningkatkan kemampuan membaca Al-Qur’an adalah terjalinnya kerjasama yang baik antara guru dan pihak sekolah selain itu keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran24 Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat dipahami bahwa faktor yang mendukung dalam meningkatkan kemampuan membaca Al-Qur’an adalah terjalinnya kerjasama yang baik antara guru dan pihak sekolah selain itu keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran Selanjutnya berdasarkan hasil wawancara dengan HS mengatakan: Saya selaku kepala sekolah merasa bahwa selama ini antara guru dan pihak sekolah selalu menjalin kerjasama yang baik dalam berbagai hal misalnya ada siswa yang belum mampu membaca huruf latin diadakan les tambahan dan jika ada siswa tidak mampu membaca Al-Qur’an juga diadakan les tambahan bagi guru yang dipercayakan untuk memberikan les mereka selalu bersedia, saya selaku kepala sekolah juga tidak hanya memberi tugas saja tapi saya juga memberikan insentif/ honor bagi mereka yang menjalankan tugas diluar jam pelajaran.25 Berdasarkan keterangan di atas dapat disimpulkan bahwa antara guru dan pihak sekolah selalu menjalin kerjasama yang baik dalam berbagai hal misalnya ada siswa yang belum mampu membaca huruf latin diadakan les tambahan dan jika ada siswa tidak mampu membaca Al-Qur’an juga diadakan les tambahan, bagi guru yang dipercayakan untuk memberikan les mereka selalu bersedia, kepala sekolah juga tidak hanya memberi tugas saja tapi juga memberikan insentif/ honor bagi mereka yang menjalankan tugas diluar jam pelajaran.
24 25
Wawancara dengan AS di MIS Miftahul Jannah Palangka Raya, 2 Juni 2014 Wawancara dengan Kepala Sekolah HS di MIS Miftahul Jannah Palangka Raya, 15 Juni 2014
3.
Faktor yang menghambat kemampuan siswa membaca Al-Qur’an siswa kelas IV MIS Miftahul Jannah Berdasarkan hasil wawancara dengan AS mengatakan: Faktor yang menghambat kemampuan siswa membaca Al-Qur’an adalah dari beberapa siswa yang belajar ada saja siswa yang lambat dalam memahami pelajaran dalam artian daya tangkapnya rendah selain itu ada pula siswa yang hari ini masuk besok tidak.26 Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat dipahami bahwa Faktor yang menghambat kemampuan siswa membaca Al-Qur’an adalah dari beberapa siswa yang belajar ada saja siswa yang lambat dalam memahami pelajaran yang dalam artian daya tangkapnya rendah selain itu ada pula beberapa siswa yang hari ini masuk besok tidak. Untuk memperkuat data tersebut berdasarkan hasil observasi bahwa dari beberapa kelas yang melakukan pembelajaran tambahan pada hari sebelumnya siswanya begitu banyak tetapi pada hari berikutnya ada yang berkurang 1, 2, 3 orang yang tidak hadir mengikuti pembelajaran membaca Al-Qur’an setelah shalat zuhur padahal hari sebelumnya yang bersangkutan hadir.27 Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dapat penulis analisa bahwa faktor yang mendukung dalam meningkatkan kemampuan membaca Al-Qur’an adalah adanya kerjasa sama antara guru dan pihak sekolah siswa yang bermasalah dalam membaca Al-Qur’an aktif dalam mengikuti pembelajaran adanya insentif/ honor dari pihak sekolah yang diberikan kepada guru yang ditunjuk untuk melaksanakan bimbingan pembelajaran membaca Al-Qur’an yang dilaksanakan setelah shalat zuhur. Sedangkan faktor yang menghambat adalah masih ada siswa yang bolos atau tidak rutin mengikuti pembelajaran tambahan, selain itu dari beberapa siswa tersebut ada saja siswa yang daya tangkapnya lemah (IQnya) rendah sehingga lambat dalam menerima pembelajaran.
26 27
Wawancara dengan AS di MIS Miftahul Jannah Palangka Raya, 2 Juni 2014 Observasi di MIS Miftahul Jannah Palangka Raya, 18 Juni 2014
Hasil Penelitian Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif dapat mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual kegamaan, pengendalian diri, kepribadian, berakhlak mulia, serta dapat berketempilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. Untuk melaksanakan suatu pendidikan yang lebih baik serta untuk mencapai suatu hasil yang baik sempurna, suatu pendidikan tentunya didukung oleh sarana dan prasarana yang mendukung serta mempunyai SDM yang memadai sebagai motor penggeraknya, guru yang propesional tentunya memiliki trobosan
dalam mengelola
dan mengembangkan metode pembelajaranya
sehingga mampu meningkatkan kemampuan siswa khususnya dalam membaca Al-Qur’an. Guru yang baik tentunya mampu membawa suasana belajar yang menyenangkan, salah satunya ia harus memiliki kemampuan untuk menguasai kelas dan memiliki metode pembelajaran yang tepat sesuai dengan materi yang diajarkan dan mampu meningkatkan kemampuan siswa dalam membaca AlQur’an. 1.
Upaya Guru dalam meningkatkan kemampuan siswa membaca Al-Qur’an siswa kelas IV MIS Miftahul Jannah. Berdasarkan wawancara, observasi dan dokumentasi dari subjek dan informen, tentunya ada cara atau usaha yang digunakan oleh guru dalam meningkatkan kemampuan siswa membaca Al-Qur’an adalah salah satunya merencanakan pembelajaran
program yang
pembelajaran
disesuaikan
dengan
dan
menggunakan
materi
pembelajaran
metode yang
disampaikan dan mengadakan les tambahan. Metode pembelajaran adalah cara yang digunakan guru agar tujuan pembelajaran dapat tercapai. Oleh karena itu ketepatan dalam memilih dan menggunakan metode sangat berpengaruh bagi guru dalam menyampaikan materi pembelajaran, sehingga apa yang diajarkan dapat diterima dan
dipahami oleh siswa. Hal senada sebagaimana yang dijelaskan oleh Darajat mengemukakan pengertian metode adalah suatu cara kerja yang sistematik dan umum, terutama dalam mencari kebenaran ilmiah, seperti cara kerja ilmu pengetahuan. Berdasarkan hasil wawancara dan observasi dengan guru MIS Miftahul Jannah Palangka Raya, guru menggunakan beberapa metode dalam pembelajaran Al-Qur’an Hadits yaitu metode ceramah, demonstrasi dan penugasan. Metode ceramah adalah metode yang boleh dikatakan metode tradisional, karena sejak dahulu metode ini telah dipergunakan sebagai alat komunikasi lisan antara guru dengan siswa dalam proses belajar mengajar.28 Metode demontrasi adalah metode penyajian pengajaran dengan memperagakan dan mempertujukan kepada siswa tentang suatu proses, situasi atau benda tertentu, baik sebenarnya atau hanya sekedar tiruan. Sebagai metode penyajian, demontrasi tidak terlepas dari penjelasan secara lisan oleh guru. Walaupun dalam proses demontrasi dapat menyajikan bahan peelajaran lebih kongret. 2.
Faktor yang mendukung kemampuan siswa membaca Al-Qur’an kelas IV MIS Miftahul Jannah. Faktor yang mendukung dalam meningkatkan kemampuan membaca Al-Qur’an adalah terjalinnya kerjasama yang baik antara guru dan pihak sekolah selain itu keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran.
3.
Faktor yang menghambat kemampuan siswa membaca Al-Qur’an siswa kelas IV MIS Miftahul Jannah Adapun faktor yang menghambat adalah masih ada siswa yang bolos atau tidak rutin mengikuti pembelajaran tambahan, selain itu dari beberapa siswa tersebut ada saja siswa yang daya tangkapnya lemah (IQnya) rendah sehingga lambat dalam menerima pembelajaran. Banyak problem yang timbul dari segi siswa, karena karakteristik dan intelektualitas mereka yang berbeda.
28
Wijaya, Kemampuan guru dalam belajar mengajar, Jakarta: Rineka Cipta 1994, h.109
DAFTAR PUSTAKA
Depag RI Al-Qur’an Dan Terjemahannya Jakarta : CV Putra Sejati Raya,1991 Depag RI, Pedoman Pengajaran Al-Qur’an Bagi Anak-Anak, Jakart: Dirjen Bimas dan Urusan Haji, 1983 Depdikbud Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta Balai Pustaka, 1991. Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, h.1984 Darajat,Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara 2000 Drajat Zakiah , Metodologi Pengajaran Agama Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 1996 Hasibuan, Proses Belajar Mengajar, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1995, Hamalik Umar, Teknik Pengukuran dan Evaluasi Pendidikan, Bandung: Mandar Maju, 1989 Huberman dan Miles , Analisis Data Kualitatif, Jakarta: Universitas Indonesia Press, 1999 Joko Subagyo, Metode Penelitian, Jakarta: Rieneka Cipta, 2004 Masniah, Skripsi angkatan 2004 Kemampuan membaca Al-Qur’an dengan metode Iqra Klasikal di Kelas V MIN Baru Pangkalan Bun Mansyur, Metodologi Pengajaran Agama Islam, Jakarta: Forum, 1982 Moleong Lexy, Metode Penelitian Kualitatif, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2004, Sudjana Nana, CBSA Dalam Proses Belajar Mengajar, Bandung: Sinar Baru, 1989 Shabunie Moh Ali, Pengantar Ilmu-Ilmu Al-Qur’an,1983 Shiddieqy M. Ash, Sejarah dan Pengantar Ilmu Al-Qur’an/Tafsir Purwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1989
Pena Tim Prima, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Gitamedia Press, 1999 Usman Basyirun, Metodologi Pembelajaran Agama Islam, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2002, Wijaya, Kemampuan Guru dalam belajar Mengajar Jakarta: Rineka Cipta, 1994, Yusuf Tayar, Metodologi Pengajaran Agama, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1995.