E-nergy E-nergy untuk kehidupan lebih baik
Hutan Selamatkan Bumi dari Dampak Negatif Pemanfaatan Energi
Manajemen Krisis Energi di Daerah Rawan Bencana
Optimalisasi Sumber Energi Panas Bumi Simulasi Menggunakan Perangkat Lunak LEAP
free pdf magazine | 2
Daftar Daftar Isi Isi Pengantar Redaksi
1
Reportase
Manajemen Krisis Energi di Daerah Rawan Bencana
3
Rehat
Hutan Selamatkan Bumi dari Dampak Negatif Penggunaan Energi
14
Teropong
Optimalisasi Sumber Energi Panas Bumi Indonesia
20
Pojok
26
Istilah Energi
27
1 redaksi
Pengantar Redaksi Redaksi Pengantar Indonesia dikenal sebagai wilayah yang rawan bencana. Mulai dari gempa bumi, banjir, gunung meletus hingga tanah longsor. Kondisi geografis yang berada pada pertemuan lingkar pegunungan asia dan pasifik membuat bangsa ini harus senantiasa berjaga dan waspada. Hal yang sering terjadi di lokasi bencana adalah terisolasinya lokasi tersebut dengan akses logistik, komunikasi dan kebutuhan energi. Setiap kali terjadi bencana di Indonesia, senantiasa terjadi kesulitan dalam menjangkau wilayah kejadian sehingga kebutuhan warga yang sedang terkena bencana menjadi sulit terpenuhi. Selain kebutuhan pokok berupa makanan, sandang dan tempat tinggal, sebenarnya ada sebuah permasalahan terjadi yaitu kesulitan dalam mencari sumber energi. Kebiasaan yang terjadi di lokasi bencana adalah listrik yang padam. Masalah lain adalah terjadinya kelangkaan bahan bakar minyak seperti bensin dan minyak tanah. Seiring dengan hal itu, mungkin ada juga permasalahan lain seputar energi di lokasi bencana. Pada edisi 2 E-nergy Magazine mencoba mengangkat sebuah ide penanganan kebutuhan energi di lokasi bencana yang akan kami sajikan dalam rubrik Reportase. Kemudian, menyambung ide mengenai pembangkit listrik mini geothermal, akan kami sajikan sebuah analisis mengenai potensi sumber geotermal dalam kelistrikan nasional dengan mengangkat hasil simulasi perangkat lunak LEAP dalam rubrik Teropong. Wawancara kali ini akan menghadirkan seorang wanita muda yang menjadi duta kegiatan sosial-lingkungan yaitu 'One Man One Tree' atau dikenal juga dengan OMOT. Seorang alumni Universitas Gadjah Mada bernama lengkap Rahmi Fatimah,S.Hut. ini akan mengisi rubrik Rehat. Dengan segenap kerendahan hati kami mengucapkan selamat menikmati sajian khas E-nergy Magazine.
Pemimpin Redaksi,
[email protected]
PENASIHAT Dr.Ing. Singgih Haribowo Rachmawan Budiarto, S.T., M.Sc. DEWAN REDAKSI Suhono, S.T. Unggung Widhiantoro, S.T. Elva Nur Syarifah, S.T. Firdaus Hanif, S.T. Ahmad Granada, S.T. Bayu Mukti, S.T. PEMIMPIN REDAKSI Suhono, S.T. EDITOR Bayu Mukti, S.T. REPORTER Elva Nur Syarifah, S.T. Unggung Widhiantoro, S.T. Firdaus Hanif, S.T. LAYOUT & ILUSTRATOR Ahmad Granada, S.T. WEB PROGRAMMING Yodi Aditya, S.T.
gunakan energi dengan
cerdas dan hemat
E-nergy
untuk kehidupan lebih baik
reportase
3
Manajemen Krisis Energi di Daerah Rawan Bencana Bencana alam adalah suatu fenomena yang akan terus menjadi persoalan bagi masyarakat di wilayah Negara Kepulauan Republik Indonesia. Sebab secara geotektonik negara kita merupakan suatu kawasan dunia yang hyper aktif karena dikepung oleh zonazona tumbukan Lempeng Benua Asia dengan Lempeng Samudra Hindia, serta didorong oleh Lempeng Samudra Pasifik yang memancung Lempeng Australia. Di samping itu Kepulauan Indonesia juga dililit oleh dua jalur utama gunung api dunia, yaitu jalur vulkanis Mediterania dari sebelah barat dan lintasan gunung api Sirkum Pasifik di bagian timur. Gerak dan dinamika elemen-elemen geotektonik di atas berpotensi melahirkan bencana alam besar terutama gempa bumi, tsunami, gunung meletus, semburan atau lelehan produk gunung api, banjir lahar dingin, tanah longsor, badai, banjir bandang, dan lain-lain. Hal tersebut diperparah lagi oleh ulah manusia yang mengeksploitasi sumber daya alam, khususnya sumber daya hutan, mineral dan bahan galian yang tidak
mengindahkan prinsip-prinsip kelestarian lingkungan dan strategi pembangunan yang berkelanjutan. Letusan Gunung Api, Indonesia memiliki 129 gunung api atau sekitar 13% gunung api di dunia terdapat di negara kita. Dengan konsentrasi pemukiman dan aktivitas penduduknya, jika terjadi letusan gunung api di Indonesia beresiko besar menyebabkan terjadi bencana. Dari 129 gununung api aktif, 80 diantaranya diklasifikasikan sangat aktif, hingga saat ini baru 62gunung api aktif mempunyai Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) dan dipantau secara menerus melalui PGA masing-masing. Tanah Longsor, bencana gerakan tanah yang sering terjadi di Indonesia, paling banyak kejadiannya dan korbannya adalah di Wilayah Propinsi Jawa Barat. Penyebab terjadinya gerakan tanah diakibatkan dinamika geologi, ulah manusia, dan atau keduanya. Dalam beberapa kasus, kedua penyebab sama besar perannya. Faktor penyebab dan proses terjadinya tanah longsor diikuti oleh banjir bandang antara lain: (1) Curah hujan yang tinggi sebelum dan pada saat terjadi tanah longsor yang diikuti banjir bandang mencapai 120 mm hingga 178 mm/hari. (2) Kemiringan lereng sedang hingga curam dan masuk dalam zona kerentanan gerakan tanah menengah. (3) Terdapat lembah-lembah yang curam dan dalam sehingga menyebabkan aliran air (run-off) menjadi tinggi dan erosi yang kuat. (4) Tanah pelapukan berupa produk letusan gunung api yang kurang kompak, daya resap air tinggi, dengan ketebalan lebih besar dari 2 meter. (5) Terjadi bendung-bendung alam akibat
Peta Sebaran Gunung Api Indonesia
reportase
4
longsoran tebing sungai sehingga terjadi akumulasi air. Aliran air bercampur lumpur membuat bendung-bendung alam jebol dan mengalir kebagian hilir. Erosi terjadi pada dinding sungai, menyebabkan longsoran. Material longsoran bergerak cepat dan berkembang menjadi banjir bandang, menyapu permukiman dan lahan pertanian penduduk di bawahnya. Gempa Bumi, mayoritas kejadiannya di Indonesia berpusat di lepas pantai/laut. Beberapa kejadian di darat dengan kekuatan besar banyak mengakibatkan korban, terutama terhadap bangunan permukiman dan bangunan lainnya. Berdasarkan hasil pengamatan ke beberapa daerah bencana gempa bumi teramati bahwa kerusakan bangunan permukiman serta sarana dan prasarana lainnya karena tidak dibangun dengan mengikuti kaidah bangunan tahan goncangan gempa bumi.
Peta wilayah rawan gempa bumi Indonesia (DVMBG, 2004, angka tahun dalam peta menunjukan waktu kejadian gempabumi merusak)
Tsunami, merupakan dampak sekunder dari terjadinya gempa bumi yang masih bisa terdeteksi kemunculannya. Gempa-gempa berskala besar di beberapa wilayah Indonesia berpotensi menimbulkan tsunami yang mesti diwaspadai. Banjir, contoh peristiwa ini yang dampaknya mempengaruhi aktivitas produksi energi
reportase
5
reportase
6
Peta wilayah rawan tsunami Indonesia (DVMBG, 2005)
adalah banjir yang melanda ladang-ladang minyak dan gas (migas) di dataran rendah dan pesisir timur Nangroe Aceh Darussalam, dataran rendah dan pesisir utara Sumatera Utara, dataran rendah serta pesisir utara Jambi dan Riau yang di akhir 2006 telah merusak berbagai fasilitas produksi dan mempengaruhi tingkat produksi dari lapangan-lapangan migas di wilayah tersebut. Manajemen Bencana Dianta Bangun (2005) menyatakan bahwa peran pemerintah dalam usaha dan upaya penanggulangan bencana alam secara nasional meliputi kegiatan yang bersifat prevensi, mitigasi, kesiapsiagaan, tanggap darurat, rehabilitasi dan rekonstruksi. Keenam aktivitas dimaksud lazim disebut Siklus Penanggulangan Bencana. Berdasarkan sifat dan kondisi lapangan migas maka Siklus Penanggulangan Bencana tersebut dibagi ke dalam 3 kelompok aktifitas utama, yaitu Kegiatan Pra Bencana, (Saat) Bencana, dan Pasca Bencana. Fase Pra Bencana Kegiatan respon darurat pra bencana dapat dikatakan sebagai tahap verifikasi dan pra darurat. Hal-hal yang perlu dilakukan menyangkut potensi berkurangnya ketersediaan tiga
sumber energi penting (minyak, gas, dan listrik) antara lain sebagai berikut: Minyak tanah (petroleum), (1) Pemerintah pusat dan lokal memonitor situasi dan informasi perubahan kondisi ketersediaan energi domestik untuk mempertahankan kemampuan pelayanan publik mendorong pengurangan permintaan minyak untuk sementara demi penghematan. (2) Mengidentifikasi pelayanan publik yang mungkin membutuhkan cadangan bahan bakar/energi. (3) Meningkatkan pengawasan stok, pola konsumsi, dan harga BBM. (4) Mengaktifkan rencana untuk mengantisipasi berkurangnya BBM. (5) Mensosialisasikan konservasi energi kepada masyarakat. Gas alam, (1) Memonitor suplai gas alam. (2) Pembatasan pelayanan kepada pelanggan selama persediaan gas berkurang. (3) Pengurangan penggunaan gas untuk halhal yang kurang penting. (4) Mengidentifikasi pelayanan yang penting yang mungkin membutuhkan cadangan bahan bakar. (5) Meningkatkan pengawasan ketersediaan suplai, distribusi, permintaan dan bahan bakar alternatif. (6) Mendorong upaya penghematan bahan bakar gas. Listrik, (1) Pemerintah dan perusahaan listrik mempunyai kesepahaman tentang dampak yang ditimbulkan dari gangguan suplai listrik terhadap infrastruktur pelayanan dan ekonomi tingkat lokal. (2) Mendorong reduksi permintaan listrik. (3) Pembatasan pelayanan selama suplai terganggu. (4) Meningkatkan pengawasan ketersediaan permintaan, suplai, dan sumber tenaga alternatif. (5) Mendorong upaya penghematan listrik.
reportase
7
reportase
8
Fase Bencana Kegiatan-kegiatan ketika bencana disebut sebagai fase antisipasi serta responsi langsung berupa tindakan emergency dan resque. Minyak tanah, (1) Pemerintah mengumumkan status darurat dan mewajibkan program pengurangan permintaan energi. (2) Jika pengguna minyak tanah sulit memperoleh bahan bakar pada harga berapapun, program bantuan bahan bakar murah dapat dilakukan dengan seizin pemerintah hanya pada saat kondisi benar-benar darurat. (3) Pendampingan ekonomi selama berkurangnya ketersediaan minyak. Gas alam, (1) Intensifikasi analisis ketersediaan suplai, permintaan, distribusi, dan bahan bakar alternatif. (2) Mengimplementasikan program reduksi permintaan. Listrik, (1) Intensifikasi analisis ketersediaan permintaan, suplai,dan alternatif sumber tenaga. (2) Mengimplementasikan program reduksi permintaan. Fase Pasca Bencana Situasi pasca bencana yang disebut juga sebagai periode recovery meliputi programprogram bersifat rekonstruksi dan rehabilitasi yang dapat dilakukan dalam bentuk pembangunan kembali infrastruktur, terutama fasilitas-fasilitas pembangkitan listrik dan
produksi migas yang rusak akibat bencana, antara lain: (1) rehabilitasi berbagai fasilitas seperti pompa-pompa, generator, flow line, dll; (2) pembangunan kembali fasilitas kantor, dan sarana pendukung operasi lainnya. (3) pemulihan listrik diutamakan di rumah sakit dan pusat-pusat pelayanan medis lainnya. (4) penerjunan tim tenaga teknis kelistrikan untuk memperbaiki kerusakan jaringan distribusi listrik dlm jumlah yang memadai seperti yang dilakukan PLN yang menerjunkan tim teknis berjumlah kurang lebih 560 orang untuk memulihkan distribusi listrik di wilayah Padang, Pariaman dan sekitarnya pasca gempa 30 September 2009. Rencana Jangka Panjang Untuk rencana jangka panjang, dapat dilakukan beberapa solusi terkait upaya prevensi dan mitigasi terjadinya krisis energi akibat peristiwa bencana yang datang sewaktu-waktu. Upaya terintegrasi pemerintah pusat hingga lokal dan melibatkan perusahaan penyuplai energi listrik dan migas dengan koordinasi yang solid diharapkan dapat mengantisipasi ataupun mengurangi dampak bencana berkepanjangan krisis energi seperti yang masih sering terjadi di Indonesia. Upaya yang dapat dilakukan antara lain:
(1) Tindakan awal untuk mengantisipasi bencana pada bangunan dan strukturnya adalah penguatan fasilitas untuk menghadapi kekuatan bahaya. Memperbaiki disain dan konstruksi bangunan terutama fasilitas penghasil energi dapat dicapai dengan beberapa cara. Standar disain, kode bangunan dan spesifikasi performa penting untuk fasilitas yang didisain oleh engineer. Disain teknis untuk melawan berbagai risiko bahaya dapat meliputi disain untuk vibrasi, beban lateral, beban tambahan, beban angin, cacat material, risiko terbakar, ketahanan terhadap banjir, dan faktor keamanan lainnya. Kode bangunan adalah pertahanan kritis paling utama untuk mencapai struktur teknik yang
reportase
9
reportase
10
Bagaimana keadaan energi listrik dan bahan bakar minyak ditempat anda sesaat setelah bencana ? Pasokan listrik di daerah saya berhenti hingga malam harinya, pasokan bensin saya kurang paham karena tidak sempat keluar namun pedagang eceran bensin sangat laris. (Kurniawan Andoso, korban gempa Yogyakarta, 27 mei 2006) Sesaat setelah gempa listrik di Bandung mati, namun persediaan bensin tetap lancar tiada kendala. (Beben, korban gempa Bandung, 2 September 2009)
lebih kuat, termasuk bangunan besar milik pribadi maupun publik, infrastruktur, jalur transportasi dan fasilitas industri. (2) Membuat sistem cadangan generator (BUG) dengan menggunakan diesel atau juga dapat membuat paket-paket genset portable untuk menjangkau daerah-daerah terpencil yang sering kali terhambat penanganannya akibat sulitnya akses menuju tempat tersebut. Langkah ini perlu dilakukan dengan perencanaan wilayah dan inventori yang matang dan mempertimbangkan parameter data jumlah kebutuhan dan ketersediaan generator, lokasi, kapasitas, distribusi, hingga emisi udara yang ditimbulkan. Upaya ini telah dilakukan oleh Komisi Energi California dalam program Energy Crisis Management Planning dan terbukti dapat membantu masyarakat mengakses energi. (3) Membangun sistem solar panel (photovoltaic = PV) untuk program jangka panjang mengingat investasi awal yang cukup mahal- sebagai sumber tenaga tambahan dan alternatif berupa sistem off grid (stand alone) maupun sistem on grid yang masih tersambung dengan jaringan listrik PLN untuk mengatasi kebutuhan listrik saat beban puncak. Pemasangan panel surya dapat dilakukan secara terpadu dengan cara percontohan di suatu komplek pemukiman dengan sistem atap seperti yang tampak pada gambar di bawah ini.
foto | http://www.boncherry.com
lebih kuat, termasuk bangunan besar milik pribadi maupun publik, infrastruktur, jalur transportasi dan fasilitas industri. (2) Membuat sistem cadangan generator (BUG) dengan menggunakan diesel atau juga dapat membuat paket-paket genset portable untuk menjangkau daerah-daerah terpencil yang sering kali terhambat penanganannya akibat sulitnya akses menuju tempat tersebut. Langkah ini perlu dilakukan dengan perencanaan wilayah dan inventori yang matang dan mempertimbangkan parameter data jumlah kebutuhan dan ketersediaan generator, lokasi, kapasitas, distribusi, hingga emisi udara yang ditimbulkan. Upaya ini telah dilakukan oleh Komisi Energi California dalam program Energy Crisis Management Planning dan terbukti dapat membantu masyarakat mengakses energi. (3) Membangun sistem solar panel (photovoltaic = PV) untuk program jangka panjang mengingat investasi awal yang cukup mahal- sebagai sumber tenaga tambahan dan alternatif berupa sistem off grid (stand alone) maupun sistem on grid yang masih tersambung dengan jaringan listrik PLN untuk mengatasi kebutuhan listrik saat beban puncak. Pemasangan panel surya dapat dilakukan secara terpadu dengan cara percontohan di suatu komplek pemukiman.
reportase
11
reportase
12
Dengan manajemen yang terstruktur, terpadu, dan terintegrasi dalam jangka pendek maupun jangka panjang, diharapkan Indonesia mampu dan siap berdiri sendiri mengatasi krisis energi sebagai dampak bencana dengan melibatkan seluruh komponen masyarakat termasuk mendorong upaya self awareness terhadap bencana itu sendiri sehingga dapat mengurangi kerugian nyawa dan material serta trauma bencana yang berkepanjangan. (elva)
REFERENSI Coburn, AW, et al. Disaster Management Training Programme, 1994, Chambridge Architectural Research Limited, UNDP, DHA. www.pertamina.com www.antara-sumbar.com/id/index.php?sumbar=berita&d=1&id=52939 www.news.ucdavis.edu/search/news_detail.lasso?id=7915 www.energy.ca.gov Local Government Emergency Planning Handbook, California Energy Commission, 2004 http://www.energy.ca.gov/emergencies/documents/2004-03-11_GOV_EMRGNCY_HNDB.PDF www.id.emb-japan.go.jp/oda/id/projects/loan/odaprojects_loan_2006_12.htm
from CLEAN environment the beautiful life is started...
E-nergy
untuk kehidupan lebih baik
rehat
14
Hutan Selamatkan Bumi dari Dampak Negatif Penggunaan Energi Tidak dapat dipungkiri, dampak negatif dari pemanfaatan energi sangat erat kaitannya dengan pemanasan global terutama penggunaan pembakaran bahan bakar minyak (BBM), batu bara dan bahan bakar organik lainnya. Pemanasan Global adalah kejadian meningkatnya temperatur rata-rata atmosfer, laut dan daratan Bumi. Pemanasan Global disebabkan diantaranya karena naiknya konsentrasi gas karbondioksida (CO2) dan gas karbonmonoksida (CO) di atmosfer. Konsentrasi gas CO2 di atmosfer dapat direduksi secara alami oleh hutan. Hutan merupakan tempat penyerapan gas CO2, mendaurnya menjadi gas O2. Kerusakan hutan menyebabkan kemampuan penyerapan CO2 di atmosfer berkurang sehingga konsentrasi CO2 di atmosfer meningkat. Melalui progam One Man One Tree (OMOT), pemerintah Indonesia melakukan berbagai upaya untuk ikut serta mengendalikan perubahan iklim dan pemanasan global.
Upaya yang melibatkan seluruh komponen bangsa ini pada prinsipnya adalah dengan memperbanyak pohon dan tanam-tanaman sehingga memperbanyak penyerapan unsurunsur gas-gas berbahaya, serta melestarikan hutan yang ada. Kepada majalah E-nergy, Rahmi Fatimah,S.hut , Duta One Man One Tree bercerita tentang progam OMOT dan energi. Jelaskan apa itu progam OMOT? One man One tree adalah salah satu progam dari Departemen Kehutanan Republik Indonesia yang bertujuan untuk merehabilitasi hutan dan lahan mengingat laju deforestasi dan degradasi hutan dan lahan yang meningkat. Progam ini menargetkan setiap orang di Indonesia menanam satu buah pohon. Untuk dapat memenuhi target satu orang menanam satu pohon, bangsa Indonesia harus bekerja dan berusaha keras membangkitkan dan mengembangkan partisipasi masyarakat seluas-luasnya. Dengan perhitungan orang per orang, maka secara individu, secara keluarga, kelompok, RT, RW, Desa, Kelurahan, Kecamatan, Wilayah, hingga Pemerintah Daerah harus diupayakan berpartisipasi melakukan penanaman pohon. Kita harus mulai dari diri sendiri, kita mulai dari lingkungan kita sendiri, kita mulai dari sekarang, ONE MAN ONE TREE!
rehat
15
Seberapa besar pengaruh progam OMOT dalam pelestarian hutan di Indonesia? Progam OMOT melibatkan seluruh lapisan masyarakat di Indonesia, yang bertanggung jawab terhadap kelestarian hutan bukan hanya lembaga-lembaga pemerintah dan swasta, tetapi setiap orang Indonesia memiliki tanggung jawab yang sama dalam pelestarian hutan di indonesia. Dengan Progam ini, ditargetkan pada akhir tahun 2009, bangsa Indonesia mampu menanam sebanyak 230 juta batang pohon. Gerakan penanaman dan pemeliharaan pohon harus terus digelorakan dan dilakukan secara kontinyu pada setiap tahun masa tanam. Dalam waktu 5 sampai 10 tahun mendatang, bangsa Indonesia akan menikmati indahnya bumi Indonesia hijau berseri.
Apa Kaitan progam OMOT dengan energi? Hutan merupakan tempat pendaur ulang gas CO2 yang dihasilkan dari proses pembakaran bahan bakar minyak (BBM), batu bara dan bahan bakar organik lainnya. Semakin meningkatnya penggunaan energi berdampak pada semakin meningkatnya konsentrasi CO2 di atmosfer, CO2 merupakan salah satu gas yang berperan dalam pemanasan global. Jika peningkatan konsentrasi Co2 di udara tidak diimbangi dengan pelestarian hutan, laju pemanasan global akan semakin cepat. Boleh dikatakan progam OMOT merupakan salah satu upaya untuk mengurangi dampak negatif pemakaian energi. Seberapa besar peran energi dalam kehidupan anda sehari-hari? Setiap waktu saya selalu bersinggungan dengan energi, terutama energi listrik untuk mendukung berbagai aktivitas saya dan bahan bakar minyak untuk transportasi. Dalam bidang yang anda jalankan?
rehat
16
Transportasi, untuk bermobilisasi dari satu wilayah ke wilayah lain. Pengunaan Oven untuk pembentukan benih unggul juga salah satu diantara peran energi listrik dalam bidang yang saya jalankan. Apa yang anda ketahui tentang energi terbarukan? Hmmm…apakah biodiesel termasuk energi terbarukan? Ya , itu salah satu contoh energi terbarukan. Saya tahu sedikit tentang energi terbarukan, dari opini media dan beberapa surat kabar yang saya baca. Sebenarnya saya sangat berharap pemerintah dapat mengembangkan energi ini untuk dapat digunakan masyarakat di tahun-tahun yang akan datang. Seberapa besar progam OMOT mendorong perkembangan pemanfaatan energi terbarukan di Indonesia? Progam penanaman pohon untuk bahan bakar biodiesel bisa dikatakan sebagai salah satu upaya pendorong pemanfaatan energi terbarukan di Indonesia. Dengan semakin banyaknya orang yang menanam pohon untuk dijadikan bahan baku biodiesel, produksi biodiesel dapat ditingkatkan, walaupun masih perlu adanya dukungan dari pemerintah untuk penampungan, pengolahan dan pendistribusikannya kepada masyarakat luas.
Apa pendapat anda tentang ketersediaan energi di Indonesia? Masih jauh dari cukup, terutama penyediaan energi di luar Pulau Jawa. Kemandirian energi juga perlu mulai dirintis di Indonesia. Apa yang anda maksud dengan kemandirian energi seperti yang anda sampaikan diatas?
rehat
17
rehat
18
Indonesia harus mampu memproduksi energi sendiri dan tidak lagi bergantung dari negara lain. Indonesia itu sangat kaya, sudah saatnya kita mandiri. Apa harapan pribadi anda tentang perkembangan energi di Indonesia? Peningkatan penyediaan energi di Indonesia harus diimbangi dengan peningkatan pelestarian hutan alam di Indonesia. Langkah apa yang biasa anda lakukan untuk ikut mengurangi dampak negatif pemanfaatan energi? Tanamlah pohon dan pergunakan energi dengan bijak. (Unggung)
hemat energi selamatkan bumi
E-nergy
untuk kehidupan lebih baik
buang sampah pada tempatnya gunakan kendaraan bermotor dengan uji emisi sesuai standar tanam pohon dan cegah penggundulan hutan hindari persempit lahan serapan dengan beton dan aspal gunakan bahan bakar minyak dengan bijak matikan lampu saat ruangan tidak digunakan kurangi penggunaan kantung plastik pilih peralatan listrik yang hemat energi
teropong
20
Optimalisasi Sumber Energi Panas Bumi di Indonesia Untuk listrik yang Bersih dan Ramah Lingkungan Simulasi menggunakan perangkat lunak LEAP Energi merupakan hal yang sangat penting untuk kehidupan. Hal ini mengakibatkan eksplorasi yang terus-menerus terhadap sumber energi dengan berbagai bentuk. Eksplorasi secara besar sering mengakibatkan kerusakan alam dan habitat bagi kehidupan makhluk di dalamnya. Namun, pada akhirnya manusia pun menyadari bahwa harus dilakukan langkah yang bijak dalam melakukan pemilihan terhadap sumber energi sehingga akan tercipta kestabilan energi yang berkelanjutan. Salah satu sumber energi yang bersih dan ramah lingkungan adalah geothermal atau panas bumi. Dengan menggunakan perangkat lunak LEAP, bisa dilakukan proyeksi optimalisasi peran energi panas bumi untuk kelistrikan jaringan Jawa-Madura-Bali. Indonesia memiliki potensi energi panas bumi sebesar 28 GW yang berarti 40% dari total potensi panas bumi dunia. Potensi ini tersebar di berbagai pulau di Indonesia yang
terjadi karena letak Indonesia berada di sabuk pegunungan sirkum pasifik dan cirkum mediterania. meski begitu, hanya sedikit yang baru digunakan sebagai sebagai pembangkit. Pada tahun 2005, total kapasitas terpasang adalah 797 GW atau baru sekitar 2,2% dari potensi yang ada. Pulau Jawa, Bali dan Madura merupakan wilayah yang memiliki tingkat konsumsi listrik terbesar di Indonesia. Dari total 30 GW pembangkitan nenergi nasional, 70% dikonsumsi untuk jaringan JAMALI. Begitu juga dengan keberadaan pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) yang 97% berada di pulau Jawa dan Bali, meskipun potensi terbesar ada di pulau Sumatera. Pembangkit panas bumi yang ada yaitu PLTP Kamojang (140 MW), PLTP Salak (375 MW), PLTP Darajat (145 MW), PLTP Wayang Windu (110 MW) dan PLTP Dieng (60 MW). Dalam blueprint energi nasional, diharapkan penggunaan energi panas bumi ini akan mencapai 3,8% dari total energi nasional pada tahun 2025. LEAP Dalam penelitian ini dilakukan proyeksi ketersediaan energi nasional hingga tahun 2025 menggunakan perangkat lunak LEAP. LEAP (Long-range Energy Alternative Planning)
teropong
21
merupakan perangkat lunak yang sudah digunakan di banyak Negara di dunia. LEAP merupakan kombinasi pemodelan yang terintegrasi antara lingkungan dan energi dari hulu hingga hilir (end-use). Metode yang digunakan dalam LEAP bisa disesuaikan sesuai dengan kebutuhan user. Namun, biasanya user lebih sering menggunakan metode pendekatan end-use (pengguna akhir). Seperti juga dalam penelitaian ini. Penelitian ini akan menghitung nilai proyeksi permintaan energi dengan m e n ga l i ka n fa c to r t i n g kat aktivitas (activity level) dengan intensitas energi. Kemudian melakukan perhitungan dalam pembangkitan energi menjadi energi listrik dengan metode final energy demand analysis. Dalam perhitungan ini akan dilakukan dengan mengkombinasikan beberapa jenis pembangkit seperti yang ada saat ini dengan komposisi nuklir, panas bumi, air, BBM, gas dan batubara. Skenario Simulasi dijalankan dengan 4 tipe scenario yaitu BAU (Business as Usual), Geotermal 1 ( 1 G ) , G e o te r m a l 2 ( 2 G ) d a n Geotermal 3 (3G). Dengan menggunakan tahun 2006 sebagai tahun dasar perhitungan, scenario BAU merupakan scenario yang berjalan sesuai dengan kecenderunagan yang ada saat ini. Asumsi yang digunakan adalah pertumbuhan populasi sebesar 1%
Hasil proyeksi permintaan (demand) energi listrik 2006-2025
teropong
22
per tahun, asumsi losses pada transformasi dan distribusi turun 1% per 5 tahun dengan tahun 2006 berada pada nilai 15%. Untuk scenario geothermal, digunakan beberapa penambahan kapasitas pembangkit panas bumi, yaitu 50 MW untuk scenario pertama (1G), 100 MW pada scenario kedua (2G) dan 124 MW pada scenario ketiga (3G). Dengan kombinasi beberapa jenis pembangkit, maka akan mengasilkan proyeksi seperti pada tabel. Hasil Hasil simulasi dengan menggunakan scenario BAU adalah komposisi penggunaan energi dengan batubara hamper mencapai 60% dari total pembangkitan. Sedangkan sisanya terbagi oleh nuklir, batubara, gas alam dan panas bumi (mencapai 2%). Untuk scenario 1G, pada akhir tahun 2025 akan memiliki komposisi batubara turun 7 % dibandingakan dengan scenario BAU menjadi 53%, gas alam tetap berkisar 40%, sedangkan panas bumi berada pada angka 4% dari total kapasitas energi nasional. Kapasitas penggunaan energi panas bumi meningkat dari 830 MW pada scenario BAU menjadi hamper 6 GW.
teropong
23
Jika dibandingkan dengan hasil scenario BAU, scenario 2G menghasilkan 6 kali lipat kapasitas panas bumi yang bisa digunakan. Dari tahun 2006 yang memiliki kapasitas 830 MW meningkat menjadi 8,2 GW. Yang menarik pada scenario ini adalah bahwa batubara tidak lagi menjadi yang terbesar karena kapasitasnya lebih rendah 300 MW daripada gas alam yang berada pada angka 25,7 GW.
teropong
24
Skenario Penambahan Kapasitas Panas Bumi
Skenario 3G menghasilkan komposisi dengan batubara 25,8 GW dan panas bumi meningkat menjadi 10 GW. Dengan bertambahnya kapasitas panas bumi, maka kapasitas
Komposisi energi dengan scenario 3G
Komposisi energi dengan scenario 1G
Komposisi energi dengan scenario 2G
gas alam menurun menjadi 23 GW. Jika dibandingkan dengan komposisi tahun dasar (2006) dengan 43% batubara, 39% gas alam, 13% hidro, 4% panas bumi dan sisanya adalah BBM, maka pada tahun 2025 komposisinya berubah menjadi 39% batubara, 35% gas alam, 16% panas bumi, 6% nuklir, kemudian sisanya adalah hidro dan BBM. Investasi total yang diperlukan pada tahun 2025, scenario 3G merupakan yang termahal dengan 7071,7 juta US Dollar. Nilai itu lebih tinggi dibandingkan BAU dengan 6255,6 juta US$, 1G dengan 6580,3 juta US$, dan 6793,2 juta US$ untuk scenario 3G. Dari segi kebersihan lingkungan, scenario 3G juga lebih unggul dimana potensi global warming (GWP) akan menurun sekitar 50 juta ton CO2 (25%) dibandingkan dengan BAU. Pada scenario 1G dan 2G masing-masing turun 12,9% dan 21,5% dari BAU.
teropong
25 Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa penambahan kapasitas pembangkit dengan sumber energi panas bumi mampu mengurangi potensi kerusakan lingkungan. Namun, di sisi lain akan memerlukan investasi yang sangat mahal dibandingkan untuk pembangkit jenis batubara atau BBM.Harapan yang besar tentu haruis selalau menjadi motivasi dalam mengembangkan energi baru dan terbarukan dan juga jenis energi alternatif yang lain. (hono)
Emisi CO2
Investasi total pembangkitan energi
di tulis oleh : Muhammad Ery Wijaya The Joint Graduate School of Energy and Environment, King Mongkut's University of Technology Thonburi. Email:
[email protected] Bundit Limmeechokchai Sirindhorn International Institute of Technology, Thammasart University.*Corrhesponding Author. Email:
[email protected]
E-nergy
untuk kehidupan lebih baik
menebang hutan secara liar, dan membuang sampah di sungai akan
mengancam pasokan Energi Terbarukan
Pembangkit Pikohidro Yang Bisa Disandang Bourne Energy kini juga memproduksi pembangkit listrik pikohidro yang lebih bersifat personel dan portabel. Dengan memanfaatkan arus sungai atau laut sebagai sumber energinya, berat 11-13,5kg ini mampu meng-hasilkan 500-600W dengan arus air minimal 2,3m/s.
Peneliti NREL Kembangkan Kacamata ''Sunglasses'' Bagi Gedung dan Bangunan National Renewable Energy Laboratory (NREL) mengembangkan kaca jendela yang berubah warna sesuai dengan perubahan intensitas sinar matahari. Ketika intensitas terlalu tinggi kaca menjadi gelap, ketika terlalu rendah kaca menjadi terang. Kestabilan tata cahaya alami dalam bangunan akan meningkat tanpa konsumsi energi.
Penemuan Plastik Hijau Yang Mudah Dibuat dan Didaur Ulang Engineering and Physical Sciences Research Council berhasil me-ngembangkan polimer yang bisa diurai secara alamiah. Polimer yang terbuat dari biomassa dan dikenal dengan nama lignoselu-losa tersebut dibuat dari tanaman nonpangan seperti rerumpu-tan, pohon yang tumbuh cepat, limbah pertanian atau makanan.
Facebook Akan Sumbang Emisi CO2 Demi Jutaan Penggunanya Facebook, mengumumkan untuk membangun pusat data besar di Oregon, AS. PacifiCorp, perusahaan listrik yang menjadi pilihan Facebook untuk memasok listrik, merupakan perusahaan yang se-besar 83% dari listrik yang dihasilkannya berasal dari pembakaran batubara, geothermal dan gas alam.
pojok
27
Komsumsi energi Besarnya energi yang digunakan oleh bangunan/gedung dalam periode waktu tertentu dan merupakan perkalian antara daya dan waktu operasi. lntensitas Komsumsi Energi (IKE) Pembagian antara komsumsi energi dengan satuan luas bangunan/gedung. Konservasi energi Upaya mengefisienkan pemakaian energi untuk suatu kebutuhan agar pemborosan energi dapat dihindarkan. Langkah untuk membuat kon-sumsi energi sesuai dengan kebutuhan, namun tetap hemat dengan cara meng-aplikasikan beberapa peluang penghematan yang bisa dilakukan. Peluang Hemat Energi (PHE) (Energi Conservation Opportunity) Cara yang mungkin bisa diperoleh dalam usaha mengurangi pemborosan energi. Potret penggunaan energi Gambaran menyeluruh tenteng pemanfaatan energi pada bangunan gedung meli-puti : jenis, jumlah penggunaan energi, peralatan energi, intensitas energi, profil be-ban penggunaan energi, kinerja peralatan energi dan peluang hemat energi serta keseluru-han maupun per area di bangunan gedung pada periode tertentu. Audit energi Kegiatan menghitung besarnya konsumsi dan potret penggunaan energi pada suatu ba-ngunan dan mengidentifikasi potensi penghematan energi. Audit energi dibedakan menjadi 3 jenis berdasarkan tahapan prosesnya: survei energi, audit energi awal dan audit energi rinci. Manajemen energi Suatu proses penerapan ilmu manajemen di bidang energi untuk meningkat-kan efektifitas pemakaian energi pada suatu perusahaan atau organisasi.
istilah energi
Istilah Energi Istilah Energi
28
our future is
in our hand
E-nergy edisi 2 tahun 2010. Dapat diunduh melalui http://power.web.id/. Diterbitkan dalam bentuk berkas digital. Disebar secara bebas bayar. Isi tulisan merupakan hak karya penyusun. Beberapa isi gambar merupakan hasil unduh dari mesin pencari google.