UNIVERSITAS INDONESIA
YOUTUBE SALAH SATU BENTUK PLATFORM MEDIA BARU DALAM DUNIA PERIKLANAN DI INDONESIA
MAKALAH NON-SEMINAR Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Ilmu Komunikasi
DIPTANTA WAHYA JATI NUGRAHA 1006694883
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI PERIKLANAN DEPOK DESEMBER 2013
Youtube salah satu ..., Diptanta Wahya Jati Nugraha, FISIP UI, 2014
rqtu? sdd rd.b didlai dlh d6ctr posrjs
situ
ne
B.d
kqtih
Pturrr4 M
! e
Youtube salah satu ..., Diptanta Wahya Jati Nugraha, FISIP UI, 2014
ostrrjli utr* notre6hr !{n! uriqribs 4l /!at$dl4iE AqgtrFrce Ri, ,ks ||4!
b6efu Por3h,
r&g
r
0
h dirsfur
|o]futro8kdh&h/dd4&E/.Efu{ Ni+ooPh
da I
nhg! r.Dk
--.A
Youtube salah satu ..., Diptanta Wahya Jati Nugraha, FISIP UI, 2014
nar c
ri
Di}k!sfr!riN!Fi. Bdrr !6rlq, Md ! Bi^ dkn Drr r$rartr
,tfEhdh}B.F5khnLEINijElld
:l o{ndhk6d!hn^orurci)!1 4
ldog dr6 FBE Fsju& rir
Youtube salah satu ..., Diptanta Wahya Jati Nugraha, FISIP UI, 2014
YouTube, Salah Satu Bentuk Platform Media Baru dalam Dunia Periklanan di Indonesia
Diptanta Wahya Jati Nugraha
Ilmu Komunkasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Indonesia, Kampus UI, Depok, 16424, Indonesia
[email protected]
Abstrak
Tulisan ini mendiskusikan bahasan mengenai pemanfaatan YouTube dalam dunia periklanan di Indonesia yang menitikberatkan pada gagasan bahwa paling tidak di Indonesia YouTube kini menjadi salah satu media periklanan yang baru. Penggunaan YouTube sebagai media iklan menimbulkan pertanyaan mengapa dunia periklanan memilih YouTube. Tulisan ini membahas permasalahan tersebut dengan menggunakan konsep internet advertising, dengan menekankan pada bagaimana para pengiklan menggunakan YouTube. Tulisan ini menyimpulkan bahwa para pengiklan menggunakan YouTube karena keunggulannya sebagai media iklan dalam hal efisiensi, efektivitas, pengelolaan, dan biaya yang terjangkau, dibanding dengan media lain.
Keywords: internet advertising, media baru, YouTube
Youtube salah satu ..., Diptanta Wahya Jati Nugraha, FISIP UI, 2014
YouTube One of New Media Platform in Indonesia’s Advertising
Abstract
The article discusses a topic about the utilization of YouTube in Indonesia’s advertising which emphasizes on idea that, at least in Indonesia, YouTube becomes one of new advertising media. The utilization of YouTube as advertising media causes wonderment why it is chosen. The article discusses that problem using internet advertising concept with emphasizing on how advertisers use YouTube. The article concludes that advertisers use YouTube because of its excellences as advertising media such as efficiency, effectiveness, manageable, and low cost, than the others media.
Keywords: internet advertising, new media, YouTube
Pendahuluan
Perkembangan teknologi informasi diyakini sebagai salah satu aspek pembangun peradaban manusia dari masa ke masa ke arah yang lebih maju. Manuel Castells menyatakan lahirnya inovasi teknologi informasi merupakan sebuah revolusi suatu zaman (Berto Tukan, 2013, para 4). Setelah sekian lama teknologi media konvesional yang sudah terlebih dahulu dikembangkan seperti televisi, radio, dan media cetak sempat menetap lama dan digunakan oleh banyak kalangan masyarakat, kini peradaban manusia mulai beralih ke era yang lebih maju di mana munculnya media baru yang sifatnya lebih interaktif dengan melibatkan pengguna sebagai produsage. Istilah produsage dikenalkan oleh Axel Bruns dalam bukunya yang berjudul Blogs, Wikipedia, Second Life, and Beyond: From Production to Produsage (Bruns 2008). Produsage berarti konten dibuat dan diunggah oleh pengguna. Media baru dapat diartikan sebagai kombinasi dari tiga pilar pembentuk konvergensi media, yaitu teknologi informasi, jaringan komunikasi, serta konten dan media digital (Flew2008,
Youtube salah satu ..., Diptanta Wahya Jati Nugraha, FISIP UI, 2014
hal: 2). Media baru juga bisa disebut sebagai media digital, yang berarti konten media yang terbentuk dari data, teks, suara, dan gambar yang semuanya berformat digital dan distribusinya melalui jaringan seperti kabel fiber optik, satelit, dan lain sebagainya (Flew 2008, hal: 2-3). Sejak dikembangkannya World Wide Web pada tahun 1990s (Flew 2008, hal: 5-7), pertumbuhan pengguna internet dari tahun ke tahun pun semakin meningkat di seluruh dunia. Berikut merupakan tabel yang menunjukkan pertumbuhan pengguna internet di seluruh wilayah dunia.
Tabel 1 Pertumbuhan Pengguna Internet di Seluruh Wilayah Dunia
Sumber:(Internet World Stats, 2012)
Pada tabel di atas terlihat bahwa pertumbuhan pengguna internet di Asia sangat tinggi. Hingga bulan Juni tahun 2012 pengguna internet di Asia mencapai 44,8 persen dari total populasi di dunia. Dari total 2.405.518.376 pengguna internet di dunia, Asia merupakan wilayah pengguna internet terbanyak dengan jumlah mencapai 1.076.681.059. Di Indonesia sendiri, pengguna internet sudah mencapai 55 juta (Internet World Stats, 2012). Hal itu berarti hampir seperempat dari jumlah penduduk Indonesia sudah menggunakan internet.
Youtube salah satu ..., Diptanta Wahya Jati Nugraha, FISIP UI, 2014
Data tersebut menggambarkan masyarakat sudah banyak yang beralih menggunakan internet dalam kehidupan sehari-harinya sehingga tidak mengherankan jika dalam beberapa tahun ini industri iklan mulai beralih memanfaatkan media baru untuk melakukan kegiatan kampanye iklan. Selama ini dunia periklanan di Indonesia terbiasa menggunakan media konvensional seperti televisi, radio, dan media cetak dalam melakukan sebuah kampanye iklan. Sejauh ini televisi masih menjadi media dengan presentase belanja iklan yang paling tinggi, dengan jumlah 68 persen dari total belanja iklan media (Tim Jagat Reviews, 2013, para 4). Televisi dianggap sebagai media yang sangat besar keuntunggannya untuk melakukan sebuah kampanye iklan, karena jangkauannya yang sangat luas dan mencakup banyak target audience (Supriadi, 2013, para 27). Meskipun hingga kini televisi masih dirasa sebagai salah satu media yang penting bagi dunia periklanan, kehadiran media baru mulai membuat para agen periklanan berpikir dua kali untuk memilih media yang akan digunakan untuk melakukan kampanye iklan. Hal tersebut terlihat dari pertumbuhan jumlah persentase belanja media iklan digital di Indonesia yang lebih tinggi dibanding belanja iklan televisi. Harris Thajeb, Ketua Persatuan Perusahaan Periklanan Indonesia (P3I) Pusat (Sumedi, 2012, para 2-3), mengatakan bahwa kenaikan belanja digital stabil di persentase 100 persen, sedangkan kenaikan iklan televisi hanya sebesar 25 persen. Menurut Harris Thajeb, penggunaan media baru sebagai media kampanye iklan di Indonesia dikarenakan kondisi demografis penduduk Indonesia yang didominasi usia 15-24 tahun, yang mana kategori usia tersebut merupakan pengguna perangkat teknologi informasi dan internet. Dari banyaknya media baru yang bisa digunakan untuk beriklan, akhir-akhir ini yang sedang marak digunakan oleh para pengiklan, salah satunya, adalah YouTube. YouTube merupakan sebuah web video sharing1, yang mana pengguna dapat mengupload, menonton, dan berbagi video kepada pengguna lainnya. YouTube termasuk dalam jaringan grup Google dan saat ini menjadi web video sharing terpopuler. YouTube memiliki jumlah pengguna lebih dari 1 miliar unik setiap bulannya di seluruh dunia.Artinya, sekitar 14,7 persen warga di seluruh dunia menonton video yang ada di YouTube setiap bulannya. Menurut Pocket Lint, jumlah pengguna YouTube mengalami kenaikan sekitar 25 persen dari akhir tahun lalu (Deliusno, 2013, para 1-4).
1
Website yang menyediakan layanan berbasis video bagi penggunanya sehingga para pengguna dapat mengunggah dan membagi video yang mereka miliki kepada pengguna lainnya.
Youtube salah satu ..., Diptanta Wahya Jati Nugraha, FISIP UI, 2014
Oleh karena itu, dalam tulisan ini saya akan memaparkan faktor-faktor yang menyebabkan para pengiklan di Indonesia menggunakan YouTube sebagai media kampanye iklan. Tulisan ini secara khusus akan mendiskusikan bahasan mengenai perubahan pola pemilihan media periklanan di Indonesia. Tulisan ini diharapkan dapat memperkaya ilmu pengetahuan kita tentang efek dari munculnya media baru bagi dunia periklanan di Indonesia.
Tinjauan Teoritis
Konsep Media Baru Internet mempunyai definisi sistem informasi bersifat global yang dihubungkan secara bersamaan dengan alamat-alamat yang ada di seluruh dunia berdasarkan pada Internet Protocol (IP) yang dimiliki; yang dapat digunakan untuk membantu terjadinya komunikasi menggunakan Transmission Control Protocol/ Internet Protocol (TCP/IP) atau protocol lain yang cocok; menyediakan sistem yang bersifat publik atau privat (Flew 2008, hal: 5). Menurut sejarah perkembangannya, pada tahun 1990s World Wide Web dikembangkan (Flew 2008, hal: 6). Kehadirannya membuat internet bisa menjadi seperti sekarang ini. Internet hanya bertugas pada sistem protocol untuk menghubungkan satu komputer dengan komputer lainnya melalui sebuah jaringan. Sedangkan kehadiran dari World Wide Web membuat satu pengguna dapat terhubung dengan pengguna yang lainnya melalui jaringan elektronik (Flew 2008, hal: 6-7). Untuk mengakses sebuah World Wide Web diperlukan sebuah Web browsers, seperti Internet Explorer, Google Chrome, Mozilla Firefox, Safari, dan lain sebagainya. Seiring berkembangnya internet, pada abad ke-21 banyak situs-situs internet yang menggunakan konsep Web 2.0 untuk membangun suatu website. Promotor Web 2.0, Tim O’Reilly, mendefinisikan Web 2.0 sebagai revolusi bisnis pada industri komputer yang disebabkan karena adanya perpindahan yang menjadikan internet sebagai platform, dan berusaha untuk memahami kiat-kiat agar mencapai kesuksesan pada platform baru tersebut (O’Reilly, 2006, para 3). Konsep Web 2.0 mencakup (1) many-to-many dalam konektivitasnya; (2) menganut sistem desentralisasi dalam pengontrolannya; (3) fokus pada
Youtube salah satu ..., Diptanta Wahya Jati Nugraha, FISIP UI, 2014
pengguna dan mudah digunakan untuk pemula, (4) terbuka dalam hal standar teknologi dan Aplications Programming Interface (API) yang digunakan; (5) mempunyai desain, persyaratan administratif, dan biaya yang dikeluarkan untuk pengembangan yang relatif enteng dan sederhana. Situs-situs yang menggunakan konsep Web 2.0 antara lain YouTube, Flickr, Wikipedia, Facebook, Blogger, dan lain sebagainya (Flew 2008, hal: 17). Dalam buku New Media: an Introduction, Terry Flew (2008, hal: 3) menjelaskan bahwa informasi digital mempunyai karakteristik tersendiri, yaitu (1) manipulable, dalam hal ini berarti informasi digital sangat mudah untuk dirubah dan diadaptasikan dalam pengolahan dan penggunannya; (2) networkable, yang berarti informasi digital bisa disebarluaskan antar pengguna ke wilayah yang jauh sekalipun melalui jaringan yang ada; (3) dense, yang berarti informasi digital dapat disimpan di sebuah media penyimpanan, baik itu melalui server jaringan ataupun hardware seperti USB flash discs dan hard discs; (4) compressible, yang berarti kapasitas ukuran yang dimiliki oleh sebiah digital informasi dapat dikompres atau dipadatkan menjadi ukuran yang jauh lebih kecil jika dibutuhkan; (5) impartial, yang berarti digital informasi bersifat objektif, tergantung pada siapa yang memiliki dan menggunakannya.
Konsep Internet Advertising Internet advertising mempunyai beberapa karakteristik penting yaitu compression of the hierarchy of effect, interactivity, Intrusiveness, and Personalization (Coyle & Thorson 2001, hal: 65-77; Kim et al. 2001, hal: 45-62; Saeed, Yujong, & Grover, 2002, hal: 119-142): 1. Compression of The Hierarchy of Effects Internet Advertising merupakan compression dari hierarki kebutuhan tradisional yang dibawa ke internet. Dalam konsep ini, konteks merujuk pada konvergensi, yang mana bukan lagi hanya masalah jarak dari message ke action yang diperpendek, namun juga saluran komunikasi dan jenis transaksi yang sangat mirip sehingga hampir tidak dapat dibedakan. Internet Advertising tidak memungkiri kemungkinan transaksi bisa terjadi online maupun offline (Mcmillan 2004, hal: 15-16).
2. Interactivity Interactivity merupakan sebuah konsep yang mengusung komunikasi dua arah, control dan keterlibatan, serta informasi yang aktual. Dalam hal ini, terjadinya interaksi antara
Youtube salah satu ..., Diptanta Wahya Jati Nugraha, FISIP UI, 2014
konsumen dengan brand menjadi kunci kesuksesan dari internet advertising (Mcmillan 2004, hal: 16-17). 3. Intrusiveness Terdapat dua hal yang ditimbulkan oleh Internet advertising, yaitu dianggap sebagai gangguan atau sesuatu yang memberikan informasi. Hal tersebut tergantung dari tanggapan para pengiklan terhadap adanya kebutuhan dari konsumen. Para pengiklan harus mencari cara yang kreatif agar kehadirannya bukan dianggap sebagai gangguan. Hal ini bisa ditekan dengan menunjukkan rasa hormat kepada konsumen demi mendapat perhatian dari konsumen (Mcmillan 2004, hal: 17-19). 4. Personalization Personalization merupakan lawan dari intrusiveness, yang mana dapat menjadi sebuah alternatif agar konsumen tidak merasa terganggu dengan adanya internet advertising. Lambat laun, konsumen akan menginginkan personalization yang lebih sehingga mereka dapat mengontrol iklan yang dapat dilihat. Hal ini tentu saja akan membantu mengurangi gangguan yang ada dan membuat internet advertising semakin efektif (Mcmillan 2004, hal: 19-21).
Konsep internet advertising yang telah saya paparkan di atas akan saya gunakan untuk menjelaskan konsep internet advertising pada YouTube. InternetAdvertising melalui YouTube Melalui Google Partners2, pihak Google menjelaskan bahwa sebagian besar para pengiklan melakukan belanja penempatan iklan berdasarkan reservasi melalui YouTube dengan menggunakan penawaran biaya per seribu tayangan (BPS)3 atau dengan menggunakan biaya per hari (BPH)4. Untuk penempatan iklan, YouTube menyediakan beberapa penempatan, yaitu (1) beranda YouTube, yang mana merupakan salah satu penempatan yang paling sering mendapatkan kunjungan, biasanya dibeli dengan basis biaya per hari (BPH); (2) laman tontonan mitra, yaitu laman tontonan yang memliki konten premium di mana prosesnya memerlukan pemeriksaan keamanan dari YouTube, yang berarti iklan hanya akan ditampilkan 2
Google Partners merupakan sebuah laman yang disediakan pihak Google untuk membantu memberikan penjelasan mengenai penggunaan dan cara kerja produk Google seperti Chrome, Earth, Account Google, AdSense, Penelusuran Web, YouTube, Gmail, Google+, Google Play, Android OS, AdWords, dan Picasa. 3 BPS atau Biaya Per Seribu Tayangan berarti pengiklan hanya berkewajiban membayar setelah iklan ditampilkan pada pengguna sebanyak seribu kali. 4 BPH atau Biaya Per Hari berarti pengiklan membayar berdasarkan jumlah hari selama iklan ditayangkan.
Youtube salah satu ..., Diptanta Wahya Jati Nugraha, FISIP UI, 2014
di sebuah video jika ada hubungan langsung dengan mitra Display Network; (3) laman penelusuran, merupakan laman yang biasanya digunakan untuk menemukan pengguna aktif lain pada YouTube, dalam hal ini para pengiklan dapat menargetkan melalui memasukkan kriteria seperti demografi, kata kunci terkait penelusuran, dan kategori minat video; (4) seantero situs YouTube, yaitu penempatan acak yang dilakukan oleh YouTube, yang memungkinkan pengiklan mendapat jangkauan target yang besar (Google Partners, 2013). Sedangkan untuk format periklanannya, terdapat empat jenis yang bisa digunakan dalam YouTube, yaitu (1) Iklan Tampilan (spanduk), iklan ini dijalankan di seluruh area situs, selain di homepage. Iklan tersebut berbentuk banner ad berukuran 300x250 pixel yang akan muncul di sebelah kanan video utama, atau tepatnya di atas daftar video yang disarankan; (2) Iklan dalam Video Hamparan, yaitu iklan hamparan transparan yang munculnya relatif sebentar di video bagian bawah dan biasanya muncul pada titik ke detik 15, yang dapat ditutup; (3) Iklan dalam Streaming True View, yaitu iklan video yang berada di awal atau di tengah video yang sedang ditonton dan akan muncul pilihan untuk melewatinya setelah 5 detik berjalan; (4) Iklan dalam Streaming Standar, yaitu iklan video yang diletakkan pada awal, tengah, ataupun akhir video yang sedang ditonton, iklan ini tidak bisa dilewati atau dengan kata lain harus ditonton supaya dapat melanjutkan menonton video yang diinginkan (Google Partners, 2013).
Analisis
Perencanaan media, menurut Tom Duncan dalam buku Periklanan: Komunikasi Pemasaran Terpadu karangan Morissan (2007), adalah suatu proses pemilihan media yang bertujuan untuk menentukan bauran media dengan biaya yang paling efektif demi mencapai sebuah tujuan. Dalam memilih bauran media untuk memasang iklan tersebut, harus memperhatikan beberapa hal, seperti dari segi jangkauan, frekuensi, efektivitas, dan biaya yang dikeluarkan. Untuk memperjelas istilah tersebut, jangkauan atau reach merupakanjumlah total individu yang terpapar oleh iklan yang ditayangkan. Sedangkan frekuensi merupakan jumlah berapa kali seseorang terekspos oleh sebuah iklan dalam suatu periode tertentu. Biasanya para
Youtube salah satu ..., Diptanta Wahya Jati Nugraha, FISIP UI, 2014
pengiklanakan melihat apakah dengan sejumlah biaya yang dikeluarkan untuk memasang iklan tersebut mendapatkan hasil yang memuaskan atau kah hasilnya cukup efektif dengan melihat dari jumlah reach yang didapat. Hal tersebut membuat jumlah masyarakat yang terpapar iklan dan jumlah biaya yang dikeluarkan menjadi hal yang sangat penting dalam memilih sebuah media periklanan. Akan sangat tidak efisien jika mengeluarkan biaya yang mahal tetapi jumlah masyarakat yang terpapar iklan sangat sedikit. Kehadiran media baru yang berkembang sangat cepat dan mudah diterima masyarakat pun seakan menjadi titik terang untuk menjawab permasalahan tersebut karena beriklan menggunakan media televisi menghabiskan anggaran yang tidak sedikit. Banyaknya jumlah pengguna YouTube, menjadi keuntungan sendiri untuk para pengiklan yang ingin membeli penempatan media iklan. YouTube merupakan salah satu platform yang menggunakan konsep Web 2.0. Karenanya, YouTube bersifat many-to-many dalam konektivitasnya dan bersifat produsage (Bruns, 2008) yang menjadikan pengguna sebagai pembuat konten. Para pengguna dapat terhubung satu sama lain melalui fitur subscribe sehingga selalu ter-update jika ada video baru yang diunggah oleh pengguna lain. Kemudian YouTube juga relatif mudah untuk dioperasikan. Karena basisnya web video sharing, pengoperasian YouTube tidak begitu rumit. Pengguna bisa menggunakan fitur search yang disediakan YouTube untuk mencari video yang ingin ditonton. YouTube juga selalu memberikan rekomendasi terkait dengan video yang biasa ditonton sehingga memudahkan pengguna untuk mencari video lain yang setipe dengan video yang biasanya mereka tonton. Dengan kemudahan dan tampilan sederhana yang ditawarkan YouTube, para pengguna baru pun dapat mengoperasikannya tanpa kesulitan. Tak heran jika YouTube menjadi web video sharing yang paling populer saat ini. Merespons perkembangan munculnya media baru tersebut, para pengiklan pun mulai beralih tidak lagi hanya fokus untuk beriklan lewat media konvensional seperti televisi, radio, ataupun media cetak. Para pengiklan sedikit demi sedikit sudah beralih menggunakan media baru sebagai media iklan. Salah satunya adalah YouTube. Sudah banyak kita lihat dalam video yang ada pada YouTube, bertebaran iklan video ataupun iklan banner yang muncul di sekitaran laman YouTube yang sedang kita buka. Berikut ini merupakan penempatan media iklan yang sering muncul pada laman YouTube.
Youtube salah satu ..., Diptanta Wahya Jati Nugraha, FISIP UI, 2014
Gambar 1 Iklan Tampilan (Spanduk)
Gambar 1 menunjukkan iklan tampilan (spanduk) terletak pada sebelah kanan video utama atau sebelah atas dari list video yang disarankan kepada pengguna.Iklan tampilan (spanduk) berbentuk iklan banner yang berukuran 300x250 pixel.
Youtube salah satu ..., Diptanta Wahya Jati Nugraha, FISIP UI, 2014
Gambar 2 Iklan dalam Video Hamparan
Gambar 2 menunjukkan iklan dalam video hamparan terletak pada bagian bawah video utama yang munculnya relatif sebentar. Iklan ini biasanya muncul pada titik ke detik 15. Iklan ini dapat ditutup dengan mengklik tombol silang (x) di ujung kanan iklan tersebut.
Youtube salah satu ..., Diptanta Wahya Jati Nugraha, FISIP UI, 2014
Gambar 3 Iklan dalam Streaming True View
Gambar 3 menunjukkan iklan dalam Streaming True View terletak pada video utama. Iklan ini berada di awal atau di tengah video yang sedang ditonton. Ciri iklan ini adalah akan muncul pilihan untuk melewatinya setelah 5 detik iklan video berjalan. Iklan yang muncul pada lama YouTube tersebut berbentuk digital. Seperti yang dijelaskan oleh Flew dalam bukunya yang berjudul New Media: An Introduction (2008, hal: 3) bahwa sebuah informasi digital mempunyai karakteristik tersendiri seperti manipulable, networkable, dense, compressible, dan impartial. Iklan-iklan yang muncul pada laman YouTube tersebut entah dalam bentuk iklan video ataupun iklan banner. Keduanya sama-sama dapat dimanipulasi dan diadaptasikan ke dalam bentuk yang baru sehingga pengguna pun dapat mengunduhnya. Hal ini tentu saja memudahkan persebaran iklan itu sendiri di kalangan masyarakat. Pengguna yang mengunduh iklan tersebut pun bisa menyimpannya atau bisa jadi malah mengunggah ulang iklan tersebut melalui media baru yang lainnya, sehingga persebarannya pun semakin luas. Selain itu, iklan tersebut juga dapat dikompres atau dipadatkan menjadi ukuran yang lebih kecil, sesuai dengan kebutuhan.
Youtube salah satu ..., Diptanta Wahya Jati Nugraha, FISIP UI, 2014
Secara teknis, pengelolaan penempatan iklan pada laman YouTube sangat sederhana dan terbilang mudah. Pasalnya, para pengiklan dapat menggunakan bantuan dari Google AdWords. Google Adwords dapat membantu para pengiklan untuk membuat kampanye iklan pada YouTube dan memberikan laporan secara berkala tentang kinerja kampanye iklan yang sedang dijalankan. Pengiklan dapat memilih menggunakan biaya per klik (BPK)5 atau biaya per seribu tayangan (BPS)6 tergantung pada tujuan kampanye iklannya. BPK merupakan penawaran yang lebih cocok jika pengiklan memiliki sasaran laba atas investasi (ROI)7, pengiklan ingin mengarahkan ke situsnya, dan pengiklan ingin menggunakan pelacakan konversi Adwords. Sedangkan lebih cocok untuk memilih BPS jika pengiklan ingin meningkatkan jangkauan dan meningkatkan eksistensiiklannya (Google Partners, 2013). Selain kedua hal tersebut, ada satu lagi yaitu Cost PerView (CPV)8 jika pengiklan ingin menggunakan format video TrueView. Seperti yang sudah dijelaskan di pembahasan sebelumnya, video TrueView merupakan iklan video yang berada di awal atau di tengah video yang sedang ditonton dan akan muncul pilihan untuk melewatinya setelah 5 detik berjalan. CPV merupakan kependekan dari biaya per tampilan. Dengan menggunakan CPV ini, para pengiklan dapat mengelola iklan yang berupa video dengan Google AdWords, dengan begitu pengiklan dapat membuat kampanye iklan untuk iklan yang berupa video. Pengelolaan iklan dalam format video melalui Google AdWords ini sangatlah mudah dan efisien karena pengiklan dapat memilih sendiri setelah penargetan. Dalam hal ini, YouTube menawarkan beberapa cara agar pengiklan dapat menjangkau target audience yang sesuai, yaitu demografi, menampilkan konten (topik), dan pengguna yang berminat (minat). Pada kolom demografi, pengiklan dapat menargetkan siapa yang dituju untuk melihat iklannya berdasarkan pada usia dan jenis kelaminnya. Lalu untuk kolom menampilkan konten (topik), pengiklan dapat memilih siapa saja yang akan dijangkau jika dilihat berdasarkan konten web dan kategori umum. Sedangkan untuk kolom pengguna yang berminat (minat), 5
BPK atau biaya per klik berarti pengiklan hanya membayar apabila ada seseorang yang mengklik iklan yang telah ditempatkan. 6 BPS atau Biaya Per Seribu Tayangan berarti pengiklan hanya berkewajiban membayar setelah iklan ditampilkan pada pengguna sebanyak seribu kali. 7 ROI merupakan rasio laba bersih terhadap biaya.Biasanya ROI menjadi alat pengukuran yang paling penting bagi pengiklan karena berdasarkan pada sasaran iklan dan dapat menunjukkan pengaruh adanya iklan terhadap bisnis yang sedang dijalankan. 8 CPV berarti pengiklan hanya membayar apabila ada seseorang yang melihat iklan video lebih dari 5 detik.Metode ini digunakan untuk semua iklan video yang ditempatkan di YouTube.
Youtube salah satu ..., Diptanta Wahya Jati Nugraha, FISIP UI, 2014
pengiklan dapat menargetkan siapa yang akan terpapar iklannya berdasarkan minat yang lebih spesifik. Selain itu juga ada opsi pemirsa lanjutan, yang mencakup menampilkan iklan pada konten spesifik (penempatan terkelola) dan memasarkan ulang kepada pemirsa (daftar pemasaran ulang). Namun penggunaan kriteria penargetan tersebut harus dilakukan dengan cermat dan hati-hati karena semakin banyak kriteria penargetan yang digunakan maka akan membatasi paparan iklan itu sendiri (Google Partners, 2013). Selain kemudahan yang ditawarkan tersebut, dengan pengelolaan melalui AdWords, pengiklan bisa melihat report secara berkala selama kampanye iklan sedang berlangsung, sehingga pengiklan dapat melakukan evaluasi yang dapat digunakan untuk terus memperbaiki kampanye iklannya. YouTube sebagai web video sharing yang menggunakan platform Web 2.0, juga mempunyai fitur personalization bagi penggunanya. Dalam fitur ini, pengguna dapat mengatur sendiri iklan seperti apa yang diperbolehkan, sehingga pengguna tidak merasa terganggu dengan adanya iklan. Seperti yang dijelaskan pada pembahasan sebelumnya bahwa fitur personalization sangat dibutuhkan agar internet advertising semakin berkembang.Pihak pengiklan pun dapat tetap menaruh rasa hormat terhadap privasi pengguna. Daripenjelasan di atas, terlihat jelas YouTube mempunyai keunggulan dari segi efektivitas, efisiensi, kemudahan pengelolaan, dan penghematan biaya yang dikeluarkan untuk melakukan sebuah kampanye iklan. Bukanlah hal yang aneh jika kemudian para pengiklan memilih menggunakan YouTube sebagai media iklan karena pada dasarnya media yang paling efektif dengan biaya seminimal mungkin lah yang akan dipilih para pengiklan sebagai media kampanye iklannya.
Youtube salah satu ..., Diptanta Wahya Jati Nugraha, FISIP UI, 2014
Kesimpulan
Dari pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa para pengiklan menggunakan YouTube karena YouTube memiliki keunggulan dibanding dengan media lain. YouTube sebagai platform yang menggunakan konsep Web 2.0 bersifat many-to-many dalam konektivitasnya dan bersifat produsage yang menjadikan pengguna tak hanya sebagai konsumen konten tetapi juga pembuat konten sekaligus. Para pengiklan dalam melakukan perencanaan media sebuah kampanye iklan akan mempertimbangkan dari segi biaya yang dikeluarkan dan jangkauan yang didapat. YouTube yang merupakan web video sharing terpopuler saat ini dapat memberikan kedua hal tersebut secara seimbang dengan banyaknya pilihan metode yang ditawarkan. Banyaknya jumlah pengguna yang mengunggah video setiap menitnya menjadi keunikan sendiri dari YouTube. Terlebih lagi YouTube memiliki keunggulan dalam hal biaya dan efektivitas dalam menjangkau target audience. Dari segi biaya, para pengiklan bisa memilih sendiri tipe pembayaran, apakah dengan biaya per seribu tayangan (BPS), biaya per klik (BPK), atau biaya per tampilan (CPV). Dengan metode tersebut, pengiklan akan mengeluarkan biaya yang relatif lebih murah untuk melakukan sebuah kampanye iklan namun dengan jangkauan yang cukup luas. YouTube juga memiliki keefektivitasan sebagai media iklan karena iklan dapat ditargetkan kepada target audience yang lebih spesifik dan dapat dikelola dengan mudah setiap waktu sehingga dapat dilakukan penyesuaian setiap saat. Selain itu, YouTube sebagai web yang menggunakan platform Web 2.0 juga memiliki keunggulan dari segi konsep karena menerapkan konsep internet advertising, dengan karakteristik compression of the hierarchy of effects, interactivity, intrusiveness, dan personalization, yang lebih sesuai dengan karakteristik masyarakat era modern saat ini.
Daftar Pustaka
Bruns, Axel. (2008). Blogs, Wikipedia, Second Life, and Beyond: From Production to Produsage. New York: Peter Lang Publishing, Inc.
Youtube salah satu ..., Diptanta Wahya Jati Nugraha, FISIP UI, 2014
Coyle, J. R., & Thorson, E. (2001).The effects of progressive levels of interactivity and vividness in Web marketing sites. Journal of Advertising, 30(3), 65-77. Deliusno.(2013). YouTube Capai 1 Miliar Pengguna. Accessed on December 22, 2013 from http://tekno.kompas.com/read/2013/03/21/10151294/YouTube.capai.1.miliar.pengguna Flew, Terry. (2008). New Media: an Introduction (3rded.). Australia: Oxford University Press. Google Partners.(2013). Rangkuman tentang Penempatan Media yang Dipesan di YouTube.Accessed on December 22, 2013 from http://support.google.com/part ners/answer/2740759. --------(2013). Format Periklanan YouTube. Accessed on December 22, 2013 from https://support.google.com/youtube/answer/246 7968?hl=id&ref_topic=12633. --------(2013). Tawaran BPS, BPK, dan CPV. Accessed on December 22, 2013 fromhttp://support.google.com/partners/answer/2740753?hl=i d&reftopic=273 6973. --------(2013). Membuat Iklan Video dengan AdWords untuk Video.Accessed on December 22,
2013
from
http://support.google.com/partners/answer/2375425?hl=
id&reftopic=2736973. Internet World Stats.(2012). Internet Usage Statistics. Accessed on December 22, 2013 from www.internetworldstats.com/stats.htm. --------(2012). Internet Usage Statistics. Accessed on December 22, 2013 from www.internetworldstats.com/stats3.htm. Kim, J. W., Lee, B. S., Shaw, M. J., Chang, H.-L., & Nelson, M. (2001). Application of decision-tree induction techniques to personalized advertisements on Internet storefronts. International Journal of Electronic Commerce, 5(3), 45-62. Mcmillan, Sally J. (2004). Internet Advertising: One Face or Many? Manuscript prepared for Internet Advertising: Theory and Research (2nd edition), David W. Schumman & Esther
Thorson.
Accessed
on
December
22,
2013
from
http://web.utk.edu/~sjmcmill/Research/ McMillan%20Chapter.pdf. Morissan. (2007). Periklanan: Komunikasi Pemasaran Terpadu. Jakarta: Ramdina Prakarsa.
Youtube salah satu ..., Diptanta Wahya Jati Nugraha, FISIP UI, 2014
O’Reilly, Tim. (2006). Web 2.0 Compact Definition: Trying Again. Accessed on December 22, 2013 from http://radar.oreilly.com/2006/12/web-20-compact-definition-tryi.html. Saeed, K. A., Yujong, H., & Grover, V. (2002). Investigating the impact of Web site value and advertising on firm performance in electronic commerce. International Journal of Electronic Commerce, 7(2), 119-142. Sumedi, Diananta P. (2012). Belanja Iklan Media Digital Ancam Televisi. Accessed on December 22, 2013 from www.tempo.co/read/news/2012/12/04/090445833/BelanjaIklan-Media-Digital-Ancam-Televisi. Supriadi, Cecep. (2013). Kelebihan dan Kekurangan Berbagai Media Periklanan. Accessed on January 13, 2014 from http://www.marketing.co.id/kelebihan-dan-kekuranganberbagai-media-periklanan/. Tim Jagat Reviews. (2013). Belanja Iklan Media Di Indonesia Naik Rp10,3 Triliun. Accessed on January 13, 2014 from http://www.jagatreview.com/2013/08/belanja-iklan-mediadi-indonesia-naik-rp-103-triliun/. Tukan, Berto. (2013). Penjajahan Melalui Monopoli Teknologi. Accessed on January 13, 2014 from http://indoprogress.com/penjajahan-melalui-monopoli-teknologi/.
Youtube salah satu ..., Diptanta Wahya Jati Nugraha, FISIP UI, 2014