UNIVERSITAS INDONESIA SUBUD DAN RUQYAH SEBAGAI UPAYA MEWUJUDKAN KESEHATAN SEBAGAI BAGIAN DARI SISTEM PENGOBATAN ALTERNATIF
SOSIOLOGI KESEHATAN
MAKALAH
Diajukan sebagai Tugas Kelompok Sosiologi Kesehatan 2010
Dawud Ramdhani
Ignasio Sbastian S.
Aulia Kusuma W.
Rahardhika Arista U
Sylvia Anggreini
M. Khaerul Imam
Alma Karimah
FISIP UNIVERSITAS INDONESIA DEPOK NOVEMBER 2010
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Sistem medis mengalami perkembangan seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan serta dinamika kehidupan sosial. Perkembangan ini memunculkan dua macam sistem medis yang menurut Conrad dan Kern (1994, dalam Kamanto, 2006: 8.4) terbagi menjadi sistem medis modern yang biasa disebut dengan sistem kesehatan konvensional, dan sistem medis alternatif. Pembedaan dalam kedua sistem medis ini ada pada metode pengobatan yang diterapkan. Seperti dalam sistem medis modern metode pengobatan yang digunakan menggunakan standar baku yang telah ditetapkan. Selain itu, sistem medis modern juga mengklaim bahwa sistem medis ini bersifat ilmiah dibanding dengan sistem medis alternatif, yang dalam pandangan sistem medis modern dilihat sebagai sistem medis yang primitif, pengobatan tradisional yang bersumber dari pengetahuan masyarakat lokal. Seiring dengan perkembangan ilmu medis yang mendukung sistem medis konvensional dengan inovasi teknologi, sistem medis alternatif juga sedang berkembang di masyarakat dunia secara umum dan masyarakat Indonesia secara khususnya. Masyarakat Indonesia memiliki keragaman keyakinan maupun budaya, oleh karenanya sistem medis alternatif yang bercorak kebudayaan maupun keyakinan menjadi menarik untuk diteliti lebih lanjut. Keragaman ini memungkinkan terbentuknya sistem medis alternatif yang didasarkan pada heterogenitas keyakinan maupun menembus batas-batas identitas yang beragam. Makalah ini menyajikan dua buah contoh sistem medis alternatif berbasis spiritual yakni SUBUD dan Ruqyah. Kedua bentuk pengobatan alternatif tersebut memiliki ciri khas masing-masing yang relevan untuk menggambarkan sistem medis alternatif pada masyarakt heterogen seperti yang terdapat di Indonesia.
1.2 Rumusan masalah Bagaimana SUBUD dan Ruqyah digambarkan sebagai bagian dari sistem medis alternatif dengan menggunakan kacamata sosiologi kesehatan?
2
1.3 Tujuan penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran tentang SUBUD dan Ruqyah sebagai bagian dari sistem medis alternatif, khususnya sistem medis alternatif yang melibatkan keyakinan.
3
BAB II LANDASAN DAN TEORI
2.1 Sistem Medis Alternatif Aakster (1991:250-256 dalam Kamanto, 2009:8.11) menjelaskan bahwa sistem medis alternatif merujuk pada penggunaan metode di luar normal dengan ciri-ciri biaya murah, metodenya tidak dipelajari pada perguruan tinggi, memiliki pandangan lain mengenai penyakit serta hubungan tenaga kesehatan dengan penderita penyakit. Salah satu bentuk yang sedang berkembang di Indonesia adalah kolaborasi anatra penyembuhan dengan keyakinan yang disebut sebagai faith healing. Bentuk ini berkembang pada masyarakat yang memiliki religiusitas tinggi, baik di perkotaan maupun di perdesaan 1. 2.2 Tipe Praktisi Pengobatan Alternatif 2 Walter Wardwell (1992) mengklasifikasikan empat tipe praktisi pengobatan alternatif, yakni: a. Ancillary Practitioners yang merupakan staf dibawah arahan dokter medis seperti perawat maupun asisten dokter. b. Limited Practitioners merupakan praktisi pengobatan yang hanya menangani bagianbagian tertentu pada tubuh. Misalnya dokter gigi. c. Marginal Practitioners
merupakan praktisi pengobatan alternatif yang teknik
pengobatannya bertolakbelakang dengan praktisi pengobatan medis modern. Praktisi ini memiliki pandangan yang berbeda mengenai penyakit. d. Quasi-Practitioners merupakan praktisi pengobatan alternatif dengan fokus pengobatan pada gangguan non-fisik seperti gangguan spiritual, dan lain sebagainya.
1
Dikutip dari review Rahardhika Arista berjudul ―Sistem Medis Alternatif‖, Tugas Review Sosiologi Kesehatan , 3 November 2010. 2
Gregory L. Weiss & Lynne E. Lonnquist, The Sociology of Health Healing, and Illnes, New Jersey: Prentice hall, hal 230.
4
2.3 Konsepsi Sehat dan Sakit Kondisi sehat didefinisikan oleh praktisi kesehatan modern berbeda dengan pandangan masyarakat mengenainya. Menurut Wolinsky, ilmu medis mendefinisikan kesehatan sebagai ketiadaan simtom dan tanda-tanda penyakit yang membuktikan ketiadaan peyakit atau malfungsi tubuh secara fisik (faaliah). Dokter sangat bergantung pada informasi dari pasien yang seringkali sangat tidak objektif untuk dipakai sebagai landaan diagnosa. Dokter juga tidak mempertimbangkan apakah pasien dapat menjalankan fungsi secara sosial dalam masyarakat. Berbeda dengan praktisi kesehatan, masyarakat yang tidak belajar mengenai ilmu medis modern mengkonsepsikan sehat dari pengalaman sehari-hari. Penganut sistem medis naturalistik seperti praktisi akupuntur menganut realitas bahwa kesehatan merupakan pencerminan adanya keseimbangan unsur dalam tubuh manusia, dan bahwa gangguan terhadap keseimbangan tersebut akan mengakibatkan gangguan terhadap kesehatan. 3
3
Kamanto Sunarto, 2009, Sosiologi Kesehatan, jakarta: Universitas Terbuka, hal. 3.25.
5
BAB III DESKRIPSI DATA
3.1 SUBUD (Perkumpulan Persaudaraan Kejiwaan Susila Budhi Dharma) SUBUD adalah perkumpulan persaudaraan. SUBUD merupakan singkatan dari Susila Budhi Dharma. Susila adalah budi pekerti manusia yang baik sejalan dengan kehendak Tuhan Yang Maha Esa. Budhi adalah daya kekuatan diri pribadi yang ada pada diri manusia. Sedangkan Dharma adalah penyerahan, ketawakalan, dan keikhlasan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. SUBUD itu bukan pengobatan, bukan juga agama. SUBUD hanya mengajarkan dan membantu orang-orang untuk melakukan penyerahan total pada Tuhan. Oleh karena itu, semua agama dapat masuk mengikuti latihan kejiwaan SUBUD ini. Di dalam SUBUD, tidak dikenal sebutan guru atau pemimpin atau apapun. SUBUD adalah ajaran langsung dari Tuhan Yang Maha Esa. Gurunya adalah langsung Tuhan Yang Maha Esa itu sendiri. SUBUD tidak dilarang oleh agama dan tidak pula dilarang oleh pemerintah. Justru pada tahun 1971, di gedung latihan kejiwaan wisma SUBUD ini diadakan kongres internasional yang bahkan diresmikan oleh pak Suharto sendiri. Intinya, SUBUD merupa kan kumpulan orang-orang yang beribadah pada Tuhan melalui latihan kejiwaan SUBUD. Baik orang pribumi, orang asing, berkumpul untuk beribadah pada Tuhan. Dalam latihan kejiwaan SUBUD, yang dibimbing adalah jiwa, bukan akal pikiran. Akal pikiran kita hanya sebagai ―penonton‖ saja. Latihan kejiwaan ini tujuannya adalah untuk benar-benar pasrah dan menyerahlkan diri pada Tuhan. Informan kami memberikan pengandaian, jika kita ditangkap oleh musuh, jika kita pasrah dan menuruti kemauan musuh kita itu, mereka pasti akan berbelas kasihan pada kita. Kita malah akan mendapat keuntungan dengan tidak melawan. Sama halnya dengan Tuhan. Jika kita sudah menyerah secara total pada kekuasaan Tuhan, maka Tuhan tidak akan tega membiarkan hambanya begitu saja. Kita pasti akan diberi kemurahan dan bimbingan. Implementasi konkretnya dalam kehidupan setelah mengikuti latihan kejiwaan ini adalah misalnya jika kita beragama Islam, maka kita akan dibimbing untuk melakukan solat dan ibadah-ibadah lainnya dengan benar. Kita langsung dibimbing oleh Tuhan. Tangan kita digerakkan, dibangunkan pada saat waktu solat subuh, dan sebagainya. Agama itu hanyalah
6
keyakinan masing-masing. Tapi tujuan dari SUBUD adalah untuk beribadah pada Tuhan melalui penyerahan diri dengan Latihan Kejiwaan tersebut. 3.1.1 Sejarah Singkat Pendiri Perkumpulan Persaudaraan Kejiwaan SUBUD adalah Bapak R.M. Muhammad Subuh Sumohadiwijoyo. Beliau lahir tanggal 22 Juni 1901 pukul lima pagi di Kedungjati, Semarang. Beliau dibesarkan oleh kakeknya, R.M Sumowardoyo. Sejak lahir, beliau sering sakit-sakitan. Karena saat itu dokter masih jarang, maka pengobatannya melalui pengobatan tradisional. Suatu ketika, ketika orang-orang sedang berkerumun untuk menyembuhkan Pak SUBUD kecil ini, seorang laki-laki berjubah hitam datang mendekat dan bertanya ada apa. Orang-orang menjawab bahwa ada seorang anak kecil yang sejak lahir sakit-sakitan. Lalu orang itu bertanya nama anak kecil tersebut. Saat itu, nama yang diberikan oleh orangtuanya adalah Soekarno. Orang berjubah hitam itu kemudian mengatakan bahwa namanya harus diubah, karena nama Soekarno sudah ada yang memakai. Ternyata nama Soekarno yang dimaksud itu dimiliki oleh presiden pertama Indonesia. Orang tersebut menyarankan agar namanya diganti dengan Muhammad Subkhi. Tetapi agar lebih mudah menyebutnya, maka pak Subkhi biasanya dipanggil pak Subuh. Tanggal lahir dan tahun kelahiran pak Subuh memang sama dengan tanggal dan tahun lahir presiden pertama kita, pak Soekarno. Bagi para ahli spiritual, mereka sudah memprediksi bahwa pada tahun 1901 di indonesia akan lahir dua manusia yang benar-benar mendapat kemurahan dari Tuhan. Yang satu akan bergerak di bidang pemerintahan, yaitu pak Soekarno, dan yang satu lagi di bidang sosial spiritual yaitu pak Subuh. Kelahiran kedua tokoh besar ini ternyata sudah diprediksikan oleh para ahli-ahli spiritual. Pada tahun 1917, saat usia Pak Subuh menginjak 16 tahun, kakeknya meninggal dunia. Sejak saat itulah, beliau berhenti sekolah dan bekerja sebagai pegawai perusahaan kereta api negara (saat itu, Indonesia masih dibawah kekuasaan Belanda). Latihan kejiwaan SUBUD diterima oleh pak Subuh dalam suatu pengalaman gaib pada tahun 1925 pada usia 24 tahun. Karena semakin sering mendapat petunjuk dari Tuhan Yang Maha Esa, akhirnya beliau mengundurkan diri dan fokus pada bidang spiritualnya. Delapan tahun kemudian, barulah beliau menamakannya Latihan Kejiwaan. SUBUD sebagai organisasi dibentuk dan resmi berdiri tanggal 1 Februari 1947 di Jogjakarta. Dalam penerimaan ―wahyu‖ itu, beliau menerima petunjuk agar SUBUD disebarluaskan ke seluruh dunia. Sedangkan padaa saat itu, tahun 1947, untuk keliling kota 7
Semarang saja secara akal pikir sudah tidak mungkin karena dananya pas-pasan dan pak SUBUD hanya pegawai rendahan. Tapi karena bantuan dari Tuhan, bisa terlaksana bahkan hingga ke luar negeri. Lalu mengapa SUBUD justru tersebar di luar negeri? Hal ini disebabkan karena orang-orang luar negeri sangat peka terhadap hal-hal spiritual. Saat pak Subuh pergi ke Amerika untuk menyebarkan SUBUD ini, ternyata beliau sudah ditunggu oleh ahli-ahli spiritual disana. Mereka telah memprediksi bahwa nanti akan ada seorang muslim, tidak berjenggot, tidak berkumis, akan datang pada saatnya. Hal-hal seperti itu hanya bisa didapat oleh ahli-ahli spiritual yang mengerti. Sekarang, SUBUD sudah tersebar di 86 negara. Pusatnya di Indonesia. Satu-satunya kantor pusatnya terletak di dalam kompleks wisma SUBUD di Fatmawati ini hanya berupa ruangan kecil di atas. Pak Subuh cukup puas dengan keadaan kantor seperti ini. Hal ini disebabkan karena, seperti ceramah-ceramah adan ajaran SUBUD itu sendiri, SUBUD tidak perlu dipropagandakan. Tidak perlu dimasukkan ke koran, tv atau media apapun. SUBUD itu sebenarnya udah ada dari jaman Rasul, tapi namanya bukan SUBUD. Namanya berbeda-beda. SUBUD tidak memerlukan orang, tetapi orang itu yang akan datang mencari karena memerlukan SUBUD. Makanya SUBUD tidak digebar gemborkan di media massa. Hanya orang orang terpilih dan terbimbing saja yg akan mengetahui tentang SUBUD. 3.1.2 Keanggotaan Setiap hari minggu, ratusan orang yang datang untuk jadi calon. SUBUD itu lambangnya sabar, tawakal, ikhlas. Kalo ketiganya sudah bisa dipahami, maka sudah bisa jadi anggota SUBUD. Tidak ada mekanisme rekruitmen yang baku. Jika ingin menjadi anggota, datang saja setiap hari minggu pukul 10 hingga 11 pagi, berbincang-bincang dengan pembimbingnya. Kalau merasa cocok dengan jiwanya, lanjutkan, tetapi kalau merasa tidak cocok, tidak usah dilanjutkan lagi, tidak apa-apa. Kalau merasa cocok dengan jiwanya, datanglah setiap hari minggu selama tiga bulan. Selama tiga bulan itu, masih berada pada tahap pencalonan. Belum menjadi anggota. Untuk menjadi anggota, selama 3 bulan itu akan terus dipantau oleh pembimbingnya. Setiap kali datang bimbingan, maka akan dicatat – semacam absen. Setelah sebelas kali datang, pembantu pelatih ini kemudian memohon petunjuk dari Tuhan apakah saudara ini sudah bisa menjadi anggota atau belum. Jawabannya akan muncul melalui apa yang diterima oleh pembantu pelatih ini. Kalau sudah datang dua belas kali selama tiga bulan itu dan sudah mendapat jawaban bahwa orang tersebut sudah bisa menjadi anggota, lalu akan dilakukan Latihan Kejiwaan untuk pertama kalinya. Latihan ini disaksikan oleh para pembantu pelatih yang sesuai dengan jenis kelamin calon anggota 8
tersebut. Misalnya kalau perempuan, maka akan disaksikan oleh pembantu pelatih yang perempuan juga. Latihan pertama kali ini menunjukkan bahwa calon anggota ini sudah bisa ―dibuka‖ untuk menerima kemurahan. Kita dibantu untuk benar-benar pasrah menyerah pada kekuasaan Tuhan sehingga gaya hidup kita dibangkitkan. Akan ada kontak jiwa yang dibimbing langsung oleh Tuhan. Oleh karena itu, dalam Perkumpulan Persaudaraan Kejiwaan SUBUD (PPK SUBUD) ini tidak dikenal adanya guru. Semua orang akan menerima kemurahan-Nya sendiri-sendiri. Di SUBUD tidak ada perbedaan dalam penjelasan dan mekanisme latihan itu sendiri. Penjelasan mengenai SUBUD sama, apapun agamanya. Intinya mereka dibantu untuk menyerah saja. Perlu digaris bawahi bahwa latihan kejiwaan SUBUD itu disesuaikan dengan jiwa masing-masing. Kalau jiwanya memang agama Islam, maka akan dibimbing sesuai dengan yang dikehendaki Tuhan. Itulah mengapa SUBUD itu tidak menyimpang dari ajaran agama apaun. Kalau dari kecil sudah beragama Islam, tetapi jiwanya tidak cocok sama Islam, maka nanti gerakannya akan lain. Seperti halnya yang lain. Banyak juga melaui SUBUD sudah mengislamkan banyak orang. Orang asing yang masuk Islam setelah latihan kejiwaan ini sudah ratusan. Misalnya, dari kecil sudah beragama Kristen, melalu latihan kejiwaan mendapat penerimaan gerakan dan ucapannya secara Islam, berarti jiwanya Islam. Hal ini karena keinginan dia sendiri, karena apa yang dia rasakan sendiri. Karena SUBUD tujuannya bukan untuk memasukkan orang ke suatu agama tertentu. Tujuannya disesuaikan oleh jiwanya masing-masing. Latihan ini biasanya berlangsung setengah jam. Tetapi pada masingmasing orang, lamanya berbeda-beda. 3.1.3 Penjelasan Lain Dengan segala penjelasan tersebut, SUBUD dapat dikatakan sebagai pemantapan jiwa dan iman. Agama itu merupakan fondasi hidup kita. Terkadang kita masih bertanya2 apakah ibadah kita ini diterima
oleh Tuhan? Dengan latihan kejiwaan SUBUD, hal itu bisa
dibuktikan. Buktinya apa? Kita mendapat kemurahan dari Tuhan. Gerakan tangan kita digerakkan, kaki kita digerakkan. Bukan dari akal pikir kita, tapi langsung dari kekuasaan Tuhan, bukti bahwa tuhan menyayangi kita. Makanya orang-orang yang masuk SUBUD artinya sudah terbimbing jiwanya. Tidak semudah yang kita kira. Bahkan sekitar kompleks wisma SUBUD ini banyak yang belum mengetahui tentang SUBUD. Karyawan yang belum menjadi anggota SUBUD pun banyak, karena jiwanya belum terpanggil, belum terbimbing. 9
Jiwanya ini sudah tertutup oleh napsunya. Melalui latihan SUBUD, kita sudah terlepas dari hawa nafsu, akal pikir, baru kemudian akan mendapat kemurahan Tuhan melalui penyerahan total. Kalau sudah sampai pada titik spiritualnya, sebenarnya akal pikir menghambat untuk mendapat kemurahan itu. Padahal akal pikir kita dengan spiritual itu terpisah. Kita akan menyaksikan anggota badan kita digerakkan. Dalam penerimaan itu, masing-masing bentuk penerimaannya berbeda-beda dari masing-masing orang. Ada yang dalam bentuk nyanyi, larilari, teriak-teriak, dan sebagainya, tergantung jiwanya. Kalau yang jiwanya sudah ―mapan‖, maka bentuk latihan kejiwaannya cenderung tenang (menyanyi, jalannya sudah enak). Ada juga yang masih lari-lari, teriak-teriak. Kita harus pasrah saja dengan penerimaan dan bimbingan dari Tuhan. Kita terima saja. Sesuai dengan lambangnya, SUBUD terdiri dari 7 lingkaran. Latihan kejiwaan kita ini bukan semata-mata untuk diri pribadi saja, tetapi juga untuk nenek moyang kita yang sudah meninggal dari 7 turunan itu. Mereka masih bisa kita tolong apabila beliau-beliau masih kurang sempurna ibabahnya, masih belum enak ―tempat‖nya. Dengan latihan susila budhi dharma kita dapat membantu mereka untuk mendapat ―tempat‖ yang lebih layak. Dahulu, SUBUD ini sempat dikira sebagai agama baru. Dari Universitas Islam Negeri (UIN) datang berpuluh-puluh bis untuk mendapat penjelasan, mengira bahwa SUBUD itu adalah agama baru. Saat itu pak Subuh masih ada. Mereka yang datang dari UIN sudah mempersiapkan pertanyaan-pertanyaan, tetapi pak Subuh sudah mengetahui lebih dulu pertanyaannya. Rombingan ini disambut langsung oleh pak Subuh. Pertanyaan-pertanyaan itu sebelum ditanyakan sudah diketahui lebih dulu oleh pak Subuh. Beliaupun memberikan sambutan yang intinya menjawab semua pertanyaan tersebut. Ketika sambutannya berakhir, tidak ada satupun yang bertanya. Semuanya sudah terjawab bahwa SUBUD bukanlah agama baru atau menyimpang dari ajaran agama. Akhirnya semuanya kembali pulang, bahkan akhirnya banyak yang jadi anggota SUBUD. Dalam situasi seperti sekarang ini, dimana banyak berkembang agama-agama atau ajaran-ajaran menyimpang, oleh karena itu SUBUD tidak mau digembar gemborkan. Biar saja manusianya yang terpanggil untuk mencari tahu mengenai SUBUD. Bahkan syiar SUBUD atau mempromosikan SUBUD ke luar juga tidak boleh. Jika orangnya datang sendiri untuk mencari tahu tentang SUBUD, kamudian dijelaskan dengan mengobrol-ngobrol, rasanya seperti saudara sendiri. Inilah yang dimaknai sebagai perkumpulan persaudaraan kejiwaan susila budhi dharma. Apalagi ketika sudah menjadi anggota, ikatan saudaranya berdasarkan ikatan jiwa. Lebih dekat. Tidak melihat agama, suku, kelas sosial, yang penting adalah sama-sama satu tujuan yaitu Tuhan, menyerah 10
pada Tuhan. Dengan latihan-latihan ini, akan selalu mendapat petunjuk, mendapat bimbingan dari Tuhan. Untuk menjadi anggota SUBUD, tidak ada paksaan, tidak ada ritual khusus, tidak ada syarat apapun, tidak ada biaya, dan mudah. Tidak juga ada atribut, bebas sebebas bebasnya. Proses bimbingan untuk menjadi anggota hanya melalui ngobrol-ngobrol saja. Kita bisa bertanya apa saja, bagaimana caranya, dan sebagainya. Ada beberapa kasus dimana calon anggota yang baru dua kali datang bimbingan, sudah dapat ―dibuka‖ untuk menerima kemurahan Tuhan. Kita tidak meminta, tetapi menerima saja. Dalam SUBUD bimbingan yang diberikan yang sesuai dengan kemampuan. Setelah menjadi anggota, maka jenjang berikutnya yang dapat diarih adalah dengan menjadi pembantu pelatihy. Syarat menjadi pembantu pelatih secara umum hanya satu, yaitu sudah lebih dari 5 tahun. Dalam sistem ini ada juga yang disebut dengan kordinator pembantu pelatih. Tugasnya adalah melihat-lihat perilaku pembantu pelatih, apakah sudah siap untuk menjadi pembantu pelatih atau belum. SUBUD merupakan organisasi legal formal. Ada AD/ART dan sudah terdaftar di departemen agama. Ketua organisasi ini adalah salah satu anak dari pemilik pesantren Gontor. Kegiatan bersama-samanya biasanya dilakukan pada bulan Ramadhan pada malam 21, 23, 25, yang disebut dengan Likuran. Kegiatan yang dilakukan adalah memutar ulang kaset-kaset ceramah pak Subuh atau mendengarkan ceramah Ibu Sri Rahayu, anak kedua dari pak Subuh. Setelah pak Subuh meninggal, beliau lah yang meneruskan. PPK SUBUD Indonesia aset satu-satunya hanya satu bangunan berukuran sedang di dalam wisma SUBUD itu saja. Bangunan-bangunan lain di dalam wisma SUBUD selain gedung tersebut dikelola oleh Yayasan SUBUD. Namun, karena kesulitan finansial, maka ruangan-ruangan dalam gedung PPK SUBUD Indonesia disewakan. Tetapi tidak sembarang orang yang isa menyewa tempat tersebut. Minimal si penyewa kenal dengan pengurus atau atas rekomendasi dengan pengurus. Yayasan ini dibentuk oleh pak Subuh karena beliau memiliki kompleks wisma SUBUD dan harus ada yang mengelola. Awalnya bahkan listrik dalam kompleks ini menggunakan generator sendiri. Baru setahun belakangan ini saja listrik PLN masuk. Sumber airnya juga tidak menggunakan PAM. Kompleks ini menggunakan air tanah sendiri yang ditampung di dalam tangki air yang sangat besar. Hingga kini, airnya pun
11
tidak menggunakan air PAM. Yayasan SUBUD mengelola kompleks, baik dari segi keamanan, kebersihan, dan sebagainya.
3.2 Ruqyah (Bengkel Rohani Depok) 3.2.1 Deskripsi Ruqyah adalah sebuah metode pengobatan alternatif yang berdasar pada aspek tologis agama islam. Ruqyah sendiri secara bahasa, berarti ―mantra‖ atau ―jampi-jampi‖. Metode pengobatan ini menekankan pada proses yang bersumber dari anjuran dan tatacara yang dirujuk dari sejarahnya yang dilatarbelakangi dari dogma teologis umat islam itu sendiri. Sejarah dirujuknya pelaksanaan ruqyah sebagai metode pengobatan, sebagaimana yang didapatkan dalam proses wawancara peneliti adalah sebuah kejadian pasca perang uhud. Dimana Muhammad sebagai seorang Rasulallah mengalami sebuah proses ruqyah oleh malaikat Jibril, yang diperintahkan oleh Allah SWT. Berdasarkan itu kemudian Rasulallah Muhammad menggunakan metode yang sama untuk me-ruqyah para sahabat dan bahkan kedua cucunya, yaitu Hasan dan Husein. Maka, berdasarkan apa yang dicontohkan dari Rasulallah ini, maka para sahabatnya kemudian mencontoh dan merujuk cara pengobatan ini untuk mengobati berbagai macam penyakit. Ruqyah sendiri memiliki dua macam bentuk utama, Ruqyah syar’iyah dan ruqyah Syirkiyah. Ruqyah syar’iyah adalah metode rukyah yang didasarkan pada dasar-dasar yang berasal dan dapat dirujuk dari Al-quran dan sunah-sunah yang benar berasal dari Rasulallah. Sementara ruqyah syirkiyah adalah sebuah metode ruqyah yang didalamnya bercampur dengan berbagai kegiatan ―syirik‖ yang didefiniskan sebagai bentuk penyimpangan dan penyekutuan Tuhan dalam ajaran Islam. Ruqyah syirkiyah ini dapat berbentuk penggunaan berbagai mantra dan bacaan yang bukan berasal dari Al-quran dan hadits, ataupun juga dengan penggunaan berbagai barang-barang lainnya, misalnya telur, paku, dan sebagainya. Sementara ruqyah syariyah hanya menggunakan bacaan yang berasal dari Al-quran dan Hadits semata. Bacaan yang digunakan dalam prosesi ruqyah ini seperti surat al-baqarah, Asshofat, Al-jin, dsb. Sebagai sebuah metode pengobatan yang lahir dari dasar teologis agama Islam, ternyata ruqyah sendiri terbuka untuk mengobati pasien yang berasal dari berbagai agama. Sehingga para pasien yang bahkan bukan beragama islam sekalipun bisa menjalani prosesi pengobatan ruqyah ini. 12
3.2.2 Penyakit yang dapat diobati oleh Ruqyah Pada dasarnya semua penyakit dapat dibantu kesembuhannya melalui metode ruqyah. Baik itu penyakit yang bersifat medis atau yang merupakan penyakit yang disebabkan oleh gangguan jin. Pada penyakit yang merupakan gangguan medis semata, maka ruqyah dapat digunakan sebagai alat untuk memberikan ketenangan pada jiwa pasien, sehingga dalam keadaan tenang ini maka kemudian dapat membantu proses penyembuhan penyakit pasien itu sendiri. Sementara pada penyakit-penyakit yang berasal dari gangguan jin, yang tidak dapat dijelaskan atau bahkan disembuhkan oleh kemampuan medis kontemporer, maka Ruqyah akan menjadi sarana dalam mengusir keberadaan jin yang bersarang dalam tubuh manusia tersebut. Sehingga dengan perginya jin tersebut, maka indikasi penyakit yang diderita oleh pasienpun kemudian akan menghilang seiring dengan keluarnya jin dari tubuh mereka. Selain penyakit-penyakit yang bersifat fisik, ruqyahpu dapat digunakan untuk menyembuhkan berbagai penyakit yang bersifat psikis. Karena sebagaimana penyakit fisik, penyakit psikispun dapat pula ditimbulkan oleh gangguan jin. Meskipun kembali lagi, tidak semua penyakit psikis adalah gangguan jin. Dalam kondisi keduanya, baik merupakan gangguan jin atau tidak, ruqyah dapat digunakan untuk membantu kesembuhan. Karena pada dasarnya bacaan-bacaan al-quran yang diperdengarkan dapat membantu proses penenangan dan penguatan aspek psikis.
3.2.3 Prosesi Ruqyah Proses pertama kali yang akan dilakukan oleh calon pasien rukyah adalah dengan mengisi buku berwarna biru yang berisikan identitas pasien. Ruang praktek rukyah terdapat di lantai dua di gedung Bengkel Rohani. Petugas/pengasuh rukyah ini adalah Ustad Nasrullah. Prosedur pasien yang akan dirukyah yaitu antri sembari menunggu, para pasien duduk di kursi yang telah disediakan. Kemudian ketika pasien yang telah dirukyah ke luar, pasien selanjutnya kemudian menyelipkan buku biru yang telah dititipkan kepada petugas administrasi ke dalam pintu ruang praktek rukyah. Ketika kami berkunjung ke Bengkel Rohani kebetulan ada dua orang pasien yaitu suami istri yang akan dirukyah. Sang suami baru pertama kali berkunjung dan melakukan rukyah, sedangkan sang istri sudah dua kali berkunjung dan juga melakukan rukyah. Adapun langkah-langkah yang diakukan oleh Ustad Nasrullah dalam melakukan rukyah adalah sebagai berikut. 13
1. Prosesi awal rukyah, khususnya bagi perempuan adalah dengan mengenakan mukena—seperti orang yang akan sholat—kemudian para pasien berbaring di tempat tidur yang telah disediakan (namun posisi pasien terserah dan tergantung pada kenyamanan pasien, apakah mau berbaring terlentang atau duduk) 2. Ustad Nasrullah mulai melakukan pembicaraan awal dengan pasien. Ustad Nasrullah mengingatkan pada pasien bahwasannya hanyalah Allah yang memiliki kekuasaan pada manusia khususnya dalam memberikan kesembuhan dan menghilangkan penyakit dari dalam tubuh manusia. 3. Ustad Nasrullah mulai merukyah pasien dengan membaca basmallah dan syahadat, kemudian dilanjutkan dengan membaca surat Al-Fatihah, Surat Al-Baqoroh, Surat As-Saffat, dan surat-surat lain di dalam Al-Qur’an. Kemudian Ustad Nasrullah mengajak pasien untuk mengucapkan istighfar sebagai tanda taubat kepada Allah. Dan terakhir Ustad Nasrullah membaca doa kesembuhan bagi para pasien. Selama proses rukyah berlangsung, perukyah terus mengumandangkan ayat-ayat suci Al-Qur’an dengan suara yang keras dan khusyu sambil sesekali memegang kepala dan perut pasien. Sampai hampir kira-kira lima sampai sepuluh menit perukyah kemudian menghentikan bacaan Al-Qur’annya tanda proses rukyah telah selesai. Setelah itu pasien dipersilahkan duduk, kemudian perukyah memberikan ceramah singkat kepada pasien agar selalu mendekatkan diri kepada Allah dan senantiasa memohon hanya kepada Allah sajalah. Di dalam ruang praktek rukyah terdapat tiga kursi duduk yang terbuat dari plastik dan dua tempat tidur—tempat biasanya para pasien berbaring ketika dilakukan prosesi rukyah— sedangkan perukyah ketika melakukan prosesi rukyah duduk di kursi dan berada diantara dua tempat tidur. Sembari pasien berbaring, perukyah kemudian langsung melantunkan ayat AlQur’an. Ketika melakukan prosesi rukyah alat yang digunakan oleh perukyah hanyalah sarung tangan putih. Hal ini menurut perukyah digunakan karena ketika ada pasien perempuan yang akan dirukyah, maka menurut perukyah diperbolehkan untuk menyentuh kepala pasien. Alat lain menurut perukyah yang digunakan dalam merukyah seseorang hanyalah bacaan dan hafalan ayat Al-Qur’an. Ini yang kemudian disebut sebagai rukyah syariah yang sesuai dengan tuntunan syariat agama Islam dan ajaran Nabi Muhammad SAW. Setelah dilakukan proses rukyah, para pasien kemudian menuju ke ruang terapi dan ruang bekam. Sedangkan obat yang digunakan di Bengkel Rohani ini sendiri adalah obat herbal yaitu obat yang berasal dari tanaman seperti madu, jinten hitam/habbatus sauda. Sekali lagi menurut mereka ini adalah obat yang digunakan oleh Rasullah dan sesuai dengan 14
tuntunan syariat Islam. Para pasien yang berobat ke Bengkel Rohani biasanya melalui proses pengobatan pertama kali dengan melakukan proses rukyah, kemudian masuk ke ruang terapi dan terakhir masuk ke ruang bekam. Seperti dalam kasus pasien suami istri ini, bahwasannya sang istri telah dua kali datang ke Bengkel Rohani dan kini sedang menjalani terapi pengobatan untuk ketiga kalinya. Diketahui dari perukyah bahwa pasien perempuan ini sedang menderita kista. Menurut pasien dengan melakukan rukyah ini diharapkan dapat mengurangi rasa sakit pada penyakit yang dideritanya. Lama waktu pengobatan menurut perukyah biasanya bisa terjadi tiga sampai lima kali terapi tergantung pasien, ketika pasien sudah tidak merasakan sakit atau tidak merasakan apa-apa lagi maka pasien tersebut dinyatakan sehat.
15
BAB IV ANALISA
4.1 SUBUD sebagai bagian sistem medis alternatif spiritual 4.1.1 Pokok-pokok pengertian tentang SUBUD. SUBUD bukanlah agama, keyakinan, aliran agama dan bukan juga pelajaran melainkan memiliki sifat latihan kejiwaan yang dibangkitkan oleh kekuasaan tuhan kearah kenyataan kejiwaan, terlepas daripada pengaruh nafsu kehendak dan akal pikiran. Bisa juga dikatakan sebagai penyerahan secara total kepada Tuhan dengan melepaskan nafsu, akal, pemantapan jiwa untuk mendapatkan kemurahan yang diberikan Tuhan hingga pada akhirnya tergerak karena kehendak Tuhan yang maha esa. SUBUD merupakan singkatan yang terdiri dari kata Susila artinya : budi pekerti manusia yang baik, sejalan dengan kehendak tuhan yang maha esa; Budhi artinya : daya kekuatan diri pribadi yang ada pada diri manusia; Dharma artinya : penyerahan, ketawakalan dan keikhlasan kepad Thuan Yang Maha Esa SUBUD sendiri bukan perkumpulan dari agama tertentu melainkan lebih kepada perkumpulan persaudaraan yang dibuka secara bebas dari agama dan kepercayaan apapun. Orang-orang yang tergerak untuk mengikuti latihan kejiwaan SUBUD merupakan orangorang yang terbimbing untuk menemukan jiwa mereka atau mencapai titik spiritual dengan tuntunan Yang Maha Kuasa. Tidak jarang juga orang yang datang ke wisma SUBUD fatmawati sebagai tempat latihan di Jakarta untuk meminta pertolongan menyembuhkan penyakit,walaupun bukan tempat pengobatan alternative namun tetap ditampung untuk dibina hingga mendapatkan ketenangan jiwa dan mampu terbimbing kearah kebaikan, kea rah penyempurnaan kita sebagai manusia sutuhnya, sebagai mahluk tuhan yang paling mulia, yang mampu menerima kasih sayang-Nya. Melalui latihan kejiwaan SUBUD kekuasaan Tuhan ada pada diri kita, mengisi dan meliputi seluruh diri serta tidak terpisahkan dalam diri manusia. 4.1.2 Kegiatan Latihan Kejiwaan Untuk mengikuti latihan kejiwaan ini adanya penerimaan anggota baru dengan persyaratan : 1. umur telah mencapai 17 tahun, 16
2. berkondisi mental normal atau tidak sedang menderita sakit ingatan, 3. bagi seorang istri yang suaminya belum anggota harus mendapatkan izin tertulis dari suaminya, 4. para wanita yang belum menikah dan masih menjadi tanggungan orang tuanya (wali) harus memperoleh izin tertulis dari orang tua atau walinya tersebut. masa latihan kurang lebih tiga bulan setiap hari minggu, dengan kunjungan 12 kali akan mendapat pelatihan dari para pembantu pelatih. Kunjungan juga tidak dipaksakan diserahkan kebebasan pada anggota, namun tetap ada jadwal sesuai dengan kunjungan. Contohnya A sudah berkunjung 5 kali, maka akan dimasukkan ke dalam kelompok yang anggotanya juga sudah melakukan kunjungan 5 kali. Tujuan dari pelatihan ini yaitu berbakti kepada Tuhan, melakukan kontak melalui kebangkitan jiwa hingga merasakan kekuasaan Tuhan menyatu dalam diri. Maka bentuk pelatihan tidak ada bentuk yang seragam, tergantung masing-masing individu yang merasakannya, dari penuturan informan yang merupakan anggota SUBUD yaitu Bapak Sufirman ada yang menangis, berlari-lari pada kurun waktu yang tak menentu bisa cepat atau lama, menyanyi sesuai jiwanya masing-masing. Untuk yang memiliki agama yang berbeda juga ada tata cara yang berbeda. Untuk yang muslim, setelah mengikuti latihan kejiwaan maka anggota tubuhnya akan tergerak untuk beribadah yang benar, sesuai dengan syariat agama. Untuk atribut yang dikenakan calon anggota yang hadir bebas tidak ada atribut khusus yang menandakan anggota latihan kejiwaan. Manusia harus bersikap menyerah diri kepada kekuasaan tuhan yang Maha Esa dengan sabar, tawakal dan ikhlas jika ia ingin mendapatkan tuntutan Tuhan dalam hidup ini. Melakukan latihan kejiwaan dengan teratur dan tekun merupakan kunci kefahaman dan kesadaran seseorang agar dia dapat menemukan arti kehidupan ini bagi dirinya, baik di dunia maupun di akhirat. Kelengkapan fisik material yang digunakan dalam melaksanan latihan kejiwaan SUBUD secara bersama diperlukan kamar, ruang atau gedung tempat latihan yang dilengkapi alas karpet, tikar. Ruang latihan antara laki-laki dan perempuan berbeda satu sama lain. Latihan kejiwaan secara sendiri dapat dialkukan di mana saja dan kapan saja tanpa memerlukan fasilitas fisik maupun materi dengan cara menenangkan diri. Secar berkala juga kegiatan sering diisi dengan pemutaran kaset ceramah bapak Muhammad Subuh yang masih disimpan dengan rapi di perpustakan wisma SUBUD yang berada di hall tempat latihan kejiwaan di wisma SUBUD fatmawati, Jakarta.
17
Walaupun latihan kejiwaan ini bukan bergerak pada bidang medis. Namun konsepsi atau definisi sehat menurut WHO tidak semata-mata terbatas pada ketiadaan penyakit ataupun kelesuan namun juga kesejahteraan fisik, mental maupun sosial. Berkaitan dengan perilaku kesehatan yang berperan dalam kehidupan sesorang, manakal ia merasa sehat ia mampu melakukan kapasitas maksimumnya untuk menjalankan peran dan tugas yang dimilikinya. Untuk contoh latihan kejiwaan SUBUD ini, sebagai hasil latihan bimbingan kejiwaannya, maka akan membawa diri pada keadaan yang teratur, mengarahkan kepada kebaikan, suatu kepercayaan diri manusia mendapatkan kondisi sehatnya hingga ia mampu menjalankan kehidupannya sesuai dengan kepasrahannya kepada Tuhan Yang Maha Esa Perilaku spiritual dalam latihan kejiwaan SUBUD merupakan suautu penerimaan yang tidak ada tata caranya kecuali penyerahan diri sepenuhnya kepada kekuasaan tuhan yang maha esa, yang kemudian atas kemurahan Tuhan akan membangkitkan gerak rasa diri, bebas dari pengaruh hawa nafsu hati dan akal pikiran. Gerak tersebut merupakan gerak yang dibangkitkan oleh kekuasaan Tuhan dan hanya tinggal diikuti saja.
4.1.3 Praktisi SUBUD dalam Tipologi Praktisi Kesehatan Menurut tipe dari pengobatan alternative menurut walter Wardwell maka latihan kejiwaan merupakan tipe Quasi practitioners, yaitu pemberian pelayanan yang dekat dengan religius, pelayanan spiritual. Tekhnik ini terkadang tidak dapat dibuktikan secara empiric karena lebih kepada kejiwaan yng dialami individu yang melakukan. Banyak orang yang mengaitkan konsep sakit dan religius, karena menurutnya penyakit diberikan kepada Tuhan dan penyembuhannya pun berasal dari Tuhan. Tuhan akan mengarahkan kita pada kebaikan asalkan kita mau menerimnya. Seorang spiritual healer bukanlah seorang yang memiliki wewenang klaim mampu menyembuhkan orang yang sakit, namun memiliki kemampuan untuk menyampaikan kekuatan yang teramat penting yang diterimanya melalui peristiwa spiritualitas yang hanya dimengerti secara subjektif 4. Hal serupa dengan pemimpin atau bisa dikatakan pendiri latihan kejiwaan yang sekaligus menjadi guru bagi anggota latihan kejiwaan lainnya yaitu Pak Muhammad Subuh, ia bukanlah nabi, dan menolak latihan kejiwaan sebagai alternative pengobatan yang dilakukannya membimbing manusia untuk mendapatkan jiwa yang terlahir kembali.
4
The sociology of health, healing, and illness hal, 230
18
Kemanjuran atau keberhasilan dari pengobatan spiritual lebih dirasakan secara subjektif oleh masing-masing individu. Beberapa kasus menyatakan status kesehatannya meningkat setelah mengikuti pengobatan spiritual, tentu hal ini dapat diinterpretasikan berbeda, ada yang berpendapat bahwa proses penyembuhan merupakan bagian dari turut campur Tuhan dan mukzijat dari kebesaran Tuhan. Ada juga yang menyatakan kemajuan kesehatan yang dialami merupakan proses psikologi seseorang yang mampu memberikan ketenangan bila menyertai Tuhan dalam usaha mendapatkan kesehatan. Berbagai pendapat menunjukkan seseorang baru akan memahami arti spiritual dalam diriya bila ia benar-benar ikut serta dalam mencari spiritualitasnya masing-masing. Komitmen religius yang kuat harus dilandasi dengan kesabaran pasien, maka hal ini sesuai dengan prinsip dari latihan kejiwaan SUBUD yang harus diketahui pasien atau anggota latihan kejiwaan yaitu sabar, tawakal dan ikhlas. Segalanya tergantung pada diri sendiri, bagaimana kepasrahan dan kesabaran diri untuk menjalankan latihan kejiwaan hingga mendapatkan kemurahan dari Tuhan Yang Maha Esa. Namun tidak menutupi bahwa adanya sikap skeptis dari masyarakat mengenai pengobtan atau penyembuhan yang bersifat spiritual, karena tidak adanya surat izin, asosiasi formal. Latihan kejiwaan SUBUD sendiri sudah diakui oleh Negara yaitu terdaftar dalam Departemen Pendidikan Kebudayaan Republik Indonesia dan disusun sesuai dengan arahan seperti tercantum sebagai garis besar materi pemaparan budaya spiritual. Para anggotas ubud di berbagai Negara membentuk organisasi nasionalnya masing-masing disesuaikan dengan keadaan masyarakat serta hokum Negara setempat. Organisasi nasional Negara-negara ini membentuk Perkumpulan Persaudaraan Kejiwaan SUBUD Sedunia yang disebut World SUBUD Association.
4.1.4 SUBUD: Organisasi, Komunitas, dan Aktivitas Susila Budhi Dharma (SUBUD) tidak hanya dilihat dari aspek ritual atau praktek latihan kejiwaan lintas agama. Tetapi SUBUD juga dapat dilihat dari aspek organisasi dan komunitas. Secara organisasi, SUBUD telah terdaftar di Departemen Kehakiman sejak tahun 1961 dengan nama Perkumpulan Persaudaraan Kejiwaan Susila Budhi Dharma (PPK SUBUD Indonesia). SUBUD sendiri merupakan singkatan dari Susila Budhi Dharma, ketiga kata tersebut memiliki arti yang berbeda-beda. Susila memiliki arti budi pekerti manusia yang baik sejalan dengan kehendak Tuhan Yang Maha Esa. Budhi memiliki arti daya kekuatan diri pribadi yang ada pada diri manusia. Sedangkan Dharma memiliki arti penyerahan, ketawakalan dan keikhlasan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Sebagai suatu organisasi, 19
SUBUD memiliki nilai dan norma yang tertuang dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART), pengurus, anggota, simbol, aktivitas, pendanaan, dan sebagainya. Penyusunan AD/ART SUBUD ditetapkan dalam Musyawarah Nasional di tingkat pengurus pusat dan Musyawarah Wilayah di tingkat pengurus daerah. Musyawarah tersebut diadakan setiap setahun sekali dan dihadiri oleh pengurus dan anggota. Pada periode 2009-2011, organisasi SUBUD diketuai oleh A.A.Luthfi. Setiap organisasi memiliki identitas ciri khas tertentu yang membedakan dengan organisasi lain yang tertuang ke dalam simbol. Simbol organisasi SUBUD adalah sebagai berikut:
Sumber: http://homepage.eircom.net/~SUBUD/ Simbol tersebut terdiri dari tujuh lapisan lingkaran yang tidak terputus dan tujuh buah garis yang menembus lapisan lingkaran tersebut. Makna simbol tersebut yaitu susunan alam dan daya-daya hidup ciptaan Tuhan Yang Maha Esa meliputi dari dimensi yang paling rendah (terbatas) sampai yang paling luas. Tujuh lapisan lingkaran tersebut memiliki makna sebagai berikut: Lapisan 1: Alam dan Daya Hidup/Roh Rewani (Daya Hidup Kebendaan) Lapisan 2: Alam dan Daya Hidup/Roh Nabati (Daya Hidup Tumbuh-tumbuhan) Lapisan 3: Alam dan Daya Hidup/Roh Hewanai (Daya Hidup Binatang) Lapisan 4: Alam dan Daya Hidup/Roh Jasmani (Daya Hidup Manusia) Lapisan 5: Alam dan Daya Hidup/Roh Rohani/Daya Hidup Insan Kamil/Alam Rohaniah
20
Lapisan 6: Alam dan Daya Hidup/Roh Rahmani/Daya Hidup para utusan/Alam Rahmaniah Lapisan 7: Alam dan Daya Hidup/Roh Robani/Daya Hidup para ciptaan Tuhan yang mendapatkan keluhuran dari Tuhan Yang Maha Esa/Alam Robaniah Selain alam dan segala daya hidup ciptaan Tuhan Yang Maha Esa terdapat Daya Hidup Besar yang merupakan bagian dari manifestasi dari kekuasaan Tuhan Yang Maha Esa yaitu yang ditunjukan sebagai garis-garis tujuh buah yang menembus dan menghubungkan segala alam dan daya hidup ciptaan tersebut diatas. Sifat yang ada di dalamnya adalah Roh Ilofi dan yang ada di luar adalah Roh Al Kudus. Oleh kekuasaan Tuhan Yang Maha Esa, Roh Ilofi dan Roh Suci ini digerakkan untuk membangkitkan dan mensucikan, sedangkan Roh Kudus meliputi dan membina perjalanan hidup mahluk ciptaan yang memperoleh Rakhmat terbimbing ke arah kehendak Yang Menciptakan. Walaupun SUBUD merupakan suatu organisasi yang memiliki struktur organisasi, pengurus, dan anggota; namum tidak ada hierarki secara tegas seperti organisasi-organisasi lain pada umumnya. Organisasi ini lebih mengarah kepada komunitas bagi para anggotanya yang tercipta karena adanya relasi ikatan sosial dan terdapat sense of belonging antar para anggotanya. Hal yang membedakan antara pengobatan spritual yang termasuk dalam salah satu kategori sistem pengobatan alternatif dan sistem pengobatan modern tidak hanya dilihat dari perbedaan cara pengobatan terhadap suatu penyakit. Namun di luar cara pengobatan yang berbeda, ternyata di dalam sistem pengobatan alternatif terbentuk suatu relasi ikatan sosial antara peserta atau anggota tetapi di dalam sistem pengobatan modern tidak terbentuk relasi ikatan sosial antar pasien. Bayangkan jika kita berobat ke Rumah Sakit yang merupakan bentuk dari sistem pengobatan modern; hal yang pertama dilakukan adalah mendaftarkan diri di bagian administrasi dengan menunjukkan kartu berobat, kemudian mengambil nomor antrian, menunggu dipanggil nomornya, masuk ke ruang dokter, konsultasi, diperiksa oleh dokter, diberikan resep, membeli obat di apotek, kemudian pergi dari Rumah Sakit. Tidak ada interaksi sosial antara sesama pasien rawat jalan tersebut yang membentuk relasi ikatan sosial, semuan hal tadi dilakukan secara individual. Sedangkan, S tidak serigid seperti dalam sistem pengobatan modern. Di dalam sistem pengobatan alternatif, seperti SUBUD ritual dan praktek latihan kejiwaan dilakukan secara bersama dengan sifat kekeluargaan. Oleh karena itu tercipta komunitas yang didasarkan atas relasi ikatan sosial dan sense of belonging. Misalnya, di dalam organisasi SUBUD terbentuk komnuitas pemuda SUBUD yang dikenal dengan nama SUBUD Youth. Organisasi SUBUD secara komunitas 21
memiliki bebera aktivitas baik rutin maupun insidental. Aktivitas organisasi SUBUD diantaranya kongres, Musyawarah Nasional, Musyawarah Daerah, ziarah ke makam Muhammad Subuh (penidiri SUBUD), pelatihan dalam program pemberdayaan masyarakat, pelatihan tanggap bencana, dan memberikan bantuan terhadap bencana, peringatan hari kemerdekaan berupa lomba-lomba yang ditujukan kepada anggota SUBUD dan warga di sekitar kompleks wisma SUBUD. Selain aktivitas tersebut, setiap tahunnya dalam rangka memperingati hari kelahiran Muhammad Subuh diadakan acara Cilandak Festival (CiFest). Acara tersebut diselenggarakan selama dua hari dan ditujukan bagi anggota SUBUD dan masyarakat umum. Pada acara tersebut menampilkan pameran berbagai produk, seni pertunjukan, dan menyediakan arena permainan dan lomba untuk anak-anak. Dalam melakukan publikasi rangkaian acara yang telah dilaksanakan oleh organisasi SUBUD, setiap bulan diterbitkan Jurnal SUBUD Indonesia.
Pendanaan merupakan hal penting bagi setiap organisasi untuk mempertahankan keberlangsungan organisasi. Pendanaan organisasi SUBUD berasal dari iuran sukarela anggota, manajemen aset dan latihan hall, enterprais, dan pendanaan lainnya. Manajemen Aset dan Latihan Hall adalah dua hal yang saling terkait. Manajemen asset merupakan upaya hukum untuk mengesahkan kepemilikan SUBUD akan suatu kekayaan. Modal dari pengesahan tersebut akan digunakan untuk mengupayakan sebuah Gedung Latihan lain--agar dapat mewadahi lebih banyak anggota dalam melakukan Latihan Kejiwaan. Enterprais adalah sebuah usaha untuk tumbuh dan berkembang sejalan dengan kebutuhan akan dana operasional dalam menjalankan organisasi. Enterprais ini dapat berjalan apabila anggotanya ikut berpartisipasi dengan potensi yang dimilikinya sehingga terciptalah sebuah akitivitas yang dapat menumbuh kembangkan kepribadiannya. Untuk itu, Pengurus Nasional mendorong pendirian Koperasi ―Sehati Mandiri Peduli Budi Luhur‖. dengan sistem tanggung 22
renteng. Anggota koperasi ini memiliki tanggung jawab yang sama dan setara, sehingga mengurangi resiko kerugian dalam pelaksanaan usahanya. Selain itu sumber pendanaan juga berasal dari penjualan produk pengusaha SUBUD dalam acara CiFest dan anggota pemuda SUBUD Jakarta Selatan membuat jasa video shooting dan pernah membuat film pendek berjudul ―Halaman Belakang‖ yang diikutsertakan pada sendiri sebuah festival film di Jakarta.
4.2 Ruqyah sebagai Bagian Sistem Medis Alternatif Spiritual Berbasis Agama Salah satu sistem medis alternatif yang kini sedang cukup berkembang di Indonesia adalah rukyah. Rukyah pada dasarnya berawal dari sistem pengobatan Arab yang diadopsi dari sunah Nabi Muhammad. Rukyah dalam bahasa dapat diartikan sebagai jampi-jampi, tetapi dapat disempitkan maknanya bahwa rukyah adalah salah satu model dari sistem medis tradisional yang berisikan doa-doa yang diambil dari ayat Al-Qur’an.
4.2.1 Praktisi Ruqyah dalam Tipologi Praktisi Kesehatan Seperti dalam penjelasan Walter Wardwell (1992), seorang penulis buku tentang pengobatan alternatif, ada empat tipe praktisi pengobatan alternatif antara lain ancillary practitioners, limited practitioners, marignal practitioners, quasi-practitioners. Sistem medis yang disebutkan di atas yaitu rukyah dapat dikategorikan dalam model yang menurut Walter yaitu marignal practitioners. Marignal practitioners adalah praktisi pengobatan alternatif yang teknik pengobatannya bertolakbelakang dengan pengobatan medis modern. Contohnya adalah chiropractic dan acupunctur. Rukyah juga merupakan salah satu dari contoh model atau tipe pengobatan alternatif ini. Hal ini dikarenakan metode yang digunakan dalam pengobatan rukyah berbeda dengan sistem medis modern seperti sistem pengobatan rumah sakit. Namun dalam hal ini, tidak bisa dikatakan bahwa rukyah lebih baik dari sistem pengobatan di rumah sakit. Karena pada hakekatnya rukyah ini merupakan pelengkap dari sistem medis modern, karena rukyah tidak bisa menyembuhkan pasien secara langsung dengan metode spiritualitas yang terkandung di dalamnya, namun juga harus diterapkan oleh secara bersamaan atau disebut dengan the dual model of care. Rukyah sebagai contoh dari sistem medis alternatif dapat dikategorikan pula dalam spiritual healing atau pengobatan spiritual. Hal ini disebabkan dari metode atau praktek penerapan rukyah ini yang bersandar pada nilai spiritual Islam seperti dalam isi bacaannya yang mengandung ayat-ayat Al-Qur’an. Dengan perantaraan seorang ustad dan bantuan dari 23
Tuhan maka pasien diusahakan untuk dapat disembuhkan. Seperti dalam hasil temuan lapangan bahwa rukyah dipilih oleh pasien sebagai pelengkap dari sistem medis modern yang juga sedang digunakan dalam rangka penyembuhan penyakitnya. Rukyah diyakini oleh pasien dapat membantu dalam proses penyembuhan agar lebih cepat. Rukyah bagi para pasien diyakini dapat membuat hati dan fisik tenang, sehingga prasangka-prasangka buruk terhadap penyakit dapat dihilangkan dan membuat jiwa dan fisik pasien lebih baik.
4.2.1 Konsepsi Sehat dan Sakit dalam Ruqyah Pemahaman akan sehat dan sakit sendiri dalam ruqyah sebenarnya didasarkan pada pemahaman Islam mengenai penyakit, sebagaimana islam adalah dasar atas proses pengobatan ruqyah itu sendiri. Sehingga menelisik pemahaman kesehatan dalam ruqyah pada dasarnya adalah usaha untuk melihat konsepsi itu dalam agama islam. Pada dasarnya pemahaman sehat dan sakit dalam ruqyah tidaklah bersifat terpisah dengan pemahaman sakit dalam konteks ilmu kesehatan modern, bahkan terkesan beriringan. Dimana mereka yang dinyatakan sakit secara medis, maka mereka juga akan dilihat sebagai ―sakit‖ dalam pandangan ruqyah. Namun yang menjadi perbedaan antara medis dan metode ruqyah adalah sisi dimana ruqyah meyakini adanya kemungkinan bahwa berbagai penyakit yang tampak secara fisik maupun mental dapat disebabkan oleh hal yang bersifat spiritual, yaitu gangguan yang berasal dari jin. Pemahaman yang berasal dari pemahaman akan unsur teologis agama Islam ini yang kemudian menjadi sasaran utama penyembuhan dengan metode ruqyah. Keyakinan ini berpendapat bahwa keberadaan jin sebagai makhluk gaib yang berbeda dimensi dengan manusia (gaib) dapat mempengaruhi kesehatan manusia. Bahkan berbagai penyakit yang bahkan dapat ditelaah secara medis sekalipun, dapat pula disebabkan oleh gangguan jin. Meskipun tidak berarti semua penyakit yang timbul pada manusia merupakan hasil dari gangguan jin, bisa juga disebabkan karena faktor fisik semata. Selain pengakuan atas berbagai penyakit yang bersifat medis yang dapat disebabkan oleh ganguan jin, ruqyah sebagaimana ajaran agama islam, juga mengakui adanya penyakitpenyakit non-medis yang disebabkan murni oleh gangguan jin. Penyakit-penyakit yang dirasakan oleh pasien namun kemudian tidak dapat dideteksi oleh kemampuan medis kontemporer. Sebagaimana yang dalam masyarakat indonesia kerap kali disebut sebagai guna-guna, santet, teluh, kesurupan, atau berbagai fenomena yang kemudian tidak dapat dinalar dalam kerangka medis kontemporer.
24
Menggunakan metode ruqyah inilah maka kemudian jika ada gangguan jin, maka ia dapat dibereskan. Dimana jin-jin yang bersemayam dalam tubuh manusia yang kemudian membuat penyakit itu dapat dikeluarkan dengan perantara bacaan Al-quran dan hadits yang dibacakan dalam prosesi ruqyah. Pengakuan akan keberadaan jin ini dapat kita telusuri dari pemahaman islam yang menjelaskan bahwa manusia diciptakan dari unsur tanah, yakni gabungan dari cahaya dan api. Cahaya, zat yang dipakai menyusun malaikat memeiliki sifat penurut, seperti peribadatan kepada Allah. Api adalah bahan penyususn jin, melambangkan sifat amarah dan nafsu. Demikianlah manusia disusun dari sifat-sifat kedua zat ini. Tanda-tanda api nampak pada kebiasaan melamun, temperamental, emosional, suka menyendiri, tidak mau bergaul, dsb.
25
BAB V KESIMPULAN
SUBUD adalah perkumpulan anggota dalam rangka memantapkan keimanannya melalui apa yang disebut dengan latihan kejiwaan. Latihan kejiwaan ini dilakukan dengan penyerahan total diri kita pada Tuhan. Dengan mengikuti latihan kejiwaan ini, maka hubungan kita dengan Tuhan semakin erat dengan bimbingan langsung oleh Tuhan sehingga kesehatan pribadi dapat diperoleh, khususnya kesehatan jiwa. Ruqyah yang jasanya disediakan oleh Bengkel Rohani Depok merupakan bagian dari kolaborasi antara penyembuhan spiritualitas dan sistem medis tradisional. Misalnya di Bengkel Rohani Depok, ruqyah dikombinasikan dengan jasa konsultasi kesehatan, terapi bekam, pijat refleksi serta obat-obatan herbal. Ruqyah juga merupakan pengobatan alternatif yang berlandaskan keyakinan sehingga dapat teridentifikasi sebagai salah satu bentuk faith healing. Perbedaan keduanya terletak pada struktur organisasi sebagai institusi penyedia layanan pengobatan alternatif. SUBUD mencerminkan upaya pencapaian kesehatan pada proses laitihan keimanan dan kejiwaan pribadi yang menembus batas keberagaman keayakinan, sedangkan ruqyah merujuk pada tata cara keyakinan tertentu dan berorientasi pada hasil kesembuhan pasien.
26
DAFTAR PUSTAKA
Gregory L. Weiss & Lynne E. Lonnquist, The Sociology of Health Healing, and Illnes, New Jersey: Prentice hall.
Sunarto, Kamanto. 2009. Sosiologi Kesehatan (edisi kedua). Jakarta: Universitas Terbuka. Situs SUBUD Indonesia, http://homepage.eircom.net/~SUBUD/, diakses 30 Oktober 2010 Situs Bengkel Rohani, http://www.bengkelrohani.com, diakses 30 Oktober 2010.
27
LAMPIRAN (Fieldnote) Depok, Ruko ITC, sore hari. Bengkel Rohani Depok. Kami memasuki ruangan ruko yang didesain minimalis, terdapat konter pendaftaran layaknya tempat reservasi di rumah sakit. Ruangan depan tersebut digunakan sebagai ruang tunggu, terdapat sofa berjajar-jajar, nyaman, lengkap dengan televis 21 Inch yang suaranya bercampur dengan suara-suara proses pengobatan di ruang lain. Dua resepsionist memakai atribut Muslim (pria memakai baju koko putih dan celana hitam, wanita mengenakan jilbab putih, baju putih dan rok panjang berwarna htam). Keduanya sibuk melayani tamu yang datang, menelepon dan bolak-balik keluar masuk ke ruangan dalam. Di lantai satu, tepat di balik ruang tunggu terdapat dua ruangan seperti kamar periksa yang berjudul Ruang Konsultasi. Kedatangan kami disambut seorang Ustad berusia separuh baya, dengan ramah Ia mempersilahkan kami memasuki ruangan konsultasi. Setelah menyatakan maksud dan kedatanagan kami, Ustad tersebut berjanji untuk mengajak kami melihat langsung proses Ruqyah dan mempertemukan kami dengan sang ahli Ruqyah setelah shalat Ashar. Dari brosusr kecil yang terdapat di ruang reseppsionis kami mendapatkan definisi Ruqyah yang dilakukan pada bengkel rohani ini. Begini bunyinya: Ruqyah Syari’ah: Pengobatan dengan membaca ayat suci Al-Qur’an dan do’a dari Nabi Muhammad SAW, untuk mengobati gangguan kejinaan/ jin dan membantu mempercepat kesembuhan penyakit fisik. Bengek rohani ini terdiri dari dua lantai, lantai satu adalah ruang tunggu dan dua ruang konsultasi. Semua karyawan memakai atribut muslim seperti baju koko berwarna putih, celana atau rok warna hitam dan jilbab (bagi wanita) berwarna senada. Di lantai dua terdapat 1 ruang bekam laki-laki, 1 ruang bekam perempuan, 1 tempat refleksi, 1 ruaang ruqyah dan ruangan bertitrai yang digunakan untuk membersihkan peralatan terapi. Di lantai dua tidak tercium aroma medis, di depan setiap ruangan terdapat kursi tunggu. Beberapa pasien laki-laki dan perempuan tampak sedang menunggu. Pasien yang baru tiba memasukkan buku pasien melalui bawah pintu di setiap ruangan yang mereka tuju. Buku bersampul biru itu menjadi pertanda antri sekaligus mencatat identitas serta riwayat kesehatan pasien. Dari ruang Ruqyah, terdengan ayat-ayat Al-Qur’an dilantunkan dengan suara yang merdu dan dinamika volume bervariasi. Kami akhirnya diberi kesempatan untuk masuk ke dalam ruang ruqyah dan disambut hangat oleh ustad yang baru saja me ruqyah pasiennya. Namanya ustad Nasrul, pembawaanya santai , cirri khas ustad Nampak dari peci yang ia gunakan, atribut muslim dan janggut yang dibiarkan tumbuh memanjang. Kami memulai percakapan setelah sebelumnya menyatakan maksud kedatangan kami untuk mengetahui lebih jauh tentang praktik ruqyah sebagai pengobatan alternative secara spiritual.
28
Menurut ustad, manusia diciptakan dari unsure tanah, yakni gabungan dari cahaya dan api. Cahaya, zat yang dipakai menyusun malaikat memeiliki sifat penurut, seperti peribadatan kepada Allah. Api adalah bahan penyususn jin, melambangkan sifat amarah dan nafsu. Demikianlah manusia disusun dari sifat-sifat kedua zat ini. Tanda-tanda api Nampak pada kebiasaan melamun, temperamental, emosional, suka menyendiri, tidak mau bergaul, dsb. Menurut ustad, terdapat dua jenis ruqyah yang ada di muka bumi. Yakni ruqyah Syari’ah dan Syirkiah. Ruqyah syari’ah adalah praktik ruqyah yang dilakukan di Bengkel Rohani. Ruqyah Syirikiah adalah yang menyimpang, meski diawali dengan ucapan Basmalah dan Syahadat, praktiknya dilanjutkan dengan komat-kamit baca mantra, pakai media seperti telur, ayam, kambing, dan mempertimbangkan hitungan hari baik-hari buruk. Ruqyah Syari’ah hanya berisi pembacaan ayat Al-Qur’an dan Sunnah yang didengar oleh pasienn. Makna sebenarnya dari Ruqyah adalah pembacaan Al-Qur’an dan Hadist Rasullulah SAW. Konteks sejarah menurut Al-Qur’an, Rasullulah SAW selesai pereng Uhud, karena ia adalah utusan, maka Allah memerintahkan malaikat Jibril untuk meruqyah Rasullulah. Sejak saat itu, Rasullulah memakai Ruqyah untuk mengobati sahabat-sahabat dan akhirnya menjadi metode pengobatan. Adapun surat-surat yang dipakai untuk Ruqyah antara lain surat Al-Baqoroh, dll. Tujuan dari ruqyah adalah agara saat pasien mendengarkan ayat suci Al-Qur’an dilantunkan , maka tersentuh hatinya untuk selanjutnya mendapat berkah. Ruqyah bukan satu-satunya obat, tapi ini digunakan untuk menenangkan hati, kalau hati tenang, maka dapat cepat sembuh. Setelah di ruqyah, proses penyembuhan dilakuakn lewat terapi. Secara anatomi, terdapat lubang-lubang (muhul-muhul) yang bisa dimasuki Jin. Semua orang bisa di Ruqyah, khsusunya yang dalam keadaan sakit. Ruqyah adalah media untuk menenangkan hati. Penyakit yang dapat diobatti antara lain penyakit medis (fisik) dan gangguan jiwa. Adapun langkah-langkah pengobatan ruqyah adalah sebagai berikut: 1. Pasien berada di posisi terlentang (tidak ada aturan pasti, disesuaikan dengan kenyamanan pasien) 2. Dibacakan Al-Fatikah, Al Wabaroh, Al-Hasof dan Al-Shofah 3. Doa untuk kesembuhan pasien. Ruyah biasanya berlangsung lima hinggga sepuluh menit, terkadang jika penyakitnya parah bisa sampai berjam-jam. Ekspresi yang dikeluarkan oleh pasien ketika di Ruqyah antara lain menangis, mual, kepala pusing dan bahkan pingsan. Dalam ruqyah, pasien dimotivasi untuk beribadah antara lain Shalat dan Dakwah. Selama proses penyembuhan, Ruqyah dapat dilakukan 2-3 kali. Atribut yang dikenakan pasien saat ruqyah tidak ada aturan khusus. Biasanya wanita diminta menutup aurat dengan menggunakan mukenah. Ustad memakai sarung tangan putih. 29
Pasien yang diobati memejamkan mata dan ustad mmegang kepala pasien. Menurut ustad, jin biasanya bersembunyi di lubang di bawah telinga, diperut yang kotor. Bengkel rohani sendiri biasanya menangani 15-20 pasien per hari untuk ruqyah. Di hari jumat, sabtu dan minggu bisa 30-40 orang per hari. Pasien biasanya mengambil paket pengobatan 70.000, yang meliputi Ruqyah, konsultasi dan bekam. Alat yang digunakan untuk ruqyah ya hanya al-Qur’an saja, itu pun ustad yang menghafalkan jadi tidak diperlukan alat fisik yang khusus. Adapun obat-obatan yang disarankan setelah ruqyah adalah obat-obatan herbal yang disediakan oleh bengkel rohani. Pengobatan ruqyah hanya bisa dilakukan jika pasien bertemu dengan orang yang mmeruqyah, tidak ada ruqyah jarak jauh. Ustad menyebut pengobatan jarak jauh sebagai ruqyah Syirikiah. Terdapat bermacam-macam penyakit yang bisa diobati, baik penyakit medis maupun penyakit kejiwaan. Pasien yang dilayani bisa dari berbagai usia, bhkan bayi pun bisa asal tidak di bekam. Pasien dinyatakan sembuh jika pasien tersebut mengakui bahwa gejala-gejala sakit tidak dirasakan lagi dan ustad memastikannya. Ustad Nasrul sendiri adalah luusan pesantren, masuk di bengkel rohani ya seperti melamar kerja. Pada awalnya diminta hafal ayat-ayat Al-Qur’an yang diperlukan dan selanjutnya magang di tempat praktik selama 1 bulan. Tidak lama berselang, ustad kedatangan tamu atau pasien yang mau di ruqyah. Kami dipersilakan untuk melihat secara langsung bagaimana proses ruqyah. Pasien tersebut adalah sepasang suami istri . Sang istri sudah pernah berobat sebelumnya pasca operasi pengangkatan kista. Suami baru pertama kali ini di ruqyah. 1. Pasien diminta berbaring di ranjang yang berbeda dan diminta membaca istifar. 2. Pasien wanita mengenakan mukenah baru berbaring. 2. ustad memulai pengobatan dengan orasi singkat, yang menerangkan bagaimana Allah lah satu-satunya sumber ksembuhan. 3. Ustad mulai mebaca istifar dan dilanjutkan dengan melantunkan ayat-ayat Al-Qur’an. 4. Ustad memegang kepala pasien sambil terus melafalkan ayat-ayat. Tatapan mata ia arahkan ke mata pasien 5. volume suara ustad makin lama semakin kencang. Ustad memejamkan mata dengan khusyu. 6. Pasien berkedip-kedip , sambil tetap beristifar. 7. kaki ustad menghentak-hentak kecil. Ustad sangat fasih membaca dan melafalkan ayatayat tersebut.
30
8. Ustad memegang perut pasien pertama sambil tetap melafalkan ayat-ayat. Dilanjutkan dengan pasien kedua. 9. Ustad berhenti melafalkan ayat, ia mulai membaca doa untuk kesembuhan pasien. Pasien ikut berdoa. 10. Pasien dipersilakan duduk. 11. Ustad membuka pembicaraan dengan pasien, ustad menebak bahwa pasien pria sakit maagh. 12. Ustad member nasihat untuk mendekatkan diri kepada Allah.
Demikianlah pengalaman kami di Bengkel Rohani (Islamic Health Maintenance Organization) Moto: Sehat jasmani rohani.
31