UNIVERSITAS INDONESIA PUISI I’TIRA:F ABU NAWAS : ANALISIS BENTUK DAN MAKNA BERDASARKAN ILMU PUISI DAN ILMU BALAGAH
JURNAL
AI ZAKIYAH 1006776095
FAKULTAS ILMU PENGETAHUAN BUDAYA PROGRAM STUDI SASTRA ARAB DEPOK DESEMBER 2013 1 Puisi I'tiraf ..., Ai Zakiyah, FIB UI, 2014
2 Puisi I'tiraf ..., Ai Zakiyah, FIB UI, 2014
3 Puisi I'tiraf ..., Ai Zakiyah, FIB UI, 2014
4 Puisi I'tiraf ..., Ai Zakiyah, FIB UI, 2014
FORMULIR PERSETUJUAN PUBLIKASI NASKAH RINGKAS
Yang bertanda tangan di bawah ini Nama
: Dr. Maman Lesmana, S.S., M.Hum.
NIP/NUP
: 196110221987031002
adalah pembimbing dari mahasiswa S1 Nama
: Ai Zakiyah
NPM
: 100676095
Fakultas
: Ilmu Pengetahuan Budaya
Program Studi
: Sastra Arab
Judul Naskah Ringkas : Puisi I’tira:f Abu Nawas: Analisis Bentuk dan Makna Berdasarkan Ilmu Puisi dan Ilmu Balagah menyatakan bahwa naskah ringkas ini telah diperiksa dan disetujui untuk: X Dapat diakses di UIANA (lib.ui.ac.id) saja.
Tidak dapat diakses di UIANA karena: Data yang digunakan berasal dari instansi tertentu yang bersifat konfidensial. Akan ditunda publikasinya mengingat akan atau sedang dalam proses pengajuan Hak Paten/Hak Cipta hingga tahun Akan dipresentasikan sebagai makalah pada Seminar Nasional yaitu:
yang diprediksi akan dipublikasikan sebagai prosiding pada bulan
tahun
Akan ditulis dalam bahasa Inggris dan dipresentasikan sebagai makalah dalam Seminar Internasional yaitu: yang diprediksi akan dipublikasikan sebagai prosiding pada bulan
tahun
Akan diterbitkan pada jurnal Program Studi/Departemen/Fakultas di UI yaitu:
5 Puisi I'tiraf ..., Ai Zakiyah, FIB UI, 2014
yang diprediksi akan diterbitkan pada bulan
tahun
Akan diterbitkan pada Jurnal Nasional yaitu:
yang diprediksi akan diterbitkan pada bulan
tahun
Akan ditulis dalam bahasa Inggris untuk dipersiapkan terbit pada Jurnal Internasional yaitu: yang diprediksi akan diterbitkan pada bulan
Depok, 20 Desember 2013
(Dr. Maman Lesmana, S.S., M.Hum.) Pembimbing
6 Puisi I'tiraf ..., Ai Zakiyah, FIB UI, 2014
tahun
PUISI I’TIRA:F ABU NAWAS : ANALISIS BENTUK DAN MAKNA BERDASARKAN ILMU PUISI DAN ILMU BALAGAH
Ai Zakiyah, Maman Lesmana dan Suranta
1. 2. 3.
Program studi Arab, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia, Depok 16424, Indonesia Program studi Arab, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia, Depok 16424, Indonesia Program studi Arab, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia, Depok 16424, Indonesia
Email:
[email protected] /
[email protected]
Abstrak
Puisi sudah dikenal oleh bangsa Arab sejak zaman jahililyah dan berkembang hingga hari ini. Setelah Islam datang, bangsa Arab mulai mengalami perubahan yang signifikan, mulai dari kehidupan, kepercayaan, hingga puisi dan prosa arab pun semakin berkembang. Fokus puisi setelah kedatangan islam menjadi lebih ke arah semangat spiritual. Puisi I’tiraf Abu Nawas merupakan salah satu puisi arab yang terpengaruh oleh nilai-nilai spiritual Islam yang sangat kental. Abu nawas merupakan seorang penyair besar pada zaman dinasti Abbasiyyah (750 M – 1258 M) dengan nama asli Abu Ali al-Hasan bin Hani al-Hakami. Keindahan puisi arab dapat dilihat dan diukur oleh ilmu puisi dan ilmu retorika bahasa Arab yang merupakan rumpun dari ilmu-ilmu bahasa Arab. Puisi yang ditulis secara jujur oleh Abu Nawas merupakan sebuah rayuan serta do’a yang tersusun dari diksi yang indah dan mengandung makna yang sangat dalam.
Abstract Poem has been known by Arabs since the time of ignorance and thrive to this day. After Islam comes, the Arabs began to change significantly, ranging from life, beliefs, poetry and prose to Arabic was growing. The focus of the poem after the arrival of Islam became more toward the spiritual fervor. I'tiraf poem by Abu Nawas is one that is
7 Puisi I'tiraf ..., Ai Zakiyah, FIB UI, 2014
influenced by Arabic poetry spiritual values of Islam that is very thick. Abu nawas is a great poet in the time of the dynasty of abasiya (750 AD - 1258 AD) with the original name of Abu Ali al-Hasan ibn Hani al-Hakami. The beauty of Arabic poem can be seen and measured by science poetry and rhetoric Arabic sciences which are clumps of Arabic sciences. Poems written honestly by Abu Nawas is a seduction and prayers are composed of beautiful diction and contain deep meaning.
Keyword: I’tira:f poem , Abu Nawas, Ila:hi las, Poem since dynasty of Abasiyyah.
Pendahuluan
PUISI ARAB Puisi di kalangan bangsa Arab sudah dikenal sejak zaman Arab jahilliyyah. Seiring berjalannya zaman dan berkembang ilmu pengetahuan, puisi juga mulai dan terus berkembang. Menurut H. Wildana Wargadinata dalam bukunya yang berjudul Sastra Arab dan Lintas Budaya, dijelaskan bahwa pada mulanya, puisi Arab hanya menggambarkan kehidupan sehari-hari, hewan ternak dan lingkungannya yang kebanyakan masih nomaden yang ditulis secara jujur, ringkas, sederhana dan terbatas. Pada masa ini terdapat delapan macam tema yaitu : Tasybih/Ghazal1, Hammasah2, Maddah3, Rotsa4, Hijaa’5, I’tidzar6, Wasfun7, dan Hikmah8.
1
Bentuk puisi yang di dalamnya menyebutkan wanita dan kecantikannya, Syi’r ini juga menyebutkan tentang kekasih, tempat tinggalnya dan segala apa saja yang berhubungan kisah percintaan (Sastra Arab dan Lintas Budaya 2008 : 93) 2 Jenis puisi ini biasanya digunakan untuk berbangga dengan segala macam kelebihan dan keunggulan yang dimiliki oleh suatu kaum. Pada umumnya Syi’r ini digunakan untuk menyebutkan keberanian dan kemenangan yang diperoleh (Sastra Arab dan Lintas Budaya 2008 : 94) 3 Bentuk puisi ini digunakan untuk memuji seseorang dengan segala macam sifat dan kebesaran yang dimilikinya seperti kedermawanan dan keberanian maupun ketinggian budi pekerti seseorang. (Sastra Arab dan Lintas Budaya 2008 : 94) 4 Jenis puisi ini digunakan untuk mengingat jasa seorang yang sudah meninggal dunia (Sastra Arab dan Lintas Budaya 2008 : 95) 5 Jenis puisi ini digunakan untuk mencaci dan mengejek seorang musuh dengan menyebutkan keburukan orang itu. (Sastra Arab dan Lintas Budaya 2008 : 97) 6 Jenis puisi ini digunakan untuk mengajukan udzur dan alasan dalam suatu perkara dengan jalan mohon maaf dan mengakui kesalahan yang telah diperbuatnya (Sastra Arab dan Lintas Budaya 2008 : 98) 7 Jenis Syi’r ini biasanya digunakan untuk menggambarkan sesuatu kejadian ataupun segala hal yang menarik seperti menggambarkan jalannya peperangan, keindahan alam dan sebagainya. (Sastra Arab dan Lintas Budaya 2008 : 100) 8 Kata-kata mutiara. H. Wildana Wargadinata. Laily Fitriyani. (2008). Sastra Arab dan Lintas Budaya. Malang : UIN Malang Press hal 93-102
8 Puisi I'tiraf ..., Ai Zakiyah, FIB UI, 2014
Setelah Islam datang, bangsa Arab mulai mengalami perubahan yang signifikan, mulai dari kehidupan, kepercayaan, hingga puisi dan prosa arab pun semakin berkembang. Tema puisi yang tadinya hanya digambarkan dengan sederhana dan jujur mengenai kehidupan sehari-hari, kini semakin beragam. Meningkatnya kualitas puisi Arab sangat dipengaruhi oleh keberadaan al Quran. Bangsa Arab jahiliyyah tunduk dan mengagungkan al-Quran dan menjadikannya sebagai standar bahasa arab (Al-Muhdar, 1983: 82-84). Tema puisi setelah kedatangan Islam (zaman dinasti Umayyah dan dinasti Abbasyiyyah) semakin beragam seperti : puisi politik ‘Syirir al-Siyasi’, puisi polemik ‘Syiir al-Naqoid’, puisi cinta ‘Syiir Ghazal’, puisi pujian terhadap agama dan tuhan ‘Syiir Maddah’, Pada Zaman Islam kebanyakan para sastrawan membuat puisi yang bertemakan religi. Begitu juga pada zaman pemerintahan Bani Umayyah dan Abasiyyah. Para penyair besar seperti Umar bin Abi Rabi’ah, Al-Farazdi, Ibnu Ruqiyat dan Abu Nawas, membuat puisi tentang kebanggaan mereka atas agama dan mengagungkan Tuhan . Abu nawas merupakan seorang penyair besar pada zaman dinasti Abbasiyyah (750 M – 1258 M) dengan nama asli Abu Ali al-Hasan bin Hani al-Hakami. Ia dilahirkan di kota Ahvaz di negeri Persia (Iran sekarang) pada tahun 145 H (747 M). merupakan salah satu dari sekian banyaknya penyair Arab yang hidup di zaman Abasiyyah 9. Seorang penyair yang sangat pandai dalam merangkai kata dan fasih dalam berbicara. Salah satu puisinya yang sampai hari ini masih dilantunkan dan masih memiliki pengaruh terhadap umat islam adalah puisi I’tiraf Ilahilas. Puisi I’tira:f Ilahilas karangan Abu Nawas menggambarkan seorang hamba yang penuh dosa dan hampir mati sedang merayu tuhannya agar memperkenankannya masuk ke dalam surga dan mau mengampuni segala dosanya yang banyak. Dalam puisi ini Abu Nawas menyatakan maksudnya dengan beberapa majaz dan lawan kata yang hampir dipakai di setiap bait puisinya berlandaskan teori ilmu bahasa arab. Bahasa Arab memiliki 14 cabang ilmu bahasa Arab atau yang sering disebut dengan Ulumul Arabiyyah ‘ilmu-ilmu bahasa Arab’. Beberapa ilmu tersebut akan mempermudah seorang sastrawan ataupun kritikus untuk menilai suatu prosa maupun puisi Arab. Menilai kebenaran, keselarasan dan keindahan susunan kata beserta maknanya.
9
,M. Abdul Mujieb. Syaf’ah. H. Ahmad Ismail M. (2009). Ensiklopedia Tasawuf Imam al Ghazali. Jakarta: Penerbit Hikam. Hlm 62
9 Puisi I'tiraf ..., Ai Zakiyah, FIB UI, 2014
Tinjauan Referensi ‘ULU:MUL ‘ARABIYYAH : SEBAGAI TOLAK UKUR KEINDAHAN PROSA DAN PUISI ARAB
‘Ulu:mul ‘arabiyyah dalam bahasa Indonesia berarti ilmu-ilmu bahasa Arab. ‘Ulu:mul ‘arabiyyah merupakan ilmu-ilmu yang mempelajari bahasa, gramatika, retorika dan tata bahasa Arab, terdiri dari empat kategori ilmu bahasa10, yaitu : 1. Ilmu insya. Ilmu Insya merupakan cabang ilmu yang membahas tentang bagaimana seseorang dapat berbicara, menulis, membaca bahasa Arab dengan benar. Ilmu ini mencakup Ilmu kitabah ‘menulis’, ilmu muhadasah ‘ilmu bercakap-cakap’, dan ilmu qira’ah ‘membaca’. 2. Ilmu lughah. Ilmu lughah ‘bahasa’ merupakan klasifikasi ilmu yang membahas tentang gramatika bahasa Arab. Ilmu gramatika bahasa Arab mencakup ilmu nahwu ‘sintaksis’, ilmu sharaf ‘morfologi’, dan ilmu miftahul mu’jam ‘ tekhnik membuka kamus bahasa Arab’. 3. Ilmu balaghah. Ilmu balagah atau dalam istilah linguistik disebut dengan ilmu retorika bahasa Arab, terdiri dari tiga cabang ilmu yang saling berkaitan antara satu sama lain, yaitu : ilmu baya:an, ilmu ma’a:ni dan ilmu badi:’. 4. Ilmu sya’ir. Ilmu puisi merupakan ilmu yang digunakan untuk menganalisis puisi, ilmu ini terdiri dari ilmu ‘aruudh, ilmu qardus si’ri dan ilmu qawafi:. Dari keempat cabang ilmu diatas, penulis hanya akan mengambil dua klasifikasi ilmu bahasa Arab dalam menganalisis puisi I’tira:f Abu Nawas. Kedua klasifikasi ilmu tersebut adalah, ilmu retorika dan ilmu analisis puisi. Kedua ilmu tersebut dianggap dapat mendukung penulis dalam menganalisis suatu karya sastra bebentuk puisi, dikarenakan kedua ilmu tersebut membahas tentang keindahan struktur dan diksi pada suatu karya sastra khususnya berupa puisi Arab klasik.
10
Ahmad Zulfiqor. (2011). Skripsi : Analisis Struktur dan Isi Tiga Puisi Nizar Qabrani. Program Study Bahasa Arab, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia. No Panggil : S13176. Tersedia : Perpustakaan Universitas Indonesia.
10 Puisi I'tiraf ..., Ai Zakiyah, FIB UI, 2014
RETORIKA BAHASA ARAB Ilmu ma’ani. Ilmu ma’ani adalah ilmu yang membahas bagaimana menempatkan suatu perkataan dalam suatu keadaan11. Unsur yang terkandung didalam ilmu ma’a:ni adalah khabar ‘kabar’ dan insya ‘karangan’. Khabar merupakan suatu ungkapan yang mengandung kebenaran jika suatu hal diungkapkan benar-benar terjadi dan mengandung kebohongan jika suatu yang diungkapkan tidak terlaksana. Insya merupakan suatu ungkapan yang tidak mengandung kebenaran dan kebohongan karena insya merupakan ungkapan yang sifatnya imajinasi dan tidak perlu dipercaya. Insya terbagi menjadi dua macam, Insya thalabi:12 dan Insya ghairu thalabi:13. Yang termasuk kedalam kategori Insya thalabi: adalah amr ‘perintah’, nahyi ‘larangan’, istifha:m ‘pertanyaan’, nida: ‘seruan’ dan tamanni ‘angan-angan atau suatu pengharapan yang tidak mungkin terjadi’14.
Ilmu baya:n. Menurut Dr. Maman Lesmana dalam bukunya yang berjudul Kritik Sastra Arab dan Islam, al-baya:n merupakan ungkapan yang indah, balig ‘sampai kepada pembaca karena sesuai dengan kondisi dan situasi pembaca’ berkesan dan menggambarkan makna dengan gambaran yang jelas dengan cara yang paling dekat15. Unsur-unsur yang terkandung didalam ilmu baya:n adalah al-uslu:b, at-tasybih, al-majaz, al-kina:ya16.
11
Gufran Zibni Alim. (1997) Al-Balaghotu fi Ilmil Ma’ani. Ponorogo : Darus Salam Gontor. Hal 4 Merupakan suatu ungkapan yang didalamnya terdapat kata permohonan atau kehendak. (Gufran Zibni Alim. (1997) Al-Balaghotu fi Ilmil Ma’ani. Ponorogo : Darus Salam Gontor. Hal 9) 13 Merupakan suatu ungkapan yang didalamnya tidak terdapat kata permohonan atau kehendak. (Gufran Zibni Alim. (1997) Al-Balaghotu fi Ilmil Ma’ani. Ponorogo : Darus Salam Gontor. Hal 9) 14 Gufran Zibni Alim. (1997) Al-Balaghotu fi Ilmil Ma’ani. Ponorogo : Darus Salam Gontor. Hal 4-15 15 Maman Lesmana. (2010). Kritik Sastra Arab dan Islam. Depok : Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia. Hal 130 16 Al-Kinaya: pengucapan suatu ungkapan, akan tetapi yang dimaksud adalah kelanjutan pengertian dan boleh pengertian semula. bertujuan untuk memberikan gambaran yang lebih jelas, menjelaskan sesuatu yang buruk dengan seburuk-buruknya, mengindahkan Sesutu dengan seindah-indahnya. Menggunakan pilihan kata yang tepat dan indah. (Ali Jarim dan Mustafa Amin. (1951). Al-Balaghah al Wadihah. Libanon : Dar al ma’a:rifat. Hal 20) 12
11 Puisi I'tiraf ..., Ai Zakiyah, FIB UI, 2014
Al-Uslu:b adalah cara yang diikuti dan dipakai oleh seseorang untuk menyampaikan apa yang dirasakannya dan apa yang terdapat dalam pikirannya (Gufran Zibni Alim. Al-Balaghotu fi Ilmil Baya:n. 1997: 6-10).
Al-Uslu:b terbagi menjadi dua macam, 1. al-uslu:b adabi: yaitu penyampaian suatu ide kedalam kata-kata atau tulisan yang sifatnya sastra, dengan kata-kata kiasan dan menggunakan diksi yang indah dengan makna tersirat 2. al-uslu:b ‘ilmi: adalah cara seseorang untunk mengunggkapkan apa yang ia rasakan dan ia pikirkan dengan bahasa yang lebih ilmiah, tidak mengandung kiasan, dan segalanya tersurat17. At-Tasyibh ‘perumpamaan’ adalah mengumpamakan sesuatu dengan sesuatu yang lain18. Unsur-unsur at-tasybih ada empat, yaitu : al-musyabbah ‘yang diumpamakan’, al-musyabbabih ‘yang menjadi perumpamaan, ada:tu tasybih ‘partikel yang dipakai dalam mengumpamakan’ dan wajhu syibhi ‘aspek yang mejadi tolak ukur antara yang diumpamakan dan yang menjadi perumpamaan’19. Al-Maja:z dalam ilmu baya:n sama halnya dengan majas dalam istilah bahasa Indonesia, al-maja:z atau mazas merupakan suatu kata atau ungkapan yang digunakan seseorang untuk arti yang bukan sebenarnya20. Ilmu badi:’. Ilmu badi:’ merupakan ilmu yang mempelajari tentang bagaimana memperindah suatu ungkapan baik berdasarkan makna ataupun ungkapannya21. Terdapat dua unsur yang dibahas dalam ilmu badi:’, yaitu : muhsinati lafdziyya ‘memperindah sebuah ungkapan’ dan muhsinatil maknawiyya ‘memperindah makna ungakapan’. Tiba:q merupakan salah satu bagian dari muhsinati maknawiyya yang menggabungkan dua kata berlawanan dalam satu ungkapan22.
17
Gufran Zibni Alim. (1997) Al-Balaghotu fi Ilmil Ma’ani. Ponorogo : Darus Salam Gontor. Hal 4-15 Maman Lesmana. (2010). Kritik Sastra Arab dan Islam. Depok : Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia. Hal 133-134 19 Ali Jarim dan Mustafa Amin. (1951). Al-Balaghah al Wadihah. Libanon : Dar al ma’a:rifat. Hal 20 20 Maman Lesmana. (2010). Kritik Sastra Arab dan Islam. Depok : Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia. Hal 130-134 21 Maman Lesmana. (2010). Kritik Sastra Arab dan Islam. Depok : Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia. Hal 143 22 Syaikh Ahmad Hasyim. (1999). Jawahirul balaghah fi : ‘anwanul kitabi ma’a:ni wal baya:n wal badi’i:. Bairut : Maktabah ‘Ashriyyah. Hal 300-316 18
12 Puisi I'tiraf ..., Ai Zakiyah, FIB UI, 2014
ILMU PUISI Ilmu Aruudh Ilmu aruudh adalah ilmu yang mempelajari tentang pola tertentu untuk menentukan pola dalam suatu bait puisi. Unsur-unsur yang terkandung didalam ilmu aruudh adalah khat aruudh yaitu tulisan abjab bahasa Arab dari suatu ungkapan sesuai dengan apa yang diucapkan. tafa’il adalah penggalan dua sampai lima huruf hidup dan vokal dalam suatu kata, sedangkan taf’illa adalah gabungan dari tafa’il sehingga membentuk suatu pola tertentu, sehingga kumpulan taf’illa dalam suatu bait membentuk bahar23. Bahar seringkali ditemukan pada puisi arab klasik, bahar digunakan untuk menglasifikasikan suatu puisi arab berdasarkan pola. Bahar dalam ilmu aruudh terbagi menjadi dua, bahar humasiyya dan bahar suba’iyya. Bahar humasiyyah merupakan kumpulan taf’illah yang terdiri dari lima huruf gabungan antara huruf hidup dan vokal ‘0//0/’ sedangkan bahar suba’iyyah terdiri dari tujuh huruf gabungan ‘0/0//0/’ atau ‘0///0//’.
Ilmu Qawafi Ilmu qawafi adalah ilmu yang membahas kata yang terdapat diujung bait puisi, terdiri dari vokal panjang yang tersirat diakhir kata sampai dengan kosonan hidup24 sebelum konsonan mati25. Huruf-huruf yang terdapat dalam ilmu qawafi yaitu rawi, ta’sis, ridif, wasal, khuruj, harf dakhil. Rawi merupakan konsonan yang terdapat di akhir bait, ta’sis adalah huruf vokal panjang alif yang antara huruf rawi tersebut terdapat satu konsonan, sedangkan konsonan yang terletak diantara konsonan rawi dan ta’sis disebut dengan konsonan dakhil, dan jika sebelum rawi terdapat hurup vokal panjang, maka vokal panjang tersebut dinamai huruf ridif. Jika huruf pada akhir bait merupakan vokal panjang, maka huruf tersebut disebut dengan huruf wasal, dan disebut huruf khuruj jika konsonan pada akhir kata diujung bait adalah huruf ح//ha//26.
23
Pola bait puisi (file.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND.../Ilmu_'Arudh.pdf. hlm. 25(diunduh pada 29 Oktober 2012) 24 Konsonan hidup merupakan suatu fonem yang terdiri dari konsonan dan vokal pendek 25 Konsonan mati atau huruf mati merupakan konsonan tanpa vokal pendek maupun panjang. 26 file.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND.../Ilmu_'Arudh.pdf. hlm. 76-77 (diunduh pada 29 Oktober 2012)
13 Puisi I'tiraf ..., Ai Zakiyah, FIB UI, 2014
Ilmu qhardus syi’ri Ilmu pengetahuan tentang karangan yang berirama (lirik), dengan tekanan suara yang tertentu. Ilmu qhardus syi’ri mempelajari tentang bagaimana cara seseorang melafalkan suatu puisi dengan nada yang pas dan indah27.
Metode Penulisan dan Penelitian Metode pembahasan yang digunakan untuk meneliti syair I’tira:f Abu Nawas adalah metode deskritif analisis dengan mengkaji beberapa referensi yang berkaitan, untuk disusun ulang berdasarkan cara pandang penulis. Penelitian ini dilakukan penulis dengan mengenali dan memahami syair bahasa arab serta Ulumul Arrabiyyah yang diaplikasikan dalam pembuatan syair I’tira:f dan mengamati serta mengklasifikasikan setiap kata berdasarkan ilmu puisi dan ilmu retorika.
Pembahasan
ANALISIS BENTUK DAN MAKNA BERDASARKAN ILMU PUISI DAN RETORIKA BAHASA ARAB Puisi I’tira:f Ila:hilas karangan Abu Nawas
َو َال َأ ْق َوى عَ َىل إلنَّ ِار إجل َ ِح ْ ِي فَاه ََّك غَا ِف ُر إ َّذله ِْب إل َع ِظ ْ ِي ِ ِفَي َْب ِيل ث َْوب َ ًة ََيذ َإإجل َ َالل َِو َذه ِْيب َزئِ ٌد َل ْي َف ْإح ِت َمال 27
# إليِي ل َ ْس ُت ِللْ ِف ْرد َْو ِس َأ ْى ًال ِ # فَي َْب ِيل ث َْوب َ ًة َوإ ْغ ِف ْر ُذه ُْو ِب #
ُِذه ُْو ِب ِمث ُْل َأعْدَ إ ِد إل ّ ِر َمال
#
ِّ ُ َو ُ ُْع ِري َنَ ِق ٌص ِيف ك ي َ ْو ٍم
file.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND.../Ilmu_'Arudh.pdf. hlm. 1-2 (diunduh pada 29 Oktober 2012)
14 Puisi I'tiraf ..., Ai Zakiyah, FIB UI, 2014
َُم ِق ًّرإ ِِب ُّذله ُْو ِب َوقَدْ َدعَاك
#
َفَا ْن ث َْط ُر ْد فَ َم ْن نَ ْر ُجو ِس َوإك ِ
#
َإليِي َع ْبدُ كَ إل َع ِاِص َأَتَ ك ِ َوإ ْن ثَ ْغ ِف ْر فَأَه َْت ِ َذلإ َأ ْى ٌل ِ
//ilahi: lastu lilfirdausi ahla:n
#
wa la: aqwa: ‘alan na:ril jahi:mi//
//fahabli: taubatan wa:gfir dzunu:bi :
#
fainnaka gha:firu dzanbi al ‘adzi:mi//
//dzunubi: mistlu a’da:dir rima:li
#
fahabli: taubatan ya: dza:l jala:li//
//wa ‘umri na:qisun fi: kulli yauminn
#
wa dzanbi: zaidun kaifah tima:li//
//ila:hi: ‘abdukal ‘a:shi: ata:ka
#
muqirran bi dzunu:bi wa qad da’a:ka//
//wain tagfir faanta lidza: ahla
#
fain tathrud faman narju: siwa:ka//
Wahai tuhanku! aku bukanlah ahli surga firdaus # sedang aku tak kuat di neraka Maka terimalah taubatku dan ampunilah segala dosaku # karena engkaulah pengampun dosa-dosa besar Dosaku seperti bilangan pepasir # maka berilah aku taubat wahai pemilik keagungan Umurku berkurang setiap hari # sedang dosaku bertambah, bagaimana aku bisa menanggungnya. Wahai, Tuhanku! Hamba Mu yang durhaka telah datang kepada Mu # dengan mengakui segala dosa, dan telah memohon kepada Mu. Maka jika Engkau mengampuni, Engkaulah pemilik ampunan #
akan tetapi jika Engkau
menolak, kepada siapa lagi aku mengharap selain kepada Engkau?
Analisis Makna Puisi Berdasarkan Retorika Bahasa Arab
Bait pertama
َو َال َأ ْق َوى عَ َىل إلنَّ ِار إجل َ ِح ْ ِي //ilahi: lastu lilfirdausi ahla:n
#
# إليِي ل َ ْس ُت ِللْ ِف ْرد َْو ِس َأ ْى ًال ِ
wa la: aqwa: ‘ala an na:ril jahi:mi//
Kedua kata yang dicetak tebal pada bait pertama puisi memiliki makna yang berlawanan. Kata ِس ِ فِ ْرد َْو//firdaus// ‘surga firdaus’ dan لنَّار//nar// ‘neraka’, menunjukan bahwa secara maknawi, bait pertama puisi karangan Abu Nawas tersebut tergolong kedalam ungkapan tiba:q.
15 Puisi I'tiraf ..., Ai Zakiyah, FIB UI, 2014
Pada bait ini, Abu Nawas menggunakan kata ض ِِ ْ فِسْ دَو//firdaus// ‘surga firdaus’ untuk menggambarkan surga, bukan kata
جٌة//janna// ‘surga’ yang memiliki arti setara dengan kata
لنَّار//nar// ‘neraka’. Jika dianalisis dari sudut makna, kata ض ِِ ْ فِسْ دَو//firdaus// yang digunakan dalam puisi puisi tersebut itu bukanlah syurga secara umum, namun secara khusus yaitu syurga firdaus. Dalam salah satu hadist rosul disebutkan bahwa terdapat banyak sekali tingakatan syurga. Dan salah satunya adalah syurga firdaus, syurga yang berada di tengah-tengah syurga dan Arsy Allah dan merupakan syurga tertinggi.
ِ َّ ِلل إَّلل َما ِ ِإَّلل ِللْ ُم َجا ِى ِد َين ِيف َس ُ َّ قَا َل ُم َح َّمدُ ْب ُن فُلَ ْي ٍح َع ْن َأبِي ِو َوفَ ْوقَ ُو َع ْر ُش َّإلر ْ َْح ِن إ َّن ِيف إلْ َجنَّ ِة ِمائ َ َة د ََر َج ٍة أَعَ َّدىَا ِ إَّلل فَ ْاسأَلُو ُه إلْ ِف ْرد َْو َس فَاه َّ ُو َأ ْو َسطُ إلْ َجنَّ ِة َو َأ ْع َىل إلْ َجنَّ ِة ُأ َرإ ُه فَ ْوقَ ُو َ َّ إلس َما ِء َو ْ َإْل ْر ِض فَا َذإ َسأَلْ ُ ُُت َّ ب َ ْ َْي إدلَّ َر َجتَ ْ ِْي َ َمَك ب َ ْ َْي ِ ِ َع ْر ُش َّإلر ْ َْح ِن َو ِمنْ ُو ثَ َف َّج ُر َأْنْ َ ُار إلْ َجنَّ ِة //qa:la Muhammadu bnu fulaihin ‘an abi:hi wa fauqohu ‘arsyur rahmani inna fi:l jannati miata darajatin a’adaha: llahu lilmuja:hidi:na fi: sabi:lillahi ma: baina darajataini kama: bainas sama:I wal ardhi faidza: saaltumu llaha fa:s alu:hul firdausa fainnahu awsathul jannati wa a’lal jannati ara:hu fauqohu ‘arsyur rahmani wa minhu tafajjaru anha:rul jannati// "Sesungguhnya di surga itu ada seratus derajat (kedudukan) yang Allah menyediakannya buat para mujahid di jalan Allah dimana jarak antara dua derajat seperti jarak antara langit dan bumi. Untuk itu bila kalian minta kepada Allah maka mintalah surga firdaus karena dia adalah tengahnya surga dan yang paling tinggi. Aku pernah diperlihatkan bahwa diatas firdaus itu adalah singgasanannya Allah Yang Maha Pemurah dimana darinya mengalir sungai-sungai surga" [HR Bukhari: 2581] Ini artinya Abu Nawas selaku pengarang puisi masih berharap bahwa Allah masih berkenan untuk menempatkannya di salah satu syurga –Nya. Walau bukan syurga firdaus. Berkebalikan dengan larik kedua,
ً ِالنَّا ِِر ِال َج ِحُْن َِ لَ ِأَ ْق َىي ِعَل ِ َو//wala: aqwa: ‘alan naril
jahi:mi// ‘sedang aku tidak kuat di neraka’. Pada larik ini Abu Nawas menggunakan kata ِاز ِ ٌَّال //an-na:r// yang berarti neraka secara umum, bukan secara khusus. Dari pemilihan diksi diatas sudah jelas bahwa Abu Nawas sama sekali tidak ingin masuk ke neraka. Dan ia hanya mengharapkan syurga walau bukan syurga firdaus. 16 Puisi I'tiraf ..., Ai Zakiyah, FIB UI, 2014
Bait kedua
//fahabli: taubatan wa:gfir dzunu :bi : #
فَاه ََّك غَا ِف ُر إ َّذله ِْب إل َع ِظ ْ ِي# فَي َْب ِيل ث َْوب َ ًة َوإ ْغ ِف ْر ُذه ُْو ِب ِ fainnaka gha:firu dzanbi al ‘adzi :mi//
Diawal larik pertama Abu Nawas menuliskan kata ٍِِل ِ ْ فَهَة//fahabli:// ‘terimalah aku’ merupakan bentuk dari kata perintah. Larik ini tergolong kedalam insya thalabi: bagian ‘amr ‘perintah’. Kata perintah dalam larik diatas bukan semata-mata memerintah tuhan agar mengampuni dosa sang pengarang puisi. namun kata tersebut bertujuan untuk permohonan.
Bait ketiga
ِفَي َْب ِيل ث َْوب َ ًة ََيذ َإإجل َ َالل //dzunubi: mistlu a’da:dir rima :li
#
ُِذه ُْو ِب ِمثْ ُل أَعْدَ إ ِد إل ّ ِر َمال
# fahabli: taubatan ya: dza:l jala:li//
Larik pertama dibait ketiga secara retorika digolongkan kedalam tasybi:h mujma:l28, karena didalam susunan larik tersebut terdapat tiga unsur tasybi:h ‘perumpamaan’ yaitu : kata ٍِت ُِ ِه ْث//misla//‘sepeti’ sebagai ِ ْ ُذًُى//dzunu:bi//‘dosaku’ sebagai kata yang diumpamakan, ل perumpamaan dan أَ ْعدَا ِدِال ِّس َهال//a’dadi rima:li// ‘bilangan pasir’ sebagai aspek yang menjadi tolak ukur perumpamaan.
Bait keempat
َِو َذه ِْيب َزئِ ٌد لَ ْي َف ْإح ِت َمال
#
//wa ‘umri na:qisun fi: kulli yauminn # wa dzanbi: zaidun kaifah tima:li//
ِّ ُ َو ُ ُْع ِري َنَ ِق ٌص ِيف ك ي َ ْو ٍم
kata ص ِ ِ ًَاق//na:qis//‘sesuatu yang berkurang’ dan kata َشئِ ِد//zaidun//‘sesuatu yang bertambah’. Kedua kata tersebut merupakan subjek pelaku verba. Abu Nawas menggunakan kata ِ ًَاقِص//na:qis// untuk menerangkan ٌ ُع ْو ِس//’umri:// ‘umurku’ yang berkurang dan kata ِشَ ئِد //zaidun// untuk menerangkan kata ْيب ِ َذه//zanbi:// ‘dosaku’ yang bertambah.
28
Suatu kalimat perumpamaan yang dimana didalam kalimat tersebut hanya ada tiga dari empat unsur perumpamaan, yaitu: kata yang diumpakan, kata perumpamaan dan aspek yang dijadikan tolak ukur perumpamaan. Ali Jarim dan Mustafa Amin. (1951). Al-Balaghah al Wadihah. Libanon : Dar al ma’a:rifat. Hal 25
17 Puisi I'tiraf ..., Ai Zakiyah, FIB UI, 2014
Penggunakaan nomina pelaku pada kata ِ ًَاقِص//na:qis//‘sesuatu yang berkurang’ dan kata ِ شَ ئِد//zaidun//‘sesuatu yang bertambah’ memberikan kesan makna yang lebih dalam. nomina pelaku yang digunakan untuk umur dan dosa mengukuhkan bahwa umur dan dosa itu selalu berkurang dan bertambah secara berkelanjutan atau terus menerus. Beda halnya jika Abu Nawas menggunakan verba setelah kata umur dan dosa. عوسيٌَِقص //umri yanqushu//‘umur berkurang’ dan ذًثًَِصَد//zanbi yazi:du//‘dosaku bertambah’. Penggunaan kata ٌَقص//yanqushu// dan َصَد//yazi:du// menunjukan kesan bahwa kata umur dan dosa hanya mengalami pengurangan dan penambahan satu kali saja dan tidak bersifat berkesinambungan.
Bait kelima
//ila:hi: ‘abdukal ‘a:shi: ata:ka
#
ُم ِق ًّرإ ِِب ُّذله ُْو ِب َوقَدْ َدعَاك# َإليِي َع ْبدُ كَ إل َع ِاِص َأَتَ ك ِ muqirran bi dzunu:bi wa qad da’a:ka//
Pada bait ini dalam pengungkapan ‘dia datang kepada Mu’ pada larik pertama bair kelima , abu nawas tidak menggunakan kata أتاإلُل//ata: ilayka// ‘dia laki-laki telah datang kepada Mu’, namun menggunakan kata ِك َ أَتَا//ata:ka// ‘dia laki-laki telah datang kepada Mu’. Jika dilihat dari sisi penerjemahan, kedua kata tersebut memilki makna yang sama, namun untuk kekuatan arti, kata َِ أَتَاك//ata:ka// memiliki makna yang lebih tegas dan menyakinkan. Kata ِك َ أَتَا//ata:ka// memiliki kesan bahwa sesungguhnya sang penyair hanya dan benarbenar menuju satu hal yang dituju sehingga tidak ada lagi hal dituju, yaitu ia benar-benar datang kepada Allah. Berbeda maknanya jika sang penyair menambahkan partikel ٍ إل//la;// ‘ke’ pada kalimat أتاإلُل. Partikel ٍ إل//la;// ‘ke’ menandakan bahwa sang penyair tidak hanya datang kepada Mu (Allah) akan tetapi ia juga datang kepada sesuatu yang lain. Sama hal nya dengan kalimat ك َِ َدعَا//da’a:ka// ‘dia laki-laki hanya memohon kepada Mu’ .
Bait keenam
//wain tagfir faanta lidza: ahla
َفَا ْن ث َْط ُر ْد فَ َم ْن نَ ْر ُجو ِس َوإك ِ
#
# fain tathrud faman narju: siwa:ka//
َوإ ْن ثَ ْغ ِف ْر فَأَه َْت ِ َذلإ َأ ْى ٌل ِ
ْ ت//tathrud// ‘menolak’ merupakan dua Kata ِْ تَ ْغفِس//tagfir// ‘menerima ampunan’ dan َِط ُس ْد verba yang saling berlawanan, sehingga bait keenam dalam puisi I’tira:f tergolong kedalam tiba:q. 18 Puisi I'tiraf ..., Ai Zakiyah, FIB UI, 2014
Analisis Struktur Puisi Berdasarkan Ilmu Puisi Analisis Struktur Puisi Berdasarkan Ilmu ‘Aruudh
ِBait pertama
إليِي لَ ْس ُت ِللْ ِف ْرد َْو ِس َأ ْى ًال ِ
َو َال َأ ْق َوى عَ َىل إلنَّ ِار إجل َ ِح ْ ِي
إ ل إ ه ي ل ْس ُت لِ ْل ف ر َد ْو ِس َأ هْ ًل ن ِ 0/0/0//
0/0/0//
0/0//
هفاعُليِِِِِِِِِِِِهفاعُليِِِِِِِِِِِِِِِِفعىليِِِ
َو ل إ أ ق و ى َع ل ن ن إ ِر ل ج ح ي م ي 0/0/0//
0/0//
0/0/0//
هفاعُليِِِِِِِِِِِِهفاعُليِِِِِِِِِِِِِِِِفعىليِِِ
Bait kedua
فَاه ََّك غَا ِف ُر إ َّذله ِْب إل َع ِظ ْي ِ
فَي َْب ِيل ث َْوب َ ًة َوإ ْغ ِف ْر ُذه ُْو ِب َف ه ْب ل ِي َت ْو َب ًة ن و ْغ ِف ْر ذ ن ْو ب ِي
َف إ ن ن كَ َغ إ ف ر ذ َّذ ْن ب ل َع ِظ ي ْم ي ِ
0/0//
0/0//
0/0/0//
0/0/0//
هفاعُليِِِِِِِِِِِِهفاعُليِِِِِِِِِِِِِِِِفعىليِِِ
0///0//
0/0/0//
هفاعلتيِِِِِِِِِِِِهفاعُليِِِِِِِِِِِِِِِِفعىليِِِ
Bait ketiga
ُذه ُْو ِب ِمث ُْل َأ ْعدَ إ ِد إل ّ ِر َمالِ
فَي َْب ِيل ث َْوب َ ًة ََيذ َإإجلَ َاللِ
ُذ ُن ْو ب ِي ِم ْث ُل َأ ْع َد إ ِد ر ِر َم إ لِ ي
َف َه ْب ل ِي َت ْو َب ة ن ي إ ذ ل ج ل إ لِ ي
0/0/0//
0/0/0//
0/0//
هفاعُليِِِِِِِِِِِِهفاعُليِِِِِِِِِِِِِِِِفعىليِِِ
0/0/0//
0/0//
0/0/0//
هفاعُليِِِِِِِِِِِِهفاعُليِِِِِِِِِِِِِِِِفعىليِِِ Bait keempat
َو َذه ِْيب َزئِ ٌد َل ْي َف إ ْح ِت َمال
َو ُ ُْع ِري َنَ ِق ٌص ِيف ُ ِّ ك ي َ ْو ٍم َو ُع ْم ِر ي َن إ ِق ص ن ف ِي كُ ل ل ي ْو م ن
َو َذ ْن ب ِي َز ئِ د ن كَ ْي َف ْح ِت َم إ ل ي
0/0//
0/0//
0/0/0//
0/0/0//
هفاعُليِِِِِِِِِِِِهفاعُليِِِِِِِِِِِِِِِِفعىليِِِ
0/0//
0/0/0//
فعىليِِِِِِِِِِِِِِهفاعُليِِِِِِِِِِِِِِِِفعىليِِِ
19 Puisi I'tiraf ..., Ai Zakiyah, FIB UI, 2014
Bait kelima
َُم ِق ًّرإ ِِب ُّذله ُْو ِب َوقَ ْد َدعَاك
َإليِي َع ْبدُ كَ إل َع ِاِص َأَتَ ك ِ
ُم ِق ر ر ن ب ذ ذ ُن ْو ِب َو َق ْد َد َع إ كَ إ
إ ل إ ه ِي َع ْب ُد كَ ل َع إ ص ِي أ ت َإ كَ إ ِ
0/0// فعىلي
0///0//
0/0/0//
ِِ هفاعُلي
هفاعلتي
0/0//
0/0/0//
0/0/0//
ِِِهفاعُليِِِِِِِِِِِِهفاعُليِِِِِِِِِِِِِِِِفعىلي
Bait keenam
َفَا ْن ث َْط ُر ْد فَ َم ْن نَ ْر ُجو ِس َوإك ِ
َف إ ْن َت ْط ُر د َف َم ْن َن ْر ُج و ِس َو إ كَ إ ِ 0/0//
0///0//
فعىلي
0/0/0//
ِِِِِهفاعُلي ِِِِِِِِِِِ هفاعلتي
َوإ ْن ثَ ْغ ِف ْر فَأَه َْت ِ َذلإ َأ ْى ٌل ِ
َو إ ْن َت ْغ ِف ْر َف َأ ْن َت لِ َذ إ أَ هْ ٌل ن ِ ِِِ0/0/ ِِِفاعى
0///0// ِ
هفاعلتي
0/0/0// ِِِِِِِِِِ ِِِِِهفاعُلي
Analisis Rima Akhir Puisi Berdasarkan Ilmu Qawafi
Kesesuaian bunyi akhir pada suatu puisi dapat menambah tinggi nilai terhadap suatu karya sastra khususnya puisi Arab. Para penyair Arab sangat memperhatikan kesesuaian bunyi akhir pada puisi-puisi mereka. Walau tidak semua akhir kata dari suatu bait sama secara keseluruhan dengan bait sebelum dan sesudahnya. Seperti yang terdapat dalam puisi ini, puisi I’tira:f Abu Nawas memiliki rima yang tidak sama secara keseluruhan bait puisi namun hanya memilki kesesuaian bunyi akhir antar bait setelahnya.
Bait pertama dan kedua memilki rima م//mim// ازِال َج ِحُ ِِْن ِِ ًٌَِّال َِ لَِأَ ْق َىيِعَل ِ َو //Wala: aqwa: ‘alan na:ril jahi:mi//
20 Puisi I'tiraf ..., Ai Zakiyah, FIB UI, 2014
ِةِال َع ِظُ ِْن ِِ ًْ فإًَِّلَِِغَافِ ُِسِال َّر //Fainnaka ga:firuz zanbil ‘adi:mi// Dua bait pertama pada puisi tersebut di akhiri oleh huruf م//mim// yang berasal dari kata ِالج ِحُ ِْن ِِ ٌَّ ال//na:ril jahi:m//‘neraka yang pedih’ dan ة ِال َع ِظُ ِِْن ِِ ًْ ال َّر//zanbil ‘adi:mi//‘dosa yang َ ِ از banyak’. Penulis beranggapan bahwa kata از ِال َج ِحُ ِِْن ِِ ٌَّ لpada bait pertama sangat seimbang dengan kata ِة ِال َع ِظُ ِْن ِِ ًْ ال َّر. Yang mana, jika ada seseorang yang memilki dosa yang sangat besar maka imbalannya adalah neraka yang sangat pedih. Berdasarkan ilmu Qawa:fi, kata حُ ِِْن ِِ ال َج//al jahi:m// dan ِن ِِ ُْ ال َع ِظ//al ‘adzi:m// terdiri dari satu konsonan hidup yang diapit oleh dua huruf matiِ ٌِِْ ( ٌْ ِِم0/0//0 ). Huruf ٌِْ //ya// dari kata الج ِحُ ِِْن َ //al jahi:m// dan kata ِ ال َع ِظُ ِْن//al ‘adzi:m// mempunyai kedudukan sebagai huruf Ridfi. Dan kedua huruf م//mim// pada kata ِ ال َج ِح ُْ ِن//al jahi:m// dan ال َع ِظُْن//al ‘adzi:m// sebagai huruf Ra:wi:. Sehingga akhir bait pada puisi tersebut di golongkan kedalam Qafiyyah al Mutawatir 29.
Bait ketiga dan keempat memilki rima ل//lam// ِلٍِتَىْ تَةََِِاذاَال َجالَ ِل ِِ ِِْفَهَة //Fahabli: taubatan ya: zal jala:li// ِثٍِ َشئِدِِ َمُْفَِِاحْ تِ َوا ِل ِِ ًْ َو َذ //Wa zanbi: zaidun kaifa:h tima:li//
Pada puisi I’tiraf karangan Abu Nawas terdapat dua larik yang berakhiran huruf ل//lam// yaitu pada bait ketiga dan keempat. Rima ل//lam// berasal dari kata ل ِِ َ ال َجال//jala:li// dan ل ِِ احْ تِ َوا //ihtima:li// yang mana keduanya berakhiran kasrah30. Sama seperti kedua bait sebelumnya, bait ketiga dan keempat pada puisi tersebut digolongkan kedalam Qafiyyah al Mutawatir. Huruf qafiyyah pada kata ل ِِ َ] اِلِجِلِاِلِي [ ِال َجال 29
Setiap kata di akhir bait yang di antara kedua huruf matinya terdapat satu huruf file.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND.../Ilmu_'Arudh.pdf. hlm. 84 (diunduh pada 29 Oktober 2012) 30 Kasrah adalah salah satu vokal bahasa Arab yang berbunyi ‘I’
21 Puisi I'tiraf ..., Ai Zakiyah, FIB UI, 2014
hidup
dan ِال ِ ] حِتِمِاِلِي ِ[ حْ تِ َوadalah ٌِ اِلyang mana kedua huruf mati yaitu ِ اdan ٌِ mengapit satu huruf hidup ل. Perbedaan rima antara bait kedua dari kata ال َع ِظُ ِِْن//al’adzi:mi// dan bait ketiga dari kata 31 ِلجالَ ِل َ ا//al jala:li// dalam ilmu Qawa:fi tergolong kedalam Ija:zah . Karena huruf مdari kata
ِ ال َع ِظُ ِْن//al’adzi:mi// dan huruf لdari kata ل ِِ َ ال َجال//al jala:li// merupakan huruf-huruf yang berjauhan makhraj ‘asal bunyi’nya.
Bait kelima dan keenam memilki rima ِك//kaf// ِك َ بِِ َوقَ ْدِِ َدعَا ِ ُْهقِ ّساِِتِال ُّرًُى //Muqirran bizzunu:bi waqad da’a:ka // ْ ىِت َِِِيًَِسْ جُىِ ِس َىاك ِْ َط ُس ْدِِفَ َو ِْ ِ فَإ //Fain tatrud faman narju: siwa:ka //
ِِِِِِِِKata َاك َِ َدع//da’a:ka//‘memanggil–Mu’ dan kata ِك َ ِس َىا//siwa:ka//‘selain –Mu’ pada bait kelima dan keenam memiliki kesamaan rima yaitu huruf كyang berharakah fathah. Kata ك َِ ] دِعِاِكِا [ِ َدعَاdan kata َِ ] ضِوِاِك ا[ ِس َىاكmenunjukan bahwa ada satu huruf hidup ك yang diapit oleh dua huruf mati ِ اdan ا, sehingga kedua bait tersebut digolongkan kedalam Qafiyyah al Mutawatir.
Kesimpulan Puisi I’tiraaf Abu Nawas merupakan puisi arab zaman dinasti abasiyyah yang memiliki nilai spiritual yang tinggi. Puisi ini mengajak kita agar tidak beranggapan pesimis terhadap tuhan karena tuhan akan selalu memaafkan hambanya yang berbuat dosa.
31
Perbedaan pada konsonan di akhir kata pada satu bait dan bait setelahnya, yang mana kedua konsonan tersebut berjauhan sumber keluar bunyinya. file.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND.../Ilmu_'Arudh.pdf. hlm. 87 (diunduh pada 29 Oktober 2012)
22 Puisi I'tiraf ..., Ai Zakiyah, FIB UI, 2014
Dalam penyusunan diksi puisinya, Abu Nawas banyak menggunakan perbandinganperbandingan antara hal positif dan negatif serta menggunakan diksi yang memiliki arti yang mudah dipahami dan memiliki makna yang sangat jelas. Abu Nawas juga menambahkan mazas pada puisinya dan secara ilmu Qafiyyah, Puisi I’tiraaf Abu Nawas digolongkan Qafiyyah al Mutawatir.
Daftar Referensi Buku Alim, Gufran Zibni. (1997) Al-Balaghotu fi Ilmil Baya:n. Ponorogo : Darus Salam Gontor. Alim, Gufran Zibni. (1997) Al-Balaghotu fi Ilmil Ma’ani. Ponorogo : Darus Salam Gontor. Alim, Gufran Zibni. (1997) Al-Balaghotu fi Ilmil Ba:di’. Ponorogo : Darus Salam Gontor. Ali Abu ‘Abbas, Muhammad. (1996). Al I’rabu Maisir : dira:satu fi qawa’idi wal ma’a:ni wal i’ra:b tajma’u baina ashaliyya wal ma’asara. Qahirah : Dar Thala’i Badwi makhtum, Muhammad. (1977). Dirasat Nazhariyyah wa Tathbiqiyyah fi Ilmi alSharfi wa al-Arudh. Cairo Hasyim, Syaikh Ahmad. (1999). Jawahirul balaghah fi : ‘anwanul kitabi ma’a:ni wal baya:n wal badi’i:. Bairut : Maktabah ‘Ashriyyah. Hitti, Philip K. (2002). History Of The Arabs. Jakarta : Pt Serabi Ilmu semesta Imamuddin, Basuni. 2005. Kamus Idiom Arab-Indonesia Pola Aktif. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama Jarim, Ali dan Mustafa Amin. (1951). Al-Balaghah al Wadihah. Libanon : Dar al ma’a:rifat.Lesmana, Maman. (2010). Kritik Sastra Arab dan Islam. Depok : Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia Khafaji, Muhammad Abdul Mun’im. Suwar min al-‘Adab al hadiis. Jilid 2. Dar al Jadid Lesmana, Maman. (2010). Kritik sastra Arab dan Islam. Depok : FIB UI Wargadinata, H. Wildana. Laily Fitriyani. (2008). Sastra Arab dan Lintas Budaya. Malang : UIN Malang Press
Skripsi 23 Puisi I'tiraf ..., Ai Zakiyah, FIB UI, 2014
Rahimah. (2004). Skripsi : Ilmu Balaghah Sebagai Cabang Ilmu Bahasa Arab. Program Study Bahasa Arab, Fakultas sastra Universitas Sumatra Utara. Tersedia : Library.usu.ac.id/download/fs/arab-rahimah4.pdf Rahman. (2008). Skripsi : Unsur Bayaniyah Dalam Drama Arab Modern Fida’ Karya Mahmud Taymur. Program Study Bahasa Arab, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia. No Panggil : S13345. Tersedia : Perpustakaan Universitas Indonesia.
Zulfiqor, Ahmad. (2011). Skripsi : Analisis Struktur dan Isi Tiga Puisi Nizar Qabrani. Program Study Bahasa Arab, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia. No Panggil : S13176. Tersedia : Perpustakaan Universitas Indonesia.
24 Puisi I'tiraf ..., Ai Zakiyah, FIB UI, 2014