UNIVERSITAS INDONESIA
MAKNA BUNGA DALAM PUISI SANYUHWA KARYA KIM SOWOL DAN PUISI KKOT KARYA KIM CHUNSU: ANALISIS RELASI MAKNA DAN MEDAN MAKNA
MAKALAH NON SEMINAR Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Humaniora
NINA TRIANA 1006702664
FAKULTAS ILMU PENGETAHUAN BUDAYA PROGRAM STUDI BAHASA DAN KEBUDAYAAN KOREA DEPOK JANUARI 2015 Universitas Indonesia Makna bunga..., Nina Triana, FIB UI, 2015
Universitas Indonesia Makna bunga..., Nina Triana, FIB UI, 2015
Universitas Indonesia Makna bunga..., Nina Triana, FIB UI, 2015
MAKNA BUNGA DALAM PUISI SANYUHWA KARYA KIM SOWOL DAN PUISI KKOT KARYA KIM CHUNSU: ANALISIS RELASI MAKNA DAN MEDAN MAKNA NINA TRIANA, EVA LATIFAH Program Studi Bahasa dan Kebudayaan Korea, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia, Depok, Indonesia E-mail:
[email protected],
[email protected]
Abstrak Jurnal ini membahas mengenai makna bunga dalam puisi Sanyunhwa hasil karya Kim Sowol dan puisi Kkot yang ditulis oleh Kim Chunsu. Di Korea, ada banyak puisi yang menggunakan kata bunga dalam bahasa puisinya, namun interpretasi makna bunga dalam setiap puisi-puisi tersebut berbeda. Begitu pula dengan kedua puisi ini. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis dan membandingkan makna bunga yang terdapat dalam kedua puisi. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan intrinsik dan ekstrinsik puisi. Hasil dari penelitian ini adalah terdapat perbedaan antara makna bunga dalam kedua puisi terlepas dari perbedaan penulis dan latar belakang waktu penulisan. Dalam puisi Sanyuhwa makna bunga yang dimaksud adalah bunga sebagai tumbuhan namun dalam puisi Kkot, makna bunga yang dimiliki adalah sebagai kiasan. Hasil ini didapatkan berdasarkan analisis dengan menggunakan teori relasi makna dan medan makna. Kata Kunci: Puisi Korea, Sastra Korea, Semantik
Analysis of Flowers Meaning on Kim Sowol’s Sanyuhwa and Kim Chunsu’s Kkot : Semantic relations and Semantic Fields Abstract This paper explains about the meaning of flower in a poetry entitled Sanyuhwa by Kim Sowol and a poetry entitled Kkot written by Kim Chunsu.In Korea, there are many poetries that use „flower‟ word for the lyrics, but with different interpretation in every poetry. So do these two poetries. The purpose of this research is to analyze and compare the meaning of „flower‟ between two poetries. The method of this research is qualitative methods approached with intrinsic and extrinsic theory related to poetry. The result of this result is that there is a difference in the meaning of flower between Sanyuhwa and Kkot regardless both poetries are written by two different poets and both poetries are made from different time. In Sanyuhwa, the meaning of flower is the real flower as a plant but in Kkot, the meaning of flower is only metaphor. The result is from analyze based on semantic relations and semantic fields theory. Keywords: Korean poem, Korean literature, Semantic
Universitas Indonesia Makna bunga..., Nina Triana, FIB UI, 2015
1. Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Menurut KBBI, karya sastra adalah hasil sastra baik berupa puisi, prosa maupun lakon. Sebuah karya sastra merupakan hasil ekspresi dari penciptanya. Begitu juga dengan puisi, Puisi adalah salah satu bentuk kesusasteraan yang mengungkapkan pikiran dan perasaan penyair secara imajinatif dan disusun dengan mengkonsentrasikan semua kekuatan bahasa yakni struktur fisik dan struktur batin atau struktur maknanya (Waluyo, 1995:29). Puisi adalah salah satu jenis karya sastra yang menggunakan bahasa yang lebih padat dibandingkan dengan prosa. Bahasa yang digunakan dalam puisi adalah bahasa sastra. Bahasa sastra adalah bahasa yang dikarang, disusun sedemikian rupa sehingga menghasilkan susun bahasa yang menarik (Sumardi dkk, 1985:2). Dengan perkatan lain, bahasa sastra adalah bahasa yang mampu menimbulkan ketertarikan pembaca terhadap karya sastra tersebut walaupun terkadang sulit untuk memahami dan menginterpretasikan makna yang terkandung di dalamnya. Puisi juga merupakan salah satu jenis karya sastra yang berkembang di Korea. Perkembangan dunia sastra Korea dapat dilihat dari banyaknya puisi yang diterbitkan dari masa ke masa. Puisi selalu berubah-ubah sesuai dengan evolusi selera dan perubahan konsep estetikanya (Riffaterre, 1978). Begitu pula di Korea, puisi selalu mengalami perubahan dan perkembangan dari waktu ke waktu. Puisi-puisi yang diterbitkan itu dibuat sesuai dengan keadaan sosial dan aliran yang masuk ke Korea pada saat itu. Karya sastra Korea yang berbentuk puisi sudah mulai berkembang di Korea sejak zaman sastra Korea klasik. Zaman sastra Korea modern dimulai sejak tahun 1920-an ketika penjajahan Jepang terjadi yang kemudian membawa masuk pengaruh dari dunia luar ke dalam Joseon. Pengaruh-pengaruh tersebut juga membawa berbagai jenis aliran dan paham baru ke dalam dunia kesusasteraan Korea. Dari semua puisi-puisi Korea yang telah diterbitkan itu, banyak puisi yang di dalam bahasanya menggunakan kata “bunga”. Dua diantara puisi-puisi tersebut adalah puisi 산유화 (Sanyuhwa, Flowers on the Mountains)
karya Kim Sowol dan puisi 꽃 (Kkot,
Flower) karya Kim Chunsu. Kedua puisi ini berasal dari tahun yang berbeda sehingga latar Universitas Indonesia Makna bunga..., Nina Triana, FIB UI, 2015
belakang sosial pada saat puisi ini dibuat juga berbeda. Kedua pengarang juga mempunyai aliran puisi yang berbeda. Kim Sowol dengan puisinya Sanyuhwa memiliki aliran romantisme sedangkan Kim Chunsu dengan puisinya yang berjudul Kkot memiliki aliran eksistensialisme. Puisi Sanyuhwa dibuat oleh Kim Sowol dan diterbitkan pada masa penjajahan Jepang yaitu pada tahun 1920-an. Kim Sowol adalah salah satu penyair terkenal Korea yang lahir pada tahun 1902 di Kusong Provinsi Pyeongan Utara, Korea Utara. Kim Sowol memiliki nama asli Kim Jeongsik. Kim Sowol memulai karirnya dalam dunia sastra pertama kali pada tahun 1920 dan banyak menerbitkan karya-karya yang terkenal, diantaranya adalah JindallaeKkot, Nangin eui Bom, Eommaya Nunaya, Sanyuhwa dan sebagainya. Kim Sowol terkenal dengan karya-karyanya yang memiliki aliran romantisme. Puisi Kkot ditulis oleh Kim Chunsu yang lahir pada 25 November 1922 di Tongyeong dan meninggal pada 29 November 2004. Ia pernah menempuh pendidikan di Jurusan Seni Universitas Nihon di Jepang. Ia juga pernah menjadi profesor di Universitas Masan dan Universitas Nasional Kyungpook. Karya-karyanya yang paling terkenal adalah Kkot, Kkoteul Uihan Seosi, Sonyeo dan sebagainya. Kim Chunsu dikenal dengan ciri khas aliran eksistensialisme dan mueuimisi1 yang banyak mempengaruhi karya-karyanya. Dalam karya tulis ini, penulis menganalisis makna kata “bunga” yang terdapat dalam puisi Sanyuhwa karya Kim Sowol dan puisi Kkot karya Kim Chunsu. Kedua puisi merupakan jenis puisi modern yang diterbitkan masing-masing pada tahun 1924 dan tahun 1952. Walaupun kedua puisi tersebut ditulis oleh dua pengarang dan dari dua periode yang berbeda, namun keduanya memiliki persamaan yaitu menggunakan kata “bunga” dalam bahasa puisinya. Penulis mengkaji makna kata bunga dari kedua puisi tersebut berdasarkan realsi makna antarkata dari larik dalam puisi dan menghubungkannya dengan keberadaan kata bunga, serta menganalisis medan makna dari kata bunga yang terdapat dari setiap puisi. Bunga adalah sebuah lambang keindahan. Bunga sering digunakan sebagai hiasan karena dianggap sebagai sesuatu yang dapat menciptakan keindahan. Menurut kamus bahasa KoreaKorea, pengertian 꽃(Kkot, bunga) adalah
1
Kim Chun-su describes his poems as 'poems without a meaning' but in a strict sense, there are no such poems that do not have a meaning. What he means by it, is that his poems take 'subjective conceptions' as its subject and expresses it in a subjective manner. 한국현대문학연구 제 15 집, 2004.6
Universitas Indonesia Makna bunga..., Nina Triana, FIB UI, 2015
꽃[명] ①종자식물의 유성 생식 기관. 모양과 빛깔이 가지각색임. 꽃자루 끝에서 피며, 꽃술과 화피로 나뉨. ②’아름답고 화려한 것’을 비유하여 이르는 말. ③’아름다운 여자’를 비유하여 이르는 말. ④’중요하다고 핵심적인 것’을 비유하여 이르는 말.
Terjemahan: Bunga [N] ① Organ reproduksi tumbuhan berbiji. Bentuk dan warnanya bervariasi. Mekar pada ujung kantung bunga, terbagi menjadi putik dan benang sari serta mahkota bunga. ② Kata yang digunakan untuk mengibaratkan ‟hal yang indah dan permai‟. ③ Kata yang digunakan untuk mengibaratkan „Perempuan cantik‟. ④ Kata yang digunakan untuk mengibaratkan „hal yang penting dan inti‟. Kemudian menurut KBBI, bunga adalah 1 bagian tumbuhan yg akan menjadi buah, biasanya elok warnanya dan harum baunya; kembang: -- mangga; -- rambutan; 2 jenis untuk berbagai-bagai bunga; -- melati; -mawar; 3 gambar hiasan (pd kain, pamor ukiran, dsb); 4 tambahan untuk memperindah: ceritanya itu sudah banyak -- nya; 5 tanda-tanda baik: sudah tampak -- nya bahwa tuntutan kita akan berhasil; 6 ki sesuatu yg dianggap elok (cantik) spt bunga. Dari pengertian di atas, bunga merupakan bagian tumbuhan yang memiliki keindahan bentuk dan warna serta memiliki aroma tersendiri yang dapat digunakan sebagai hiasan untuk memperindah sesuatu. Bunga tidak hanya digunakan secara nyata dalam kehidupan sehari-hari namun juga digunakan untuk memperindah bahasa dari suatu tulisan. Dalam bukunya, Pradopo (1993) menyatakan bahwa dalam puisi, sebuah kata tidak hanya mengandung aspek denotasinya saja, melainkan juga megandung arti tambahan yang ditimbulkan oleh asosiasi-asosiasi yang keluar dari denotasinya. Dari kedua puisi Sanyuhwa dan Kkot akan dianalisis bahwa makna bunga dalam puisi-puisi tersebut tidak hanya mengandung aspek denotasi, namun juga memiliki makna dan aspek-aspek lain yang merupakan hasil pemikiran dan perasaan pengarang. Dibalik makna denotasi tersebut terdapat pesan lain yang terkandung dalam kedua puisi. Penulis akan menganalisis makna bunga dalam kedua puisi secara linguistik dengan menggunakan teori relasi makna dan análisis medan makna yang terdapat dalam ilmu semantik. Sebelumnya sudah terdapat karya sastra mengenali análisis makna bunga dalam puisi Jindallae Universitas Indonesia Makna bunga..., Nina Triana, FIB UI, 2015
Kkot dan Sanyuhwa karya Kim Sowol oleh salah satu mahasiswa Jurusan Bahasa dan Kebudayaan Korea, Universitas Indonesia, namun dalam karya sastra ini penulis meneliti makna bunga dari puisi-puisi tersebut dengan menggunakan teori yang berbeda. Penulis akan membuktikan bahwa terlepas dari latar belakang waktu penulisan serta latar belakang penyairnya, secara semantik makna bunga yang terdapat dalam kedua puisi ini berbeda. Perbedaan ini akan dianalisis berdasarkan relasi makna antarkata dalam puisi serta medan makna kata bunga yang terdapat dalam kedua puisi. 1.2 Masalah Penelitian Masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Apa makna bunga dalam puisi Jindallae Kkot dan Kkot ? 2. Bagaimana perbandingan makna bunga yang terdapat dalam puisi Jindallae Kkot dan Kkot ? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian penulisan adalah sebagai berikut. 1. Untuk mengetahui makna bunga dalam puisi Jindallae Kkot dan Kkot. 2. Untuk mengetahui perbandingan makna bunga yang terdapat dalam puisi Jindallae Kkot dan Kkot. 1.4 Manfaat Penelitian Saat ini sudah ada banyak penelitian tentang sastra Korea khususnya puisi namun masih belum banyak penelitian karya sastra yang menggunakan teori-teori semantik. Oleh karena itu, penulis menganalisis dan membandingkan dua puisi yaitu puisi Sanyuhwa karya Kim Sowol dan puisi Kkot karya Kim Chunsu dengan menggunakan teori-teori semantik berupa analisis relasi makna dan analisis medan makna. Selain itu, pembaca mampu mengetahui lebih dalam lagi mengenai puisi-puisi Korea dan juga dapat mendorong mahasiswa jurusan Bahasa dan Kebudayaan Korea lainnya untuk meneliti karya sastra Korea, terutama puisi. Manfaat yang terakhir adalah penelitian ini menjadi salah satu bukti pengembangan penelitian kesusastraan Korea di Indonesia dan dapat menjadi acuan untuk penelitian puisi selanjutnya.
Universitas Indonesia Makna bunga..., Nina Triana, FIB UI, 2015
2. Metode Penelitian Dalam karya tulis ini penulis menggunakan metode penelitian kualitatif dengan metode deskriptif-induktif yaitu menganalisis data-data dan teori-teori yang berkaitan lalu menarik kesimpulan dari analisis berdasarkan teori dan data tersebut. Pemahaman puisi secara mendalam tidaklah terlepas dari unsur di dalam teks dan di luar teks sehingga pendekatan yang penulis lakukan adalah pendekatan intrinsik dan ekstrinsik. Terdapat empat tahapan yang dilakukan penulis dalam penelitian ini yaitu pengumpulan data, tahap analisis data, penyajian hasil analisis data, dan menarik kesimpulan. 3. Tinjauan Teori Karya tulis ini akan disusun berdasarkan analisis karya sastra dengan menggunakan teoriteori semantik. Semantik adalah istilah yang digunakan untuk bidang linguistik yang mempelajari hubungan antara tanda-tanda linguistik dengan hal-hal yang ditandainya. Atau dengan kata lain, bidang studi dalam linguistik yang mempelajari makna atau arti dalam bahasa (Chaer, 1990:2). Penulis ingin menganalisis makna bunga yang terdapat dalam puisi Sanyuhwa dan Kkot karena secara linguistik makna bunga tersebut berbeda, terlepas dari latar belakang waktu penulisan dan latar belakang penyairnya yang juga berbeda. Penulis akan menggunakan teori semantik dengan membandingkan relasi makna antarkata dalam puisi kemudian menghubungkannya dengan kata bunga, serta menganalisis medan makna kata bunga dalam kedua puisi. Menurut Chaer dalam bukunya, dalam setiap bahasa sering kali ditemui adanya hubungan kemaknaan atau relasi semantik antara sebuah kata atau satuan bahasa lainnya lagi. Hubungan atau relasi kemaknaan ini mungkin menyagkut hal kesamaan makna (sinonimi), kebalikan makna (antonimi atau oposisi), kegandaan makna (polisemi dan ambiguitas), ketercakupan makna (hiponimi), kelainan makna (homonimi), kelebihan makna (redudansi) dan sebagainya (1990:66). Analisis makna relasi makna ini berhubungan dengan teori medan makna. Medan makna merupakan bagian dari sistem semantik bahasa yang menggambarkan bagian dari bidang kebudayaan atau realitas dalam alam semesta tertentu yang direalisasikan oleh seperangkat unsur leksikal yang maknanya berhubungan. Hubungan dengan masalah relasi makna kata secara paradigmatis sesuai dengan ciri referen dan konseptualisasinya, serta juga berhubungan secara internal antara kata yang satu dengan yang lainnya (Aminuddin 1998:109). Universitas Indonesia Makna bunga..., Nina Triana, FIB UI, 2015
Analisis medan makna ini juga mempunyai hubungan yang sangat erat dengan kolokasi. Seperti dikatakan oleh Chaer (1990:161) bahwa kolokasi menunjuk kepada hubungan sintagmatik yang terjadi antara kata-kata atau unsur-unsur leksikalnya. Misalnya, kata-kata layar, perahu, badai ombak dan tenggelam berkolokasi dengan kata laut. Berdasarkan uraian di atas, dapat diperoleh gambaran bahwa suatu kata memiliki beberapa makna dan memiliki kolokasi dengan kata-kata lain sesuai dengan lingkungan tempat kata itu berada. Begitu juga dengan kata bunga yang akan dianalisis dalam dua puisi Sanyuhwa dan Kkot. Berdasarkan jenis makna dan medan maknanya, penulis ingin membuktikan bahwa kata bunga yang terdapat dalam kedua puisi berbeda. 4. Analisis dan Interpretasi Data 4.1 Analisis relasi makna dalam puisi Sanyuhwa 산유화 - 김소월 산에는 꽃 피네 꽃이 피네 갈 봄 여름 없이 꽃이 피네 산에 산에 피는 꽃은 저만치 혼자서 피어 있네 산에서 우는 작은 새요 꽃아 좋아 산에서 사노라네 산에는 꽃 지네 꽃이 지네 갈 봄 여름 없이 꽃이 지네
Hanguk Hyundae Si eui Silche, 2008 hlm 34
Penulis menginterpretasikan makna yang terkandung dari puisi di atas menjadi, pada bait pertama bunga-bunga di gunung sedang bermekaran, dan akan terus bermekaran tanpa Universitas Indonesia Makna bunga..., Nina Triana, FIB UI, 2015
menghiraukan datang dan berlalunya musim semi dan musim panas. Lalu pada Dari setiap bait dalam puisi Sanyuhwa ini terdapat kata bunga yang menunjukkan bahwa penyair ingin menjadikan bunga sebagai ciri khas dari puisinya. Pada bait pertama, penyair mengulang kalimat
꽃이 피네 (Kkot i phi ne, Bunganya mekar) untuk menekankan kembali penggunaan kata bunga dalam puisinya. Kemudian pada bait berikutnya, frasa 산에 (San e, di gunung) juga digunakan berkali-kali untuk menambah unsur rasa alam dalam puisi. Pada bait ketiga juga terjadi pengulangan kata 산에서 (san e so, di gunung) dan pada bait keempat terjadi pengulangan kalimat 꽃이 지네 (Kkot i ji ne, bunganya gugur). Dari kata-kata dalam puisi di atas terdapat beberapa kata yang memiliki relasi makna satu sama lain. Kata 봄 (bom, musim semi) dan 여름 (yeo reum, musim panas) memiliki dua relasi makna yang dapat dijabarkan menjadi relasi makna oposisi majemuk dan relasi makna hiponim dan hipernim. Kata bom dan yeo reum merupakan kata-kata yang menunjukkan nama musim. Musim semi dan musim panas adalah dua musim yang sangat berbeda namun tidak berlawanan secara langsung. Musim semi bisa saja beroposisi dengan musim panas, musim gugur dan musim dingin. Musim panas Musim semi
Musim gugur Musim dingin
Oposisi yang seperti ini disebut dengan oposisi majemuk. Jadi, kata bom beroposisi majemuk dengan kata yeo reum. Relasi makna yang berikutnya adalah hiponim dan hipernim. Bom dan yeo reum secara langsung berhiponim terhadap kata musim. Sebaliknya kata musim berhipernim terhadap kata bom dan yeo reum. Walaupun di dalam puisi tidak terdapat kata musim, namun secara tidak langsung kata musim menunjukkan hubungan antara makna yang terdapat dalam kata bom dan kata yeo reum. Kemudian, jika dihubungkan dengan kata bunga, pada musim semi ada banyak bunga-bunga bermekaran dan kemudian tetap mekar pada musim panas sampai akhirnya akan gugur ketika memasuki musim gugur. Hubungan kata Kkot dengan kata bom dan yeo reum ini menunjukkan bahwa bunga yang merupakan sebuah tumbuhan akan mengikuti siklus alam berupa musim dalam proses pertumbuhannya. Universitas Indonesia Makna bunga..., Nina Triana, FIB UI, 2015
Kata lain yang memiliki relasi makna adalah kata 피네 (phi ne, mekar) dan 지네 (ji ne, gugur). Kedua kata ini memiliki relasi makna antonim atau oposisi. Jika menganalisi berdasarkan arti dalam bahasa Indonesia, kata mekar beroposisi majemuk dengan kata gugur. Alasannya adalah, kata mekar memang berlawanan dengan kata gugur namun juga berlawanan dengan kata kuncup dan layu atau kering. Jadi sebelum bunga mekar, bunga mengalami fase kuncup lalu kemudian setelah mekar lama-kelamaan akan kering dan kemudian gugur. Jadi jika bunga tidak mekar bukan berarti bunga akan gugur. Relasi makna yang seperti ini disebut dengan relasi oposisi majemuk. Akan tetapi jika dianalisis berdasarkan makna kata dalam bahasa Korea, kata
피다 (phi da, mekar) yang merupakan kata dasar dari 피네 (phi ne) beroposisi hubungan dengan kata 지다 (ji da, mekar) yang merupakan kata dasar dari 지네 (ji ne). Alasannya adalah, di dalam bahasa Korea, kata ji da dan kata phi da memiliki hubungan saling melengkapi. Kehadiran kata yang satu karena ada kata yang lain menjadi oposisinya. Pada penggunaan dalam bahasa Korea biasanya jika bunga sudah mekar maka kelanjutannya adalah bunga akan gugur. Bahasa Korea kurang menggunakan kata kuncup, layu ataupun kering. 4.2 Analisis medan makna dan kolokasi dalam puisi Sanyuhwa Puisi Sanyuhwa menggunakan kata Kkot (bunga) dalam setiap baitnya. Berikut akan dipaparkan proses penguraian komponen kata bunga dan medan makna yang dibentuknya dengan kata-kata lain yang terdapat dalam puisi. Kata Kkot (bunga) memiliki komponen kata atau ciri makna sebagai berikut Bunga
[+tumbuhan] [+indah] [+alam]
Dari komponen-komponen ini dapat dilhat bahwa bunga membentuk medan makna dengan kata san (gunung) yang memiliki komponen: Gunung
[+tinggi] [+alam] [+indah]
Universitas Indonesia Makna bunga..., Nina Triana, FIB UI, 2015
Kata Kkot dan san sama-sama berarti bagian dari alam dan memiliki unsur keindahan. Kedua kata ini membentuk medan makna alam dan indah. Kemudian, kata Kkot juga membentuk medan makna dengan 새 (sae, burung). Kata sae (burung) memiliki komponen Burung
[+makhluk hidup] [+hewan] [+alam] [-tumbuhan]
dan kata Kkot (bunga) memiliki komponen kata atau ciri makna [+tumbuhan] [+indah] [+alam]. Dari komponen-komponen ini dapat dilihat bahwa kata sae (burung) dan Kkot (bunga) membentuk medan makna makhluk hidup dan alam. Burung dan bunga sama-sama bagian dari makhluk hidup dan alam, namun burung merupakan bagian dari hewan dan bunga merupakan bagian dari tumbuhan. Kata 봄 (bom, musim semi) dan 여름 (yeo reum, musim panas) juga membentuk medan makna dengan kata Kkot. Kata Kkot (bunga) memiliki komponen kata atau ciri makna [+tumbuhan] [+indah] [+alam]. Kata bom dan yeo reum sama-sama memiliki komponen, Musim semi, musim panas
[+musim] [+alam] [-makhluk hidup].
Dari komponen-komponen tersebut dapat dianalisis bahwa bom dan yeo reum bukanlah bagian dari makhluk hidup, namun membentuk medan makna alam karena ketiga kata memiliki komponen atau ciri khas makna alam. Medan makna juga berhubungan dengan kolokasi dalam bahasa. Kata bunga yang terdapat dalam puisi berkolokasi dengan kata gunung, mekar, gugur, burung, musim semi dan musim panas. Kata-kata ini saling berhubungan karena sama-sama mengandung makna yang berhubungan dengan alam. Jika membicarakan tentang bunga, gunung, burung, mekar gugur, musim semi dan musim semi maka dapat dikatakan bahwa pembicaraan berada dalam lingkungan pembicaraan mengenai alam. Terlepas dari makna bunga dan kata-kata lain yang Universitas Indonesia Makna bunga..., Nina Triana, FIB UI, 2015
terdapat di dalam puisi, makna dasar dari bunga itu sendiri berhubungan dengan alam sehingga jika dihubungkan dengan kata-kata seperti burung, gunung, mekar, gugur, musim semi dan musim gugur, maka akan terbentuk hubungan kolokasi yang sangat erat. Berdasarkan analisis medan makna dari kata bunga dengan kata-kata yang terdapat dalam puisi di atas, dapat disimpulkan bahwa kata bunga dalam puisi Sanyuhwa secara garis besar memiliki medan makna alam. Hal ini menunjukkan bahwa Kim Sowol sebagai penciptanya sangat menonjolkan aliran naturalisme yang terdapat dalam dirinya. Kim Sowol menggunakan kata bunga dalam setiap bait puisinya dan merangkainya dengan kata-kata yang memiliki komponen makna alam lainnya. Makna bunga yang terdapat dalam puisi Sanyuhwa jika dianalisis secara linguistik dengan menggunakan teori semantik memiliki makna bunga yang sebenarnya yaitu bunga sebagai suatu tumbuhan yang merupakan bagian dari alam. Kata-kata yang digunakan Kim Sowol sangat mudah dipahami secara linguistik, namun jika dianalisis lagi secara mendalam, di samping unsur alam terdapat makna lain yang ingin disampaikan dan digambarkan oleh Kim Sowol. Akan tetapi, mengesampingkan makna kias atau makna disamping makna lugasnya, puisi Sanyuhwa yang ditulis oleh Kim Sowol ini menunjukkan kuatnya aliran naturalisme yang mempengaruhi Kim Sowol ketika menciptakan pusi ini. Kim Sowol dikenal sebagai penyair Korea yang beraliran romantisme namun dengan analisis medan makna ini penulis merasa bahwa di dalam puisi ini Kim Sowol lebih menonjolkan aliran naturalismenya dibandingkan dengan aliran romantisme yang sudah menjadi ciri khasnya. 4.3 Analisis relasi makna dalam puisi Kkot 꽃 - 김춘수 내가 그의 이름을 불러 주기 전에는 그는 다만 하나의 몸짓에 지나지 않았다. 내가 그의 이름을 불러 주었을 때 그는 나에게로 와서 꽃이 되었다. 내가 그의 이름을 불러 준 것처럼 나의 이 빛깔과 향기에 알맞은 Universitas Indonesia Makna bunga..., Nina Triana, FIB UI, 2015
누가 나의 이름을 불러다오. 그에게로 가서 나도 그의 꽃이 되고 싶다. 우리들은 모두 무엇이 되고 싶다. 너는 나에게 나는 너에게 잊혀지지 않는 하나의 눈짓이 되고 싶다.
Hanguk Hyundae Si eui Silche, 2008 hlm 179 Penulis menginterpretasikan puisi Kkot sebagai berikut, pada bait pertama aku lirik menyatakan bahwa sebelum aku lirik memanggil nama “nya”, “dia” tidak lebih dari hanya sebuah gerakan tubuh. Pada bait kedua, ketika aku lirik memanggil namanya, dia datang kepada aku dan menjadi bunga. Lalu pada baik ketiga, seperti aku memanggil namanya, aku berharap ada orang yang memanggil nama aku sesuai dengan warna dan aroma yang cocok dengan aku. Aku lirik juga ingin pergi ke dia dan menjadi bunga baginya. Pada bait keempat, aku lirik bertanya-tanya kepada kita semua, mau jadi apakah kita semua. Kamu kepada aku, aku kepada kamu ingin, ingin menjadi kedipan mata yang tidak terlupakan. Puisi ini memiliki tingkat kesulitan yang tinggi dalam pemahaman bahasanya. Kim Chunsu menggunakan kata bunga yang tidak begitu memiliki relasi makna dengan kata-kata lain yang terdapat di dalam puisi. Kata-kata yang memiliki sedikit hubungan makna dengan bunga hanyalah kata warna dan aroma. Namun melihat jenis-jenis relasi makna, tidak terdapat adanya relasi makna tertentu antara kata bunga, warna dan harum. Kim Chunsu menggunakan kalimat 꽃이 되다 (Kkot I dwe da, menjadi bunga) pada bait kedua dan mengulangnya kembali pada bait kedua. Akan tetapi pada bait kedua dikatakan bahwa “sudah menjadi bunga” sedangkan pada bait ketiga dikatakan bahwa “ingin menjadi bunga”. Kalimat menjadi bunga ini mengandung makna ada sesuatu atau seseorang yang ingin berubah menyerupai bunga. Secara konotasi kalimat seperti ini dapat diartikan bahwa ada sesuatu atau seseorang yang ingin menjadi seperti bunga yang cantik dan indah atau ingin menjadi pusat perhatian dan dikagumi oleh banyak orang. Akan tetapi secara semantik, kalimat menjadi bunga ini tidak dapat dianalisis karna secara makna dasar, satu-satunya hal yang dapat menjadi bunga adalah kuntum bunga yang terdapat pada tanaman.
Universitas Indonesia Makna bunga..., Nina Triana, FIB UI, 2015
Kata-kata lain dalam puisi yang memiliki relasi makna adalah kata 나 (na, aku), 너 (neo, kamu) dan 그 (ge, dia). Ketiga kata ini memiliki relasi makna oposisi majemuk sekaligus oposisi hubungan. Secara oposisi majemuk dapat dipaparkan bahwa kata aku, kata kamu dan kata dia ketiganya saling berlawanan satu sama lain. Akan tetapi kata aku tidak mutlak beroposisi dengan kamu. Kata aku bisa juga beroposisi dengan kata dia. Begitu pula dengan kata kamu yang dapat beroposisi baik dengan kata aku maupun kata dia. Sama halnya dengan kata dia yang dapat berlawanan dengan kata aku atau kata kamu. Secara oposisi hubungan ketiga kata ini membentuk hubungan yang saling melengkapi satu sama lain. Walaupun ketiganya saling beroposisi namun kata aku berhubungan langsung dengan kata kamu dan dapat pula beroposisi langsung dengan kata dia. Kata aku bisa berpasangan dengan kata kamu bisa pula berpasangan dengan kata dia, dan begitu juga sebaliknya. Kata 오다 (o da, datang) dan kata 가다 (ga da, pergi) juga memiliki relasi makna kebalikan makna atau oposisi. Jenis oposisi yang dimiliki oleh kata datang dan pergi adalah oposisi hubungan. Kedua kata tersebut memiliki makna yang berlawanan namun kegiatannya berhubungan karena kegiatan datang itu tidak akan terjadi jika kegiatan pergi tidak dilakukan terlebih dahulu. Begitu pula sebaliknya, kegiatan pergi itu terjadi ketika kegiatan datang sudah terjadi. Tanpa adanya kehadiran salah satu dari kata tersebut maka relasi makna oposisi hubungan ini tidak akan terwujud. Lalu frasa 불러 주었을 때 (bulleo ju eot eul ttae, ketika memanggilkan) yang terdapat pada bait kedua memiliki relasi makna oposisi dengan frasa 불러다오 (bulleo da o, tolong panggil) yang terdapat pada bait ketiga. Kata 불러주다 (bulleo ju da) mengandung arti memanggilkan atau memberikan panggilan sedangkan kata 불러다오 (bulleo da o) mengandung arti meminta dipanggil atau meminta panggilan. Dari kedua frasa ini dapat diambil makna memberi dan meminta saling berhubungan dan membentuk relasi makna oposisi hubungan. Kegiatan meminta dan memberi merupakan dua kegiatan yang saling berlawanan namun juga saling berhubungan. Walaupun hubungannya tidak mutlak namun jika ada seseorang yang meminta maka akan ada seseorang yang memberi. Kegiatan meminta tidak akan membentuk relasi oposisi hubungan jika kegiatan memberi tidak dilakukan.
Universitas Indonesia Makna bunga..., Nina Triana, FIB UI, 2015
4.4 Analisis medan makna dan kolokasi dalam puisi Kkot Pada puisi Kkot, kata bunga hanya terdapat pada bait kedua dan ketiga puisi. Seperti yang sudah dianalisis sebelumnya, Kata Kkot (bunga) memiliki komponen kata atau ciri makna sebagai berikut, Bunga
[+tumbuhan] [+indah] [+alam]
Dari komponen-komponen di atas, tidak terdapat kata-kata dalam puisi Kkot yang dapat membentuk medan makna dengan kata bunga. Kata harum dan aroma memiliki hubungan makna dengan bunga namun jika ditinjau dari komponen-komponen atau ciri khas maknanya, medan makna tidak bisa terbentuk di antara kata-kata tersebut. Akan tetapi, medan makna lain terbentuk dari kata 나 (na, aku) dengan kata 너 (neo, kamu), 그 (ge, dia) dan 우리 (u ri, kita) .Kata kamu memiliki komponen sebagai berikut, Aku
[+Subjek] [ +Kata ganti orang] [+Manusia] [+Tunggal]
Dari komponen-komponen di atas dapat dilihat bahwa kata aku membentuk medan makna kata ganti orang dengan kata kamu, dia dan mereka yang masing-masing memiliki komponen sebagai berikut Kamu, dia
[+Subjek] [ +Kata ganti orang] [+Manusia] [+ Tunggal]
Kita
[+Subjek] [ +Kata ganti orang]
Universitas Indonesia Makna bunga..., Nina Triana, FIB UI, 2015
[+Manusia] [- Tunggal] Sebagian besar komponen kata aku, kamu, dia dan kita memiliki komponen yang sama. Walaupun kata kita tidak memiliki komponen tunggal namun kesamaan komponen subjek dan kata ganti orang sudah cukup membentuk medan makna kata ganti orang di antara ketiganya. Karena keterbatasan komponen kata yang berhubungan dengan bunga, maka berdasarkan analisis di atas dapat disimpulkan bahwa secara medan makna kata bunga yang terdapat dalam puisi Kkot bukan mengandung makna bunga yang secara harfiah berarti tanaman yang indah dan digunakan sebagai hiasan. Penyair puisi pasti memiliki alasan tertentu dalam penggunaan kata tersebut, namun secara analisis medan makna tidak dapat menemukan alasan tersebut. Medan makna juga berhubungan dengan kolokasi dan dalam puisi Kkot ini terdapat beberapa kolokasi. Kata aku, kamu, dia dan kita dapat digolongkan menjadi satu kelompok yaitu kelompok kata ganti orang. Jadi kata aku, kamu, dia dan kita berkolokasi satu sama lain dalam lingkungan pembicaraan mengenai kata ganti orang dan juga subjek. Selain itu, kata bunga juga membentuk kolokasi dengan kata warna dan aroma. Ketiga kata ini berada dalam satu lingkungan pembicaraan yaitu mengenai bunga itu sendiri. Jika membicarakan tentang bunga tentulah berhubungan dengan warna karena bunga dikenal sebagai tumbuhan yang memiliki keragaman warna dan juga aroma yang sedap. Ketiganya membentuk kolokasi bunga atau ciri khas bunga. Kesimpulan Puisi Sanyuhwa karya Kim Sowol dan puisi Kkot karya Kim Chunsu merupakan puisi modern yang diciptakan oleh dua penyair Korea yang berbeda berdasarkan latar belakang waktu dan dengan aliran yang juga berbeda. Akan tetapi, kedua puisi sama-sama menggunakan kata bunga dalam larik-lariknya. Kedua puisi mencantumkan kata bunga dan merangkainya menjadi suatu bahasa puisi yang indah. Terlepas dari makna yang terdapat dibalik makna denotasinya, secara linguistik makna bunga yang terdapat dalam kedua puisi sangatlah berbeda. Setelah dianalisis dengan menggunakan teori semantik mengenai relasi makna dan medan makna, makna bunga yang terdapat dalam puisi Sanyuhwa berarti bunga yang secara harfiah adalah sebuah tanaman yang indah, memiliki aroma dan warna dan biasa digunakan sebagai Universitas Indonesia Makna bunga..., Nina Triana, FIB UI, 2015
penghias. Hal ini dibuktikan berdasarkan relasi makna kata bunga itu sendiri dengan kata-kata lain yang terdapat di dalam puisi. Sebaliknya, kata bunga yang ada dalam puisi Kkot bukan bermakna bunga sebagai tanaman. Di dalam puisi Kkot, kata bunga digunakan hanya sebagai simbol atau kiasan yang digunakan penyair untuk menyampaikan isi pikirannya dalam puisi. Hal ini dibuktikan dari sedikitnya relasi makna dan tidak adanya medan makna yang dihasilkan oleh kata bunga dengan kata-kata lain yang terdapat dalam puisi tersebut.
Daftar Acuan 이태동. (2008). 한국현대시의 실체. 서울: (주)문예출판사. (Lee Taedong. (2008). Hanguk Hyeondaesi eui silche. Seoul: (Ju)Munyechulphansa.) 성낙양. (2010). 동아 새국어사전. 서울:두산동아 (주). (Seong, Nakyeong. (2010). Donga Sae Guk o Sa jeon. Seoul: Doosan Donga (Ju).) 한국현대문학연구 제 15 집, 2004.6 (Hanguk Hyeondae Munhak Yeongu Je 15 jip, 2004.6) Aminuddin. (1988). Semantik Pengantar Studi Tentang Makna. Bandung: Sinar Baru. Chaer, Abdul. (1990). Pengantar Semantik Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta. Pradopo, Rachmat Djoko. (1990). Pengkajian Puisi. Yogyakarta: Gadjah Mada University. Pusat Bahasa Depdiknas. (2002). Kamus Besar Bahasa Indonesia (Edisi Ketiga). Jakarta: Balai Pustaka Riffaterre, Michael. (1984). Semiotics of Poetry. Bloomington: Indiana University Press Santosa, Puji. (1990). Ancangan Semiotika dan Pengkajian Susastra. Bandung: Angkasa. Sumardi dkk. (1985). Pedoman Pengajaran Apresiasi Puisi. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. Waluyo, J Herman. (1995). Teori dan Apresiasi Puisi. Jakarta: Erlangga
Universitas Indonesia Makna bunga..., Nina Triana, FIB UI, 2015