UNIVERSITAS INDONESIA
KEUTUHAN WACANA KOMIK: ALAT KOHESI DAN KONTEKS DALAM KOMIK MICE
MAKALAH NONSEMINAR diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana
Dinar Widyaisha 1006764492
FAKULTAS ILMU PENGETAHUAN BUDAYA PROGRAM STUDI INDONESIA DEPOK FEBRUARI 2014
Keutuhan wacana ..., Dinar Widyaisha, FIB UI, 2014
Keutuhan wacana ..., Dinar Widyaisha, FIB UI, 2014
Keutuhan wacana ..., Dinar Widyaisha, FIB UI, 2014
1
Keutuhan Wacana Komik: Alat Kohesi dan Konteks dalam Komik Mice Dinar Widyaisha, Niken Pramanik Program Studi Indonesia, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia E-mail: dinar,
[email protected]
Abstrak Wacana dapat ditemukan dalam komik karena gambar dan teks yang diwakili. Untuk memahami sebuah wacana diperlukan alat kohesi—koherensi dan konteks. Konteks inilah yang berhubungan dengan pengetahuan yang dimiliki masyarakat. Dalam tulisan ini, dijelaskan mengenai elemen komik, alat kohesi—koherensi dan konteks yang ada dalam komik Mice. Hasil yang didapat melalui analisis ini adalah hubungan antara gambar dengan komponen kohesi—koherensi dan konteks sangat berkaitan untuk dapat dimengerti oleh para pembaca. Elemen komik yang banyak ditemukan dalam komik Mice adalah panel, sudut pandang, tema, ilustrasi, splash, dan balon kata. Kohesi—koherensi yang banyak ditemukan adalah referensi, repetisi, konjungsi, dan elipsis. Walaupun elemen-elemen yang membentuk komik tidak lengkap, hal ini tetap dapat mendukung pembaca dalam memahami wacana komik. Kata Kunci: komik, konteks, kohesi—koherensi, wacana
The Integrity of Comic Discourse: Cohesion and Context of Mice’s Comic Abstract Discourse can be found in the comic as represented of pictures and text . To understand the discourse, we should have knowledge of cohesion, coherence, and context. This component related to knowledge of the society. In this journal, described the unity of elements comic, cohesion, coherence, and context of in the Mice comic. Through this study, we got that the correspondence between the pictures in the comic and the components of cohesion— coherence and context have greatly effect to be understood by the readers. Elements of comic that found in the comic are panel, point of view, theme, illustration, splash, and ballon of thought. Cohesion and coherence that found in the comic are reference, repetition, conjunction, and ellipsis. Although the elements that built up the comic, cohesion—coherence, and the context are not complete, it still can support the readers to understand of the comic. Keywords: comic, context, cohesion—coherence, discourse
Pendahuluan Wacana merupakan satuan bahasa yang lengkap karena di dalamnya terkandung satuan bahasa seperti dialog, paragraf, keterangan gambar, dan lain sebagainya. Di dalam sebuah wacana terdapat faktor yang menentukan kemampuan bahasa. Kemampuan bahasa tersebut antara lain dapat dilihat dari aspek semantis dan aspek gramatikal yang membentuk keutuhan sebuah wacana (Cook, 1989: 100) Interaksi antara pembaca dengan komik yang dibaca merupakan hal yang penting dalam berkomunikasi. Untuk dapat menghasilkan efek komunikasi yang baik diperlukan konteks.
Keutuhan wacana ..., Dinar Widyaisha, FIB UI, 2014
Universitas Indonesia
2
Konteks memasukkan semua situasi dan hal yang berada di luar teks dan mempengaruhi pemakaian bahasa (Cook, 1992:121) seperti lingkungan kebahasaan, fisik, atau mental yang dirujuk oleh pemakai atau unsur bahasa di dalam wacana dan yang menentukan makna. Selain itu, konteks juga berhubungan dengan partisipan dalam bahasa; fungsi teks dan gambar; latar waktu terjadinya komunikasi; medium penyampaian pesan, dan sebagainya. Titik perhatian pada makalah ini adalah bahasa tulis kaitan antara teks dan gambar secara bersama-sama dalam suatu proses komunikasi. Teks dan gambar tersebut membentuk konteks. Berdasarkan hal tersebut, peneliti tertarik untuk menganalisis keutuhan wacana dan konteks wacana dalam komik Mice. Mice biasanya menggambarkan isu-isu atau peristiwa yang sedang terjadi dalam masyarakat. Melalui komik ini, sebuah wacana dapat muncul meskipun dengan teks pendek atau tanpa teks. Hubungan keutuhan wacana dan gambar dalam komik Mice menarik untuk diteliti karena keutuhan wacana dan gambar menentukan efek informasi dan komunikasi yang akan diterima oleh pembaca. Berdasarkan alasan yang telah dikemukakan di atas, penelitian ini difokuskan untuk menjelaskan keutuhan wacana yang terdapat pada gambar komik Mice. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan keutuhan wacana berdasarkan elemen, alat kohesi, koherensi, dan konteks yang terdapat dalam komik Mice. Elemen Komik Komik memiliki elemen-elemen yang saling berkaitan. Maharsi (2010: 75) mengatakan bahwa, “Komik memiliki sebelas elemen yang meliputi panel, sudut pandang dan ukuran gambar, parit, balon kata, bunyi ilustrasi, cerita, splash, garis gerak, symbolia, dan kop komik. Elemen-elemen tersebut merupakan kesatuan yang terdapat dalam komik.” Elemen-elemen inilah yang digunakan untuk mendukung penciptaan komik dan memberikan makna di dalamnya. Keberadaan elemen tersebut dapat membangun suatu hubungan yang padu dalam membentuk wacana komik.
Keutuhan wacana ..., Dinar Widyaisha, FIB UI, 2014
Universitas Indonesia
3
Kesebelas elemen yang terdapat di dalam komik menurut Maharsi (2010: 75—105) adalah sebagai berikut.
1. Panel
Panel adalah kotak yang berisi ilustrasi dan teks yang nantinya membentuk sebuah alur cerita. 2. Sudut pandang dan ukuran gambar
Aspek kekayaan bahasa penuturan secara dramatis mampu dihasilkan jika pemilihan sudut pandang sesuai dengan adegan yang muncul dalam panel komik. Menurutnya, sudut pandang yang terdapat dalam komik bisa dibedakan menjadi lima macam, yaitu bird eye view, high angle, low angle, eye level, dan frog eye. Sementara itu, ukuran gambar panel menurut Maharsi dibedakan atas close up, extreme close up, medium close up, long shot, dan extreme long shot. \ 3. Parit
McCloud (2001:66) dalam Maharsi (2010:88) mengatakan bahwa “Parit atau ruang sela inilah yang menumbuhkan imajinasi pembaca, dua gambar yang terpisah dalam panel digubah pembaca untuk menjadi sebuah gagasan yang sesuai dengan interpretasi pembaca itu sendiri.” 4. Balon kata
Bonneff (1983:31) dalam Maharsi (2010:88) mengatakan bahwa “Balon ucapan merupakan fungsi bahasa dari komik, fungsi bahasa dalam dialog yang replikanya ditempatkan dalam balon merupakan ungkapan sekaligus monolog batin dari adegan atau ilustrasi yang terdapat dalam panel tersebut.”
Keutuhan wacana ..., Dinar Widyaisha, FIB UI, 2014
Universitas Indonesia
4
Secara garis besar balon kata dibagi menjadi tiga bentuk, yaitu balon ucapan, balon pikiran, dan captions. 5. Bunyi huruf
Bunyi huruf disebut sebagai onomatope. Onomatope dalam hal ini adalah perwujudan kata yang berasal dari bunyi-bunyi misalnya, bunyi hewan dan bunyi manusia yang bukan dialog. 6. Ilustrasi
Ilustrasi menurut Kusmiati (1999:44) dalam Maharsi (2010:92) mengatakan bahwa “Gambaran pesan yang terbaca, namun bisa mengurai cerita. Dengan ilustrasi ini, pesan yang disampaikan akan lebih berkesan karena pembaca akan lebih mudah mengingat gambar daripada kata-kata.” Berdasarkan kutipan tersebut, ilustrasi terbagi dua macam, yaitu kartun dan realis. 7. Cerita
Asura (2005:45) dalam Maharsi (2010:97) mengatakan bahwa “tema merupakan unsur dasar yang terdapat dalam sebuah cerita. Tema dikatakan sebagai ruh dari sebuah cerita, namun harus didukung oleh penguasaan bahasa yang baik dan penuturan yang logis.” 8. Splash
Splash menurut Maharsi (2010:98—101) terdiri dari tiga macam, yaitu splash halaman, splash ganda, dan splash panel. “Splash adalah panel dalam halaman pertama buku komik yang memiliki ukuran paling besar di antara panel yang lain. Splash panel adalah splash yang ukurannya melebihi panel-panel yang lain dalam halaman yang sama. Sementara splash ganda adalah panel komik yang menyambung dari halaman satu ke halaman yang lain.” 9. Gerak-gerik
Gerak-gerik menurut Maharsi (2010:101) adalah “efek gerakan yang ditimbulkan oleh gestur atau pergerakan karakter-karakter (manusia dan benda) yang muncul dalam ilustrasi komik.” 10. Symbolia
Symbolia menurut Walker (1980:20) dalam Maharsi (2010:103) adalah “representasi ikon yang digunakan dalam komik dan kartun.” Simbolia tervisual dalam benda-benda ataupun huruf. Ada beberapa jenis simbolia dalam komik, yaitu plewds, squeans, emanata, briffits, dan grawlixes. 11. Kop komik
Keutuhan wacana ..., Dinar Widyaisha, FIB UI, 2014
Universitas Indonesia
5
Elemen terakhir yang dapat membangun keutuhan wacana komik adalah kop komik. Kop komik menurut Maharsi ( 2010:104) adalah “bagian dari halaman komik yang berisi judul dan nama pengarang.” Alat Kohesi Berdasarkan kajian linguistik, keutuhan wacana dapat dilihat dari alat kohesi, koherensi, dan konteks. Kohesi menurut Halliday (1994:65) adalah “perangkat sumber-sumber kebahasaan yang dimiliki setiap bahasa sebagai bagian dari multifungsi tekstual untuk mengaitkan satu bagian dengan bagian lainnya.” Unsur kohesi tersebut ditandai dengan adanya alat kohesi struktural dan nostruktural. Dalam tulisan ini, peneliti menggunakan pendapat yang dikemukakan oleh Halliday dan Hasan. Halliday dan Hasan (1974: 74) menyatakan bahwa kohesi terbagi atas kohesi gramatikal dan kohesi leksikal. Kohesi gramatikal terbagi atas. 1. Referensi (Acuan)
Referensi adalah alat kohesi berupa penunjukan yang terdiri dari kata, frasa, ataupun satuan gramatikal lain yang ada pada kalimat sebelumnya atau kalimat di belakangnya. Referensi terbagi atas tiga bagian, yaitu pronomina, demonstratif, dan komparatif. Contoh, kata dia pada kalimat “Udah ketebak bakal seperti apa nasib negeri ini... Kalo daftar caleg sementaranya masih ‘muka lama’... Dia-dia lagiiiii??!! Huuftt.” (komik Mice edisi 4 Mei 2013) Kata dia mengacu pada frasa caleg “muka lama”. 2. Elipsis
Elipsis adalah alat kohesi berupa penggantian kata, frasa, ataupun klausa yang terletak pada kalimat sebelum atau kalimat sesudahnya. Elipsis merupakan alat kohesi yang menghilangkan unsur kalimat yang biasanya muncul pada kalimat berikutnya. Elipsis terbagi atas tiga bagian, yaitu elipsis nomina, verba, dan klausa. Contoh, elipsis nomina “Hehehe... akhirnya dapet giliran juga.” (komik Mice edisi 3 April 2013) 3. Substitusi
Substitusi adalah alat kohesi berupa penggantian unsur dalam teks oleh unsur yang lain. Contoh, kata mereka pada kalimat “Tina merebut pacar kakaknya. Tati sangat terluka melihat mereka selalu bercanda di depan matanya.” 4. Konjungsi
Keutuhan wacana ..., Dinar Widyaisha, FIB UI, 2014
Universitas Indonesia
6
Konjungsi adalah alat kohesi yang menghubungkan kalimat dengan kalimat lain atau kata dengan kata lain dalam wacana. Menurut Halliday dan Hasan (1974), konjungsi terbagi empat jenis, yaitu konjungsi aditif, konjungsi adversatif, konjungsi temporal, dan konjungsi kausal. Contoh, konjungsi penambahan kata dan pada kalimat “Hadi bekerja keras dan pekerjaannya selalu dihargai atasannya.” Selain kohesi gramatikal, terdapat kohesi leksikal yang terdiri dari repetisi, sinonim, hiponim, kolokasi, dan isotopi. Berikut definisi dari jenis-jenis kohesi leksikal. 1. Repetisi (pengulangan)
Repetisi adalah pengulangan yang ditandai dengan menyebut kembali kata, frasa, atau pun kalimat yang sama. Contoh, kata giliran pada kalimat “Hehehe... akhirnya dapet giliran juga.” mengalami pengulangan dari kalimat sebelumnya “Aduuuh... giliran saya kapan yaa? Udah gak sabar niiiih.” (komik Mice edisi 3 April 2013) 2. Sinonim
Sinonim adalah kata, frasa, ataupun kalimat yang memiliki hubungan kesamaan makna. Contoh, sinonim pada kata Yang Kuasa dalam kalimat “Memohon ampun pada Yang Kuasa...” memiliki persamaan makna dengan kata Tuhan pada kalimat “Ya Tuhan... tolonglah Hamba-Mu ini.” (komik Mice edisi 14 April 2013) 3. Hiponim
Hiponim adalah kata yang mencakupi makna pada kata subkelasnya, yang terjadi antara kelas kata umum dan subkelasnya. Contoh, kata mobil, bus, motor, dan sepeda adalah hiponim dari alat transportasi. 4. Kolokasi
Kolokasi adalah kata yang bersesuaian dengan kata lainnya. Contoh kata sekolah, guru, pelajaran, siswa, buku, perpustakaan, dan kelas merupakan kolokasi. Kata-kata tersebut biasanya muncul bersamaan. 5. Isotopi Isotopi adalah hubungan wilayah makna yang terbuka dan terdapat di sepanjang wacana. Contoh kata muda, hijau, asam, rujak yang masuk dalam isotopi buah mangga dalam kalimat “Mangga ini masih muda. Warnanya masih hijau. Rasanya masih asam. Lebih baik dibuat rujak.”
Keutuhan wacana ..., Dinar Widyaisha, FIB UI, 2014
Universitas Indonesia
7
Selain kohesi—koherensi, keutuhan wacana dapat dilihat dari konteks wacana tersebut. Cook (1992) menyatakan bahwa konteks adalah semua situasi dan hal yang berada di luar teks dan memengaruhi pemakaaian bahasa; lingkungan kebahasaan, fisik, atau mental yang dirujuk oleh pemakai atau unsur bahasa di dalam wacana dan yang menentukan makna. Adapun unsur-unsur koherensi menurut Cook antara lain, substansi, musik, parabahasa, situasi, ko-teks, interteks, peserta komunikasi, dan fungsi. Keutuhan Wacana Komik dan Konteks dalam Komik Mice Data penelitian ini adalah komik strip Mice yang terdapat dalam harian Kompas dan Rakyat Merdeka. Data tersebut dikumpulkan dari awal bulan April 2013, yaitu 4 April 2013—4 Mei 2013. Mice termasuk dalam kategori komik strip sehingga hanya terbit di sebuah koran atau majalah. Harian Kompas dan Rakyat Merdeka memuat komik Mice seminggu satu kali. Untuk keperluan penelitian ini, peneliti mengambil lima gambar dari harian Kompas dan Rakyat Merdeka. Gambar 1 diambil dari koran Rakyat Merdeka, 3 April 2013; gambar 2 diambil dari koran Rakyat Merdeka, 4 Mei 2013; gambar 3 diambil dari koran Rakyat Merdeka, 11 April 2013; gambar 4 diambil dari koran Kompas, 14 April 2013; dan Komik Mice edisi 25 April 2013 diambil dari koran Rakyat Merdeka, 25 April 2013. Dalam data, elemen komik, alat kohesi—koherensi, dan konteks yang ditemukan adalah sebagai berikut. Komik Mice edisi 3 April 2013 Dalam komik Mice edisi 3 April 2013, terdapat seorang laki-laki berkaos oblong yang sedang menanti giliran dirinya mendapat sesuatu. Dia menunggu-nunggu giliran tersebut sampai ia mendapat gilirannya. Ternyata giliran yang dinantinya tersebut adalah pemadaman listrik secara berkala yang dilakukan oleh PLN.
Keutuhan wacana ..., Dinar Widyaisha, FIB UI, 2014
Universitas Indonesia
8
Komik Mice edisi 3 April 2013 merupakan komik yang memakai ilustrasi kartun dan terdiri dari 4 panel. Keempat panel tersebut berisi gerakan-gerakan seorang pria berbaju oblong sedang berpikir sambil mengusap-usap tangannya. Ia bertanya-tanya kapan giliran dia untuk merasakan hal yang sama dengan orang-orang lain. Pertanyaan tersebut dapat dilihat dari dialog balon pikiran pada gambar. Dalam dialog tersebut, terdapat tuturan-tuturan di antaranya. Panel 1: “Aduuuh... giliran saya kapan yaa? Udah gak sabar niiiih...” Panel 2: “Tenang aja...semua pasti kebagian, kok!” Panel 3: “Hehe...asyiiik!” Panel 4: “Hehehe....akhirnya dapat giliran juga...” Selain itu, terdapat gerak tubuh dan perubahan mimik wajah yang dapat disimbolkan dengan simbol brifits pada gambar. Sementara peristiwa pemadaman listrik disimbolkan dengan bunyi huruf bertuliskan Pet! dalam panel ketiga. Peristiwa ini berkaitan dengan adanya peristiwa pemadaman listrik berkala yang dilakukan oleh PLN karena kekurangan pasokan listrik di wilayah Jakarta dan Jawa Barat. Keutuhan wacana dalam komik Mice tersebut dapat dilihat pada tabel berikut. No 1
Elemen Komik Empat panel
Alat Kohesi—Koherensi Konteks Ditemukan kohesi elipsis Konteks nominal pada
yang
yang
ditunjukkan tergambar dalam komik
dialog
“Hehehe... Mice edisi 3 April 2013
akhirnya dapet giliran juga.” menggambarkan orang sedang berpikir sambil mengusap 2
Teknik sudut pandang eye Ditemukan
repetisi
lengannya
kemudian mati lampu. berupa Konteks parabahasa
Keutuhan wacana ..., Dinar Widyaisha, FIB UI, 2014
Universitas Indonesia
9
level
dengan
ukuran kata giliran dalam komik ditemukan
gambar close up
Mice edisi 3 April 2013
dalam
komik Mice edisi 3 April
2013
berupa
gerak tubuh dan mimik 3
Tiga parit
Ditemukan
wajah. hubungan Konteks
peserta
kesamaan makna (sinonim) komunikasi
dalam
dalam gambar antara kata komik Mice edisi 3 kebagian bersinonim dengan April kata dapat.
2013
seorang
adalah laki-laki
berkaos oblong putih
4
yang
tengah
bermonolog
tentang
Dialog balon pikiran pada
giliran mati lampu. Konteks situasi yang
gambar
ada adalah
dalam
gambar
situasi
santai
yang sedang menunggu 5
Bunyi huruf Pet! dalam
giliran. Konteks dalam gambar
gambar
berfungsi
untuk
menunjukkan
kritik
sosial pada PLN. 6
Tema
cerita
gambar
adalah piala bergilir dari 7
PLN Efek gerakan dari mulai panel satu yang sedang berpikir, panel 2 yang mengusap-ngusap tangan, panel
3
listrik,
dan
pemadaman panel
4
tersenyum lebar.
Keutuhan wacana ..., Dinar Widyaisha, FIB UI, 2014
Universitas Indonesia
10
8
Simbol
brifits
dalam
9
gambar Ilustrasi
yang
dipakai
adalah kartun
Komik Mice edisi 4 Mei 2013 Dalam panel ini, terdapat wajah-wajah calon legislatif dengan raut wajah tersenyum. Kemudian di antara wajah-wajah tersenyum para calon legislatif terdapat satu tokoh dengan wajah bosan, cemberut, dan kesal dengan pencalonan kembali para legislatif tersebut.
Komik Mice edisi 4 Mei 2013 merupakan komik yang memakai ilustrasi kartun dan hanya memiliki 1 panel. Komik tersebut memiliki panel besar yang dapat disebut splash sehingga antara splash dan panel memiliki satu tempat yang sama. Dalam panel besar ini terdiri dari wajah-wajah calon legislatif yang sama pada periode sekarang sehingga dianggap membosankan. Kejenuhan dengan para calon legislatif ini dapat dilihat dari dialog balon pikiran pada gambar. Dalam dialog tersebut, terdapat tuturan seorang laki-laki yang mengatakan, “Udah ketebak bakal seperti apa nasib negeri ini... Kalo daftar caleg sementaranya masih ‘muka’ lama... Dia-dia
Keutuhan wacana ..., Dinar Widyaisha, FIB UI, 2014
Universitas Indonesia
11
lagiiiii??!! Huuftt.” Selain itu, terdapat 2 mimik wajah yang digambarkan dalam komik, yaitu mimik wajah bosan yang diwakili oleh seorang laki-laki dan mimik wajah senang para calon legislatif. Komik Mice edisi 4 Mei 2013 berkaitan dengan konteks sosial yang berfungsi mengemukakan kritik masyarakat mengenai kejenuhan masyarakat dengan para calon legislatif. Keutuhan wacana dalam komik Mice tersebut dapat dilihat pada tabel berikut. No 1
Elemen Komik Satu panel
Alat Kohesi—Koherensi Konteks Ditemukan kohesi referensi Konteks pronomina
berupa
ganti –nya dan dia. 2
dengan
ukuran yang
gambar close up
ditunjukkan
berupa
bayangan muka lama para
pada ditemukan berupa mimik
klausa “Dia-dia lagiiii!?” wajah
Dialog balon pikiran pada Ditemukan komik Mice edisi 4 Mei temporal
4
kata digambarkan
calon legislatif. Sudut pandang teknik eye Ditemukan elipsis nominal Konteks parabahasa level
3
yang
para
calon
legislatif. konjungsi Konteks situasi berupa
dalam
kata gambar adalah suasana
2013 sementara bosan. Tema cerita gambar adalah Ditemukan repetisi berupa Peserta komunikasi dalam muka-muka
lama
calon kata muka dan dia.
legislatif
komik Mice edisi 4 Mei 2013
adalah
laki-laki
yang bosan dengan ‘muka 5
Satu splash besar dalam
lama’ calon legislatif. Komik Mice edisi 4 Mei
komik Mice edisi 4 Mei
2013
2013
mengemukakan
berfungsi
masyarakat
untuk kritik
mengenai
kejenuhan dengan para calon legislatif. 6
Ilustrasi kartun
Komik Mice edisi 11 April 2013
Keutuhan wacana ..., Dinar Widyaisha, FIB UI, 2014
Universitas Indonesia
12
Dalam panel ini, terdapat satu orang polisi, preman, dan masyarakat. Polisi digambarkan sedang mengacungkan tangannya kepada masyarakat tanda sebuah peringatan tentang bahaya preman. Padahal, terdapat seorang preman yang sedang berlindung di belakang polisi tersebut.
Komik Mice edisi 11 April 2013 merupakan komik yang memakai ilustrasi kartun dan hanya menggunakan 1 panel. Komik ini memiliki satu panel besar yang dapat disebut sebagai splash. Panel tersebut terdiri dari tiga peserta komunikasi, yaitu preman, polisi, dan rakyat. Ketiga peserta komunikasi tersebut menunjukkan mimik yang berbeda, seperti preman berlindung di belakang polisi menunjukan polisi yang berpura-pura menunjukkan sikap tegas pada rakyat; dan rakyat yang ketakutan. Sikap ketakutan rakyat dapat dilihat dari simbol squens dalam komik. Selain itu, terdapat pula balon dialog yang diucapkan oleh polisi “Laporkan polisi yang bekingi preman!” dan ucapan preman “Pssssttt...berani?? hehehe.” Keutuhan wacana dalam komik Mice tersebut dapat dilihat pada tabel berikut. No 1
Elemen Komik Satu panel
Alat Kohesi--Koherensi Konteks Ditemukan konjungsi Konteks
yang
aditif berupa kata yang. digambarkan preman 2
berupa
yang
sedang
Sudut pandang teknik eye
dibekingi oleh polisi. Konteks parabahasa
level dengan ukuran gambar
yang ditemukan berupa
close up
mimik wajah dan gerak tubuh laki-laki berpeci
Keutuhan wacana ..., Dinar Widyaisha, FIB UI, 2014
Universitas Indonesia
13
3
4
Dialog balon pikiran pada
yang ketakutan. Konteks situasi yang ada
komik Mice edisi 11 April
dalam gambar adalah
2013 Tema cerita gambar adalah
situasi ketakutan. Konteks peserta
lapor ke polisi
komunikasi
yang
ada
dalam gambar adalah polisi, 5
preman,
dan
Satu splash besar dalam
rakyat. Komik Mice edisi 11
komik Mice edisi 11 April
April
2013
berfungsi
2013
menunjukkan
sikap
prilaku polisi terhadap preman dan masyarakat. 6 7
Ilustrasi kartun Simbol squeans
Komik Mice edisi 14 April 2013 Dalam panel ini, terdapat seorang siswa yang sedang memegangi rambutnya. Dari telapak tangannya bercucuran terus-menerus keringat dingin. Ia sedang belajar menghadapi UN. Meskipun sedang belajar, pelajar tersebut tetap tampak frustasi karena takut menghadapi UN.
Keutuhan wacana ..., Dinar Widyaisha, FIB UI, 2014
Universitas Indonesia
14
Komik Mice edisi 14 April 2013 menggambarkan seorang siswa yang sedang frustasi. Hal ini dapat dilihat dari balon dialog dan caption pada komik Mice edisi 14 April 2013. Pada komik Mice edisi 14 April 2013, balon dialog berisi tuturan monolog siswa tersebut, yaitu “Aaaaaaarrgh... Ya Tuhan, tolonglah hambamu ini...” Selain itu, terdapat banyak caption yang memenuhi hampir seluruh ruang panel, yaitu Orang pintar hanya kalah dengan orang beruntung. Istilah ini ama sangat mungkin berlaku di setiap UJIAN NASIONAL. Untuk kepentingan akreditasi, beberapa sekolah malah sengaja memberikan bocoran soal dan jawaban UN. Buku-buku panduan menghadapi UN (hanya menguntungkan toko buku, penerbit, dan percetakan!) Perjuangannya selama 3 tahun (bangun pagi, macet-macetan, belajar 8 jam tiap hari, les sampai sore, tugas menumpuk, waktu main dirampas, biaya sekolah mahal, dll) hanya akan ditentukan oleh UN yang Cuma beberapa hari itu! Setimpal gak sih!? Menjadi lebih dekat dengan Tuhan, lebih taat beribadah (memohon ampun kepada yang kuasa dan memohon maaf kepada sesama). Caption lengkap seperti di atas dapat mewakili situasi frustasi yang dihadapi siswa menjelang UN. Selain itu, frustasi yang dialami dalam gambar tersebut pun ditunjukkan lewat simbol plewds dan squens berupa keringat bercucuran dari tangan. Sikap frustasi ini ditunjukkan pula berdasarkan konteks situasi tertekan yang ditandai dengan siswa yang memegangi kepala dan pensil yang patah. Komik Mice edisi 14 April 2013 berkaitan dengan konteks sosial yang sedang dialami oleh sebagian besar pelajar Indonesia dalam menghadapi UN. Komik Mice edisi 14 April 2013 menggambarkan rasa frustasi yang dialami pelajar Indonesia setiap tahun.
Keutuhan wacana ..., Dinar Widyaisha, FIB UI, 2014
Universitas Indonesia
15
Keutuhan wacana dalam komik Mice tersebut dapat dilihat pada tabel berikut. No Elemen Komik 1 Satu panel
Alat Kohesi Ditemukan kohesi
Konteks referensi Substansi
yang
pronomina berupa kata ganti – ditemukan dalam komik nya,
referensi
demonstrativa Mice edisi 14 April 2013
berupa kata ini, dan referensi adalah alat-alat belajar komparatif berupa kata hanya seperti buku, pensil, dan 2
akan. pandang Ditemukan
Sudut
lampu belajar. aditif Konteks
konjungsi
yang
teknik high angle berupa kata dan, konjungsi digambarkan dengan
ukuran temporal berupa kata selama, seorang
gambar close up 3
caption
pelajar
dan konjungsi kausal berupa tengah
kata untuk. Dialog balon pikiran Ditemukan dan
adalah yang frustasi
menghadapi UN. parabahasa pada Konteks
repetisi
pada beberapa dialog balon pikiran yang digunakan diiringi
komik Mice edisi 14 maupun
caption.
Repetisi dengan
mimik
wajah
tersebut di antaranya Tuhan, frustasi dan jenis huruf
April 2013
UN, hanya, oleh, beberapa, yang tidak beraturan. buku, 4
yang,
dan,
orang,
memohon,dan sekolah. Tema cerita gambar Ditemukan sinonim pada kata Konteks Kuasa
memiliki dialami
situasi oleh
yang pelajar
adalah
selamat Yang
berjuang
generasi persamaan makna dengan kata tersebut adalah situasi Tuhan dan kata les memiliki tertekan.
“UN”
persamaan makna dengan kata 5
Satu
splash
sekolah. besar Ditemukan hiponim dalam kata Konteks
peserta
dalam komik Mice les dan sekolah. Les merupakan komunikasi
dalam
edisi 14 April 2013 kata khusus dari kata sekolah gambar adalah seorang yang berupa kata umum.
pelajar frustasi.
Keutuhan wacana ..., Dinar Widyaisha, FIB UI, 2014
Universitas Indonesia
16
6
Ilustrasi kartun
Komik Mice edisi 14 April
2013
berfungsi
untuk memberikan kritik sosial terhadap UN di Indonesia. 7
Simbol squeans dan plewds pada komik Mice edisi 14 April
8
2013 Kop komik berjudul Generasi UN
Komik Mice edisi 25 April 2013 Komik Mice edisi 25 April 2013 menggambarkan seorang mantan perwira polisi yang terlibat korupsi pengadaan SIM, Susno Duadji, yang sedang digendong oleh polisi. Sementara itu, seorang jaksa ketakutan melihat polisi yang melindungi Susno. Hal ini menggambarkan bahwa Susno tetap dilindungi oleh kepolisian dari tuntutan hukuman jaksa.
Komik Mice edisi 25 April 2013 merupakan komik yang memakai ilustrasi kartun dan hanya menggunakan 1 panel. Dalam 1 panel tersebut terdapat tiga peserta komunikasi, yaitu Susno,
Keutuhan wacana ..., Dinar Widyaisha, FIB UI, 2014
Universitas Indonesia
17
polisi, dan jaksa. Tiga peserta komunikasi tersebut melakukan dialog yang ditandai dengan gambar balon dialog. Balon dialog tersebut berisi, yaitu. “Tolong lindungi saya, Pak...” “Siap Pak!!” “Waduuh...gimana nih?” Selain itu, terdapat gerak tubuh dan mimik wajah yang dapat disimbolkan dengan simbol sequeans dan plewds pada gambar. Apabila dilihat dari mimik wajah Susno digambarkan senang sedang ditimang-timang oleh polisi. Sementara itu, mimik ketakutan digambarkan pada jaksa yang sedang menggigit lengannya agar tidak takut. Keutuhan wacana dalam komik Mice tersebut dapat dilihat pada tabel berikut. No Elemen 1
Komik
yang Alat
Ditemukan Satu panel
Kohesi
Ditemukan Ditemukan berupa kata Pak.
yang Konteks yang ditemukan repetisi Konteks dalam Komik Mice edisi 25 April 2013 berupa
polisi
melindungi 2
yang
tersangka
korupsi. Sudut pandang teknik low Ditemukan elipsis verbal Konteks parabahasa yang angle
dengan
ukuran pada
gambar close up
kalimat
Pak!”
“Siap terdapat dalam gambar adalah gerak tubuh dan mimik wajah ketakutan
3
Dialog balon pikiran pada Ditemukan Komik Mice edisi 25 April demonstrativa
4
seorang jaksa. referensi Konteks situasi
yang
berupa tergambar adalah situasi
2013 kata nih. Tema cerita gambar adalah
ketakutan. Peserta komunikasi dalam
hukum harus ditegakkan
Komik Mice edisi 25 April 2013 adalah polisi,
5
Satu splash besar dalam
jaksa, dan Susno. Komik Mice edisi 25
Komik Mice edisi 25 April
April
2013
sebagai gambaran hukum
2013
berfungsi
—politik di Indonesia.
Keutuhan wacana ..., Dinar Widyaisha, FIB UI, 2014
Universitas Indonesia
18
6 7
Ilustrasi kartun Simbol squeans dan plewds pada gambar
Penutup Hasil yang didapat melalui analisis komik di atas, yaitu pertama, kelima komik tersebut memiliki elemen panel, sudut pandang, parit, balon kata, bunyi, tema, gerakan, simbol, dan brifits. Dari sebelas elemen pembentuk keutuhan komik, komik-komik Mice memiliki enam—sembilan elemen di dalamnya. Kedua, sebagian besar kohesi—koherensi yang terdapat dalam komik Mice adalah konjungsi, referensi, repetisi, elipsis, dan sinonim. Dalam komik ditemukan pula hubungan hiponim pada komik Mice edisi 14 April 2013 berupa kata sekolah yang berhiponim dengan kata les. Ketiga, konteks yang ditemukan sebagian besar memiliki unsur gambar, parabahasa, peserta komunikasi, situasi, dan fungsi. Konteks yang digambarkan dalam komik Mice secara keseluruhan berkaitan dengan sosial. Konteks komik Mice berhubungan dengan kritik sosial terhadap fenomena yang terjadi di masyarakat. Berdasarkan uraian analisis di atas, peneliti mengambil kesimpulan bahwa elemen-elemen dalam komik dengan kohesi, koherensi dan konteks berkaitan erat dalam membentuk keutuhan wacana komik. Kesesuaian antara gambar dan teks yang terdapat dalam wacana komik sangat mempengaruhi tingkat pemahaman pembaca dalam memaknai wacana komik. Meskipun unsurunsur yang membangun elemen komik dan alat kohesi serta koherensi tidak lengkap, gambar yang jelas dan teks yang disesuaikan dengan konteks tetap dapat mendukung pemahaman pembaca untuk menangkap informasi dengan baik. Kepaduan antara gambar dan teks serta pengetahuan konteks yang dimiliki sangat mempengaruhi tingkat pemahaman pembaca dalam menafsirkan informasi yang terdapat dalam sebuah wacana komik. Hubungan bahasa dan gambar diketahui dari peran bahasa dalam menyampaikan keterangan pada gambar. Gambar tidak dapat dipisahkan dari teks karena kedua komponen tersebut saling membentuk makna. Gambar dan bahasa secara terpadu membentuk keutuhan wacana lewat alat
Keutuhan wacana ..., Dinar Widyaisha, FIB UI, 2014
Universitas Indonesia
19
kohesi—koherensi yang muncul dalam wacana. Dengan demikian, teks dan konteks dapat memberikan keterangan gambar tentang peristiwa sosial yang diangkat dalam komik. Sumber Referensi Cook, Guy. 1989. Discourse. London: Oxford University Press. E. Brenner, Robin. 1977. Understanding Anime and Manga. London: Libraries Unlimited. Fajarianti, Fanny. 2008. “Metafora dalam Komik,” Skripsi sarjana pada FIBUI, Depok. Kotimah, Ema. 2004. Analisis Wacana Ideologi Tandingan. Bandung: Universitas Islam Bandung. Maharsi, Maharsi. 2010. Komik: Dunia Kreatif Tanpa Batas. Yogyakarta: Kata Buku. McCloud, Scoot. 1993. “Understanding comics: invisible arts.” New York: Harper Parennial. Mesthrie, Rajend. 2011. “Interaction, Style, and Discourse” in The Cambridge Handbook of Sociolinguistiks. UK: Cambridge University Press. Rinanty, Cherita. 2000. “Keutuhan Wacana Komik,” Skripsi sarjana pada FIBUI, Depok. Sumber Data Mice. “Generasi UN.” Kompas, 14 April 2013. Mice. “Piala Bergilir PLN.” Rakyat Merdeka, 3 April 2013. Mice. “Lapor ke Polisi.” Rakyat Merdeka, 11 April 2013. Mice. “Hukum Harus Ditegakkan.” Rakyat Merdeka, 25 April 2013. Mice. “Muka-Muka Lama.” Rakyat Merdeka, 4 Mei 2013.
Keutuhan wacana ..., Dinar Widyaisha, FIB UI, 2014
Universitas Indonesia