UNIVERSITAS INDONESIA
ANALISIS BIOGRAFI DAN PEMIKIRAN IMAM MUSLIM
JURNAL
ABDURRAHIM NPM : 1006698654
FAKULTAS ILMU PENGETAHUAN BUDAYA PROGRAM STUDI ILMU PENGETAHUAN ARAB DEPOK, SEPTEMBER 2014
1 Analisis biografi…, Abdurrahim, FIB UI, 2014
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS Sebagai sivitas akademik Universitas, saya yang bertanda tangan dibawah ini: Nama
: Abdurrahim
NPM
: 1006698654
Program Studi : Ilmu Pengetahuan Arab Fakultas
: Ilmu Pengetahuan Budaya
Jenis Karya
: Jurnal
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan pengetahuan kepada Universitas Indonesia Hak Bebas Royaliti Nonekslusif (Non-exclussive Royality-Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul: ANALISIS BIOGRAFI DAN PEMIKIRAN IMAM MUSLIM Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royaliti Noneksklusif
ini
Universitas
Indonesia
berhak
menyimpan,
mengalih
media/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat, sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya. Depok, 2 September 2014 Yang menyatakan
(Abdurrahim)
2 Analisis biografi…, Abdurrahim, FIB UI, 2014
LEMBAR PERSETUJUAN
Jurnal dengan judul: ANALISIS BIOGRAFI DAN PEMIKIRAN IMAM MUSLIM
Oleh : Abdurrahim NIM : 1006698654
Telah memenuhi persyaratan untuk dipertahankan di depan penguji dan disetujui pada tanggal 30 Juni 2014
Menyetujui,
Pembimbing
Dr. Afdol Tharik Wastono, S.S., M.Hum
3 Analisis biografi…, Abdurrahim, FIB UI, 2014
ANALISIS BIOGRAFI DAN PEMIKIRAN IMAM MUSLIM Abdurrahim Program Studi Arab, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia, Depok Email :
[email protected]
Abstrak - Imam Muslim adalah ahli hadits yang lahir di Naisabur pada tahun 202 H dan meninggal pada tahun 216 Hijriah. Kelebihannya berupa ketajaman berpikir dan ingatan hafalan, membuatnya mudah untuk menuntut ilmu terutama ilmu mengenai Al-Quran dan hadits. Beliau belajar ilmu hadits dan sering mengunjungi ulamaulama ahli hadits sejak berusia 10 tahun. Keberhasilan beliau dalam menyaring hadits-hadits sahih dari 300.000 hadits yang diriwayatkan dari guru-gurunya, didukung oleh fakta bahwa dia telah melakukan safari penelitian bertahun-tahun di beberapa kota penting Islam demi menjaga hadits-hadits Rasulullah saw. Adapun beberapa karya-karya beliau yaitu Sahih Muslim, Al-Tamyiz, Al-Kuna wa Al-Asma, Al-Munfaridat wa Al-Wihdan dan At-Thabaqat. Kata Kunci: Imam Muslim, Hadits, Sahih Muslim Abstract - Imam Muslim is a hadith expert who was born in Naisabur in 202 H and passed away in 216 H. His excellent thinking ability and memory made it easy for him to study sciences especially about Al-Quran and hadith. He studied hadith and frequently visited hadith experts since he was 10 years old. His success in filtering sahih hadith from 300.000 hadith narrated from his teachers was supported by the fact that he had done research for many years in some important Islamic cities in order to maintain Rasulullah saw’s hadith. Some of his works are Sahih Muslim, AlTamyiz, Al-Kuna wa Al-Asma, Al-Munfaridat wa Al-Wihdan and At-Thabaqat. Keyword: Imam Muslim, Hadith, Sahih Muslim
4 Analisis biografi…, Abdurrahim, FIB UI, 2014
1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Agama Islam mempunyai dua sumber hukum yang tidak bisa terlepas dari kehidupan manusia, yaitu Al-Quran dan hadits. Sebagaimana sabda Rasulullah saw “Telah aku tinggalkan bagi kamu (ummatku) dua perkara yang apabila kamu berpegang teguh kepada keduanya, niscaya kamu tidak akan tersesat selamanya, yaitu Al-Quran dan Sunnahku”. Hal ini jelas bahwa jika penulis masih menyeleweng kepada kedua perkara tersebut, maka penulis akan menjadi hamba yang tersesat. Dalam buku Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata “hadis”, berasal dari kata Bahasa Arab ( )الحديثyang artinya adalah sabda atau perkataan, perbuatan, takrir (ketetapan) Nabi Muhammad saw. yang diriwayatkan atau diceritakan oleh sahabat untuk menjelaskan dan menentukan hukum Islam. Adapun arti yang kedua yaitu sebagai sumber ajaran atau hukum Islam yang kedua setelah Al-Quran. Sebagai sumber hukum Islam yang kedua setelah Al-Quran, hadits atau sunnah Nabi Muhammad saw. memiliki kedudukan dan fungsi yang sangat penting dalam khazanah ilmu-limu keislaman. Secara umum, fungsi hadits Rasulullah saw. ada dua, fungsi yang pertama adalah menjelaskan hukum yang belum−secara tegas−dijelaskan dalam Al-Quran. Hal ini disebutkan dalam QS Al-Hasyr (59): 7, yaitu “Apa saja yang diputuskan oleh Rasul, maka ambillah, dan apa yang dilarang, maka tinggalkanlah. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah paling keras hukumnya”. Fungsi yang kedua adalah menjelaskan hukum yang sudah tercantum dalam Al-Quran, tetapi belum diperinci pelaksanaannya, seperti hukum shalat, zakat, haji, dan lain-lain. Sebagaimana Allah berfirman di dalam QS Al-Nahl (16): 44, yaitu “Dan kami turunkan kepadamu Al-Quran agar kamu menrangkan kepada umat manusia apa yang telah diturunkan kepada mereka (seperti perintah shalat, haji, dan sebagainya) dan supaya mereka memikirkan”. Seperti yang penulis ketahui, ada beberapa orang ahli hadits yang termasyhur di antara para ahli hadits sejak dulu hingga kini, mereka itu adalah Imam Bukhari,
5 Analisis biografi…, Abdurrahim, FIB UI, 2014
Imam Muslim, Abu Dawud, Tirmidzi, An-Nasai dan Ibnu Majah. Dalam makalah ini, penulis akan mengkaji lebih dalam tentang salah seorang ahli hadits yang telah disebut namanya diatas, beliau adalah Imam Muslim. Khususnya, penulis akan membahas tentang biografi, terkait tentang guru-guru beliau, sejarah beliau, dan yang lainnya. Kemudian bagian yang paling penting di dalam makalah ini adalah karya-karya beliau yang terkenal, yang akan penulis bahas pada bab 3. 1.2 Rumusan Masalah Dalam penelitian ini, penulis akan merumuskan masalah-masalah yang terdiri dari: 1. Bagaimana perjalanan hidup Imam Muslim? 2. Apa saja karya-karya Imam Muslim? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah : 1. Mengungkapkan bagaimana perjalanan hidup Imam Muslim 2. Menjelaskan apa saja karya-karya Imam Muslim 1.4 Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan di dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif, yaitu metode penelitian yang lebih mengutamakan aspek pemahaman dan pengkajian di dalam penelitiannya, sehingga membuat tulisan ini menjadi lebih berkualitas. Menurut Sugiyono (2009:15), metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, pengambilan sampel sumber data dilakukan secara purposive dan snowbaal, teknik pengumpulan dengan triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna daripada generalisasi.
6 Analisis biografi…, Abdurrahim, FIB UI, 2014
Oleh karena itu, penulis akan meneliti dengan metode kepustakaan yang akan diterangkan secara jelas dan tekstual di dalam penelitian ini, sekaligus penulis akan meneliti dan menjelaskan secara mendalam, yaitu penulis akan mendefinisikan suatu perkara disertai dengan contoh-contoh agar pembaca dapat memahaminya dengan jelas.
2. BIOGRAFI IMAM MUSLIM 2.1
Histografi Dan Hadits Imam Muslim Imam Muslim, yang nama lengkapnya adalah Al-Imam Abul Husain Muslim
Bin Al-Hajjaj Al-Qusyairi An-Naisaburi. Beliau adalah ahli hadits yang termasyhur di antara para ahli hadits sejak dulu hingga kini. Setelah Imam Bukhari, beliau adalah orang yang terbaik dalam masalah ilmu hadits, terkait sanad, matan, seleksi, dan kritiknya. Beliau dilahirkan di Naisabur pada tahun 202 H atau 817 M yang sekarang ini termasuk wilayah Rusia. Imam Muslim Meninggal pada tahun 216 Hijriah dan dikuburkan di tempat itu juga. Dalam kehidupannya, beliau adalah seorang yang sangat konsisiten dalam meriwayatkan hadits, dan bahkan sampai sepenulisr puluhan ribu hadits. Muhammad Ajaj Al Khatib, beliau adalah seorang guru besar hadits pada Universitas Damaskus, mengatakan “hadits yang tercantum dalam karya besar Imam Muslim, Shahih Muslim, berjumlah 3.030 hadits tanpa pengulangan. Bila dihitung dengan pengulangan, katanya, berjumlah sepenulisr 10.000 hadits”. Namun menurut Imam Al Khuli (ulama besar Mesir), beliau mengatakan “hadits yang terdapat dalam karya Muslim tersebut berjumlah 4.000 hadits tanpa pengulangan, dan 7.275 dengan pengulangan. Jumlah hadits yang beliau tulis dalam Shahih Muslim itu diambil dan
7 Analisis biografi…, Abdurrahim, FIB UI, 2014
disaring dari sepenulisr 300.000 hadits yang beliau ketahui”. Dan untuk menyaring hadits-hadits tersebut, Imam Muslim membutuhkan waktu 15 tahun.1 Keberhasilan beliau dalam menyaring hadits-hadits sahih dari 300.000 hadits yang diriwayatkan dari guru-gurunya, didukung oleh fakta bahwa dia telah melakukan safari penelitian bertahun-tahun di beberapa kota penting Islam demi menjaga haditshadits Rasulullah saw. 2.2
Intelektualitas Imam Muslim Sejak Imam Muslim masih kecil, yaitu sepenulisr mulai dari tahun 218 Hijriah,
beliau sudah mulai giat menuntut ilmu dengan belajar hadits. Perhatian dan minat Imam Muslim terhadap ilmu hadits memang luar biasa. Sejak usia dini, ia telah berkonsentrasi mempelajari hadits dan dianugerahi kelebihan berupa ketajaman berpikir dan ingatan hapalan.2 Bakal kemampuannya ini sangat mendukung minatnya yang besar untuk menuntut ilmu terutama ilmu mengenai Al-Quran dan hadits. Pada Kenyataannya, Imam Muslim telah mengawali belajar belajar ilmu hadits ini sejak masih berusia 10 tahun. Dan bahkan, pada saat itu Imam Muslim sering mengunjungi seorang ulama ahli hadits, yaitu yang bernama Imam Al-Dakhili. Setelah selama setahun Imam Muslim belajar hadits dengan Al-Dakhili, hal ini telah menjadikannya hafal semua hadits yang diajarknnya, dan telah bisa mengoreksi kesalahan gurunya jika ada.3 Disamping itu, selain Imam Muslim belajar ilmu hadits dengan Al-Dakhili. Beliau juga banyak mengunjungi ulama-ulama ahli hadits di berbagai tempat untuk belajar hadits kepada mereka. Salah satu tempat yang ia kunjungi adalah Baghdad. 1
Muhammad Musrofi, Langkah Melahirkan Mahakarya : Melejitkan Potensi Diri Dengan Cara Membiasakan Berkarya (t.t), Hikmah, hlm. 48
2
Muhammad Musrofi, Langkah Melahirkan Mahakarya : Melejitkan Potensi Diri Dengan Cara Membiasakan Berkarya (t.t), Hikmah, hlm. 48
3
Bunda Fathi. Mendidik Anak dengan Al Quran Sejak Janin, 2011, Jakarta : Grasindo, Hlm. 194
8 Analisis biografi…, Abdurrahim, FIB UI, 2014
Beliau mengunjungi tempat tersebut berkali-kali untuk belajar kepada ulama-ulama ahli hadits, dan kunjungannya yang terakhir yaitu pada tahun 259 H. 2.3
Guru Dan Tempat Yang Pernah Imam Muslim Kunjungi Al-Imam Abul Husain Muslim menuntut ilmu di berbagai tempat dengan guru
dan perawi yang berbeda-beda pula. Berikut ini adalah tempat-tempat yang pernah Imam Muslim kunjungi, antara lain yaitu di Khurasan, beliau meriwayatkan hadits dari Yahya Bin Yahya, Ishaq Bin Rahwaih, dan lain-lain. Di Ray, beliau mendengarkan hadits dari Muhammad Bin Mahran dan Abu Ghassan. Di Hijaz, beliau menerima hadits dari Sa’id Bin Manshur, Abu Mas’ab, dan yang lainnya. Di Irak, beliau belajar kepada Ahmad Bin Hanbal, Abdullah Bin Maslamah, dan sebagainya. Di Mesir, beliau meriwayatkan hadits dari ‘Amr Bin Sawad, Harmalah Bin Yahya, dan beberapa perawi lainnya.4 Selain Imam Muslim berguru dengan Ahmad Bin Hanbal dan Abdullah Bin Maslamah di Irak, beliau masih mempunyai banyak ulama yang pernah menjadi guru beliau, diantaranya yaitu Usman dan Abu Bakar, yang keduanya merupakan putra Abu Syaibah, Syaiban Bin Farwakh, Abu Kamil al-Juri, Zuhair Bin Harb, Amr an-Naqid, Muhammad Bin al-Musanna, Muhammad Bin Yassar, Harun Bin Sa’id al-Ayli, Qutaibah Bin Sa’id dan lain sebagainya.
4
Zaki Al-din 'abd Al-azhim Al-mundziri, Ringkasan Shahih Muslim, 2002, Bandung : PT Mizan Publika hlm. 28
9 Analisis biografi…, Abdurrahim, FIB UI, 2014
3. KARYA-KARYA IMAM MUSLIM 3.1
Sahih Muslim Kitab Sahih Muslim adalah salah satu buku koleksi hadits karya Imam Muslim
yang sangat termasyhur dan sangat bermanfaat keberadaannya. Kitab ini bernama AlJami’ Al-Sahih dan biasa dikenal dengan nama Sahih Muslim.5 Popularitasnya diantara kitab-kitab hadits lainnya─sahih maupun sunnah─sudah tidak disangsikan lagi. Hal itu karena Imam Muslim merupakan seorang perawi-kolektor hadits yang sangat cerdas dan kuat hafalannya (dhabith). Bahkan Imam Muslim banyak mendapatkan pujian dan pengakuan, baik dari para ulama ahli hadits, maupun ulama yang lainnya Sehingga hadits-hadits yang termuat di dalam kitab ini disepakati sebagai hadits-hadits yang sahih.
(Buku Sahih Muslim)6 Di dalam buku Sahih Muslim ini, Imam Muslim menyaring 300.000 hadits menjadi 4.000 hadits (beberapa riwayat mengatakan 3030 hadits), seperti ucapan beliau, “Aku susun kitab Sahih ini yang disaring dari 300.000 hadits.”. Adapun Imam Muslim mengatakan bahwa: “Tidak setiap hadits yang sahih menurutku aku cantumkan di sini, yakni dalam Sahihnya. Aku hanya mencantumkan hadits-hadits yang telah disepakati oleh para ulama hadits.” Sementara itu Imam Nawawi berkata : 5
Salman Iskandar, 99 Tokoh Muslim Dunia for Kids (t.t), Bandung : DAR! Mizan, hlm. 128
6
http://www.dar-us-salam.com/images/back/H17-SahihMuslim.jpg
10 Analisis biografi…, Abdurrahim, FIB UI, 2014
“Dalam penyusunan kitab tersebut (Sahih Muslim), beliau menggunakan metode yang baik sekali dalam hal kehati-hatian, kesempurnaan, ketelitian, dan pengetahuan.” Adapun setelah itu, telah terbit buku yang berjudul “Mukhtasar Sahih Muslim” atau “Ringkasan Sahih Muslim”, yang disusun oleh Al-Hafizh Zaki Al-Din ‘Abd Al-‘Adzhim Al-Mundziri (581-656 H). Beliau adalah ahli hadits kenamaan dari Mesir yang berdarah Suriah. Karya Al-Mundziri yang memuat 2179 hadits sahih muslim ini cukup populer di kalangan masyarakat, sehingga menarik perhatian seorang ahli hadits yang bernama Muhammad Nashir Al-Din Al-Albani untuk melakukan kajian tahqiq (pemeriksaan terhadap naskah lama untuk keperluan penerbitan yang disertai dengan catatan-catatan khusus).7 Berdasarkan riset Al-Albani, kitab yang berjudul “Mukhtasar Sahih Muslim” ini dapat dikategorikan sebagai naskah ringkasan yang paling lengkap isinya dan sistematis penyajiannya. Metodologinya dalam penyusunan tema-tema yang jelas dan pemilihan haditsnya yang ketat merupakan keunggulan tersendiri dari kitab tersebut. 3.2
Al-Tamyiz Kitab yang bernama Al-Tamyiz ini adalah kitab yang diterbitkan oleh
Kementrian Pendidikan Arab Saudi pada tahun 1982 Masehi. Kitab ini menjelaskan tentang metode para ahli hadits dalam mengkritisi hadits-hadits nabi. Pasal pertama dari buku ini menjelaskan tentang berkembangnya periwayatan hadits, sehingga menjadi suatu ilmu yang memiliki kaidah-kaidah dan dasar-dasar ilmu hadits. Jadi, setelah adanya buku ini, para ahli hadits setelah Imam Muslim mulai ngengetahui dasar-dasar ilmu hadits dari buku ini. Bab kedua dalam buku ini menjelaskan tentang “keadilan” seorang ahli hadits dan cara untuk mengetahuinya. Maksud dari “keadilan” disini adalah bukan sifat adil yang biasa penulis pahami saat ini, tetapi maksud dari “adil” ini adalah sang ulama 7
Zaki Al-din 'abd Al-azhim Al-mundziri, Ringkasan Shahih Muslim, 2002, Bandung : PT Mizan Publika hlm. 28
11 Analisis biografi…, Abdurrahim, FIB UI, 2014
tersebut tidak pernah berbohong, tidak pernah melakukan hal-hal yang makhruh, selalu melakukan perbuatan-perbuatan sunnah, dan hal-hal positif yang lainnya. Bab ketiga berbicara tentang Al-Dhabtu wa Al-Itqaan, yaitu bab ini menjelaskan tentang kekuatan hafalan atau daya hafalan yang dimiliki oleh seorang ahli hadits dan cara untuk mengetahuinya. Sehingga, pembaca buku ini menjadi mengetahui tingkatan hafalan hadits-hadits yang dimiliki oleh para ahli hadits di buku ini. Bab keempat menjelaskan tentang hubungan akal dengan kritis hadits, maksudnya akal disini juga ikut berperan dalam hal mengkritik hadits-hadits. Contohnya, dalam suatu riwayat ada suatu hadits yang lemah atau dhoif, tetapi ada riwayat lain yang menguatkan hadits tesebut. Oleh karena itu, disinilah penulis mulai menggunakan akal, dan akal akan “bermain” disini untuk mengetahui kenapa hal itu bisa terjadi. Bab kelima menjelaskan tentang perbandingan antara metode kritis hadits dan sejarahnya. Dimana banyak pembicaraan-pembicaraan di akhir-akhir ini sepenulisr metode kritis berdasarkan perjalanan masa dan faedah yang dapat diambil oleh para ahli hadits dari metode ini. Bab keenam menjelaskan tentang sebagian tuduhan-tuduhan yang ditujukan kepada metode para ahli hadits atau penyimpulan para ahli hadits. Sebagai contoh, ada seorang ahli hadits yang dalam periwayatannya terpengaruh kepada paham Syi’ah, contoh yang lainnya, ada seorang ahli hadits yang kekuatan atau daya hafalannya sangat lemah, dan sebagainya. Terakhir, yaitu bab ketujuh yang menjelaskan sebagian musuh-musuh islam, atau sebagian kalangan yang benci terhadap agama Islam, tentang metode mereka dalam mengkritisi hadits-hadits.
12 Analisis biografi…, Abdurrahim, FIB UI, 2014
3.3
Al-Kuna wa Al-Asma Al-Kuna merupakan bentuk jamak dari Al-Kunyah, yang artinya adalah nama
gelar yang diawali oleh kata “Abu” atau “Ummu”. Kitab Al-Kuna wa Al-Asma ini menjelaskan tentang nama-nama perawi hadits yang menggunakan kunyah. Contohnya Abu Ishaq Saad Bin Abi Waqash, kemudian Abu Ishaq Ka’ad Bin Mani’ Al-Humairi, dan seterusnya. Kegunaan buku Al-Kuna wa Al-Asma ini adalah untuk mempermudah mengenal nama-nama perawi hadits yang terkenal dengan nama kunyahnya agar dapat diketahui karakteristiknya dengan mudah. Oleh karena itu, dalam ilmu hadits, khususnya pada kajian perawi hadits, buku Al-Kuna wa Al-Asma ini mempunyai peran yang sangat penting di dalam penelitian hadits. Kitab Al-Kuna wa Al-Asma ini diterbitkan oleh Islamic University tahun 1984 Masehi yang dibuat dengan tujuan untuk mengetahui dan mengenal para perawi hadits yang menggunakan kunyah. Selain itu, jika penulis melihat dari contoh diatas, tujuan yang paling penting adalah untuk mengetahui para perawi hadits yang namanya berawalan “Abu Ishaq”. Dengan kata lain, perawi hadits yang bernama “Abu Ishaq” tidak hanya satu orang, tetapi jumlahnya ada banyak.
13 Analisis biografi…, Abdurrahim, FIB UI, 2014
(potongan gambar halaman buku Al-Kuna wa Al-Asma)8 Sebagaimana gambar diatas, ini adalah potongan gambar yang saya ambil dari selembar halaman buku tersebut. Jadi, sistem penulisannya, dari bab yang pertama yaitu menyebutkan nama-nama perawi hadits yang berawalan “Abu Ishaq”, kemudian bab yang kedua “Abu….”, dan seterusnya. Buku ini berjumlah 1034 halaman, dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa para perawi hadits yang menggunakan kunyah sangat banyak jumlahnya. 3.4
Al-Munfaridat wa Al-Wihdan Kitab Al-Munfaridat wa Al-Wihdan ini menjelaskan tentang perawi yang
meriwayatkan hadits sendiri, atau perawi hadits yang periwayatannya melalui satu jalur saja dan sekaligus keadaan perawi tersebut. Contohnya: “tidak ada yang meriwayatkan kecuali anaknya, yaitu Khaisumah Bin Abdurrahman”. Penulisan buku Al-Munfaridat wa Al-Wihdan ini juga dibuat untuk mengetahui dan mengenal para perawi hadits yang meriwayatkan hadits sendiri.
8
http://books.google.co.id/bkshp?hl=en&ei=UruwU_WxNMyTuASHwILABw&ved=0CA4QqS4oDA
14 Analisis biografi…, Abdurrahim, FIB UI, 2014
3.5
At-Thabaqat Kata Thabaqat, mempunyai dua makna yang berbeda. Pertama, menurut
kamus bahasa, arti thabaqat adalah sekelompok orang yang hidup semasa atau dalam zaman yang berbeda. Namun mempunyai kapasitas-kualitas yang sama secara keilmuan, keahlian, atau profesinya. Dalam pengertian lain, thabaqat secara bahasa berarti hal-hal, martabat-martabat, atau derajat-derajat. Kitab ini menjelaskan tentang tingkatan-tingkatan (thabaqat) para sahabat dan tabi’in. Dimulai dari yang tinggal di Madinah, Mekah, Kuffah, Basrah, Syam, Mesir dan lain-lain. Sebagai contoh, yaitu tingkatan para sahabat berdasarkan zaman atau waktu, misalnya golongan sahabat yang lebih dahulu masuk Islam di Mekah seperti Khulafa’ur Rasyidin. Kemudian tingkatan para sahabat berdasarkan jumlah riwayat. Contohnya para sahabat yang banyak riwayat haditsnya bahkan sampai diatas 1000 hadits, mereka adalah Abu Hurairah, Anas bin Malik, Jabir bin ‘Abdullah, dan lainlain. Karya-karya Imam Muslim yang telah dijelaskan diatas adalah karya-karya yang masih ada sampai sekaraing ini. Namun, disamping itu ada beberapa karyakaryanya yang telah hilang karena sebab-sebab tertentu, yaitu Auladish-Shahabah, Al Aqran, Auhamul Muhadditsin, Masyaikh Malik, Masyaikh Ats Tsauri, dan Masyaikh Syu’bah.
15 Analisis biografi…, Abdurrahim, FIB UI, 2014
4. Kesimpulan Setelah penulis banyak menelusuri tentang Imam Muslim, maka dapat penulis simpulkan bahwa beliau adalah ahli hadits yang termasyhur setelah Imam Bukhari. Meskipun begitu, dalam riwayat hidupnya beliau banyak menuntut ilmu dari berbagai macam tempat yang berbeda dan guru yang berbeda pula. Bahkan, Imam Muslim pernah berkali-kali mengunjungi Baghdad untuk belajar kepada ulama-ulama ahli hadits. Disamping itu, Imam Muslim juga telah menulis banyak karya-karya bukunya dan bahkan berjilid-jilid yang sampai saat ini masih dipakai dan dipelajari. Diantara karya-karya Imam Muslim, salah satu kitab yang paling bermutu dan bermanfaat yaitu adalah kitab Sahih Muslim yang telah penulis jelaskan secara detail pada bagian tiga. Dengan kata lain, Imam Muslim dapat dikatakan sebagai suri tauladan yang patut penulis ikuti di dalam kehidupan sehari-hari.
16 Analisis biografi…, Abdurrahim, FIB UI, 2014
DAFTAR PUSTAKA Al-Mundziri, Zaki Al-din 'Abd Al-Azhim (t.t). Ringkasan Shahih Muslim. Bandung: PT Mizan Publika. Musrofi, Muhammad (t.t). Langkah Melahirkan Mahakarya: Melejitkan Potensi Diri Dengan Cara Membiasakan Berkarya. Jakarta: Hikmah. Harjono, Anwar. 1995. Indonesia kita: pemikiran berwawasan iman-Islam. Jakarta: Gema Insani Press. Fathi, Bunda. 2011. Mendidik Anak dengan Al Quran Sejak Janin. Jakarta: Grasindo. Hajjaj, Muslim. 2008. Shahih Muslim. Jam’iyah Al-Markaz Al-Islamiy. Hajjaj, Muslim. 1982. Al-Tamyiz. Arab Saudi: Wazaarah Al-Ma’arif Al-Su’udiyyah. Hajjaj, Muslim. 1984. Al-Kuna wa Al-Asma. Al-Jaami’atu Al-Islaamiyah. Hajjaj, Muslim. 1988. Al-Munfaridaat wa Al-Wihdaan. Daaru Al-Kitab Al-‘Ilmiyyah Hajjaj, Muslim. 1991. Al-Thabaqaat. Yendra, Melvi dan Mira Rainayati. 2007. Ensiklopedia Anak-anak Muslim. Jakarta: Pustaka Oasis Iskandar. Salman. 99 Tokoh Muslim Dunia for Kids. Bandung: DAR! Mizan
17 Analisis biografi…, Abdurrahim, FIB UI, 2014