UNIVERSITAS INDONESIA
GAYA KAFKAESQUE DALAM CERPEN DER AUSFLUG INS GEBIRGE SEBAGAI PENJABARAN SASTRA URBAN
JURNAL
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Humaniora
FADHILAH FARHAN 0906642916
FAKULTAS ILMU PENGETAHUAN BUDAYA PROGRAM STUDI JERMAN DEPOK Februari 201 1
Gaya Kafkaesque ...., Fadhilah Farhan, FIB UI, 2014
2
Gaya Kafkaesque ...., Fadhilah Farhan, FIB UI, 2014
3
Gaya Kafkaesque ...., Fadhilah Farhan, FIB UI, 2014
4
Gaya Kafkaesque ...., Fadhilah Farhan, FIB UI, 2014
5
Gaya Kafkaesque ...., Fadhilah Farhan, FIB UI, 2014
GAYA KAFKAESQUE DALAM CERPEN DER AUSFLUG INS GEBIRGE SEBAGAI PENJABARAN SASTRA URBAN
Fadhilah Farhan
Program Studi Jerman, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia, Kampus UI Depok, Depok, 16424, Indonesia
E-Mail:
[email protected]
Abstrak Kafkaesque merupakan istilah penting yang sering dibicarakan bukan cuma di dalam kajian sastra Jerman melainkan juga digunakan dalam kajian sastra di seluruh dunia. Makalah ini mengungkapkan bahwa gaya Kafkaesque, ciri khas dari sastrawan Franz Kafka, yang sejatinya digunakan untuk mendeskripsikan situasi yang aneh, misterius, dan teralienasi tanpa tahu penyebab atau solusi dari situasi tersebut dapat pula digunakan untuk mendeskripsikan ciri-ciri dari sastra urban. Jurnal ini menggunakan cerpen Franz Kafka sebagai korpus data yakni cerpen Der Ausflug ins Gebirge.
KAFKAESQUE STYLE IN SHORT STORY DER AUSFLUG INS GEBIRGE AS DESCRIPTION TO URBAN LITERATURE
Abstract Kafkaesque is an important term which often discussed not only in the study of German Literature but also in in the study of literature throughout the world. This journal reveals that Kafkaesque style, writer Franz Kafka’s trademark, which is actually used to describe a situation that is strange, mysterious, and alienated without knowing the cause or the solution 6
Gaya Kafkaesque ...., Fadhilah Farhan, FIB UI, 2014
of the situation can also be used to describe characteristics of urban literature. This journal uses short story of Franz Kafka as a data which is Der Ausflug ins Gebirge. Keywords: Kafkasque, Urban, Mysterious Alienated. Description.
Pendahuluan Tidak banyak sastrawan yang gaya menulisnya dijadikan istilah dalam bahasa Inggris sebagai satu kosakata dengan arti tertentu. Franz Kafka menjadi salah satu sastrawan yang mendapatkan kehormatan tersebut. Gayanya dalam menulis ditambah keunikannya melahirkann istilah Kafkaesque dan istilah tersebut langsung populer dalam percaturan sastra dunia. karya Kafka banyak diperbincangkan dalam setiap diskusi sastra Jerman baik pembicaraan sastra di media elektronik maupun di media cetak. Bahkan tahun 1950-an, lahir istilah Kafka-Mode.1 Kafka jadi orang yang bukan cuma melahirkan karya, melainkan juga melahirkan gaya. Lama-kelamaan Kafka-Mode menjadi sebuah kosakata tersendiri Kafkaesque, dan dari situlah istilah Kaskaeque mendunia hingga masih dikaji secara akademis sampai sekarang. Istilah Kafkasque digunakan untuk mendeskripsikan situasi yang aneh, misterius, juga mendeskripsikan ciri-ciri seperti dalam karya Kafka seperti teralienasi tanpa tahu penyebab atau solusi dari situasi tersebut.2 Tentu saja istilah ini tercermin lewat novel-novel Franz Kafka, contohnya yang berjudul Der Process dan Die Verwandlung, Dalam Der Process karakter utama ditangkap oleh beberapa orang yang tidak menjelaskan otoritas mereka, dan diadili karena kejahatan yang tidak dijelaskan. Contoh lebih ekstrem lagi tentu saja dari novel Die Verwandlung dimana karakter utama setelah bangun tidur langsung berubah menjadi serangga besar tanpa tahu apa penyebabnya. Itulah mengapa kamus Oxford menambah pula kata mengerikan dan membingungkan, terutama yang melibatkan aturan resmi yang rumit dan sistem yang tampaknya tidak masuk akal sebagai definisi dari istilah Kafkaesque. Karena ciri khasnya, karya-karya Franz Kafka membuat satu pusaran dunia absurditas yang bukan cuma melahirkan satu gaya baru dan lain daripada yang lain, melainkan juga menjadikan karya-karya Kafka sebagai karya yang terus melekat di ingatan para penikmat
1
Wagenbach, Klaus. 1958. Franz Kafka. Eine Biographie seiner Jugend 1883-1912. Bern: Francke. Strelka, Joseph P. 1984. Kafkaesque Elements in Kafka's Novels and in Contemporary Narrative Prose. Pennsylvania: Comparative Literature Studies.
2
7
Gaya Kafkaesque ...., Fadhilah Farhan, FIB UI, 2014
sastra dunia sekaligus membuat pembacanya terhanyut dalam keanehan dunia Kafka. Dibalik pusaran absurditas dari gaya menulis Frans Kafka, Jurnal ini berujuan untuk mengungkapkan bahwa gaya Kafkaesque dapat pula mendeskripsikan hal-hal diluar definisi Kafkaesque tersebut yakni dalam hal ini pendeskripsian urbanisasi. Unsur urbanisasi dapat dianalisis dari buku Franz Kafka berjudul Betrachtung. Buku ini merupakan kumpulan cerpen Kafka yang dari kumpulan cerpen tersebut, salah satunya yang berjudul Der Ausflug ins Gebirge. Di cerpen ini dapat ditemukan gaya Kafkasque yang masih mencerminkan situasi yang aneh, misterius, dan teralienasi tanpa tahu penyebab atau solusi dari situasi tersebut, meski tidak ekstrem seperti dalam novel Die Verwandlung, gaya Kafkaesque dalam buku ini ternyata tidak hanya menjabarkan ciri-ciri dari gaya Kafkaesque namun juga menjabarkan unsur-unsur sastra urban.
Tinjauan Teoritis Maksud dari gaya Kafkasque yang dianalisis dalam jurnal ini adalah gaya penulisan Franz Kafka. Lebih rinci lagi yakni interpretasi dari gaya penulisan Frans Kafka dalam cerpen Der Ausflug ins Gebirge. Gaya Kafkasque disini akan dianalisis lewat teori Hermeneutika. Richard Palmer menjelaskan bahwa terdapst dua unsur utama dalam kajian Hermeneutika yakni peristiwa pemahaman terhadap teks dan persoalan yang lebih mengarah mengenai pemahaman dan interpretasi. Tujuan dari interpretasi sendiri adalah membuat sesuatu yang kabur, jauh, dan gelap maknanya menjadi sesuatu yang jelas, dekat, dan dapat dipahami 3. Menurut Georg Simmel, definisi kota/urban lebih terletak dari bentuk psikis ketimbang bentuk fisik. Simmel merupakan sosiolog urban pertama yang mebuktukan bahwa esensi dari kota tidak semata-mata terletak pada kelimpahan bangunan dan konstruksi arsitektur.4 Dengan
ciri-ciri urban antara lain
individualistis,
ketepatan
waktu,
rasionalitas,
ketergantungan terhadap uang, alat tukar dan teknologi, kejauhan sosial, ketidakacuhan dan apatisme sebagai bagian dari gaya hidup metropolitan.5
3
Palmer, Richard E. 2005. Interpratation Theory in Schleirmacher, Dilthey, Heidegger, and Gadamer, terj. Mansur Hery & Damanhuri M, Hermeneutik. Teori Baru Mengenai Interpretasi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 4 http://www.academia.edu/1241143/GEORG_SIMMEL_THE_METROPOLITAN_WAY_OF_LIFE_IN_THE ORY_AND_PRACTICE 5
Simmel, Georg. 1998. Simmel on Culture: Selected Writings. Los Angels: SAGE Publications Ltd.
8
Gaya Kafkaesque ...., Fadhilah Farhan, FIB UI, 2014
Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penulisan jurnal ini adalah tinjauan pustaka dan analisis teks. Tinjauan pustaka bertujuan agar penelitian ini memiliki dasar ilmiah juga agar jalannya penelitian ini memiliki arah yang jelas. Sedangkan analisis teks diperlukan karena objek penelitian ini adalah sebuah teks, yaitu cerpen ‗Der Ausflug ins Gebirge‘. Tinjauan pustaka dan analisis teks berjalan beriringan dan saling melengkapi. Tinjauan pustaka berfungsi sebegai arahan dalam melakukan analisis teks dan analisis teks akan menunjukkan kebenaran dari tinjauan pustaka yang digunakan sehingga hasil yang diperoleh akan tepat dan memiliki dasar dan bukti yang kuat. Analisis teks dilakukan dengan melihat bagaimana gaya penulisan Franz Kafka dalam cerpen ‗Der Ausflug ins Gebirge‘ ini menampilkan gaya Kafkaesque yang berciri khas misterius dan teralienasi tanpa tahu penyebab atau solusi dari situasi tersebut. Disamping dua unsur utama gaya Kafkaesque tadi, analisis teks ini juga mencoba melihat bahwa unsur Kafkaesque juga dapat digunakan untuk menjabarkan unsur-unsur sastra urban.
Pembahasan 1. Latar belakang cerpen Der Ausflug ins Gebirge Cerpen Der Ausflug Ins Gebirge merupakan salah satu cerpen yang terdapat dalam buku Betrachtung, buku pertama Franz Kafka yang diterbitkan. Buku ini ditulis ditulis oleh Franz Kafka pada kurun waktu 1904-1912. Inti tulisan Der Ausflug Ins Gebirge adalah keinginan karakter ‘aku’ dibalik keterasingannya untuk bisa pergi ke pegunungan bersama dengan sekelompok orang asing yang bukan siapa-siapa. Hubungan teks tersebut dengan dunia urban tidak terlepas dari situasi dalam kurun waktu 1904-1912 dimana di Jerman sendiri termasuk dalam era Raja Wilhelm 2. Dalam kurun waktu ini terjadi ledakan populasi yang sebagian besar pertumbuhannya terkonsentrasi di daerah urban. Hal ini dipicu oleh pesatnya kemajuan industri terutama industri baja dan pengolahan kimia. Lebih lanjut, pesatnya dunia industri juga menyebabkan stratifikasi sosial dan kesenjangan sosial yang nyata. Hal tersebut juga
9
Gaya Kafkaesque ...., Fadhilah Farhan, FIB UI, 2014
didukung oleh munculnya kau menengah keatas/kau borjuis yang semakin mewarnai unsurunsur kehidupan urban.6 Dari hal inilah muncul keinginan karakter ‘Aku’ untuk pergi ke pegunungan, melepas diri bersama sekelopok orang asing dari cengkraman kota dan industrialisasinya. 2. Isi cerpen Der Ausflug ins Gebirge ―Ich weiß nicht,‖ rief ich ohne Klang, ‖ich weiß ja nicht. Wenn niemand kommt, dann kommt eben niemand. Ich habe niemandem etwas Böses getan, niemand hat mir etwas Böses getan, niemand aber will mir helfen. Lauter niemand. Aber so ist es doch nicht. Nur daß mir niemand hilft -, sonst wäre lauter Niemand hübsch. Ich würde ganz gern — warum denn nicht — einen Ausflug mit einer Gesellschaft von lauter Niemand machen. Natürlich ins Gebirge, wohin denn sonst? Wie sich diese Niemand aneinanderdringen, diese vielen quergestreckten und eingehängten Arme, diese vielen Füße, durch winzige Schritte getrennt! Versteht sich, daß alle in Frack sind. Wir gehen so lala, der Wind fährt durch die Lücken, die wir und unsere Gliedmaßen offen lassen. Die Hälse werden im Gebirge frei! Es ist ein Wunder, daß wir nicht singen.‖
Pembahasan ini akan dilakukan dengan menampilkan jalan cerita Der Ausflug ins Gebirge dan menunjukkan bagaimana gaya Kafkasque dalam cerpen ini juga dapat mendeskripsikan ciri-ciri sastra urban. Dalam kalimat pertama langsung terlihat ciri khas gaya Kafkasque yang kental ―Ich weiß nicht,‖ rief ich ohne Klang, ‖ich weiß ja nicht. Wenn niemand kommt, dann kommt eben niemand. Ich habe niemandem etwas Böses getan, niemand hat mir etwas Böses getan, niemand aber will mir helfen Artinya : ―Aku tidak tahu,‖Aku menangis tanpa terdengar , ―Aku tidak tahu. Jika tidak ada orang yang datang, maka tidak ada orang yang datang. Tidak seorangpun aku sakiti dan aku tidak disakiti oleh seorangpun, tetapi tidak seorangpun akan membantuku. 6
Paret, P dan B.I. Lewis. 1985. Art, Society, and Politics in Wilhelmine Germany. Chicago: The University of Chicago Press.
10
Gaya Kafkaesque ...., Fadhilah Farhan, FIB UI, 2014
Ciri gaya Kafkaesque pada bagian ini yaitu muncul dilema langsung di kalimat pertama tanpa tahu penyebab dari dilema tersebut dan apa solusinya. ―Aku tidak tahu,‖Aku menangis tanpa terdengar. Di bagian ini dan di bagian selanjutnya juga muncul ciri khas dari gaya Kafkaesque yakni sifat misterius dan yang paling menonjol, sifat alienasi. ―Aku tidak tahu. Jika tidak ada orang yang datang, maka tidak ada orang yang datang. Tidak seorangpun aku sakiti dan aku tidak disakiti oleh seorangpun, tetapi tidak seorangpun akan membantuku. Kedua hal ini erat kaitannya dengan ciri khas kehidupan urban, yakni individualisme. Sifat individualis melahirkan sifat kesendirian dan kesepian. Pergaulan tatap muka berinteraksi secara langsung dalam ukuran waktu yang lama sudah jarang terjadi dalam masyarakat urban. Jika tidak ada orang yang datang, maka tidak ada orang yang datang. Masyarakat urban umumnya dapat mengurus dirinya sendiri tanpa harus bergantung pada orang lain. Kesibukan masing-masing warga kota dalam tempo yang cukup tinggi dapat mengurangi perhatiannya kepada sesamanya. Apabila ini berlebihan maka mereka mampu akan mempunyai sifat acuh tak acuh atau kurang mempunyai toleransi sosial. Tidak seorangpun aku sakiti dan aku tidak disakiti oleh seorangpun, tetapi tidak seorangpun akan membantuku.
Pada bagian selanjutnya dijelaskan keinginan karakter ‘Aku’ untuk keluar dari ciri khas Urban. Lauter niemand. Aber so ist es doch nicht. Nur daß mir niemand hilft -, sonst wäre lauter Niemand hübsch. Ich würde ganz gern — warum denn nicht — einen Ausflug mit einer Gesellschaft von lauter Niemand machen. Natürlich ins Gebirge, wohin denn sonst? Wie sich diese Niemand aneinanderdringen, diese vielen quergestreckten und eingehängten Arme, diese vielen Füße, durch winzige Schritte getrennt! Versteht sich, daß alle in Frack sind. Wir gehen so lala, der Wind fährt durch die Lücken, die wir und unsere Gliedmaßen offen lassen. Die Hälse werden im Gebirge frei! Es ist ein Wunder, daß wir nicht singen.‖ Artinya: Sekumpulan orang yang bukan siapa-siapa. Tapi itu tidak seluruhnya benar. Hanya, tidak ada seorangpun yang menolongku -, sekumpulan orang yang bukan siapa-siapa akan jadi indah. di sisi lain, aku akan senang sekali pergi bertamasya – Mengapa tidak? – melakukan perjalanan dengan sekumpulan orang yang bukan siapa-siapa. Pergi ke 11
Gaya Kafkaesque ...., Fadhilah Farhan, FIB UI, 2014
pegunungan, tentu saja, kemana lagi? Bagaimana sekumpulan orang yang bukan siapasiapa ini saling berdesakan satu sama lain, semua tangan ini bersama-sama saling terangkat dan saling terkait, sepasang kaki-kaki yang banyak dipisahkan oleh langkahlangkah yang dekat! Akurlah mereka bersama, dan mereka semua mengenakan jas panjang. Kita pergi dengan begitu riang, angin berhembus melalui celah-celah yang membuka kita berikut anggota badan kita. Leher kita bebas di pegunungan, ini keajaiban, bahwa kita tidak bernyanyi.‖ Kehidupan masyarakat urban memiliki rasa persaingan sosial yang lebih ketat, sehingga orang cenderung bekerja keras untuk dirinya sendiri. Individualisme yang nyata dalam masyarakat urban melahirkan sifat kesendirian dan kesepian, dari sifat kesepian pada dasarnya dari diri masyarakat urban terdapat benih-benih impian untuk ingin bersenangsenang bersama, dengan sesama masyarakat urban, dengan sesama pribadi individualistis, tanpa mempedulikan adanya persaingan sosial. Yang penting bisa bersama-sama dan tidak sendiri. Rasa rindu terhadap kebersamaan dan ingin bersenang-senang bersama tetap tertanam di benak masyarakat urban meskipun orang lain bukanlah orang yang dikenal oleh karakter ‘Aku’ dan termasuk orang yang bukan siapa-siapa. sekumpulan orang yang bukan siapa-siapa akan jadi indah.
Bagian berikutnya mengungkapkan salah satu hasrat paling mendalam yang dimiliki oleh masyarakat urban, yakni keluar dari hiruk pikuk kota. di sisi lain, aku akan senang sekali pergi bertamasya – Mengapa tidak? – melakukan perjalanan dengan sekumpulan orang yang bukan siapa-siapa. Pergi ke pegunungan, tentu saja, kemana lagi? Industrialisme memang menjadi satu lompatan besar dalam peradaban umat manusia namun tentu saja pesatnya perkembangan masyarakat urban juga membawa dampak negatif salah satunya timbul polusi, untuk itu hampir semua masyarakat urban pernah memimpikan bukan cuma keluar dari rutinitasnya, bukan cuma keluar dari sifat individualisnya, melainkan juga keluar dari bentuk fisik kota itu sendiri. Berbagai daerah yang alami dan belum tersentuh hiruk pikuk kota menjadi tujuan tamasya, termasuk salah satu yang paling populer, pegunungan. Pada bagian selanjutnya gaya Kafkaesque digunakan untuk mendeskripsikan ketiga dambaan karakter ‘Aku’ dalam proses ‘keluar’ dari rutinitas urban. di sisi lain, aku akan senang sekali pergi bertamasya – Mengapa tidak? – melakukan perjalanan dengan sekumpulan orang yang bukan siapa-siapa. Pergi 12
Gaya Kafkaesque ...., Fadhilah Farhan, FIB UI, 2014
ke pegunungan, tentu saja, kemana lagi? Bagaimana sekumpulan orang yang bukan siapa-siapa ini saling berdesakan satu sama lain, semua tangan ini bersama-sama saling terangkat dan saling terkait, sepasang kaki-kaki yang banyak dipisahkan oleh langkahlangkah yang dekat! Akurlah mereka bersama, bahwasanya mereka semua mengenakan jas panjang. Kita pergi dengan begitu riang, angin berhembus melalui celah-celah yang membuka kita berikut anggota badan kita. Leher kita bebas di pegunungan! ini keajaiban, bahwa kita tidak bernyanyi.‖
Kesimpulan Membaca karya Franz Kafka tidak bisa lepas dari gaya Kafkaesque. Baru di kalimat paling pertama saja kita sudah dihentakkan oleh dilema dari karakter utama yang sungguh mencerminkan gaya Kafkaesque. Aneh, misterius, dan teralienasi tanpa tahu penyebab atau solusi dari situasi tersebut. Selebihnya, kita tinggal mengikuti bagaimana karakter utama menyikapi dilema tersebut dengan berbagai kemungkinan. Sehingga kita seperti terseret masuk ke pusaran absurditas gaya Kafkaesque hingga akhir cerita. Tidak heran mengapa Franz Kafka dengan gaya Kafkaesque-nya dianggap sebagai salah satu sastrawan penting yang mengubah pola pikir dunia sastra sekaligus memperluas khazanah dunia sastra hingga sekarang. Lebih rincinya, khusus dalam cerpen Der Ausflug ins Gebirge ada dua ciri khas gaya Kafkaesque hal yang paling menonjol, yakni misterius dan teralienasi dengan dunia sekitar. Inilah dua kata kunci yang sangat penting digarisbawahi dan mewakili secara sempurna hasil dari analisis jurnal ini. Kedua unsur tersebut jelas menampilkan ciri khas gaya Kafkaesque dan tentu saja dengan gaya tersebut pembaca kerap terseret ke dalam dunia cerpen Franz Kafka, dunia dimana karakter ‘Aku’ dalam cerpen ini merasa teralienasi dengan dunia sekitar. Ia misterius. Anonim. Terasing. Tidak ada yang menolongnya, tidak ada yang berinteraksi dengannya. Kenyataan pahit yang dialami karakter ‘Aku’ yang diceritakan dengan gaya Kafkaesque membuat pembaca terhanyut dalam gaya bercerita Kafkaesque namun apakah gaya Kafkaesque semata-mata hanya digunakan untuk menghanyutkan pembaca dengan unsur misterius dan teralienasinya saja? Tidak hanya itu. Dalam jurnal ini mampu diangkat kesimpulan bahwa dibalik kekuatan bercerita gaya Kafkaesque, pendeskripsian terhadap 13
Gaya Kafkaesque ...., Fadhilah Farhan, FIB UI, 2014
sastra urban juga tercermin dalam gaya Kafkaesque. Bila ditelisik lebih lanjut, kedua unsur misterius dan alienasi juga dapat dilihat pada ciri-ciri sastra urban. Unsur misterius terlihat kedalam kehidupan individualistis masyarakat urban. Pola hidup individualistis membuat interaksi orang-orang semakin renggang dan pada akhirnya, individu-individu lainnya menjadi anonim, misterius, sekaligus melahirkan sifat alienasi dan keterasingan terhadap individu lain di dunia urban. Pendeskripsian terhadap kehidupan urban juga didukung oleh pendeskripsian jelas tentang keinginan karakter ‘Aku’ yang ingin keluar dari cangkangnya. Bertamasya keluar dari permasalahannya dan seluruh elemen individualistisnya yang sebelumnya ia keluhkan. Pada akhirnya, gaya Kafkaesque tidak semata-mata hanya mewarnai dunia sastra dunia dengan ciri khasnya yang menonjol, namun juga cenderung dapat mencerminkan penjabaran sastra urban.
Daftar Referensi Kafka, Franz. 2006. Betrachtung. Leipzig: Deutscher Taschenbuch Verlag. Kafka, Franz. 1996. The Metamorphosis and Other Stories. New York: Barnes & Noble. Kafka, Franz. 1998. The Trial. New York: Schocken Books. Brod, Max. 1966. Über Franz Kafka. Hamburg: S. Fischer Verlag. Wagenbach, Klaus. 1958. Franz Kafka. Eine Biographie seiner Jugend 1883-1912. Bern: Francke. Strelka, Joseph P. 1984. Kafkaesque Elements in Kafka's Novels and in Contemporary Narrative Prose. Pennsylvania: Comparative Literature Studies. Simmel, Georg. 1998. Simmel on Culture: Selected Writings. Los Angeles: SAGE Publications Ltd Paret, P dan B.I. Lewis. 1985. Art, Society, and Politics in Wilhelmine Germany. Chicago: The University of Chicago Press Palmer, Richard E. 2005. Teori Baru Mengenai Interpretasi. terjemahan Mansur Hery & Damanhuri M, Hermeneutik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Aminuddin. 2002. Pengantar Apresiasi Karya Sastra. Jakarta: Sinar Baru. Sudjiman, Panuti. 1990. Kamus Istilah Sastra. Jakarta: UI Press. 14
Gaya Kafkaesque ...., Fadhilah Farhan, FIB UI, 2014
Sudjiman, Panuti. 1992. Memahami Cerita Rekaan. Jakarta: Dunia Pustaka Jaya. Hawes, James. 2008. Why You Should Read Kafka Before You Waste Your Life. New York: St. Martin's Press. http://franzkafkastories.com/ http://membacakafka.blogspot.com/ http://www.academia.edu/1241143/GEORG_SIMMEL_THE_METROPOLITAN_WAY_OF _LIFE_IN_THEORY_AND_PRACTICE
15
Gaya Kafkaesque ...., Fadhilah Farhan, FIB UI, 2014