BAB IV ANALIS A IV.1 Aspek Manusia IV.1.1 Analisa Pelaku Kegiatan 1. Rumah Susun •
Penghuni rumah susun Æ - 1 orang/unit sampai dengan 1 keluarga/unit (2-4 orang) - Target utama adalah pedagang dari pasar yang ada.
•
Pengelola rumah susun Æ - pengelola - petugas kebersihan - keamanan
2. Pasar
Lapak (bahan-bahan makanan)
•
Pedagang
Kios
•
Pengelola
Ruko
•
Pengunjung pasar
IV.1.2 Analisa Daya Tampung 1. Rumah Susun Daya tampung rumah susun sebanyak + 250 unit rumah di mana tiap unit rumah dihuni oleh 1 – 4 orang penghuni. Sehingga jumlah penghuni maksimal sebanyak 800 orang. 51
2. Pasar Daya tampung pedagang pada pasar diasumsikan sebagai berikut: •
Pedagang : 150 lapak x 2 orang = 300 orang 125 kios x 2 orang
= 250 orang 750 orang
•
Karyawan (pengelola, keamanan, kebersihan) : 50 orang
•
Pengunjung : diasumsikan pengunjung setiap harinya + 1000 orang
IV.1.3 Analisa Jenis Kegiatan 1. Rumah susun Jenis kegiatan tidur Pelaku ayah
Tabel 1. Jenis kegiatan pada Rumah susun mandi buang masak makan beair kerja
• • • •
ibu anak pengelola
• • • •
• • • •
• • • •
• •
bermain
• •
olah raga
mencuci
• • • •
• •
• •
2. Pasar Jenis kegiatan Pelaku pedagang pengelola pengunjung
berdagang
•
Tabel 2. Jenis kegiatan pada pasar buang makan bermenurunair ibadah kan barang
• • •
• • •
52
• • •
•
parkir
menguliti ayam
• • •
•
IV.1.4 Analisa Kebutuhan Ruang 1. Rumah susun Tabel 3. Kebutuhan ruang rumah susun
Pengguna ruang
Jenis kegiatan
Kebutuhan ruang
Sifat ruang
Penghuni rusun
tidur
Kamar tidur
privat
mandi-buang air
KM , toilet
service
mencuci
r. cuci
service
menjemur
r. jemur
service
masak
dapur
service
bersantai
r. keluarga
semi privat
makan
r. makan
semi privat
bekerja
r. kerja
privat
tidur
kamar tidur
privat
mandi, buang air
KM , toilet
service
datang
hall/lobby
publik
olah raga
lapangan
publik
pertemuan
r. serbaguna
publik
parkir
tempat parkir
publik
meletakkan genset
r. genset
service
mengatur listrik
r. panel
service
mengawasi M &E
r. teknisi
service
Pengelola rusun
semua
service
mengumpulkan sampah penampungan sampah
service
2. Pasar Pengguna ruang Pedagang
Tabel 4. Kebutuhan ruang pasar
Jenis kegiatan berdagang
retail
publik
menaik/turunkan barang
loading dock
service
makan
kantin
publik
53
Kebutuhan ruang Sifat ruang
buang air
toilet
service
bekerja
kantor pengelola
semi publik
buang air
toilet
service
makan
kantin
publik
Pengunjung
membeli
retail
publik
pasar
buang air
toilet
service
Semua
beribadah
musholla
publik
parkir
tempat parkir
publik
meletakkan genset
r. genset
service
mengatur listrik
r. panel
service
mengawasi M &E
r. teknisi
service
mengumpulkan sampah
penampungan
service
Pengelola pasar
Service
sampah
IV.1.5 Analisa Pola Kegiatan Penghuni Rumah Susun Hari Senin – Jumat : Bangun Æ mandi Æ makan Æ beraktivitas Æ pulang Æ mandi Æ makan Æ tidur. Hari libur : Bangun Æ mandi Æ makan Æ bersantai / bermain Æ makan Æ tidur.
Kegiatan utama penghuni rumah susun terletak di dalam rumah. Selebihnya kegiatan yang dilakukan di luar rumah namun yang bisa dilakukan di dalam kawasan rumah susun antara lain bermain, berolah raga, beribadah, berkumpul dengan warga sekitar, membeli keperluan sehari-hari, makan, dan bermain.
54
IV.1.6 Analisa Pola Kegiatan Pedagang Pasar Datang Æ menurunkan barang dagangan Æ menyiapkan dagangan Æ berjualan Æ isirahat (makan, beribadah) Æ membereskan barang dagangan Æ pulang.
Untuk kegiatan menurunkan barang diperlukan tempat khusus yang jauh dari tempat masuk untuk pengunjung karena suasananya akan lebih becek dan kotor. Dan untuk menyiapkan dagangan khusus untuk beberapa pedagang juga diperlukan tempat khusus, seperti tempat pengulitan ayam.
IV.1.7 Analisa Skema Hubungan Ruang Makro
Service R. penunjang
R. penunjang PASAR
Hall
RUM AH SUSUN Parkir rusun
Parkir pasar First entrance
2nd entrance
Terdapat pemisahan antara entrance untuk pasar dan rumah susun karena kedua daerah yang memiliki sifat yang sangat bertolak belakang (pasar bersifat publik, becek, dan sedikit kotor sedangkan rusun yang bersifat publik dan harus jauh dari keramaian dan sampah dari pasar). 55
Namun harus tetap ada area (plaza atau foyer) yang menyatukan keduanya namun mampu mengalihkan sifat dari keduanya.
IV.1.8 Analisa Skema Hubungan Ruang Mikro 1. Kegiatan penghuni rumah susun
service
Side entrance
Side entrance
UNIT RUSUN r. cuci K. jemur tidur KM
dapur
Lapangan /taman
R. penunjang
r. makan
K. tidur
r. serbaguna
Kantor pengelola
r. keluarga foyer
Lobby parkir entrance
Dari entrance dan tempat parkir terdapat lobby yang menghubungkan dengan unit-unit pada rumah susun. Untuk ruang-ruang penunjang terdapat ruang serbaguna yang akan digunakan untuk perkumpulan warga dan acara-acara setempat, kantor pengelola rumah susun, daerah penunjang separti taman bermain dan
56
lapangan olahraga, serta beberapa fasilitas penunjang lainnya seperti wartel, warnet, toserba, dan lainnya.
2. Kegiatan pasar Side entrance Service Loading dock kantin
PASAR
R. pengelola
Toilet Lobby parkir entrance Pada wilayah pasar terdapat dua entrance yaitu entrance utama untuk pengunjung pasr dan entrance kedua untuk para pedagang yang ingin menurunkan barang-barang dagangannya. Juga terdapat kantin untuk para pedagang dan pekerjapekerja di pasar dan rumah susun. Sedangkan untuk tempat ibadah tidak disediakan karena sudah ada mesjid yang terletak sangat dekat dengan lokasi pasar dan rumah susun tersebut.
57
IV.1.9 Analisa Program Ruang Kebutuhan luas ruang dalam Rumah Susun Tabel 5. Program dan persyaratan ruang pada Rumah susun Penggunan Penghuni
Karyawan
Servis
Fasilitas
Kegiatan Tidur
Program Ruang Kamar tidur
Zona Privat, nyaman, tertutup
Mandi, buang air
Kamar mandi
Servis, tertutup
Masak
Dapur
Servis, tertutup
Mencuci, menjemur
r. cuci+jemur
Privat, nyaman, tertutup
Bersantai
r. keluarga
Privat, nyaman, tertutup
Administrasi
Kantor
Semi publik, tenang, tertutup
Istirahat, makan,
Tempat tinggal
Privat, tenang, tertutup
mandi
karyawan
Menyimpan barang
Gudang
Servis, tertutup
Tempat sampah
TPS
Servis, akses servis
Tempat jaga
Pos jaga
Servis, terbuka, entrance
Utilitas listrik
Ruang genset
Servis, akses servis
Utilitas air
Ruang pompa
Servis, akses servis
Panel listrik
Ruang panel
Servis, akses servis
Kegiatan bers ama
Ruang serbaguna
Publik, tertutup, tenang
Olahraga
Lapangan olahraga
Publik, terbuka, mudah diakses
Parkir
Area parkir
Publik, terbuka, mudah diakses
Tabel 6. Program dan dimensi ruang rumah susun Program Ruang Unit tipe 24 = 176 unit Unit tipe 36 = 78 unit Ruang serbaguna Lobby
Kapasitas
Standard
Luas (m2 )
Akum.
Sumber*
24 m
2
100 x 24
2400
PU
36 m
2
78 x 36
2808
PU
1m
2
300 x 1
300
DMRI
-
-
-
240
Asumsi
2
18 m2
2 x 18
36
NAD
6
2
6x6
36
NAD
176 x 2 78 x 4 300
Kantor pengelola Ruang manajer Ruang pemasaran
58
6-9 m
Ruang administrasi Toilet Pos keamanan
6
6-9 m2
6x6
36
NAD
6
2
6 x 1.5
9
TSS
2
5x3
15
Asumsi
5m
2
2x5
10
Asumsi
5m
2
2x5
10
5m
2
-
10
36-54 m2
1 x 36
36
Subtotal
5946
20% x ∑
1189,2
1.5 m
5
Ruang panel
2.5-3 m
2
ME
2
TPS
2
Ruang generator
1
Sirkulasi
TOTAL
Survey bertingkat
7135,2
*Keterangan : PU = Departemen Pekerjaan Umum
NAD = Neufert Architect Data
DMRI = Dimensi Manusia dan Ruang Interior
T SS = T ime Saver Standard
Tabel 7. Program ruang unit tipe-24 Program ruang unit t-21
Kegiatan
Sifat
Luas (m2 )
Ruang tidur
Istirahat
Privat
6
Ruang keluarga
Santai
Privat
6
Kamar mandi
Mandi, toilet
Servis
3
Dapur
Masak
Servis
3
Tempat jemur
Menjemur
Servis
3
Total
24
Tabel 8. Program ruang unti tipe-36 Program ruang unit T-36
Kegiatan
Sifat
Luas (m2 )
2 Ruang tidur
Istirahat
Privat
15
Ruang keluarga
Santai
Privat
6
Ruang makan
Makan
Privat
6
Kamar mandi
Mandi, toilet
Servis
3
Dapur
Masak
Servis
3
Tempat jemur
Menjemur
Servis
3
Total
36
59
Bangunan rumah susun terdiri dari 2 tower dan masing-masing tower terdiri dari 10 lantai. Luas total rumah susun sebesar 7135,2 m2. Luas dari masing-masing tower sebesar 3567,6 m2 dan masing masing lantai (lantai tipikal) memiliki luas sebesar 356,7 m2.
Pasar Tabel 9. Program dan persyaratan ruang pada pasar Penggunan
Kegiatan
Program Ruang
Zona
Penjual
Berjualan
Area jual beli
Publik, terbuka, ramai, becek
Mencuci
Tempat cuci
Servis, becek
Makan
Kantin
Publik, nyaman
Beribadah
Musholla
Privat, nyaman, tertutup
Buang air
Toilet
Servis, tertutup
Datang
Lobby
Publik, terbuka
Membeli barang
Area jual beli
Publik, ramai
Buang air
Toilet
Servis, tertutup
Administrasi
Kantor
Semi publik, tenang, tertutup
Makan
Kantin
Publik, nyaman
Buang air
Toilet
Servis, tertutup
Menurunkan barang
Loading dock
Servis, akses terbuka
Menyimpan barang
Gudang
Servis, tertutup
Membuang sampah
TPS
Servis, akses servis
Menjaga keam anan
Pos jaga
Servis, terbuka, entrance
Utilitas listrik
Ruang genset
Servis, akses servis
Utilitas air
Ruang pompa
Servis, akses servis
Panel listrik
Ruang panel
Servis, akses servis
Penunjang pasar
Kios
Publik, terbuka
Parkir
Area parkir
Publik, terbuka, mudah diakses
Pembeli
Karyawan
Servis
Fasilitas
60
Kebutuhan luas pasar Luas total bangunan = KLB x Luas lahan = 4 x 8900 m2 = 35600 m2 Luas pasar maksimum = Luas total bangunan – Luas rusun = 28465 m2
= 35.600 – 7.135
Tabel 10. Program dan dimensi ruang pasar Program Ruang Area jual beli
Luas (m2 )
Kapasitas
Standard
150 x 2
4 m2
150 x 4
600
Survey
9 m2
125 x 9
1125
Survey
-
-
-
500
Asumsi
32
1.5 m2
32 x 1.5
48
TSS
2
18 m2
2 x 18
36
NAD
6
6-9 m
2
6x6
36
NAD
6-9 m
2
6x6
36
NAD
5m
2
1x5
5
Lapak 150 buah Kios 3 x 3 = 125 buah Lobby / hall Lavatory
Akum.
Sumber*
Kantor pengelola Ruang manajer Ruang pemasaran Ruang administrasi
6
ME
1
TPS
1
5
-
5
Ruang generator
1
36-54 m2
1 x 36
36
1
2
1 x 20
20
Subtotal
2447
Ruang pompa
20 m Sirkulasi
20% x ∑
489,4
TOTAL
2936,4
bertingkat
*Keterangan : PU = Departemen Pekerjaan Umum
NAD = Neufert Architect Data
DMRI = Dimensi Manusia dan Ruang Interior
T SS = T ime Saver Standard
Bangunan pasar terdiri dari 2 lantai yang masing-masing memiliki luas sebesar 1468,2 m2.
61
Kebutuhan luas ruang luar Alternatif penataan parkir Tabel 11. Alternatif penataan parkir
Alternatif penataan parkir Tegak lurus
Sifat - M udah untuk parkir, - daya tampung maksimal, - kendaraan mudah masuk, - boros dalam pemakaian lahan. - Efisien bila sudut mendekati 900, 2 - luas 1 kendaraan 25 m , - kendaraan sangat mudah masuk, - berkesan dinamis, - tidak monoton, - hemat dalam pemakaian lahan - Ruang gerak parkir sulit, - tidak efisien, - menghambat lalu lintas.
M enyudut
Sejajar
Rumah susun Rumah susun ditargetkan untuk masyarakat menengah ke bawah. Sehingga kapasitas untuk parkir mobil tidak perlu terlalu banyak. Sehingga diasumsikan untuk rasio parkir adalah 1 : 6. Yaitu 1 mobil diperuntukkan untuk 6 unit rusun. Sedangkan parkir motor dibutuhkan lebih banyak lahan karena jumlah pemakai motor yang sangat banyak. Tabel 12. Perhitungan kebutuhan luas parkir rumah susun
Jumlah
Kebutuhan parkir (m2)
Subtotal (m2)
M obil
42
21 / mobil
882
Servis
3
28 / mobil
84
M otor
200
4 / motor
800
Jenis kendaraan
Total
62
1766
Pasar Rasio parkir pada pasar tingkat wilayah adalah 1 : 200 m2 lantai bruto (sumber: Sistem Bangunan T inggi, Jimmy S. Juwana). Yaitu sebanyak 15 parkir mobil. Tabel 13. Perhitungan kebutuhan luas parkir pasar
Jumlah
Kebutuhan parkir (m2)
Subtotal (m2)
M obil
15
21 / mobil
315
Servis
5
28 / mobil
140
M otor
100
4 / motor
400
Jenis kendaraan
Total
855
Hitungan keseluruhan parkir Parkir luar KDB 60 % + KDH 25 % Sisa
= 85% = 15 % Æ 1335 m2
Kebutuhan luas total parkir = 1766 + 855 = 2621 m2 Kebutuhan luas parkir dalam = 2621 – 1335 = 1286 m2 Seluruh parkir dalam diletakkan pada lantai semi basement. serta untuk parkir luar ada yang dikurangi dan di pindahkan ke parkir semi basement.
63
IV.2
Aspek Lingkungan IV.2.1 Kondisi Fisik Tapak
TAPAK
U
Gambar 15. Lokasi tapak
Bentuk dari tapak persegi panjang dengan luasan sebesar + 8900 m2. Lokasi tapak berada di Jl. Tanjung Duren Raya, Jakarta Barat. Dengan ketentuan-ketentuan tapak sebagai berikut: KDB
= 60 %
KLB
=4
GSB Utara
= 10 m
GSB Selatan
=7m
GSB Barat
=7m
Tinggi bangunan = 10 - 12 lantai Kondisi Tapak dan Lingkungan: •
Tapak berbentuk persegi panjang
•
Tapak tidak berkontur
64
•
M asih banyak pohon-pohon rindang di sekitarnya
•
Tapak menghadap ke arah barat (jalan raya)
•
Terdapat beberapa fasilitas penunjang di sekitar tapak (masjid, puskesmas, sekolah, dan sebagainya.)
IV.2.2 Kegiatan Lingkungan Sekitar Tapak RU KO
MESJID + KANTOR KELURA HAN
RU KO
J L T A N J U N G D U R E N R A Y A
RU KO
PEMUKIMAN
TAPAK
RU KO
PEMU KIMA N
PEMUKIMAN
Gambar 16. Lingkungan sekitar tapak
Tabel 14. Kegiatan sekitar tapak
Keuntungan Kegiatan Pemukiman
Ruko
Mesjid
- Termasuk daerah dengan tingkat - Adanya pasar akan membuat kebisingan dan polusi yang rendah lingkungan pada pemukiman sehingga cocok untuk rumah susun. terganggu oleh kegiatan - M enguntungkan dalam segi view. pasar yang agak bising. - Dapat menjadi daya tarik bagi - Daerahnya akan menjadi pembeli rumah susun karena semakin ramai dan macet. banyaknya ruko dengan berbagai jenis dagangannya - Termasuk fasilitas yang paling - Pada hari Jumat akan terjadi
65
Kerugian
Kantor kelurahan
penting untuk penduduk sekitar. - Tidak perlu lagi membangun mesjid di dalam proyek - Termasuk fasilitas yang penting untuk penduduk sekitar.
kepadatan lalu lintas yang tinggi.
Keadaan lingkungan sekitar memiliki kegiatan-kegiatan yang banyak
menguntungkan bagi rumah susun dan pasar yang akan dirancang. Sehingga terjadi hubungan yang akan saling menguntungkan antara kawasan rumah susun + pasar dengan lingkungan sekitarnya.
IV.2.3 Analisa Pencapaian Menuju Tapak
Gambar 17. Letak lokasi terhadap kota
66
Tabel 15. Pencapaian terhadap tapak
Akses pencapaian
Keterangan
Jakarta utara
Dari arah Pluit Æ Jembatan 3 Æ Latumeten Æ Tanjung Duren Dari arah Pondok Æ jalan arteri Æ jalan
Jakarta selatan
panjang Æ Tanjung duren raya. Dari arah Semanggi Æ Slipi Æ
Jakarta pusat
kemanggisan Æ Tanjung duren
IV.2.4 Analisa Sirkulasi Dalam Tapak Tabel 16. Sirkulasi pada tapak
Keuntungan
Alternatif sirkulasi kendaraan dalam tapak
S 2 M
1
U
- Sirkulasi pasar (2) - Pintu masuk dipusatkan pada bagian pasar (2) barat saja sehingga terletak di jalan tidak mengganggu raya sehingga aktifitas rusun. akan - Pintu masuk terlihat menimbulkan jelas dari jalan raya kemacetan di - Pintu masuk 2 dan pintu pagi hari keluar 1 terletak - Letak pintu berjauhan sehingga masuk 1 dan tidak menimbulkan pintu keluar 2 kemacetan di pagi hari. berdekatan sehingga akan terjadi keseliweran.
67
Kerugian
2
U
M
1
- Tidak terjadi pertemuan - Pintu masuk antara sirkulasi untuk kurang terlihat rumah susun (1) dan karena terletak pasar (2) sehingga tidak di sisi samping saling mengganggu satu pada tapak. sama lain.
S
Sesuai dengan pemilihan alternatif II pada pencapaian bangunan, maka sirkulasi yang cocok adalah alternatif II. Alternatif ini lebih baik karena sirkulasi keduanya tidak saling mengganggu dan terletak berjauhan. Pintu masuk pasar diletakkan di sebelah selatan karena suasana jalan yang lebih ramai dan lebih besar dibandingkan dengan jalan di sebelah utara. Sehingga pintu utara lebih cocok digunakan sebagai pintu masuk rumah susun.
68
IV.2.5 Analisa Kebisingan
U
= kebisingan tinggi
= kebisingan sedang = kebisingan rendah
Gambar 18. Zona kebisingan di lingkungan sekitar tapak
Tingkat kebisingan paling tinggi berasal dari arah Barat yaitu berasal dari jalan raya. Selain kebisingan, tingkat polusi paling tinggi juga berasal dari arah yang sama sehingga untuk bangunan rumah susun khususnya, harus dijauhkan dari daerah kebisingan yang tinggi. Sedangkan dari arah lain tingkat kebisingannya tergolong rendah sampai dengan sedang. Tabel 17. Cara mengatasi kebisingan
alternatif I : menggunakan pepohonan untuk mengurangi kebisingan pada bagian barat. alternatif II: meletakkan rumah susun di lantai yang lebih tinggi daripada pasar yang tidak perlu dihindari dari kebisingan.
Keuntungan Kerugian - Dapat menambah - Butuh waktu lama penghijauan pada untuk menumbuhkan lingkungan setempat pohon sampai menjadi - M enambah keindahan rindang pada lingkungan - Lebih hemat dalam pembagian massa bangunan karena tidak perlu massa bangunan lebih dari 1.
69
Alternatif II akan dipilih untuk mengatasi kebisingan pada lingkungan sekitar. Karena untuk menumbuhkan pohon dibutuhkan waktu yang sangat lama. Namun pada lokasi existing, sudah terdapat banyak pepohonan yang ada di sekeliling tapak sehingga akan berguna dalam mengatasi kebisingan. Tetapi juga tetap akan menempatkan rumah susun pada tingkat yang lebih tinggi dibandingkan pasar (tingkat 3, 4, dst.) sehingga dapat terhindar dari kebisingan lalu lintas.
IV.2.6 Analisa Matahari
U
Gambar 19. Pergerakan matahari
Pergerakan matahari dari arah timur ke barat membuat daerah pada bagian tersebut mendapatkan sinar matahari dengan jumlah yang banyak. Pada musim panas bagian utara akan mendapatkan sinar matahari lebih banyak dibandingkan bagian selatan.
70
Tabel 18. Cara mengatasi matahari
Keuntungan alternatif I :
- Tidak perlu lagi
Kerugian - Tidak ada bagian yang
orientasi bangunan
menambahkan shading
mendapatkan view ke
Utara-Selatan (sumbu
yang membutuhkan
arah jalan raya (barat)
panjang sejajar Barat-
biaya lebih besar.
Timur)
- Dapat membuat bukaan U
- Tampak depan bangunan hanya akan
(jendela) yang lebih
memperlihatkan sisi
besar pada sisi
lebar pada bangunan.
memanjang. alternatif II: menggunakan
- M enambah estetika pada - M emerlukan biaya bangunan
tambahan untuk
sunscreen/shading pada
- Dapat membentuk
membuat
dinding yang mengarah
bayangan di dalam
sunscreen/shading
ke Timur-Barat
bangunan.
sehingga kurang hemat energi.
Alternatif I akan dipilih untuk mengatasi radiasi sinar matahari. Karena alternatif I lebih hemat energi dibandingkan alternatif II yang memerlukan biaya tambahan untuk membuat sunscreen/shading pada sisisisi bangunan. Namun pada bgian utara tetap membutuhkan shading untuk menghindari radiasi matahari pada musim panas yang lebih terik dibandingkan pada bagian selatan.
71
IV.2.7 Analisa Angin
U
Gambar 20. Arah pergerakan angin
Pergerakan udara pada pagi hari bergerak dari arah tenggara kea rah barat laut, dan pada malam hari udara bergerak dari arah barat laut 72ka nad tenggara. Sedangkan pada siang hari cenderung tidak ada udara yang bergerak. Tabel 19. Cara mengatasi angin
alternatif I :
Keuntungan
Kerugian
- Aliran angin akan
- Akan ada bagian
Memilih arah bangunan tegak
lebih terasa di
ruangan yang
lurus terhadap arah angin
dalam bangunan
tidak perlu angin namun mendapatkan angin berlebihan
72
alternatif II:
- Bagian bawah
Rumah panggung
bisa digunakan untuk lahan parkir atau taman
Penerapan sistem rumah panggung dapat dijadikan solusi untuk
mendapatkan pengudaraan alami. Selain pemanfaatan cross ventilation, sistem ini juga akan dipakai pada bangunan khususnya untuk rumah susun. Sedangkan pada pasar dimanfatkan bukaan yang sangat lebar untuk aliran udara di dalamnya.
IV.2.8 Analisa Orientasi Massa Bangunan Kesimpulan dari analisa-analisa diatas menghasilkan beberapa alternatif untuk orientasi massa bangunan.
Tabel 20. Alternatif orientasi bangunan
Keuntungan Alternatif I:
- Bagian Barat-Timur
orientasi ke arah Utara-
dapat terhindar dari
Selatan.
sinar matahari pagi dan sore.
U
73
Kerugian -
Alternatif II: orientasi ke dalam
- Dapat memanfaatkan
- Bagian Barat-Timur
daerah view sebaik
akan mendapatkan
mungkin
banyak sinar matahari sehingga menjadi
U
daerah yang panas.
M engorientasikan bangunan ke arah Utara-Selatan akan lebih efektif dibandingkan mengorientasikan ke dalam. Alternatif ini juga dapat mengatasi teriknya matahari pagi dan sore pada bagian Timur dan Barat.
IV.2.9 Analisa Ruang Terbuka-Ruang Hijau Penataan ruang luar pada bangunan perlu dilakukan dengan tujuan untuk mewujudkan kesesuaian yang mendukung dari kegiatan dan kebutuhan yang terdapat dalam bangunan. Pada bangunan Rumah Susun dan Pasar ini, pemanfaatan ruang luar direncanakan dalam fungsi-fungsi sebagai berikut : •
Ruang luar aktif – parkir kendaraan, pedestrian, fasilitas penunjang, plaza
•
Ruang luar pasif – taman, daerah resapan, dan daur ulang
74
Fungsi luar yang menjadi pertimbangan penataan pada tapak adalah : •
Sebagai daerah daur ulang air kotor alami maupun tidak
•
Sebagai tempat beraktifitas bagi penghuni rusun (olahraga, bermain)
•
Sebagai elemen pengikat antar massa
•
Sebagai penyangga (buffer) untuk mengurangi bising dan polusi udara
•
Sebagai lahan parkir
Elemen Ruang Luar 1. Elemen Lunak yaitu elemen hidup (vegetasi) yang mengisi lahan pada tapak, dengan kriteria sebagai berikut: a. Unsur estetis, yaitu tanaman yang berfungsi untuk memberikan nilai tambah secara estetis pada bangunan, seperti pembuatan pola taman b. Unsur peneduh, yaitu tanaman yang berfungsi melindungi pejelan kaki dari panas matahari, dan sebat gai filter dari gangguan bising serta udara kotor c. Unsur
pengarah,
mengarahkan
yaitu
tanaman
penghuni/pengunjung
yang berfungsi menuju
ke
untuk arah
tertentu/bangunan/fasilitas d. Unsur buffer, yaitu tanaman yang berfungsi untuk menyerap bising dan mengurangi polusi dari jalan utama
75
2. Elemen keras yaiatu elemen tak hidup pada ruang luar seperti jenis pengerasan jalan kendaraan dan jalan manusia yang memungkinkan air hujan untuk meresap ke tanah, juga seperti lampu taman, pagar, tempat duduk, tong sampah.
IV.2.9 Analisa Zoning Setelah
melakukan analisa orientasi massa bangunan, dapat
dihasilkan pula zoning pada tapak yang sesuai dengan hasil semua analisa di atas. Zoning horizontal
pasar
p ar ki r
Rumah susun
servis
Gambar 21. Zoning horizontal pada tapak
Sebagai daerah yang bersifat publik maka zona pasar ditempatkan pada bagian yang dekat dengan sumber kebisingan (jalan raya). Selain pertimbangan kebisingan, faktor matahari yang lebih terik pada bagian barat 76
juga menjadi pertimbangan perletakan pasar di sebelah barat dan rumah susun di sebelah timur. Untuk area parkir terletak terpisah antara parkir pasar dan parkir rumah susun. Karena menurut analisa sirkulasi, pemisahan antara sirkulasi pasar dan rusun harus dibedakan. Zoning Vertikal
Rumah susun
Pasar Parkir semibasement Gambar 22. Zoning vertikal
Untuk zoning vertikal, menurut analisa kebisingan maka zona rumah susun harus diletakkan pada daerah yang lebih tinggi. Sehingga zona pasar diletakkan pada lantai bawah (1-2) dan rumah susun diletakkan di lantai atas 77
(3-12). Selain itu privasi dari rumah susun juga diperlukan sehingga rumah susun tidak diletakkan pad lantai yang sama dengan pasar yang bersifat publik dan ramai. Penggunaan parkir dengan sistem semi-basement sebagai penerapan sistem rumah panggung sehingga bangunan lainnya dapat dinaikkan agar lebih menghemat lahan serta dapat menambah daerah hijau pada tapak.
IV.3
Aspek Bangunan Rumah susun dan pasar ini merupakan bangunan dengan fungsi ganda yang terdiri dari 12 lapis. Untuk rumah susu, unit yang disediakan adalah tipe-21 (2 orang) dan tipe-36 (4 orang). Bangunan ini menggunakan sarana tranportasi vertikal yaitu lift, dan selasar, koridor, serta jembatan penghubung untuk pencapaian horizontal.
IV.3.1 Analisa Jenis Massa Bangunan Berikut ini merupakan bentuk-bentuk dasar bangunan menurut Francis D.K. Ching dalam buku Arsitektur Bentuk, Ruang, dan Susunannya. Tabel 21. Bentuk dasar bangunan
Bentuk Segitiga
Kelebihan - Bentuk stabil dan berkarakter kuat - M udah digabungkan menjadi bentuk geometris lainnya. - Orientasi ruang pada tiap sudut - Pengembangan ruang pada ketiga sisinya. 78
Kekurangan - Kurang efisien - Fleksibilitas ruang kurang - Layout ruang sulit.
Segiempat
- Bentuk statis - M udah dikembangkan ke segala arah - Orinentasi ruang pada keempat sisi pembatasnya - Layout ruang mudah - Ruang memiliki efisiensi yang tinggi karena mudah digabungkan dengan bentuk lain - Bentuk halus - Orientasi ruang memusat dan statis - Relatif indah dilihat dari luar
Lingkaran
- Orientasi ruang cenderung statis
- Sulit dikembangkan - Fleksibilitas ruang rendah - Sulit digabungkan dengan bentuk lain - Layout ruang sulit
Bentuk massa segiempat lebih cocok digunakan untuk bangunan ini karena memiliki banyak kelibihan dan lebih fleksibel dalam memasukkan ruangan ke dalamnya. Bentuk ini juga akan memudahkan mengambil bentuk yang lebih dinamis pada proses perancangan.
IV.3.2 Analisa Modul Bahan modul fungsi dipertimbangkan pada: a. bahan struktur ; b. dinding pengisi / partisi; c. lantai pengisi.
79
Struktur yang dipakai merupakan beton pracetak yang akan menentukan modul yang dipakai. M enyesuaikan dengan modul manusia, maka modul yang akan dipakai sebesar 3 x 3 m. Sehingga modul tersebut akan menentukan besaran unit pada rumah susun. Untuk tipe 21 besarannya adalah 3 x 7 m dan untuk tipe 36 besarannya adalah 6 x 6 m. IV.3.3 Analisa Sirkulasi di Dalam Bangunan Sirkulasi horizontal bangunan
Jenis sirkulasi Linier • Linier M enerus
Tabel 22. Sirkulasi horizontal bangunan
•
Linier Bertekuk
•
Linear Berpotongan
•
Linier Bercabang
•
Linier Berbelok
•
Linier M elingkar
Kelebihan
- Jelas dan terarah - Kurang efisien - M udah disesuaikan karena dengan tapak berkontur membutuhkan - M udah dalam banyak ruang. pencapaian ke bangunan - M udah dalam pengklasifikasian fungsi di dalam bangunan.
80
Kekurangan
Radial
- M emusatkan kegiatan/orientasi - Efisiensi tinggi karena hanya membutuhkan ruang minimal - M udah untuk mencapai ke titik tertentu - Penyesuaian terhadap kontur cukup baik
- Arah sirkulasi pada satu titik sehingga perhatian ke titiktitik lainnya berkurang.
Sirkulasi vertikal bangunan Tabel 23. Sirkulasi vertikal bangunan
Tangga
Lift Eskalator Ramp
Keuntungan Tidak menggunakan listrik, fleksibel, murah, dapat dipakai setiap saat, berguna saat kebakaran Efisien, daya angkut besar, dapat digunakan oleh disabled. Fleksibel diletakkan di mana saja, perjalanan arsitektur lebih baik Bernilai estetika, dapat diakses oleh disable, efisien bagi trolley.
Perhitungan Lift Waktu tempuh lift T
= (2h + 4s) (n – 1) + s (3m +4) detik 3 = (2.3 + 4.1) (12 – 1) + 3 (3.16 + 4) 3 = (10) (11) + 3 (52) 3 = 266 = 88,7 detik ≈ 89 detik 3
81
Kerugian Disabled dengan tangga khusus
Butuh listrik dan waktu tunggu Butuh besar
listrik,
space
Butuh space besar.
Jumlah Lift N
= L netto . n . P . T 300 . PB . m = 1031 . 12 . 0,03 . 89 300 . 3 . 16 = 2,29 ≈ 3 buah lift IV.3.4 Analisa Pengudaraan dalam Bangunan Tabel 24. Perbandingan pengudaraan alami dan buatan
Pengudaraan alami Tidak memerlukan listrik.
Pengudaraan buatan M embutuhkan energi listrik yang tinggi. M urah, tidak memerlukan perawatan Biaya pemasangan dan perawatan khusus. mahal. Kenyamanan tergantung cuaca. Dapat memberikan kenyamanan setiap saat. Dapat membawa serta bising. Dapat mereduksi bising dari luar. Kelembaban sulit dikontrol. Kelembaban dapat dikontrol dan diatur. Distribusi kurang merata. Distribusi merata. M embawa serta debu dan kotoran. Terhindar dari debu dan kotoran. Penerapan sistem pengudaraan alami akan diterapkan pada bangunan pasar maupun rumah susun. Beberapa solusi akan dilakukan untuk mengatasi masalah-masalah yang akan timbul. Solusi-solusi tersebut antara lain : -
M engatur besarnya bukaan khusunya pada unti-unit rumah susun.
-
M enyusun massa bangunan dengan tepat sehingga yang masuk bisa lebih teratur.
-
M emasang penghalang angin pada jendela khususnya di lantai atas yang kapasitas anginnya cukup besar.
82
IV.3.5 Analisa Pencahayaan dalam Bangunan Pencahayaan alami Strategi dasar pencahayaan alami: 1. Orientasi Orientasi terbaik adalah orientasi ke arah utara dan selatan untuk mendapatkan pencahayaan alami. Sisi tersebut sebuah bangunan mendapatkan sinar matahari yang paling konsisten sepanjang tahun. Orientasi terburuk adalah timur dan barat. 2. Pencahayaan melalui atap Bukaan horizontal menerima lebih banyak cahaya daripada bukaan vertikal. Sayangnya, beberapa masalah penting menyerang orientasi ini karena intensitas cahaya lebih besar pada saat musim panas.
MONITOR
SAWTOOTH
SKYLIGHT
CLERESTORY
Gambar 23. Berbagai macam kemungkinan bukaan pada atap untuk pencahayaan alami
3. Bentuk Bentuk bangunan tidak hanya ditentukan oleh kombinasi bukaan horizontal dan vertikal, tetapi juga oleh berapa banyak lantai yang memiliki akses terhadap cahaya alami.
83
51 % Zona pencahayaan alami penuh 33 % Zona pencahayaan alami s ebagian 16 % Tanpa pencahayaan alami
59 % Zona pencahayaan alami penuh 41 % Zona pencahayaan alami s ebagian 0 % Tanpa pencahayaan a lami
atrium
100 % Zona pencahayaan alami penuh
Gambar 24.Beberapa denah lantai bangunan perkantoran bertingkat tinggi ini menggambarkan efek kepadatan cahaya alami yang dapat diperoleh
4. Perencanaan ruang Perencanaan ruang terbuka sangat menguntungkan untuk membawa cahaya ke dalam interior. Partisi kaca dapat diberi penyelesaian akustik untuk memperoleh privasi tanpa menghalangi cahaya. 5. Warna Gunakan warna ringan untuk ruang luar dan ruang dalam guna memantulkan lebih banyak cahaya pada bangunan dan lebih jauh lagi ke dalam interior.
84
6. Gunakan bukaan terpisah untuk pemandangan dan pencahayaan alami. Gunakan jendela tinggi, clerestory, atau skylight untuk pencahayaan alami yang baik, dan gunakan jendela rendah untuk pemandangan.
Pencahayaan buatan Tabel 25. Intensitas cahaya pada ruangan
Ruang Ruang tidur Dapur Ruang keluarga Kamar mandi Area sirkulasi Toilet umum
Intensitas Ruang cahaya (En/lx) 250 Area kerja pengelola 250 Ruang cuci 120-150 Penerangan jalan 200 Ruang M E 100-150 Gudang 100 Ruang penjualan
Intensitas cahaya (En/lx) 250-350 250 150-250 100-200 50 300
Penerapan BAS (Building Automation System) pada rumah susun berfungsi untuk penjadwalan dan pendektesian kondisi ruangan untuk intensitas cahaya yang dibutuhkan.
IV.3.6 Analisa Sistem S truktur Sub-structure Jenis pondasi Tiang pancang
Tabel 26. Alternatif pondasi
Kelebihan Waktu pelaksanaan cepat, cocok untuk menahan gaya vertikal, kedalaman 15-30 m
85
Kekurangan M emerlukan banyak sambungan, memerlukan ketelitian yang tinggi, menimbulkan bising dan getaran, membutuhkan lahan yang luas untuk bekerja.
Bored pile
Pondasi rakit
Pemasangan tidak berdampak bagi lingkungan, memiliki kekuatan yang cukup untuk bangunan bertingkat tinggi, cocok untuk segala jenis tanah, kedalaman 30-40 m. Tahan gempa, ruang pada pondasi dapat difungsikan sebagai basement/efisiensi lahan, kedalaman sebesar volum yang dipindahkan.
Waktu pelaksaan lebih lama, biaya lebih besar, jika kadar air tinggi pengecoran akan beresiko.
Boros dalam pemakaian bahan, pelaksanaan sulit.
Jenis pondasi yang akan digunakan adalah bored pile karena struktur ini lebih aman dan tidak menimbulkan polusi pada lingkungan. Struktur ini juga cocok untuk linkungan dengan kepadatan yang tinggi seperti pada lingkungan tapak.
Upper-structure Tabel 27. Alternatif upper-structure
Jenis Bahan Conblock Beton ringan
Beton bertulang Beton pracetak
Kelebihan Proses pengerjaan mudah dan sederhana, lebih hemat air. Bahan pracetak dan ringan, dapat menjadi isolator bising dan panas yang baik, tahan api hingga 3 jam. Kuat, kokoh, fleksibilitas tinggi (dapat dibentuk menjadi apapun) Proses pengerjaan cepat, efisien, bersih dari sampah proyek
86
Kekurangan Tidak terlalu kuat, umur terbatas Bentuk kurang variatif, hanya cocok diterapkan untuk bangunan berdesain geometris. Waktu pengerjaan lama, banyak sampah sisa proyek, proses konstruksi rumit Berat, membutuhkan peralatan khusus untuk merakitnya
Semen pracetak
Bahan pracetak, proses pengerjaan cepat, mudah disusun.
Belum banyak ditemui di pasaran, bentuk dan desain bangunan kurang bisa teratasi.
Beton Pracetak Sebagai salah satu penerapan sistem hemat energi, maka digunakan struktur
beton
pracetak
untuk
menghemat
lahan
proyek
karena
pengerjaannya berada di luar lokasi proyek. Selain itu pemilihan bahan ini menyangkut pada rancangan komponen prapabrikasi yang perlu disesuaikan dengan sistem modul.
S truktur atap
Alternatif S truktur Atap Dak beton
Rangka ruang
Lipat Rangka bidang Tenda
Tabel 28. Alternatif struktur atap
Kelebihan
Kekurangan
Pengerjaan mudah, kuat, bentuk fleksibel, top floor dapat digunakan untuk utilitas. Pelaksanaan mudah dan cepat, bahan ringan, mudah dalam perletakan utilitas. Nilai estetik tinggi, membantu mengatasi masalah akustik. Pelaksanaan mudah dan cepat, kuat. Fleksibilitas ruang, bebas kolom, pelaksanaan mudah dan cepat.
Tidak cocok untuk bentang lebar, sering terjadi kebocoran.
87
M ahal, perlu adanya pengawasan dalam pengerjaan untuk mendapat mutu yang baik. Pelaksanaan sulit, kurang fungsional. Berat dan massif, kurang ekonomis. Kurang cocok untuk bangunan yang membutuhkan ruang, tidak respon terhadap iklim.
IV.3.7 Analisa Material Pemilihan material bangunan yang baik adalah memilih material yang ramah lingkungan. Selain itu pmemilih material yang hemat dalam penggunaan air.
Dinding Pemilihan dinding juga menggunakan kriteria hemat energi, yaitu hemat terhadap air dan hemat waktu. Tabel 29. Perbedaan bata dengan beton ringan
Bobot Ukuran Standar Harga Terhadap api Terhadap cuaca Terhadap panas Bentuk Pori Permukaan
Beton ringan ringan akurat internasional Lebih mahal Lebih tahan Lebih tahan Insulasi baik Presisi, bersudut Pori rapat halus
Bata Berat Kurang akurat Belum dibakukan M urah Biasa Harus di-finishing Tambahan peredam Kadang pecah di sudut Pori sedang Kurang halus
Beton ringan dinilai lebih ringan dibandingkan bata. Ukuran dari beton juga bisa dijadikan untuk modul struktur pada perancangan.
Lantai Pemilihan lantai juga menggunakan criteria hemat energi yaitu hemat air, mudah didapat, dapat di daur ulang, dan pemeliharaannya mudah.
88
Tabel 30. Alternatif pemilihan lantai
Tipe lantai Semen dengan finishing Parquette Keramik
Vinyl
Karpet
kelebihan M urah, dpat dimodifikasi, mudah dalam perawatan. M udah didapat, kesan natural, mudah dibersihkan Lebih mewah, mudah diperoleh, banyak variasi, mudah dalam perawatan M udah dirawat, nilai estetika tinggi, tahan api, mampu meredam bunyi Tidak licin, mudah diperoleh, banyak variasi warna, isolasi suara, hemat air
Kekurangan Sangat sederhana, pekerjaan dengan ketelitian tinggi. Untuk ruangan tertentu, tidak dapat digunakan untuk ruang terbuka. M udah pecah
Tidak dapat digunakan di ruang terbuka Tidak dapat digunakan di ruang terbuka, perawatan khusus dengan vacum
Plafon Tabel 31. Alternatif pemilihan plafon
Jenis plafon Gypsum board Kayu multipleks
Bahan akustik
Kelebihan Kekurangan Tahan api, mudah dibentuk, pemasangan mudah, tahan rayap Ringan, pengerjaan Tidak tahan api dan cepat, mudah didapat lembab, nilai estetika kurang, tidak memiliki kemampuan akustik. Isolasi suara baik M ahal, warna dan motif terbatas.
89
IV.3.8 Analisa Sistem Utilitas Plumbing Efisiensi pada penggunaan air dapat dilakuakan dengan mengunakan kloset dual-flush, shower konvensional, mesin cuci hemat air, flow regulator, kran otomatis, dan leak detector. Air Beberapa klasifikasi air antara lain : Tabel 32. Jenis air
Klasifikasi Portable water Greywater
Blackwater Stormwater Groundwater Embodied water
Definisi Kualitas air untuk diminum Air dari kamar mandi (wastafel, shower), mencuci pakaian, air cuci piring Hasil daur dapat dimanfaatkan menyiram kloset dan tanaman Kotoran manusia dari kloset. Hasil daur dapat dimanfaatkan untuk menyiram kloset dan tanaman. Air hujan dari (untuk mandi, mencuci, menyiram toilet dan tanaman), air permukaan tanah dan drainage (sumur resapan) Air tanah Air saat mengambil bahan mentah, mengangkut dan memproduksi
Langkah hemat air yang kiranya dapat diterapkan pada bangunan antara lain : •
M enggunakan toilet dengan sedikit air bilas;
•
Aliran air shower secukupnya
•
M ember perlakuan terhadap air limbah bekas mandi, mencuci, dan wastafel untuk menyiram tanaman;
90
•
Penampungan air hujan dari atap dan area pejalan kaki untuk kehidupan sehari-hari dan mandi;
•
Pada lansekap digunakan saluran air yang baik, tanaman asli yang bermanfaat untuk menyimpan air dalam volume besar.
Kebutuhan air bersih dalam bangunan Kebutuhan air sehari-hari Air dingin untuk rumah susun diasumsikan 135 - 225 lt/orang diperkirakan jumlah penghuni 800 orang, maka: kebutuhan air dingin =225 lt/orang x 800 orang = 180000 liter
IV.3.9 Analisa Sistem Sumber Daya Listrik Sumber listrik utama didapatkan dari PLN. PLN
Gardu / Induk
Main panel
Genset
Panel cabang
Namun dibutuhkan juga peralatan listrik yang dapat mendukung keadaan listrik saat ini. Yaitu antara lain : a. Regulator, menstabilkan tegangan listrik
91
b. UPS (Uninterruptible Power Supply), UPS disebut juga backup power apabila tiba-tiba terjadi pemedaman listri. Umumnya UPS dapat bertahan selama 5 – 20 menit. c. Grounding, melindungi sistem dari kelebihan muatan dan timbulnya listrik statis yang dapat merusak peralatan listrik (mis. komputer) d. Generator, pasokan listrik utama didapat dari PLN dengan sistem cadangan berupa generator.
IV.3.10 Analisa Sistem Pembuangan S ampah Sampah dari unti dikumpulkan secara manual oleh petugas. Pembuangan sampah dibedakan menjadi 2 yakni sampah organik dan sampah anorganik. Samopmpah organic akan dimanfaatkan sebagai pupuk, sedangkan anorganik akan diangkut oleh truk sampah. Sampah
Tempat sampah
Bak penampungan Truk sampah TPA
92
IV.3.11 Analisa Sistem Pencegahan Kebakaran Tabel 33. Perlakuan terhadap kebakaran
Pencegahan Smoke detector, mendeteksi asap 40500C
Heat detector, mendeteksi panas 600 70 C Penggunaan material tahan api
Lebar koridor minimum 180 cm
Penyelamatan Pemadaman Tangga kebakaran Tabung pemadam maksimal berjarak 30 m kebakaran kimia, diletakkan setiap 20 2 m/200 m Blower otomatis, Hydran, di dalam dan meyedot udara segar ke luar bangunan / 8002 dalam tangga darurat 1000m Penerangan darurat, Sprinkler otomatis, lampu penunjuk pintu dapat berupa liquid keluar, tangga maupun gas / 9 m kebakaran, koridor, fire dengan daya jangkau 2 alarm dan call-box 25 m /unit Penggunan bangunan dapat keluar langsung dari bangunan karena tidak ada pembatas antara bangunan dengan ruang luar kompleks
IV.3.12 Analisa Penangkal Petir Tabel 34. Alternatif penangkal petir
No 1 2
3
Sistem Keuntungan Sistem Faraday - Cocok untuk banunan tinggi - Jarak jangkauan luas Sistem Radio - Tiang tidak terlalu Aktif tinggi - Jarak jangkauan luas Sistem Franklin Rod
- Praktis bila dibanding Sistem Faraday - Biaya murah
93
Kerugian - Tidak efisien - Dari segi estetis kurang menunjang - Biaya mahal - Bersifat menolak petir sehingga dapat membahayakan lingkungan - Daya jangkauan tarbatas - Antene akan semakin tinggi sesuai dengan bangunan