PETUNJUK TEKNIS PEMBUKUAN UNIT PENGELOLA KEUANGAN (UPK)
PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (PNPM) MANDIRI - PERKOTAAN
Diterbitkan Oleh: Direktorat Jenderal Cipta Karya - Kementerian Pekerjaan Umum
Petunjuk Teknis Pembukuan UPK i
ii
Petunjuk Teknis Pembukuan UPK
DAFTAR ISI DAFTAR ISI | i PEMBUKUAN UNIT PENGELOLA KEUANGAN (UPK) | 1 I. II. III. IV.
Pengantar | 3 Prinsip-Prinsip Pembukuan UPK | 4 Tujuan Pembukuan UPK | 6 Kegiatan Pembukuan UPK | 6
1. 2. 3.
Pelaksana Pembukuan UPK | 6 Pengawasan Pembukuan UPK | 8 Proses Pembukuan UPK | 9
PENCATATAN DAN PELAPORAN Oleh UPK LKM | 11 I. Pengantar | 13 II. Penjelasan Akun (Buku Besar) Pembukuan UPK | 32 A. Neraca | 32 1. Kekayaan (Assets) | 32 2. Hutang | 34 3. Modal | 35 B.
Pendapatan Dan Biaya | 37 1. Pendapatan | 37 2. Biaya-Biaya | 38
Petunjuk Teknis Pembukuan UPK i
iv
Petunjuk Teknis Pembukuan UPK
PEMBUKUAN UNIT PENGELOLA KEUANGAN (UPK)
Petunjuk Teknis Pembukuan UPK 1
2
Petunjuk Teknis Pembukuan UPK
I. PENGANTAR Petunjuk Teknis Pembukuan UPK menguraikan serangkaian kegiatan yang berupa pencatatan, analisais dan penafsiran, penggolongan, dan pengklasifikasian transaksi UPK yang bersifat keuangan serta penyajiannya dalam bentuk Laporan Keuangan. Pencatatan yaitu kegiatan yang dilakukan untuk mencatat bukti-bukti transaksi keuangan UPK (Bukti Kas Masuk, Bukti Kas Keluar, atau Bukti Pemindahbukuan) ke dalam dokumen pembukuan (Buku Harian Kas, Catatan Uang Masuk, dan Catatan Uang Keluar) berdasarkan urutan kejadian transaksi. Beberapa pengertian istilah dalam pembukuan yang perlu dipahami diantaranya: 1. Analisis dan penafsiran yaitu suatu kegiatan yang memperhatikan secara mendalam dan menafsirkan transaksi keuangan tersebut mempengaruhi akun atau rekening apa sajakah serta di bagian manakah harus dicatat transaksi tersebut (debet atau kredit / penerimaan atau pengeluaran). 2. Penggolongan adalah kegiatan mengelompokkan pos-pos atau rekeningrekening yang mengalami transaksi ke dalam pos-pos atau rekening yang sama untuk dapat mengetahui berapa jumlah transaksi debet/kredt masing–masing pos/rekening tersebut selama hari/priode tersebut. 3. Pengklasifikasian adalah kegiatan lanjutan dari pengelompokkan transaksi keuangan dengan memasukkan kelompok pos/rekening ke dalam pos neraca atau Laba Rugi. 4. Penyajian Laporan Keuangan yaitu kegiatan menyajikan seluruh transaksi keuangan UPK selama satu periode pembukuan tertentu ke dalam Laporan Keuangan yang minimal berupa Laporan Neraca UPK dan Laporan Laba Rugi UPK. 5. Laporan (Neraca) UPK adalah Laporan yang menunjukkan posisi harta, utang dan modal UPK pada suatu tanggal tertentu. Neraca disajikan setiap akhir bulan atau akhir tahun. Oleh sebab itu, biasanya tanggal dalam Neraca adalah tanggal akhir bulan atau tanggal akhir tahun. Namun tidak menutup kemungkinan Neraca juga bisa disajikan harian (setiap akhir hari) atau setiap akhir triwulan.
Petunjuk Teknis Pembukuan UPK 3
6. Laporan (Laba Rugi) UPK adalah laporan yang menunjukkan besarnya pendapatan dan biaya yang diperoleh UPK selama periode tertentu. Oleh karena itu setiap laporan Laba rugi menunjukkan lamanya periode kegiatan yang dilaporkan (misalnya tgl. 1 s/d 31 Januai 20xx, atau tanggal 1 Januari 20xx sampai dengan 31 Desember 20xx). Periode penyajian laba rugi mengikuti Neraca, sehingga bisa dibuat laporan laba rugi selama 1 bulan, 3 bulan, atau 1 tahun.
II. PRINSIP-PRINSIP PEMBUKUAN UPK Prinsip-prinsip dalam pembukuan UPK mengikuti prinsip-prinsip yang ada dalam standar akuntansi keuangan yang berlaku di Indonesia. a.
Kesatuan Akuntansi
Sistem pembukuan menganut prinsip pemisahan kesatuan keuangan antara keuangan UPK dengan keuangan dari pihak-pihak yang berkepentingan dengan UPK
(petugas
UPK,
Pengawas
UPK,
BKM/LKM
dan
keuangan
pribadi
masyarakat). Pemisahan dalam arti pengeluaran pribadi dari pihak-pihak yang berkepentingan tersebut tidak dapat dicatat sebagai pengeluaran UPK, Sebaliknya pendapatan atau penerimaan pribadi dari pihak-pihak yang berkepentingan dengan UPK tidak boleh dicatat sebagai pendapatan UPK. Demikian juga harus ada pemisahan yang jelas dan tegas antara harta milik UPK dengan harta pihak-pihak lain yang berkepentingan dengan UPK. Misalnya harta UPK harus dipisahkan dengan harta BKM/LKM dan harta pribadi petugas UPK. b.
Periode Akuntansi
Pada dasarnya UPK didirikan untuk waktu yang tidak terbatas. Akan tetapi untuk dapat mempertanggungjawabkan kinerjanya UPK perlu menyediakan informasi berupa laporan keuangan secara berkala. Oleh karena itu UPK juga perlu menetapkan periode akuntansinya yaitu tahun takwim dimulai pada tanggal 1 Januari sampai dengan tanggal 31 Desember tahun yang sama. Sedangkan untuk memantau perkembangan kinerjanya periode akuntansi ini dapat dialokasikan dalam periode, triwulan, bulanan dan harian.
4
Petunjuk Teknis Pembukuan UPK
Dengan periode akuntansi tersebut UPK wajib menyediakan Laporan Keuangan (Neraca dan Laba Rugi) sekurang-kurangnya 1 kali setiap akhir tahun, namun untuk kepentingan pengelolaan keuangan UPK wajib menyediakan laporan keuangan minimal setiap akhir bulan,
selambat-lambatnya tanggal 5 bulan
berikutnya. c.
Prinsip Harga Perolehan
Kekayaan tetap (Aktiva tetap) atau aktiva lainnya yang diperoleh UPK harus dicatat sebesar nilai atau harga perolehan atau pertukaran pada saat terjadinya transaksi. Jadi tidak diperkenankan UPK mengubah-ubah nilai aktiva sesuai dengan perubahan harga pasar. Misalnya UPK membeli tanah dengan harga pembelian sebesar Rp.500.000,pada bulan yang lalu, ternyata saat ini (sebulan kemudian) ternyata harganya menjadi Rp. 2.500.000,- maka pencatatannya diubah menjadi Rp. 2.500.000,Demikian juga misalnya UPK membeli kendaraan sepeda motor 2 bulan yang lalu seharga Rp. 3.000.000,- kemudian karena sekarang harga sepeda motor turun menjadi Rp. 2.000.000,- maka UPK mengubah pencatatn menjadi Rp. 2.000.000,Hal tersebut tidak diperkenankan. d.
Penetapan pendapatan dan biaya
Penetapan pendapatan dan biaya yang diperoleh UPK dilakukan berdasarkan cash basis (dilakukan sesuai pada saat terjadinya transaksi) bukan berdasarkan acrual basis (pencatatan sekarang walau terjadinya pendapatan/biaya baru kemudian). Misalnya pendapatan jasa pinjaman dilakukan berdasarkan saat terjadinya pembayaran angsuran jasa pinjaman, bukan saat perhitungan besarnya jasa pinjaman (misalnya untuk bunga anuitas – jasa dihitung di awal realisasi, baru angsuran sudah dijumlahkan antara pokok + jasa dibagi frekuensi angsuran).
Petunjuk Teknis Pembukuan UPK 5
III. TUJUAN PEMBUKUAN UPK Tujuan utama kegiatan pembukuan UPK adalah agar seluruh transaksi keuangan UPK dapat didokumentasikan sesuai dengan urutan peristiwa atau kejadian dan besarannya, sehingga dapat disajikan dalam laporan keuangan dengan benar dan berguna bagi pihak-pihak yang membutuhkan. Tujuan Khusus Laporan Keuangan UPK adalah : 1. Untuk memberikan informasi keuangan yang dapat dipertanggung jawabkan mengenai aktiva (kekayaan), kewajiban (hutang) dan modal UPK. 2. Untuk memberikan informasi keuangan dan membantu para pemakai laporan keuangan dalam menilai potensi serta kemampuan UPK dalam memperoleh keuntungan 3. Untuk mengungkapkan sejauh mungkin informasi lain yang berhubungan dengan laporan keuangan yang relevan, sesuai kebutuhan para pemakai laporan.
IV. KEGIATAN PEMBUKUAN UPK Kegiatan Pembukuan UPK dilakukan secara sederhana dengan memperhatikan lingkup kegiatan
pinjaman bergulir, keterbatasan sarana maupun personil UPK.
Namun kesederhanaan ini tetap berdasarkan prinsip-prinsip akuntansi yang umum sehingga diharapkan tidak mengurangi akuntabilitas (pertanggung jawabannya). 1.
PELAKSANA PEMBUKUAN UPK
Pelaksana pembukuan UPK adalah petugas Pembuku UPK yang karena tugasnya bertanggung jawab terhadap pengelolaan pembukuan UPK mulai dari pembuatan bukti-bukti pembukuan (Bukti Kas Keluar, Bukti Kas Masuk, Bukti Pemindahbukuan) pencatatan ke dalam Buku Harian Kas, buku Catatan Uang Masuk dan Catatan Uang Keluar, dan pembuatan laporan Neraca dan Laba Rugi).
Tugas dan tanggung jawab Pembuku UPK harus terpisah secara jelas dan tegas dengan tugas dan tanggung jawab Kasir sebagai pengelola kas UPK. Pembuku dan Kasir hanya dapat bersama-sama bertanggung jawab dalam hal penyimpanan Kas
6
Petunjuk Teknis Pembukuan UPK
UPK ke dalam peti besi (brankast) pada akhir hari dan pengeluaran kas pada awal hari, dalam bentuk masing-masing memegang kunci berbeda untuk peti besi yang sama. Tugas pembuku dalam hal petugas UPK hanya terdiri dari 2 orang dapat dirangkap oleh Manajer UPK yang berwenang memutus permohonan pinjaman KSM. Sementara Kasir dapat merangkap tugas sebagai Petugas Pinjaman UPK yang bertanggung jawab sebagai pemeriksa dan penagih pinjaman
Kebijakan-kebijakan Pengelolaan Keuangan dalam UPK Rekening Bank UPK a)
Rekening bank UPK-LKM menggunakan nama organisasi bukan nama pribadi
b)
Rekening bank UPK-LKM harus ditandangani oleh dua orang anggota LKM dan satu orang UPK (Manajer). Jika rekening tersebut dianggap perlu dengan pertimbangan UPK telah mampu mengelola sendiri dan sudah diatur dalam AD/ART
c)
Setiap penarikan dana dari rekening bank UPK-LKM harus ditandatangani oleh tiga nama penandatangan yang didasarkan pada hasil rapat dan didukung atau dilampiri Berita Acara (BA) hasil rapat penarikan dana dari rekening UPK-LKM.
d)
Penarikan atau transfer dana lebih dari Rp. 5.000.000,- harus diketahui oleh Kordinator LKM.
Pengelolaan Kas UPK a)
Jumlah dana kas operasional UPK (cash in hand) sebesar-besarnya adalah sejumlah Rp.1.500.000,- dalam jangka waktu selama-lamanya 2 (dua) hari kerja, yang disimpan di cash box terkunci.
b)
Untuk lokasi remote (dengan rujukan penetapan lokasi remote yang ditetapkan oleh OC/OSP dan Provinsi setempat dengan dokumen Berita Acara Penetapan), batas waktu selama-lamanya 5 (lima) hari kerja
Petunjuk Teknis Pembukuan UPK 7
c)
Kas dikelola oleh UPK (kasir) yang ditetapkan oleh LKM (berdasarkan Surat Keputusan yang diterbitkan dan diketahui oleh Koordinator LKM)
d)
Semua transaksi kas harus menggunakan BKK (Bukti Kas Keluar) atau BKM (Bukti Kas Masuk) dan disetujui oleh Manajer UPK.
Pengeluaran Kas UPK a)
Semua pengeluaran kas UPK menggunakan Bukti Kas Keluar (BKK) UPK
b)
BKK ditandatangani oleh penerima uang, pihak yang menyetujui (manajer UPK), dan pembuku UPK.
c)
Semua pengeluaran BKK dicatat dalam sistem pembukuan yang berlaku (Buku Kas Harian UPK).
d)
Semua lembar copy/arsip BKK harus diselesaikan (ditandangani dan dibukukan) pada saat pembayaran dan disimpan sesuai dengan aturan penyimpanan (diodner dan urut tanggal transaksi).
e)
Tidak ada BKK yang dibukukan tanpa adanya dokumen pendukung yang membuktikan jenis dan sifat pembayaran.
f)
Blanko BKK yang masih kosong tidak diperkenankan ditandatangani.
g)
Pengawas UPK melakukan pemeriksaan secara rutin pengelolaan keuangan UPK (pengeluaran kas) setidak-tidaknya sekali dalam sebulan bersamaan pengawasan pelaksanaan kegiatan pinjaman bergulir.
2.
PENGAWAS PEMBUKUAN UPK
Pengawasan pembukuan UPK dilakukan oleh: (1) Manajer UPK, selaku atasan langsung petugas UPK, (2) Pengawas UPK, selaku pengawas fungsional yang diangkat oleh LKM. Secara detail kegiatan pengawasan baik yang dilakukan oleh Manajer UPK maupun oleh Pengawas UPK dijelaskan dalam kegiatan pengawasan Pembukuan UPK. Inspeksi mendadak Kas (Surprise Cash Count) Untuk memastikan bahwa dana kas dikelola dengan baik oleh UPK, cara pengendalian sebagai salah satu fungsi Pengawas atas pengelolaan kas UPK adalah dengan melakukan inspeksi mendadak secara periodik. Pengawas, harus melakukan cara pengendalian ini dari waktu ke waktu, minimal sekali sebulan. Kegiatan ini dapat dilakukan dengan menggunakan form inspeksi Kas (Form Kas Opname) lihat Lampiran-1.
8
Petunjuk Teknis Pembukuan UPK
3.
PROSES PEMBUKUAN UPK
Proses pembukuan UPK sampai penyajian laporan melalui beberapa tahap. Alur proses pencatatan dan pelaporan secara ringkas disajikan dalam Gambar-1 (Bagian2). Pada bagian bawah disajikan penjelasan singkatnya. a. Mendokumentasikan transaksi keuangan ke dalam Bukti Transaksi (Model-A dan Model-B) b. Mencatat semua transaksi keuangan dalam
Catatan Uang Masuk (U3) dan
Catatan Uang Keluar (U4). c. Mengelompokkan atau membukukan transaksi keuangan dalam Buku Bank (U1), Buku Harian Kas(U2), dan atau Buku Inventaris (U3). d. Meringkas saldo-saldo dalam catatan uang masuk dan catatan uang keluar, serta Bukti Pemindah Bukuan (Model-C) dalam Buku Besar dan Neraca Saldo (U6), Buku Pendapatan dan Biaya (UPK-7) yang disebut dengan posting e. Menyesuaikan saldo Buku Besar dengan informasi terakhir (jika ada) yang disebut dengan jurnal penyesuaian. f.
Menentukan saldo buku besar setelah penyesuaian.
g. Menyusun Laporan Keuangan Neraca dan Laba Rugi. h. Pada akhir tahun melakukan penutupan Buku Besar dengan menihilkan saldosaldo rekening pendapatan dan biaya, untuk dipindahkan saldonya ke Laba Rugi tahun lalu.
Petunjuk Teknis Pembukuan UPK 9
10
Petunjuk Teknis Pembukuan UPK
PENCATATAN DAN PELAPORAN Oleh UPK LKM
Petunjuk Teknis Pembukuan UPK 11
12
Petunjuk Teknis Pembukuan UPK
I. PENGANTAR Bagian ini menyajikan secara rinci seluruh aspek pencatatan dan pelaporan yang menjadi tangung jawab UPK-LKM. Urut-urutan penyajian dimulai dengan pengantar, formulir-formulir yang digunakan, dan cara pengisian formulir beserta contoh singkat penggunaan formulir tersebut. Formulir dibedakan menjadi tiga bagian yaitu: bukti transaksi (Model A, B dan C), bukubuku pencatatan (U1..U8), dan form laporan (LU-01..LU-07). Secara rinci formulir pembukua yang diperlukan dapat di lihat di Tabel-1. Alur pencatatan dan pelaporan UPK disajikan di Gambar-1 Tabel-1. Daftar Formulir Pembukuan UPK Kode Nama Formulir Model-A : Bukti Kas Masuk Model-B : Bukti Kas Keluar Model-C : Bukti Pemindahbukuan U1 : Catatan Uang Masuk U2 : Catatan Uang Keluar U3 : Buku Kas U4 : Buku Bank U5 : Buku Inventaris dan Harta Tetap U6 (A dan B) : Kartu Pinjaman-KSM(A), Kartu Pinjaman-UPK(B) U-7 (A dan B) : Kartu Tabungan KSM-Nasabah(A), Kartu Tabungan KSMUPK(B) U8 : Buku Besar dan Neraca Saldo U9 : Buku Pendapatan dan Biaya LU-01 : Laba Rugi LU-02 : Neraca LU-03 : Kolektibilitas LU-04 : Register Perguliran Pinjaman LU-06 : Register Tabungan LU-07 : Perhitungan Tingkat Pengembalian dan Tingkat Tunggakan Cara pengisian formulir dan contoh singkat penggunaannya disajikan secara terpisah di bagian akhir bagian-2. Hal ini dimaksudkan untuk memudahkan UPK-LKM dalam menggunakan seluruh formulir sesuai kebutuhannya.
Petunjuk Teknis Pembukuan UPK 13
14
Petunjuk Teknis Pembukuan UPK
Petunjuk Teknis Pembukuan UPK 15
16
Petunjuk Teknis Pembukuan UPK
Petunjuk Teknis Pembukuan UPK 17
18
Petunjuk Teknis Pembukuan UPK
Petunjuk Teknis Pembukuan UPK 19
20
Petunjuk Teknis Pembukuan UPK
Petunjuk Teknis Pembukuan UPK 21
22
Petunjuk Teknis Pembukuan UPK
Petunjuk Teknis Pembukuan UPK 23
24
Petunjuk Teknis Pembukuan UPK
Petunjuk Teknis Pembukuan UPK 25
26
Petunjuk Teknis Pembukuan UPK
Petunjuk Teknis Pembukuan UPK 27
28
Petunjuk Teknis Pembukuan UPK
Petunjuk Teknis Pembukuan UPK 29
30
Petunjuk Teknis Pembukuan UPK
Petunjuk Teknis Pembukuan UPK 31
II.
PENJELASAN AKUN (BUKU BESAR) PEMBUKUAN UPK
Akun/buku Besar yang digunakan dalam pembukuan di UPK mencakup kelompok asset (kekayaan), Utang, dan Modal. Berikut akan dijelaskan akun-akun yang kemungkinan akan digunakan dalam proses pencatatan transaksi keuangan di UPK. A. NERACA 1. Kekayaan (assets) a.
Kas Akun/Buku
Besar
Kas
digunakan
untuk
mencatat
penerimaan
dan
pengeluaran uang tunai baik uang kertas maupun uang logam logam dengan saldo di sisi Debet. Akun/Buku Besar Kas bertambah (di sisi Debet) apabila terjadi transaksi penerimaan tunai baik setoran pinjaman KSM, pendapatan tunai, setoran tabungan KSM maupun setoran dari pengambilan uang kas dari bank dan setoran lainnya.ahunan UPK. Akun/Buku Besar ini akan berkurang (di sisi kredit) apabila terjadi transaksi pengeluaran tunai berupa pencairan pinjaman KSM, pembayaran biaya UPK , pembayaran penarikan tabungan KSM, pembayaran hutang kepada pihak ketiga,
pengeluaran uang untuk
disimpan di bank dan pengeluaran tunai lainnya. Saldo Kas terdiri dari uang kertas maupun logam yang masih berlaku dan dalam Kas tidak diperbolehkan adanya kas bon. b.
Bank Akun/Buku Besar Bank digunakan untuk mencatat transaksi pemasukan maupun pengeluaran yang terjadi di rekening Bank UPK . Akun/Buku Besar Bank bertamabah (di sisi Debet) apabila terjadi penyetoran dana ke Bank dari Kas, angsuran KSM melalui bank , bunga simpanan dari bank atau sumber penerimaan lainnya (di sisi Debet), penarikan dari rekening Bank, biaya administrasi bank. Saldo Akun/Buku Besar Bank harus sama dengan saldo buku rekening Bank UPK.
c.
Pinjaman KSM Akun/Buku Besar Pinjaman KSM digunakan untuk mencatat transaksi pencairan pinjaman ke KSM (disisi Debet), mencatat penerimaan angsuran
32
Petunjuk Teknis Pembukuan UPK
pinjaman dari KSM (disisi Kredit),dan mencatat saldo Pinjaman KSM. Saldo Akun/Buku Besar bank harus sama dengan saldo menurut Register pinjaman/kolektibilitas Pinjaman. d.
Cadangan Resiko Pinjaman Akun/Buku Besar Cadangan Resiko Pinjaman untuk mencatat cadangan yang dibentuk di sisi kredit dan cadangan yang digunakan di sisi Debet yang sifatnya pembukuan non cash (non tunai). Sifat akun ini adalah bersaldo kredit akan tetapi di neraca dicatat sebelah debet dengan tanda minus atau tanda ()
e.
Pinjaman UPP-1 Akun/Buku Besar Pinjaman UPP-1 untuk mencatat pinjaman macet UPP-1 (P2KP 1.1 dan 1.2) sebagai kebijakan pemisahan (split account) pinjaman dengan cara pemindah bukuan dari Pinjaman KSM untuk lokasi dampingan yang dimulai pada saat program Wilayah yang termasuk dampingan dimaksud berada di Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, DIY, DKI, dan Banten Akun/Buku Besar Pinjaman UPP-1 berupa pemindahbukuan dari Akun/Buku Besar
Pinjaman
KSM
berkurang
(di
angsuran/penerimaan angsuran pinjaman
sisi
Kredit)
apabila
terjadi
yang dipisah (split account) .
Jumlah saldo akun ini harus sama dengan jumlah register pinjaman UPP-1 dan seimbang berlawanan dengan modal UPP-1 f.
Inventaris & Harta Tetap Akun/Buku Besar Inventaris & Harta Tetap digunakan untuk mencatat nilai perolehan Inventaris & Harta tetap (tanah, bangunan, kendaraan, meubelair, dll). Apabila terjadi pembelian Inventaris & Harta tetap dicatat Akun di sisi debet, dan berkurang apabila terjadi penjualan, penihilan nilai, atau musnah/hilang. Nilai/saldo akun ini harus sama dengan jumlah rincian di kartu Inventaris & harta tetap. Akumulasi Penyusutan Aktiva Tetap dan Inventaris Setiap aktiva tetap (kecuali tanah) dan inventaris akan terjadi penyusutan nilai karena aus/masa pemakaian, sehingga perlu diperhitungkan atas penyusutan
Petunjuk Teknis Pembukuan UPK 33
nilainya. Akun/Buku Besar Akumulasi Penyusutan Aktiva Tetap dan Inventaris untuk mencatat akumulasi biaya penyusutan yang dibebankan setiap bulan sesuai umur ekonomisnya. Akun ini akan bertambah (di sisi kredit) setiap terjadi pembebanan biaya penyusutan dan berkurang (di sisi debet) apabila terjadi penjualan atau hilang/musnah. Akun ini di neraca dicatat sebelah debet dengan saldo minus atau dengan tanda (). g.
Pinjaman Lain-Lain Akun/Buku Besar Pinjaman Lain-lain hanya untuk menampung transaksi pinjaman
yang
tidak
sesuai
dengan
skema
pinjaman
atau
terjadi
penyalahgunaan dana UPK dan telah mempunyai nomor register dalam aplikasi pengaduan masyarakat. Akun/Buku Besar Pinjaman Lain-lain harus sama dengan jumlah rincian pada register pinjaman lain-lain. 2. Hutang a.
Tabungan KSM Akun/Buku Besar Tabungan KSM digunakan untuk mencatat transaksi penerimaan tabungan KSM untuk tanggung renteng dan tabungan KSM untuk mengatasi pinjaman
bermasalah yang berkaitan dengan KSM yang
bersangkutan. Tabungan KSM tidak diperbolehkan untuk digulirkan tetapi disimpan di rekening Bank UPK. Akun/Buku Besar ini bertambah (di sisi kredit) apabila terjadi setoran tabungan dan berkurng (di sisi debet) apabila terjadi pengambilan ataupun pemindabhbukuan untuk membayar angsuran pinjaman KSM yang bersangkutan. Akun ini bersaldo Kredit dan tidak diperbolehkan bersaldo minus (Debet) b.
Pinjaman dari Pihak Ketiga Akun/Buku Besar pinjaman dari pihak ketiga digunanan untuk mencatat dana pinjaman UPK dari pihak ketiga baik bank maupun non bank. Akun ini bertambah (di sisi kredit) saat memperoleh pinjaman dari pihak ketiga dan berkurang (di sisi Debet) saat terjadi pembayaran/pengembalian
pinjaman
kepada pihak ketiga. . Akun ini bersaldo Kredit dan tidak diperbolehkan bersaldo minus (Debet)
34
Petunjuk Teknis Pembukuan UPK
c.
Bagian Laba BKM/LKM Akun/Buku Besar Titipan bagian laba BKM/LKM digunakan untuk catat bagian laba BKM yang belum dimanfaatkan (belum digunakan BKM). Akun ini bertambah (di sisi kredit) saat terjadi pembagian laba pada awal tahun berikutnya dan berkurang (di sisi Debet) saat dana tersebut ditarik BKM untuk dimanfaatkan. Akun ini bersaldo Kredit dan tidak diperbolehkan bersaldo minus (Debet)
3. Modal a.
Modal Pinjaman Bergulir Akun/Buku Besar Modal Pinjaman bergulir digunakan untuk mencatat transaksi penerimaan Modal Pinjaman bergulir dari BLM sampai dengan tahun 2007 (UPP-1 s/d UPP-3). Akun ini berkurang (di sisi Debet) saat terjadi pemisahan (split account) Modal pPinjaman Macet UPP-1 dan bertambah saat terjadi pembayaran pinjaman macet UPP-1 yang telah dipisahkan (split account)
b.
Modal PNPM Akun/Buku Besar Modal PNPM digunakan untuk mencatat transaksi penerimaan Modal PNPM dari dana BLM PNPM yang dialokasikan untuk kegiatan pinjaman bergulir (di sisi Kredit) sejak tahun 2008. Akun/Buku Besar ini akan bertambah (di sisi kredit) apabila ada tambahan alokasi modal dari BLM.
c.
Modal UPP-1 Akun/Buku Modal UPP-1 digunakan untuk mencatat modal pinjaman macet UPP-1 hasil pemisahan (split account) pinjaman macet UPP-1. Akun/Buku ini akan berkurang sejalan dengan berkurangnya karena pembayaran pinjaman macet UPP-1 dan berpindah ke Modal Pinjaman Bergulir. Saldo akun/Buku Besar ini bersaldo Kredit dan harus seimbang berlawanan dengan saldo Akun/Buku Besar pinjaman UPP-1.
Petunjuk Teknis Pembukuan UPK 35
d.
Modal Hibah dari Pihak Lain Akun/Buku Besar Modal Hibah dari Pihak Lain
digunakan untuk mencatat
modal dari sumber lain di luar BLM baik dari pemerintah maupun non pemerintah. Akun/Buku Besar ini akan bertambah saat diterima bantuan modal dari sumber lain (Non BLM) dan tidak diperbolehkan bersaldo minus (Debet) e.
Pemupukan Modal Akun/Buku Besar Pemupukan Modal digunakan untuk mencatat hasil pemupukan/pencadangan atas alokasi laba tahunan UPK. Akun/Buku Besar ini akan bertambah (di sisi Kredit) setidak-tidaknya sekali setahun setelah ada transaksi pembagian laba tahunan UPK. Akun/Buku Besar ini
tidak
diperbolehkan bersaldo minus (Debet) f.
Laba/Rugi Tahun Lalu Akun/Buku Besar Laba/Rugi Tahun lalu digunakan untuk mencatat Laba/Rugi tahun-tahun sebelumnya di luar tahun berjalan. Akun/Buku Besar
Laba /Rugi Tahun Lalu
bersaldo Kredit (+)
adalah
merupakan laba yang belum dialokasikan untuk pemupukan modal, bagian Dewan pengawas, dan bagian laba untuk BKM/LKM (lingkungan, sosial maupun BOP BKM/LKM). Akun laba bertambah (di sisi kredit) apabila pada akhir tahun berjalan memperoleh laba dan berkurang (di sisi Debet) apabila telah dialokasikan sesuai AD/ART ataupan keputusan RWT. Akun/Buku Besar Laba/Rugi tahun lalu bersaldo debet (-) merupakan kerugian tahun-tahun sebelumnya. Bertambah apabila akhir tahun berjalan rugi dan berkurang apabila akhir tahun berjalan memperoleh laba. Apabila terjadi rugi tidak dilakukan alokasi kerugian, dan apabila masih dalam kondisi rugi maka laba akhir tahun berjalan tidak dialokasikan untuk pemupukan modal maupun bagian laba BKM tetapi digunakan untuk menutup kerugian.
36
Petunjuk Teknis Pembukuan UPK
g.
Laba/Rugi Tahun Berjalan Akun/Buku Besar Laba/Rugi tahun berjalan lalu bersaldo debet digunakan untuk mencatat Laba/Rugi dalam tahun berjalan (periode Januari-Desember). Apabila Laba bersaldo Kredit (+) dan apabila rugi bersaldo (-).
B. PENDAPATAN DAN BIAYA 1. Pendapatan a.
Pendapatan Jasa/Bunga Pinjaman Akun Pendapatan Jasa/Bunga digunakan untuk mencatat pendapatan bunga/jasa dari pinjaman KSM termasuk pinjaman UPP-1, selama tahun berjalan yang dicatat di sisi kredit apabila terjadi penambahan/setoran bunga. Pada akhir tahun tutup buku akun ini harus dinihilkan dan diawal tahun berikutnya dimulai dari nol.
b.
Pendapatan lain dari Pinjaman Akun Pendapatan lain dari pinjaman digunakan untuk mencatat pendapatan lain seperti provisi dan biaya administrasi pinjaman yang dibebankan kepada peminjam(KSM) saat perguliran (bila ada), selama tahun berjalan yang dicatat di sisi kredit apabila terjadi penambahan/setoran provisi dan biaya administrasi. Pada akhir tahun tutup buku akun ini harus dinihilkan dan diawal tahun berikutnya dimulai dari nol.
c.
Pendapatan Bunga Tabungan di Bank Akun Pendapatan Bunga Tabungan di Bank digunakan untuk mencatat pendapatan atas tabungan UPK di bank. Akun ini bertambah apabila terjadi pembukuan atas pendapatan bunga setelah dikurangi pajak bunga selama tahun berjalan, dicatat di sisi kredit apabila terdapat pendapatan bunga tabungan dari bank. Biasanya bank akan membuku terlebih dahulu dan secara langsung dibukukan pada rekening tabungan UPK di bank, UPK selanjutnya membuku berdasarkan hasil cetakan bank pada buku rekening. Pada akhir tahun tutup buku akun ini harus dinihilkan dan diawal tahun berikutnya dimulai dari nol.
Petunjuk Teknis Pembukuan UPK 37
2. Biaya-Biaya a.
Biaya-Biaya Operasional 1)
Biaya Insentif UPK
Akun biaya insentif UPK digunakan untuk mencatat biaya atas insentif/gaji petugas UPK (Manajer, Kasir, Pembuku dan petugas Pinjaman) yang besar biaya tiap-tiap petugas telah ditetapkan oleh BKM/LKM. Akun ini kan untuk mencatat transaksi pengeluaran biaya-biaya tersebut selama tahun berjalan (di sisi Debet) dan harus dinihilkan pada akhir tahun, selanjutnya pada awal tahun berjalan dimulai dari nol. 2)
Biaya Kantor
Akun biaya kantor
digunakan untuk mencatat biaya-biaya kantor seperti:
biaya alat tulis kantor, foto copy, listrik, telpun, air untuk operasional UPK. Akun ini untuk mencatat transaksi pengeluaran biaya-biaya tersebut selama tahun berjalan (di sisi Debet) dan harus dinihilkan pada akhir tahun, selanjutnya pada awal tahun berjalan dimulai dari nol. 3)
Biaya Transport
Akun biaya kantor digunakan untuk mencatat biaya transfortasi petugas UPK yang melakukan kegiatan di luar kantor untuk kepentingan UPK seperti: setor dan pengambilan uang di bank, pembinaan dan penagihan pinjaman, rapat dll. Akun ini untuk mencatat transaksi pengeluaran biaya-biaya tersebut selama tahun berjalan (di sisi Debet) dan harus dinihilkan pada akhir tahun, selanjutnya pada awal tahun berjalan dimulai dari nol. 4)
Biaya Rapat
Akun
biaya
rapat
digunakan
untuk
mencatat
biaya
rapat
yang
diselenggarakan UPK, Akun ini untuk mencatat transaksi pengeluaran biayabiaya tersebut selama tahun berjalan (di sisi Debet) dan harus dinihilkan pada akhir tahun, selanjutnya pada awal tahun berjalan dimulai dari nol. 5)
Biaya Risiko Pinjaman
Akun
biaya
risiko
pinjaman
digunakan
untuk
mencatat
biaya
atas
pencadangan dana untuk menanggulangi risiko pinjaman KSM selama tahun
38
Petunjuk Teknis Pembukuan UPK
berjalan. Akun ini untuk mencatat transaksi biaya risiko (di sisi debet) apabila hasil perhitungan cadangan risiko yang harus ada bulan ybs. lebih besar di banding cadangan risiko pinjaman yang ada di neraca. Sedangkan apabila cadangan reiiko yang harus ada bulan ybs. lebih kecil dari cadangan risiko yang ada di neraca sebelum perhitungan, maka selisihnya dicatat di akun ini di sisi kredit (mengurangi biaya risiko pinjman) dan harus dinihilkan pada akhir tahun, selanjutnya pada awal tahun berjalan dimulai dari nol. 6)
Biaya Penyusutan Inventaris & Harta Tetap
Akun biaya penyusutan inventaris & harta tetap
digunakan untuk mencatat
biaya atas pencadangan dana untuk penyusutan inventaris & harta tetap sesuai umur ekonomisnya setiap bulan.
Akun ini mencatat transaksi biaya
risiko (di sisi debet) atas pembebana biaya penysustan inventaris setiap bulan selama tahun berjalan dan harus dinihilkan pada akhir tahun, selanjutnya pada awal tahun berjalan dimulai dari nol. b.
Biaya-Biaya Non-Operasional Akun Biaya-biaya Non-Operasional yang berhubungan dengan kegiatan UPK (Biaya pajak bunga bank, biaya administrasi bank dll). Akun ini
mencatat
transaksi biaya risiko (di sisi debet) atas pembebanan biaya-biaya tersebut setiap bulan selama tahun berjalan dan harus dinihilkan pada akhir tahun, selanjutnya pada awal tahun berjalan dimulai dari nol. Selisih pendapatan dan biaya adalah rugi/laba tahun berjalan harus sama dengan laba/rugi tahun berjalan pada Akun/Buku besar laba/rugi tahun berjalan di neraca. Akun pendapatan dan biaya dinihilkan pada akhir tahun dan laba/rugi tahun berjalan dinihilkan dan dipindahkan di neraca menjadi laba/rugi tahun lalu pada awal tahun berikutnya.
Petunjuk Teknis Pembukuan UPK 39
KANTOR PUSAT JL. Pattimura No.20 Kabayoran Baru Jakarta Selatan, Indonesia - 12110 KANTOR PROYEK Jl. Penjernihan 1 No. 19 F Pejompongan Jakarta Pusat Indonesia - 10210
SEKRETARIAT TP PNPM MANDIRI www.pnpm-mandiri.org PENGADUAN P.O. BOX 2222 JKPMT SMS 0817 48048 e-mail :
[email protected] www.p2kp.org | www.pnpm-perkotaan.org